THE EXPERIMENT TEST OF IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE TEAM GAMES TOURNAMENT IN THE CONCEPT OF FOOD DIGESTIVE SYSTEM TO HUMAN IN CLASS XI IPA MAN TASIKMALAYA
Iim Halimatul, Hernawan Abstract Study as the concept to gain knowledge in which a teacher as the educator who try give knowledge as many as he/she can and the students try to receive to knowledge. Otherwise, in the fact, the students have difficulties to comprehend the academic concept that they usually taught that is to use something abstract and speech method. Therefore, the students’ achievement is not achievable and the teacher need to develop learning model that has been existed and even replace it. One of the way is to try to implement cooperative learning model. Cooperative learning model type team games tournament is one of the types or cooperative learning model that compatible to be implemented in Biology learning process in the concept of Food Digestive System to Human an can improve the students’ achievement because involving the students’ activity and including games so, it make the students able to solve their own problems when read and answer the questions in games cards. Keywords: Cooperative learning model team games tournament, achievement.
UJI COBA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT PADA KONSEP SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA MAN TASIKMALAYA Iim Halimatul, Hernawan Abstrak Belajar sebagai konsep mendapatkan pengetahuan dimana guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan peserta didik giat mengumpulkan dan menerimanya. Akan tetapi, Faktanya, peserta didik memiliki kesulitan untuk memahami konsep akademik sebagai mana mereka biasa diajarkan yaitu dengan menggunakan sesuatu yang abstrak dan metode ceramah. Sehingga hasil belajar peserta didik masih belum memuaskan. Oleh karena itu, guru perlu mengembangkan model pembelajaran yang telah ada atau bahkan menggantinya. Salah satunya dengan mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang cocok diterapkan pada proses pembelajaran Biologi pada konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik karena melibatkan aktivitas seluruh peserta didik, mengandung unsur permainan sehingga melatih peserta didik untuk mampu memecahkan masalahnya sendiri saat membaca dan menjawab pertanyaan-pertanyaan pada sebuah kartu permainan. Kata kunci : Model pembelajaran kooperatif team games tournament, hasil belajar.
1
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan kita ditandai oleh disparitas atau perbedaan antara pencapaian academic standard dan performance standard. Faktanya, banyak peserta didik mampu menyajikan tingkat hapalan yang baik terhadap materi ajar yang diterimanya, namun pada kenyataanya mereka tidak memahaminya. Sebagian besar peserta didik tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut digunakan/dimanfaatkan. Peserta didik memiliki kesulitan untuk memahami konsep akademik sebagai mana mereka biasa diajarkan yaitu dengan menggunakan sesuatu yang abstrak dan metode ceramah. Aktifitas kegiatan belajar mengajar selama ini merupakan pseudo pembelajaran. Terdapat jarak cukup jauh antara materi yang dipelajari dengan peserta didik sebagai insan yang mempelajarinya. Sebagai medium pendekat antara materi dan peserta didik pada pembelajaran artificial adalah aktivitas mental berupa hafalan. Pembelajaran lebih menekankan memorisasi terhadap materi yang dipelajari daripada struktur yang terdapat di dalam materi itu. Pembelajaran seperti ini melelahkan dan membosankan. Pembelajaran yang kurang efektif tersebut menyebabkan masih ada beberapa peserta didik yang menunjukan kurangnya pemahaman peserta didik dalam mata pelajaran Biologi sehingga tidak mampu memecahkan dan menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil ratarata nilai ulangan pada konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia yang diperoleh peserta didik kelas XI IPA MAN Tasikmalaya pada tahun ajaran 2011/2012 hanya mencapai 65,25 sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang di tetapkan adalah 73,00. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, guru perlu mengembangkan model pembelajaran yang telah ada atau bahkan menggantinya. Salah satunya dengan mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif didefinisikan sebagai falsafah mengenai tanggung jawab pribadi dan sikap menghormati sesama. Peserta didik bertanggung jawab atas belajar mereka sendiri dan berusaha menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dihadapkan pada mereka. Guru bertindak sebagai fasilitator, memberikan dukungan tetapi tidak mengarahkan kelompok ke arah hasil yang sudah disiapkan sebelumnya. Bentuk-bentuk assessment oleh sesama peserta didik di gunakan untuk melihat hasil prosesnya. Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaanpertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas. Pada pembelajaran kooperatif, peserta didik diberi kesempatan untuk berkomunikasi dan beriteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai tujuan 2
