Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
Pengujian Teori Struktur Modal pada Perusahaan-Perusahaan 50 Biggest Market Capitalization di Bursa Efek Indonesia Oleh: K. Bagus Wardianto Dosen Jurusan Administrasi Bisnis FISIP Universitas Lampung ABSTRACT In this research, we test two models with the purpose of finding the best empirical explanation for the capital structure at Companys of 50 Biggest Market Capitalization. The models tested were developed to represent the Pecking Order Theory and the Trade-off Theory. The sample consists of firms listed in the Indonesia Stock Exchange from 2006 through 2008. By using OLS methods, we aimed at establishing which of the two theories has the best explanatory power for Companys of 50 Biggest Market Capitalization. The analysis of the outcomes led to the conclusion that the pecking order theory provides the best explanation for the capital structure of those firms. Keywords: Capital Structure, Pecking Order Theory and Trade-off Theory. PENDAHULUAN Keputusan keuangan yang ditentukan oleh perusahaan untuk mengoptimalkan keterbatasan sumber daya perusahaan sangat penting, karena manajer keuangan mempunyai tugas dalam mewujudkan kesejahteraan pemilik perusahaan. Hal ini sesuai dengan tujuan yang harus dicapai oleh manajer keuangan, yaitu meningkatkan penghasilan bagi pemilik perusahaan (Syamsuddin, 2007). Disamping itu, Brigham dan Houston (2001), menyatakan bahwa tujuan utama manajemen adalah memaksimalkan kekayaan pemegang saham ata u memaksimalkan harga saham biasa perusahaan. Sedangkan menurut Brigham dan Ehrhardt (2008) bahwa tujuan utama manajemen adalah stockholder wealth maximization. Setiap kesalahan dalam pengambilan keputusan keuangan, oleh manajer keuangan, akan membawa perusahaan dalam kondisi financial distress dan membuat perusahaan banyak kehilangan memaksimalkan keuntungan yang pada akhirnya bisa mempercepat terjadinya kebangkrutan. Sehingga bisa dikatakan bahwa kualitas sebuah perusahaan tergantung pada kualitas manajer keuangannya. Hal ini karena keputusan keuangan yang diambil oleh menajer keuangan akan sangat menentukan keberlajutan perusahaan dan kesejahteraan perusahaan. Keputusan-keputusan keuangan, sebagaimana disebutkan di atas, pada dasarnya terdiri dari keputusan investasi (investment decision), keputusan pendanaan (financing decision), dan kebijakan deviden (deviden policy). (Van Horne, 2002). Salah satu keputusan pendanaan yang sangat menentukan kesejahteraan perusahaan adalah tentang struktur modal. Keputusa n struktur modal yang perlu diambil dalam hal ini adalah apakah kebutuhan modal yang diperlukan tersebut dipenuhi dari penggunaan laba ditahan, penjualan saham baru, pencarian hutang atau gabungan dari keduanya, yaitu saham dan hutang.
227
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
Struktur modal yang optimal merupakan, secara konseptual, pilihan alternatif kombinasi modal sendiri dan modal hutang jangka panjang yang menghasilkan nilai perusahaan tinggi dan biaya modal (cost of capital) rendah, serta menguntungkan bagi pemilik karena earning per share (EPS) dan nilai perusahaan semakin meningkat dengan adanya pengambilan keputusan struktur modal ini. Oleh karena itu dalam pengambilan keputusan struktur modal perlu dilakukan secara optimal dan selektif, karena setiap sumber modal mempunyai kriteria waktu, risiko dan biaya yang beragam. Sehingga di sini diperlukan sebuah perencanaan keuangan (financial planning) yang tepat. Salah satu teori struktur modal yang sering diterapkan adalah Pecking Order Theory (POT). Myers (1984) di dalam teori pecking order menyatakan bahwa permasalahan utama keputusan struktur modal perusahaan adalah informasi yang tidak simetris (assymmetric information) di antara manajer dan investor mengenai kondisi internal perusahaan, serta argumentasi bahwa manajer berpihak kepada pemegang saham lama. Kedua permasalahan tersebut menyebabkan perusahaan memiliki hierarki pendanaan yang dimulai dari arus kas internal, hutang, kemudian saham. Versi strong dari teori ini menyatakan bahwa saham tidak akan pernah diterbitkan karena memiliki permasalahan asimetri informasi yang paling tinggi. Shyam-Sunder dan Myers (1999) menguji teori ini dengan menganalisis hubungan antara defisit pendanaan internal dengan perubahan tingkat hutang perusahaan dan menemukan bahwa kedua variabel tersebut memiliki hubungan satu-satu, yang menunjukkan bahwa defisit pendanaan internal akan selalu dibiayai melalui hutang, dan saham bukan merupakan alternatif pendanaan eksternal yang akan dipilih perusahaan. Pada sisi yang lain, teori trade-off theory (TOT) menyatakan bahwa perusahaan memiliki tingkat hutang yang optimal di dalam struktur modalnya, disebabkan oleh keuntungan dan biaya dari hutang. Keuntungan sumber pendanaan ini antara lain dalam hal kemampuan pengurangan pajak ketika perusahaan menggunakan lebih banyak hutang di dalam struktur modalnya. Selain itu, pemegang saham memiliki insentif untuk meningkatkan penggunaan hutang untuk mengurangi jumlah arus kas menganggur, sehingga manajer perusahaan tidak menggunakannya untuk investasi yang tidak meningkatkan kesejahteraan pemegang saham, seperti penggunaan arus kas untuk meningkatkan fasilitas manajer perusahaan. Secara umum terdapat beberapa faktor penentu struktur modal berdasarkan trade-off theory dan Pecking order theory, menurut Singh dan Kumar (2008), yaitu: The trade off theory predicts that debt level should increase with asset size, maturity, tangible assets, effective tax rate and profitability; it decreases with intangible assets, risk, non debt tax shields and growth options.According to the pecking order theory, leverage is positively related to intangible assets, growth options, dividends, capital expenditure and it is negatively related to the tangible assets, maturity, firm size and profitability. Penelitian struktur modal perusahaan telah menempuh jalan yang panjang untuk mencapai kesepakatan mengenai satu teori struktur modal yang dapat menjelaskan perilaku pendanaan perusahaan secara universal. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sogorb dan López (2003) di Spanyol; Farhat, Cotei dan Abugri (2006) pada negara- negara Civil law and Common law; Seifert 228
