perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
i UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BERMAIN BOLA VOLI MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 KEBUTUH KECAMATAN BUKATEJA TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh: WASIS PRIYONO X 4710176
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user JULI 2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Wasis Priyono
NIM
: X4710176
Jurusan/Program Studi
: FKIP/Penjaskesrek
Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul ”UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BERMAIN BOLA VOLI MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 KEBUTUH KECAMATAN BUKATEJA TAHUN PELAJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012 Yang membuat pernyataan
Wasis Priyono
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BERMAIN BOLA VOLI MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 KEBUTUH KECAMATAN BUKATEJA TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh: WASIS PRIYONO X 4710176
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user JULI 2012
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
vi ABSTRAK
Wasis Priyono. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BERMAIN BOLA VOLI MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 KEBUTUH KECAMATAN BUKATEJA TAHUN PELAJARAN 2011/2012, Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012 Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar bermain bola voli melalui modifikasi permainan pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Kebutuh Kecamatan Bukateja Tahun Pelajaran 2011/2012. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 2 Kebutuh Kecamatan Bukateja yang berjumlah 20 siswa yang terdiri dari 14 siswa putra dan 6 siswa putri. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi wawancara, angket, dokumentasi atau arsip dan tes praktek. Validitas data menggunakan teknik trianggulasi data. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif. Prosedur penelitian adalah model siklus yang saling berkaitan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui modifikasi permainan dapat meningkatkan hasil belajar bermain bola voli dari pra siklus sebesar 35% meningkat menjadi 70% pada siklus I, kemudian pada siklus II meningkat lagi menjadi 90%. Proses pembelajaran pada pra siklus bersifat teacher-centered sehingga hasil belajar bermain bola voli siswa rendah. Peningkatan terjadi pada siklus I. hasil belajar siswa dalam pembelajaran bola voli meningkat walaupun belum optimal. Pelaksanaan siklus II menyebabkan hasil belajar bola voli siswa meningkat tinggi sehingga mendukung suatu pembelajaran yang berkualitas. Simpulan penelitian ini adalah melalui modifikasi permainan dapat meningkatkan hasil belajar bermain bola voli siswa kelas IV SD Negeri 2 Kebutuh Kecamatan Bukateja Tahun Pelajaran 2011/2012.
Kata kunci: modifikasi permainan, hasil belajar, bola voli
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
vii MOTTO
Sesungguhnya musuh itu tidak ada, yang ada hanyalah saudara yang berlainan pendapat (Mahatma Gandhi) Hidup mulia adalah hidup yang memberikan manfaat bagi orang lain (Hadis) Siapa yang tidak dapat memberikan lebih banyak daripada yang ia terima adalah nol besar dan telah lahir dengan sia-sia (Multatuli) Tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan, dan saya percaya pada diri saya sendiri. (Muhammad Ali) Banyak kegagalan dalam hidup ini karena orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah. (Thomas Alva Edison)
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
viii PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembakan karya ini untuk: SD Negeri 2 Kebutuh Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga Terima kasih atas segala dukungan dan motivasinya Istri dan anak-anakku tercinta, Segalanya bagiku Bapak dan Ibuku, Kasihmu sepanjang jalanku Bapak dan Ibu Mertuaku, Sumber inspirasiku Setiyarto, Salamun, Saefullah, Didik Kambriyatna, Endang Triningsih, Widati, Sri Hartati, Fajriyah Bersama kalian aku merasa cerdas, fresh, penuh inspirasi. FKIP Universitas Sebelas Maret, almamater tercinta kampus tempatku mengasah dan mempertajam wawasan keilmuan
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ix KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan limpahan rahmat-Nya kepada kita semua sehingga Penelitian Tindakan Kelas dapat terselesaikan guna memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan. Selama penyusunan penelitian, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin penyusunan Penelitian Tindakan Kelas. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin penulisan Penelitian Tindakan Kelas. 3. Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta 4. Drs Sunardi, M. Kes, selaku Pembimbing I, dan Sri Santoso Sabarini, S. Pd. M. Or, selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan sehingga penelitian dapat terselesaikan dengan lancar 5. Bapak dan Ibu Dosen Program Pengakuan Pengalaman Kerja dan Hasil Belajar (PPKHB) Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan yang telah tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan. 6. Kepala Sekolah SD Negeri 2 Kebutuh yang telah memberikan izin terlaksananya penelitian. 7. Kolaborator yang telah memberikan bantuan dan motivasi dalam penyusunan penelitian. 8. Siswa-siswi SD Negeri 2 Kebutuh yang telah bersedia untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini. 9. Semua pihak yang telah membantu baik secara moril maupun spiritual demi terselesaikannya Penelitian Tindakan Kelas ini. commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
x Penelitian Tindakan Kelas ini telah diusahakan sebaik-baiknya, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan penelitian. Semoga penelitian yang telah disusun dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xi DAFTAR ISI
Halaman JUDUL..........................................................................................................
i
PERNYATAAN…………………………………………………………...
ii
PENGAJUAN……………………………………………...........................
iii
PERSETUJUAN...........................................................................................
iv
PENGESAHAN……………………………………………………………
v
ABSTRAK…………………………………………………………………
vi
MOTTO……………………………………………………........................
vii
PERSEMBAHAN…………………………………………........................
viii
KATA PENGANTAR……………………………………………………..
ix
DAFTAR ISI................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL…………………………………………………………
xiv
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………
xv
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………
xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...................................................................
1
B. Perumusan Masalah..........................................................................
3
C. Tujuan Penelitian..............................................................................
3
D. Manfaat Penelitian............................................................................
4
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ……………………………………………………
5
1. Sejarah Permainan Bola Voli………………………………….....
5
2. Permainan Bola Voli Mini…………………………………….....
6
a. Pengertian Bola Voli Mini………………………………….....
6
b. Fasilitas Alat dan Perlengkapan……………………………….
8
3. Teknik Bermain Pada MiniVolleyball…………………………...
8
4. Karakteristik dan Kebutuhan Anak SD…………………………. commit to user
10
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xii 5. Pembelajaran……………………………………………………..
12
a. Konsep Pembelajaran……………………………………….....
12
b. Prinsip-prinsip Pembelajaran……………………………….....
13
c. Efektivitas Pembelajaran………………………………………
14
6. Modifikasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani……………………
15
7. Konsep Modifikasi……………………………………………….
16
8. Pembelajaran Bola Voli Melalui Modifikasi Permainan………....
18
B. Kerangka Berpikir...............................................................................
20
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................
23
1. Tempat Penelitian…………………………………………………
23
2. Waktu Penelitian………………………………………………….
23
B. Subyek Penelitian................................................................................
24
C. Data dan Sumber Data........................................................................
24
D. Pengumpulan Data..............................................................................
24
E. Uji Validitas Data…………………………………………………...
25
F. Analisis Data.......................................................................................
25
G. Indikator Kinerja Penelitian…………………………………………
26
H. Prosedur Penelitian..............................................................................
26
1. Siklus I……………………………………………………………
28
a. Tahap Perencanaan……………………………………………
28
b. TahapPelaksanaan…………………………………………......
28
c. Pengamatan Tindakan………………………………………...
29
d. Tahap Evaluasi………………………………………………..
29
2. Siklus II……………………………………………......................
29
a. Tahap Perencanaan……………………………………………
29
b. TahapPelaksanaan…………………………………………......
29
c. Pengamatan Tindakan………………………………………....
30
d. Tahap Evaluasi…………………………………………………
30
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xiii BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pra Tindakan……………………………………………..
31
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus………………………………
33
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus…………………………
41
D. Pembahasan…………………………………………………………
43
BABV SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A.Simpulan………………………………………………………….....
47
B. Implikasi………………………………………………………….....
47
C. Saran………………………………………………………………...
49
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
50
LAMPIRAN……………………………………………………………….
51
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xiv DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian........................
23
2. Teknik dan Alat Pengumpulan Data……………………………………
24
3. Indikator Kinerja Penelitian.....................................................................
26
5. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Pra Penelitian…………………………..
32
6. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Siklus I………………………………....
36
7. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Siklus II………………………………...
40
8. Deskripsi Data Perbandingan Hasil belajar Tiap Siklus………………..
41
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xv DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Ukuran Lapangan Mini Volleyball ………………………………………..
8
2. Pembelajaran Bola Voli Mini..…………………………............................
19
3. Kerangka Berpikir……………………………………………………........ 22 4. Skema Siklus……………………………………………………………… 27 5. Grafik Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Bola Voli……………....
commit to user
xv
42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xvi DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1.
Silabus Pembelajaran……………………………………………………. 51
2.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I……………………………. 52
3.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II…………………………...
4.
Data Hasil Belajar Siswa Pra Siklus…………………………………….. 75
5.
Data Hasil Belajar Psikomotor Siswa Siklus I…………………………..
6.
Data Hasil Pengamatan Sikap Siswa Siklus I……………….................... 77
7.
Data Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus I……………………………...
78
8.
Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus I…………………………....................
79
9.
Data Hasil Belajar Psikomotor Siswa Siklus II………………………….
80
10. Data Hasil Pengamatan Sikap Siswa Siklus II…………………………..
81
11. Data Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus II………………......................
82
63
77
12. Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus II……………………………………... 83 13. Foto-foto Kegiatan…………………………………………..................... 84 14. Surat Ijin Penelitian……………………………………………………...
