BENTUK-BENTUK PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT DI PESANTREN (Studi Kasus Atas Pengembangan Ekonomi Masyarakat di PP. Annuqoyah Guluk-guluk Sumenep Madura)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.sos)
Oleh: Achmad Faishal NTM: 103032227709
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKIJLTAS ILMLJ SOSIAL DAN POLITIK UNWERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2012
BENTUK-BENTUK PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT DI PESANTREN (Studi Kasus Atas Pengembangan Ekonomi Masyarakat di PP. Annuqoyah Guluk-guluk Sumenep Madura) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.sos)
Oleh: Achmad Faishal NTM: 103032227709
Dibawah Bimbingan
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKIJLTAS ILMLJ SOSIAL DAN POLITIK UNWERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2012
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul Bentuk-bentuk Pengembangan Ekonomi Masyarakat Di Pesantren (Studi Kasus Atas pengembangan Ekonomi Masyarakat di PP. Annuqayah Guluk-guluk Sumenep Madura) telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 14 Agustus 2012. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Sosiologi.
Jakarta, 14 Agustus 2012
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Achmad Faishal NIM : 103032227709 Dengan mi menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Bentuk-bentuk Pengembangan Ekonomi Masyarakat di Pesantren” (studi kasus atas pengembangan ekonomi masyarakat di PP. Annuqoyah Guluk-guluk Sumenep Madura) adalah benar karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun kutipan-kutipan yang ada dalam penyusunan karya mi telah saya cantumkan sumber kutipannya. Saya juga bersedia untuk menanggung resiko sesusi dengan undang-undang yang berlaku jika temyata skripsi im secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan dan karya orang lain. Demikianlah pernyataan im saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, 14 Agustus 2012
ABSTRAK Nama NIM Fakultas Jurusan
: Achmad Faishal : 103032227709 : Ilmu Sosial dan Politik : Sosiologi
Pengembagan masyarakat (community development) merupakan salah satu metode pekerjaan sosial dimana locus dan tujuan utamanya adalah memperbaiki kualitas taraf hidup masyarakat dengan mendayagunakan potensi atau sumber daya yang disandang mereka. Sedangkan pesantren yang identik dengan tempat ideal untuk mencari atau mendalami ilmu-ilmu agama juga merupakan bagian dari salah satu lembaga aktif dan potensial untuk dijadikan basis atau motor penggerak yang tertuju kepada agenda perubahan tersebut, di pesantren tentunya tidak hanya diajarkan ilmu-ilmu agama saja melainkan juga ilmu-ilmu sosial yang berkaitan langsung dengan kehidupan mereka. Dalam membangun ekonomi masyarakat terdapat asusmsi bahwa untuk melakukan pemerataan ekonomi harus didahului oleh pertumbuhan ekonomi, baru kemudian didistribusikan melalui trickle down effect, karena jika tidak maka yang terjadi adalah pemerataan kemiskinan. Untuk memacu pertumbuhan ekonomi tersebut BPM-PP Annuqoyah guluk-guluk sumenep madura mengorientasikan upayanya untuk membangun sektor ekonomi berbasis masyarakat, home industries, ternak, perkebunan, sampai kepada koperasi juga toko, semuanya merupakan sektor riil yang oleh BPM-PP Annuqyah coba dikembangkan. Dengan prinsip kuat yaitu partisipatif (pesantren dan masyarakat) pengembangan ekonomi tersebut bisa sejalan dengan apa yang diharapkan, Pesantren mendapatkan keutungan, masyarakat memperoleh pendapatan, tentunya dengan model pengembangan ekonomi semacam ini bisa menjadikan PP Annuqoyah dan masyarakat hubungannya menjadi lebih inten komunikatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bentuk-bentuk pengembangan ekonomi masyarakat sekitar pondok pesantren, yang dilakukan oleh Badan Pengabdian Masyarakat (BPM) PP. Annuqoyah Guluk-guluk Sumenep Madura. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik, dengan pendekatan kualitatif untuk memperoleh informasi dan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dengan melakukan wawancara langsung kepada informan, observasi dan dokumentasi berupa artikel, jurnal, arsip atau buku-buku yang masih berkaitan dengan penelitian ini. Maka sampai pada interpretasi dan analisis hasil data penelitian yang telah dilakukan oleh penulis dapat disimpulkan bahwa; pengembangan ekonomi yang telah dilakukan oleh BPM PP. Annuqoyah tersebut tidak untuk kalangan internal pesantren saja malainkan khusus untuk membantu perekonomian masyarakat, yang juga dikenal dengan Community Development. Kata Kunci : Bentuk Pengembangan Ekonomi di Pesantren Annuqoyah, BPM-PP Annuqoyah, Community Development
i
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabaraakatuhu Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT, Tuhan Semesta Alam, yang telah memberikan segala kenikmatan-Nya kepada penulis, baik itu nikmat iman, sehat , dan waktu serta nikmat kemudahan jalan yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Nabi Besar umat manusia Muhammad SAW, yang membawa risalah Allah SWT dan mengajarkannya kepada manusia sehingga terhindar dari zaman kebodohan. Shalawat dan salam tidak lupa penulis haturkan pula kepada para keluarga nabi, sahabat nabi, tabi’in, tabi-tabi’in, dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Penulis melakukan penelitian ini untuk memenuhi persyaratan akan kelulusan penulis untuk memperoleh gelar sarjana sosial di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Jurusan Sosiologi Agama. Dan alhamdulillah penelitian ini dapat penulis selesaikan. Dengan selesainya penelitian ini, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Allah SWT atas berkah, rizki, rahmat, ridha dan kemudahan-Nya yang membuat penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. 2. Nabi Besar Muhammad SAW yang telah memberikan segenap jiwa raganya untuk mengajarkan kebenaran kepada umat manusia, sehingga terhindar dari zaman kebodohan. 3. Kedua Orang tuaku; bpk. Romadhan ibuku Rasma, kakak ku tercinta Hj. Hasanah binti romadhan, dan adiku tercinta Sumaena rahma neng tyasari, terima kasih segala dukungan juga pengorbanannya baik dari segi moril maupun materil, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. 4. To My Endless Love.. Tini Faisal binti 5. Ibu Joharotul Jamilah, M.Si selaku pembimbing utama. Terima kasih banyak atas segala bimbingan; kritikan, saran, masukan pendapat dan waktu yang diberikan kepada penulis.
ii
6. Bapak Dr. Hendro Prasetyo. MA, Prof. Dr. Bachtiar Effendy dan seluruh staf dekanat, terimakasih atas waktu yang telah diberikan kepada penulis selama ini. 7. Dosen-Dosen UIN Jakarta FUF dan FISIP Reguler yang telah mengajar dan mendidik penulis selama menjadi mahasiswa di FUF dan sekarang di FISIP Reguler UIN Jakarta, terima kasih atas pengorbanan waktu dan ilmu yang diberikan kepada penulis dan kawan-kawan mahasiswa lainnya. Semoga Allah SWT mencatat semuanya sebagai amal ibadah yang tak akan terputus hingga akhir zaman. Amin. 8. Untuk Mahasiwa Sosiologi Agama FUF angkatan tahun 2003-2007, terima kasih setulus hati untuk sahabat tercinta; Hamami Naseruddin As-zuhery, Toto Tri Atmojo, Rohmatullah, Juhadi As-sukry, Roni Tua Harahap, Reiy Ikhsan El-Madury, atas persahabatan dan pengalaman yang telah diberikan kepada penulis. 9. Kawan seperjuangan Abd. Wahid, Kanda Adi Prayetno, Laily Munasir, Anis Kurniawan, tiada kata yang pantas penulis sampaikan selain bahasa perjuagan demi masa depan yang selalu kalian dengungkan, mampu menggugah hati penulis selama ini. Dalam penelitian ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang dilakukan penulis. Oleh karena itu penulis akan membuka diri untuk menerima kritik dan saran dari semua pihak terkait penelitian ini sehingga penulis dapat memperbaiki dan menyempurnakan penelitian ini. Akhir kata penulis berharap semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada seluruh pihak terkait. Wassalamu’alaikum Wr.Wb. Jakarta, 14 Agustus 2012
Achmad Faishal
iii
DAFTAR TABEL TABEL
HALAMAN
1.
Perkembangan daerah PP Annuqayah priode 1887 – 197 ..................................25
2.
Perkembangan jumlah santri PP Annuqayah selama 10 tahun terakhir (1978 – 1989) ...................................................................................................................26
3.
Jumlah santri PP Annuqayah tahun pelajaran 2009 – 2010 ................................27
4.
Data siswa PP Annuqoyah Guluk-guluk sumenep madura ................................28
5.
Luas daerah desa guluk-guluk ............................................................................31
6.
Data penduduk menurut jenis kelamin................................................................32
7.
Data penduduk menurut profesi ..........................................................................32
8.
Jumlah dan jenis usaha di lingkungan pesantren Annuqayah .............................35
9.
Karakteristik ekonomi masyarakat sekitar pesantren ..........................................36
10.
Jenis usaha pertokoan pesantren .........................................................................41
11.
Jenis usaha perkebunan
12.
Jenis/bentuk usaha masyarakat di dalam lingkungan pesantren .........................45
13.
Jenis/bentuk usaha masyarakat di luar pesantren ................................................46
14.
Total aset PP Annuqayah tahun 2010 .................................................................53
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................ KATA PENGANTAR ............................................................................ i ABSTRAKSI ........................................................................................... iii DAFTAR TABEL ................................................................................... iv DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1 B. Literatur Review.................................................................................. 5 C. Batasan dan Rum……………………………………......................... 9 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 10 E. Metodologi Penelitian ........................................................................ 11 F. Sistematika Penulisan ......................................................................... 13 BAB II KERANGKA TEORI A. Konsep dan Cakupan Pengembangan Masyarakat ............................ 14 B. Perspektif Teoritis Tentang Comunity Development ........................ 16 C. Proses Pengembangan Masyarakat ..................................................... 18 D. Model Pengembangan Masyarakat .................................................... 20 BAB III TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum
Pondok Pesantren Annuqoyah Guluk-guluk
Sumenep Madura ................................................................................ 22 B. Kondisi Sosial Ekonomi dan Karakteristik Ekonomi Masyarakat Sekitar PP Annuqoyah Guluk-guluk Sumenep Madura ..................... 31
v
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Bentuk-bentuk Pengembangan Ekonomi di Pesantren Annuqoyah.... 39 B. Kontribusi Pengembangan Ekonomi Terhadap Internal Pesantren Annuqoyah dan Masyarakat Sekitar ................................................... 51 C. Keuntungan dan Hambatan Pengembangan Ekonomi Terhadap Masyarakat sekitar .............................................................................. 58 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................................... 65 B. Saran.................................................................................................... 66 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR WAWANCARA
vi
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu penyebab kegagalan sistem perekonomian Indonesia ialah adanya kebijakan pemerintah mengenai sistem ekonomi konglomerasi. Sistem ekonomi berbasis konglomerasi ini kenyataannya hanya menguntungkan orang atau kelompok yang telah memiliki kemampuan dan akses ekonomi, sehingga hanya merekalah yang untung. Sementara itu, masyarakat yang tidak memiliki kemampuan dan akses, tidak dapat melakukan kegiatan-kegiatan ekonomi yang dapat menguntungkan usahanya. 1 Setelah kegagalan sistem ekonomi konglomerasi, maka harapan ekonomi itu ditumpahkan ke lembaga-lembaga rakyat yang sudah teruji dan lulus dalam sejarah kehidupan masyarakat dan berbangsa. Ternyata, yang justru tahan di tengah badai krisis ekonomi adalah lembaga-lembaga ekonomi mikro yang berbasis rakyat. Industri kelas menengah kecil seperti home industries justru memiliki daya ketika berhadapan dengan krisis ekonomi. Tentunya ini menjadi motivasi tersendiri bagi lembaga pengelola ekonomi kemasyarakatan, lebih-lebih pesantren yang dalam hal ini dijadikan objek penelitian. Dalam teori Physiocrat, (gabungan antar alam dan fisik) beroperasi di atas asumsi, bahwa perilaku ekonomi adalah pokok dalam hukum alam. Motivasi ekonomi hanya satu aspek utama sifat manusia yang universal. Setiap orang mengarahkan minat dan alasan tindakannya pada tujuan ini. Sehingga terdapat keteraturan dalam tindakan ekonomi. Perilaku ekonomi sendiri diarahkan untuk 1
Nur Syam, H. Penguatan Kelembagaan Ekonomi Berbasis Pesantren, dalam A. Halim et al., Manajemen Pesantren, (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005), h. 248.
1
2
meningkatkan kesejahteraan.2 Pondok pesantren, kenyataannya adalah lembaga potensial untuk bergerak ke arah ekonomi berbasis rakyat, sebagaimana kekuatan yang dimilikinya. Jika Ponpes hanya menjadi penonton di era yang akan datang, maka lembaga-lembaga ekonomi mikro lain boleh jadi bergerak ke arah kemajuan. Oleh karena itu, kiranya diperlukan analisis yang cermat untuk melakukan penguatan kelembagaan ekonomi ini, agar tidak salah melangkah. 3 Sasaran akhir dari pengembangan pemberdayaan ekonomi Ponpes adalah kemandirian pesantren. Selama ini Ponpes selalu dilabeli dengan nama lembaga pengedar proposal dana bantuan, baik pada institusi formal atau non formal. Labeling itu tentunya tidak mengenakan. Ponpes, akan terbebas dari anggapan itu kalau Ponpes menjadi lembaga yang kuat, terutama dalam sektor ekonomi. Dengan sendirinya, tidak setiap ada kegiatan, apakah membangun gedung atau kegiatan lain, tidak selalu sibuk mengedarkan proposal kesana-kemari.4 Dan apabila mengingat lembaga yang telah berfungsi sebagai pengelola dana yang digali dari masyarakat atas dasar ajaran keimanan belum dapat berfungsi secara maksimal, maka masih perlu dipertimbangkan penciptaan lembaga “baru” yang digerakkan oleh lembaga pesantren. Studi awal menunjukkan bahwa pesantren sangat memadai untuk dikembangkan sebagai model pengembangan ekonomi rakyat melalui suatu penelitian.5
2
Wardi Bahtiar, Prof. Dr. M.S., Sosiologi Klasik, Dari Comte Hingga Parsons, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 19 3 Nur Syam, H. Penguatan Kelembagaan Ekonomi Berbasis Pesantren, dalam A. Halim et al., Manajemen Pesantren, h. 247. 4 Nur Syam, H. Penguatan Kelembagaan Ekonomi Berbasis Pesantren, dalam A. Halim et al., Manajemen Pesantren, hal. 252-253. 5 Cik, Hasan Bisri dan Eva Rufaidah, Model Penelitian Agama dan Dinamika Sosial. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 432
3
Diharapkan dalam perkembangannya, Metode dan pola pengembangan pendidikan pesantren, seyogyanya tidak lagi ditempatkan
hanya sekedar
“mendidik”, tetapi juga melakukan upaya maksimal untuk menciptakan hasil yang bisa diterima dalam semua level kehidupan sosial masyarakat. Sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional. Pesantren merupakan sarana penting untuk melakukan transfer pengetahuan kepada masyarakat desa.6 Dengan semangat demikian, pesantren akan dianggap mampu bersenyawa dengan kondisi riil masyarakat, guna memenuhi tuntutan terhadap realitas, karena spirit dasar kehadiran pesantren adalah untuk menjadi Rahmat bagi masyarakat, baik rahmat dalam konteks pendidikan agama ataupun umum, maupun rahmat dalam aspek sosial yang lain, seperti aspek budaya, politik, hukum dan ekonomi. Salah satu pesantren yang sejak awal memiliki komitmen untuk mengembangkan ekonomi masyarakat dengan memanfaatkan potensi lokal adalah Pondok Pesantren Annuqayah.7 Pesantren ini dalam derajat tertentu telah mampu menciptakan suatu terobosan yang signifikan untuk melakukan transformasi sosial yang cukup berarti dalam memberdayakan kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Dari awal berdirinya PP. Annuqayah pada tahun 1887 M. Hingga tahun 1978, kegiatan pengembangan masyarakat secara formal ke-organisasian belum ada di pesantren Annuqayah. Hanya saja kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang kemudian disebut „pengembangan masyarakat‟ itu, sebelumnya sudah dilakukan pesantren dalam bentuk pelayanan sosial, pendidikan keterampilan, unit-unit
6
Endang, Turmudi. Perselingkuhan Kyai dan Kekuasaannya. (Yogyakarta: LkiS, 2004),
h. 1 7
Pondok Pesantren Annuqayah yang berlokasi di Guluk-Guluk Sumenep Madura didirikan pada tahun 1887. Pendirinya K.H. Moh. Syarqawi.
4
koperasi dan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan lewat organisasi-organisasi sosial yang berpusat di pesantren Annuqayah. Pengembangan masyarakat oleh pesantren Annuqayah dimulai sejak terbentuknya Biro Pengabdian Masyarakat Pondok Pesantren Annuqayah (BPMPPA) yang didahului oleh perkenalan dengan Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), sebuah LSM di Jakarta, pada tahun 1974. Waktu itu Bapak Drs. Soedomo, dari IKIP Malang disertai peneliti dari LP3ES, berkunjung ke pesantren Annuqayah untuk melakukan penelitian, bekerjasama dengan Bappeda Jawa Timur, dan IKIP Malang. Perkenalan ini kemudian berlanjut dengan korespondensi sehubungan dengan akan diadakannya Latihan Tenaga Pengembangan Masyarakat (LTPM) untuk kalangan pesantren di Pabelan Magelang. Karena alasan masih minimnya pengetahuan tentang LSM pada waktu itu, maka pihak pesantren tidak serta merta memenuhi tawaran tersebut. Keputusan baru diambil setelah mengkaji berbagai aspek kegiatan, serta didukung oleh surat pribadi Bapak Abdurrahman Wahid, (Allahu maghfir lahu) kepada K.H. Moh. Amir Ilyas, sebagai pengasuh utama An-Nuqayah periode itu, yang menjelaskan tentang arti pentingnya latihan tersebut. An-Nuqayah kemudian mengirimkan dua orang pesarta, yaitu, K.H. Abdul Basith, kiai muda yang waktu itu baru menyelesaikan studinya di perguruan tinggi, dan seorang santri senior, yaitu Bapak M. Syafi‟ie Anshori. Kemudian
pada
tahun
1987
BPM-PPA
mengadakan
Lokakarya
Perencanaan Program Pengembangan Unit usaha/Koperasi Lima Pondok Pesantren di An-nuqayah. Kelima pesantren partisipan itu sedang menjalankan
5
koperasi batik, koperasi pelayanan pupuk, koperasi alat-alat tulis, koperasi pertukangan, dan koperasi pengrajin genting.8 Melalui Biro Pengabdian Masyarakat (BPM), Annuqayah antara lain, telah melakukan program usaha ternak sapi. Program ini sebagai salah satu jembatan bagi masyarakat untuk mendapatkan penghidupan yang layak dan meringankan beban ekonomi masyarakat di tengah krisis yang belum terobati.9 Oleh karena itu, dengan pesantren, maka masyarakat memiliki peluang yang besar untuk mengembangkan basis ekonomi mereka di sekitar pesantren atau menjadi penyuplai (suplier) bagi kebutuhan santri yang berada di dalam pesantren. Sehingga dapat saling menguntungkan. Santri bisa mendapatkan bahan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya santri, sementara masyarakat memperoleh lahan untuk pengembangan ekonomi mereka dengan baik.
B . Literatur Review Penelitian terdahulu yang relevan dengan fokus penelitian penulis, diantaranya adalah: yang tertuang dalam penelitian yang dilakukan oleh: M. Murtadho,
“Pesantren
dan
Pemberdayaan
Ekonomi”,
penelitiannya
menggunakan Studi Kasus Pada Pesantren Baitul Hamdi, dan Pesantren Turus di Pandeglang, Serang-Banten. Penelitian ini berangkat dari kenyataan yang ironis, yaitu banyak pesantren, tetapi masyarakat di sekitar pesantren tersebut masih tradisional.
8
http://www.facebook.com/note.php?note_id=117199511629358. Data diakses pada Tanggal, 20 November 2010 9 Majalah Anugerah. (Edisi II, 2003), h. 11
6
Kenyataan ini mendorong M. Murtadho, untuk meneliti masalah ini, dengan pola mengaitkan unsur keagamaan dengan kemajuan ekonomi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan pendekatan kualitatif, dengan memfokuskan masalah pada pesantren dan usaha ekonomi. Alhasil pada tahun 1998 pesantren telah mendirikan Koperasi BMT Muamalat Pertiwi. Terkait dengan usaha ekonomi, M, Murtadho, menemukan empat (4) model pengembangan ekonomi yang sedang berjalan di kedua pondok pesantren tersebut, diantaranya: Pertama, usaha ekonomi yang berpusat pada Kyai. Dalam contoh ini seorang Kyai mempunyai perkebunan cengkih yang luas. Untuk pemeliharaan dan pemanenan, kyai melibatkan santrinya untuk mengerjakannya. Maka terjadilah hubungan mutualisme saling menguntungkan: kyai dapat memproduksikan perkebunannya, santri mempunyai pendapatan tambahan, dengan keuntungan yang dihasilkan dari perkebunan cengkeh tersebut, kyai dapat menghidupi kebutuhan pengembangan pesantrennya. Dalam kasus di Pandeglang, peneliti menemukan pengembangan ekonomi semacam ini juga terdapat pada Pesantren Nurul Hidayah Cilaja kec. Pandeglang. Kedua, usaha ekonomi pesantren untuk memperkuat biaya operasional pesantren. Contoh, pesantren memiliki unit usaha produktif seperti, menyewakan gedung pertemuan, rumah dsb. Keuntungan usaha produktif ini, dialokasikan untuk biaya operasional pesantren. Dalam kasus Pandeglang, peneliti menemukan contoh pesantren jenis ini pada Pesantren Baitul Hamdi di kec. Menes. Ketiga, usaha ekonomi untuk santri. Dengan membekali santri ketrampilan di bidang pertanian dan peternakan. Tujuannya semata-mata untuk membekali
7
santri agar mempunyai ketrampilan tambahan, dengan harapan menjadi bekal dan alat untuk mencari pendapatan hidup. Pesantren Baitul Hamdi di Menes Pandeglang dapat dijadikan sampel pesantren dalam jenis ini juga, karena di sana santri diajak untuk bertani, dan berkebun. Keempat, usaha ekonomi bagi para alumni santri. Pengurus pesantren dengan melibatkan para alumni santri menggalang sebuah usaha tertentu dengan tujuan untuk menggagas suatu usaha produktif bagi individu alumni, peneliti menemukan contoh pesantren dalam jenis ini ada pada Pesantren Turus desa Kabayan kec. Pandeglang. Pesantren Turus mendirikan usaha ekonomi berupa koperasi yang bergerak dalam kegiatan usaha simpan pinjam dan perdagangan. 10 Penelitian M. Murtado ini, lebih menekankan pada: pengembangan ekonomi yang berpusat pada kalangan internal pesantren. Tidak ditemukannya basis pengembangan ekonomi untuk masyarakat sekitar pesantren walaupun pengelolaan pengembangan ekonomi itu melibatkan para santri dan alumni. Literatur review lainnya yang sesuai dengan soal pengembangan ekonomi masyarakat, ditulis oleh Abd. Hamid Wahid, M.Ag (2009) yang tertuang dalam penelitiannya, disampaikan sebagai sumbang saran dalam Pertemuan Pesantren Departemen Agama 2003 di Puncak Bogor, dengan judul; Peran Pemberdayaan Potensi Pesantren: RMI dan Pengalaman BPPM Nurul Jadid. Yang menjadi fokus penelitiannya, adalah tentang peran BPPM (Badan Pengembangan Pesantren dan masyarakat) dan RMI (Rabithatul Ma‟ahidil Islamiyah) dalam pemberdayaan potensi pesantren dan masyarakat. Bentuk riil peran BPPM dan
10
http://balitbangdiklat.depag.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=13 1: pesantren-dan-pemberdayaan-ekonomi&catid=46:jurnal. Data diakses pada Tanggal, 20 November 2010 dengan judul : pesantren dan pemberdayaan ekonomi (studi kasus pesantren baitul hamdi dan pesantren turus di pandeglang)
8
RMI dalam pemberdayaan potensi pesantren tertuang dalam peningkatan wawasan dan keterampilan santri, melalui aktifitas pendidikan-pendidikan singkat, penjaringan beasiswa bagi para santri yang berpotensi untuk dikirim studi ke lembaga-lembaga profesional, baik di dalam maupun ke luar negeri. Sedangkan pemberdayaan potensi masyarakat meliputi: (1) sektor pertanian, (2) nelayan, (3) ternak, (4) niaga dan (5) industri kecil. Biro Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (BPPM) ini, Programprogram rintisannya mengacu pada pengembangan masyarakat atau Community Development (CD) dengan memberikan pinjaman lunak (soft loan) yang sistemnya memakai pola modal atau dana berputar (revolving fund ). dan memberikan bantuan dengan berbentuk dana hibah untuk dikelola oleh pesantren atau masyarakat sendiri. BPPM PP. Nurul Jadid, dalam melakukan aktifitas CD (community development) yaitu, membuat masyarakat binaan, fokusnya pada masyarakat petani, masyarakat nelayan atau pesisir, dengan memberikan pelatihan berternak ayam potong, dan berternak sapi susu. Model pembinaannya dengan stimulasi, penyadaran dan pembinaan ekonomi masyarakat berorientasi pasar. Kelompok-kelompok masyarakat binaan yang ditunjuk, di latih membuat industri kecil, penggunaan hasil tangkapan ikan secara efektif, pemberian pinjaman modal bagi buruh tani untuk sewa lahan cocok tanam, dan pembelian pupuk. Program-program CD tersebut terlaksana dengan bekerjasama, baik dengan lembaga-lembaga founding agency NGO, maupun dengan instansi pemerintahan yang berkompeten.11 Dibandingkan dengan penelitian M. 11
http://www.facebook.com/note.php?note_id=191802798918. Judul: Pesantren Pada Dunia Pendidikan. Data di akses pada Tanggal 20 November 2010
Eksistensi
9
Murtadho, Penelitian Abd. Hamid Wahid, M.Ag ini sudah lebih maju: pertama, dikarenakan pengembangan ekonomi yang ditelitinya tidak hanya untuk internal pesantren saja, tapi sudah menyentuh pada ekonomi masyarakat dengan merujuk pada pola community development (CD). Kedua, penelitian yang dilakukan Abd. Hamid Wahid, lebih kepada optimalisasi peran BPPM dan RMI (Rabithatul Ma‟ahidil Islamiyah) Nurul Jadid, sebagai instrumen lembaga pengembangan masyarakat untuk menggali potensi-potensi yang ada di pesantren maupun pada masyarakat. Oleh karena itu penelitian saya yang berjudul: Bentuk-bentuk Pengembangan
Ekonomi
Masyarakat
Di
Pesantren
(studi
kasus
atas
pengembangan ekonomi masyarakat di PP. Annuqayah guluk-guluk sumenep madura) ini bermaksud untuk mengetahui dan melihat pesantren dan pengembangan ekonomi yang ditujukan tidak hanya untuk internal pesantren, tetapi juga untuk masyarakat sekitar pesantren.
C. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Untuk mengarahkan penelitian agar lebih spesifik, maka masalahnya akan dibatasi pada: a. Bentuk-bentuk pengembangan ekonomi yang ada di lingkungan pondok pesantren Annuqayah. b. Kontribusi pengembangan ekonomi yang dilakukan oleh pesantren Annuqayah.
10
2. Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, Berkaitan dengan pemaparan tentang pesantren dan pengembangan ekonomi masyarakat di sekitar pondok pesantren, maka perumusan dan pertanyaan penelitian dibatasi pada: Pertama, bagaimana bentuk, pola dan pengembangan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat sekitar pondok pesantren Annuqayah.? Kedua, apakah pengembangan ekonomi di pesantren Annuqayah tersebut sudah sampai pada tingkat community development.? Ketiga, apakah pengembangan ekonomi pesantren Annuqayah tersebut hanya untuk internal atau eksternal pesantren.?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka tujuan yang hendak penulis capai dari penelitian sekripsi ini : a. Untuk mengetahui bentuk-bentuk dan pola pengembangan ekonomi yang ada di masyarakat sekitar pesantren Annuqayah. b. Untuk menganalisa dan menjelaskan ada dan tidaknya pengembangan ekonomi untuk masyarakat sekitar pesantren Annuqayah. c. Untuk
mendeskripsikan
kontribusi
pengembangan
ekonomi
yang
dilakukan pesantren Annuqayah terhadap internal pesantren dan masyarakat sekitarnya.
11
2. Menfaat Penelitian Adapun menfaat penelitian ini diharapkan: a. Dapat memberikan masukan dan dapat dijadikan rekomendasi untuk pemerintah
Kabupaten
Sumenep,
dalam
meningkatkan
kualitas
pengembangan ekonomi baik dilingkungan pesantren-pesantren pada khususnya ataupun, pada masyarakat luas. b. Semoga dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan bagi mahasiswa c. Memenuhi tugas akhir perkuliahan program Strata Satu (S1) yang telah ditetapkan oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
E. Metodologi penelitian Langkah-langkah metode yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian penulisan skripsi ini adalah : 1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian sosial yang dilakukan di lapangan (Field Research), yaitu terjun langsung pada objek penelitian untuk memperoleh data primer dengan menggunakan pendekatan kualitatif. 2. Teknik Pengumpulan data Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian lapangan ini adalah : a. Observasi (pengamatan), yaitu mengamati secara langsung prihal pengembangan ekonomi yang ada pada masyarakat sekitar PP Annuqayah guluk-guluk Sumenep Madura. Observasi ini dilakukan dengan cara
12
pengamatan langsung terhadap objek penelitian guna mendapatkan data yang berkaitan dengan masalah yang akan penulis teliti. b. Wawancara, (interview) dalam hal ini penulis mewawancarai 10 orang responden yang terdiri dari 5 orang pengurus pesantren dan 5 orang masyarakat sekitar pesantren. c. Dokumentasi, teknik ini penulis gunakan untuk melengkapi data yang penulis perlukan, yaitu dengan cara melihat buku-buku, artikel-artikel, dokumen atau arsip-arsip yang ada di perpustakaan Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-guluk Sumenep Madura. Seperti buku profile PP Annuqayah dan. 3. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara, buku catatan. Pedoman wawancara digunakan agar lebih fokus menggali apa yang menjadi sasaran penelitian. Sedangkan buku catatan digunakan untuk mencatat hal-hal yang tidak terekam atau yang terlewati atau informasi yang belum jelas. 4. Sumber Data Dalam penelitian ini data dikategorikan ke dalam dua jenis, yaitu ; data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dari hasil wawancara dan observasi. Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah yang didapatkan dari bahan tertulis atau kepustakaan, yakni buku – buku, jurnal ilmiah, artikel, dan terbitan ilmiah yang ada hubungannya dengan pembahasan.
13
5. Subjek Penelitian Istilah subjek penelitian merujuk kepada orang atau individu atau kelompok yang menjadi sasaran unit atau satuan (kasus) yang diteliti, dimana subjek penelitian ini adalah masyarakat yang berada di luar lingkungan PP. Annuqayah, Guluk-guluk Sumenep Madura. 6. Pedoman Penulisan Pedoman penulisan skripsi ini, penulis menggunakan buku Pedoman Penelitian Karya Ilmiah CeQDA, cet-II, Jakarta: 2007, yang disusun oleh Tim penulis Hamid Nasuhi, Ismatu Ropi, Oman Fathurohman, M. Syairoji Dimyati, Netty Hartati, Syopiansyah Jaya Putra.
F. SISTEMATIKA PENULISAN Bab I. Pendahuluan:
terdiri dari Latar Belakang Masalah, Literatur
Review, Batasan dan rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan. Bab II. Kajian Teori: meliputi: Konsep dan Cakupan Pengembangan Masyarakat (Communitu Development, Perspektif Teoritis Tentang Community Development,
Proses
Pengembangan
Masyarakat,
Model
Pengembangan
Masyarakat. Bab III. Gambaran Umum: meliputi Gambaran Umum tentang pesantren Annuqayah, Kondisi Sosial Ekonomi dan Karakteristik Ekonomi Masyarakat Annuqayah Guluk-guluk Sumenep Madura. Bab IV. Analisis Hasil Penelitian: Bab ini membahas: Bentuk-bentuk Pengembangan Ekonomi di Pesantren Annuqayah, Kontribusi pengembangan
14
ekonomi terhadap internal pesantren Annuqayah dan masyarakat sekitar, Keuntungan dan hambatan pengembangan ekonomi terhadap masyarakat sekitar Bab V. Penutup: Terdiri dari Kesimpulan dan Saran.
2
15
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Konsep dan Cakupan Pengembangan masyarakat (Community Development) Pengembangan masyarakat (community developmet) memiliki sejarah panjang dalam literatur dan praktek pekerjaan sosial, menurut Johnson, pengembangan masyarakat merupakan spesialisasi atau setting praktek pekerjaan sosial yang bersifat makro (macro practice). Memang telah menjadi perdebatan panjang mengenai apakah pengembangan masyarakat dapat dan harus didefinisikan sebagai kegiatan profesional dan ciri khas pekerjaan sosial. Yang jelas PM memiliki tempat khusus dalam khazanah pendekatan pekerjaan sosial.
Dalam diskursus akademis pekerjaan sosial, PM lebih dikenal sebagai Community Organization atau Community Development (CO/CD) (Gilbert dan Specht, 1981) atau Bimbingan Sosial Masyarakat (Soetarso,1991). Di Australia, Inggris dan beberapa negara Eropa, pengembangan masyarakat disebut sebagai pekerjaan kemasyarakatan (community work), penyembuhan sosial (social treatment), perawatan sosial (social care) atau perawatan masyarakat (community care) (Twelvetrees, 1993; Payne, 1986). 12
12
Lihat dalam Edi Suharto, Ph.D. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, (Bandung, PT. Refika Aditama, 2005), h. 42
15
16
Adapun pengembangan itu sendiri bermakna suatu sistem penyebaran maklumat dan ilmu pegetahuan daripada stesyen penyelidikan, pusat ilmu, universiti atau agensi pembangunan kepada masyarakat luar yang bertujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan kemasyarakatan. 2 Sebagimana asal katanya, yakni pengembangan masyarakat, PM terdiri dari dua konsep, yaitu “pengembangan dan Masyarakat”. Secara singkat, pengembangan atau pembangunan merupakan usaha bersama dan terencana untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Bidang pembangunan biasanya meliputi beberapa sektor, yaitu ekonomi, pendidikan, kesehatan dan sosial-budaya. Sementara itu, masyarakat dapat diartikan dalam dua konsep, yaitu: 1. Masyarakat sebagai sebuah “tempat bersama”, yakni sebuah wilayah geografi yang sama. Sebagai contoh, sebuah rukun tetangga, perumahan di daerah perkotaan, atau sebuah kampung di daerah pedesaan. 2. Masyarakat sebagai “kepentingan bersama”, yakni kesamaan kepentingan berdasarkan kebudayaan dan identitas. Sebagai contoh, kepentingan bersama pada masyarakat etnis minoritas atau kepentingan bersama berdasarkan identifikasi kebutuhan tertentu seperti halnya pada kasus para orang tua yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus (anak cacat fisik) atau bekas para pengguna pelayanan kesehatan mental.13
2
Maimunah Ismail, Pengembangan, Implikasi ke atas Pembangunan Masyarakat, (Kuala Lumpur, 1990 ), cetakan ke-2, h. 55 13 Edi Suharto, Ph.D. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, h. 39
17
Dunham, mendefinisikan pengembangan masyarakat sebagai “berbagai upaya yang terorganisir yang dilakukan guna meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat, terutama melalui usaha yang kooperatif dan mengembangkan kemandirian dari masyarakat pedesaan, tetapi hal tersebut dilakukan dengan bantuan teknis dari pemerintah atau lembaga-lembaga sukarela”.14
B. Perspektif Teoritis Tentang Community Development
Secara teoritis, pengembangan masyarakat dapat dikatakan sebagai sebuah pendekatan pekerjaan sosial yang dikembangkan dari dua perspektif yang berlawanan, yakni aliran kiri (sosialis-marxis) dan kanan (kapitalis-demokratis). Dewasa ini, terutama dalam konteks menguatnya sistem ekonomi pasar bebas dan swastanisasi kesejahteraan sosial, PM/CD semakin menekankan pentingnya swadaya dan keterlibatan informal dalam mendukung strategi penanganan kemiskinan dan penindasan, maupun dalam memfasilitasi partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.
Twelvetrees, membagi perspektif teoritis PM ke dalam dua bingkai, yakni pendekatan profesional dan pendekatan radikal. Pendekatan profesional menunjuk pada upaya untuk meningkatkan kemandirian dan memperbaiki sistem pemberian pelayanan dalam karangka relasi-relasi sosial. Sementara itu, berpijak pada teori struktural neo-Marxis, feminisme dan analisis anti-rasis, pendekatan radikal lebih terfokus pada upaya mengubah ketidakseimbangan relasi-relasi sosial yang ada melalui
pemberdayaan
14
kelompok-kelompok
lemah,
mencari
sebab-sebab
Dunham, Pengembangan Masyarakt. dalam Isbandi. rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas, h. 218
18
kelemahan
mereka,
serta
menganalisis
sumber-sumber
ketertindasannya.
Sabagaimana diungkapkan oleh Payne berikut : (1995:166), “This is the type of approach which support minority ethnic communities, for example, in drawing attention to inequalities in service provision and in power which lie behind severe deprivation.” Maksudnya adalah pendekatan profesional dapat diberi label sebagai pendekatan yang mematra tradisional, netral dan teknikal. Sedangkan pendekatan radikal dapat diberi label sebagai pendekatan yang bermatra tradisional. Dua Perspektif Pengembangan Masyarakat Pendekatan Profesional (Tradisional, netral, teknikal)
Perspektif Perawatan masyarakat Pengorganisasian masyarakat Pembangunan masyarakat
Tujuan /Asumsi Meningkatkan inisiatif dan kemandirian masyarakat Memperbaiki pemberian pelayanan sosial dalam karangkan relasi sosial yang ada
Radikal (Transformasional)
Aksi masyarakat berdasarkan kelas Aksi masyarakat berdasarkan geder Aksi masyarakat berdasarkan ras
Meningkatkan kesadaran dan inisiatif masyarakat Memberdayakan masyarakat guna mencari akar penyebab ketertindasan dan diskriminasi Mengembangkan strategi dan membangun kerjasama dalam melakukan perubahan sosial sebagai bagian dari upaya mengubah relasi sosial yang menindas, diskriminatif, dan eksploitatif
Sumber: dikembangkan dari Mayo (1998:166) dalam Edi Suharto, Ph.D. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat,(2005:41).
19
C. Proses Pengembangan Masyarakat Pendekatan bottom-up, „perubahan dari bawah‟ dan partisipasi merupakan prinsip fundamental dalam pengembangan masyarakat. Tidak saja hanya pada partisipasi proses itu berpijak, melainkan juga pada persoalan hasil dan tujuan, adapun penekanan pengembangan masyarakat yang diarahkan pada proses, bukan hasil, merupakan penekanan yang sama radikalnya pada perubahan dan partisipasi dari bawah. Penekanan ini sama-sama memerlukan reorientasi, utamanya bagi banyak pekerja masyarakat yang telah terbiasa berfikir didasarkan pada hasil; dan sulit menjelaskan kepada mereka yang menerima padangan umum bahwa tujuan menjustifikasi sarana, dan bagi mereka „kemana kita menuju‟ lebih penting daripada kita mencapainya. Partisipasi memang sangat penting untuk perubahan dari bawah, dan sangat penting pula untuk mempertahankan fokus pada proses. Adapun proses-proses pengembangan masyarakat tersebut sebagai berikut:
a) Integritas Proses
Gagasan mengenai intergritas proses berlandaskan pada; jika sarana dan tujuan tidak dapat dipisahkan, dan jika kita menerima pandangan bahwa mengubah sarana dapat mengubah tujuan, maka proses pengembangan masyarakat memiliki nilai yang lebih dari sekedar instrumental. Sehingga sangat penting untuk menjamin bahwa proses itu sendiri memiliki integrasi dan tidak bertentangan dengan prinsip keadilan ekologis dan sosial. Aspek terpenting dari integritas proses yaitu bahwa proses harus melibatkan masyarakat itu sendiri. Keterlibatan ini tak akan tercapai tanpa
20
partisipasi penuh. Proses pengembangan masyarakat tidak dapat dipaksakan dari luar, dan tidak ditentukan oleh pekerja masyarakat, dewan lokal atau departemen pemerintah. Proses pengembangan masyarakat harus menjadi proses masyarakat yang memiliki, dikuasai dan dilangsungkan oleh mereka sendiri.
b) Peningkatan Kesadaran
Ada empat aspek dalam peningkatan kesadaran, meskipun perlu ditekankan bahwa dalam proses peningkatan kesadaran, keempat aspek ini akan terjadi pada saat yang sama; aspek-aspek tersebut bukan langkah-langkah dalam progresi linear. Pertama, yaitu berkaitan dengan aspek personal dan politik. Artinya adalah bahwa semua pengalaman personal dan pengalaman politik mengharuskan keduanya dijalankan bersama-sama sebagai upaya menolong masyarakat membuat koneksi antara pengalaman personal dan politik. Kedua, membangun hubungan dialogis dengan para anggota masyarakat. Ketiga,berbagi pengalaman penindasan, dengan cara menyelidiki setiap pengalaman orang lain tentang apa pengertian dari penindasan, dan bagaimana orang-orang memahami dan mendefinisikannya, sehingga kesadaran kolektif dapat berkembang. Gagasan bergerak dari pengalaman individu ke pengalaman yang terbagi dan selanjutnya kesadaran kolektif menjadi bagian terpenting dari peningkatan kesadaran.
c) Langkah Pengembangan
Salah satu aspek penting dari proses pengembangan masyarakat adalah bahwa proses tersebut tidak dapat dipaksakan. Agar proses berjalan dengan baik,
21
diperlukan langkah yang „natural‟ untuk memulainya, dan untuk mendorong proses tersebut menyelaraskan dengan langkah tersebut, artinya adalah bahwa proses merupakan milik masyarakat, bukan milik pekerja, dengan demikian, proses harus berjalan sesuai dengan langkah yang diinginkan oleh masyarakat.
