STUDI KELAYAKAN BISNIS AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) PUROXA UNTUK PEMBUKAAN CABANG BARU DI BIAK DAN MANOKWARI PADA CV. DILATAMA KARYA
Siti Mainnang - 1301055930
ABSTRAK
Tujuan penelitian, ialah menganalisa kesenjangan dari aspek-aspek kelayakan bisnis dan menstandarisasi aspek-aspek yang berkaitan dengan kelayakan pembukaan cabang baru bisnis AMDK Puroxa. Metode Penelitian menggunakan analisis permintaan pasar dan aspek-aspek studi kelayakan, yaitu aspek sumber daya manusia, aspek pemasaran, aspek operasional, aspek pesaing, aspek dampak lingkungan, aspek hukum, aspek politik dan aspek keuangan. Analisis yang digunakan menggunakan analisis skenario pesimis, moderat, dan optimis, untuk aspek keuangan, dengan menilai NPV, IRR, PI, PP dan BEP. Aspek lain dianalisis berdasarkan datadata CV. Dilatama Karya sebelumnya melalui wawancara. Simpulan skenario menunjukkan hasil NPV untuk cabang Biak berkisar Rp3,488,797,138 – Rp 7,875,725,882, IRR berkisar 53.92% -75.71% , PI berkisar 2.85 kali – 6.45 kali, PP rata-rata 3 tahun 40 bulan. Skenario untuk cabang Manokwari menunjukkan hasil NPV berkisar Rp 678,501,778 – Rp 2,171,017,388, IRR 26.45% -- 42.27%,PI berkisar 0.58 kali – 1.85 kali, PP rata-rata 4 tahun 40 bulan. Kata kunci: studi kelayakan, analisis skenario, standarisasi.
1. LATAR BELAKANG Pada dasarnya semua orang mengenal dan membutuhkan air, Seperti teori kebutuhan (physical needs) yang dikemukakan oleh Abraham Maslow, dimana air minum tergolong kebutuhan fisiologi atau kebutuhan dasar (basic needs) yang dalam keadaan absolut (kehausan) semua kebutuhan lain akan ditinggalkan. Dan orang akan mencurahkan semua kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan ini. Jika kebutuhan dasar relative sudah tercukupi, muncullah kebutuhan yang lebih tinggi yaitu kebutuhan akan rasa aman (safety needs). Dimana setiap orang menginginkan jaminan keamanan (higienis) atas apapun yang orang tersebut konsumsi. Dan menginginkan bebas dari rasa takut dan cemas saat mengkonsumsi segala sesuatu. Sebelumnya, pemerintah daerah telah menyediakan air minum berbayar (PDAM) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Masyarakat sendiri menggunakan air tersebut sesuai dengan kebutuhan masing-masing, ada yang menggunakannya untuk diminum dan ada juga yang menggunakan air tersebut untuk keperluan mandi, mencuci dan sebagainya. Dari hasil penelitiain yang dilakukan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Provinsi Jawa barat, alasan orang memilih AMDK karena air bakunya bersumber dari mata air pegunungan, sedangkan PDAM bersumber dari air tanah yang pada umumnya telah mengalami pencemaran fisik, kimia dan biologi. Dari fakta di atas, muncullah pioneer utama bisnis AMDK di Indonesia yang bernama Aqua di bawah naungan Golden Missisipi yang berdiri pada tahun 1973 di Pondok Ungu, Bekasi. Menurut Bapak Tirto Utomo selaku pendiri Aqua, perusahaan berdiri dilandaskan atas peluang yang ada dimana masyarakat lebih memilih air minum dalam kemasan karena lebih higienis. Kemunculan Aqua inipun diikuti oleh perusahaan-peerusahaan AMDK lainnya seperti merek Club, Pure Life, Ades, PrimA, Cleo, Vit, dan masih banyak lagi.
CV. Dilatama Karya adalah perusahaan yang bergerak dibidang AMDK dan bertempat di Jl. Komba, Sentani Jayapura. Perusahaan ini berdiri sejak tanggal 10 Agustus 2006. Nama PUROXA sendiri di ambil dari kata Pureuntuk “PUR”, Oxigen untuk “OX” dan Air untuk “A”.perusahaan ini baru beroperasi di daerah Jayapura, Sentani dan Wamena. Di Papua sendiri, bisnis AMDK pun telah berkembang, Terbukti dengan bertumbuhnya perusahaan-perusahaan AMDK lokal seperti Aqualala, Vita Air, Aquapura, Ayuna dan Aquaraja. Hal ini membuktikan permintaanakan air minum di Papua sangat tinggi. Menurut teori Alfred Marshall menjelaskan bahwa tingkat supply (jumlah perusahaan AMDK) yang tinggi berhubungan dengan adanya demand (kebutuhan masyarakat papua akan air mineral) yang tinggi pula.
