Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
Analisis Pelaksanaan Program Ke mitraan BUMN Terhadap Kesejahteraan UMKM: Pendekatan Corporate Responsibility (SR) (Studi Kasus PTPN VII)1) Oleh: Unang Mulkhan dan Maulana Agung P Jurusan Administrasi Bisnis FISIP Universitas Lampung
ABSTRACT Partnership and Environment Development Program is the implementation of Corporate Social Responsibility (CSR) in State Owned Enterprises (SOEs). Policy Partnership program is very interesting in terms of implementation that much getting about whether the purpose of the provision of an effective CSR program and on target. Descriptive and explanatory research was conducted in partner SMEs assisted PTPN VII. The independent variable used is CSR goal (X1), CSR issue (X2) and corporate relations program (X3), while the dependent variable (Y) is the welfare of MSMEs. The results showed that the welfare of MSMEs only show correlation and significance of the variables CSR issue. While the goal variable CSR and Corporate relations program has no significant effect. This shows that the implementation of CSR undertaken by PTPN VII more based on legal aspects or demands of legislation and current issues concerning social issues, economic and environmental (triple bottom line). Recommendations that can be done is to use the concept of sustainable development (sustainable development) to enhance the effect of CSR goals and conduct stakeholder engagement process (in close cooperation with stakeholders) in the proposed form of bottom-up programs to improve Corporate Relations Program. Keywords: Corporate Social Responsibility (CSR), Welfare MSMEs PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) merupakan sebuah bentuk implementasi kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan atau dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) khususnya pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Hal ini sebagai bukti bahwa CSR tidak hanya menjadi isu perusahaan swasta tetapi juga menjadi bagian dari komitmen Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sejalan dengan Good Coorporate Governance sebagai aplikasi dari Undang-Undang (UU) Perseroan Terbatas no 40 tahun 2007, UU Penanaman Modal No 25 tahun 2007, UU Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup No 32 Tahun 2009, dan UU BUMN No 19 tahun 2003. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui Program Kemitraan (PK) berupaya untuk turut mengembangkan perekonomian masyarakat, khususnya usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Praktik CSR pada Badan Usaha
247
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
Milik Negara (BUMN) tersebut ditetapkan melalui keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-236/MBU/2003 dan Surat Edaran Menteri BUMN Nomor: SE433/MBU/2003. Program Kemitraan merupakan Program Pembinaan Usaha Kecil dan pemberdayaan kondisi lingkungan yang dibiayai oleh BUMN agar UMKM menjadi lebih tangguh dan mandiri. PTPN VII sebagai salah satu perusahaan BUMN terus meningkatkan program kemitraan dengan UMKM binaan. Sampai awal tahun 2012, PTPN VII memiliki 2.009 UKM, kelompok tani, koperasi dan usaha mikro lainnya yang merupakan mitra binaan dan dana yang telah disalurkan pada Program Kemitraan PTPN 7 adalah Rp 13 milyar dan dana untuk bina lingkungan adalah Rp 5,4 milyar 25 . Gambaran diatas memperlihatkan bahwa BUMN salah satu entitas bisnis memandang sangat penting memiliki program CSR yang diimplementasika n dalam bentuk program PKBL untuk keberlanjutan usahannya. Program tersebut banyak diarahkan dalam pola kemitraan pada pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai pilar ekonomi bangsa. Akan tetapi ada sebuah pertanyaan yang sering didapat yaitu apakah sudah tepat sesuai tujuan program CSR kah program PKBL PTPN VII tersebut? Serta bagaimana dengan Isu-isu CSR dan corporate relation program, apakah keduanya juga mampu untuk memberikan peningkatan kesejahteran UMKM binaannya tersebut? Untuk itulah diperlukan sebuah evaluasi apakah tujuan yang di lakukan BUMN salahsatunya PTPN VII sudah sesuai dengan prinsip-prinsip Corporate Responsibility. 1.2 Perumusan Masalah Kebijakan program CSR/PKBL merupakan isu yang sangat menarik dalam perkembangan CSR akhir-akhir ini terutama dalam hal implementasi kebijakan yang banyak mendapatkan kritik tentang apakah tujuan dari pemberian program CSR sudah efektif dan tepat sasaran. Penelitian sebelumnya oleh Djuardi (2007) menyimpulkan ada perbedaan signifikan antara efektivitas usaha kecil sesudah dan sebelum bermitra dengan perusahaan yang memberikan program Kemitraan dan hasil uji regresi memberikan penjelasana bahwa bantunan modal usaha, pembinaan teknis usaha, jiwa kewirausahaan, dan pengawasan secara simultan berpengaruh terhadap efektivitas usaha. Sedangkan penelitian Mapisangka (2009) menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara variabel Corporate Responsibility dengan tingkat kesejahteraan. Variabel- variabel seperti corporate social responsibility goal, corporate social issue dan corporate relation program secara signifikan memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat. Diantara variabel- variabel tersebut, variabel corporate relation program memiliki pengaruh yang paling besar dalam mempengaruhi peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat. Sehingga penelitian ini akan memfokuskan pada evaluasi pelaksanaan program Kemitraan BUMN yaitu PTPN VII dalam memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan UMKM binaannya.
