RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON TAHUN 2015 - 2019
KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIAN BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
I
RENCANA STRATEGIS BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON TAHUN 2015 – 2019
RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
II
Kata Pengantar Dalam rangka pelaksanaan Undang Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, serta penjabaran Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Badan Karantina Pertanian (BARANTAN) telah menetapkan Rencana Strategis Badan Karantina Pertanian Tahun 2015-2019 pada tahun 2015, seiring dengan itu Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon sebagai salah satu unit pelaksana teknis BARANTAN juga wajib menetapkan Rencana Strategis Tahun 2015-2019. Mempertimbangkan perubahan lingkungan strategis dalam pelaksanaan pembangunan nasional dan pembangunan pertanian sejak tahun 2010 sampai tahun 2014, diperlukan langkah-langkah terobosan yang bukan merupakan upaya terpisah dari kebijakan sebelumnya, tetapi merupakan upaya terintegrasi yang saling memperkuat dalam rangka percepatan pembangunan karantina pertanian, terutama untuk meningkatkan upaya perlindungan terhadap kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan, lingkungan, dan keanekaragaman hayati, serta keamanan pangan. Badan Karantina Pertanian akan meningkatkan peran guna melakukan mitigasi gangguan terhadap ketahanan pangan melalui perlindungan kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan dari serangan hama dan penyakit hewan karantina (HPHK), dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK), kemudian mendukung terwujudnya keamanan pangan, memfasilitasi perdagangan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan akses pasar komoditas pertanian, serta meningkatkan citra dan kualitas pelayanan publik. Sehubungan dengan hal tersebut, Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon telah melakukan review Rencana Strategis Badan Karantina Pertanian 20102014 dengan menetapkan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, Indikator Kinerja Utama, program dan kegiatan, serta anggaran yang diperlukan dalam rencana strategis Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon 2015–2019 dengan mengacu pada Rencana Strategis Badan Karantina Pertanian Tahun 20152019. Rencana Strategis Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon Tahun 2015-2019 ini selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi bagi Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon tahun 2015-2019. Diharapkan Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon dapat meningkatkan kontribusi terhadap perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat. Cilegon, Juni 2015 Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon
Drh. Bambang Haryanto, MM
RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
III
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................. KATA PENGANTAR ................................................................ DAFTAR ISI ............................................................................
ii iii iv
1. PENDAHULUAN ........................................................... 1 2. TUJUAN ....................................................................... 3 3. PROFIL BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON ...................................................................... 5 A. Karakteristik UPT .................................................... 7 B. Geografis ................................................................. 10 C. Data Frekuensi dan Volume Kegiatan Lalu lintas Media Pembawa HPHK/OPTK .................................. 12 i. Lalu Lintas Media Pembawa HPHK .................... 12 ii. Lalu Lintas Media Pembawa OPTK ..................... 22 iii. Pengawasan dan Penindakan ............................ 28 4. PERMASALAHAN .......................................................... 53 A. Operasional ............................................................. 53 B. Non Operasional ...................................................... 55 5. ANALISA RESIKO (swot) ................................................ 57 6. RENCANA KERJA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON ....................................................... 59 A. Penguatan Kelembagaan ................................................59 B. Penguatan SDM..............................................................59 C. Pengembangan Infrastruktur/Sarana/Prasarana....................................59 7. PENUTUP ..................................................................... 60 8. LAMPIRAN MATRIK RENCANA KERJA 5 TAHUN (TA. 2015-2019) ...........................................................
RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
IV
1. PENDAHULUAN Pada RPJMN tahap-3 (2015-2019), sektor pertanian masih menjadi sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Peran strategis sektor pertanian tersebut digambarkan dalam kontribusi nyata pada penyediaan bahan pangan dan bahan baku industri kecil dan menengah, penyumbang nyata Produk Domestik Bruto (PDB), penghasil devisa negara, penyerap tenaga kerja, sumber utama pendapatan rumah tangga perdesaan, penyediaan bahan pakan dan bioenergi, serta berperan dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca. Sejalan dengan Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 2015-2045, pembangunan sektor pertanian dalam lima tahun ke depan (2015-2019) akan mengacu pula pada paradigma pertanian untuk pembangunan (agriculture for development) yang memposisikan sektor pertanian sebagai penggerak transformasi pembangunan yang berimbang dan menyeluruh mencakup aspek demografi, ekonomi, intersektoral, spasial, institusional, dan tata kelola pembangunan. Sasaran pembangunan pertanian ke depan yang disesuaikan dengan cakupan pembangunan pertanian yang lebih luas dan skala yang lebih besar guna mengungkit peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani. Dengan mencermati hasil evaluasi selama periode lima tahun terakhir dan perubahan paradigma sebagaimana tertuang dalam SIPP. Pendirian Badan Karantina Pertanian (BARANTAN) merupakan amanat dari Undang Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan. Dengan demikian, keberadaan BARANTAN tidak terlepas dari strategi pemerintah untuk menjaga kelestarian sumberdaya alam
hayati
perkarantinaan.
hewan Dalam
dan
tumbuhan
perkembangan
melalui
penyelenggaraan
perencanaan
dan
strategi
pembangunan nasional, BARANTAN memegang peran besar dalam mendukung kebijakan ketahanan atau kedaulatan pangan melalui mitigasi gangguan terhadap ketahanan pangan. Sedangkan berdirinya Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon yang merupakan salah satu unit RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
1
pelaksana teknis BARANTAN yang berkedudukan di Kota Cilegon Provinsi Banten merupakan merupakan hasil reorganisasi atau penggabungan dua unit pelaksana teknis karantina antara Stasiun Karantina Hewan Kelas II Merak dengan Stasiun Karantina Tumbuhan Kelas II Merak sesuai dengan dikeluarkannya
Peraturan
Menteri
Pertanian
Nomor:
22/Permentan/OT.140/4/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian. Mitigasi gangguan terhadap ketahanan pangan merupakan salah satu faktor strategis yang berpengaruh besar terhadap keberhasilan perwujudan kedaulatan pangan nasional. Oleh karena itu, penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) di bidang perkarantinaan hewan dan tumbuhan diperlukan guna mewujudkan pencapaian sasaran strategis Kementerian Pertanian, yakni peningkatan ketahanan pangan dan peningkatan nilai tambah dan daya saing. Dinamika
lingkungan
strategis
pembangunan
di
Indonesia
turut
mempengaruhi perkembangan tugas dan fungsi Badan Karantina Pertanian (BARANTAN). Setidaknya terdapat 3 (tiga) aspek yang memiliki relevansi dengan tugas dan fungsi tersebut, yakni: Pertama, aspek fundamental (mendasar), yakni bagaimana tugas, fungsi dan peran Badan Karantina Pertanian mampu memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan dan arah pembangunan nasional yang tertuang dalam RPJMN 2015-2019; Kedua, aspek esensial (penting), yakni bagaimana tugas dan fungsi ini mampu meningkatkan ketahanan pangan nasional dan daya saing bangsa; serta Ketiga, aspek kekinian, yakni kemampuan Badan Karantina Pertanian mengikuti dinamika lingkungan strategis organisasi, khususnya untuk menyelaraskan diri dengan visi dan misi kepemimpinan nasional. Terkait dengan Sembilan Agenda Pembangunan Prioritas (NAWA CITA), keberadaan
tugas,
fungsi, dan
peran
Badan
Karantina
Pertanian
(BARANTAN) memiliki keterkaitan erat dengan agenda ke-6 “peningkatan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional” dan agenda ke-7 “mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
2
strategis ekonomi domestik”. Dengan demikian, keberadaan Badan Karantina Pertanian (BARANTAN) turut berkontribusi guna mendukung dan mewujudkan visi kepemimpinan nasional untuk mewujudkan swasembada pangan nasional. Salah satu fungsi utama Kementerian Pertanian yang diperankan oleh Badan
Karantina
Pertanian
adalah
berkaitan
dengan
penyediaan
sumberdaya pertanian yang berkelanjutan guna menjamin keamanan pangan.
