PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Fisika, dan Efektivitas Program Remedi Sebagai Upaya Membantu Siswa Kelas X di SMA Stella Duce Bantul untuk Mamahami Materi Vektor SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun Oleh : Agata Novia Adriani NIM : 08 1424 003
Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus Kekuatanku dan Bunda Maria
Bapakku F.X. Bagus Putu Adi, Ibuku M.M. Retnowati Adik-adikku F.Suryadi R. dan F. Indra Wijaya
“Kupersembahkan skripsi ini sebagai bentuk ucapan syukur, tanda terima kasih, bakti, dan cintaku untuk keluargaku yang selalu mendoakan, percaya, mendukung, dan memotivasiku untuk terus belajar, tidak mudah putus asa, dan selalu berusaha mendapatkan yang terbaik.”
Almamaterku Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Motto
“Apapun yang Kamu Lakukan, Baik atau Buruk Akan Berdampak Bagimu dan Orang-Orang di Sekitarmu”
“Hidup adalah Pilihan Namun Kedewasaan Seseorang, Tampak Dalam Pilihan-Pilihan Tersebut”
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Agata Novia Adriani, “Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Fisika, dan Efektivitas Program Remedi sebagai Upaya Membantu Siswa Kelas X di SMA Stella Duce Bantul untuk Memahami Materi Vektor” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta (2012). Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal Fisika yang diberikan. Selain itu, penelitian juga dimaksudkan untuk mengadakan suatu program, sebagai upaya untuk membantu siswa mengatasi kesulitan mereka dalam menyelesaikan soal. Program ini disebut sebagai program remedi. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Stella Duce Bantul. Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X SMA Stella Duce Bantul sejumlah 36 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa instrumen tes dan non tes. Penelitian dilakukan melalui empat tahap kegiatan yaitu (1) observasi, (2) pengadaan preteset, (3) pelaksanaan program remedi, (4) pelaksanaan posttest. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan pada materi vektor. Namun, program remedi yang diadakan ternyata efektif membantu siswa mengatasi kesulitan mereka untuk memahami materi vektor. Secara kualitatif, hal ini dilihat dari meningkatnya prosentase jumlah siswa yang masuk kategori sangat paham dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Selain itu, perhitungan secara kuantitatif terhadap perbandingan hasil pretest dan posttest siswa menunjukkan hasil yang signifikan.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT Agata Novia Adriani, "Analysis of Student Difficulties in Physics Problem Solving and The Effectiveness Remedial Program as Effort Helps High School Students in Class X Stella Duce Bantul to Understanding Vector Material. Physical Education Studies Program, Department of Mathematics and Natural Sciences, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta (2012). This study aims to investigate students' difficulties in solving physics problems is given. In addition, the study also aimed to establish a program, an effort to help students overcome their difficulties in solving the problem. The program is referred to as a remedial program. This research was conducted at the High School Stella Duce Bantul. The subjects of this study were students of class X SMA Stella Duce Bantul some 36 people. The study was conducted in September 2012. The instrument are used in this study are in test instruments and test form The research was conducted through four phases of activities: (1) observation, (2) procurement pretest, (3) implementation of remedial programs, (4) implementation of the posttest. The Results of Research showed that students had difficulty in vector material. However, the program was effective remedy was held to help students overcome their difficulties to understand the material vector. Qualitatively, it is seen from the increase in the percentage of students who entered the category of great understanding in solving the given problem. In addition, the quantitative calculation of the comparison results of pretest and posttest of students showed significant results.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan berkat dan karuniaNya yang luar biasa, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Fisika, dan Efektivitas Program Remedi Sebagai Upaya Membantu Siswa Kelas X di SMA Stella Duce Bantul untuk Mamahami Materi Vektor dengan baik. Skripsi tersebut ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Fisika. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini berkat dukungan, semangat, bimbingan, kerja sama, nasihat, dan doa dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Drs. Domi Severinus, M.Si selaku dosen pembimbing, yang telah dengan penuh kesabaran berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan dan penyelesaikan tugas akhir ini. 2. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Fisika yang dengan penuh kedisiplinan, mendidik dan mendampingi penulis selama menempuh perkuliahan di Pendidikan Fisika.. 3. Sr. Adriani, CB, selaku Kepala Sekolah SMA Stella Duce Bantul yang telah memberikan ijin sewaktu penulis melakukan penelitian pada bulan Agustus 2012 hingga September 2012. 4. Bapak Fransiskus Yuni Wantoro, selaku guru Fisika SMA Stella Duce Bantul yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penelitian, serta memberikan masukan-masukan yang berguna bagi penulis dalam penyusunan tugas akhir. 5. Keluargaku tercinta, F.X Bagus Putu Adi (bapak), M.M Retnowati (ibu), Fransiskus Suryadi R. dan F. Indra Wijaya (adik) yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan studi. 6. Bapak-Ibu guru dan karyawan SMA Stella Duce Bantul yang terus mendukung dan menyemangati penulis selama melakukan penelitian. 7. Siswa-siswi kelas X SMA Stella Duce Bantul tahun ajaran 2012/2013 atas bantuan dan keterlibatannya dalam penelitian untuk tugas akhir ini. 8. Teman-temanku di Pendidikan Fisika, khususnya angkatan 2008, juga sahabatku Gery, Anto, Sigit, Edwin, Helen, Sinta, Ari, Dina, Mira, Mas Agung, Mas Bagus, Mas Agus dan Mbak Dita. Terima kasih atas kebersamaan dan dorongan yang kalian berikan. 9. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan tugas akhir ini. Akhir kata, semoga pemaparan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihak-pihak lain yang membutuhkan.
Yogyakarta, 18 Desember 2012 Penulis,
Agata Novia Adriani NIM: 08 1424 003
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv MOTTO ................................................................................................................ v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............................ vii ABSTRAK ......................................................................................................... viii ABSTRACT ........................................................................................................... ix KATA PENGANTAR .......................................................................................... x DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii DAFTAR TABEL ................................................................................................ xv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6 C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 6 D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 7 E. Perumusan Variabel dan Pembatasan Istilah ........................................ 7 1. Perumusan Variabel ....................................................................... 7 2. Pembatasan Istilah ......................................................................... 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Pemahaman Fisika ............................................................................... 9 B. Kesulitan Belajar ................................................................................ 12 C. Pembelajaran Fisika yang Konstruktivis ............................................. 14 D. Program Remedi .................................................................................. 17 E.
Besaran Vektor ................................................................................... 20
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN A.
Jenis Penelitian ................................................................................... 25
B.
Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 25
C.
Subyek Penelitian ............................................................................... 25
D.
Instrumen Penelitian .......................................................................... 26 1. Instrumen untuk Memperoleh Data ............................................. 26 2. Instrumen untuk Proses Pembelajaran ......................................... 26
E.
Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 26 1. Observasi ..................................................................................... 26 2. Pretest ......................................................................................... 27 3. Posttest ........................................................................................ 27
F.
Teknik Analisis Data .......................................................................... 28 1. Kualitatif ...................................................................................... 28 1) Analisis Lembar Observasi .................................................... 28 2) Analisis Data Pretest .............................................................. 28 3) Analisis Program Remedi ...................................................... 30 2. Kuantitatif .................................................................................... 30
G.
Desain Penelitian ............................................................................... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN A.
Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ....................................................... 34 1. Deskripsi Tempat dan Waktu Penelitian ...................................... 34 2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitan .................................................. 35
B. Data dan Analisis .............................................................................. 37 1. Data ............................................................................................. 37 2. Analisis Data ................................................................................ 38 a.
Kualitatif .............................................................................. 38 1) Analisis Berdasarkan Lembar Observasi ......................... 38 2) Analisis Hasil Pretest ....................................................... 41 3) Analisis Program Remedi ................................................. 54
b.
Kuantitatif ............................................................................. 61
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................... 65 B. Saran .................................................................................................. 66 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 67 LAMPIRAN ......................................................................................................... 69
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Skala Skor yang Menunjukkan Tingkat Pemahaman siswa .............. 31 Tabel 3.2 Data Statistika Tentang Nilai Pretest dan Posttest siswa .................. 32 Tabel 4.1 Skor Maksimal yang Diperoleh Siswa Pada Tiap Konsep ................. 37 Tabel 4.2 Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Kesulitan Menentukan Faktor Diketahui .......................................... 41 Tabel 4.3 Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Kesulitan Menentukan Faktor yang Ditanyakan ............................................... 42 Tabel 4.4 Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Kesulitan Melukis Vektor ................................................................ 43 Tabel 4.5 Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Kesulitan Melakukan Operasi Vektor dengan Metode Segitiga ...................... 44 Tabel 4.6 Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Kesulitan Menjumlahkan Vektor dengan Metode Jajar Genjang ..................... 46 Tabel 4.7 Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Kesulitan Mengurangkan Vektor dengan Metode Jajar Genjang ..................... 46 Tabel 4.8 Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Kesulitan Menjumlahkan Vektor dengan Metode Poligon .............................. 48 Tabel 4.9 Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Kesulitan Mengurangkan Vektor dengan Metode Poligon .............................. 48 Tabel 4.10 Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Kesulitan Menyelesaikan Persoalan Vektor Secara Matematis ....................... 49 xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.11 Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Kesulitan Menggambar Komponen Vektor ..................................................... 50 Tabel 4.12 Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Kesulitan Menentukan Besar Komponen Vektor .............................................. 51 Tabel 4.13 Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Kesulitan Menggambar Resultan Vektor ......................................................... 53 Tabel 4.14 Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Kesulitan Menentukan Besar Resultan Vektor ................................................. 53 Tabel 4.15 Perbandingan Jumlah Siswa Pada Pretest dan Posttest Berdasarkan Kategori Tidak Paham, Kurang Paham, Paham dan Sangat Paham . 56 Tabel 4.16 Perbandingan Nilai Pretest dan Posttest Siswa ............................... 58 Tabel 4.17 Pengolahan Pretest dan Posttest Siswa ............................................ 62
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 3.1 Skema Pengelompokkan Jenis Kesulitan Siswa ............................. 29 Gambar 3.2 Skema Desain Penelitian ................................................................. 32
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1
Surat Ijin Penelitian ...................................................................... 70
Lampiran 2
Surat Tanda Bukti Penelitian dari Sekolah ................................... 71
Lampiran 3
Lembar Observasi ......................................................................... 72
Lampiran 4
Kisi-kisi Materi ............................................................................. 76
Lampiran 5
Rencana Pelaksanaan Pelajaran (RPP) ......................................... 77
Lampiran 6
Soal Pretest dan Pembahasannya .................................................. 87
Lampiran 7
Soal Latihan untuk Diskusi .......................................................... 92
Lampiran 8
Soal Posttest ................................................................................. 94
Lampiran 9
Hasil Kerja Siswa .......................................................................... 96
Lampiran 10 Dokumentasi Pembelajaran di Kelas ............................................103
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam suatu sistem pendidikan, terjadi proses pembelajaran dalam suatu kondisi tertentu. Pembelajaran menurut Wikipedia merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan guru dan sumber belajar, pada suatu lingkungan belajar (http://id.wikipedia.Org yang diunduh Selasa, 6 Maret 2012). Interaksi ini dapat terjadi pada lingkungan yang formal, maupun non formal. Pada lingkungan formal, interaksi terjadi dalam kondisi yang formal, yaitu dalam suatu sekolah formal dan ruang kelas untuk belajar. Sedangkan untuk lingkungan yang non formal, interaksi banyak dilakukan dalam konteks lingkungan sekitar, yang mana peserta didik sendiri mengalami suatu gejala (cara bergaul, bekerja sama, dll) yang langsung dialami peserta didik di lingkungan atau kaitannya dengan relasi mereka untuk mengenal lingkungan. Dari uraian tersebut, proses pembelajaran yang baik tentunya diharapkan dapat terjadi dalam suatu lingkungan belajar, agar dapat membantu peserta didik (siswa) untuk belajar dengan lebih baik. Siswa dalam perspektif UU Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 4 diartikan sebagai anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Dalam proses ini, mereka memerlukan bimbingan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dan pengarahan dari seseorang atau beberapa orang, untuk membantu mereka mengoptimalkan
perkembangan
diri
mereka
(UNESA
dalam
http://elearning.unesa.ac.id yang diunduh hari Selasa, 6 Maret 2012). Elemen lain yang merupakan elemen penting dalam proses pembelajaran adalah guru. Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Guru, terdapat definisi tentang guru, yaitu guru adalah seorang pengajar, yang mengajarkan suatu ilmu. Dalam arti yang lebih luas, guru adalah seseorang, yang dapat mengajarkan hal yang baru. Peran guru sangatlah penting untuk mendukung dan membantu siswa dalam proses pembelajarannya. Guru (sebagai seorang pendidik) tentunya merupakan salah satu subyek yang turut bertanggung jawab terhadap keberhasilan siswa. Namun dalam kenyataannya, guru sering lupa menyadari bahwa setiap siswa memiliki tingkat pemahaman yang berbeda-beda terhadap suatu materi tertentu yang disampaikan dalam kegiatan belajar mengajar. Tingkat pemahaman siswa yang berbeda-beda ini, menghasilkan tiga kelompok siswa, yaitu kelompok siswa yang sangat berhasil memahami materi yang disampaikan, kelompok siswa yang cukup, dan kelompok siswa dengan variasi kesulitan belajar yang dialami, untuk memahami materi tersebut. Kelompok siswa dengan variasi kesulitan belajar ini, dapat disebabkan karena beberapa hal; siswa kurang termotivasi pada materi yang disampaikan, siswa kurang berusaha untuk memahami materi tersebut, siswa mendapat kesulitan dalam memantapkan penguasaan bagian-bagian yang sukar dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
seluruh bahan yang harus dipelajarinya. Penyebab lain yang dapat menjadi kesulitan belajar siswa adalah ada konsep dasar yang belum dikuasai siswa, proses belajar yang dialami oleh siswa tidak cukup menarik atau tidak cocok dengan karakter siswa yang bersangkutan. Hal-hal tersebut dapat menjadi faktor yang memunculkan adanya variasi kesulitan siswa dalam proses belajar. Dalam pelajaran fisika, kesulitan belajar siswa tidak hanya disebabkan oleh faktor-faktor seperti yang sudah disebutkan di atas, tetapi juga bisa disebabkan karena kemampuan analisis siswa ketika menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru, dirasa kurang. Kurangnya kemampuan siswa dalam menganalisis soal, dapat terjadi karena siswa merasa evaluasi dan pengayaan (bisa berupa latihan soal, ulangan, tugas, dll) terhadap materi tersebut kurang. Faktor lain yang menyebabkan kesulitan tersebut juga dapat terjadi apabila konsep-konsep dasar yang seharusnya diketahui siswa, tidak diketahui olehnya. Salah satu materi fisika untuk kelas X adalah materi tentang vektor. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa materi tersebut masih tergolong sulit untuk siswa. Misalnya saja, dalam http://repository.upi.edu/ operator/upload/s_fis_0704140 yang diunduh tanggal 2 Januari 2013, peneliti menunjukkan nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada materi vektor hanya sebesar 46,6 dengan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 26. Penelitian lain dilakukan oleh M. Jazuri (dalam http://library.walisongo.ac.id yang diunduh pada hari selasa, 5 juni 2012) pada siswa kelas X MA Ya Falah Grobogan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kesulitan yang dialami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
siswa kelas X di sekolah itu berupa kesulitan menggambar (sebesar 52,3%) dan kesulitan dalam perhitungan (sebesar 62,1%). Hasil dari kedua penelitian tersebut tentunya merupakan contoh penelitian yang menunjukkan bahwa siswa masih merasa kesulitan untuk memahami materi vektor. Oleh karena itu, perlu adanya tindakan penanggulangan untuk mengatasi masalah tersebut. Menurut Caroll (dalam Enthang, 1984: 3), dikatakan bahwa bilamana siswa diberi kesempatan mempergunakan waktu yang dibutuhkan untuk belajar, dan ia mempergunakan dengan sebaik-baiknya, maka ia akan mencapai tingkatan hasil belajar, seperti yang diharapkan. Ini berarti, setiap siswa ‘sebenarnya’ dapat memperkecil tingkat kesulitannya sendiri dalam memahami suatu materi tertentu, asal ia mendapat waktu yang cukup untuk belajar dan mencoba memahami materi tersebut. Dari pandangan tersebut pula, muncul suatu gagasan perlunya mengetahui kesulitan siswa terhadap materi yang diajarkan guru. Hal yang mungkin diupayakan oleh guru, misalnya dengan mencoba menganalisis letak kesulitan siswa ketika siswa tersebut memahami dan menyelesaikan soal yang diberikan. Cara ini dapat dilakukan dengan melihat sejauh mana siswa dapat menyelesaikan soal yang diberikan guru, serta tepat atau tidaknya jawaban yang diberikan siswa ketika menyelesaikan soal tersebut. Namun, cukup tahu kesulitan siswa saja pastinya tidak cukup. Perlu ada tindak lanjuk sebagai upaya untuk membantu siswa mengatasi kesulitan yang mereka alami. Kelanjutan dari upaya tersebut salah satunya adalah melalui pengadaan program remedi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Dari pengalaman yang diperoleh di beberapa sekolah, program remedi yang diadakan biasanya bersifat umum dan mencakup keseluruhan materi selama satu semester. Remedi yang diadakan pun dilakukan di akhir semester, setelah ulangan akhir semester, yang mana program tersebut dilakukan jika siswa di sekolah tersebut, banyak yang tidak mencapai ketuntasan belajar seperti yang telah ditetapkan sekolah. Cara tersebut tentunya kurang sesuai dengan tujuan dari program remedi, karena jika program remedi diadakan di akhir semester, tentunya guru tidak dapat mengetahui secara detail kesulitan yang dialami siswa pada materi tertentu. Remedi menurut Enthang (1984: 11), adalah upaya yang dilakukan pendidik dalam membantu siswa yang mendapat kesulitan dalam belajar dengan jalan mengulang atau mencari alternatif kegiatan lain, sehingga siswa yang bersangkutan dapat mengembangkan dirinya seoptimal mungkin. Tujuan dari pengadaan program remedi ini adalah peningkatan penguasaan bahan sehingga sekurang-kurangnya, siswa dapat memenuhi kriteria tingkat keberhasilan minimal yang diharapkan. Dari tujuan tersebut, diharapkan siswa dapat lebih menguasai bahan yang diajarkan, sehingga modal ilmu yang diperoleh siswa dapat lebih maksimal. Pada akhirnya, dengan semakin banyak siswa yang memahami materi yang diajarkan, akan semakin banyak pula siswa yang memperoleh nilai yang baik pada materi tersebut, sehingga diharapkan dapat meningkatkan jumlah siswa yang memenuhi kriteria ketuntansan minimum (KKM) yang ditetapkan sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
B. Rumusan Masalah 1. Apakah siswa di SMA Stella Duce Bantul juga mengalami kesulitan dalam memahami materi tentang vektor? 2. Dimanakah letak kesulitan yang dialami oleh siswa SMA Stella Duce Bantul dalam memahami materi vektor? 3. Apakah program remedi dapat membantu siswa SMA Stella Duce Bantul untuk mengatasi kesulitan mereka dalam memahami materi vektor?