25
www.bumn.go.id/ptpn7 diakses tanggal 01 Maret 2012
248
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap dampak program CSR khususnya program Kemitraan di lingkup Propinsi, dalam hal ini adalah Propinsi Lampung. Berikut adalah beberapa tujuan penelitian yang akan dilakukan: 1. Untuk mengetahui sejauh manakah pengaruh program kemitraan BUMN khususnya PTPN VII dalam peningkatan kesejahteraan UMKM binaanya. 2. Untuk mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan program kemitraan bagi UMKM. 3. Untuk lebih menyebarluaskan pelaksanaan pengelolaan program CSR/PKBL terutama di Propinsi Lampung. 1.3 Kegunaan Penelitian. Kegunaan penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini diharapkan bisa dijadikan sebagai bahan masukan bagi pemangku kepentingan / stake holder yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam program kemitraan BUMN khususnya PTPN VII dan secara umum perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam peningkatan dan kualitas dan kuantitas program CSR atau PKBL. 2. Sebagai salah satu sarana pengembangan kajian keilmuan di bidang manajemen bisnis pada umumnya dan peergroup kebijakan bisnis pada khususnya. 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Program Kemitraan dan Bina Lingkungan atau dikenal dengan PKBL adalah bentuk tanggung jawab Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kepada masyarakat. PKBL dilaksanakan dengan dasar UU No.19 tahun 2003 Tentang BUMN serta Perturan Menteri BUMN No. Per-05/MBU/2007 yang menyatakan maksud dan tujuan pendirian BUMN tidak hanya mengejar keuntungan melainkan turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi dan masyarakat (Kementrian BUMN, 2010). PKBL memiliki 2 (dua) program, pertama adalah Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Kedua adalah Program Bina Lingkungan yaitu program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Jumlah penyisihan laba untuk pendanaan program maksimal sebesar 2% (dua persen) dari laba bersih untuk Program Kemitraan dan maksimal 2% (dua persen) dari laba bersih untuk Program Bina Lingkungan. Sedangkan menurut Asisten Deputi Pembinaan Kemitraan dan Bina Lingkungan, Kementrian BUMN (2010), sebenarnya peran PKBL BUMN mempunyai cakupan yang lebih luas disbanding praktek CSR yang dilakukan oleh perusahaan swasta karena PKBL- BUMN juga diharapkan untuk mampu mewujudkan 3 pilar utama pembangunan (triple tracks), yaitu: (1) pengurangan jumlah pengangguran (pro-
249
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
job) (2) pengurangan jumlah penduduk miskin (pro-poor) dan (3) peningkatan pertumbuhan ekonomi (pro-growth). 2.2 Corporate Social Responsibility (CSR) Goal Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) sangat berkaitan erat dengan konsep etika bisnis (business ethics) yang didalamnya memberikan justifikasi sebagai bentuk komitmen dari entitas bisnis terhadap masyarakat. Dalam buku Howard R. Bowen (1953) “Social Responsibilities of the Businessman” dikutip dari Kementrian BUMN Republik Indonesia tahun 2010, konsep CSR mulai diperkenalkan dalam dunia bisnis. Sampai saat ini terdapat banyak definisi CSR karena tidak adanya kesepakatan definisi CSR. Akan tetapi dapat disimpulkan bahwa definisi CSR yang berkembang saat ini mengarah pada kesamaan konsep yaitu pada konsep Triple Bottom Line (Profit, People and Planet), yang berarti bahwa program tanggungjawab sosial perusahaan diarahkan pada isu ekonomi, sosial dan lingkungan. World Business Council and Sustainable Development (1998), mendefinisikan secara jelas bahwa CSR adalah bentuk komitmen oleh entitas bisnis tentang bagaimana dapat berkontribusi untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan. Kemudian secara detail WBCSD memberi rincian bentuk kontribusi yaitu korporasi dapat melakukan aksi CSR nya dengan membantu karyawan, keluarga karyawan, komunitas lokaldan masyarakat secara luas untuk mengembangkan kualitas kehidupan mereka sejalan dengan keuntungan bisnis dan pembangunan komunitas. Peneliti tentang CSR, Carroll (1979) mendeskripsikan CSR sebagai kombinasi dari beberapa aspek tanggung jawab perusahaan yang berbeda yaitu tanggung jawab ekonomi, hukum, aspek etik dan kontribusi pada beberapa isu sosial. Dengan demikian program tanggungjawab sosial perusahaan harus mampu menjawab beberapa pertanyaan, pertama sudahkah tanggung jawab perusahaan berjalan dengan tidak hanya sekedar memenuhi tanggungjawab ekonomi dan hukum saja? Kedua, area manakah diluar ekonomi dan hukum yang juga menjadi perhatian dalam program CSR perusahaan seperti aspek sosia l? Ketiga, apakah perusahaan hanya bersikap reaktif atau pro-aktif dalam isu- isu CSR. Beberapa pertimbangan perusahaan melakukan program CSR adalah menyangkut beberapa hal yaitu diantaranya: 1. Legal aspect yaitu untuk memenuhi regulasi, hukum dan aturan yang mengaturnya. 2. Social investment yaitu untuk alasan pencitraan dengan tujuan image yang positif. 3. Corporate strategy yaitu CSR sebagai bagian dari strategi bisnis perusahaan misalnya dalam Public Relation strategy. 4. Risk Management strategy yaitu bertujuan untuk meredam dan menghindari konflik sosial. 2.3 Corporate Social Responsibility (CSR) Issue Perusahaan pastinya memiliki ketertarikan, kepentingan dan orentasi sehubungan dengan pelaksanaan program CSR nya. Akan tetapi kepentingan
250
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