Pelaksanaan
fungsi
tersebut
dilakukan
melalui
kegiatan
pengawasan dan sertifikasi impor dan ekspor, verifikasi dan audit kesesuaian persyaratan teknis, serta penetapan kawasan/area dan sertifikasi karantina antar area dalam rangka mewujudkan daya saing pasar internasional. 2. TUJUAN Berdasarkan
Peraturan
Menteri
Pertanian
Nomor
22/Permentan/OT.140/4/2008 tentang Organisasi dan Tata kerja Unit Pelaksana teknis Karantina Pertanian menyatakan bahwa UPT Karantina Pertanian mempunyai tugas pokok yaitu : melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati hewani nabati. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut
diatas,
Balai
Karantina
Pertanian
Kelas
II
Cilegon
menyelenggarakan fungsi : 1. Penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan; 2. Pelaksanaan
pemeriksaan,
pengasingan,
pengamatan,
perlakuan,
penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan media pembawa hama penyakit hewan karantina (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK); 3. Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK; 4. Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK; 5. Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati; 6. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan tumbuhan; RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
3
7. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati; 8. Pengelolaan sistem informasi, dokumentasi dan sarana teknik karantina hewan dan tumbuhan; 9. Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelangggaran peraturan perundang-undangan di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan keamanan hayati hewan dan nabati; 10. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
Untuk merumuskan kegiatan yang berkelanjutan pada 2015-2019 diperlukan perumusan visi dan misi unit kerja yang merangkum serta mengadaptasi dari visi dan misi Kementerian Pertanian dan Badan Karantina Pertanian. Visi Kementerian Pertanian adalah “Terwujudnya sistem pertanianbioindustri berkelanjutan yang menghasilkan beragam pangan sehat dan produk bernilai tambah tinggi berbasis sumberdaya lokal untuk kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani.” Visi Badan Karantina Pertanian (BARANTAN), yaitu: “Menjadi Instansi yang Tangguh dan Terpercaya Dalam Perlindungan Kelestarian Sumberdaya Alam Hayati Hewan dan Tumbuhan, Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati serta Keamanan Pangan”. Visi dalam Renstra Badan Karantina Pertanian (BARANTAN) di atas, selanjutnya menjadi acuan dalam penyusunan Visi Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon, yaitu “Menjadi Unit Pelaksana Teknis yang Tangguh dan Terpercaya
dalam
Pemberian
Pelayanan
Karantina
Hewan
dan
Tumbuhan serta Keamanan Hayati Hewani Nabati”. Untuk mewujudkan visi dalam kaitannya dengan tugas pokok dan fungsi Badan Karantina Pertanian, maka Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon menetapkan Misi, yaitu: 1) Melindungi kelestarian sumber daya alam Indonesia khususnya pulau Jawa-Sumatera dari masuk dan menyebarnya Hama Penyakit Hewan
RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
4
Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK). 2) Mendukung terwujudnya keamanan pangan. 3) Memberikan jaminan kesehatan terhadap media pembawa yang dilalu-lintaskan. 4) Memfasilitasi perdagangan dan mendukung akses pasar komoditas pertanian 5) Menjaga citra dan kualitas pelayanan publik. 6) Memberikan pelayanan yang Aman, Nyaman, Mudah, dan Murah. 7) Memberikan Pelayanan yang Cepat, Tepat dan Akurat. Setelah perumusan misi unit kerja akhirnya Rencana Strategis Operasional Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon pada Tahun 2015-2019 menetapkan tujuan pelaksanaan kegiatan, yaitu : 1. Terjaganya sumber daya alam hayati hewan dan tumbuhan dari serangan HPHK dan OPTK 2. Terjaminnya keamanan produk pertanian yang berasal dari hewan dan tumbuhan 3. Pengendalian importasi dan percepatan eksportasi melalui pencegahan masuk dan keluarnya media HPHK dan OPTK 4. Memberdayakan masyarakat dalam pelaksanaan perkarantinaan 5. Mewujudkan pelayanan prima 3. PROFIL BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON Pendirian Badan Karantina Pertanian (BARANTAN) merupakan amanat dari Undang Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan. Dengan demikian, keberadaan BARANTAN tidak terlepas dari strategi pemerintah untuk menjaga kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan melalui penyelenggaraan perkarantinaan. Dalam perkembangan perencanaan dan strategi pembangunan nasional, BARANTAN memegang peran besar dalam mendukung kebijakan ketahanan atau kedaulatan pangan melalui mitigasi gangguan terhadap ketahanan pangan RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
5
Berdirinya BKP Kelas II Cilegon yang merupakan salah satu unit pelaksana teknis BARANTAN yang berkedudukan di Kota Cilegon Provinsi Banten merupakan merupakan hasil reorganisasi atau penggabungan dua unit pelaksana teknis karantina antara Stasiun Karantina Hewan Kelas II Merak dengan Stasiun Karantina Tumbuhan Kelas II Merak sesuai dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22/Permentan/OT.140/ 4/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian. Sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22/Permentan/OT.140 /4/2008 BKP Kelas II Cilegon memiliki tugas berupa “Melaksanakan Kegiatan Operasional Perkarantinaan Hewan dan Tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati” serta menyelenggarakan fungsi berupa : 1) Penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan 2) Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan,
penolakan,
pemusnahan
dan
pembebasan
media
pembawa HPHK dan OPTK 3) Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK 4) Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK 5) Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati 6) Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan tumbuhan 7) Pelaksanaan
pemberian
pelayanan
operasional
pengawasan
kemanan hayati hewani dan nabati 8) Pengelolaan sistem informasi, dokumentasi, dan sarana teknik karantina hewan dan tumbuhan 9) Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan keamanan hayati hewani dan nabati 10) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
6
a. Karakteristik BKP Kelas II Cilegon Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon sebagai salah satu unit pelaksana teknis Badan Karantina Pertanian yang mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksanakan cegah tangkal masuk dan tersebarnya HPHK/OPTK dari dan ke Wilayah Negara Kesatuan Republik Indoensia khususnya Wilayah Provinsi Banten. Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon berada pada posisi yang sangat strategis karena merupakan pintu masuk dan keluar yang menghubungkan dua pulau besar dan terpadat yaitu pulau Jawa dan Pulau Sumatera sehingga mempunyai tugas yang cukup berat. Kegiatan Operasional Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon baru berlangsung mulai tahun 2008 yang merupakan hasil reorganisasi atau penggabungan dua unit pelaksana teknis karantina antara Stasiun Karantina Hewan Kelas II Merak dengan Stasiun Karantina Tumbuhan Kelas II Merak sesuai dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 22/Permentan/OT.140/4/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian. Kegiatan operasional meliputi kegiatan teknis dan administrasi termasuk administrasi kepegawaian, keuangan dan lain sebagainya. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian tersebut juga April 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian dijelaskan bahwa nama, tempat kedudukan dan wilayah kerja, Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon merupakan Unit Pelaksana Teknis Badan Karantina Pertanian yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung terhadap Kepala Badan Karantina Pertanian. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia nomor 44/Permentan/OT.140/3/2014, BKP Kelas II Cilegon memiliki 7 (tujuh) wilayah kerja untuk kegiatan Pemasukan Media Pembawa ke dalam wilayah negara RI (Impor), Pengeluaran MP dari dalam wilayah negara RI (Ekspor), serta Pemasukan dan Pengeluaran MP di dalam wilayah RI (Antar area) dengan rincian sebagai berikut : RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
7
1) Tempat Pemasukan MP ke dalam wilayah negara RI (Impor) Pelabuhan Laut Ciwandan Pelabuhan Laut Merak Mas Pelabuhan Laut Cigading Pelabuhan Laut Bojonegara 2) Tempat Pengeluaran MP dari dalam wilayah negara RI (Ekspor) Pelabuhan Laut Ciwandan Pelabuhan Laut Cigading Pelabuhan Laut Merak Mas Pelabuhan Laut Bojonegara 3) Tempat Pemasukan dan Pengeluaran MP di dalam wilayah RI (Antar area) Pelabuhan Laut Ciwandan Pelabuhan Laut Penyeberangan Bojonegara Pelabuhan Laut Cigading Pelabuhan Penyebrangan Merak Pelabuhan Laut Merak Mas Pelabuhan Laut Labuan Pelabuhan Laut Karangantu BKP Kelas II Cilegon juga memiliki karakteristik memiliki pelabuhan penyebrangan (Jawa – Sumatera) untuk kegiatan antar area terpadat khususnya untuk wilayah kerja Pelabuhan Penyeberangan Merak dengan waktu pelayanan 7 hari 24 jam. Selain itu, juga memiliki pelabuhan rakyat yang cukup strategis untuk kegiatan antar area yang berada di pesisir utara (Pelabuhan Laut Karangantu) dan di pesisir selatan (Pelabuhan Laut Labuhan). Kegiatan impor maupun ekspor MP yang dilakukan di tempat pemasukan di BKP Kelas II Cilegon berupa kapal curah serta kapal kontainer berhubungan langsung dengan luar negeri.
RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
8
Jumlah pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon sampai dengan 31 Desember 2015 adalah sebanyak
66 (enam puluh enam)
orang
dengan komposisi sebagai berikut: 1. Pendidikan S3 sebanyak 1 orang yaitu doktor 2. Pendidikan S2 sebanyak 14 orang terdiri dari, master sains 5 orang dan dokter hewan 9 orang; 3. Pendidikan S1 sebanyak 13 orang terdiri dari 2 orang sarjana ekonomi, 8 orang sarjana pertanian, 2 orang sarjana sosial, 1 orang sarjana teknik; 4. Pendidikan D3 sebanyak 13 orang terdiri dari diploma teknik informatika 1 orang, diploma akuntasi 1 orang, diploma perlindungan tanaman 2 orang, diploma HPT 1 orang, diploma peternakan 1 orang, diploma teknisi peternakan 1 orang, diploma kesehatan ternak terpadu 1 orang, diploma higiene makanan 1 orang, diploma managemen usaha peternakan 1 orang, diploma kesehatan hewan 2 orang dan diploma teknis medis veteriner 1 orang. 5. Pendidikan SLTA sederajat sebanyak 25 orang. 6. 4 orang memegang jabatan struktural, 51 orang memegang jabatan fungsional, 11 orang sebagai staf administrasi dengan rincian sebagai berikut: 1 Orang Kepala Balai 1 Orang Kasubag Tata Usaha 1 Orang Kasie Karantina Hewan 1 Orang Kasie Karantina Tumbuhan 1 Orang Fungsional Arsiaris 21 Orang Fungsional Karantina Hewan 29 Orang Fungsional Karantina Tumbuhan 11 Orang Staf Administrasi Berdasarkan golongan pegawai terdiri dari Golongan IV sebanyak 2 (dua) orang yaitu Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon dan POPT ahli madya, golongan III sebanyak 33 (tiga puluh tiga) orang, Golongan II sebanyak 31 (tiga puluh satu) orang. RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
9
Adapun struktur organisasi pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon dapat dilihat pada bagan berikut :
KEPALA BALAI
Ka Sub Bagian Tata Usaha
Kepala Seksi Karantina Hewan
Kepala Seksi Karantina Tumbuhan
Kelompok Jabatan Fungsional
b. Geografis Keberadaan Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon sangat strategis karena di wilayah Propinsi Banten terutama di kota Merak terdapat Pelabuhan Penyeberangan Merak dan Pelabuhan Penyeberangan Bojonegara yang merupakan pintu gerbang dari Pulau Jawa ke Pulau Sumatera dengan lalu-lintas kapal penyeberangan yang sangat padat dan ramai. Selain itu keberadaan pelabuhan laut yang cukup banyak terdapat di daerah Propinsi Banten dengan aktifitas ekspor/ impor mempunyai peranan yang sangat vital sebagai pintu masuk/keluar hama penyakit hewan karantina dan organisme pengganggu tumbuhan karantina RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
10
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 22/Permentan/ OT.140/4/2008
tanggal
3
April
2008
dan
sebagaimana
telah
diperbaharui dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Pertanian Nomor:
44/Permentan/OT.140/3/2015
tentang
perubahan
atas
Permentan nomor: 94/Permentan/OT.140/12/2011 tentang tempat pemasukan dan pengeluaran media pembawa penyakit hewan karantina dan organisme pengganggu tumbuhan karantina, Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon merupakan Unit Pelaksana Teknis Badan Karantina Pertanian yang berada dibawah dan bertanggung jawab terhadap Kepala Badan Karantina Pertanian dengan kantor utama terletak di Jl.Raya Transit Cikuasa Pantai Merak Cilegon Banten dengan posisi terletak di antara 5°7’50” LS dan 105°1’11” disamping kantor utama Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon juga memiliki beberapa Wilayah Kerja sebagai berikut : 1. Ciwandan 2. Cigading 3. Bojonegara 4. Merak 5. Merak Mas 6. Labuhan 7. Karangantu, Berikut ini adalah peta kantor Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon beserta wilayah kerjanya :
PELABUHAN KARANGANTU
PELABUHAN LABUHAN
RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
11
c. Data Frekuensi / Volume Lalu Lintas I. Karantina Hewan 1. Kegiatan Impor Karantina Hewan Kegiatan importasi yang dilakukan seksi karantina hewan di BKP Kelas II Cilegon satu tahun terakhir hanya dilakukan terhadap importasi bahan baku pakan yaitu tepung asal hewan berupa tepung daging dan tulang/Meat Bone Meal (MBM). MBM tersebut berasal dari Australia yang masuk melalui wilayah kerja pelabuhan Indah Kiat / Merak Mas. Frekuensi importasi MBM satu tahun terakhir sebanyak 35 kali permohonan dengan volume total 6.095.527 kg MBM, 9 9
9
9 9
8 7 Pemeriksaan
6
5 5
5 5
5
Penahanan 4 4
Penolakkan
4 3
2
Pemusnahan
2 2
Sertifikasi
1 1
1
0 00 00 00 0
0 0
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Frekuensi importasi MBM satu tahun terakhir importasi di BKP Kelas II Cilegon terbilang cukup sedikit, dari grafik 1 terlihat bahwa frekwensi impor pada tahun 2015 mengalami peningkatan sekitar 318,18% dari 11 kali pada tahun 2014 naik menjadi 35 kali pada tahun 2015, akan tetapi jika dibandingkan dengan tahun 2010 terlihat adanya penurunan yang sangat signifikan. Pada tahun 2015 media pembawa yang dialulintaskan hanya berupa bahan baku pakan berupa MBM, sedangkan pada tahun 2010 media pembawa bahan baku pakan yang dilalulintaskan berupa
premix, choline
chloride, methionine,
monocalcium
phosphate, colistin sulphate, dicalcium phosphate, zink sulphate, RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 12 2015 - 2019
monopotasium phosphate dan ascorbate. MBM yang masuk tersebut dilakukan tindakan karantina dengan pengambilan sampel dan kemudian di uji laboratorium. Pengujian yang dilakukan adalah uji kemurnian kandungan daging pada media pembawa bahan pakan ternak MBM. Metode yang digunakan adalah uji apung dengan reagen TCE (Tetra Chlor Etilen).
2. Kegiatan Ekspor Karantina Hewan Lalulintas media pembawa ekspor melalui Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon satu tahun terakhir terdapat 2 (dua) kali frekuensi (grafik 3). Ekspor media pembawa karantina hewan berupa Residue of Starch Manufacture and Similar Residues for Cattle Feed yang merupakan bahan pakan asal tumbuhan turunan dari pengolahan jagung. Bahan pakan tersebut berjumlah sekitar 346.800 kg dengan Negara tujuan India. Lalu lintas ekspor karantina hewan di Balai Karantina Pertanian kelas II Cilegon ini baru pertama kali dilakukan selama ini. 2 2
2 1.8 1.6 1.4
Pemeriksaan
1.2
Penahanan
1
Penolakkan
0.8
Pemusnahan
0.6
Sertifikasi
0.4 0.2
0 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 0
0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Frekuensi ekspor karantina hewan
RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
13
3. Kegiatan Domestik Masuk Karantina Hewan Domestik masuk merupakan lalulintas media pembawa dari Pulau Sumatera
yang
masuk
ke
Pulau
Jawa
melalui Pelabuhan
Penyeberangan Merak. Jenis media pembawa yang dilalulintas domestik masuk satu tahun terakhir ini secara umum hampir sama dengan media pembawa yang dilalulintaskan pada tahun-tahun sebelumnya dengan tindakan karantina yang sama juga. Untuk hewan yang dilalulintaskan antara lain berupa kerbau, sapi, domba, kambing, babi, kuda, gajah, tapir, dan unggas (bebek,ayam, DOC, burung dan unggas kecil yang termasuk satwa liar). Untuk BAH antara lain daging ayam, daging babi, daging sapi, telur konsumsi, telur tetas dan madu. Hasil Bahan Asal Hewan yang dilalulintaskan antara lain bulu ayam, kulit kambing dan kulit sapi. 2500 2000 1500
1000 500 0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Pemeriksaan 1722 2023 2283 1555 1471 954
Jul Ags Sep Okt Nov Des 876 1033 1631 1434 1505 1829
Penahanan
0
1
1
3
0
0
0
0
4
0
3
0
Penolakkan
0
1
3
3
0
2
0
0
1
0
3
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Pemusnahan Sertifikasi
1722 2022 2280 1552 1471 952
876 1033 1630 1434 1502 1829
Frekuensi Domestik masuk melalui Pelabuhan Penyeberangan Merak selama tahun 2015.
Frekuensi domestik masuk selama tahun 2015 dari pulau Sumatera ke Pulau Jawa sebesar 18.303 kali dengan frekuensi paling tinggi pada bulan Maret yang mencapai 2280, sedangkan frekuensi yang paling rendah pada bulan Juli yaitu sebesar 876 kali. Dari grafik 4 RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 14 2015 - 2019
dapat diketahui selain sertifikasi dengan KH 12 atau pembebasan juga pernah dilakukan penahanan sebanyak 12 kali, penolakan sebanyak 13 kali dan pemusnahan sebanyak 1 kali.