C. Tujuan Penelitian 1. Menyelidiki kesulitan siswa dalam menganalisis dan menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru. Secara khusus, penyelidikan dilakukan dengan melihat cara siswa menganalisis soal (sejauh mana siswa mengetahui komponen-komponen dari soal, yang bisa dijadikan modal untuk menyelesaikan soal yang diberikan guru), dan bagaimana cara siswa menyelesaikan
soal
tersebut.
Dengan
demikian,
peneliti
dapat
menemukan, sampai langkah mana, siswa dapat menyelesaikan soal yang diberikan. 2. Mengadakan suatu program, sebagai upaya untuk membantu siswa mengatasi kesulitan mereka dalam menyelesaikan soal. Program ini dilakukan, setelah peneliti tahu, dimana letak kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Dengan program yang diberikan ini, peneliti dapat melihat, semakin banyak atau tidaknya siswa yang dapat menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru dengan benar dan tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Dengan demikian, dapat dilihat efektif tidaknya program yang digunakan untuk membantu siswa mengatasi kesulitan mereka dalam menyelesaikan soal.
D. Manfaat 1. Bagi peneliti, dengan penelitian ini, peneliti menjadi tahu letak kesulitan siswa dalam memahami materi yang diajarkan, dan ada atau tidaknya peningkatan pemahaman dari program remedi yang diadakan. 2. Bagi guru, dengan adanya penelitian ini, guru tidak hanya mengetahui sejauh mana siswa dapat menyelesaikan soal yang diberikan, tetapi juga mendapat referensi atau masukan, untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. 3. Bagi siswa, siswa mendapatkan kesempatan untuk dapat menyelesaikan soal yang diberikan guru dan sampai batas mana mereka dapat menyelesaikan soal tersebut. Dengan demikian, siswa tahu dimana letak kesulitan
mereka.
Siswa
juga
mendapat
kesempatan
untuk
memperbaikinya melalui program remedi yang diadakan.
E. Perumusan Variabel dan Pembatasan Masalah 1. Perumusan Variabel Variabel yang diteliti dalam penelitian ini berupa nilai yang diperoleh siswa berkaitan dengan kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal yang diberikan berkaitan dengan pokok bahasan tentang vektor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2. Pembatasan Istilah a. Kesulitan siswa dalam penelitian ini mengacu pada permasalahan atau kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal-soal fisika yang diberikan. b. Materi fisika yang digunakan untuk pokok bahasan dalam penelitian ini
adalah
materi
tentang
vektor,
yang
mencakup
tentang
penggambaran vektor, komponen vektor, metode grafis dan analisis untuk menyelesaikan persoalan tentang vektor, operasi penjumlahan, pengurangan, serta penentuan besar dan arah vektor resultan. c. Siswa dalam penelitian ini berarti sekelompok orang yang terlibat dalam penelitian ini. Siswa yang terlibat adalah siswa kelas X dari suatu kelas di SMA tertentu, dalam hal ini siswa kelas X di SMA Stella Duce Bantul. d. Bermanfaat atau tidaknya program remedi yang diadakan hanya dilihat dari peningkatan hasil posttest setelah program remedi dilaksanakan yang dibandingkan dengan hasil pretestnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pemahaman Fisika Fisika merupakan bagian dari sains. Menurut Sudarwanto (dalam http://www.mansaba.sch.id yang diunduh hari Senin, 11 Juni 2012) dikatakan bahwa sains adalah aktivitas manusia yang telah berkembang sebagai suatu perangkat intelektual untuk memudahkan menggambar dan mengatur lingkungan. Sebagai sebuah metode, sains relatif stabil dan berlaku secara universal. Sedangkan sebagai kumpulan pengetahuan, sains berkembang secara terus menerus. Dari pengertian tersebut, dapat dikatakan sains merupakan salah satu bentuk ilmu. Tujuan dasar setiap ilmu, khususnya fisika adalah mencari pengetahuan yang bersifat umum dalam bentuk teori, hukum, kaidah, dan asas yang dapat diandalkan (Suriasumantri, dalam http://staff.uny.ac.id/sites/ default/files yang diunduh tanggal 30 Desember 2012). Hal ini berarti, tuntutan dari pembelajaran fisika adalah memberikan gambaran bahwa setiap konsep, prinsip, dan teori fisika tidak lahir secara kebetulan, namun melalui proses dan langkah yang panjang. Belajar IPA (fisika) yang sebenarnya bukan hanya menghafal kata-kata, tetapi juga merupakan hasil asosiasi dari pengalaman-pengalaman (Subiyanto, 1988: 56).
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Dalam seting pembelajaran, siswa dianggap dapat mengkonstruksi makna mereka sendiri berdasarkan pengetahuan mereka sebelumnya, aktivitas kognitif dan metakognitif mereka, serta hambatan-hambatan yang mereka temui dalam seting pembelajaran tersebut, termasuk informasi yang tersedia bagi mereka (Prihantoro, 2010: 56). Siswa mengikuti proses pembelajaran dengan membawa pengetahuan yang luas, tujuan dan pengalaman mereka sendiri, dan mereka menggunakannya untuk memahami informasi-informasi yang mereka jumpai. Modal yang mereka dapatkan dalam proses pembelajaran tersebut tentunya dapat diterapkan untuk memahami suatu persoalan. Pemahaman yang mereka dapatkan dalam proses pembelajaran, tentunya membuat mereka mampu menyelesaikan persoalan. Namun, tepat atau tidaknya penyelesaian yang mereka lakukan, terlihat dari berbagai proses kognitif yang sudah mereka terima sebelumnya. Sering
dijumpai
bahwa
kenyataannya,
siswa
sering
salah
menggunakan informasi yang tersedia sehingga terbentuklah konsep yang salah. Konsep-konsep yang salah ini tentunya akan berkembang menjadi semakin salah, jika tidak diarahkan pada konsep yang benar. Hal ini tentunya menjadi tugas guru untuk membimbing dan mengarahkan siswa untuk sampai pada konsep yang benar. Proses yang dialami siswa untuk membangun dan memahami suatu konsep, serta memperbaiki konsep yang salah merupakan suatu proses belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki sikap dan perilaku, dan mengokohkan kepribadian (Suyono dan Harianto, 2011: 9). UNESCO (Suyono dan Harianto, 2011: 29) menyebutkan adanya 4 pilar dalam belajar, yaitu belajar untuk mengetahui, belajar untuk bekerja, belajar untuk hidup berdampingan dan berkembang bersama, dan belajar untuk menjadi manusia seutuhnya. Dengan keempat pilar belajar tersebut , diharapkan sasaran akhir proses pembelajaran yang maksimal dapat terjadi. Hasil tersebut dapat berupa disiplin mental, perubahan perilaku, perubahan persepsi, maupun pengetahuan hasil bentukan yang diperoleh seseorang melalui proses belajarnya. Caroll (dalam Enthang, 1984: 3-4) mengungkapkan sejumlah faktor yang mempengaruhi hasil belajar seseorang. Faktor-faktor tersebut antara lain: 1. Waktu yang tersedia untuk menyelesaikan suatu bahan / materi 2. Usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk menguasai bahan tersebut 3. Bakat yang dimiliki oleh seseorang 4. Kualitas pengajaran atau tingkat kejelasan pengajaran, dan 5. Kemampuan seseorang untuk mendapatkan manfaat yang optimal dari keseluruhan proses belajar yang dihadapinya, Faktor-faktor tersebut dapat menentukan maksimal atau tidaknya hasil belajar yang diperoleh seseorang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
B. Kesulitan Belajar Ketika mengalami proses belajar, seseorang kadangkala mengalami kesulitan. Menurut The National Joint Committee for Learning Disabillities (dalam Abdurrahman, 2009: 7), kesulitan belajar menunjuk pada sekelompok kesulitan yang dimanifestasikan dalam bentuk kesulitan yang nyata dalam kemahiran dan penggunaan kemampuan mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis, maupun kemampuan menalar. Kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa tersebut, dapat disebabkan karena beberapa faktor, misalnya faktor internal dan faktor eksternal. Faktorfaktor internal tersebut berasal dari dalam diri siswa, sedangkan faktor eksternal berasal dari luar diri siswa yang menyangkut tentang lingkungan tempat siswa belajar, maupun situasi di lingkungan tersebut. Burton (dalam Enthang, 1984: 13-14) mengemukakan pendapatnya mengenai faktor-faktor yang menjadi latar belakang kesulitan belajar yang dialami siswa dan terdapat dalam diri siswa. Faktor-faktor tersebut antara lain: 1. Kelemahan secara fisik, seperti: a. Suatu pusat susunan saraf yang tidak berkembang secara sempurna karena luka atau cacat, atau sakit, sehingga sering membawa gangguan emosional. b. Penyakit menahun (seperti asma dan sebagainya) yang menghambat usaha-usaha belajar secara optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2. Kelemahan-kelemahan secara mental (baik kelemahan yang dibawa sejak lahir, maupun karena pengalaman) yang sukar diatasi oleh individu yang bersangkutan dan juga oleh pendidik. 3. Kelemahan-kelemahan emosional, seperti : a. Terdapatnya rasa tidak aman b. Penyesuaian yang salah terhadap orang-orang, situasi dan tuntutantuntutan tugas maupun lingkungan c. Tercekam rasa pobia (rasa takut, benci dan antipati), yang merupakan mekanisme pertahanan diri. 4. Kelemahan yang disebabkan karena kebiasaan dan sikap-sikap yang salah, misalnya : a. Banyak
melakukan
aktivitas
yang bertentangan
dan
tidak
menunjang pekerjaan sekolah, menolak atau malas belajar. b. Kurang berani dan gagal untuk berusaha memusatkan perhatian. c. Kurang kooperatif dan menghindari tanggung jawab. d. Sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran. e. Merasa gugup. 5. Tidak memiliki keterampilan-keterampilan ataupun pengetahuan dasar yang diperlukan, seperti : a. Ketidakmampuan
membaca,
berhitung,
kurang
menguasai
pengetahuan dasar untuk suatu bidang studi yang sedang diikutinya secara sekuensial (meningkat dan beruntun). b. Memiliki kebiasaan belajar dan cara bekerja yang salah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Kesulitan-kesulitan belajar tersebut tentunya juga akan memberikan pengaruh pada siswa untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal. Dalam belajar Fisika, misalnya, beberapa orang siswa juga mungkin bisa mengalami kesulitan-kesulitan seperti yang sudah dijelaskan. Habiburrahman (1981: 3) berpendapat bahwa kesulitan siswa dalam belajar IPA, dalam kasus ini berarti fisika, banyak bersumber dari hal-hal berikut, seperti: 1. Kesulitan dalam membaca suatu kalimat atau istilah 2. Kesulitan dalam angka 3. Kesulitan dalam mengerti tentang konsep-konsep yang diajarkan 4. Kesulitan dalam menggunakan alat-alat praktikum 5. Kesulitan yang disebabkan karena pribadi siswa sendiri, misalnya: a. Siswa sulit diajak berpikir secara deduktif. b. Siswa merasa sulit mengambil kesimpulan, ketika dihadapkan pada suatu masalah yang berkaitan dengan masalah yang dberikan guru. c. Siswa sulit membuat sebuah hipotesis. d. Siswa sulit untuk menguji hipotesis tersebut. e. Siswa sulit untuk memformulasikan suatu masalah.