88
15. Surat Ijin Menyusun Skripsi……………………………………………..
89
16. Surat Permohonan Ijin Penelitian………………………………………..
90
17. Surat Keterangan Penelitian……………………………………………..
91
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendididkan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan program pengajaran yang sangat penting dalam pembentukan kebugaran para siswa. Melalui pembelajaran pendidikan jasmani diharapkan dapat mengarahkan siswa untuk dapat beraktivitas olahraga agar tercipta generasi yang sehat dan kuat. Pendekatan pengajaran yang menyenangkan dapat membimbing siswa dalam melakukan aktivitas jasmani di sekolah. Selain itu siswa dapat diajarkan pula bagaimana mempraktekkan kebiasaan hidup sehat dalam kegiatan sehari-hari. Kelemahan pendidikan jasmani di SD terkait beberapa faktor yang saling berhubungan mulai dari faktor kurangnya guru spesialis dalam pendidikan jasmani, lemahnya sistim supervisi, langkanya ketersediaan infrastuktur olahraga sampai
pada
kesenjangan
antara
kurikulum
sebagai
dokumen
dan
implementasinya. Pada tingkat pengajaran di kelas, isu pembaharuan model pembelajaran merupakan masalah yang paling kritis. Untuk memperbaiki keadaan tersebut strategi umum yang dapat dilaksanakan untuk memberdayakan pendidikan jasmani di SD adalah dapat melalui pembenahan manajemen dan peningkatan sumber daya baik secara kuantitatif maupun mutu. Yang paling mungkin ditingkatkan oleh guru pendidikan jasmani adalah proses belajar mengajar. Salah satu penyebab rendahnya kualitas pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar adalah kurang memadainya sarana yang dimiliki oleh sekolah-sekolah tersebut. Ketergantungan para guru penjas pada sarana yang standar serta pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada prestasi, menyebabkan
pola
pembelajaran
yang
kurang
variatif
dan
cenderung
membosankan siswa. Saat ini sarana dan prasarana untuk kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah-sekolah dasar masih memprihatinkan. Jangankan kuantitasnya, kualitas kelayakan untuk terselenggaranya kegiatan penjas yang commit user sulit untuk dihindari, karena nyaman masih jauh dari harapan. Hal totersebut
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 keberadaan sekolah yang semakin terasa sempit, apalagi bila kebijakan pemerintah atau sekolah kurang berpihak pada kegiatan pendidikan jasmani. Tidak dapat dipungkiri bahwa mungkin saja di beberapa sekolah dasar hanya mempunyai lahan untuk kegiatan penjas berupa halaman untuk upacara bendera, dan itupun sudah boleh dikatakan ada, karena di atasnya masih dapat digunakan untuk berbagai kegiatan penjas ala kadarnya. Ketergantungan guru penjas pada sarana standar seringkali menghambat aktivitas pembelajaran penjas. Apalagi bila jumlah alat yang dimiliki sekolah tidak sesuai dengan jumlah siswa yang diajar. Di sisi lain, keberadaan struktur fisik serta kondisi fisik dan kemampuan fisik siswa sekolah dasar masih belum memadai untuk kegiatan-kegiatan yang mengacu pada standarisasi alat maupun lapangan. Ukuran alat serta lapangan, masih belum sesuai dengan kemampuan siswa sekolah dasar. Beratnya bola voli, seringkali mengganggu dalam hal penguasaan keterampilan dasar bermain voli, bahkan kebanyakan siswa enggan melakukan passing karena takut tangannya sakit. Belum lagi ketinggian net yang seringkali dipasang untuk ukuran orang dewasa. Barangkali mereka sering melihat di TV pemain voli yang melakukan smash. Mungkin saja ada dalam benak mereka suatu keinginan untuk melakukan hal yang sama seperti yang sering mereka lihat. Namun keinginan tersebut sangat mustahil dapat mereka lakukan, karena ukuran ketinggian netnyapun jauh dari jangkauan mereka. Akibatnya tingkat partisipasi siswa dalam pembelajaran bola voli jauh dari harapan. Secara psikologis siswa sekolah dasar masih belum siap dihadapkan pada hal-hal yang bersifat teknis. Sebab di usia mereka, kegiatan berbentuk permainan yang menyenangkan akan lebih menggugah minat serta memotivasi mereka untuk beraktifitas, dibandingkan dengan berbagai aktifitas yang bersifat teknis. Dari hasil pengamatan diperoleh data bahwa siswa-siswi kelas IV SD Negeri 2 Kebutuh malas, kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran bola voli, hal tersebut disebabkan oleh pembelajaran yang monoton. Pembelajaran berorientasi pada tehnik, sehingga penjas merupakan rutinitas pembelajaran yang menjemukan, tidak adanya unsur yang menyenangkan dalam penyajian materi commit user pembelajaran. Permainan bola voli yang to seharusnya menarik dan menyenangkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 menjadi suatu aktivitas yang menjemukan bagi siswa. Keadaan semacam ini mengakibatkan tingkat partisipasi siswa dalam pembelajaran bola voli sangat rendah sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai. Berdasarkan data hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Kebutuh pada pembelajaran bola voli pra siklus, diketahui bahwa hanya 7 siswa atau 35% dari jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar. Hal tersebut menjadi bukti konkret bahwa pembelajaran yang selama ini dilaksanakan belum sesuai dengan harapan. Pembelajaran belum memenuhi kriteria ketuntasan belajar (KKM) yang ditetapkan pihak sekolah untuk mata pelajaran pendidikan jasmani yaitu 70. Sejalan dengan hal tersebut, pembelajaran melalui modifikasi permainan diharapkan menjadi daya tarik tersendiri terhadap materi pembelajaran bola voli, sehingga siswa lebih termotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam mengikuti pembelajaran, dan dengan kata lain tujuan pembelajaran pun akan mudah tercapai. Berdasarkan uraian di atas, maka judul dalam penelitian ini adalah: “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bermain Bola Voli Melalui Modifikasi Permainan Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Kebutuh Tahun Pelajaran 2011/2012”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah modifikasi permainan dapat meningkatkan hasil belajar bermain bola voli siswa kelas IV SD Negeri 2 Kebutuh Tahun Pelajaran 2011/2012?”
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai adalah untuk meningkatkan hasil belajar bermain bola voli melalui modifikasi permainan pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Kebutuh Tahun Pelajaran 2011/2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 D. Manfaat Penelitian Manfaat utama dari penelitian ini adalah untuk menentukan dapat tidaknya modifikasi permainan digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bola voli. Manfaat lainnya adalah : 1. Bagi siswa Meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. 2. Bagi guru a. Menambah pengetahuan tentang macam-macam model pembelajaran Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. b. Sebagai usaha untuk mengubah cara pembelajaran dari model konvensional menjadi pembelajaran ke arah PAKEM. 3. Bagi sekolah a. Sebagai masukan untuk meningkatkan mutu sekolah khususnya mata pelajaran Penjasorkes. b. Sebagai masukan untuk penyusunan program sekolah berikutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Sejarah Permainan Bola Voli Permainan bola voli diciptakan oleh William G. Morgan pada tahun 1895. William G. Morgan adalah salah seorang pembina pendidikan jasmani pada Young Men Cristian Associantion (YMCA) di kota Holyoke Massachussetts, Amerika Serikat. Pada tahun 1892. YMCA berhasil mengadakan kejuaraan bola voli di Amerika Serikat. Nama permainan semula adalah Mintonette, dimana permainannya hampir serupa dengan badminton. Jumlah pemain di sini tak terbatas sesuai dengan tujuan semula yaitu untuk mengembangkan kesegaran jasmani para buruh, di samping bersenam secara umum. G. Morgan kemudian melanjutkan idenya untuk mengembangkan permainan tersebut agar mencapai cabang olahraga yang dipertandingkan. Nama permainan kemudian diubah menjadi vooley ball yang artinya kurang lebih memvoli bola berganti-ganti. Perkembangan permainan bola voli pada waktu itu di Amerika Serikat sangat cepat berkat usaha G. Morgan. Tahun 1922 YMCA berhasil mengadakan kejuaraan Nasional Bola voli di Negara Amerika Serikat. Pada waktu Perang Dunia I tentara-tentara sekutu menyebarkaluaskan permainan bola voli ini ke Negara-negara Asia dan Eropa terutama negara Jepang, Cina, India, Filipina, Perancis, Rusia, Estonia, Cekoslowakia, Rumania, Yugoslavia, dan Jerman. Dalam Perang Dunia II permainan ini tersebar luas di seluruh dunia terutama di Eropa dan Asia. Setelah Perang Dunia II prestasi dan popularitas Bola voli di Amerika Serikat menurun, namun di Negara lain terutama Eropa timur dan Asia berkembang sangat cepat. Mengingat turnamen bola voli yang pertama tahun 1947 di Polandia pesertanya cukup banyak, maka pada tahun commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6 1948 IVBF (International Volly Ball Federation) didirikan yang beranggotakan 15 negara. Indonesia mengenal permainan Bola voli sejak 1928 pada zaman penjajahan Belanda. Guru-guru pendidikan jasmani didatangkan dari Negara Belanda untuk mengembangkan olahraga umumnya dan bola voli khususnya. Di samping guru-guru pendidikan jasmani, tentara Belanda banyak andilnya dalam pengembangan permainan bola voli di Indonesia, terutama dengan bermain di barak-barak, di lapangan terbuka dan mengadakan pertandingan antar kompeni-kompeni Belanda sendiri. Permainan bola voli di Indonesia berkembang sangat pesat di seluruh lapisan masyarakat, sehingga muncul klub-klub beasr di seluruh Indonesia. Dengan berdasarkan itulah maka pada tanggal 22 Januari 1955 PBVSI (Persatuan Bola Volley Seluruh Indonesia) didirikan di Jakarta bersamaan dengan diadakannya kejuaraan tingkat nasional yang pertama. PBVSI sejak itu aktif mengembangkan kegiatan-kegiatan baik ke dalam maupun ke luar negeri sampai sekarang. Perkembangan permainan bola voli sangat menonjol pada saat menjelang Asian Games IV dan Ganefo I di Jakarta baik untuk pria dan wanita di Indonesia. Pertandingan bola voli masuk acara resmi dalam PON II di Jakarta dan PON I di Yogyakarta. Setelah tahun 1962 perkembangan bola voli seperti jamur tumbuh di musim hujan banyaknya klub-klub bola voli di seluruh pelosok tanah air. Hal ini terbukti dengan data peserta pertandingan dalam kejuaraan nasional, seperti PON, POM DAN pesta olahraga lain, di mana angka menunjukkan peningkatan jumlahnya, M. Mardiyanto, Sunardi, Agus Margono (1996: 100-101).