Menurut wawancara awal yang telah dijalankan sebelumnya kepada Bapak H. Kasim Angki selaku direktur utama CV. Dilatama Karya, menjelaskan bahwa perusahaan ini ingin melakukan pembukaan cabang baru
di daerah Biak dan Manokwari namun terdapat
permasalahan perusahaan dimana CV. Dilatama Karya belum mengetahui apakah strategi pembukaan cabang baru yang akan dijalankan memenuhi standarisasi kelayakan dilihat dari faktor internal (keuangan, sumber daya manusia, pemasaran dan operasional) dan faktor eksternal (persaingan, analisis dampak lingkungan, pasar dan ekonomi).
Menurut jurnal yang diteliti oleh Anna Regína Björnsdóttir, 2010 yang berjudul “Building and Using Assessment Models for Financial Feasibility Analysis of Investment Projects” membuktikan bahwa memang dalam melakukan ekspansi bisnis, perusahaan perlu melakukan analisis terhadap kelayakan dari faktor internal dan eksternal.
Berdasarkan uraian dan permasalahan diatas, maka penelitian ini akan dilanjutkan dengan topik “STUDI KELAYAKAN BISNIS AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK)
PUROXA UNTUK PEMBUKAAN CABANG BARU DI BIAK DAN MANOKWARI PADA CV. DILATAMA KARYA”.
2. METODE PENELITIAN Penetaapan Kriteria Opimasi Kriteria Optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan pengembangan bisnis pada CV. Dilatama Karya dalam memproduksi dan mendistribusikan produk Puroxa di Kabupaten Biak dan Manokwari dapat dikatakan layak atau tidaknya dengan melihat beberapa kriteria yang ada pada masing-masing aspek, yaitu:
Table 3.1. Kriteria Kelayakan Aspek Keuangan No. 1.
Aspek Keuangan Payback period (PP)
Kriteria Investasi dapat dinyatakan layak jika: Payback Periodlebih pendek dari umur ekonomis aktiva Investasi dapat dinyatakan layak jika: Payback Period lebih panjang dari umur ekonomis aktiva
2.
Net Present Value (NPV)
Investasi dapat dinyatakan layak jika: NPV>0 Investasi dapat dinyatakan layak jika: NPV<0
3.
Internal Rate of Return (IRR)
Investasi dapat dinyatakan layak jika: IRR >cost of capital (biaya modal), atau sesuai dengan persentase keuntungan yang ditetapkan investor.
Investasi dapat dinyatakan layak jika: IRR
Profitability Index (PI)
Investasi dapat dinyatakan layak jika: PI > 1 Investasi dapat dinyatakan layak jika: PI < 1
Pengembangan Alternatif Solusi Selain aspek internal (keuangan), ada beberapa aspek yang menjadi kriteria alternative solusi dalam menganalisis kelayakan bisnis untuk melakukan ekspansi bisnis ke daerah Biak dan Manokwari, antara lain dengan melihat pada beberapa kriteria yang terdapat pada masing-masing aspek, yaitu:
Tabel 3.2. Tabel Pengembangan Alternatif Solusi Aspek Studi Kelayakan Bisnis Aspek Hukum
Kriteria Usaha dapat dinyatakan legal jika telah mendapat izin usaha dari pemerintah daerah lembaga/
setempat
melalui
departemen/
dinas
instansi/ terkait.
