STUDENT LEARNING DIFFERENCES IN THE PROCESS OF USING LEARNING COOPERATIVE LEARNING MODEL ASSISTED PICTURE AND PICTURE MEDIA SUB IN FLASHCARD BULLETINBOARD AND CONCEPTS IN HUMAN FOOD DIGESTIVE SYSTEM Yati Hadiyati, Hernawan ABSTRACT The purpose of this study was to determine differences in student learning outcomes pembelajarannnya process using cooperative learning model picture and picture media assisted bulletinboard and sub-concepts flashcard on Digestive System in Human Food at Government Elementary School fourth grade TasikmalayaTahun teachings Muara District 2013/2014. The method used in this study are pre-experiment. The population is the entire Elementary School fourth grade students Muara District of Tasikmalaya Sukarame 40 people were divided into two classes. Samples are 20 students in the class IVA and 20 students in the class IV B Elementary School District of Muara Sukarame Tasikmalaya regency. Samples were taken with Saturated sampling technique. Analysis using t-test, which is to determine whether the learning outcomes of students using cooperative learning model picture and picture media assisted bulletinboard the same or different from the learning outcomes of students using cooperative learning model picture and picture flashcards and media helped to determine whether the results posttest already reached completeness Minimum Criteria (KKM) or not. From the research, processing, and analysis of the data, shows that there is a difference between student learning outcomes learning process using cooperative learning model picture and picture media assisted bulletinboard and flashcards. In addition, t-test results showed the average value does not reach reach KKM posttest. It can be concluded that the cooperative learning model picture and picture do not match aided by the media to explain the flashcard bulletinboard and Digestive System in Human Food Fourth Grade Elementary School in the District of Muara Sukarame Tasikmalaya regency. Keyword: Cooperative Learning, Picture and Picture, Bulletinboard and Flashcard
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE DIBANTU MEDIA BULLETINBOARD DAN FLASHCARD PADA SUB KONSEP SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA Yati Hadiyati, Hernawan
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dibantu media bulletinboard dan flashcard pada sub konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia di kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Muara Kabupaten TasikmalayaTahun ajaran 2013/2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experiment. Populasinya adalah seluruh siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Muara Kecamatan Sukarame Kabupaten Tasikmalaya sebanyak 40 orang yang terbagi atas dua kelas. Sampel penelitian sebanyak 20 orang siswa di kelas IVA dan 20 orang siswa di kelas IV B Madrasah Ibtidaiyah Muara Kecamatan Sukarame Kabupaten Tasikmalaya. Sampel diambil dengan teknik sampling Jenuh. Teknik analisis data menggunakan uji t, yaitu untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dibantu media bulletinboard sama atau berbeda dengan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dibantu media flashcard dan untuk mengetahui apakah hasil posttest sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) atau belum. Dari hasil penelitian, pengolahan, dan analisis data, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dibantu media bulletinboard dan flashcard. Selain itu, hasil uji t menunjukkan nilai rata-rata postest tidak mencapai mencapai KKM. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture tidak cocok dibantu dengan media bulletinboard dan flashcard untuk menjelaskan Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia di Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Muara Kecamatan Sukarame Kabupaten Tasikmalaya.