2. Permainan Bola Voli Mini a. Pengertian Bola Voli Mini Menurut Agus Kristiyanto ( 2010: 68 ),”Desain Mini Volleyball dikhususkan untuk anak-anak usia 9 sampai 13 tahun. Permainan bola voli commit to user mini didesain untuk 4 pemain untuk setiap timnya. Artinya, four versus
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 four. (bandingkan dengan permainan bola voli indoor yang six versus six)”. Permainan bola voli mini adalah permainan bola voli yang dimainkan di atas lapangan kecil. Dengan empat orang pemain tiap timnya dan menggunakan permainan sederhana di lapangan dengan panjang 12 meter dan lebar lapangan 5,5 meter. Memvoli bola dalam permainan bola voli mini berarti memantulkan atau memainkan bola di udara dengan tujuan mengarahkan bola jatuh di lapangan lawan dengan secepat mungkin. Memainkan bola dilakukan dengan sentuhan atau perkenaan pada bagian badan. Bagian badan yang boleh untuk memainkan bola sesuai aturan PBVSI yang berlaku sebelum. Tahun 1995, adalah bagian badan lutut ke atas. Namun, peraturan setelah tahun 1995 memperbolehkan seluruh bagian badan dapat memainkan bola, dengan syarat pantulan bola saat perkenaan bola bersih dan sempurna sesuai peraturan. Berkaitan dengan bola voli mini, M. Mariyanto, Sunardi, Agus Margono (1996: 103) berpendapat, “Bola voli mini adalah sejenis bola voli yang dimainkan di lapangan kecil dengan 2 sampai 4 pemain setiap regunya dengan peraturan yang disederhanakan. Bola voli suatu permainan yang sederhana tetapi tidak mudah di dalam mempelajarinya”. Oleh karena itu perlu adanya penyesuaian di dalam metodik mengajarnya bagi pemula. Bola voli mini menyajikan jenis bola voli yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan anak-anak usia 9 sampai 12 tahun, selaras dengan prinsip mengajar yang baik. Bola voli mini adalah cara yang baik untuk mempelajari keterampilan dasar, dengan cara ini setiap pemain akan lebih banyak menyentuh atau memainkan bola, karena ukuran lapangan bermain lebih kecil dan jumlah pemainnya sedikit. Segi lain anak-anak cepat memahami teknik dan taktik bermain bola voli, mereka juga akan memperoleh kemampuan dasar untuk olahraga pada umumnya, seperti ketangkasan, keterampilan, kemampuan meloncat. Bola voli mini tidak hanya dipergunakan sebagai perkenalan kepada para pemain pemula muda, user tetapi juga cocok untuk paracommit pemulatodewasa.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 b. Fasilitas, Alat dan Perlengkapan Bagaimana peralatan, fasilitas, dan perlengkapan untuk mendesain suatu permainan bola voli mini? Lapangan berukuran panjang 12 meter, Lebar lapangan 5,5 meter. Tinggi net putra 210 centimeter, putri 200 centimeter. Bola yang harus dipersiapkan adalah bola dengan nomor 4, berat 230 – 250 gram, panjang net keseluruhan 7 meter dengan lebar 90 centimeter. Perlengkapan yang lain berkenan dengan perlengkapan standar pakaian olahraga, seperti: kaos bernomor, sepatu olahraga, dan celana pendek (Agus Kristiyanto, 2010: 69). 2m
5,5 m
12 m Gambar 1. Ukuran Lapangan Mini Volleyball (Agus Kristiyanto, 2010: 70) Keterangan: Panjang
: 12 meter
Lebar
: 5,5 meter
Tinggi Net Pa
: 210 cm
Tinggi Net Pi
: 200 cm
Bola
: No. 4
3. Teknik Bermain Pada Mini Volleyball Bermain pada Mini Volleyball secara esensial menggunakan teknik standar permainan bola voli yang lazim diberlakukan pada jenis Indoor Volleyball. Menurut Agus Kristiyanto (2010: 76-77), Siapapun yang akan bermain harus menguasai teknik-teknik dasar bermain yang meliputi: (1) commit to user service, (2) pass atas dan pass bawah, (3) spike atau smash, (4) block atau
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 bendungan. Oleh karena itu, meskipun dalam tataran keterampilan yang masih relative sederhana, maka setiap anak usia 9 hingga 13 tahun yang hendak ”berkenalan” dengan Mini Volleyball, maka mereka juga harus belajar dan berlatih teknik-teknik dasar tersebut. Lebih lanjut Agus Kristiyanto mengatakan bahwa, Penyederhanaan permainan bukan dengan cara menghilangkan teknik dasar, tetapi dengan cara melakukan modifikasi ukuran sarana dan prasarana yang digunakan, seperti ukuran lapangan, ukuran bola, ketinggian net, maupun lebar dan panjang lapangan. Namun demikian, tidak semua jenis teknik dasar harus terkuasai oleh anak-anak yang akan bermain. Pada awalnya, setelah pengenalan bola telah familiar dilakukan oleh anak-anak, maka langkah berikutnya adalah mengajarkan kepada mereka tentang service dan passing atas maupun passing bawah. Service pun baru sebatas service yang paling sederhana, yaitu service tangan bawah. Service tersebut diperlukan untuk memulai sebuah permainan bolavoli. Passing atas dan bawah perlu dikuasai karena rally permainan akan tercipta kalau anak-anak menguasai passing atas dan bawah dengan baik. Keterampilan dasar smash atau spike pada anak diawali dengan kemampuan memanipulasi bola atas dengan cara melompat ke atas (jumping) untuk kemudian menyeberangkan bola di atas net ke ddaerah pertahanan lawan. Manipulasi bola yang dilakukan belum berbentuk pukulan smash atau spike secara keras, tetapi cenderung hanya merupakan sentuhan lunak dan dorongan. Gerakan smash atau spike yang paling awal diberikan kepada anak adalah jenis smash normal. Smash normal adalah smash yang lintasan bola umpan tinggi melambung parabola dengan lintasan yang mudah diprediksi. Dengan demikian, mereka dapat merespon gerakan smash secara lebih mudah, dibandingkan dengan lintasan umpan yang straight (lurus), semi, atau pull smash. Teknik membendung (blocking) pada umumnya belum banyak dilakukan oleh anak-anak. Mereka cenderung suka menunggu hasil serangan smash pihak lawan dengan menerima bola dengan menggunakan pass bawah. to userdan tinggi badan yang semakin Kekuatan otot tungkai yang commit berkembang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 berkembang akan memotivasi mereka mencoba melakukan bendungan atas serangan-serangan spike yang dilakukan pihak lawan. Keterampilan melakukan bendungan (blocking) pada umumnya merupakan keterampilan yang belakangan dikuasai oleh anak-anak. Blocking merupakan keterampilan yang membutuhkan pengerahan power, akurasi, koordinasi. Namun demikian keberhasilan blocking memang lebih kecil, karena pihak spiker lebih diuntungkan dalam hal penguasaan bola. Keterampilan blocking memang sebaiknya terus menerus dilatihkan kepada anak sejak dini.
4. Karakteristik Dan Kebutuhan Anak SD Karakteristik yang menonjol pada anak usia SD adalah senang bermain, selalu bergerak, bekerja atau bermain dalam kelompok, dan senantiasa ingin melaksanakan atau merasakan sendiri. Menurut Mulyani Sumantri (2009: 6.3-6.6) karakteristik anak usia SD antara lain adalah: Karakteristik yang pertama dari anak SD adalah senang bermain. Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan pembelajaran yang bermuatan permainan terutama bagi siswa-siswa kelas rendah. Moldel pembelajaran hendaknya dirancang yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. Karakteristik yang kedua dari anak SD adalah senang bergerak. Oleh karena itu hendaknya proses pembelajaran dirancang yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak. Menyuruh anak untuk duduk rapi merupakan situasi yang menyiksa bagi mereka. Karakteristik yang ketiga, anak seusia SD adalah senang bekerja di dalam kelompok. Dari pergaulannya dengan kelompok sebaya, anak belajar aspek-aspek yang pointing dalam proses sosialisasi, seperti belajar mematuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak bergantung pada orang dewasa, belajar bekerja sama, mempelajari perilaku yang dapat diterima oleh lingkungannya, belajar menerima tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif), mempelajari olahraga dan permainan kelompok, serta belajar keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru penjas harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja sama dalam kelompok. Karakteristik yang keempat, anak usia SD adalah senang merasakan atau memeragakan/melakukan sesuatu secara langsung. Ditinjau dari perkembangan kognitif, anak usia SD memasuki tahap operasional konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan commit tokonsep-konsep user konsep-konsep baru dengan lama. Berdasarkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 pengalaman ini, siswa membentuk konsep tentang angka, ruang, waktu, fungsi-fungsi badan, peran jenis kelamin, moral dan sebagainya. Bagi anak SD, penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak melaksanakan sendiri, sama halnya dengan pemberian contoh bagi orang dewasa. Dengan demikian guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Di samping memperhatikan karakteristik anak usia SD, implikasi pendidikan juga dapat bertolak dari kebutuhan peserta didik. Pemaknaan kebutuhan anak SD dapat diidentifikasi dari tugas-tugas perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang muncul pada saat atau suatu periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa ke arah keberhasilan dalam melaksanakan
tugas-tugas
berikutnya,
sementara
kegagalan
dalam
melaksanakan tugas tersebut menimbulkan rasa tidak bahagia, ditolak oleh masyarakat, dan kesulitan menghadapi tugas-tugas berikutnya. Tugas-tugas perkembangan yang berhubungan dengan kematangan fisik diantaranya adalah belajar berjalan, belajar melempar-menangkap dan menendang bola, belajar menerima jenis kelamin yang berbeda dengan dirinya. Beberapa tugas perkembangan terutama bersumber dari kebudayaan seperti belajar membaca, menulis dan berhitung, belajar bertanggung jawab sebagai warga negara. Sementara tugas-tugas perkembangan yang bersumber dari nilainilai kepribadian individu diantaranya memilih dan memepersiapkan untuk bekerja, memperoleh nilai filsafat dalam kehidupan. Lebih lanjut menurut Mulyani Sumantri (2009: 6.5), anak usia SD ditandai tiga dorongan keluar yang besar yaitu: (1) Kepercayaan anak untuk keluar rumah dan masuk dalam kelompok teman sebaya, (2) Kepercayaan anak memasuki dunia pemainan dan kegiatan yang memerlukan keterampilan fisik, dan (3) Kepercayaan mental untuk memasuki dunia konsep, logika, simbolis dan komunikasi orang dewasa. Dengan demikian pemahaman terhadap tugas-tugas perkembangan anak SD dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan di SD, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 dan untuk menentukan waktu yang tepat dalam memberikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak itu sendiri.