Kriteria yang dibahas: • Dokumen-Dokumen Perizinan • Tanda Daftar Perusahaan • NPWP • Surtat Izin Usaha • Izin Domosili
• Izin Mendirikan Bangunan • Bukti Diri • Izin-izin lainnya. Aspek Pasar dan Pemasaran
Untuk mengetahui seberapa besar potensi pasar yang ada untuk Puroxa dan seberapa besar market share yang dikuasai oleh para pesaing dewasa ini. . Kriteria yang dibahas
dalam
aspek
pasar
dan
pemasaran, meliputi : • Proyeksi Penjualan • Strategi Lokasi Dan Distribusi • Strategi Harga • Analisis Pesaing • Strategi Promosi Aspek Teknis/Operasi
Agar lokasi, metode
perusahaan penentuan
dapat
menentukan
layout,
teknologi,
dan
penentuan
persediaan,
kualitas tenaga kerja yang tepat, Kriteria yang di bahas meliputi : • Metode penilaian lokasi • Transportasi yang digunakan • Luas produksi • Tata letak (layout) • Pemilihan teknologi • Economic order quantity (EOQ) • Reorder point (ROP) • Daerah dan sarana perhubungan
Aspek Manajemen dan Organisasi
Yang dinilai dari aspek ini adalah pengelola usaha dan struktur organisasi
yang ada. Proyek yang akan dijalankan akan berhasl apabila dijalankan oleh orang-orang
yang
terpercaya
dan
professional, sehingga struktur organisasi yang dipilih sesuai dengan bentuk dan tujuan usahanya. Kriteria yang di bahas meliputi : • Bagan organisasi • Jumlah dan kriteria tenaga kerja • Kegiatan penerimaan tenaga kerja • Aspek Dampak lingkungan
Hubungan tenaga kerja
Untuk mengetahui apa saja dampak kegiatan terhadap lingkungan setempat. Pembahaan kriteria meliputi • Identifikasi dampak potensial • Hasil identifikasi dampak potensial • Keguanaan
Upaya
Pemantauan
Lingkungan (UPL) • Kegunaan
Upaya
Pengelolaan
Lingkungan (UKL)
Aspek Pesaing
Peta Kekuatan M-Porter
Pengembangan Model Optimasi Model yang akan digunakan untuk mengukur kriteria yang telah diuraikan dalam bab 3 dan 2 yaitu Analisis Studi Kelayakan Bisnis dan dalam subbab ini, penulis akan mengembangkan
model optimasi yang ada dengan menjabarkan lebih detail tentang model optimasi yang akan digunakan dalam skripsi ini, yaitu: a. Aspek Keuangan Penelitian dalam aspek ini dilakukan untuk menilai biaya-biaya apa saja yang dikeluarkan dan seberapa besar biaya-biaya yang akan dikeluarkan oleh CV. Dilatama Karya. Kemudian juga meneliti seberapa besar pendapatan yang akan diterima jika proyek pengembangan pasar dijalankan. Penelitian ini meliputi seberapa lama investasi yang ditanamkan akan kembali. Kemudian dari mana saja sumber pembiayaan bisnis tersebut dan berapa tingkat suku bunga yang berlaku, sehingga apabila dihitung dengan formula penilaian investasi sangat menguntungkan. Metode penilaian yang digunakan adalah Payback Period (PP). Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Profitability Index (PI), Break Event Point (BEP) serta dengan rasio-rasio keuangan lainnya.
b. Aspek Hukum Dalam aspek ini yang akan dibahas adalah masalah kelengkapan, kesempurnaan, keaslian dan keabsahan dokumen perusahaan CV. Dilatama Karya, mulai dari bentuk badan usaha sampai izin-izin yang dimiliki oleh CV. Dilatama Karya. Kelengkapan dan keabsahan yang sangat penting, karena hal ini merupakan dasar hukum yang harus dipegang apabila dikemudian hari timbul masalah.Keabsahan dan kesempurnaan dokumen dapat diperoleh dari pihak-pihak yang menerbitkan atau mengeluarkan dokumen tersebut. c. Aspek Pasar dan Pemasaran
Tujuannya untuk menilai apakah CV. Dilatama Karya memiliki peluang pasar yang diinginkan atau tidak, yang ditinjau dari segi pasar dan pemasaran. Atau dengan kata lain seberapa besar potensi pasar yang ada di daerah Biak dan Manokwariuntuk penawaran produk Puroxa dan seberapa besar market share yang dikuasai oleh para pesaing dewasa ini. d. Aspek teknis dan operasi Tujuannya untuk menilai pengembangan alat-alat atau teknik operasional yang dijalankan oleh CV. Dilatama Karya dalam melakukan ekspansi bisnisnya meliputi segala peralatan yang dibutuhkan dalam kegiatan bisnis sehari-hari untuk memproduksi air Puroxa. e. Aspek Pesaing Aspek pesaing meliputi pesaing baru, pesaing yang telah ada saat ini, kekuatan tawar menawar dengan