THE DIFFERENCE OF THE STUDENTS’ ACHIEVEMENT USING COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE MODELING THE WAY AND TYPE PRACTICE REHEARSAL PAIRSON THE SUB CONCEPT OF DIGESTIVE SYSTEM FOOD IN HUMANS Harri Kurnia, Hernawan Abstract The purpose of this research was to know the difference of the students’ achievement using cooperative learning model type modeling the way and type practice rehearsal pairs on the sub concept of digestive system food in humans. The research was conducted in Oktober 2013 to April 2014 in the SMP Negeri 6 Tasikmalaya. Pre-experimental research method using the population of all classes VIII SMP Negeri 6 Tasikmalaya. Samples used by 2 classes are taken by cluster random samplingis VIIII class and VIII J class, each consisting of 40 and 41 research students. Research instrumen is a achievement test sub concept of digestive system food in humans, the data analysis technique used is the average in the two difference (uji-t) with a significance level (α) = 5 %. Based on data analysis and hypothesis testing shows that there are differences in student achievement that use cooperative learning type modeling the way and type practice rehearsal pairsseen in aspects of cognitive (knowledge). Student achievement process using cooperative learning model type practice rehearsal pairsis considered better than the student achievement process using cooperative learning model type modeling the way.
Keywords: Cooperative learning model type practice rehearsal pairsand type modeling the way, achievement.
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARANKOOPERATIF TIPE MODELING THE WAY DAN TIPE PRACTICE REHEARSAL PAIRS PADA SUB KONSEP SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA Harri Kurnia, Hernawan Abstrak Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipemodeling the waydantipe practice rehearsal pairspada sub konsepSistemPencernaanMakananpadaManusia. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan bulan April 2014 di SMP Negeri 6 Tasikmalaya. Metode penelitian menggunakan preeksperimental dengan populasi seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Tasikmalaya. Sampel yang digunakan sebanyak dua kelas yang diambil secara cluster random sampling yaitu kelas VIII I dan kelas VIII J masing-masing terdiri dari 40 siswa dan 41 siswa. Instrumen penelitian adalah berupa tes hasil belajar pada sub konsepSistemPencernaanMakananpadaManusia, teknik analisis data yang digunakan adalah uji perbedaan dua rata-rata (uji-t) dengan taraf signifikan (α) = 5 %. Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswan yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipemodeling the waydantipe practice rehearsal pairspada sub konsepSistemPencernaanMakananpadaManusia dilihat pada aspek kognitifnya (pengetahuannya). Hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe practice rehearsal pairsdinilai lebih baik daripada hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe modeling the way. Kata kunci:Model pembelajaran kooperatif tipemodeling the waydantipe practice rehearsal pairs, hasil belajar.
Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran di dalam kelas dilaksanakan sesuai dengan kemampuan dan selera guru. Padahal pada kenyataannya kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran tidak merata sesuai dengan latar belakang pendidikan guru serta motivasi dan kecintaan guru terhadap profesinya. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi, otak siswa dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya tersebut yang kemudian dihubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Masalah dalam proses pembelajaran di dalam kelas, penulis alami sendiri ketika penulis melaksanakan Program Latihan Profesi (PLP) di SMA Negeri 9 Tasikmalaya. Penulis melihat dan mengamati bahwa tidak sedikit guru yang seperti tanpa ada persiapan yang matang dalam perencanaan pembelajaran dan terkesan seadanya ketika hendak mengajar di kelas. Kemudian, pada pelaksanaan pembelajarannya pun guru cenderung hanya menggunakan metode ceramah sebagai satu-satunya metode yang dianggap paling efektif dalam proses pembelajaran padahal masih banyak model dan metode pembelajaran lain yang dinilai lebih efektif sesuai dengan materi pelajaran. Dengan hanya menggunakan metode ceramah, proses pembelajaran berlangsung hanya pada satu arah yang menyebabkan aktivitas guru mendominasi pembelajaran di kelas dan siswa menjadi kurang aktif bahkan cenderung pasif. Agar proses pembelajaran