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
dan Gonenc (2008) di Amerika Serikat dan Jerman diketemukan fakta- fakta bahwa trade-off theory lebih diterima dari pada pecking order theory. Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Medeiros dan Daher (2004) di Brazil, Seifert dan Gonenc (2008) di Jepang, Bulan dan Yan (2009), Singh dan Kumar (2008) di India diketemukan fakta- fakta bahwa pecking order theory lebih diterima dari pada trade-off theory. Berdasarkan hasil- hasil penelitian di atas dan untuk melihat fakta- fakta empiris perusahaan-perusahaan di Indonesia, maka aplikasi pecking order theory dan trade-off theory perlu dikaji lebih lanjut dalam suatu model yang simultan dan menguji manakah yang lebih dipilih pada perusahaan-perusahaan di Indonesia. Kekhususan dalam penelitian ini adalah obyek penelitian yang diteliti berbeda dan waktu penelitiannya juga berbeda. Sehingga diharapkan bisa mendapatkan hasil yang benar-benar menguji secara ilmiah aplikasi pecking order theory dan tradeoff theory dan menguji manakah yang lebih dipilih pada perusahaan-perusahaan di Indonesia. Lebih khusus lagi sebagai obyek penelitian di sini adalah perusahaanperusahaan yang selalu termasuk dalam daftar perusahaan 50 biggest market capitalization di Bursa Efek Indonesia (BEI), hal ini karena perusahaanperusahaan tersebut merupakan jenis perusahaan yang memiliki modal terbesar di BEI, sehingga lebih memungkinkan untuk diteliti aplikasi pecking order theory dan trade-off theory dan menguji manakah yang lebih digunakan pada perusahaan-perusahaan di Indonesia. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kekuatan POT dan TOT secara empiris dalam satu setting konteks yang sama. Kedua, mengetahui keputusan financing yang diambil atau kebijakan struktur permodalan yang dipilih oleh manajemen pada perusahaan-perusahaan di Indonesia, teori yang mana yang lebih didukung oleh bukti empiris di Indonesia, jika ditinjau dari dua alternatif teori yang dapat dipakai sebagai acuan untuk mengambil keputusan financing, yaitu POT dan TOT. Hipotesis: 1. Terdapat pengaruh tangibility, pertumbuhan (growth), ukuran perusahaan (size), profitabilitas, non-debt tax shield, defisit pendanaan internal, dan utang jangka panjang periode sebelumnya secara bersama-sama terhadap utang jangka panjang. 2. Terdapat pengaruh tangibility, pertumbuhan (growth), ukuran perusahaan (size), profitabilitas, non-debt tax shield , defisit pendanaan internal, dan utang jangka panjang periode sebelumnya secara parsial terhadap utang jangka panjang. 3. Defisit pendanaan internal adalah variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi utang jangka panjang. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksplanasi asosiatif. Sehingga dalam penelitian ini akan diuji pengaruh faktor-faktor tangibility, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan profitabilitas terhadap struktur modal. 229
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
Populasi dan Sampel Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang selalu termasuk dalam daftar perusahaan 50 biggest market capitalization di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006-2008. Pemilihan data dan sampel dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan teknik purposive sampling type judgement sampling, yang berdasarkan kriteria sebagai berikut: 1. Perusahaan yang selalu termasuk dalam daftar perusahaan 50 biggest market capitalization di Bursa Efek Indonesia yang telah memplubikasikan laporan keuangan secara terus menerus selama tahun 2006-2008. 2. Perusahaan-perusahaan yang tidak masuk ke dalam sektor keuangan. Berdasarkan kriteria di atas, maka terdapat 23 perusahaan yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini. Ke-23 perusahaan itu adalah: Aneka Tambang, Astra Agro Lestari, Astra International, Bumi Resources, Excelcomindo Pratama, Gudang Garam, HM Sampoerna, Tambang Batubara Bukit Asam, Telekomunikasi Indonesia, SMART, United Tractors, Unilever Indonesia, Holcim Indonesia, Indocement Tunggal Perkasa, Indofood Sukses Makmur, Indosat, International Nickel Indonesia, Kalbe Farma, Lippo Karawaci, Medco Energi International, Semen Gresik, PP London Sumatera, Perusahaan Gas Negara. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data sekunder, di mana yang diteliti adalah laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang selalu termasuk dalam daftar perusahaan 50 biggest market capitalization di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006-2008. Definisi Operasional Berdasarkan uraian teori dan konsep di atas, maka definisi operasional dari variabel- variabel penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tangibility (Tit ) dalam penelitian ini diukur melalui persamaan fixed tangible asset tetap dibagi dengan nilai buku aset perusahaan i pada akhir tahun t sebagai proksi asset tangibility. 2. Pertumbuhan perusahaan (∆TAit ) dalam penelitian ini dukur melalui perubahan total aset perusahaan i pada akhir tahun t sebagai proksi pertumbuhan. 3. Ukuran perusahaan (LS it ) yang digunakan dalam penelitian ini diukur melalui logaritma natural dari penjualan perusahaan i pada akhir tahun t sebagai proksi ukuran perusahaan. 4. Profitabilitas (Pit ) dalam penelitian ini diukur melalui laba operasi dibagi dengan nilai buku aset perusahaan i pada akhir tahun t sebagai proksi profitabilitas. 5. Non-debt Tax Shield (NDTSit ) dalam penelitian ini diukur dengan Depresiasi dibagi Total Assets.