supplier, kekuatan tawar menawar dengan konsumen dan produk substitusi. f. Aspek Manajemen dan Organisasi Tujuan aspek manajemen dan organisasi dalam pembangunan proyek bisnis berguna untuk menentukan SDM yang sesuai dalam melakukan aktivitas-aktivitas bisnis, seperti: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian perusahaan. Dan masingmasing fungsi tidak dapat berjalan sendiri-sendiri akan tetapi harus dijalankan secara berkesinambungan, karena kaitan antara satu fungsi dengan fngsi yang lainnya sangat erat.Sehingga diperlukan SDM berkualitas dan sesuai dengan kriteria perusahaan.Jadi perusahaan perlu melakukan analisis jenis-jenis pekerjaan yang dibutuhkan/ perancangan jabatan (job analysis) atau menggunan informasi jabatan kunci (key job), persyaratan dan
kualifikasi yang diperlukan (job description), kualifikasi tenaga kerja, jumlah karyawan, dan gaji yang direncanakan. g. Aspek Dampak Lingkungan Dalam aspek AMDAL yang timbul ada yang langsung mempengaruhi pada saat kegiatan usaha/proyek dilakukan sekarang atau baru terlihat beberapa waktu kemudian dimasa yang akan datang, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Dampak lingkungan hidup yang terjadi adalah berubahnya suatu lingkungan dari bentuk aslinya sepert berubah fisik kimia, biologi atau sosial. Perubahan lingkungan ini jika tidak diantisipasi dari awal akan merusak tatanan yang sudah ada, baik terhadap darat, air dan udara, yang pada akhirnya akan berdampak terhadap kehidupan binatang,tumbuh-tumbuhan maupun kehidupan manusia itu sendiri dan sekitarnya.
Rancangan Implikasi Solusi Terpilih Tahap-tahap yang akan dilakukan setelah semua data terkumpulkan adalah sebagai berikut: 1. Analisa kelayakan aspek studi kelayakan bisnis. a. Menganalisa kelayakan aspek hukum. b. Menganalisa kelayakan aspek pasar dan pemasaran. c. Menganalisa kelayakan aspek keuangan. d. Menganalisa kelayakan aspek teknis dan operasi e. Menganalisa kelayakan aspek manajemen dan organisasi. f. Menganalisa kelayakan aspek analisis dampak lingkungan.
2. Setelah semua data analisa terkumpulkan, setiap aspek tersebut akan disimpulkan untukbahan pertimbangan kelayakan pembukaan cabang industri AMDK Puroxa di Biak dan Manokwari. 3. Setelah semua data dan hasil analis aspek-aspek telah dilakukan sessuai dengan syarat kriteria-kritera yang layak. Maka langkah selanjutnya adalah mengambil keputusan terhadap hasil analis bisnis tersebut. Dari hasil studi kelayakan investasi peningkatan kapasitas mesin yang dilakukan maka akan diketahui investasi yang akan dilaksanakan. Perusahaan layak atau tidak layak serta menghasilkan keuntungan bagi perusahaan dalam jangka panjang atau tidak.
Teknik Pengumpulan Data Data-data dikumpulkan melalui dua metode, yaitu metode penelitian kepustakaan dan metode penelitian lapangan. 1. Penelitian kepustakaan Penelitian dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku kepustakaan (literature) dan berbagai jenis sumberr data lainnya yang bersifat teoritis, yang faktual serta berhubungan dengan masalah yang teliti. Sumber dari penelitian kepustakaan ini bukan hanya berasal dari media internet.Dengan studi kepustakaan ini dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder dan landasan teori sebagai titik tolak pembahasan. 2. Penelitian lapangan
Penelitian dilakukan dengan mendatangi secara langsung tempat-tempat yang menjadi obyek penelitian. Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Observasi/pengamatan Merupakan pengamatan secara langsung terhadap berbagai masalah yang berkaitan dengan obyek penelitian, antara lain pengamatan secara langsung dengan mendatangi perusahaan yang sejenis dalam berproduksi, mengamati sistem cara kerja perusahaan yangsejenis dalam berproduksi, mengamati sistem cara kerja perusahaan dalam hal proses produksi, mengamati saluran distribusinya, seta pengamatan terhadap catatan-catatan dan dokumen-dokumen yang ada dalam perusahaan.
Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penghitungan Payback Period, Metode Internal Rate of Returns, Net Present Value, dan Profitability Index.