d) Konsensus
Perspektif konflik dan konsensus yang berbeda telah menjadi sangat penting dalam konseptualisasi pengembangan masyarakat. Konflik merupakan bagian masyarakat yang tidak dapat dihidari, justru itu kemampuan untuk menangani konflik merupakan bagian kerja masyarakat yang sangat penting, namun demikian perspektif konsensus jauh lebih cocok untuk pengembangan masyarakat.15
D. Model Pengembangan Masyarakat Jack Rothman dalam karya klasiknya yang terkenal, Three Models Of Community Organization Practice (1968), mengembangkan tiga model yang berguna dalam memahami konsepsi tentang pengembangan masyarakat: (1) pengembangan msyarakat lokal (locality development); (2) perencanaan sosial (social planning); dan (3) aksi sosial (sosial action) .16 Paradigma ini merupakan format ideal yang dikembangkan terutama untuk tujuan analisis dan konseptualisasi. Dalam prakteknya, ketiga model tersebut saling bersentuhan satu
15
Jim Ife dan frank Tesoriero, Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat Di Era Globalisasi, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2008), cetakan ke-1, h. 335-362 16 Edi Suharto, Ph.D. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, (Bandung, PT. Refika Aditama, 2005), h. 42
22
sama lain, setiap komponennya dapat digunakan secara kombinasi dan simultan sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang ada. Tiga Model Pengembangan Masyarakat PARAMETER
PENGEMBANGAN MASYARAKAT LOKAL
PERENCANAAN SOSIAL
AKSI SOSIAL
Orientasi tujuan
Kemandirian, integrasi dan kemampuan masyarakat (tujuan proses)
Pemecahan masalah sosial yang ada di masyarakat (tujuan tugas/hasil)
Asumsi mengenai struktur masyarakat dan kondisi masalah
Keseimbangan, kurang kemampuan dalam relasi dan pemecahan masalah
Masalah sosial nyata; kemiskinan, pengangguran, kenakalan remaja
Perubahan struktur kekuasaan, lembaga dan sumber (tujuan proses & tugas) Ketidakadilan, kesengsaraan, ketidak merataan,
Asumsi mengenai kepentingan masyarakat
Kepentingan umum atau perbedaan yang dapat diselaraskan
Kepentingan yang dapat diselaraskan atau konflik kepentingan
Konsepsi mengenai kepentingan umum
Rationalist-unitary
Idealist-unitary
Realist-unitary
Orientasi terhadap struktur kekuasaan
Struktur kekuasaan sebagai kolaborator, perwakilan
Struktur kekuasaan sebagai pekerja dan sponsor
Struktur kekuasaan sebagai sasaran aksi dominasi elit kekuasaan harus dihilangkan
Sistem klien atau sistem perubahan
Masyarakat secara keseluruhan
Seluruh atau sekelompok masyarakat, termasuk masyarakat fungsional
Sebagian atau sekelompok masyarakat tertentu
Konsepsi mengenahi klien atau penerima pelayanan
Warga masyarakat atau negara
Konsumen
korban
Peranan masyarakat
Partisipan dalam proses pemecahan masalah
Konsumen atau penerima pelayanan
Pelaku, elemen, anggota
Peranan pekerja sosial
Pemungkin, kordinator, pebimbing
Peneliti, analis, fasilitator pelaksana program
Media perubahan
Mobilisasi kelompok-kelompok kecil
Mobilisasi organisasi formal
Strategi perubahan
Pelibatan masyarakat dalam pemecahan masalah
Penentuan masalah dan keputusan melalui tindakan rasional para ahli
Teknik perubahan
Konsensus dan diskusi kelompok, partisipasi, brain storming, role playing, bimbingan dan penyuluhan
Advokasi, andragogy, perumusan kebijakan, perencanaan program
Sumber: Edi Suharto, Ph.D. (2005)
Ketidaksetaraan Konflik kepentingan yang tidak dapat diselaraskan; ketiadaan sumber
Aktivis advokasi: agitator, broker, negotiator
Mobilisasi organisasi massa dan politik Katalisasi dan pengorganisasian masyarakat untuk mengubah struktur kekuasaan Konflik atau unjuk rasa, konfrontasi atau tindakan langsung, mobilisasi massa, analis kekuasaan, mediasi, agitasi, negosiasi, pembelaan
23
23
BAB III TEMUAN PENELITIAN Letak Kecamatan Guluk-Guluk berada pada paling barat kecamatan yang ada di kabupaten Sumenep, berjarak sekitar 30 km dari kota Sumenep, berbatasan dengan Kecamatan Pakong, Kabupaten Pamekasan. Secara geografis, desa Gulukguluk berada di antara 6°00'-7°30' dengan ketinggian ± 117 meter dari permukaan laut, dengan luas wilayah 1.675.955 ha dari luas kecamatan Guluk-Guluk yang memiliki lahan seluas 6.691.316 ha. Wilayah yang cukup luas ini ternyata tidak memberikan harapan penghidupan
bagi
masyarakat
Guluk-guluk
karena
susunan
tanahnya,
sebagaimana daerah Madura lainnya cenderung terdiri dari batu-batu berkapur (lime store rock) dan sebagian besar tanahnya berjenis mediteran. Sedangkan curah hujan rata-rata pertahunnya 2176 mm, dengan jumlah hariannya kurang lebih 100 hari per tahun.17
A. Gambaran Umum Tentang Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-guluk Sumenep Madura 1. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Annuqayah Pondok Pesantren Annuqayah (PPA) saat ini telah berusia lebih dari 13 dasawarsa,18 secara kuantitatif PP Annuqayah berkembang cukup pesat terutama sejak dasawarsa 1980-an, dalam usia yang cukup tua dan populasi yang mencapai hampir enam ribu peserta didik, tentu di dalamnya ada dinamika dan variasi kegiatan pendidikan yang dilakukan PP Annuqayah. 17
http://www.berita-annuqayah.blogspot.com/ data diakses pada tanggal, 03 April 2011 Profil Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-guluk Sumenep Madura, diterbitkan oleh Pusat Data Pondok Pesantren Annuqayah, 12 Juni 2010, h. 1 18
23
24
Pondok Pesantren Annuqayah yang berlokasi di Guluk-Guluk Sumenep Madura didirikan pada tahun 1887. Pendirinya K.H. Moh. Syarqawi. Beliau lahir di Kudus Jawa Tengah. Kyai Syarqawi muda sebelum mendirikan pesantren pernah menuntut ilmu di berbagai pesantren di Madura, Pontianak, merantau ke Malaysia, Patani (Thailand Selatan), dan bermukim di Mekah. Pengembaraan beliau dalam menuntut ilmu tersebut dilakukan selama sekitar 13 tahun.19 Dalam kiprahnya menyebarkan ilmu, Kyai Syarqawi mula-mula membuka pengajian alQur‟an dan kitab-kitab klasik di Prenduan Sumenep. 14 tahun kemudian, Kyai Syarqawi bersama dua istrinya dan K. Bukhari (putra dari isteri pertama) pindah ke Guluk-guluk dengan maksud mendirikan pesantren. Atas bantuan seorang saudagar kaya bernama H. Abdul Aziz, beliau diberi sebidang tanah dan bahan bangunan. Di atas sebidang tanah itu, beliau mendirikan rumah tinggal dan sebuah langgar. Tempat ini kemudian disebut Dalem Tenga. Selain itu, beliau juga membangun tempat tinggal untuk isterinya yang ketiga, Nyai Qamariyah berjarak sekitar 200 meter ke arah barat dari Dalem Tenga. Kediaman Nyai Qamariyah ini kemudian dikenal dengan Lubangsa. Di langgar itulah Kyai Syarqawi mulai mengajar membaca al-Qur‟an dan dasar-dasar ilmu agama. Tempat itulah yang menjadi cikal bakal lahirny PP. Annuqayah. Sekitar 23 tahun Kyai Syarqawi memimpin pesantren Annuqayah. Setelah Kyai Syarqawi meninggal dunia pada bulan Januari 1911, pesantren dipimpin oleh putra beliau dari isteri pertama, K.H. Bukhari, yang dibantu oleh K.H. Moh. Idris dan K.H. Imam. Mulai tahun 1917, kepemimpinan pesantren dilanjutkan oleh salah seorang putra Kyai Syarqawi, yakni K.H. Moh. Ilyas. Pada 19
http://www.berita-annuqayah.blogspot.com/ data diakses pada tanggal, 03 April 2011
25
masa kepemimpinan Kyai Ilyas inilah, Annuqayah mengalami banyak perkembangan, misalnya pola pendekatan masyarakat, sistem pendidikan dan pola hubungan dengan birokrasi pemerintah. Perkembangan lain yang terjadi adalah ketika pada tahun 1923, K. Abdullah Sajjad, saudara Kyai Ilyas, membuka pesantren sendiri. Tempat baru itu kemudian dikenal dengan nama Latee, berjarak sekitar 100 meter di sebelah Timur kediaman K. Ilyas. Sejak K. Abdullah Sajjad membuka pesantren sendiri, pesantren-pesantren daerah di Annuqayah terus berkembang dan bermunculan, sehingga sekarang Annuqayah tampak sebagai “pesantren federasi”. Setelah Kyai Ilyas meninggal dunia di penghujung 1959, kepemimpinan di Annuqayah untuk selanjutnya berbentuk kolektif, yang terdiri dari para Kyai sepuh generasi ketiga. Sepeninggal Kyai Ilyas, kepemimpinan kolektif Annuqayah diketuai oleh K.H. Moh. Amir Ilyas (w. 1996), dan kemudian dilanjutkan oleh K.H. Ahmad Basyir AS. 20 1. Perkembangan Pondok Pesantren Annuqayah Pondok Pesantren Annuqayah sendiri merupakan pesantren yang berbentuk federasi.21 (pesantren bagian dalam satu-kesatuan dibawah satu yayasan) Hal itu dimulai sejak Kyai Abdullah Sajjad, mendirikan pesantren sendiri yang bernama Latee pada tahun 1923. Inisiatif itu dilakukan ketika Annuqayah daerah Lubangsa yang didirikan Kyai Syarqawi, tidak mampu lagi
20
http://www.berita-annuqayah.blogspot.com/ data diakses pada tanggal, 03 April 2011. Informasi ini juga penulis peroleh dari penjelasan Moh. Miftahunaim S.H.i (sekretaris I pengurus yayasan Annuqayah) setelah melakukan kunjungan di kantor yayasan Annuqayah dan wawancara pribadi dengan beliau pada tanggal, 05 April 2011 21 http://id.wikipedia.org/wiki/Federasi Federasi dari bahasa Belanda, federatie, dan berasal dari bahasa Latin; foeduratio yang artinya "perjanjian". Federasi dalam pengertian ini adalah "perjanjian" Kerajaan Romawi dengan suku bangsa Jerman yang menetap di provinsi Belgia, pada abad ke 4 Masehi. Kala itu, mereka berjanji untuk tidak saling memerangi, tetapi untuk bekerja sama saja. Dalam pengertian modern, sebuah federasi adalah sebuah bentuk pemerintahan di mana beberapa negara bagian bekerja sama dan membentuk negara kesatuan.
26
menampung santrinya. Berdirinya daerah Latee kemudian diikuti oleh berdirinya daerah-daerah lain. Hingga tahun 1972 Annuqayah sudah terdiri dari lima daerah yang seluruhnya diasuh oleh keturunan dan menantu Kyai Syarqawi, sebagaimana pada tabel berikut: Tabel 1 PERKEMBANGAN DAERAH PONDOK PESANTREN ANNUQAYAH DARI PERIODE 1887 – 1972 Nama Daerah Pendiri Tahun Berdiri Lubangsa KH. Moh. Syarqawi 1887 Latee KH. Abdullah Sajjad 1923 Nirmala K. M. Hasan Bashri 1963 Al-Furqan K. Husein 1917 Lubangsa Selatan KH. Moh. Ishomuddin AS 1972 sumber : dokumentasi buku profile lengkap PP Annuqoyah
Pada tahun 1972, luas areal tanah pesantren hanya sekitar 2,5 ha. Di atasnya berdiri kurang lebih 150 asrama santri yang hampir seluruhnya terdiri dari bangunan kecil terbuat dari bambu, dihuni oleh 981 orang santri yang menetap, diasuh oleh enam orang Kyai dan 44 tenaga pengajar. Juga terdapat 325 santri kalong yang setiap pagi belajar pada sekolah formal yang terdiri dari tingkat Ibtidaiyah dan Muallimin. Sebagian besar para santri berasal dari Kabupaten Sumenep, dan yang lain berasal dari beberapa Kabupaten di Jawa Timur yang memang berasal dari keturunan Madura. Pada waktu itu Annuqayah memiliki satu masjid dan tiga mushalla, dua gedung Madrasah dengan enam ruang sederhana, juga terdapat sebuah kantor dengan dua ruang yang digunakan sebagai kantor pesantren, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Muallimin, dan sebuah ruang workshop.22
22
Bank data buku catatan, arsip, dokumentasi PP Annuqayah tahun pelajaran 2003
27
a. Perkembangan Jumlah Santri Annuqayah Selama 10 Tahun Terakhir (1978 - 1989) Selama ± hampir 30 tahun dari tahun 1950 sampai akhir tahun 1970-an, perkembangan Pesantren Annuqayah sangat lambat. Tidak ada perubahan yang signifikan baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Perkembangan Annuqayah kembali pesat setelah periode itu hingga tahun 1980-an akhir. Perkembangan jumlah santri dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2 PERKEMBANGAN JUMLAH SANTRI ANNUQAYAH SELAMA 10 TAHUN TERAKHIR (1978 - 1989) Tahun Santri Ustadz/Ustadzah Luas Lokasi 1978/1979 981 44 2,5 ha 1984/1985 3.037 167 5 ha 1987/1989 3.543 210 8 ha Sumber: dokumentasi/arsip-arsip di kantor pengurus PPA
Seiring dengan bertambahnya jumlah pondok daerah yang merupakan bagian integral dari pesantren Annuqayah. Secara berangsung-angsur datang masyarakat yang ingin belajar agama bahkan menetap/mondok, sehingga saat ini Annuqayah telah terdiri dari 26 daerah. Berikut ini data jumlah santri dari daerahdaerah tersebut.
28
Tabel 3 JUMLAH SANTRI PP. ANNUQAYAH TAHUN PELAJARAN 2009-2010 No
Nama Daerah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Pengasuh
PPA Daerah Lubangsa Putra KH. A. Waries Ilyas PPA Daerah Lubangsa Putri Ny. Hj. Nafisah PPA Daerah Lubangsa Tengan Putri KH. Abbasi PPA Daerah Lubangsa Selatan Putra KH. Moh. Ishomuddin AS PPA Daerah Lubangsa Selatan Putri Ny. Hj. Helyah Ishom PPA Daerah Latee Putra KH. Ahmad Basyir AS PPA Daerah Latee II Putri Ny. Hj. Ummamah PPA Daerah Latee I Putra KH. A. Basith AS. BA PPA Daerah Latee I Putri Ny. Hj. Magfuroh Ihsan PPA Daerah Latee Utara Putra KH. Abussiri Ali Mufi PPA Daerah Latee Utara Putra-putri Ny. Maryam mahfoudh PPA Daerah Nirmala Putra KH. M. Afif Hasan PPA Daerah Nirmala Putri Ny. Hj. Syifa Ilyas PPA Daerah Al-Furqan Putra KH. M. Mahfoudh Husaini PPA Daerah Al-Furqan Putri Ny. Hj. Arifah AS PPA Daerah Karang Jati Putra KH. M. Abdul Basith Bahar PPA Daerah Karang Jati Puttri Ny. Hj. Toyyibah PPA Daerah Kusuma Bangsa Putra K. M. Hosnan A. Nafi' PPA Daerah Kusuma Bangsa Putri Ny. Hj. Salma Ppa Daerah Nurul Hikmah Putra KH. M. Tsabit Khazim PPA Daerah Nurul Hikmah Putri Ny. Hj. Maltufah Mahfoudh PPA Daerah Sumber Al-Anwar Ny. Muyassaroh PPA Daerah Sumber Dadduwi Putri/iKH. M. Muhsin Amir PPA Daerah Al-Amir Putra KH. Ah. Mutam Mukhtar PPA Daerah al-Amir Putri Ny. Hj. Mahtiyah PPA Daerah Al- Anwar Ny. Hj. Fatimah Al-Batul total Sumber: Update data PP Anuqoyah Tahun Pelajaran 2009/2010
Jumlah Santri 807 752 188 248 179 693 538 14 187 23 27 214 227 32 43 28 119 9 30 5 26 2 10 10 5 6 4.431
Perbedaan adanya jumlah santri di atas yang sangat kontradiktif ini dipicu karena PPA Lubangsa Putra, Lubangsa Putri, Latee Putra dan Latee Putri, serta Nirmala merupakan pesantren yang pertama kali berdiri, selain karena nama pengasuhnya yang sudah dikenal luas oleh masyarakat, juga karena nama daerah pondoknya tersebut sudah akrab ditelinga masyarakat. Untuk jumlah santri yang 2-5 tersebut, awalnya Ibu Nyai memcari pembantu terus disekolahkan, oleh pengurus pondok didata juga.
29
Tabel 4 DATA SISWA PONDOK PESANTREN ANNUQAYAH GULUKGULUK SUMENEP MADURA No
Jenjang Pendidikan
Tahun Status Jumlah Jumlah Jumlah Tapel Berdiri Terakreditasi Siswa Guru Kelas 1986 Terdaftar 52 6 2 2010/2011
1
TK Annuqoyah
2
MI I Annuqoyah
1933 Akreditasi C
71
13
6
2010/2011
3
MD 2 Annuqoyah
1985 Akreditasi B
132
16
6
2010/2011
4
MI 3 Annuqoyah
1970 Akreditasi B
96
16
6
2010/2011
5
MTs I Annuqoyah Putra
1970 Akreditasi B
634
54
17
2010/2011
6
MTs I Annuqoyah Putri
1970 Akreditasi B
654
35
13
2010/2011
7
MTs 2 Annuqoyah
1982 Akreditasi C
54
13
3
2010/2011
8
MTs 3 Annuqoyah
1980 Akreditasi C
221
30
6
2010/2011
9
MA I Annuqoyah Putra
1979 Akreditasi B
574
43
12
2010/2011
10 MA I Annuqoyah Putri
2002 Akreditasi B
854
69
20
2010/2011
11 MA II Annuqoyah
1982 Akreditasi C
260
25
6
2010/2011
12 MAK Annuqoya Putra
1997 Akreditasi B
141
24
3
2010/2011
13 SMA I Annuqoyah
2002 Akreditasi B
312
39
7
2010/2011
14 SMA 3 Annuqoyah
2001 Akreditasi
147
26
6
2010/2011
15 SMK Annuqoyah
2002 Terdaftar
38
17
3
2010/2011
16 STIK Annuqoyah
1996 Akreditasi A
2460
86
16
2010/2011
6710
200
132
Jumlah
sumber : diambil dari dokumentasi pengurus yayasan periode tahun 2006/2010
2. Organisasi Pengelola 1. Pondok Pesantren Annuqayah. Lembaga ini berupa kepengurusan yang terstruktur, terdiri dari Dewan Pengasuh, Pengurus Harian dibantu oleh bidang kesekretariatan atau petugas administrasi yang berkenaan dengan unit-unit kegiatan yang berupa biro-biro yang ada di bawahnya. Biro ini membawahi unit-unit kegiatan santri, seperti program khusus pendidikan bahasa asing, pendidikan kepesantrenan, kesehatan dan lingkungan, pramuka, jurnalistik, pembinaan keterampilan, perpustakaan, penerbitan, pengabdian masyarakat, dan lain-lain. Ada juga biro yang menangani pembangunan sarana dan prasarana fisik di lingkungan pesantren.
30
Dewan pengasuh yang terdiri dari tujuh Kyai sepuh, merupakan jajaran pimpinan yang memegang kebijakan tertinggi sekaligus membina pelaksanaan kegiatan pendidikan dan kepesantrenan. Sementara pengurus harian merupakan pelaksana kebijakan-kebijakan dewan pengasuh, serta mengatur tata tugas dan pendelegasian tugas melalui organ-organ di bawahnya, menurut aturan mekanisme kerja yang telah ditentukan. Pengurus Pusat Pondok Pesantren Annuqayah Masa Bakti 2006-2010 DEWAN PENGASUH KH. Ahmad Basyir AS. (Ketua) KH. Moh. Mahfoudh Husaini KH. Moh. Ishomuddin AS. Drs. K.H. Warits Ilyas KH. A. Muqsith Idris KH. A. Basith AS. BA. KH. Abbasi Ali
PENGURUS HARIAN 1. 2. 3.
Ketua : K. H. A. Hanif Hasan Sekretaris : K. Alawi Thaha Bendahara : K. M. Hazmi Masyir 4. Drs. K.H. Warits Ilyas
PENGURUS HARIAN Ketua : K. H. A. Hanif Hasan Sekretaris : K. Alawi Thaha Bendahara : K. M. Hazmi Masyir
BIRO-BIRO
Biro Kepesantrenan Ketua : K. H. Ahmad Syamli Muqsith Biro Madaris/Satuan Pendidikan Formal Ketua : K. Moh. Naqib Hasan Biro Pengabdian Masyarakat Ketua : K. M. Zamiel El-Muttaqien Biro Pengembangan Santri Ketua : K. M. Syauqi Ishom Biro Informasi, Publikasi Dan Kepustakaan Ketua : K. H. Muhammad Shalahuddin Warits 2. Yayasan Annuqayah Lembaga ini didirikan pada tahun 1984. Pada awalnya alasan pendirian yayasan dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan mendirikan sekolah tinggi. Tetapi akhirnya tugasnya diperluas yaitu pada mengelola pendidikan dasar dan menengah. Selain itu, Yayasan Annuqayah memiliki unit usaha pertokoan, home
31
industri, peternakan, pertanian dan perkebunan, yang menjadi aset dan sumber penghasilan yayasan.23 Struktur kepengurusan Yayasan Annuqayah terdiri dari Dewan Pembina yang beranggotakan Kyai sepuh, Dewan Pengawas, dan Pengurus Harian dengan dibantu sekretariat dan bidang-bidang. Sejak tahun 2006 ini, Yayasan tidak lagi mengelola aktivitas pendidikan di lingkungan Annuqayah, tetapi lebih fokus menangani pengelolaan aset dan usaha yang diarahkan sebagai sumber dana atau pembiayaan aktivitas pesantren.24 Pengurus Yayasan Annuqayah Masa Bakti 2006-2010 Dewan Pengawas Dewan Pembina 1. KH. Abd. A`la 1. KH. Ahmad Basyir AS. 2. KH. A. Naufal Ashiem 2. KH. Moh. Mahfoudh Husaini 3. KH. Hamidi Hasan 4. KH. Baihaqi Syafiuddin 3. KH. Moh. Ishomuddin AS. 5. K. Zainuddin 4. Drs. K.H. Warits Ilyas 5. KH. A. Muqsith Idris 6. KH. A. Basith AS. BA. 7. KH. Abbasi Ali Pengurus Harian
Ketua Wakil Ketua Sekretaris Wakil Sekretaris Bendahara Wakil Bendahara Bidang Pertanahan: 1. Fathorrahiem, S. Pd. I. 2. H. Imam Mahdi 3. H. Helmi
23
: H. A. Panji Taufiq : Drs. Taufiqurrahman : K. M. Ainul Yaqin : Muhammad Afnan : Moh. Miftahunaim, S.H. I. : KH. Ahmad Hazim : H. Asnawi Sholeh Bidang Pertokoan: 1. H. Hasbi Musyaffa 2. H. A. Dauri, S. Ag. Bidang Donatur: 1. Jamal Rowi 2. H. Zubairi 3. Yusri Fath, S. Ag.
Profil Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-guluk Sumenep Madura, h. 14 Menurut keterangan H. A. Panji Taufiq (selaku ketua umum pengurus yayasan), masa bakti 2006-2010 24
32
B. Kondisi Sosial Ekonomi dan Karakteristik Ekonomi Masyarakat Annuqayah Guluk-guluk Sumenep Madura
1. Letak dan Keadaan Demogarfi Desa Guluk-guluk Desa Guluk-guluk merupakan salah satu desa di kecamatan Guluk-guluk, Sumenep Madura. Lokasinya yang berada di daerah dataran tinggi yaitu pada ketinggian 300 m dari permukaan laut. Desa ini terletak di sebelah barat daya kota Sumenep, kurang lebih 24 km. Ditengah-tengah desa ini dibelah oleh sebuah persimpangan jalan beraspal menuju Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan, menuju kota Sumenep, dan Kecamatan Pragaan dan Bluto Sumenep Madura.25 Berdasarkan data laporan desa Guluk-guluk dalam angka, luas wilayah seluruhnya 1.322,174 ha (16,69 Km 2), sudah termasuk tanah teknis, setengah teknis, pakarangan dan lain-lain. Seperti dalam tabel berikut : Tabel 5 LUAS DAERAH DESA GULUK-GULUK No 1 2 3 4 5
Jenis Tanah Tanah Teknis setengah Teknis pakarangan Tegalan Lain-lain Jumlah
Luas Tanah 57.000 ha 50.000 ha 335.287 ha 12.214,668 ha 12.000 ha 1.322.174 ha
Sumber: Bank data kecamatan guluk-guluk tahun 2010
Penduduk yang menempati atau yang bertempaat tinggal di desa Gulukguluk terdiri dari penduduk asli dan penduduk pendatang. Motifasi penduduk pendatang di Desa ini disebabkan usaha dan tugas dinas, sehingga suami atau istrinya juga ikut menetap, sampai-sampai juga menjadi pegawai di desa ini. 25
Hasil observasi di lapangan, pada tanggal 15 Juli 2011
33
Sedangkan jumlah penduduk desa Guluk-guluk sebesar 12.502 jiwa yang terdiri dari 6.679 laki-laki dan 5.823 perempuan (lihat dalam tabel 6) Tabel 6 DATA PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN No 1 2
Jenis Kelamin Jumlah (jiwa) Laki- laki 6. 679 Perempuan 5. 823 Jumlah 12. 502 Sumber : data sensus desa guluk-guluk dalam angka tahun 2010
Dari jumlah jiwa tersebut, mayoritas bekerja sebagai petani, buruh tani, sedang lainnya ada yang menjadi pegawai negeri sipil, ABRI, wiraswasta, pertukangan dan lain-lain. Untuk itu lebih jelasnya dapat dilihat sebagaimana yang tertera dalam tabel sebagai berikut : Tabel 7 DATA PENDUDUK MENURUT PROFESI No 1 2 3 4 5 6 7 8
Mata Pencaharian Jumlah Pegawai Negeri Sipil 134 ABRI 16 Pedagang 138 Petani 7. 516 Tukang Kayu/Batu 52 Buruh Tani 67 Purnawirawan 36 Lain-lain 147 Jumlah 8.106 Sumber : data sensus desa guluk-guluk dalam angka tahun 2010
2. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Guluk-guluk Mayoritas
masyarakat
Guluk-guluk
bermata
pencaharian
petani
(95,124%), selebihnya bekerja sebagai pedagang kecil, pengrajin, buruh bangunan, peternak, pegawai negeri dan lain-lain. Dari luas wilayah desa Gulukguluk (1.675.955 ha) dengan lahan yang dipergunakan hampir seluruhnya (1.329.69 ha) terdiri dari tanah yang tergantung pada kondisi musim dan hanya 94 ha. dari luas tanah pertanian itu yang mendapat pengairan dari sumber mata air dan sungai, sedangkan curah hujan hanya 1.000 mm/tahun.
34
Dari kondisi lingkungan alam yang kritis, menjadi salah satu faktor yang menyebabkan pendapatan perekonomian rata-rata rendah. Selain alasan tersebut, pendapatan tersebut masih tergantung pada penanaman, perawatan dan keadaan cuaca yang baik dan normal. Untuk memberikan kepastian pendapatan perkapita penduduk sulit sekali, namun begitu berdasarkan kenyataan yang ada di daerah Guluk-guluk, beberapa tokoh masyarakat di daerah ini memperkirakan bahwa pendapatan rata-rata perkapita penduduk antara 2.250-2.350 kg beras pertahun.26 atau antara Rp. 18.900.000,- sampai Rp. 19.740.000,- (data desa Guluk-guluk 2010). Dengan pendapatan perkapita seperti ini bisa digolongkan bahwa masyarakat Guluk-guluk termasuk kedalam kelas menengah kebawah. Di desa Guluk-guluk sendiri tanaman tembakau merupakan sumber mata pencaharian yang cukup besar, disamping tanaman musim kering seperti, kacang-kacangan dan ubi-ubian atau terkadang pula dengan tanaman padi ketika musim penghujan atau pada lahan yang berdekatan dengan sumber mata air. 3. Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Sebagai masyarakat yang kuat dan kental dalam mempertahankan eksistensi agama dan pengalaman agama, yang hal ini tertuang kedalam kehidupan sosial budaya masyarakat Guluk-guluk, sangat menjunjung tinggi tali persaudaraan, suka tolong manolong, antar sesama hubungan yang dibangun saling hormat menghormati, sehingga jalinan komunikasi interaktif selalu terjadi yang menjurus kepada pertalian erat hubungan persaudaraan, persahabatan, sehingga nuansa keharmonisan sangat tercermin dalam kehidupan masyarakat pedesaan. 26
Sumber dari hasil observasi lapangan dan olah data yang ada di Desa Guluk-guluk. Dan hal ini dibenarkan oleh Bpk. Aminullah, selaku Kepala Desa Di Desa Guluk-Guluk, Kec. Gulukguluk, Kabupaten Sumenep Madura.