No
Media Pembawa
1
Kerbau Bibit
2
Satuan
Frekuensi
Volume
Ekor
10
31
Kerbau Potong
Ekor
14
51
3
Sapi Bibit
Ekor
2,993
48,196
4
Sapi Potong
Ekor
1,219
19,659
5
Domba Bibit
Ekor
1
20
6
Domba Non Bibit
Ekor
5
97
7
Kambing Bibit
Ekor
224
16,877
8
Kambing Non Bibit
Ekor
805
61,527
9
Babi Bibit
Ekor
1
40
10
Babi Non Bibit
Ekor
454
20,302
11
Bebek Bibit
Ekor
4
2,420
12
Bebek Non Bibit
Ekor
15
8,600
13
Angsa Non Bibit
Ekor
1
12
14
Entog Non Bibit
Ekor
1
110
15
Ayam Non Bibit
Ekor
10,950
10,965,268
16
DOC
Ekor
134
1,958,268
17
Kuda
Ekor
13
35
18
Burung
Ekor
16
19,045
19
Gajah
Ekor
3
6
20
Unggas Kecil yang
Ekor
303
287,205
termasuk Satwa Liar Lainnya 21
Tapir
Ekor
1
3
22
Linsang
Ekor
1
2
RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
15
23
Beruang Madu
Ekor
1
1
24
Daging Ayam
Kilogram
74
134,309
25
Daging Babi
Kilogram
14
40,500
26
Daging Sapi
Kilogram
1
3,716
27
Daging Kambing
Kilogram
1
30
28
Jerohan Babi
Kilogram
1
5,500
29
Madu
Kilogram
145
157,476
30
Bulu Ayam
Kilogram
3
12,400
31
Kulit Kambing
Lembar
8
1,320
32
Kulit Sapi
Lembar
13
3,750
33
BAH Untuk Pakan
Kilogram
25
85,500
34
Telur Ayam Konsumsi
Kilogram
974
6,964,962
35
Telur Ayam Tetas
Butir
28
1,335,300
Frekuensi dan volume media pembawa domestik masuk selama tahun 2015
Dari tabel diatas terlihat bahwa ayam non bibit merupakan media pembawa yang paling banyak dilalulintaskan yaitu sebanyak 10.950 kali dengan total volume 10.965.268 ekor. Ayam non bibit ini sebagian besar merupakan ayam pedaging (broiler) yang siap dipotong untuk dikonsumsi masyarakat terutama untuk mencukupi kebutuhan daging ayam di Jabotabek. Satwa liar selama tahun 2015 yang dilalulintaskan antara lain tapir, linsang, beruang madu, gajah dan unggas kecil yang termasuk satwa liar. Frekuensi lalu lintas satwa liar ini sangat kecil dengan jumlah yang sedikit. 4. Kegiatan Domestik Keluar Lalulintas media pembawa yang dikeluarkan dari Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon melalui Pelabuhan Merak selama tahun 2015 berupa hewan, BAH, HBAH dan benda lain. Media pembawa tersebut antara lain : RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
16
1) Hewan: kerbau bibit, sapi bibit, kerbau potong, sapi potong, domba bibit, kambing bibit, babi bibit, kambing non bibit, domaba nono bibit, kelinci, marmot, ayam kalkun, bebek bibit, ayam bibit, ayam non bibit, DOC, anjing, kucing, kuda, ayam aduan, ayam hias, burung, liama, rusa, coatmundi, zebra, buaya dan kasuari. 2) BAH : daging domba, daging kambing, daging sapi, daging ayam, daging ayam beku, daging bebek/itikjerohan, hati, susu sapi, telur ayam, telur bebek/itik, telur buyung puyuh, dan telur ayam tetas. 3) HBAH: daging sapi olahan, daging ayam olahan, daging bebek,/itik olahan, keju dan mentega. 4) Benda lain: pakan hewan kesayangan dan pakan hewan ternak.
700 600 500 400 300 200 100 0
Jan Pemeriksaan 581
Feb 572
Mar 488
Apr 483
Mei 513
Jun 541
Jul 578
Ags 699
Sep 612
Okt 650
Nov 669
Des 645
Penahanan
0
0
0
0
2
1
0
0
0
3
4
14
Penolakkan
2
6
2
2
7
5
7
7
7
6
3
14
Pemusnahan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
579
466
486
481
506
536
571
692
605
644
665
631
Sertifikasi
Frekuensi domestik keluar selama tahun 2015
Lalu lintas domestik keluar yang menuju Pulau Sumatera sebagian besar berasal dari Jawa dan sebagian kecil antara lain berasal dari Madura, Bali dan Nusa Tenggara. Selama tahun 2015 frekuensi domestik keluar hewan yang melalui Pelabuhan Penyeberangan Merak sekitar 3.461 kali dengan total volume sebesar 25.855.059 ekor. BAH dan HBAH
sebanyak 4.820 kali dengan volume
RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
17
46.251.305 kilogram sedangkan benda lain sebanyak 29 kali dengan volume sebesar 23.680 kilogram. No Media Pembawa
Satuan
Frekuensi
Volume
1
Kerbau Bibit
Ekor
30
412
2
Sapi Bibit
Ekor
589
15899
3
Kerbau Potong
Ekor
1
11
4
Sapi Potong
Ekor
45
917
5
Domba Bibit
Ekor
72
1.864
6
Kambing Bibit
Ekor
229
16.843
7
Babi Bibit
Ekor
5
313
8
Kambing Non Bibit
Ekor
16
1.726
9
Domba Non Bibit
Ekor
1
10
10
Babi Non Bibit
Ekor
1
100
11
Kelinci
Ekor
9
1.608
12
Marmut
Ekor
1
30
13
Ayam Kalkun
Ekor
1
15
14
Bebek Bibit
Ekor
3
2270
15
Ayam Bibit
Ekor
60
199.920
16
Ayam Non Bibit
Ekor
219
332.432
17
DOC
Ekor
18
Anjing
Ekor
462
18.676
19
Kucing
Ekor
4
4
20
Kuda
Ekor
30
136
21
Unggas Besar Kesayangan
Ekor
1
8
22
Ayam Aduan
Ekor
26
130
23
Ayam Hias
Ekor
7
33
24
Burung
Ekor
34
1.357
25
Llama
Ekor
1
2
26
Rusa
Ekor
2
4
1.611 25.260.338
RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
18
27
Coatimundi
Ekor
1
1
28
Zebra
Ekor
1
2
29
Buaya
Ekor
4
1089
30
Kasuari
Ekor
1
2
Total
3.461 25.855.059
Frekwensi dan Volume domestik keluar hewan selama tahun 2015
Lalu lintas media pembawa yang dikeluarkan melalui Pelabuhan Penyeberangan Merak paling banyak adalah DOC yaitu sebanyak 1.611 kali dengan jumlah 25.260.338 ekor. Jika kita bandingkan, terlihat bahwa hewan yang paling banyak keluar adalah DOC sedangkan domestik masuknya berupa ayam non bibit. Hal ini menunjukan pasokan DOC Sumatera sebagian besar masih dipasok dari breeding farm yang ada di Jawa, sedangkan pasokan ayam non bibit
yang masuk Ke Jawa untuk memenuhi kebutuhan pasokan
daging ayam di Jawa. Lalu lintas satwa liar selama tahun 2015 juga terjadi dengan adanya pengeluaran liama, coatimundi, zebra, buaya dan kasuari.
No Media Pembawa
Satuan
Frekuensi
Jumlah
1
Daging Domba
Kilogram
1
18.210
2
Daging Kambing
Kilogram
101
14.252
3
Daging Sapi
Kilogram
297
621.612
4
Daging Ayam
Kilogram
364
1.878.593
5
Daging Ayam Beku
Kilogram
76
394.019
6
Daging Bebek / Itik
Kilogram
17
4.827
7
Jerohan Hewan Lainnya
Kilogram
8
18.185
8
Hati
Kilogram
9
23.886
9
Jerohan Sapi
Kilogram
24
25.216
Kilogram
6
220
10 Susu Sapi Segar
RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
19
11 Telur Ayam
Kilogram
107
280.867
12 Telur Bebek / Itik
Kilogram
36
65.000
13 Telur Burung Puyuh
Kilogram
73
259.100
14 Telur Ayam Tetas
Butir
698
28.794.469
15 Daging Sapi Olahan
Kilogram
454
528.398
16 Daging Ayam Olahan
Kilogram
1.459
7.566.693
17 Daging Bebek / Itik Olahan
Kilogram
2
500
76
597.255
Kilogram
679
4.988.906
20 Keju
Kilogram
206
151.822
21 Mentega
Kilogram
127
19.275
22 Pakan Hewan Kesayangan
Kilogram
26
3.580
23 Pakan Hewan Ternak
Kilogram
3
20.100
18 Hasil Olahan Lainnya yang berasal dari Daging Hewan 19 Hasil Olahan Lainnya yang berasal dari Susu
Frekwensi dan Volume domestik keluar BAH dan HBAH selama tahun 2015
Dari table diatas dapat terlihat frekuensi tertinggi pengeluaran HBAH berupa daging ayam olahan yaitu sebesar 1.459 kali dengan volume 7.566.693 kg. Jumlah paling banyak media pembawa yang dilalu lintaskan berupa telur tetas dengan jumlah 28.794.469 butir. Telur tetas ini dikirim ke breeding farm di Sumatera.