stakeholder juga harus dipertimbangkan dalam membuat program CSR dan laporan CSR. Hess (2001), menyebutkan bahwa laporan CSR harus mempertimbangkan keinginan dari pemangku kepentingan. Ada tiga elemen menurut Hess yang patut menjadi rujukan perusahaan yaitu: memperhatikan keinginan pemangku kepentingan, adanya dialog antara pemangku kepentingan, dan membangun strategi untuk menentukan mana keputusan yang diambil karena berbagai macam kepentingan stakeholder. Hess (2001) memberikan contoh tentang isu tanggung jawab sosial yang menjadi kepentingan stakeholder seperti dalam tabel dibawah ini: Tabel 2.3 Isu pe mangku kepentingan Kelompok Stakeholder Konsumen
Masyarakat/Komunitas
Karyawan
Lingkungan
Pemengang saham
Ilustrasi Fokus Kepentingan - Product safety and content - Customer complaints and lawsuits - Advertising practices - Customer concern on the trade-off between product/service price and environmental and social issues -
Suplier Franchises (jika tersedia)
-
Charitable contributions Local employment Environmental impact of activities Political activity Regulatory compliance Wages (compared to industry and community standards) Health and safety of the workers Benefit (pensions, child care, health insurance, etc) Training and advancement of workers Gender and race issues Compliance with regulatory standards Emission and use of hazardous materials Waste reduction and recycling programs in the company Environmentally ―friendly‖ packaging Financial returns Accurate and timely disclosure of operations and performance Corporate governance, including executive compensation Shareholder proxies Supplier‘s social and environmental performance Standards for selecting and monitoring suppliers Policies on issues such as termination, renewal, encroachment, use of advertising fees, etc Training Communication of franchisor‘s strategy
Sumber: Hess (2001)
251
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
Kolk (2004) berpendapat bahwa secara umum sustainability report harus memfokuskan diri pada isu kesehatan dan keselamatan, hubungan dengan karyawan, aksi philantropi dan charity. O‘Rouke (2004) menambahkan bahwa perusahaan harus mencakup beberapa isu dalam laporan CSR nya yaitu: kinerja lingkungan, pembangunan ekonomi dan sosial, ketenagakerjaan, kontribusi untuk pemerintah, hubungan dengan pemangku kepentingan, supply chain management. Isu-isu sosial akan terus berkembang seiring dengan dinamika yang terjadi dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Isu- isu sosial tersebut berkembang sebagai wujud dari adanya perubahan dalam cara pandang hidup masyarakat yang harus segera direspon oleh perusahaan. Ekses dari ketidak-mampuan perusahaan dalam menangkap isu sosial yang berkembang di masyarakat akan berdampak pada gesekan/bentrokan yang terjadi di tengah-tengah komunitas kehi-dupan sosial masyarakat. Apalagi dalam suasana krisis ekonomi dunia yang sedang terjadi, persoalan-persoalan perburuhan, komunikasi pemerintah dan perusahaan, bahkan hubungan pekerja di dalam perusa-haan sendiri akan dapat terganggu dari mencuatnya isu sosial dalam masyarakat. 2.4 Corporate Relation Program Implementasi pogram CSR merupakan realisasi dan aktualisasi dari upaya perusa-haan untuk terus dekat dengan masyarakat. Menurut Budimanta et al. (2008: 24) dalam Mapisangka (2009), CSR pada dasarnya merupakan suatu elemen yang penting dalam kerangka sustainability yang mencakup aspek ekonomi, lingkungan dan sosial budaya yang merupakan proses penting dalam pengelolaan biaya dan keuntungan kegiatan bisnis dengan stake-holders baik secara internal (pekerja, shareholders dan penanam modal), maupun eksternal (kelembagaan, pengaturan umum, anggota-anggota masyarakat, ke- lompok masyarakat sipil dan perusahaan lain). 1.5
Teknik Evaluasi dalam program CSR/PKBL
Evaluasi dalam program CSR adalah bentuk penilaian hasil atau capaian kegiatan CSR baik berupa kegiatan proyek atau program, yang masih d i pertengahan maupun di akhir program (Prayogo, 2011). Oleh karena itu tujuan utama melakukan evaluasi adalah untuk memastikan adanya kecocokan antara perencanaan yang dibuat dengan tujuan akhir yang hendak dicapai. Sehingga menurut Prayogo (2011) variabel utama yang perlu dinilai dalam evaluasi mengacu kepada variabel tujuan program atau proyek dan kemudian mengukurnya seberapa jauh capaian program menurut indikator tujuan dimaksud. Dale (2004) dalam Prayogo (2011) membagi konsep evaluasi dalam tiga bentuk: 1. Formative evaluation Evaluasi formatif (formative evaluasi) merupakan penilaian untuk meningkatkan kinerja atau kinerja program yang dilakukan pada saat program masih atau sedang berjalan (on going). Pada umumnya evaluasi ini dilakukan di pertengahan program yang dimaksudkan untuk memastikan bahwa program berjalan sesuai rencana dan jadwal yang telah ditetapkan. 2. Summative evaluation
252
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