35
Bentuk-bentuk ekspresi nilai keagamaan merupakan perwujudan tingkah laku masyarakat yaitu berakar kuat dalam adat istiadat. Sepanjang tahunnya masyarakat Guluk-guluk tidak lepas dari dan penuh dengan selamatan-selamatan islam, selamatan untuk mengenang arwah keluarga yang telah meninggal dunia (haul), selamatan Kamis atau malam Jum‟at dengan membaca surat Yasin dan Tahlilan, merupakan suatu yang dianggap cukup sakral oleh masyarakat Gulukguluk sendiri. Terdapat juga tradisi yang dikaitkan dengan nilai keagamaan yang beranekaragam jenis dan maksudnya, seperti kebiasaan selamatan Tajin Sorah (bubur ayam) pada bulam Muharram yang merupakan bulan pertama tahun Islam yang bertujuan mengenang hijrahnya Nabi Muhammad SAW. Dari Mekkah ke Madinah. Demikian pula pada bulan berikutnya yaitu selamatan Tajin Sappar (jenang yang terbuat dari tepung beras) dan selamatan-selamatan lainnya yang masih bertahan dalam kehidupan masyarakat Guluk-guluk 4. Karakteristik Ekonomi Masyarakat Guluk-guluk Di PP Annuqayah Dinamika ekonomi masyarakat di sekitar pesantren sendiri terus berkembang atau dikembangkan, baik masyarakat yang hanya menitipkan barang dagangan di dalam pesantren, maupun masyarakat yang mendirikan usaha di sekitar pesantren mulai dalam bentuk usaha toko, warung, warnet, foto copy dan tempat dagangan lainnya. Potensi ekonomi tumbuh dan berkembang cukup dinamis. Setidaknya berdasarkan hasil observasi langsung (selama 3 hari berada di lingkungan pesantren) untuk mengamati usaha-usaha ekonomi yang ada di dalam pesantren, peneliti menemukan sedikitnya ada 27 unit usaha yang ada dan berkembang di dalam lingkungan pesantren, baik yang menjadi milik pesantren
36
sendiri, ataupun dimiliki oleh individu keluarga pesantren. Berikut usaha-usaha yang ada di lingkungan pesantren diantaranya: Tabel 8 JUMLAH DAN JENIS USAHA DI LINGKUNGAN PESANTREN ANNUQAYAH No Usaha Tempat Pemilik 1 Kantin Late Putra Pesantren 2 Koperasi Late Putra Pesantren 3 Kantin Late Putra Individu 4 Rental Komputer Late Putra Individu 5 Foto Copy Sebelah Late Utara II Individu 6 Kantin Selatan Kantor M.Ts masyarakat 7 Koperasi Selatan Kantor M.Ts An-nuqoyah Individu 8 Kantin Depan blok F lubangsa putra masyarakat 9 Kantin Nirmala masyarakat 10 Rental Komputer Nirmala Individu 11 toko Jalan Masuk Ke STIKA Yayasan 12 warnet sebelah barat toko yayasan Individu 13 Koperasi Lubangsa Selatan Pesantren 14 toko Lubangsa Putri masyarakat 15 Kantin Lubangsa Putri masyarakat 16 Toko Late II Individu 17 Toko Late II Individu 18 Toko Lubangsa Selatan Putri Individu 19 Kantin Lubangsa Selatan Putri masyarakat 20 Kantin kusuma Bangsa masyarakat 21 Toko Nirmala Putri masyarakat 22 Koperasi Sewajarin Yayasan 23 Koperasi Sewajarin Pesantren 24 Koperasi Sewajarin Pesantren 25 Kantin Sewajarin Individu 26 Koperasi Utara Kampus STIKA Putri Individu 27 Koperasi Lubangsa Tengah Yayasan Sumber : Hasil observasi di lapangan
Dalam keterkaitan tersebut, khusus unit usaha yang menjadi milik pesantren, pada awalnya memang didanai oleh pengasuh, hanya saja dalam perkembangan berikutnya, toko atau unit usaha tersebut diserah-kelolakan kepada
37
pengurus pesantren dan BPM Annuqayah yang hasilnya masuk menjadi kas pesantren.27 Berdasarkan data yang diperoleh seteleh melakuan observasi di sekitar pesantren, karakteristik ekonomi masyarakat sekitar pesantren terklasifikasi menjadi beberapa karakter, sebagaimanama tampak dalam tabel berikut: Tabel 9 KARAKTERISTIK EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR PESANTREN No
Karakteristik
Jumlah
Jenis Tempat Usaha
1
penyuplai dagangan ke dalam koperasi-koperasi di dalam pesantren (dititipkan ke koperasi) / 18 orang pesantren non permanen
2
mendirikan usaha permanen rumah sendiri atau bangunan 11 orang seperti : toko, counter dan warung resmi milik sendiri
semi permanen seperti : toko, 1 orang counter dan warung sewa atau kontrak pada pihak lain Sumber : diolah dari hasil observasi langsung di lapangan 3
Data pada tabel di atas menjelaskan bahwa karakteristik ekonomi masyarakat sekitar pondok pesantren Annuqayah terpola menjadi tiga macam karakter. 1. Penyuplai dagangan kecil ke dalam pesantren Karakteristik ini terdiri dari elemen masyarakat yang menitipkan barang dagangan mereka ke dalam pesantren, terutama toko, atau warung-warung yang berada dalam lingkungan pesantren. Karakteristik okonomi semacam ini, biasanya dilakukan setiap hari, lebih-lebih saat pagi hari. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan santri sarapan pagi, (gen langgen). 28 Yang tersebar
27
Menurut keterangan Kyai Memeng, selaku direktur BPM Annuqayah, putra Kyai Abdul Basith 28 Gen langgen. Yaitu parebesan madura (bahasa Madura) yang artinya sarapan dengan memakan makanan yang ringan dahulu,, seperti makan kue dsb.
38
dalam semua daerah yang ada di dalam lingkungan pondok pesantren Annuqayah. 2. Mendirikan usaha permanen Karakteristik ini, dilakukan oleh masyarakat sekitar pondok pesantren Annuqayah dengan cara mendirikan usaha dagang secara mandiri dan bersifat permanen, biasanya tempat usaha ini dibuka atau didirikan di dekat-dekat rumah mereka sendiri. Karakter ekonomi semacam ini dilakukan dengan cara bermacam-macam, ada toko, warung makan dan lain sebagainya. 3. Usaha semi permanen (bersifat sementara) Masyarakat yang berada di sekitar lingkungan pondok pesantren Annuqayah, biasanya mendirikan beberapa jenis usaha, seperti toko, warung makan, warnet, burjo dan foto copy dengan cara sewa (kontrak) tempat kepada orang lain. Karakteristik semacam ini rata-rata dilakukan oleh masyarakat yang agak jauh dari lingkungan pondok pesantren Annuqayah, dan usaha-usaha tersebut dianggap sebagai salah satu media untuk menggali keuntungan di sekitar pesantren. Dengan obyek dan konsumen yang sama, yaitu para santri Annuqayah itu sendiri yang berada di dalam lingkungan pesantren dan masyarakat yang berada di sekitar pesantren.
39
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
Sejak terbentuknya Biro Pengabdian Masyarakat Pondok Pesantren Annuqoyah (BPM-PPA) tahun 1978, suatu lembaga otonom yang berfungsi sebagai organisai pelaksana pesantren di bidang pengembangan masyarakat. 29 Kegiatan pengembangan masyarakat telah menjadi obsesi Pondok Pesantren Annuqayah, terutama dalam bidang pengembangan ekonomi, hal itu muncul setelah melihat kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar pesantren yang sangat memprihatinkan, dan inilah yang menjadi pilihan dakwah bil hal pesantren. 30 Dalam
prakteknya
BPM-PPA
membentuk
kelompok-kelompok
masyarakat binaan yang terdiri dari petani, pengrajin dan pedagang kecil dengan memberikan pendidikan pola-pola pertanian inovatif, keterampilan, serta kredit bahan pertanian dan insentif modal tanpa bunga. Di samping itu, intensifikasi BPM-PPA dalam menjalin hubungan dengan masyarakat, yaitu memanfaatkan media-media komunikasi tradisional masyarakat, seperti kelompok jama‟ah pengajian Yasinan, kelompok jama‟ah Hadrah bulanan atau mingguan, pengajian temporer seperti, Maulidan dan Isra‟ Mi‟raj dan sebagainya, untuk menyampaikan misi-misi pembinaannya. Melalui media ini proses komunikasi tampak sangat efektif, sebab mengenai kegiatan keagamaan yang terbentuk di desa-desa memiliki kaitan emosional dengan para kyai-kyai sepuh pesantren Annuqayah.
29
Profil. Pondok Pesantren Annuqoyah, Guluk-guluk Sumenep Madura, diterbitkan oleh: Pusat Data Pondok Pesantren Annuqoyah, 12 Juni 2010, h. 16 30 Menurut keterangan M. Zammiel El-Muttaqien (selaku direktur eksekutif) BPM-PPA, Tahun ajaran 2006/2011, pada 03 Maret 2011
39
40
sejak pertama kali dibukanya pengajian untuk masyarakat umum oleh kyai pada masa awal berdirinya pesantren Annuqayah.31 Secara umum bila diklasifikasikan, ada beberapa kegiatan pokok yang menjadi consern BPM-PPA adalah: 1
Lingkungan hidup (Penghijauan, Budidaya Lahan Kering, Pengembangan Kesehatan Swadaya).
2
Pengembangan Ekonomi Masyarakat
3
Pendidikan Kemasyarakatan dan Advokasi.32 Pengembangan masyarakat lapis bawah secara partisipatoris ini bertujuan
untuk menumbuhkan keswadayaan yang merupakan komitmen, sejalan dengan pembebasan kaum tertindas serta pemberantasan kemiskinan sebagai perwujudan dakwah bagi kalangan pesantren. Untuk itu yang menjadi fokus analisa penulis dalam bab IV ini, yaitu tertuju kepada pengembangan ekonomi masyarakat, apa saja langkah-langkah yang telah dilakukan, bentuk atau program ekonomi seperti apa yang telah dilakukan oleh Biro Pengabdian Masyarakat Pondok Pesantren Annuqayah (BPM-PPA) sendiri untuk menunjang program tersebut.
A. Bentuk-bentuk Pengembangan Ekonomi di Pesantren Annuqayah Pondok Pesantren Annuqayah merupakan lembaga pendidikan keagamaan yang memiliki konsern terhadap pengembangan ekonomi dan kemasyarakatan. Sebagai sebuah institusi, tentunya membutuhkan sumber-sumber ekonomi untuk menjalankan kegiatannya di samping sebagai upaya pemberdayaan atau pengembangan ekonomi masyarakat. Adapun bentuk-bentuk pengembangan 31 32
Menurut keterangan M. Zammiel El-Muttaqien, tanggal, 03 Maret 2011 Profil. Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-guluk Sumenep Madura, h. 17
41
ekonomi tersebut berformulasi pada tiga model pengembangan dengan kegiatan sebagai berikut: a) Pengembangan ekonomi internal pesantren yang berada di bawah pengawasan yayasan Yayasan Annuqayah sendiri berdiri tahun 1984, pada awalnya alasan pendirian yayasan dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan mendirikan sekolah tinggi, selain mengelola sarana madrasah, yayasan juga mengelola unit –unit usaha yang menjadi aset dan sumber penghasilan yayasan, disamping dana yang datang juga dari donatur.33 Adapun bentuk-bentuk usaha pengembangan ekonomi yang berada di bawah naungan yayasan tersebut baik yang sedang atau belum berjalan adalah sebagai berikut: 1. Unit Usaha Produktif Unit usaha pesantren terdiri dari enam ( 4 ) jenis usaha yaitu: 1. Usaha pertokoan 2. Pertanian/perkebunan 3. Peternakan 4. Home industri Adapun usaha pertokoan tersebut, terdiri dari toko alat-alat sekolah, toko onderdil, serta toko kelontong yang menyediakan kebutuhan pokok sehari-hari. Seluruhnya terletak di luar lokasi pesantren dan dioperasikan oleh ustadz pesantren yang sudah berkeluarga dan anggota masyarakat yang menjadi binaan pesantren.34 Seperti yang dijelaskan saudara Moh. Zainal, (30 Tahun, penjaga toko AlBarokah pada tabel IV), yang terletak di pasar Kemis, kec. Guluk-guluk, ia 33
Profil. Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-guluk Sumenep Madura, h. 14 Menurut keterangan H. A. Panji Taufiq, (selaku pengurus harian yayasan Annuqayah), dan penulis melakukan observasi langsung kelapangan, tanggal, 04 Maret 2011 34
42
membenarkan kalau toko yang dijaganya tersebut milik pesantren, menurutnya ia sendiri dikasih upah dalam menjaga toko tersebut.35 Dan 9 toko lainnya yang tersebar di beberapa daerah seperti yang tampak dalam tabel berikut: Tabel 10 Jenis Usaha Pertokoan Pesantren No 1 2 3 4
Nama Toko Al - Barokah Al - Salam As - sifa Al - Barokah 2 Toko BPM 5 Annuqoyah 6 toko al makmur I
Bentuk Dagangan Lokasi alat-alat sekolah pasar kemis kec. Guluk-guluk alat-alat sekolah pasar Lenteng kec. Lenteng kebutuhan pokok pasar kopedi Kec. Prenduan alat-alat sekolah pasar ganding kec. Ganding alat-alat sekolah ruberru kec. Prenduan & kebutuhan alat-alat sekolah pasar Lenteng kec. Lenteng kebutuhan pokok 7 toko al makmur II & alat-alat pasar kemis kec. Guluk-guluk 8 toko long onderdil motor pasar Lenteng kec. Lenteng 9 toko pasar sore kebutuhan pokok pasar Brakung kec. Guluk-guluk Sumber: dokumentasi yayasan Annuqoyah masa bakti 2006/2010
Sedangkan untuk usaha pertanian/perkebunan, yaitu tanaman palawija yang terdiri dari tanaman jagung dan kedelai. Tanaman hortikultura yang terdiri dari bawang, cabe, jamu dan merica di empat desa di kecamatan Guluk-guluk. Di antaranya berada di desa Lengkong Temor, desa Sumber Penang, desa Panangkungan, dan desa Parebe‟en. Sedangkan perkebunan, yaitu kebun mente di dua desa, masing-masing kebun Assalam yang berada di desa Prancak Pasongsongan, dan kebun As-sa‟adah di desa Sumber Pajung, kebun Assalam seluas 20 hektar, dan kebun As-sa‟adah seluas 6 hektar. Dari kedua perkebunan tersebut pada tahun 2010 diperoleh pendapatan sebesar Rp. 5.746.750.36
Tabel 11 35
Hasil observasi di lapangan dan keterangan Moh. Zainal, tanggal: 04 Maret 2011 Dokumentasi Yayasan Annuqayah, dan Menurut keterangan H. A. Panji Taufiq, dan penulis melakukan observasi langsung kelapangan, tanggal, 05 Maret 2011 36
43
Jenis Usaha Perkebunan No 1
Nama Perkebunan perkebunan assalam dan perkebunan as-sa'adah = = = = =
Tahun
Hasil
2005 2006 2007 2008 2009 2010
Rp. 3.668.350 Rp. 4.228.422 Rp. 4.423.270 Rp. 4.748.320 Rp. 5.227.120 Rp. 5.746.750
Di bidang peternakan terdiri dari ternak ayam ras, kambing dan buras yang terdapat di tiga kecamatan di Sumenep. Masing di kecamatan Pragaan; ternak ayam buras dikelolakan kepada Moh. Zuhri, dengan jumlah 25 ekor ayam. Di kecamatan Guluk-guluk sendiri ternak ayam ras (ayam petelur) dikelolakan kepada Bapak. Subhan, sebanyak 127 ekor, dengan penghasilan rata-rata tiap 2 minggu panen mancapai Rp. 114.300.00, Yang lain adalah ternak kambing berlokasi di desa ganding, dan dikelolakan kepada Bapak. Jauhari sebagai distributor, pengelolanya dikhususkan kepada warga yang janda dan anak yatim. Jumlahnya semua sebanyak 15 ekor kambing, pada saat pertama kali usaha ini dirintis pada tahun 2004 sampai tahun 2010 sudah menjadi 33 ekor kambing, dengan satu kali jual pada 2009, dan dana yang masuk pada waktu itu kurang lebih Rp. 4.350.000.00,37 Adapun kegiatan usaha home industri sejak didirikannya Pusat Inkubator Agrobisnis Pondok Pesantren Annuqayah tahun 1999, bekerjasama dengan Departemen Perhutanan RI. Jenis produksinya yaitu gula merah (gula siwalan), Jubathe (makanan khas Sumenep yang bahan utamanya adalah gula merah). kripik
37
Dokumentasi Yayasan Annuqayah, dan hasil wawancara dengan H. Asnawi Sholeh (selaku wakil Bendahara yayasan Annuqayah 2006/2011) dan dibenarkan oleh K. M. Zamiel elMuttaqien, sebagai Kepala Biro Kesehatan Lingkungan dan Pengabdian Masyarakat, PP Annuqayah masa bakti 2006/2011. tanggal, 06 Maret 2011
44
singkong dan kripik pisang, rengginang, seluruh jenis produksi sudah berjalan. Kecuali tape dan emping jagung yang masih dalam rintisan.38
2. Unit Usaha Di Bidang Jasa Menurut H. A. Panji Taufiq, untuk usaha dalam bentuk jasa ini yaitu berupa jasa angkutan; usaha ini di rintis sejak tahun 2005 silam sampai sekarang masih, dan sudah berhasil mengoprasikan 6 (enam) unit mobil station (mobil jenis angkutan umum Mitsubishi) dengan trayek perjalanan jarak tempuh antara Gulukguluk sampai kecamatan Prenduan, dan Guluk-guluk sampai kecamatan Ganding. Dan mini buss, trayeknya Sumenep sampai Kamal Madura (pelabuhan perak) Surabaya. Katanya dalam usaha ini, pemasukan tiap bulannya berkisar ± Rp. 2.470.000.00, sudah dipotong biaya oprasional.39 Yang lain berupa satu unit Wartel (tapi sekarang sudah tutup) yang awalnya juga terletak di luar pesantren, sekarang berganti ke warnet; (1) warnet yang berada di pondok lubangsa, (2) warnet yang berada di pondok sewajarin (3) warnet baru di Sekolah Tinggi Ilmu Keislaman Annuqayah (STIKA), Sebelumnya jaringan internet yang dimiliki STIKA ini,
beberapa bulan yang lalu hanya
digunakan untuk kepentingan STIKA saja tidak untuk umum. Warnet STIKA dibuka sejak Kamis (25/03). Mahasiswa yang menggunakan fasilitas internet ini mendapatkan diskon sebesar 50 persen. Tarif internet di Annuqayah biasanya 3.000 rupiah per jam, tetapi karena didiskon sehingga menjadi 1.500 /jam
38
Hasil wawancara dengan dengan Bapak. Amir Thaha, sebagai pengurus Biro Pendidikan Keterampilan dan Kewirausahaan PP. Annuqayah masa bakti 2006/2010, tanggal, 06 Maret 2011 39 Menurut penjelasan H. A. Panji Taufiq, tanggal, 07 Maret 2011
45
demikian juga tarif rentalnya. Masa promosi ini hanya berlaku sampai 31 Maret 2010. Menurut Faiz, operator warnet STIKA, diskon diberikan atas usul K.H. A. Syamli Muqsith, karena beliaulah yang menangani warnet ini. Nanti setelah habis masa diskon, tarif akan berlaku sebagaimana biasa. Faiz juga menuturkan bahwa pengadaan warnet ini dimaksudkan agar mahasiswa tidak sulit di dalam mengerjakan tugas-tugasnya.40 Tentunya mahasiswa cukup puas dengan adanya fasilitas warnet ini, seperti yang diungkapkan Suryadi, mahasiswa semester IV jurusan Tafsir Hadits STIKA Annuqayah Guluk-guluk Sumenep Madura sebagai berikut; “Saya cukup puas dengan layanan internet di sini, aksesnya cukup cepat dan murah lagi”.41 Hal senada diungkapkan oleh Zuhdi, mahasiswa jurusan PAI, yang mengatakan bahwa pelayanan warnet ini cukup memuaskan. “Saya kurang tahu apakah karena masih baru semua fasilitasnya,” tuturnya sambil tersenyum.42
b) Pengembangan ekonomi masyarakat (eksternal pesantren) yang berada di dalam dan di luar pesantren Selain pengembangan ekonomi yang telah dilakukan oleh internal pesantren sendiri dibawah naungan yayasan PP. Annuqayah seperti yang telah digambarkan di atas, berikutnya adalah pengembangan ekonomi masyarakat eksternal pesantren yang berada di dalam dan di luar pesantren Annuqayah sendiri. Jenis dan bentuk usaha yang dilakukan oleh masyarakat eksternal 40
Hasil observasi langsung di lapangan, diambil dari keterangan Faiz, (operator warnet stika), pada tanggal, 07 Maret 2011 41 Wawancara langsung di lapangan dengan Suryadi, (mahasiswa jurusan Tafsir Hadist), di STIKA Annuqayah Guluk-guluk Sumenep Madura, angkatan Tahun 2010/2011, pada tanggal, 07 Maret 2011 42 Wawancara langsung di lapangan dengan Zuhdi, (mahasiswa jurusan PAI), di STIKA Annuqayah Guluk-guluk Sumenep Madura, angkatan Tahun 2010/2011, pada tanggal, 07 Maret 2011
46
pesantren dalam mengembangkan ekonominya tersebut untuk lebih jelasnya seperti yang ada dalam data berikut: Tabel 12 Jenis/bentuk usaha masyarakat di dalam lingkungan pesantren (sebagai suplier) No Nama Penjual Bentuk Dagangan Omset Perhari Harga 1 Ibu Lut Nasi Bungkus 15-50 Bungkus Rp. 3500/bungkus 2 Ibu Im Nasi Bungkus 15-50 Bungkus Rp. 3500/bungkus 3 Ibu Cecek Nasi Bungkus 15-50 Bungkus Rp. 3500/bungkus 4 Ibu Sute' Nasi Bungkus 15-50 Bungkus Rp. 3500/bungkus 5 Ibu Sami Nasi Bungkus 15-50 Bungkus Rp. 3500/bungkus 6 Ibu Farhah Krupuk 50-100 Bungkus Rp. 500/bungkus 7 Ibu Im Krupuk 50-100 Bungkus Rp. 500/bungkus 8 Ibu Arsina Krupuk 50-100 Bungkus Rp. 500/bungkus 9 Ibu Erna Krupuk 50-100 Bungkus Rp. 500/bungkus 10 Ibu Im Gorengan 20-50 Buah Rp. 500/buah 11 Ibu Suja Gorengan 20-50 Buah Rp. 500/buah 12 Ibu Ram Gorengan 20-50 Buah Rp. 500/buah 13 Ibu Tur Gorengan 20-50 Buah Rp. 500/buah 14 Ibu Lisa Gorengan 20-50 Buah Rp. 500/buah 15 Ibu Imam Gorengan 20-50 Buah Rp. 500/buah 16 Ibu Erna Gorengan 20-50 Buah Rp. 500/buah Sumber: diolah dari data hasil observasi langsung di lapangan
Tabel di atas merupakan gambaran tentang jenis usaha yang dilakukan oleh masyarakat sekitar pesantren dengan karakter sebagai suplier makanan ringan kepada santri di pesantren Annuqayah. Makanan ringan tersebut dititipkan di kantin dan koprasi yang ada di dalam pesantren, atau di teras pondok dengan dititipkan kepada pengurus (ketua) masing masing-masing blok kamar, dengan imbalan pengurus tersebut gratis 1 bungkus nasi. Berdasarkan tabel di atas, artinya setiap pagi terdapat 3 macam jenis makanan yang di suplai ke dalam pesantren dengan 16 suplier. Menurut keterangan Ibu Sami, salah seorang penjual nasi bungkus menjelaskan, bahwa rata-rata dari harga barang yang ditentukan oleh pedagang, pihak pesantren mendapatkan keuntungan 1% (atau mendapatkan keuntungan Rp. 100/jenis barang dagangan dari harga asal. Apabila barang seperti nasi bungkus
47
yang dititipkan mencapai 50 bungkus dan habis sekaligus , berarti pihak pesantren akan mendapatkan keuntungan Rp. 5000 untuk jenis dagangan nasi bungkus dan gorengan, dan 10.000 pada jenis dagangan kerupuk pada setiap harinya. 43 Tabel 13 Jenis/bentuk usaha masyarakat di luar (sekitar) lingkungan pesantren No Nama Pe njual
Be ntuk Dagangan
Omse t Kotor Ke untungan/ha Pe rhari ri
Warung Makan
± Rp.150.000
Warung Makan
± Rp.150.000 - ± Rp.45.000200.000 60.000
3 Lizamah
Toko Baju, dll
± Rp.500.000
4 Mufid
Counter (HP) ± Rp.150.000
± Rp.30.00050.000
6 Adlan
Warung Kopi
± Rp.12.000
1 Ibu Mun
2
Adam Budi Budiono
± Rp.50.00075.000
Warung 7 Syaifurrahman sayur-mayur, ± Rp.150.000 dll
± Rp.30.000
± Rp.50.000
± Rp.15.000
Prose ntase Pe mbe li/hari warga dan sebagian kecil para santri warga sekitar, masyarakat umum dan sebagian santri santri senior, dan santri umur 20 tahunan 30% pembeli dari santri dan mahasiswa STIKA Masyarakat luar dan sebagian kecil dari unsur santri Masyarakat, sebagian kecil dari kalangan mahasiswa dan santri
8 Wiwi
Toko obatobatan, bahanbahan ± Rp.150.000 dapur, sayur mayur dan snack
9 Zuhairi
Toko, berjualan parfum dan ± Rp.97.000 perlengkapa n mandi
± Rp.15.000
Masyarakat umum dan sebagian kecil dari kalangan santri
Toko minyak tanah, Gas ± Rp.75.000 dll.