5. Pembelajaran a. Konsep Pembelajaran Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada proses pembelajaran. Knirk & Gustavson (2005) menjelaskan bahwa, ”Pembelajaran merupakan setiap kegiatan yang dirancang oleh guru untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam konteks kegiatan belajar mengajar”. Dimyati & Mujiono menjabarkan bahwa, ”Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”. Menurut Surya (2004), ”Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Sedangkan menurut UUSPN No. 20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Lebih lanjut Gagne dan Briggs (1973:3) mengungkapkan Pengertian Pembelajaran sebagai suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal. http: //blogspot. com/2010/12. Menurut Mohammad Asrori (2009: 6) “Secara umum pembelajaran merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui pengalaman individu yang bersangkutan”. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 Pembelajaran berlangsung melalui lima alat indra kita, yaitu: Penglihatan (visual): melihat kejadian suatu peristiwa. Pendengaran (auditory): mendengar suatu bunyi. Pembauan (olfactory): bau makanan membuat kita lapar. Rasa atau pengecap (taste): lidah kita merasa dan dapat membedakan antara manis dan masam. Sentuhan (tactile): kulit kita merasa sentuhan dan dapat membedakan antara permukaan licin dan permukaan kasar. Dalam proses pembelajaran tidak hanya melibatkan penguasaan fakta atau konsep sesuatu bidang ilmu saja, tetapi juga melibatkan perasaanperasaan yang berkaitan dengan emosi, kasih sayang, benci, hasrat dengki dan kerohanian. Pembelajaran tidak terbatas pada apa yang kita rancangkan saja, tetapi juga melibatkan pengalaman yang di luar kesadaran penuh kita, seperti peristiwa kemalangan atau seseorang yang jatuh cinta pada pandangan pertama. Dari beberapa pengertian pembelajaran di atas, dapat ditarik kesimpulan mengenai pembelajaran, bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
b. Prinsip-prinsip Pembelajaran Belajar suatu ketrampilan adalah sangat kompleks. Belajar membawa perubahan pada individu yang belajar. Menurut Nasution dalam Agus Kristiyanto (2010: 125), bahwa perubahan akibat belajar tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan, melainkan juga dalam kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penyesuaian diri, minat, penghargaan, pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa. Untuk mencapai perubahan pada diri siswa, maka dalam proses pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut Wina Sanjaya (2006: 30) dalam Agus Kristiyanto (2001: 125) mengatakan bahwa sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan pembelajaran diantaranya: a) b) c) d) e) f) g) h) i)
Berpusat pada siswa Belajar dengan melakukan Mengembangkan kemampuan sosial Mengembangkan keingintahuan, imajinasi dan fitrah Mengembangkan ketrampilan pemecahan masalah Mengembangkan kreatifitas Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik Belajar sepanjang hayat
Prinsip-prinsip
pembelajaran
tersebut
sangat
penting
untuk
diperhatikan oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang didasarkan pada prinsip-prinsip belajar yang benar, maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
c. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas merupakan aspek penting dalam berbagai bentuk kegiatan, karena efektivitas merupakan cerminan dari tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasaran yang ingin dicapai. Efektivitas tidak hanya dapat dilihat dari sisi produktivitas, akan tetapi dapat pula dilihat dari sisi persepsi atau sikap orangnya. Disamping itu, efektivitas juga dapat dilihat dari bagaimana tingkat kepuasaan yang dicapai oleh seseorang dalam mencapai sasaran atau suatu tingkatan terhadap pencapaian tujuan. Pencapain
tujuan
tersebut
berupa
peningkatan
pengetahuan
dan
keterampilan serta pengembangan sikap melalui proses pembelajaran. Dalam kaitanya dengan efektivitas belajar Brown (1973) yang juga dikutip Sudrajat mengungkapkan bahwa ”Media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatancommit pembelajaran to user dapat mempengaruhi terhadap
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 efektivitas pembelajaran”. Lebih lanjut Sudrajat (2007) menuliskan tentang beberapa fungsi media diantaranya: 1) Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh peserta didik tentang suatu objek, disebabkan: (a). Objek terlalu besar; (b). Objek terlalu kecil; (c). Objek yang bergerak terlalu lambat; (d). Objek yang bergerak terlalu cepat; (e). Objek yang terlalu komplek; (f). Objek yang bunyinya terlalu halus; (g). Objek mengandung bahaya dan resiko tinggi. 2) Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua objek dapat disajikan kepada peserta didik. 3) Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya. 4) Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar. 5) Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan yang abstrak. 6. Modifikasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Pengembangan dan penerapan materi pendidikan jasmani memiliki potensi untuk dikembangkan secara fleksibel. Materinya dapat dikembangkan dengan memperhatikan struktur tugas gerak dan tata urutannya. Dengan demikian guru pendidikan jasmani memiliki kesempatan untuk memodifikasi kegiatan olahraga formal untuk dijabarkan dalam pengajarannya, tentunya dengan memperhatikan karakteristik anak didiknya. Modifikasi pembelajaran pendidikan jasmani penting untuk diketahui oleh para guru pendidikan jasmani. Diharapkan mereka dapat menjelaskan pengertian dan konsep modifikasi, menyebutkan apa yang dimodifikasi, dan bagaimana cara memodifikasinya, menyebutkan dan menerangkan beberapa aspek analisis modifikasi. Penyelenggaraan
program
pendidikan
jasmani
hendaknya
mencerminkan karakteristik program pendidikan jasmani itu sendiri, yaitu, “Developmentally Appropriate Practice” (DAP). Artinya adalah tugas ajar yang diberikan harus memperhatikan perubahan kemampuan atau kondisi anak, dan dapat membantu mendorong ke arah perubahan tersebut. Dengan commit to user demikian tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat perkembangan dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 tingkat kematangan anak didik yang diajarnya. Perkembangan atau kematangan yang dimaksud mencakup fisik, psikis maupun keterampilannya. Tugas ajar itu juga harus mampu mengakomodasi setiap perubahan dan perbedaan karakteristik individu serta mendorongnya ke arah perubahan yang lebih baik. Di sini guru pendidikan jasmani harus memahami betul tentang pembelajaran dengan menggunakan pendekatan modifikasi.
7. Konsep Modifikasi Esensi modifikasi adalah menganalisis sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajarnya. Cara
ini
dimaksudkan
untuk
menuntun,
mengarahkan,
dan
membelajarkan siswa yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, yang tadinya kurang terampil menjadi lebih terampil. Cara-cara guru memodifikasi pelajaran akan tercermin dari aktivitas pembelajarannya yang diberikan oleh guru mulai awal hingga akhir pelajaran. Selanjutnya guru-guru pendidikan jasmani juga harus mengetahui apa saja yang bisa dan harus dimodifikasi serta tahu bagaimana cara memodifikasinya. Beberapa aspek analisis modifikasi tidak terlepas dari pemahaman guru tentang tujuan, karakteristik materi, kondisi lingkungan, dan evaluasinya. Disamping itu keadaan sarana, prasarana dan media pengajaran pendidikan jasmani yang dimiliki oleh sekolah akan mewarnai kegiatan pembelajaran itu sendiri. Berkaitan dengan sarana dan prasarana, yang paling dirasakan oleh guru pendidikan jasmani adalah media pembelajaran pendidikan jasmani yang sangat diperlukan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Minimnya sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah-sekolah, menuntut seorang guru pendidikan jasmani untuk lebih kreatif dalam memberdayakan dan mengoptimalkan pengguanan sarana dan prasarana yang ada. Seorang guru pendidikan jasmani yang kreatif akan mampu menciptakan sesuatu yang baru, atau memodifikasi yang sudah ada tetapi disajikan dengan cara semenarik commit to user mungkin, sehingga peserta didik akan merasa senang mengikuti pelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 penjas yang diberikan. Banyak hal-hal sederhana yang dapat dilakukan oleh para guru pendidikan jasmani untuk kelancaran jalannya pendidikan jasmani. Seperti halnya halaman sekolah, taman, ruangan kosong, parit, selokan dan sebagainya yang ada di lingkungan sekolah, sebenarnya dapat direkayasa dan dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani. Dengan melakukan modifikasi sarana maupun prasarana, tidak aakan mengurangi aktivitas siswa dalam melaksanakan pelajaran pendidikan jasmani. Bahkan sebaliknya, karena siswa bisa difasilitasi untuk lebih banyak bergerak, melalui pendekatan bermain dalam suasana riang gembira. Jangan lupa bahwa kata kunci pendidikan jasmani adalah ”Bermain-bergerak-ceria” Lutan (1988) menyatakan ”Modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan, dengan tujuan agar: a) Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran, b) Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi, c) Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar”. Pendekatan modifikasi
ini dimaksudkan agar materi yang ada di
dalam kurikulum dapat disajikan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan kognitif, afektif dan psikomotor anak. Menurut Aussie (1996), pengembangan modifikasi di Australia dilakukan dengan pertimbangan: a) Anak-anak belum memiliki kematangan fisik dan emosional seperti orang dewasa, b) Berolahraga dengan peralatan dan peraturan yang dimodifikasi akan mengurangi cedera pada anak, c) Olahraga yang dimodifikasi akan mampu mengembangkan keterampilan anak lebih cepat dibanding dengan peralatan standar untuk orang dewasa, d) Olahraga yang dimodifikasi menumbuhkan kegembiraan dan kesenangan pada anakanak dalam situasi kompetitif. (http://pojok penjas.blogspot.com) Dari pendapat tersebut dapat diartikan bahwa pendekatan modifikasi dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam pembelajaran pendidikan jasmani, oleh karenanya pendekatan ini mempertimbangkan tahap-tahap perkembangan dan karakteristik anak, sehingga anak akan mengikuti pelajaran commit user pendidikan jasmani dengan senang dantogembira.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 8. Pembelajaran Bola Voli Melalui Modifikasi Permainan Melalui modifikasi, permainan bola voli akan menjadi sebuah permainan yang menarik bagi anak-anak. Modifikasi yang dimaksudkan adalah berkenan
dengan
penyederhanaan
karakteristik
permainan
bola
voli.
Penyederhanaan juga dapat dilakukan dengan memodifikasi peraturan. Dengan demikian, esensi pembinaan olahraga sejak dini dapat dilakukan dengan cara melakukan modifikasi karakteristik permainan bola voli dengan adaptasi perkembangan anak. Guru pendidikan jasmani mempunyai kesempatan untuk memodifikasi olahraga formal untuk dijabarkan dalam pengajarannya dengan memperhatikan karakteristik anak. Di sisi lain, untuk membangkitkan motivasi dapat dilakukan melalui
“Developmentally
menunjukkan
suatu
Appropriate
pengertian
Practice”
bahwa
praktik
(DAP).
Istilah
pendidikan
ini
jasmani
diselenggarakan dengan memperhatikan perbedaan yang berpangkal pada usia dan kemampuan fisik, (Rusli Lutan 2001: 68). Sementara Thorndike mengemukakan bahwa terjadinya asosiasi antara stimulus dan respon mengikuti hukum kesiapan (law of readiness), yaitu semakin siap suatu organisme memperoleh suatu perubahan tingkah laku, maka pelaksanaan tingkah laku tersebut akan menimbulkan kepuasan individu sehingga asosiasi cenderung diperkuat. Sugihartono dkk, (2007: 92) Dalam hukum kesiapan belajar (law of readiness) telah amat jelas ditekankan bahwa: “Belajar (termasuk berlatih di dalamnya), akan berlangsung sangat efektif jika siswa/seseorang telah SIAP untuk memberikan respon”. Kesiapan yang dimaksudkan adalah kesiapan untuk adaptasi dengan stimulus, termasuk juga kesiapan dari sisi kematangan secara fisik-biologisantropometrik anak, Agus Kristiyanto (2010: 68). Secara mental, anak-anak sebenarnya tidak ada hambatan, karena bola voli merupakan olahraga permainan yang sangat sesuai dengan dunia anak, yaitu dunia untuk bermain dan bermain. Aplikasi dalam pemberian sebentuk permainan olahraga menurut hukum belajar tersebut, dilakukan dengan cara memodifikasi permainan, bukan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 menunggu agar anak tumbuh berkembang menjadi besar baru boleh melakukan permainan bola voli. Lebih lanjut Agus Kristiyanto (2010: 76) berpendapat bahwa ”Penyederhanaan permainan bukan dengan cara menghilangkan teknik dasar, tetapi dengan cara memodifikasi ukuran sarana dan prasarana yang digunakan, seperti ukuran lapangan, ukuran bola, ketinggian net, maupun lebar dan panjang lapangan”. Agar pembelajaran bola voli dapat berhasil dengan baik, maka unsurunsur
bermain
harus
menjadi
pokok
pertimbangan
penyelenggaraan
pembelajaran yang dilakukan. Unsur yang terkandung dalam permainan adalah kegembiraan atau keceriaan. Tanda-tanda menuju ke arah permainan yang menggembirakan tersebut antara lain: a) menanamkan kegemaran berlomba atau berkompetisi dalam situasi persaingan yang sehat, b) penuh tantangan dan kegembiraan, c) memberikan kesempatan untuk unjuk kemampuan atau ketangkasan yang dikuasainya. Modifikasi permainan merupakan salah satu alternatif untuk menciptakan suasana pembelajaran bola voli yang menyenangkan bagi siswa. Modifikasi permainan meliputi perubahan-perubahan dalam: 1) jumlah pemain; 2) peralatan yang digunakan; 3) peraturan dan lain sebagainya sangat mungkin untuk meningkatkan gairah siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Permainan sederhana, mengandung kesederhanaan dalam hal: 1) peraturan-peraturan bermain, 2) situasi bermain, dan 3) teknik yang digunakan dalam bermain, (M. Mariyanto, Sunardi, Agus Margono, 1996: 78).
