Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
STUDI TENTANG PONDOK PESANTREN AL-FALAH DESA PLOSO KECAMATAN MOJO KABUPATEN KEDIRI
ARTIKEL SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) PadaProgram Studi Pendidikan Sejarah
OLEH :
AHMAD MUDADAD NOOR NPM: 11.1.01.02.0004
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UNP KEDIRI 2015/2016
Ahmad Mudadad Noor | NPM: 11.1.01.02.004 FKIP - Sejarah
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Ahmad Mudadad Noor | NPM: 11.1.01.02.004 FKIP - Sejarah
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Ahmad Mudadad Noor | NPM: 11.1.01.02.004 FKIP - Sejarah
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
STUDI TENTANG PONDOK PESANTREN AL-FALAH DESA PLOSO KECAMATAN MOJO KABUPATEN KEDIRI Ahmad Mudadad Noor NPM: 11.1.01.02.0004 FKIP-Sejarah Email :
[email protected] Drs. Heru Budiono, MP.d1 dan Drs.Sigit Widiatmoko, MP.d 2 UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Penelitian ini menjelaskan tentang peranan KH. Djazuli Utsman dalam mendirikan dan mengembangkan Pondok Pesantren Al-Falah di kediri. Ploso semula merupakan desa terpencil telah berubah lebih maju. Faktor terpenting yang membuat ploso menjadi semarak adalah terletak ibu Kota di sana. Penelitian ini mengkaji tentang peranan K.H. Djazuli Utsman dalam mendirikan dan mengembangkan Pondok Pesantren Al-Falah di kediri. Adapun permasalahan yang dibahas pada penelitian ini yaitu meliputi. (1). Bagaimana kondisi masyarakat di desa ploso sebelum berdirinya Pondok Pesantren Al-Falah, (2). Bagaimanakah sejarah berdirinya Pondok Pesantren Al-Falah. Penelitian ini menggunakan metode Historis. Data-data yang didapat berasal dari studi kepustakaan. Dalam studi kepustakaan yang dilakukan, peneliti berusaha menemukan sumber-sumber yang relevan dengan topik penelitian baik berupa literatur-literatur, dokumen, arsip dan beberapa karya ilmiah yang didapat dari internet ataupun dari perpustakaan kota. Kemudian data-data tersebut dikaji dan dianalisa sehingga menjadi sebuah tulisan. Pada tahap awal penelitian akan mencari banyak sumber data yang disebut Heuristik, sumber data bisa dari wawancara, observasi, studi perpustakaan. Kedua akan dilakukan tahap kritik, tahap kritik ini bertujuan untuk mengetahui seberapa akurat dan asli data-data yang telah diperoleh dengan cara melihat tahun pembuatan (untuk buku) dan warna atau karakteristik sumber data (untuk kertas). Ketiga adalah tahap interprestasi, tahap ini penelitian melakukan penerkaan tentang apa yang menjadi titik utama dalam skripsi. Terakhir adalah tahap penulisan sejarah atau historiografi, tahap ini peneliti memaparkan hasil penelitian berupa cerita atau deskripsi kepada pembaca. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah (1) Masyarakat Desa Ploso sebelum berdirinya Pondok Pesantren Al-Falah mereka memeluk agama islam tetapi islam abangan alias islam KTP. (2) Pondok Pesantren Al-Falah awalnya adalah kelompok kecil dari anak-anak yang ingin belajar membaca alqur‟an. Berdasarkan simpulan hasil penelitian ini, direkomendasikan (1) Untuk Jurusan Sejarah Universitas Nusantara PGRI agar lebih memperbanyak literatur-literatur sejarah, terutama sejarah yang berkaitan dengan umat islam Indonesia. (2) Agar masyarakat khususnya Kecamatan Mojo untuk saling menghormati santri-santri Pondok Pesantren Al-Falah Kata kunci : Pondok Pesantren Al-Falah
Ahmad Mudadad Noor | NPM: 11.1.01.02.004 FKIP - Sejarah
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri tersebut
I. LATAR BELAKANG Sejarah perjuangan kemerdekaan
membonceng
Indische
Netherlands
Civil Administration (NICA)
bangsa Indonesia telah mencatat peranan
yang terang-terangan hendak menegakkan
besar para pemuda pelajar. Peranan ini
kembali kekuasaan Hindia Belanda, sikap
dimulai sejak masa Pergerakan Nasional.