C. Pembelajaran Fisika yang Konstruktivis Salah satu landasan yang digunakan dalam belajar fisika adalah landasan yang bersifat konstruktif, yaitu suatu landasan yang merupakan bentukan pengetahuan yang kita buat sendiri. Dengan kata lain, pengetahuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
tersebut bukan semata-mata diterima begitu saja seperti suatu transfer barang, tetapi pengetahuan yang kita bentuk saat kita sedang mempelajari sesuatu. Menurut Suparno (2007: 10-11), dalam pendidikan fisika, ada dua aliran konstruktivisme yang digunakan dan bahkan dikembangkan, yaitu: 1. Konstruktivisme psikologis personal yang ditemukan oleh Piaget Dalam model ini, Piaget mengamati bagaimana seorang anak membentuk pengetahuannya sendirian. Ia menekankan bagaimana seorang individu secara personal mengkonstruksi pengetahuan dari interaksinya dengan pengalaman dan obyek yang dihadapinya. Dalam kasus belajar fisika, anak diberi kebebasan untuk belajar sendiri dan memperoleh kemajuannya sendiri. Hal yang ditekankan adalah siswa hanya dapat mengerti fisika bila ia sendiri belajar dan dengan demikian membangun pengetahuannya sendiri. 2. Sosiokulturalisme yang ditemukan oleh Vygotsky Berbeda dengan Piaget, Vygotsky menekankan pentingnya interaksi sosial dengan orang lain, terlebih dengan orang lain yang memiliki pengetahuan yang lebih baik dan sistem yang secara kultural telah berkembang dengan baik pula. Dengan kata lain, siswa perlu berinteraksi dengan para ahli dan terlibat langsung dengan situasi yang cocok dengan pengetahuan yang ingin digelutinya. Menurutnya, kegiatan seseorang untuk mengerti sesuatu selalu dipengaruhi oleh partisipasi orang tersebut dalam praktik-praktik sosial dan kultural yang ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Berdasarkan kedua pandangan tersebut, Suparno (2007: 134) mengungkapkan beberapa metode pembelajaran fisika yang sesuai, untuk membangun pengetahuan siswa, salah satunya adalah dengan metode cooperative learning. Dalam model pembelajaran ini, siswa dibiarkan belajar dalam kelompok, saling menguatkan, mendalami, dan bekerja bersama untuk semakin menguasai bahan. Namun, pembelajaran secara cooperative learning pun masih memiliki model pembelajaran yang bermacam-macam. Di antara model-model pembelajaran cooperative learning, yang paling lama dan paling banyak digunakan adalah model diskusi kelompok (Robert, 2005: 252). Model diskusi adalah model pembelajaran dengan pembicaraan kelompok yang bersifat edukatif, reflektif, terstruktur dengan dan bersama siswa lain (Kindvatter, Willen, Ishler, dalam Suparno, 2007: 129). Hal pokok yang harus dipersiapkan dalam diskusi kelompok adalah memastikan bahwa setiap anggota kelompok aktif berpartisipasi. Dengan kata lain, siswa dibiasakan untuk mengekspresikan apa yang mereka pikirkan melalui pembicaraan dalam kelompok, dan saling bertukar ide atau gagasan dalam kelompok tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
D. Program Remedi Seperti sudah disebutkan pada bagian pendahuluan, remedi menurut Enthang adalah suatu upaya yang dilakukan pendidik untuk membantu siswa yang mendapat kesulitan dalam belajar, dengan jalan mengulang atau mencari alternatif
kegiatan
lain,
sehingga
siswa
yang
bersangkutan
dapat
mengembangkan dirinya seoptimal mungkin. Tujuan dari pengadaan program remedi ini adalah peningkatan penguasaan bahan sehingga sekurangkurangnya, siswa dapat memenuhi kriteria tingkat keberhasilan minimal yang diharapkan (Enthang, 1984: 10-11). Tetapi, ada proses yang perlu dilakukan sebelum melakukan program remedi, proses tersebut adalah melakukan analisis terhadap kesulitan yang dialami siswa. Dalam Abdurrahman (2009: 20), terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai prosedur melakukan analisis, misalnya : 1. Identifikasi Pelaksanaan identifikasi dapat dilakukan dengan memperhatikan laporan guru kelas atau sekolah yang bersangkutan, juga melakukan hasil tes kemajuan belajar (yang disesuaikan dengan kebutuhan peneliti), atau melalui instrumen informal, misalnya dalam bentuk lembar observasi guru atau orang tua. Berdasarkan informasi tersebut, sekolah nantinya dapat memperkirakan jumlah anak yang memerlukan bantuan berupa program remedi, maupun data anak dengan kesulitan yang mereka hadapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
2. Lokalisasi letak kesulitan Pada bagian ini, kita dapat melihat hal-hal yang menjadi letak kesulitan siswa, misalnya dalam mata pelajaran (bidang studi) mana kesulitan itu terjadi, pada kawasan tujuan pembelajaran mana kesulitan itu terjadi, pada bagian ruang lingkup bahan mana kesulitan itu terjadi, dan dalam segi proses belajar manakah kesulitan itu terjadi. 3. Memperkirakan kemungkinan bantuan Langkah ini dilakukan, untuk memperkirakan: a. Apakah siswa tersebut masih mungkin ditolong untuk mengatasi kesulitannya atau tidak, b. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa tersebut c. Kapan dan dimana pertolongan itu dapat diberikan d. Siapa yang dapat memberikan pertolongan e. Bagaimana cara menolong siswa tersebut agar proses yang terjadi dapat dilaksanakan secara efektif f. Siapa sajakah yang harus diikutsertakan untuk menolong siswa tersebut. 4. Menetapkan kemungkinan cara mengatasi kesulitan Langkah ini dilakukan untuk menyusun suatu rencana atau beberapa alternatif rencana yang dapat dilaksanakan untuk membantu mengatasi kesulitan yang dialami siswa tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
5. Tindak lanjut Kegiatan ini berupa suatu program yang diperkirakan paling tepat untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Kegiatan tindak lanjut ini dapat berupa: a. Pelaksanakan bantuan berupa pengadaan program remedi b. Pembagian
tugas
dan
peranan
orang-orang
tertentu
untuk
memberikan bantuan kepada siswa yang bersangkutan c. Pengecekan yang berkaitan dengan kemajuan siswa, baik tentang pemahaman mereka terhadap bantuan yang sudah diberikan, maupun manfaat program yang diberikan. Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, program remedi termasuk sebagai upaya tindak lanjut dari kegiatan analisis. Dalam melakukan program remedi, guru sebaiknya: 1. Menelaah kembali siswa yang akan diberi bantuan 2. Memilih alternatif tindakan 3. Dan melakukan evaluasi dari program remedi yang diadakan. Fungsi dari program remedi ini, antara lain: 1. Memperbaiki metode mengajar guru Hal ini dimaksudkan, agar metode mengajar guru dapat lebih mengaktifkan siswa, lebih banyak mengulangi isi dari materi yang dirasa sulit bagi siswa, dan cara guru menyampaikan materi tersebut tidak terlalu cepat, sehingga siswa dapat memahami materi yang disampaikan. 2. Memperbaiki metode belajar siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Program remedi ini akan membuat siswa memiliki pembagian dan penambahan waktu belajar, penambahan tugas-tugas sebagai latihan bagi siswa untuk dapat lebih memahami konsep yang diajarkan, dan pengorganisasian terhadap bahan yang diberikan.
E. Besaran Vektor Dalam belajar fisika, untuk menyatakan suatu besaran, tidak cukup hanya tahu tentang nilai dari besaran tersebut. Beberapa besaran fisika juga perlu dinyatakan dalam suatu nilai dan arah. Besaran yang hanya memiliki nilai saja disebut besaran skalar, sedangkan besaran yang memiliki nilai dan arah disebut besaran vektor. Hal-hal yang tercakup dalam pembelajaran vektor ini antara lain: 1. Menyatakan suatu vektor Untuk tulisan tangan, lambang suatu vektor biasanya ditulis dengan satu huruf besar dan diatas huruf ini diberi tanda anak panah, misalnya A⃗. Untuk buku cetakan, lambang vektor umumnya dicetak dengan huruf besar yang dicetak tebal, misalnya A. Untuk menuliskan besar suatu vektor, tulisan tangan biasanya ditulis dengan menggunakan tanda harga mutlak, misalnya A⃗ . Sedangkan untuk buku cetakan, besar vektor umumnya dicetak dengan huruf miring, misalnya A.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Sebuah vektor digambarkan dengan sebuah anak panah yang terdiri dari pangkal dan ujung. Panjang anak panah menunjukkan besar vektor, sedangkan arah anak panah (dari pangkal ke ujung) menunjukkan arah vektor. Sebagai contoh, pada gambar 1.1 dilukiskan sebuah vektor yang besarnya 60 m dan berarah ke timur. Besar 60 m dilukiskan dengan panjang anak panah 4 cm.
Pangkal vektor
ujung vektor
2. Komponen vektor Setiap vektor selalu dapat diuraikan menjadi dua atau lebih vektor. Dalam pembelajaran ini, pembatasan hanya pada penguraian sebuah vektor menjadi 2 buah vektor yang saling tegak lurus. Pada gambar di bawah ini, ditunjukkan sebuah vektor V yang dapat diuraikan menjadi komponen pada sumbu X, yaitu Vx, dan komponen pada sumbu Y, yaitu Vy. misalnya sudut antara vektor V dengan sumbu X positif adalah θ, maka besar komponen-komponen Vx, dan Vy dapat diperoleh dari: Vx = Vcosθ Vy = Vsinθ
Vy
V
θ
Vx
3. Operasi Vektor Operasi vektor untuk pembelajaran pada tahap ini, hanya di fokuskan pada operasi penjumlahan dan pengurangan vektor. 1) Metode grafis a) Metode segitiga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Penjumlahan atau pengurangan dua buah vektor dengan metode ini, adalah dengan cara menghubungkan pangkal vektor kedua ke ujung vektor pertama. Kemudian tarik garis untuk menghubungkan pangkal vektor pertama ke ujung vektor kedua sehingga diperoleh hasil penjumlahan atau pengurangan kedua vektor tersebut. Contoh: vektor pertama (vektor A) vektor kedua (vektor B)
Hasil penjumlahan A+B adalah A A+B
B
Hasil pengurangan A-B adalah A-B -B A b) Metode jajar genjang Aturan
yang
digunakan
untuk
melukis
vektor
dengan
menggunakan metode ini adalah melukis vektor pertama dan vektor kedua dengan titik pangkal yang berimpit. Setelah itu, dilukis sebuah jajar genjang dengan kedua vektor tersebut sebagai sisi-sisinya. Vektor baru hasil dari kedua vektor tersebut adalah diagonal jajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
genjang yang titik pangkalnya sama dengan titik pangkal kedua vektor tersebut. Contoh: vektor pertama (vektor A) vektor kedua (vektor B)
Hasil penjumlahan A+B adalah A B
A+B
Hasil pengurangan A-B adalah A-B
-B A
c) Metode poligon Metode ini digunakan khusus untuk operasi penjumlahan atau pengurangan vektor yang terdiri lebih dari dua buah vektor. Metode ini hampir sama dengan metode segitiga, yang mana cara mencari hasil penjumlahan vektor
dengan cara ini adalah dengan
menghubungkan pangkal vektor yang satu, dengan ujung vektor yang lain, demikian seterusnya. Contoh: vektor pertama (vektor A) vektor kedua (vektor B)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
vektor ketiga (vektor C) vektor keempat (vektor D) Hasil penjumlahan dari keempat vektor tersebut (A+B+C+D) adalah A
A+B+C+D B
D
C
2) Metode matematis Cara menentukan hasil operasi vektor dengan cara ini adalah dengan menggunakan perhitungan. Untuk menentukan besar vektor, digunakan rumus: R=
+
+ 2
,
dengan α adalah sudut apit antara vektor 4. Vektor Resultan
dan
Vektor resultan adalah suatu vektor baru yang merupakan hasil operasi dari dua atau lebih vektor. Cara menghitung vektor resultan ini dapat melalui metode grafis, maupun secara matematis, seperti sudah dijabarkan pada bagian sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian yang deskriptifeksperimen. Deskriptif karena dalam penelitian ini, akan diberikan penjelasan terhadap suatu hal, yaitu tentang hasil analisis yang diperoleh berdasarkan data yang didapat dalam penelitian. Di samping bersifat deskriptif, penelitian ini juga termasuk dalam jenis penelitian eksperimen, karena ada treatment khusus yang diberikan oleh peneliti kepada siswa, yang berupa suatu metode tertentu dalam proses pembelajaran. Metode yang dipilih sebagai treatment adalah metode diskusi kelompok. Dengan metode tersebut, diharapkan nantinya membawa perubahan di akhir penelitian. Perubahan tersebut berupa peningkatan nilai yang menunjukkan pemahaman siswa. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat
: SMA Stella Duce Bantul
Waktu
: bulan Agustus–September 2012
C. Subyek Penelitian Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X yang berjumlah 36 orang. Subyek ini dipilih karena materi penelitian yang digunakan adalah materi untuk kelas X.