Gambar 2. Pembelajaran Bola Voli Mini Melalui Modifikasi Permainan commit to user (Ade Mardiana, Purwadi, Wira Indra Satya 2009: 5.29)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 B. Kerangka Berpikir
Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor dari dalam individu sendiri atau internal, misalnya motivasi dan antusiasme siswa terhadap materi pembelajaran. Sedangkan faktor eksternal mencakup keluarga dan lingkungan sekitar yang dapat berupa guru, lingkungan, materi, media dan metode yang digunakan guru. Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain, sehingga harus diupayakan secara maksimal agar semua faktor tersebut dapat dimiliki oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas maupun di lapangan. Apabila guru mempunyai kemampuan yang baik dalam menyampaikan materi dan dalam mengelola kelas serta didukung sarana dan pra sarana yang memadai, maka guru akan dapat menyampaikan materi dengan baik. Materi tersebut akan diterima dengan baik pula apabila siswa memiliki minat dan motivasi yang tinggi untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran Kondisi awal sebelum penelitian yaitu pada tahap pra siklus, proses pembelajaran bola voli belum berjalan secara efektif. Hal ini disebabkan oleh faktor miskinnya inovasi dan kreativitas guru dalam mengelola pembelajaran. Akibatnya siswa kurang antusias dan cepat bosan dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai. Tingkat kesegaran jasmani rendah dan hasil belajar mata pelajaran pendidikan jasmani juga rendah karena minimnya aktivitas gerak dalam proses pembelajaran. Di sisi lain minimnya sarana prasarana atau peran aktif siswa adalah permasalahan yang sering dihadapi guru dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. Proses pembelajaran belum melibatkan partisipasi siswa secara maksimal. Seringkali peran guru terlihat dominan dalam keseluruhan proses pembelajaran. Selain itu proses pembelajaran yang dilaksanakan kurang mengoptimalkan penggunaan modifikasi pembelajaran untuk mendukung peran aktif siswa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 Konsep modifikasi yang diterapkan dalam pembelajaran bola voli pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Kebutuh adalah dengan cara menyederhanakan peraturan, ukuran sarana dan prasarana yang digunakan, seperti ukuran lapangan, ukuran bola, ketinggian net, maupun lebar dan panjang lapangan. Penerapan modifikasi
juga
dengan
mempertimbangkan
karakteristik
dan
tingkat
perkembangan siswa. Dengan demikian siswa akan dapat melakukan permainan bola voli dalam suasana yang riang gembira tanpa dihalangi oleh peraturan baku dan sarana prasarana standar. Melalui modifikasi, tidak akan mengurangi aktivitas siswa dalam melaksanakan pelajaran pendidikan jasmani. Bahkan sebaliknya, karena siswa bisa difasilitasi untuk lebih banyak bergerak, bermain dalam suasana riang gembira. Pendekatan modifikasi ini dimaksudkan agar materi yang ada di dalam kurikulum dapat disajikan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan kognitif, afektif dan psikomotor anak. Modifikasi permainan dalam proses pembelajaran bola voli diharapkan dapat membangkitkan minat, motivasi dan antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran. Modifikasi permainan dapat mengoptimalkan pembelajaran bola voli di SDN 2 Kebutuh Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga. Pembelajaran lebih bermakna dan menjadi lebih efektif dan efisien. Siswa lebih aktif dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Dengan terbentuknya suasana semacam ini tujuan pembelajaran akan tercapai dengan mudah. Secara sederhana kerangka pemikiran dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
Kondisi Awal
C.
Tindakan
Kondisi Akhir
Guru kurang kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran
Menerapkan model pembelajaran melalui modifikasi permainan
Melalui modifikasi permainan dapat meningkatkan hasil belajar bermain bola voli
a. Siswa kurang antusias dan cepat bosan dengan pelajaran pendidikan jasmani b. Rendahnya hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran. Siklus I: Peneliti bersama kolaborator menyusun pola pengajaran yang bertujuan meningkatkan hasil belajar bermain bola voli melalui modifikasi permainan
Siklus II: Upaya perbaikan dari siklus I sehingga meningkatkan hasil belajar bermain bola voli melalui modifikasi permainan
Gambar 3. Kerangka Berpikir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Kebutuh Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dari bulan April 2012 sampai selesai. Tabel 1. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian Kegiatan Penelitian
Apr
1. Persiapan Penelitian a. Koordinasi peneliti dengan kepala sekolah b. Diskusi dengan teman sejawat dan kolaborator c. Penyusunan proposal d. Menyiapkan perangkat pembelajaran dan instrumen (lembar observasi) e. Simulasi pelaksanaan tindakan 2. Pelaksanaan Tindakan a. Siklus I b. Siklus II 3. Analisis Data dan Pelaporan a. Analisis Data b. Penyusunan Laporan Skripsi c. Ujian dan Revisi d. Penggandaan dan Pengumpulan Laporan
commit to user
23
2011/2012 Mei Jun Jul
Ag
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 B. Subjek Penelitian Subjek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah semua siswa kelas IV SD Negeri 2 Kebutuh Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 20 siswa terdiri dari 14 siswa putra dan 6 siswa putri.
C. Data dan Sumber Data Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sebagai berikut: Data Primer 1.
Data hasil belajar bermain bola voli diperoleh dari siswa
2.
Data tentang keaktifan siswa diperoleh dari peristiwa yang terjadi selama berlangsungnya Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
3.
Data tentang modifikasi permainan diperoleh dari peristiwa yang terjadi selama berlangsungnya KBM
Data Sekunder Data sekunder dalam penelitian ini terdiri atas: nilai hasil belajar bermain bola voli siswa sebelum menjalani tindakan, RPP, silabus, kurikulum; diperoleh dari dokumen yang dimiliki guru dan sekolah.
D. Pengumpulan Data Tabel 2. Teknik dan alat pengumpulan data No 1 2 3 4 5
Jenis Data Hasil belajar bermain bola voli Keaktivan siswa Modifikasi permainan Nilai hasil belajar bermain bola voli sebelum tindakan RPP, silabus, kurikulum
Sumber Data
Teknik Pengumpulan Data
Instrumen
Siswa
Pengamatan
Tes bermain bola voli Lembar pengamatan
Peristiwa
Pengamatan
Lembar pengamatan
Dokumen
Studi Simak
Daftar Nilai
Tes Praktik
commit to user Dokumen Studi Simak
Analisis Content (isi)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 E. Uji Validitas Data Validitas adalah ukuran yang menyatakan ketepatan tujuan tes (alat ukur) dan memenuhi persyaratan pembuatan tes. Validitas tes menunjukkan derajat kesesuaian antara tes dan atribut yang akan diukur. Menurut Kirkendall (Ismaryati 2011: 14) validitas menggambarkan kemampuan kemampuan tes dalam mengukur apa yang ingin diukur. Data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis dengan triangulasi. 1.
Hasil belajar bermain bola voli dianalisis dengan triangulasi tiga sumber data, yakni data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
2.
Keaktifan siswa, tiga sumber data, yakni data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
3.
Modifikasi permainan, tiga sumber data, yakni data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
4.
Nilai hasil belajar bermain bola voli sebelum tindakan, divalidasi dengan triangulasi peneliti
5.
RPP, silabus, kurikulum divalidasi dengan triangulasi dokumen
F. Analisis Data Data yang terkumpul dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dianalisis dengan teknik statistik deskriptif komparatif, sedangkan data kualitatif dianalisis dengan analisis kritis. Secara rinci analisis tersebut adalah:
Hasil belajar bermain bola voli; dianalisis dengan menghitung persentase capaian di siklus I dan siklus II.
Keaktifan siswa; dianalis tentang kelemahan dan kelebihan siswa ketika berlangsungnya KBM.
Modifikasi permainan; dianalis tentang kelemahan dan kelebihan siswa ketika berlangsungnya KBM bermain bola voli dengan menggunakan modifikasi permainan.
Nilai hasil belajar bermain bola voli sebelum tindakan; dianalisis dengan cara commit to user membandingkan nilai yang dicapai dengan KKM yang sudah ada.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
RPP; dianalisis melalui analisis isi untuk melihat kesesuaian kompetensi dasar dalam RPP dengan silabus dan kurikulum, serta langkah-langkah pembelajaran untuk mencapai tujuan.
G. Indikator Kinerja Penelitian Kriteria ketuntasan minimal materi bermain bola voli di SD Negeri 2 Kebutuh adalah 70. Penelitian tindakan kelas ini dinyatakan berhasil apabila jumlah siswa yang berhasil mencapai KKM minimal mencapai 80%.
Tabel 3. Indikator Kinerja Penelitian
Hasil belajar
Persentase Cara mengukur Pra Siklus Siklus Siklus 1 2 35 % 65 % 80% Dengan membandingkan gerakan
siswa dalam
bermain bola voli yang dilakukan
pembelajaran
siswa dengan teknik bermain bola voli
bola voli
yang benar. Yang diamati adalah:
Aspek yang di ukur
gerak dasar servis bawah, gerak dasar servis atas, gerak dasar passing bawah, gerak dasar passing atas
H. Prosedur Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian tindakan kelas, dilakukan tindakan-tindakan yang dalam pelaksanaanya berlangsung secara terus-menerus dan dilaksanakan dalam siklus yang diberikan pada siswa yang dijadikan subyek penelitian. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas prosedurnya adalah dilaksanakan secara partisipatif atau kolaborasi dengan teman sejawat bekerja sama, mulai dari tahap orientasi dilanjutkan penyusunan rencana tindakan dilanjutkan pelaksanaan tindakan dalam siklus.
