RESPON ORGANISASI MASYARAKAT KEAGAMAAN TERHADAP EKSISTENSI ASURANSI SYARIAH (Studi Pada Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Kalideres Jakarta Barat) Skripsi Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh NURKHOIRIYAH 101046222434
KOSENTRASI ASURANSI SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 10 Maret 2011
NURKHOIRIYAH
DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’an dan Terjemahan, Departemen Agama Ri, 1990 Elizabeth K.Nottingham,Agama dan Masyarakat,Jakarta, PT Raja Grafindo Persada,1996 Hakiem, Lukman, H. Gerakan Pembaharuan Keagamaan, Jakarta, Lembaga Studi Informasi Pembangunan, 1995 H. M. Cholil Nafis, Lc, MA Keberadaan Ormas Islam sumber file al_islam.chm Einar Martahan Sitompul.M. Th Nu dan Pancasila, Pustaka Sinar Harapan,1989 h. 33 Pimpinan Pusat Muhamadiyah, Kemuhamadiyahan, ( Yogyakarta: Pustaka Suara Muhamadiyah. 1996) Cet.Ke 1, h.4 Mubarok, Jaih, M Sumber: http://ajisetiawan.blogspot.com/2006/03/sejarahterbentuknya nahdl_114165806732612892.html, http://id.wikipedia.org/wiki/Nahdlatul_Ul ama .AG, Dr, Perkembangan Fatwa Ekonomi Syariah di Indonesia, Quraisy, Bandung
Pustaka Bani
Ali,AM Hasan, MA, Asuaransi dalam Persfektif Hukum Islam, Jakarta, Pranada, Media 2004 h.26 K Pronoto, Ibrahim, S. Drs, Aspek-Aspek Proteksi Dalam Industri dan Perdagangan, Jakarta, Jaya Prasada, 1987 Koekerits, Jakob, T, Parera, M Frans, Gusdur Menjawab Perubahan Zaman, Jakarta, PT Kompas Media Nusantara, 1999 Elizabeth B., Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga, 1991), h.182 Muhammad. Kebijakan Fiskal & Moneter Dalam Ekonomi Islam. Jakarta: 2002 Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung; PT. Remaja Rosdakarya, 1999), h.128.
Save D. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Lembaga Pengkajian dan Kebudayaan Nusantara, 2007), h.964 Astrid S.Susanto, Komunikasi Sosial di Indonesia (Jakarta: Bina Cipta, 1980), h.125. Ahmad Subandi, Psikologi social, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), h.50. Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara (LPKN), Kamus Besar Ilmu pengetahuan, (Jakarta, Golo Riwu Pers, 1997), h.446 John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris- Indonesia, cet.28 (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2006), h. 481 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Indonesia, ed II, cet.7 (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), h.838. Lihat juga:Poerwadinata, Psikologi Komunikasi, cet.3, (Jakarta:UI, 1999), h.43 Peter Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: English Modern Press, 1991), h. 43 Fatwa Dewan Syariah Nasional No:21/DSN-MUI/X/2001, Tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah, Dewan Syariah, Nasional MUI, 2001. Gemala. Dewi, Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media, 2004) Nabhani, Taqyuddin An., Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Perfekstif Islam, (Surabaya, tp, 1996), h.190. Sofyan Syafri Harahap, Akutansi Islam, (Jakarta, Bumi Aksara, 1997), cet ke-1, h. 99. Muhammad. Kebijakan Fiskal & Moneter Dalam Ekonomi Islam. Jakarta: 2002 Salemba Empat, h.105-106) Djojosoedarso, Suisno, Prinsip-Prinsip Manajemen Resiko, Jakarta, Salemba Empat, 1999 Masyhuril. Khamis, Takaful, Asuransi Syariah, (Jakarta: Suatu Solusi, 2000) Jejak Ekonomi Syari’ah, Jakarta, Senayan Abadi Publishing. M. Amin Suma, Menggali Akar, Mengurai Serat Ekonomi dan Keuangan Islam (Tangerang: Kholam Publishing, 2008), h.408-410.
Salim, Abbas, H Drs, Asuransi dan Manajemen Resiko, Jakarta, PT.Raja Grafindo, 2003, edisi.Ke.2 UU RI No.2 Tentang Usaha Perasuransian Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek Edisi Revisis V, Jakarta, Rineka, Cipta,2002 Amidin Rosyad, Metode Riset Penelitian, Jakarta, Fakultas Tarbiya IAIN Syarif Hidayatullah, 1994, Jilid 1 Jan W.Kuzma, Basic Statistik For The Health Science, 1 st, ed Mayfield Publishng Company,1984 Sula, Muhammad, Syakir, IR.AAIJ, FIIS, Konsep dan Sistem Operasional, Jakarta, Gema Insani, 2004, Cet.Ke.1 www. Sumber, Proteksi, No.184/Mei 2006/Tahun XXVII .Asuransi Syariah.com Sumber: http://ajisetiawan.blogspot.com/2006/03/sejarah-terbentuknyanahdl_114165806732612892.html, http://id.wikipedia.org/wiki/Nahdlatul_Ul ama Ali Mauludi, Statistika I penelitian Ekonomi Islam dan Sosial, Jakarta PT. Prima Heza Lestari, 2006, h. 36 R. Subekti Dan R. Tjirosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) dan Undang-undang Kepailitan, (Jakarta, PT.Pradnya Paramita, 1992), cet.25, h.380 Arif Djohan Tunggal, Peraturan Perundang-undangan Perusahaan Asuransi di Indonesia Tahun 1992-1997, (Jakarta, Harvarindo, 1998), cet.1, h..3
DATA WAWANCARA Nama
: Nurkhoiriyah
NIM
: 101046222434
Wawancara dengan : Bapak Drs. Suhairi Gaos Ketua MWC NU Kalideres Jakarta Barat Tanggal
: 14-15 Januari 2011
Tempat wawancara : Kediaman Rumahnya dan Kantor Majelis Wakil Cabang NU Jl.
Raya Kamal Rt 02/01 Kel. Kamal Kec. Kalideres
Jakarta Barat
T:Bagaimana Sejarah singkat berdirinya Ormas NU Jakarta Barat? J: Nahdlatul Ulama (NU) berarti kebangkitan ulama. Dibidangi oleh tokohtokoh ulama seperti Hadhratus Syekh Kiai Haji Muhammad Hasyim Asy’ari (1871-1947) dan KH. Abdul Wahab Hasbullah (1888-1971). NU lahir pada tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya dan kini menjadi salah satu organisasi dan gerakan Islam terbesar di Indonesia NU lahir dari Komite Hijaz yang bertujuan mengupayakan berlakunya ajaran Islam yang berhaluan Ahlu Sunnah wal Jamaah dan penganut salah satu
mazhab yang empat (Hanafi, Syafi’i, Hanbali dan Maliki). Sebagian besar yang mendominasi gerakan ini adalah mazhab Syafi’i. Ada tiga orang tokoh ulama yang memainkan peran sangat penting dalam proses pendirian Jamiyyah Nahdlatul Ulama (NU) yaitu Kiai Wahab Chasbullah (Surabaya asal Jombang), Kiai Hasyim Asy’ari (Jombang) dan Kiai Cholil (Bangkalan). 1Mujammil Qomar, penulis buku “NU Liberal: Dari Tradisionalisme Ahlussunnah ke Universalisme Islam”, melukiskan peran ketiganya sebagai berikut Kiai Wahab sebagai pencetus ide, Kiai Hasyim sebagai pemegang kunci, dan Kiai Cholil sebagai penentu berdirinya.2 T:Apa visi dan misi Ormas NU? Tujuan Nahdatul Ulama adalah berlakunya ajaran Islam menurut paham Ahli Sunnah wal-Jamaah dan menganut salah satu dari mazhab empat di tengah-tengah kehidupan masyarakat di dalam wadah Negar Kesatuan Republik Indonesia.
Terwujudnya
suatu
tatanan
masyarakat
islami
yang
berpendidikan,
berkeadilan dan demokratis atas dasar paham Ahlussunnah Wal Jama’ah di tengahtengah kehidupan masyarakat Taiwan.
Misi :
1. Sebagai wadah pembelajaran bagi masyarakat tentang Islam yang rahmatan lil ’alamin.
2. Menjalin hubungan kerjasama dengan organisasi-organisasi di Taiwan. 3. Mempengaruhi kebijakan yang menjamin terwujudnya tatanan kehidupan masyarakat yang berpendidikan, berkeadilan dan demokratis. 4. Mengupayakan pemberdayaan masyarakat dan berkembangnya ekonomi kerakyatan
Misi NU adalah menciptakan wadah untuk generasi masyarakat keagamaan untuk mengembangkan ide-ide yang dapat memajukan islam dengan berbagai aspek baik politik ekonomi dan social. Di bidang agama mengusahakan terlaksananya ajaran Islam menurut paham Ahli Sunnah wal-Jamaah dalam masyarakat dengan melaksanakan Dakwah Islamiah dan Amar Makruf Nahi Mungkar serta meningkatkan ukhuwah islamiah. T:Bagaimana MWC NU mengumpulkan anggotannya? J:Ketika rapat bulanan, diskusi or baksos T:Apa peran Ormas NU dalam mengembangkan Ekonomi Islam? Ikut serta dalam mensosialisasikan Industri- industri syariah T: Bagaimana susunan Struktur MWC NU Kalideres Jakarta Barat? J: Berikut ini adalah Struktur Kepengurusan MWC NU Kecamatan Kalideres a. Mustayar (Penasihat) KH.Khairudin Ahmad KH. Moch Zain KH.Nurais
b. Syuriyah (Pimpinan tertinggi) Rais
: Drs. KH. Djaani Adhi
Wakil Rais
:KH. Suaibuddin
Wakil Rais
:KH. Romli Sarbini
Khatib
:Drs. H Hisyambudi
Wakil
1
:Drs. KH. Zaidi Saleh
Wakil
2
: Ustadz Ahmad. Fauzy Chairuddin
c. Tanfidziyah (Pelaksana Harian) Ketua
:Drs. H. Ahmad Suhairi Gaos.
Wakil Ketua
:Drs. Solihuddin
Wakil Ketua
:Moch Soleh
Seketaris
: A. Sofyan. ST
Wakil Seketaris : Drs Ruslan Wakil Seketaris
: Drs. H. Moch Royadi
Bendahara
: H. Tarto
Wakil Bendahara : H. Erwin
T:Berapa Jumlah cabang NU dijakarta Barat saat ini? Hingga akhir tahun 2000 Jaringan organisasi NU meliputi:
33 Wilayah
439 Cabang
15 Cabang Istimewa yang berada di luar negeri
5.450 Majelis Wakil Cabang / MWC
47.125 Ranting
T:Siapakah tokoh- tokoh yang membidangi ekonomi didalam organisasi? Bapak Laduni Gaos T:Apakah asuransi syariah? Secara etimologi, asuransi syariah atau takaful berasal dari bahasa arab. Takaful berasal dari akar kata kafala atau tafaa’ala yang berarti saling menganggung. Sementara ada yang mengartikan dengan makna saling menjamin. Dalam bidang muamalah, Muhammad mengatakan bahwa asuransi syariah (takaful) adalah: ”saling memikul risiko di antara sesama orang, sehingga antara satu dengan yang lainnya menjadi penanggung atas risiko yang lainnya. Saling pikul resiko itu dilakukan atas dasar saling tolong dalam kebaikan dengan cara masing-masing, seperti mengeluarkan dana ibadah (tabarru) yang ditunjukkan untuk menanggung resiko tersebut3.
T:Apakah landasan asuransi syariah sudah tepat? J: ya UU No. 2 tahun 1992, tentang usaha perasuransian, dijelaskan bahwa:”Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hokum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dasri suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungka
T:Bagaimana respon organisasi masyarakat keagamaan terhadap eksistensi asuransi syariah? BAIK
LEMBAR KUISIONER A. Data Pribadi Nama
:
Jenis Kelamin
: a. Laki-laki b. Perempuan
Pekerjaan
: a. Petani b. Pedagang
d. PNS/TNI e. Pelajar
c. Nelayan Pendidikan Terakhir : a. SD/SDI b. SLTP/MTs
d. Sarjana (S1) e. Pascasarjana (S2)
c. SLTA/MA Status Pernikahan
: a. Belum b. Sudah Menikah
Usia
:____________________Tahun
Pendapatan
: a. ---- <500.000 b. ____ 500.000 < x < 2.000.000 c. ---- x > 2.000.000
B. Lamanya Jadi Anggota (X) Berapa tahun anda jadi Anggota NU? ______ Tahun
C. Respon Terhadap Asuransi Syariah (Y) 1.Bagaiamana pendapat anda tentang asuransi syari’ah di MWC NU Kalideres Jakarta Barat? a. b. c. d. e.
Sangat bagus Bagus Tidak tahu Tidak bagus Sangat tidak bagus
2.Bagiamana menurut anda produk-produk yang ditawarkan oleh asuransi syariah?Sangat menarik a. Menarik b. Tidak tahu c. Tidak Menarik d. Sangat tidak puas 3. Bagaimana menurut anda konsep bagi hasil yang diberikan oleh asuransi syariah ? a. Sangat puas b. Puas c. Tidak tahu d. Tidak puas e. Sangat tidak puas 4. Bagimana menurut anda prosedur pengklaiman yang diberikan oleh asuransi syariah? a. Sangat puas b. Puas c. Tidak tahu d. Tidak puas e. Sangat tidak puas 5. Bagaimana menurut anda pelayanan atau jasa yang diberikan oleh asuransi syari’ah? a. Sangat puas b. Puas c. Tidak tahu d. Tidak Puas e. Sangat tidak puas
6. Bagaimana menurut anda bahwa di asuransi syari’ah tidak memakai konsep bunga melainkan konsep bagi hasil? a. Sangat puas b. Puas c. Tidak tahu d. Tidak puas e. Sangat tidak puas 7. Bagaimana menurut anda tentang daya tarik masyarakat pada asuransi syariah ? a. Sangat puas b. Puas c. Tidak tahu d. Tidak puas e. Sangat tidak puas 8. Bagaimana menurut anda tentang daya tarik Ormas NU pada asuransi syari’ah di MWC NU Kalideres Jakarta Barat? a. b. c. d. e.
Sangat tinggi Tinggi Tidak tahu Tidak tinggi Sangat tidak tinggi
9. Bagiamana menurut anda dengan adanya asuransi syariah? a. Sangat Puas b. Puas c. Tidak tahu d. Tidak puas e. Sangat tidak puas 10 Bagaimana menurut anda daya saing asuransi syariah konvensional? a. b. c. d. e.