Kata kunci: Model Pembelajaran Kooperatif, Picture and Picture, Bulletinboard dan Flashcard
Pendahuluan A. Latar Belakang Permasalahan dalam bidang pendidikan kerap terjadi, tidak terkecuali pada jenjang Madrasah Ibtidaiyah. Salah satu permasalahannya adalah peran guru sebagai pengajar yang masih menjadi pusat dalam proses pembelajaran, serta cara dan gaya mengajar yang masih bersifat konvensional. Dewasa ini hal tersebut kerap terjadi, salah satunya yaitu di Madrasah Ibtidaiyah Muara Kabupaten Tasikmalaya. Setelah melakukan wawancara dengan kepala sekolah dan guru mata pelajaran IPA kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Muara Kabupaten Tasikmalaya, guru menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa masih menggunakan model pembelajaran konvensional. Artinya guru masih menjadi pusat dalam proses pembelajaran tanpa melibatkan siswa sehingga proses pembelajaran berkesan monoton. Siswa hanya diam dan hanya mendengarkan ceramah dari guru
akibatnya banyak siswa yang
merasa jenuh bahkan mengantuk pada saat proses pembelajaran berlangsung. Selain itu media pembelajaran yang dapat menunjang model pembelajaran masih jarang digunakan. Faktor tersebut sangat berpengaruh kepada hasil belajar siswa, hal ini terbukti dari hasil rata-rata ulangan harian siswa mata pelajaran IPA kelas IV yang masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang harus dicapai oleh siswa. Selain faktor tersebut, guru jarang sekali menerapakan model pembelajaran kooperatif pada saat mengajar, padahal model pembelajaran kooperatif sangat dibutuhkan oleh siswa karena model pembelajaran ini berbasis sosial. Artinya siswa dituntut untuk saling berinteraksi dengan siswa yang lain. Apabila interaksi antar siswa telah tercipta maka hal tersebut dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dan bersemangat dalam belajar. Alangkah lebih baiknya apabila model pembelajaran kooperatif ini ditunjang oleh media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan. Media pembelajaran merupakan sarana untuk menyampaikan pesan dari materi pembelajaran dan sebagai sarana untuk menarik perhatian siswa, karena pada jenjang Madrasah Ibtidaiyah siswa lebih tertarik pada halhal yang menyenangkan dan membuat mereka aktif, baik aktif dalam berfikir
maupun aktif dalam aktivitas fisik. Untuk itu guru harus jeli dalam memilih dan menentukan model pembelajaran kooperatif serta media pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif pada saat proses pembelajaran. Banyak sekali tipe pada model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan oleh guru, di antaranya yaitu tipe picture and picture, number head together, talking steak dan lain-lain. Selain itu yang harus diperhatikan oleh guru yaitu penggunaan media pembelajaran yang menunjang kepada tipe dari model pembelajaran yang digunakan. Media yang dapat digunakan oleh guru memiliki berbagai jenis, salah satunya yaitu media grafis. Media grafis ini diantaranya adalah flanelgraf, flashcard, bulletinboard dan lain-lain. Media pembelajaran bulletinboard merupakan media pembelajaran yang di dalamnya berisi tempelan gambar-gambar, poster dan hasil kerja siswa. Media ini bisa dihias semenarik mungkin, sehingga memberikan daya tarik kepada siswa terhadap materi pembelajaran. Sedangkan
media
pembelajaran
flashcard
merupakan
media
pembelajaran berupa kartu berisi gambar atau simbol yang sesuai dengan materi pembelajaran. Selain digunakan di kelas, media flashcard bisa digunakan diluar sekolah karena media ini bisa dibawa kemana saja oleh siswa. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dari penelitian ini adalah: “apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran koopertaif tipe picture and picture dibantu media bulletinboard dan flashcard pada sub konsep sistem pencernaan makanan pada manusia di kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Muara?” C. Tujuan Tujuan belajar
siswa
penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil yang
proses
pembelajarannnya
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dibantu media bulletinboard dan flashcard pada sub konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia di kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Muara Kabupaten Tasikmalaya.