230
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
6. Defisit Pendanaan Internal (DEF it ) dalam penelitian ini diukur melalui rasio defisit pendanaan internal (Financial Deficit =[ Δ Fixed Assets+ Δ Working Capital+Δ Long Term Debt] – CF, dimana Δ Fixed Assets = Fixed Assetst – Fixed Assetst-1 , ΔWorking Capital = Working Capitalt – Working Capitalt-1 , Δ Long Term Debt = Long Term Debtt – Long Term Debtt-1 , CF = Earnings after taxes + Depreciation) terhadap nilai buku aset perusahaan i akhir tahun t. 7. Utang jangka panjang periode yang lalu (Di,t-1 ) adalah jumlah utang jangka panjang perusahaan pada periode setahun sebelum periode yang diteliti. Utang jangka panjang periode yang lalu dalam penelitian ini diukur melalui rasio tingkat utang jangka panjang tahun t-1 terhadap nilai buku aset perusahaan pada tahun t-1. 8. Utang jangka panjang (∆Dit ) adalah jumlah utang jangka panjang perusahaan periode berjalan yang diteliti. Utang jangka panjang dalam penelitian ini diukur melalui perubahan total utang jangka panjang perusahaan i pada akhir tahun t. Metode Analisis Data Analisis data dilakukan dengan mengamati perkembangan laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang selalu termasuk dalam daftar perusahaan 50 biggest market capitalization di Bursa Efek Indonesia yang dijadikan sampel penelitian dengan periode penelitian tahun 2006 sampai dengan tahun 2008. Nazir (1998) menyatakan bahwa setelah data dikumpulkan dan agar data tersebut bermakna, maka harus dianalisis agar sesuai dan mudah dipahami. 1. Analisis Statistik Inferensial Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini, menggunakan model yang digunakan oleh Adrianto (2007) dengan pembeda merubah definisi operasional DEF dan sampel penelitiannya yang berbeda, yaitu menggunakan regresi linier berganda yang mengukur intensitas dua variabel, yaitu variabel independen dan variabel dependen, serta membuat dugaan nilai variabel dependen (Y) atas dasar nilai variabel independen (X), dengan rumus : ∆Dit = α+β TTit +βTR∆TA it +βLSLSit +βP Pit + βNDTSNDTSit +εit ..... (1) ∆Dit = α+β T Tit +βTR∆TA it +βLSLSit +βP Pit + βNDTSNDTSit +βDEFDEFit +εit ..... (2) ∆Dit = α+β TTit +βTR∆TA it +βLSLSit +βP Pit + βNDTSNDTSit +βDEFDEFit +β D Di,t-1 + εit ...(3)
Ketujuh variabel di atas diuji menggunakan tiga model, dimana pada model pertama menggunakan variabel asset tangibility, peluang pertumbuhan, ukuran perusahaan, profitabilitas, Non-debt Tax Shield. Pada model kedua, defisit pendanaan internal dimasukkan untuk melihat pengaruhnya terhadap kelima variabel lainnya. Jika teori ini sesuai, maka defisit pendanaan internal akan menjadi satu faktor utama yang mempengaruhi perubahan tingkat hutang jangka panjang sekaligus menghapus pengaruh dari kelima variabel lainnya dan hasil ini sesuai dengan prediksi pecking order theory. Pada model ketiga, tingkat hutang jangka panjang periode lalu dimasukkan untuk melihat
231
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
pengaruhnya pada perubahan tingkat hutang pada periode berja lan. Signifikansi variabel ini menunjukkan bahwa perusahaan melakukan keputusan struktur modal berdasarkan tingkat hutangnya di masa lalu, yang sesuai dengan prediksi trade-off theory. 2. Koefisien Determinasi Berganda Untuk mengetahui kontribusi variabel dependen terhadap variasi (naik turunnya) variabel independen maka digunakan koefisien determinasi berganda menggunakan perbandingan antara jumlah kuadrat tertinggi dengan jumlah kuadrat total. 2
Semakin nilai R mendekati 1 maka semakin cocok garis regresi untuk meramalkan variabel tak bebas. Karakteristiknya : 2
a. Nilai R selalu positif, karena merupakan ratio dua jumlah kuadrat. 2 b. Nilainya antara 0 < R < 1. 3. Pengujian Hipotesis Untuk menguji H1 , yaitu uji signifikansi variabel bebas (xi) terhadap variabel terikat (Y), akan dilakukan dengan uji statistik F untuk melihat pengaruh secara simultan dan uji statistik t untuk melihat pengaruh secara parsial. a. Uji Hipotesis secara simultan Apabila hasil tingkat toleransi kesalahan pada tabel Anova di bawah 5% (α = 0.05), maka variabel independen memberi kontribusi nyata terhadap variabel dependen. b. Uji Hipotesis secara Parsial Apabila hasil tingkat toleransi kesalahan pada tabel Coefficients di bawah 5% (α = 0.05), maka variabel independen berpengaruh nyata secara parsial terhadap variabel dependen. HASIL DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS REGRESI Dalam menganalisis perbandingan penerapan Pecking Order Theory dan Trade-Off Theory pada perusahaan-perusahaan 50 biggest market capitalization di Indonesia digunakan analisis regresi linier berganda dalam tiga tahap analisis. 1. Model Pertama (Trade-Off Theory) Pada model pertama ini persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut: ∆Dit = α+β T Tit +β TR∆TA it +βLSLSit +βP Pit + βNDTSNDTSit + εit
Hasil estimasi koefisien regresi linier berganda dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1. di bawah ini:
232
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
Tabel 1. tersebut di atas ini menunjukan bahwa dari semua variabel ya ng dimasukan dalam regresi, untuk model pertama terdapat satu variabel yang signifikan, hal ini karena nilai probabilitas (signifikansi t) variable X1 (tangibility) yang lebih kecil dari = 0,05. Sedangkan untuk variable-variabel X2 (Growth/ pertumbuhan), X3 (Size/ukuran), X4 (Profitabiity/profitabilitas) dan X5 (NDTS) yang digunakan dalam model ini tidak dapat digunakan untuk menjelaskan pengaruhnya terhadap utang jangka panjang perusahaan 50 biggest market capitalization, hal ini karena nilai probabilitas (signifikansi t) variable- variabel ini yang lebih besar dari = 0,05. Tabel 1. Hasil Estimasi Analisis Koefisien Regresi Model Pertama Unstan. Coef.
Model
B
S.E.
1(Constant)
.102
.077
Tangibility
.544
.163
Growth
-.078
Size Profitability NDTS
Stand.Coef. Beta
T
Sig.
1.316
.193
.547
3.329
.001
.128
-.072
-.612
.543
1.313
.723
.219
1.815
.074
-.137
.094
-.186
-1.460
.149
-1.435
1.084
-.205
-1.324
.190
Sumber : Data diolah Adapun secara bersama-sama pengaruh variabel- variabel X1 (Tangibility), X2 (Growth/ pertumbuhan), X3 (size/ukuran), X4 (Profitabiity), X5 (NDTS) terhadap utang jangka panjang perusahaan dapat dilihat pada tabel 2. berikut ini : Tabel 2. Model Summary Model Pertama Model
R
R Square
1 .429a Sumber : Data diolah
Model
Adj. R Square
.184
.116
Tabel 3. ANOVA Model Pertama F
Regression Residual Total Sumber : Data diolah
2.705
Sig. .029a
Berdasarkan tabel 2 dan tabel 3 di atas dapat diketahui nilai R Square untuk model pertama yang diajukan dalam penelitian ini sebesar 0,184 dengan nilai signifikansi sebesar 0,029 yang berarti secara simultan semua variabel dalam model ini dapat digunakan untuk menjelaskan perubahan utang jangka panjang sebesar 18,4%. Sehingga persamaan regresi dapat dirumuskan dengan melihat nilai koefisien regresi berdasarkan pada Tabel 1, sebagai berikut :
233
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
Y = 0,102 + 0,544Tangi bility – 0,078Growth + 1,313Size - 0,137Profitability - 1,435NDTS
Persamaan tersebut menunjukan bahwa apabila nilai keofisien regresi dari masing- masing variabel dianggap nol, maka besarnya utang jangka panjang perusahaan 50 biggest market capitalization akan mengalami kenaikan sebesar Rp. 0,102. Untuk melihat besarnya pengaruh masing- masing variabel terhadap utang jangka panjang perusahaan akan dijabarkan pada sub bab pembahasan yaitu interpretasi koefisien regresi masing- masing variabel dari penelitian ini. 2. Model Kedua (Pecking Order Theory) Pada model kedua ini persamaan regresi yang digunakan adalah: ∆Dit = α+βT Tit +βT R∆TAit +βLSLSit + βP Pit + βNDT SNDTSit + βDEFDEFit +εit Hasil estimasi koefisien regresi linier berganda dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4. di bawah ini: Tabel 4. Hasil Estimasi Analisis Koefisien Regresi Model Kedua Unstand. Coef. Model
B
1 (Constant)
.222
.071
Tangibility
.365
.144
-.521
Size Profitability
Growth
NDTS DEF
S.E.
