perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
i UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 KEMBANGAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh: WIDATI X 4710177
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user JULI 2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Widati
NIM
: X4710177
Jurusan/Program Studi
: FKIP/Penjaskesrek
Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul ”UPAYA MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR
LOMPAT
JAUH
GAYA
JONGKOK
MELALUI
PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 KEMBANGAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012 Yang membuat pernyataan
Widati
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 KEMBANGAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh: WIDATI X4710177
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JULI to 2012 commit user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
iv PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, 30 Juli 2012
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
v PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari
: Senin
Tanggal : 30 Juli 2012
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
vi ABSTRAK
Widati. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 KEMBANGAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012, Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012 Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok melalui pendekatan bermain pada siswa kelas V SD Negeri 3 Kembangan Kecamatan Bukateja Tahun Pelajaran 2011/2012. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 3 Kembangan Kecamatan Bukateja yang berjumlah 20 siswa yang terdiri dari 12 siswa putra dan 8 siswa putri. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi wawancara dan angket dan dokumentasi atau arsip. Validitas data menggunakan teknik trianggulasi data. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif. Prosedur penelitian adalah model siklus yang saling berkaitan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok dari pra siklus sebesar 35% dan pada siklus I meningkat menjadi 65%. Kemudian pada siklus II meningkat menjadi 90%. Proses pembelajaran pada pra siklus bersifat teacher-centered sehingga hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa rendah. Peningkatan terjadi pada siklus I, hasil belajar siswa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok meningkat walaupun belum optimal. Pelaksanaan tindakan pada siklus II menyebabkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa meningkat tinggi sehingga mendukung suatu pembelajaran yang berkualitas. Simpulan penelitian ini adalah melalui pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri 3 Kembangan Kecamatan Bukateja Tahun Pelajaran 2011/2012.
Kata kunci: pendekatan bermain, hasil belajar, lompat jauh gaya jongkok.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
vii MOTTO
Mengajar seringkali disebut sebagai ibu dari segala profesi (Stinnett Dan Huggett) Berbicara masalah martabat guru, separuhnya adalah kesejahteraannya (Wardiman Djojonegoro) Agar para pendidik jangan menampilkan diri sebagai sosok yang serba tahu, biarkan anak didik yang menemukan sendiri (Muchlas Samani) Profesionalisme guru dibangun melalui penguasaan kompetensi-kompetensi yang secara nyata diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaan (Purwanto) Adanya standar untuk menentukan guru sebagai profesi, memungkinkan tidak semua orang menjadi guru (Purwanto)
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
viii PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembakan karya ini untuk: SD Negeri 3 Kembangan Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga Terima kasih atas segala dukungan dan motivasinya Suami dan anak-anakku tercinta, Segalanya bagiku Bapak dan Ibuku, Kasihmu sepanjang jalanku Bapak dan Ibu Mertuaku, Sumber inspirasiku Setiyarto, Salamun, Saefullah, Didik Kambriyatna, Endang Triningsih, Wasis Priyono, Sri Hartati, Fajriyah. Bersama kalian segalanya jadi mudah dan cerdas. FKIP Universitas Sebelas Maret, almamater tercinta kampus tempatku mengasah dan mempertajam wawasan keilmuan
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ix KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan limpahan rahmat-Nya kepada kita semua sehingga Penelitian Tindakan Kelas dapat terselesaikan guna memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan. Selama penyusunan penelitian, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin penyusunan Penelitian Tindakan Kelas. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin penulisan Penelitian Tindakan Kelas. 3. Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta 4. Drs Sunardi, M. Kes, selaku pembimbing I, dan Sri Santoso Sabarini, S. Pd. M. Or, selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan sehingga penelitian dapat terselesaikan dengan lancar 5. Bapak dan Ibu Dosen Program Pengakuan Pengalaman Kerja dan Hasil Belajar (PPKHB) Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan yang telah tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan. 6. Kepala Sekolah SD Negeri 3 Kembangan yang telah memberikan izin terlaksananya penelitian. 7. Kolaborator yang telah memberikan bantuan dan motivasi dalam penyusunan penelitian. 8. Siswa-siswi SD Negeri 3 Kembangan yang telah bersedia untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini. 9. Semua pihak yang telah membantu baik secara moril maupun spiritual demi terselesaikannya Penelitian Tindakan Kelas ini. commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
x Penelitian Tindakan Kelas ini telah diusahakan sebaik-baiknya, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan penelitian. Semoga penelitian yang telah disusun dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xi DAFTAR ISI
Halaman JUDUL..........................................................................................................
i
PERNYATAAN…………………………………………………………...
ii
PENGAJUAN……………………………………………...........................
iii
PERSETUJUAN...........................................................................................
iv
PENGESAHAN……………………………………………………………
vi
ABSTRAK…………………………………………………………………
vii
MOTTO……………………………………………………........................
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………...
ix
KATA PENGANTAR……………………………………………………..
x
DAFTAR ISI................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL…………………………………………………………
xiv
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………
xv
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………
xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.....................................................................
1
B. Perumusan Masalah............................................................................
3
C. Tujuan Penelitian................................................................................
3
D. Manfaat Penelitian..............................................................................
4
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ……………………………………………………
5
1. Pengertian Pendidikan Jasmani………………………………….
5
2. Lompat Jauh……………………………………………………...
6
a. Pengertian Lompat Jauh………………………………………
6
b. Teknik Dasar Lompat Jauh…...................................................
6
c. Lompat Jauh Gaya Jongkok…………………………………..
7
3. Pembelajaran…………………………………………….............. commit to user a. Pengertian Pembelajaran………………………………………
8
xi
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xii b. Pengertian Belajar……………………………………………..
10
c. Prinsip Belajar dan Pembelajaran……………………………..
10
d. Ciri-ciri Perilaku Belajar………………………………………
12
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar……………………
13
4. Pengertian Permainan dan Bermain……………………………...
13
5. Teori Tentang Permainan………………………………………...
15
6. Pembelajaran Berorientasi Bermain.…………………….............
15
B. Kerangka Berpikir..............................................................................
17
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................
20
1. Tempat Penelitian………………………………………………..
20
2. Waktu Penelitian…………………………………………………
20
B. Subyek Penelitian...............................................................................
21
C. Data dan Sumber Data.......................................................................
21
D. Pengumpulan Data.............................................................................
21
E. Uji Validitas Data…………………………………………………...
22
F. Analisis Data......................................................................................
22
G. Indikator Kinerja Penelitian…………………………………………
23
H. Prosedur Penelitian.............................................................................
23
1. Siklus I…………………………………………………………...
25
a. Tahap Perencanaan……………………………………………
25
b. TahapPelaksanaan………………………………………….....
25
c. Pengamatan Tindakan………………………………………...
26
d. Tahap Evaluasi………………………………………………..
26
2. Siklus II……………………………………………......................
26
a. Tahap Perencanaan……………………………………………
26
b. TahapPelaksanaan…………………………………………......
26
c. Pengamatan Tindakan………………………………………...
27
d. Tahap Evaluasi………………………………………………..
27
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xiii BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pra Tindakan……………………………………………..
28
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus………………………………
30
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus…………………………
37
D. Pembahasan…………………………………………………………
39
BABV SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A.Simpulan………………………………………………………….....
42
B. Implikasi………………………………………………………….....
42
C. Saran………………………………………………………………...
43
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
44
LAMPIRAN……………………………………………………………….
45
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xiv DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian..........................
20
2. Teknik dan alat pengumpulan data……………………………………..
21
3. Indikator Kinerja Penelitian...............................………………………..
23
5. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Pra Penelitian…………………………..
29
6. Deskripsi Hasil belajar Siswa Siklus I………………………………….
33
7. Deskripsi Hasil belajar Siswa Siklus II…………………………………
36
8. Deskripsi Data Perbandingan Hasil Belajar Tiap Siklus……………….
38
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xv DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Rangkaian Gerakan Lompat Jauh Gaya Jongkok…………………………
7
2. Kerangka Berpikir...……………………………………………………..... 19 3. Skema Siklus……………………………………………………………… 24 4. Grafik Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Lompat Jauh gaya Jongkok……………………………………………………………………
commit to user
xv
39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xvi DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1.
Silabus Pembelajaran……………………………………………………. 45
2.
Rencana Pelaksanaan PembelajaranSiklus I…………………………….. 46
3.
Rencana Pelaksanaan PembelajaranSiklus II………………....................
4.
Data Hasil Belajar Siswa Pra Siklus………………………….................. 66
5.
Data Hasil Belajar Psikomotor Siswa Siklus I………………..................
6.
Data Hasil Pengamatan Sikap Siswa Siklus I……………….................... 68
7.
Data Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus I……………………………...
69
8.
Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus I…………………………....................
70
9.
Data Hasil Belajar Psikomotor Siswa Siklus II………………………….
71
10. Data Hasil Pengamatan Sikap Siswa Siklus II………………..................
72
11. Data Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus II………………......................
73
12. Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus II……………………………………..