dapat berjalan aktif dan menyenangkan, serta meningkatkan minat dan motivasi siswa terutama pada sub konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia tentunya banyak hal yang dapat dilakukan oleh guru. Salah satunya adalah tidak menggunakan metode ceramah lagi dalam proses pembelajarannya, tetapi mencoba menerapkan model pembelajaran yang lain, seperti model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif dipandang sebagai salah satu model pembelajaran yang menuntut siswa untuk aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe modeling the way dan tipe practice rehearsal pairs Model pembelajaran kooperatif tipe modeling the way merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktikkan suatu keterampilan tertentu melalui penjelasan atau demonstrasi. Sedangkan model pembelajaran kooperatif tipe practice rehearsal pairs merupakan model pembelajaran kooperatif yang sederhana yang digunakan untuk mempraktikkan suatu keterampilan tertentu kepada teman belajarnya secara berpasangan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mencoba untuk melakukan penelitian dengan judul “Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang
Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Modeling The Way dan Practice Rehearsal Pairs pada Sub Konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut: “apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe modeling the way dan tipe practice rehearsal pairs pada sub konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia ?”. C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe modeling the way dan practice rehearsal pairs pada sub konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia. D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoretis a. Sebagai bahan informasi mengenai penggunaan model-model pembelajaran kooperatif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. b. Menciptakan proses pembelajaran yang kreatif dan terampil sehingga dapat menjadi salah satu solusi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan. 2. Kegunaan Praktis a. Bagi sekolah Memberikan masukan yang baik kepada sekolah dalam usaha untuk meningkatkan kualitas siswanya dengan perubahan-perubahan yang inovatif yang dilakukan pada proses pembelajarannya sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih baik. b. Bagi guru Memberikan informasi kepada guru tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe modeling the way dan practice rehearsal pairs untuk diterapkan dalam proses pembelajaran biologi untuk meningkatkan hasil belajar siswa. c. Bagi siswa Agar siswa dapat meningkatkan pemahaman konsep tentang Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia, serta siswa diharapkan dapat termotivasi untuk menggali pengetahuan, belajar berpikir kritis, dan berani mengemukakan pendapat di depan kelas. d. Bagi peneliti Peneliti mendapatkan tambahan wawasan pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan penyusunan atau rancangan pembelajaran biologi yang efektif dan dapat meningkatkan sistem pembelajaran di kelas, sehingga
permasalahan-permasalahan yang dihadapi baik oleh siswa, guru, materi pembelajaran dan sebagainya dapat diminimalkan. Pembahasan A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Modeling The Way Model pembelajaran kooperatif tipe modeling the way (membuat contoh praktik) merupakan salah satu strategi dalam pembelajaran kooperatif yang memberi kesempatan kepada siswa untuk mempraktikkan keterampilan spesifik yang dipelajari di kelas melalui demonstrasi. Siswa diberi waktu untuk menciptakan skenario sendiri dalam menentukan bagaimana siswa mengilustrasikan keterampilan atau teknik yang baru saja dijelaskan. Adapun langkah-langkah dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe modeling the way menurut Zaini, Hisyam (2008:76) adalah: 1. Setelah pembelajaran pada satu topik tertentu, identifikasi beberapa situasi umum di mana siswa dituntut untuk menggunakan keterampilan yang baru dibahas; 2. bagi kelas ke dalam beberapa kelompok kecil menurut jumlah siswa yang diperlukan untuk mendemonstrasikan satu skenario (minimal 2 atau 3 orang); 3. beri waktu 10-15 menit untuk menciptakan skenario; 4. beri waktu 5-7 menit untuk berlatih; dan 5. secara bergiliran tiap kelompok mendemonstrasikan skenario masing-masing. Beri kesempatan untuk memberikan feedback pada setiap demonstrasi yang dilakukan. B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Practice Rehearsal Pairs Model pembelajaran kooperatif tipe