Sifat-Sifat Kuantitatif Domba Ekor Tipis……………………Dwicki Octarianda Audisi SIFAT-SIFAT KUANTITATIF DOMBA EKOR TIPIS JANTAN YEARLING PADA MANAJEMEN PEMELIHARAAN SECARA TRADISIONAL DI PESISIR PANTAI SELATAN KABUPATEN GARUT QUANTITATIVE TRAITS OF THIN TAIL SHEEP RAM YEARLING IN TRADITIONAL MANAGEMENT AT THE SOUTHERN COASTAL DISTRICT OF GARUT Dwicki Octarianda Audisi*, Denie Heriyadi**, Siti Nurrachma** Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung – Sumedang KM 21 Sumedang 45363 *Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2016 **Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran e-mail:
[email protected]
ABSTRAK Domba mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia karena dapat menghasilkan daging, kulit, dan lain sebagainya. Pentingnya mengetahui sifat-sifat kuantitatif pada Domba Ekor Tipis adalah untuk memberikan gambaran tentang ciri-ciri Domba Ekor Tipis, serta dapat menduga produktivitas ternak tersebut. Sifat kuantitatif dapat juga digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam menyeleksi ternak untuk memperoleh bibit unggul. Penelitian mengenai Sifat-Sifat Kuantitatif Domba Ekor Tipis Jantan Yearling pada Manajemen Pemeliharaan Secara Tradisional di Pesisir Pantai Selatan Kabupaten Garut, telah dilaksanakan di Desa Cikelet, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut selama 7 hari mulai dari Tanggal 28 April 2016 - 4 Mei 2016. Tujuan penelitian untuk mengetahui sifat-sifat kuantitatif (bobot badan, tinggi pundak, panjang badan, dan lingkar dada) Domba Ekor Tipis jantan yearling pada manajemen pemeliharaan secara tradisional di daerah pesisir pantai Selatan Kabupaten Garut. Selain itu, penelitian ini dapat digunakan untuk menyeleksi bibit domba yang baik. Objek penelitian adalah Domba Ekor Tipis jantan berumur 1-2 tahun. Penelitian menggunakan metode survey. Peubah yang diamati yaitu, bobot badan, panjang badan, tinggi pundak, dan lingkar dada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan bobot badan Domba Ekor Tipis jantan umur 1-2 tahun di Desa Cikelet 25,76 kg, rataan panjang badan 63,48 cm, rataan tinggi pundak 56,96 cm, dan rataan lingkar dada 72,53 cm. Kata Kunci:, Domba Lokal, Kuantitatif, Tradisional, Pesisir, Garut
ABSTRACT Sheep have significance for the life human because it can produce meat, sheep skins, etc. The importance of knowing quantitative traits of thin thail sheep is to provide an overview of the characteristics of thin tail sheep, and can guess the animal productivity. Quantitative traits can also be used as a basis for consideration in the selection to obtain a good sheep. The research Quantitative Traits of Thin Tail Sheep Ram Yearling in Traditional Management at the Southern Coastal District of Garut in Cikelet Village, Sub-District Cikelet, engage 7 days on 28 April 2016 – 4 May 2016. This research purposes to identify quantitative traits of (body weight, body length, high shoulder, and chest girth) of Thin Tail Sheep ram yearling in traditional management at the Southern coastal District of Garut. Beside of, this research can be used to selection good sheep. The object was Thin Tail ram aged 1-2 years. It used survey method. The observed variables were changing of body weight, body length, high shoulder, and chest girth. The result showed the average of body weight Thin Tail ram aged
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 1
