TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 BULU SUKOHARJO TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Akhir Program Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh : DINI RISTANTI NIM : B10 132
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Remaja tentang HIV/AIDS pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Bulu Sukoharjo 2013”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Anis Nurhidayati, S.ST.,M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 4. Ibu Dra Dwi Ari Listiyani M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Bulu Sukoharjo yang telah mengijinkan dan memberikan data kepada penulis untuk melakukan penelitian. 5. Seluruh dosen dan staff STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah membantu kelancaran pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
iv
6. Teman-teman STIKes Kusuma Husada Surakarta angkatan 2010 yang memberikan dukungan dalam Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juli 2013
Penulis
v
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013 Dini Ristanti B10.132 TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 BULU SUKOHARJO TAHUN 2013 (xiv + 48 halaman + 21 lampiran + 5 tabel + 2 gambar) ABSTRAK Latar Belakang: Penyakit HIV/AIDS merupakan virus yang memperlemah kekebalan tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan infeksi/mudah terkena tumor. Tanda gejala HIV/AIDS berupa Demam, dingin, keringat malam, diare dan kehilangan berat badan. Di Indonesia kasus HIV/AIDS pertama kali ditemukan di Bali tahun 1997. Berdasarkan data Depkes pada periode Juli-September 2006 tercatat pengidap HIV/AIDS positif di tanah air telah mencapai 4.617orang dan AIDS 6.987 orang. Sekitar 75% terjangkit HIV/AIDS pada usia remaja akibat pergaulan bebas. Dampak seks diluar nikah tidak saja berakibat kehamilan, tetapi juga penularan penyakit kelamin termasuk HIV/AIDS. Tujuan Penelitian: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS pada siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Bulu Sukoharjo dalam tingkat baik, cukup, dan kurang. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di SMA N 1 Bulu Sukoharjo pada tanggal 4 Mei 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI yang berjumlah 218 siswa dan jumlah sampel 55 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Simple Random Sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya, teknik analisis data dengan analisis univariat. Hasil Penelitian: Berdasarkan hasil penelitian diperoleh pengetahuan siswa tentang HIV/AIDS pada kategori baik sejumlah 8 responden (14,54%), cukup sejumlah 40 responden (72,73%) dan kurang sejumlah 7 responden (12,73%). Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa SMA N 1 Bulu Sukoharjo berpengetahuan cukup yaitu 40 responden (72,73%). Kata Kunci : Pengetahuan, Remaja, HIV/AIDS Kepustakaan : 17 literatur (2007 s/d 2011),
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Ø Jangan pernah berfikir untuk kembali ke masa lalu karena senyuman masa depan sudah menanti kedatanganmu. Ø Jangan pernah takut untuk berkata jujur walaupun menyakitkan dirimu sendiri atapun orang lai PERSEMBAHAN Ø Kepada Tuhan YME yang telah memberi kesempatan
kenikmatan
menyelesaikan
KTI dan semua ujian” dalam perkuliahan ini. Ø Untuk kedua orang tuaku tercinta yang selalu memberikan doa, dukungan, kasih sayang serta nasehat untukku. Ø Untuk Kakek dan Nenekku tersayang makasih untuk kasih sayangnya selama ini. Ø Untuk adikku Erik Istrada D.A yang selalu memberi ku dukungan selama kuliah ini. Ø Untuk Heni.Y dan Yoga Aditya Tama yang selalu memberikan doa dan semangat untuk ku. Ø Untuk teman-teman ku Dina, Selly, Windo, Yuli, Astri, Ayuk makasih atas pertemanan selama ini kalian adalah teman sekaligus saudara dalam hidupku. Ø Teman-teman Prodi DIII Kebidanan, STIKes Kusuma Husada Surakarta, Ø Almamaterku vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii KATA PENGANTAR .................................................................................... iv ABSTRAK ...................................................................................................... vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii CURRICULUM VITAE ................................................................................ viii DAFTAR ISI ................................................................................................... ix DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ........................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ............................................................... 3 D. Manfaat Penelitian ............................................................. 4 E. Keaslian Penelitian ............................................................. 4 F. Sistematika Penelitian ........................................................ 6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori .................................................................... 8 1. Pengetahuan.................................................................. 8
ix
a. Pengertian Pengetahuan ......................................... 8 b. Tingkat Pengetahuan .............................................. 8 c. Cara Memperoleh Pengetahuan.............................. 10 d. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan .............. 14 e. Cara Pengukuran Pengetahuan ............................... 17 2. Remaja .......................................................................... 17 a. Pengertian Remaja .................................................. 17 b. Perkembangan dan Ciri-ciri Remaja ...................... 17 c. Tugas-tugas Perkembangan Remaja ...................... 18 d. Perubahan Psikologis Masa Remaja....................... 19 e. Masalah Kesehatan Remaja.................................... 20 3. HIV/AIDS .................................................................... 22 a. Pengertian HIV/AIDS ............................................ 22 b. Penyebab HIV/AIDS .............................................. 23 c. Gejala HIV/AIDS .................................................. 23 d. Cara Penularan HIV/AIDS ..................................... 23 e. Penanganan HIV/AIDS .......................................... 24 f. Cara Pencegahan .................................................... 24 g. Nutrisi Bagi Penderita HIV/AIDS .......................... 25 B. Kerangka Teori ................................................................... 26 C. Kerangka Konsep Penelitian .............................................. 27
x
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................... 28 B. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................. 28 C. Populasi dan Sampel .......................................................... 29 D. Instrumen Penelitian ........................................................... 31 E. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 34 F. Variabel Penelitian ............................................................. 35 G. Definisi Operasional ........................................................... 35 H. Metode Pengolahan dan Analisa Data................................ 36 I. Etika Penelitian................................................................... 38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ............................... 40 B. Hasil Penelitian................................................................. 40 C. Pembahasan ...................................................................... 42 D. Keterbatasan ..................................................................... 45
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan....................................................................... 47 B. Saran ................................................................................. 47
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Uji Coba Istrumen .................................................................. 31 Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Penelitian .............................................................. 32 Tabel3.3 Definisi Operasional ............................................................................. 35 Tabel 4.1 Hasil Pengolahan Data .......................................................................... 41 Tabel 4.2 Kuantitas responden berdasarkan katagori pengetahuan Remaja tentang HIV AIDS pada sisa kelas xi di SMA N 1 Bulu .................................. 42
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori .................................................................................. 25 Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian ............................................................ 26
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Jadwal Penelitian
Lampiran 2.
Permohonan Ijin Pengambilan Data Awal
Lampiran 3.
Surat Balasan Ijin Pengambilan Data Awal
Lampiran 4.
Surat Permohonan Ijin Uji Validitas
Lampiran 5.
Surat Keterangan Uji Validitas
Lampiran 6.
Surat Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 7.
Surat Keterangan Penggunaan Lahan
Lampiran 8.
Lembar Permohonan Responden
Lampiran 9.