Data perbandingan frekwensi dan volume lalu lintas seksi karantina hewan impor, ekspor, domestik masuk dan domestik keluar selama kurun waktu 6 (enam) tahun terakhir dapat disajikan seperti tabel dibawah ini:
RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
20
FREKWENSI SEKSI LALU-LINTAS KARANTINA HEWAN 2010-2015 2010
2011
2012
2013
2014
2015
IMPOR
91
49
32
7
11
61
EKSPOR
-
-
-
-
-
2
DM
10.826
5.658
6.203
5.710
11.732
18.303
DK
11.075
20.023
13.808
8.443
8.764
6.842
21.992
25.730
20.043
14.160
20.507
25.208
perbandingan frekwensi lalu lintas KH 2010-2015 25,000
Axis Title
20,000 15,000 10,000 5,000 IMPOR EKSPOR
2010 91
2011 49
2012 32
2013 7
2014 11
2015 61
-
-
-
-
-
2
DM
10,826
5,658
6,203
5,710
11,732
18,303
DK
11,075
20,023
13,808
8,443
8,764
6,842
RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
21
II. Karantina Tumbuhan 1. Kegiatan Impor Karantina Tumbuhan Impor
adalah
salah
satu
kegiatan
perdagangan
yang
pelaksanaannya harus dilakukan pengawasan Petugas Karantina untuk mencegah masuk dan tersebarnya OPTK kedalam wilayah Negara Republik Indonesia. Kegiatan impor Karantina Tumbuhan pada TA. 2015 antara lain : Komoditas atau Media Pembawa impor yang masuk melalui Wilayah Kerja Pelabuhan Cigading adalah : Media Pembawa Soyabean meal (Bungkil kedelai) pada TA. 2015 dengan volume 1.181.997.345 kg, frekuensi 451 kali dan PNBP Rp. 487.543.949. Frekuensi tahun 2015 mengalami penurunan 1.528% bila dibandingkan TA. 2014 (458 kali). Media Pembawa Zea mays (Jagung) pada TA. 2015 yaitu dengan volume 1.675.682.831 kg, frekuensi 401 kali dan PNBP Rp. 848.543.925. Frekuensi tahun 2015 mengalami kenaikan 9,26% bila dibandingkan TA. 2014 (367 kali). Media Pembawa Glycine max (Kedelai) pada TA. 2015 yaitu dengan volume 398.239.152 kg, frekuensi 64 kali dan PNBP Rp. 200.451.557. Frekuensi tahun 2015 mengalami kenaikan 45.45% bila dibandingkan TA. 2014 (44 kali). Komoditas atau Media Pembawa impor yang masuk melalui wilayah kerja Pelabuhan Ciwandan adalah : Media Pembawa Triticum aestivum (Biji Gandum) pada TA. 2015 yaitu dengan volume 1.219.450.643 kg, Frekuensi 137 kali dan PNBP Rp. 614.035.322. Frekuensi tahun 2015 mengalami kenaikan 38% dibandingkan frekuensi pada TA. 2014 (100 kali). Komoditas atau Media Pembawa impor yang masuk melalui wilayah kerja Pelabuhan Indah Kiat atau Merak Mas adalah : Media Pembawa Kayu Lapis pada TA. 2015 yaitu dengan volume 894 m3, Frekuensi 1 kali dan PNBP Rp. 929.000. Frekuensi tahun RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
22
2015 mengalami penurunan 66.66% dibandingkan frekuensi pada TA. 2014 (3 kali). Media Pembawa Kopi Biji pada TA. 2015 yaitu dengan volume 6.410.997 kg, Frekuensi 38 kali dan PNBP Rp. 7.410.997. Frekuensi tahun 2015 mengalami kenaikan 850% dibandingkan frekuensi pada TA. 2014 (4 kali). Media Pembawa Beras pada TA. 2015 yaitu dengan volume 51.650.000 kg, Frekuensi 4 kali dan PNBP Rp. 20.760.000. Frekuensi tahun 2015 mengalami penurunan 20% dibandingkan frekuensi pada TA. 2014 (5 kali). Media Pembawa Tepung Tapioka pada TA. 2015 yaitu dengan volume 8.199.550 kg, Frekuensi 3 kali dan PNBP Rp. 3.851.940. Media Pembawa Tepung Jagung pada TA. 2015 yaitu dengan volume 3.454.000 kg, Frekuensi 12 kali dan PNBP Rp. 1.681.600.
Kegiatan impor karantina tumbuhan yang dilaksanakan di Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon tidak hanya berupa komoditas atau media pembawa yang dipergunakan untuk pakan ternak, tetapi juga
media
pembawa
yang
dipergunakan
untuk
konsumsi.
Berdasarkan Permentan Nomor 88 Tahun 2011, media pembawa impor yang diperuntukkan untuk konsumsi digolongkan kepada MPPSAT. Oleh karena itu kegiatan 8 P tidak hanya dilakukan terhadap pemeriksaan OPTK tetapi juga terhadap target pengujian PSAT yang telah ditetapkan di Permentan Nomor 88 Tahun 2011. Perusahaan pengimpor BKP Kelas II Cilegon melakukan permohonan pengujian ke salah satu laboratorium swasta yang telah terakreditasi yaitu PT. Saraswanti Indo Genetech. Negara pengimpor komoditas PSAT cukup banyak frekuensinya yaitu Vietnam 35 kali, Australia 31 kali, Thailand 8 kali, Rumania 1 kali, India 6 kali, Rusia 4 kali, Amerika Serikat 40 kali, Canada 8 kali, Brasil sebanyak 3 kali dan Ukraina 3 kali. RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
23
2. Kegiatan Ekspor Karantina Tumbuhan Adapun kegiatan ekspor karantina tumbuhan pada TA. 2015 adalah sebagai berikut : a. Jagung Biji Volume 10.151.240 kg, frekuensi 35 kali dan PNBP Rp. 2.582.249. b. Tepung Jagung Volume 11.907.671 kg, frekuensi 54 kali dan PNBP Rp. 3.190.602. c. Dedak Gandum Volume 8.471.660 kg, frekuensi 27 kali dan PNBP Rp. 2.158.480. d. Furniture Volume 25.238 m3, frekuensi 2 kali dan PNBP Rp. 51.261,75. e. Tepung Terigu Volume 15.906.820 kg, frekuensi 192 kali dan PNBP Rp. 6.153.440. f.
Wheat Pollard Volume 502.800 kg, frekuensi 2 kali dan PNBP Rp. 140.400.
g. Tepung Gandum Volume 16.936.880 kg, frekuensi 52 kali dan PNBP Rp. 4.179.500. h. Bleaching Earth Volume 1.080.000 kg, frekuensi 3 kali dan PNBP 336.000. i.
Jagung Pati Volume 150.008 kg, frekuensi 5 kali dan PNBP 105.004.
3. Kegiatan Domestik Keluar Karantina Tumbuhan Petugas Karantina Tumbuhan (POPT) di BKP Kelas II Cilegon dalam melaksanakan tupoksi 8P selain kegiatan impor, ekspor maupun PSAT, kegiatan 8P Antar Area (Masuk dan Keluar) juga dilaksanakan dengan menggunakan sistem piket. Kegiatan antar area dilaksanakan sesuai dengan Permentan Nomor 11 Tahun 2011 yang terdiri dari antar area masuk (Sumatera-Jawa) dan antar area RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
24
keluar (Jawa-Sumatera).
Perbandingan antara antar area masuk
dan antar area keluar yang paling banyak adalah frekuensi antar area keluar (Jawa-Sumatera). MP-OPTK yang dilaksanakan meliputi tindakan pemeriksaan terhadap berbagai jenis tanaman dan hasil tanaman, termasuk bahan konsumsi, tanaman hias dan bibit tanaman. Jumlah total pemeriksaan fisik MP untuk kegiatan operasional antar area keluar TA. 2015 sebanyak 27.134 sertifikasi (KT-12).Pemeriksaan sebanyak 133.656.552 btg dan 872.581 kg.