D. Manfaat 1. Kegunaan Teoritis Memberikan sumbangan pemikiran dan pengetahuan bagi ilmu pengetahuan, khususnya tentang pengembangan media pembelajaran. 2. Kegunaan Praktis a. Bagi Sekolah Memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak sekolah dalam meningkatkan hasil belajar siswa. b. Bagi Guru 1) Dapat menetukan strategi yang tepat dalam memilih model dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran yang disampaikan untuk mencapai tujuan pembelajaran; dan 2) Menambah variasi dalam kegiatan pembelajaran supaya siswa aktif dalam belajar. c. Bagi Siswa 1) Dapat membangkitkan motivasi dan aktifan siswa dalam memepelajari IPA; 2) Meningkatkan minat baca siswa dalam ilmu pengetahuan; dan 3) Membantu siswa dalam memahami materi pelajaran IPA khususnya tentang sistem pencernaan makanan pada manusia. Pembahasan A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture Syafitri, Habi (http://habisyafitri.blogspot.com/2012/11/modelpembelaj aran-picture-and-picture.html) menyatakan bahwa : Model pembelajaran picture and picture ini merupakan salah satu bentuk model pembelajaran koopertaif. Model pembelajaran koopertaif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompokkelompok. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling asa, silih asih dan salih asuh. Model pembelajaran koopetif adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis. Pembelajaran ini memiliki ciri aktif, inovatif kreatif dan menyenangkan.
Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture menurut Suprijono, Agus (2009:125) adalah sebagai berikut : a. guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai; b. menyajikan materi sebagai pengantar; c. guru menunjukan/memperhatikan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi; d. guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis; e. guru menanyakan alasan/ dasar pemikiran urutan gambar tersebut. f. dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai; dan g. kesimpulan/rangkuman. Menurut Uno, Hamzah B dan Nurdin Mohamad (2012:81) langkahlangkah dari model ini adalah : a. guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai; b. menyajikan materi sebagai pengantar; c. guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan materi; d. guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian; e. memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis; f. dari alasan/urutan gambar tersebut guru mulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai; dan g. kesimpulan. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran picture and picture adalah model pembelajaran yang di dalamnya dibentu kelompok-kelompok. Kelompok tersebut dibentuk agar siswa saling berinteraksi dengan siswa lain untuk memecahkan masalah yang dengan materi pembelajaran. Model pembelajran ini menuntut siswa untuk mengurutkan gambar dari materi pembelajaran menjadi urutan yang logis.
B. Media Bulletinboard Media bulletinboard merupakan media pembelajaran berupa papan bulletin yang di gunakan untuk menempelkan gambar atau tugas hasil karya siswa. Menurut Susiliana, Rudi dan Cepi Riyana (2007: 97) “Media bulletinboard adalah papan khusus yang digunakan untuk mempertunjukan contoh-contoh pekerjaan siswa, gambar, bagan, poster, dan objek dalam bentuk tiga dimensi. Pada umumnya bulletinboard berukuran 160x80 cm”. Sedangkan menurut Aria (http://arya-spd.blogspot.com/ 2012/12/ media-grafis-papan-flanel-dan-papan.html) : Papan bulletin adalah papan khusus digunakan untuk mempertunjukan contoh-contoh pekerjaan siswa, gambar, bagan, poster, dan objek dalam bentuk tiga dimensi. Biasanya berukuran 160x180 cm. papan bulletin seringkali ditempatkan di aula, cafeteria, dan kantor, tapi tempat utamanya adalah dalam kelas. Umumnya kegiatan perancangan, tata letak, dan pemasangan isi pesan dalam papan bulletin itu menjadi tanggung jawab guru dan siswa. Menurut Danim, Sudarwan (2010:18) : Bulletinboard