“ EVALUASI PENGARUH BI RATE (SBIR), COST OF LOANABLE FUND (COLF), OVERHEAD COST (OHC) DAN SPREAD (SPR) TERHADAP TINGKAT SUKU BUNGA KREDIT (SBK) PERBANKAN TAHUN 2012” Selamet Riyadi Rushadi Indra Siswanti Puji Hadiyati Email:
[email protected] Institute Perbanas Abstrak This research aimed to evaluate the effect of BI-Rate (SBIR), Cost of Loanable Fund (COLF), Overhead Cost (OHC) and Spread (SPR) on the level of bank loans’ interest rate (SBK). Object of this research was four (4) state-owned commercial bank owned by the government, namely: BTN, BNI, Bank Mandiri and BRI. Secondary data was used in this research.These data were quarterly financial statements, BI Rate, and Lending Interest Rate of March 2008 June 2012 periode.Panel data regression with fixed effect models method was used to analyse data.The results show that the variables of SBIR, COLF, OHC and SPR simultaneously have a significant effect on SBK.All regression coefficients of independent variable have a positive sign, this means that the BI Rate, Cost of Loanable Fund, Overhead Cost and Spread have a positive influence on Interest Rates. The coefficient of 0.786562 means that the effect of SBIR, COLF, OHC and SPR on SBK is 78.66 percent, and the remaining of 21.34 percent is influenced by other variables outside the model. Comparing with the based lending rate, there are some indications that mortgage interest rates is higher than based lending rate. Key words: BI-Rate, Cost of Loanable Fund, Overhead Cost, Spread,and Loans’ Interest Rates. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh BI-Rate (SBIR), Cost of Loanable Fund (COLF), Overhead Cost (OHC) dan Spread (SPR) terhadap Tingkat Suku Bunga Kredit (SBK) Perbankan. Objek penelitian terdiri dari 4 (empat) bank umum persero milik pemerintah, yaitu BTN, BNI, Bank Mandiri dan BRI. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan triwulanan, data BI Rate dan Suku Bunga Pinjamam periode Maret 2008 - Juni 2012. Metode analisis data menggunakan regresi data panel dengan model fixed effect. Hasil pengujian menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel SBIR, COLF, OHC dan SPR berpengaruh signifikan terhadap SBK. Semua koefisien regresi variabel bebas memiliki tanda positif yang berarti bahwa BI-Rate, Cost of Loanable Fund, Overhead Cost dan Spread memiliki pengaruh positif terhadap Suku Bunga Kredit. Nilai koefisien determinasi 0,786562 yang berarti bahwa pengaruh SBIR, COLF, OHC dan SPR terhadap SBK adalah 78,66 persen dan sisanya 21,34 persen dipengaruhi oleh variabel lain diluar model. Jika dibandingkan dengan tingkat suku bunga dasar kredit (Based Lending Rate) terdapat indikasi suku bunga kredit lebih tinggi dari Based Lending Rate. Key words: BI-Rate, Cost of Loanable Fund, Overhead Cost, Spread, dan Tingkat Suku Bunga Kredit 1
Pendahuluan Dalam rangka pelaksanaan kebijakan perbankan, utamanya penetapan suku bunga kredit perbankan yang mendukung peningkatan akses pembiayaan dan mengembangkan usaha masyarakat dan perluasan kesempatan kerja perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara terus menerus untuk mendorong terwujudnya iklim usaha yang kondusif bagi sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga intermediasi selain sebagai penghimpun dana masyarakat juga berfungsi menyalurkan kepada masyarakat melalui kredit. Penetapan suku bunga yang tinggi akan berdampak pada rendahnya penyaluran kredit dan bahkan dapat menjadikan kredit bermasalah. Bank Indonesia sebagai penentu kebijakan BI Rate bertujuan agar bank-bank dalam menentukan tingkat suku bunga dana pihak ketiga (DPK) terutama Deposito Berjangka dan Sertifikat Deposito mengacu pada BI Rate yang pada akhirnya akan mempengaruhi naik turunnya tingkat suku bunga kredit. Naik turunnya tingkat bunga kredit ini akan berpengaruh terhadap perekonomian secara makro terkait dengan naik turunnya permintaan akan kredit dari kalangan sektor usaha. Grafik 1 adalah data BI Rate selama periode Juni 2007 - Juni 2012, yang memiliki kecenderungan menurun setelah posisi tertinggi pada September 2008. Namun demikian, meskipun pemerintah telah melakukan penurunan BI Rate sejak Juni 2007 dan terus mengalami tren yang menurun sejak Februari 2009, tetapi tingkat suku bunga kredit masih dirasa tinggi oleh kalangan usaha.