4. Kegiatan Domestik Masuk Karantina Tumbuhan Jumlah total pemeriksaan fisik MP untuk kegiatan operasional antar area masuk TA. 2015 sebanyak 87 sertifikasi (KT-9). Pemeriksaan berupa Tanaman Hidup Bukan Benih (berupa pohon) sebanyak 345.814 kg.
Data perbandingan frekwensi dan volume lalu lintas seksi karantina tumbuhan impor, ekspor, domestik masuk dan domestik keluar beberapa tahun terakhir dapat disajikan seperti tabel dibawah ini: FREKWENSI SEKSI LALU-LINTAS KARANTINA TUMBUHAN 2010-2015 2010
2011
2012
2013
2014
2015
IMPOR
477
586
767
888
1.004
1.127
EKSPOR
14
3
129
76
173
376
DM
23
5
9
1
5
44
DK
18.199
14.122
20.586
11.097
15.574
27.134
18.713
14.716
21.491
12.062
16.756
28.681
RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
25
perbandingan frekwensi lalu lintas KT 2010-2015 30,000
Axis Title
25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 IMPOR
2010 477
2011 586
2012 767
2013 888
2014 1,004
2015 1,127
EKSPOR
14
3
129
76
173
376
DM
23
5
9
1
5
44
DK
18,199
14,122
20,586
11,097
15,574
27,134
Rekapitulasi volume kegiatan impor KT TA. 2013 s/d TA. 2015 No
MP- OPTK Impor
Volume (kg) 2013
2014
2015
1
Bungkil Kedelai
1,116,478,287
1,251,151,961
1,181,997,345
2
Jagung
1,548,764,287
1,629,968,395
1,675,682,831
3
Kedelai
474,032,657
335,881,887
398,239,152
4
Gandum
863,865,610
911,353,660
1,219,450,643
5
Kayu Olahan
-
-
-
6
Kayu Bass
-
-
-
7
Kopi Biji
-
670,308
6,410,997
8
Perabotan Kayu
-
-
-
9
Kayu Lapis
-
-
894
10
Beras
41,300,000
29,150,000
51,650,000
11
Tepung Tapioka
-
-
8,199,550
12
Tepung Jagung
-
-
3,454,000
4,044,440,841
4,158,176,211
4,545,085,412
Jumah Voume
RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
26
Rekapitulasi dan grafik volume kegiatan impor PSAT TA. 2014 s/d TA. 2015 MP-PSAT
2014 29,150,000 911,353,660 192,421,225 335,881,887 670,308
Beras Gandum Biji Jagung Kedelai Kopi Biji
2015 51,650,000 1,219,450,643 193,233,598 379,238,552 6,418,543
Volume impor MP-PSAT 2014 dan 2015 Volume
1,500,000,000 1,000,000,000 500,000,000
2014
-
2015 Beras
NO
Gandum Biji
Jagung
Kedelai
Kopi Biji
Rekapitulasi dan grafik volume kegiatan ekspor TA. 2013 s/d TA. 2015 Volume MP-OPT Ekspor 2013 2014 2015
1
Kulit Kayu
14,400
-
-
2
Jagung Germ
2,240,000
-
-
3
Jagung Biji
6,078,831
7,516,610
10,151,240
4
Tepung Jagung
8,000,000
6,543,450
11,907,671
5
Dedak Gandum
-
7,266,750
8,471,660
6
Kedelai
-
14,510,000
-
7
Furniture
-
105
2.5238
8
Tepung Terigu
-
8,726,950
15,906,820
9
Kayu Olahan
-
405
-
10
Wheat Pollard
-
-
502,800
RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
27
11
Tepung Gandum
-
-
16,936,880
12
Bleaching Earth
-
-
1,080,000
13
Jagung Pati
-
-
150,008
Volume MP-OPT Ekspor 18,000,000 16,000,000 14,000,000
12,000,000 10,000,000 8,000,000
2013
6,000,000
2014
4,000,000
2015
2,000,000 -
III. Pengawasan dan Penindakan/ WASDAK Pelaksanaan
pengawasan
dan
penindakan
didasarkan
pada
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian,
Pusat
Kepatuhan,
Kerjasama
Perkarantinaan sebagai unit Eselon
dan
Informasi
II pada Badan Karantina
Pertanian. Tugas dan Fungsi Pusat KKIP adalah melakukan penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, pemantauan dan evaluasi di bidang pengawasan dan penindakan perkarantinaan, yang dilakukan melalui tindakan pre-emptif, preventif, dan penegakan hukum.”
RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
28
MEKANISME PENGAWASAN DAN PENINDAKAN DALAM PELAYANAN
Uraian Tugas dan Fungsi Pengawasan dan Penindakan Lingkup Badan Karantina Pertanian, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Karantina Pertanian
berdasarkan
Keputusan
Kepala
Badan
Karantina
Pertanian Nomor: 2052/Kpts/OT.160/L/10/2011 Tanggal 5 Oktober 2011 adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan Pre-Emptif Tindakan pre-emptif adalah tindakan atau upaya yang dilakukan oleh Petugas Karantina Hewan dan/atau Petugas Karantina Tumbuhan untuk membina kesadaran masyarakat dan petugas karantina agar mentaati peraturan perundang-undangan di bidang karantina hewan, tumbuhan dan keamanan hayati. a) Melaksanakan sosialisasi kepada semua pihak yang terkait, baik internal maupun eksternal tentang pengawasan dan penindakan pelanggaran di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati dalam rangka meningkatkan efektifitas pencegahan masuknya HPHK dan OPTK serta keamanan hayati; RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
29
b) Melakukan koordinasi dan kerjasama internal maupun eksternal dengan instansi terkait dalam pelaksanaan dan evaluasi kegiatan pre-emptif terhadap pelanggaran di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati; c) Melakukan kompilasi dan mengelola peraturan perundangundangan yang terkait dengan pengawasan dan penindakan di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati; d) Mengadministrasikan kegiatan pre-emptif terhadap pelanggaran di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati; e) Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kegiatan preemptif. 2. Kegiatan Preventif Tindakan Preventif adalah tindakan atau upaya yang dilakukan oleh Petugas Karantina Hewan dan/atau Petugas Karantina Tumbuhan untuk meniadakan kesempatan masyarakat untuk melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang karantina hewan, tumbuhan dan keamanan hayati. a. Membangun
jejaring kerja
(net working)
untuk menggali
informasi adanya dugaan pelanggaran di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati; b. Melakukan penindakan
tindakan
preventif
perkarantinaan
dalam
hewan
dan
pengawasan tumbuhan
dan serta
pengawasan keamanan hayati terhadap sistem perkarantinaan dan keamanan hayati, media pembawa HPHK, media pembawa OPTK, PSAT, tindakan karantina, orang, alat angkut, peralatan, air, atau pembungkus yang diketahui atau diduga membawa HPHK atau OPTK, media pembawa lain (sampah), baik di tempat pemasukan dan pengeluaran yang tidak ditetapkan maupun di tempat pemasukan dan pengeluaran yang ditetapkan RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
30
termasuk di luar tempat pemasukan dan pengeluaran, meliputi: a) kegiatan intelijen karantina; b) kegiatan patroli karantina; dan c) kegiatan monitoring dan evaluasi; c. Menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk penyelenggaraan
tugas
dan
fungsi
preventif
terhadap
pelanggaran di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati, baik di tempat pemasukan dan pengeluaran
yang
tidak
ditetapkan
maupun
di
tempat
pemasukan dan pengeluaran yang ditetapkan termasuk di luar tempat pemasukan dan pengeluaran; d. Melakukan koordinasi dan kerjasama internal maupun eksternal dengan instansi terkait dalam pelaksanaan dan evaluasi kegiatan preventif terhadap pelanggaran di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati; e. Mengadministrasikan kegiatan preventif terhadap pelanggaran di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati; 3. Penegakan Hukum (Represif) Tindakan penegakan hukum adalah penindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Karantina untuk melakukan penyidikan atas dugaan adanya tindak pidana di bidang karantina hewan, tumbuhan dan keamanan hayati. Melakukan penanganan pelanggaran dan tindak pidana melalui kegiatan penyidikan oleh PPNS sesuai bidangnya, antara lain: 1) Melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan berkenaan dengan tindak pidana karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati; 2) Melakukan pemanggilan terhadap seseorang untuk didengar dan diperiksa sebagai Tersangka atau Saksi dalam tindak pidana karantina
hewan,
karantina
tumbuhan
dan
pengawasan
keamanan hayati; RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
31