74
13. Foto-foto Kegiatan…………………………………………....................
75
14. Surat Ijin Penelitian……………………………………………………...
79
15. Surat Ijin Menyusun Skripsi……………………………………………..
80
16. Surat Permohonan Izin Penelitian…………………………………….....
81
17. Surat Keterangan Penelitian……………………………………………..
82
commit to user
xvi
55
67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu titik lemah budaya pendidikan jasmani di sekolah dasar selama ini adalah bahwa titik sentral pendidikan bukan siswa melainkan guru. Titik lemah ini secara konseptual dapat diubah bilamana perkembangan siswa dijadikan sebagai tujuan pembelajaran. Perkembangan siswa dan pendidikan memiliki prinsip yang paralel yaitu merupakan suatu proses yang terpadu dan berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu, proses pembelajaran jasmani di SD harus
memperhatikan
keterpaduan
perkembangan
anak
dalam
aspek
perkembangan fisik, kognitif, sosial, moral, spiritual, emosional dan mendorong anak belajar sepanjang hayat. Dari aspek keterpaduan perkembangan dan belajar maka guru pendidikan jasmani sekolah dasar harus selalu peduli dan memahami perkembangan anak, kurikulum dan proses pembelajaran di SD harus bersifat terpadu. Program dan strategi pembelajaran pendidikan jasmani di SD harus dikembangkan dan diorganisasikan agar merangsang, mempercepat dan menghindari ekses memperlambat laju perkembangan peserta didik. Selama ini pilihan utama para guru pendidikan jasmani adalah aktivitas pendidikan jasmani yang lebih condong ke arah cabang-cabang permainan, sedangkan kegiatan pendidikan jasmani berupa atletik jarang terlihat. Apabila dilakukanpun lebih cenderung terfokus pada aktivitas atletik yang bercirikan pembelajaran teknis sehingga seringkali terkesan membosankan dan pada akhirnya kurang diminati siswa, serta mungkin juga akhirnya guru sendiri kurang tertarik pada aktivitas pembelajaran atletik pada khususnya. Padahal bila dikaji secara cermat, pembelajaran atletik bisa sejalan dengan dunia anak, yaitu bermain, asalkan guru pendidikan jasmani bekerja secara profesional dalam mengelola pembelajaran. Upaya pendekatan-pendekatan yang sejalan dengan materi pembelajaran sangatlah mungkin dilakukan jika hal tersebut membawa ke arah keberhasilan dari proses pembelajaran itu sendiri. commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 Atletik adalah “mother of sport” atau ibu dari segala cabang olahraga. Atletik mendasari segala kegiatan yang ada pada sebagian besar cabang olahraga apapun. Nomor-nomor yang ada dalam atletik seperti jalan, lari, lompat dan lempar adalah aktivitas yang selalu berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Berjalan cepat, berjalan jauh, berjalan lama setiap saat akan selalu diperlukan dalam hidup kita. Berlari dengan cepat, mampu berlari jauh dengan cepat atau mampu berlari lama, juga seringkali diperlukan. Demikian juga dengan berbagai kemampuan melompat serta melempar seringkali dibutuhkan dalam kehidupan kita, apalagi bila dikaitkan dengan kebutuhan serta keterkaitan dengan aktivitas fisik pada cabang olahraga lain. Artinya bahwa pembelajaran atletik tidak boleh diabaikan utamanya dalam pendidikan jasmani khususnya di sekolah dasar. Berdasarkan data nilai hasil belajar lompat jauh gaya jongkok, diketahui bahwa dari 20 siswa, hanya 35% atau 7 siswa yang dapat mencapai batas ketuntasan belajar, selebihnya masih berada di bawah KKM yang ditetapkan pihak sekolah, yaitu pada angka 70. Hal tersebut membuktikan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan belum bisa mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam sebuah observasi kelas, dapat diketahui bahwa siswa-siswi di kelas V SD Negeri 3 Kembangan memiliki minat dan motivasi yang kurang terhadap materi pelajaran atletik khususnya lompat jauh. Ketika pembelajaran lompat jauh, tampak beberapa siswa yang mengobrol dengan temannya sendiri, malas-malasan dalam mengerjakan tugas gerak yang diberikan oleh guru. Sebagian besar siswa mengeluh dan merasa tidak mampu mengerjakan tugas yang diberikan. Bahkan seringkali mereka minta ijin ke belakang atau berpura-pura sakit. Mereka cenderung menyukai aktivitas yang menyenangkan, seperti sepakbola bagi siswa laki-laki dan kasti bagi siswa perempuan. Maka tidak mengherankan apabila pelajaran pendidikan jasmani tidak bermain sepakbola atau kasti mereka belum merasa puas. Situasi tersebut di atas semakin bertambah parah karena dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru terlalu banyak ceramah dan mendominasi pembelajaran. Seringkali guru pendidikan jasmani terjebak pada situasi melatih daripada mengajar. Pembelajaran berorientasi pada commit to usersuasana pembelajaran tak ubahnya teknik dan hasil akhir, sehingga pada akhirnya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 rutinitas yang membosankan bagi siswa. Pembelajaran tidak berpusat pada siswa melainkan pada guru. Situasi yang demikian kadangkala tidak disadari dan pada akhirnya tujuan pembelajaran tidak tercapai. Melihat permasalahan di atas, maka satu pemikiran yang muncul adalah bahwa perlu adanya sebuah alternatif untuk mengatasi proses pembelajaran lompat jauh yang kurang efektif. Alternatif tersebut harus bisa mengatasi persoalan dalam proses pembelajaran lompat jauh yang mengakibatkan tujuan pembelajaran tidak tercapai. Dari beberapa persoalan dalam proses pembelajaran, nampaknya solusi yang paling mungkin adalah melalui pendekatan permainan, mengingat anak usia SD cenderung menyukai aktivitas yang menyenangkan. Aktivitas yang menyenangkan dalam bentuk permainan akan menumbuhkan minat siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan dapat dimanfaatkan oleh guru untuk menyampaikan materi pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, maka judul dalam penelitian ini adalah “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Melalui Pendekatan Bermain Pada Siswa Kelas V SD Negeri 3 Kembangan Tahun Pelajaran 2011/2012”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri 3 Kembangan Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran 2011/2012?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai adalah untuk meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok melalui pendekatan bermain pada siswa kelas V SD Negeri 3 Kembangan Tahun Pelajaran 2011/2012. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 D. Manfaat Penelitian Manfaat dalam penelitian adalah untuk menentukan dapat tidaknya pendekatan permainan digunakan untuk meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri 3 Kembangan. Manfaat lainnya adalah: 1. Bagi siswa Meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran lompat jauh gaya jongkok. 2. Bagi guru a. Menambah pengetahuan tentang macam-macam model pembelajaran. b. Sebagai usaha untuk mengubah cara pembelajaran dari model konvensional menjadi pembelajaran kearah PAKEM. 3. Bagi sekolah a. Sebagai masukkan untuk meningkatkan mutu sekolah khususnya mata pelajaran Penjasorkes. b. Sebagai masukkan untuk penyusunan program sekolah berikutnya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Pendidikan Jasmani Syarifudin (2001: 116) mengemukakan bahwa “Pendidikan jasmani adalah phase dari proses pendidikan secara keseluruhan yang berhubungan dengan aktivitas berat yang mencakup sistem, otot serta hasil belajar dari partisipasi dalam aktivitas tersebut”. UNESCO masih dalam Syarifudin, mengemukakan bahwa pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistimatik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak. Lutan (2001: 14) mendefinisikan Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan via aktivitas jasmani, permainan dan/atau olahraga. Sedangkan Subagiyo (2001: 118) mengatakan Pendidikan Jasmani yang dipergunakan dalam istilah di lembaga-lembaga pendidikan adalah sebagai berikut: “Pendidikan
Jasmani
adalah
latihan
jasmani
yang
dimanfaatkan,
dikembangkan, didayagunakan dalam ruang lingkup pendidikan, baik sebagai sarana, metode, dan merupakan bagian mutlak dari seluruh pendidikan”. Di sisi lain Sugiyanto (2001: 737) menyatakan bahwa pendidikan jasmani adalah bagian integral dari proses pendidikan secara total, yang bertujuan untuk mengembangkan warga negara segar fisik, mental, emosional, dan sosial melalui aktivitas fisik. Dari tiga pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran yang melalui aktivitas jasmani yang dilakukan secara sistematik untuk meningkatkan kebugaran jasmani, keterampilan gerak, pengetahuan kesehatan, perilaku hidup sehat dan kecerdasan emosi. Proses pembelajaran jasmani yang efektif dapat commit to pendidikan user
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6 meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, kognitif, dan afektif setiap siswa.