pembelajaran. Artinya dalam pembelajaran ini kegiatan aktif dengan pengetahuan dibangun sendiri oleh peserta didik dan mereka bertanggung jawab atas hasil pembelajarannya. Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tipe model pembelajaran, pada penelitian ini penulis mencoba menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament. Model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh peserta didik tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran peserta didik sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan serta reinforcement. Aktifitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model team games tournament memungkinkan peserta didik dapat belajar lebih relaks di samping menumbuhkan tanggung jawab, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar, karena pada model pembelajaran ini diadakan kompetisi terhadap timnya dengan memberikan point-point agar skor tim mereka mendapatkan yang terbaik. Model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament melatih peserta didik untuk mampu memecahkan masalahnya sendiri saat membaca dan menjawab pertanyaan-pertanyaan pada sebuah kartu permainan dengan dilandasi rasa tanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan juga terhadap kelompoknya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dirumuskan masalah sebagai berikut : ’’apakah model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament cocok diterapkan pada proses pembelajaran konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia di kelas XI IPA MAN Tasikmalaya?’’ C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kecocokan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament jika diterapkan pada proses pembelajaran konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia di kelas XI IPA MAN Tasikmalaya. D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan menambah pengetahuan juga memberikan kemudahan dalam mempelajari suatu konsep sehingga belajar bermakna dapat tercapai. Khususnya dalam menyusun atau mengembangkan model pembelajaran yang dapat bermanfaat dalam proses belajar mengajar di lapangan, serta untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
3
2. Kegunaan Praktis a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak sekolah dalam menentukan metode dan staregi dalam memilih model pembelajaran yang tepat serta dengan karakteristik suatu mata pelajaran. b. Memberikan masukan kepada pihak sekolah dalam menentukan model pembelajaran yang tepat dalam rangka meningkatkan hasil belajar peserta didik. c. Memberikan sumbangan pemikiran, pengetahuan, dan informasi mengenai penggunaan model pembelajaran ini dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan terutama dalam pelajaran Biologi d. Memberikan gambaran mengenai penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament, serta untuk meningkatkan kreatifitas dan profesionalisme guru demi meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar biologi khususnya, umumnya bagi mata pelajaran lain. e. Memberikan motivasi dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia. PEMBAHASAN 1. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Johnson & Johnson (Isjoni 2012:17) menyatakan bahwa ‘’Pembelajaran kooperatif adalah mengelompokkan siswa di dalam kelas kedalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut’’. Komalasari, Kokom (2011:62) menyatakan bahwa ‘’Pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari dua sampai lima orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen’’. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar kooperatif sangat baik dilaksanakan karena peserta didik dapat bekerja sama dan saling tolong menolong dalam mengatasi tugas yang dihadapinya. 2. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament Menurut Slavin, Robert E (2009:166) pembelajaran kooperatif tipe team games tournament mempunyai beberapa komponen untuk mendukung pelaksanaannya yaitu : a. presentasi kelas Materi dalam team games tournament pertama-tama dikenalkan dalam presentasi kelas; b. tim Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas;
4
c.