biasanya dibuat secara khusus dan digunakan untuk mempertontonkan pekerjaan siswa, gambar-gambar, badan, poster atau objek berdimensi lainnya. Bulletinboard mempunyai nilai tertentu, seperti tempat mempertontonkan gambar-gambar khusus yang menunjukan benda, poster atau karya lainnya, dapat digunakan sebagai papan pengumuman kelas, pengumuman sekolah atau petugas-petugas, memperluas minat anak dan menimbulkan semangat dan tanggung jawab bersama, menambah pengalaman baru, membangkitkan kecakapan artistik, merangsang inisiatif, kreativitas dan sebagainya. Adapun cara pembuatan bulletinboard menurut Susiliana, Rudi dan Cepi Riyana (2007: 98) adalah sebagai berikut : a. buleetinboard hampir sama dengan board biasa baik blackboard maupun whiteboard baik dari sis bentuk maupun ukurannya. Yang membedakannya adalah bahan pada permukaan atasnya. Pada bulletinboard tidak perlu dengan bahan yang dapat ditulis dengan kapur atau spidol whiteboard. Namun dapat berupa papan yang dicat dengan warna yang
sesuai, dilapisi bahan steroform. Bahan dasar bulletinboard dapat membuat sendiri atau juga dapat membeli yang sudah jadi dengan ukurn standar; b. untuk lebih menarik dengan warna pada bagian pinggirnya diberi bingkai yang sesuai supaya kelihatan rapih. Untuk menjaga keamanan karya yang dipajang, kalau perlu dipasang juga kaca yang disertai dengan kunci pengaman; c. berilah judul yang menarik dengan warna yang mencolok dan ukuran yang besar sehingga terlihat dengn jelas. Judul yang dimaksud adala misalnya “karya kita”, “media seria” dan lainlain; dan d. kumpulkanlah bahan-bahan berupa gambar, kartun objek, buku, poster, dan lain-lain.siapkan jug alat-alat untuk memperkenalkannya seperti lem, paku paying dan cat warna. Sedangkan
menurut
Aria
(http://aryaspd.blogspot.com/2012
/12/media-grafis-papan-flanel-dan-papan.html) cara pembuatan bulletinboard adalah sebagai berikut: a. b. c. d.
sama dengan blackboarad atau whiteboard; untuk lebih menarik perlu dicat warna-warni pada bingkainya; berilah judul yang menarik dengan warna mencolok; dan kumpulkan bahan-bahan berupa gambar materi pelajaran.
Menurut Munadi, Yudhi (2012: 106) “Berbeda dengan papan flannel, papan bulletin ini tidak dilapisi kain flannel tetapi langsung ditempel media visual baik verbal maupun nonverbal. Fungsinya selain menerangkan sesuatu, papan bulletin dimaksudkan untuk memberitahukan kejadian dalam waktu tertentu”. Kelebihan bulletinboard menurut Aria (http://arya-spd.blogspot .com/2012/12/media-grafis-papan-flanel-dan-papan.html)
adalah
sebagai
berikut : a. meningkatkan minat belajar siswa dan berkarya pada diri siswa; b. menyatukan semangat kelas; c. mendorong siswa untuk berkarya dan menciptakan produk, berinisiatif memecahkan masalah; dan d. sarana berkompetensi.
Kelemahan dari bulletinboard menurut Aria (http://arya-spd. blogspot.com/2012/12/media-grafis-papan-flanel-dan-papan.html) adalah : a. memerlukan waktu yang lama untuk mempersiapkan materi; b. memerlukan biaya yang mahal untuk mempersiapkannya; dan c. sukar menampilkan pada jarak jauh. C. Media Flashcard Menurut Susiliana, Rudi dan Cepi Riyana (2007: 97) : Flashcard adalah media pembelajaran dalam bentuk kartu bergambar yang berukuran 25X30 cm. gambar-gambarnya dibuat menggunakan tangan atau foto, atau memanfaatkan gambar/foto yang sudah ada yang ditempelkan pada lembar-lembar flashcard. Gambar-gambar yang ada pada flashcard merupakan rangkaian pesan yang disajikan dengan keterangan setiap gambar yang dicantumkan pada bgian belakangnya. Flashcard hanya cocok untuk kelompok kecil siswa tidak lebih dari 30 orang siswa. Menurut
Arsyad, Azhar (2011:119) “Media flashcard merupakan
kartu kecil yang berisi gambar, teks, atau tanda simbol yang mengingatkan atau menuntun siswa kepada sesuatu yang berhubungan dengan gambar itu. Flashcard biasanya berukuran 8x12 cm, atau dapat disesuaikan dengan besar kecilnya kelas yang dihadapi”.