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
D. Instrumen Penelitian 1. Instrumen untuk memperoleh data Instrumen yang digunakan ada dua macam, yaitu instrumen non tes dan instrumen yang berupa tes tertulis. Instrumen non tes berupa lembar observasi. Lembar observasi digunakan sebagai modal awal untuk memilih metode yang akan digunakan dalam program remedi. Lembar observasi ini disusun dengan pertimbangan untuk melihat situasi dan keadaan siswa-siswi kelas X yang menjadi subyek penelitian. Instrumen tes tertulis terdiri atas pretest dan posttest. Tes ini digunakan untuk melihat pemahaman konsep siswa. Tes disusun berdasarkan indikator yang akan dicapai dari materi yang bersangkutan. Soal-soal yang dibuat dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru pengampu mata pelajaran fisika. Tes ini terdiri dari 10 soal essai. 2. Instrumen untuk proses pembelajaran Untuk melaksanakan proses pembelajaran, instrumen yang disusun berupa kisi-kisi (yang berisi indikator yang akan dicapai pada proses pembelajaran) dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
E. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Observasi
dilakukan
sebelum
melakukan
penelitian
dan
pengambilan data dalam bentuk tes. Observasi dilakukan langsung oleh peneliti. Observasi bertujuan untuk memperoleh data awal tentang situasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
kelas, keadaan siswa-siswi kelas X, juga metode yang digunakan guru mata pelajaran dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswasiswanya. Dengan melakukan pengamatan tentang situasi dan kondisi kelas terlebih dahulu, diharapkan metode yang digunakan saat pelaksanaan program remedi dapat sungguh-sungguh membantu siswa mengatasi kesulitan mereka. 2. Pretest Tes ini diberikan sebelum pemilihan treatment, digunakan untuk melakukan analisis awal sebagai upaya untuk mengetahui siswa-siswa mana saja yang belum mencapai ketuntasan yang diharapkan, dan jenisjenis kesulitan apa yang dialami oleh masing-masing siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar tersebut. Dengan kata lain, tes ini digunakan untuk mengetahui pemahaman konsep yang sudah diterima dari siswa yang akan terlibat dalam penelitian, untuk menentukan letak kesulitan mereka. 3. Posttest Tes ini diberikan setelah pelaksanaan treatment selesai dilakukan. Tes ini digunakan untuk mengetahui perubahan pemahaman konsep siswa setelah siswa menerima materi dari program remedi. Posttest juga digunakan untuk melihat efektivitas program remedi yang dilakukan, untuk mengatasi kesulitan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
F. Teknik analisis data Untuk teknik analisis data, ada dua proses yang dilakukan, yaitu analisis data yang dilakukan secara kualitatif, dan analisis data yang dilakukan secara kuantitatif. 1. Secara kualitatif Pada analisis data dengan menggunakan model ini, tahapan-tahapan yang dilakukan untuk melakukan analisis data adalah sebagai berikut: 1) Analisis lembar observasi Data ini berupa catatan-catatan yang ditulis oleh peneliti selama pengamatan berlangsung. Dari data tersebut, dilihat hal-hal yang menarik dari guru, dan bagaimana metode yang digunakan guru untuk menarik siswa belajar di kelas. Kemudian, dilakukan analisis terhadap kekurangan dari metode guru dan karakter siswa di kelas. Kekurangan tersebut dijadikan sebagai peluang untuk memilih metode yang mungkin dapat digunakan yang dipilih sesuai dengan karakter siswa. Dari data tersebut, juga dapat dilihat siswa-siswa yang aktif dan yang pasif, sehingga metode yang dipilih dapat benar-benar terlaksana secara maksimal, untuk dapat membantu siswa dalam belajar. 2) Analisis data pretest Data ini berisi jawaban-jawaban siswa dalam menyelesaikan soal yang telah diberikan. Dari jawaban-jawaban tersebut, diteliti sampai sejauh mana siswa dapat menyelesaikan soal yang diberikan, dan benar atau tidaknya hasil yang diperoleh siswa. Kemudian dilakukan analisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
terhadap kesulitan - kesulitan yang dialami siswa ketika menyelesaikan soal tersebut. Kesulitan – kesulitan tersebut kemudian dikelompokkan dalam kategori-kategori tertentu, untuk melihat secara keseluruhan kesulitan yang dialami siswa. Proses pengelompokkan jenis kesulitan tersebut dapat dilihat pada skema dibawah ini: Menentukan faktor diketahui
Menentukan faktor yang ditanya
Kesulitan siswa Melukis vektor
Metode segitiga
Metode vektor
Metode jajar genjang
Metode poligon Menyelesaikan persoalan
Metode matematis
Komponen vektor
Gambar vektor resultan Vektor resultan
Gambar 3.1 Skema pengelompokkan jenis kesulitan siswa
Besar vektor resultan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
3) Analisis program remedi Analisis kualitatif yang dilakukan pada tahap ini digunakan untuk: a. Melihat nilai posttest siswa, untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa pada pretest sudah berhasil teratasi atau belum. b. Melihat semakin banyak atau tidaknya siswa yang mencapai kategori paham dan sangat paham berdasarkan kriteria yang ditetapkan. c. Melihat semakin sedikit atau tidaknya siswa pada kategori kurang paham dan tidak paham berdasarkan kriteria yang ditetapkan. 2. Secara kuantitatif Pada proses analisis kuantitatif ini, analisis dilakukan terhadap hasil pengerjaan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Sebelumnya, peneliti memberi patokan jumlah skor maksimal yang akan diberikan pada masing-masing nomor soal. Kemudian, dari hasil analisis jawaban siswa, akan diberikan nilai maksimal yang diperoleh tiap siswa di masing-masing nomor soal. Selanjutnya, sebagai nilai akhir, akan dijumlahkan seluruh skor yang didapat siswa pada tiap nomor. Skor ini akan menjadi skor total yang diperoleh siswa melalui tes yang sudah diberikan. Skala skor untuk menggambarkan tingkat pemahaman siswa, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Tabel 3.1 Skala Skor yang Menunjukkan Tingkat Pemahaman Siswa
Skala 0 – 49 50 – 69 70 – 89 90 - 100
Kategori Tidak paham Kurang paham Paham Sangat paham
Keterangan: kategori paham diambil berdasarkan ketuntasan minimum yang ingin dicapai sekolah, kemudian kategori lain menyesuaikan.
Hasil skor total (nilai akhir) ini akan dibandingkan antara niai pretest dan posttestnya, untuk melihat ada atau tidaknya peningkatan yang dialami siswa sebelum dan sesudah pengadaan program remedi. Perbandingan ini dihitung dengan menggunakan tes-T untuk kelompok dependen. Cara menghitung data yang diperoleh dengan tes ini adalah sebagai berikut:
trel = [
dimana :
( (
(
)
)
)
]
D = perbedaan antara skor tiap subyek = Xi1 – Xi2
N = jumlah pasang skor (jumlah pasangan) Df = N-1 Hasil dari trel ini kemudian dicocokkan dengan tcrit yang sudah diketahui dari tabel. Jika hasil trel ada diantara tcrit, maka hasilnya tidak signifikan. Dengan kata lain, tidak ada perubahan yang terjadi dari metode atau program yang dilakukan. Bentuk tabelnya adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.2 Data Statistika Tentang Nilai Pretest dan Posttest Siswa Data ke
Pretest
posttest
G. Desain Penelitian Observasi
pretest
Analisis data
Pemilihan treatment
Pelaksanaan treatment
posttest
Analisis pretest dan posttest
kesimpulan
Gambar 3.2 Skema desain penelitian
D = (pre - post)
D2
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
1. Gambaran Umum Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap kesulitan yang dialami siswa terhadap materi yang diberikan. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mencari letak kesulitan yang dialami siswa. Langkah awal yang diambil adalah melakukan pretest untuk melakukan analisis kesulitan yang dialami siswa. Setelah hasil pretest diperoleh, data tersebut kemudian diolah, sehingga dapat dicari alternatif penyelesaian untuk mengatasi kesulitan tersebut, melalui program remedi yang akan diadakan. Setelah itu disiapkan suatu treatment berupa suatu metode dalam proses pembelajaran selama program remedi sebagai upaya membantu siswa mengatasi kesulitan yang mereka alami. Setelah program remedi selesai, langkah selanjutnya adalah pengadaan posttest, untuk melihat apakah kesulitan yang dialami siswa saat pretest sudah berhasil diatasi atau belum. Hasil posttest ini kemudian dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada pretest, untuk melihat apakah program tersebut efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa atau tidak. 2. Rencana program remedi Pelaksanaan program remedi diikuti oleh semua siswa yang terlibat dalam penelitian. Program remedi ini bersifat mengulang materi. Kemudian untuk mengetahui apakah kesulitan-kesulitan tersebut dapat diatasi melalui program remedi atau tidak, diadakan evaluasi remedi, berupa nilai posttest yang dibandingkan dengan nilai pretest siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian 1. Deskripsi tempat dan waktu penelitian a. Tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Stella Duce Bantul yang terletak
di
Ganjuran,
Sumbermulyo,
Bambanglipuro,
Bantul,
Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan untuk siswa-siswi kelas X SMA Stella Duce Bantul Tahun Ajaran 2012/2013 dalam mata pelajaran Fisika. Banyaknya kelas X di SMA ini adalah 2 kelas, yaitu kelas X-1 dan kelas X-2. Jumlah siswa di SMA Stella Duce Bantul tahun ajaran 2012/2013 adalah 39 siswa, dengan jumlah siswa pada masing-masing kelas adalah 20 orang siswa di kelas X-1 dan 19 orang di kelas X-2. Namun, karena adanya halangan pada pelaksanaan penelitian (3 orang siswa tidak bisa mengikuti posttest yang diadakan oleh peneliti), maka banyaknya siswa yang menjadi subyek penelitian adalah 36 orang. Banyaknya siswa laki-laki berjumlah 12 orang dan siswa perempuan berjumlah 24 orang. b. Waktu penelitian Pembelajaran Fisika di SMA Stella Duce Bantul berlangsung setiap hari Selasa dan Jumat. Pada hari Selasa, pembagian jadwal yang diberikan untuk masing-masing kelas X adalah jam pertama-kedua
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
untuk kelas X-1, dan jam ketiga-keempat untuk kelas X-2. Masingmasing kelas mendapat dua jam pelajaran (2 JP x 45 menit), sedangkan untuk hari Jumat, pelajaran Fisika untuk tiap kelas, hanya berlangsung selama 1 JP, yaitu jam ke-7 untuk kelas X-1 dan jam ke-8 untuk kelas X-2. Adapun waktu yang digunakan selama proses pengamatan sampai pengambilan data adalah sebagai berikut: 1) Observasi Observasi dilakukan sebanyak 5 kali, yaitu pada tanggal 28 Agustus 2012; 31 Agustus 2012; 4 September 2012; 7 September 2012; dan 11 September 2012. 2) Pelaksanaan pretest tanggal 14 september 2012 3) Pelaksanaan program remedi Pelaksanaan program remedi dilakukan dalam dua kali pertemuan, yaitu pada tanggal 15 September 2012 dan tanggal 17 September 2012 4) Pelaksanaan posttest pada tanggal 20 September 2012. 2. Deskripsi pelaksanaan penelitian Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran di kelas sedang berlangsung. Observasi dilakukan untuk mengamati bagaimana keadaan dan situasi yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung, metodemetode apa yang digunakan oleh guru selama proses pembelajaran, dan bagaimana antusias siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
digunakan peneliti sebagai modal untuk menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan dalam proses remedial. Selain itu, dengan melakukan observasi, peneliti juga dapat mengenal karakter siswa, dan melakukan pendekatan dengan siswa sehingga suasana saat pelaksanaan program remedi dapat berjalan dengan lancar dan lebih santai. Sesuai kesepakatan dengan guru, pelaksanaan pretest dapat dilakukan pada jam pelajaran, karena nilai pretest yang diambil oleh peneliti, dijadikan sebagai nilai ulangan oleh guru Fisika yang bersangkutan, sehingga tidak mengganggu alokasi waktu yang sudah dibuat guru tersebut. Sedangkan untuk pelaksanaan program remedi, akan dilakukan pada waktu yang lain di luar jam pelajaran (dilakukan sepulang sekolah). Pelaksanaan program remedi ini dilakukan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama digunakan peneliti untuk membahas soal pretest bersama-sama dengan siswa, sekaligus membahas konsep yang menjadi kesulitan siswa berdasarkan pretest. Pertemuan kedua digunakan untuk pelaksanaan metode yang digunakan peneliti. Metode yang dipilih adalah metode diskusi kelompok, agar siswa dapat belajar bersama-sama dan membahas soal latihan yang diberikan secara bersama-sama pula. Setelah selesai
berdiskusi, peneliti
bersama-sama dengan siswa,
membahas latihan soal yang diberikan. Setelah pelaksanaan program remedi, dilakukan pengambilan nilai posttest, untuk melihat peningkatan siswa dari nilai pretest mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
B. Data dan Analisis 1. Data Tabel 4.1 Skor Maksimal yang Diperoleh Siswa Pada Tiap Konsep No. Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
a 1 4 1 2 4 2.5 9.5 3 3.5 3.5 2 6 1 4.5 1 1 7.5 1 2.5 1 3 1 0.5 1 2 6 4 1 1.5 7.5 3.5 1
b 2 3 1 5 6.5 8.5 6 7.5 1.5 2 1 6.5 1 7.5 6 5.5 1 2 3.5 3 5 3 6 0.5 7.5 5.5 -
1 2 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 4 4 1 3 4 3 4 4 4 4
Skor siswa untuk Tiap Konsep 2 3 4 5 6 7 5 3 3 3 3 1 5 1 1 3 1 1 1 1 1 4 3 2 4.5 4.5 1 6 1 5 6 6 6 3 5 6.5 3 8 4 1 4 4 7 2 3.5 1 3 2 1 5 2 2 8 2 5 3 3 5 4 5 3 6.5 8 8 5 5 5 8 8 4 1 1 5 3 5 6.5 5 6 3 1 5 3 3 1 1.5 5 6.5 6.5 7 4 1 5 6.5 6.5 7 8 5 6.5 6.5 4.5 2 8 4 5 6.5 6 5 1 5 6.5 6.5 8 8 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 5 6.5 1 4 1 1 1 1 1 1 2 1.5 1 3 2 1 5 6.5 2 8 1 5 6.5 5.5 8 7 1 4 2 2 5.5 1 3 2 1 5 5 3 7 8 5 6.5 6.5 5.5 6.5 2
8 2 5 4 6 1 2 5 1 2 3 1 1 2 -
9 4.5 5 4 3.5 2.5 2.5 9 3 7 12 5 6 3 1 4 2 5.5
10 1 1 3 3 4 10 3 2 1 1 3 5 3 5 4 4 3 1 1 1 2 1 1 1
Total skor 19 14 19 7 32.5 34 43 62.5 44 29 30 30 45 43.5 10 8 60.5 23.5 44 49 63.5 49.5 55 15 13 8 20.5 10 14 23.5 40.5 44 20.5 25 46 43.5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Keterangan tiap konsep: a. Faktor diketahui b. Faktor ditanya 1. Penyelesaian konsep melukis vektor 2. Penyelesaian konsep segitiga vektor 3. Penyelesaian konsep penjumlahan dengan metode jajar genjang 4. Penyelesaian konsep pengurangan dengan metode jajar genjang 5. Penyelesaian konsep penjumlahan dengan metode poligon 6. Penyelesaian konsep pengurangan dengan metode poligon 7. Penyelesaian vektor secara matematis 8. Penyelesaian konsep tentang komponen vektor 9. Penyelesaian konsep resultan vektor 10. Penyelesaian konsep resultan vektor
2. Analisis data a. Secara Kualitatif Analisis data secara kualitatif dilakukan dalam tiga jenis analisis, yaitu analisis berdasarkan lembar observasi, analisis hasil pretest, dan analisis program remedi. 1) Analisis Berdasarkan Lembar Observasi Siswa-siswa kelas X di SMA adalah siswa-siswa yang baru memasuki jenjang pendidikan baru dengan tingkatan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, kadang kala kebiasaan di SMP masih dapat terbawa di SMA. Berdasarkan data yang diperoleh dari observasi, peneliti melihat bahwa masih banyak siswa yang bersikap pasif di kelas. Mereka cenderung hanya mencatat materi yang ditulis di papan tulis, tetapi belum mampu menunjukkan sikap kritis untuk bertanya atau mencoba lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