Sangat tinggi Tinggi Tidak tahu Tidak tinggi Sangat tidak tinggi
dengan asuransi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohiim Segala puji bagi allah SWT Tuhan pemilik alam beserta isinya Hanya dengan segala pemberian-Nyalah penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Sholawat beserta salam semoga Allah melimpahkan kepada pahlawan Revolusi kita Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa pedoman dan petunjuk bagi umatnya sepanjang zaman. Penulis menyadari banyak kekurangan baik dalam penulisan skripsi ini, dan merupakan usaha maksimal yang telah dilakukan, sehingga dalam prosesnya tidak sedikit hambatan dan tantangan yang penulis hadapi, namun Alhamdulillah berkat pertolongan Allah SWT serta bimbingan, bantuan dan saran saran dari berbagai banyak pihak yang membantu, akhirnya penulis dapat melewati kesulitan tersebut. Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dari berbagai pihak. Maka dari itu selayaknya penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sedalam dalamnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Drs. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM, selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag selaku Ketua Jurusan Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum Universitats Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
i
3. Mu’min Roup, S.Ag, MA, selaku seketaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum Universitats Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Penghargaan yang tulus dan ucapan terimakasih
penulis persembahkan
kepada Bapak. Prof. Dr. H. Hasanudin AF, MA, sebagai pembimbing skripsi yang dengan ketulusannya berkenan membimbing, mengarahkan dan mengoreksi dalam penulisan skripsi ini. 5. Terimakasih penulis persembahkan untuk Bpk H Ahmad Rohimin yang telah banyak meluangkan waktunya dalam membantu penulisan skripsi ini Drs H.Suhairi Gaos yang telah membantu dalam kelancaran penulisan skripsi ini dan semua Pengurus yaitu dari ketua sampai anggotannya Majelis Wakil Cabang. NU. 6. Penghargaan dan ucapan terimakasih yang sangat tulus ikhlas penulis persembahkan kepada Ibu tercinta Hj Mudiah yang telah mendidik dan membina penulis sehingga dapat menempuh pendidikan yang tinggi dan do’a yang tak henti hentinya untuk penulis. 7. Terima kasih
untuk
Pimpinan Perpustakaan Umum
dan
Pimpinan
Perpustakaan Fakultas Syariah serta semua staff yang telah banyak membantu dalam menambah referensi dalam penulisan skripsi ini. 8. Tidak lupa penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kakak-kakak tersayang (Rohilah dan Zainuddin, Romlah dan Akhyar, Romli dan Rita, Roni, Ida dan Rohidin, dan Yudi) penulis yang telah memberikan
ii
semangatnya baik materil maupun imateril kepada penulis. Terimakasih untuk adik adik penulis (Iis, Arif Dan Nunuy) yang telah memberikan semangatnya baik materil maupun imateril. Serta Keponakan-keponakan penulis (Ical, Oky, Ucen, Rara, Hedza, Jundi, Indy Dan Tia) yang telah menghibur penulis dikala rasa jenuh datang menghampiri. 9. Terima kasih yang tulus untuk sahabat- sahabat penulis Euis, Septi, Nita, Wawan, dan Faiz yang telah memberikan kontribusinya, semoga perjuangan kita selalu mendapatkan ridho-Nya.Amin. 10. Terima kasih yang tulus untuk sahabat –sahabat Aspi Ida dan Yeyen yang telah memberikan tempat, waktu, dan tenaganya untuk menyusun skripsi ini. Sebagaimana manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan kekeliruan, penulis kira skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran sangat diharapkan guna kesempurnaan penulisan ini. Akhirnya, kepada teman-teman pihak-pihak yang tidak mungkin dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuannya, penulis ucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT. Membala segala amal kebaikannya amin.
Jakarta,16 Januari 2011 11 Muharram 1432 H
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………
i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………...
iv
DAFTAR TABEL……………………………………………………………...
vii
BAB I . PENDAHULUAN……………………………………………………..
1
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………...
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah………………………………… 6 C. Tujuan Penelitian……………………………………………………... 6 D.Desain Operasional……………………………………………………. 7 E. Metode Penelitian……………………………………………………... 8 1. Jenis Penelitian………………………………………………………. 8 2. Objek Penelitian…………………………………………………….... 9 3.Sumber Data…………………………………………………………... 9 4. Teknik Pengambilan Sampel………………………………………… 10 5. Variabel-Variabel……………………………………………………. 11 6. Indikator dan Operasional…………………………………………… 12 7. Instrumen Variabel…………………………………………………... 12 8. Hipotesis……………………………………………………………... 13
iv
F. Kajian Pustaka……………………………………………….
14
G. Metode Penulisan…………………………………………………….
16
H. Sistematika Penulisan…………………………………………………. 17
BAB II. TINJAUAN UMUM TENTANG RESPON DAN ASURANSI SYARIAH…………………………………………………………….
19
A. Konsep Tentang Respon……………………………………………...
19
1. Pengertian Respon…………………………………………………..
19
2. Macam-Macam Respon……………………………………………..
21
3. Faktor Terbentuknya Respon………………………………………... 22 B. Asuransi Syariah sebagai Lembaga Keuangan……………………….. 23 1. Pengertian Asuransi Syariah………………………………………… 23 2. Landasan Hukum Asuransi Syariah…………………………………... 27 3. Prinsip Dasar Asuransi Syariah……………………………………….. 31 C. Asuransi Dalam Persfektif Islam……………………………………….. 32 D. Peluang Asuransi Syariah………………………………………………. 34
BAB III. GAMBARAN UMUM ORGANISASI MASYARAKAT KEAGAMAAN NAHDATUL ULAMA DI KALIDERES JAKARTA BARAT
A.Gambaran Umum Organisasi Masyarakat Keagamaan NU………………..
36
1. Pengertian Organisasi masyarakat…………………………………….
36
2. Sejarah berdiri Organisasi NU………………………………………..
37
v
B. Tujuan dan Struktur Organisasi NU di Kalideres……………………….
39
C.Visi dan Misi ……………………………………………………………
42
D.Keadaan Geografis Kecamatan Kalideres Kalideres Jakarta Barat……
43
BAB IV ANALISIS DATA A. Profil Responden………………………………………………………..
46
B. Respon MWC NU Kalideres Jakarta Barat……………………………..
49
C. Analisis dan Interpretasi Data………………………………………….
68
BAB V PENUTUP A. .Kesimpulan……………………………………………………………
70
B. Saran- Saran……………………………………………………………
71
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN- LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
1. Tabel 4. 1 Jenis Kelamin Responden 2. Tabel 4.2 Responden menurut Kelompok Usia 3. Tabel 4.3 Responden menurut Tingkat Pendidikan Terakhir 4. Tabel 4.4 Responden menurut Pendapatan perbulan 5. Tabel 4.5 Responden Menurut Lama menjadi Anggota 6. Tabel 4.6 Bagaimana pendapat anda tentang asuransi syariah di MWC NU Kalideres Jakarta Barat. 7. Tabel 4.7 Bagaimana menurut anda produk-produk yang ditawarkan oleh asuransi syariah 8. Tabel 4.8 Bagaimana menurut anda prosedur pengklaiman yang diberikan kepada asuransi syariah 9. Tabel 4.9 Bagaimana menurut anda Pelayanan atau jasa yang diberikan oleh asuransi syariah 10. Tabel 4.10 Bagaimana menurut anda bahwa diasuransi syariah tidak memakai konsep bunga melainkan konsep bagi hasil 11. Tabel 4.11 Bagaimana menurut anda tentang daya tarik masyarakat pada asuransi syariah 12. Tabel 4.12 Bagaimana menurut anda tentang daya tarik Ormas NU pada Asuransi syariah di Majelis Wakil Cabang NU Kalideres Jakarta Barat
vii
13. Tabel 4.13 Bagaimana menurut anda dengan adanya asuransi syariah 14. Tabel 4.14 Bagaimana menurut anda dengan adanya asuransi syariah 15. Tabel 4.15 Bagaimana menurut anda daya saing asuransi syariah dengan asuransi konvensional.
viii
ix
x
xi
xii
B.Pembatasan dan perumusan masalah Berdasarkan pada latar belakan masalah yang dideskripsikan, maka penulis membatasi yang dirumuskan berkisar tentang Respon Masyarakat Keagamaan Nahdatul Ulama Jakarta Barat Terhadap Eksistensi Asuransi Syariah . Agar lebih terfokus pada tema yang dimaksud, penulis membatasi pembatasan dan masalah masalah antara lain: 1. Apakah yang dimaksud dengan Organisasi Masyarakat Keagamaan? 2. Bagaimana Konsep Bisnis Asuransi Syariah?
xiii
3. Bagaimana Respon Nahdatul Ulama Jakarta Barat terhadap Eksistensi Asuransi Syariah? 4. Apakah respon
para tokoh tokoh Nu Jakarta Barat terhadap perkembangan
asuransi syariah? 5. Apakah adanya Organisasi kemasyarakatan dapat membantu perkembangan asuransi syariah?
C.Objek penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Organisasi masyarakat keagamaan Nahdatul Ulama (Nu) yang bertempat di D.Metode penelitian dan teknik penulisan 1.
Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif analisis, yakni penelitian yang mengambarkan data dan informasi yang berdasarkan pada fakta yang diperoleh dilapangan. Metode penelitian ini adalah kualitatif. Yakni penelitian yang menghasilkan deskripsi faktafakta tertulis atau lisan dari fenomena yang diteliti. Penelitian ini termasuk penelitian pustaka (Library Research) dan penelitian lapangan (Field Research), yang merupakan kegiatan telaah pustaka (Literature Review) dengan teknik dokumentasi terhadap sumber-sumber buku yang dapat dijadikan acuan dalam menelaah suatu penelitian. Untuk tahap selanjutnya penelitian terjun ke lapangan dalam mencermati secara insentif mengenai Respon Organisasi masyarakat Keagamaan yakni Nahdatul Ulama Jakarta Barat.
xiv
2.
Teknik Pengumpulan Data Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengunakan teknik dalam pengumpulan data, yaitu: a.Dokumentasi, pengumpulan data-data Berupa pengumpulan data-data melalui pengumpulan informasi tertulis berupa buku-buku, brosur, tabloid, berbagai tulisan dan data tertulis lainnya yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. b.wawancara yaitu wawancara langsung pada pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan karya ilmiah ini pada Organisasi Masyarakat Keagamaan Nahdatul Ulama (Nu) Jakarta Barat, adapun alat wawancara ini terlampir. Sumber data yang digunakan adalah data primer yaitu data yang didapatkan dilapangan atau pengumpulan data dengan melakukan interview kepada pihak yang dianggap dapat memberikan informasi untuk penelitian kepada pihak yang dianggap dapat memberikan informasi untuk penelitian.
3.
Teknik penulisan Teknik penulisan skripsi ini merujuk pada buku pedoman penulisan skripsi, tesis, desertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang diterbitkan oleh UIN Jakarta pers tahun 2005.
E.Tujuan penulisan Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian dan penulisan ini adalah:
xv
1.Untuk mengetahui maksud organisasi masyarakat keagamaan. 2.Untuk Mengetahui tokoh tokoh Organisasi masyarakat keagamaan di Jakarta Barat 3.Untuk mengetahui Respon para tokoh organisasi masyarakat keagamaan Nahdatul Ulama terhadap asuransi syariah. 4.Untuk mengetahui perkembangan bisnis asuransi syariah di Jakarta Barat.
F.Sistematika penulisan BAB I Pendahuluan yang terdiri dari: Latar Belakang Masalah, Pembatasan, dan Perumusan Masalah, Obyek penelitian, Metode penelitian dan Tehnik penulisan, Tujuan Penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : Konsep dan Teknis Bisnis Asuransi di Indonesia meliputi:Sub Pertama:Pengertian asuransi syariah Sub Kedua: Asal mula asuransi syariah. Sub ketiga: Hal- hal yang dilarang dalam Asuransi Konvensional terdiri dari: gharar, Maisir, dan Riba. Sistem operasional asuransi syariah dalam mengeliminir Gharar, Maisir dan riba a.Akad tabarru b.mekanisme pengelolaan dana B.Asuransi syariah sebagai konsep alternative Bab IV Respon Organisasi Masyarakat Keagamaan Nahdatul Ulama (Nu) Terhadap Eksistensi Asuransi Syariah Pengertian Masyarakat Keagamaan,mengenal asuransi syariah di Indonesia, Tokoh-Tokoh masyarakat Nahdatul Ulama Jakarta Barat terhadap Eksistensi.
xvi
Bab V Penutup menguraikan tentang Kesimpulan dan saran saran yang berkaitan.
xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Agama Islam yang bersumber pada wahyu illahi dan sunnah rasul mengajarkan ummatnya untuk berusaha mendapatkan kehidupan yang baik di dunia dan akhirat. Dengan demikian, kesejahteraan lahir dan batin yang ingin diperoleh melalui gerakan amal sosial seharusnya dilakukan melalui kegiatan ibadah muamalah yang bersumber pada ketentuan syariah, yang dijiwai oleh aqidah, syariat dan akhlak islamiyah. Berbagai kegiatan muamalah tersebut telah diatur secara lengkap dalam syariat Islam, yang meliputi pola konsumsi, simpanpinjam, investasi dan lain sebagainya.1 Dewasa ini, berbagai kegiatan ekonomi di sektor keuangan dan jasa memiliki peluang yang besar. Di antara bisnis di sektor ini yang sedang marak diperbincangkan adalah asuransi. Hal tersebut bisa dilihat dari banyaknya perusahaan asuransi yang bermunculan. Data Dewan Asuransi Indonesia perakhir Juli 2000 menunjukkan terdapat 178 perusahaan asuransi dan reasuransi yang terdiri dari 62 perusahaan asuransi jiwa, 107 perusahaan asuransi kerugian, 4 perusahaan reasuransi, 2 perusahaan penyelenggara program asuransi sosial & Jamsostek, dan 3 perusahaan penyelenggara asuransi untuk PNS dan TNI & Polri
1
Karnaen A. Perwataatmadja, Membumikan Ekonomi Islam di Indonesia, (Depok: Usaha Kami, 1996), h. 3
1
2
yang memiliki izin usaha untuk beroperasi di Indonesia. Di samping itu, juga terdapat 124 perusahaan penunjang asuransi yang terdiri dari 69 perusaaan pialang asuransi, 14 perusahaan pialang reasuransi, 23 perusahaan adjuster asuransi dan 18 konsultan aktuaria, sedangkan pada tahun 1999 sampai dengan akhir Juli 2000 terdapat enam perusahaan pialang asuransi baru dan satu perusahaan adjuster.2 Berdirinya perusahaan asuransi tersebut sejalan dengan berkembangnya perusahaan asuransi konvensional. Menurut Shakti Agustono, asuransi syariah mengalami kemajuan yang signifikan, hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata pertumbuhannya yang mencapai 30 % pertahun, jauh di atas pertumbuhan ratarata di Indonesia yang hanya 20 % pertahun. Bahkan pada Desember 2001 sudah mencapai 146 % untuk PT. Asuransi Takaful Umum, dan di akhir tahun 2002 mencapai pertumbuhan hingga 75 %. Angka itu jauh melebihi persyaratan yang diminta Departemen Keuangan.3 Sepanjang tahun 2006 hingga 2007, secara industri, asset asuransi jiwa syariah mengalami kenaikan lebih dari 100%. Data Karim Business Consulting menunjukkan bahwa asset asuransi jiwa syariah meningkat pesat dari 620 Milyar pada Desember 2006 menjadi lebih dari 1,5 Trilliun pada akhir 2007. Demikian juga dari sisi produksi premi mengalami peningkatan fantastis dari 300an Milyar di akhir tahun 2006 menjadi lebih dari 1 trilliun pada akhir 2007 atau mengalami
2 3
http// www. Perkembangan Asuransi Syariah , tahun 2007 http// www. Perkembangan Asuransi Syariah . tahun 2007
3
peningkatan tiga kali lipat. Walaupun jika dicermati kenaikan tersebut disumbang 30%-nya oleh Prudential Life Assurance yang baru membuka cabang syariah dan menawarkan produk unit link syariahnya pada kuartal ke-4 tahun 2007. Asset Prudential cabang syariah mencapai 496 Milliar dan premi bruto sebesar 410 Milliar (laporan publikasi tahun 2007). Namun, secara rata-rata, perusahaan asuransi syariah mengalami peningkatan asset maupun premi antara 50 % – 100 % di tahun 2007. Peningkatan asset dan premi ini juga dirasakan oleh perusahaan asuransi syariah lainnya, seperti AJB Bumiputera 1912, Allianz Life Cabang Syariah, AIA Cabang Syariah ataupun BNI Life Syariah yang assetnya mengalami peningkatan diatas 100% (tahun 2007). Kondisi ini membawa angin segar bagi perusahaan asuransi syariah yang sudah mulai meredup, seperti yang dirasakan oleh Asuransi Syariah Mubarakah. Produksi premi brutonya mengalami peningkatan lebih dari 500 % dari tahun sebelumnya. Tingkat pertumbuhan asuransi syariah ini mampu menumbuhkan kesadaran masyarakat yang insurance minded sehingga memberi pengaruh positif terhadap pembangunan.4 Gambaran di atas menunjukkan bahwa transaksi asuransi baik konvensional maupun syariah memiliki nilai nominal yang sangat besar. Akan tetapi, mayoritas pelaku dan pengguna transaksi asuransi itu belum diiringi oleh pengetahuan yang cukup tentang asuransi syariah, terlebih para pelaku asuransi tersebut didominasi oleh kaum muslim. Padahal setiap muslim berkewajiban untuk menjalankan syariah dalam semua aktivitas dan transaksi yang dilakukan, 4
http// www. Perkembangan Asuransi Syariah tahun 2007 .
4
termasuk dalam transaksi asuransi. Oleh karenanya, penting disampaikan kepada masyarakat bagaimana pandangan Islam tentang asuransi yang ada dan tumbuh pesat pada saat ini. Konsep Lembaga Keuangan Syariah (LKS) adalah konsep baru bagi masyarakat Indonesia, sekalipun konsep ini sudah berkembang pesat di luar negeri, baik di negara-negara muslim maupun di negara-negara yang penduduk muslimnya minoritas, seperti di Eropa dan Amerika. Beberapa lembaga keuangan syariah yang telah lama berkembang adalah Bank Islam, Asuransi Islam, Pegadaian Syariah, Leasing Syariah, Modal Ventura Syariah, Obligasi Syariah, Koperasi Syariah dan lain sebagainya. Kemajuan asuransi syari’ah di Indonesia dan di belahan dunia lainnya itu tidak lepas dari keterlibatan dan keikutsertaan Organisasi Masyarakat Keagamaan, seperti keikutsertaan menjadi nasabah asuransi syariah dan mensosialisasikan pengetahuan asuransi syariah tersebut kepada masyarakat lainnya. Akan tetapi, kesempatan dan peluang tersebut tidak dapat dimaksimalisir jika cakupan pasar masih terbatas dan kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai produk dan jasa bank syariah. Mengingat mayoritas masyarakat Indonesia merupakan umat muslim, maka hal itu bisa menjadi lahan yang subur untuk tumbuh kembangnya lembaga asuransi syariah. Terlebih di Indonesia banyak terdapat organisasi-organisasi masyarakat keagamaan yang menjalankan praktek kegiatan masyarakat yang bernuansa islami. Posisi dan peran ormas keagamaan tersebut sangat strategis dalam mempengaruhi dan mengarahkan masyarakat di dalamnya sesuai dengan
5
arah dan tujuan yang dikehendaki. Nahdlatul Ulama (selanjutnya disingkat NU) sebagai salah satu ormas keagamaan yang besar dinilai bisa menjadi sasaran sosialisasi yang paling optimal sebagai penggerak sekaligus motivator masyakat. Dengan fungsinya sebagai penggerak sekaligus motivator masyarakat ini, NU mempunyai kendudukan penting bagi upaya sosialisasi asuransi syariah. Di antara kemungkinan yang bisa dilakukan NU adalah memberikan penjelasan kepada masyarakat bahwa asuransi syariah pada dasarnya adalah penerapan (tathbiq) fiqh mu’amalah amaaliyah. Atas dasar itu, penting kiranya dilakukan suatu penelitian mengenai respons MWC NU terhadap eksistensi asuransi syariah. Adapun kecamatan Kalideres merupakan salah satu basis organisasi masyarakat keagamaan NU di Kalideres Jakarta Barat yang sejak 49 tahun yang lalu, telah banyak melahirkan pengurus dan anggota yang memiliki kualitas keilmuan di bidangnya. Selanjutnya, penelitian yang akan penulis lakukan adalah tentang respon MWC NU di Kalideres Jakarta Barat terhadap Eksistensi asuransi syariah dan hubungannya dengan lamanya menjadi pengurus. Dengan demikian, judul penelitian ini adalah ”Respon Organisasi Masyarakat Keagamaan Terhadap Eksistensi Asuransi Syariah “(Studi pada MWC NU Kalideres Jakarta Barat).
6
B. Pembatasan dan Perumusan masalah Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap persepsi masalah yang hendak ditulis, maka penulis perlu untuk memberikan batasan dan rumusan masalah terhadap objek yang dikaji. Adapun masalah penelitian dibatasi pada respon anggota Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Kalideres Jakarta Barat terhadap Eksistensi Asuransi Syariah. Dari masalah di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah lamanya menjadi pengurus berpengaruh terhadap munculnya respon anggota Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Kalideres Jakarta Barat terhadap Eksistensi Asuransi Syariah? 2. Apakah anggota Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Kalideres Jakarta Barat mengetahui tentang asuransi syariah? 3. Bagaimana respon anggota Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Kalideres Jakarta Barat Terhadap Eksistensi Asuransi Syariah? 4. Faktor apa yang mempengaruhi munculnya Respon Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Kalideres Jakarta Barat terhadap eksistensi asuransi syariah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini antara lain:
7
1. Untuk melihat sejauh mana hubungan antara lamanya menjadi anggota Majelis Wakil Cabang
Nahdlatul Ulama dengan penerimaan asuransi
syariah? 2. untuk mengetahui pengetahuan responden yaitu anggota Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama
Kalideres Jakarta Barat terhadap eksistensi
asuransi syariah. 3. untuk mengetahui respon Organisasi Masyarakat keagamaan khususnya Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Kalideres Jakarta Barat terhadap Eksistensi Asuransi Syariah. 4. Apakah lamanya menjadi pengurus berpengaruh terhadap munculnya respon anggota Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Kalideres Jakarta Barat terhadap eksistensi asuransi syariah? Secara akademik, penelitian ini memberikan kontribusi keilmuan tentang mekanisme dan akad asuransi syariah, sedangkan secara praktek, penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada para pembaca dan organisasi masyarakat keagamaan Nahdlatul Ulama mengenai eksistensi asuransi syariah.
D. Desain Operasional a. Responden dalam penelitian ini adalah anggota Majelis Wakil Cabang NU Kalideres Jakarta Barat.
8
b. Profil responden organisasi masyarakat keagamaan NU, dalam penelitian ini difokuskan pada pengetahuan dan status sosial ekonomi organisasi masyarakat keagamaan NU. c. Kisi yang akan diukur dari kondisi asuransi syariah yang akan direspon oleh MWC NU Kalideres Jakarta Barat adalah tentang kemudahan transaksi yang diberikan, konsep bagi hasil, daya tarik, MWC NU dan kemampuan asuransi Syariah untuk bersaing dengan asuransi konvensional.
E. Metode Penelitian Penulisan skripsi ini sudah tentu memerlukan berbagai data baik data-data khusus maupun data penunjang. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan analisa statistika product moment untuk mengetahui respons organisasi masyarakat keagamaan Nahdlatul Ulama terhadap eksistensi asuransi syariah. Selain itu, data kuantitatif tersebut juga digunakan untuk melihat hubungan antar variable dan mengkontekstualisasikannya dengan data yang ada di lapangan. Selanjutnya, dalam langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah anggota Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama yang berlokasi di Kalideres Jakarta Barat.
9
2. Populasi dan sample Populasi dalam penelitian ini adalah anggota Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama yang berjumlah 50 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 45 orang, yang didasarkan pada perhitungan sample dengan menggunakan Table Krecjie.5 Adapun tehnik perhitungan statistiknya dilakukan dengan menggunakan perhitungan Product Moment. 3. Sumber Data Dalam penelitian ini sumber data dibagi dalam dua kategori: a. Data Primer Yaitu data yang digunakan dan tertuang dalam item-item pertanyaan yang terangkum dan dihasilkan dalam bentuk kuisioner penelitian. Jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan akan menjadi data pokok untuk melihat respons Organisasi Masyarakat Keagamaan Nahdlatul Ulama terhadap eksistensi asuransi syariah. b. Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh dari laporan-laporan atau data-data yang dikeluarkan berupa angka dan prosentase. Selain itu, diperoleh dari internet, literature kepustakaan seperti buku, jurnal, Koran dan sumber lainnya yang berkaitan dengan materi skripsi ini.
5
Ali Mauludi, Statistika Penelitian Ekonomi Islam dan Sosial, (Jakarta: PT. Prima Heza Lestari, 2006), h. 36
10
4. Teknik Pengambilan Data Teknik pengambilan data yang digunakan adalah menggunakan angket/ kuesioner yang disebarkan kepada Majelis Wakil Cabang Nahdatul Ulama Kalideres Jakarta Barat. a. Survei Survei ini dilakukan dengan cara penyebaran kuisioner kepada 45 orang responden. Kuisioner adalah daftar pertanyaan yang dibagikan langsung kepada pengurus Majelis Wakil Cabang NU Kalideres Jakarta Barat, dan merupakan data primer dalam penelitian ini. Dalam penelitan ini kuesioner diserahkan langsung kepada responden di lokasi penelitian untuk diisi. Kuestioner yang diberikan kepada responden berupa kuestioner terstruktur, yaitu suatu bentuk kuestioner dimana daftar pertanyaan sudah disiapkan sebelumnya. Kuestioner terstruktur ini dipilih agar peneliti bisa mendapatkan data yang lebih akurat dan efektif sesuai dengan tujuan penelitian. Tipe pertanyaan yang diberikan kepada responden yaitu pertanyaan tertutup menggunakan Multiple Choise Question, yang artinya pertanyaan diberikan dengan beberapa alternative jawaban, untuk memungkinkan para responden menjawab pertanyaan yang ada. b. Wawancara Wawancara dilakukan dengan Ketua MWC NU sekarang Bapak .Drs. H Suhairi Gaos.
11
c. Dokumenter Dokumenter adalah data yang didapat dari dokumen Majelis Wakil Cabang NU Kalideres Jakarta Barat. 5. Teknik Analisis Data Metode Analisis dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: a. Metode Kualitatif :Metode untuk menganalisis informasi yang dihasilkan b. Metode Kuantitatif :Metode untuk memaparkan data yang berupa angka dalam bentuk tabel tentang gambaran pemahaman dan respons Majelis Wakil Cabang NU terhadap Eksistensi Asuransi Syariah. Selain menggunakan statistic deskriptif, penulis juga menggunakan uji hitung Product Moment dengan akurasi data sebesar 5 % untuk menganalisis hubungan atau pengaruh jenis kelamin responden (pria dan wanita) terhadap eksistensi asuransi syariah. Dalam pengujian product moment, kita harus nilai yang diharapkan dari setiap sel.6
rxy
6
Ibid, h.37
N XY X Y
N X
2
X 2 N Y 2 Y 2
12
Keterangan:
rxy
:Angka indeks korelasi antara variable X dan Variabel Y
N
: Jumlah responden
XY
:Jumlah perkalian antara skor X dan Y
X
:Jumlah seluruh skor X
Y
:Jumlah seluruh skor Y
6. Variabel Data
X
Y
Lamanya Jadi
Respon Terhadap
Anggota NU
Asuransi Syariah
7. Indikator dan Operasional Variabel X = Lamanya jadi anggota dihitung minimal 1 tahun baik pengurus maupun anggota biasa Y = Respon terhadap asuransi syariah, dikhususkan bagi anggota yang sudah menjadi nasabah asuransi syariah.