2
Grafik 1 BI Rate Juni 2007 - Juni 2012 10.00% 9.00% 8.00% 7.00% 6.00% 5.00%
Sumber : Bank Indonesia
Dalam teknis perbankan, faktor-faktor internal yang mempengaruhi penentuan bunga kredit selain tingkat bunga acuan yang ditetapkan BI (BI-Rate) adalah Cost of Loanable Fund, Overhead Cost dan Spread. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah BI Rate, Cost of Loanable Fund, Overhead Cost dan Spread mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap penetapan tingkat suku bunga kredit perbankan secara umum?
Kajian Literatur Secara makro tingkat suku bunga dapat diartikan sebagai harga dari penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu. Bunga juga sering diartikan sebagai harga kredit, atau sebagai imbalan karena ketidaknyamanan dalam melepas uang. Teori Keynes (dalam Kurniawan, 2004) menyatakan bahwa tingkat suku bunga dapat ditentukan karena adanya penawaran dan permintaan akan uang. BI Rate menurut Puspopranoto (2004:60) adalah suku bunga dengan tenor 1 bulan yang diumumkan oleh BI secara periodik untuk jangka waktu tertentu yang berfungsi sebagai sinyal atau stance kebijakan moneter. BI Rate ditetapkan BI terkait lelang SBI dan dapat digunakan perbankan sebagai acuan dalam menentukan tingkat suku bunga simpanan. 3
Menurut Siamat (2005:114) cost of fund adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh bank untuk setiap rupiah dana yang dihimpunnya dari berbagai sumber sebelum dikurangi dengan likuiditas wajib. Pandia (2012:20) menyatakan overhead cost sebagai biaya pengelolaan kegiatan dan usaha bank baik langsung maupun tidak langsung yang berpengaruh terhadap biaya kredit, seperti biaya sumber daya manusia, biaya pengelolaan sarana/prasarana penunjang, biaya asset bank, biaya berbagai kegiatan promosi, biaya tenaga kerja, dan biaya operasional. Spread atau net margin adalah laba atau keuntungan yang diharapkan atas pemberian kredit yang dilakukan oleh bank. Sedangkan Net Interest Margin (NIM) adalah pendapatan bank yang utama dan akan menentukan pendapatan bersih bank (net income) bank. Penentuan tinggi rendahnya spread tergantung bagaimana pihak bank serta target marketnya (Kurniawan, 2004). Menurut Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang Perbankan, pengertian kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (bagi bank-bank umum atau bank konvensional) serta pemberian imbalan atau pembagian hasil keuntungan (bagi bank atas dasar syariah). Kegiatan pemberian kredit dalam aktivitas operasional perbankan merupakan sumber pendapatan utama bagi bank, mengingat portofolio kredit dalam struktur aktiva sebuah bank mencapai porsi sekitar 70% hingga 80% dari seluruh jumlah aktiva bank (Ali, 2004:290).