Sifat-Sifat Kuantitatif Domba Ekor Tipis……………………Dwicki Octarianda Audisi 1-2 years in Cikelet Village 25,76 kg, the average of body length 63,48 cm, the average of high shoulder 56,96 cm, and the average of chest girth 72,53 cm. Keywords: Local Sheep, Quantitative, Traditional, Coastal, Garut
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 2
Sifat-Sifat Kuantitatif Domba Ekor Tipis……………………Dwicki Octarianda Audisi Pendahuluan Domba lokal adalah domba hasil persilangan atau introduksi dari luar yang telah dikembang-biakan sampai generasi kelima atau lebih yang beradaptasi pada lingkungan dan manajemen setempat (Peraturan Menteri Pertanian, 2006). Domba merupakan ruminansia kecil yang banyak dipelihara oleh petani di pedesaan, dengan jumlah kepemilikan relatif sedikit. Dipelihara secara sederhana dan merupakan usaha sambilan dari usaha taninya. Domba lokal yang ada di Indonesia banyak dipelihara dengan tujuan sebagai domba penghasil daging, bukan domba untuk penghasil wool. Di Indonesia terdapat beberapa bangsa domba yang dikelompokkan ke dalam dua bangsa yang umum dipelihara di masyarakat yaitu Domba Ekor Tipis (Javanese Thin Tailed) dan Domba Ekor Gemuk (Javanese Fat Tailed) (Mulyaningsih, 2006), sedangkan Domba Priangan diyakini berawal dari persilangan tiga bangsa domba, yaitu Domba Merino, Domba Kaapstad, dan Domba Lokal dari Wilayah Priangan. Domba Priangan merupakan domba yang memiliki kuping rubak (kuping yang memiliki panjang > 8 cm) dengan kombinasi ekor Ngabuntut beurit atau Ngabuntut bagong, jenis kuping ini yang membedakan Domba Priangan dengan Domba Garut (Heriyadi, 2012). Karakteristik domba lokal di antaranya bertubuh kecil, lambat dewasa, berbulu kasar, dan hasil daging relatif sedikit (Murtidjo, 1993). Sifat lain dari domba lokal tampak dari warna bulu umumnya putih dengan bercak hitam sekitar mata, hidung dan bagian lainnya (Mulyaningsih, 2006). Selain memiliki bentuk tubuh yang ramping, pola warna bulu sangat beragam dari bercak putih, coklat, hitam atau warna polos putih dan hitam (Tiesnamurti, 1992). Pentingnya mengkarakterisasi sifat-sifat kuantitatif domba ekor tipis jantan yearling adalah sebagai langkah awal melestarikan ternak itu sendiri dan upaya untuk meningkatkan produktivitasnya. Sifat-sifat kuantitatif pada domba dapat diketahui dengan melakukan pengukuran langsung pada dombanya. Pengukuran langsung pada permukaan tubuh domba sebagai sifat kuantitatif dapat digunakan dalam seleksi, dijelaskan pula bahwa ukuran-ukuran tubuh dapat pula digunakan untuk mengetahui ciri-ciri utama dari jenis ternak tertentu dalam populasi yang tersebar luas antar wilayah atau negara, sehingga hasilnya dapat memberikan gambaran hubungan morfologi dalam satu wilayah (Mulliadi, 1996). Penggunaan ukuran Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 3
Sifat-Sifat Kuantitatif Domba Ekor Tipis……………………Dwicki Octarianda Audisi
tubuh juga dapat menyeleksi domba lokal yang mempunyai kualitas baik karena dapat menentukan bobot badan dan bobot karkas. Pengukuran tubuh untuk mengetahui sifat-sifat kuantitatif domba dapat memotivasi peternak untuk bersaing menghasilkan domba lokal yang baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga meningkatkan daya saing produksi. Sifat-sifat kuantitatif dan kualitatif diekspresikan oleh faktor genetik dan lingkungan (Heriyadi, 2002). Sifat kuantitatif merupakan sifat yang dapat diukur dan mempengaruhi produksi secara langsung, misalnya produksi susu, produksi telur, pertumbuhan berat harian dan sebagainya (Hardjosubroto, 1994). Sifat kuantitatif dari domba terdiri atas bobot badan, panjang badan, tinggi pundak, lingkar dada, lebar dada, dalam dada, lebar pinggang, dan lebar panggul. Yearling adalah istilah untuk seekor domba berumur 1-2 tahun. Domba ekor tipis jantan berumur 1-2 tahun adalah jenis domba yang sering dipelihara oleh para peternak di daerah pedesaan. Pengaruh