13
Adapun Indikatornya : 1) Bagi hasil yang diberikan 2) Produk yang ditawarkan 3) Kesesuaian aqad dengan syariah 4) Kepercayaan penyaluran dana nasabah ke tempat yang halal 5) Tingkat pelayanan 6) Program sosialisasi 7) Penampilan kantor asuransi syariah 8) Penampilan pegawai asuransi syariah 9) Prosedur pengklaiman 10) Daya tarik masyarakat terhadap asuransi syariah
8. Instrumen variabel-variabel Untuk mengukur respon memakai skala likert sebagai berikut : NO
Keterangan
Nilai Skor
A
Sangat puas
5
B
Puas
4
C
Abstain
3
D
Tidak Puas
2
E
Sangat Tidak Puas
1
14
9. Hipotesis Hipotesa dari penelitian ini adalah sebagai berikut : X
= Lamanya menjadi anggota NU --- Y = Respon
Ho : P = 0 Tidak ada hubungan antara lamanya jadi anggota (X) dan respon terhadap asuransi syariah (Y) Ho : P = Ø, Ada hubungan positif yang signifikan antara lamanaya jadi anggota (X) dan respon terhadap asuransi syariah (Y)
F. Kajian Pustaka Untuk mendukung materi dalam penelitian ini, berikut akan dikenalkan beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh:
N
Isi dari Kajian Pustaka Terdahulu
Perbedaan dan Persamaaan
Dalam Penelitian ini penulis membahas tentang sikap dan pandangan masyarakat lebak bulus terhadap asuransi syariah, sampel yang digunakan sebesar 80 jiwa sesuai dengan Random Sampling (sampel dipilih secara acak).
Dari penelitian yang ingin penulis bahas yaitu tentang “respon organisasi masyarakat keagamaan terhadap eksistensi asuransi syariah”. Dari semua penelitian ini, maka terdapat beberapa perbedaan dengan penulis terdahulu, sebagai berikut: 1.Selain Mengetahui Sejarah dan struktur
o 1
Nina Ilmiyati Maulida, S1 Asuransi Syariah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2006, dengan judul: “Persepsi Masyarakat Kelurahan Lebak Bulus Kecamatan Cilandak Terhadap Asuransi Syariah “.7
7
Nina Ilmiyati Maulida, “Persepsi Masyarakat Kelurahan Lebak Bulus Kecamatan Cilandak Terhadap Asuransi Syariah”, (Skripsi Mahasiswi Jurusan Muamalat Asuransi Syariah, 2006)
15
2
Yayah Fauziah, S1 Asuransi Syariah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2006 Judul:“Respon Nasabah BPRS Harta Insan Karimah Ciledug Terhadap Asuransi Syariah”, (Studi pada BPRS Harta Insan Karimah Ciledug).8
Dalam Penelitian ini penulis membahas tentang korelasi antara gambaran umum, status Ekonomi dan Pengetahuan Nasabah dengan responnya terhadap asuransi syariah , sampel yang digunakan hanya 30 persen adapun dalam penarikan sampel, digunakan dengan metode Sampling Aksidental yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan spontanitas yakni sampel ditarik dari siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti sesuai dengan karakteristik untuk dijadikan sampel.
3
Marwan Ahmad, S1 Asuransi Syariah Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2006, Judul:”Respon Masyarakat Kota Selatan Gorontalo Terhadap Lembaga Keuangan Syariah.9
4
Sopwatillah,AM, S1 Asuransi Syariah Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2005, Judul:” Respon
Dalam penelitian ini penulis membahas tentang pengetahuan dan sikap Masyarakat Kota Selatan Terhadap Lembaga Keuangan Syariah, sampel yang digunakan sebesar 300 jiwa adapun pengambilan sampel berdasarkan Stratified Random atau sampel yang berstrata yaitu suatu cara mengambil subjek sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam Penelitian ini penulis membahas tentang Konsep dan Operasioanal Asuransi Takaful Umum dan di Indonesia, serta pandangan para peserta asuransi Umum terhadap pelaksanaan
8
kepengurusan MWC NU Kalideres Jakarta Barat yang diberikan oleh Ketua MWC NU, 2.Mengetahu tanggapan MWC NU Terhadap asuransi syariah.. Sedangkan kesamaannya dapat dilihat dari konsep dan teori tentang respon dan asuransi syariah, sama-sama membahas tentang Respon terhadap eksistensi asuransi syariah, sedangkan perbedaannya terdapat pada ruang lingkup penelitian.
Yayah Fauziah, “Respon Nasabah BPRS Harta Insan Karimah Ciledug Terhadap Asuransi Syariah”, (Studi pada BPRS Harta Insan Karimah Ciledug), (Skripsi Mahasiswi Jurusan Muamalat Asuransi Syariah, 2008). 9 Marwan Ahmad, “Respon Masyarakat Kota Selatan Gorontalo Terhadap Lembaga Keuangan Syariah, (Skripsi Mahasiswa Jurusan Muamalat Asuransi Syariah, 2008).
16
5
Masyarakat Terhadap Asuransi Kebakaran”.10 Nur Azimah, S1, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2008 Judul:”Respon Peserta Asuransi Syariah Terhadap Pelaksanaan Asuransi Takaful 11 Umum,
Asuransi Takaful Umum. Dalam Penelitian ini penulis membahas Sikap, dan pengetahuan peserta asuransi syariah terhadap asuransi syaraih, dan sampel yang digunakan adalah random sampling semua unit populasi.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan, bahwa penelitian atas respon Organisasi Masyarakat Keagamaan Terhadap Eksistensi Asuransi Syariah menjadi bahasan yang menarik bagi penulis untuk digarap dan menjadi acuan terhadap Ormas-Ormas Islam lainnya. G. Metode Penulisan Adapun jenis penulisan ini berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, Disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2007 yang diterbitkan oleh UIN press tahun 2007”, dengan beberapa pengecualian: 1. Penulisan Al-Qur’an tidak menggunakan catatan kaki dan sebagai sumber penulisan menggunakan Al-Qur’an yang diterbitkan oleh Departemen Agama RI tahun 1989. 2. Kutipan langsung ditulis dari ejaan lama ditulis dengan ejaan yang disempurnakan kecuali nama pengarang dan penerjemah. 10
Sopwatillah, AM, Respon Masyarakat Kota Selatan Gorontalo Terhadap Lembaga Keuangan Syariah, (Skripsi Mahasiswi Jurusan Muamalat Asuransi Syariah, 2006) 11
Nur Azimah,” Respon Peserta Asuransi Syariah Terhadap Pelaksanaan Asuransi Takaful Umum, ( Skripsi Mahasiswi Jurusan Muamalat Asuransi Syariah 2008)
17
3. Dalam kepustakaan, Al-Qur’an dan terjemahannya ditulis pada urutan pertama sebagai penghormatan sebelum sumber-sumber lainnya untuk berikutnya ditulis secara alfabetis. H. Sistematika Penulisan Sedangkan agar penulisan lebih sistematik dan terarah maka penulisan skripsi ini disusun dalam lima bab, setiap bab terdiri dari beberapa sub-sub bab yaitu: BABI
PENDAHULUAN, yang terdiri dari beberapa sub, yaitu Latar belakang masalah, Pembatasan dan perumusan masalah, Tujuan Penelitian, Desain Operasional, Metode penelitian, Kajian Pustaka, Metode Penulisan, serta Sistematika penulisan.
BABII
TINJAUAN UMUM TENTANG RESPON DAN ASURANSI SYARIAH, terdiri dari beberapa sub pertama Konsep tentang respon yaitu Pengertian respon, Macam-macam respon, Faktor Terbentuknya respon, sub kedua asuransi syariah sebagai lembaga keuangan syariah yaitu pengertian asuransi syariah, Landasan hukum Asuransi Syariah, Prinsip dasar asuransi syariah, sub ketiga Asuransi dalam persfektif Islam, syariah.
sub keempat Peluang asuransi
18
BABIII
GAMBARAN KEAGAMAAN
UMUM
ORGANISASI
NAHDLATUL
ULAMA
MASYARAKAT KALIDERES
JAKARTA BARAT, Pengertian Organisasi Masyarakat Keagamaan Sejarah Ormas NU, Tujuan dan Struktur NU , Visi dan misi, Keadaan geografis Kecamatan Kalideres Jakarta Barat, Sejarah Jakarta dan Keadaan Geografis MWC Kalideres Jakarta Barat. BABIV
ANALISI DATA, Profil respondens, Respon MWC NU terhadap Asuransi Syariah, Analisis dan Interpretasari data.
BABV
PENUTUP menguraikan tentang Kesimpulan dan saran - saran yang berkaitan.
BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP RESPON DAN ASURANSI SYARIAH
A. Konsep Tentang Respon 1. Pengertian Respon Ditinjau dari segi gramatika, kata “respon” berasal dari kata “response”, yakni kosakata bahasa Inggris yang diserap dan telah mengalami penyesuaian ke dalam bahasa Indonesia. “Response” merupakan sinonim “jawaban”, “balasan”, “tanggapan”, reaksi”.1. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, mengartikan “respons” sebagai “tanggapan; reaksi; jawaban2”. Tanggapan adalah sesuatu yang muncul akibat adanya suatu gejala atau peristiwa. Reaksi merupakan tanggapan terhadap suatu aksi. 3 Sedangkan jawaban memiliki arti sesuatu yang timbul karena adanya suatu pernyataan. Menurut “Kamus Besar Ilmu Pengetahuan”, respon adalah “reaksi psikologis-metabolik terhadap tibanya suatu ransangan. Ada yang bersifat otomatis seperti refleks dan reaksi emosional langsung, ada pula yang bersifat
1
John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris- Indonesia, cet.28 (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2006), h. 481 2 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Indonesia, ed II, cet.7 (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), h.838. Lihat juga:Poerwadinata, Psikologi Komunikasi, cet.3, (Jakarta:UI, 1999), h.43 3 Peter Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: English Modern Press, 1991), h. 43
19
20
terkendali”.4
Senada dengan itu, Astrid Susanto menguraikan bahwa
“respons” adalah reaksi penolakan atau penganiayaan ataupun siap acuh tak acuh yang terjadi dalam diri seseorang setelah menerima “pesan”.5 Sedangkan Ahmad Subandi mengemukakan respon dengan istilah “umpan balik” (feed back) yang memiliki peranan atau pengaruh yang besar dalam menentukan baik tidaknya suatu komunikasi.6 Karakteristik adalah ciri-ciri yang meliputi perilaku, kebiasaan, kesukaan, kemampuan, kecendrungan, potensi, nilai, pola pikiran atau kerangka kepribadian dengan ciri-cirinya sebagai perwujudan7 Pengetahuan menurut aristoteles adalah hasil pencerapan akal manusia yang dibagi atas tiga kelompok, pengetahuan teoritis (pengetahuan yang diaktualkan, seperti pengetahuan politik atau ekonomi), pengetahuan produktif (pengetahuan yang dikejar untuk membuat, menghasilkan dan menciptkan sesuatu). Jadi pengetahuan adalah segala sesuatu yang diperoleh manusia dari hasil pencerapan akal. Status ekonomi adalah bentuk atau keadaan, kualitas hidup yang berkenaan dengan produksi, konsumsi dan distribusi.
4
Save D. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Lembaga Pengkajian dan Kebudayaan Nusantara, 2007), h.964 Astrid S.Susanto, Komunikasi Sosial di Indonesia (Jakarta: Bina Cipta, 1980), h.125. 6 Ahmad Subandi, Psikologi social, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), h.50. 7 Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara (LPKN), Kamus Besar Ilmu pengetahuan, (Jakarta, Golo Riwu Pers, 1997), h.446
21
Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan respon dalam penelitian ini adalah tanggapan organisasi masyarakat keagamaan terhadap eksistensi asuransi syariah. 2. Macam-macam Respon Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Steven M. Chaffe, respon terbagi menjadi tiga bagian yaitu:8 a. Kognitif Respon kognitif berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan dan informasi seseorang mengenai sesuatu. Respon ini timbul apabila adanya perubahan terhadap apa yang dipahami atau dipersepsi oleh khalayak. b. Afektif Respon afektif berhubungan dengan emosi, sikap dan nilai seseorang terhadap sesuatu. Respon ini timbul bila ada perubahan pada apa yang disenangi khalayak terhadap sesuatu. c. Konatif Respon konatif berhubungan dengan perilaku nyata, meliputi tindakan kegiatan atau kebiasaan berperilaku. Dengan kata lain, respon ini menunjukkan intensitas sikap, yaitu kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap obyek sikap.
8
Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung; PT. Remaja Rosdakarya, 1999), h.128.
22
3. Faktor- faktor Terbentuknya Respons Tanggapan yang dilakukan seseorang dapat terjadi jika terpenuhi factor penyebabnya. Hal ini perlu diketahui supaya individu yang bersangkutan dapat menanggapi dengan baik. Pada proses awalnya individu mengadakan tanggapan tidak hanya dari stimulus yang ditimbulkan oleh keadaan sekitar. Tidak semua stimulus itu mendapat respons individu, sebab individu melakukan terhadap stimulus yang ada persesuaian atau yang menarik dirinya. Dengan demikian maka akan ditanggapi adalah individu selain tergantung pada stimulus juga bergantung pada keadaan individu itu sendiri. Dengan kata lain, stimulus akan mendapat pemilihan dan individu akan bergantung pada 2 faktor, yaitu: a) Faktor Internal, yaitu faktor yang ada di dalam diri setiap individu. Manusia terdiri dari dua unsur, yaitu jasmani dan rohani. Kondisi kedua unsur tersebut sangat berpengaruh ketika seseorang mengadakan respons terhadap suatu stimulus. Apabila salah satu unsur mengalami gangguan, maka respons yang dihasilkan akan berbeda intensitasnya. b) Faktor Eksternal, yaitu faktor yang ada di luar diri setiap individu (lingkungan) atau lazim disebut sebagai stimulus. Stimulus merupakan kegiatan bagian penting dalam proses terbentuknya suatu respons. Namun demikian, tidak semua stimulus mendapat respons dari individu. Supaya stimulus dapat disadari oleh individu, maka stimulus harus cukup kuat.