game Game terdiri pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim; d. turnamen Turnamen adalah sebuah struktur dimana game berlangsung. Biasanya game berlangsung pada akhir minggu atau akhir unit, setelah guru memberikan presentasi di kelas dan tim telah mengerjakan dan tim telah mengerjakan kerja kelompok terhadap lembar kegiatan; dan e. rekognisi tim Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk pengharagaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim siswa dapat juga digunakan untuk menentukan dua puluh persen dari peringkat mereka. Menurut Suarjana (Ekocin, 2011:-) ‘’Kelebihan dari pembelajaran team games tournament antara lain : 1) lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas; 2) mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu; 3) dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam; 4) proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa; 5) mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain; 6) motivasi belajar lebih tinggi; 7) hasil belajar lebih baik; dan 8) meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi Langkah-langkah dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe team games turnament adalah sebagai berikut : 1) pada awal pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan menyajikan pokok materi tentang Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia yang dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini, peserta didik harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang diberikan guru; 2) guru mengelompokkan peserta didik ke dalam delapan tim heterogen yang beranggotakan 4-5 orang untuk masing-masing tim; 3) guru membagikan lembar kerja peserta didik kepada setiap tim untuk dipelajari dan dikerjakan bersama-sama dengan cara berdiskusi dengan timnya; 4) guru memandu jalannya diskusi serta memberikan arahan bagi tim yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan lembar kerja peserta didik; 5) guru meminta satu orang perwakilan dari tiap tim untuk mempresentasikan hasil diskusi secara bergiliran; 6) guru membahas dan memberikan tanggapan dari hasil diskusi setiap tim tersebut; 7) untuk memastikan seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran yang telah disampaikan maka seluruh peserta didik akan diberikan turnamen akademik; 5
8) sebelum turnamen tersebut dimulai, guru meminta perwakilan tiap-tiap kelompok untuk bergabung membentuk kelompok baru yang terbagi ke dalam delapan meja turnamen, yang setiap meja terdiri dari 4-5 orang secara heterogen; 9) guru menjelaskan aturan turnamen tersebut dan memastikan semua peserta didik memahaminya; 10) guru menyiapkan satu kotak kartu berisi kartu pertanyaan dan kartu jawaban yang masing-masing 35 buah kartu. Peserta didik memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Peserta didik yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapatkan skor. Kemudian guru membagikan satu lembar skor permainan pada tiap meja; 11) untuk memulai turnamen, menentukan dulu pembaca soal, pemain, penantang I, dan penantang II; 12) pemain pertama mengambil kartu soal yang telah dikocok oleh pembaca dan kartu tersebut diberikan kepada pembaca soal untuk dibacakan langsung. 13) kemudian pemain pertama langsung menjawab di tempat, apabila pertanyaan tersebut dijawab dengan benar maka kartu berhak disimpan dan mendapat skor tetapi apabila jawaban tidak benar tidak akan diberi sangsi; 14) apabila jawaban pemain pertama salah maka penantang I dan penantang II boleh menantang jawaban pemain pertama ataupun menyatakan lewat; 15) selanjutnya di lakukan secara bergiliran sampai kartu soal tersebut habis; 16) setelah selesai game turnamen, peserta didik menghitung kartu mereka kemudian mengisi nama, tim, dan skor mereka pada lembar skor permainan yang sudah di sediakkan pada tiap meja; 17) guru mengumumkan skor yang telah diperoleh oleh masing-masing tim dan memberikan penghargaan kepada tim yang memperoleh skor paling tinggi; dan 18) guru dan peserta didik bersama-sama menarik kesimpulan mengenai materi yang sudah disampaikan. 3. Kecocokan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk menguji kecocokan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament diperoleh data hasil tes belajar peserta didik berupa hasil pretest dan posttest. Untuk mengetahui normalitas data maka dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji chi-kuadrat (2) dan di uji homogenitasnya dengan menggunakan uji Fmaksimum. Maka berdasarkan kedua data dalam penelitian ini memperoleh nilai 2hitung yang lebih kecil dari 2tabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, kedua data telah diambil dari populasi yang berdistribusi normal dan hasil analisa uji homogenitas tersebut diperoleh nilai Fhitung = 1,14 sedangkan Ftabel = 1,78. Jadi menurut perhitungan tersebut, maka didapat Fhitung < Ftabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok data tersebut variansnya homogen. 6