lingkungan
dengan
pola
pemeliharaan
secara
tradisional
tanpa
memperhatikan pola breeding yang terarah akan memberikan keragaman yang buruk pada ternak yang dihasilkan. Terjadinya inbreeding dan tidak adanya seleksi mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas genetik dan berdampak terhadap penurunan ukuran-ukuran tubuh seperti bobot badan, tinggi pundak, dan sebagainya. Tomaszewska (1993) mengatakan bahwa mengurangi heterozigositas dalam populasi dan umumnya mengurangi produksi. Ditambahkan pula bahwa pada populasi kecil seperti petani-petani atau peternak-peternak kecil di Indonesia kebanyakan ternak-ternaknya memiliki hubungan keluarga tingkat tertentu sehingga menimbulkan masalah inbreeding. Pantai Selatan Kabupaten Garut merupakan daerah yang memiliki kesamaan dengan daerah dataran tinggi dalam proses pemeliharaan domba. Dapat dilihat dari lingkungannya yang memiliki beranekaragam hijauan untuk dijadikan pakan dalam proses pemeliharaan domba.
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 4
Sifat-Sifat Kuantitatif Domba Ekor Tipis……………………Dwicki Octarianda Audisi
Objek dan Metode 1.
Objek dan Alat Penelitian
(1) Ternak Percobaan Ternak yang digunakan untuk penelitian ini adalah Domba Ekor Tipis jantan berumur 1-2 tahun sebanyak 77 ekor yang terdapat pada peternakan rakyat di Desa Cikelet di Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut Selatan. (2) Alat Penelitian Kandang pemeliharaan, tongkat ukur, pita ukur, timbangan gantung, kamera, tali, kain, dan alat tulis kerja (ATK).
2.
Metode Penelitian Prosedur Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah survey pada sejumlah Domba Ekor Tipis
jantan yang ada di Kecamatan Cikelet Kabupaten Garut Selatan. Daerah tempat penelitian adalah Desa Cikelet, pemilihan desa ini didasarkan atas populasi Domba Ekor Tipis jantan yang paling banyak dibandingkan desa yang lain di Kecamatan Cikelet Kabupaten Garut Selatan. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Sampel diambil dengan kriteria yang telah ditentukan, yaitu: 1. Domba Ekor Tipis berjenis kelamin jantan yang memiliki ciri-ciri kombinasi antara kuping rubak (panjang >8 cm) dengan ekor tipis. 2. Domba Ekor Tipis jantan dengan umur 1-2 tahun. Peubah yang Diamati Peubah yang diamati pada penelitian ini adalah sifat-sifat kuantitatif. Adapun variabel yang diamati dalam pengukuran sifat kuantitatif menurut Heriyadi (2012) adalah: (1) Bobot Badan (BB), ditimbang menggunakan timbangan gantung dalam satuan kg. (2) Panjang Badan (PB), merupakan jarak garis lurus dari tepi tulang processus spinosus bagian vertebrata torakalis tertinggi sampai benjolan tulang tapis/tulang duduk dalam satuan cm. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 5
Sifat-Sifat Kuantitatif Domba Ekor Tipis……………………Dwicki Octarianda Audisi
(3) Tinggi Pundak (TP), merupakan jarak tertinggi pundak sampai tanah, diukur menggunakan tongkat ukur dalam satuan cm. (4) Lingkar Dada (LiD), Pengamatan dengan cara diukur melingkar bagian rongga dada melalui sendi bahu (os scapula) menggunakan pita ukur dalam satuan cm.