± Rp.20.000
masyarakat sekitar, sebagia kecil santri
10 Arief
± Rp.65.000
santri dan masyarakat umum
Sumber : data diolah dari hasil observasi langsung di lapangan
Dari dua tabel di atas, jelas menunjukkan bahwa setiap karakteristik ekonomi masyarakat sekitar pesantren, memiliki perbedaan bentuk usaha ekonomi yang dikembangkan oleh masing-masing masyarakat. Dalam tabel 12 misalnya menunjukan jenis pengembangan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat yaitu 43
Wawancara langsung di lapangan dengan Ibu. Sami (37 Tahun, penjual nasi bungkus), tanggal, 07 Maret 2011
48
jenis usaha dengan karakteristik sebagai suplier makanan dengan cara menitipkan barang dagangan ringan (nasi, gorengan dan snack) ke dalam pesantren. Usaha tersebut menjadi sumber mata pencaharian mereka, sama juga dengan masyarakat yang mempunyai jenis usaha permanen di sekitar pesantren seperti yang diungkapkan oleh Syaifurrahman (38 tahun) pedagang sayur-mayur dan barang-barang kebutuhan santri lainnya. Menurut pengakuannya: “saya kalau buka mulai pukul 05.15 pagi sampai pukul 04.35 WIB. Dalam setiap hari saya dapat menjual barang dagangan berkisar ± Rp. 150.000 perhari dengan keuntungan bisa mencapai ± Rp. 15.000. saya mengakui berjualan di sekitar pesantren sangat mempengaruhi terhadap keberadaan ekonomi keluarga saya, karena hampir semua kebutuhan keluargan saya bersumber pada satu-satunya mata pencaharian saya ini, walaupun yang banyak membeli dagangan saya bukan dari kalangan santri, saya seneng karena disini rame lokasinya”. 44
c) Pengembangan ekonomi bersama (pesantren dan masyarakat) beroperasi di bawah pengawasan BPM. PP. Annuqayah Menurut keterangan M. Zamiel El-Mutaqien, dalam memfokuskan pengembangan ekonomi masyarakat ini. BPM-PPA mempunyai bentuk-bentuk usaha yang telah dirintisnya. Usaha yang dilakukan tersebut antara lain adalah kegiatan usaha bersama (UB) dimana usaha bersama ini berkenaan langsung dengan masyarakat. Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh banyaknya anggota masyarakat yang menjadi korban rentenir, karena terdesak kebutuhan kemudian mereka menggadaikan tanahnya atau pohon kelapanya dan tidak bisa menebusnya kembali, sehingga mereka semakin menderita karena kehilangan mata pencahariannya.45
44
Bentuk-bentuk usaha bersama yang dilakukan antara lain:
Hasil wawancara pribadi dengan Syaifurrahman (warga sekitar PP An-nuqoyah) pada tanggal, 12 Maret 2011. 45 Data diperoleh dari hasil observasi di lapangan dan dari keterangan M. Zamiel ElMuttaqien, tanggal, 13 Maret 2011
49
koperasi pengadaan pupuk (melayani kebutuhan pupuk petani setempat). Usaha bersama pengrajin tikar, transportasi, perkebunan, toko atau ternak sapi. Menurut Bapak Zainullah, selaku ketua untuk usaha pengadaan pupuk, bentuk kinerjanya BPM-PPA dan masyarakat menjalankan sistem tabungan uang, tagihannya tiap bulan sekali dengan akad tabungan sukarela, dalam satu bulan tagihan tersebut bisa terkumpul uang 250.000 – 400.000, uang yang terkumpul dipegang M. Zamiel El-Muttaqien, (direktur eksekutif BPM). Usaha ini sudah berjalan dari Tahun 2004 yang lalu, dan dalam 1 tahun bisa membeli pupuk 2 sampai 3 kali beli, pupuknya di simpan di gudang milik BPM sampingnya rumah Bapak Zainullah kira-kira 250 M. Ke arah barat dari pesantren.46 Ditanyakan bagaimana responnya terhadap bentuk usaha ini, Bapak Zainullah mejelaskan: “Alhamdulillah. secara pribadi saya sangat terbantu dengan adanya kerjasama ini, rata-rata petani disini juga senang dengan ini, masalah pupuk sudah bisa teratasi, jadi petani gak usah kerepotan lagi, ini aja masi ada stok sekitar 10 ton pupuk ini”.47 Kemudian
untuk
bentuk
usaha
pengrajin
tikar
ini,
BPM-PPA
mempercayakan kepada Ibu. Baisuri (janda 45 tahun) untuk mengurusinya, mulai dari mendistribusikan modal dan mengarahkan pengrajin tikar. Kebetulan Ibu Baisuri sendiri bisa dikatakan ahli dalam mengayam tikar, hasil ayamannya bagus, karena ia sudah lama menggeluti bisnis ini, kerjasama dengan BPM ini berjalan dari tahun 2002 yang lalu. Menurut Ibu Baisuri, sekarang ini ada 11 orang yang dibina dan dimodali oleh BPM untuk mengayam tikar, mereka dibelikan bahan tikarnya (daun lontar, atau daun siwalan), karena jualnya itu hanya 1 tahun satu kali, yaitu saat musim
46
Data diperoleh dari hasil observasi langsung di lapangan dan keterangan Bapak. Zainullah (39 tahun), tanggal, 15 Maret 201 47 Wawancara pribadi dengan bapak Zainullah, pada tanggal,15 maret 2011
50
tembakau tiba, jadi tikar yang dihimpun sampai berkodi-kodi tikar di rumah warga. Setelah panin pembagian hasilnya diambil modal dulu, hasilnya dibagi 2 dengan pengayam.48 Seperti yang dijelaskan oleh ibu. Sulihah (46 tahun), berikut: “engki ce‟asokkorah kauleh nak, napah pole se ekalakoah ce‟rengan la towah engak engko reyah, engki eberrin kalakoan soro ngangki teker bi ponduk ontong rajeh, pedenah bi kauleh ekabelleh emas 5gr eyangkuy cucu”.49 Artinya: “bersyukur banget nak.. apalagi yang bisa dikerjakan orang tua seperti saya, ya dikasih pekerjaan oleh pondok, keuntungan besar bagiku, hasilnya dibelikan emas 5gr, sama saya, sekarang dipake cucu. Hal di atas dibenarkan oleh ibu. Asmad (48 tahun), menurtnya: “iyeh lakar le‟ engko esoro ngangaki teker bi ibu Baisuri, ca‟an din ponduk koah.. iyeh ande engko.. pole keng cet ta‟andi kalakoan, nyaman ka engko.. eperrien hasellah pole teng la ejuel ollenah tekerah, napah ce‟rengan takusa melleh rakara, cet laesadiyeaki bi ponduk, kun kareh ngangki,”.50 Artinya: “benar emang.. saya disuruh ngayam tiker oleh bu, Baisuri, katanya punya pesantren.. ya saya mau, apalagi memang nganggur gak punya pekerjaan, enak saya, dikasih hasilnya lagi kalau udah dijuel tikernya, enak gak usah beli daun lontarnya, emang uadh di sediakan oleh pondok tinggal ngayam”. Selanjutnya yaitu usaha ternak sapi, dengan bentuk transaksi yaitu; pihak pesantren yang membeli sapinya, kemudian disalurkan kepada kelompok masyarakat, dalam hal ini BPM-PPA hanya mempunyai satu kelompok ternak sapi (yaitu kelompok assa‟adah), dengan prosentase sistem pembagian hasil sesuai dengan yang ada dalam tabel 14 di daftar lampiran berikut :
48
Data di peroleh dari observasi langsung di lapangan, dan dibenarkan oleh Ibu Baisuri selaku orang kepercayaan Pesantren dalam bidang usaha ini 49 Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Sulihah, warga yang dibina sekaligus dimodali BPM-PPA sebagai pengrajin tikar, tanggal, 16 Maret 2011 50 Hasil wawancara pribadi dengan Ibu Asmad, warga yang dibina sekaligus dimodali BPM-PPA sebagai pengrajin tikar, tanggal, 16 Maret 2011
51
Bidang usaha selanjutnya yang sedang dijalani oleh BPM-PPA yaitu usaha di bidang transportasi, dari 6 mobil jenis angkutan umum yang telah dioperasikan oleh PP Annuqayah, 2 di antaranya adalah punya BPM, dioperasikan oleh Bapak Murawi dan Abd. Ghani, dengan jarak tempuh trayeknya antara Pasar Prenduan sampai Pasar Ganding, adapun sistem bagi hasilnya yaitu sistem setoran dan pihak BPM tidak ada patokan pemasukan yang harus disetor tiap harinya, hanya saja pesantren mengambil 30% dari pendapatan tiap harinya setelah dipotong biaya operasional. Dalam hal ini M. Kamal Akhyari, menjelaskan: “betul..!! dan itu sangat menguntungkan menurut saya bagi sopir tentunya.. karena memang tujuan utama BPM membeli mobil angkutan umum tersebut, ya.. selain betuk pengembangan ekonomi BPM sendiri, yaitu bertujuan membantu masyarakat yang taraf ekonominya lemah dan tidak punya pekerjaan, untuk menolong keluarganya, itu tujuan utama kita”.51 Berkaitan dengan hal di atas Bapak Murawi, membenarkan: “bener mas..!! memang hanya ini pekerjaan saya, dan ini menjadi tumpuan ekonomi saya untuk menghidupi keluarga saya, mau kerja apalagi orang saya haya tamatan SD aja mas.. pesantren sangat membantu saya, apalagi bayaran yang harus disetorkan saya kepada pesantren tidak ada potongan.. misalnya harus 100.000 perhari atau brapa gitu.. sedapetnya aja, malah lebih banyakan ke saya yang masuk uangnya ketimbang ke pasantren”.52
B. Kontribusi Pengembangan Ekonomi Terhadap Internal Pesantren Annuqayah Dan Masyarakat Sekitar Dalam bentuk-bentuk pengembangan ekonomi tersebut di atas yang telah dilakukan oleh pesantren Annuqayah sendiri ataupun masyarakat sekitar pesantren, disini ada kontribusi tersendiri bagi pesantren dan masyarakat di sekitar
51
Hasil observasi di lapangan dan keterangan M. Kamal Akhyari, (staf administrasi dan keuangan), BPM-PPA. Pada tanggal, 17 Maret 2011 52 Wanwancara dengan Bpak Murawi, (sopir dari mobil angkutan umum milik BPMPPA), pada tanggal, 18 Maret 2011
52
pesantren, dimana kontribusi tersebut dibedakan kedalam dua kategori yaitu, kontribusi untuk internal pesantren, dan kontribusi untuk masyarakat sendiri. a) Kontribusi Untuk Internal Pesantren Setelah melakukan observasi dan wawancara di lapangan menurut pengamatan penulis, kontribusi pengembangan ekonomi sendiri untuk internal pesantren bisa dikelompokan kedalam dua kategori berupa; 1. Fisik Pada kenyataannya pembangunan serana prasarana pesantren sendiri sekarang terbilang memang cukup pesat, sewaktu penulis melakukan penelitian pada bulan Maret 2011 yang lalu, penulis melihat pondok Late Putra 1 sedang direnovasi, selain karena memang tekstur bangunannya yang usianya terbilang cukup tua, terlihat dari adanya retak-retak pada tembok, ada kusen yang dimakan rayap, gentingnya yang menua, gampang pecah, juga sudah berwarna hitam. Menurut keterangan M. Zamiel El-Muttaqien, kontribusi pengembangan ekonomi terhadap internal pesantren, baik pengembangan ekonomi yang berada di bawah pengawasan yayasan atau BPM sendiri pada tahun ajaran 2006/2011 ini secara fisik berwujud gedung ini (gedung perkantoran BPM lt. 2). Secara eksplisit ia menjelaskan; “iya.. gedung perkantoran untuk BPM ini dibangun pada tahun 2007 kemarin, tepatnya peletakan batu pertama dilakukan pada tanggal 09 November 2007 dan dana yang digunakan murni dari alokasi hasil pengembangan ekonomi yang dilakukan oleh pesantren ini, tidak ada bantuan sama sekali, dari membeli bahan bangunannya sampai membayar ongkos tukangnya, bagus kan.? menurut yang saya ketahui sih.. hanya kantor ini yang murni dibangun dengan dana hasil pengembangan ekonomi yang telah dilakukan pesantren selama ini”.53
53
wawancara pribadi dengan Ust. M. Zamiel El-Muttaqin, selaku administratur umum BPM-PP Annuqayah, tahun ajaran 2006/2011 pada tanggal, 26 Maret 2011
53
Berkaitan dengan hal tersebut di atas KH. A. hanif Hasan menambahkan; “iya bener mas.. untuk pembangunan gedung itu ya.. memang gak ada sedikitpun pengurus BPM minta ke yayasan, gedung itu dibangun dengan dana hasil pengembangan ekonomi yang dilakukan BPM sendiri selama ini, yang telah dikumpulkan oleh pengurus sekarang. Tapi..! bahanbahan bangunannya gak beli semuanya kok mas.. sebagian ada donatur yang nyumbang, setahu saya ada yang nyumbang semen satu ton dan kayu plafon. Baguslah”.54 Ustadz Muhammad Affan juga manambahkan; “ya.. kalau kontribusinya sih.. yang berbentuk fisik ya gedung ini mas.. gedung ini dibangun dengan dana yang telah dihasilkan oleh BPM melalui pengembangan ekonomi, ini satu bukti mas kalau pesantren sudah bisa mandiri sekarang dari segi pembangunan ya.. saya harapkan kedepannya semakin hidup dan besar kontribusi pengembangan ekonomi yang dilakukan pesantren ini”.55 Dalam hal ini Ustadz. M. Kamil Akhyari, juga menambahkan; “betul mas.. salah satu kontribusi besar pengembangan ekonomi yang dilakukan oleh pesantren terhadap internal pesantren sendiri adalah membangun gedung ini, gedung ini tidak dibantu yayasan atau pemda lo mas.. ini hasil jerih payah kepengurusan sekarang yang sudah berbakti terhadap pesantren ini, saya salut sama temen-temen kepengurusan sekarang, mereka bener-bener bekerja dan ini hasilnya. Ya.. bantuan dari donatur sih ada emang berupa semen dan kayu flafon, saya akui itu.. tapi secara keseluruhan ya gedung ini hasil dari dana pengembangan yang telah dilakukan oleh pesantren. tidak itu saja lho.. komputer, dan langganan koran ini juga memakai biaya dari uang hasil itu lho mas”.56 Total Aset BPM-PP Annuqayah Tahun 2010 Jenis Barang Jumlah Keterangan Uang Rp. 12.973.000 ada di kas BPM ternak (sapi dan ayam) Rp. 23.732.000 masih dikelola di masyarakat toko Rp. 31.521.000 masih dikelola Usaha lainnya Rp. 29.110.000 masi dikelola Total Rp. 71.137.000 Sumber : berdasarkan laporan keuangan pada bulan Juni 2010
54
wawancara pribadi dengan KH. A. Hanif Hasan, selaku ketua pengurus pondok pesantren Annuqayah, tahun ajaran 2006/2011 pada tanggal, 28 Maret 2011 55 wawancara pribadi dengan ustadz. Muhammad Affan, selaku staf program pesantren mandiri, tahun ajaran 2006/2011 pada tanggal, 29 Maret 2011 56 wawancara pribadi dengan ustadz. M. Kamil Akhyari, selaku staf administrasi & keuangan, tahun ajaran 2006/2011 pada tanggal, 29 Maret 2011
54
2. Non fisik Menurut keterangan M. Zamiel El-Muttaqin, Kontribusi pengembangan ekonomi yang dilakukan oleh pesantren Annuqayah terhadap internal pesantren sendiri yang berupa non fisik sejauh ini sangat minim sekali hanya cukup pada membantu kesejahteraan guru dan pegawai BPM sendiri, misalnya membantu nyumbang transportasi guru yang berdomisili jauh dari pesantren, dan memberikan uang saku kepada pegawai BPM tetapi bukan gaji, sebatas uang membeli makan dan rokok saja. Hal di atas dibenarkan oleh M. Kamil Akhyari, menurutnya; “gini mas.. diakui atau tidak kalau kontribusi pengembangan ekonomi untuk internal pesantren yang berupa non fisik sejauh ini, hanya itu menurut saya, tapi membantunya juga sedikit lo mas. kadang-kadang lagi, umpanya ada yayasan yang minta ya.. kita kasih kalo gak diminta ya kita diem aja. Masalahnya uang yang masuk di BPM ini kan masih mau dikelola lagi, untuk optimalisasi program BPM sendiri gitu”. 57 Selain itu, K.M. Hazmi Basyir juga menjelaskan; “oh masalah itu. kontribusi pengembagan ekonomi untuk pesantren,, ia mas ada memang sebagian uang untuk kesejahteraan guru yang di ambil dari uang hasil pengembangan ekonomi, tapi itu tidak banyak kok mas.. paling untuk transportasi guru-guru yang jauh aja, walaupun itu sebenarnya tanggung jawab yayasan dan saya sendiri sebagai pengurus pondok pesantren, bukan BPM karena BPM ini kan kita proyeksikan untuk fokus ke hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat, untuk lebih jelasnya mas tanya sama kyai zamiel ya”. 58 b) Kontribusi Untuk Masyarakat Sekitar Kontribusi pondok pesantren terhadap masyarakat sekitar dalam bidang pengembangan ekonomi ini sangat jelas terlihat dalam bidang mu‟amalah, dan sosial yang meliputi di antaranya: 1. Kontribusi pengembangan ekonomi dalam bentuk pengelolaan toko 57
wawancara pribadi dengan ustadz. M. Kamil Akhyari, pada tanggal, 29 Maret 2011 wawancara pribadi dengan K.M. Hazmi Basyir, selaku bendahara pondok pesantren, pada tanggal, 02 April 2011 58
55
Dari hasil survey di lapangan peneliti menemukan sedikitnya ada 8 toko yang beroperasi di bawah pengelolaan dan pengawasan BPM-PPA Annuqayah dengan bentuk dan model pengembangan yang berbeda; dimana bentuk dan model pengembangannya di kelolakan kepada santri senior
atau abdi dalem
rumah kyai sendiri yang dipercayakan untuk menjaganya, dan dengan aktif pengurus BPM-PPA bahkan kyai sendiri terjun langsung, kroscek ke toko tersebut. Ke-8 toko tersebut, 7 diantaranya berada di pondok Late Putra “1, selatan kantor M.Ts Annuqayah 1, Lubangsa Selatan 1, berada di Sewajarin 3, berada di utara kampus STIKA Putri 1, dan di Lubangsa Tengah 1. Ke-7 koperasi ini beroperasi di dalam lingkungan pesantren sendiri, dan 1 koperasi lagi dioperasikan di luar lingkungan pesantren, tepatnya berada di dusun Sumber Pandan, Kec. Prenduan, dengan nama Toko BPM- Annuqayah, dikelola langsung oleh alumni PP. Annuqayah sendiri yang bernama Abd. Rahem. Isi tokonya bermacam-macam mulai dari mesin foto copy, jual bensin eceran, snack dan perlengkapan sekolah lainnya. Menurut pengakuan Bapak Abd. Rahem, toko BPM-Annuqayah ini didirikan pada tahun 1997, dan sampai sekarang masih ada. Bagi Abd Rahem sendiri dan keluarganya toko ini menjadi tumpuan penghasilannya, dengan dipercaya mengelola toko ini kontribusinya sangat nampak sekali. Dari penghasilan tersebut, Bapak Abd Rahem sekarang bisa membeli mobil angkutan sendiri. Katanya dari mana lagi kalau bukan dari hasil toko ini dan barokah dari guru-guru saya, beliau menambahkan, dan menurut keterangannya: “ awalnya saya hanya tukang bengkel motor kecil-kecilan, setelah mengelola toko ini, alhamdulillah sekarang kehidupan saya secara
56
ekonomi ada penigkatan dan bengkel saya bisa semakin berkembang, dan sumbangan toko yang saya kelola ini untuk pesantren sendiri.. ya.. yang nampak dengan hasil toko ini, saya dan pengurus BPM-PPA sepakat untuk membeli mobil Metsubishi pick up, dan mobil ini disewakan, juga untuk mengangkut keperluan pesantren sendiri”.59 2. Kontribusi pengembangan ekonomi dalam bentuk pengelolaan pertanian Pada bidang ini, BPM-PPA menyalurkan dana pinjaman kepada petani yang dianggapnya memang membutuhkan pertolongan, dana pinjaman ini dinamai kredit usaha tani (KUT) dimana masyarakat yang mau pinjem uang modal kepesantren tidak dibebankan bunga tambahan setelah pengembalian modal tersebut. Tapi menurut keterangan M. Lukman selaku pengurus BPM-PPA kerjasama ini sudah tidak berjalan lagi. Menurut penuturannya: “iya memang.. kontribusi pesantren terhadap masyarakat di bidang ini, untuk kepengurusan sekarang memang lagi off, ini dikarenkan sejak pesantren mau membangun gedung baru BPM-PPA, dananya sebagian mengambil dari dana yang mau disalurkan kemasyarakat untuk KUT tersebut.. dan modal yang sudah ada ditangan masyarakat,, Alhamdulillah sudah kumpul semua dan Insya Allah kalau tidak ada kendala lagi KUT ini akan diteruskan karena masyarakat merespon positif”.60 Ust. Abd Ghaffar menambahkan.. “masyarakat sangat antusias dengan KUT ini, gimana tidak sebelumnya masyarakat kan kalau pinjem modal ke Bank, dan pinjeman itu berbunga.. ia kalau habis panen petaninya untung, kalau rugi gimana..? malah bisa bangkrut petaninya.. makanya pesantren mengadakan KUT tersebut”.61
59
observasi langsung di lapangan sekaligus wawancara pribadi dengan Bapak. Abd. Rahem, sebagai pengelola toko BPM-PPA Annuqayah Guluk-guluk Sumenep Madura. Pada tanggal, 09 Maret 2011 60 wawancara pribadi dengan Ust. Lukman Hakim, selaku pengurus Staf Program Desa Sejahtera di BPM-PPA Annuqayah, tahun ajaran 2006/2011 pada tanggal, 10 Maret 2011 61 wawancara pribadi dengan Ust. Abd Ghaffar, selaku Manager Komunikasi & Pengembangan Sumberdaya, di BPM-PPA Annuqayah, tahun ajaran 2006/2011 pada tanggal, 12 Maret 2011
57
3. Kontribusi pengembangan ekonomi dalam bentuk pengelolaan perkebunan Pada bidang perkebunan ini, yayasan dan BPM-PP Annuqayah memiliki 2 perkebunan yaitu perkebunan As-salam dan As-sa‟adah yang ada di Prancak Pasongsongan dan Sumber Pajung, menurut keterangan Ach. Sunandar dalam pengelolaannya BPM dan Yayasan melibatkan langsung masyarakat sekitar perkebunan yang diamanatkan untuk menjaga perkebunan oleh pesantren. Untuk kebun As-salam dipercayakan kepada Bapak. Sulamah, menurut keterangannya: “benar pak, memang saya yang disuruh oleh pak kyai untuk mengurus kebun ini, ya saya sangat bersyukur, walaupun saya sudah tua, namun masih dipercaya untuk amanah ini oleh kyai, siapa tau saya bisa mendapatkan barokahnya kyai, saya kan sudah tua pak. Ya saya dikasih uang kalau kebun ini sudah panen, sebenarnya saya tidak mengharapkan pak, saya sudah sangat bersyukur sebenarnya walaupun gak dibayar, saya ikhlas pak”. Ditanyakan tentang kontribusi pesantren terhadap ekonomi Bapak. beliau mengatakan: “ya.. saya kurang tahu kalau masalah itu pak, tapi saya punya anak yang mondok di situ.. ya.. bayarannya itu lebih murah daripada temantemannya yang lain, kalau kata ustadznya anak saya memperoleh diskon bayaran, karena saya sudah membantu mengurus kebunnya milik pesantren, ya.. saya sangat bersyukur sebesar-besarnya kepa Allah dan kepada pesantren pak. Ya.. ada bantuan lain kepada saya pak, pesantren memberikan beras 8 lt, tiap satu bulan kepada saya pak, ya itu aja pak”. 62 4. kontribusi pengembangan ekonomi dalam bidang transportasi, ternak sapi dan pengraji tikar Bidang transportasi ini, PBM-PPA memang baru mempunyai 2 angkutan umum yang dioperasikan Bapak. Murawi, ditanya soal kontribusinya terhadap perekonomian keluarga bapak ia menjelaskan: Alhamdulillah mas, berkat ini saya punya nafkah untuk keluarga saya, dan hanya ini pekerjaan saya selain bertani, lumayan ada pemasukan 62
wawancara pribadi dengan Bapak. Sulamah, selaku tukang kebun As-salam milik Pesantren Annuqayah, pada tanggal, 15 Maret 2011
58
tiap hari, orang kayak saya bisa kerja apalagi emang, orang gak punya ijazah, sekolah SD aja gak tamat saya mas.63 Kontribusi lainnya untuk bidang ternak Bapak. Sabri dalam bahasa madura mengatakan: Bennyak lah pento‟nah, de‟kade‟en engko kan ta‟andi kalakoan apa-apa tapeh ben ponduk engko eberri‟ obuen sapeh, ce‟ asokkorah engko Artinya “kontribusinya banyak, awalnya saya kan tidak punya pekerjaan apa-apa tapi oleh BPM saya dikasih gaduan sapi suruh dipelihara/diternak, saya bersyukur banget”.64 Ditanya soal kontribusinya terhadap perekonomian keluarga Ibu, Sulihah dalam bahasa Madura mengatakan: Ta‟taoh ko sengoca‟ah.. iye ce‟rengan engko cet lakar ta‟andi apa pole se ekalakoah, iyeh engko asokkor rajeh eberri kalakoan bi ponduk, ta‟osah pesse Artinya; .. “ gak bisa bilang apa-apa, saya kan emang gak punya pekerjaan apalgi nak selain ini pekerjaan yang dikasih pesantren ini, gak usah modal lagi, terimakasih banyak kyai..”.65 Dari semua kontribusi pondok pesantren dalam melayani, membimbing dan membina terhadap pengembangan ekonomi masyarakat yang beraneka ragam ini, tentunya tidak semua pondok pesantren dapat melakukannya secara optimal. Hal ini diakui oleh kyai M. Zamiel El-Muttaqien, selaku direktur eksekutif BPMPP Annuqayah. Namun secara bertahap dan berangsur-angsur disaat ada kendala, ada prioritas mana yang dapat dilakukan, itulah yang terbaik bagi kepentingan masyarakat, sekaligus merupakan pengakuan masyarakat terhadap eksistensi pondok pesantren yang kini mulai multidimensi.
