Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
PENGARUH KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DAN KELOMPOK PERGAULAN TERHADAP LITERASI INFORMASI, MEDIA DAN TEKNOLOGI PADA REMAJA DI BANDAR LAMPUNG Oleh : Nina Yudha Aryanti, Ida Nurhaida dan Akhmad Riza Faizal Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Unila
ABSTRACT Information, media and communication technology literacy dominated by adolescent interaction on family. It is deal with media and technology resources accessed, level education and economic of parents. The research shows that interaction in family influenced 35.32%, peer group 7.17% and others variables 53.76%. Further, the hypothesis test shown that peer groups have not significance influence to information, media and communication technology literacy Key Word: family, peer group, adolescent, literacy, information, media and technology Pendahuluan Cepatnya laju perkembangan teknologi informasi di Indonesia memberikan dampak pada percepatan penyebaran informasi dan perkembangan teknologi di Lampung. Kondisi ini menuntut pengetahuan, sikap dan perilaku adaptif masyarakat terhadapnya. Namun, seringnya kita menjumpai kondisi yang sebaliknya. Kesenjangan informasi dan teknologi biasanya kita temui di masyarakat pada beberapa penerapan teknologi dan kelatahan dalam menerima informasi. Kondisi ini menunjukkan adanya ketidakcerdasan masyarakat terhadap informasi, media dan teknologi. Hal yang tidak dapat dipungkiri, bahwasannya penguasaan informasi, media dan teknologi merupakan salah satu indicator tingkat peradaban masyarakat. Dengan menguasai informasi, media dan teknologi, masyarakat akan dapat menyejajarkan diri dengan masyarakat (negara) lain yang lebih maju. Kenyataannya, kita masih menjumpai adanya kesenjangan antara kondisi masyarakat dengan laju perkembangan dan penyebaran informasi, media dan teknologi. Masyarakat di Indonesia yang secara umum masih mengembangkan pola-pola komunikasi tradisional dan konvensional harus mulai berbenah dan memersiapkan diri untuk melakukan perubahan dalam pola komunikasi. Rendahnya national readingness index menunjukkan bahwa secara umum masyarakat memiliki minat membaca atau mencari informasi yang rendah. Padahal penguasaan informasi merupakan salah satu indicator kemajuan suatau daerah. Berdasarkan hasil pra riset, peneliti menjumpai bahwa selain terdapat kesenjangan penguasaan informasi, media dan teknologi; ternyata peneliti juga menjumpai adanya perbedaan pola komunikasi dan akses informasi, media dan terknologi antara orang tua dan anak, khususnya remaja. Penguasaan informasi, media dan teknologi di masyarakat dipengaruhi oleh beragam hal. Selain faktor sosio demografi (usia, jenis kelamin, tingkat
122
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
pendidikan, tingkat pendapatan) terhadap akses informasi, media dan teknologi; faktor interaksi social juga disinyalir memengaruhinya. Tidak dapat dipungkiri, bahwa posisi individu sebagai anggota masyarakat melibatkannya dalam interaksi social. Tolok ukur keberhasilan social biasanya dibandingkan dengan kondisi individu lain yang dianggapnya lebih baik. Hal ini juga lah yang seringnya membuat masyarakat kita latah dalam menanggapi dan menghadapi perubahan social, termasuk perubahan karena faktor informasi, media dan teknologi. Lebih lanjut, iteraksi social yang disinyalir memiliki pengaruh yang besar yaitu interaksi yang terjadi dalam keluarga dan kelompok pergaulan. Identitas kelompok yang dibangun bersama cenderung mengikat anggotanya untuk berperilaku sama. Termasuk dalam penguasaan atau kepemilikan teknologi. Hal yang jamak kita jumpai, misalnya teman kita memiliki barang baru akan mendorong kita untuk memilikinya juga, padahal kita belum tentu memerlukannya. Untuk itu, penelitian ini terfokus untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu seberapa besar pengaruh komunikasi dalam keluarga dan kelompok pergaulan terhadap literasi informasi, media dan teknologi remaja Bandar Lampung. Sedangkan tujuan ini yaitu untuk mengetahui dan menjelaskan seberapa besar pengaruh komunikasi dalam keluarga dan kelompok pergaulan terhadap literasi informasi, media dan teknologi remaja Bandar Lampung. Model / Kerangka Konseptual Komunikasi yang terjadi dalam kelompok pada hakekatnya adalah komunikasi interpersonal karena komunikasi yang terjadi antar anggotanya biasanya bersifat face-to-face, pesan disampaikan secara lisan, tanpa perantara media sehingga umpan balik dapat disampaikan secara langsung. Secara teori, dalam keluarga maupun dalam kelompok pergaulan akan terjadi pertukaran informasi. Pertukaran informasi ini akan terus berlangsung sampai tercapai suatu kesamaan makna terhadap pesan yang disampaikan. Dalam teori komunikasi, fenomena ini dapat dikaji dengan Teori ABX New Comb. Teori ini dikembangkan dari Teori P-O-X Heider. Newcomb menyatakan bahwa terdapat hukum-hukum yang mengatur hubungan-hubungan antara kepercayaankepercayaan dan sikap-sikap yang ada pada seseorang. Beberapa kondisi yang tidak stabil ini akan mendorong seseorang untuk menuju kepada situasi yang lebih stabil. (Effendi, 2000) Newcomb berasumsi bahwa komunikasi merupakan fungsi penting yang memungkinkan dua orang atau lebih mempertahankan orientasi simultan terhadap satu dengan lainnya dan sebuah obyek yang ada di lingkungann eksternal mereka, sehingga komunikasi dapat diartikan sebagai ―sebuah tanggapan atas usaha yang dipelajari‖. Proposisi utama yang dapat ditarik dari model ini adalah bahwa ketidaksesuaian antar A dan B dalam orientasi mereka terhadap X akan merangsang timbulnya komunikasi, dan bahwa akibat dari komunikasi akan cenderung mengembalikan keseimbangan yang dianggap sebagai ‗kondisi normal‘ dalam satu sistem antar hubungan. Lebih lanjut, teori ini terdiri dari subsistem (1) Tingkat perbedaan sikap antar A dan B. (2) Tingkat tanggapan (positif / negatif) dan tingkat atraksi antara A dan B. (3) Tingkat pentingnya obyek komunikasi (X). (4) Keyakinan pada orientasi masing- masing.dan (5) Relevansi X terhadap sistem yang ada (Sarwono, 1999; 2000).
123
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
Metode Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dengan metode survey eksplanatori (Singarimbun. 1989). Penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu komunikasi dalam keluarga (X1 ), komunikasi dalam kelompok pergaulan (X2 ) dan literasi terhadap informasi, media dan teknlologi (Y). Penelitian yang dilakukan terhadap remaja ini dilakukan di SMAN 7 Bandar Lampung, dengan 91 orang responden. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan studi kepustakaan. Data ini digunakan untuk data utama yaitu kuesioner. Sebelum dianalisa, peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas instrument penelitian terhadap tiga variabel dengan 90 pertanyaan, dengan hasil terdapat 85 item pertanyaan yang valid. Dengan demikian kuesioner dapat digunakan dalam penelitian ini. Data hasil penelitian diuji hipotesis melalui uji t dan uji F, serta data dianalisa dengan menggunakan analisis jalur (path analysis). Analisis tersebut digunakan untuk menguji seberapa besar pengaruh pengaruh komunikasi dalam keluarga dan kelompok pergaulan terhadap literasi informasi, media dan teknologi remaja Bandar Lampung. Adapun hasil pengolahan data hasil penelitian dapat dinyatakan sebagai berikut : 1. Menghitung koefisien jalur keseluruhan melalui uji F Berdasarkan penghitungan statistic diperoleh hasil F hitung sebesar 81.84937. Hasil penghitungan statistic ini, jika dibandingkan dengan F tabel ( 0.05, df=3) = 2.705838087, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima sehingga komunikasi dalam keluarga dan kelompok pergaulan berpengaruh terhadap literasi informasi, media dan teknologi remaja Bandar Lampung 2. Menghitung koefisien jalur secara individual melalui Uji–t terhadap X1 dan X2 . Berdasarkan penghitungan statistic, diperoleh t hitung X1 sebesar 4.94941. Dengan dibandingkan t tabel (0.05;87) sebesar 1.9876, maka dapat dinyatakan bahwa X1 (komunikasi dalam keluarga) memiliki pengaruh terhadap literasi informasi, media dan teknologi remaja Bandar Lampung. Sedangkan t hitung X2 adalah 1.810148. Dengan dibandingkan t tabel (0.05;87) sebesar 1.9876, maka dinyatakan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak, sehingga komunikasi dalam kelompok pergaulan tidak berpengaruh terhadap literasi informasi, media dan teknologi remaja Bandar Lampung. 3. Hasil penghitungan analisis jalur terhadap variable penelitian