Stand.Coef. Beta
t
Sig.
3.143
.003
.368
2.530
.014
.142
-.478
-3.656
.001
.664
.632
.111
1.049
.298
.087
.093
.118
.941
.350
-.998
.930
-.142
-1.073
.288
.650
.135
.698
4.822
.000
Sumber : Data diolah Tabel 4 tersebut di atas menunjukan bahwa dari semua variabel yang dimasukan dalam regresi, untuk model kedua terdapat tiga variabel yang signifikan, hal ini karena nilai probabilitas (signifikansi t) variable X1 (tangibility), X2 (Growth/pertumbuhan), dan X5 (defisit pendanaan internal/DEF) yang lebih kecil dari = 0,05. Sedangkan untuk variable-variabel X3 (Size/ukuran), X4 (profitability), dan X5 (non-debt tax shield) yang digunakan dalam model ini tidak dapat digunakan untuk menjelaskan pengaruhnya terhadap utang jangka panjang perusahaan 50 BIGGEST MARKET CAPITALIZATION , hal ini karena nilai probabilitas (signifikansi t) variable-variabel ini yang lebih besar dari = 0,05. Adapun secara bersama-sama pengaruh variabel- variabel X1 (Tangibility), X2 (Growth/pertumbuhan), X3 (size/ukuran), X4 (Profitabiity), X5 (non-debt tax shield), dan X6 (defisit pendanaan internal) terhadap utang jangka panjang perusahaan dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini.
234
Tabel 5. Model Summary Model Kedua Model 1
Model
R
R Square
Adj. R Square
a
.644 .415 Sumber : Data diolah
.355
Tabel 6. ANOVA Model Kedua F
Regression Residual Total Sumber : Data diolah
6.966
Sig. .000a
Berdasarkan tabel 5 dan tabel 6 diatas dapat diketahui nilai R Square untuk model kedua yang diajukan dalam penelitian ini sebesar 0,415 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang berarti secara simultan semua variabel dalam model ini dapat digunakan untuk menjelaskan perubahan utang jangka panjang sebesar 4,15%. Adapun persamaan regresi dapat dirumuskan dengan melihat nilai koefisien regresi berdasarkan pada Tabel 4, sebagai berikut : Y=0.222+0,365Tangibility-0,521Growth +0,664Size+0,087Profitability0,998NDTS + 0,650DEF
Persamaan tersebut menunjukan bahwa apabila nilai keofisien regresi dari masing- masing variabel dianggap nol, maka besarnya utang jangka panjang perusahaan 50 biggest market capitalization akan mengalami kenaikan sebesar Rp. 0,222. 3. Perbandingan Model Pecking Order Theory dan Trade-Off Theory Pada model ketiga (Perbandingan Model Pecking Order Theory dan Trade-Off Theory) ini persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut: ∆Dit = α+βTTit +βTR∆TAit +βLSLSit +βPPit + βNDTSNDTSit +βDEFDEFit +βDDi,t-1 +εit
Hasil estimasi koefisien regresi linier berganda dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel 7. di bawah ini.
Tabel 7. Hasil Estimasi Analisis Koef. Regresi Perbandingan Model POT vs TOT Unstand. Coef. Model
B
S.E.
Stand.Coef. Beta
t
Sig.
235
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
1 (Constant)
.126
.023
5.447
.000
Tangibility
-.063
.050
-.063
-1.253
.215
Growth
-.612
.046
-.562
-13.295
.000
Size
.470
.204
.078
2.306
.025
Profitability
.136
.030
.184
4.529
.000
NDTS
.530
.307
.076
1.726
.090
DEF
.757
.044
.814
17.349
.000
Debtt-1
.788
.035
.793
22.602
.000
Sumber : Data diolah Tabel 7 tersebut menunjukan bahwa dari semua variabel yang dimasukan dalam regresi, terdapat variabel yang signifikan yaitu X2 (Growth/pertumbuhan), X3 (size), X4 (Profitabiity), X6 (defisit pendanaan internal/DEF) dan X7 (utang jangka panjang periode sebelumnya), hal ini didasarkan pada nilai probabilitas (signifikansi t) yang lebih kecil dari = 0,05. Sedangkan untuk variabel lainnya, yaitu X1 (Tangibility), dan X5 (NDTS) tidak signifikan, hal ini didasarkan pada nilai probabilitas (signifikansi t) yang lebih besar dari = 0,05. Pengaruh variabel- variabel X1 (Tangibility), X2 (Growth/ pertum-buhan), X3 (size), X4 (Profitabiity), X5 (NDTS), X6 (defisit pendanaan internal) dan X7 (utang jangka panjang periode sebelumnya) terhadap utang jangka panjang secara simultan dapat diketahui pada tabel 8 di bawah ini. Tabel 8. Model Summary Perbandingan Model POT vs TOT
Model
R
R Square
1 .970a Sumber : Data diolah
.940
Adj. R Square .933
Tabel 9 ANOVA Model Perbandingan Model POT vs TOT Model Regression Residual Total Sumber : Data diolah
F 130.545
Sig. .000a
236
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
Berdasarkan tabel 8 dan tabel 9 dapat diketahui nilai R Square untuk model perbandingan pecking order theory dan trade-off theory adalah sebesar 0,940 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang berarti secara simultan semua variabel dalam model dapat menjelaskan perubahan utang jangka panjang sebesar 94,0%. Sehingga persamaan regresi dapat dirumuskan dengan melihat nilai koefisien regresi seperti pada Tabel 7, berdasarkan model perbandingan pecking order theory dan trade-off theory, maka persamaan regresi dapat dirumuskan sebagai berikut : Y=0.126–0,063Tangi.–0,612Growth +0,47Size+0,136Profit.+0,53NDTS +0,757DEF + 0,788Debtt-1 Persamaan tersebut menunjukan bahwa apabila nilai keofisien regresi dari masing- masing variabel dianggap nol, maka besarnya utang jangka panjang perusahaan 50 biggest market capitalization akan mengalami kenaikan sebesar Rp. 0,126. B. PENGUJIAN HIPOTESIS Penelitian ini secara umum mengajukan tiga tahap pengujian hipotesis yaitu: hipotesis pecking order theory, hipotesis trade-off theory, hipotesis perbandingan pecking order theory dan trade-off theory. 1. Hipotesis Trade-Off Theory. Hipotesis pertama trade-off theory mengatakan bahwa secara simultan variabel- variabel tangibility, size, growth, profitability, dan Non-Debt Tax Shield (NDTS) merupakan variabel- variabel yang mempengaruhi utang jangka panjang perusahaan 50 biggest market capitalization di Bursa Efek Indonesia, dimana hipotesis ini akan diuji dengan uji simultan (uji-F). Hipotesis kedua trade-off theory mengatakan bahwa secara parsial variabelvariabel tangibility, size, growth, profitability, dan NDTS merupakan variabelvariabel yang mempengaruhi utang jangka panjang perusahaan-perusahaan 50 biggest market capitalization di Bursa Efek Indonesia. Dan hipotesis kedua ini akan diuji dengan uji parsial (Uji-t). Hipotesis ketiga trade-off theory mengatakan bahwa tangibility merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi utang jangka panjang. Dan hipotesis ketiga ini diuji dengan uji koefisien beta. a. Uji Hipotesis Pertama Pengujian diterima atau ditolaknya hipotesis pertama trade-off theory ini dapat dilakukan dengan Uji-F (F-tes), di mana bila probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari tingkat toleransi kesalahan yang diperkenankan maka variabelvariabel independen dalam model regresi dapat digunakan untuk mengestimasi variabel dependen (Ghozali, 2009). Hasil dari perhitungan uji-F dapat dilihat dari tabel 3 di atas. Dimana hasil Uji-F tersebut di atas memperlihatkan besarnya nilai F hitung sebesar 2.705 dengan tingkat probabilitas 0,029 (signifikansi F). Karena
