Trial Aplication Cooperative Learning Model Teams Games Tournament Type Assisted with Puzzle Media on The Human Digestive System Concept at the 4 th Class of SD Negeri 2 Parungponteng in Tasikmalaya Regency
Rita Nurhidayah, Hernawan Abstract Natural science is one of the very important science to be studied because it is so close to our life. Natural science is related of how to find out and understand the nature also the creature live systematically so that science learning is not just mastery of the sets of facts but also the discovery process. So it is necessary to apply the learning model that can stimulate interest and motivation of learners. Besides learning media is also needed to support the process of learning to take more easy and fun. Cooperative learning model teams games tournament type who assisted with puzzle media fit applied to explain the concept of learning science because it can improve student learning outcomes. Through the tournament between groups of learners trained to compete in mastering concepts, in addition to the use of media memory puzzle can train learners and active learners in developing a series of images that are still random. Keywords: cooperative learning model type teams games tournament, puzzles media, natural science, learning outcomes.
1
Uji Coba Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Dibantu dengan Media Puzzle pada Konsep Sistem Pencernaan Makanan Pada Manusia Di Kelas IV SD Negeri 2 Parungponteng Kabupaten Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/2013
Rita Nurhidayah, Hernawan Abstrak Pendidikan IPA sebagai salah satu ilmu sains sangat penting untuk dipelajari mengingat kaitannya yang erat dengan kehidupan sehari-hari. Pelajaran IPA berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami alam dan makhluk hidup secara sistematis sehingga pembelajaran IPA bukan hanya penguasaan kumpulankumpulan fakta tetapi juga proses penemuan. Sehingga perlu diterapkan model pembelajaran yang dapat memacu minat dan motivasi peserta didik. Selain itu media pembelajaran juga diperlukan untuk mendukung proses pembelajaran agar lebuh mudah dan menyenangkan. Model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament yang dibantu dengan media puzzle cocok diterapkan untuk menjelaskan konsep pembelajaran IPA karena dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Melalui turnamen antar kelompok peserta didik dilatih untuk bersaing dalam menguasai konsep, selain itu penggunaan media puzzle dapat melatih daya ingat peserta didik dan keaktifan peserta didik dalam menyusun rangkaian gambar yang masih acak. Kata kunci : model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament, media puzzle, IPA, hasil belajar Pendahuluan A. Latar Belakang Pendidikan IPA sebagai salah satu ilmu sains sangat penting untuk dipelajari sejak dini. Mengingat kaitannya yang erat dengan kehidupan seharihari, seperti bagaimana menjaga lingkungan agar tidak mengalami kerusakan, mengenal berbagai penyakit yang dapat menyerang manusia, dan sebagainya. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang diharapkan dapat mencapai tujuan pendidikan nasional yang ada. IPA berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami alam dan makhluk hidup secara sistematis sehingga pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam bukan hanya penguasaan kumpulan-kumpulan fakta tetapi juga proses penemuan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV di SD Negeri 2 Parungponteng Kabupaten Tasikmalaya, diperoleh data bahwa hasil belajar yang diperoleh pada mata pelajaran IPA masih belum mencapai target yang diharapkan karena mata pelajaran tersebut memang cukup sulit untuk dipelajari peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik pada semester ganjil tahun ajaran 2011/2012 di SD Negeri 2 Parungponteng yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). 2
Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu adanya tindakan yang dilakukan supaya dapat meningkatkan minat dan motivasi peserta didik. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mencoba cara-cara baru yang lebih melibatkan peserta didik secara aktif yaitu dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif. karena pembelajaran kooperatif dapat menciptakan suasana kelas yang terbuka, selain itu para peserta didik mendapat kebebasan untuk terlibat secara aktif dan dapat membangun komunitas pembelajaran yang saling membantu antar satu sama lain. Model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament merupakan model pembelajaran kooperatif yang menggunakan turnamen akademik untuk memperoleh tambahan poin bagi masing-masing tim. Melalui proses tersebut, maka pada setiap pertemuannya akan mengacu minat peserta didik untuk memahami pelajaran, selain itu akan terbentuk kerjasama antar anggota kelompoknya. Selain penggunaan model pembelajaran diperlukan media yang dapat menunjang proses pembelajaran. Media yang akan digunakan adalah media puzzle. Puzzle merupakan media pembelajaran yang dapat melatih daya ingat peserta didik dan keaktifan peserta didik dalam menyusun rangkaian gambar yang masih acak, selain itu belajar dengan menggunakan media puzzle sangat menyenangkan karena melibatkan peserta didik untuk bermain dan belajar secara aktif dan kreatif. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament yang dibantu dengan media puzzle cocok diterapkan untuk menjelaskan konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia di kelas IV SD Negeri 2 Parungponteng Kabupaten Tasikmalaya?”. C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecocokan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament yang dibantu dengan media puzzle jika diterapkan pada proses pembelajaran konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia di kelas IV SD Negeri 2 Parungponteng. D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi untuk memperbaiki sistem pembelajaran dalam dunia pendidikan khususnya dalam mata pelajaran IPA. 2. Kegunaan Praktis a. Bagi peneliti diharapkan dapat menambah pengalaman dan wawasan baru yang dapat dijadikan acuan dimasa yang akan datang untuk meningkatkan proses pembelajaran yang efektif di kelas. b. Sebagai masukan bagi guru untuk terus mencoba berbagai kegiatan pembelajaran yang bervariasi agar dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman peserta didik terhadap mata pelajaran IPA. 3
c. Meningkatkan semangat peserta didik dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar, menumbuhkan sikap kerjasama dan tanggung jawab diantara rekan-rekannya. d. Bagi sekolah dapat dijadikan sumbangan pemikiran dalam proses pengembangan pembelajaran di sekolah tersebut. Pembahasan A. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif dapat diterapkan untuk semua materi pembelajaran dan tingkatan kelas. Parker (Huda, Miftahul, 2011:29) mendefinisikan bahwa “Kelompok kecil kooperatif sebagai suasana pembelajaran dimana para siswa saling berinteraksi dalam kelompokkelompok kecil untuk mengerjakan tugas akademik demi mencapai tujuan bersama”. Menurut Johnson & Johnson dan Sutton (Trianto, 2011:60) terdapat lima unsur penting dalam belajar kooperatif yaitu: 1) saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa; 2) interaksi antara siswa yang semakin meningkat; 3) tanggung jawab individual; 4) keterampilan interpersonal dan kelompok kecil; dan 5) proses kelompok. Pembelajaran kooperatif selain meningkatkan keterampilan kognitif dan afektif siswa, pembelajaran kooperatif juga memberikan manfaat-manfaat besar lain seperti yang telah dikemukakan oleh Sadker dan Sadker (Huda, Miftahul, 2011:66), yaitu: 1) siswa yang diajari dengan dan dalam struktur-struktur kooperatif akan memperoleh hasil pembelajaran yang lebih tinggi; 2) siswa yang berpartisipasi dalam pembelajaran kooperatif akan memiliki sikap harga diri yang lebih tinggi dan motivasi yang lebih besar untuk belajar; 3) dengan pembelajaran kooperatif siswa menjadi lebih peduli pada teman-temannya, dan akan terbangun rasa ketergantungan yang positif untuk proses belajar; dan 4) pembelajaran kooperatif meningkatkan rasa penerimaan siswa terhadap teman-temannya yang berasal dari latar belakang ras dan etnik yang berbeda-beda. Selain terdapat manfaat-manfaat besar, terdapat juga kendala-kendala utama dalam penerapan model pembelajaran kooperatif. Seperti yang telah dikemukakan oleh Slavin (Huda, Miftahul, 2011:68) yang mengidentifikasi kendala tersebut menjadi tiga kendala, yaitu: 1) pengendara bebas (free rider), adanya beberapa siswa yang tidak bertanggung jawab secara personal terhadap tugas kelompoknya dan hanya mengekor ada teman sekelompoknya; 2) penyebaran tanggung jawab (diffusion of responsibility), suatu kondisi dimana beberapa anggota yang dianggap tidak mampu 4
cenderung diabaikan oleh anggota-anggota yang lain yang lebih mampu; dan 3) learning a part of task specialization, dalam bebarapa metode setiap kelompok ditugaskan untuk mempelajari atau mengerjakan materi yang berbeda antar satu sama lain, pembagian ini sering membuat siswa hanya mempelajari materi yang sudah dibagi secara berbeda, sehingga materi yang lain tidak dipelajari. B. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Walaupun prinsip dasar pembelajaran kooperatif tidak berubah, terdapat beberapa variasi dari model tersebut, salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament. Model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament atau permainan pertandingan tim dikembangkan secara asli oleh David De Vries dan Keath Edward (1995), pada model ini siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka. Teams games tournament dapat digunakan dalam berbagai mata pelajaran, dari ilmu-ilmu eksak, ilmu-ilmu sosial maupun bahasa dari jenjang pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Menurut Slavin, Robert, E. (2009:166-169) mengemukakan bahwa deskripsi dari komponen-komponen teams games tournament adalah sebagai berikut: 1. presentasi di kelas Pada awal pembelajaran guru memperkenalkan materi dalam presentasi kelas. Selama presentasi kelas peserta didik harus benarbenar memperhatikan dan memahami apa yang disampaikan guru, karena akan membantu peserta didik bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor dalam game akan menentukan skor kelompok. 2. tim Kelompok biasanya terdiri dari empat atau lima orang peserta didik yang mewakili seluruh bagian dari kelas, setiap anggota dalam satu kelompok dipilih secara heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin, dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game. 3. game Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan peserta didik yang diperolehnya dari presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim. Game tersebut dimainkan di atas meja dengan tiga orang peserta didik, yang masing-masing mewakili tim yang berbeda. Seorang peserta didik mengambil sebuah kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan sesuai nomor yang tertera pada kartu tersebut. 5
4. Turnamen Turnamen adalah sebuah struktur di mana game berlangsung. Turnamen berlangsung setelah guru memberikan presentasi di kelas dan tim telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar kegiatan. 5. rekognisi tim Perhitungan skor individu dan skor tim, memberikan sertifikat atau bentuk penghargaan tim lainnya. Slavin (Huda, Miftahul, 2011:117) menyarankan, Agar teams games tournament diterapkan setiap minggu, selain itu skor yang diperoleh teams games tournament bisa dimanfaatkan guru untuk menentukan tingkat kesulitan kuis kepada setiap anggota kelompok. Dengan teams games tournament siswa akan menikmati bagaimana suasana turnamen dan karena mereka berkompetisi dengan kelompok-kelompok yang mempunyai koposisi kemampuan yang setara, maka kompetisi dalam teams games tournament terasa lebih fair dibandingkan kompetisi dalam pembelajaran-pembelajaran tradisional pada umumnya. C. Media Puzzle Games puzzle merupakan bentuk permainan yang menantang daya kreatifitas dan ingatan siswa lebih mendalam dikarenakan munculnya motivasi untuk senantiasa mencoba memecahkan masalah, namun tetap menyenangkan sebab bisa di ulang-ulang. Tantangan dalam permainan ini akan selalu memberikan efek ketagihan untuk selalu mencoba, mencoba dan terus mencoba hingga berhasil. Menurut Adenan (Sahara, Syukron, 2011:-) dinyatakan bahwa, “Puzzle dan games adalah materi untuk memotivasi diri secara nyata dan merupakan daya penarik yang kuat, puzzle dan games untuk memotivasi diri karena hal itu menawarkan sebuah tantangan yang dapat secara umum dilaksanakan dengan berhasil”. Nunenk, Ratri (2012:-) mengemukakan beberapa alasan penggunaan media puzzle dalam pembelajaran baik bagi guru maupun bagi peserta didik, karena : 1. bagi guru a. Membantu guru dalam menyampaikan isi materi kepada siswa; b. Merubah pola pikir siswa mengenai proses pembelajaran yang membosankan menjadi menyenangkan; c. Adanya media ini juga memotivasi guru untuk terus menciptakan media-media pembelajaran yang menarik perhatian siswa; dan d. Membantu guru dalam memahami karakteristik siswa yang beragam (dapat dilihat dari kinerja siswa dalam mengikuti pembelajaran). 2. bagi siswa a. Agar siswa mampu berpikir secara nyata; 6
b. Adanya media ini juga membuat siswa lebih punya gambaran nyata mengenai materi pelajaran; dan c. Adanya media ini juga diharapkan agar siswa lebih aktif dalam mengikuti setiap proses pembelajaran yang ada. D. Kecocokan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament dibantu dengan Media Puzzle Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament yang dibantu dengan media puzzle diperoleh data hasil belajar peserta didik berupa pretest dan posttest. data pretest dan posttest berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan kedua variansnya homogen. Hal ini diketahui setelah melakukan uji normalitas dan homogenitas dengan menggunakan uji lilliefors dan uji Fmaksimum. selanjutnya dilakukan pengujian dengan menggunakan uji t untuk mengetahui apakah ada perbedaaan antara pretest dengan posttest dan untuk mengetahui rata-rata hasil belajar sama atau lebih besar dari KKM. Hasil perhitungan menunjukan adanya perbedaan yang signifikan pada hasil belajar peserta didik sebelum (pretest) dan setelah (posttest) pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament yang dibantu dengan media puzzle pada konsep Sistem Pencernaan pada Manusia. Perbedaan ini dapat dilihat melalui nilai rata-rata antara pretest dengan posttest. Diagram nilai rata-rata pretest dan posttest digambarkan sebagai berikut:
23,07
rata-rata
25 20 15
Pretest
11,43
Posttest
10 5 0 Jenis Tes
Gambar 1 Diagram Rata-Rata Pretest dan Posttest Dari diagram tersebut terlihat perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest, nilai posttest lebih besar dibandingkan dengan pretest. hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament yang dibantu dengan media puzzle dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. 7
Selain itu rata-rata nilai belajar peserta didik sesudah proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament yang dibantu dengan media puzzle telah mencapai KKM dan menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament yang dibantu dengan media puzzle cocok diterapkan untuk menjelaskan konsep Sistem Pencernaan pada Manusia. Selama penelitian observer melakukan pengamatan terhadap model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament yang dibantu dengan media puzzle. Dari hasil pengamatan tersebut observer mengemukakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament yang dibantu dengan media puzzle sangat menarik minat peserta didik selama proses pembelajaran, peserta didik berusaha untuk memahami materi pembelajaran untuk bersaing dengan kelompok lain saat turnamen berlangsung. Setiap kelompok mempunyai antusias yang tinggi untuk memenangkan pertandingan dengan mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya. Pertandingan semakin menyenangkan dengan adanya puzzle pada saat turnamen. Dengan adanya puzzle peserta didik tidak merasa jenuh, karena penggunaan media tersebut menciptakan suasana menyenangkan seperti sedang bermain. Berdasarkan hasil pengamatan bserver selama penelitian berlangsung terdapat kelebihan dan kekurangan seperti pada tabel berikut ini: Tabel 1 Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament yang dibantu dengan media puzzle No. Kelebihan Kekurangan 1. Menarik minat dan Memerlukan waktu yang cukup panjang motivasi peserta didik untuk menyelesaikan seluruh tahapan untuk memahami permaianan pembelajaran 2. Menyenangkan dan Sulitnya pengelompokan peserta didik tidak menimbulkan yang mempunyai kemampuan heterogen kejenuhan secara akademis 3. Menciptakan Penyusunan puzzle yang cukup lama, soalpersaingan yang sehat soal yang terlalu banyak dan bersifat dan tanggung jawab formal membuat peserta didik merasa antar anggota kelompok bosan selain kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament yang dibantu dengan media puzzle memiliki beberapa kendala dalam pelaksanaannya, salah satunya berasal dari diri peserta didik yang kebanyakan tidak memeperhatikan selama penjelasan materi pembelajaran dan daya tangkap terhadap materi pembelajaran yang berbeda tiap peserta didik. Solusi untuk kendala tersebut adalah penguasaan kelas secara menyeluruh oleh guru dan guru harus lebih mangenal karakter masing-masing 8
peserta didik supaya penjelasan materi pembelajaran dapat disesuaikan dengan kemampuan peserta didik. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis maka diperoleh kesimpulan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament yang dibantu dengan media puzzle cocok diterapkan pada proses pembelajaran konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia di kelas IV SD Negeri 2 Parungponteng Kabupaten Tasikmalaya. Saran 1. Bagi guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, diharapkan dalam proses belajar mengajar di kelas melakukan variasi-variasi baru, sehingga siswa sebagai subjek pendidikan tidak merasa bosan, misalnya dengan memvariasikan berbagai model pembelajaran seperti model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament yang dibantu dengan media puzzle. 2. Diperlukan persiapan yang matang dalam melaksanakan pembelajaran, khususnya pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif, sehingga dalam pelaksanaannya guru dan siswa dapat memaksimalkan langkah-langkah pembelajaran untuk mencapai hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan. 3. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe lainnya pada konsep yang berbeda.
Daftar Pustaka Huda, Miftahul. (2012). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Nunenk, Ratri. (2012). Penggunaan Media Puzzle. [Online]. Tersedia: http://ratrinunenk.blogspot.com/2012/10/penggunaan-media-puzzledalam.html] (23Desember 2012). Ruswandi, Uus dan Badrudin. (2008). Media Pembelajaran. Bandung: CV Insan Mandiri. Sahara, Syukron. (2011). Penggunaan Media Games Puzzle. [Tersedia :http://syukronsahara.blogspot.com/2011/05/penggunaan-media-gamespuzzle.html] (23Desember 2012). Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Riwayat Penulis Rita Nurhidayah adalah mahasiswa program studi pendidikan biologi, fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas Siliwangi (dari tahun 2009 sampai sekarang).
9