2. Lompat Jauh a. Pengertian Lompat Jauh Pengertian lompat menurut Djumidar (2001: 6.13) adalah, ”Suatu gerakan yang mengangkat tubuh dari satu titik ke titik yang lain yang lebih jauh atau lebih tinggi dengan ancang- ancang lari cepat atau lamban dengan menumpu satu kaki dan mendarat dengan kaki/ anggota tubuh lainnya dengan keseimbangan yang baik”. Pengertian lompat jauh menurut Warisan, Suyatno, Sukardi, Sahudi, Damami (2005: 31), bahwa, ”Lompat jauh adalah gerakan untuk menjangkau suatu jarak tertentu dengan sekali lompatan”. Lompat jauh merupakan salah satu nomor yang dilombakan pada cabang olahraga atletik. Terdapat tiga gaya dalam lompat jauh, yakni gaya jongkok (gaya tuck), gaya berjalan di udara (gaya walking in the air), dan gaya menggantung (gaya hang atau seknapper). Gaya lompat jauh yang cocok untuk usia tingkat sekolah dasar adalah gaya jongkok (gaya tuck). Gaya ini mudah dipelajari bagi pelompat/ pemula.
b. Teknik Dasar Lompat Jauh Menurut Warisan dkk. (2001: 31), ”Agar dapat melakukan lompat jauh dengan baik, maka perlu dasar-dasar lompat jauh”. Keterampilan dasar lompat jauh terdiri atas awalan, tumpuan, lompatan, melayang dan mendarat terdiri atas awalan, tumpuan, lompatan, melayang dan mendarat. 1) Tahap Awalan Atau Ancang-Ancang Untuk menghasilkan lompatan yang baik harus diperhatikan cara awalannya. Melakukan teknik awalan yang baik akan menghasilkan lompatan yang baik pula. Tujuan melakukan awalan yakni untuk mendapatkan kecepatan berlari seakan melompat dan untuk mendapatkan commit to melakukannya: user hasil lompatan yang optimal. Cara
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 a) Pelompat berlari memasuki tempat awalan b) Pelompat harus berlari secepat-cepatnya sebelum menumpu pada tempat awalan c) Lari dengan kecepatan tinggi dimaksudkan agar tubuh dapat melayang di udara lebih lama dan menghasilkan lompatan yang lebih jauh. 2) Tahap Tolakan atau Tumpuan Hentakan kaki pada saat bertolak harus terjadi pada sol kaki dengan tumit menyentuh tanah. Pinggang ke depan dengan kaki penolak sedikit bengkok. Lakukan dengan kuat dan cepat pada salah satu kaki penolak untuk memperoleh tolakan yang sebesar-besarnya. 3) Tahap Melayang Gerak tubuh saat melayang adalah menjaga keseimbangan badan agar tetap siap melakukan pendaratan. Gerakan awalan yang benar dan tolakan yang kuat akan membawa badan melayang di udara lebih lama. Kita harus menjaga keseimbangan badan sebagai persiapan mendarat. 4) Tahap Pendaratan Pada saat melakukan pendaratan semua gerakan harus di koordinasikan agar mencapai hasil yang maksimal. Gerakan yang harus dikoordinasikan adalah gerakan kaki, kepala, lengan, lengan pada saat badan melayang. Kaki dan tumit menyentuh pasir.
c. Lompat Jauh Gaya Jongkok Lari dengan panjang awalan lompat jauh 40-45 meter dengan awalan yang benar/kuat dan kaki yang kuat bertumpu pada balok tumpu. Tumit bertumpu lebih dahulu diteruskan dengan seluruh telapak kaki. Pandangan mata tetap harus ke depan agak ke atas. Pandangan mata tetap lurus ke depan agak ke atas, harus percaya pada diri sendiri bahwa pada saat ia bertumpu, lompatan dilakukan dengan mengayun kaki ayun setinggi mungkin dengan bantuan ayunan kedua tangan ke atas, dengan sudut lompat +45°. Pada saat melayang, yaitu sikap setelah gerakan lompatan dilakukan commit userpada saat itu keseimbangan jangan dan badan sudah terangkat tinggi ketoatas,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 sampai jatuh. Kalau mungkin diusahakan membuat sikap atau gerakan untuk menambah jarak jangkauan lompatan pada waktu pendaratan badan jatuh di bak pasir dengan gerakan sebagai berikut: 1) Luruskan kedua kaki ke depan 2) Rapatkan kedua kaki 3) Bungkukkan badan ke depan 4) Berat badan dibawa ke depan Pada saat jatuh di bak pasir / mendarat usahakan jatuh pada kedua ujung kaki rapat/ sejajar. Segera lipat kedua lutut, bawa dagu ke dada sambil mengayun ke dua tangan ke bawah arah belakang.
Gambar 1. Rangkaian gerakan lompat jauh gaya jongkok (Tim Bina Karya Guru2005: 47) 3. Pembelajaran a. Pengertian Pembelajaran Menurut Mohammad Asrori (2009: 6), ”Secara umum pembelajaran merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui pengalaman individu yang bersangkutan”. Pembelajaran berlangsung melalui lima alat indra kita, yaitu: Penglihatan (visual): melihat kejadian suatu peristiwa. Pendengaran (auditory): mendengar suatu bunyi. Pembauan (olfactory): bau makanan membuat kita lapar. Rasa atau pengecap (taste): lidah kita merasa dan dapat membedakan antara manis dan masam. Sentuhan (tactile): kulit kita merasa sentuhan dan dapat membedakan antara permukaan licin dan permukaan kasar. “Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif commit to user dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar” (Rudi Susilana, Cepi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 Riyana, 2009: 1). ”Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun, meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran”, Zainal Aqib (2010: 41). Unsur minimal dalam sistim pembelajaran adalah siswa, tujuan dan prosedur, sedangkan fungsi guru dapat dialihkan kepada media pengganti. Unsur dinamis pembelajaran pada diri guru terdiri dari motivasi membelajarka siswa dan kondisi guru siap membelajarkan siswa. Unsur pembelajaran konkuren dengan unsur belajar yang meliputi motivasi belajar, sumber bahan belajar, alat bantu belajar, suasana belajar, dan subyek belajar. Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator. Yang terpenting dalam kegiatan pembelajaran adalah terjadinya proses belajar (learning process). Sebab sesuatu dikatakan hasil belajar kalau memenuhi beberapa ciri berikut (1) belajar sifatnya disadari, dalam hal ini semua siswa merasa bahwa dirinya sedang belajar, timbul dalam dirinya motivasi-motivasi untuk memiliki pengetahuan yang diharapkan sehingga tahapan-tahapan dalam belajar sampai pengetahuan itu dimiliki secara permanen (retensi) betul-betul disadari sepenuhnya. (2) hasil belajar diperoleh dengan adanya proses, dalam hal ini pengetahuan diperoleh tidak secara spontanitas, instant, namun bertahap (sequensial). Dalam proses pembelajaran tidak hanya melibatkan penguasaan fakta atau konsep sesuatu bidang ilmu saja, tetapi juga melibatkan perasaanperasaan yang berkaitan dengan emosi, kasih sayang, benci, hasrat dengki dan kerohanian. Pembelajaran tidak terbatas pada apa yang kita rancangkan saja, tetapi juga melibatkan pengalaman yang di luar kesadaran penuh kita, seperti peristiwa kemalangan atau seseorang yang jatuh cinta pada pandangan pertama. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 b. Pengertian Belajar Sugihartono dkk (2007: 74) mengatakan bahwa belajar adalah merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar merupakan suatu perubahan dimana perubahan itu untuk memenuhi kebutuhannya yang disesuaikan dengan lingkungannya. Menurut Santrock dan Yussen (1994) yang dikutip Sugihartono dkk (2007: 74) mendefinisikan, ”Belajar sebagai perubahan yang relatif permanen”. Lebih lanjut Reber (1988) dalam Sugihartono, dkk (2007: 74) mendefinisikan, ”Belajar dalam dua hal. pertama, belajar sebagai proses memperoleh pengetahuan dan kedua, belajar sebagai perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan”. Zainal Aqib (2010: 43)”Belajar adalah proses perubahan di dalam diri manusia. Apabila setelah belajar tidak terjadi perubahan dalam diri manusia, maka tidaklah dapat dikatakan bahwa padanya telah berlangsung proses belajar”. Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses dari perkembangan hidup manusia, dengan belajar manusia melakukan perubahan-perubahan dalam hidupnya, aktifitas dan prestasi dalam hidup manusia merupakan hasil dari belajar. Profesi seseorang berdasarkan apa yang dipelajari, belajar merupakan suatu proses, bukan suatu hasil, karena itu belajar berlangsung secara aktif dan berkelanjutan dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan.