memahami materi yang disampaikan. Siswa juga masih belum terbiasa merespon pertanyaan yang diberikan guru dengan cepat. Suasana kelas juga belum terkesan santai dan nyaman untuk belajar, walaupun guru sesekali sudah memberikan candaan di kelas. Untuk metode mengajar, peneliti melihat bahwa metode mengajar yang digunakan guru masih kurang membangkitkan antusias siswa untuk belajar. Pada hasil observasi hari pertama, guru menggunakan metode ceramah dengan media papan tulis. Walaupun suasana kelas sudah diupayakan agar terkesan santai, tetapi siswa masih belum aktif belajar. Pada observasi-observasi selanjutnya, guru sudah mengembangkan media pembelajaran, yaitu dengan menggunakan power point, agar guru semakin terfokus pada murid. Namun kenyataannya, belum terjadi interaksi yang membangkitkan suasana belajar, karena siswa masih terkesan pasif. Dalam setiap pertemuan, guru juga sudah memberikan latihan soal untuk dikerjakan siswa. Siswa juga diberikan kesempatan untuk maju mengerjakan soal yang diberikan. Di akhir pelajaranpun, guru memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada siswa untuk membantu siswa semakin mendalami materi pelajaran. Pekerjaan rumah yang diberikan pun dibahas pada pertemuan selanjutnya. Walaupun upaya yang dilakukan guru sudah maksimal, namun situasi belajar yang aktif tampaknya masih belum terbentuk. Dari hasil tersebut,
peneliti
mencoba
mengembangkan
metode
lain
yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
memungkinkan siswa dapat belajar secara lebih aktif. Dengan memilih metode yang lebih mengaktifkan siswa, diharapkan pemahaman materi yang diperoleh siswa dapat lebih maksimal. Metode yang digunakan adalah metode diskusi kelompok. Peneliti memilih metode diskusi kelompok karena peneliti telah melihat, bahwa metode ceramah belum mampu membuat situasi kelas yang asyik untuk belajar. Interaksi siswa dengan gurupun masih belum dapat mendorong siswa untuk antusias bertanya dan merespon pertanyaan yang diberikan guru. Siswa juga masih merasa malu untuk bertanya, walaupun sudah diberikan kesempatan untuk bertanya. Dengan metode diskusi kelompok, siswa dapat bertanya pada teman sebayanya. Selain itu, teman-teman dalam satu kelompok diskusi adalah teman-teman sekelas dan mungkin teman bermain mereka di sekolah, sehingga dengan demikian, rasa malu yang dirasakan siswa untuk bertanya maupun berdiskusi tentang kesulitan yang mereka alami dapat berkurang. Dalam diskusi kelompok, antara siswa yang satu dengan siswa yang lain mendapat kesempatan yang sama untuk saling membantu. Mereka akan dapat bertanya satu sama lain, dan merespon pertanyaan teman dalam satu kelompok diskusi untuk memecahkan persoalan bersama-sama. Model diskusi kelompok nantinya akan lebih berisi latihanlatihan soal yang di kerjakan dalam kelompok dan dibahas bersama di kelas, sehingga siswa dapat lebih mengerti konsep yang telah diajarkan melalui soal-soal yang diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
2) Analisis Hasil Pretest Analisis hasil pretest ini berisi analisis jawaban siswa yang sudah dikategorikan berdasarkan kesulitan siswa pada materi yang diajarkan. Kesulitan siswa dalam kasus ini, dilihat dari seberapa jauh siswa dapat mengerjakan soal yang diberikan. Bentuk penilaian dalam analisis ini, dikategorikan dalam 4 macam kategori, yaitu kategori tidak paham, kurang paham, paham, dan sangat paham, yang ditulis dalam bentuk interval skor, untuk memudahkan pengelompokkan siswa dalam kategori tersebut. Kemudian, jumlah siswa dalam kategori tersebut, ditulis dalam bentuk prosentase, untuk memudahkan pembacaan data. Adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut: a) Kesulitan siswa untuk menentukan faktor diketahui dari soal Berdasarkan data yang diperoleh, sebagian besar siswa masih merasa kesulitan menuliskan faktor yang diketahui dari soal. Hal ini ditunjukkan dari prosentase berdasarkan jawaban yang ditulis siswa. Prosentase tersebut dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.2 Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Kesulitan Menentukan Faktor Diketahui Skor Max Soal 9.5
Skala skor
Kategori
≤ 4.6 4.7 – 6.5 6.6-8.5 8.6 – 9.5
Tidak paham Kurang paham Paham Sangat paham
Jumlah Siswa (%) 86.11 5.55 5.55 2.78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Dari hasil prosentase tersebut, lebih dari 50% siswa masih tidak paham dalam menentukan faktor-faktor yang diketahui dari soal. Analisis jawaban menunjukkan hasil bahwa hampir semua soal yang mereka kerjakan, tidak menyertakan faktor diketahui. Ini dapat disebabkan karena siswa belum terbiasa mengerjakan soal secara sistematis, sehingga mereka cenderung langsung mengerjakan soal yang diberikan, tanpa menyertakan faktor diketahui. b) Kesulitan siswa untuk menentukan faktor yang ditanyakan dari soal Kesulitan yang sama juga dialami siswa pada bagian ini. Walaupun tidak sebanyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menentukan faktor yang diketahui, namun prosentase siswa yang mengalami kesulitan pada tahap ini juga masih relatif besar. Hal ini ditunjukkan dari prosentase berdasarkan jawaban yang ditulis siswa. Prosentase tersebut dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.3 Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Kesulitan Menentukan Faktor yang Ditanyakan Skor Max Soal 9.5
Skala skor ≤ 4.6 4.7 – 6.5 6.6-8.5 8.6 – 9.5
Kategori
Jumlah Siswa (%) Tidak paham 63.89 Kurang paham 25 Paham 11.11 Sangat paham -
Dari tabel tersebut, jumlah siswa yang tidak paham menunjukkan jumlah terbesar dari siswa dalam kategori yang lain. Bahkan, tidak ada siswa yang masuk dalam kategori sangat paham. Prosentase paling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
sedikit juga ditunjukkan oleh kelompok siswa dalam kategori paham. Dengan kata lain, siswa belum dapat menentukan faktor yang ditanya dalam soal secata tepat. Padahal, ‘faktor ditanya’, adalah unsur yang mempertegas tujuan akhir yang harus diselesaikan oleh siswa. c) Kesulitan siswa untuk melukis vektor Kesulitan siswa dalam memehami konsep tentang cara melukis vektor, tampak dalam tabel di bawah ini: Tabel 4.4 Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Kesulitan Melukis Vektor Skor Max Soal 4
Skala skor ≤ 1.9 2 – 2.7 2.8 – 3.5 3.6 - 4
Kategori
Jumlah Siswa (%) Tidak paham 13.89 Kurang paham 2.78 Paham 8.33 Sangat paham 75
Pada konsep melukis vektor, hasil data menunjukkan bahwa mayoritas siswa masuk dalam kategori paham. Ini berarti bahwa untuk melukis sebuah vektor, hanya sebagian kecil siswa yang masih kesulitan. Walaupun jumlah siswa tersebut tergolong kecil, namun tentunya siswa tersebut perlu dibantu, sehingga pada akhirnya, lebih banyak lagi siswa yang memahami cara melukis vektor, sebagai tolak ukur awal dalam menggambar vektor. Kesulitan yang dialami siswa dalam menggambar vektor misalnya, siswa belum mengerti maksud soal, yang mana siswa diminta menggambar sebuah vektor dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
arah vertikal ke bawah. Pada tahap ini misalnya, ada siswa yang menggambar vektor dengan hasil:
Jawaban ini tentunya kurang tepat, karena pada jawaban tersebut, siswa menggambar vektor yang arahnya tidak benar-benar tepat vertikal ke bawah (membentuk sudut 900 terhadap horisontal). d) Kesulitan siswa melakukan operasi vektor dengan metode segitiga Analisis kesulitan siswa pada tahap ini, hanya ditunjukkan oleh satu bentuk soal. Ini dikarenakan peneliti secara bertahap, ingin melihat kesulitan siswa pada bagian penjumlahan vektor dengan metode segitiga, khusus untuk operasi dua buah vektor. Secara lebih kompleks, penyelesaian operasi penjumlahan dan pengurangan lebih dari dua vektor, akan dijabarkan pada metode poligon, sebagai perkembangan dari metode segitiga vektor ini. Namun, walaupun bentuk soal yang diberikan masih sederhana, masih banyak siswa yang memberikan jawaban salah dan merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal tersebut. Pernyataan ini dibuktikan dari prosentase yang ditunjukkan dalam tabel di bawah ini: Tabel 4.5 Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Kesulitan Melakukan Operasi Vektor dengan Metode Segitiga Skor Max Soal 5
Skala skor ≤ 2.4 2.5 – 3.4 3.5 – 4.4 4.5 – 5
Kategori
Jumlah Siswa (%) Tidak paham 22.22 Kurang paham 5.55 Paham 16.67 Sangat paham 55.55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Dari hasil tersebut, tampak bahwa lebih dari 50% siswa dapat menyelesaikan soal tentang penjumlahan dua vektor menggunakan metode segitiga vektor dengan sangat baik. Sebagian lainnya (16.67%) sudah cukup mampu mengerjakan dengan baik, walaupun masih banyak
siswa
yang
belum,
bahkan
masih
kesulitan
dalam
menyelesaikan soal yang diberikan. Kesulitan yang di alami siswa pada bagian ini misalnya, siswa masih kesulitan menghubungkan pangkal vektor kedua pada ujung vektor pertama. Selain itu, ada siswa yang masih salah dalam menggambar vektor resultannya. Vektor resultan untuk metode segitiga harusnya ditentukan dari pangkal vektor pertama sampai ujung vektor terakhir, tetapi ada siswa yang menggambar resultannya dari ujung vektor terakhir ke pangkal vektor pertama, sehingga arah resultan yang dihasilkan menjadi salah. e) Kesulitan
siswa
untuk
melakukan
operasi
penjumlahan
dan
pengurangan vektor dengan metode jajaran genjang Kesulitan siswa pada kategori ini, terbagi dalam 2 jenis soal, yaitu persoalan tentang penjumlahan dan pengurangan vektor. Keduanya merupakan operasi dari dua buah vektor dengan menggunakan metode jajaran genjang vektor. Tujuannya adalah agar peneliti secara detail, mengetahui letak kesulitan siswa pada konsep penjumlahan atau pengurangan vektor dengan metode jajar genjang. Adapun hasil pengelompokkan kesulitan siswa, tampak dalam tabel di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
i. Operasi penjumlahan vektor Tabel 4.6 Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Kesulitan Menjumlahkan Vektor Dengan Metode Jajar Genjang Skor Max Soal 6.5
Skala skor
Kategori
≤ 3.2 3.3 – 4.5 4.6-5.8 5.9-6.5
Tidak paham Kurang paham Paham Sangat paham
Jumlah Siswa (%) 55.55 2.78 8.33 33.33
ii. Operasi pengurangan vektor Tabel 4.7 Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Kesulitan Mengurangkan Vektor Dengan Metode Jajar Genjang Skor Max Soal 6.5
Skala skor
Kategori
≤ 3.2 3.3 – 4.5 4.6-5.8 5.9-6.5
Tidak paham Kurang paham Paham Sangat paham
Jumlah Siswa (%) 66.67 2.78 8.33 22.22
Dari kedua tabel di atas, terlihat bahwa dua prosentase yang dominan, ditunjukkan oleh kategori tidak paham dan sangat paham. Hasil terbesar menunjukkan lebih dari 50% siswa masih kesulitan dalam menyelesaikan persoalan penjumlahan dan pengurangan dua buah vektor dengan metode jajaran genjang vektor. Menurut data, hal ini terjadi karena kesalahan konsep yang dimiliki siswa. Siswa yang masuk dalam kategori tidak paham dan kurang paham, mengerjakan persoalan vektor, dengan menganggap bahwa jajaran genjang merupakan bentuk segi empat dengan sisi-sisi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
selalu serong, sehingga gambar vektor yang tegak lurus pada soalpun, pada metode jajaran genjang ini akan dibuat menjadi bentuk yang miring oleh siswa tersebut. Selain itu, beberapa siswa juga masih belum mengerti cara menggambar resultan vektornya. Misalnya saja, pada jajar genjang, resultan vektor merupakan diagonal sisi dari jajar genjang. Tetapi ada siswa yang menggambar resultan vektor dengan menghubungkan ujung vektor pertama dengan ujung vektor yang lain. Hal ini tentu memberikan jawaban yang salah bagi siswa tersebut. Namun, prosentase yang relatif besar pada kategori sangat paham (33.33% pada tabel penjumlahan dan 22.22% pada tabel pengurangan), menunjukkan perbandingan pemikiran yang sangat jauh berbeda dari keadaan
sebelumnya.
Siswa
pada
kategori
tersebut
mampu
menyelesaikan soal yang diberikan dengan sangat baik, dan mengerti konsep jajar genjang sebagai sebuah bangun segi empat dengan sangat baik. Siswa-siswa tersebut dapat menyelesaikan persoalan vektor dengan metode jajar genjang dengan baik. Perbedaan konsep yang begitu dominan ini tentunya menjadi kendala bagi guru untuk menyampaikan bahan ajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
f) Kesulitan
siswa
untuk
melakukan
operasi
penjumlahan
48
dan
pengurangan vektor dengan metode poligon i. Operasi penjumlahan vektor Tabel 4.8 Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Kesulitan Menjumlahkan Vektor dengan Metode Poligon Skor Max Soal 8
Skala skor
Kategori
≤ 3.9 4-5.5 5.6-7.1 7.2-8
Tidak paham Kurang paham Paham Sangat paham
Jumlah Siswa (%) 47.22 13.89 19.44 19.44
ii. Operasi pengurangan vektor Tabel 4.9 Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Kesulitan Mengurangkan Vektor dengan Metode Poligon Skor Max Soal 8
Skala skor
Kategori
≤ 3.9 4-5.5 5.6-7.1 7.2-8
Tidak paham Kurang paham Paham Sangat paham
Jumlah Siswa (%) 66.67 13.89 5.55 13.89
Penjumlahan vektor dengan metode poligon ini menerapkan prinsip penjumlahan dan pengurangan vektor dengan metode segitiga, tetapi untuk lebih dari dua buah vektor. Metode ini merupakan langkah lanjutan bagi siswa untuk lebih memahami konsep tentang operasi vektor dengan metode grafis. Namun, pada kenyataannya, prosentase terbesar dari jumlah siswa, justru masuk dalam kategori tidak paham. Padahal pada metode segitiga vektor, prosentase jumlah siswa terbesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
ada dalam kategori sangat paham. Hal ini tentunya menjadi masalah karena untuk bentuk soal yang lebih kompleks, mayoritas siswa masih kesulitan untuk menyelesaikannya. Pada lembar jawaban yang mereka tulis, kesulitan tersebut terjadi karena siswa menjadi bingung meletakkan pangkal vektor berikutnya pada ujung vektor sebelumnya, untuk jumlah vektor yang lebih dari dua buah. Dengan kata lain, penguasaan konsep yang sudah mereka dapatkan masih sangat kurang untuk menjadi modal mereka dalam menyelesaikan soal yang diberikan. g) Kesulitan siswa menyelesaikan persoalan vektor secara matematis Tabel 4.10 Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Kesulitan Menyelesaikan Persoalan Vektor Secara Matematis Skor Max Soal 8
Skala skor
Kategori
≤ 3.9 4-5.5 5.6-7.1 7.2-8
Tidak paham Kurang paham Paham Sangat paham
Jumlah Siswa (%) 97.22 2.78
Terlihat jelas dari tabel, bahwa hampir semua siswa merasa kesulitan menyelesaikan persoalan dengan metode matematis. 2,78% adalah prosentase yang menunjukkan hanya 1 orang siswa yang dapat memahami konsep ini dengan sangat baik. Kesulitan yang dialami oleh hampir semua siswa ini ada dalam persamaan matematis yang harus dipakai. Hanya saja, sebagian besar dari mereka sudah salah dalam menulis persamaan tersebut. Persamaan matematis yang dimaksud adalah persamaan untuk menentukan resultan vektor dengan rumus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kosinus, yaitu: R =
+
+ 2
50
. Jika prsamaan yang
ditulis salah, tentunya menghasilkan jawaban akhir yang juga salah. Contoh kesalahan yang terjadi adalah, siswa menuliskan persamaan tersebut menjadi
=
+
. 2
.