PenelitianTerdahulu Muliaman (2003) meneliti tentang Studi Biaya Intermediasi Beberapa Bank Besar di Indonesia dengan tujuan melihat apakah perhitungan suku bunga bank cukup wajar (fair) dan
4
menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya tingkat suku bunga kredit pada periode Januari 2002-Juni 2003. Hasil penelitian menunjukkan perhitungan biaya dana bank sudah sesuai dengan penurunan suku bunga SBI namun suku bunga kredit bank lebih tinggi (overprice) dibandingkan suku bunga hasil estimasi rata-rata beberapa bank. Secara keseluruhan, biaya intermediasi masih relatif tinggi dibandingkan hasil estimasi. Kurniawan (2004) meneliti tentang Determinan Tingkat Suku Bunga Pinjaman di Indonesia tahun 1983-2002 dengan menggunakan metode analisis persamaan Kointegrasi dan Error Correction Model (ECM). Hasil analisis kointegrasi menunjukan bahwa dalam jangka panjang variabel yang berpengaruh terhadap pergerakan tingkat suku bunga adalah tingkat suku bunga internasional SIBOR, jumlah uang beredar, dan inflasi. Sedangkan hasil analisis ECM menunjukkan bahwa dalam jangka pendek variabel yang berpengaruh terhadap pergerakan tingkat suku bunga adalah perubahan bunga internasional SIBOR, perubahan tingkat suku bunga SBI, dan perubahan PDB. Sofia (2011) meneliti tentang Pengaruh Inflasi, Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga SBI dan Suku Bunga Internasional SIBOR terhadap Suku Bunga Kredit pada Bank Umum di Indonesia tahun 2001-2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Inflasi, Jumlah Uang Beredar, dan Suku Bunga SBI berpengaruh signifikan terhadap Suku Bunga Kredit, sedangkan Suku Bunga Internasional SIBOR tidak berpengaruh signifikan. Inflasi dan Jumlah Uang Beredar berpengaruh negatif terhadap Suku Bunga Kredit, sedangkan SBI berpengaruh positif.
Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini mencakup bank persero (BUMN) di Indonesia, dengan sampel terdiri dari Bank Tabungan Negara (BTN), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia (BRI).
5
Alat Analisis Metode analisis data yang digunakan adalah regresi data panel, yang merupakan gabungan dari data cross section dan data time series, dengan model persamaan sebagai berikut: SBK
it
1 SBIR t 2 COLF it 3 OHC
it
4 SPR it
dimana: SBK = SukuBungaKredit (equivalent rate) SBIR = SukuBungaacuan Bank Indonesia (BI Rate) COLF = Cost of Loanable Fund OHC
= Overhead Cost
SPR = Spread i = Bank ke-i (1, 2, 3, 4) t = Periode ke-t (triwulan) Hasil dan Pembahasan Uji hipotesis terhadap koefisien regresi dilakukan dengan uji-F dan uji-t serta menggunakan metode Fixed Effect dapat dilihat pada tabel 1 dan tabel 2 berikut:
6
Tabel 1 Hasil Estimasi Regresi Data Panel dengan Fixed Effect Model Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
SBIR
0.401726
0.272801
1.472597
0.1458
COLF
1.322264
0.367424
3.598745
0.0006
OHC
1.621615
0.254445
6.373156
0.0000
SPR
0.202379
0.993266
0.203751
0.8392
Fixed Effect BTN—C
-0.037299
BNI—C
0.005133
MANDIRI—C
0.030305
BRI—C
0.000315
R-squared
0.786562
Adjusted R-squared
0.763217
F-statistic
33.69323