c. Prinsip Belajar dan Pembelajaran Belajar memiliki tiga atribut pokok yaitu: 1) Belajar merupakan proses mental dan emosional atau aktivitas pikiran dan perasaan, 2) Hasil belajar berupa perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut kognitif, psikomotorik, maupun afektif, 3) Belajar berkat mengalami, baik mengalami secara langsung (melalui media). Dengan kata lain, belajar commit to user (lingkungan fisik dan sosial) terjadi di dalam interaksi dengan lingkungan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 Supaya belajar terjadi secara efektif perlu diperhatikan beberapa prinsip antara lain: 1) Motivasi, yaitu dorongan untuk melakukan kegiatan belejar, baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik dinilai lebih baik sebab berkaitan langsung dengantujuan pembelajaran itu sendiri. 2) Perhatian atau pemusatan energi psikis terhadap pelajaran erat kaitannya dengan motivasi. Untuk memusatkan perhatian siswa terhadap pelajaran bisa didasarkan terhadap diri siswa itu sendiri dan/atau terhadap situasi pembelajarannya. 3) Aktivitas belajar itu sendiri adalah aktivitas. Bila pikiran dan perasaan siswa tidak terlibat aktif dalam situasi pemeblajaran, pada hakekatnya siswa tersebut tidak belajar. Penggunaan metode dan media yang bervariasi dapat merangsang siswa lebih aktif belajar. 4) Umpan balik di dalam belajar sangat penting, supaya siswa segera mengetahui benar tidaknya pekerjaan yang ia lakukan. Umpan balik dari guru sebaiknya, sebaiknya yang mampu menyadarkan siswa terhadap kesalahan mereka dan meningkatkan pemahaman siswa akan pelajaran tersebut. 5) Perbedaan individual adalah individu tersendiri yang memiliki perbedaan dari yang lain. Guru hendaknya mampu memperhatikan dan melayani siswa sesuai dengan hakikat mereka masing-masing. Proses belajar itu sangatlah kompleks, tetapi dapat juga dianalisa dan diperinci dalam bentuk prinsip-prinsip atau asas-asas belajar. Hal ini perlu diketahui agar kita memiliki pedoman dan teknik belajar yang baik. Prinsip-prinsip belajar menurut Zainal Aqib (2010: 45) adalah: a) Belajar harus bertujuan dan terarah. Tujuan akan menuntutnya dalam belajar untuk mencapai harapan-harapannya. b) Belajar memerlukan bimbingan, baik bimbingan dari guru atau buku pelajaran itu sendiri. c) Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga diperoleh pengertian-pengertian. d) Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa-apa yang telah dipelajari dapat dikuasainya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 e) Belajar adalah suatu proses aktif dimana terjadi saling pengaruh secara dinamis antara murid dengan lingkungannya f) Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan. g) Belajar dianggap berhasil apabila telah sanggup menerapkan ke dalam bidang praktek sehari-hari. d. Ciri-ciri Perilaku Belajar Tidak semua tingkah laku dikategorikan belajar atau aktivitas belajar. Adapun tingkah laku yang dikategorikan belajar menurut Sugihartono, dkk (2007: 74-76), mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1) Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar Suatu perilaku digolongkan sebagai aktivitas belajar apabila perilaku menyadari terjadinya perubahan atau sekurang-kurangnya merasakan adanya suatu perubahan dalam dirinya, misalkan menyadari pengetahuan bertambah. Sebaliknya perubahan tingkah laku yang terjadi karena mabuk atau tidak sadar tidak termasuk dalam pengertian belajar. 2) Perubahan bersifat kontinu dan fungsional Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan selanjutnya akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya. Misalkan : seorang anak belajar membaca, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat membaca menjadi dapat membaca. Perubahan ini akan berlangsung terus sampai kecakapan membacanya menjadi cepat dan lancar. 3) Perubahan bersifat positif dan aktif Perubahan tingkah laku merupakan hasil dari proses belajar apabila perubahan-perubahan itu bersifat positif dan aktif. Dikatakan positif apabila perilaku senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Semakin banyak usaha belajar yang dilakukan maka semakin baik dan makin banyak perubahan yang diperoleh. Perubahan belajar yang bersifat aktif berarti perubahan tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha dari individu sendiri. Perubahan tingkah laku karena proses kematangan yang terjadi dengan dirinya oleh dorongan dari dalam tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar. 4) Perubahan bersifat permanen Perubahan yang terjadi karena belajar bersifat menetap atau permanen. Misalkan kecakapan seseorang anak dalam bermain sepeda setelah belajar tidak commit to akan user hilang bagitu saja, bahkan akan berkembang bila terus digunakan atau dilatih.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah Perubahan tingkah laku dalam belajar mensyaratkan adanya tujuan yang akan dicapai oleh perilaku belajar dan terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalkan seseorang belajar mengetik, sebelumnya sudah menetapkan apa yang dapat dicapai dengan belajar mengetik. 6) Perubahan menyangkut semua aspek tingkah laku Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Perubahan dalam hal sikap, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya. e. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Belajar merupakan suatu proses. Adapun dalam proses tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Dari keseluruhan faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar itu sendiri. Ada dua faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam individu pelaku belajar diantaranya adalah faktor jasmaniah dan faktor psikologis.
Faktor jasmaniah meliputi kesehatan dan cacat tubuh,
sedangkan faktor psikologis berkaitan dengan intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan. Sementara faktor eksternal dapat berasal dari keluarga, sekolah, dan masyarakat. Faktor keluarga berkaitan dengan cara orangtua mendidik, hubungan antar anggota keluarga, suasana rumah, ekonomi keluarga, serta pengertian orangtua. Faktor dari sekolah sendiri meliputi kurikulum, metode mengajar, guru, siswa, peraturan sekolah, keadaan gedung,dan lain-lain. Faktor masyarakat dapat berupa aktivitas siswa dalam masyarakat, pergaulan, bentuk kehidupan masyarakat, media masa dan yang lainnya.
4. Pengertian Permainan dan Bermain Permainan merupakan cabang olahraga yang kita gunakan sebagai alat dalam usaha pendidikan. Syamsir Azis
(2001: 1.4) mengatakan bahwa,
”Permainan adalah suatu kegiatan yang commit to user menarik, menantang dan yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 menimbulkan kesenangan yang unik, baik dilakukan oleh seorang atau lebih, yang dilakukan oleh anak-anak atau orang dewasa, tua atau muda, orang miskin atau kaya, laki-laki atau perempuan”. John Dewey (Soetoto Pontjopoetro, dkk. 2002: 1.2), ”Bermain adalah suatu sikap hidup yang dapat dilakukan dalam segala situasi”. Lebih lanjut J. Hizinga mengatakan bahwa bermain adalah perbuatan atas kemauan sendiri yang dikerjakan dalam batas-batas tempat dan waktu yang telah ditentukan, diikuti oleh perasaan, sedangkan permainan adalah keluar dari hidup biasa masuk ke dalam dunia angan-angan dan sudah ditentukan aturan-aturannya. Clarence
Rainwater
(Soetoto Pontjopoetro, dkk. 2002:
1.2),
mengatakan bahwa bermain (play) sebagai cara hidup dan hidup atau pengalaman hidup
yang menyenangkan, dan dilakukan tidak untuk
mendapatkan hasil semata-mata dan kegiatan tersebut dapat diterima oleh masyarakat sekelilingnya. Joseph Lee (Soetoto Pontjopoetro, dkk. 2002: 1.2)mengatakan bahwa, ”Bermain merupkan suatu faktor yang mempengaruhi perkembangan tiap individu”. Lebih lanjut Lawrence Jacks (Soetoto Pontjopoetro, dkk. 2002: 1.2) mengutarakan bahwa, ”Kepentingan bermain juga terletak pada sifat atau unsur perangsang terhadap keinginan belajar atau pendidikan”. Jay Nas (Soetoto Pontjopoetro, dkk. 2002: 1.2) mengatakan bahwa, ”Bermain adalah suatu kegiatan yang khususnya tidak ditujukan mencari nafkah, dan dapat digunakan untuk mengisi waktu luang secara kreatif”. Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa permainan adalah suatu perbuatan atas kemauan sendiri yang dikerjakan dalam batas-batas ruang dan waktu tertentu yang diikuti rasa senang, serta dapat menuntun perkembangan jasmani dan rohani. Sedangkan bermain adalah suatu pandangan atau sikap hidup yang dapat dilakukan dalam segala situasi. Begitu pula jika permainan dilaksanakan di sekolah dan direncanakan oleh guru penjas maka akan sangat berguna untuk membantu anak didik berkembang secara optimal yang meliputi kognitif, afektif, psikomotorik, dan commit to user sosial emosional.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 5. Teori Tentang Permainan Beberapa teori tentang permainan dari para ahli dalam Soetoto Pontjopoetro, dkk. (2002: 1.7-1.8), diantaranya: a. Teori Kelebihan Tenaga Dari Herbert Spencer Mengatakan bahwa tenaga yang berlebihan yang ada pada anak itu menuntut jalan keluar dan dapat disalurkan dalam permainan. Lebihlebih bagi pemuda-pemuda yang kurang mendapatkan kesempatan untuk mengeluarkan atau melayani hasrat bergeraknya. b. Teori Rekreasi Dari Schaller Dan Lazarus Permainan itu adalah keasyikan yang bukan dalam bentuk bekerja dan bermaksud untuk bersenang-senang serta istirahat. Permainan dilakukan orang setelah lelah bekerja bertujuan menyegarkan kembali jiwa raganya. c. Teori Atavisme Dari Stanley Hall Permainan anak adalah itu adalah ulangan dari pada kehidupan nenek moyangnya. Teori yang sesuai adalah dari pendapat dari Haeckel yang mengatakan bahwa menurut hukum dasar biogenese tiap-tiap anak itu mengulangi perbuatan-perbuatan nenek moyangnya. d. Teori Persiapan Dari Atau Latihan Dari Groos Bermain sebagai latihan manusia belum dewasa untuk menyiapkan beberapa fungsi-fungsi bagi keperluan hidup. e. Teori Katarsis Dari Aristoteles Permainan itu sebagai saluran untuk menyalurkan segala emosi yang tertahan dan menyalurkan perasaan yang tidak dapat dinyatakan kearah yang lebih baik. f. Teori Fantasi Dari Claparede Anak itu bermain karena dalam hidupnya sehari-hari ia tidak mendapat kepuasan, sehingga ia melarikan diri ke alam fantasi di dalam permainannya, tempat ia dapat melepas segala kemauannya, dapat menjadi raja dan sebagainya. g. Teori Relaksasi Dari Patrick Bermain adalah menyenangkan dan karena ingin bermain. Bermain adalah cara untuk melepaskan diri dari segala beban kehidupan dan segala macam paksaan. Bermain menimbulkan kepuasan, menghilangkan ketegangan dan tekanan yang ada pada diri pribadi. 6. Pembelajaran Berorientasi Bermain Anak-anak itu senang bermain. Permainan itu dilakukan dengan gembira. Oleh karena itu segala sesuatu yang diajarkan pada waktu bermain dapat diungkapkannya dengan mudah. Maka sebaiknya semua pelajaran commit to user kepada anak-anak diberikan dalam suasana gembira, sambil bermain. Ahli-ahli