237
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka model regresi secara keseluruhan dapat digunakan untuk memprediksi utang jangka panjang, artinya seluruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini secara bersama-sama berpengaruh terhadap utang jangka panjang. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama pecking order theory diterima. b. Uji Hipotesis Kedua Pengujian diterima atau ditolaknya hipotesis kedua trade-off theory yang mengatakan bahwa secara parsial variabel- variabel independen berpengaruh terhadap utang jangka panjang dapat dilakukan dengan Uji- t (t-tes), dimana bila nilai probabilitas dari t hitung lebih kecil dibandingkan dengan tingkat toleransi kesalahan yang diperkenankan maka hipotesis diterima (Ghozali: 2009). Hasil dari perhitungan uji t dari regresi linier berganda dapat dilihat dari Tabel 1 di atas. Berdasarkan tabel 1 tersebut di atas memperlihatkan bahwa nilai probabilitas dari t hitung masing- masing variabel bervariasi ada yang berada di atas nilai tingkat toleransi kesalahan yang diperkenankan ( = 0,05) yaitu variabel growth, size, profitability, dan NDTS. Serta ada satu variabel yang berada di bawah toleransi yaitu variabel tangibility. Pernyatan tersebut di atas mengatakan bahwa secara parsial terdapat satu variabel independen yang berpengaruh terhadap tingkat utang jangka panjang. Variabel yang secara parsial berpengaruh tersebut tangibility. Artinya hipotesis variabel tangibility dapat diterima sebagai variabel yang secara parsial berpengaruh terhadap tingkat utang jangka panjang. Sedangkan variabel growth, size, profitability dan NDTS tidak signifikan sehingga hipotesis ditolak. c. Uji Hipotesis Ketiga Pengujian diterima atau ditolaknya hipotesis ketiga trade-off theory yang mengatakan bahwa bahwa tangibilty merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi utang jangka panjang, dan hipotesis ini diuji dengan melaihat nilai koefisien beta yang tertinggi. Berdasarkan dari perhitungan nilai beta dapat dilihat dari Tabel 1 di atas, diketahui bahwa variabel independen yang memiliki nilai beta tertinggi yaitu X1 (tangibilty) yaitu sebesar 0,547. Artinya tangibility merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi utang jangka panjang perusahaan, sehingga hipotesis trade-off theory yang terakhir diterima. 2. Hipotesis Pecking Order Theory. Hipotesis pertama pecking order theory mengatakan bahwa secara simultan variabel- variabel tangibility, size, growth, profitability, non-debt tax shield (NDTS), dan Defisit Pendanaan Internal (DEF) merupakan variabel- variabel yang mempengaruhi utang jangka panjang perusahaan50 biggest market capitalization di Bursa Efek Indonesia, dimana hipotesis ini akan diuji dengan uji simultan (ujiF). Hipotesis kedua pecking order theory mengatakan bahwa secara parsial variabel- variabel tangibility, size, growth, profitability, NDTS, dan DEF merupakan variabel- variabel yang mempengaruhi utang jangka panjang
238
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
perusahaan 50 biggest market capitalization di Bursa Efek Indonesia. Dan hipotesis kedua pecking order theory ini akan diuji dengan uji parsial (Uji-t). Hipotesis ketiga pecking order theory mengatakan bahwa Defisit Pendanaan Internal (DEF) merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi utang jangka panjang. Dan hipotesis ketiga ini diuji dengan uji beta. a. Uji Hipotesis Pertama Pengujian diterima atau ditolaknya hipotesis pertama pecking order theory ini dapat dilakukan dengan Uji-F (F-tes), di mana bila probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari tingkat toleransi kesalahan yang diperkenankan maka variabelvariabel independen dalam model regresi dapat digunakan untuk mengestimasi variabel dependen (Ghozali, 2009). Hasil dari perhitungan uji-F dapat dilihat dari tabel 6 di atas. Hasil Uji-F tersebut di atas memperlihatkan besarnya nilai F hitung sebesar 6,966 dengan tingkat probabilitas 0,000 (signifikansi F). Karena probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka model regresi secara keseluruhan dapat digunakan untuk memprediksi utang jangka panjang, artinya seluruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini secara bersama-sama berpengaruh terhadap utang jangka panjang. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama pecking order theory diterima. b. Uji Hipotesis Kedua Pengujian diterima atau ditolaknya hipotesis kedua pecking order theory yang mengatakan bahwa secara parsial variabel- variabel independen berpengaruh terhadap utang jangka panjang dapat dilakukan dengan Uji- t (t-tes), dimana bila nilai probabilitas dari t hitung lebih kecil dibandingkan dengan tingkat toleransi kesalahan yang diperkenankan maka hipotesis diterima (Ghozali: 2009). Hasil dari perhitungan uji t dari regresi linier berganda dapat dilihat dari Tabel 4. Di mana berdasarkan Tabel 4 tersebut di atas memperlihatkan bahwa nilai probabilitas dari t hitung masing- masing variabel bervariasi ada yang berada di atas nilai tingkat toleransi kesalahan yang diperkenankan ( = 0,05) yaitu variabel size, profitability dan non-debt tax shield (NDTS). Serta ada yang berada di bawah toleransi yaitu variabel tangibility, growth, dan defisit pendanaan internal (DEF). Pernyatan tersebut di atas mengatakan bahwa secara parsial terdapat tiga variabel independen yang berpengaruh terhadap tingkat utang jangka panjang. Variabel yang secara parsial berpengaruh tersebut tangibility, growth, dan defisit pendanaan internal (DEF). Artinya hipotesis kedua pecking order theory variabel tersebut tangibility, growth, dan defisit pendanaan internal (DEF) yang dapat diterima sebagai variabel yang secara parsial berpengaruh terhadap tingkat utang jangka panjang. Sedangkan variabel size, profitability dan non-debt tax shield (NDTS) tidak signifikan sehingga hipotesis ditolak.