Lembar Persetujuan Responden
Lampiran 10. Kuesioner Uji Coba Instrumen Lampiran 11. Jawaban Uji Coba Instrumen Lampiran 12
Kuesioner Penelitian
Lampiran 13
Jawaban Penelitian
Lampiran 14. Tabulasi Uji Coba Instrumen Penelitian Lampiran 15. Hasil Uji Validitas Lampiran 16. Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 17. Tabulasi Penelitian Lampiran 18. Penghitungan Manual Penelitian Mean dan SD Lampiran 19. Tabel Penelitian Mean dan SD Lampiran 20. Tabel r Product Moment Lampiran 21. Lembar Konsultasi
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penyakit infeksi HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan masalah kesehatan terbesar di dunia dewasa ini, terdapat hampir di dunia tanpa kecuali Indonesia. Masalah yang berkembang sehubungan dengan penyakit infeksi HIV/AIDS adalah angka kejadian yang cenderung terus meningkat dengan angka kematian yang tinggi (Nasronudin, 2007). Di Indonesia kasus HIV/AIDS pertama kali ditemukan di Bali tahun 1997 (Nasronudin, 2007). Berdasarkan data Departemen kesehatan (Depkes) pada periode Juli-September 2006 secara komulatif tercatat pengidap HIV/AIDS positif di tanah air telah mencapai 4.617 orang dan AIDS 6.987 orang (Nursalam, 2007). Data statistik nasional mengenai penderita HIV/AIDS di Indonesia menunjukkan bahwa sekitar 75% terjangkit HIV/AIDS pada usia remaja akibat pergaulan bebas. Salah satu dampak seks di luar nikah tidak saja berakibat kehamilan, tetapi juga penularan penyakit kelamin termasuk HIV/AIDS (Hanwari, 2006). HIV merupakan virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan infeksi ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-
1
2
benar bisa dismbuhkan (Sunaryati, 2011). Menderita HIV/AIDS di Indonesia dianggap aib, sehingga dapat menyebabkan tekanan psikologi terutama pada penderitanya maupun keluarga dan lingkungan di sekeliling penderita (Nursalam, 2007). Tanda gejala AIDS, menurut Robert P Masland dan David Estridge (2000), mengatakan bahwa akan terlihat gejala berupa demam, dingin, keringat malam, diare dan kehilangan berat badan. Wikipedia mencatat bahwa berbagai gejala AIDS umumnya tidak akan terjadi pada orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik, kebanyakan kondisi tersebut ialah akibat infeksi oleh bakteri, virus, jamur dan parasit yang biasanya dikendalikan oleh unsurunsur sistem kekebalan tubuh yang dirusak HIV (Sunaryati, 2011). Di Uganda dilakukan upaya pencegahan sedini mungkin terhadap penduduk berusia 15-24 tahun, melalui progam sosialisasi pendidikan tentang HIV/AIDS terhadap 10 juta murid sekolah berumur 13-16 tahun dalam kurun waktu 1994-2001. Hasil sosialisasi tersebut risiko penularan infeksi menular seksual dan HIV menurun drastis dari 60% (tahun 1994) menjadi 5% (tahun 2001). Prevelensi terinfeksi HIV pada remaja (15-19 tahun) dangan kehamilan menurun dari 22% menjadi 7% (Nasronudin, 2007). Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan di SMA Negeri 1 Bulu Sukoharjo pada bulan Oktober 2012, kelas XI terdiri dari kelas IPS dan IPA masing-masing 3 kelas, dengan jumlah siswa sebanyak 218 siswa. Hasil wawancara tentang HIV/AIDS, didapatkan 7 siswa (70%) belum mengerti
3
tentang HIV/AIDS, sedangkan 3 siswa (30%) siswa sudah cukup mengerti tentang HIV/AIDS. Berdasarkan latar belakang diatas pengetahuan tentang HIV/AIDS penting diketahui oleh remaja, karena kelompok umur remaja termasuk tinggi jumlahnya mengidap HIV/AIDS. Sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Remaja tentang HIV/AIDS pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Bulu Sukoharjo tahun 2013”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah penelitian: “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Remaja tentang HIV/AIDS pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Bulu Sukoharjo tahun 2013”? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS pada siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Bulu Sukoharjo tahun 2013. 2. Tujuan Khusus a) Mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS pada siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Bulu Sukoharjo pada kategori baik. b) Mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS pada siswa Kelas XI di SMA Negeri 1Bulu Sukoharjo pada kategori cukup. c) Mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS pada siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Bulu Sukoharjo pada kategori kurang.
4
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi ilmu pengetahuan Penelitian ini diharapkan dapat menambah perkembangan ilmu pengetahuan mengenai Tingkat Pengetahuan Remaja tentang HIV/AIDS. 2. Bagi diri sendiri Peneliti mampu menerapkan secara langsung ilmu yang diperoleh selama pendidikan dan melaksanakan penelitian secara langsung mengenai Tingkat Pengetahuan Remaja tentang HIV/AIDS. 3. Bagi Institusi a. SMA Negeri 1 Bulu Memberi data konkrit mengenai pengetahuan siswa tentang HIV/AIDS dan sebagai masukan untuk SMA Negeri 1 Bulu Sukoharjo agar bekerjasama dengan institusi kesehatan dalam memberikan penyuluhan tentang HIV/AIDS. b. STIKes Kusuma Husada Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi dan sumber bacaan mengenai pengetahuan tentang HIV/AIDS dan sebagai acuan untuk penelitian berikutnya. E. Keaslian Penelitian 1. Simanjutak Siti Munhanur (2006), yang berjudul “Gambaran Perilaku Remaja Tentang HIV/AIDS di SMU Negeri 13 Medan”. Jenis penelitian ini bersifat deskritif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMU Negeri 13 Medan. Teknik pengambilan sampel menggunakan Simple Random
5
Sampling dengan sampel berjumlah 96 responden. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 45 responden (46,8%) memiliki pengetahuan baik, sedangkan 51 responden (53,1%) memiliki mengetahuan sedang. 2. Putrie Kalina (2012), yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang HIV/AIDS Pada Siswa Kelas XI IPS Di SMA PGRI 1 Sragen”. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX IPS SMA PGRI 1 Karangmalang Sragen” . Teknik pengambilan sampel menggunakan Total Sampling dengan jumlah sampel 83 responden. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian ini 53 responden (63,85%)
memiliki pengetahuan baik, 24 responden
(28,91%) memiliki kemampuan cukup dan 6 responden (7,22%) memiliki kemampuan kurang. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu lokasi penelitian, waktu penelitian, responden penelitian dan teknik pengambilan sampel. Penelitian ini dilakukan di SMA N 1 Bulu Sukoharjo pada tanggal 4 Mei 2013 dan teknik pengambilan sampel menggunakan Simple Random Sampling. Hasil penelitian ini sebagian besar berkategori cukup. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada variabel penelitian, instrumen penelitian dan analisis data.