Analisis Data Analisis data yang digunakan adalah analisis statistika deskriptif meliputi mean atau nilai rata-rata, simpangan baku, koefisien variasi, nilai minimum, dan nilai maksimum (Sudjana, 1996). 1. Rata-rata, yaitu bilangan yang diperoleh dari seluruh jumlah data dibagi dengan banyaknya data, rumusnya adalah :
𝑥̅ =
∑ 𝑥𝑖 𝑛
= rata – rata hitung
Keterangan : 𝑥̅ ∑ 𝑥𝑖
= nilai sampel ke – i
n
= jumlah sampel
2. Simpangan Baku (s), adalah akar dari ragam. Sedangkan ragam merupakan jumlah kuadrat semua deviasi nilai-nilai individu terhadap rata-rata populasi, rumusnya adalah:
s=√ Keterangan : s
∑(𝑥𝑖 −𝑥)2 𝑛−1
= simpangan baku
𝑥𝑖
= nilai sampel ke – i
𝑥̅
= rata – rata hitung
n
= jumlah sampel
3. Koefisien Variasi (KV), adalah ukuran yang digunakan untuk membandingkan variasi relative beberapa kumpulan data dengan satuan yang berbeda, rumusnya adalah : 𝑠
KV = × 100% 𝑥̅
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 6
Sifat-Sifat Kuantitatif Domba Ekor Tipis……………………Dwicki Octarianda Audisi
Keterangan : KV
= Koefisien Variasi
s
= simpangan baku
𝑥̅
= rata – rata hitung
n
= jumlah sampel
4. Pendugaan parameter adalah melakukan estimasi terhadap nilai dugaan atau taksiran suatu parameter tertentu, karena pada umumnya nilai parameter suatu distribusi tidak diketahui, rumusnya adalah:
𝑥̅ − 𝑡𝑝 Keterangan : 𝑥̅
𝑠 √𝑛
< 𝜇 < 𝑥̅ + 𝑡𝑝
𝑠 √𝑛
= rata – rata hitung
𝑡𝑝
= nilai t didapat dari daftar distribusi
s
= simpangan baku
n
= jumlah sampel
Hasil dan Pembahasan Pengukuran tubuh dilakukan berdasarkan ukuran yang umum pada ternak sebagai sifat kuantitatif untuk mengetahui perbedaan dalam populasi ternak atau pun digunakan dalam seleksi. Pengukuran ukuran tubuh, seperti panjang badan, tinggi pundak, dan lingkar dada dapat memberikan dugaan terhadap bobot badan seekor ternak. Bertambahnya panjang badan, tinggi pundak, dan lingkar dada menyebabkan bertambahnya bobot badan. Badan akan semakin memanjang, meluas, dan akan tertimbun otot-otot daging dan lemak. Penggunaan ukuran tubuh selain untuk menaksir bobot badan dan karkas, dapat digunakan juga dalam memberi gambaran bentuk tubuh ternak sebagai ciri khas bangsa ternak tertentu (Diwyanto dan Inounu, 2001). Bobot Badan Bobot badan merupakan salah satu sifat kuantitatif yang dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Bobot badan yang dihubungkan dengan umur adalah salah satu cara untuk mengetahui proses pertumbuhan. Bobot badan seekor domba dipengaruhi oleh Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 7
Sifat-Sifat Kuantitatif Domba Ekor Tipis……………………Dwicki Octarianda Audisi
pertumbuhan tulang dan daging, beberapa ahli menyatakan bobot badan domba sangat dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas pakan yang dikonsumsi. Tabel 1. Bobot Badan Domba Ekor Tipis Jantan Umur 1-2 Tahun di Desa Cikelet No.
Analisis Data
Nilai
1.
Rataan Bobot Badan (kg)
25,76 ± 3,45
2.
Maksimal (kg)
33,00
3.