124
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
Tabel 3. Besarnya pengaruh variable secara langsung, tak langsung KETERANGAN
BESA RNYA PENGA RUH
TOTA L
Pengaruh X1 : Pengaruh X1 terhadap Y secara langsung Pengaruh X1 terhadap Y melalu i X2 Total Pengaruh X1 terhadap Y secara langsung dan tidak langsung
28.1571 7.1597 35.3167
Pengaruh X2 : Pengaruh X2 terhadap Y secara langsung
3.7662
Pengaruh X2 terhadap Y melalu i X 1 Total Pengaruh X2 terhadap Y secara langsung dan tidak langsung
7.1597 10.9259
Total Peng aruh Variabel X1 dan X2 terhadap Y
46.2427
Pengaruh vari abel lain terhadap Y
53.7572
TOTAL PENGARUH X1 , X2 , X3 TERHADAP Y
100.0000
Sumber : Pengolahan data hasil penelitian, 2012 Pembahasan Berdasarkan hasil penghitungan statistic diperoleh hasil bahwa X1 (komunikasi dalam keluarga) berpengaruh sebesar 35.3167 %. Kelompok pergaulan (X2 ) berpengaruh sebesar 10.9259 % dan bersarnya variable lain yang tidak diteliti yaitu 53.7572%. Besarnya pengaruh ini berhubungan erat dengan kondisi responden dan uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian. Berikut penjelasan yang berhubungan dengan kondisi responden. Secara umum kondisi ini dipengaruhi oleh tingkatan usia responden antara 14 tahun sampai dengan 17 tahun, dengan porsi remaja perempuan lebih besar, yaitu 60,44% (sebanyak 55 siswa) dan remaja laki- laki 39,56 % (36 siswa). Meskipun tidak memberikan indikasi bahwa adopsi remaja perempuan lebih besar dibandingkan dengan laki- laki, secara psikologis perempuan cenderung lebih cepat dewasa dibandingkan dengan laki- laki. Dalam situasi tertentu, perempuan lebih memiliki keterkaitan dengan gaya hidup lebih tinggi dibanding dengan lakilaki, khususnya hal- hal yang berhubungan dengan mode dan trend terbaru. Hasil wawancara dengan beberapa responden menunjukkan bahwa responden remaja perempuan lebih sering mengakses informasi dan memiliki tingkat ketertarikan yang lebih tinggi dibanding remaja responden laki- laki dalam hal mode, gossip yang cenderung memiliki keinginan untuk mengikutinya. Sedangkan responden remaja laki- laki lebih menyukai informasi tentang teknologi. Lebih lanjut dinyatakan bahwa (1) responden remaja perempuan lebih sering mengakses media cetak dibandingkan dengan remaja responden laki- laki. (2) Responden remaja laki- laki lebih sering mengakses media internet, (3) sedangkan akses ke media elektronik (televisi) keduanya memiliki tingkat kecenderungan akses yang hampir sama. Lebih lanjut, pengaruh gender terhadap adopsi teknologi perlu dilakukan penelitian lanjutan. Secara psikologis, responden berada dalam kategori remaja awal dan madya. Remaja awal ditandai dengan perhatiannya yang terpusat pada perubahan
125
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
secara fisik dan adanya kecenderungan responden mulai mengembangkan ikatanikatan dalam kelompok. Namun demikian, dalam penelitian ini, komunikasi dalam kelompok pergaulan menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan terhadap tingkat literasi informasi, media dan teknologi remaja. Hal ini dikarenakan literasi informasi, media dan teknologi remaja berhubungan erat dengan pemenuhan dan pengadaan informasi, media dan teknologi oleh keluarga. Lebih lanjut, kondisi ini didukung dengan tingginya peran orang tua dalam keluarga, diantaranya: tingkat pendidikan, ekonomi, jenis pekerjaan dan tanggapan orang tua terhadap pentingnya pemenuhan informasi, media dan teknologi dalam keluarga. Data hasil penelitian menunjukkan bawah mayoritas remaja memiliki orang tua yang utuh, yaitu ayah dan ibunya masih hidup, serta masih terikat dalam perkawinan; responden tinggal dengan kedua oramg tuanya dan memiliki interaksi yang cukup baik dengan saudara-saudaranya. Secara langsung, interaksi remaja dengan anggota keluarga lainnya akan memengaruhi bagaimana ia berinteraksi dengan orang lain di luar keluarga, baik di kelompok pergaulan maupun di masyarakat secara umum. Cara remaja berinteraksi di keluarga dan posisi remaja di keluarga termasuk jumlah saudara akan memengaruhi bagaimana pola interaksi remaja di keluarga maupun di kelompoknnya. Remaja dalam posisi inferior dalam interaksi di keluarga akan cenderung berperilaku sama dalam interaksi kelompok. Kondisi ini menunjukkan bahwa remaja memiliki ikatan yang kuat dan menempatkan keluarga sebagai rujukan dalam berperilaku. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga masih berfungsi bagi pengembangan diri remaja. Lebih lanjut, meskipun kondisi remaja di keluarga tidak menjadi focus penelitian ini, namun data-data berikut mernberikan dukungan kecenderungan bagaimana remaja berinteraksi, khususnya yang berkaitan dengan literasi informasi, media dan teknologi. Mayoritas responden memiliki orang tua yang lengkap dan masih berada dalam ikatan perkawinan. Kondisi ini menjamin adanya sosialisasi nilai- nilai social budaya dari orang tua ke remaja sebagai anak dalam keluarga. Meskipun ada beberapa remaja yang orang tuanya bercerai dan meningga l, beberapa fungsi keluarga dialihkan ke anggota keluarga batih lainnya, seperti kakek, nenek, paman atau bibi. Lebih lanjut dinyatakan bahwa peneliti tidak mendapatkan data kapan orang tua responden meninggal ataupun bercerai. Selain keutuhan keluarga, mayoritas responden tinggal dengan orang tuanya, (84,62%). Secara psikologis, keutuhan orang tua, status tempat tinggal responden dan peran keluarga dalam pengasuhan dapat memengaruhi pola interaksi remaja dengan orang lain. Keluarga sebagai miniature masyarakat akan meletakkan nilainilai dasar interaksi social. Kesamaan peran orang tua dalam pengasuhan akan menempatkan rremaja pada posisi yang berimbang tentang tanggung jawab social. Sedangkan besarnya peranan ayah dalam pengasuhan lebih banyak dipengaruhi oleh aspek budaya yang menempatkan laki- laki sebagai kepala rumah tangga. Lain halnya dengan adanya peran ibu yang lebih besar dalam pengasuhan. Kondisi ini lebih dipengaruhi oleh faktor ekonomi keluarga, sehingga ayah sebagai kepala rumah tangga lebih bertanggung jawab pada kelangsungan kebutuhan pokok keluarga, sehingga beberapa fungsi pengasuhan didominasi oleh ibu. Kondisi lain yang peneliti jumpai yaitu adanya peran orang lain dalam pengasuhan. Kondisi ini dipengaruhi oleh keutuhan rumah tangga. Beberapa
126
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
responden yang orang tuanya bercerai atau meninggal cenderung untuk tinggal dengan kerabat yang sekaligus mengambil alih fungsi pengasuhan yang seharusnya dilakukan oleh orang tua. Peran ayah dan ibu sama besarnya dalam pengasuhan (81,32%). Intensit as komunikasi remaja dengan keluarga akan memengaruhi besarnya nilai-nilai social budaya yang diwariskan ke remaja. Meskipun dengan intensitas interaksi yang sama belum menjamin kesamaan besarnya nilai social budaya yang diterima remaja. Interaksi remaja dalam keluarga selain berhubungan dengan intensitas, kondisi ini juga berhubungan dengan jumlah anggota keluarga lainnya. Secara umum, responden berada dalam keluarga kecil, yang secara psikologis lebih menjamin pemenuhan nilai- nilai sosial dibandingkan dengan keluarga besar. Selain fungsi pengasuhan, kualitas interaksi remaja di keluarga juga dipengaruhi oleh pendapatan bulanan orang tua sebagai biaya operasional keluarga. Remaja yang memiliki orang tua dengan nominal penghasilan per bulan yang besar akan cenderung mudah untuk mengakses fasilitas- fasilitas social yang diperlukan dan sebaliknya. Secara khusus, berdasarkan hasil observasi, remaja yang memiliki orang tua dengan penghasilan tinggi cenderung memiliki tingkat akses media dan teknologi yang lebih baik, dibandingkan yang sebaliknya. Secara umum, tingkat pendapatan orang tua responden dalam satu bulan berkisar Rp. 500.000,- sampai Rp. 2.000.000,- tergantung tingkat pendidikan orang tua dan jenis pekerjaannya (PNS, swasta dan buruh). Asumsinya, mak in tinggi tingkat pendidikan orang tua, semakin tinggi tingkat kesadaran akan pentingnya akses media dan teknologi Selain aspek demografi, social dan ekonomi; interaksi remaja dengan keluarga yang berhubungan dengan, literasi informasi, media dan teknologi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya : 1) Penyediaan informasi, media dan teknologi di keluarga. Informasi, media dan teknologi akan dapat diakses jika remaja dapat menjangkaunya. Secara khusus, adanya keterikatan remaja dari aspek ekonomi menjadika n remaja sangat btergantung pada keluarga dalam penyediaan dan akses informasi, media dan teknologi. Kondisi ini akan memengaruhi tingkat literasi dan penguasaan remaja terhadap ketiganya. 