Indonesia mulai
Dimasa ini pemuda pelajar tampil sebagai
Pasukan Sekutu di berbagai kota besar di
perintis
Indonesia
dan
penggerak
dari
pada
Pergerakan Nasional.
berubah.
Kedatangan
seperti Jakarta, Bandung,
Semarang dan Surabaya menimbulkan
Tradisi demikian terus dilanjutkan
insiden-insiden
bahkan
pertempuran-
pada masa Revolusi Nasional Indonesia
pertempuran dengan pihak RI. Hal itu
(1945-1949), baik pada masa Perjuangan
terjadi karena setiap tempat yang dijadikan
Menegakkan
pendaratan tentara Sekutu kehadirannya
Kemerdekaan
dan
Kedaulatan Negara Proklamasi, atau pun
selalu
pada masa Perjuangan Mempertahankan
provokasi dan teror terhadap rakyat dan
Kemerdekaan dan
pemimpin-pemimpin
Kedaulatan
Negara
diikuti
Republik Indonesia. Para pemuda remaja,
menghargai
pelajar sekolah menengah pertama, sekolah
Indonesia.
oleh
tindakan-tindakan
RI
dengan
kedaulatan
tidak
Republik
menengah atas, sampai mahasiswa, bangkit
Di kota kediri banyak sekali berdiri
berjuang bersama-sama rakyat. Mereka
pondok pesantren baik Kholafi maupun
masih berusia muda rata-rata umur 15
Salafi yang banyak sekali santrinya dan
hingga 20 tahun.
memiliki daya tampung santri yang luar
Pasca Proklamasi 17 Agustus 1945 Bangsa
Indonesia
kepada
adalah PP. Lirboyo, PP. Al-Falah Ploso,
upaya mempertahankan kemerdekaan dari
Daruttauhid, Al-Amin Rejomulyo dan Al-
ancaman Sekutu yang ingin menancapkan
Islah. Ada juga pesantren yang berbasis
kembali kekuasaan Belanda di Indonesia.
Qur‟aniyah yang didalamnya mengajarkan
Pasukan
di
ilmu Al-qur‟an dan tahfidzul Qur‟an
Indonesia merupakan komando bawahan
seperti pondok pesantren Ma‟unahsari
dengan nama Allied Forces Netherlands
Bandar Kidul, sehingga banyak sekali
East
santri-santri dari berbagai penjuru daerah
Sekutu
Indies
dihadapkan
biasa banyaknya, beberapa diantaranya
yang
(AFNEI).
kedatangan pasukan disikapi
dengan
bertugas
Pada mulanya
Sekutu oleh
yang mengemban ilmu dikota ini.
pihak
Contoh sebuah pondok pesantren
Indonesia, akan tetapi setelah diketahui
yang terus berkembang baik dari segi
bahwa
kualitas
kedatangan
netral
tersebut
pasukan
Sekutu
Ahmad Mudadad Noor | NPM: 11.1.01.02.004 FKIP - Sejarah
pendidikan
maupun
kuantitas
simki.unpkediri.ac.id || 5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri institusi
dan
santri
adalah
Pondok
(berdasarkan
mutu,
kebalikan
dari
Pesantren Al-Falah yang terletak di desa
kuantitatif = berdasarkan jumlah/banyak)
Ploso kecamatan Mojo kabupaten Kediri.
fakta, data atau objek material yang bukan
Pondok Pesantren ini di dirikan pada tahun
berupa rangkaian angka, melainkan berupa
1924. Seperti Pondok Pesantren lainya
ungkapan bahasa atau wacana melalui
tentunya Pondok Pesantren ini memiliki
interpretasi yang tepat dan sistematis.
sejarah yang menarik untuk di teliti,
Prosedur pengumpulan data dalam
terlebih karena umur dari pesantren ini
penelitian ini adalah Heuristik. Untuk
kurang lebih 91 tahun. Berangkat dari
menghasilkan
pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk
(“positive” history), sebagai langkah awal
melakukan penelitian mengenai “ Studi
ialah
Pondok Pesantren Al-Falah Desa Ploso
(heuristics) atau dalam bahasa Jerman
Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri”.