Minimal (kg)
20,00
4.
Simpangan Baku (kg)
3,45
5.
Koefisien Variasi (%)
13,39
6.
Pendugaan Parameter (kg)
25,11 < 𝜇 < 26,41
Apabila dilihat dari segi ketersediaan makanan ternak yang ada di Desa Cikelet, dapat dikatakan bahwa di Desa Cikelet Kecamatan Cikelet Kabupaten Garut merupakan tempat yang cocok untuk beternak Domba Ekor Tipis, dapat dilihat dari jenis-jenis hijauan dan legum yang bermacam-macam, juga ditunjang oleh skala produksi perkebunan dan limbah pertanian di desa ini yang menjanjikan, sehingga dapat dijadikan sebagai faktor pendukung dalam meningkatkan bobot badan Domba Ekor Tipis di Desa Cikelet. Tabel 1 menunjukkan bahwa rataan bobot badan Domba Ekor Tipis jantan berumur 12 tahun di Desa Cikelet Kecamatan Cikelet Kabupaten Garut adalah 25,76 kg, dengan nilai simpangan baku 3,45 kg, dan nilai koefisien variasinya adalah 13,39%. Nilai pendugaan parameternya interval antara 25,11 kg dan 26,41 kg, artinya rataan bobot badan Domba Ekor Tipis jantan umur 1-2 tahun di Desa Cikelet berada dalam interval 25,11 kg – 26,41 kg. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa rataan bobot badan Domba Ekor Tipis jantan di Desa Cikelet adalah 25,76 kg, lebih rendah dari penelitian Einstana (2006) tentang rataan bobot badan Domba Ekor Tipis di daerah Jonggol yaitu 34,90 kg. Rataan bobot badan Domba Lokal Ekor Tipis berumur 1-2 tahun di pesisir pantai Garut Selatan lebih besar jika dibandingkan Domba Kisar berumur 1-2 tahun di Kabupaten Maluku Barat Daya hasil penelitian Wattimena (2014) yaitu 21,78 kg. Hal ini diduga dari faktor genetik dan faktor Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 8
Sifat-Sifat Kuantitatif Domba Ekor Tipis……………………Dwicki Octarianda Audisi
lingkungan, karena setiap daerah memiliki perbedaan gen dan lingkungan yang dapat berpengaruh terhadap pertambahan bobot badan domba. Panjang Badan, Tinggi Pundak, dan Lingkar Dada Sifat kuantitatif seperti panjang badan, tinggi pundak, dan lingkar dada merupakan sifat yang dipengaruhi oleh faktor genetik, selain itu juga faktor lingkungan bisa sangat berpengaruh, di antaranya adalah proses pemberian pakan, jenis pakan yang diberikan, dan manajemen pemeliharaan. Jenis pakan dan cara pemberian pakan yang teratur serta didukung oleh manajemen pemeliharaan yang baik akan sangat membantu dalam peningkatan ukuran tubuh domba. Selain itu, pengukuran panjang badan, tinggi pundak, dan lingkar dada domba, dapat membantu dalam proses seleksi. Tabel 2. Panjang Badan, Tinggi Pundak, dan Lingkar Dada Domba Ekor Tipis Jantan Umur 1-2 Tahun di Desa Cikelet Nilai No.
Analisis Data Panjang Badan
Tinggi Pundak
Lingkar Dada
63,48 ± 5,93
56,96 ± 3,27
72,53 ± 5,24
1.
Rataan Panjang Badan (cm)
2.
Maksimal (cm)
72,00
66,00
87,00
3.
Minimal (cm)
50,00
51,00
62,00
4.
Simpangan Baku (cm)
5,93
3,27
5,24
5.
Koefisien Variasi (%)
8,65
5,75
7,22
6.