Evaluasi sumatif (summative evaluation) adalah evaluasi di akhir program untuk memastikan bahwa program yang dijalankan berhasil atau gagal menurut tujuan program. Salah satu tujuan penting evaluasi ini adalah untuk memastikan bahwa jika program yang sama diimplementasikan di tempat lain yang konteksnya relatif sama maka akan diperoleh tingkat keberhasilan yang sama pula. Dalam evaluasi sumatif, penilaian dilakukan secara menyeluruh terhadap elemen perencanaan dan variabel tujuan yang hendak dicapai (Prayogo, 2011). 3. Empowerment evaluation Menurut Prayogo (2011), evaluasi pemberdayaan (empowerment evaluation), adalah penilaian untuk melihat tingkat keberhasilan kegiatan atau program menurut ukuran ‖pemberdayaan,‖ seperti pembangunan kapasitas (capacity building), kemampuan dalam mengelola organisasi, peningkatan kesadaran pemanfaat serta aspek lain terkait dengan konsep pemberda yaan. Evaluasi ini akan lebih banyak melibatkan stakeholder atau pemangku kepentingan dengan berbagai metode evaluasi misalnya Focus Group discussion (FGD) dan indepth interview. Pengukuran (measurement) merupakan bagian sangat penting dalam kegiatan evaluasi, akan tetapi terdapat beberapa prinsip penting yang perlu dilakukan yaitu; objektivitas atau berdasarkan kenyataan, dan netralitas atau tidak berpihak. Perbedaan dalam ukuran yang digunakan oleh masing- masing evaluator akan memunculkan hasil penilaian tingkat keberhasilan yang berbeda. Oleh sebab itu, sebelum hasil penilaian disajikan, perlu dijelaskan terlebih dahulu bagaimana cara pengukuran yang digunakan oleh evaluator. Hal ini penting untuk membangun persepsi yang sama antara evaluator dan users (pengguna) terhadap hasil evaluasi nantinya. Perbedaan tentang evaluasi seringkali bukan pada nilai hasil evaluasi, akan tetapi pada metode, dan alat ukur yang digunakan oleh evaluator (Prayogo, 2011). Sehingga diperlukan suatu metode dan alat ukur yang menjamin validitas dan objektivitas guna menghasilkan legitimasi maksimum dari users. Misalnya, untuk mengetahui segi manfaat dari program CSR/PKBL, penilaian tentang ―manfaat‖ program, harus disesuaikan dengan pengalaman responden yang sejalan dengan apa yang mereka rasakan dan pikirkan tentang konsep ―manfaat‖ dalam pemahaman keseharian mereka. Prayogo (2011) juga berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk memperoleh nilai dari pemanfaat adalah menanyakan kepada responden dengan cara meminta responden memberi nilai dalam angka, misalnya kita tentukan rentang angka 1-10. Kemudian angka yang disebutkan oleh responden, misalnya 8 dari rentang 1-10, dikonversikan ke dalam rentang nilai 1 hingga 5, sehingga masuk ke dalam kategori angka 4. Dalam rentang penilaian 1 – 5 dapat ditentukan nilai 1 sebagai substitusi dari kondisi ―sangat buruk‖, nilai 2 = ―buruk‖, nilai 3 = ―cukup‖, nilai 4 = ―baik‖ dan nilai 5 = ―sangat baik‖ (Prayogo, 2011). Dengan demikian, maka nilai 8 dari ―manfaat‖ program menurut seorang responden misalnya adalah sama dengan kategori ―baik‖. Dalam hal evaluasi yang lebih teknis lagi, Prayogo (2011) menjelaskan jika pemanfaat memberi nilai dengan merujuk kepada pengalaman mereka, maka evaluator menilai keberhasilan melalui kategori yang diba ngun sebelumnya dan membandingkannya dengan data yang diperoleh. Data diperoleh sebagai dasar
253
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
penilaian dapat berasal dari data hasil indepth interview, observasi dan data sekunder dapat menunjang penelitian. 2.6 Kerangka Berpikir Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa faktor dalam kesejahteraan UMKM dalam program kemitraan PKBL PTPN. Faktor CSR goal atau tujuan CSR, faktor CSR issue dan faktor Corporate Relation Program dalam beberapa referensi dan penelitian sebelumnya memiliki hubungan postif (Mapisangka, 2009). Sehingga dalam penelitian ini kerangka pemikiran seperti tercantum dibawah ini: Gambar 2.6 Kerangka Pe mikiran
CSR Goal (X1)
CSR Issue
Kesejahteraan UMKM (Y)
(X2)
Corporate Relation Program (X3)
3. Metodologi Penelitian 3.1 Objek Penelitian Berdasarkan rumusan masalah pada bab 1 maka yang menjadi objek kajian dalam penelitian ini adalah faktor – faktor yang mempengaruhi kesejahteraan UMKM melalui pendekatan corporate responsibility. Faktor-faktor tersebut adalah corporate social responsibility (CSR) goal, corporate social responsibility (CSR) issue dan corporate relation program. 3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mencari gambaran tentang karakteristik populasi yang diteliti. Penelitian explanatory ini menyoroti hubungan antara variabel independen dan
254
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
dependen dan menguji hipotesis yang telah dibangun sebelumnya. Penelitian ini menggunakan PTPN VII sebagai studi kasusnya. 3.2.2 Variabel Penelitian dan Operasionalisasi Variabel 3.2.2.1 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel independen (X) yaitu meliputi variabel CSR goal (X1), variabel CSR issue (X2) dan variabel corporate relation program (X3). Sedangkan variabel kedua adalah variabel dependen (Y) yaitu kesejahteraan UMKM. 3.2.2.2 Ope rasionalisasi Variabel Batasan-batasan yang digunakan dalam operasionalisasi variabel dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.2 Operasionalisasi variabel Variabel
Konsep Variabel
Indikator
CSR goal (X1)
Secara konseptual programprogram CSR perusahaan harus berdampak pada pembangunan berkelanjutan dan terpogram, diarahkan pada pencapaian visi dan misi perusahaan yaitu kegiatankegiatan CSR perusahaan senantiasa akan mengikuti arah dari kepentingan perusahaan di tengah-tengah komunitas lingkungan hidup masyarakat dalam kerangka tanggung jawab pendidikan, ekonomi, moral, filantropi (kedermawanan) dan tujuan dalam tanggung jawab hukum Perusahaan dapat melaksanakan tanggung jawab sosial-nya, perusahaan memfokuskan perhatian-nya kepada tiga hal yakni profit, lingkungan dan masyarakat. Implementasi pogram CSR merupakan realisasi dan aktualisasi dari upaya perusahaan untuk terus dekat dengan masyarakat. Program PKBL / CSR perusahaan salahsatunya ditujukan untuk meningkatkan kesejateraan UMKM .