Sedangkan
menurut
Dewi,
Rosy
(http://dewirossy.blogspot
.com/2012/12/pembuatan-media-grafis.html) flashcard adalah : Media pembelajaran dalam bentuk kartu bergambar yang berukuran 25x30 cm. Gambar-gambarnya dibuat menggunakan tangan atau foto atau manfaat gambar / foto yang sudah ada di tempelkan pada lembaran-lembaran flashcard. Gambar-gambar yang ada pada flashcard merupakan rangkaian pesan yang di sajikan dengan keterangan setiap gambar yang di cantumkan pada bagian belakangnya. Adapun cara membuat flashcard Menurut Susiliana, Rudi dan Cepi Riyana (2007: 97) adalah sebagai berikut : a. siapkan kertas yang agak tebal seperti kertas duplek atau dari bahan kardus. Kertas ini berfungsi untuk menyimpan atau
b. c.
d.
e.
f.
g.
menempelkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran; kertas tersebut diberikan tanda dengan pensil atau spidol dan menggunakan penggaris, untuk menetukan ukuran 25X30 cm; potong-potonglah kertas duplek tersebut dapat menggunakan gunting atau pisau kater hingga tepat ukurannya 25X30 cm. buatlah kartu-kartu tersebut sejumlah gambar yang akan ditempelkan atau sejumlah materi yang kita butuhkan; jika objek akan langsung dibuat dengan tangan, maka kertas alas tadi perlu dilapisi dengan kertas halus untuk menggambar, misalnya HVS, kertas concrot atau kertas karton; memulailah menggambar dengan menggunakan alat gambar seperti kuas, cat air, spidol, pinsil warna, atau membuat desain menggunakan computer dengan ukuran yang sesuai lalu setelah selesai ditempelkan pada alas tersebut; jika gambar akan ditempel memanfaatkan yang sudah ada, misalnya gambar-gambar yang dijual ditoko, di pasar, maka selanjutnya gambar-gambar tersebut tinggal dipotong sesuai dengan ukuran ukuran, lalu ditempelkan atau lem kertas; dan pada bagian akhir adalah member tulisan pada kartu-kartu tersebut sesuai dengan nama objek yang ada didepannya. Nama-nama ini bisa dengan menggunakan beberapa bahasa misalnya Indonesia dan Inggris.
Kelebihan flashcard menurut Susiliana, Rudi dan Cepi Riyana (2007: 97) adalah : a. mudah di bawa-bawa; b. praktis; c. gampang diingat; dan d. menyenangkan.
D. Ketidak
Cocokan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and
picture Dibantu Media Bulletinboard dan Flashcard Tes hasil belajar siswa dikelas IV A Madrasah Ibtidaiyah Muara Kecamatan Sukarame Kabupaten Tasikmalaya setelah proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dibantu media bulletinboard diperoleh nilai minimum 9, nilai maksimum 28, rentang 19, rata-rata 16,7, varians 31,2, standar deviasi 5,58. Sedangkan tes hasilbelajar siswa dikelas IV B Madrasah Ibtidaiyah Muara Kecamatan
Sukarame Kabupaten Tasikmalaya setelah proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picure di bantu media flashcard diperoleh nilai minimum 8, nilai maksimum 26, rentang 20, rata-rata 18,1, varians 24,04, standar deviasi 4,90. Untuk menganalisis data yang diperoleh dalam rangka pengujian hipotesis, data tersebut diolah terlrbih dahulu kemudian dianalisis dengan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode statistik uji t, yang digunakan untuk mengetahui nilai hasil belajar siswa telah mencapai KKM tau belum. Sebelum dilakukan uji t, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas varians. Uji normalitas data hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dibantu media bulletinboard dengan menggunakan Uji Liliefors diperoleh Lo= 0,16 yang lebih kecil dari Lkritis=0,19. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, data tersebut telah diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan Uji normalitas data hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dibantu media flashcard dengan menggunakan Uji Liliefors diperoleh Lo= 0,08 yang lebih kecil dari Lkritis=0,19. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, data tersebut telah diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Uji homogenitas varians dengan menggunakan uji Fmaksimum diperoleh nilai Fhitung=1,29 sedangkan Ftabel=2,2. Jadi menurut perhitungan tersebut, maka didapat Fhitung˂Ftabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok data tersebut memiliki varians yang homogen. Hasil perhitungan uji t diperoleh thitung=-0,84 dan ttabel=0,02. Ini menunjukan hasil belajar siswa yang proses pembelajrannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dibantu media bulletinboard tidak sama dengan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dibantu media flashcard. Selain itu uji t juga menunjukan nilai hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