63
Wawancara pribadi dengan Bapak. Murawi (47 Tahun) selaku supir yang dipekerjakan oleh BPM-PPA di terminal Guluk-guluk, tanggal 07 April 2011 64 Wawancara pribadi dengan Bapak. Sabri ( 43 tahun ) selaku peternak sapi BPM-PPA, tanggal 07 April 2011 65 Wawancara pribadi dengan Ibu Sulihah ( 46 tahun ) selaku pengayam tikar BPM-PPA, di rumahnya, tanggal 07 April 2011
59
C. Keuntungan dan masyarakat sekitar
Hambatan
pengembangan
ekonomi
terhadap
Berdasarkan informasi yang penulis temukan di lapangan, usaha yang dikembangkan oleh masyarakat sekitar pesantren sangat berarti bagi kehidupan mereka. Rata-rata informan mengaku bahwa, usaha yang dikembangkan di sekitar pesantren tersebut menjadi tumpuan ekonomi keluarga mereka. Dengan unit usaha toko, warung, dan unit usaha yang lain menjadi satu-satunya penopang kehidupan mereka. Sementara bagi masyarakat sekitar yang menitipkan barang dagangan mereka di dalam pesantren, selain ada yang mengakui sebagai satu-satunya seumber penghasilan, ada juga yang menyatakan hanya sebagai sampingan saja dari pekerjaan utama mereka sebagai petani. Berdasarkan
beranekanya
bentuk/jenis
usaha
dalam
melakukan
pengembangan ekonomi yang penulis temukan pada masyarakat sekitar pesantren Annuqayah sendiri, maka berbeda pula keuntngan dan hambatan yang mereka alami. Dimana bagi masyarakat yang bentuk usahanya tersebut bertumpu pada santri sebagai konsumennya (masyarakat sebagai suplier makanan), maka hambatan dan keuntungannya dapat dilihat sebagai berikut seperti yang dialami oleh Ibu. Lut berikut; “napah ki... engki rintangnah ka‟dissah mun ka peten kauleh.. kun teng la santreh mule liburan, engak tenglah bulen poasah,, seppeh pas kauleh, serah sengakanah juellnah kauleh pas.. engki ambu kelluh kauleh ta‟ajuelen lamun ponduk libur. Ontonggah engki lamun santreh ampon abelih kappi engki nyamanah, tekengan kauleh lekas totok”.66 Artinya; “apa ya.. kalau bagi saya sendiri sih hambatannya itu kalau satri udah pada pulang liburan, seperti bulan puasa, sepi banget, siapa yang mau belli dagangan saya..? ya.. terpaksa kalau pondok lagi liburan saya berhenti dulu gak jualan. Keuntungannya ya.. kalau santri udah pada balik dan pondok dah aktif,, ya dagangan saya cepet habis”. 66
Wawancara pribadi dengan ibu. Lut (penjual nasi bungkus yang dititipkan ke dalam pesantren) pada, 05 april 2011
60
Sama seperti apa yang dialamai oleh ibu Imam berikut, menurutnya; “rintangnah engki mun ka kauleh tibik, teng la ponduk libur kun, pas sepeh tade se melleyah tekengan kalauleh pas. Ta‟ejuelen nasek pole kauleh pas mun tenglah ponduk libur, duh napah keyah ce‟rengan santrenah mule kappi. Kaontongnah ki.. mun santreh teng la abelli kappi ka‟dissak langsung cepet totok tekengan kauleh, peng mun nyabe kol 7 engki paleng kol 10 la totok”.67 Artinya; “hambatannya kalau bagi saya sendiri, kalau pondok ini sudah liburan, langsung sepi jualan saya gada yang mau beli, ya sementara waktu saya berhenti jualan nasi, mau gimana lagi.. kalau santri sudah pada pulang. Kaeuntungannya kalau santri ini udah pada balik ya.. nasi saya cepet habis mas..ya kalau naruh jam 07, jam 10 udah habis”. Hal di atas sedikit berbeda dengan apa yang dialami oleh ibu Im, sebagai berikut; “engki rintangnah mun ka kauleh tengla liburan ponduk ka‟sak.. sepeh langsung le.. salaen kinikah engki sering tekkor pole pessenah,, tapeh kun kangkuy pessenah ring-kuring, kadeng 1000, kadeng 1500 koranggah.. engki ta,oneng kauleh.. kadeng cet santreh bedeh se abele ce‟aotangah. Kaontongnah engki cepet totok kinikah kun tengla ponduk aktif.. ben pole kauleh ki bisah kaangkuy alakoh se laen pole. Karena tekengnah kauleh tibik ta‟usa edantos bi kauleh kun nyaman etetep ka santre ponduk”.68 Artinya; “ringtangannya ya.. kalau untuk saya pribadi kalau pondok liburan saya kesepian, selain itu uang gorengan sering kurang, kadang kurang 1000, kadang 1.500. ya saya tidak tahu, terkadang memang ada santri yang ngomong kalau mau hutang. Keuntungannya bagi saya dagangan saya cepet laku, dan karena dagangan saya tidak mangharuskan saya untuk menunggunya, maka saya bisa melakukan halhal lainnya, dagangan saya kan tinggal dititipkan ke satri”. Hal ini juga sama seperti yang dialami oleh Ibu Erna, sebagai berikut; “napah ki..? engki kun pessenah seiring korang din kauleh, kadang 1000 engki kadaeng 500. Kinikah kun mun can kauleh rintangnah. Kauleh kan kun ajuelen gorongan, ajuelleh nasek pon bennyak se ajuel..
67
Wawancara pribadi dengan ibu. Imam (penjual nasi bungkus yang dititipkan ke dalam pesantren) pada, 05 april 2011 68 Wawancara pribadi dengan ibu. Im (penjual nasi bungkus dan gorengan yang dititipkan ke dalam pesantren) pada, 06 april 2011
61
kaontongnah ki kalakoan nikah bisa etingkel,, ka ki bisah ka sabe kauleh. Ta‟bennyak nyetah waktu ka‟sah le maksuddah kauleh”.69 Artinya; “apa ya dik..? hambatannya ya.. uangnya itu sering kurang, kadang 1000, kadang 500. Ini aja sih menurut saya rintangannya, saya kan hanya menjual gorengan, mau jualan nasi udah banyak yang jual. Keuntungannya bagi saya, jualan ini tidak banyak menyita waktu saya, jadinya kan saya masih bisa ke sawah dik”. Berdasarkan data yang diperoleh dari informan, maka penulis menganalisa bahwa keuntungan dan hambatan bagi masyarakat yang pengembangan ekonominya berbentuk/jenis usahanya sebagai suplier makanan yang dititipkan ke dalam pondok pesantren, baik dititipkan ke koperasi atau kepada pengurus pondok atau ketua kamar pondok dapat disimpulkan bahwa hambatan dan keuntungannya adalah; a) Bisnis ini terbatas, artinya masyarakat tidak dapat menjalankan bisnis ini secara terus-menerus karna tergantung kepada santri, disaat pondok libur dan santri pada pulang maka bentuk pengembangan ekonomi seperti ini tidak dapat dilakukan, tentunya usaha masyarakat yang seperti ini tidak dapat diandalkan, juga dapat gagal seumpama santri mulai berkurang. b) Keuntungannya bagi masyarakat yang pengembangan ekonominya berbentuk usaha seperti ini, tidak banyak menyita waktu, perputaran uang yang cepat dan masyarakat dapat melakukan pekerjaan lainnya, seperti pergi ke sawah ngurus pertanian mereka. Tetapi keuntungan dan hambatan di atas sedikit berbeda pula bagi masyarakat yang model pengembangan ekonominya berbentuk membuka warung makan, warung kopi, toko baju, atau konter HP, dimana sifatnya itu permanen, maka sebagai keuntungannya bisnis ini tetep berjalan, usaha tersebut tetap buka 69
Wawancara pribadi dengan ibu. Erna (penjual gorengan yang dititipkan ke dalam pesantren) pada, 06 april 2011
62
meskipun lagi liburan pondok, dan tidak bisa dipungkiri kalau lagi liburan pondok usaha mereka mengalami penurunan pemasukan, dan hal ini menjadi hambatan tersendiri bagi mereka, tetapi tidak langsung tutup karena konsumen mereka masyarakat umum tidak terbatas pada santri saja, seperti yang di ungkapkan oleh saudara Mufid (31 tahun), sebagai berikut; “iya bener,, saya buka usaha ini udah dari tahun 2005 dulu, bagi saya pribadi satu-satunya hambatan usaha saya ini pemasukan kurang, kalau lagi liburan pondok tidak se rame waktu pondok aktif, tapi tetep usaha saya jalan terus meskipun liburan, ini untungnya”. 70 Senada dengan saudara Mufid, Lizamah (29 tahun), juga menambahkan; “ini saya nerusin usahanya mama, toko ini dah lama dari tahun 1998, mama emang buka toko ini awalnya karena faktor santri katanya, dan kebetulan disini memang gak ada toko baju selain punya mama waktu itu, seiring berjalannya waktu banyak pula masyarakat yang tahu dan beli disini, Alhamdulillah, sekarang bisa mandiri, jadi mau liburan pondok atau tidak, tetep saja tidak terlalu berpengaruh terhadap penghasilan saya, karena konsumen saya memang masyarakat umum, dan saya mengakui memang ada juga santri yang beli di sini”.71 seperti hal ini di atas ibu Mun (± 50 tahun), juga menambahkan; “abit kauleh pon ajuelen.. paleng empeyan ki kenek omur 4 taonan kauleh ampon ajuelen, muncan kauleh le‟ kaontongnah ki.. neng ka‟entoh rammeh sengakanah bennyak, engki salenah warga ka‟entoh tibi, santreh benyak keyah sengakan, kempang kerus wa le.. rintangnah tadek mun ka kauleh le.. tengla totopan ponduk..? kauleh pakun ajuelen teros le‟ engki keng sakone‟an akebey nase.. engki mun ka kauleh tibi pade‟eh peih nikah le‟ antaranah bedeh totopan ponduk ben enjek, ce‟rengan benyya‟an oreng ka‟entoh tibi se bennyak melleh ka kauleh”.72 Artinya; “oh.. dah lama saya jualan, kira-kira ya.. paling kamu masih berumur 4 tahun, saya dah jualan disini. Kalau menurut saya pribadi ya dik, disini rame banyak orang yang mau makan di warung saya ini, ya selain dari warga disini, santri banyak juga yang makan disini, jadi dagangan saya cepet laris gitu dik, hambatannya kalau bagi saya 70
Wanwancara pribadi dengan Mufid (31 tahun), berbisnis counter HP, pada 07 April
71
Wanwancara pribadi dengan Lizamah (29 tahun), berbisnis toko baju, pada 07 April
72
Wanwancara pribadi dengan ibu Mun (±50 tahun), berbisnis warung makan, pada 08
2011 2011 April 2011
63
kayaknya g’ada dik. Liburan pondok.? Saya tetep berjualan, tapi lebih sedikit masak nasinya, takut gak habis, saya rasa hampir sama aja dik, antara liburan pondok atau gak, karena banyakan orang sini yang makan di warung saya”. Hal di atas berbeda dengan apa yang di alami oleh Zuhairi (28 tahun), ia menjelaskan; “wah mas.. sepi banget kalau lagi liburan pondok, jarang ada yang beli, selama ini kebanyakan santri solanya yang beli ke saya, ne hambatan ni mas.. carikan solusi dong.. tapi emang ini toko baru sih.. baru tahun 2008 kemaren saya buka toko ini, semoga kedepan lebih rame lah mas.. keuntungannya apa ya.. menurut saya sih disini lokasinya rame mas.. banyak anak santri. Gak kayak di rumah saya di Ganding.. coba kalau saya buka usaha ini di sana.. sepi kali”.73 Hal berbeda juga diungkapkan oleh Bapak Arif (45 Tahun), ia menjelaskan; “saya memulai usaha ini sudah sejak tahun 1994, untuk sekarang pesantren dan santri tidak berpengaruh pada perekonomian keluarga saya, mau ada liburan atau gak sama saja, karena terus terang aja, jarang sekali sekarang santri yang membeli sama saya, sehingga pada saat santri liburan atau tidak, tidak berdampak terhadap penghasilan saya, karena sekarang kan santri banyakan yang beli di warung kalau mau makan, kalau dulu ia.. karena santri masih masak sendiri untuk makan, jadi minyaknya itu beli ke saya, kalau sekarang santri dah jarang banget lah yang mau masak sendiri”.74 Untuk pengembangan ekonomi yang berbentuk ternak, baik ternak sapi atau ternak ayam, maka hambatan dan keuntungannya yang penulis temukan dan tentunya dialami oleh masyarakat dalam hal ini menurut Bapak. Sabri (43 Tahun) menerangkan; “mun ka kauleh tibi, rintangnah ki.. neng ka entoh nikah malengan sarah kelluh, ta‟lemele taka‟ah din pasantren pakkun ekecok. Tapi alhamdulillah se din kauleh ki ta‟pernah ecapo kecok, tapeh masossaan ten kauleh, salaennah kinikah aman. Kaontongnah ka kauleh... engki bennyak le‟ bisah andi pesse kalaban ta‟usa mekaloar modal sakaleh, bisah eyangkuy abajak sabe pole sapenah, kauleh kun coma alakoh.. kan
73
Wanwancara pribadi dengan Zuhairi (28 tahun), berbisnis toko berjualan parfum dan perlengkapan mandi, pada 08 April 2011 74 Wanwancara pribadi dengan Bapak Arif (45 Tahun), berbisnis jualan minyak tanah, gas dan dll. pada 10 April 2011
64
sapenah pasantren se melleh kauleh kun ngubuaki, tapi teng la ejuel kauleh eperri hasel”.75 “artinya; kalau saya pribadi, hambatannya ya.. disini ini terlalu banyak maling, gak milih-milih lagi walaupun punya pesantren tetep aja di curi. Tapi Alhamdulillah yang punya saya belum pernah kecurian, tapi cukup bikin saya khawatir, selain itu gak hambatan lain, ama.. keuntungannya bagi saya pribadi bnyak, bisa punya sapi, tanpa ngeluarin modal, sapinya bisa dijadikan untuk membajak sawah lagi, terus bisa punya duit kalau sapi tersebut dah dijual, sapinya kan pesantren yang beli, saya hanya memeliharanya”.
Hal yang sama juga di ungkapkan oleh Abd. Muiz ((37 Tahun) sebagai berikut; “ia bener,, hambatannya disini maling banyak banget, tidak aman, saya sendiri kemalingan satu sapi, jadi gak enak saya sama pak kyai, tapi untunggnya tidak minta ganti. Keuntungannya sih.. ya.. aku bisa punya sapi, punya duit tanpa ngeluarin duit sepeserpun.. enak kan..? Hal di atas dibenarkan oleh M. Zamiel E-Muttaqien, ia menuturkan; “benar emang.. selama ini hanya itu saja hambatan yang saya sendiri rasakan, kita gak tahu bagaimana cara mengatasi hal itu, pernah sekali sapi kita di curi orang, tapi biarlah.. semoga ada gantinya. Kalau untuk keuntungannya saya pikir masyarakat sendiri ya yang tahu, karena mereka yang menjalankan usaha ini, tapi selama ini respon yang masuk ke saya sangat baik, masyarakat sangat terbantu dengan adanya program ini, ini kerjasama yang baik menurut saya, juga sebagai wujud kepedulian pesantren terhadap masyarakt dalam membina, membimbing atau mengarahkan pengembangan ekonomi mereka”.76 Untuk usaha ternak ayam sendiri, maka hambatan dan keuntungannya seperti yang dijelaskan oleh Moh. Zuhri (29 Tahun), sebagai berikut; “hambatan saya, sekarang ini ya.. banyak tetangga yang ngeluh ke saya.. katanya bau, emang sih saya akui kandang ayamnya emang dekat rumah tetangga, tapi mau gimana lagi, habis kalau kandang ayamnya saya taroh agak jauhan dari rumah.. jadi gampang dicuri orang, dah pernah sekali kecurian masalahnya saya, waktu itu langsung 5 ekor ayam yang dicuri, yang gede-gede lagi.. saya masih bingung ini gimana jalan 75
Wanwancara pribadi dengan Bapak Sabri (43 Tahun), selaku peternak sapip, ada 10
April 2011 76
Wanwancara pribadi dengan M, zamiel El-Muttaqien, selaku direktur utama BPM Annuqayah, yang menaungi bentuk usaha ternak sapi, pada, 12 April 2011
65
keluarnya. Keuntungannya ya.. aku punya usaha sampingan ini selain jadi tukang bengkel”.77 Maka dari data yang penulis dapatkan dari informan dapat disimpulkan bahwa, yang menjadi hambatan dalam pengembangan ekonomi yang berbentuk ternak tersebut kendalanya adalah masalah keamanan, kenyamanan, instabilitas, karena banyak maling (pencuri) Sebagai keuntungannya bagi masyarakat sendiri adalah, bagi mereka selain bisa punya pekerjaan, juga bisa punya penghasilan, sedikitpun tanpa mengeluarkan modal. Masyarakat bisa punya sapi, bisa punya ayam dengan Cuma-Cuma. Kemudian inilah yang diterjemahkan oleh BPM-PP Annuqayah sendiri sebagai upaya penguatan masyarakat (civil society), dengan cara pendampingan, pembinaan dan pengembangan kemampuan melalui organisasi kemasyarakatan tersebut.
77
2011
Wanwancara pribadi dengan Moh. Zuhri, (29 Tahun), peternak ayam, pada, 10 April
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan analisis di atas, terdapat beberapa hal penting yang dapat dikemukakan sebagai kesimpulan dalam penelitian ini, adalah: 1. Secara faktual pesantren Annuqoyah guluk-guluk sumenep madura, memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan ekonomi masyarakat sekitar, atau untuk kalangan internal pesantren sendiri. Kondisi masyarakat sekitar pesantren yang penuh dengan keterbatasan ekonomi, menjadikan pesantren sebagai salah satu peluang besar untuk mengembangkan ekonomi mereka. 2. Bentuk-bentuk pengembangan ekonomi masyarakat sekitar pesantren Annuqoyah Guluk-guluk Sumenep Madura, terpola menjadi dua macam, yaitu masyarakat dengan cara mendirikan unit usaha permanen di sekitar pesantren, dan masyarakat penyuplai dagangan ke dalam pesantren (terutama untuk bentuk dagangan nasi bungkus, snack dan gorengan). Dua pola ber-ekonomi masyarakat sekitar pesantren tersebut, antara satu dengan yang lain memiliki banyak perbedaan. Pola pertama, lebih memiliki peluang besar utuk mendaparkan omset dan keuntungan, karena barang dagangan yang disediakan lebih beragam dan konsumennya lebih heterogen (santri dan sebagian besar masyarakat umum). Kemudian pola yang kedua, lebih terbatas selain karena konsumennya terbatas pada kalangan santri saja, barang yang dijual hanya makanan ringan dan nasi bungkus. Tetapi demikian kedua pola pengembangan ekonomi masyarakat tersebut tetap memiliki peluang mendapatkan
66
67
keuntungan karena usahanya tersebut dilakukan setiap hari dan dengan jumah konsumen yang cukup banyak. 3. Pengembangan ekonomi yang dilakukan BPM-PP Annuqoyah menurut hemat penulis mengacu pada konsep pengembangan masyarakat dikarenan sudah; a. berbasis masyarakat (community based), b. Berkelanjutan (sustainable), dan c. Berbasis sumber sumber daya setempat (local resource based). Ini artinya bahwa pengembangan ekonomi yang dilakukan oleh BPM-PP Annuqoyah tersebut asudah sampai pada tingkat community development. 4. Pengembangan ekonomi yang dilakukan BPM-PP Annuqoyah tersebut tidak hanya untuk internal pesantren saja, tetapi juga untuk masyarakat sekitar, ini dikarenakan model dan bentuk pengembangan ekonomi yang ada dan telah dilakukan secara langsung melibatkan masyarakat, sebagai partner saja, atau pelaksana utama di lapangan.
