PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 1 Padakembang Kabupaten Tasikmalaya tahun Akademik 2015/2016)
Rini Novianti., Edi Hernawan,Drs.M.Pd., Suharsono, M.Pd.
[email protected]
Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray terhadap hasil belajar siswa pada konsep Pencemaran Lingkungan di kelas VII SMP Negeri 1 Padakembang Kabupaten Tasikmalaya tahun ajaran 2015/2016. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai dengan bulan Maret 2016 di SMP Negeri 1 Padakembang Kabupaten Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre eksperimental design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Padakembang Kabupaten Tasikmalaya tahun pelajaran 2015/2016 sebanyak sepuluh kelas dan sampel yang digunakan adalah siswa sebanyak dua kelas yaitu kelas VII-B yang dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-J yang dijadikan sebagai kelas kontrolyang diambil dengan teknik cluster random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa pada konsep Pencemaran Lingkungan, berupa pilihan majemuk dengan empat options. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t dengan taraf signifikan (α)=5%. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka penulis memperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray terhadap hasil belajar siswa pada konsep Pencemaran Lingkungan di kelas VII SMP Negeri 1 Padakembang Kabupaten Tasikmalaya tahun ajaran 2015/2016. Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif, Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray , Pencemaran Lingkungan
1
ABSTRACT The aim of this research was to know the effect of student learning result which is learning process using cooperative learning model type two stay two stray two stay two stray on the students learning result on the concept of environmental pollution at Class VII of SMP Negeri 1 Padakembang Kabupaten Tasikmalaya academic year 2015/2016. This study was conducted on November 2015 to Maret 2016 at SMP Negeri 1 Padakembang Kabupaten Tasikmalaya. The method used in this study was pre-experimental. The in this study were all students of class VII SMP Negeri 1 Padakembang Kabupaten Tasikmalaya ten classes namely class VII B were used as experimental class and class VII J were as the control class taken technique cluster random sampling. Instrument used in this research was the test of student learning result in the concept of Environmental Pollution. This is was multiple choice with five options. Data analysis technique used was t test with significance level (α)=5%. The research’s data analysis and hypothesis testing, the author came to the conclusion that there are effects cooperative learning model type two stay two stray on the student learning result on the concept of environmental pollution at the class VII SMP Negeri 1 Padakembang Kabupaten Tasikmalaya. Keywords : Cooperative Learning Model, Cooperative Type Two Stay Two Stray, Environmental Pollution
2
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dari tahun ke tahun banyak mengalami perubahan. Perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai upaya pembaharuan salah satunya dalam sektor pendidikan, akibat pembaharuan itu pendidikan semakin mengalami kemajuan bahkan dapat dikatakan bahwa pembaharuan sistem pendidikan mencakup seluruh komponen termasuk segala hal yang terkait dengan proses pembelajaran. Pada hakekatnya proses pembelajaran adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Proses pembelajaran dikatakan berhasil jika dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang guru IPA di kelas VII SMP Negeri 1 Padakembang Kabupaten Tasikmalaya, hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA kurang terutama pada konsep Pencemaran Lingkungan salah satu penyebabnya karena guru selalu menggunakan model pembelajaran yang sama untuk mengajarkan semua konsep IPA, dalam pelaksanaannya sering menggunakan metode ceramah yang berpusat pada guru yang mengakibatkan siswa menjadi pasif dan kurang memahami materi yang disampaikan dan pada akhirnya hasil belajar siswa menjadi rendah, hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai ulangan harian siswa pada konsep Pencemaran Lingkungan pada tahun ajaran 2015/2016 hanya mencapai 68 sedangkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang harus dicapai 75. Salah satu model pembelajaran yang dianggap dapat meningkatkan keaktifan siswa selama proses pembelajaran adalah model pembelajaran kelompok atau cooperative learning. Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri atas dua orang atau lebih. Model pembelajaran kooperatif terbagi atas beberapa tipe, salah satunya tipe two stay two stray. Model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray (tsts) memberikan kesempatan kepada kelompok untuk berbagi hasil informasi kepada kelompok lain, dalam model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray siswa dihadapkan pada kegiatan mendengarkan apa yang diutarakan oleh temannya ketika sedang bertamu yang secara tidak langsung siswa akan dibawa untuk menyimak apa yang diutarakan oleh anggota kelompok yang 3
menjadi tuan rumah tersebut, dalam proses ini akan terjadi kegiatan menyimak materi pada siswa. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray siswa diharapkan bisa aktif dan mau bekerja sama sehingga pembelajaran menjadi menarik dan sedikit mengurangi kebosanan karena adanya interaksi sosial dan pengakuan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray terhadap hasil belajar siswa pada konsep Pencemaran Lingkungan di kelas VII SMP Negeri 1 Padakembang Kabupaten Tasikmalaya Tahun Ajaran 2015/2016 ?”. C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray terhadap hasil belajar siswa pada konsep Pencemaran Lingkungan di kelas VII SMP Negeri 1 Padakembang Kabupaten Tasikmalaya Tahun Ajaran 2015/2016. D. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk berbagai kepentingan secara teoretis maupun secara praktis. 1. Kegunaan Teoretis Dapat menciptakan proses belajar yang yang aktif dan menarik, serta dapat menjadi salah satu solusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Khususnya dalam pengembangan proses belajar mengajar IPA agar menjadi lebih efektif. 2. Kegunaan Praktis a. Bagi Sekolah Membantu sekolah dalam menentukan model pembelajaran yang bisa meningkatkan hasil belajar siswa, serta memberi masukan untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran yang bervariasi. b. Bagi Guru Memberi informasi dan pengetahuan juga menambah wawasan tentang model pembelajaran yang bervariasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan terutama dalam pelajaran IPA, serta memberikan gambaran tentang penggunaan model pembelajaran tipe two stay two stray. 4