1)Tu juan 2)Kebutuhan 3)Kelayakan 4)Waktu
CSR issue (X2)
Corporate relation program (X3)
Kesejahteraan UMKM (Y)
Skala Pengukuran Likert
1)Legal isu 2)Isu Sosial 3)Isu Ekonomi 4)Isu Lingkungan Hidup
Likert
1)Ko mit men perusahaan 2)Pola Hubungan 3)Efek hubungan 4)Kecepatan respon permasalahan 1)Kemanfaatan 2)Peningkatan Modal 3)Peningkatan Produksi 4)Peningkatan Distribusi/Pemasaran 5)Peningkatan Pendapatan
Likert
Likert
255
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
3.2.2.3 Pengujian Validitas dan Realibilitas Pengujian validitas variabel CSR goal, variabel CSR Issue, dan variabel corporate relation program dengan menggunakan prosedur analisis butir dengan rumus statisistik product moment serta melihat signifikansinya digunakan r tabel dua sisi 1%. Hasil uji statistik product menunjukkan semua item (4 item) instrumen variabel CSR goal (X1) dinyatakan valid pada tingkat signifikansi r tabel dua sisi 1%. Karena semua item instrument memperoleh nilai r = 0.610 – 0.810. Untuk uji validitas instrument CSR Isssue (X2) dengan prosedur uji statitik yang sama semua item (4 item) dinyatakan valid pada tingkat signifikansi r tabel dua sisi 1% karena diperoleh r = 0.641 – 0.853. Demikian pula untuk variabel Corporate Relation Program (X3), mendapat nilai r = 0.577 – 0.746 pada tingkat signifikansi r tabel dua sisi 1%. Untuk uji validitas variabel Kesejahteraan UMKM (Y) juga dinyatakan valid pada tingkat signifikansi r tabel dua sisi 1% yaitu r = 0.572 - 717 Uji Realibilitas beberapa variabel menghasilkan konsistensi antar item atau koefisiensi Alpha Cronbach variabel CSR goal (X1) diperoleh nilai alpha = 0,695, variabel CSR Issue (X2) memperoleh nila alpha = 0,626, dan nilai alpha untuk variabel CSR Relation Program (X3) adalah = 0,620. Sedangkan untuk variabel Kesejahteraan UMKM (Y) memperoleh nilai alpha yaitu = 0,652. Nilai alpha diatas termasuk kategori sedang, sehingga instrument-instrument tersebut layak digunakan dalam penelitian. 3.2.4 Populasi dan Metode Penarikan Sampel Penelitian ini dilaksanakan pada UMKM mitra binaan PTPN VII. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling artinya ditentukan dengan mempertimbangkan tujuan penelitian berdasarkan beberapa kriteria yang ditentukan terlebih dahulu. Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh pelaku UMKM yang tergabung dalam program Kemitraan PTPN VII. Sedangkan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah UMKM mitra PTPN VII yang tergabung dalam pameran UMKM mitra binaan PTPN VII dalam ulang gelar karya PKBL PTPN VII dalam rangka ulang tahun PTPN VII ke 16 tahun 2012. Sampel penelitian ini adalah berjumlah 25 UMKM yang meliputi UMKM yang dipamerkan dalam ajang gelar karya tersebut. 3.2.5 Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan sekunder. Data primer yaitu survey kuesioner dan in dept interview dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang tergabung dalam program Kemitraan PTPN VII. Data Sekunder adalah data dari BPS, Departemen Industri dan Dinas Koperasi dan Industri mengenai jenis dan jumlah UKM yang ada di Provinsi Lampung. 3.2.5
Teknis Analisis
Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi linier berganda yang mengukur intensitas dua variabel, ya itu variabel independen dan
256
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
variabel dependen, serta membuat prediksi nilai variabel dependen (Y) atas dasar nilai variabel independen (X), dengan rumus :
Dalam penelitian ini model pengaruh variabel CSR terhadap kesejahteraan masyarakat dapat dituliskan dengan persamaan regresi linier berganda berikut: Y=a+b X +b X +b X +e 1
1t
2
2t
3
3t
t
Dimana: Y = Variabel Kesejahteraan UMKM a = besarnya intersep atau konstanta X = variabel corporate social responsibility (CSR) goal 1
X = variabel corporate social issues 2
X = variabel corporate relation program 3
b –b = besarnya koefisien dari variabel X , X dan X 1
3
1
2
3
e = standar error atau kesalahan pengganggu 3.2.6 Hipotesis Penelitian
1. 2. 3. 4.