Kesalahan lain yang dilakukan oleh sebagian besar siswa adalah mereka tidak mengerti nilai yang yang harus dimasukkan. Misalnya, cos 00 = 1, maka siswa akan menuliskannya menjadi cos 1, dan dalam penyelesaian akan menjadi
=
+
. 2
1. Kesalahan
ini menunjukkan kesalahan konsep yang diterima siswa. Namun, peneliti belum bisa mengatakan bahwa 1 orang siswa pada kategori paham tersebut, juga mengerti konsep metode matematis dengan sangat baik, karena walaupun hasil yang didapat siswa tersebut benar, tetapi siswa tersebut menggunakan metode analitis, yang mana dia menyelesaikan persoalan yang ada, dengan metode grafis. h) Kesulitan siswa untuk menentukan komponen vektor i. Kesulitan dalam menggambar komponen-komponen vektor Tabel 4.11 Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Kesulitan Menggambar Komponen Vektor Skor Max Skala skor Soal 5 ≤ 2.4 2.5 – 3.4 3.5 – 4.4 4.5 – 5
Kategori Tidak paham Kurang paham Paham Sangat paham
Jumlah Siswa (%) 100 0 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
ii. Kesulitan dalam menentukan besar komponen-komponen vektor Tabel 4.12 Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Kesulitan Menentukan Besar Komponen Vektor Skor Max Soal 5
Skala skor
Kategori
≤ 2.4 2.5 – 3.4 3.5 – 4.4 4.5 – 5
Tidak paham Kurang paham Paham Sangat paham
Jumlah Siswa (%) 80.55 8.33 2.78 8.33
Dari kedua tabel tersebut, tampak jelas bahwa mayoritas siswa sangat kesulitan untuk menyelesaikan persoalan yang berkaitan dengan komponen vektor. Bahkan, semua siswa belum mampu menggambar uraian sebuah vektor menjadi komponen-komponennya. Kesulitan menggambar,
misalnya,
menggambar
komponen
terjadi dari
karena sebuah
siswa vektor,
bingung
cara
sehingga
tidak
menggambar komponen vektor yang menunjukkan uraian dari vektor yang ditanyakan. Namun, permasalahan yang ada tidak cukup sampai pada persoalan menggambar, karena pada kenyataannya, 80.55% siswa juga tidak dapat menentukan besar komponen vektor. Berdasarkan data, ini terjadi karena siswa tidak dapat menentukan rumus yang digunakan. Misalnya, jika sudut apit terletak antara sumbu X dengan sebuah vektor yang diketahui (besar sudut apit tersebut 300, misalnya), untuk menentukan besarnya komponen vektor tersebut ke arah sumbu X (kita sebut sebagai Sx), rumus yang tepat digunakan adalah Sx = S.cos300, tetapi sebagian besar siswa menulisnya sebagai Sx =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
S.sin300. Beberapa siswa lain bahkan menulisnya menjadi Sx = S. 300. Karena konsep yang salah ini, penyelesaian pada soal
ini tentu
menghasilkan proses dan jawaban yang salah.
i) Kesulitan siswa untuk menentukan vektor resultan Konsep tentang vektor resultan ini dibagi menjadi 2 soal essai. Ini dimaksudkan karena tiap nomor soal memiliki karakteristik masingmasing. Soal nomor 9 (pada soal pretest) adalah menentukan resultan vektor, dengan menguraikan komponen-komponen vektor yang diketahui terlebih dahulu, kemudian menentukan besar masing-masing komponen, untuk kemudian dicari resultan vektor keseluruhannya. Tetapi, soal nomor 10 lebih berupa soal cerita, untuk melihat sejauh mana siswa dapat menangkap maksud soal, dan menyelesaikannya. Walaupun karakteristik dan kompleksitas kedua soal tersebut berbeda, namun tujuan dan pemahaman konsep yang ingin dicapai sama, sehingga interval skor yang digunakan adalah jumlah keseluruhan skor maksimal pada kedua soal tersebut. Kategori kesulitan siswa pun dibagi menjadi 2 jenis, yaitu kesulitan menggambar, dan kesulitan untuk
menentukan
besar
vektor
resultannya.
Adapun
keseluruhan untuk soal tersebut, tampak pada tabel di bawah ini:
bobot
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
i. Kesulitan dalam menggambar resultan vektor Tabel 4.13 Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Kesulitan Menggambar Resultan Vektor Skor Max Soal 11
Skala skor
Kategori
≤ 5.4 5.5-7.6 7.7-9.8 9.9-11
Tidak paham Kurang paham Paham Sangat paham
Jumlah Siswa (%) 100 0 0 0
ii. Kesulitan dalam menentukan besar resultan vektor Tabel 4.14 Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Kesulitan Menentukan Besar Resultan Vektor Skor Max Soal 14
Skala skor
Kategori
≤ 6.9 7-9.7 9.8-12.5 12.6-14
Tidak paham Kurang paham Paham Sangat paham
Jumlah Siswa (%) 94.44 5.55 0 0
Dari kedua data tersebut, jelas terlihat bahwa tidak ada siswa yang dapat menyelesaikan soal tersebut dengan baik, bahkan konsep mereka juga masih sangat kurang untuk membantu mereka menyelesaikan soal tersebut. Kesulitan menggambar, misalnya, terjadi karena siswa belum dapat menguraikan vektor-vektor yang ada, menjadi komponenkomponennya. Kesulitan menggambar juga terjadi karena siswa belum dapat menangkap maksud soal (dalam kasus ini adalah pada soal cerita nomor 10) dengan baik sehingga gambar yang dihasilkan menjadi tidak tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Kesulitan menentukan besarnya vektor resultan terjadi karena siswa tidak mengetahui persamaan yang digunakan, juga tidak dapat memahami soal dengan baik. Contohnya pada soal nomor 9, kasus yang terjadi adalah siswa tidak tepat menuliskan rumus yang digunakan. Misal, untuk komponen V1x ke arah sumbu X positif, rumus yang digunakan adalah V1x = V1. Cos α , tetapi banyak siswa yang menulisnya menjadi V1x = v1. Sin α, atau bahkan hanya V1x = v1.α.. Kesalahan lain yang dilakukan siswa misalnya, siswa lupa memasukkan tanda minus dalam persamaan, sehingga menghasilkan jawaban yang tidak tepat. Contoh, jika komponen V3y adalah kea rah sumbu Y negatif, maka persamaan yang digunakan V3y = V3. (-sinα), tetapi banyak siswa yang hanya menulis
V3y = V3. Sinα, tanpa
menyertakan tanda minus.
3) Analisis Program Remedi Setelah melihat analisis pada hasil pretest siswa, analisis kualitatif untuk proses selanjutnya, adalah analisis program remedi yang sudah diadakan. Pada bab II, telah disampaikan bahwa tujuan dari pengadaan program remedi adalah untuk membantu siswa mengatasi kesulitan mereka dalam memahami materi tertentu. Dengan kata lain, tujuan dari analisis program remedi ini adalah untuk melihat apakah program remedi yang diadakan sudah dapat membantu siswa mengatasi kesulitan mereka atau belum. Analisis ini dilakukan dengan melihat nilai posttest siswa,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang dibandingkan dengan nilai pretest
55
mereka. Harapannya, setelah
program remedi ini, jumlah siswa yang masuk dalam kategori paham dan sangat paham, lebih banyak daripada saat pretest. Begitu juga sebaliknya, diharapkan setelah pelaksanaan program remedi, maka jumlah siswa yang masuk kategori kurang paham dan tidak paham, akan menjadi lebih sedikit daripada saat pretest. Secara keseluruhan, pada bagian ini akan ditunjukkan jumlah siswa yang masuk dalam kategori tidak paham, kurang paham, paham, dan sangat paham, pada nilai pretest (sebelum program remedi) dan pada nilai posttest (setelah pengadaan program remedi). Adapun prosentase tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.15 Perbandingan Jumlah Siswa Pada Pretest dan Posttest Berdasarkan Kategori Tidak Paham, Kurang Paham, Paham, dan Sangat Paham
Nilai Pretest No.
Jenis Kesulitan
Nilai Posttest
Jumlah siswa (%) T.P
K.P
P
S.P
1
Menentukan Faktor diketahui
86.1
5.56
5.56
2.78
2
Menentukan faktor yang ditanya
63.8
25
11.1
0
3
Melukis vektor
13.9
2.78
8.33
75
4
Metode segitiga vektor
22.2
5.56
16.7
55.6
Operasi penjumlahan
55.6
2.78
8.33
33.3
Operasi pengurangan
66.7
2.78
8.33
22.2
5
Jenis Remedi
Metode jajaran genjang
Model diskusi kelompok untuk mengumpulkan informasi-informasi yang diketahui dalam soal Model diskusi kelompok untuk menentukan informasi-informasi yang diketahui dalam soal Model diskusi kelompok untuk membahas latihan soal no. 1 dan 2 Model diskusi kelompok untuk membahas latihan soal no. 3 Model diskusi kelompok untuk membahas latihan soal no. 4 Model diskusi kelompok untuk membahas latihan soal no. 5
Jumlah siswa (%) T.P
K.P
P
S.P
38.9
13.9
13.9
33.3
22.2
30.6
19.4
27.8
0
2.78
0
97.2
8.33
11.1
8.33
72.2
27.8
8.33
22.2
41.7
38.9
8.33
13.9
38.9
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Operasi penjumlahan
47.3
13.9
19.4
19.4
Operasi pengurangan
66.7
13.9
5.56
13.9
97.2
0
0
2.78
100
0
0
0
80.6
8.33
2.78
8.33
Menggambar vektor resultan
100
0
0
0
Menentukan besarnya
94.4
5.56
0
0
Metode poligon
7
Metode matematis
8
Menentukan vektor
9
Vektor resultan
komponen Menggambar Menentukan besarnya
Model diskusi kelompok untuk membahas latihan soal no. 6 Model diskusi kelompok untuk membahas latihan soal no. 7 dan 8 Model diskusi kelompok untuk membahas latihan soal no. 9 dan 10 Model diskusi kelompok untuk membahas latihan soal no. 11 Model diskusi kelompok untuk membahas latihan soal no. 12-15
25
8.33
0
66.7
41.7
8.33
5.56
44.4
69.4
11.1
5.56
13.9
91.7
2.78
0
5.56
77.8
5.56
2.78
13.9
86.1
13.9
0
0
80.6
11.1
8.33
0
Keterangan pada kategori: T.P
= tidak paham
K.P
= kurang paham
P
= paham
S.P
= sangat paham 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Dari tabel di atas, dapat dilihat perbandingan nilai pretest dan posttest
siswa. Secara keseluruhan, ada penurunan prosentase pada
kategori tidak paham dan kurang paham, serta meningkatnya prosentase jumlah siswa yang paham dan sangat paham. Ini berarti, setiap siswa mengalami
perkembangan
konsep,
sehingga
mereka
mengalami
perkembangan cara dan pengetahuan untuk mengerjakan soal yang diberikan. Peningkatan tersebut berdampak pada hasil posttest yang diperoleh siswa, sehingga terlihat adanya peningkatan. Walaupun masih banyak siswa yang belum mencapai KKM yang ditetapkan oleh sekolah, namun
peningkatan
yang
terjadi
tentunya
menunjukkan
adanya
perkembangan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. Secara keseluruhan nilai, untuk mempermudah melihat peningkatan yang dialami siswa, perolehan nilai siswa pada pretest dan posttest, dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.16 Perbandingan Nilai pretest dan posttest siswa No. Siswa
Perolehan Nilai Pretest Posttest
1
19
45.5
2
14
40
3
19
33
4
7
20.5
5
32.5
79
6
34
35.5
Keterangan Dari tidak paham menjadi kurang paham Masih tidak paham, tetapi ada peningkatan nilai Masih tidak paham, tetapi ada peningkatan nilai Masih tidak paham, tetapi ada peningkatan nilai Dari tidak paham menjadi paham Tetap tidak paham, tetapi mengalami sedikit peningkatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
43
80
8
62.5
79
9
44
57
10
29
70.5
11
30
42
12
30
66
13
45
62.5
14
43.5
69
15
10
38
16
8
16
17
60.5
87
18
23.5
61.5
19
44
51.5
20
49
77
21
63.5
81
22
49.5
42
23
55
79
24
15
41.5
25
13
26
26
8
13
27
20.5
44.5
28
10
12
Dari tidak paham menjadi paham Dari kurang paham menjadi paham Dari tidak paham menjadi kurang paham Dari tidak paham menjadi paham Masih tidak paham, tetapi ada peningkatan nilai Dari tidak paham menjadi kurang paham Dari tidak paham menjadi kurang paham Dari tidak paham menjadi kurang paham Masih tidak paham, tetapi ada peningkatan nilai Masih tidak paham, tetapi ada peningkatan nilai Dari kurang paham menjadi paham Dari tidak paham menjadi kurang paham Dari tidak paham menjadi kurang paham Dari tidak paham menjadi paham Dari kurang paham menjadi kurang paham Mengalami penurunan nilai Dari kurang paham menjadi paham Masih tidak paham, tetapi ada peningkatan nilai Masih tidak paham, tetapi ada peningkatan nilai Masih tidak paham, tetapi ada peningkatan nilai Masih tidak paham, tetapi ada peningkatan nilai Tetap tidak paham, tetapi mengalami sedikit peningkatan
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
14
23
30
23.5
23
31
40.5
78.5
32
44
47.5
33
20.5
15.5
34
25
58
35
46
32.5
36
43.5
67
60
Masih tidak paham, tetapi ada peningkatan nilai Mengalami penurunan nilai Dari tidak paham menjadi paham Tetap tidak paham, tetapi mengalami sedikit peningkatan Mengalami penurunan nilai Dari tidak paham menjadi kurang paham Mengalami penurunan nilai Dari tidak paham menjadi kurang paham
Secara lebih umum, dalam tabel tersebut dipaparkan peningkatan nilai total yang diperoleh siswa setelah mengikuti program remedi yang diadakan. Terlihat jelas bahwa hampir semua siswa mengalami peningkatan pemahaman. Walaupun kesulitan yang mereka alami belum sepenuhnya diatasi, tetapi dengan program remedi yang diadakan, siswa dapat ‘sedikit’ mengatasi kesulitan mereka pada setiap konsep yang diberikan. Namun, tidak semua siswa mengalami peningkatan pada nilai posttest mereka. Dalam tabel juga terlihat bahwa ada siswa yang nilainya menurun setelah mengikuti remedi. Menurut wawancara yang dilakukan oleh peneliti (walaupun berupa wawancara informal), siswa yang nilai posttestnya menurun, terjadi karena ketika posttest, siswa tersebut sedang merasa kurang sehat, sehingga tidak maksimal dalam mengerjakan soal. Siswa lain berpendapat bahwa sebenarnya, ia sedang sangat lelah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
sehingga secara pribadi sedang malas untuk mengerjakan soal yang diberikan. Ada juga yang mengatakan secara terbuka bahwa ia tidak menyukai pelajaran Fisika, sehingga ia masih tidak yakin bahwa nilainya akan menjadi tuntas walaupun sudah mengikuti program remedi yang diadakan. Ini menunjukkan bahwa kondisi siswa saat mengerjakan soal juga memberikan pengaruh terhadap apa yang mereka kerjakan saat itu. Bahkan, keyakinan mereka terhadap apa yang mereka kerjakan, akan mendorong mereka untuk bekerja secara lebih maksimal. Jika siswa sudah merasa malas, kurang sehat, juga tidak yakin mereka dapat mengerjakan soal dengan baik, maka hasil yang dicapai tentunya akan menjadi tidak optimal. Hal ini terbukti dari hasil posttest mereka yang lebih rendah daripada hasil pretestnya.
b. Secara kuantitatif Analisis secara kuantitatif digunakan untuk melihat peningkatan yang dialami siswa secara keseluruhan pada nilai pretest dan postestnya. Analisis ini bertujuan untuk memperkuat hasil analisis kualitatif, khususnya analisis kualitatif pada program remedi yang sudah dilakukan, sehingga dapat terlihat efektif tidaknya program remedi untuk membantu siswa mengatasi kesulitan mereka. Analisis secara kuantitatif dapat dilihat pada proses di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.17 Pengolahan pretest dan posttest siswa No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
pretest 19 14 19 7 32.5 34 43 62.5 44 29 30 30 45 43.5 10 8 60.5 23.5 44 49 63.5 49.5 55 15 13 8 20.5 10 14 23.5 40.5 44 20.5 25 46 43.5 = 31.64
posttest 45.5 40 33 20.5 79 35.5 80 79 57 70.5 42 66 62.5 69 38 16 87 61.5 51.5 77 81 42 79 41.5 26 13 44.5 12 23 23 78.5 47.5 15.5 58 32.5 67 = 49.85
D = (pre - post) -26.5 -26 -14 -13.5 -46.5 -1.5 -37 -16.5 -13 -41.5 -12 -36 -17.5 -25.5 -28 -8 -26.5 -38 -7.5 -28 -17.5 7.5 -24 -26.5 -13 -5 -24 -2 -9 0.5 -38 -3.5 5 -33 13.5 -23.5 ∑ = -655.5
D2 702.25 676 196 182.25 2162.25 2.25 1369 272.25 169 1722.25 144 1296 306.25 650.25 784 64 702.25 1444 56.25 784 306.25 56.25 576 702.25 169 25 576 4 81 0.25 1444 12.25 25 1089 182.25 552.25 2 ∑D = 19485.25
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Dari tabel tersebut, dapat dihitung trel untuk melihat ada atau tidaknya peningkatan sebelum dan setelah pelaksanaan program remedi. Secara manual, perhitungan uji T adalah sebagai berikut:
trel = [
( (
(
=
(
.