239
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
c. Uji Hipotesis Ketiga Pengujian diterima atau ditolaknya hipotesis ketiga pecking order theory yang mengatakan bahwa bahwa defisit pendanaan internal (DEF) merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi utang jangka panjang, dan hipotesis ini diuji dengan melaihat nilai beta yang tertinggi. Berdasarkan dari perhitungan nilai beta dapat dilihat dari Tabel 4 di atas, diketahui bahwa variabel independen yang memiliki nilai beta tertinggi yaitu X6 (defisit pendanaan internal (DEF) yaitu sebesar 0.698. Artinya defisit pendanaan internal (DEF) merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi utang jangka panjang perusahaan, sehingga hipotesis pecking order theory terakhir diterima. 3. Hipotesis Perbandingan Pecking Order Theory Dan Trade-Off Theory. Hipotesis pertama perbandingan pecking order theory dan trade-off theory mengatakan bahwa secara simultan variabel- variabel tangi-bility, size, growth, profitability, NDTS, DEF, dan Debt t-1 merupakan variabel- variabel yang mempenga-ruhi utang jangka panjang peru-sahaan-perusahaan 50 BIGGEST MARKET CAPITALIZATION di Bursa Efek Indonesia, dimana hipotesis ini akan diuji dengan uji simultan (uji-F). Hipotesis kedua perbandingan pecking order theory dan trade-off theory mengatakan bahwa secara parsial variabel- variabel tangibi-lity, size, growth, profitability, NDTS, DEF, dan Debt t-1 merupakan variabel- variabel yang mempenga-ruhi utang jangka panjang perusahaan 50 BIGGEST MARKET CAPITALIZATION di Bursa Efek Indonesia. Dan hipotesis kedua ini akan diuji dengan uji parsial (Uji-t). Hipotesis ketiga perbandingan pecking order theory dan trade-off theory mengatakan bahwa defisit pendanaan internal merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi utang jangka panjang. Dan hipotesis ketiga ini diuji dengan uji beta. a. Uji Hipotesis Pertama Pengujian diterima atau ditolaknya hipotesis pertama perbandingan pecking order theory dan trade-off theory ini dapat dilakukan dengan Uji-F (F-tes), di mana bila probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari tingkat toleransi kesalahan yang diperkenankan maka variabel- variabel independen dalam model regresi dapat digunakan untuk mengestimasi variabel dependen (Ghozali, 2009). Hasil dari perhitungan uji-F dapat dilihat dari tabel 9 di atas. Hasil Uji-F tersebut di atas memperlihatkan besarnya nilai F hitung sebesar 130.545 dengan tingkat probabilitas 0,000 (signifikansi F). Karena probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka model regresi secara keseluruhan dapat digunakan untuk memprediksi utang jangka panjang, artinya seluruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini secara bersama-sama berpengaruh terhadap utang jangka panjang. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama perbandingan pecking order theory dan trade-off theory diterima. b. Uji Hipotesis Kedua Pengujian diterima atau ditolaknya hipotesis kedua perbandingan pecking order theory dan trade-off theory yang mengatakan bahwa secara parsial variabel-
240
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
variabel independen berpengaruh terhadap utang jangka panjang dapat dilakukan dengan Uji-t (t-tes), dimana bila nilai probabilitas dari t hitung lebih kecil dibandingkan dengan tingkat toleransi kesalahan yang diperkenankan maka hipotesis diterima (Ghozali: 2009). Hasil dari perhitungan uji t dari regresi linier berganda dapat dilihat dari Tabel 7 di atas. Berdasarkan Tabel 7 tersebut di atas memperlihatkan bahwa nilai probabilitas dari t hitung masing- masing variabel bervariasi ada yang berada di atas nilai tingkat toleransi kesalahan yang diperkenankan ( = 0,05) yaitu variabel tangibility, dan NDTS. Serta ada yang berada di bawah toleransi yaitu variable growth, size, profitability, DEF, dan utang periode sebelumnya. Pernyatan tersebut di atas mengatakan bahwa secara parsial terdapat lima variabel independen yang berpengaruh terhadap tingkat utang jangka panjang. Dan variabel yang secara parsial berpengaruh tersebut growth, size, profitability, DEF, dan utang periode sebelumnya. Artinya hipotesis kedua variabel growth, size, profitability, DEF, dan utang periode sebelumnya yang dapat diterima sebagai variabel yang secara parsial berpengaruh terhadap tingkat utang jangka panjang. Sedangkan variabel tangibility dan NDTS tidak signifikan sehingga hipotesis perbandingan pecking order theory dan trade-off theory ditolak. c. Uji Hipotesis Ketiga Pengujian diterima atau ditolaknya hipotesis ketiga perbandingan pecking order theory dan trade-off theory yang mengatakan bahwa bahwa defisit pendanaan internal merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi utang jangka panjang, dan hipotesis ini diuji dengan melaihat nilai beta yang tertinggi. Berdasarkan dari perhitungan nilai beta dapat dilihat dari Tabel 7 di atas, diketahui bahwa variabel independen yang memiliki nilai beta tertinggi yaitu X6 (defisit pendanaan internal/DEF) yaitu sebesar 0.814. Artinya defisit pendanaan internal (DEF) merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi utang jangka panjang perusahaan, sehingga hipotesis perbandingan pecking order theory dan trade-off theory terakhir diterima. C. Implikasi Hasil Penelitian Hasil dari penelitian ini memberikan gambaran tentang kinerja keuangan perusahaan-perusahaan 50 BIGGEST MARKET CAPITALIZATION dan menjelaskan tentang pengaruh dari informasi rasio-rasio keuangan tersebut terhadap utang jangka panjang perusahaan. Hasil penelitian ini juga memaparkan tentang pengaruh variabel tangibility, pertumbuhan (growth), ukuran perusahaan (size), profitabilitas, non-debt tax shield , defisit pendanaan internal, dan utang jangka panjang periode sebelumnya terhadap utang jangka panjang periode berjalan pada perusahaan 50 BIGGEST MARKET CAPITALIZATION . Bagi pihak manajemen perusahaan, hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan informasi tentang beberapa variabel yang sebaiknya diperhatikan oleh manajemen perusahaan dalam hal melakukan keputusan struktur modal mereka, terutama ketika akan mengeluarkan utang jangka panjang maupun saham baru, antara lain non-debt tax shield, profitability, defisit pendanaan internal dan utang jangka pangjang periode sebelumnya karena secara statistik variabelvariabel tersebut terbukti berpengaruh secara siginifikan terhadap utang jangka 241