6
F. Sistematika Penulisan Sistematika Karya Tulis Ilmiah ini, terdiri dari 5 BAB, sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tinjauan pustaka tentang pengetahuan yang meliputi pengertian pengetahuan, tingkat pengetahuan, cara-cara memperoleh pengetahuan, faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan, cara pengukuran pengetahuan, teori remaja yang meliputi pengertian remaja, perkembangan dan ciri-ciri remaja, tugas-tugas perkrmbangan remaja, perubahan psikologis remaja, masalah kesehatan pada remaja dan teori tentang HIV/AIDS yang meliputi pengertian HIV/AIDS, penyebab AIDS, gejala HIV/AIDS, cara penularan, penanganan, cara pencegahan HIV/AIDS, Nutrisi bagi penderita HIV/AIDS, kerangka teori dan kerangka konsep penelitian. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengumpulan, analisis data, etika penelitian, jadwal penelitian.
7
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian, hasil penelitian, pembahasan dan keterbatasan penelitian. BAB V PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what”. Pada dasarnya pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan dari manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang baik lewat indra maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh manusia berbentuk ideal atau bersangkutan dengan masalah kejiwaan (Notoatmodjo, 2010). b. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007), ada 6 tingkat pengetahuan yang dicapai dalam domain kognitif yaitu : 1) Tahu (Know) Tahu dapat diartikan sebagai pengingat suatu materi yang dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkatan ini adalah mengingat kembali (Recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk mengukur bahwa seseorang tahu tentang apa yang dipelajari
8
9
antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya. 2) Memahami (Comprehention) Memahami diartikan sebagai sesuatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar
tentang
objek
yang
diketahui
dan
dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. 3) Aplikasi Aplikasi diartikan sebagai kemampuaan untuk menggunakan materi yang sudah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya, aplikasi ini diartikan dapat sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumusan metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4) Analisis (Analysys) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja dapat
menggambarkan,
membedakan,
mengelompokkan
dan
sebagainya. Analisis merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan dan sebagainya.
10
5) Sintesis (syntesis) Sintesis
adalah
suatu
kemampuan
untuk
meletakkan
atau
menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada misalnya dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada. 6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penelitian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang sudah ada. c. Cara Memperoleh Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu cara tradisional (non alamiah) yaitu tanpa melalui penelitian dan cara modern (cara ilmiah) yaitu melalui proses penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Cara Tradisional atau Non Ilmiah terdiri dari : a) Cara Coba-Salah (Trial and Error) Cara ini dipakai oleh orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradapan apabila seseorang menghadapi persoalan atau masalah upaya pemecahannya dilakukan dengan
11
coba-coba. Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat di pecahkan. b) Secara Kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan c) Cara Kekuatan atau Otoritas Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pimpinan-pimpinan masyarakat baik formal maupun informal, para pemuka agama, pemegang pemerintahan dan lain sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegang otoritas, yaitu orang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan. d) Berdasarkan Pengalaman Diri Sendiri Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh karena itu pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman
12
yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu. e) Cara Akal Sehat (Common sense) Akal sehat atau common sence kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Misalnya pemberian hadiah dan hukuman merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dan konteks pendidikan. f) Kebenaran Secara Intuitif Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berfikir. Kebanyakan yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara yang rasional dan yang sistematis. g) Melalui Jalan Fikiran Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia cara manusia berfikir ikut berkembang. Dari sini manusia mampu menggunakan penalaran dalam memperoleh pengetahuan. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui
pernyataan-pernyataan
yang
dikemukakan. Apabila proses pembuatan kesimpulan ini melalui pernyataan-pernyataan yang khusus kepada yang umum dinamakan induksi. Sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum kepada yang khusus.
13
h) Induksi Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan kesimpulan tersebut
berdasarkan
pengalaman-pengalaman
empiris
yang
ditangkap oleh indra kemudian disimpulkan ke dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk memahami suatu gejala. i) Deduktif Deduktif adalah pembuatan kesimpulan dari peryataan-pernyataan umum ke khusus. Di dalam proses berfikir deduktif berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua peristiwa yang terjadi pada setiap yang terjadi pada kelas itu. 2) Cara Ilmiah atau Modern Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan alamiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau metodologi penelitian (research metodologi). Cara ini dikembangkan oleh frencis Baron yang mengembangkan metode berfikir induktif kemudian dikembangkan oleh Deobold van Dallen yang menyatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi langsung dan membuat pencatatanpencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok:
14
a) Segala sesuatu yang positif yaitu gejala tertentu yang muncul pada saat dilakukan pengamatan. b) Segala sesuatu yang negatif yaitu gejala tertentu yang tidak muncul pada saat dilakukan pengamatan. c) Gejala–Gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala-gejala yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu. d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Erfandi (2009), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu : 1) Pendidikan Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah seseorang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. 2) Media Massa atau Informasi Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengetahuan jangka pendek (Immediate impact)
sehingga
menghasilkan
perubahan
atau
peningkatan
pengetahuan. Semakin Majunya teknologi akan tersedia bermacam-
15
macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai suatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut. 3) Sosial Budaya dan Ekonomi Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang
akan
bertambah
pengetahuannya
walaupun
tidak
melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperoleh untuk kegiatan tertentu, sehingga status ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. 4) Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berbeda dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya
16
interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan di respon sebagai pengetahuan oleh setiap individu. 5) Pengalaman Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara menggulang kembali pengetahuan yang di peroleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan ketrampilan profesional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya. 6) Usia Usia mmpengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.
17
e. Cara Pengukuran Pengetahuan Menurut Riwidikdo (2010), kedalaman pengetahuan yang ingin di ketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan kartegori dibawah ini: 1) Tingkat pengetahuan baik bila nilai responden yang diperoleh (x) > Mean + 1 SD 2) Tingkat pengetahuan cukup bila nilai Mean – 1 SD ≤ x ≤ Mean + 1 SD 3) Tingkat Pengetahuan kurang bila nilai responden yang diperoleh (x) < Mean – 1 SD 2. Remaja a. Pengertian Remaja Remaja
atau
“adolescence”
berasal
dari
bahasa
latin.
“adolescence” yang berarti tumbuh ke arah kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik saja, tetapi juga sosial dan psikologis. Menurut Depkes RI dan BKKBN batasan remaja adalah antara 10-19 tahun dan belum kawin (Widiastuti, 2009). b. Perkembangan dan Ciri-ciri Remaja Menurut
Widyastuti
(2009),
berdasarkan
sifat
atau
ciri
perkembangannya, masa (rentang waktu) remaja terdiri dari 3 tahap, yaitu : 1) Masa Remaja Awal (10-12 tahun) a) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya. b) Tampak dan merasa ingin bebas.