Quellenkunde, sebuah kegiatan mencari
apa
suatu
sejarah
yang
“positif”
disebut
heuristik
sumber-sumber untuk mendapatkan datadata atau materi sejarah, atau evidensi
II. METODE Penelitian pendekatan
historis,
ini
menggunakan
metode
ini
sejarah (Carrard. 1992: 2-4; Cf. Gee. 1950:
ciri
281 dalam Sjamsuddin. 2007: 86). Sejarah
khasnya yakni periode yang bermakna
“positif” dalam hal ini maksudnya adalah
bahwa kegiatan, peristiwa, karakteristik,
sejarah
nilai-nilai, kemajuan bahkan kemunduran,
(“positive science”).
dilihat dan dikaji dalam konteks waktu.
1. Heuristik
Dari beberapa pengertian di atas,
ilmiah
atau
“sains
Tahap ini merupakan tahap awal
maka penulis beranggapan bahwa metode
penelitian
berupa
sejarah ini
pengumpulan
data
cocok digunakan sebagai
positif”
kegiatan dengan
cara
metode dalam penelitian ini karena data-
penjajakan dan pencarian sumber yang
data yang dibutuhkan berasal dari masa
berkaitan
lampau khususnya mengenai fenomena
Kegiatan
sejarah berdirinya Pondok Pesantren Al-
memperoleh sumber atau data sebanyak
Falah Ploso Mojo Kediri.
mungkin. Semakin banyak sumber yang
Jenis penelitian yang digunakan
dengan ini
topik
penelitian.
dilakukan
untuk
terkumpul, semakin banyak pula fakta
dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
yang
Deskriptif Kualitatif Adalah Penelitian
demikian tulisan akan lebih mendekati
Deskriptif Kualitatif adalah penelitian yang
obyektivitas.
penggambarannya
secara
akan
ditampilkan.
Dengan
kualitatif
Ahmad Mudadad Noor | NPM: 11.1.01.02.004 FKIP - Sejarah
simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Dalam pencarian data tersebut,
pengetahuan
dalam
lainnya,
data-data yang berhubungan dengan
interpretasi yang tepat terhadap fakta
memanfaatkan perpustakaan yang ada
yang terdapat dalam sumber sejarah.
Tahap akhir dari penelitian dengan metode historis ini adalah penulisan
2. Kritik sumber
sejarah
atau
Kegiatan ini dilakukan bila data
Taufik
Abdullah
yang dibutuhkan sudah cukup lengkap
adalah:
dan
memberikan
4. Historiografi
Perpustakaan Kediri, dan Perpustakaan UNP Kediri.
dapat
ilmu
peneliti mengawalinya dengan mencari
seperti Perpustakaan Mas TRIP Pare,
agar
disiplin
memadai.
Bentuknya
historiografi. bahwa
Menurut penulisan
berupa
Puncak segala-galanya. Sebab apa
penyaringan
dan
pengujian
akan
yang dituliskan itulah sejarah yaitu
keabsahan
data
yang
telah
histoire recite, sejarah sebagaimana ia
mengenai
dikisahkan, yang mencoba menangkap
keabsahan data ini dilakukan karena
dan memahami histoire-realite, sejarah
dalam banyak hal, data sering bersifat
sebagaimana terjadinya. Pada tahap ini,
spekulatif, sehingga perlu pemisahan
kegiatan
antara data yang diterima dan data yang
penyusunan fakta-fakta sejarah guna
ditolak.
dipaparkan dalam bentuk kisah sejarah.
dikumpulkan.
Kritik
3. Interpretasi Data
yang
dilakukan
adalah
Dalam penelitian ini pengecekan yang
telah
diuji
keabsahannya, kemudian diinterpretasi
keabsahan
temuan
terangkum
dalam
kegiatan Kritik Sumber.
atau ditafsirkan se obyektif mungkin dengan tidak meninggalkan kaidah-
III. HASIL DAN KESIMPULAN
kaidah
Hasil
ilmiah.