Net Present Value (NPV) Net present value adalah selisih antara Present valuedari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan kas bersih di masa mendatang. Rumus :
Dimana :
0
1
-
CFt
=
aliran kas pertahun pada periode t
-
I0
=
investasi awal pada tahun 0
-
K
=
suku bunga (discount rate)
Kriteria Penilaian Jika NPV > 0, maka usulan proyek diterima, Jika NPV < 0, maka usulan proyek ditolak, Jika NPV = 0, maka nilai perusahaan tetap walau usulan proyek diterima atau ditolak.
Metode Internal Rate of Return (IRR) Metode internal rate of return adalah suatu metode yang digunakan disaat untuk mencari tingkat bunga yang dapat menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa mendatang. Rumus :
0
Dimana :
1
-
t
=
tahun ke
-
n
=
jumlah tahun
-
I
=
Nilai investasi awal
-
CF
=
Arus kas bersih
-
IRR
=
Tingkat bunga yang dicari harganya
Profitability Index (PI) Profitability indexini digunakan dengan cara menghitung melalui perbandingan antara nilai sekarang (present value) dengan rencana penerimaan kas bersih dari investasi yang telah dilakukan. Rumus :
Kriteria Penilaian : Jika PI >1 , maka usulan proyek dikatakan menguntungkan. Jika PI <1 , maka usulan proyek tidak menguntungkan. Kriteria ini erat hubungannya dengan kriteria NPV, di mana jika NPV suatu proyek dikatakan layak (NPV>0) maka menurut kriteria PI juga layak (PI>1) karena keduanya menggunakan variabel yang sama.
Payback Period (PP)
Payback period adalah suatu perhitungan yang dibutuhkan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas. Rumus : !" #$%& '
$$ $() $ - 1 ,(
* +$,
3. SIMPULAN 1. Setelah diketahui rata-rata jumlah penduduk Nasional periode 2010-2018 sebanyak 251,739,392 jiwa, laju pertumbuhan penduduk nasional pertahun minimum sebesar 1.34% pertahun, jumlah penduduk rata-rata di Papua periode 2010-2018 sebanyak 3,274,496 jiwa, laju pertumbuhan penduduk Papua pertahun sebesar3.58% pertahun, jumlah penduduk di Kabupaten Biak 4.9% dari Papua dan Manokwari sebesar 1.7% dari Papua Luas wilayah Biak sebesar 2540 km2 dan Manokwaari sebesar 1448 km2. Data pertumbuhan minimum AMDK pertahun sebesar5% pertahun dan dikurangi dengan 26% penduduk miskin, maka pada tahun 2012-2018 proyeksi banyaknya permintaan air di Biak adalah 9.88-11.18 juta liter dan Manokwari 3.43-3.88 juta liter. Berdasarkan data penjualan Puroxa periode 2008-2012 dan proyeksi tingkat produksi Puroxa periode 20132018 sebesar10% untuk masing-masing Biak dan Manokwari,maka proyeksi tingkat penjualan 0.3-0.39 juta liter. 2. Analisis 5 Porter yang dapat dilihat pada tabel 4.12 (Ringkasan Analisis 5 Kekuatan Porter) menunjukkan bahwa analisis persaingan tinggi (kuat). CV. Dilatama Karya berbadan hukum Commanditaire Vennotschap (CV) dan sudah memiliki izin SIUP, SITU dan dokumen-dokumen penting lainnya untuk Jayapura, untuk pembukaan cabang di luar Jayapura (Biak dan Manokwari) tidak perlu mengurus SIUP karena berlaku disetiap daerah di seluruh Indonesia. Aspek Hukum layak dengan catatan CV. Dilatama Karya harus mengurus SITU dan dokumen-dokumen yang dibutuhkan dalam pembukaan cabang Biak dan Manokwari.