23
Bila tidak, bagaimanapun besarnya perhatian dari individu, stimulus tidak akan ditanggapi atau disadari. Dengan demikian, ada batas kekuatan minimal tertentu yang harus dimiliki stimulus agar bisa memindahkan kesadaran pada individu. Batas kekuatan minimal stimulus tersebut lazim diistilahkan dengan “ambang ablotut sebelah bawah” atau bisa juga disebut “ambang stimulus”9. Manusia memiliki alat indra
yang sesuai dengan fungsinya, oleh
karena itu harus terus diperhatikan dengan cara menggali segala sesuatu yang ada disekitarnya. Allah telah mengisyaratkan bahwa manusia harus berusaha menggunakan alat indranya dalam menggali lingkungan eksternal (yang mempengaruhi dari luar diri manusia). Seperti yang dikatakan oleh Bimo Walgito “alat indra itu alat penghubung antara individu dengan dunia luarnya.” (nulisnya stelah factor respons)
B. Asuransi Syariah sebagai Lembaga Keuangan Syariah 1. Pengertian Asuransi Syariah Asuransi syariah didirikan untuk memberikan perlindungan terhadap kemungkinan terjadinya kerugian pada masa mendatang. Karena pada dasarnya asuransi berusaha mengurangi konsekuensi-konsekuensi yang tidak pasti dari suatu keadaan yang merugikan, yang sudah diperkirakan
9
Elizabeth B., Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga, 1991), h.182
24
sebelumnya, sehingga biaya atau akibat financial dari kerugian tersebut menjadi pasti dan relatif pasti. Secara etimologi, asuransi syariah atau takaful berasal dari bahasa arab. Takaful berasal dari akar kata kafala atau tafaa’ala yang berarti saling menganggung.10 Sementara ada yang mengartikan dengan makna saling menjamin. Dalam bidang muamalah, Muhammad mengatakan bahwa asuransi syariah (takaful) adalah: ”saling memikul risiko di antara sesama orang, sehingga antara satu dengan yang lainnya menjadi penanggung atas risiko yang lainnya. Saling pikul resiko itu dilakukan atas dasar saling tolong dalam kebaikan dengan cara masing-masing, seperti mengeluarkan dana ibadah (tabarru) yang ditunjukkan untuk menanggung resiko tersebut11. Dalam asuransi syariah tidak hanya melibatkan dua pihak yang bertakaful, yakni orang-orang yang saling mengikatkan dirinya untuk saling menjamin resiko yang diderita masing-masing, melainkan diperlukan pihak ketiga. Pihak ketiga yang dimaksud ini adalah lembaga atau badan hukum atau perusahaan yang menjamin kegiatan kerja sama atau asuransi dapat berjalan dengan baik dan tidak termasuk kegiatan yang dilarang oleh syariah, seperti: al gharar, al-maisir, dan al-riba. Berkaitan dengan ini, menurut Praja
10
Muhammad. Kebijakan Fiskal & Moneter Dalam Ekonomi Islam. Jakarta: 2002 Salemba Empat, h.105-106) 11 Muhammad, Kebijakan Fiskal dan Moneter Dalam Ekonomi Islam, (Jakarta: Salemba Empat, 2002), h.105-106)
25
ada unsur-unsur penting yang mesti ada demi terlaksananya asuransi syariah, yaitu: a. Pihak yang berasuransi b.
Pengelola asuransi (perusahaan asuransi). Dalam hal ini, perusahaan asuransi hanya bertindak sebagai fasilitator, saling menanggung di antara para peserta asuransi.12 Asuransi ini merupakan transaksi antara P.T. Asuransi dengan
tertanggung (insured). Di mana pihak tertanggung meminta kepada P.T. Asuransi agar memberikan janji untuk ganti rugi (pertanggungan) kepada yang bersangkutan.
Sebagai ganti rugi barang yang hilang atau berupa
harganya, apabila terkait dengan barang atau hak milik, atau dapat berupa uang.13 Jadi asuransi syariah dalam pengertian muamalah adalah saling memikul resiko di antara sesama peserta sehingga antara satu dengan yang lainnya menjadi penanggung atas resiko yang muncul. Saling pikul resiko ini dilakukan atas dasar saling tolong menolong dalam kebaikan, dengan cara masing-masing mengeluarkan dana tabarru’ (dana kebajikan/derma) yang ditujukan untuk menanggung resiko tersebut.14 Para Ulama mengatakan bahwa sistem asuransi adalah sebuah sistem ta‟wun dan tadhammun yang bertujuan untuk menutupi kerugian, peristiwa12
Gemala. Dewi, Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media, 2004) 13 Nabhani, Taqyuddin An., Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Perfekstif Islam, (Surabaya, tp, 1996), h.190. 14 Sofyan Syafri Harahap, Akutansi Islam, (Jakarta, Bumi Aksara, 1997), cet ke-1, h. 99.
26
peristiwa atau musibah. Tugas ini dibagikan kepada kelompok tertanggung dengan cara memberikan santunan kepada orang yang tertimpa musibah. Santunan tersebut diambil dari kumpulan dana kebajikan. Asuransi syariah bertujuan agar suatu masyarakat hidup berdasarkan asas saling tolong menolong dan menjamin dalam pelaksanaan hak dan kewajiban. Dengan demikian asuransi dilihat dari segi teori dan sistem tanpa melihat sarana atau cara-cara kerja dalam merealisasikan sistem dan mempraktekkan teorinya sangat relevan dengan tujuan-tujuan umum syariah dan diserukan oleh dalil-dalil. Dikatakan demikian karena asuransi dalam arti tersebut adalah sebuah gabungan menghilangkan atau meringankan kerugian yang tertimpa sebagian mereka.15 Dewan Syariah Nasioanal MUI dalam fatwa DSN No.21/ DSNMUI/III/ 2002 tentang pedoman umum asuransi syariah mendefinisikan usaha saling tolong-menolong diantara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah.16 Akad yang sesuai dengan syariah adalah akad yang tidak mengandung unsur gharar, maisir dan riba. Dalam asuransi dikenal 2 jenis akad, yakni: akad tijarah (semua bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan komersial dan 15
Muhammad Syakir Sula, FIIS, Asuransi Syariah (Life And General;) Konsep dan Sistem Operasional, (Jakarta: Gema Insani, 2004), h.29. 16 Fatwa Dewan Syariah Nasional No:21/DSN-MUI/X/2001, Tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah, Dewan Syariah, Nasional MUI, 2001.
27
akad tabarru’ (semua bentuk akad yang dilakukan dengan tujuan kebajikan dan tolong menolong, bukan semata-mata untuk tujuan komersial). Dalam akad tijarah perusahaan bertindak sebagai mudharib atau pengelola dan peserta bertindak sebagai shahibul mal atua pemegang polis. Sedangkan dalam akad tabarru’ peserta memberikan hibah yang akan digunakan untuk menolong peserta lain yang terkena musibah, dan perusahaan bertindak sebagai pengelola dan hibah. Jenis akad tijarah dapat diubah menjadi jenis akad tabarru’, bila pihak yang tertahan haknya dengan rela melepaskan haknya sehingga menggugurkan kewajiban pihak yang belum menunaikan kewajibannya. Sedangkan jenis akad tabarru‟ tidak dapat diubah menjadi akad tijarah. 2. Landasan Hukum Asuransi Syariah Dalam kehidupan sehari-hari, manusia senantiasa dihadapkan pada kemungkinan terjadinya musibah dan bencana yang dapat menyebabkan kerugian baik materi maupun immateri. Setiap musibah yang menimpa manusia tersebut adalah merupakan qadha‟ dan qadhar yang telah ditetapkan Allah swt atas setiap makhluk-Nya, namun setiap manusia khususnya muslim wajib berikhtiar atau berusaha untuk melakukan tindakan berjaga-jaga serta memperkecil terjadinya risiko yang akan dihadapi dari terjadinya musibah dan bencana tersebut. Sedangkan Undang-undang yang harus diataati oleh ummat Islam selama tidak bertentangan dengan Al-Quran dan Hadits Nabi, diantarannya:
28
a. Peraturan perasuransian telah diatur dalam pasal 1774 Kitab UndangUndang Hukum Perdata. Asuransi digambarkan secara umum dalam suatu persetujuan untung-untungan yaitu suatu perbuatan yang hasilnya, mengenai untung ruginya baik
untuk semua pihak maupun beberapa
pihak, tergantung pada suatu kejadian yang belum tentu.17 b. UU No. 2 tahun 1992, tentang usaha perasuransian, dijelaskan bahwa:”Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hokum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dasri suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan
atas
meninggal
atau
hidupnya
seseorang
yang
dipertanggungkan. c. Peraturan Pemerintah RI No.73 tahun 1992 tentang penyelenggaraan usaha perasuransian adalah sebagai berikut pasal 1 ayat 1 dan 2 1. Perusahaan asuransi adalah perusahaan asuransi kerugian dan perusahaan asuransi jiwa.
17
R. Subekti Dan R. Tjirosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) dan Undang-undang Kepailitan, (Jakarta, PT.Pradnya Paramita, 1992), cet.25, h.380
29
2. Perusahaan penunjang asuransi adalah perusahaan pialang asuransi, perusahaan pialang reasuransi, perusahaan agen asuransi, perusahaan penilaian kerugian asuransi, dan perusahaan konsultan aktuaria. d. Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No.224/ KMK.017/1993. Tentang kesehatan keuangan perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi, yaitu pasal 3 ayat 1: Kekayaan yang diperkenankan sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 11 ayat 2 PP No.73 Tahun 1992 adalah kekeayaan yang dimiliki dan dikuasai oleh perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi.18 e. Surat Depkeu RI Ditjen Lembaga Keuangan No.s.6005/ LK/2000 Tanggal 1 Desember 2000 perihal laporan program asuransi jiwa baru. Sedangkan pada asuransi syariah sendiri landasan hukumnya mengacu kepada al-Quran dan al-Hadis. Ajaran Islam sangat mendorong umatnya untuk saling tolong menolong, saling bertanggung jawab (shared responsibility) dan saling menanggung satu dengan yang lainnya atas musibah yang dideritanya, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Maidah, ayat 2 : . “Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”.
18
Arif Djohan Tunggal, Peraturan Perundang-undangan Perusahaan Asuransi di Indonesia Tahun 1992-1997, (Jakarta, Harvarindo, 1998), cet.1, h..3.
30
Dan Allah pun menyerukan kepada umat-Nya untuk tidak mencari harta secara bathil, karena hanya Allah-lah yang bertanggung jawab untuk memberikan mata pencaharian yang layak kepada setiap manusia. Hal ini dinyatakan dalam Al-Qur‟an:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu sekalian memakan (mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu…”(AnNisa’/4:29)
QS An Nisaa 4 : 29 "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu"
31
QS Al Baqarah 2 : 261 Perumpamaan derma orang-orang yang menafkahkan hartanya dijalan Allah serupa dengan benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir ada seratus biji, Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki dan Allah Maha Luas KaruniaNya lagi Maha Mengetahui"
HR. Bukhari Lebih baik kamui meninggalkan keturunanmu kekayaan daripada meninggalkan mereka miskin memohon pertolongan orang lain. HR. Ibnu Majah Sesungguhnya orang yang beriman ialah siapa yang memberikan keselamatan dan perlindungan terhadap harta dan jiwa manusia.
Hadist Rasulullah SAW. Orang yang meringankan kebutuhan hidup saudaranya akan diringankan kebutuhannya oleh Allah. Allah akan menolong hambaNya selagi ia menolong saudaranya. 3. Prinsip Dasar Asuransi Syariah Takaful atau asuransi syariah dalam menjalankan usahanya bertujuan memberikan perlindungan kepada peserta yang bermaksud menyediakan sejumlah dana bagi ahli warisnya dan atau penerima hibah, wasiat, bila peserta tersebut meninggal dunia. Selain itu takaful/ asuransi syariah berfungsi pula sebagai penyedia dana yang dapat digunakankan untuk berjaga-jaga apabila mendapatkan kesulitan di saat mendatang, akibat sakit,
32
kecelakaan maupun karena sebab lainnya. takaful atau asuransi syariah memiliki tiga konsep dasar, yaitu:19 1. Saling bertanggung jawab, dimana sesama peserta mampu merasakan bahwa antara satu dengan lainnya adalah bersaudara. 2. Saling bekerja sama dan saling membantu, artinya sesama peserta harus semakin meningkatkan kepeduliannya dalam upaya meringankan beban saudara yang lain. Jadi dengan bertakaful, diharapkan azas kebersamaan akan tercipta dengan sendirinya, sehingga komitmen saling membantu benar-benar tercipta. 3. Saling
melindungi,
di
mana
komitmen
membela
dan
saling
mensejahterakan sangat diharapkan tercipta melalui kepesertaanya di takaful atau asuransi syariah.
C. Asuransi Dalam Persfektif Islam Ada beberapa kalangan Islam yang meragukan kebenaran konsep asuransi dilihat dari kacamata Islam. Menurut kalangan tersebut, asuransi dianggap merupakan bentuk usaha yang menentang takdir (qadla dan qadar), karena pada dasarnya Islam mengakui bahwa musibah, kecelakaan dan kematian merupakan takdir Allah. Memang alasan tersebut tidak dapat disalahkan, akan tetapi islam juga selalu melihat segala sesuatu secara universal. Berbagai interpretasi mengenai makna ayat-ayat Al-quran dan hadits yang bersifat konstan-absolut 19
Masyhuril. Khamis, Takaful, Asuransi Syariah, (Jakarta: Suatu Solusi, 2000)
33
dapat digunakan menjadi modal utama dalam menjawab tantangan dan perkembangan jaman yang bersifat positif relatif, termasuk menanggapi masalah asuransi ini.