commit to user Menurut Agus Kristiyanto (2010:54), langkah-langkah PTK pada
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 prinsipnya meliputi 4 (empat) langkah pokok pada tiap siklusnya. Keempat langkah tersebut meliputi (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindaakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. PTK adalah penelitian praktis untuk menemukan solusi atas masalah yang dihadapi, dengan cara melakukan aksi atau tindakan rasional yang telah dipilih dan disepakati oleh peneliti utama dan kolaborator. Melalui kerjasama dan diskusi, diharapkan dapat memecahkan kebuntuan dalam proses pembelajaran, sehingga mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Diskusi yang bersifat analitik yang kemudian dilanjutkan pada langkah reflektif-evaluatif atas kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama, untuk kemudian mempersiapkan rencana modifikasi, koreksi, pembetulan, atau penyempurnaan pada siklus dan seterusnya. Secara sederhana prosedur tindakan atau langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas dapat digambarkan seperti skema berikut: Penetapan fokus masalah
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Observasi
Perencanaan
TINDAKAN LANJUTAN Refleksi Observasi
SIKLUS II HASIL Pelaksanaan
commit to user Gambar 4. Skema Siklus
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 1. Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti bersama teman sejawat dan kolaborator menyusun skenario pembelajaran yang terdiri dari: 1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan siswa dalam pembelajaran penjasorkes 2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan yang diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran bola voli. 3) Menyusun instrument yang digunakan dalam siklus PTK, lembar pengamatan pembelajaran bola voli. 4) Menyiapakan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran. 5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran
b. Tahap Pelaksanaan Pada tahap, pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan aktivitas pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah kegiatan antara lain sebagai berikut: 1) Menjelaskan kegiatan pembelajaran bola voli melalui modifikasi perrmainan 2) Melakukan pemanasan 3) Membentuk kelompok dalam proses pembelajaran 4) Melakukan latihan gerak dasar bola voli. a. Cara melakukan bola voli melalui modifikasi permainan yang telah dirancang oleh guru dan peneliti. b. Cara melakukan bola voli dan penerapan alat bantu 5) Menarik kesimpulan 6) Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung 7) Melakukan pendinginan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 c. Pengamatan tindakan Pengamatan tindakan tahap (1) hasil belajar siswa dalam pembelajaran bola voli melalui modifikasi permainan (2) kemampuan melakukan gerak dasar bola voli (3) aktivitas siswa dalam pembelajaran.
d. Tahap Evaluasi (Refleksi) Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus tindakan berikutnya.
2. Siklus II a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti bersama teman sejawat dan kolaborator menyusun skenario pembelajaran yang terdiri dari: 1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan siswa dalam pembelajaran penjasorkes 2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan yang diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran bola voli. 3) Menyusun instrument yang digunakan dalam siklus PTK, lembar pengamatan pembelajaran bola voli. 4) Menyiapakan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran. 5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran
b. Tahap Pelaksanaan Pada
tahap,
pelaksanaan,
kegiatan
yang
dilakukan
adalah
melaksanakan aktivitas pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah kegiatan antara lain sebagai berikut: 1) Menjelaskan kegiatan pembelajaran bola voli melalui modifikasi perrmainan 2) Melakukan pemanasan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 3) Membentuk kelompok dalam proses pembelajaran 4) Melakukan latihan gerak dasar bola voli. a. Cara melakukan bola voli melalui modifikasi permainan yang telah dirancang oleh guru dan peneliti. b. Cara melakukan bola voli dan penerapan alat bantu 5) Menarik kesimpulan 6) Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung 7) Melakukan pendinginan c. Pengamatan tindakan Pengamatan tindakan tahap (1) hasil belajar siswa dalam pembelajaran bola voli melalui modifikasi permainan (2) kemampuan melakukan gerak dasar bola voli (3) aktivitas siswa dalam pembelajaran.
d. Tahap Evaluasi (Refleksi) Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus tindakan berikutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pra Tindakan Pembelajaran pendidikan jasmani yang dilaksanakan di SD Negeri 2 Kebutuh Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga selama ini belum berjalan efektif. Pembelajaran tak ubahnya rutinitas yang menjemukan bagi siswa. Pembelajaran berorientasi pada teknik, sehingga pembelajaran menjadi suasana yang monoton. Guru kurang bisa memodifikasi pembelajaran menjadi suatu aktifitas yang menarik dan menyenangkan bagi siswa. Kecenderungan pola pembelajaran yang monoton tersebut di atas berdampak pada ketidaktercapaian tujuan pembelajaran. Dari hasil pengamatan pra penelitian yang dilakukan pada kelas IV SD Negeri 2 Kebutuh Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga, diperoleh data sebagai berikut: a. Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Kebutuh tahun pelajaran 2011/2012 berjumlah 20 siswa yang terdiri atas 14 siswa putra dan 6 siswa putri. b. Dari jumlah keseluruhan 20 siswa, hanya 35% siswa atau sekitar 7 siswa yang dapat mencapai batas ketuntasan minimal. c. Model pembelajaran yang diterapkan belum bisa meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran bola voli. Situasi yang demikian berakibat tujuan pembelajaran tidak tercapai. Dari hasil observasi pra penelitian tersebut di atas menjadi bukti konkrit bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran bola voli masih rendah. Hal tersebut disebabkan oleh pembelajaran yang masih monoton. Kurangnya modelmodel pembelajaran serta kecenderungan pembelajaran yang berorientasi pada teknik. Pendekatan yang dilakukan oleh guru belum dapat membangkitkan minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Karakteristik permainan bola voli yang seharusnya menyenangkan bagi siswa, menjadi suatu pembelajaran yang kurang diminati siswa. Kegagalan guru dalam merancang pembelajaran, commit to user sering mengakibatkan pembelajaran yang seharusnya menyenangkan menjadi
31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 suasana yang menjemukan dan membosankan bagi siswa. Hal tersebut berdampak buruk terhadap pencapaian hasil belajar siswa kurang memuaskan. Adapun hasil belajar siswa Kelas IV SD Negeri 2 Kebutuh pada tahap pra penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Pra Penelitian Jumlah Skor Kriteria Persentase Keterangan Siswa 90-100 Baik Sekali 0 0% 80-89 Baik 3 15% Tuntas 70-79 Cukup 4 20% Tuntas 60-69 Kurang 5 25% Belum Tuntas < 60 Kurang Sekali 8 40% Belum Tuntas Jumlah 20 100%
Berdasarkan data pada (tabel 5), dari 20 siswa kelas IV SD Negeri 2 Kebutuh Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga, siswa yang berhasil mencapai ketuntasan minimal dalam mengikuti pembelajaran bola voli hanya 35% dan sisanya sebesar 65% masih belum mencapai batas ketuntasan minimal yang ditetapkan. Data selengkapnya ada pada lampiran. Oleh karena itu dilakukan tindakan dalam pembelajaran bola voli melalui modifikasi permainan. Skenario pembelajarannya adalah berupa pemberian materi gerak dasar bola voli yang dikemas melalui modifikasi permainan. Modifikasi permainan yang dimaksud adalah meliputi modifikasi peralatan, lapangan dan peraturan. Melalui permainan dan peraturan sederhana memungkinkan siswa menyerap materi bola voli melalui aktifitas permainan yang menyenangkan. Tindakan yang dilakukan terdiri dari dua siklus yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran bola voli khususnya di SD Negeri 2 Kebutuh Kecamatan Bukateja. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Untuk mengetahui hasil dari tindakan tersebut, maka dilakukan evaluasi dengan cara mengamati peningkatan hasil belajar siswa dalam commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 pembelajaran bola voli, kemudian diklasifikasikan dengan indikator yang telah ditetapkan pada tiap akhir siklus.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas dua pertemuan. Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 26 April 2012, sedangkan pertemuan kedua siklus I pada hari Kamis tanggal 3 Mei 2012. Pada siklus II tindakan juga dilakukan dalam dua pertemuan. Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 24 Mei 2012, sedangkan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 31 Mei 2012. Masing-masing siklus terdiri dari: (1) perencanaan (2) pelaksanaan (3) observasi (4) refleksi. Pada setiap akhir siklus, dilakukan refleksi bersama kolaborator dan teman sejawat untuk membahas tentang tindakan yang telah dilaksanakan dalam siklus. Selanjutnya mencari solusi dari permasalahan yang muncul pada siklus dan menentukan tindakan berikutnya agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. 1. Deskripsi Siklus Pertama a. Perencanaan Tindakan I - Penentuan waktu tindakan kelas - Penentuan kelas yang akan diberi tindakan - Perencanaan tindakan yang akan diberikan - Pembuatan RPP - Persiapan alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran.
b. Tindakan I Pelaksanaan tindakan pada siklus I terdiri dari dua pertemuan yaitu pada hari Kamis tanggal 26 April 2012, sedangkan pertemuan kedua pada hari Kamis tanggal 3 Mei 2012. Adapun kegiatan yang dilakukan pada siklus I pertemuan pertama adalah sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 1) Pendahuluan - Siswa berbaris, berdo’a dan presensi - Apersepsi (menghubungkan materi pelajaran dengan pengetahuan awal). - Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. - Pemanasan meliputi: o Lari keliling lapangan. o Peregangan statis meliputi: gerakan tangan, leher, punggung, pinggang sampai kaki masing-masing 2X8 hitungan. o Permainan raja bola
2) Kegiatan Inti a) Memainkan bola dengan satu tangan. b) Bermain lempar tangkap dan memantulkan bola dengan tangan di atas c) Lempar tangkap dan memantulkan bola dengan tangan di bawah
3) Penutup a) Memberikan refleksi b) Evaluasi umum terhadap proses dan hasil belajar siswa (pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa) c) Apresiasi atas hasil kerja siswa,baik kelompok dan atau individu
Langkah-langkah yang dilakukan pada siklus I pertemuan kedua adalah sebagi berikut: 1) Pendahuluan - Siswa berbaris, berdo’a dan presensi - Apersepsi (menghubungkan materi pelajaran dengan pengetahuan awal). - Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. - Pemanasan meliputi: commit to user o Lari keliling lapangan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 o Peregangan statis meliputi: gerakan tangan, leher, punggung, pinggang sampai kaki masing-masing 2X8 hitungan. o Permainan raja bola
2) Kegiatan Inti a) Lempar tangkap dan memantulkan bola dengan tangan atas dan di bawah b) Lempar tangkap dan memukul bola dalam permainan sederhana
3) Penutup a) Memberikan refleksi b) Evaluasi umum terhadap proses dan hasil belajar siswa (pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa) c) Apresiasi atas hasil kerja siswa, baik kelompok atau individu.
c. Observasi Berdasarkan
hasil
observasi
yang
dilakukan
selama
proses
pembelajaran berlangsung, yaitu pada hari Kamis tanggal 26 April 2012, sedangkan pertemuan kedua pada hari Kamis tanggal 3 Mei 2012 diperoleh data sebagai berikut: 1. Terjadi peningkatan minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran bola voli. Hal tersebut berkaitan dengan model pembelajaran yang diterapkan yaitu melalui modifikasi permainan berhasil
menarik
perhatian
siswa.