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 ilmu pendidikan seperti Gutsmuths, Montessori, dan Frohel menganjurkan supaya permainan itu menjadi alat pendidikan yang utama, untuk menuntun pertumbuhan jasmani dan rohani. Umumnya anak-anak bermain dalam suasana jiwa bebas, lepas dari segala rintangan dan tekanan. Dalam bermain seakanakan mencerminkan jiwa mereka, hingga mudah bagi kita untuk mengetahui tabiat anak. Maka tepat sekali jika para ahli pendidikan mengatakan bahwa anak yang sedang bermain adalah sebagi buku yang terbuka, yang mudah terbaca. Permainan-permainan yang bersifat pertandingan, sifat sportivitas dan fair play harus dipupuk sepenuhnya dengan menjunjung tinggi peraturanperaturan. Peraturan-peraturan baik yang tidak tertulis dan tertulis dalam permainan harus diperhatikan untuk menumbuhkan jiwa sportivitas pada diri anak. Sebagai hiburan dan pengisi waktu luang yang baik, permainan itu sungguh merupakan hal yang penting sekali. Waktu yang terluang hendaknya diisi dengan usaha-usaha yang bermanfaat dan berguna bagi petumbuhan dan perkembangan kesehatan dan jiwa raga anak, dan menambah pengalamanpengalaman yang berharga agar hidup anak lebih berarti. Agar pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dapat berhasil dengan baik, maka unsur-unsur bermain harus menjadi pokok pertimbangan penyelenggaraan pembelajaran yang dilakukan. Unsur yang terkandung dalam permainan adalah kegembiraan atau keceriaan. Tanda-tanda menuju ke arah permainan yang menggembirakan tersebut antara lain: a) menanamkan kegemaran berlomba atau berkompetisi dalam situasi persaingan yang sehat, b) penuh tantangan dan kegembiraan, c) memberikan kesempatan untuk unjuk kemampuan atau ketangkasan yang dikuasainya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 B. Kerangka Berpikir Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan keakfitan siswa dalm proses pembelajaran. Siswa diarahkan untuk menyelesaikan masalah yang sesuai dengan konsep pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pada model atau cara guru menyampaikan materi pelajaran. Seringkali materi yang diajarkan oleh guru kurang tertanam kuat dalam benak siswa. Khususnya dalam pembelajaran praktik teknik dasar lompat jauh gaya jongkok. Siswa kurang mampu menganalisis gerakan yang telah diajarkan oleh guru, sebab guru hanya menyampaikan materi secara verbal, adapun memberikan demonstrasi atau contoh kurang dapat ditangkap oleh siswa secara optimal. Guru bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa, siswa diberi kesempatan seluasluasnya untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya dalam menyelesaikan masalah yang sesuai dengan materi pembelajaran. Permasalahan umum dalam pembelajaran penjas adalah kurangnya sarana atau peran aktif siswa dalam kegiatan belajar. Proses pembelajaran yang berlangsung belum mewujudkan adanya partisipasi siswa secara penuh. Siswa berperan
sebagai
objek
pembelajaran,
yang
hanya
mendengarkan
dan
mengaplikasikan apa yang disampaikan guru. Selain itu proses pembelajaran kurang mengoptimalkan penggunaan modifikasi pembelajaran yang dapat memancing peran aktif siswa. Kurang kreatifnya guru dapat mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa antara lain kurang kreatifnya guru pendidikan jasmani disekolah dalam membuat dan mengembangkan media pembelajaran sederhana, guru kurang akan model-model pembelajaran, sehingga dalam proses pendidikan jasmani yang dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang monoton, guru hanya menggunakan metode ceramah dan penugasan, dan hanya mengejar materi tersebut dapat selesai tepat waktu, tanpa memikirkan bagaimana pembelajaran tesebut bermakna dan dapat diaplikasikan oleh siswa dalam kehidupan nyata Pemanfaatan alat bantu sederhana, bola ban bekas dan tali, sebagai sarana membantu guru dalam menjelaskan teknik dasar lompat jauh gaya jongkok commit tersebut to user guru dapat memperlihatkan, dan pada siswa. Melalui alat bantu sederhana
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 memberikan penjelasan yang mendetail mengenai teknik dasar lompat jauh gaya jongkok. Kondisi awal, guru kurang kreatif dan inovatif dalm proses pembelajaran penjas, sehingga mengakibatkan: 1) Siswa kurang tertarik dan cepat bosan dengan pelajaran penjaskes 2) Tingkat kesegaran jasmani rendah 3) Dan yang paling utama hasil belajar lompat jauh gaya jongkok. Tindakan, menerapkan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan permainan dan alat bantu pembelajaran. Siklus I, guru dan peneliti menyusun bentuk pengajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan dasar lompat jauh gaya jongkok dengan cara permainan melalui media pembelajaran (tali rafia dan ban bekas). Siklus II, upaya perbaikan dari siklus I sehingga meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dasar lompat jauh gaya jongkok pada pembelajaran melaui cara permainan dengan media pembelajaran (tali, ban bekas, dan kardus). Kondisi akhir, melalui penggunaan alat bantu (tali, ban bekas, dan kardus) dalam permainan dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk melakukan lompat jauh gaya jongkok. Secara sederhana kerangka pemikiran dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir
Guru kurang kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran
A. Menerapkan model pembelajaran melalui pendekatan permainan
Melalui pendekatan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok
a. Siswa kurang antusias dan cepat bosan dengan pelajaran pendidikan jasmani b. Rendahnya hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran. Siklus I: Peneliti bersama kolaborator menyusun pola pengajaran yang bertujuan meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok
Siklus II: Upaya perbaikan dari siklus I sehingga meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok
Gambar 2. Kerangka Berpikir (Agus Kristiyanto 2010: 134)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Kembangan Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran 2011/2012
2. Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dari bulan April 2012 sampai selesai.
Tabel 1. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian 2011/2012 Kegiatan Penelitian Apr Mei Jun Jul Ag 1. Persiapan Penelitian a. Koordinasi peneliti dengan kepala sekolah b. Diskusi dengan teman sejawat dan kolaborator c. Penyusunan proposal d. Menyiapkan perangkat pembelajaran dan instrumen (lembar observasi) e. Simulasi pelaksanaan tindakan 2. Pelaksanaan Tindakan a. Siklus I b. Siklus II 3. Analisis Data dan Pelaporan a. Analisis Data b. Penyusunan Laporan Skripsi c. Ujian dan Revisi d. Penggandaan dan Pengumpulan Laporan commit to user
20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 B. Subjek Penelitian Subjek Penelitian Tindakan Kelas adalah semua siswa kelas V SD Negeri 3 Kembangan Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 20 siswa terdiri atas 12 siswa putra dan 8 siswa putri.
C. Data dan Sumber Data Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sebagai berikut: a. Data Primer 1.
Data hasil belajar lompat jauh gaya jongkok diperoleh dari siswa
2.
Data tentang keaktivan siswa diperoleh dari peristiwa yang terjadi selama berlangsungnya Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
3.
Data tentang pendekatan bermain diperoleh dari peristiwa yang terjadi selama berlangsungnya KBM
b. Data Sekunder Data sekunder dalam penelitian ini terdiri atas: nilai hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa sebelum menjalani tindakan, RPP, silabus, kurikulum; diperoleh dari dokumen yang dimiliki guru dan sekolah.
D. Pengumpulan Data Tabel 2. Teknik dan alat pengumpulan data No
Jenis Data
1
Hasil belajar lompat jauh gaya jongkok Keaktivan siswa
2 3 4
5
Pendekatan bermain Nilai hasil belajar lompat jauh gaya jongkok sebelum tindakan RPP, silabus, kurikulum
Sumber Data
Siswa
Teknik Pengumpulan Data Tes Praktik Pengamatan
Instrumen Tes lompat jauh gaya jongkok Lembar pengamatan
Peristiwa Pengamatan Dokumen Studi Simak
Lembar pengamatan Daftar Nilai
Dokumen Studi Simak commit to user
Analisis Content (isi)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 E. Uji Validitas Data Validitas adalah ukuran yang menyatakan ketepatan tujuan tes (alat ukur) dan memenuhi persyaratan pembuatan tes. Validitas tes menunjukkan derajat kesesuaian antara tes dan atribut yang akan diukur. Menurut Kirkendall (Ismaryati 2011: 14) validitas menggambarkan kemampuan kemampuan tes dalam mengukur apa yang ingin diukur. Data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis dengan triangulasi. 1.
Hasil belajar lompat jauh gaya jongkok dianalisis dengan triangulasi tiga sumber data, yakni data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
2.
Keaktifan siswa, tiga sumber data, yakni data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
3.
Pendekatan bermain, tiga sumber data, yakni data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
4.
Nilai hasil belajar lompat jauh gaya jongkok sebelum tindakan, divalidasi dengan triangulasi peneliti
5.
RPP, silabus, kurikulum divalidasi dengan triangulasi dokumen
F. Analisis Data Data yang terkumpul dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dianalisis dengan teknik statistik deskriptif komparatif, sedangkan data kualitatif dianalisis dengan analisis kritis. Secara rinci analisis tersebut adalah: a.
Hasil belajar lompat jauh gaya jongkok; dianalisis dengan menghitung persentase capaian di siklus I dan siklus II.
b.