Prob(F-statistic)
0.000000
Durbin-Watson stat
0.958805
Sumber: Data diolah
Uji-F Hasil estimasi regresi data panel dengan metode Fixed Effect yang ada pada tabel 1 menghasilkan model sebanyak individu bank, sebagai berikut: Model Fixed Effect untuk BTN adalah:
SBKBTN 0,0373 0,4017SBIR 1,3223COLFBTN 1,6216OHCBTN 0,2024SPRBTN e Model Fixed Effect untuk BNI adalah:
SBK BNI 0,0051 0,4017SBIR 1,3223COLFBNI 1,6216OHCBNI 0,2024SPRBNI e Model Fixed Effect untuk BANK MANDIRI adalah:
SBK MDR 0,0303 0,4017 SBIR 1,3223COLFMDR 1,6216OHC MDR 0,2024 SPR MDR e Model Fixed Effect untuk BRI adalah:
SBK BRI 0,0003 0, 4017 SBIR 1,3223COLF BRI 1,6216OHC BRI 0, 2024 SPR BRI e
7
Nilai Koefisien Determinasi (R-squared) sebesar 0,78656 dan nilai F-Statistik sebesar 33,69323 dengan Probabilitas 0,00000, menunjukkan bahwa Probabilitas F hitung lebih kecil dari α = 5% atau bahkan α = 1% sekalipun, sehingga tidak cukup bukti untuk menerima hipotesis nol atau dengan kata lain, tolak H0, yang bearti BI Rate, Cost of Loanable Fund (COLF), Overhead Cost (OHC) dan Spread berpengaruh signifikan terhadap suku bunga kredit. Koefisien regresi untuk variabel COLF dan OHC memiliki tingkat signifikansi kurang dari 0,05, sedangkan untuk variabel BI Rate dan Spread nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05. Semua variabel bebas memiliki tanda positif pada koefisien regresinya, yang berarti bahwa BI Rate, COLF, OHC, Spread memiliki pengaruh positif terhadap Suku Bunga Kredit.
Uji-t Uji-t dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel atau dengan melihat nilai signifikansi pada setiap variabel bebasnya, lalu dibandingkan dengan tingkat signifikansi α = 5% atau α = 1%.
8
Tabel 2 Uji-t pada Model Regresi Data Panel dengan Fixed Effect Variable
t-Statistic
Sig.
SBIR
1.472597
0.1458
COLF
3.598745
0.0006
OHC
6.373156
0.0000
SPR
0.203751
0.8392
Sumber: Data diolah
Nilai signifikansi atau p-value untuk variabel bebas BI Rate dan Spread masingmasing adalah 0,1458 dan 0,8392 dimana nilainya lebih besar dari 0,05, artinya hipotesis nol yang menyatakan bahwa nilai koefisien variabel bebas sama dengan nol diterima pada selang kepercayaan 95%. Sedangkan untuk variabel COLF dan OHC memiliki nilai signifikansi 0,0006 dan 0,0000 yang besarnya kurang dari 0,01, sehingga hopotesis nol ditolak. Atas dua keadaan tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel COLF dan OHC secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap Suku Bunga Kredit. Sedangkan BI Rate dan Spread secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Suku Bunga Kredit.
Koefisien Determinasi Model regresi data panel dengan model fixed effect menghasilkan nilai koefisien determinasi (R-squared) sebesar 0,786562, yang berarti bahwa model regresi data panel dengan pendekatan Least Squared Dummy Variable (LSDV) mampu menjelaskan variasi suku bunga kredit sebesar 78,66%. Atau dengan kata lain, secara bersama-sama pengaruh BI Rate, COLF, OHC dan Spread terhadap suku bunga kredit adalah 78,66% dan sisanya 21,34% dijelaskan oleh variabel lain yang ada diluar model.