Berdasarkan variabel penelitian diatas diajukan hipotesis sebagai berikut: Ada hubungan postif dan signifikan antara CSR goal terhadap kesejahteraan UMKM. Ada hubungan positif dan signifikan antara CSR issue terhadap kesejahteraan UMKM. Ada hubungan postif dan signifikan antara Corporate Relation Program terhadap kesejahteraan UMKM Ada pengaruh positif dan signifikan secara bersama-sama antara CSR goal, CSR issue dan Corporate Relation Program terhadap kesejahteraan UMKM.
4. Hasil dan Pe mbahasan 4.1
Hasil Analisis Deskriptif
Berikut adalah deskripsi data yang diperoleh dari 25 responden yang berasal dari unit usaha mikro kecil dan menengah yang merupakan mitra binaan PTPN VII tentang variabel CSR goal (X1), variabel CSR Issue (X2), variabel Corporate Relation Program (X3), dan variabel kesejahteraan UMKM (Y). Data disajikan melalui tabel 4.1 berikut:
257
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
Tabel 4.1 Hasil Analisis Deskriptif Statistics CSRgoal N
Corporate RelationProgram
Kesejahteraan UMKM
25
25
25
25
Missing Mean Std. Deviat ion
0 17.16 1.864
0 12.24 1.535
0 17.40 1.683
0 21.2000 2.16025
Variance Range Minimu m
3.473 7 13
2.357 6 9
2.833 5 15
4.667 8.00 17.00
Maximu m Sum
20 429
15 306
20 435
25.00 530.00
1.
2.
3.
4.
Valid
CSRIssue
CSR goal / tujuan CSR Variabel CSR goal memperlihatkan nilai minimum – maksimum antara 13 20, nilai rata-rata responden tentang variabel ini adalah 17,2 dengan standar deviasi adalah 1,9. Sementara itu nilai tertinggi kriterium 25 x 25 = 625. Sedangkan nilai variabel CSR goal yang terkumpul adalah 429. Dengan demikian persepsi responden mengenai CSR goal adalah = 429:625 = 0,68 x 100% = 68% dari criteria yang ditetapkan. CSR Issue / Isu terkait CSR Sedangkan untuk variabel CSR goal memperlihatkan nilai minimum – maksimum antara 9 - 15, nilai rata-rata responden tentang variabel ini adalah 12,2 dengan standar deviasi adalah 1,5. Sementara itu nilai tertinggi kriterium 25 x 25 = 625 Sedangkan nilai variabel CSR issue yang terkumpul adalah 306. Dengan demikian persepsi responden mengenai CSR issue adalah = 306: 625 = 0,48 x 100% = 48% dari kriteria yang ditetapkan. Corporate Relation Program / Program Kemitraan Perusahaan Begitupula untuk variabel Corporate Relation Program memperlihatkan nilai minimum – maksimum antara 15 - 20, nilai rata-rata responden tentang variabel ini adalah 17,4 dengan standar deviasi adalah 1,7. Sementara itu nilai tertinggi kriterium 25 x 25 = 625 Sedangkan nilai variabel Corporate Relation Program yang terkumpul adalah 435. Dengan demikian persepsi responden mengenai Corporate Relation program adalah = 425:625 = 0,69 x 100% = 69% dari kriteria yang ditetapkan. Kesejahteraan UMKM Statistik deskriptif juga menunjukkan bahwa variabel Kesejahteraan UMKM memperlihatkan nilai minimum – maksimum antara 17 -25, nilai rata-rata responden tentang variabel ini adalah 21,2 dengan standar deviasi adalah 2,2. Sementara itu nilai tertinggi kriterium 25 x 25 = 625. Sedangkan nilai variabel Kesejahteraan UMKM yang terkumpul adalah Dengan demikian persepsi responden mengenai Kesejahteraan UMKM adalah = 530:625= 0,84 x 100% = 84% dari kriteria yang ditetapkan.
258
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
4.2
Hasil Uji Korelasi Product Moment
Hipotesis penelitian penelitian pertama adalah terdapat hubungan positif dan signifikan diantara variabel Kesejahteraan UMKM dengan variabel CSR goal, CSR issue dan Corporate Relation Program. Dalam penelitian ini besar hubungan antar variabel kesejahteraan UMKM dengan variabel CSR goal yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah -.050, variabel kesejateraan UMKM dengan CSR issue adalah 0,500 dan variabel kesejahteraan UMKM dengan corporate realtion program adalah 0,481 (lihat tabel 4.2). Tingkat signifikansi koefisien korelasi satu sisi dari output (diukur dari probabilitas) menghasilkan nilai secara bervariasi yaitu CSR goal adalah 0.407, CSR issue 0.005, dan corporate relation program 0.007. Karena hanya satu variabel bernilai dibawah atau sama dengan 0.05 yaitu CSR issue, maka tidak semua variabel secara bersama sama memiliki pengaruh positif. Dalam hal ini, hanya variabel CSR issue yang memiliki korelasi positif. Tabel 4.2 Hasil Uji Korelasi Product Moment Correlations Kesejahteraan UMKM Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
4.3
CSRGoal
Corporate Relation Program
CSRIssue
KesejahteraanUMKM
1.000
-.050
.500
.481
CSRGoal
-.050
1.000
.379
.258
CSRIssue
.500
.379
1.000
.477
CorporateRelationProgram
.481
.258
.477
1.000
.