Modifikasi
permainan
juga
meningkatkan antusiasme siswa dalam mempelajari gerak dasar bola voli. Namun demikian masih ada beberapa siswa yang masih kesulitan dalam melakukan gerak dasar permainan bola voli. 2. Berdasarkan data hasil pengamatan pada siklus I, hasil belajar siswa dalam pembelajaran bola voli meningkat jika dibandingkan data pada pra siklus. Dari 20 siswa kelas IV SD Negeri 2 Kebutuh, 14 siswa atau 70%. commit to user Persentase tersebut meliputi 2 siswa atau 10% termasuk dalam kategori
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 baik sekali, 5 siswa atau 25% termasuk dalam kategori baik dan 7 siswa atau 35% termasuk dalam kategori cukup hasil belajarnya. Sedangkan untuk kategori kurang adalah 6 siswa atau 30%. Adapun data peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran siklus I seperti pada tabel berikut:
Tabel 6. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Siklus I Skor
Kriteria
90-100
Baik Sekali
Jumlah Siswa 2
80-89
Baik
70-79
Persentase
Keterangan
10%
Tuntas
5
25%
Tuntas
Cukup
7
35%
Tuntas
60-69
Kurang
6
30%
Belum Tuntas
< 60
Kurang Sekali
0
0%
Belum Tuntas
20
100%
Jumlah
Melalui modifikasi permainan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajarn bola voli. Akan tetapi masih ditemukan beberapa masalah yang mengakibatkan tindakan pada siklus I kurang maksimal. Masalah tersebut diantaranya adalah: 1. Penggunaan bola pada permainan siklus I masih menggunakan bola karet sehingga masih terlalu mudah bagi siswa. 2. Peraturan permainan yang digunakan juga masih terlalu sederhana sehingga perlu ditingkatkan menggunakan peraturan yang sebenarnya 3. Pembelajaran belum mencakup semua materi gerak dasar permainan bola voli
d. Refleksi Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan permasalahan yang muncul selama pembelajaran siklus I, maka perlu dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya, yang antara lain meliputi: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 1. Penggunaan bola voli sebenarnya dalam permainan 2. Menerapkan peraturan baku secara bertahap 3. Pemberian materi gerak dasar dalam permainan.
2. Deskripsi Siklus Kedua Pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan kelanjutan dari tindakan yang dilakukan pada siklus I. Implementasi tindakan yang dilakukan pada siklus II adalah untuk mengatasi masalah-maslah yang muncul pada siklus I. Setelah dilakukan tindakan yang dilakukan pada siklus II diharapkan hasil belajar siswa semakin meningkat dan hambatan serta permasalahanpermasalahan yang muncul pada siklus sebelumnya dapat teratasi, sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan yaitu hasil belajar siswa dalam pembelajaran bola voli dapat meningkat lebih maksimal. a. Perencanaan Tindakan II - Penentuan waktu tindakan kelas - Penentuan kelas yang akan diberi tindakan - Perencanaan tindakan yang akan diberikan - Pembuatan RPP - Persiapan alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran
c. Tindakan II Pelaksanaan tindakan pada siklus II terdiri dari dua pertemuan, yaitu pada hari Kamis 24 Mei 2012 pertemuan pertama, sedangkan pertemuan kedua hari Kamis 31 Mei 2012. Adapun kegiatan yang dilakukan pada siklus II pertemuan pertama adalah sebagi berikut: 1) Pendahuluan - Siswa berbaris, berdo’a dan presensi - Apersepsi (menghubungkan materi pembelajaran dengan pengetahuan awal). - Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. - Pemanasan meliputi: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 o Lari keliling lapangan. o Peregangan statis meliputi: gerakan tangan, leher, punggung, pinggang sampai kaki masing-masing 2X8 hitungan. o Permainan raja bola
2) Kegiatan Inti a) Lempar tangkap dan memantulkan bola dengan tangan atas dan di bawah b) Melakukan servis atas dan bawah c) Lempar tangkap dan memukul bola dalam permainan sederhana 3) Penutup a) Siswa duduk istirahat rileks. b) Refleksi pengalaman belajar, siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat tentang hal-hal yang baru dipelajari. c) Evaluasi umum terhadap proses dan hasil belajar siswa. d) Siswa berbaris, dihitung, evaluasi, berdoa, dan dibubarkan
Pertemuan kedua pada siklus II dilakukan tindakan sebagai berikut: 1) Pendahuluan - Siswa berbaris, berdo’a dan presensi - Apersepsi (menghubungkan materi pelajaran dengan pengetahuan awal). - Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. - Pemanasan meliputi: o Lari keliling halaman lapangan. o Peregangan statis meliputi: gerakan tangan, leher, punggung, pinggang sampai kaki masing-masing 2X8 hitungan. o Permainan raja bola
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 2) Kegiatan Inti a) Melakukan permainan bola voli menggunakan bola ringan dengan peraturan sederhana. b) Melakukan permainan bola voli dengan bola standar melalui modifikasi peraturan c) Melakukan permainan bola voli dengan peraturan baku 3) Penutup a) Siswa berbaris rileks. b) Refleksi pengalaman belajar, siswa diberi kesempatan untuk berpendapat tentang hal-hal yang baru dipelajari. c) Evaluasi umum terhadap proses dan hasil belajar siswa. d) Siswa berbaris, dihitung, evaluasi, berdoa, dan dibubarkan
c. Observasi Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus II, diperoleh data sebagai berikut: 1. Terjadi peningkatan pada hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran bola voli dengan materi bola voli. Peningkatan hasil belajar siswa berkaitan dengan model pembelajaran yang diterapkan yaitu melalui modifikasi permainan berhasil menarik perhatian siswa. 2. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil belajar, siswa yang berhasil mencapai batas ketuntasan belajar dalam pembelajaran bola voli meningkat jika dibandingkan data pada siklus I. Dari 20 siswa Kelas IV SD Negeri 2 Kebutuh yang dapat mencapai KKM 18 siswa atau 90%. Sedangkan 2 siswa atau 10% berada pada kategori kurang. Meskipun demikian, terjadi pengurangan siswa yang berada pada kategori kurang semula 6 siswa atau 30% menjadi 2siswa atau 10%. Adapun data peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran siklus I seperti pada tabel berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 Tabel 7. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Siklus II Jumlah Persentase Keterangan Siswa 4 20% Tuntas
Skor
Kriteria
90-100
Baik Sekali
80-89
Baik
8
40%
Tuntas
70-79
Cukup
6
30%
Tuntas
60-69
Kurang
2
10%
Belum Tuntas
< 60
Kurang Sekali
0
0%
-
20
100%
Jumlah
Dari tabel tersebut di atas diketahui bahwa hasil belajar siswa-siswi kelas IV SD Negeri 2 Kebutuh Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga pada proses pembelajaran bola voli siklus II meningkat menjadi 90%. Prosentase tersebut meliputi jumlah kriteria: a) baik sekali 20% atau 4 siswa, b) baik 40% atau 8 siswa, c) cukup 30% atau 6 siswa, d) kurang 10% atau 2 siswa. d. Refleksi Secara umum kelemahan-kelemahan dan hambatan yang muncul pada siklus I telah dapat diatasi dan diminimalkan dalam siklus II. Tindakan yang dilakukan berhasil meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran bola voli. Siswa terlihat lebih antusias dan semangat dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan data hasil penelitian diketahui bahwa melalui modifikasi permainan dapat meningkatkan hasil belajar bermain bola voli siswa kelas IV SD Negeri 2 Kebutuh Kecamatan Bukateja. Modifikasi permainan dapat meningkatkan animo siswa dalam mempelajari gerak dasar permainan bola voli serta meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam bermain bola voli. Berdasarkan data pada siklus II (tabel 7) maka dapat disimpulkan bahwa pemberian tindakan terhadap materi bola voli menggunakan commit to user modifikasi permainan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 Negei 2 Kebutuh. Melalui kesepakatan bersama kolaborator, maka diputuskan bahwa penelitian ini dinyatakan berhasil sehingga hanya sampai pada siklus kedua.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus Penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi bola voli menggunakan modifikasi permainan dapat meningkatkan hasil belajar bermain bola voli siswa kelas IV SD Negeri 2 Kebutuh. Tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal. Dalam hal ini penguasaan materi pembelajaran siswa menjadi lebih baik. Berdasarkan data hasil observasi pada pra siklus, siklus I, siklus II, tindakan yang dilakukan melalui modifikasi permainan berhasil meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bola voli. Hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran meningkat jika dibandingkan dengan data hasil belajar pada pra siklus. Peningkatan hasil belajar siswa pada tiap siklus dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 8. Deskripsi Data Perbandingan Hasil Belajar Tiap Siklus Skor
Kriteria
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Jumlah Siswa
Persen
Jumlah Siswa
Persen
Jumlah Siswa
Persen
Ket
90-100
Baik Sekali
0
0%
2
10%
4
20%
Meningkat
80-89
Baik
3
15%
5
25%
8
40%
Meningkat
70-79
Cukup
6
20%
7
35%
6
30%
Meningkat
60-69
Kurang
3
15%
6
30%
2
10%
Berkurang
< 60
Kurang Sekali
8 20
40% 100%
0
0%
0
0%
Berkurang
20
100%
20
100%
Jumlah
Tabel 8 menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran bola voli pada pra siklus, siklus I, dan siklus II. Dari tabel tersebut diketahui bahwa hasil belajar siswa-siswi Kelas IV SD Negeri 2 Kebutuh yang commit to user berjumlah 20 siswa pada pra siklus adalah sebesar 35%, siklus I 70%, siklus II
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 90%. Berdasarkan data persentase tersebut menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa pada tiap siklus. Peningkatan persentase dari pra siklus ke siklus I sebesar 35%. Sedangkan dari siklus I ke siklus II sebesar 20%. Pencapaian persentase pada siklus II sebesar 90% melampaui target capaian yang direncanakan yaitu sebesar 80%. Dengan demikian pelaksanaan tindakan melalui modifikasi permainan dinyatakan berhasil meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Kebutuh Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran 2011/2012. Peningkatan persentase hasil belajar siswa pada tiap siklus, adalah merupakan bukti konkrit bahwa melalui modifikasi permainan dapat mengatasi rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran bola voli. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini menghasilkan temuan bahwa cara penyampaian materi pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik anak akan memudahkan guru menyampaikan materi secara optimal. Selain itu siswa juga dengan mudah menyerap materi dengan optimal pula. Perbandingan peningkatan hasil belajar siswa dalam pra siklus, siklus I dan siklus II seperti terlihat dalam grafik berikut:
40% Baik Sekali
30%
Baik
20%
Cukup
10%
Kurang Kurang Sekali
0% Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Gambar 5. Grafik Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Bola Voli.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 D. Pembahasan Penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi bola voli melalui modifikasi permainan bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran bola voli. Tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal, penguasaan materi pembelajaran siswa menjadi lebih baik. Pemberian tindakan dalam pembelajaran bola voli menggunakan modifikasi permainan ternyata tidak mengurangi makna dari pembelajaran itu sendiri. Siswa lebih antusias, semangat, disiplin, tanggung jawab, serta percaya diri, dalam melakukan tugas gerak. Modifikasi permainan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa pada proses pembelajaran yang monoton, sehingga pembelajaran bola voli yang dilaksanakan dapat berhasil. Hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran meningkat jika dibandingkan dengan data pada hasil belajar pra penelitian. Berdasarkan tindakan yang dilakukan dalam penelitian melalui modifikasi permainan, pembelajaran ini bertujuan untuk memberikan kemudahan siswa agar lebih termotivasi untuk mempelajari gerak dasar permainan bola voli. Upaya untuk memudahkan siswa dalam mempelajari materi bola voli dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya melakukan modifikasi peraturan, modifikasi bola, lapangan ketinggian net dan sebagainya. Yang perlu mendapat perhatian khusus dalam bermain bola voli di sekolah dasar adalah penguasaan gerak dasar passing dan service. Setelah pengenalan bola telah familiar dilakukan oleh anak-anak, maka langkah berikutnya adalah mengajarkan kepada mereka tentang service dan passing atas maupun passing bawah. Service pun baru sebatas service yang paling sederhana, yaitu service tangan bawah. Service tersebut diperlukan untuk memulai sebuah permainan bolavoli. Passing atas dan bawah perlu dikuasai karena rally permainan akan tercipta kalau anak-anak menguasai passing atas dan bawah dengan baik. Pembelajaran diawali dengan permainan sederhana dengan memodifikasi sarana dan prasarana. Bola yang digunakan dalam permainan awal menggunakan commit userdiawali dari sejangkauan siswa. bola yang lebih ringan. Ketinggian nettopun
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 Sentuhan bola pada setiap regu belum dibatasi. Kemudian secara bertahap ditingkatkan sehingga sampai pada peraturan yang sebenarnya. Pemberian tindakan diawali dari siklus I pertemuan pertama berupa permainan bola dengan satu tangan, dilanjutkan bermain lempar tangkap dan memantulkan bola dengan tangan di atas. Berikutnya permainan lempar tangkap dan memantulkan bola dengan tangan di bawah. Dalam permainan ini secara bertahap guru memberikan materi gerak dasar passing atas dan passing bawah. Pemberian materi passing atas dan passing bawah masih dalam suasana bermain dengan ketinggian net sejangkauan siswa. Tindakan yang dilakukan dalam siklus I pertemuan kedua
diawali
dengan bermain lempar tangkap dan memantulkan bola dengan tangan atas dan di bawah, kemudian dilanjutkan bermain lempar tangkap dan memukul bola dalam permainan sederhana. Dalam tahap ini siswa terlihat antusias dan senang dalam melakukan permainan. Keraguan dalam memukul bola tidak terlihat, karena bola yang digunakan dalam tahap ini adalah bola ringan (bola karet) yang tidak menyebabkan tangan siswa sakit. Sebagian siswa yang tadinya kurang berminat terhadap permainan bola voli, mulai terlihat aktif mengikuti permainan, Pada siklus II pertemuan pertama, aktivitas masih merupakan kelanjutan dari siklus sebelumnya. Didahului dengan permainan lempar tangkap dan memantulkan bola dengan tangan di atas dan tangan di bawah, siswa mulai diperkenalkan dengan gerak dasar passing bawah dan passing atas. Secara perlahan
guru
meningkatkan
aktivitas
permainan
lempar
tangkap
dan
memantulkan bola menuju ke penanaman konsep gerak dasar passing bawah dan passing atas. Aktivitas ini masih menggunakan bola ringan (bola karet). Setelah siswa mengenal gerak dasar passing bawah dan passing atas, maka kegiatasn selanjutnya adalah melakukan permainan sederhana dengan menekankan pada gerak dasar passing bawah dan passing atas. Aktivitas berikutnya adalah melakukan servis secara bersama sama. Aktivitas ini bertujuan untuk menyiapkan siswa untuk bermain voli dengan peraturan yang semakin mendekati peraturan baku. Bola yang digunakan masih userdalam setiap regu belum dibatasi bola ringan, ketinggian net serta commit sentuhantobola
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 boleh lebih dari tiga kali. Hal itu dimaksudkan agar siswa lebih mudah dalam melakukan permainan, sehingga pengenalan gerak dasar bola voli secara perlahan dapat diterima oleh siswa. Siklus II pertemuan kedua, siswa mulai diperkenalkan dengan bola voli standar, namun masih menggunakan modifikasi peraturan dan modifikasi permainan. Pada tahap ini siswa terlihat sangat antusias dalam bermain bola voli. Hal itu karena adanya kebebasan dalam memainkan bola tanpa harus dibatasi oleh peraturan baku. Setelah siswa mengenal gerak dasar permainan bola voli, dan peraturan baku, maka aktivitas terakhir adalah membentuk regu sesuai dengan jumlah siswa kelas IV SD Negeri 2 Kebutuh yang berjumlah 20 siswa. Terdapat empat regu dengan masing-masing regu berjumlah lima siswa. Agar lebih menarik maka keempat regu diadu dalam suatu pertandingan untuk menentukan pemenang diantara keempat regu. Berdasarkan data hasil penelitian, hasil belajar siswa dalam pembelajaran bola voli meningkat jika dibandingkan data pada pra siklus. Pada siklus I rencana target pencapaian yang semula 65% ternyata dapat tercapai. Dari 20 siswa kelas IV SD Negeri 2 Kebutuh, 16 siswa atau 70% berhasil mencapai ketuntasan minimal yang ditetapkan. Kenaikan prosentase pencapaian target dari pra siklus ke siklus I sebesar 35% dan dari siklus I ke siklus II sebesar 20% merupakan bukti bahwa tindakan yang dilakukan melalui modifikasi permainan terhadap permasalahan yang terjadi pada pembelajaran bola voli di kelas IV SD Negeri 2 Kebutuh berhasil. Titik puncak peningkatan hasil belajar siswa pada penelitian ini adalah pada siklus II. Berdasarkan data hasil penelitian diketahui bahwa 18 siswa atau 90% menunjukkan peningkatan hasil belajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, sedangkan 2 siswa atau 10% berada pada kriteria kurang berhasil. Hal itu berarti rencana pencapaian target siklus II yang semula 80%, dapat terlampaui. Dengan demikian, penelitian tindakan kelas dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bola voli menggunakan modifikasi permainan pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Kebutuh Kecamatan Bukateja commit to user Kabupaten Purbalingga Tahun 2011/2012, telah mencapai keberhasilan pada
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 siklus II. Dengan tercapainya peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bola voli, maka penelitian ini dapat dikatakan berhasil dan dapat dihentikan. Setelah dilakukan tindakan dalam penelitian ini, maka diperoleh fakta sebagai berikut: 1. Modifikasi permainan yang digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran bola voli berhasil meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran. 2. Melalui modifikasi permainan dapat menanamkan konsep dasar gerakan bola voli. 3. Penyampaian materi pembelajaran dengan mempermudah karakteristik tugas gerak dapat dilakukan dari gerakan yang mudah kemudian menuju gerakan yang tingkat kesulitannya lebih kompleks. 4. Modifikasi permainan yang dirancang sesuai dengan karakteristik gerak dasar bola voli dapat digunakan dalam pembelajaran bola voli khususnya bagi siswa sekolah dasar kelas IV SD Negeri 2 Kebutuh.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Kebutuh Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran 2011/2012 dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu (1) perencanaan (2) pelaksanaan tindakan (3) observasi dan interpretasi (4) analisis dan refleksi. Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, maka diperoleh simpulan bahwa: 1.
Dari hasil analisis yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan antara pra siklus, siklus I, dan siklus II. Peningkatan hasil belajar siswa terjadi dari 7 siswa atau 35% pada pra siklus menjadi 14 siswa atau 70% pada siklus I. Kemudian meningkat lagi pada siklus II menjadi 18 siswa atau 90%.
2.
Modifikasi permainan dapat meningkatkan hasil belajar bermain bola voli pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Kebutuh Tahun Pelajaran 2011/2012
B. Implikasi Penelitian
ini
memberikan
suatu
gambaran
yang jelas
bahwa
keberhasilan proses pembelajaran tergantung beberapa faktor. Faktor tersebut berasal dari pihak guru maupun siswa, serta metode pembelajaran yang digunakan. Faktor dari guru yaitu kemampuan guru dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi, kemampuan guru dalam mengelola kelas, serta metode pembelajaran yang digunakan guru dalam proses pembelajaran. Sedangkan faktor dari siswa yaitu minat dan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Ketersediaan perangkat pembelajaran yang menarik, dapat juga membantu meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar, sehingga akan diperoleh hasil yang optimal.commit to user
47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain, sehingga harus diupayakan secara maksimal agar semua faktor tersebut dapat dimiliki oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas maupun di lapangan. Apabila guru mempunyai kemampuan yang baik dalam menyampaikan materi dan dalam mengelola kelas serta didukung sarana dan pra sarana yang memadai, maka guru akan dapat menyampaikan materi dengan baik. Materi tersebut akan diterima dengan baik pula apabila siswa memiliki minat dan motivasi yang tinggi untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Dengan demikian, kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, kondusif, efektif, dan efisien. Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa modifikasi permainan dapat meningkatkan minat, motivasi dan semangat siswa sehingga hasil belajar meningkat. Modifikasi permainan dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan siswa dalam bermain bola voli. Penelitian ini juga memberikan implikasi bahwa modifikasi permainan dapat digunakan sebagai alternatif untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran bola voli. Pemberian tindakan dari siklus I, dan siklus II memberikan deskripsi bahwa adanya kekurangan atau kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Kekurangan dan kelemahan tersebut dapat diatasi setelah dilakukan treatment pada siklus-siklus berikutnya. Dari pelaksanaan tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya peningkatan kualitas pembelajaran penjaskes terutama meningkatnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran. Modifikasi permainan dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan tingkat kesegaran jasmani siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 C. Saran
1. Untuk Guru a. Guru hendaknya lebih inovatif dalam menerapkan metode untuk menyampaikan materi pembelajaran dengan memaksimalkan modifikasi permainan. b. Modifikasi permainan dapat dikembangkan dan digunakan dalam pembelajaran c. Dalam proses pembelajaran hendaknya guru lebih memperhatikan kondisi siswa dalam menentukan model-model pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran d. Guru hendaknya lebih membuka diri untuk menerima berbagai masukan, saran dan kritikan agar dapat lebih meningkatkan kualitas mengajarnya 2. Untuk Siswa a. Siswa harus siap untuk mengikuti pembelajaran dengan metode apapun yang diberikan guru dan selalu bersedia dengan penuh kesadaran untuk melaksanakan instruksi yang diberikan guru. b. Keaktifan siswa hendaknya tidak hanya selama kegiatan pembelajaran berlangsung, melainkan aktif belajar mandiri dengan banyak latihan di luar jam belajar, untuk menggali dan meningkatkan kemampuannya 3. Untuk Penelitian Berikutnya Disarankan
bagi
peneliti
di
masa
mendatang
untuk
dapat
mengembangkan penelitian tentang strategi dan metode pembelajaran, baik dari gaya mengajar maupun penggunaan pendekatan dalam pembelajaran agar kulitas pembelajaran dapat semakin meningkat sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
commit to user