CV. Dilatama Karya saat ini hanya mempunyai AMDAL untuk Jayapura, karena pembukaan cabang hanya bersifat distributor (tidak ada proses produksi yang menimbulkan polusi) jadi tidak perlu mengurus AMDAL untuk Biak dan Manokwari. Pada aspek politik, CV. Dilatama Karya ingin memanfaatkan keadaan politik yang terjadi dimana pada tahun 2015 mendatangakan ada kebijakan perdagangan bebas yang mengikut sertakan seluruh negara di ASEAN dan China, negara-negara luar dapat membuka bisnis di Indonesia namun dengan pajak yang lebih tinggi atau dengan kata lain akan sangat menguntungkan CV. Dilatama Karya selaku perusahaan lokal karena memiliki beban pajak yang lebih rendah, sehingga yang ditawarkan CV. Dilatama Karya pun akan lebih murah dibanding perusahaan sejenis dari luar negara Indonesia. 3. Analisis kelayakan aspek Keuangan dengan skenario pesimis, moderat dan optimis untuk cabang Biak dengan Net Present Value (NPV) sebesar Rp 3,488,797,138 – Rp 7,875,725,882, nilai yang dihasilakan positif maka layak untuk semua skenario,Internal Rate of Return(IRR) 53.92% - 75.71%, nilai yang dihasilkan diatas 12% atau IRR>12% (5% untuk tingkat pengembalian bunga dan 7% untuk prediksi inflasi) maka IRR kuat atau layak untuk semuas kenario, Profitability Indeks (PI) 2.85 kali – 6.45 kali, hasil PI tersebut lebih besar dari 1 atau PI>1 maka layak untuk semua skenario, Payback Period (PP) rata-rata 3 tahun 40 bulan dan lama Payback Period di bawah lima tahun, maka layak untuk semua skenario Analisis kelayakan keuangan dengan skenario pesimis, moderat, optimis untuk cabang Manokwari dengan Net Present Value (NPV) sebesar Rp 678,501,778 – Rp 2,171,017,388 nilai yang dihasilakn positif maka NPV layak untuk semua skenario, Internal Rate of Return (IRR) 26.45% -- 42.27%, nilai yang dihasilkan diatas 12% atau
IRR>12% (5% untuk tingkat pengembalian bunga dan 7% untuk prediksi inflasi) maka IRR kuat atau layak untuk semuas kenario, Profitability Index ( PI ) 0.58 kali – 1.85 kali dimana saat menggunakan scenario pesimis hasil PI kurang dari 1 atau PI<1 tetapi menggunakan skenario moderat dan optimis hasilnya layak (PI>1) maka Profitbility Index di Manokwari layak dengan catatan. Payback period (PP) rata-rata 4 tahun 40 bulan di mana lamanya balik modal atau untung masih di bawah 5 tahun atau (PP<5) maka layak untuk semua skenario.
DAFTAR PUSTAKA Ahmad Subagyo. (2008) Studi Kelayakan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Elex Media Komputindo. Bambang Widjajanta, Aristanti Widyaningsih. (2007). Mengasah Kemampuan Ekonomi. Bandung: Citra Praya. Griffin, Ricky W dan Ronald J. Ebert. (2007). Bisnis Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga. Heizer dan Render. (2006) Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat. Husein Umar. (2005) Riset SDM dalam Organisasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Ibrahim Yacob, H. M. (2003). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: PT. Rineka Cipata. Jumingan. (2009). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: BumiAksara. KasmirdanJakfar.(2003)StudiKelayakanBisnis.Jakarta: Kencana. Kasmir dan Jakfar. (2008). Studi Kelayakan Bisnis. Edisi-2. Jakarta: kencana. Kasmir dan Jakfar. (2012). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Kencana. M. Fuad, Christine H., Nurlela, Sugiarto, Paulus Y.E.F. (2006). Pengantar Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Subayo, Ahmad. (2007). Studi Kelayakan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Elex Media Komputindo. Sukirno, Sadono. (2009), Pengantar Mikro Ekonomi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sule, Emi dan Kurniawan Saefullah. (2005). Pengantar Manajemen, Jakarta: Kencana. T. Gilarso. (2007) Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Jogjakarta: Kanisius. Umar, Husein. (2003). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Gramedia. Sumber Lain: www.bps.go.id (diakses mei 2013)
www.irjabar.bps.go.id (diaksesmei 2013) www.industri.kontan.co.id(diaksesmei 2013) www.manokwarikab.go.id(diaksesmei 2013) Anna Regína Björnsdóttir (2010)“Building and Using Assessment Models for Financial Feasibility Analysis of Investment Projects”. Reyjavik University of Iceland, Faculty of Industrial Engineering. Astrid Juniar (2010) Studi Kelayakan Penedirian Pabrik Air Minum Dalam Kemasan PDAM Kabupaten Hulu Sungai Utara Ditinjau Dari AspekKeuangan, Banjarmasin: Fakultas Ekonomi, Universitas Lambung Mangkurat.