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dalam surat Al Hasyr: ayat 18, Allah memerintahkan manusia untuk membuat perencanaan dalam menghadapi masa depan. Sementara dalam alQuran surat Yusuf: ayat 43-49), Allah menggambarkan contoh usaha manusia dalam membentuk sistem proteksi menghadapi kemungkinan yang buruk di masa depan. Secara ringkas, ayat ini mengandung anjuran agar kita berusaha menjaga kelangsungan kehidupan dengan memproteksi kemungkinan terjadinya kondisi yang buruk. Ayat tersebut dapat dijadikan sebagai dasar bahwa berasuransi tidak bertentangan dengan takdir, bahkan Allah mengajurkan adanya upaya-upaya menuju kepada perencanaan masa depan dengan sistem proteksi yang dikenal dalam mekanisme asuransi. Jadi sistem proteksi atau asuransi dibenarkan sejauh telah memenuhi syarat-syarat lain dalm konsep muamalat secara islami. Dalam konsep maumalat secara islami, setidaknya ada beberapa hal yang jelas diharamkan, yaitu: adanya
34
unsur gharar (ketidakjelasan dana), unsur maisir (judi/gambling), riba, zhulum (penganiayaan), risywah (suap), barang haram dan perbuatan maksiat. Sementara itu, hukum bilangan besar yang menjadi teori dasar dari cara kerja asuransi dalam memperkirakan masa depan, merupakan aplikasi dari kaidah fiqhiyyah, al-„adah muhakkamah. Di mana kaidah tersebut menjelaskan bahwa dijadikan landasan hukum bagi peristiwa berikutnya. Interaksi ini mengharuskan adanya persesuaian dengan nilai dasar yang ada dalam syariah Islam.20
D. Peluang Asuransi Syariah Seiring dengan kemajuan dunia perbankan syariah, asuransi syariah juga berkembang pesat diberbagai negara Islam atau negara berpenduduk Muslim. Tidak terkecuali di Indonesia. Seperti pembentukan Syarikat Takaful Indonesia pada tahun 1994, sedangkan asuransi konvensional yang ditandai dengan pembentukan asuransi Jiwa Bersama Bumi Putra, didirikan tahun 1912. Walaupun asuransi syariah lebih muda dari asuransi konvensial, namun pertumbuhan dan perkembangannya tidak kalah dengan asuransi konvensional. Faktanya menunjukkan bahwa asuransi konvensional sejak tahun 1912 hingga tahun 2005 rata-rata hanya mencapai 1,69 perusahaan
20
(1%) untuk setiap
Hasan Ali, Asuransi dalam Persfektif Hukum Islam: Suatu Tinjauan Analisis Historis, Teoritis, dan Praktis, (Jakarta: Prenada Media, 2004). h. 26
35
tahunnya, sedangkan asuransi syariah ternyata bisa mencapai pertumbuhan ratarata 2,45 perusahaan (8%) dalam satu tahun.21 Puncak kenaikannya asuransi syari‟ah secara kuantitatif terjadi pada awal-awal hingga pertengahan tahun 2002-an, tepatnya pada tahun 2002 sampai tahun 2006. Bila
diakhir tahun 1990an, di Indonesia baru terdapat
perusahaan asuransi syariah
dua
(Syarikat Takaful dan Mubarakah), maka pada
paroh pertama tahun 2000an justru meningkat menjadi 29 perusahaan. Terhitung sejak tahun 1994 hingga tahun 2007 bahkan meningkat mencapai 130 perusahaan asuransi syariah pertahun di Indonesia (17%).22
21
M. Amin Suma, Menggali Akar, Mengurai Serat Ekonomi dan Keuangan Islam (Tangerang: Kholam Publishing, 2008), h.408-409. 22 Ibid h.410
BAB III GAMBARAN UMUM ORGANISASI MASYARAKAT KEAGAMAAN NAHDLATUL ULAMA KALIDERES JAKARTA BARAT
A. Gambaran Umum Masyarakat Keagamaan NU 1. Pengertian Organisasi Masyarakat Menurut bahasa kata organisasi adalah berasal dari kata “organ” yang artinya tubuh, atau badan, seperti tubuh manusia yang terdiri dari beberapa anggota badan dimana masing-masing mempunyai tugas tertentu. Adapun menurut Istilah organisasi adalah berkumpulnya sekelompok manusia yang mengadakan kerjasama untuk mencapai suatu tujuan yang sama. 1 Jadi organisasi merupakan sekumpulan orang-orang yang memiliki tujuan yang sama baik untuk mensejahterahkan anggota organisasi tersebut maupun masyarakat. Dengan kata lain organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama dan terikat secara formal dalam suatu ikatan hirarki di mana selalut terdapat hubungan antara seorang yang disebut pimpinan dan sekelompok orang yang disebut bawahan. Atau organisasi merupakan wadah atau tempat penyelengaraaan berbagai kegiatan dengan pengambaran yang jelas tentang hirarki kedudukan, jabatan serta jaringan saluran wewenang dan pertanggung Jawab.
1
Pimpinan Pusat Muhamadiyah, Kemuhamadiyahan, ( Yogyakarta: Pustaka Suara Muhamadiyah. 1996) Cet.Ke 1, h.4
36
37
Sedangkan organisasi yang penulis bahas didisini adalah organisasi masyarakat Keagamaan Nahdlatul Ulama yang merupakan organisasi masyarakat yang berahlus sunnah wal jamaah.
2. Sejarah berdiri NU Nahdlatul Ulama (NU) berarti kebangkitan ulama. Dibidangi oleh tokohtokoh ulama seperti Hadhratus Syekh Kiai Haji Muhammad Hasyim Asy’ari (1871-1947) dan KH. Abdul Wahab Hasbullah (1888-1971). NU lahir pada tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya dan kini menjadi salah satu organisasi dan gerakan Islam terbesar di Indonesia.2 NU lahir dari Komite Hijaz yang bertujuan mengupayakan berlakunya ajaran Islam yang berhaluan Ahlu Sunnah wal Jamaah dan penganut salah satu mazhab yang empat (Hanafi, Syafi’i, Hanbali dan Maliki). Sebagian besar yang mendominasi gerakan ini adalah mazhab Syafi’i.3 Ada tiga orang tokoh ulama yang memainkan peran sangat penting dalam proses pendirian Jamiyyah Nahdlatul Ulama (NU) yaitu Kiai Wahab Chasbullah (Surabaya asal Jombang), Kiai Hasyim Asy’ari (Jombang) dan Kiai Cholil (Bangkalan). 4Mujammil Qomar, penulis buku “NU Liberal: Dari Tradisionalisme Ahlussunnah ke Universalisme Islam”, melukiskan peran ketiganya sebagai
2
Sumber: http://ajisetiawan.blogspot.com/2006/03/sejarah-terbentuknya nahdl_114165806732612892.html, http://id.wikipedia.org/wiki/Nahdlatul_Ulama 3 Einar Martahan Sitompul.M. Th Nu dan Pancasila, Pustaka Sinar Harapan,1989 h. 33 4 Einar Martahan Sitompul, Ibid h.58
38
berikut Kiai Wahab sebagai pencetus ide, Kiai Hasyim sebagai pemegang kunci, dan Kiai Cholil sebagai penentu berdirinya.5 Tentu selain dari ketiga tokoh ulama tersebut , masih ada beberapa tokoh lainnya yang turut memainkan peran penting. Sebut saja KH. Nawawie Noerhasan dari Pondok Pesantren Sidogiri. Setelah meminta restu kepada Kiai Hasyim seputar rencana pendirian Jamiyyah. Kiai Wahab oleh Kiai Hasyim diminta untuk menemui Kiai Nawawie. Atas petunjuk dari Kiai Hasyim pula, Kiai Ridhwan-yang diberi tugas oleh Kiai Hasyim untuk membuat lambang NUjuga menemui Kiai Nawawie. Tulisan ini mencoba mendiskripsikan peran Kiai Wahab, Kiai Hasyim, Kiai Cholil dan tokoh-tokoh ulama lainnya dalam proses berdirinya NU6 Berbasiskan massa pesantren di seluruh Nusantara, NU mencorong menjadi sebuah gerakan kultural yang sangat berkembang. Soliditas di kalangan NU juga sedikit banyak dipengaruhi oleh kuatnya kekerabatan internal, baik yang disebabkan oleh seperguruan dalam menimba ilmu agama (pesantren sebagai tempat belajar), sebab nasab (keturunan), dan juga silaturahim yang dijalin. Dan tentu saja ukhuwah Islamiyah dan kesatuan akidah.Kepengurusan Nahdlatul Ulama terdiri atas: Mustasyar (berfungsi sebagai Badan Penasihat), Syuriah (berfungsi sebagai pimpinan tertinggi) dan Tanfidziyah (yang berfungsi sebagai
5
Sumber: http://ajisetiawan.blogspot.com/2006/03/sejarah-terbentuknyanahdl_114165806732612892.html, http://id.wikipedia.org/wiki/Nahdlatul_Ulama 6 H. M. Cholil Nafis, Lc, MA Keberadaan Ormas Islam sumber file al_islam.chm
39
Pelaksana Harian). Kepengurusan NU juga dilengkapi dengan berbagai lajnah, lembaga dan badan otonomi. Pertama kali NU terjun pada politik praktis pada saat menyatakan memisahkan diri dengan Masyumi pada tahun 1952 dan kemudian mengikuti pemilu 1955. NU cukup berhasil dengan merahil 45 kursi DPR dan 91 kursi Konstituante. Pada masa Demokrasi Terpimpin NU dikenal sebagai partai yang mendukung Sukarno. Setelah PKI memberontak, NU tampil sebagai salah satu golongan yang aktif menekan PKI, terutama lewat sayap pemudanya GP Ansor.7 Menurut tokoh dan selaku mantan ketua NU Kalideres bapak Laduni Gaos, Nu di Kalideres berdiri sejak tahun 1962, seiring dengan pertumbuhan penduduk dan tata kota Jakarta
maka Organisasi Keagamaan NU memeliki
beberapa cabang di Jakarta Barat khususnya Kalideres dan umumnya di wilayah Jakarta Barat.8
B. Tujuan dan Struktur Organisasi Masyarakat Keagamaan Nahdlatul Ulama Adapun maksud dari masyarakat Islam di sini adalah suatu masyakat yang menerapkan ajaran Islam itu dalam kehidupan sehari-hari. Baik mereka sebagai pengusaha, pedagang, pemimpin. Negara, ataupun semuannya yang dapat menerapkan ajaran Dengan berpedoman kepada ajaran Islam maka Insya Allah baik yang kaya maupun miskin akan merasakan kebahagian dunia dan akhirat.. 7
Ibid Wawancara dengan Ketua MWC NU Kalideres Jakarta Barat Bapak Suhairi Gaos, Kalideres, 15 Januari 2011 8
40
Nahdlatul Ulama sebagai Organisasi formal mempunyai struktur ornganisasi agar dapat mencapai tujuan yang dimaksud tersebut. Adapun struktur organisasi itu adalah rangkaian aturan yang menunjukkan hubungan antara funsifungsi organisasi
yang meliputi pimpinan tugas, wewenang, serta tanggung
jawab yang masing-masing mempunyai perananan tertentu dalam kesatuan yang utuh mencapai tujuan organisasi. Dalam struktur organisasi Nahdlatul ulama di Majelis Wakil Cabang Kalideres Jakarta Barat, terdapat beberapa cabang salah satunya cabang Kalideres ini membawahi beberapa ranting, salah satunya adalah ranting Kelurahan Kamal Adapun kepengurusan Organisasi Nahdlatul Ulama Kalideres ini adalah sebagai berikut: a. Berikut ini adalah daftar Ketua Rais Aam (pimpinan tertinggi) Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama:9
KH Mohammad Hasyim Asy'arie 1926 - 1947
KH Abdul Wahab Chasbullah 1947 - 1971
KH Bisri Syansuri 1972 - 1980
KH Muhammad Ali Maksum 1980 - 1984
KH Achmad Muhammad Hasan Siddiq 1984 - 1991
KH Ali Yafie (pjs) 1991 - 1992
KH Mohammad Ilyas Ruhiat 1992 - 1999
9
Sumber: http://ajisetiawan.blogspot.com/2006/03/sejarah-terbentuknyanahdl_114165806732612892.html, http://id.wikipedia.org/wiki/Nahdlatul_Ulama
41
KH Mohammad Ahmad Sahal Mahfudz 1999 – sekarang
b. Berikut ini adalah Struktur Kepengurusan MWC NU Kecamatan Kalideres Mustayar (Penasihat) KH.Khairudin Ahmad KH. Moch Zain KH.Nurais c.
Syuriyah (Pimpinan tertinggi)
Rais
:Drs. KH. Djaani Adhi
Wakil Rais
: KH. Suaibuddin
Wakil Rais
: KH. Romli Sarbini
Khatib
: Drs. H Hisyambudi
Wakil
1
: Drs. KH. Zaidi Saleh
Wakil
2
: Ustadz Ahmad. Fauzy Chairuddin
d. Tanfidziyah (Pelaksana Harian)
10
Ketua
: Drs. H. Ahmad Suhairi Gaos.10
Wakil Ketua
: Drs. Solihuddin
Wakil Ketua
: Moch Soleh
Seketaris
: A. Sofyan. ST
Wakil Seketaris
: Drs Ruslan
Suhairi Gaos Ketua MWC NU Kalideres, Wawancara Pribadi, 15 Januari 2011
42
Wakil Seketaris
: Drs. H. Moch Royadi
Bendahara
: H. Tarto
Wakil Bendahara
: H. Erwin
Hingga akhir tahun 2000 Jaringan organisasi NU meliputi:
33 Wilayah
439 Cabang
15 Cabang Istimewa yang berada di luar negeri
5.450 Majelis Wakil Cabang / MWC
47.125 Ranting
C. Visi dan Misi Organisasi Nahdl atul Ulama Tujuan Nahdatul Ulama adalah berlakunya ajaran Islam menurut paham Ahli Sunnah wal-Jamaah dan menganut salah satu dari mazhab empat di tengahtengah kehidupan masyarakat di dalam wadah Negar Kesatuan Republik Indonesia. 11 Misinya
adalah
menciptakan
wadah
untuk
generasi
masyarakat
keagamaan untuk mengembangkan ide-ide yang dapat memajukan islam dengan berbagai aspek baik politik ekonomi dan social. Di bidang agama mengusahakan terlaksananya ajaran Islam menurut paham Ahli Sunnah wal-Jamaah dalam
11
Suhairi Gaos Ketua MWC NU Kalideres Wawancara Pribadi, 14 Januari 2011
43
masyarakat dengan melaksanakan Dakwah Islamiah dan Amar Makruf Nahi Mungkar serta meningkatkan ukhuwah islamiah.
D. Geografis Kecamatan Kalideres Jakarta Barat a. Sejarah Jakarta Jakarta berawal dari sebuah pelabuhan kecil bernama Sunda Kelapa dan berada dibawah kekuasan dinasti Pajajaran, yaitu kerajaan Hindu terakhir di Jawa Barat. Sunda Kelapa adalah kota niaga dan menjadi pusat perdagangan Internasional pada masa itu. Portugis merupakan bangsa pertama yang menginjakan kakinya di Sunda Kelapa pada tahun 1522 sebagai utusan Gubernur Malaka. Stelah mengadakan perjanjian mereka mendirikan Benteng di dekat muara Sungai Ciliwung atas izin penguasa Sunda Kelapa.12 Setelah Batavia jatuh ketangan Jepang pada tahun 1942, namanya berubah menjadi Jakarta. Setelah Jepang menyerah kepada tentara sekutu pada tahun 1945, maka bangsa Indonesia mengumumkan kemerdekaannya. Setelah proklamasi kemerdekaan tahun 1945, Jakarta ditetapkan sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kemudian pada tahun 1950 menjadi Kotapraja dibawah pimpinan Walikota. Pada tahun 1964 statusnya dinaikkan setingkat menjadi provinsi dan disebut Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dibawah
12
Www. Wikipedia, Daerah khusus Ibu Kota Jakarta.