Tujuannya
adalah
memberikan informasi tentang data yang ada, hubungan antara fakta-fakta, sehingga dapat ditampilkan data atau fakta sejarah yang akurat serta dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Dalam
tahapan
ini
dibutuhkan
pengetahuan yang luas dari seorang penulis/peneliti,
baik
dalam
sejarah
ilmu
pengetahuan
1. Letak Geografis Pondok Pesantren Al-falah Ploso Mojo Kediri Adapun obyek dari penulisan ini adalah Pondok Pesantren Al-Falah yang terletak di desa Ploso Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri Propinsi Jawa Timur. Pendiri pondok pesantren ini
adalah Ahmad
Djazuli Utsman
maupun
Ahmad Mudadad Noor | NPM: 11.1.01.02.004 FKIP - Sejarah
simki.unpkediri.ac.id || 7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Dari data obsevasi dapat diambil
Berantas adalah sungai yang sangat
data, bahwa pondok pesantren ini bernama
terkenal sejak dahulu kala. Airnya yang
“Pondok Pesantren Al-Falah”. Pesantren
deras
ini terletak di desa Ploso Kecamatan Mojo,
sepanjang musim telah berjasa banyak
Kabupaten Kediri Jawa Timur. Karena
untuk
keberadaannya di desa Ploso, sering kali
lintasinya menjadi subur, penduduk hidup
pondok pesantren ini dikenal dengan
makmur karena dapat mengolah pertanian
sebutan pondok Ploso. Pesantren ini
dan perkebunan dengan lancar.
terletak 15 km dari selain kota Kediri dan
Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren
22
Al-Falah Desa Ploso Kecamatan Ploso
km
dari
sebelah
utara
kota
Tulungagung.
luasnya 522,15 hal ini termasuk daerah yang
terus
kehidupan.
menerus
Daerah
mengalir
yang
di
Kabupaten Kediri.
Secara geografis desa Ploso yang
agraris
dan
subur
sehingga
mata
pencarian mayoritas penduduknya adalah petani. Berdasarkan pada kondisi desa Ploso: 1. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kedawung 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Brantas 3. Sebelah Utara Berbatasan dengan Desa
Kisanya di awali dengan sejarah Mas Muhammad Utsman bin Mas Muhammad sahal yang lebih populer dengan sebutan Pak Naib Dari pernikahannya dengan Mas Ajeng Muntoqini binti M. Syafi‟i beliau dikaruniai tujuh orang putera dan enam puteri yang salah satunya adalah Mas‟ud (KH.
Maesan
Djazuli
Utsman)
(M.
Bahtiar ubaidillah 2010:33-34) Pembahasan
Kebanan 4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa
Akhmad
Dari data hasil penelitian, maka diperoleh temuan hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1. Sejarah Masyarakat di Desa Ploso
Deskripsi Data Hasil Penelitin Berdasarkan hasil penelitian di
Sebelum
Kondisi Masyarakat Di Desa Ploso Sebelum Berdirinya Pondok Pesantren Al-Falah
Ahmad Mudadad Noor | NPM: 11.1.01.02.004 FKIP - Sejarah
Pondok
Pesantren Al-Falah
lapangan, akhirnya ditemukan jawapan atas pertanyaan penelitian sebagai berikut:
Berdirinya
Berantas adalah sungai yang sangat terkenal sejak dahulu kala. Airnya yang deras
dan
terus
menerus
mengalir
sepanjang musim telah berjasa banyak untuk
kehidupan.
Daerah
yang
di
simki.unpkediri.ac.id || 8||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri lintasinya menjadi subur, penduduk hidup
Masyarakat desa Ploso sebelum
makmur karena dapat mengolah pertanian
berdirinya Pondok Pesantren Al-Falah
dan perkebunan dengan lancar.
Mereka memeluk agama islam tetapi Islam
Di pinggir sungai inilah terletak desa Ploso 15 km kearah selatan kota Kediri.pertengahan abad ke-19 desa ini masih
merupakan
desa
yang
sepi,penduduknya masih jarang dan tidak Nampak banyak rumah di pinggir jalan.
abangan
alias
Islam
KTP,
tidak
menjalankan ibadah bahkan tidak sedikit yan berfaham komunis dan anti agama. Mereka berlomba-lomba mengejar kehidupan
duniawi
berkerja
keras
membanting tulang semata-mata untuk memuaskan nafsu. Jiwa mereka menjadi
2. Perkembangan Pondok Pesantren Al-
kering dan gelap karena tidak mendapat
Falah Desa Ploso Kecamatan Ploso
siraman agama. Factor inilah yang kiranya
Kabupaten Kediri.
mendorong tumbuhnya grup-grup kesenian
Mas
Kisanya di awali dengan sejarah
rakyat
Muhammad
(hiburan) disela-sela kepenatan kerja setip
Utsman
bin
Mas
sebagai
pelampiasan
refresing
Muhammad sahal yang lebih populer
hari.Namun
dengan sebutan Pak Naib bermula dari
tersebut terus berkembang dalam berbagai
pertemuannya
KH.Ma‟ruf
bentuknya, sehingga Ploso menjadi pusat
Kedunglo, seorang ulama‟ yang masih ada
kesenian rakyat pada zaman dahulu. Aneka
hubungan
kesenian dapat dijumpai seperti wayang
Suatu
dengan
famili
ketika
dengan
beliau
keluarganya.
memberi
pesan
wong,
pada
akhirnya
wayangkulit,
jaranan
kesenian
pegong,
“Utsman! Apabila kamu ingin anak-
jaranan jawa, ludruk, ketoprak, ande-ande
anakmu kelak menjadi orang yang berilmu,
lumut sampai kepada tari ledek.
beramal dan bermanfaat. Rajin-rajinlah bersilaturraim dengan para „alim ulama.