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
panjang periode berjalan, tetapi para manajemen perusahaan jangan melalaikan variabel- variabel lain dari penelitian ini maupun variabel- variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini. Perbandingan hasil uji hipotesis untuk hipotesis pecking order theory, hipotesis trade-off theory serta hipotesis perbandingan pecking order theory dan trade-off theory dapat dilihat pada tabel 10 di bawah ini: Tabel 10. Hasil Uji Hipotesis Model Nilai Sig. TOT .029 POT .000 POT vs. TOT .000 * POT = pecking order theory; * TOT = trade-off theory Sumber: Data Diolah
Hasil Uji Hipotesis Hipotesis (Ha) diterima Hipotesis (Ha) diterima Hipotesis (Ha) diterima
Berdasarkan tabel 10 di atas dapat diketahui bahwa secara empiris semua hipotesis diterima. Secara empiris penelitian ini menunjukkan bahwa bagi manajemen perusahaan-perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia pecking order theory lebih diterima dalam proses pengambilan keputusan pendanaan perusahaan. Sedangkan trade-off theory secara empiris juga mendapatkan bukti yang signifikan, tetapi ketika kedua model ini diperbandingkan dalam satu model secara empiris lebih mendukung kepada hipotesis pecking order. Hal ini juga menunjukkan bahwa para pemilik perusahaan merasa enggan untuk berbagi keuntungan (deviden) dengan pemilik perusahaan baru yang akan masuk ke dalam perusahaan. Sehingga kebutuhan pendanaan perusahaan secara maksimal dipenuhi terlebih dahulu dengan menggunakan sumber pendanaan internal, yaitu laba ditahan, baru kemudian utang jangka panjang, dan terakhir ketika sudah mendesak mengeluarkan saham baru, atau bahkan mengeluarkan saham baru bukanlah alternatif yang disukai oleh pemilik perusahaan. Temuan ini memperkuat teori pecking order yang menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki defisit pendanaan internal akan melakukan pinjaman dari utang. Sebaliknya, ketika terjadi surplus, pendanaan internal digunakan untuk membayar utang untuk menjaga kapasitas utang perusahaan. 4.4. Keterbatasan Penelitian Beberapa keterbatasan yang ditemukan dari penelitian ini adalah : 1. Populasi dalam penelitian ini terbatas pada perusahaan 50 BIGGEST MARKET CAPITALIZATION saja, sementara perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia cukup banyak dengan kelompok-kelompok yang berbeda dengan kelompok-kelompok perusahaan 50 BIGGEST MARKET CAPITALIZATION . 2. Sampel yang diambil dari penelitian ini tidak dikelompokan ke dalam kelompok perusahaan yang ada pada Bursa Efek Indonesia. Sehingga kesimpulan dari penelitian ini bersifat terlalu umum artinya tidak mewakili kelompok-kelompok industri tersebut. 242
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
3. Variabel yang digunakan masih terbatas pada tangibility, pertum-buhan (growth), ukuran perusahaan (size), profitabilitas, non-debt tax shield, defisit pendanaan internal, dan utang jangka panjang periode sebelumnya, di mana masih ada faktor lain yang mem-pengaruhi utang jangka panjang yaitu: pajak, bunga, inflasi, informa-si asymetris, sikap manajemen, risi-ko bisnis yang tidak digunakan dalam penelitian ini. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Hipotesis Trade-Off Theory a. Model analisis regresi memper- lihatkan bahwa semua variabel tangibility, pertumbuhan (growth), ukuran perusahaan (size), profitabi- litas, dan NDTS berpengaruh secara simultan terhadap utang jangka panjang perusahaan 50 BIGGEST MARKET CAPITALIZATION, dan kemampuan seluruh variabel dalam menjelaskan perubahan utang jangka panjang sebesar 18,4%. b. Terdapat satu variabel yang berpengaruh secara parsial, yaitu tangibilty. Dari variabel yang ada, tiga variabel yang memiliki hubungan yang berlawanan dengan utang jangka panjang yaitu pertumbuhan (growth), profitabilitas, dan non-debt tax shield. Sedangkan lainnya, yaitu tangibility dan NDTS memiliki hubungan yang searah dengan utang jangka panjang. c. Tangibility sebagai variabel paling dominan yang berpengaruh terhadap utang jangka panjang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pengambilan keputusan tetang struktur modalnya para manajemen perusahaan 50 BIGGEST MARKET CAPITALIZATION mengikuti arahan dari trade-off theory. 2. Hipotesis Pecking Order Theory a. Model analisis regresi memperli- hatkan bahwa semua variabel tangi-bility, pertumbuhan (growth), ukuran perusahaan (size), profitabilitas, non-debt tax shield, dan defisit pendanaan internal secara simultan berpengaruh signifikan terhadap utang jangka panjang perusahaan 50 BIGGEST MARKET CAPITALIZATION, dan kemampuan seluruh variabel dalam menjelaskan perubahan utang jangka panjang sebesar 41,5%. b. Terdapat tiga variabel yang ber-pengaruh secara parsial, yaitu tangi-bility, pertumbuhan dan defisit penda-naan internal. Dari variabel yang ada, dua variabel yang memiliki hubungan yang berlawanan dengan utang jangka panjang yaitu pertumbuhan dan NDTS. Sedangkan sisanya, yaitu tangibility, ukuran perusahaan, profitabilitas dan defisit pendanaan internal memiliki hubungan yang searah dengan utang jangka panjang. c. Defisit pendanaan internal sebagai variabel dominan yang berpengaruh terhadap utang jangka panjang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pengambilan keputusan tetang struktur modalnya para manajemen perusahaan 50 BIGGEST MARKET CAPITALIZATION mengikuti arahan dari pecking order theory.