18
c) Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir yang khayal (abstrak). 2) Masa Remaja Tengah (13-15 tahun) a) Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri. b) Ada keinginan untuk berkencan atau keterkaitan pada lawan jenis. c) Timbul perasaan cinta yang mendalam. d) Kemampuan berfikir abstrak (berkhayal) makin berkembang. e) Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual. 3) Masa Remaja Akhir (16-19 tahun) a) Menampakkan pengungkapan kebebasan diri. b) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif. c) Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya. d) Dapat mewujudkan perasaan cinta. e) Memiliki kemampuan berfikir khayal atau abstrak. c. Tugas-Tugas Perkembangan Remaja Menurut Yusuf LN (2011), salah satu periode dalam rentan kehidupan individu adalah fase remaja. Masa ini merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu. Adapun tugas-tugas perkembangan Remaja, yaitu : 1) Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya. 2) Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur yang mempunyai otoritas.
19
3) Mengembangkan ketrampilan komunikasi interpesonal dan belajar bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual maupun kelompok. 4) Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya. 5) Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuan sendiri. 6) Merupakan self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar skala nilai, prinsip atau falsafah hidup. 7) Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku) kekanak-kanak. d. Perubahan Psikologis Masa Remaja 1) Perubahan Kemampuan Intelektual Pesatnya perkembangan kemampuan intelektual remaja akan terjadi pada saat usia 11 hingga 15 tahun. Biasanya mereka terdorong memahami dunia luar, mengembangkan ataupun mengorganisasikan ide-idenya. 2) Perubahan Emosi Perubahan emosi remaja merupakan akibat perubahan hormonal dan terhenti seiring bertambah usia. Remaja dikatakan matang secara emosi, jika mampu menguasai dan mengontrol emosi, menunggu dalam mengungkapkan emosi, mengungkap emosi dengan cara-cara yang lebih dapat diterima, kritis terlebih dahulu sebelum bereaksi
20
secara emosi, bereaksi dengan berfikir, emosi lebih stabil dan tidak berubah-ubah. 3) Perubahan Perilaku Sosial Salah satu tugas pokok perkembangan dari remaja yang tersulit ialah penyesuaian diri secara sosial dan heteroseksual, seperti meningkatkan pengaruh teman sebaya, perubahan perilaku dan kelompok sosial baru. Dampak dari keterlibatan kegiatan sosial remaja ialah meningkatkan wawasan sosial, meningkatkan kompetensi sosial, bertambah dan berkurangnya prasangka dan diskriminasi. 4) Perubahan Minat Banyaknya minat selama periode remaja, namun tidak semua minat harus dimiliki oleh remaja, karena hal ini sangat tergantung dengan karakteristik dan kebutuhan remaja itu sendiri. e. Masalah Kesehatan Remaja Menurut
Judarwanto
(2010),
masalah
kesehatan
yang
mempengaruhi remaja adalah sebagai berikut : 1) Kehamilan dan Persalinan Dini Sekitar 16 juta anak perempuan berusia 15 sampai 19 tahun melahirkan setiap tahun sekitar 11% dari semua kelahiran di seluruh dunia. Resiko kematian dari penyebab yang berhubungan dengan kehamilan jauh lebih tinggi untuk remaja dari pada orang yang lebih tua.
21
2) HIV Usia 15 sampai 24 tahun menyumbang 40% perkiraan dari semua infeksi HIV baru di kalangan orang dewasa di seluruh dunia pada tahun 2008. Setiap hari 2500 lebih remaja terinfeksi dan global ada lebih dari 5,7 juta remaja yang hidup dengan HIV/AIDS. 3) Malnutrisi Banyak remaja laki-laki dan perempuan di Negara berkembang kekurangan gizi, membuat remaja lebih rentan terhadap penyakit dan kematian dini. Gizi yang cukup dan makan yang sehat serta kebiasaan latihan fisik pada usia ini adalah dasar bagi kesehatan yang baik di usia dewasa. 4) Kesehatan Mental Dalam setiap tahun tertentu, sekitar 200% dari remaja akan mengalami masalah kesehatan mental, yang paling sering depresi atau kecemasan. Resiko meningkat oleh pengalaman kekerasan, devaluasi penghinaan dan kemiskinan dan bunuh diri merupakan salah satu penyebab utama kematian pada remaja. 5) Penggunaan Tembakau dan Rokok Sebagaian besar pengguna tembakau di seluruh dunia dimulai ketika remaja. Setengah dari para pengguna akan mati sebagai akibat dari penggunaan tembakau.
22
6) Bahaya Penggunaan Alkohol Bahaya alkohol di kalangan remaja adalah kekhawatiran meningkat di banyak negara. Ini merupakan penyebab utama dari cedera (termasuk yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas jalan). 7) Kekerasan Kekerasan adalah salah satu penyebab utama kematian di kalangan remaja. 8) Trauma Trauma tidak sengaja adalah penyebab utama kematian dan cacat dikalangan remaja. 3. HIV/AIDS a. Pengertian HIV/AIDS HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang memperlemah kekebalan tubuh manusia. HIV menyerang tubuh manusia dengan cara membunuh atau merusak sel-sel yang berperan dalam kekebalan tubuh sehingga kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan kanker menurun drastis (Sunaryati, 2011) AIDS
(Acquired
Immuno
Deficiency
Syndrome)
adalah
sekumpulan gejala dan infeksi sindrome yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh. Selain itu AIDS juga dapat menimbulkan komplikasi penyakit lainnya, seperti penyakit paru-paru, saluran pencernaan, saraf dan kejiwaan, tumor ganas (malignan) dan infeksi oportunistik lainnya (Sunaryati, 2011).
23
b. Penyebab AIDS AIDS
disebabkan
oleh
Human
Immunodeficiency
Virus
(Nasronudin, 2007). c. Gejala HIV/AIDS Menurut Sunaryati (2011), gejala-gejala yang akan timbul dan dapat dikenali dari serangan HIV/AIDS adalah sebagai berikut : 1) Rasa lelah berkepanjangan. 2) Sesak nafas dan batuk berkepanjangan. 3) Penurunan berat badan yang mencolok lebih dari 10% dalam 1 bulan. 4) Pembesaran kelenjar (di leher, ketiak, lipatan paha) tanpa sebab yang jelas. 5) Bercak merah kebiruan pada kulit ( kanker kulit) 6) Sering demam (lebih dari 38%C) disertai keringat malam tanpa sebab yang jelas. 7) Diare lebih dari 1 bulan tanpa sebab yang jelas. d. Cara penularan Menurut Sunaryati (2011), Cara penularan HIV/AIDS pada seseorang sangat bervariasi. Cara penularan HIV/AIDS adalah sebagai : 1) Sekitar 74-85% penularan terjadi melalui hubungan seksual dengan pasangan yang terkena virus HIV, apalagi tidak memakai pengaman. 5-10% diantaranya melalui hubungan sesama jenis. 2) Sekitar 5-10% akibat jarum suntik yang tercemar, terutama pada pemakaian narkotika.