.407
.005
.007
KesejahteraanUMKM CSRGoal
.407
.
.031
.107
CSRIssue
.005
.031
.
.008
CorporateRelationProgram
.007
.107
.008
.
KesejahteraanUMKM
25
25
25
25
CSRGoal
25
25
25
25
CSRIssue
25
25
25
25
CorporateRelationProgram
25
25
25
25
Hasil Uji Pengaruh (Regresi Linear Berganda)
Uji regresi linear berganda (multiple regression) digunakan untuk mengidentifikasi hubungan antara variabel independen yaitu CSR goal (X1), CSR issue (X2), dan Corporate Relation Program dengan variabel dependen yaitu Kesejahteraan UMKM (Y). Hasil uji tersebut seperti terlihat dalam tabel dibawah ini:
259
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
Tabel 4.3.1 Tabel Koefisien Regresi Berganda Coefficients a Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
11.866
4.528
CSRGoal
-.360
.211
CSRIssue
.638 .443
CorporateRelati on Program a. Dependent Variable: KesejahteraanUMKM
Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
2.620
.016
-.310
-1.703
.103
.849 1.178
.282
.453
2.261
.035
.702 1.425
.246
.345
1.798
.087
.765 1.307
Berdasarkan tabel diatas, model rumus regresi dapat ditulis sebagai berikut: Y = 11.866 -0.360X1+0.638X2+0.443X3
Nilai intercept adalah 11.866 yang berarti bahwa jika variabel CSR goal, CSR Issue dan Corporate Relation Program adalah tetap atau nol maka tingkat kesejahteraan UMKM akan lebih tinggi 11.866. Koefisien X1 adalah -0.360 berarti bahwa jika nilai CSR goal meningkat satu persen dimana variabel CSR issue dan Corporate Relation Program tetap atau nol maka tingkat kesejahteraan UMKM akan turun 0.360. Koefisien X2 adalah 0.638 berarti bahwa jika nilai CSR issue meningkat satu persen dimana variabel CSR goal dan Corporate Relation Program tetap atau nol maka tingkat kesejahteraan UMKM akan naik 0.638. Sedangkan Koefisien X3 adalah 0.443 berarti bahwa jika nilai Corporate Relation Program meningkat satu persen dimana variabel CSR goal dan CSR issue tetap atau nol maka tingkat kesejahteraan UMKM akan naik 0.443. Pada analisis regresi yang menghasilkan formula regresi seperti tela h dijelaskan diatas, nilai multiple R adalah 0.639 (lihat tabel 4.3.2 dibawah) dan R square adalah 0.408. Ini berarti bahwa 40,8% perubahan kesejahteraan UMKM telah ditentukan oleh CSR goal, CSR issue dan corporate relation program, dimana 59.2% sisanya ditentukan oleh variabel- variabel yang lain. Tabel 4.3.2 Independent Variables Coefficient of Determination Model Summary Model
R
R Square a
VIF
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .639 .408 .323 a. Predictors: (Constant), CorporateRelationProgram, CSRGoal, CSRIssue
1.777
260
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
Hubungan antara variabel independen dan dependen kemudian di test dengan menggunakan F test, T test dan R2 untuk hipotesis. 4.4 Hasil Uji FTest dan T test F test digunakan untuk menentukan apakah semua variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen secara bersamaan. Hasil dari F test dengan SPSS menyebutkan bahwa significance value adalah 0.01 dimana kurang dari 0.05. Maka Ho di tolak dan H1 diterima, dimana semua variabel independen yaitu X1 (CSR goal), X2 (CSR issue) dan X3 (Corporate Relation Program) secara significant mempengaruhi kesejahteraan UMKM. Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Tabel 4.4 Analisis Variance ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
45.700
3
15.233
Residual
66.300
21
3.157
112.000
24
Total
F 4.825
Sig. .010a
a. Pred ictors: (Constant), CorporateRelationProgram, CSRGoal, CSRIssue b. Dependent Variable: KesejahteraanUMKM
Dalam uji parsial T test, digunakan untuk menentukan apakah masingmasing variabel independen berpengaruh pada variabel dependen. Dalam penelitian ini adalah antara CSR goal dengan kesejahteraan UMKM, CSR issue dengan kesejahteraan UMKM dan Corporate Relation Program dengan kesejahteraan UMKM. Seperti terlihat dalam tabel 4.3.1 nilai signifikan dari CSR goal adalah 0.103 yang berarti lebih dari 0.05. Maka dari itu Ho diterima dan Ha ditolak, ini mengindikasikan bahwa CSR goal tidak memiliki hubungan signifikan pada kesejahteraan UMKM. CSR issue dalam tabel 4.3.1 menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.035 dimana lebih kecil dari 0.05 maka hasilnya adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa kesejahteraan UMKM dipengaruhi oleh CSR issue. Sedangkan untuk Corporate Relation Program memperoleh nilai signifikansi sebesar 0.087 yang berarti lebih besar dari 0.05 sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa Corporate Relation Program tidak berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan UMKM 5. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh faktor CSR goal, CSR issue, dan Corporate Relation Program terhadap kesejahteraan UMKM maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Secara parsial, kesejahteraan UMKM hanya menunjukkan korelasi dan signifikansi yang bermakna dengan variabel CSR issue. Sedangkan variabel
261
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
2.