Keaktifan siswa; dianalis tentang kelemahan dan kelebihan siswa ketika berlangsungnya KBM.
c.
Pendekatan bermain; dianalis tentang kelemahan dan kelebihan siswa ketika berlangsungnya KBM lompat jauh gaya jongkok dengan menggunakan pendekatan bermain.
d.
Nilai hasil belajar lompat jauh gaya jongkok sebelum tindakan; dianalisis to userdengan KKM yang sudah ada. dengan membandingkan nilaicommit yang dicapai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 e.
RPP; dianalisis melalui analisis isi untuk melihat kesesuaian kompetensi dasar dalam RPP dengan silabus dan kurikulum, serta langkah-langkah pembelajaran untuk mencapai tujuan.
G. Indikator Kinerja Penelitian Kriteria ketuntasan minimal materi lompat jauh gaya jongkok di SD Negeri 3 Kembangan adalah 70. Penelitian tindakan kelas ini dinyatakan berhasil apabila jumlah siswa yang berhasil mencapai KKM minimal mencapai 80%.
Tabel 3. Indikator Kinerja Penelitian Persentase Cara mengukur Kondisi Siklus Siklus awal 1 2 Hasil belajar 35 % 60 % 80%. Dengan membandingkan gerakan siswa dalam lompat jauh gaya jongkok yang pembelajaran dilakukan siswa dengan teknik lompat jauh lompat jauh gaya jongkok yang gaya benar. Yang diamati adalah: awalan, jongkok saat menolak, saat di udara, sikap akhir Aspek yang diukur
H. Prosedur Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian tindakan kelas, dilakukan tindakan-tindakan yang dalam pelaksanaanya berlangsung secara terus-menerus dan dilaksanakan dalam siklus yang diberikan pada siswa yang dijadikan subyek penelitian. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas prosedurnya adalah dilaksanakan secara partisipatif atau kolaborasi dengan teman sejawat bekerja sama, mulai dari tahap orientasi dilanjutkan penyusunan rencana tindakan dilanjutkan pelaksanaan tindakan dalam siklus. Menurut Agus Kristiyanto (2010:54), langkah-langkah PTK pada prinsipnya meliputi 4 (empat) langkah pokok pada tiap siklusnya. Keempat langkah tersebut meliputi (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan to user tindaakan, (3) observasi, dan (4)commit refleksi. PTK adalah penelitian praktis untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 menemukan solusi atas masalah yang dihadapi, dengan cara melakukan aksi atau tindakan rasional yang telah dipilih dan disepakati oleh peneliti utama dan kolaborator. Melalui kerjasama dan diskusi, diharapkan dapat memecahkan kebuntuan dalam proses pembelajaran, sehingga mendukung tercapainya tujuan pembelajaran secara keseluruhan. Diskusi yang bersifat analitik yang kemudian dilanjutkan pada langkah reflektif-evaluatif atas kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama, untuk kemudian mempersiapkan rencana modifikasi, koreksi, pembetulan, atau penyempurnaan pada siklus dan seterusnya. Secara sederhana prosedur tindakan atau langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas dapat digambarkan seperti skema berikut:
Penetapan fokus masalah
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Observasi
TINDAKAN LANJUTAN
Perencanaan
Refleksi Observasi
SIKLUS II HASIL Pelaksanaan
commit to user Gambar 3. Skema Siklus
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 1. Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti bersama teman sejawat dan kolaborator menyusun skenario pembelajaran yang terdiri dari: 1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan siswa dalam pembelajaran penjasorkes 2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan yang diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran lompat jauh gaya jongkok. 3) Menyusun instrument yang digunakan dalam siklus PTK, lembar pengamatan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok. 4) Menyiapakan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran. 5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran
b. Tahap Pelaksanaan Pada tahap, pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan aktivitas pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah kegiatan antara lain sebagai berikut: 1) Menjelaskan kegiatan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui pendekatan berrmain 2) Melakukan pemanasan 3) Membentuk kelompok dalam proses pembelajaran 4) Melakukan latihan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok. a. Cara melakukan lompat jauh gaya jongkok melalui pendekatan bermain yang telah dirancang oleh guru dan peneliti. b. Cara melakukan lompat jauh gaya jongkok dan penerapan alat bantu 5) Menarik kesimpulan 6) Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung 7) Melakukan pendinginan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 c. Pengamatan tindakan Pengamatan tindakan tahap (1) hasil belajar siswa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui pendekatan bermain (2) kemampuan melakukan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok (3) aktivitas siswa dalam pembelajaran.
d. Tahap Evaluasi (Refleksi) Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus tindakan berikutnya.
2. Siklus II a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti bersama teman sejawat dan kolaborator menyusun skenario pembelajaran yang terdiri dari: 1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan siswa dalam pembelajaran penjasorkes 2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan yang diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran lompat jauh gaya jongkok. 3) Menyusun instrument yang digunakan dalam siklus PTK, lembar pengamatan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok. 4) Menyiapakan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran. 5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran
b. Tahap Pelaksanaan Pada tahap, pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan aktivitas pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah kegiatan antara lain sebagai berikut: 1) Menjelaskan kegiatan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui commit to user pendekatan berrmain
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 2) Melakukan pemanasan 3) Membentuk kelompok dalam proses pembelajaran 4) Melakukan latihan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok. a. Cara melakukan lompat jauh gaya jongkok melalui pendekatan bermain yang telah dirancang oleh guru dan peneliti. b. Cara melakukan lompat jauh gaya jongkok dan penerapan alat bantu 5) Menarik kesimpulan 6) Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung 7) Melakukan pendinginan
c. Pengamatan tindakan Pengamatan tindakan tahap (1) hasil belajar siswa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui pendekatan bermain (2) kemampuan melakukan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok (3) aktivitas siswa dalam pembelajaran.
d. Tahap Evaluasi (Refleksi) Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus tindakan berikutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pra Tindakan Pembelajaran pendidikan jasmani yang dilaksanakan di SD Negeri 3 Kembangan Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga selama ini belum berjalan efektif. Pembelajaran tak ubahnya rutinitas yang menjemukan bagi siswa. Kurang kreativitasnya guru, kurangnya model-model pembelajaran menjadikan pembelajaran monoton dan tidak menyenangkan bagi siswa. Situasi yang demikian mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pada pembelajaran atletik dengan materi lompat jauh gaya jongkok, masih banyak siswa kelas V SD Negeri 3 Kembangan Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga belum mencapai batas ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh pihak sekolah. Dari hasil pengamatan pra penelitian yang dilakukan pada kelas V SD Negeri 3 Kembangan Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga, diperoleh data sebagai berikut: a. Siswa kelas V SD Negeri 3 Kembangan Tahun Pelajaran 2011/2012 berjumlah 20 siswa terdiri atas 12 siswa putra dan 8 siswa putri. b. Dari jumlah keseluruhan 20 siswa, hanya 7 siswa atau sekitar 35% siswa yang berhasil mencapai batas ketuntasan minimal. c. Model pembelajaran yang diterapkan belum bisa meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran lompat jauh gaya jongkok. Dari hasil observasi pra penelitian tersebut di atas menjadi bukti konkrit bahwa siswa kelas V SD Negeri 3 Kembangan belum semuanya mencapai batas ketuntasan belajar. Hal tersebut disebabkan oleh pembelajaran yang masih monoton.
Kurangnya
model-model
pembelajaran
serta
kecenderungan
pembelajaran yang berorientasi pada teknik. Pendekatan yang dilakukan oleh guru belum dapat membangkitkan hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran. Kegagalan yang sering dialami siswa dalam melakukan gerakan lompat jauh juga commit to user mengakibatkan siswa frustasi. Hal tersebut berdampak buruk terhadap motivasi
28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 dan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran lompat jauh gaya jongkok pada khususnya, sehingga mengakibatkan tujuan pembelajaran tidak tercapai. Adapun hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 3 Kembangan pada tahap pra penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Pra Penelitian Jumlah Skor Kriteria Persentase Keterangan Siswa 90-100 Baik Sekali 0 0% 80-89 Baik 2 10% Tuntas 70-79 Cukup 5 25% Tuntas 60-69 Kurang 4 20% Tidak Tuntas < 60 Kurang Sekali 9 45% Tidak Tuntas Jumlah 20 100%
Berdasarkan data tabel 5, dari 20 siswa kelas V SD Negeri 3 Kembangan Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga, siswa yang berhasil mencapai KKM dalam mengikuti pembelajaran lompat jauh gaya jongkok hanya 35% yang terdiri atas kategori baik sebesar 10% dan kategori cukup sebesar 25%. Sisanya sebesar 20% berada dalam kategori kurang dan 45% berada dalam kategori kurang sekali. Dengan kata lain sebesar 65% masih belum mencapai batas ketuntasan minimal yang ditetapkan. Data selengkapnya ada pada lampiran. Oleh karena itu dilakukan tindakan dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui pendekatan bermain. Pemilihan tindakan melalui pendekatan bermain didasarkan pada karakteristik siswa usia sekolah dasar yang cenderung menyukai aktivitas dalam bentuk bermain. Melalui pendekatan bermain dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok diharapkan dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa. Tindakan yang dilakukan terdiri dari dua siklus yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Untuk mengetahui hasil dari commit to user tindakan tersebut, maka dilakukan evaluasi dengan cara mengamati peningkatan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 hasil belajar siswa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok, kemudian diklasifikasikan dengan indikator yang telah ditetapkan pada tiap akhir siklus.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 24 April 2012, sedangkan pertemuan kedua pada hari Selasa tanggal 1 Mei 2012. Masing-masing siklus terdiri dari: (1) perencanaan (2) pelaksanaan (3) observasi (4) refleksi. Pada setiap akhir siklus, dilakukan refleksi bersama kolaborator dan teman sejawat untuk membahas tentang tindakan yang telah dilaksanakan dalam siklus. Selanjutnya mencari solusi dari permasalahan yang muncul pada siklus dan menentukan tindakan berikutnya agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. 1. Deskripsi Siklus Pertama a. Perencanaan Tindakan I - Penentuan waktu tindakan kelas - Penentuan kelas yang akan diberi tindakan - Perencanaan tindakan yang akan diberikan - Pembuatan RPP - Persiapan alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran.