(
)
]
)
(
.
=
)
.
)
.
)
(
)
.
.
=
(
=
(
√ . .
.
)
.
)
. )
(
(
=
)
.
)
.
.
]
]
]
= - 7.44
Tcrit = 2.021 dengan level signifikan = 0.05 |T | > Tcrit ; signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Dengan SPSS: Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
pretest
32.3333
36
17.74824
2.95804
posttest
49.8472
36
22.92435
3.82073
Paired Samples Correlations N Pair 1
pretest & posttest
Correlation 36
.771
Sig. .000
Paired Samples Test Paired Differences
Mean
Std. Std. Error Deviation Mean
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Pair 1 pretest posttest
-17.51389 14.60503
2.43417 -22.45552
t
df
Sig. (2-tailed)
Upper -12.57226
-7.195
35
.000
Hasil pengolahan data secara perhitungan maupun SPSS menunjukkan, perbedaan yang tidak jauh berbeda. Kedua hasil tersebut menunjukkan bahwa |T | >> Tcrit , yaitu |7.195| >> 2.021. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hasil yang signifikan yang diperoleh dari nilai
pretest dan posttest siswa. Dengan kata lain, program remedi yang dilakukan dapat dianggap efektif untuk membantu siswa mengatasi kesulitan yang mereka alami dalam memahami konsep tentang vektor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 1. Siswa di SMA Stella Duce Bantul juga mengalami kesulitan untuk memahami materi vektor. Kesulitan siswa terletak hampir di semua konsep, yaitu kesulitan menentukan faktor diketahui, menentukan faktor yang ditanyakan, metode grafis (jajaran genjang, dan metode poligon), metode matematis, juga dalam konsep menentukan komponen vektor dan menentukan resultan vektor. 2. Konsep yang dipahami oleh mayoritas siswa (75% dari jumlah siswa) hanya pada konsep melukis vektor dan menyelesaikan operasi dua buah vektor dengan metode segitiga (sebanyak 55.6 % dari jumlah siswa). Sedangkan untuk konsep yang lain, mayoritas siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan persoalan. 3. Dari hasil pretest dan posttest siswa, tampak adanya perbedaan yang signifikan. Walaupun beberapa siswa mengalami penurunan pada nilai posttest mereka, namun hal itu terjadi karena keadaan fisik dan psikologis mereka (kurang PD mengerjakan soal, sakit, dan sudah tidak suka belajar Fisika). Namun, secara keseluruhan, terjadi peningkatan hasil pada pretest dan posttest
siswa. Sehingga hasil ini menunjukkan bahwa program
remedi secara efektif dapat membantu siswa mengatasi kesulitan mereka, dalam memahami materi vektor.
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
B. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti mengajukan saran bagi dua pihak. Saran ini ditujukan kepada sekolah khususnya bagi guru mata pelajaran Fisika, dan bagi peneliti lain: 1. Guru mata pelajaran Fisika, diharapkan menerapkan metode yang mengajak siswa dapat terlibat lebih aktif dalam pembelajaran, sehingga siswa merasa senang dan santai dalam belajar. 2. Bagi peneliti lain, pembelajaran fisika, khususnya untuk pembelajaran remedial pada materi vektor dapat menerapkan metode diskusi kelompok. Oleh karena itu, diharapkan dalam penerapan metode tersebut diusahakan dapat lebih baik lagi guna mendapatkan hasil yang lebih optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Cetakan kedua. Jakarta: Rineka Cipta Bungin, Burhan. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Enthang, M. 1984. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Pengajaran Remedial. Jakarta Habiburrahman. 1981. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Pengajaran Remedi Dalam Pendidikan IPA. Jakarta Hadi, Sutrisno. 1991. Analisis Butir untuk Instrumen Angket, Test, dan Skala nilai dengan Basica. Yogyakarta: Andi Offset http://elearning.unesa.ac.id/tag/arti-siswa-secara-umum, selasa, 6 maret 2012 10.21 http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran#Pembelajaran_dalam_dunia_pendidika n selasa, 6 maret 2012 10.26 http://id.wikipedia.org/wiki/Guru selasa, 6 maret 2012 9.56 http://staff.uny.ac.id/sites/default/files , Minggu, 30 Desember 2012 13.02 Jazuri, M. dalam http://library.walisongo.ac.id diunduh hari selasa, 5 juni 10.30 Kanginan, Marthen. 2000. Fisika 2000 untuk SMU Kelas 1 caturwulan I. jilid 1A. ed, Syarifuddin, Joko Sutrisno. Jakarta: Erlangga Kanginan, Marthen. 2004. Fisika untuk SMA Kelas X semester I. ed, Joko Sutrisno. Jakarta: Erlangga Mustafa, Zainal EQ. 2009. Mengurai Variabel Hingga Instrumentasi. Yogyakarta: Graha Ilmu Prihantoro, Agung (Penerjemah). 2010. Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Terjemahan dari buku A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing: A Revision of bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sarwono, Jonathan. 2006. Yogyakarta: Graha Ilmu
68
Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Penerbit Nusa Media Subiyanto. 1988. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Sudarwanto, dalam http://www.mansaba.sch.id/web_saba/artikel-guru/195hakikat-pelajaran-fisika.html diunduh Senin, 11 juni 2012 07.21 Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Cetakan kelima belas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Suparno, Paul. 2006. Diktat Statistik. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktif dan Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Suparno, Paul. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta: universitas Sanata Dharma Suyono, dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar. Ed, anang Solihin Wardan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran 3 Lembar Observasi
Observasi ke- : 1 Kelas
: X.1
Jam ke-
: 1-2
Sekolah
: SMA Stella Duce Bantul
Hari / Tanggal : Selasa, 28 Agustus 2012
Metode yang Digunakan
: Ceramah Siswa Aktif
Media yang Digunakan
: Papan Tulis
Catatan Selama Observasi
:
-
Guru menyampaikan materi dan memberikan penjelasan tentang materi yang disampaikan, sambil sesekali memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
-
Guru meminta siswa untuk mendengar terlebih dahulu, kemudian mencacat, bukan sibuk mencacat dan tidak memperhatikan penjelasan guru.
-
Guru memberi contoh soal kepada siswa di akhir topik -sebelum memasuki topik selanjutnya- untuk membantu siswa memahami materi yang baru saja diterima. Setelah itu, guru memberikan waktu kepada siswa untuk langsung mengerjakan soal tersebut.
-
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk maju mengerjakan soal yang diberikan.
-
Guru sesekali memberikan candaan kepada siswa, untuk membuat suasana kelas menjadi sedikit santai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
73
Kesulitan Siswa: Ketika guru menerangkan dan siswa hanya mendengarkan, saat siswa diberi kesempatan untuk menulis, siswa hanya akan mencatat apa yang ditulis di papan tulis. Dengan kata lain, siswa masih sulit menangkap inti dari pernyataan yang disampaikan guru. Pada sub topik tentang penjumlahan vektor, siswa masih kesulitan untuk membedakan pangkal dan ujung vektor sehingga siswa merasa kesulitan untuk menggambar dengan metode segitiga dan metode jajar genjang. Siswa masih belum terampil dalam menggambar. Misalnya, dalam metode jajar genjang. Pada penjumlahan metode jajar genjang, dua vektor yang diketahui digunakan sebagai dua sisi pada jajar genjang. Pada tahap ini, siswa merasa kesulitan untuk menggambar dua sisi yang lain pada jajar genjang, dan menggambar diagonalnya untuk menentukan resultan vektor. Materi yang disampaikan adalah tentang klasifikasi besaran, lambang vektor, dan operasi penjumlahan vektor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lembar Observasi
Observasi ke- : 1 Kelas
: X.2
Jam ke-
: 3-4
Sekolah
: SMA Stella Duce Bantul
Hari / Tanggal : Selasa, 28 Agustus 2012
Metode yang Digunakan
: Ceramah Siswa Aktif
Media yang Digunakan
: Papan Tulis
Catatan Selama Observasi
:
-
Penyampaian materi dan aturan yang diberikan guru di kelas X.2, sama dengan kelas X.1, namun proses pemberian informasi sedikit lebih lambat daripada kelas X.1. Hal ini dikarenakan tipe siswa di kelas ini lebih pendiam dan lebih pasif daripada kelas X.1
-
Guru mengajar secara detail, langkah demi langkah, agar siswa dapat menangkap maksud guru. Kadang kala, guru juga membimbing dan menunjukkan cara mengerjakan soal kepada siswa.
-
Suasana kelas terasa lebih tegang dan lebih hening walaupun sesekali guru sudah memberi candaan. Situasi seperti ini membuat suasana belajar menjadi kurang nyaman.
-
Kesulitan Siswa: Ketika guru menerangkan dan siswa hanya mendengarkan, saat siswa diberi kesempatan untuk menulis, siswa hanya akan mencatat apa yang ditulis di papan tulis. Dengan kata lain, siswa masih sulit menangkap inti dari pernyataan yang disampaikan guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Siswa masih takut untuk mencoba menjawab pertanyaan yang diajukan guru, sehingga guru harus beberapa kali mengulang pertanyaan untuk memancing jawaban atau respon siswa. Misalnya pada sub topik menggambat vektor, ketika guru bertanya tentang mana bagian ujung dan pangkal vektor, guru harus mengulangulang pertanyaan beberapa kali untuk mendapat respon siswa. Pada sub topik tentang penjumlahan vektor, siswa masih kesulitan untuk membedakan pangkal dan ujung vektor sehingga siswa merasa kesulitan untuk menggambar dengan metode segitiga dan metode jajar genjang. Siswa masih belum terampil dalam menggambar. Misalnya, dalam metode jajar genjang. Pada penjumlahan metode jajar genjang, dua vektor yang diketahui digunakan sebagai dua sisi pada jajar genjang. Pada tahap ini, siswa merasa kesulitan untuk menggambar dua sisi yang lain pada jajar genjang, dan menggambar diagonalnya untuk menentukan resultan vektor. -
Materi yang disampaikan adalah tentang klasifikasi besaran, lambang vektor, dan operasi penjumlahan vektor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 4
Kisi-Kisi Materi Tentang Vektor
KONSEP Melukis vektor
INDIKATOR
NOMOR SOAL
Menggambar lambang vektor
1
Menerapkan metode segitiga untuk
2
menyelesaikan persoalan. Penjumlahan vektor
Menerapkan metode jajar genjang untuk
3, 4
menyelesaikan persoalan.
Menerapkan metode poligon untuk
5, 6
menyelesaikan persoalan.
Menggunakan metode matematis untuk
7
menyelesaikan persoalan Komponen Vektor
Vektor resultan
Menguraikan sebuah vektor menjadi komponen-komponennya.
Menentukan besar komponen vektor
Menggambar vektor resultan yang ditanyakan.
Menentukan besar vektor resultan.
8
9, 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lampiran 5
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Sekolah
: SMA Stella Duce Bantul
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas / Semester
:X/1
Materi Pembelajaran : Vektor Keterangan
: RPP dibuat untuk kepentingan program remedi
1. Standar Kompetensi Menerapkan konsep besaran Fisika dan pengukurannya
2. Kompetensi Dasar Melakukan penjumlahan vektor
3. Indikator a. Kognitif 1) Produk a) Memahami cara melukis vektor b) Menjumlahkan vektor secara grafis dengan metode segitiga vektor c) Menjumlahkan dan mengurangkan vektor secara grafis dengan metode jajar genjang d) Menjumlahkan dan mengurangkan vektor secara grafis dengan metode poligon e) Menjumlahkan dua vektor dengan metode matematis f) Memahami cara menggambar dan menentukan besar komponenkomponen vektor g) Memahami cara menggambar dan menentukan besar resultan vektor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
2) Proses a) Menyelesaikan persoalan tentang melukis vektor b) Menyelesaikan soal-soal tentang penjumlahan vektor dengan metode segitiga c) Menyelesaikan soal-soal tentang penjumlahan dan pengurangan vektor dengan metode jajar genjang d) Menyelesaikan soal-soal tentang penjumlahan dan pengurangan vektor dengan metode poligon e) Menyelesaikan soal-soal tentang penjumlahan dua vektor secara matematis f) Menyelesaikan soal-soal tentang komponen vektor g) Menyelesaikan soal-soal tentang resultan vektor
b. Psikomotorik -
c. Afektif 1) Bertanya atau mengemukakan pendapat berkaitan dengan penjelasan yang diberikan guru. 2) Mengemukakan pendapat dan aktif mengerjakan soal dalam diskusi kelompok
3. Tujuan Pembelajaran a. Kognitif 1) Produk a) Diberikan suatu persoalan, siswa dapat memahami cara melukis vektor b) Diberikan suatu persoalan, siswa dapat menjumlahkan vektor secara grafis dengan metode segitiga vektor c) Diberikan suatu persoalan, siswa dapat menjumlahkan dan mengurangkan vektor secara grafis dengan metode jajar genjang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
d) Diberikan suatu persoalan, siswa dapat menjumlahkan dan mengurangkan vektor secara grafis dengan metode poligon e) Diberikan suatu persoalan, siswa dapat menjumlahkan dua vektor dengan metode matematis f) Diberikan suatu persoalan, siswa dapat memahami cara menggambar dan menentukan besar komponen-komponen vektor g) Diberikan suatu persoalan, siswa dapat memahami cara menggambar dan menentukan besar resultan vektor
2) Proses a) Siswa dapat menyelesaikan persoalan tentang melukis vektor b) Siswa dapat menyelesaikan soal-soal tentang penjumlahan vektor dengan metode segitiga c) Siswa
dapat
menyelesaikan
soal-soal
tentang
penjumlahan
dan
penjumlahan
dan
pengurangan vektor dengan metode jajar genjang d) Siswa
dapat
menyelesaikan
soal-soal
tentang
pengurangan vektor dengan metode polygon e) Siswa dapat menyelesaikan soal-soal tentang penjumlahan dua vektor secara matematis f) Siswa dapat menyelesaikan soal-soal tentang komponen vektor g) Siswa dapat menyelesaikan soal-soal tentang resultan vektor
b. Psikomotorik -
c. Afektif 1) Siswa bertanya atau mengemukakan pendapat berkaitan dengan penjelasan yang diberikan guru. 2) Siswa mengemukakan pendapat dan aktif mengerjakan soal dalam diskusi kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
4. Materi Pembelajaran Vektor adalah besaran dalam fisika yang memiliki nilai dan arah. Sebuah vektor digambarkan dengan sebuah anak panah yang terdiri dari pangkal dan ujung. Panjang anak panah menunjukkan besar vektor, sedangkan arah anak panah (dari pangkal ke ujung) menunjukkan arah vektor. Sebagai contoh, pada gambar 1.1 dilukiskan sebuah vektor yang besarnya 60 m dan berarah ke timur. Besar 60 m dilukiskan dengan panjang anak panah 4 cm.