24
3) Sekitar 3-5% melalui transfusi darah. Ini terjadi apabila terdapat kemungkinan adanya virus dalam darah yang didonorkan. Namun demikian, apabila alat transfusi yang digunakan steril, kemungkinan penularan sangat kecil. 4) Sekitar 90% infeksi pada bayi anak terjadi dan ibu yang mengidap HIV. 5) Sekitar 25-35% bayi yang dilahirkan oleh ibu pengidap HIV akan menjadi pengidap HIV. e. Penanganan infeksi HIV Sampai saat ini belum ada obat yang mampu mengobati HIV secara total dari tubuh pengidapnya. Adapun obat-obat yang sekarang digunakan yaitu anti retroviral yang hanya mampu memperlambat pertumbuhan virus (Hanwari, 2006). f. Cara pencegahan Menurut Nasronudin (2007), hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pencegahan infeksi HIV diantaranya adalah sebagai berikut : 1) Pengurangan dampak buruk penggunaan narkotika suntik termasuk melalui puskesmas atau lembaga permasyarakatan (lapas). 2) Menerapkan prinsip ABC, yaitu Abstinence (tidak melakukan hubungan seksual), Be faithful (setia pada pasangan) dan condom (penggunaan kondom jika terpaksa melakukan hubungan dengan pasangan. 3) Pencegahan penularan infeksi HIV dari ibu terinfeksi ke bayi.
25
4) Pemakaian transfusi darah yang aman. 5) Penggunaan peralatan kewaspadaan universal. g. Nutrisi bagi Penderita HIV Nutrisi yang sehat dan seimbang diperlukan oleh penderita HIV/AIDS untuk mempertahankan kekuatan tubuh dan berat badan, mengganti kehilangan vitamin dan mineral, meningkatkan fungsi sistem imun dan kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi, memperpanjang periode dari infeksi hingga berkembang menjadi penyakit AIDS, meningkatkan respons terhadap pengobatan, menjaga orang yang hidup dengan HIV/AIDS agar dapat tetap aktif, menjaga orang dengan HIV/AIDS agar tetap produktif (Nursalam dan kurniawati, 2009). Menurut Nursalam dan kurniawati (2009), bahan-bahan makanan yang baik untuk nutrisi penderita HIV/AIDS, yakni : 1) Tempe atau produknya yang mengandung protein dan vitamin B12 yang mengandung bakterisida yang dapat mencegah diare. 2) Kelapa dan produknya yang mengandung medium chain trigliserida (MCT) yang mudah diserap. MCT merupakan sumber energi yang dapat digunakan untuk pembentukan sel. 3) Wortel kaya kandungan beta karogen. Beta karogen berfungsi sebagai antiradikal bebas yang dihasilkan oleh perusakan HIV pada sel tubuh.
26
B. Kerangka Teori
Tingkat pengetahuan : 1. Tahu (Know) 2. Memahami (Comprehention) 3. Aplikasi 4. Analisis(Analysys) 5. Sintesis (Syntesis) 6. Evaluasi (Evaluation)
Pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1. Pendidikan 2. Media massa atau informasi 3. Sosial budaya dan ekonomi 4. Lingkungan 5. Pengalaman 6. Usia
Remaja
1. Pengertian 2. Perkembangan dan ciri-ciri remaja 3. Tugas-tugas perkembangan remaja 4. Perubahan psikologis masa remaja 5. Masalah kesehatan remaja
HIV/AIDS
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Pengertian Penyebab Gejala-gejala Cara penularan Penanganan Cara pencegahan 7. Nutrisi
Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber : Modifikasi Notoatmodjo (2003) dan Widiastuti (2009).
27
C. Kerangka Konsep Penelitian
Tingkat Pengetahuan Remaja tentang
Baik Cukup
HIV/AIDS Kurang
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1. Pendidikan 2. Media massa atau informasi 3. Sosial budaya dan ekonomi 4. Lingkungan 5. Pengalaman 6. Usia
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan = Di teliti = Tidak diteliti
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Ditinjau dari tujuan penelitian yang akan dicapai, penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif
kuantitatif. Diskriptif adalah penelitian
yang diarahkan untuk medeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan di dalam suatu komunitas atau masyarakat (Notoatmodjo, 2010). Kuantitatif adalah data yang dipaparkan dalam bentuk angka-angka (Riwidikdo, 2009). Penelitian yang dilakukan menggambarkan Pengetahuan Remaja tentang HIV/AIDS Pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Bulu Sukoharjo 2013. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian adalah menjelaskan tempat atau lokasi penelitian dilakukan. Lokasi ini sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Bulu Sukoharjo. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah waktu penelitian akan dilakukan (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilakukan pada tanggal 4 Mei 2013.
28
29
C. Populasi, Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Bulu Sukoharjo yang berjumlah 218 siswa. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008). Apabila jumlah populasi yang kurang dari 100 diambil semuanya, tetapi jika lebih dari 100 dapat diambil 20-30 % atau lebih (Arikunto, 2012). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Bulu Sukoharjo sebanyak 55 siswa (25% dari jumlah populasi). a. Kriteria Inklusi Kriteria inklusi adalah batasan ciri atau karakter umum pada suatu obyek penelitian. Adapun kriteria inklusi dari subyek penelitian adalah sebagai berikut : 1) Siswa kelas XI yang bersedia menjadi responden penelitian. 2) Responden yang hadir saat penelitian.
30
b. Kriteria Eksklusi Kriteria eksklusi adalah sebagian subyek yang tidak memenuhi kriteria inklusi, yang harus dikeluarkan dari penelitian karena berbagai sebab yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Kriteria eksklusi dari subyek penelitian adalah sebagai berikut : 1) Siswa kelas XI yang tidak bersedia menjadi responden. 2) Responden yang sedang sakit saat dilakukan penelitian. 3. Teknik Pengambilan Sampel Tehnik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Simple Random Sampling. Menurut Notoatmodjo (2010), Simple Random Sampling adalah bahwa setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel. Teknik pengambilan sampel secara acak sederhana ini dibedakan dua cara, yaitu dengan mengundi anggota populasi (lottery technique) dan dengan menggunakan tabel bilangan atau angka acak (Random number). Pada penelitian ini cara pengambilan sampel dengan mengundi anggota populasi atau lottery technique. Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan cara menulis Nomer Induk Siswa (NIS) tiap kelas pada kertas undian. Masing-masing kelas di undi 9-10 siswa dan NIS yang keluar akan dijadikan sebagai responden. Setelah jumlah pengambilan sampel terpenuhi semua responden dikumpulkan pada Aula untuk dilakukan penelitian.