44
pimpinan Gubernur. Setelah diberlakukannya otonomi daerah, pada tahun 1999 Jakarta dikukuhkan menjadi Provinsi DKI Jakarta Setelah proklamasi kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, struktur pemerintahan kembali berubah, nama Ken menjadi Kabupaten, Gun menjadi Kewedanaan, Son menjadi Kecamatan dan Kun menjadi Desa/Kelurahan. Saat itu Ibu Kota Kabupaten Jatinegara selalu berubah-ubah, mula-mula di Tambun, lalu ke Cikarang, kemudian ke Bojong (Kedung Gede), pada waktu itu Bupati Kabupaten Jatinegara adalah Bapak Rubaya Suryanaatamirharja. Jakarta merupakan salah satu kota di Asia dengan masyarakat kelas menengah cukup besar. Pada tahun 2009, 13% masyarakat Jakarta berpenghasilan di atas US$ 10.000. Jumlah ini, menempatkan Jakarta
13
Jakarta Barat adalah
salah satu dari 5 kota administrasi di Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Jakarta Barat secara administrative terbagi menjadi 8 kecamatan dan 56 kelurahan.14 b. Letak Geografis MWC NU Kalideres Jakarta Barat Jumlah pendudukan Jakarta Barat pada tahun 2010 sebesar 2.950.000 Jiwa :Kecamatan Kebon Jeruk 490.000 Jiwa, Kecamatan Kembangan 444.100 Jiwa Kecamatan Cengkareng 435.800 Jiwa, Kecamatan Kalideres 295.200 Jiwa, Kecamatan Grogol Petamburan 365100 Jiwa, Kecamatan Palmerah 318.000 Jiwa,
15
Kecamatan Tambora 389.900 Jiwa, Kecamatan Tamansari 211.900 Jiwa.
Jakarta Barat terkenal dengan peninggalan masa colonial seperti Gedung Balai 13
Www. Wikipedia, Daerah khusus Ibu Kota Jakarta barat Jumlah Penduduk Jakarta Barat menurut Supas 2005, versi BPS Jakarta 15 Www. Wikipedia, Daerah khusus Ibu Kota Jakarta barat. 14
45
Kota (kini menjadi Museum Sejarah), kawasan pencinan Glodok dan juga sejumlah Mesjid tua serta benteng-benteng pertahanan masa awal pendudukan Belanda di Batavia.16 Wilayah Kelurahan Kamal dari 10 Rukun Warga (Rw) dan 65 rukun tetangga (Rt). Jarak dari Ibu Kota Tangerang sekitar 13 Km, yang dihubungkan dengan batasan-batasan wilayah sebagai berikut: sebelah Utara berbatasan dengan kota wilayah Jakarta Utara sedangkan sebelah selatan berbatasan dengan Kota Administrasi Jakarta Selatan. Kecamatan Kalideres memiliki kepadatan penduduk hingga tahun 2009 berjumlah 143.765 jiwa yang terdiri dari 794.838 laki dan 771.146 perempuan yang terhimpun menjadi kepala keluarga (kk). Namun tidak keseluruhan jumlah tersebut pribumi, karena ada orang pendatang yang mendiami daerah tersebut.
16
Ibid
BAB IV ANALISIS DATA
A. Profil Responden Di dalam penelitian ini, peneliti membagi analisa ke dalam beberapa tabel yaitu jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan terakhir, dan pendapatan. Responden berjumlah 40 orang, yang terdiri dari anggota organisasi masyarakat keagamaan MWC Nahdlatul Ulama (NU) Kalideres Jakarta Barat, penyajian dan uraian identitas responden ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang cukup jelas tentang kondisi responden dan kaitannya dengan masalah-masalah dan tujuan penelitian.
Tabel 4. 1 Jenis Kelamin Responden No
Alternatif Jawaban
F
%
a
Laki-Laki
15
37.5
b
Perempuan
25
62.5
Jumlah
40
100 Sumber: Data Responden
Berdasarkan tabel 4.1 di atas data responden menurut jenis kelamin lebih banyak responden perempuan
46
dari pada responden laki-laki,
47
perbedaannya sangat jauh bahkan dapat dikatakan cukup di dominasi oleh perempuan seperti tampak pada tabel di atas responden perempuan sebanyak 62,5% dan responden laki-laki sebanyak 37,5 %. Tabel 4.2 Responden Menurut Kelompok Usia
No
Alternatif Jawaban
F
%
a
20 Tahun - 30 Tahun
5
12.5
b
31 Tahun - 40 Tahun
15
37.5
c
40 Tahun – 50 Tahun
15
37.5
d
>5o Tahun
5
12.5
40
100
Jumlah
Sumber: Data Responden
Berdasarkan Tabel 4.2, ternyata responden yang berusia 20-30&usia >5o tahun mempunyai jumlah responden yang sama yaitu sebanayak 5 orang dengan angka prosenatse sebesar 12,5%, usia 31-40 & 40-50 mempunyai jumlah responden yang sama yaitu sebanyak 15 orang dengan angka prosentase sebesar 37,5%.
48
Tabel 4.3 Responden Menurut Tingkat Pendidikan Terakhir
No
Alternatif Jawaban
F
%
a
SD/MI
4
10
b
SLTP/MTs
6
15
c
SLTA/MA
10
25
d
D I/II/III
5
12,5
e
S1/s2/s3
15
37.5
Jumlah
40
100 Sumber: Data Responden
Berdasarkan Tabel 4.3, diatas ternyata tingkat pendidikan terakhir responden beragam hampir semua ada dari tingkat SD/MI sebanyak 4 orang dengan angka prosenatse sebesar 10% dan dari pendidikan SLTP/MTs ada 6 orang dengan angka prosentase sebesar 15%, untuk tingkat SLTA/MA 10 orang dengan angka prosenatse sebesar 25%, untuk tingkat D I/II/III dengan angka prosentase sebesar 12,5%, dan lulusan S1/S2/S3 cukup mendominasi dengan angka prosentase 37,5%, dan untuk lulusan S2 hanya 3 orang dengan angka prosentase sebesar 20%.
49
Tabel 4.4 Responden Menurut Pendapatan Perbulan
No
Alternatif Jawaban
F
%
a
Rp.1000.000-1.500.000
4
10
b
Rp.1.500.000-2.500.000
6
15
c
Rp.2.500.000-5.000.000
15
37.5
d
>Rp5.000.000
5
12.5
Jumlah
40
100 Sumber: Data Responden
Berdasarkan tabel 4.4 diatas rata-rata pendapatan respoden beada pada level Rp.2.500.000-5.000.000 sebanyak 15 orang dengan angka prosenatse sebesar 37,5%. Ini menunjukkan bahwa tingkat kemakmuran respoden sudah sangat baik jika pendapatan perbulan mereka berkisar diantara Rp.2.500.0005.000.000. B. RESPON MAJELIS WAKIL
CABANG
NAHDLATUL
ULAMA
KALIDERES TERHADAP ASURANSI SYARIAH Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan data tentang respon MWC NU terhadap asuransi syariah. Secara umum digunakan metode tes yang jawabannya sudah tersedia. Banyaknya objektif tes yang digunakan untuk
50
mengetahui respon MWC terhadap asuransi syariah secara umum berjumlah 5 item. Hasil kuisioner tersebut. secara umum dijabarkan dan dijawab oleh 45 responden dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 4.5 Responden Menurut Lama Menjadi Anggota NU
No
Alternatif Jawaban
F
%
a
>1 Tahun
0
0
b
5 Tahun
5
12.5
c
5-15 Tahun
10
25
d
15-25 Tahun
15
37.5
e
>25 Tahun
10
25
Jumlah
40
100 Sumber: Data Responden
Berdasarkan tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa keanggotaan responden yang menjadi anggota Majlis Wakil Cabang Nahdatul Ulama (NU) kalideres Jakarta Barat, yang sudah menjadi anggota kurang dari 5 tahun sebanyak 5 orang dengan angka prosentase sebesar 12,5%, yang sudah menajdi anggota selama 5-15 dan >25 tahun sama MWC-sama sebanyak 10
51
orang respoden dengan angka prosentase sebesar 25%, sedangkan yang sudah menjadi anggota menjadi anggota>25 tahun ada 10 orang respoden dengan angka prosentase sebesar 25%. Ini menujukkan bahwa para anggota MC Nahdatul Ulama (NU) kalideres Jakarta Barat, adalah orang yang cukup militan dan loyalitas terhadap organisasi. Tabel 4.6 Bagaimana pendapat anda tentang asuransi syariah di MWC NU Kalideres Jakarta Barat
No
Alternatif Jawaban
F
%
a
Sangat bagus
0
0
b
Bagus
43
95.5
c
Tidak tahu
1
2.2
d
Tidak bagus
1
2.2
e
Sangat tidak bagus
0
0
Jumlah
45
100 Sumber : Diolah dari data Lapangan
Tabel
4.6 menunjukkan bahwa responden yang
tahu akan akan
asuransi syariah ada 43 orang dengan angka prosentase sebesar 95,5% , sedangkan responden yang menjawab tidak tahu mengenai asuransi syariah
52
hanya ada 1 orang dengan angka prosentase sebesar 2,2% . ini menujukkan bahwa sudah banyak masyarakat khususnya anggota organisasi MWC yang mengetahui akan asuransi syariah. Tabel 4.7 Bagaimana menurut anda produk-produk yang ditawarkan oleh asuransi syariah No
Alternatif Jawaban
F
%
a
Sangat menarik
0
0
b
Menarik
34
75,5
c
Tidak tahu
11
24,4
d
Tidak menarik
0
0
e
Sangat tidak menarik
0
0
Jumlah
45
100
Sumber : Diolah dari data Lapanga Berdasarkan tabel 4. 7 menunjukkan bahwa produk –produk yang yang ditawarkan oleh asuransi syariah menurut hasil jawaban responden 34 orang yang menjawab bahwa produk yang ditawarkan asuransi menarik dengan angka prosentase sebesar 75,5%, sedangkan sebanyak 11 responden menjawab tidak tahu akan produk-pruk yang ditawarkan oleh asuransi syariah dengan angka prosentase sebesar 24,4%. Ini menunjukkan bahwa sosialisasi
53
dan pemasaran yang sangat intesn yang dilakukan oleh seluruh stack holder asuransi syariah sudah sangat baik. Tabel 4.8 Bagaimana menurut anda konsep bagi hasil yang diberikan oleh asuransi syariah
No
Alternatif Jawaban
F
%
a
Sangat puas
0
0
b
Puas
34
75,5
c
Tidak tahu
16
35,5
d
Tidak puas
0
0
e
Sangat tidak puas
0
0
Jumlah
45
100
Sumber : Diolah dari data Lapangan Berdasarkan tabel 4.8 menujukkan bahwa responden yang menjawab puas akan konsep bagi hasil yang diberikan oleh asuransi syariah ada 34 orang dengan angka prosentase sebesar 75,5%, sedangkan yang menjawab tidak tahu ada 16 orang dengan angka prosentase sebesar 35,5%. Ini menujukkan bahwa konsep bagi hasil yang di berikan oleh asuransi syariah sudah banyak yang diketahui oleh masyarakat.
54
Tabel 4.9 Bagaimana menurut anda prosedur pengklaiman yang diberikan oleh asuransi syariah? No
Alternatif Jawaban
F
%
a
Sangat puas
0
0
b
Puas
37
82,2
c
Tidak tahu
6
13,3
d
Tidak puas
2
4.4
e
Sangat tidak puas
0
0
Jumlah
45
100 Sumber : Diolah dari data Lapangan
Berdasarkan tabel 4.9 menujukkan bahwa responden yang menjawab puas mengenai prosedur pengklaiman yang diberikan oleh asuransi syari’ah ada 37 orang dengan angka prosentase sebesar 82,2%, sedangkan yang menjawab tidak tahu hanya ada 6 orang dengan angka prosentase sebesar 13,3%. Ini menujukkan bahwa prosedur pengklaiman yang diberikan oleh asuransi syari’ah sudah cukup memberikan kepuasan masyarakat khususnya angggota organisasi keagamaan MWC Nahdatul Ulama (NU) Kalideres Jakarta Barat..
55
Tabel 4.10 Bagaimana menurut anda pelayanan atau jasa yang diberikan oleh asuransi syari’ah? No
Alternatif Jawaban
F
%
A
Sangat puas
1
2.2
B
Puas
30
66,6
C
Tidak tahu
14
31,1
D
Tidak puas
0
0
E
Sangat tidak puas
0
0
Jumlah
45
100 Sumber : Diolah dari data Lapangan
Berdasarkan tabel 4.10 menujukkan bahwa responden yang menjawab sangat puas pelayanan atau jasa yang diberikan oleh asuransi syari’ah hanya ada 1 orang dengan angka prosentase sebesar 2,2%, dan yang menjawab puas ada 30 responden dengan angka prosentase sebesar 66,6%, sedangkan yang menjawab tidak tahu hanya ada 14 orang dengan angka prosentase sebesar 31,1%. Ini menujukkan bahwa pelayanan atau jasa yang diberikan oleh asuransi syari’ah cukup memberikan kepuasan masyarakat khususnya angggota
organisasi keagamaan MWC Nahdatul Ulama (NU) Kalideres Jakarta Barat..
56
Tabel 4.11 Bagaimana menurut anda bahwa di asuransi syaria’ah tidak memakai konsep bunga melainkan konsep bagi hasil? No
Alternatif Jawaban
F
%
A
Sangat setuju
5
11,1
B
Setuju
21
46,6
c
Tidak tahu
19
42,2
d
Tidak setuju
0
0
e
Sangat tidak setuju
0
0
Jumlah
45
100
Sumber : Diolah dari data Lapangan Berdasarkan tabel 4.11 menujukkan bahwa responden yang menjawab sangat setuju mengenai asuransi syaria’ah tidak memakai konsep bunga melainkan konsep bagi hasil hanya ada 5 orang dengan angka prosentase sebesar 11,1%, dan
yang menjawab setuju ada 21 responden dengan angka prosentase sebesar 46,6%, sedangkan yang menjawab tidak tahu ada 19 orang dengan angka prosentase sebesar 42,2%. Ini menujukkan bahwa mengenai asuransi syaria’ah tidak memakai konsep bunga melainkan konsep bagi hasil masyarakat banyak
setuju yang khususnya angggota organisasi keagamaan MWC Nahdatul Ulama (NU) Kalideres Jakarta Barat..