Sudah merupakan kelaziman bahwa aktifitas kesenian biasanya diikuti oleh berbagai tindakan kemaksiatan.Begitu juga
Kesimpulan
halnya dengan kesenian-kesenian di Ploso.
Dari uraian di atas, mulai dari bab
Para pemain belum merasa mantap tampil
pertama sampai bab terakhir maka dapat
di atas panggung kalau belum meneguk
diambil kesimpulan sebagai berikut :
tuak dan arak.Minuman keras bagi mereka
1. Kondisi Sejarah Masyarakat di Desa
mempunyai khasiat untuk menguatkan
Ploso Sebelum Berdirinya Pondok
mental sehingga hilanglah rasa malu atau
Pesantren Al-Falah
grogi dihadapan para penonton. Takjauh berbeda
Ahmad Mudadad Noor | NPM: 11.1.01.02.004 FKIP - Sejarah
dengan
ledek
yang
semula
simki.unpkediri.ac.id || 9||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri merupakan tarian yang dilakukan oleh
dibebankan kepada orang yang sudah
wanita seksi dengan sedikit membuka
memiliki
aurot dibagian dada, berduet seenaknya
menyebarkan ilmunya semata-mata karena
bersama seorang pria yang dipilihnya
perintah Allah, bukan karena ambisi ingin
lambat
kepada
menjadi tokoh yang disegani berpengaruh
perzinahan.Birahi yang mula-mula timbul
dan dihormati, apalagi untuk mencari
dari lirikan mata dan senggol-senggolan
keuntungan materi. Pada tanggal 1 Januari
ringan seringkali dilanjutkan diluar arena.
1925
Begitulah kemaksiatan terus berkembang
kepada pemerintah Belanda untuk lembaga
dengan
baru yang kemudian dikenal dengan nama
laut
telah
bebas
bagaikan
menjurus
meracuni
kuman-kuman
masyarakat
surat
Ia
merasa
permohonan
wajib
pemantauan
yang
Al falah. Karena Madrasah tersebut belum
penyakit.
punya gedung maka tempat belajarnya
Perjudianpun merajalela, dimalam pahing
menggunakan serambi masjid. Inilah awal
hampir tak ada orang tidur, suasana ploso
keberangkatan
mirip pasar malam.
seorang Kyai diusia yang masih muda 25
menimbulkan
wabah
virus
ilmu.
Mereka telah dijerat oleh hawa nafsunya
untuk
meneruskan
Haji
Djazuli
menjadi
tahun. Santri yang menetap di pondok ialah H.
Ridlwan
Syakur,
Khurmen,
AllahSWT, itulah keadaan masyarakat
Gringging ditambah H. Asy‟ari dan berkah
desa Ploso sebelum berdirinya Pondok
dari Ngadiluwih. Dalam pembangunan
Pesantren Al-Falah.
sebuah madrasah Kyai Djazuli keliling
Pesantren
Berdirinya Al-Falah
Pondok Desa
Ploso
Kecamatan Mojo Kabupatan Kediri Pertengahan
tahun
1924
dari
dan
kemaksiatannya, yang sangat dimurkai
2. Sejarah
ketiganya
Baedlowi
sendang
desa guna mengumpulkan dana untuk pembangunan mengayuh
tersebut, sepeda
beliau
harus
berpuluh-puluh
dari
kilometer sampai kediri, Tulungagung,
seorang santri dan satu masjid ini K.H
Trenggalek dan terkadang ke Blitar. Akan
Ahmad Djazuli mulai merintis pesantren.
tetapi di dunia ini tak ada jalan yang terus
Ia meneruskan pengajian untuk anak-anak
mendatar, sebanyak jalan yang menurun
desa sekitar Ploso yang sudah di mulainya
sebanyak itu pula yang mendaki. Begitulah
dengan pulang pergi sejak ia masih di
dengan perjalanan Al Falah. Setelah
Karangkates. Jumlah murid pertama yang
berdirinya sebuah bangunan (arama dan
ikut mengaji kurang lebih 12 orang.