31
D. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data. Alat atau instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup yang diisi oleh responden. Bentuk pernyataan yang demikian mempunyai keuntungan mudah mengarahkan jawaban responden dan mudah diolah (Notoatmodjo, 2010). Instrumen ini ada 35 soal, dimana permasalahan soal tersebut mengenai tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS. Sistem penilaian pertanyaan dengan kriteria positif (favorable) yaitu bila menjawab “benar” nilainya 1 jika menjawab “salah” nilainya 0 dan kriteria negatif (unfavorable) bila menjawab “salah” nilainya 1 dan jika menjawab “benar” nilainya 0. Pengisian kuesioner tersebut dengan memberi tanda centang (√ ) pada jawaban yang dianggap benar. Tabel 3.1 Kisi-kisi kuesioner Uji Coba Instrumen Pernyataan Variabel
Sub variabel
Tingkat 1. pengetahuan remaja 2. tentang 3. HIV/AIDS 4.
Pengertian HIV/AIDS Penyebab Gejala Cara penularan
5. Penanganan 6. Cara pencegahan 7. Nutrisi bagi penderita
*= Soal yang tidak valid
Favorable
Unfavorable
1, 2, 3, 4, 5, 6 7* 14 8, 10*, 11, 9, 13 12 15, 17 16, 18, 19, 20 22 21 24, 27, 28 23*, 25, 26, 29 30, 35 31, 32, 33, 34 Jumlah
Jumlah soal 6 2 6 7 2 7 6 35
32
Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner Penelitian Pernyataan Variabel Tingkat 8. pengetahuan remaja 9. tentang HIV/AIDS
Sub variabel Pengertian HIV/AIDS Penyebab Gejala Cara penularan Penanganan Cara pencegahan Nutrisi bagi penderita
Favorable
Unfavorable
Jumlah soal 6
12
1 5 7
1, 2, 3, 4, 5, 6 7, 9, 10 13, 15 20 21, 24, 25 27, 31 Jumlah
8, 11 14, 16, 17, 18 19 22, 23, 26 28, 29, 30, 32
2 6 6 32
Sebelum kuesioner diberikan pada responden, kuesioner dilakukan uji coba terlebih dahulu. Uji coba dilakukan untuk mendapat instrumen yang benarbenar valid dan reliabel. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan di SMA Negeri 1 Weru dengan jumlah responden 30 siswa. Menurut Mahfoed (2007), alasan jumlah responden 30 orang adalah karena kaidah umum penelitian agar diperoleh distribusi nilai hasil penelitian mendekati kurva normal. 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010). Sebuah instrumen dikatakan valid sejauh mana mampu mengukur instrumen ini. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment, dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel (Riwidikdo, 2009). rtabel dalam penelitian ini adalah 0,361 dengan tafaf signifikan 5%.
33
Menurut Riwidikdo (2009), rumus product moment adalah:
rxy =
(Sxy ) - (SxSy ) {SNSx 2 - (x 2 )}({ NSy 2 ) - (Sy )2 } N
Keterangan : r : Korelasi antara masing-masing butir pernyataan N : Jumlah responden x : Skor Pertanyaan y : skor total pertanyaan xy: Skor pernyataan dikalikan skor total Setelah dilakukan uji coba instrumen di SMA Negeri 1 Weru Sukoharjo kepada 30 responden, 32 item soal dinyatakan valid dan 3 soal dinyatakan tidak valid yaitu nomor 7, 10, 23 karena rhitung < 0,361. Pernyataan yang tidak valid sebanyak 3 peryataan dikeluarkan karena pernyataan yang valid sudah memenuhi kriteria kisi-kisi kuesioner. 2. Uji reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat atau instrumen pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2010). Untuk menguji reliabilitas instrument peneliti menggunakan Alpha Chronbach. Kuesioner atau angket dikatakan reliabel jika memiliki nilai alpha (α) minimal 0,7 (Riwidikdo, 2009). Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:
34
2 é k ù é SSi ù ri = ê ê1 - Si 2 ú ú k 1 ûë ë û
Keterangan : ri
= Reliabilitas Instrument
k
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑Si2
= Jumlah varian butir
Si2
= Varians total
Hasil dari olah data nilai Alpha Chronbach pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS adalah 0,9 jadi instrument dalam penelitian ini dikatakan reliable karena rhitung>rtabel yaitu 0,9 > 0,7. E. Teknik Pengumpulan Data Menurut Riwidikdo (2009), Cara memperoleh data dibagi menjadi 2 yaitu data primer dan data sekunder. 1. Data Primer Data Primer adalah data yang secara langsung diambil dari subjek/objek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi (Riwidikdo, 2009). Dalam penelitian ini data primer diperoleh secara langsung dari siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Bulu Sukoharjo dan diperoleh jawaban dari pernyataan yang disediakan melalui kuesioner. 2. Data sekunder Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak dengan berbagai cara metode baik secara komersial maupun non
35
komersial (Riwidikdo, 2009). Dalam penelitian ini data sekunder berupa data jumlah siswa kelas XI yang didapat dari SMA Negeri 1 Bulu Sukoharjo. F. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggotaanggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain (Notoatmodjo, 2010). Variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS. G. Definisi Operasional Definisi operasional yaitu definisi yang membatasi ruang lingkup atau variabel-variabel yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Skala ukur ordinal dapat dikategorikan sebagai berikut : Table 3.2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional Tingkat Segala sesuatu yang pengetahuan diketahui remaja remaja tentang pengertian tentang HIV/AIDS, HIV/AIDS penyebab, gejala, cara penularan, penanganan, cara pencegahan, nutrisi bagi penderita HIV
Skala ukur Ordinal
Hasil
Alat Ukur
a. Baik, bila nilai Kuesioner responden (x) > mean + 1 SD b. Cukup, bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD c. Kurang, bila nilai responden (x) < mean – 1 SD
36
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data 1. Metode Pengolahan Menurut Notoatmodjo (2010), setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan data ada 4 yaitu: a. Editing Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isi formulir atau kuesioner. b. Coding Mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. c. Memasukkan data atau processing Jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam progam atau “software”.. d. Pembersihan data (cleaning) Semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. 2. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis univariat. Menurut Notoatmodjo (2010), analisis
37
univariat adalah menganalisis terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Dari data tentang hasil pengukuran tingkat pengetahuan tersebut dapat dikategorikan dalam beberapa kategori, seperti baik, cukup dan kurang. Menurut Riwidikdo (2010), untuk membuat 3 kategori yaitu baik, cukup dan kurang maka menggunakan parameter : a) Baik, bila nilai responden (x) > Mean + 1 SD b) Cukup bila nilai Mean – 1 SD ≤ x ≤ Mean + 1 SD c) Kurang bila nilai responden (x) < Mean – 1 SD Menurut Riwidikdo (2010), untuk mencari nilai rata-rata diperoleh dengan rumus : n
åx
i
x =
i:1
n
Keterangan : X
: rata-rata (mean)
∑x
: jumlah seluruh jawaban responden
n
: jumlah data Menurut Riwidikdo (2010), Simpangan baku (standart deviation) adalah
ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai – nilai (data) terhadap rata-ratanya.