picture and picture dibantu media bulletinboard dan flashcard tidak mencapai KKM yang ditentukan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari dua kelas yang dijadikan sampel menunjukkan bahwa model pembelajaran picture and picture dibantu media bulletinboard dan model pembelajaran picture and picture dibantu media flashcard memberikan hasil yang tidak sama. Artinya terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture yang dibantu media bulletinboard dan flashcard pada sub konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia di kelas IV Madarasah Ibtidaiyah Muara. Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dibantu media flashcard lebih baik daripada hasil belajar siswa yang menggunakan model picture and picture dibantu media bulletinboard di kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Muara Kecamatan Sukarame Kabupaten Tasikmalaya pada sub konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia. Adanya perbedaan hasil belajar tersebut disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya, dalam penggunaan media bulletinboard siswa merasa ada kesulitan dalam penyusunan antara gambar dan fungsi dari masing-masing gambar karena ukuran bulletinboard yang besar, sedangkan siswa yang menggunakan media flashcard lebih mudah karena ukurannya yang relatif kecil dan bisa dibawa kemana saja. Pada pertemuan pertama, di awal pembelajaran, siswa sudah duduk dengan tertib. Ketika guru menjelaskan materi beberapa siswa ada yang memperhatikan dan sebagian ada yang kurang memperhatikan. Ketika tahapan diskusi kelompok, kebanyakan siswa mulai terlihat antusias dan bersemangat karena siswa harus mengisi Lembar Kegiatan siswa (LKS) yaitu siswa kelas IV A secara berkelompok mengurutkan gambar alat-alat pencernaan makanan pada manusia dan masing-masing fungsinya pada media bulletinboard dan siswa kelas IV B mengurutkan alat-alat pencernaan
makanan pada manusia pada media flashcard. Siswa terliht tertarik dengan adanya gambar-gambar alat-alat pencernaan makanan pad manusia. Namun pengaturan waktu dalam penyusunan media bulletinboard menjadi sangat penting untuk keberhasilan penelitian karena lumayan menyita waktu. Guru harus dapat mengatur waktu dengan cermat dan bersikap tegas kepada siswa karena pada tahap ini kebanyakan siswa terlalu asik menyususn media bulletinboard sehingga lupa waktu. Selain itu kendala yang ditemukan dalam proses pembelajaran adalah pada tahap presentasi. Sebagian siswa masih belum berani dan percaya diri untuk tampil kedepan bersama kelompoknya. Hal ini dapat diatasi dengan memberikan semangat kepada siswa untuk berani dan percaya diri maju dan mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Pada pertemuan kedua guru
menjelaskan materi tentang kelainan
pada sistem pencernaan makanan pada manuisa. Dalam tahap diskusi setiap kelompok mengerjakan LKS dengan tertib. Ketika tahap presentasi, siswa pada setiap kelompok mulai percaya diri dan berani untuk maju kedepan untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Model pembelajaran
kooperatif tipe picture and picture dibantu
media bulletinboard dan flashcard dapat menarik semangat siswa untuk belajar serta menciptakan suasana belajar yang aktif. Penggunaan media bulletinboard dan flashcard memberikan daya tarik kepada siswa untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan membantu siswa untuk mengaspirasikan kemampuan dan pemikiran yang dimiliki oleh siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dibantu media bulletinboard dan flashcard diharapkan mampu memberikan suasana pembelajaran yang kondusif untuk mencerna materi yang disampaikan oleh guru. Karena
keberhasilan proses pembelajaran di kelas adalah dengan
terciptanya pembelajaran kondusif. Dengan suasana seperti itu siswa akan lebih mudah mencerna materi pembelajaran dan siswa tidak akan merasa jenuh dan bosan untuk belajar.
Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan pengujian hipotesis, maka penulis berkesimpulan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dibantu media bulletinboard dan flashcard pada sub konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia di kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Muara Kecamatan Sukarame Kabupaten Tasikmalaya. Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dibantu media flashcard lebih baik daripada hasil belajar siswa yang menggunakan model picture and picture dibantu media bulletinboard di kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Muara Kecamatan Sukarame Kabupaten Tasikmalaya pada sub konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia. Tetapi model pembelajaran kooperatif picture and picture tidak cocok dibantu oleh media bulletinboard dan flashcard pada proses pembelajaran sub konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia di kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Muara kecamatan Sukarame Kabupaten Tasikmalaya. Saran A. Model pembelajaran kooperatif
tipe
picture and picture dibantu media
bulletinboard dan flashcard memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan siswa menjadi aktif, untuk itu guru harus lebih inovatif dalam menggunakan model pembelajaran dan media ini. B. Penggunaan media dalam menunjang model pembelajaran sangatlah penting. Karena dengan menggunakan media yang menunjang terhadap model pembelajaran dapat membantu guru dan siswa dalam menyampaikan dan mencerna materi yang disampaikan. Seperti halnya pada penelitian ini, penggunaan media bulletinboard dan flashcard dapat meningkatkan motivasi
dan daya tarik siswa sehingga proses pembelajaran lebih menyenangkan dan siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran; C. Guru harus jeli dalam mengatur waktu pada kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tahapan-tahapan pembelajaran dalam model pembelajaran dan media yang digunakan; dan D. Pada
penelitian
ini,
perbedaan
hasil
belajar
siswa
yang
proses
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dibantu media bulletinboard dan flashcard hanya pada sub konsep Sistem pencernaan Makanan pada Manusia, untuk peneliti selanjutnya penulis menyarankan untuk mencoba materi lain. Daftar Pustaka Aria. 2013. Media Grafis Papan Flanel dan Papan Buletin. Tersedia: http://arya spd.blogspot.com/2012/12/media-grafis-papan-flanel-dan-papan.html. [25 september 2013] Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Danim, Sudarwan. 2010. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta:PT.Bumi Aksara. Hernawan, Edi. 2012. Statistik Parametrik. Tasikmalaya: FKIP Universitas Siliwangi. Isjoni. 2011. Cooperatif Learning. Bandung: Alfabeta. Munadi, Yudhi. 2012. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press. Rosy, Dewi. 2012. Pembuatan Media Grafis. Tersedia: http://dewirossy.blogspot. com/2012/12/pembuatan-media-grafis.html. [25 september 2013]. Ruswandi, Uus dan Badrudin. 2008. Media Pembelajaran. Bandunng: Insan Mandiri. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sudjana, Nana. 2011. Penilian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperatif Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. 2007. Media Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima. Syafitri, Habi. 2012. Model Pembelajaran Picture and Picture. Tersedia:http:// habisyafitri.blogspot.com/2012/11/model-pembelajaran-picture-andpicture.html. [25 oktober 2013]. Yamin, Martinis. 2008. Paradigma Pendidikan Konstruktivisme. Jakarta: Gaung Persada Press. Riwayat Penulis Yati Hadiyati adalah mahasiswa Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya.
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE DIBANTU MEDIA BULLETINBOARD DAN FLASHCARD PADA SUB KONSEP SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi
Oleh YATI HADIYATI 102154233
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA 2014