c. Bagi Siswa Menumbuh kembangkan motivasi belajar siswa dalam pelajaran IPA, serta membantu meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA khususnya pada konsep Pencemaran Lingkungan. d. Bagi Peneliti Memberikan pengetahuan bagi peneliti untuk dilaksanakan dilapangan, serta memberi wawasan tentang model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre experimental. Menurut Arikunto, Suharsimi (2010:123). Pre experimental seringkali dipandang sebagai eksperimen yang tidak sebenarnya. Oleh karena itu, sering disebut juga dengan istilah quasi experiment atau eksperimen pura-pura, karena eksperimen jenis ini belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu. Dalam penelitian ini, desain penelitian yang digunakan adalah one shot case study, artinya penulis mengadakan perlakuan satu kali yang diperkirakan sudah mempunyai pengaruh, kemudian dilakukan post tes. Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Padakembang Kabupaten Tasikmalaya sebanyak sepuluh kelas, dengan jumlah siswa sebanyak 306 orang. Siswa dianggap memiliki kemampuan yang relatif sama berdasarkan nilai rata-rata ulangan harian mata pelajaran IPA sehingga penulis menduga keadaan populasi homogen. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa sebanyak sepuluh kelas dari populasi dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah one shot case study, artinya penulis mengadakan perlakuan satu kali yang diperkirakan sudah mempunyai pengaruh, kemudian dilakukan tes. Desain penelitian yang digunakan menurut Arikunto, Suharsimi (2013:124) adalah: Rancangan Keterangan X1 X2 O
: X1 : O X2 : O : : Perlakuan (treatment) pertama dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray : Perlakuan (treatment) kedua dengan menggunakan model pembelajaran langsung (metode ceramah) : Hasil observasi setelah diberikan perlakuan. 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di kelas VII SMP Negeri 1 Padakembang Kabupaten Tasikmalaya yang dijadikan sampel menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray dan model pembelajaran langsung (metode ceramah) memberikan hasil yang tidak sama, Hasil dari proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray memberikan hasil yang positif. Hal ini ditandai dengan rata-rata hasil belajar siswa yang menunjukkan adanya skor dengan angka lebih tinggi yaitu sebesar 30,70. Model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray memberikan adanya pengaruh dan hasil yang lebih baik bila dibandingkan dengan model pembelajaran langsung (metode ceramah) dengan rata – rata hasil belajar siswa yaitu sebesar 27,45. Tabel 1 Hasil Ringkasan Perhitungan Hipotesis thitung 4,74
ttabel 2,00
Hasil analisis thitung berada didaerah penolakan H0
Kesimpulan Tolak H0
Dengan demikian model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray cocok diterapkan pada proses pembelajaran konsep pencemaran lingkungan di kelas VII SMP Negeri 1 Padakembang Kabupaten Tasikmalaya karena rata-rata skor yang diperoleh siswa melebihi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 30. Selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray, siswa dihadapkan pada kegiatan mendengarkan apa yang diutarakan oleh temannya ketika sedang bertamu yang secara tidak langsung siswa akan dibawa untuk menyimak apa yang diutarakan oleh anggota kelompok yang menjadi tuan rumah. Setelah melakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray di kelas eksperimen dapat diketahui kelebihan dan kekurangan model tersebut. Kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray yaitu membantu meningkatkan kemampuan siswa dalam minat dan prestasi belajar sehingga siswa bisa saling membantu dalam memecahkan masalah, kecenderungan belajar siswa menjadi lebih bermakna, meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi sehingga siswa tidak diam sama sekali serta menumbuhkan kebiasaan pada siswa untuk saling mendengarkan, berbagi, dan mengungkapkan pendapatnya. Kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray yaitu membutuhkan kelas yang luas sehingga tidak kesulitan dalam pengelolaan kelas. 6
Hasil belajar memang tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh strategi pembelajaran, tetapi hasil belajar pada umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor diantanya faktor intern, ekstern dan strategi belajar mengajar yang diterapkan oleh guru. Dan dalam penelitian ini dengan menggunakan strategi belajar mengajar yang berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan hasil berbeda. Perbedaan positif ditunjukkan oleh kelas eksperimen dengan hasil belajar yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini dikarenakan di kelas eksperimen menggunakan strategi belajar yang berbeda dari biasanya, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray. Model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray merupakan model pembelajaran yang memberkan kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain.
7
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh simpulan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray terhadap hasil belajar siswa pada konsep Pencemaran Lingkungan di kelas VII B SMP Negeri 1 Padakembang Kabupaten Tasikmalaya Tahun Ajaran 2015/2016.
8
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. (2005). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hernawan, Edi. (2014). Statistik Parametrik. Tasikmalaya: Lppm Unsil Siliwangi. Huda, Miftahul. (2013). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Huda,
Miftahul. (2014). Model-model Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pengajaran
dan
Pembelajaran.
Mulia, Ricky M. (2005). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Naini, Iis (2012). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray di Sertai LDS Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII di SMPN 9 Padang. Jurnal. STKIP PGRI. (Tidak diterbitkan) Slameto, (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Subagja, Yusuf. (2007). Pencemaran Lingkungan dan Kerusakan Lingkungan. Jakarta: PT Gramedia Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suprijono, Agus. (2012). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Wardhana, Wisnu Arya. (2004). Dampak Pencemaran Lingkungan. Widaningsih, Dedeh. (20012). Evaluasi untuk Matematika. FKIP UNSIL. Tasikmalaya: Tidak diterbitkan
9