57
Tabel 4.12 Bagaimana menurut anda tentang daya tarik masyarakat pada asuransi syari’ah? No
Alternatif Jawaban
F
%
A
Sangat tertarik
1
2,2
B
Tertarik
26
57,7
C
Tidak tahu
17
37,7
D
Tidak tertarik
1
2.2
E
Sangat tidak tertarik
0
0
Jumlah
45
100
Sumber : Diolah dari data Lapangan Berdasarkan tabel 4.12 menujukkan bahwa responden yang menjawab sangat tertarik mengenai daya tarik masyarakat pada asuransi syari’ah hanya ada 1 orang dengan angka prosentase sebesar 2,2%, dan yang menjawab tertarik ada
26 responden dengan angka prosentase sebesar 57,7%, sedangkan yang menjawab tidak tahu ada 17 orang dengan angka prosentase sebesar 37,7%, dan yang menjawab tidak tertarik hanya ada 1 orang dengan angka prosentase sebesar 2,2%.Ini menujukkan bahwa asuransi syari’ah
cukup mendapat
perhatian dari masyarakat khususnya angggota organisasi keagamaan MWC Nahdatul Ulama (NU) Kalideres Jakarta Barat.
58
Tabel 4.13 Bagaimana menurut anda tentang daya tarik Ormas NU pada Asuransi syariah di MWC NU Kalideres Jakarta Barat? No
Alternatif Jawaban
F
%
A
Sangat tinggi
2
4,4
B
Tinggi
38
84,4
C
Tidak tahu
5
11,1
D
Tidak tinggi
0
0
E
Sangat tidak tinggi
0
0
Jumlah
45
100 Sumber : Diolah dari data Lapangan
Berdasarkan tabel 4.13 menujukkan bahwa responden yang menjawab sangat tinggi mengenai daya tarik Ormas NU pada Asuransi syariah di MWC NU Kalideres Jakarta Barat hanya ada 2 orang dengan angka prosentase sebesar
4,4%, dan responden yang menjawab tinggi ada 38 responden dengan angka prosentase sebesar 84,4,7%, sedangkan yang menjawab tidak tahu hanya ada 5
orang dengan angka prosentase sebesar 11,1%. Ini menujukkan bahwa
asuransi syari’ah cukup mendapat perhatian dari masyarakat khususnya ormas
MWC NU Kalideres Jakarta Barat.
59
Tabel 4.14 Bagaimana menurut anda dengan adanya asuransi syari’ah?
No
Alternatif Jawaban
F
%
A
Sangat puas
5
11,1
B
Puas
30
66,6
C
Tidak tahu
10
22,2
D
Tidak puas
0
0
E
Sangat tidak puas
0
0
Jumlah
45
100 Sumber : Diolah dari data Lapangan
Berdasarkan tabel 4.14 menujukkan bahwa responden yang menjawab sangat puas mengenai keberadaan asuransi syari’ah
ada 5 orang dengan angka
prosentase sebesar 11,1%, dan yang menjawab puas ada 20 responden dengan angka prosentase sebesar 66,6%, sedangkan yang menjawab tidak tahu ada 10 orang dengan angka prosentase sebesar 22,2%. Ini menujukkan bahwa asuransi keberadan asuransi syari’ah cukup memberikan kepuasan kepada masyarakat
khususnya angggota organisasi keagamaan MWC Nahdatul Ulama (NU) Kalideres Jakarta Barat.
60
Tabel 4.15 Bagaimana menurut anda daya saing asuransi syari’ah dengan asuransi konvensional? No
Alternatif Jawaban
F
%
A
Sangat baik
2
4,4
B
Baik
35
77,7
C
Tidak tahu
8
17,7
D
Tidak baik
0
0
E
Sangat tidak baik
0
0
Jumlah
40
100 Sumber : Diolah dari data Lapangan
Berdasarkan tabel 4.15 menujukkan bahwa responden yang menjawab sangat baik
mengenai
daya daya saing asuransi syari’ah dengan asuransi
konvensional hanya ada 2 orang dengan angka prosentase sebesar 4,4%, dan
responden yang menjawab baik ada 35 responden dengan angka prosentase sebesar 77,7%, sedangkan yang menjawab tidak tahu hanya ada 8 orang dengan angka prosentase sebesar 17,7%. Ini menujukkan bahwa daya saing asuransi syari’ah dengan asuransi konvensional cukup tinggi.
61
Korelasi Data Penelitian ini mengandung 2 variabel yang perlu diuji seberapa kuat
atau lemah hubungan antara 2 variabel. Dua variable yang dimaksud adalah Lamanya menjadi pengurus dengan Respon anggota organisasi Keagamaan Nahdlatul Ulama (NU) MWC Kalideres Jakarta Barat . Selanjutnya penulis melakukan uji signifikan r-Produk Moment, uji signifikan adalah untuk menjenarilisi populasi, artinya apa yang terjadi pada sample akan diberlakukan kepada populasi darimana sampel diambil. Maksudnya apabila pada sampel hubungan positif (+), maka setekah diuji siginifikan, ternyata hubungan positif pula , maka hubungan positif berlaku pula pada populasi, apabila pada sampel terdapat hubungan negatif (-) setelah di uiji signifikan ternyata ada hubungan negatif, maka hubungan negatif berlaku pula kepada populasi. Akan tetapi bila pada sample ada hubungan positif (+) atau negtaif (-), setelah di uji signifikan ternyata tidak ada hubungan (maksudnya menerima Ho), maka hubungan positif (+) dan negatof (-) yang terdapat pada sampel tidak signifikan, artinya tidak bisa diberlakukan kepada populasi, dengan demikian pada populasi tidak ada hubungan.1 Pada korelasi product moment (r), ada 2 cara untuk menguji signifikan yaitu dengan r-tes dan t-tes. Akan tetapi dalam hal ini penulis melakukan dengan menggunakan uji r-tes sebagai berikut: Lamanya Menjadi anggota NU (X) terhadap Respon asuransi syariah (Y) adapun datanya sebagai berikut: 1
Ali Mauludi, Statistika I penelitian Ekonomi Islam dan Sosial , Jakarta PT. Prima Heza Lestari, 2006, h. 102
62
No
Lamanya menjadi
Respon
Responden
Anggota NU (X)
Terhadap asuransi syariah (X)
1
3
44
2
4
36
3
3
41
4
4
40
5
3
37
6
4
38
7
3
41
8
4
39
9
3
40
10
3
36
11
2
41
12
4
37
13
3
39
14
4
39
15
3
31
16
2
38
17
2
37
18
2
33
19
3
39
20
3
36
21
2
40
22
1
37
23
2
40
24
2
38
63
25
2
36
26
1
36
27
1
37
28
1
38
29
1
34
30
1
38
31
1
39
32
2
36
33
2
38
34
2
37
35
2
36
36
1
39
37
2
40
38
2
37
39
2
39
40
1
37
41
1
39
42
1
40
43
1
40
44
1
37
64
X2
Y2
44
1936
9
17424
4
36
1296
16
20736
3
3
41
1681
9
15129
4
4
40
1600
16
25600
5
3
37
1369
9
12321
6
4
38
1444
16
23104
7
3
41
1681
9
15129
8
4
39
1521
16
24336
9
3
40
1600
9
14400
10
3
36
1296
9
11664
11
2
41
1681
4
6724
12
4
37
1369
16
21904
13
3
39
1521
9
13689
14
4
39
1521
16
24336
15
3
31
961
9
8649
16
2
38
1444
4
5776
17
2
37
1369
4
5476
18
2
33
1089
4
4356
19
3
39
1521
9
13689
20
3
36
1296
9
11664
21
2
40
1600
9
14400
22
1
37
1369
1
1369
23
2
40
1600
4
6400
No
Lamanya
Respon
Rspnden
menjadi Anggota NU (X)
Terhadap asuransi syariah (X)
1
3
2
X.Y
65
24
2
38
1444
4
5776
25
2
36
1296
4
5184
26
1
36
1296
1
1296
27
1
37
1369
1
1369
28
1
38
1444
1
1444
29
1
34
1156
1
1156
30
1
38
1444
1
1444
31
1
39
1521
1
1521
32
2
36
1296
1
1296
33
2
38
1444
4
5776
34
2
37
1369
4
5476
35
2
36
1296
4
5184
36
1
39
1521
1
1521
37
2
40
1600
4
6400
38
2
37
1369
4
5476
39
2
39
1521
4
6084
40
1
37
1369
1
1369
41
1
39
1521
1
1521
42
1
40
1600
1
1600
43
1
40
1600
1
1600
44
1
37
1369
1
1369
45
1
36
1296
1
1296
Jumlah
X 98
Y 1706 X
2
64906
Y 2 262
XY 64906
66
Untuk membuktikan apakah ada korelasi antara variable X dan Variabel Y digunakan rumus korelasi product moment yang penulis gunakan adalah:
rxy
N XY X Y
N X
2
X 2 N Y 2 Y 2
Keterangan:
rxy
rxy
:Angka indeks korelasi antara variable X dan Variabel Y
N
: Jumlah responden
XY
:Jumlah perkalian antara skor X dan Y
X
:Jumlah seluruh skor
Y
:Jumlah seluruh skor Y
45(64906) (98)(1706)
45(64906) (98)
Dari table korelasi diatas diperoleh angka-angka untuk perhitungan korelasi antara variable X dan Y, dan angka-angka yang dimasukkan kedalam rumus produk moment itu adalah:
67
Variabel
N
45
X
98
Y
1706
XY
64906
X
Y
2
2
64906
262
N= 45 Tingkat Kesalahan 5%, ternyata di dapat r-tabel pada baris n= 45 sebesar 0,288
= 2.920, 7 – 167, 1
=
27.536
19.603 27.925
27,536 27,536 1,176 547,4 23,4
68
Ternyata r-hitung (1,176) > dari r tabel, dan berada pada menerima Ho, artinya ada hubungan positf yang signifikan. Artinya juga ada hubungan positif yang ada pada sampel bisa dijeneralisasikan (diberlakukan) kepada seluruh populasi sebanyak 45 kasus. Dan ini menujukkan bahwa angka r = 1,176 adalah signifikan.
C. Analisis dan Interpretasi Data Dari hasil prosentase jawaban responden pada umumnya menunjukkan tanggapan yang sangat baik. Respon Organisasi Masyarakat Keagamaan terhadap eksistensi asurans syariah pada umumnya sangat mempengaruhi prosentase tanggapan responden tentang eksistensi asuransi syari’ah yang baik dapat dilihat dari beberapa factor seperti lamanya menjadi pengurus dan lain sebagainya ada kaitannya dengan eksistensi asuransi syarah. Hal ini terdapat dari penyebaran angket. Untuk mengetahui hubungan antara 2 variabel yang diteliti, cara yang digunakan yaitu: memberikan interpretasi terhadap angka indeks, korelasi “r” product moment secara sederhana. Tingkat koefisen korelasi “r” yang dikemukakan oleh Suharsini Arikunto dalam bukunya adalah sebagai berikut: 0.00-0.20 : sangat rendah (hamper tidak ada korelasi) 0.21-0.40 : korelasi rendah 0.41-0.70 : korelasi cukup
69
0.71-0.90 : korelasi tinggi 0.91-1-00 : korelasi sangat tinggi atau sempurna Dengan menggunakan perhitungan perhitungan diatas, dapat dikatakan bahwa hubungan antara lamanya jadi pengurus dengan
Respon terhadap
eksistensi asuransi syariah berada tingkat hubungan rxy =1,176 terletak pada rentan 0.91-1.00. Jadi dapat ditarik kesimpulan ada korelasi positif yang signifikan antara lamanya jadi pengurus variable (x) dengan Respon Terhadap Eksistensi Asuransi Syari’ah variable (Y). 2
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek Edisi Revisis V, Jakarta, Rineka, Cipta,2002 ,. h. 16
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis membahas mengenai “Respon Organisasi Masyarakat Keagamaan Terhadap Eksistensi Asuransi Syariah “(Studi Pada MWC NU Kalideres Jakarta Barat). Maka dapat dikemukakan beberapa temuan yaitu: 1. Secara Keseluruhan status sosial ekonomi Ormas NU di MWC Kalideres ditinjau dari dimensi usia, pendidikan, pendapatan,
didalam masyarakat
termasuk dalam kategori menengah. Hal ini ditujukan pada table 4.2, 4.3, 4.4 yang berisi klasifikasi respoden berdasarkan tingkat pendidikan, pendapatan 2. Secara keseluruhan respon MWC NU Kalideres terhadap asuransi syariah adalah Sangat positif. hal ini dibuktikan pada hasil uji korelasi r- product moment. 3. Hasil uji korelasi r- product moment r-hitung (1,176) > dari r tabel, dan berada pada menerima Ho, artinya ada hubungan positf yang signifikan. Artinya
juga
ada
hubungan
positif
yang
ada
pada
sampel
bisa
dijeneralisasikan (diberlakukan) kepada seluruh populasi sebanyak 45 kasus. Dan ini menujukkan bahwa angka r = 1,176 adalah signifikan.Dari hasil prosentase jawaban responden pada umumnya menunjukkan tanggapan yang
70
71
sangat baik. Respon Organisasi Masyarakat Keagamaan terhadap eksistensi asurans syariah pada umumnya sangat mempengaruhi prosentase tanggapan responden tentang eksistensi asuransi syariah yang baik dapat dilihat dari beberapa faktor seperti lamanya menjadi pengurus dan lain sebagainya ada kaitannya dengan eksistensi asuransi syarah. Hal ini terdapat dari penyebaran angket.
B. Saran-saran Berdasarkan temuan dan kesimpulan sebagaimana telah dipaparkan, maka beberapa saran yang kirannya perlu disampaikan untuk perkembangan asuransi syariah kedepan yaitu: Hendaknya
PT
Asuransi
Syari’ah
mempertahankan
bahkan
meningkatkan kinerjannya agar respon masyarakat umum dan Ormas NU di Mwc NU khususnya dapat tetap baik pada asuransi syariah. 1. Hendaknya asuransi syariah lebih meningkatkan lagi sosialisasi dan promosi mengenai
produk-produk dan prinsip kerja yang dimiliki oleh asuransi
syari’ah terutama basis massa Islam yang belum memiliki perhatian terhadap asuransi syariah. 2. Hendaknya asuransi syariah lebih memperhatikan lagi kinerja kantor asuransi Syariah dari semua segmen, terutama segmen masyarakat yang memiliki latar belakang status sosial ekonomi kalangan menengah dan atas karena mereka lebih
72
3. Realistis dan rasional dalam menilai sesuatu dibandingkan dari kalangan bawah. Kepada pihak akademisi maupun praktisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Jurusan Muamalah.