9
Perbandingan Suku Bunga Kredit dengan Based Lending Rate (BLR) Secara teoritis, seharusnya tingkat suku bunga kredit, sebagaimana yang dimaksud pada penelitian ini, sama dengan tingkat suku bunga dasar kredit (Based Lending Rate/BLR), tetapi pada kenyataannya seringkali hal itu tidak terjadi. Bahkan ada indikasi suku bunga kredit lebih tinggi dari BLR. Data tentang nilai suku bunga dasar kredit (BLR) merupakan penjumlahan dari variabel COLF, OHC, Spread, dan Risk Premium. Besarnya nilai Risk Premium dianggap tetap sebesar 1%. Berikut ini akan dilakukan perbandingan antara suku bunga kredit dengan suku bunga dasar kredit dari masing-masing bank dan juga secara keseluruhan. Selama periode penelitaan, tingkat suku bunga kredit BTN hampir sama dengan tingkat suku bunga dasar kredit. Pada Maret 2008, suku bunga kredit lebih tinggi dari suku bunga dasar kreditnya. Hal ini mengindikasikan bahwa pada triwulan pertama tahun 2008 BTN masih terlalu tinggi dalam menentukan besarnya BLR, apakah itu karena besarnya Spread, OHC atau COLF. Secara umum, penentuan suku bunga kredit di BTN sudah sesuai dengan suku bunga dasar kreditnya. Tingkat suku bunga kredit berada diatas suku bunga dasar kredit hanya terjadi beberapa periode dan besarnya tidak terlalu signifikan hanya sekitar 0,14%. Selama periode penelitian BTN dapat merealisasikan penetapan tingkat suku bunga dasar kreditnya sesuai dengan apa yang direncanakan, walaupun nilainya masih jauh diatas tingkat suku bunga acuan BI (Grafik 2 terlampir). BNI memiliki nilai suku bunga kredit selalu diatas suku bunga dasar kreditnya. Hal ini mengindikasikan bahwa BNI dalam memberikan bunga kredit kepada nasabah selalu berada di atas dasar yang ditentukannya (Grafik 3 terlampir). Sama halnya dengan BNI, suku bunga kredit Bank Mandiri juga selalu berada di atas suku bunga dasar kreditnya. Bahkan di
10
awal periode sampai dengan Desember 2009 selisihnya diatas 5%, menjelang akhir periode penelitian saja selisihnya mulai mengecil sampai dengan 1,83% (Grafik 4 terlampir). Selisih suku bunga kredit BRI dengan suku bunga dasar kreditnya menunjukkan nilai yang positif, artinya suku bunga kredit lebih besar dari suku bunga dasar kreditnya. Hanya pada bulan Juni 2011 saja selisihnya hampir nol, tepatnya 0,27%. Artinya hanya pada Juni 2011, BRI mampu merealisasikan penetapan tingkat suku bunga kredit riil sesuai dengan tingkat suku bunga dasar kreditnya (Grafik 5 terlampir). Grafik 6 Perbandingan Suku Bunga Kredit dan Suku Bunga Dasar Kredit Rata-rata pada Keempat Bank (BTN, BNI, Mandiri dan BRI) Periode Maret 2008 – Juni 2012
M J S D
22.00% 21.00% 20.00% 19.00% 18.00% 17.00% 16.00% 15.00% 14.00% 13.00% 12.00% 11.00% 10.00%
Suku Bunga Dasar Kredit
Suku Bunga Kredit
Sumber: Data diolah dengan menggunakan Microsoft Excel
Hal ini mengindikasikan bahwa bank secara umum masih memberikan bunga kredit
lebih besar dari apa yang telah ditetapkan oleh keempat bank selama periode penelitian Maret
2008-Juni 2012 dengan rata-rata suku bunga dasar kredit 12,84% sedangkan rata-rata suku bunga kredit sesungguhnya mencapai 15,89%.
Dalam prakteknya bank masih memberikan bunga tambahan diatas bunga yang telah
menjadi acuan bank tersebut. Hal ini tidak menjadi suatu pelanggaran atau ketidakpatuhan terhadap otoritas BI, tetapi dalam rangka mendorong tumbuhnya sektor riil, penurunan tingkat suku bunga seharusnya dilakukan bank. Karena dengan suku bunga kredit 11
berdasarkan based lending rate, bank sudah mendapatkan laba sesuai yang ditargetkan dan tidak mengalami kerugian.