Kemudian hasil penelitian di uji statistika dengan menggunakan uji t, yaitu uji t komparatif dan uji t deskripstif. Uji t komparatif digunakan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar peserta didik sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament. Hasil perhitungan menunjukkan hasil belajar peserta didik pada proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament diperoleh nilai rata-rata pretest adalah 24,76 dan nilai rata-rata posttest adalah 30,64. Maka dari data tersebut menunjukan bahwa hasil posttest lebih baik dari hasil pretest. Ini berarti bahwa model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Peningkatan ini di sebabkan karena pada model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament menekankan pada daya ingat, keaktifan dan pemahaman peserta didik terhadap suatu konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia. Untuk mengetahui apakah rata-rata hasil belajar posttest sama atau lebih dari KKM maka dilakukan uji t deskriptif. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan hasil belajar posttest peserta didik telah mencapai KKM. Ini berarti bahwa nilai KKM telah terlewati, artinya model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament cocok diterapkan untuk menjelaskan konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia. Kecocokan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament dapat pula dilihat dari hasil pengamatan observer selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament menerangkan pada awalnya peserta didik masih terlihat kaku dan gugup dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament, karena model pembelajaran seperti ini merupakan hal yang baru dalam pembelajaran Biologi, namun pada pertemuan berikutnya peserta didik sudah mulai terbiasa dan lebih bersemangat karena pembelajaran seperti ini lebih menyenangkan. Setelah melakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament dapat diketahui kekurangan dan kelebihannya. Kekurangannya yaitu masih adanya peserta didik berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada peserta didik lainnya, dan kelebihannya yaitu proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari peserta didik, mendidik peserta didik untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain. Disamping kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament kesulitan-kesulitan dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament yang ditemukan peneliti ketika melakukan penelitian adalah: a. sulitnya mengelompokkan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari segi akademis. Kelemahan ini akan dapat diatasi jika guru yang bertindak sebagai pemegang kendali teliti dalam menentukan pembagian kelompok waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh peserta didik cukup banyak sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan. Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu menguasai kelas secara menyeluruh. 7
b. Kebiasaan peserta didik yang selalu gaduh ketika proses pembelajaran berlangsung terlebih dalam model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament mengandung unsur permainan yang membuat peserta didik lebih antusias dan semangat. Berdasarkan uraian tersebut maka dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament tidak hanya menitik beratkan pada kelebihannya saja tetapi harus memperhatikan pada kekurangannya dan kesulitannya juga yang terjadi di lapangan sehingga penerapan model pemnbelajaran kooperatif tipe team games tournament bisa memberikan hasil belajar yang baik bagi peserta didik pada proses pembelajaran. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan pengujian hipotesis, maka penulis berkesimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament cocok diterapkan untuk menjelaskan konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia di Kelas XI IPA MAN Tasikmalaya. Saran Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian sebagaimana disebutkan di atas, maka penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut: 1. guru harus memilih model pembelajaran yang akan digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dan materi yang akan disampaikan 2. proses belajar mengajar di kelas hendaknya lebih bervariasi, sehingga peserta didik tidak merasa bosan dan jenuh ketika sedang berada di kelas, misalnya dengan menggunakan berbagai model pembelajaran seperti yang telah dilaksanakan dalam penelitian ini; 3. guru harus pintar mengefektifkan waktu dalam kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tahapan-tahapan pembelajaran dalam model pembelajaran yang digunakan; dan 4. bagi peneliti selanjutnya, hendaknya mencoba menerapkan model pembelajran kooperatif tipe team games tournament pada konsep atau materi lain. Daftar Pustaka Dimyati, dan Mudjiono.(2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Hernawan, Edi.(2012). Pengantar Satistika Parametrik untuk Penelitian Pendidikan. Tasikmalaya: FKIP Universitas Siliwangi. Isjoni. (2012). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta Slavin, Robert E. (2009). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media. Sloane, Enthel. (2003). Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC. Riwayat Penulis Iim Halimatul Mu’minah adalah mahasiswa angkatan 2009 pada Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi yang sedang melaksanakan penyusunan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (lulus tahun 2013). 8
9