38
(Sxi ) 2 n n -1
Sxi2 -
SD : Keterangan : SD
: Simpangan Baku (Standart Deviation)
Xi
: Nilai responden
n
: jumlah data Rumus prosentase untuk jumlah siswa menurut tingkat pengetahuan
menurut Riwidikdo (2010), yaitu : Skor prosentase = Jumlah siswa menurut tingkat pengetahuan
× 100 %
Jumlah responden I. Etika Penelitian Melaksanakan penelitian khususnya jika yang menjadi subjek penelitian adalah manusia, peneliti harus memahami hak dasar manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga penelitian yang akan dilaksanakan benar-benar menjunjung tinggi kebebasan manusia. Setiap penelitian yang menggunakan objek manusia tidak boleh bertentangan dengan etika agar hak responden dapat terlindungi, kemudian kuesioner dikirim ke subjek yang diteliti dengan menekanakan pada masalah etika penelitian. Menurut Hidayat (2007), masalah etika dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1. Informed Consent Informed Consent diberikan sebelum melakukan penelitian dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Informed
39
Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian. Pemberian Informed Consent ini bertujuan agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia, maka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan tersebut. Pada penelitian ini semua responden akan diberi lembar persetujuan. 2. Anonimity (Kerahasiaan nama/identitas) Anonymity berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data (kuisioner). Peneliti hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data tersebut. Pada penelitian ini peneliti tidak akan mencantumkan nama subjek pada lembar pengumpulan data. 3. Confidentiality (kerahasiaan hasil) Confidentiality ini menjelaskan masalah-masalah responden yang harus dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian. kerahasiaan hasil/informasi yang telah dikumpulkan dari setiap subyek akan dijamin oleh peneliti.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMA Negeri 1 BULU Sukoharjo terletak di Jl. Raya Bulu, Desa bulu, Kecamatan Bulu, Kota Sukoharjo dengan Luas 1500 m². SMA N 1 Bulu Sukoharjo dipimpin oleh kepala sekolah yang bernama Dra. Ari Listiyani M.Pd. Tenaga pengajar dan staf karyawan di SMA N 1 Bulu Sukoharjo terdiri dari 45 guru, 13 karyawan dan TU. SMA N 1 Bulu Sukoharjo memiliki berbagai Fasilitas pendukung yaitu 18 ruang kelas,
Laboratorium fisika,
Laboratorium kimia, Laboratorium TIK (Teknik Informasi dan Komunikasi), Perpustakaan, ruang UKS (Unit Kesehatan Sekolah), Koperasi, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang TU (Tata Usaha), ruang BK (Badan Konseling), lapangan upacara dan olahraga, masjid dan kantin. SMA Negeri 1 Bulu Sukoharjo dengan jumlah 688 siswa yaitu kelas X terdiri 6 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 238 siswa , kelas XI terdiri dari 3 kelas IPS dan 3 kelas IPA dengan jumlah siswa sebanyak 218 siswa, kelas XII terdiri dari 3 kelas IPS dan 3 kelas IPA dengan jumlah 232 siswa. B. Hasil Penelitian Responden dalam penelitian ini adalah siswa SMA N 1 Bulu Sukoharjo yang berjumlah 55 siswa. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada responden untuk dijawab kemudian kuesioner dikembalikan oleh peneliti untuk diolah dan dianalisis.
40
41
Berdasarkan perhitungan dengan progam spss diperoleh sebagai berikut : Tabel 4.1 Hasil Pengolahan data Mean Pengetahuan remaja tentang 20,6 HIV/AIDS di SMA N 1 Bulu Sukoharjo Sumber : Data Primer
Standar Deviation 3,40
Berdasarkan tabel diatas pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu : a. Baik
: bila nilai responden (x) > mean + 1 SD (x) > 20,6 + 3,40 (x) > 24,00
Jadi nilai responden dikatakan baik jika (x) > 24,00 b. Cukup : bila nilai responden mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1SD 20,6 – 3,40 ≤ x ≤ 20,6 + 3,40 17,00 ≤ x ≤ 24,00 Jadi nilai responden dikatakan cukup jika (x) 17,00 ≤ x ≤ 24,00 c. Kurang : bila nilai responden (x) < mean – 1SD (x) < 20,6 – 3,40 (x) <17,00 Jadi nilai responden dikatakan kurang jika (x) < 17,00 Dari hasil tabulasi Tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS pada siswa kelas XI di SMA N 1 Bulu Sukoharjo disajikan dalam tabel berikut :
42
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang HIV/AIDS Pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Bulu Sukoharjo NO Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%) 1 Baik 8 14,54% 2 Cukup 40 72,73 % 3 Kurang 7 12,73 % Jumlah 55 100% Sumber : Data Primer 4 Mei 2013 Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS pada siswa kelas XI di SMA N 1 Bulu Sukoharjo dalam kategori baik yaitu sebanyak responden 8 (14,54%), kategori cukup sebanyak 40 responden (72,73%) dan untuk kartegori kurang sebanyak 7 responden (12,73%). Jadi tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di SMA N 1 Bulu Sukoharjo dapat dikatergorikan berpengetahuan cukup yaitu 40 responden (72,73%) C. Pembahasan Pengetahuan (Knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab “What”. Pada dasarnya pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan dari manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang baik lewat indra maupun lewat akal, dapat pula objek dipahami berbentuk ideal atau bersangkutan dengan masalah kejiwaan (Notoatmodjo, 2010). Salah satu pengetahuan yang harus dimiliki oleh remaja adalah pengetahuan tentang HIV/AIDS karena Data Statistik nasional mengenai penderita HIV/AIDS di Indonesia menunjukkan bahwa sekitar 75% terjangkit HIV/AIDS pada usia remaja akibat pergaulan bebas. Usia 15 sampai 24 tahun
43
menyumbang 40% perkiraan dari semua infeksi HIV baru di kalangan orang dewasa di seluruh dunia pada tahun 2008. Setiap hari 2500 lebih remaja terinfeksi dan seluruhnya ada lebih dari 5,7 juta remaja yang hidup dengan HIV/AIDS (Judanwarto, 2010). HIV (Human Immunodeficiency Virus ) adalah virus yang memperlemah kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah sekumpulan gejala dan infeksi sindrome yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh (Sunaryati, 2011). Menurut Sunaryati (2011), gejala-gejala yang akan dikenali dari serangan HIV/AIDS adalah sebagai berikut : rasa lelah yang berkepanjangan, sesak nafas dan batuk berkepanjangan, penurunan berat badan yang mencolok lebih dari 10% dalam 1 bulan, pembesaran kelenjar (di leher, ketiak, lipatan paha) tanpa sebab yang jelas, bercak merah kebiruan pada kulit (kanker kulit), sering demam (lebih dari 38%C) disertai keringat malam tanpa sebab yang jelas, diare lebih dari 1 bulan tanpa sebab yang jelas. Menurut Nasronudin (2007), hal-hal yamg perlu diperhatikan dalam pencegahan infeksi HIV diantaranya adalah sebagai berikut : pengurangan dampak buruk penggunaan narkotika suntik termasuk melalui lembaga permasyarakatan (lapas), menerapkan prinsip ABC, yaitu Abstinence (tidak melakukan hubungan seksual), Be faithful (setia pada pasangan), dan condom (penggunaan kondom jika terpaksa melakukan hubungan dengan pasangan), pemakaian transfusi darah yang aman, penggunaan peralatan kewaspadaan universal.