243
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
3. Hipotesis Perbandingan Pecking Order Theory dan Trade-Off Theory a. Model analisis regresi memperlihatkan bahwa semua variabel tangibility, pertumbuhan (growth), ukuran perusahaan (size), profitabilitas, non-debt tax shield, defisit pendanaan internal, dan utang jangka panjang periode sebelumnya berpengaruh secara simultan terhadap utang jangka panjang perusahaan 50 BIGGEST MARKET CAPITALIZATION. b. Terdapat variabel- variabel yang berpengaruh secara parsial, yaitu pertumbuhan (growth), ukuran perusahaan (size), profitabilitas, defisit pendanaan internal, dan utang jangka panjang periode sebelumnya. Dari variabel yang terdapat dua variabel yang memiliki hubungan yang berlawanan dengan utang jangka panjang yaitu tangibility, pertumbuhan (growth). Sedangkan sisanya, yaitu ukuran perusahaan (size), profitabilitas, non-debt tax shield , defisit pendanaan internal, dan utang jangka panjang periode sebelumnya memiliki hubungan yang searah dengan utang jangka panjang. c. Defisit pendanaan internal sebagai variabel dominan yang berpengaruh terhadap utang jangka panjang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pengambilan keputusan sumber pendanaan oleh para manajemen perusahaan 50 BIGGEST MARKET CAPITALIZATION mengikuti arahan dari pecking order theory. B. Saran-saran 1. Dalam mengamati pola perkembangan utang jangka panjang ada tujuh variabel yang dapat diperhatikan oleh para manajemen perusahaan dalam menentukan keputusan struktur modalnya, yaitu: tangibility, pertumbuhan (growth), ukuran perusahaan (size), profitabilitas, non-debt tax shield, defisit pendanaan internal, dan utang jangka panjang periode sebelumnya. 2. Para manajemen perusahaan sebaiknya jangan terlalu berpatokan pada variabel- variabel tersebut di atas saja tetapi juga harus memperhatikan variabel- variabel lain yang tidak disebutkan dalam penelitian ini (seperti: pajak, bunga, inflasi, informasi asymetris, sikap manaje men, risiko bisnis) karena hasil penelitian menunjukan kemampuan seluruh variabel penelitian dalam memprediksi utang jangka panjang hanya kecil. 3. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya dapat menggunakan jumlah populasi yang lebih luas dengan menggunakan seluruh perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dan menggunakan cluster sampling sebagai teknik pengambilan sampel dengan harapan bahwa hasil penelitian dapat digeneralisir. DAFTAR PUSTAKA Adrianto. 2007. Pengujian Teori Pecking Order pada Perusahaan-perusahaan Nonkeuangan LQ45 Periode 2001-2005. Manajemen Usahawan Indonesia, No. 12, pp. 43-53.
244
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
Akhtar, Shumi. 2005. The Determinants of Capital Structure for Australian Multinational and Domestic Corporations. Australian Journal of Management, Vol. 30, No. 2. p 321-341. Algifari, 2000. Analisis Regresi, Teori, Kasus dan Solusi. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE. Yogyakarta Bauer, Patrik. 2004. Determinants of Capital Structure, Empirical Evidence from the Czech Republic. Czech Journal of Economics and Finance, 54 (1) & (2). p 1-21. Boateng, Agyenim. 2003. Determinant of Capital Structure. Evidence from International Joint Ventures in Ghana. International Journal of Social Economics Vol. 31 No. 1/2. p 56-66. Brigham, E.F. dan Michael C. Ehrhardt. 2008. Financial Management: Theory and Practice. Twelfth Edition. Mason: Thomson South-Western. Bulan, Laarni T. And Zhipeng Yan. 2009. Tests of The Pecking Order Theory and The Firm Life Cycle. Ssrn. www.ssrn.com. abstract=1347430. Correa, Carlos Alberto. et al. 2005. What determinant the capital structure of the largest Brazilian Firms? An Empirical Analysis Using Panel Data. http://ssrn. com/abstract=989047. Darminto. 2007. Pengujian Teori Trade-Off dan Teori Pecking Order dengan Satu Model Dinamis pada Perusahaan Publik di Indonesia. h. 1-22. Farhat, Joseph. Carmen Cotei dan Benjamin Abugri. 2006. The Pecking Order Hypothesis vs. The Static Trade-Off Theory Under Different Institutional Environments. h. 1-26 Frank, Murray Z. And Vidhan K. Goyal. 2007. Trade-Off and Pecking Order Theories of Debt. www.ssrn.com.abstract=670543. Frydenberg, Stein. 2004. Determinant of Corporate Capital Structure of Norwegian Manufacturing Firms. Norwegian School of Economics and Business Administration. P 1-40. Ghosh, Arvin dan Francis Cai. 2004. Optimal Capital Structure Vs. Pecking Order Theory: A Further Test. Journal of Business and Economics Research. Volume 2, Number 8. p. 61-68. http://www.cluteinstitute-online journals.com/PDFs/200490.pdf. Ghozali, Imam, 2009. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Medeiros, Otavio R. De Dan Cecílio E. Daher. 2004. Testing Static Trade-Off Against Pecking Order Models of Capital Structure In Brazilian Firms. h. 115 Nagano, Mamuro. 2003. Determinants of Corporate Capital Structure in East Asia: Are there differences from the Industrialized Countries? http://www.waseda.jp/wnfs/nif/index.html. p 1-30. Sanchez, Javier dan Juan Francisco Martin. 2005. Financing Preferences of Spanish Firms: Evidence on The Pecking Order Theory. Review of Quantitative Finance and Accounting, 25: P. 341–355. http://proquest.umi. com/pqdweb?index=9&did=944059701&SrchMode=2&sid=1&Fmt=6&VIns t=PROD&VType=PQD&RQT=309&VName=PQD&TS=1241685962&clien tId=48682
245
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng abdian Kepad a MasyarakatDies Natalis FISIP Unila Tahun 2012
Seifert, Bruce dan Halit Gonenc. 2008. The International Evidence on the Pecking Order Hypothesis. Journal of Multinational Financial Management. p. 244260. Shah, Attaullah dan Tahir Hijazi. 2004. The Determinants of Capital Structure of Stock Exchange-listed Non-Financial Firms in Pakistan. http://ssrn.com/abstract=1027179. p 605-618. Singh, Priyanka And Brajesh Kumar. 2008. Trade Off Theory or Pecking Order Theory What Explains The Behavior of The Indian Firms. www.ssrn.com. abstract=1263226. Sogorb, Francisco Dan José López. 2003. Pecking Order Versus Trade-Off: An Empirical Approach to The Small and Medium Enterprise Capital Structure. h. 1-36. Supanvanij, Janikan. 2006. Capital Structure: Asian Firms Vs. Multinational Firms in Asia. Cambridge: Journal of American Academy of Business. Vol. 10. Num. 1. p 324-330. Syamsuddin, Lukman. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Konsep Aplikasi dalam: Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
246