2) Penguasaan teknologi oleh orang tua dan saudara. Interaksi remaja dengan saudaranya memiliki tingkat intensitas dan alokasi waktu yang lebih besar dibandingkan inter4aksi remaja dengan teman pergaulan. Kondisi ini didukung dengan profesi remaja sebagai siswa sehingga interaksi dengan teman pergaulan cenderung didominasi interaksi remaja di sekolah, dan kondisi ini pun didomonasi oleh suasana belajar yang fomal. Lebih lanjut, porsi waktu remaja untuk berinteraksi dengan teman secara informal di sekolah cenderung minim. Kondisi ini juga berhubungan dangan tingkat intensitas kebersamaan dalam mengakses informasi, media dan teknologi. 3) Penilaian dan ketertarikan keluarga terhadap pentingnya alat komunikasi, teknologi dan penguasaannya. Kondisi ini berhubungan dengan ketersediaan informasi, media dan teknologi. Keluarga yang menganggap penting informasi, media dan teknologi akan cenderung memrioritaskan pemenuhannya. Akan tetapi kondisi ini cenderung tidak dianggap penting dan tidak tepenuhi apabila tingkat ekonomi keluarga terfokus pada pemenuhan
127
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
kebutuhan pokok. Lebih lanjut, hal ini berhubungan dengan (1) penilaian keluarga terhadap pentingnya penguasaan informasi dari media komunikasi. (2) Pembahasan keluarga tentang jenis teknologi informasi yang ada dan yang tersedia di keluarga, dan (3) Fungsi control orang tua terhadap akses informasi dan teknologi Secara umum, beberapa hal tersebut di atas memengaruhi tingkat literasi informasi, media dan teknologi remaja, khususnya remaja di daerah transisi rural dan urban. Masih berperannya fungsi keluarga dengan baik akan memberikan kontribusi pada tingkat literasi remaja terhadap informasi, media dan teknologi. Lebih lanjut kondisi ini juga dipengaruhi oleh pola akses informasi dalam keluarga. Berbeda dengan kondisi di keluarga, yang mana remaja masih memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi, khususnya terhadap penyediaan informasi, media dan teknologi; hasil penelitian menyatakan bahwa kelompok pergaulan tidak memberikan pengaruh terhadap literasi informasi, media dan teknologi remaja. Lebih lanjut, kondisi ini dikarenakan adanya perbedaan kualitas komunikasi yang dialami remaja di keluarga dengan komunikasi remaja di kelompok pergaulan. Interaksi remaja di keluarga yang berhubungan dengan pengadaan dan penggunaan informasi, media dan teknologi sedangkan komunikasi remaja dengan kelompok pergaulan berhubungan dengan penggunaan informasi, media dan teknologi. Lebih lanjut dinyatakan bahwa penggunaan informasi, media dan teknologi tidak ada dapat dilakukan tanpa adanya ketiga hal tersebut. Kondisi ini mempertegas bahwa kelompok pergaulan tidak memiliki pengaruh terhadap literasi informasi, media dan teknologi. Simpulan Dan Saran Dari pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan : 1) Komunikasi dalam keluarga berpengaruh secara signifikan terhadap literasi informasi, media dan terknologi remaja di Bandar Lampung sebesar 35.32 %. 2) Komunikasi dengan kelompok pergaulan tidak memiliki pengaruh terhadap literasi informasi, media dan terknologi remaja di Bandar Lampung. Meskipun demikian, variable ini memiliki pengaruh sebesar 7.17 %. 3) Besarnya pengaruh variable lain yang tidak diteliti yaitu 53.76% Beberapa hal yang dapat disarankan dalam penelitian ini yaitu : perlu dilakukan penelitian sejenis untuk remaja di daerah perkotaan dan perdesaan, dan juga penelitian bagi kalangan dewasa di di daerah rural, urban dan daerah transisi, sehingga akan diketahui tingkat literasi informasi, media dan teknologi masyakat secara komprehensif. DAFTAR PUSTAKA Effendi, Onong Uchjana. 2000. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya Sarwono, Sarlito Wirawan. 1999. Psikologi Sosial, Jakarta: Balai Pustaka. _____________________, 2000. Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta : Rajawali Pers. Singarimbun, Masri, dan Sofyan Effendi. 1989. Metode Penelitian Survey. Jakarta : LP3ES
128