Pendugaan Parameter (cm)
62,44 < 𝜇 < 64,52
56,53< 𝜇 <57,57
71,54< 𝜇 <73, 52
Tabel 2 menunjukkan bahwa rataan panjang badan Domba Ekor Tipis di Desa Cikelet Kecamatan Cikelet Kabupaten Garut adalah 63,48 cm, dengan nilai simpangan baku 5,93 cm, nilai koefisien variasinya adalah 8,65%, dan nilai pendugaan parameternya interval antara 62,44 cm dan 64,52 cm, artinya rataan panjang badan Domba Ekor Tipis jantan umur 1-2 tahun di Desa Cikelet berada dalam interval 62,44 cm – 64,52 cm. Rataan tinggi pundak Domba Ekor Tipis di Desa Cikelet Kecamatan Cikelet Kabupaten Garut adalah 56,96 cm, dengan nilai simpangan baku 3,27 cm, nilai koefisien variasinya adalah 5,75%, dan nilai
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 9
Sifat-Sifat Kuantitatif Domba Ekor Tipis……………………Dwicki Octarianda Audisi
pendugaan parameternya interval antara 56,53 cm dan 57,57 cm, artinya rataan tinggi pundak Domba Ekor Tipis jantan umur 1-2 tahun di Desa Cikelet berada dalam interval 56,53 cm – 57,57 cm. Rataan tinggi pundak Domba Ekor Tipis di Desa Cikelet Kecamatan Cikelet Kabupaten Garut adalah 72,53 cm, dengan nilai simpangan baku 5,24 cm, dan nilai koefisien variasinya adalah 7,22%. Nilai pendugaan parameternya interval antara 71,54 cm dan 73,52 cm, artinya rataan lingkar dada Domba Ekor Tipis jantan umur 1-2 tahun di Desa Cikelet berada dalam interval 71,54 cm – 73,52 cm. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa rataan panjang badan Domba Ekor Tipis jantan berumur 1-2 tahun di Desa Cikelet adalah 63,48 cm, lebih besar apabila dibandingkan penelitian Einstana (2006) tentang rataan panjang badan Domba Ekor Tipis jantan di daerah Jonggol yaitu 51,60 cm dan hasil penelitian dari Wattimena (2014) yang mengungkapkan bahwa rataan panjang badan Domba Lokal Kisar berumur 1-2 tahun di Kabupaten Maluku Barat Daya yaitu 53,76 cm. Untuk rataan tinggi pundak hasilnya adalah 56,96 cm, artinya hasil penelitian yang dilakukan untuk Domba Ekor Tipis jantan berumur 1-2 tahun di Desa Cikelet tidak jauh berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Einstana (2006) yang diperoleh bahwa rataan tinggi pundak Domba Ekor Tipis jantan di daerah Jonggol sebesar 55,66 cm, kemudian hasil penelitian Wattimena (2014) mengungkapkan bahwa rataan tinggi pundak Domba Lokal Kisar jantan berumur 1-2 tahun di Kabupaten Maluku Barat Daya yaitu 57,54 cm. Hasil penelitian untuk rataan lingkar dada Domba Ekor Tipis jantan berumur 1-2 tahun di Desa Cikelet adalah 72,53 cm, tidak jauh berbeda dengan penelitian sebelumnya tentang rataan lingkar dada Domba Ekor Tipis jantan di daerah Jonggol yang telah dilakukan oleh Einstana (2006) yaitu 71,46 cm, tetapi rataan lingkar dada Domba Ekor Tipis jantan berumur 1-2 tahun di Desa Cikelet lebih besar jika dibandingkan dengan Domba Lokal Kisar jantan berumur 1-2 tahun di Kabupaten Maluku Barat Daya hasil penelitian Wattimena (2014) yaitu 66,42 cm. Hal ini dapat diakibatkan dari faktor genetik dan faktor lingkungan, khususnya pada bagian manajemen pemeliharaannya.