B. SARAN-SARAN Penelitian ini penulis akui masih banyak terdapat kekurangan, baik dari segi penyajian struktur bahasa penulisan, kelngkapan teori yang digunakan, maupun data yang sudah penulis kumpulkan. Maka dari itu penulis membutuhkan kritik dan masukan demi kesempurnaan penelitian ini. Namun apabila dalam penelitian ini terdapat sesuatu yang bermanfaat, maka penulis berharap semoga ini bisa menjadi acuan pengembangan ekonomi terutama untuk:
68
a. Pesantren, dengan adanya penelitian ini diharapkan menjadi salah satu bahan evaluasi dan koreksi terhadap program-program kerja BPM-PPA yang telah dilakukan selama ini. b. Masyarakat, diharapkan penelitian bisa dijadikan bahan informasi tambahan untuk mengenal/mengetahui PP Annuqoyah pada umumnya dan program BPM yang memang telah lama dijalankan, juga bisa menambah khazanah keilmuan. c. Pemerintah daerah, diharapkan penelitian ini bisa dijadikan bahan referensi dalam melihat atau mempelajari serta menggali potensi-potensi pengembangan ekonomi yang ada di daerah kecamatan guluk-guluk dan pada daerah lainnya.
REFERENSI Taufiq Abdullah, Islam dan Masyarakat Pantulan Sejarah Indonesia. Jakarta: LP3ES.1996 Qodri Azizi, Membangun Pondasi Ekonomi Umat Meneropong Prospek Berkembangnya Ekonomi Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2004 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan Hidup Kiai. Jakarta: LP3ES. 1994 Halim A., et al. Manajemen Pesantren. Yogyakarta: Pustaka Pesantren. 2005. Maksum H, Madrasah, Sejarah dan Pengembangannya. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 1999 Yusuf Qardawi, TT. Al Hill al Islami Faridhah Islamiah. Kairo: Bank alTaqwa. Ismail. SM, et al, Dinamika Pesantren dan Madrasah. Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang kerjasama dengan Pustaka Pelajar. 2002 Karel A. Steenbrink, Pesantren Madrasah dan Sekolah. Jakarta: LP3ES. 1984 Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim. Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa. 1995 P3M STAIN Purwokerto | Ahmad Faozan 12 Ibda` | Vol. 4 | No. 1 | JanJun 2006 |88-102 Tim Penyusun IAIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedia Islam Indonesia. Jakarta: Djambatan. 1992 Marzuki, Wahid, et al. Pesantren Masa Depan Wacana Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren. Jakarta: Pustaka Hidayah. 2001 Yasmadi, Modernisasi Pesantren, Kritik Nurcholish Madjid terhadap Pendidikan Islam Tradisional. Jakarta: Ciputat Press. 2002. Wahid, Zaini, K.H. A. 1995. Dunia Pemikiran Kaum Santri. Yogyakarta: LKPSM NU DIY. 1995 Endang, Turmudi. Perselingkuhan Kyai dan Kekuasaannya. Yogyakarta: LkiS, 2004
Majalah Anugerah. Edisi II, 2003 Imam Suprayogo. Misi Metodologi Penelitian Sosial-Agama. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2001
Maimunah Ismail. Pengembangan Implikasi Ke-atas Pembangunan Masyarakat. Selangor: Dewan Bahasa dan Pustaka. 1988
Rosdiana Mustafa, Megi Budi Sumarno, Nanang sumantri, Rita Pranawati. Modul-modul Pemberdayaan Masyarakat Untuk Pembangunan Pemberdayaan. Jakarta: Center For Study Of Religion And Culture (CSRC). 2009
Edi Suharto, Ph.D. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial. Bandung: PT. Rafika Aditama. 2005
Jim Ife Frank Tesoriero, Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat Di Era Globalisasi. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. 2008
George Ritzer, & Douglas J. Goodman. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prenada Media. 2004 Isbandi Rukminto Adi. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas (pengantar pada pemikiran dan pendekatan praktis). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2003
K.J. Veeger. Realitas Sosial, refleksi filsafat sosial atas hubungan individu-masyarakat dalam cakrawala sejarah sosiologi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 1993
LAMPIRAN-LAMPIRAN
TRANSAKSI TERNAK SAPI KELOMPOK BIRO PENGABDIAN MASYARAKAT PP. ANNUQAYAH GULUK-GULUK SUMENEP MADURA TAHUN 2006/2011 NAMA
P. Fauzi
B. Rahwini
Abu Yazid
P. Kholilah
Zaini/P. Eva
TAHAPAN
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 1
Tahap 2
TANGGAL
19/11/2007
13/04/2010
19/01/2007
21/01/2008
18/01/2010
8/10/2007
18/05/2009
22/10/2007
2/11/2009
30/04/2007
10/1/2010
MEMBELI
1.865.000
2.215.000
1.635.000
1.600.000
1.800.000
1.610.000
1.900.000
1.450.000
1.900.000
1.610.000
3.360.000
RINCIAN MODAL BPM-PPA
1.450.000
1.450.000
1.135.000
1.220.000
1.220.000
1.200.000
1.200.000
1.300.000
1.300.000
1.360.000
1.360.000
PETERNAK
415,000
515,000
250,000
380,000
580,000
110,000
200,000
150,000
600,000
50,000
2.000.000
250,000
250,000
-
-
300,000
500,000
-
200,000
-
28/03/2010
-
10/1/2008
11/1/2010
7/2/2009
26/12/2010
1/10/2009
8/1/2010
JUAL
4.100.000
-
3.150.000
5.900.000
-
4.500.000
2.250.000
3.800.000
6.100.000
-
LABA
2.235.000
-
1.515.000
4.300.000
-
2.890.000
350,000
2.350.000
4.490.000
-
KSM TANGGAL
RINCIAN LABA BPM-PPA
223,500
-
151,500
430,000
-
289,000
35,000
235,000
449,000
-
KSM
298,000
-
280,000
829,500
-
572,000
55,000
398,000
857,000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.083.500
3.040.500
-
2.028.900
260,000
1.717.000
3.184.000
-
MODAL PETERNAK PETERNAK NAMA
1.713.500
-
H. Abd. Rahman
Suhairi
Zurni
TAHAPAN
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
Tahap 4
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
TANGGAL
31/12/2007
28/02/2010
5/2/2007
4/2/2008
11/5/2009
18/10/2010
1/5/2006
10/5/2008
22/03/2010
MEMBELI
1.660.000
1.760.000
1.635.000
1.550.000
1.750.000
1.770.000
1.750.000
2.100.000
2.650.000
BPM-PPA
1.660.000
1.660.000
1.335.000
1.250.000
1.250.000
1.250.000
1.400.000
1.500.000
1.500.000
PETERNAK
-
100,000
-
-
150,000
170,000
350,000
100,000
650,000
KSM
-
-
300,000
300,000
350,000
350,000
-
500,000
500,000
30/01/2008
19/04/2009
17/10/2010
-
29/04/2008
21/03/2010
RINCIAN MODAL
TANGGAL
15/02/2010
JUAL
3.250.000
-
2.400.000
2.850.000
2.600.000
-
6.400.000
3.500.000
LABA
2.090.000
-
765,000
1.300.000
850,000
-
4.650.000
1.400.000
RINCIAN LABA BPM-PPA
209,000
-
76,500
1.300.000
85,000
-
465,000
140,000
KSM
418,000
-
153,000
260,000
148,000
-
651,000
260,000
MODAL PETERNAK PETERNAK
-
-
-
-
-
-
-
-
1.463.000
-
535,500
910,000
617,000
-
3.534.000
1.000.000
TRANSAKSI TERNAK SAPI KELOMPOK BIRO PENGABDIAN MASYARAKAT GULUK-GULUK SUMENEP MADURA TAHUN 2006/2011 NAMA
P. Sabri
Sadiq
Abd. Mu'iz
TAHAPAN
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
Tahap 4
TANGGAL
10/1/2007
18/05/2008
1/11/2009
6/1/2007
14/09/2008
7/2/2010
12/12/2007
26/10/2008
10/11/2009
27/01/2010
MEMBELI
3.400.000
1.510.000
1.500.000
1.600.000
1.850.000
2.125.000
3.000.000
4.500.000
4.500.000
4.500.000
RINCIAN MODAL BPM-PPA
1.260.000
1.260.000
126000
1.140.000
1.140.000
1.140.000
1.350.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
PETERNAK
2.140.000
25000
240000
50000
50000
-
840000
1.860.000
1.860.000
1.860.000
KSM
-
-
-
410000
410000
985000
810000
1.140.000
1.140.000
1.1400.000
TANGGAL
5/4/2007
27/04/2009
1/2/2010
6/3/2008
7/2/2010
-
26/10/2008
11/10/2009
17/10/2010
-
JUAL
3.350.000
2.500.000
1.650.000
2.300.000
3.600.000
-
6.900.000
8.000.000
6.400.000
-
LABA
-50000
990000
150
700000
1/750.000
-
3.900.000
3.500.000
1.900.000
-
3.500.000
190000
-
380000
-
RINCIAN LABA BPM-PPA
-
99000
15000
70000
1.750.000
-
240000
KSM
-
182000
23000
140000
350000
-
341000
MODAL PETERNAK
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
PETERNAK
-
709000
112000
490000
1.225.000
-
1.819.000
700,000
1.330.000
-
NAMA
P. Aman
TAHAPAN
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
P. Mukti Tahap 1
Tahap 2
Tahap 1
Nardi
TANGGAL
10/11/2007
28/10/2008
6/4/2010
23/01/2009
25/05/2010
11/12/2006
MEMBELI
1.700.000
1.700.000
190,000
2.400.000
3.000.000
1.500.000
RINCIAN MODAL BPM-PPA
1.250.000
1.250.000
1.250.000
1.500.000
1.550.000
1.400.000
PETERNAK
-
-
100,000
600,000
1.200.000
100,000
KSM
450,000
450,000
550,000
250,000
250,000
-
TANGGAL
26/10/2008
3/4/2010
-
25/05/2010
-
-
JUAL
2.350.000
3.000.000
-
3.300.000
-
-
LABA
650,000
1.100.000
-
900,000
-
-
RINCIAN LABA BPM-PPA
65,000
110,000
-
90,000
-
-
KSM
130,000
220,000
-
112,000
-
-
700,000
MODAL PETERNAK
-
-
-
-
-
-
PETERNAK
455,000
770,000
-
698,000
-
-
Nama Usia Jabatan Tanggal
Daftar Pertanyaan Untuk BPM-PPA : M. Zamiel El-muttaqin : 33 Tahun : Direktur BPM-PP Annuqoyah : 26 Maret 2011
1.
Kapan BPM_PP annuqoyah didirikan? Jawab : sekitar tahun 1978 2. Apa latar belakang berdirinya BPM-PP Annuqoyah ini.? Jawab : berawal dari perkenalan dengan lembaga LP3ES pada tahun 1974 waktu mengadakan penelitian di pesantren ini 3. Secara umum apa tujutan BPM-PP Annuqoyah didirikan.? Jawab : kalo secara umum ya.. BPM ini dikhususkan untuk memediasi antara masyarakat dan pesantren dalam bidang agama dan pemngembangan ekonomi kemasyarakatan 4. Pendekatan apa saja yang digunakan oleh BPM-PPA untuk program pengembangan masyarakat? Jawab : kalo yang sudah berjalan sih pendekatan dakwah bil hal.. pengerus pesantren turun langsung membimbing dan membina masyarakat 5. Bagaimana respon masyarakat dengan adanya BPM di pesantren ini.? Jawab : alhamdulillah sejauh ini sih responnya sangat bagus 6. Sejauh ini kontribusi apa yang telah diberikan BPM-PPA sendiri untuk internal pesantren sendiri dan masyarakat.? Jawab : klo untuk pesantren sendiri sih.. gedung BPM ini sendiri, biaya pembangunannya dari alokasi hasil pengembangan ekonomi yang sudah dijalankan oleh pesantren, kalau untuk masyaraktnya kan dari program BPM ini ada program simpan pinjam namanya KUT. 7. Program apa saja yang telah direalisasikan oleh BPM untuk pengembangan ekonomi pesantren dan masyarakat.? Jawab : untuk saat ini yang masih berjalan itu ternak sapi 8. Apakah menurut anda program tersebut sangat ideal dan prospektif untuk pengembangan ekonomi masyarakat.? Jawab : ya sangat ideal 9. Apa keuntungan dan hambatan bagi BPM-PPA sendiri dalam menjalankan program pengembangan ekonomi masyarakt tersebut.? Jawab : keuntungannya yang sangat nampak bagi saya pesantren dan masyarakat sangat dekat hubungannya selain ada keuntungan secara finansial, kalau hambatannya saya kurang tau ya 10. Selain program yang telah direalisasikan oleh BPM-PPA sendiri, untuk kedepannya apakah ada program lain yang lebih menjanjikan terhadap pengembangan ekonomi masyaraka.? Jawab : untuk masalah itu pengurus selalu mengadakan evaluasi terhadap program yang dijalankan, umpama ada salah satu program yang gak jalan itu kita selalu mencari solusinya
TTD
( M. Zamiel El-muttaqin )
Nama Usia Jabatan Tanggal
: KH. A. Hanif Hasan : 47 : Ketua Pengurus PP Annuqoyah : 28 Maret 2011
1. Kapan BPM_PP annuqoyah didirikan? Jawab : persisnya sih.. kira-kira tahun 1978, tapi jelasnya lagi coba tanya sama M. 2. Apa latar belakang berdirinya BPM-PP Annuqoyah ini.? Jawab : waktu itu sih ada kerja sama dengan LSM dari jakarta cuman saya lupa namanya sudah 3. Secara umum apa tujutan BPM-PP Annuqoyah didirikan.? Jawab : kalo menurut saya sendiri sih tujuan didirikannya BPM itu ya untuk mewadahi kegiatan-kegiatan yang ada di pesantren soalnya kalao yayasan yang mengelola semuanya pasti kurang bagus karena terlalu banyak. 4. Pendekatan apa saja yang digunakan oleh BPM-PPA untuk program pengembangan masyarakat? Jawab : kalau pendekatannya ya pendekatan secara emosional, dengan turun langsung langsung kelapangan untuk membina masyarakat 5. Bagaimana respon masyarakat dengan adanya BPM di pesantren ini.? Jawab : selama ini bagus gada masalah sepertinya masyarakat memang sangat terbantu 6. Sejauh ini kontribusi apa yang telah diberikan BPM-PPA sendiri untuk internal pesantren sendiri dan masyarakat.? Jawab : yang sangat nampak sih untuk pembangunan gedung BPM itu ya.. memang gak ada sedikitpun pengurus BPM minta ke yayasan, gedung itu dibangun dengan dana hasil pengembangan ekonomi yang dilakukan BPM sendiri selama ini, yang telah dikumpulkan oleh pengurus sekrang. Tapi..! bahan-bahan bangunannya gak beli semuanya kok mas.. sebagian ada donatur yang nyumbang, setahu saya ada yang nyumbang semen satu ton dan kayu plafon. Kalau untuk masyarakatnya yang saya tahu ya ada pembinaan usaha dengan bimbingan dari pengeurus BPM. 7. Program apa saja yang telah direalisasikan oleh BPM untuk pengembangan ekonomi pesantren dan masyarakat.? Jawab : ada simpan pinjam, ternak sapi, KUT banyak lah 8. Apakah menurut anda program tersebut sangat ideal dan prospektif untuk pengembangan ekonomi masyarakat.? Jawab : ya tentunya 9. Apa keuntungan dan hambatan bagi BPM-PPA sendiri dalam menjalankan program pengembangan ekonomi masyarakt tersebut.? Jawab : kalau bagi saya keuntungannya dengan adanya BPM bisa membantu kinerja pengurus yayasan. Kalau hambatannya saya rasa tidak ada 10. Selain program yang telah direalisasikan oleh BPM-PPA sendiri, untuk kedepannya apakah ada program lain yang lebih menjanjikan terhadap pengembangan ekonomi masyaraka.? Jawab : masalah itu saya kurang ngerti, coba langsung aja tanyakan ke pengurus BPM
TTD
( KH. A. Hanif Hasan )
Nama Usia Jabatan Tanggal
: Muhammad Affan : 24 : staf program pesantren mandiri : 29 Maret 2011
1. Kapan BPM_PP annuqoyah didirikan? Jawab : sekitar tahun 1978 2. Apa latar belakang berdirinya BPM-PP Annuqoyah ini.? Jawab : kalau dari sejarahnya sih latarbelakangnya karena ada penelitian sebuah LSM LP3ES dari jakarta kaemudian membentuk kerjasama dengan pesantren sini 3. Secara umum apa tujutan BPM-PP Annuqoyah didirikan.? Jawab : tujuannya untuk membantu masyarakat dalam bidang pengembangan ekonomi. 4. Pendekatan apa saja yang digunakan oleh BPM-PPA untuk program pengembangan masyarakat? Jawab : pendekatan yang dilakukan yaitu pendekatan persuasif mas, dengan menerjunkan langsung pengurus BPM sesuai dengan jabatanya kepada masyarakat untuk membina dan membimbing masyarakat. 5. Bagaimana respon masyarakat dengan adanya BPM di pesantren ini.? Jawab : sangat bagus 6. Sejauh ini kontribusi apa yang telah diberikan BPM-PPA sendiri untuk internal pesantren sendiri dan masyarakat.? Jawab : ya.. kalau kontribusinya sih.. yang berbentuk fisik ya gedung ini mas.. gedung ini dibangun dengan dana yang telah dihasilkan oleh BPM melalui pengembangan ekonomi, ini satu bukti mas kalau pesantren sudah bisa mandiri sekarang dari segi pembangunan ya.. saya harapkan kedepannya semakin hidup dan besar kontribusi pengembangan ekonomi yang dilakukan pesantren ini. 7. Program apa saja yang telah direalisasikan oleh BPM untuk pengembangan ekonomi pesantren dan masyarakat.? Jawab : ada simpan pinjam, ternak sapi, KUT, pengadaan pupuk murah, ternak dan pengelolaan perkebuanan 8. Apakah menurut anda program tersebut sangat ideal dan prospektif untuk pengembangan ekonomi masyarakat.? Jawab : pastinya sangat ideal 9. Apa keuntungan dan hambatan bagi BPM-PPA sendiri dalam menjalankan program pengembangan ekonomi masyarakt tersebut.? Jawab : keuntungannya.. jelas ini sangat membantu perekonomian pesantren, Kalau hambatannya sih beda-beda, kalau untuk jenis usaha ternak hambatannya daerah sini banyak maling, kadang walopun punya pesantren juga tetep di colong 10. Selain program yang telah direalisasikan oleh BPM-PPA sendiri, untuk kedepannya apakah ada program lain yang lebih menjanjikan terhadap pengembangan ekonomi masyaraka.? Jawab : masalah itu kondisional aja, kita fokus untuk memaksimalkan program yang sudah ada dulu TTD
( Muhammad Affan )
Nama Usia Jabatan Tanggal
: M. Kamil Akhyari : 25 : Staf Administrasi dan Keuangan : 29 Maret 2011
1. Kapan BPM-PP annuqoyah didirikan? Jawab : sekitar tahun 1978 silam 2. Apa latar belakang berdirinya BPM-PP Annuqoyah ini.? Jawab : karena ada kerjasama dengan LSM LP3ES yang dari jakarta yang sempat mengadakan penelitian disini, kemudian menjalin kerjasama 3. Secara umum apa tujutan BPM-PP Annuqoyah didirikan.? Jawab : saya pikir BPM sendiri dikhususkan untuk mengayomi masyarakat sekitar pesantren sendiri. 4. Pendekatan apa saja yang digunakan oleh BPM-PPA untuk program pengembangan masyarakat? Jawab : apa ya..‼ mungkin menurut saya pendekatannya pengembangan masyarakat sesuai dengan kepanjangan BPM itu sendiri. 5. Bagaimana respon masyarakat dengan adanya BPM di pesantren ini.? Jawab : cukup bagus menurut saya 6. Sejauh ini kontribusi apa yang telah diberikan BPM-PPA sendiri untuk internal pesantren sendiri dan masyarakat.? Jawab : salah satu kontribusi besar pengembangan ekonomi yang dilakukan oleh pesantren terhadap internal pesantren sendiri adalah membangun gedung ini, gedung ini tidak dibantu yayasan atau pemda lo mas.. ini hasil jerih payah kepengurusan sekarang yang sudah berbakti terhadap pesantren ini, saya salut sama temen-temen kepengurusan sekrang, mereka bener-bener bekerja dan ini hasilnya. Ya kalau utuk masyarakat saya pikir kontribusinya masyarakat sudah semakin banyak yang punya usaha sendiri meskipun kecil-kecilan karena dibantu oleh BPM 7. Program apa saja yang telah direalisasikan oleh BPM untuk pengembangan ekonomi pesantren dan masyarakat.? Jawab : ada banyak mas, toko, ada ternak ayam, ternak sapi, KUT, pengadaan pupuk murah, pengelolaan perkebuanan, usaha tikar dan sebagainya. 8. Apakah menurut anda program tersebut sangat ideal dan prospektif untuk pengembangan ekonomi masyarakat.? Jawab : pastinya lah… 9. Apa keuntungan dan hambatan bagi BPM-PPA sendiri dalam menjalankan program pengembangan ekonomi masyarakt tersebut.? Jawab : keuntungannya.. banyak, kalau hambatannya menurut saya tidak ada karena program yang telah dicanangkan oleh kepengurusan sekarang ini alhamdulillah berjalan lamcar. 10. Selain program yang telah direalisasikan oleh BPM-PPA sendiri, untuk kedepannya apakah ada program lain yang lebih menjanjikan terhadap pengembangan ekonomi masyaraka.? Jawab : nah.. masalah itu kita belum tahu mas… kita fokus sama program yang sudah berjalan efektif dulu ini aja. TTD
( M. Kamil Akhyari )
Nama Usia Jabatan Tanggal
: Abd. Ghaffar : 26 : Manager Komunikasi dan Pengembangan Sumber daya : 12 Maret 2011
1. Kapan BPM-PP annuqoyah didirikan? Jawab : pada tahun 1978 yang lalu 2. Apa latar belakang berdirinya BPM-PP Annuqoyah ini.? Jawab : BPM ini bermula sejak adanya penelitian dari LP3ES jakarta, sekaligus menginisiasi kerjasama sehingga terbentuklah BPM Annuqoyah ini. 3. Secara umum apa tujutan BPM-PP Annuqoyah didirikan.? Jawab : kalau saya melihat dari programnya tujuannya yaitu sarana pengabdian pesantren kepada masyarakat, karena pesantren tidak mungkin ada tanpa masyarakat jadi biar ada hubungan timbal balik gitu 4. Pendekatan apa saja yang digunakan oleh BPM-PPA untuk program pengembangan masyarakat? Jawab : karena namanya pengabdian, jadi pendekatannya ya.. mengabdi untuk masyarakat gitu. 5. Bagaimana respon masyarakat dengan adanya BPM di pesantren ini.? Jawab : sangat tertolong perekonomian mereka menurut pengetahuan saya 6. Sejauh ini kontribusi apa yang telah diberikan BPM-PPA sendiri untuk internal pesantren sendiri dan masyarakat.? Jawab : yang jelas mas sekarang BPM sudah punya gedung sendiri, yang dana pembangunannya 90% diambil dari hasil pengebangan ekonomi yang telah dilakukan BPM itu sendiri. 7. Program apa saja yang telah direalisasikan oleh BPM untuk pengembangan ekonomi pesantren dan masyarakat.? Jawab : ada banyak mas, toko, ada ternak ayam, ternak sapi, KUT, pengadaan pupuk murah, pengelolaan perkebuanan, usaha tikar bikin rengginang, kripik singkog, jubete dan lainnya. 8. Apakah menurut anda program tersebut sangat ideal dan prospektif untuk pengembangan ekonomi masyarakat.? Jawab : sejauh ini sangat ideal. 9. Apa keuntungan dan hambatan bagi BPM-PPA sendiri dalam menjalankan program pengembangan ekonomi masyarakt tersebut.? Jawab : jelas keuntungannya..dari segi fisik sekarang BPM sudah punya gedung sendiri. untuk hambatannya sejauh ini kurang begitu kelihatan karena masyarakat manyoritas sangat kooperatif dengan adanya program dari BPM ini. 10. Selain program yang telah direalisasikan oleh BPM-PPA sendiri, untuk kedepannya apakah ada program lain yang lebih menjanjikan terhadap pengembangan ekonomi masyaraka.? Jawab : kalau program untuk kedepannya belum ada pembahasan mas..