b. Tindakan I Pelaksanaan tindakan pada siklus I terdiri dari dua pertemuan yaitu pada hari Selasa tanggal 24 April 2012, sedangkan pertemuan kedua pada hari Selasa tanggal 1 Mei 2012. Adapun kegiatan yang dilakukan pada siklus I pertemuan pertama adalah sebagai berikut: 1) Pendahuluan - Siswa berbaris, berdo’a dan presensi - Apersepsi - Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. commitgerakan to user statis dan dinamis - Pemanasan dilakukan melalui
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 2) Kegiatan Inti a) Permainan”Hijau hitam” yang dirancang untuk melatih siswa melakukan awalan secepat mungkin b) Bermain melompati ban dengan dua kaki kemudian secara bergantian dengan satu kaki.
3) Penutup a) Siswa duduk melingkar rileks. Refleksi pengalaman belajar, siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat tentang hal-hal yang baru dipelajari. b) Evaluasi umum terhadap proses dan hasil belajar siswa. c) Siswa berbaris, dihitung, evaluasi, berdoa, dan dibubarkan
Langkah-langkah yang dilakukan pada siklus I pertemuan kedua adalah sebagi berikut: 1) Pendahuluan - Siswa berbaris, berdo’a dan presensi - Apersepsi (menghubungkan materi pelajaran dengan pengetahuan awal). - Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. - Pemanasan dilakukan melalui gerakan statis dan dinamis.
2) Kegiatan Inti a) Melakukan gerakan lompat kardus dengan tolakan pada lungkaran ban dan mendarat dua kaki b) Melakukan aktifitas melompat meraih bola yang digantung.
3) Penutup a) Siswa duduk melingkar rileks. b) Refleksi pengalaman belajar, siswa diberi kesempatan untuk commit to user mengemukakan pendapat tentang hal-hal yang baru dipelajari.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 c) Evaluasi umum terhadap proses dan hasil belajar siswa. d) Siswa berbaris, dihitung, evaluasi, berdoa, dan dibubarkan.
c. Observasi Berdasarkan
hasil
observasi
yang
dilakukan
selama
proses
pembelajaran berlangsung, yaitu pada hari Selasa tanggal 24 April 2012, sedangkan pertemuan kedua pada hari Selasa tanggal 1 Mei 2012 diperoleh data sebagai berikut: 1. Terjadi peningkatan pada hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran atletik dengan materi lompat jauh gaya jongkok. Peningkatan hasil belajar siswa berkaitan dengan model pembelajaran yang diterapkan yaitu melalui pendekatan bermain berhasil menarik perhatian siswa. Melalui pendekatan bermain juga meningkatkan motivasi dan keberanian siswa dalam melakukan gerakan lompat jauh gaya jongkok. Namun demikian masih ada beberapa siswa yang masih belum mencapai KKM. Hal tersebut karena masih belum dikuasainya gerak dasar lompat jauh secara keseluruhan, terutama pada gerakan menolak, sikap di udara dan mendarat, 2. Berdasarkan data yang diperoleh setelah dilakukan tindakan, hasil belajar siswa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok meningkat jika dibandingkan data pada pra siklus. Dari 20 siswa kelas V SD Negeri 3 Kembangan yang dapat mencapai ketuntasan belajar pada siklus I sejumlah 13 siswa atau 65%. Persentase tersebut meliputi 2 siswa atau 10% termasuk dalam kategori baik sekali, 4 siswa atau 20% termasuk dalam kategori baik dan 7 siswa atau 35% termasuk dalam kategori cukup hasil belajarnya. Sementara yang belum mencapai ketuntasan belajar sejumlah 7 siswa 35% terdiri atas kategori kurang 3 siswa atau 15% dan 4 siswa atau 20% termasuk kategori kurang sekali. Adapun data peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran siklus I seperti pada tabel berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 Tabel 6. Deskripsi Hasil belajar Siswa Siklus I Skor
Kriteria
90-100
Baik Sekali
Jumlah Siswa 2
80-89
Baik
70-79
Persentase
Keterangan
10%
Tuntas
4
20%
Tuntas
Cukup
7
35%
Tuntas
60-69
Kurang
3
15%
Tidak Tuntas
< 60
Kurang Sekali
4
20%
Tidak Tuntas
20
100%
Jumlah
Pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok. Akan tetapi masih banyak ditemukan beberapa masalah yang mengakibatkan tindakan pada siklus I kurang maksimal. Masalah tersebut diantaranya adalah: 1. Sebagian siswa masih sering mengalami kesulitan dalam melakukan gerakan di udara. 2. Sebagian siswa belum menguasai gerak dasar pendaratan di bak pasir. 3. Aktivitas pembelajaran masih didominasi oleh sebagian siswa, sehingga sebagian siswa yang lain kurang mendapat giliran melakukan gerakan. d. Refleksi Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan permasalahan yang muncul selama pembelajaran siklus I, maka perlu dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya, yang antara lain meliputi: 1. Memberikan tindakan untuk memperbaiki sikap melayang menggunakan tali karet gelang yang dipasang dengan ketinggian 30 cm sebagai penghalang. 2. Memberikan konsep gerak dasar mendarat di bak pasir melalui permainan melewati tali karet gelang dan mendarat di bak pasir dalam lingkaran ban dengan dua kaki. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 3. Pengaturan giliran dilakukan dengan cara mengelompokkan siswa sesuai dengan tingkat kemampuannya.
2. Deskripsi Siklus Kedua Pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan kelanjutan dari tindakan yang dilakukan pada siklus I. Implementasi tindakan yang dilakukan pada siklus II adalah untuk mengatasi masalah-maslah yang muncul pada siklus I. Setelah dilakukan tindakan yang dilakukan pada siklus II diharapkan hasil belajar siswa semakin meningkat dan hambatan serta permasalahanpermasalahan yang muncul pada siklus dapat teratasi, sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan yaitu hasil belajar siswa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dapat meningkat lebih maksimal. a. Perencanaan Tindakan II - Penentuan waktu tindakan kelas - Penentuan kelas yang akan diberi tindakan - Perencanaan tindakan yang akan diberikan - Pembuatan RPP - Persiapan alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran
c. Tindakan II Pelaksanaan tindakan pada siklus II terdiri dari dua pertemuan, yaitu pada hari Selasa 15 Mei 2012 pertemuan pertama, sedangkan pertemuan kedua pada hari Selasa 22 Mei 2012. Adapun kegiatan yang dilakukan pada siklus II pertemuan pertama adalah sebagi berikut: 1) Pendahuluan - Siswa berbaris, berdo’a dan presensi - Apersepsi (menghubungkan materi pembelajaran dengan pengetahuan awal). - Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. - Pemanasan dilakukan melalui gerakan statis dan dinamis. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 2) Kegiatan Inti a) Permainan melompati halangan tali dan mendarat dengan dua kaki b) Melakukan gerakan melompat ke bak lompat dan mendarat pada lingkaran ban dengan dua kaki.
3) Penutup a) Siswa duduk melingkar rileks. b) Refleksi pengalaman belajar, siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat tentang hal-hal yang baru dipelajari. c) Evaluasi umum terhadap proses dan hasil belajar siswa. d) Siswa berbaris, dihitung, evaluasi, berdoa, dan dibubarkan
Pertemuan kedua pada siklus II dilakukan tindakan sebagai berikut: 1) Pendahuluan - Siswa berbaris, berdo’a dan presensi - Apersepsi - Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. - Pemanasan dilakukan melalui gerakan statis dan dinamis.