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 10
Sifat-Sifat Kuantitatif Domba Ekor Tipis……………………Dwicki Octarianda Audisi
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa rataan bobot badan Domba Ekor Tipis jantan yearling yang dipelihara secara tradisional di pesisir pantai selatan Kabupaten Garut adalah 25,11 kg < 𝜇 < 26,41 kg, rataan panjang badan 62,44 cm < 𝜇 < 64,52 cm, rataan tinggi pundak 56,53 cm < 𝜇 < 57,57 cm, dan rataan lingkar dada 71,54 cm < 𝜇 < 73,52 cm. Saran Data hasil penelitian yang diperoleh dapat digunakan sebagai bahan tambahan dalam pendataan sifat-sifat kuantitatif Domba Ekor Tipis jantan yearling yang dipelihara secara tradisional di pesisir pantai selatan Kabupaten Garut berupa bobot badan, panjang badan, tinggi pundak, dan lingkar dada. Ucapan Terimakasih Penulis mengucapkan terimakasih kepada pembimbing Dr. Ir. Denie Heriyadi, S.U dan Ir. Siti Nurachma, M.S yang telah memberikan bimbingan selama penulisan jurnal ini. Daftar Pustaka Diwyanto, K., H. Martojo dan Siswadi. 1984. Pengamatan Ukuran Permukaan Tubuh Domba di Kabupaten Garut serta Hubungannya dengan Bobot Badan. Procceding Pertemuan Ilmiah penelitian Ruminansia Kecil. Bogor. Bogor. Diwyanto, K., dan I. Inounu. 2001. Ketersediaan Teknologi Dalam Pengembangan Ruminansia Kecil. Makalah pada Seminar Domba Kambing di IPB, 22 September 2001. Einstana, A. 2006. Studi Keragaman Fenotipik dan Pendugaan Jarak Genetik Antar Domba Lokal di Indonesia. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor. Hardjosubroto, W. 1994. Aplikasi Pemuliabiakkan Ternak di Lapangan. Grasindo. Yogyakarta. Hal 3. Heriyadi, D., A. Anang., D. C. Budinuryanto dan M. H. Hadiana. 2002. Standardisasi Mutu Bibit Domba Garut. Kerjasama Dinas Peternakan Propinsi Jawa Barat dengan Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran. Bandung. Hal III-44. Heriyadi, D. 2012. Modul I Produksi Domba dan Kambing. Laboratorium Produksi Ternak Potong Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Bandung.
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 11
Sifat-Sifat Kuantitatif Domba Ekor Tipis……………………Dwicki Octarianda Audisi Mulliadi, D. 1996. Sifat Fenotipik Domba Priangan di Kabupaten Pendeglang dan Garut. Disertasi. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Hal 31-32. Mulyaningsih, N. 2006. Domba Garut Sebagai Sumber Plasma Nutfah Ternak. Plasma Nutfah Hewan Indonesia. Komisi Pelestarian Plasma Nutfah Nasional. Bogor. Peraturan Menteri Pertanian. 2006. Peraturan Menteri Pertanian Nomor:36/ Permentan/OT.140/8.2006 perihal Sistem Perbibitan Ternak Nasional. Jakarta. Kementerian Pertanian. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Edisi ke-6. Penerbit Tarsito. Bandung. Hal 66, 72, 93, 101, 202. Tiesnamurti, B. 1992. Alternatif Pemilihan Jenis Ternak Ruminansia Kecil untuk Wilayah Indonesia Bagian Timur. Potensi Ruminansia Kecil Bagian Timur. Prosiding Lokakarya Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat. BPT Bogor. Tomaszewska, M. 1993. Produksi Kambing dan Domba di Indonesia. Sebelas Maret University Press. Surakarta. Wattimena, J., Lebutum, J. dan Matatula, M. J. 2014. Sifat-Sifat Kuantitatif dan Kualitatif Domba Kisar Jantan. Jurusan Pertanian Fakultas Peternakan Universitas Pattimura. Ambon.
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 12