TTD
( Abd. Ghaffar )
Daftar Pertanyaan Untuk Masyarakat Nama Umur Pekerjaan Tanggal
: Abd. Rahem : 54 : Penjaga Toko BPM Annuqoyah : 09 Maret 2011
1. Apakah Bapak/Ibu penduduk asli warga guluk-guluk di sini.? Jawab : bukan, saya asli orang pragaan, bukan orang guluk-guluk 2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu tinggal di dekat pesantren Annuqoyah ini.? Jawab : sudah lama sih.. mungkin ada 25 tahun ini ke sekarang 3. Bagaimana perasaan Bapak/Ibu tinggal di daerah ini.? Jawab : pasti seneng namanya tempat kelahiran kita sendiri 4. Apa pekerjaan Bapak/Ibu sekarang.? Jawab : pekerjaan saya… ya ini jaga toko punya pesantren gak ada lagi 5. Sebagai warga yang tinggalnya berdekatan dengan pesantren Annuqoyah, apakah Bapak/Ibu pernah mendengar/tahu tentang BPM-PP Annuqoyah.? Jawab : ya saya tahu 6. Apa pengaruhnya adanya BPM-PPA ini terhadap perekonomian Bapak/Ibu.? Jawab : pengaruhnya besar banget… kan tadinya saya gpunya pekerjaan apa-apa, ada usaha tapi kecil, dan sekarang saya dipekerjakan oleh pesantren 7. Adakah kontribusi BPM-PPA sendiri terhadap pengembangan ekonomi Bapak/Ibu.? Jawab : ada.. awalnya saya dan keluarga saya hanya tukang bengkel motor kecilkecilan, setelah mengelola toko ini, alhamdulillah sekarang kehidupan saya secara ekonomi ada peningkatan lah.. dan bengkel saya tambah maju juga 8. Adakah keuntungan dan hambatan yang Bapak/Ibu rasakan dalam pengembangan ekonomi Bapak/Ibu selama ini.? Jawab : kalau keuntungan sih banyak, kalau hambatan saya rasain tidak ada mas, mungkin karena barokah Kyai usaha toko ini diberi kelancaran 9. Bagaimana respon Bapak/Ibu Terhadap Adanya BPM-PP Annuqoyah ini.? Jawab : bagus lah.. 10. Solusi apa yang bisa Bapak/Ibu tawarkan kepada BPM-PPA dalam memajukan pesantren dan mengurangi hambatan serta meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya warga yang tinggal di dekat pesantren.? Jawab : kalau menurut saya tambah lagi tokonya, kalau perlu toko BPM ini menyebar ke berbagai daerah-daerah lain yang ada di madura
TTD
( Abd. Rahem )
Nama Umur Pekerjaan Tanggal
: Bpk. Sulamah : 53 : Pengelola kebun pesantren : 15 Maret 2011
1. Apakah Bapak/Ibu penduduk asli warga guluk-guluk di sini.? Jawab : iya, saya asli orang guluk-guluk 2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu tinggal di dekat pesantren Annuqoyah ini.? Jawab : dari sejak lahir saya disini 3. Bagaimana perasaan Bapak/Ibu tinggal di daerah ini.? Jawab : senang-senang aja mas 4. Apa pekerjaan Bapak/Ibu sekarang.? Jawab : petani aja mas selain dipercayakan suruh ngurus kebun pesantren 5. Sebagai warga yang tinggalnya berdekatan dengan pesantren Annuqoyah, apakah Bapak/Ibu pernah mendengar/tahu tentang BPM-PP Annuqoyah.? Jawab : tidak tahu saya mas 6. Apa pengaruhnya adanya BPM-PPA ini terhadap perekonomian Bapak/Ibu.? Jawab : apa ya .. kurang tahu jaga saya mas.. tapi anak saya dapet potongan bayaran dsekolahnya. 7. Adakah kontribusi BPM-PPA sendiri terhadap pengembangan ekonomi Bapak/Ibu.? Jawab : saya kurang tahu kalau masalah itu, yang pasti anak saya dapet potongan di sekolahnya soalnya bayarannya lebih murah ketimbang temennya yang lain. 8. Adakah keuntungan dan hambatan yang Bapak/Ibu rasakan dalam pengembangan ekonomi Bapak/Ibu selama ini.? Jawab : gak ngerti saya pak 9. Bagaimana respon Bapak/Ibu Terhadap Adanya BPM-PP Annuqoyah ini.? Jawab : pastinya bagus. 10. Solusi apa yang bisa Bapak/Ibu tawarkan kepada BPM-PPA dalam memajukan pesantren dan mengurangi hambatan serta meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya warga yang tinggal di dekat pesantren.? Jawab : tidak tahu apa-apa saya mas.
TTD
( Bpk. Sulamah )
Nama Umur Pekerjaan Tanggal
: Bpk. Juhari : 47 : Pengguna Mesin Penetas telur BPM-PP Annuqoyah : 17 Maret 2011
1. Apakah Bapak/Ibu penduduk asli warga guluk-guluk di sini.? Jawab : iya benar 2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu tinggal di dekat pesantren Annuqoyah ini.? Jawab : dari turun temurun mas 3. Bagaimana perasaan Bapak/Ibu tinggal di daerah ini.? Jawab : sangat senang tinggal dikampung/rumah sendiri 4. Apa pekerjaan Bapak/Ibu sekarang.? Jawab : usaha kecil-kecilan 5. Sebagai warga yang tinggalnya berdekatan dengan pesantren Annuqoyah, apakah Bapak/Ibu pernah mendengar/tahu tentang BPM-PP Annuqoyah.? Jawab : iya saya tahu 6. Apa pengaruhnya adanya BPM-PPA ini terhadap perekonomian Bapak/Ibu.? Jawab : nah.. BPM itu yang ngajarin saya berbisnis 7. Adakah kontribusi BPM-PPA sendiri terhadap pengembangan ekonomi Bapak/Ibu.? Jawab : yang jelas waktu itu saya disuruh santri ikut pelatihan masalah teknologi dipesantren waktu tahun 2005 saya diajari penggunaan mesin penetas telur, kemudian saya tertarik, saya jalani dan akhirnya bisnis saya itu sekarang 8. Adakah keuntungan dan hambatan yang Bapak/Ibu rasakan dalam pengembangan ekonomi Bapak/Ibu selama ini.? Jawab : ada aja pastinya namanya juga orang usaha, pasti ada untung ruginya juga hambatannya 9. Bagaimana respon Bapak/Ibu Terhadap Adanya BPM-PP Annuqoyah ini.? Jawab : saya menilainya sangat bagus 10. Solusi apa yang bisa Bapak/Ibu tawarkan kepada BPM-PPA dalam memajukan pesantren dan mengurangi hambatan serta meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya warga yang tinggal di dekat pesantren.? Jawab : kalau masalah itu ya saya rasa santri dan ustadz di pesantren lebih paham dari saya.
TTD
( Bpk. Juhari )
Nama Umur Pekerjaan Tanggal
: Bpk. Rasidah : 42 : Pengguna Mesin penetas Telur : 17 Maret 2011
1. Apakah Bapak/Ibu penduduk asli warga guluk-guluk di sini.? Jawab : iya bener 2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu tinggal di dekat pesantren Annuqoyah ini.? Jawab : dari dulu mas turun temurun 3. Bagaimana perasaan Bapak/Ibu tinggal di daerah ini.? Jawab : biasa aja menurut saya 4. Apa pekerjaan Bapak/Ibu sekarang.? Jawab : petani aja saya, disamping punya usaha kecil kecilan juga 5. Sebagai warga yang tinggalnya berdekatan dengan pesantren Annuqoyah, apakah Bapak/Ibu pernah mendengar/tahu tentang BPM-PP Annuqoyah.? Jawab : ya saya tahu 6. Apa pengaruhnya adanya BPM-PPA ini terhadap perekonomian Bapak/Ibu.? Jawab : jelas ada orang usaha saya karena dibantu santri yang ngajarin saya usaha 7. Adakah kontribusi BPM-PPA sendiri terhadap pengembangan ekonomi Bapak/Ibu.? Jawab : awalnya saya tidak punya usaha apa-apa, adanya hanya warung itu juga sering dihutang jadi bangkrut, akhirnya tahun 2008 saya dikasih mesin penetas telur oleh santri gratis saya tidak usah bayar terus saya diajarin dan dibimbing, sampai saya bisa mengoperasikannya walaupun setelah netas telurnya ayamnya banyak yang mati, tapi ini ilmu yang tidak bisa ditukar dengan uang saya masih mau empelajarinya sampai bisa betul 8. Adakah keuntungan dan hambatan yang Bapak/Ibu rasakan dalam pengembangan ekonomi Bapak/Ibu selama ini.? Jawab : ya adalah mas walaupun tidak banyak 9. Bagaimana respon Bapak/Ibu Terhadap Adanya BPM-PP Annuqoyah ini.? Jawab : bagus 10. Solusi apa yang bisa Bapak/Ibu tawarkan kepada BPM-PPA dalam memajukan pesantren dan mengurangi hambatan serta meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya warga yang tinggal di dekat pesantren.? Jawab : saya tidak tahu mas
TTD
( Bpk. Rasidah )
Nama Umur Pekerjaan Tanggal
: Ibu. Lut : 43 : Suplier Nasi Bungus ke Pesantren : 05 April 2011
1. Apakah Bapak/Ibu penduduk asli warga guluk-guluk di sini.? Jawab : iya saya asli orang guluk-guluk 2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu tinggal di dekat pesantren Annuqoyah ini.? Jawab : sudah turun temurun saya disini 3. Bagaimana perasaan Bapak/Ibu tinggal di daerah ini.? Jawab : biasa aja gak gimana-gimana 4. Apa pekerjaan Bapak/Ibu sekarang.? Jawab : selain ibu rmuah tangga adalah usaha kecil-kecilan 5. Sebagai warga yang tinggalnya berdekatan dengan pesantren Annuqoyah, apakah Bapak/Ibu pernah mendengar/tahu tentang BPM-PP Annuqoyah.? Jawab : ya saya tahu 6. Apa pengaruhnya adanya BPM-PPA ini terhadap perekonomian Bapak/Ibu.? Jawab : kalau saya pribadi tidak ada karena usaha saya bukan dibantu BPM tapi pesantren sendiri 7. Adakah kontribusi BPM-PPA sendiri terhadap pengembangan ekonomi Bapak/Ibu.? Jawab : saya kan jualan nasi bungkus ya.. kalau BPM gak ada kontribusinya bagi saya. Ya kalau pesantren banyak soalnya usaha saya ini murni dari saya pribadi modalnya. Tapi ada orang lain yang usahanya dibantu oleh BPM. 8. Adakah keuntungan dan hambatan yang Bapak/Ibu rasakan dalam pengembangan ekonomi Bapak/Ibu selama ini.? Jawab : keuntungannya nasi bungkus saya bisa cepat habis dan tidak repot memasarkannya tinggal dititip ma santri aja, tapi hambatanya kalau santri sudah liburan pondok kan sepi jadi saya gak banyak bikinnya, itupun kadang-kadang saya buat nasi bungkus 9. Bagaimana respon Bapak/Ibu Terhadap Adanya BPM-PP Annuqoyah ini.? Jawab : bagus-bagus aja 10. Solusi apa yang bisa Bapak/Ibu tawarkan kepada BPM-PPA dalam memajukan pesantren dan mengurangi hambatan serta meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya warga yang tinggal di dekat pesantren.? Jawab : mungkin lebih diperluas lagi aja kali ya cakupan usaha, biar saya juga bisa dapet bantuan modal dari BPM
TTD
( Ibu Lut )
Nama Umur Pekerjaan Tanggal
: Bpk Murawi : 47 : Sopir : 05 April 2011
1. Apakah Bapak/Ibu penduduk asli warga guluk-guluk di sini.? Jawab : ya bener 2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu tinggal di dekat pesantren Annuqoyah ini.? Jawab : dari kecil saya di sini orang tua saya juga disini aja tinggalnya.. 3. Bagaimana perasaan Bapak/Ibu tinggal di daerah ini.? Jawab : seneng aja namanya kampung sendiri mas 4. Apa pekerjaan Bapak/Ibu sekarang.? Jawab : ibu rumah tangga aja, tapi usaha ada kecil-kecilan 5. Sebagai warga yang tinggalnya berdekatan dengan pesantren Annuqoyah, apakah Bapak/Ibu pernah mendengar/tahu tentang BPM-PP Annuqoyah.? Jawab : ya saya tahu 6. Apa pengaruhnya adanya BPM-PPA ini terhadap perekonomian Bapak/Ibu.? Jawab : sangat berpengaruh.. saya kalau sudah tidak ada modal bisa pinjam di BPM dulu, 7. Adakah kontribusi BPM-PPA sendiri terhadap pengembangan ekonomi Bapak/Ibu.? Jawab : alhamdulilah.. berkat ini saya punya pekerjaan untuk nafkahi keluarga saya, karena hanya ini pekerjaan saya selain bertani, lumayan lah ada pemasukan walaupun sekolah saya SD aja tidak tamat 8. Adakah keuntungan dan hambatan yang Bapak/Ibu rasakan dalam pengembangan ekonomi Bapak/Ibu selama ini.? Jawab : kalau keuntungan sih banyak, soalnya hampir separuhnya penghasilan keluarga saya ini berasal dari jualan saya, kalau hambatannya dagangan saya jadi tikdak laku kalau santri sudah masuk libiran sepi ini pondok. 9. Bagaimana respon Bapak/Ibu Terhadap Adanya BPM-PP Annuqoyah ini.? Jawab : sangat membantu bagus lah 10. Solusi apa yang bisa Bapak/Ibu tawarkan kepada BPM-PPA dalam memajukan pesantren dan mengurangi hambatan serta meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya warga yang tinggal di dekat pesantren.? Jawab : saya tidak punya solusi apa-apa mas orang pesantren pinter semua ko
TTD
( Bpk. Murawi )
Nama Umur Pekerjaan
: Lizamah : 29 tahun : Punya toko baju
1. Apakah Bapak/Ibu penduduk asli warga guluk-guluk di sini.? Jawab : iya asli orang guluk-guluk saya 2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu tinggal di dekat pesantren Annuqoyah ini.? Jawab : sudah dari dulu 3. Bagaimana perasaan Bapak/Ibu tinggal di daerah ini.? Jawab : senang senang aja 4. Apa pekerjaan Bapak/Ibu sekarang.? Jawab : ya ini pekerjaan saya jualan 5. Sebagai warga yang tinggalnya berdekatan dengan pesantren Annuqoyah, apakah Bapak/Ibu pernah mendengar/tahu tentang BPM-PP Annuqoyah.? Jawab : ya saya tahu 6. Apa pengaruhnya adanya BPM-PPA ini terhadap perekonomian Bapak/Ibu.? Jawab : kalau bagi saya tidak ada pengaruhnya, tapi saya pernah pinjem uang ke BPM 7. Adakah kontribusi BPM-PPA sendiri terhadap pengembangan ekonomi Bapak/Ibu.? Jawab : kalau dari BPM-nya sendiri tidak ada, kalau dari pondok ya banyak soalnya kalau disini tidak ada pondok paling saya tidak buka toko ini, selain juga pembeli toko saya sebagian ada dari kalangan santri 8. Adakah keuntungan dan hambatan yang Bapak/Ibu rasakan dalam pengembangan ekonomi Bapak/Ibu selama ini.? Jawab : keuntungannya ada karena hampir yang jadi tumpuan ekonomi keluarga saya dari ini, hambatannya tidak ada 9. Bagaimana respon Bapak/Ibu Terhadap Adanya BPM-PP Annuqoyah ini.? Jawab : bagus 10. Solusi apa yang bisa Bapak/Ibu tawarkan kepada BPM-PPA dalam memajukan pesantren dan mengurangi hambatan serta meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya warga yang tinggal di dekat pesantren.? Jawab : apa ya.. tidak tau saya
TTD
( Lizamah )
Nama Umur Pekerjaan Tanggal
: Ibu Sulihah : 46 : penganyam tikar : 07 April 2011
1. Apakah Bapak/Ibu penduduk asli warga guluk-guluk di sini.? Jawab : ia betul 2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu tinggal di dekat pesantren Annuqoyah ini.? Jawab : sejak lahir saya tinggalnya disini 3. Bagaimana perasaan Bapak/Ibu tinggal di daerah ini.? Jawab : senang-senang aja 4. Apa pekerjaan Bapak/Ibu sekarang.? Jawab : ini pkerjaan saya tiap hri jagaain warung 5. Sebagai warga yang tinggalnya berdekatan dengan pesantren Annuqoyah, apakah Bapak/Ibu pernah mendengar/tahu tentang BPM-PP Annuqoyah.? Jawab : pernah mendengar yang itu kan kantornya di depan 6. Apa pengaruhnya adanya BPM-PPA ini terhadap perekonomian Bapak/Ibu.? Jawab : jujur ya.. tidak ada pengaruhnya bagi ekonomi keluarga saya 7. Adakah kontribusi BPM-PPA sendiri terhadap pengembangan ekonomi Bapak/Ibu.? Jawab : gak bisa bilang apa, saya kan emang gak punya pekerjaan nak.. selain yang dikasih oleh pesantren tidak usah modal juga lagi, terimakasih banyak kyai 8. Adakah keuntungan dan hambatan yang Bapak/Ibu rasakan dalam pengembangan ekonomi Bapak/Ibu selama ini.? Jawab : keuntungannya jualan disini lumayan rame karena banyak santri kali ya soalya kalau sudah liburan ini sepi dagangan saya juga tidak banya bayak saya masak 9. Bagaimana respon Bapak/Ibu Terhadap Adanya BPM-PP Annuqoyah ini.? Jawab : bagus.. 10. Solusi apa yang bisa Bapak/Ibu tawarkan kepada BPM-PPA dalam memajukan pesantren dan mengurangi hambatan serta meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya warga yang tinggal di dekat pesantren.? Jawab : solusi apa ya tidak tau saya mas.. orang kampung saya
TTD
( Ibu Sulihah )
Nama Umur Pekerjaan Tanggal
: Bpk. Sabri : 43 Tahun : Peternak Sapi BPM-PP Annuqoyah : 10 April 2011
1. Apakah Bapak/Ibu penduduk asli warga guluk-guluk di sini.? Jawab : ia betul 2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu tinggal di dekat pesantren Annuqoyah ini.? Jawab : sejak dari orang tua saya 3. Bagaimana perasaan Bapak/Ibu tinggal di daerah ini.? Jawab : biasa aja 4. Apa pekerjaan Bapak/Ibu sekarang.? Jawab : ini pekerjaan saya ternak sapi 5. Sebagai warga yang tinggalnya berdekatan dengan pesantren Annuqoyah, apakah Bapak/Ibu pernah mendengar/tahu tentang BPM-PP Annuqoyah.? Jawab : ia tahu 6. Apa pengaruhnya adanya BPM-PPA ini terhadap perekonomian Bapak/Ibu.? Jawab : jujur ya.. sangat berpengaruh banget 7. Adakah kontribusi BPM-PPA sendiri terhadap pengembangan ekonomi Bapak/Ibu.? Jawab : kontribusinya banyak, awalnya saya kan tidak punya pekerjaan apa-apa tapi oleh BPM saya dikasih gaduan sapi suruh dipelihara/diternak, saya bersyukur banget 8. Adakah keuntungan dan hambatan yang Bapak/Ibu rasakan dalam pengembangan ekonomi Bapak/Ibu selama ini.? Jawab : keuntungannya ya saya bisa punya ekerjaan lah dan hasilnya lumayan walaupun lama, hambatannya di daerah sini banyak maling, walaupun puya saya alhamdulilah belum kecurian tapi cukup bikin saya kawatir masalahnya maling sini gak liat-liat walaupun punya pesantren juga tetep aja dicuri. 9. Bagaimana respon Bapak/Ibu Terhadap Adanya BPM-PP Annuqoyah ini.? Jawab : bagus banget ini sangat menolong saya 10. Solusi apa yang bisa Bapak/Ibu tawarkan kepada BPM-PPA dalam memajukan pesantren dan mengurangi hambatan serta meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya warga yang tinggal di dekat pesantren.? Jawab : solusinya apa ya… mungkin malingnya harus di tangkep dan dipenjara yang lama sampe jera gitu
TTD
( Bpk. Sabri )
Nama Umur Pekerjaan Tanggal
: Abd. Muiz : 37 : Ternak Sapi BPM : 10 April 2011
1. Apakah Bapak/Ibu penduduk asli warga guluk-guluk di sini.? Jawab : iya asli orang guluk-guluk saya 2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu tinggal di dekat pesantren Annuqoyah ini.? Jawab : dari dulu turun temurun 3. Bagaimana perasaan Bapak/Ibu tinggal di daerah ini.? Jawab : biasa aja 4. Apa pekerjaan Bapak/Ibu sekarang.? Jawab : ini ngurusin ternak sapi punya BPM Anuqoyah 5. Sebagai warga yang tinggalnya berdekatan dengan pesantren Annuqoyah, apakah Bapak/Ibu pernah mendengar/tahu tentang BPM-PP Annuqoyah.? Jawab : ia saya tahu 6. Apa pengaruhnya adanya BPM-PPA ini terhadap perekonomian Bapak/Ibu.? Jawab : jelas berpengaruh, emembuat ekonomi keluarga saya sidikit lebih laik 7. Adakah kontribusi BPM-PPA sendiri terhadap pengembangan ekonomi Bapak/Ibu.? Jawab : ada awalnya saya kan hanya petani biasa aja, itupun hasil pertaniannya hanya cukup dimakan keluarga sendiri, berkat BPM jadinya saya punya penghasilan tambahan 8. Adakah keuntungan dan hambatan yang Bapak/Ibu rasakan dalam pengembangan ekonomi Bapak/Ibu selama ini.? Jawab : keuntungannya itu tadi yang sudah saya jelaskan. Hambatannya disini banyak malingnya bikin saya kurang nyenyak tidur sapi takut dicuri orang 9. Bagaimana respon Bapak/Ibu Terhadap Adanya BPM-PP Annuqoyah ini.? Jawab : sangat bagus menurut saya. 10. Solusi apa yang bisa Bapak/Ibu tawarkan kepada BPM-PPA dalam memajukan pesantren dan mengurangi hambatan serta meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya warga yang tinggal di dekat pesantren.? Jawab : tidak punya solusi saya mas, saya hanya orang kampung biasa
TTD ( Abd. Muiz )