practice rehearsal pairs (praktik berpasangan) merupakan salah satu strategi sederhana dalam pembelajaran kooperatif yang dapat dipakai untuk mempraktikkan suatu keterampilan atau prosedur dengan teman belajar. Tujuannya adalah untuk meyakinkan masingmasing pasangan dapat melakukan keterampilan dengan benar. Materi-materi yang bersifat psikomotorik adalah materi yang baik untuk diajarkan dengan strategi ini Adapun langkah-langkah dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe practice rehearsal pairs menurut Zaini, Hisyam (2008:81) adalah: 1. pilih satu keterampilan yang akan dipelajari oleh siswa; 2. bentuklah pasangan-pasangan. Dalam setiap pasangan, buat dua peran, yaitu: a. penjelas atau pendemonstrasi; dan b. pengecek atau pengamat. 3. orang yang bertugas sebagai penjelas atau pendemonstrator menjelaskan atau mendemonstrasikan cara mengerjakan keterampilan yang telah ditentukan. Pengecek/ pengamat bertugs mengamati dan menilai penjelasan atau demonstrasi yang dilakukan temannya;
4. pasangan bertukar peran. Demonstrator kedua diberi keterampilan berbeda; dan 5. proses diteruskan sampai semua keterampilan atau prosedur dapat dikuasai. C. Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Modeling The Way dan Tipe Practice Rehearsal Tes hasil belajar siswa di kelas VIII I SMP Negeri 6 Kota Tasikmalaya yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran koperatif tipe practice rehearsal pairs diperoleh nilai minimun 20, nilai maksimum 35, rentang 15, rata-rata 31,63, varians 11,23, standar deviasi 3,35, dan KKM 30,4. Sedangkan tes hasil belajar siswa di kelas VIII J SMP Negeri 6 Kota Tasikmalaya yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe modeling the way diperoleh nilai minimum 20, nilai maksimum 36, rentang 16, rata-rata 30,66, varians 10,13, standar deviasi 3,18, dan KKM 30,4. Untuk menganalisis data yang diperoleh dalam rangka pengujian hipotesis, data tersebut diolah terlebih dahulu kemudian dianalisis dengan menggunakan uji t komparatif dan uji t deskriptif. Uji t komparatif digunakan untuk membandingkan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe modeling the way dan tipe practice rehearsal pairs. Uji t deskriptif digunakan untuk mengetahui apakah nilai tes akhir telah mencapai KKM atau belum. Namun sebelum dilakukan uji t, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Untuk mengetahui normalitas data digunakan uji chi-kuadrat ( ). Uji normalitas data hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe practice rehearsal pairs dengan menggunakan uji chi-kuadrat ( ) diperoleh hitung = -41,06 dan tabel = 7,815. Demikian pula uji normalitas data hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe modeling the way dengan menggunakan uji chi-kuadrat ( ) diperoleh hitung = -40,57 dan tabel = 7,815. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kedua data telah diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Uji homogenitas varians dengan menggunakan uji Fmaksimum diperoleh nilai Fhitung = 1,11 sedangkan Ftabel = 1,70. Jadi, menurut perhitungan tersebut, maka didapat Fhitung < Ftabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok data tersebut memiliki varians yang homogen. Karena kedua kelompok data telah diambil dari populasi yang berdistribusi normal dan kedua kelompok data variansnya homogen, maka pengujian dilanjutkan dengan menggunakan uji t. Dari hasil perhitungan, diperoleh thitung = 1,35 dan ttabel = 0,03. diketahui bahwa thitung = 1,35 terletak di daerah penolakan H0. Dengan demikian, hipotesis yang penulis ajukan, yaitu “terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe modeling the way dan tipe
practice rehearsal pairs pada sub konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia di kelas VIII SMP Negeri 6 Tasikmalaya”, dapat diterima. Hasil perhitungan uji t deskriptif pada nilai tes akhir hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe practice rehearsal pairs thitung = 2,32 dan ttabel = 1,68. diketahui bahwa thitung = 2,32 terletak di daerah penerimaan Ho. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas VIII I SMP Negeri 6 Tasikmalaya pada sub konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia telah mencapai KKM. Sedangkan hasil perhitungan uji t deskriptif pada nilai tes akhir hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe modeling the way diperoleh thitung = 0,52 dan ttabel = 1,68. Diketahui thitung = 0,52 terletak di daerah penerimaan Ho. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas VIII J SMP Negeri 6 Tasikmalaya pada sub konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia telah mencapai KKM. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dari dua kelas yang dijadikan sampel di kelas VIII SMP Negeri 6 Kota Tasikmalaya menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe practice rehearsal pairs dinilai lebih baik dalam meningkatkan hasil belajar siswa apabila dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe modeling the way. Hal ini dilihat berdasarkan rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe practice rehearsal pairs adalah 31,63. Sedangkan rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe modeling the way adalah 30,66. Adanya perbedaan hasil belajar siswa ini sangat dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan rancangan kegiatan pembelajaran yang dibuat oleh guru dan dibantu media pembelajaran berupa torso organ tubuh manusia dan powerpoint untuk menunjang proses pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Model pembelajaran kooperatif tipe practice rehearsal pairs pada sub konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya, yaitu materinya tidak terbatas hanya pada materi yang telah ditentukan, karena pada model ini kelompok dibentuk berpasangan sehingga hanya terdapat dua orang setiap pasangan atau kelompok. Hal ini yang menuntut siswa untuk menguasai materi secara luas dan menyeluruh. Kemudian diskusi yang dilakukanpun berjalan dengan baik karena siswa tidak merasa malu untuk berbicara kepada pasangannya. Sedangkan kekurangannya, yaitu proses pembelajaran hanya dapat dilakukan dengan dua orang. Model ini tidak bisa melibatkan seluruh siswa di kelas tersebut sehingga koreksi tidak menyeluruh hanya sebatas pada dua orang tersebut. Sedangkan Kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe modeling the way, yaitu siswa mampu bekerjsama dengan anggota kelompoknya dalam mempelajari dan menyampaikan materi pada kelompok lain, memperkaya pengetahuannya, dan mendidik siswa untuk berbahasa yang baik dan benar ketika menyampaikan materi. Sedangkan kekurangannya, yaitu materi yang dipelajari dan dikuasai siswa terbatas hanya pada materi yang telah
ditentukan oleh kelompoknya, sehingga penguasaan materi dari siswa secara keseluruhan kurang. Simpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan pengujian hipotesis, maka penulis berkesimpulan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe modeling the way dan tipe practice rehearsal pairs pada sub konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia di kelas VIII SMP Negeri 6 Kota Tasikmalaya. Hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe practice rehearsal pairs lebih baik daripada hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe modeling the way pada sub konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia di kelas VIII SMP Negeri 6 Tasikmalaya. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menyarankan: 1. untuk mengetahui perbedaan hasil belajar yang tinggi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe practice rehearsal pairs membutuhkan waktu yang cukup lama. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe practice rehearsal pairs sebaiknya diberikan pada siswa yang jumlahnya tidak terlalu banyak agar semua siswa yang berpasangan mendapatkan giliran untuk memaparkan di depan kelas. Hal ini dimaksudkan juga untuk memudahkan siswa dalam memahami materi yang dipelajari serta guru dapat memberikan perhatian lebih pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung; 2. guna mengefektifkan proses pembelajaran hendaknya guru dapat memodifikasi mekanisme suatu model pembelajaran tanpa membuang unsur pokok model pembelajaran yang digunakan sehingga dapat tercapainya tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan; dan 3. bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mencoba model pembelajaran kooperatif tipe modeling the way dan tipe practice rehearsal pairs pada konsep yang berbeda dari konsep yang telah peneliti gunakan. Daftar Pustaka Hernawan, Edi. (2012). Pengantar Statistika Parametrik untuk Penelitian Pendidikan. Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya: Tidak diterbitkan. Zaini, Hisyam. (2008). Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. Riwayat Penulis Harri Kurnia adalah mahasiswa angkatan 2010 pada Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi yang sedang melaksanakan penyusunan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (lulus tahun 2014).