2) Kegiatan Inti a) Melakukan latihan lompat jauh dengan halangan tali karet dan mendarat pada bak lompat. b) Melakukan gerakan lompat jauh secara utuh dari awalan, tolakan. Sikap di udara, dan mendarat dengan benar. . 3) Penutup a) Siswa duduk istirahat melingkar rileks. b) Refleksi pengalaman belajar, siswa diberi kesempatan untuk berpendapat tentang hal-hal yang baru dipelajari. c) Evaluasi umum terhadap proses dan hasil belajar siswa. commit to user d) Siswa berbaris, dihitung, evaluasi, berdoa, dan dibubarkan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 c. Observasi Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus II, diperoleh data sebagai berikut: 1. Terjadi peningkatan pada siswa yang berhasil mencapai KKM dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok. Peningkatan hasil belajar siswa berkaitan
dengan
model
pembelajaran
yang
diterapkan
yaitu
menggunakan pendekatan bermain berhasil menarik perhatian siswa. 2. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil tindakan, siswa yang berhasil mencapai batas ketuntasan belajar dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok meningkat jika dibandingkan data pada pra siklus dan siklus I. Dari 20 siswa kelas V SD Negeri 3 Kembangan 18 siswa atau 90% berhasil mencapai ketuntasan belajar. Adapun data peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran siklus I seperti pada tabel berikut:
Tabel 7. Deskripsi Hasil belajar Siswa Siklus II Jumlah Persentase Keterangan Siswa 7 35% Tuntas
Skor
Kriteria
90-100
Baik Sekali
80-89
Baik
6
30%
Tuntas
70-79
Cukup
5
25%
Tuntas
60-69
Kurang
2
10%
Tidak Tuntas
< 60
Kurang Sekali
0
0%
-
20
100%
Jumlah
Dari tabel tersebut di atas diketahui bahwa hasil belajar siswa-siswi kelas V SD Negeri 3 Kembangan Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga pada proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok siklus II meningkat menjadi 90%. Prosentase tersebut meliputi jumlah kriteria: baik sekali 35%, baik 30%, cukup 25%, kurang 10% dan kategori kurang sekali 0
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 d. Refleksi Secara umum kelemahan-kelemahan dan hambatan yang muncul pada siklus I telah dapat diatasi dan diminimalkan dalam siklus II. Tindakan yang dilakukan berhasil membangkitkan hasil belajar dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran lompat jauh gaya jongkok. Siswa terlihat lebih antusias dan semangat dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan data hasil tindakan yang dilakukan dalam penelitian diketahui bahwa pendekatan bermain dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Melalui pendekatan bermain dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Materi pembelajaran lompat jauh gaya jongkok yang semula membosankan bagi siswa menjadi aktivitas yang menyenangkan. Berdasarkan data pada siklus II (tabel 7) maka dapat disimpulkan bahwa pemberian tindakan terhadap materi lompat jauh gaya jongkok melalui pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 3 Kembangan. Melalui kesepakatan bersama kolaborator, maka diputuskan bahwa penelitian ini dinyatakan berhasil dan hanya sampai pada siklus kedua. Suasana yang demikian sangat mendukung pencapaian tujuan pembelajaran secara maksimal.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus Penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi lompat jauh gaya jongkok melalui pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal. Dalam hal ini penguasaan materi pembelajaran siswa menjadi lebih baik. Berdasarkan data hasil observasi pada pra siklus, siklus I, siklus II, tindakan yang dilakukan melalui pendekatan bermain berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran meningkat jika dibandingkan dengan data pada hasil belajar pada tahap pra siklus. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 Peningkatan hasil belajar siswa pada tiap siklus dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 8. Deskripsi Data Perbandingan Hasil belajar Tiap Siklus Skor
Kriteria
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Jumlah Siswa
Persen
Jumlah Siswa
Persen
Jumlah Siswa
Ket
Persen
90-100
Baik Sekali
0
0%
2
10%
7
35%
Meningkat
80-89
Baik
2
10%
4
20%
6
30%
Meningkat
70-79
Cukup
5
25%
7
35%
5
25%
Meningkat
60-69
Kurang
4
20%
3
15%
2
10%
Berkurang
< 60
Kurang Sekali
9
45%
4
20%
0
0%
Berkurang
20
100%
20
100%
20
100%
Jumlah
Tabel 8 menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran lompat jauh gaya jongkok pada pra siklus, siklus I, dan siklus II. Dari tabel tersebut diketahui bahwa hasil belajar siswa-siswi kelas V SD Negeri 3 Kembangan yang berjumlah 20 siswa pada pra siklus adalah sebesar 35%, siklus I 65%, siklus II 90%. Berdasarkan data persentase tersebut menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa pada tiap siklus. Peningkatan persentase dari pra siklus ke siklus I sebesar 30%. Sedangkan dari siklus I ke siklus II sebesar 25%. Peningkatan persentase hasil belajar siswa pada tiap siklus, adalah merupakan bukti konkrit bahwa melalui pendekatan bermain dapat mengatasi rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini menghasilkan temuan bahwa cara penyampaian materi pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik anak akan memudahkan guru menyampaikan materi pelajaran secara optimal. Selain itu siswa juga dengan mudah menyerap materi dengan optimal pula. Perbandingan peningkatan hasil belajar siswa dalam pra siklus, siklus I dan siklus II seperti terlihat dalamcommit grafik berikut: to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
Gambar 4. Grafik Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Lompat Jauh gaya Jongkok.
D. Pembahasan Penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi lompat jauh gaya jongkok menggunakan pendekatan bermain bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal, penguasaan materi pembelajaran siswa menjadi lebih baik. Pemberian tindakan dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok menggunakan pendekatan bermain tidak mengurangi makna dari pembelajaran itu sendiri. Siswa lebih antusias, semangat, disiplin, tanggung jawab, serta percaya diri, dalam melakukan tugas gerak. Penerapan pendekatan bermain dalam proses pembelajaran merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa pada proses pembelajaran yang monoton, sehingga pembelajaran lompat jauh gaya jongkok yang dilaksanakan dapat berhasil. Hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran meningkat jika dibandingkan dengan data pada hasil pengamatan pra penelitian. Berdasarkan tindakan yang dilakukan melalui aktivitas melompat yang dikemas dalam suasana bermain, pembelajaran ini bertujuan untuk memberikan commitgerak to user kemudahan siswa dalam mempelajari dasar lompat jauh gaya jongkok.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 Upaya untuk memudahkan siswa dalam mempelajari materi lompat jauh gaya jongkok dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya menggunakan pendekatan
bermain.
Aktivitas
pembelajaran
yang menyenangkan
akan
meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Setelah tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan dalam bentuk permainan yang disukai siswa dapat dijadikan inspirasi bagi para guru penjas untuk
melaksanakan
kegiatan pembelajaran penjas di SD agar lebih terarah dan dapat disesuaikan dengan program kurikulum. Berdasarkan data hasil penelitian, jumlah siswa yang berhasil mencapai ketuntasan belajar dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok meningkat jika dibandingkan data pada pra siklus. Pada siklus I rencana target pencapaian yang semula 60% setelah dilakukan tindakan mencapai 65%. Dari 20 siswa kelas V SD Negeri 3 Kembangan, 13 siswa atau 65% berhasil mencapai ketuntasan minimal yang ditetapkan. Titik puncak peningkatan hasil belajar siswa pada penelitian ini adalah pada siklus II. Berdasarkan data hasil penelitian diketahui bahwa 18 siswa atau 90% menunjukkan peningkatan hasil belajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, sedangkan 2 siswa atau 10% berada pada kriteria kurang. Hal itu berarti rencana pencapaian target siklus II yang semula 80% terlampaui, karena setelah dilakukan tindakan dari 20 jumlah siswa kelas V SD Negeri 3 Kembangan yang mencapai ketuntasan belajar sebesar 90%. Dengan demikian, penelitian tindakan kelas dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui pendekatan bermain pada siswa kelas V SD Negeri 3 Kembangan Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga Tahun 2011/2012, telah mencapai keberhasilan pada siklus II. Dengan tercapainya peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok, maka penelitian ini dapat dikatakan berhasil dan dapat dihentikan. Setelah dilakukan tindakan dalam penelitian ini, maka diperoleh fakta sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 1. Pendekatan bermain yang digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Melalui pendekatan bermain dapat menanamkan konsep dasar gerakan lompat jauh gaya jongkok. 3. Penyampaian materi pembelajaran dengan mempermudah karakteristik tugas gerak dapat dilakukan dari gerakan yang mudah kemudian menuju gerakan yang tingkat kesulitannya lebih kompleks. 4. Pendekatan bermain yang dirancang sesuai dengan karakteristik gerak dasar lompat jauh gaya jongkok dapat digunakan untuk memberikan konsep gerak dasar yang benar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa kelas V SD Negeri 3 Kembangan Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran 2011/2012 dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu; (1) perencanaan (2) pelaksanaan tindakan (3) observasi (4) refleksi. Dari hasil analisis yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan antara pra siklus, siklus I, dan siklus II. Peningkatan hasil belajar siswa terjadi dari 7 siswa atau 35% pada pra siklus, menjadi 13 siswa atau 65% pada siklus I dan, pada siklus II menjadi 18 siswa atau 90%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
B. Implikasi Setelah dilakukan penelitian, ditemukan suatu cara yang lebih efektif untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran atletik dengan materi lompat lompat jauh gaya jongkok, yaitu melalui pendekatan bermain. Pendekatan bermain dapat digunakan untuk alternatif pemecahan masalah kesulitan belajar lompat jauh gaya jongkok. Pendekatan bermain dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan siswa dalam melakukan lompat lompat jauh gaya jongkok. Pendekatan bermain dapat digunakan sebagai variasi dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok, dan daya tarik terhadap materi, sehingga siswa tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran. Dengan demikian pembelajaran dapat berjalan lancar, kondisif, efektif, dan efisien. commit to user
42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 C. Saran Dari pembahasan di atas dapat disarankan kepada guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di SD Negeri 3 Kembangan sebagai berikut: 1. Pengembangan model-model pembelajaran dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran dan hasil belajar siswa. 2. Dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dapat menggunakan pendekatan bermain, karena terbukti dapat mengatasi kesulitan belajar lompat jauh gaya jongkok. 3. Menggunakan media pembelajaran yang merata dalam pembelajaran Penjaskes, sehingga tidak membosankan.
commit to user