madrasah) cobaan K.H Djazuli tidak
Dengan Ikhlas ia membimbing murid-
mereda melainkan semakin bertambah
muridnya demi menjalankan amanah yang
disamping cobaan dari dalam juga dari
Ahmad Mudadad Noor | NPM: 11.1.01.02.004 FKIP - Sejarah
simki.unpkediri.ac.id || 10||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri luar. Banyak masyarakat ploso yang tidak
terpaksa pula baliau beliau diharuskan
suka dengan pondok pesantren maka rasa
mengganti sarung, kopyah dan surbannya
iri hati dan dengki yang ada di hati mereka
dengan celana pendek, topi dan sepatu.
meledak diiringi sikap kasar dan brutal bila
Ternyata perlakuan Jepang terhadap Kyai
mereka
kegiatan-kegiatan
Djazuli Utsman dengan cara-cara diatas
religius yang berlangsung di pondok. Bila
belum dianggap cukup, puncaknya adalah
suara adzan mengalun dengan merdu,
dimasukkannya beliau kedalam daftar
mereka
KAMEKAZE (pasukan berani mati).
mendengar
mereka
menjawab
dengan
cacimaki dan umpatan.
Begitulah sejarah K.H Achmad
Pada zaman Jepang itu banyak santri-santri pondok Ploso dikerahkan
Djazuli Utsman dalam mendirikan Pondok Pesantren Al-Falah.
untuk Romusha di daerah kecamatan Semen Kediri. Di bawah pengawasan Kompetai (polisi Militer Jepang) mereka dipaksa
berkerja
membentuk dipergunakan
mati-matian
jembatan untuk
yang
untuk akan
memperlancar
hubungan desa-desa yang akan di kuras kekayaannya. Bertepatan dengan datangnya bulan Ramadhan para santri beserta kyai dipaksa untuk berjalan berpuluh-puluh kilo meter menuju
ke
gunung-gunung.
sampai digunung menjelang pagi. Mereka berjalan jauh untuk mencari iles-iles, yang kebanyakan mereka belum mengerti benda tersebut. lama
kemudian
Kuntowijoyo.
2003.
Metodologi
Sejarah. Jakarta: PT. Tiara Wacana. Mu‟alimin, imam. 2011. Sang Blawong Pewaris Keluhuran KH. Djazuli Utsman. Kediri: P.P. Al-Falah. Mu‟awanah. 2009. Manajemen Pesantren Mahasiswa Studi Ma’had UIN Malang. Kediri: Stain Kediri Press.
Mereka
berangkat selepas sholat maghrib dan baru
Tak
IV. DAFTAR PUSTAKA
Jepang
mengetahui bahwa Kyai Djazuli Utsman adalah orang yang mempunyai pendidikan umum yang cukup tinggi, celaka Jepang dengan terpaksa mengangkat Kyai Djazuli
Nurul,
Ibad Muhammad. 2007. Perjalanan dan Ajaran Gus Miek. Kediri: Koja Aksara Tulungagung.
Prasetyo, Sigit. 2015. Peranan KH. Djazuli Utsman Dalam Merintis Berdirinya Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Mojo Kediri. Surabaya: Universitas Islam Negri Sunan Ampel. Qomar, Mujamil. Pesantren Dari Transformasi Metodolodi
untuk menjadi Sancok (camat) dan dengan Ahmad Mudadad Noor | NPM: 11.1.01.02.004 FKIP - Sejarah
simki.unpkediri.ac.id || 11||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Menuju Demokratisasi Institusi. Jakarta: Erlangga. Rahman, Irhamni. 2010. Pondok Pesantren Darul Muttaqin Parung Jawa Barat. Depok: Universitas Indonesia. Sjamsuddin, Helius. 2007. Metode Sejarah. Jakarta: Ombak. Ubaidilah, M. Bahtiar. 2010. Transformasi Sistem Pendidikan Pesantren Salafiyah. Kediri: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN). Yamasdi, M.A. 2002. Modernisasi Pesantren. Jakarta: Ciputat Press.
Ahmad Mudadad Noor | NPM: 11.1.01.02.004 FKIP - Sejarah
simki.unpkediri.ac.id || 12||