Pangkal vektor
ujung vektor
Setiap vektor selalu dapat diuraikan menjadi dua atau lebih vektor. Pada gambar berikut, misalnya,ditunjukkan bahwa sebuah vektor V dapat diuraikan menjadi komponen pada sumbu X, yaitu Vx, dan komponen pada sumbu Y, yaitu Vy. misalnya sudut antara vektor V dengan sumbu X positif adalah θ, maka besar komponen-komponen Vx, dan Vy dapat diperoleh dari: Vx = Vcosθ Vy = Vsinθ
Vy
V
θ
Vx
Operasi penjumlahan vektor 1) Metode grafis a) Metode segitiga Penjumlahan vektor dengan metode segitiga adalah dengan cara meletakkan pangkal vektor kedua, pada ujung vektor pertama. Kemudian, resultan vektor ditentukan dengan menarik garis dari pangkal vektor pertama, sampai dengan ujung vektor terakhir. Contoh:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
vektor pertama (vektor A) vektor kedua (vektor B)
Hasil penjumlahan A+B adalah A A+B
B
Hasil pengurangan A-B adalah A-B -B A b) Metode jajar genjang Pada metode jajar genjang, kedua buah vektor berperan sebagai sisi-sisi pada bidang jajar genjang, sehingga kedua pangkalnya berada dalam satu titik. Kemudian, vektor resultannya merupakan diagonal dari jajar genjang. Contoh: vektor pertama (vektor A) vektor kedua (vektor B)
Hasil penjumlahan A+B adalah A B
A+B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Hasil pengurangan A-B adalah A-B
-B A
c) Metode poligon Metode ini digunakan khusus untuk operasi penjumlahan atau pengurangan vektor yang terdiri lebih dari dua buah vektor. Prinsip yang digunakan pada metode ini, sama seperti metode segitiga vektor. Contoh: vektor pertama (vektor A) vektor kedua (vektor B)
vektor ketiga (vektor C) vektor keempat (vektor D) Hasil penjumlahan dari keempat vektor tersebut (A+B+C+D) adalah A
A+B+C+D B
D
C
2) Metode matematis Untuk menentukan besar vektor, digunakan rumus: R=
+
+ 2
dengan α adalah sudut apit antara vektor
, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Vektor Resultan Vektor resultan adalah suatu vektor baru yang merupakan hasil operasi dari dua atau lebih vektor. Cara menghitung vektor resultan ini dapat melalui metode grafis, maupun secara analisis. 5. Alokasi Waktu : 4 x 45 menit
6. Metode Pembelajaran Diskusi kelompok
7. Kegiatan Pembelajaran a. Pertemuan Pertama 1) Pendahuluan a) Perkenalan b) Menggali pengetahuan yang sudah dimiliki siswa tentang materi vektor c) Guru bertanya tentang hal-hal yang menjadi kesulitan siswa 2) Kegiatan inti a) Guru bersama-sama dengan siswa, membahas hasil pretest yang sudah di analisis b) Guru memberikan penjelasan tentang materi vektor, khususnya tentang hal-hal yang menjadi kesulitan siswa dalam pretest. 3) Penutup Guru dan siswa bersama-sama mengambil kesimpulan berdasarkan konsep yang sudah dipelajari.
b. Pertemuan Kedua 1) Pendahuluan Mengajak siswa mengingat kembali konsep yang sudah dipelajari sebelumnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
2) Kegiatan inti a) Guru membagi siswa dalam kelompok kecil. Tiap kelompok terdiri dari 3-4 orang. b) Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk mengerjakan soal yang diberikan guru. 3) Penutup Guru dan siswa bersama-sama membahas soal yang telah dikerjakan..
8. Penilaian Hasil Belajar Tes tertulis (posttest)
9. Sumber Pembelajaran Buku fisika kelas X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LKS O1 LEMBAR KERJA SISWA MENGGALI PENGETAHUAN SISWA TENTANG KONSEP VEKTOR 1. 2. 3. 4.
Apakah yang dimaksud dengan besaran vektor? Bagaimana ciri menggambar vektor dengan metode grafis? Bagaimana cara menggambar dan menentukan komponen vektor? Bagaimana cara menentukan besarnya vektor resultan secara matematis?
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
LKS O1 LEMBAR KERJA SISWA MENGGALI PENGETAHUAN SISWA TENTANG KONSEP VEKTOR 1. Besaran vektor adalah besaran yang tidak hanya memiliki besar, tetapi juga memiliki arah. 2. Ciri menggambar vektor dengan metode grafis: a. Metode segitiga dan metode poligon Meletakkan pangkal vektor kedua pada ujung vektor pertama, kemudian, resultan vektornya ditentukan dengan menarik garis dari pangkal vektor perama sampai ujung vektor terakhir. b. Metode jajar genjang Kedua vektor yang akan dijumlahkan, berperan sebagai sisi-sisi pada jajar genjang sehingga kedua pangkal vektor tersebut berada pada titik yang sama. Kemudian, resultan vektornya merupakan diagonal sisi dari jajar genjang. 3. Cara menggambar dan menentukan komponen vektor: a. Menggambar komponen Komponen dari sebuah vektor digambar sesuai dengan sumbu-sumbu (X dan Y) pada bidang kartesius. Contoh: Vy
V
θ
Vx
b. Menentukan besarnya komponen Besarnya komponen yang searah dengan sumbu X (Vx) pada gambar tersebut adalah Vcosθ, sedangkan besarnya komponen Y (Vy) pada gambar tersebut adalah Vsinθ 4. Cara menentukan besarnya vektor resultan secara matematis: Dengan menggunakan persamaan kosinus, yaitu R =
+
+ 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 6
Soal Pretest dan Pembahasannya
1. Gambarkan sebuah vektor yang besarnya 3 satuan dan berarah vertikal ke bawah. Diket : suatu vektor bernilai 3 satuan ke bawah Ditanya : gambar vektor tersebut Penyelesaian :
2. Gunakan metode segitiga untuk menggambar resultan dari: + Diket
:
Ditanya
:
Penyelesaian :
+
dengan metode segitiga vektor
Gunakan metode jajar genjang untuk menggambar resultan dari: +
3.
Diket
:
Ditanya
:
Penyelesaian :
+
dengan metode jajaran genjang vektor
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gunakan metode jajar genjang untuk menggambar resultan dari: - −
4.
Diket
:
Ditanya
:-
Penyelesaian :
−
dengan metode jajaran genjang vektor
5. Diketahui vektor-vektor ̅, , ̅ ,
−
−
seperti pada gambar berikut;
Lukislah dengan menggunakan metode poligon, resultan dari Diket :
Ditanya : Penyelesaian :
+
+
+
6. Diketahui vektor-vektor ̅, , ̅ ,
+
+
+
dengan metode poligon
seperti pada gambar berikut;
Lukislah dengan menggunakan metode poligon, resultan dari
− −
+
−
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Diket :
Ditanya :− − Penyelesaian :
+
−
−
−
dengan metode poligon
−
7. Dua buah vektor identik F1 dan F2 kedua titik pangkalnya saling berhimpit dan mengapit sudut α. Untuk sudut α sebesar 00, buktikan bahwa jumlah dari F1+ F2 = 2F. (cos 00 = 1) Diket: vektor F1 dan F2 , F1= F2 sudut apit α = 00 vektor resultan R = F1+ F2 = 2F Ditanya: membuktikan bahwa R = 2F Penyelesaian: +
R= =
`
=√
=√
= 2
= √4 = 2F
+ 2
+
+
+
+ 2
+ 2 . .1
0°
+ 2
+ 2
Cara lain: F R = 2F
(terbukti)
F
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. Tentukan komponen – komponen dari vektor perpindahan terhadap sumbu X.
90
= 30 m yang membentuk sudut 600
Diket: s = 30 m (dimisalkan dalam 3 satuan)
S
600
Ditanya: komponen s Sx = S. cosα
Penyelesaian :
S Sy
= s. cos600
= S. sin 600
= 30 .
= 30 . √3
= 15 m
600
sy = S. sinα
Sx
= 15 √3 m
9. Tiga buah vektor, masing-masing V1 = 2 satuan, V2 = 4 satuan, dan V3 = 6 satuan, membentuk sudut apit α sebesar 450 terhadap arah mendatar, seperti gambar berikut: V2 α
V1
sin 450 = √2
cos 450 = √2
αα
tentukan vektor resultannya
V3
Diket: V2
α
V1
sin 450 = √2
cos 450 = √2
αα
V3
v1 = 2 satuan v2 = 4 satuan v3 = 6 satuan
0 α = 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Ditanya
: VR
Penyelesaian :
V2y
V2
V1y
V1
V2x V1x
V3
∑Vx = v1x+ V2x + V3x = √2 − 2√2 + 3√2 = 2 √2 sat (∑
) + (∑
= (2√2) + (0)
∑Vy = V1y + V2y + V3y = √2 + 2√2 − 3√2 =0
)
V1x = v1. cosα = v1. cos450 = 2 . √2
V1y = V1. sinα = V1. sin 450 = 2 . √2
= −2√2 sat V3x = v3. cosα = v3. cos450 = 6. √2
= 2√2 sat V3y = V3. sinα = V3. sin 450 = 6.(- √2)
= √2 sat V2x = v2. cosα = v2. cos450 = 4 .(- √2)
V3x
V3y
VR =
91
= 3√2 sat
= √2 sat V2y = V2. sinα = V2. sin 450 = 4 . √2
= −3 √2 sat
= √8 = 2 √2 sat
10. Seekor beruang berjalan 3 km ke timur, berbalik arah sejauh 5 km, kemudian berjalan ke utara sejauh 3 km. Gambarkan rute perjalanan beruang tersebut, dan tentukan pula besar vektor resultannya. Diket : ke timur 3 km Ke barat 5 km Ke utara 3 km Ditanya : gambar rute dan besarnya vektor resultan Penyelesaian : Gambar : ,
, ,
Besar : R=√ =√
`
+
+
=√ + + =√ + + = √ km
+
+
. .
.
. .
°
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 7 Soal Latihan Diskusi Kelompok 1. Gambarkan sebuah vektor yang besarnya 3 satuan ke timur. 2. Gambarkan sebuah vektor yang besarnya 5 satuan ke atas, dengan membentuk sudut 450 terhadap sumbu X. 3. Gunakan metode segitiga untuk menggambar resultan dari: + 4.
Gunakan metode jajar genjang untuk menggambar resultan dari: +
5.
Gunakan metode jajar genjang untuk menggambar resultan dari: - −
6. Diketahui vektor-vektor ̅, , ̅ ,
seperti pada gambar berikut;
Lukislah dengan menggunakan metode poligon, resultan dari 7. Diketahui vektor-vektor ̅, , ̅ ,
seperti pada gambar berikut;
Lukislah dengan menggunakan metode poligon, resultan dari 8. Diketahui vektor-vektor ̅, , ̅ ,
seperti pada gambar berikut;
Lukislah dengan menggunakan metode poligon, resultan dari
+
+
+
− −
+
−
− +
+
−
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
9. Dua buah vector identik F1 dan F2 memiliki sudut apit α, dan R = F1 + F2. Kedua titik pangkalnya saling berhimpit dan mengapit sudut α. Untuk sudut α sebesar 90 0, Buktikan dengan menggunakan rumus kosinus bahwa R =
+
10. Carilah besar sudut apit α, dari dua buah vektor identik F1 dan F2 jika kedua titik pangkalnya saling berhimpit. Dan besar resultan yang dihasilkan adalah = 4F 11. Tentukan komponen – komponen dari
= 50 m yang membentuk sudut 300 terhadap sumbu Y.
12. Tiga buah vektor, masing-masing V1 = 3 satuan, V2 = 4 satuan, dan V3 = 5 tampak seperti gambar di bawah ini: V1
V2
Tentukan vektor resultannya.
V3
13. Tiga buah vektor, masing-masing V1 = 1 satuan, V2 = 2 satuan, dan V3 = 4 satuan, membentuk sudut apit α sebesar 450 terhadap arah mendatar, seperti gambar berikut: V2 α
V1
sin 450 = √2
cos 450 = √2
αα
tentukan vektor resultannya
V3 14. Seekor beruang berjalan 3 km ke timur, berbalik arah sejauh 5 km, kemudian berjalan ke utara sejauh 3 km. Gambarkan rute perjalanan beruang tersebut, dan tentukan pula besar vektor resultannya. 15. Seekor beruang berjalan 10 km ke selatan dan kemudian berjalan 10 km ke barat. Gambarkan rute yang dilakukan beruang tersebut dan tentukan besarnya vektor resultannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 8
Soal Posttest
1. Gambarkan sebuah vektor yang besarnya 4 satuan ke Timur. 2. Gunakan metode segitiga untuk menggambar resultan dari: +
3.
Gunakan metode jajar genjang untuk menggambar resultan dari: +
4.
5. Diketahui vektor-vektor ̅, , ̅ ,
Gunakan metode jajar genjang untuk menggambar resultan dari: - −
seperti pada gambar berikut;
Lukislah dengan menggunakan metode poligon, resultan dari 6. Diketahui vektor-vektor ̅, , ̅ ,
seperti pada gambar berikut;
Lukislah dengan menggunakan metode poligon, resultan dari
+
+
− −
+
−
−
7. Dua buah vektor identik F1 dan F2 kedua titik pangkalnya saling berhimpit dan mengapit sudut α. Jika α sebesar 600, buktikan dengan rumus kosinus bahwa resultan dari kedua vektor tersebut bernilai R = √ . (cos 600 = )
8. Tentukan komponen – komponen dari vektor perpindahan sudut 300 terhadap sumbu X
= 40 m yang membentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
9. Tiga buah vektor, masing-masing V1 = 2 satuan, V2 = 4 satuan, dan V3 = 4 satuan. V1 dan V3 membentuk sudut apit α sebesar 300 terhadap arah mendatar, seperti gambar berikut. V2
30
0
V1 30
0
sin 300 =
sin 900 = 1
cos 300 = √3
cos 900 = 0
tentukan vektor resultannya
V3
10. Sekelompok siswa berlari 1 km ke utara, dan melanjutkan perjalanan sejauh 2 km ke barat. Gambarkan rute perjalanan sekelompok siswa tersebut, dan tentukan pula besar vektor resultannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 9
Nilai pretest siswa A
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nilai posttest siswa A
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nilai pretest siswa B
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nilai posttest siswa B
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 10 Dokumentasi Pembelajaran Di Kelas
Pembelajaran dengan power point
Interaksi guru dengan siswa
Siswa mengerjakan soal di papan tulis Diskusi dalam kelompok
103