Kesimpulan Selama periode penelitian, Maret 2008-Juni 2012, variabel-variabel penelitian, BI Rate, COLF, OHC, Spread, dan Suku Bunga Kredit memiliki tren pergerakan yang menurun. Pergerakan suku bunga kredit bank persero dan variabel-variabel penyusunnya sejalan dengan pergerakan BI Rate, walaupun nilai suku bunga kredit bank persero masih jauh berada di atas BI Rate. Suku bunga kredit keempat bank pemerintah berada pada angka 10,65% 24,10%, dengan rata-rata tertinggi dipegang oleh BRI (18,08%) dan rata-rata terendah oleh BTN sebesar 14,39%. Sedangkan BI Rate berada pada kisaran 5,75% - 9,25% dengan ratarata 7,03%. BI Rate, COLF, OHC, dan Spread secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Suku Bunga Kredit. Variabel-variabel tersebut memiliki pengaruh yang positif terhadap suku bunga kredit, artinya apabila variabel-variabel tersebut mengalami peningkatan maka suku bunga kredit juga mengalami peningkatan, dan sebaliknya. Dari semua variabel yang mempengaruhi suku bunga kredit, variabel OHC memiliki pengaruh paling besar dan paling signifikan dibandingkan dengan variabel lainnya, dengan nilai mencapai 1,62%. yang dapat diartikan apabila OHC mengalami perubahan satu persen maka suku bunga kredit akan mengalami perubahan sebesar 1,62%. Selanjutnya COLF dengan nilai mencapai 1,32%. Variabel BI Rate, dan spread, pengaruhnya di bawah 1% dengan pengaruh yang kurang begitu nyata jika dibandingkan dengan OHC dan COLF. Realisasi penetapan suku bunga kredit yang dilakukan oleh bank persero secara umum belum sesuai dengan besarnya suku bunga dasar kredit yang telah direncanakan oleh bank tersebut. Pemberian tingkat bunga kredit kepada nasabah masih di atas tingkat suku
12
bunga dasar kredit. Rata-rata suku bunga dasar kredit adalah 12,84% sedangkan rata-rata suku bunga kredit yang sesungguhnya mencapai 15,89%. Besarnya Based Lending Rate juga masih jauh dari suku bunga acuan Bank Indonesia, yang mana hal ini disebabkan masih tingginya nilai variabel penyusun suku bunga dasar kredit dari masing-masing bank.
Rekomendasi Beberapa rekomendasi sebagai acuan dalam mengambil kebijakan bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penentuan suku bunga kredit, antara lain : Bagi pemerintah, dalam hal ini Bank Indonesia, penentuan BI Rate sebaiknya dipertahankan pada level yang cederung konstan dan bahkan menurun, sehingga pada akhirnya dapat mendorong penurunan suku bunga kredit bank. Guna menekan tingkat suku bunga kredit, bank-bank pemerintah seharusnya dapat melakukan revisi terhadap penentuan tingkat suku bunga dasar kredit, seperti mengurangi besarnya Spread, efisiensi dalam aktivitas operasionalnya atau pengurangan Overhead Cost, dan mengurangi biaya bunga, baik dengan cara mendorong pertumbuhan DPK, mengurangi besarnya simpanan Giro BI atau cadangan Kas yang dimiliki bank. Dalam merealisasikan penentuan suku bunga kredit, pihak bank seharusnya mengacu kepada suku bunga dasar kredit yang telah disepakati dan tidak perlu penyesuaian yang terlalu tinggi, karena hal itu akan memberatkan konsumen yang pada akhirnya mengurangi optimalisasi fungsi bank sebagai lembaga intermediasi. Beberapa rekomendasi yang dapat ditindaklanjuti untuk penelitian selanjutnya, seperti menambahkan variabel-veriabel penelitian lainnya, baik yang sifatnya internal bank maupun yang bersifat ekternal bank sehingga deskripsi permasalahan yang dihadapi dapat lebih digali dan dicarikan solusinya.
Penelitian selanjutnya juga dapat difokuskan dalam melihat
responsibilitas vairabel-variabel yang mempengaruhi suku bunga kredit, melihat perilaku
13
konsumen (nasabah) dalam menyikapi perubahan tingkat suku bunga kredit dan suku bunga simpanan, serta variabel-variabel lainnya dalam keputusan investasinya, dapat juga difokuskan pada suku bunga kredit yang dibagi ke dalam segmen-segmen kredit tersendiri, sehingga mengurangi bias terhadap penentuan besarnya suku bunga kredit. Misalnya segmen kredit usaha rakyat, kredit konsumsi dan credit corporate.