CSR goal dan Corporate Relation program tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Hal ini memperlihatkan bahwa pelaksanaan PKBL yang dilaksanakan oleh PTPN VII lebih banyak didasari oleh aspek legal a tau tuntutan perundang-undangan serta isu terkini tentang sosial, ekonomi dan lingkungan (triple bottom line). Secara simultan, hasil uji regresi linear berganda menunjukkan variabel CSR goal, CSR issue dan Corporate Relation Program tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kesejahteraan UMKM. Dimana hanya variabel CSR issue yang secara parsial memberikan pengaruh pada kesejahteraan UMKM.
5.2 Saran Beberapa saran dan pertimbangan yang dapat diajukan setelah terdapat temuan dan penarikan kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dari segi indikator kesejahteraan UMKM, pada penelitian ini lebih pada pernyataan kualitatif untuk mengukur tingkat kesejahteraan. Sehingga nantinya sangat diperlukan dalam penelitian yang lain bahwa tingkat kesejateraan dapat ditunjukkan dengan indikator kuantitatif yaitu misalnya dalam hal angka peningkatan pendapatan UMKM. 2. Berdasarkan temuan bahwa CSR goal/tujuan CSR dan corporate relation program tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap variabel kesejahteraan UMKM maka untuk para praktisi atau kalangan bisnis dapat meningkatkan nilai atau pengaruh dua variabel tersebut dengan cara; melakukan program-program CSR untuk jangka panjang dan mengacu pada konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) sehingga pengaruh CSR goal akan naik. Sedangkan untuk variabel Corporate Relation Program, dapat ditingkatkan dengan terus melakukan stakeholder engagement process (kerjasama erat dengan pemangku kepentingan) dalam bentuk usulan program yang bersifat bottom up. DAFTAR PUSTAKA Carroll, A. B. 1979. A three Dimensional Model of Corporate Performance. Academy of Management Review, 4 (4), 497 – 505. Carroll, A. B. 1999. Corporate Social Responsibility: Evolution of a Definitional Construct. Business & Society, 38 (2), 268 – 295. Carrol, A. B., and Shabana, K. M. 2010. The Business Case for Corporate Social Responsibility: A Review of Concepts, Research and Practice. International Journal of Management Review. Djuardi, D. K. 2007. Pengaruh Program Kemitraan dan Kewirausahaan Terhadap Efektivitas Usaha Kecil di Bandar lampung, Jurnal Komunitas FISIP Unila Vol 10 No 2 Hess, D. 2001. Regulating Corporate Social Performance: A New Look at Social Accounting,Auditing&Reporting. Business Ethic Quarterly, 11 (2),307-330. Indonesian Ministry of Law and Justice. 2007. Undang-undang Republik Indonesia No 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. http://www.sisminbakum.go.id/peraturan/Data/UU_no_40_th_2007.pdf
262
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
Kolk, A. (2004). A Decade of Sustainability Reporting: Development and Significance. International Journal Environment and Sustainability Development, 3 (1). Kolk, A. 2004. More Than Words? An Analysis of Sustainability Reports. New Academy Review, 3 (3). Kolk, A., and Van Tulder, R. 2001. Multinational and Corporate Ethics: Codes of Conduct in the Sporting Goods Industry. Journal of International Business Studies, 32 (2), 267 – 283. Kolk, A., Tulder, R., and Van Wijk, J. 2008. From Cha in Liability to Chain Responsibility: MNE Approaches to Implement Safety and Helath Codes in International Supply Chains. Journal of Business Ethics. 85:399 –412. Mapisangka, A. 2009. Implementasi CSR Terhadap Kesejahteraan Hidup Masyarakat. JESP Vol. 1, No. 1 Prayogo. D. 2011. Evaluasi Program Corporate Social Responsibility dan Community Development pada Industri Tambang dan Migas. Makara Sosial Humaniora, Vol 15 No 1, 43 – 58 Tschopp, D. J. 2005. Corporate Social Responsibility: A Comparison between the United States and the European Union. Corporate Social Responsibility and Environment Management, 12, 55 – 59. Van Marrewijk, M. 2003. Concepts and Definitions of CSR and Corporate Sustainability: Between Agency and Communion. Journal of Business Ethics, 44, 95-105. Wilson, M. 2003. Corporate Sustainability: what is it and where does it come from?. Ivey Business Journal. Wood, D. J. 2010. Measuring Corporate Social Performance: A Review. International Journal of Management Review. World Business Council for Sustainable Development. 1998. Corporate Social Responsibility. WBCSD Publication. UK Websites: Badan Usaha Milik Negara (BUMN). 2012. PTPN VII. www.bumn.go.id/ptpn7 diakses tanggal 25 Maret 2012. d.
263