44
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS pada siswa kelas XI di SMA N 1 Bulu Sukoharjo dalam kategori baik yaitu sebanyak responden 8 (14,54%), kategori cukup sebanyak responden (72,73%) dan kategori kurang sebanyak 7 responden (12,73%). Hasil penelitian ini tidak sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Kalina Putrie (2012), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang HIV/AIDS Pada Siswa Kelas XI IPS Di SMA PGRI 1 Sragen” dengan hasil sebagian besar responden mempunyai pengetahuan baik yaitu 53 responden (63,85%). Menurut Erfandi (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan, media massa atau informasi, sosial budaya dan ekonomi, lingkungan, pengalaman dan usia. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah seseorang tersebut menerima informasi, sehingga pengetahuan menjadi lebih baik. Semakin majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru, sehingga pengetahuan menjadi baik. Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk, dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukannya. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperoleh untuk kegiatan tertentu, sehingga status ekonomi akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. Pengalaman adalah sumber pengetahuan yaitu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan
45
dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan
masalah
yang
dihadapi
masa
lalu.
Lingkungan
juga
mempengaruhi pengetahuan remaja karena perilaku seseorang dalam lingkup masyarakat dapat mempengaruhi dan akan ditiru oleh remaja lain. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan kedalam individu yang berbeda dalam lingkungan tersebut. Usia dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, semakin bertambahnya usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin membaik. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden mempunyai pengetahuan cukup tentang HIV/AIDS. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan tersebut adalah informasi dan jurusan yang ada di SMA. Di SMA N 1 Bulu Sukoharjo, belum pernah mengadakan penyuluhan tentang HIV/AIDS sehingga pengetahuan siswanya belum baik. Selain itu, di SMA N 1 Bulu Sukoharjo ada 2 jurusan IPA dan IPS, dari analisis yang telah dilakukan didapatkan siswa yang berpengetahuan cukup lebih banyak dari jurusan IPA dibandingkan jurusan IPS dikarenakan jurusan IPA diberikan mata pelajaran tentang kesehatan sedangkan jurusan IPS lebih banyak memberikan mata pelajaran tentang ilmu sosial. Berdasarkan penelitian diatas sebagian besar responden mempunyai pengetahuan cukup (72,73%) mengenai HIV/AIDS. Pengetahuan tentang HIV/AIDS penting diketahui oleh remaja karena kelompok umur remaja termasuk tinggi jumlahnya mengidap penyakit HIV/AIDS (sekitar 75%
46
terjangkit HIV/AIDS pada usia remaja akibat pergaulan bebas) sehingga remaja sangat penting mengetahui tentang pengetahuan HIV/AIDS. D. Keterbatasan 1. Kendala Penelitian Pada saat penelitian bersamaan dengan kegiatan pembelajaran sehingga waktunya terbatas. 2. Keterbatasan penelitian a. Variabel Penelitian Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal sehingga hasil peneitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja. b. Kuesioner Kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup sehingga responden tidak dapat menguraikan jawaban selain jawaban yang tersedia
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dengan judul “ Tingkat Pengetahuan Remaja tentang HIV/AIDS di SMA Negeri 1 Bulu Sukoharjo tahun 2013 ”, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Tingkat pengetahuan remaja kelas XI tentang HIV/AIDS di SMA N 1 Bulu Sukoharjo dalam kategori baik sebanyak 8 responden (14,54%). 2. Tingkat pengetahuan remaja kelas XI tentang HIV/AIDS di SMA N 1 Bulu Sukoharjo dalam kategori cukup sebanyak 40 responden (72,73%). 3. Tingkat pengetahuan remaja kelas XI tentang HIV/AIDS di SMA N 1 Bulu Sukoharjo dalam kategori baeksebanyak 7 responden (12,73%). B. Saran Berbagai keterbatasan dan kekurangan selama jalannya penelitian, maka penulis maka penulis memberikan saran sebagai berikut : 1. Bagi Responden Diharapkan para remaja meningkatkan pengetahuan dalam mencari informasi tentang HIV/AIDS dengan mengikuti penyuluhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dan dari berbagai media baik media cetak maupun media elektronik sehingga para remaja memiliki wawasan yang luas tentang HIV/AIDS agar para remaja terhindar dari resiko tertularnya virus HIV/AIDS.
47
48
2. Bagi Institusi a. SMA Negeri 1 Bulu Sukoharjo Diharapkan pihak sekolah bekerjasama dengan institusi kesehatan untuk memberikan
pendidikan
kesehatan
kepada
siswanya
khususnya
mengenai HIV/AIDS agar siswa-siswanya berpengetahuan baik tentang HIV/AIDS. b. STIKes Kusuma Husada Surakarta Diharapkan Institusi menambah referensi tentang HIV/AIDS di perpustakaan sebagai bahan bacaan. 3. Bagi Peneliti selanjutnya Diharapkan
penelitian
selanjutnya
mengembangkan
variabel
dan
instrument penelitian sehingga diperoleh hasil penelitian yang bervariasi .
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta Erfandi. 2009. Pengetahuan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, diakses http://forbetterhealth.wordpress.com. 23 Feberuari 2012. Hanwari, D. 2009. Global effect HIV /AIDS Dimensi Psikoreligi. Jakarta : FKUI. Hidayat, A. A.2007. Metode Penelitian Kebidanan : Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Judarwanto.2010. http //childrenclinic.wordpress.com/2010/12/23/ Permasalahan- Kesehatan- remaja.
foto
–
Mahfoed, I. 2007. Metodologi Penelitian bidang kesehatan keperawatan dan kebidanan. Yogyakarta : fitramaya Nasronudin, 2007. HIV & AIDS Pendekatan Biologis Molekuler, Klinis dan Sosial. Surabaya : Airlangga University Press. Nursalam, Kurniawati, D, N. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Pasien HIV/ AIDS. Jakarta : Salemba Medika. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. .
. 2007. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta.
Pieter, Lubis, H, N. 2010 Psikologis Untuk Kebidanan, Jakarta : Kencana Media Group. Riwidikdo, H. 2009. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press. . 2010. Statistik penelitian kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press. Sugiyono, 2008. Statistika Penelitian, Bandung : Alfabeta. Sunaryati, S.S. 2011. 14 Penyakit Paling Sering Menyerang Dan Sangat Mematikan. Yogyakarta: FlashBooks Widyastuti,dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya.
Yusuf LN, D. 2011. Psikologis Perkembangan Anak Dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.