14
DAFTAR PUSTAKA Ali, Masyhud (2004) Asset Liability Management: Menyiasati Risiko Pasar dan Risiko Operasional dalam Perbankan, Edisi Pertama. Jakarta: Gramedia. Bank Indonesia, Laporan Keuangan Bank Persero 2008-2012. Bank Indonesia, BI Rate Maret 2008-Juni 2012. Gujarati, Damodar N. (2003) Basic Econometrics, 4th Edition. New York, USA : McGrawHill. Hadad, Muliaman, dkk (2003) Studi Biaya Intermediasi Beberapa Bank Besar di Indonesia: Apakah Bunga Kredit Bank UmumOverpriced ? Jakarta: Bank Indonesia. Kasmir (2002) Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Revisi. Jakarta: PT RajaGrapindo Persada. Nachrowi, N. Djalal dan Hardius Usman (2006) Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: LPFE Universitas Indonesia. Nazir, Mohammad (1988) Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Pandia, Frianto (2012) Manajemen Dana dan Kesehatan Bank, Cetakan Pertama. Jakarta: Rineka Cipta. Puspopranoto, Sawadjo (2004) Keuangan Perbankan dan Pasar Keuangan: Kosep, Teori dan Realita. Jakarta: LP3ES. Riyadi, Selamet (2006) Banking Asset and Liability Management, Edisi Ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI. Sabirin, Syahril (2003) Perjuangan Keluar Dari Krisis: Penanggulangan Kemiskinan Melalui Perberdayaan UMKM. Yogyakarta: BPFE. Sekaran, Uma (2000) Research Methode For Business: A Skill Building Approach, Third Edition. New York: John Willey & Son, Inc. Siamat, Dahlan (2005) Manajemen Lembaga Keuangan: Kebijakan Moneter dan Perbankan, Edisi Kelima. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI. Widarjono, Agus (2007) Ekonometrika: Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis, Edisi Kedua. Yogyakarta: Ekonisia.
15
LAMPIRAN
Grafik 2 Perbandingan Suku Bunga Kredit dan Suku Bunga Dasar Kredit pada Bank Tabungan Negara (BTN) Periode Maret 2008 – Juni 2012
M J S D
18.00% 17.00% 16.00% 15.00% 14.00% 13.00% 12.00% 11.00% 10.00%
Suku Bunga Dasar Kredit
Suku Bunga Kredit
Sumber: Data diolah dengan menggunakan Microsoft Excel
Grafik 3 Perbandingan Suku Bunga Kredit dan Suku Bunga Dasar Kredit pada Bank Negara Indonesia (BNI) Periode Maret 2008 – Juni 2012 22.50% 20.00% 17.50% 15.00% 12.50% 10.00%
7.50% 5.00% 2.50% 0.00%
Suku Bunga Dasar Kredit
Suku Bunga Kredit
Sumber: Data diolah dengan menggunakan Microsoft Excel
16
Grafik 4 Perbandingan Suku Bunga Kredit dan Suku Bunga Dasar Kredit pada Bank Mandiri Periode Maret 2008 – Juni 2012
M J S D
27.50% 25.00% 22.50% 20.00% 17.50% 15.00% 12.50% 10.00% 7.50% 5.00% 2.50% 0.00%
Suku Bunga Dasar Kredit
Suku Bunga Kredit
Sumber: Data diolah dengan menggunakan Microsoft Excel
Grafik 5 Perbandingan Suku Bunga Kredit dan Suku Bunga Dasar Kredit pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Periode Maret 2008 – Juni 2012
25.00% 22.50% 20.00% 17.50% 15.00% 12.50% 10.00% 7.50% 5.00% 2.50% 0.00%
Suku Bunga Dasar Kredit
Suku Bunga Kredit
Sumber: Data diolah dengan menggunakan Microsoft Excel
17