3) Melakukan penggeledahan dan penyitaan barang bukti tindak pidana karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati; 4) Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang atau badan hukum sehubungan dengan tindak pidana karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati; 5) Membuat dan menandatangani Berita Acara; 6) Menghentikan penyidikan apabila tidak didapat cukup bukti tentang adanya tindak pidana karantina hewan, karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati; a) Melakukan koordinasi dan kerjasama internal dan eksternal dengan instansi terkait dalam penanganan kasus pelanggaran dan tindak pidana di bidang karantina hewan, tumbuhan dan keamanan hayati; b) Mengadministrasikan kegiatan represif terhadap pelanggaran di bidang karantina hewan, tumbuhan dan keamanan hayati; c) Melakukan tindak lanjut atas pengaduan dari masyarakat dan informasi lainnya mengenai dugaan adanya pelanggaran di bidang karantina hewan, tumbuhan dan keamanan hayati; Pelaksanaan kegiatan Kewasdakan di Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon diantaranya dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Sidang Perkara Pembawa Daging Babi Hutan (celeng) Ilegal Senin, 09 Februari 2015 , 00:00:00 http://bkp2cilegon.karantina.pertanian.go.id/IN/berita-detail/sosialisasi-moubarantan-polri-di-gilimanuk.html
RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
32
Jumat, tanggal 06 Februari 2015, pukul 10.00 WIB Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon menyidangkan perkara pembawa daging babi hutan (celeng) illegal di Pengadilan Negeri Kelas IA Serang-Banten. Terdakwa atas nama NOPIANSYAH BIN JADIR asal Muara EnimSumatera Selatan terbukti bersalah melanggar pasal 31 ayat (2) Jo. Pasal 6 huruf (a) dan huruf (c) Undang Undang RI Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan dan berdasarkan Putusan Pengadilan No. 1/Pid.S/2015/PN.Srg, terdakwa dijatuhi Vonis pidana penjara selama 6 bulan dengan masa percobaan 1 tahun penjara dan denda Rp. 500.000, - subsidair 1 bulan kurungan. Sidang merupakan hasil penyidikan tersangka yang diamankan membawa daging babi hutan (celeng) sebanyak 3.075 Kg dari daerah Prabumulih-Sumatera Selatan menuju daerah Tangerang pada tanggal 09 November 2014 yang terjadi di Pelabuhan
Penyeberangan
Merak-Banten,
dimana
berkas
perkara
dinyatakan lengkap (P-21) oleh Kejati Banten pada tanggal 27 Januari 2015
2. 5, 974 kg. Daging babi hutan (celeng) Kembali Diamankan Selasa, 10 Februari 2015 , 00:00:00 http://bkp2cilegon.karantina.pertanian.go.id/IN/berita-detail/5,-974-kg.daging-babi-hutan-(celeng)-kembali-diamankan-1.html
Jumat, 06 Februari 2015, pukul 07.45 WIB, Balai Karantina Pertanian Kelas II
Cilegon
bersama
petugas
KSKP
Pelabuhan
Merak
kembali
menggagalkan upaya penyelundupan daging babi hutan (celeng) ilegal RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
33
sebanyak 5.974 kg dari daerah asal Palembang menuju Boyolali, Jawa Tengah. Daging babi hutan (celeng) diangkut menggunakan alat angkut truk colt diesel bernomor polisi AD 1924 AV yang dikemudikan oleh sopir atas nama Bambang Sutopo dan kernet Agus Sudaryanta. Daging babi hutan (celeng) tersebut tidak dilengkapi sertifikat kesehatan dari daerah asal dan tidak dilaporkan serta tidak diserahkan kepada petugas karantina pertanian di tempat pengeluaran maupun tempat pemasukan. Tersangka diduga melanggar Pasal 31 ayat (1) Jo. Pasal 6 huruf (a) dan huruf (c) atau Pasal 31 ayat (2) jo. Pasal 6 huruf (a) dan huruf (c) Undang Undang RI Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan. 3. Pemusnahan Daging Celeng Rabu, 11 Februari 2015 , 00:00:00 http://bkp2cilegon.karantina.pertanian.go.id/IN/berita-detail/pemusnahandaging-celeng-1.html
Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon memusnahkan daging celeng (babi hutan) ilegal hasil operasi pada 9 Nopember 2014. Daging ilegal ini sedianya akan disebar disejumlah tempat di Tangerang, Banten dan Boyolali, Jawa Tengah. Selain daging babi, petugas juga memusnahkan 396 kg minyak babi yang dikemas ke dalam 18 kaleng. Pemusnahan daging dan minyak babi dilakukan dengan alat incinerator di instalasi karantina hewan Balai Karantina Kelas II Cilegon, Rabu (11/2). Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian, Ir. Banun Harpini, Msc mengatakan pemusnahan dilakukan untuk mencegah penyebaran hama dan penyakit hewan. Selain itu, daging celeng ini tidak RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
34
dilengkapi
sertifikat
kesehatan
produk
hewan
dari
daerah
asal.
"Pemasukan daging ini melanggar UU No 16/1992 tentang karantina hewan, ikan dan tumbuhan,” kata Kepala Badan. Dijelaskan, upaya pencegahan masuknya daging celeng secera ilegal ini merupakan upaya memberikan pangan yang layak untuk dikonsumsi masyarakat dan kehalalan produk daging sapi yang dijual di pasaran. “Sepanjang yang kita ketahui, para penyelundup daging ini mengoplos daging babi dengan sapi di pasaran. Jadi kami menghimbau agar masyarakat berhati-hati dalam memilih daging dengan memperhatikan aspek kesehatan,” kata Beliau. 4. Putusan Sidang Pengadilan Negeri Kelas IA Serang Banten Tentang Kasus Pemasukan Daging Celeng Selasa, 14 April 2015 , 00:00:00 http://bkp2cilegon.karantina.pertanian.go.id/IN/berita-detail/putusan-sidangpengadilan-negeri-kelas-ia-serang-banten-tentang-kasus-pemasukandaging-celeng.html
Jumat, (10/04/2015), Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon kembali menyidangkan perkara membawa daging babi hutan (celeng) dan minyak babi illegal di Pengadilan Negeri Kelas IA Serang-Banten. Terdakwa atas nama Bambang Sutopo Bin Wibisono (52 tahun) asal Klaten-Jawa Tengah terbukti bersalah melanggar pasal 31 ayat (2) Jo. Pasal 6 huruf (a) dan huruf (c) Undang Undang RI Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan. Berdasarkan Putusan Pengadilan No. 2/Pid.S/2015/PN.Srg, terdakwa dijatuhi vonis pidana penjara selama 5 RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
35
(lima) bulan dengan masa percobaan selama 10 (sepuluh) bulan dan denda Rp. 500.000, - subsidair 1 bulan kurungan. Sidang merupakan hasil penyidikan tersangka dimana berkas perkaranya dinyatakan lengkap (P-21) oleh Kejati Banten pada tanggal 25 Maret 2015. Sebelumnya tersangka diamankan tanggal 06 Februari 2015 di Pelabuhan Merak karena membawa daging babi hutan (celeng) sebanyak 5.974 Kg dan minyak babi sebanyak 396 Kg dari daerah Palembang-Sumatera Selatan menuju daerah Boyolali-Jawa Tengah yang tidak dilengkapi sertifikat kesehatan dari daerah asal dan tidak dilaporkan serta tidak diserahkan kepada petugas karantina pertanian. Barang bukti diangkut menggunakan truk colt diesel nopol. AD 1924 AV dan disembunyikan di dalam tumpukan karung serbuk gergaji guna mengelabui petugas. Daging celeng dan minyak babi tersebut dimusnahkan pada tanggal 11 Februari 2015. Hingga bulan April 2015 UPT Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon telah dua kali menyidangkan perkara yang sama. Sebelumnya pada tanggal 06 Februari 2015 BKP Kelas II Cilegon juga menyidangkan tersangka atas nama Nopiansyah Bin Jadir (39 tahun) warga Muara EnimSumatera Selatan yang membawa daging babi hutan (celeng) dari daerah Palembang menuju daerah Tangerang. Terdakwa dipidana penjara selama 6 bulan dengan masa percobaan 1 tahun dan denda sebesar Rp. 500.000, - subsidair 1 bulan kurungan. Upaya pencegahan masuknya daging celeng secara illegal ini merupakan upaya memberikan jaminan pangan yang layak untuk dikonsumsi masyarakat dan kehalalan produk daging sapi di pasaran. Hingga bulan April ini BKP Kelas II Cilegon telah dua kali menggagalkan upaya penyelundupan daging celeng dengan volume sebanyak 9.049 kilogram di Pelabuhan Merak. Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon menghimbau agar masyarakat berhati-hati dalam memilih daging dengan memperhatikan aspek kesehatan, sanitasi, dan kehalalan.
RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
36
5. Operasi Patuh Karantina Pertanian Rabu, 06 Mei 2015 , 00:00:00 http://bkp2cilegon.karantina.pertanian.go.id/IN/berita-detail/operasi-patuhkarantina-pertanian.html
Cilegon (05/05/2015), Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas II Cilegon menyelenggarakan kegiatan Operasi Patuh Karantina Pertanian di depan Kantor BKP Kelas II Cilegon dengan mengikutsertakan petugas dari BKSDA, Karantina Ikan, Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan (KSKP) Merak, Polsek Pulomerak, dan TNI. Kegiatan yang langsung dipimpin oleh Kepala BKP Kelas II Cilegon, drh. Bambang Haryanto, MM hal ini dilakukan untuk
memperketat
dan
meminimalisir
penyelundupan
hewan
dan
tumbuhan illegal yang beresiko menyebarkan hama dan penyakit hewan karantina (HPHK) serta organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) antar daerah. Operasi yang dilakukan dengan cara memberhentikan alat angkut dan memeriksa kelengkapan dokumen serta pemeriksaan fisik barang muatan ini dimaksudkan juga sebagai media sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat dan pengguna jasa agar pengiriman hewan dan tumbuhan sesuai dengan perosedur perkarantinaan. Operasi akan terus dilakukan beberapa bulan ke depan karena penyelundupan media pembawa HPHK seperti daging celeng dan burung tanpa sertifikat resmi dari Sumatera yang akan dikirim ke Pulau Jawa melalui Pelabuhan Merak terus meningkat, ungkap Kepala BKP Kelas II Cilegon. RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
37
6. Tersangka Penyelundup Burung Ilegal Kembali Disidangkan Senin, 08 Juni 2015 , 00:00:00 http://bkp2cilegon.karantina.pertanian.go.id/IN/berita-detail/tersangkapenyelundup-burung-ilegal-kembali-disidangkan.html
Serang, (05/06/2015), Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas II Cilegon kembali menyidangkan perkara membawa burung illegal di Pengadilan Negeri Kelas IA Serang-Banten. Terdakwa atas nama Akhmad Haryadi Bin Suroso (35 tahun) asal Palembang-Sumatera Selatan terbukti bersalah melanggar pasal 31 ayat (2) Jo. Pasal 6 huruf (a) dan huruf (c) Undang Undang RI Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan. Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Kelas IA SerangBanten No. 4/Pid.S/2015/PN.Srg tanggal 05 Juni 2015 terdakwa dijatuhi vonis pidana penjara selama 10 (sepuluh) bulan dengan masa percobaan selama 10 (sepuluh) bulan dan denda sebesar Rp. 500.000, - subsidair 1 bulan kurungan. Sidang merupakan hasil penyidikan tersangka dimana berkas perkaranya dinyatakan lengkap (P-21) oleh Kejati Banten tanggal 26 Mei 2015. Sebelumnya barang bukti berupa burung jalak kebo (401 ekor) dan terucuk (79 ekor) milik tersangka yang berprofesi sebagai pedagang burung tersebut diamankan tanggal 20 April 2015 di kantor Pelabuhan MerakCilegon-Banten karena tidak dilengkapi sertifikat kesehatan dari daerah asal Palembang-Sumatera Selatan dan tidak dilaporkan serta tidak diserahkan kepada petugas karantina pertanian. Burung akan dibawa menuju Pasar Pramuka-Jakarta dan dikemas dalam keranjang plastik RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
38
warna putih serta disembunyikan di dalam bagasi bus penumpang GIRI INDAH nopol. B 7874 WB. Barang bukti berupa burung, alat angkut, keranjang plastik, STNK, uang sisa ongkos kirim, dan identitas tersangka disita oleh penyidik PNS BKP Kelas II Cilegon guna pembuktian di tingkat persidangan. Sebelumnya pada tanggal 29 Mei 2015 BKP Kelas II Cilegon pernah menyidangkan perkara yang sama. Terdakwa atas nama Asep Ridwan Bin Aang terbukti bersalah melanggar pasal yang sama karena membawa burung Cucak Keling (542) ekor menggunakan bus LAJU PRIMA nopol. B 7604 XA dengan tidak dilengkapi sertifikat kesehatan dari daerah asal Prop. Jambi dan tidak dilaporkan serta tidak diserahkan kepada petugas karantina pertanian. Terdakwa dijatuhi vonis pidana penjara selama 6 (enam) bulan dengan masa percobaan selama 8 (delapan) bulan dan denda sebesar Rp. 500.000, - subsidair 1 bulan kurungan. Penindakan terhadap masuknya burung illegal yang tidak dilengkapi sertifikat kesehatan ini merupakan upaya BKP Kelas II Cilegon dalam mencegah masuk dan tersebarnya hama dan penyakit hewan karantina (HPHK) khususnya penyakit flu burung (avian influenza) antar pulau yang sangat berbahaya dan dapat menular dari hewan ke manusia (zoonosis). Terlebih lagi pada saat penangkapan burung tersebut sebagian dalam keadaan mati dan diangkut menggunakan bus yang di dalamnya masih terdapat banyak penumpang. 7. BKP Kelas II Cilegon Selenggarakan In House Training Etika Pelayanan Publik Jumat, 07 Agustus 2015 , 00:00:00
RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
39
Cilegon (07/08), dalam rangka meningkatkan kualitas standar pelayanan publik (SPP), Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas II Cilegon menyelenggarakn in-house ‘’Etika Pelayanan Publik’’ selama 4 (empat) hari yaitu tanggal 03 s/d 06 Agustus 2015 bertempat di ruang rapat BKP Kelas II Cilegon. Kegiatan yang mengundang trainer dari PT. Pandu Leantegra Technosmart tersebut bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme pegawai dalam hal pelayanan publik sehingga kualitas standar pelayanan publik kepada masyarakat semakin meningkat dalam rangka menuju good governance, ungkap kepala BKP Kelas II Cilegon drh. Bambang Haryanto, MM. Kegiatan diikuti oleh seluruh pegawai sebanyak 70 orang yang kemudian dibagi menjadi dua kelompok besar. Metode yang diterapkan dalam training ini adalah berupa psikotest, praktek dan simulasi, serta metode pengajaran yang sederhana dan bersifat abstrak seperti pemahaman mengenai ruang dan waktu yang ada pada diri seseorang. Dari absrak tersebut kemudian diimplementasikan dengan cara yang mudah dan sederhana yang dikenal dengan teknik mirroring dan repeating. Miroring adalah tindakan meniru atau pencerminan yang orang lain lakukan terhadap kita. Sedangkan repeating adalah mengulang-ulang apa yang dikatakan orang lain kepada kita. Salah satu trainer bernama Yanli Rahman, menuturkan bahwa training ini diharapkan dapat membimbing sesorang mengetahui bagaimana cara bekerja yang rapih, yang mudah, dan memudahkan orang lain dalam bekerja serta sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pada akhirnya meningkatkan soft skil dan pengembangan kemampuan sesorang. Orang yang berkembang akan mampu meningkatkan
kinerja
organisasi.
Permasalahan
utama
pada
pelayanan di instansi pemerintah adalah pelayanan yang diberikan bersifat self
oriented dan
kurang
menghargai
akan
kebutuhan
pelanggan. Selain itu mereka di training dengan cara yang salah dan RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
40
dengan zaman yang berbeda. Misalkan pada zaman orde baru orang lebih cenderung dilatih dengan prinsip militer sehingga lebih menekankan nilai-nilai kedisiplinan dan aspek penekanan, ujarnya. Etika pelayanan publik adalah mengenai bagaimana orang mampu melayani orang lain. Melayani bukanlah sesuatu hal yang sulit untuk dilakukan melainkan karena ada suatu syarat yang harus dipenuhi yaitu pelayan publik harus mengetahui siapa dirinya, apa yang ingin dia lakukan, apa yang tidak ingin dia lakukan dan kemudian berpikir apa yang bisa dia berikan kepada orang lain. Menjadi pelayan bukanlah dalam konteks menjadi sesuatu yang rendah. Proses melayani bukanlah seperti melayani dengan harus patuh pada majikan. Melainkan melayani agar orang yang kita layani mampu menempatkan sesuatu yang terbaik. Melayani dalam hal ini adalah seperti kita melayani anak kita menyuapi makan dan kemudian diberi arahan dan bimbingan. Pelatihan diharapkan dapat merubah paradigma melayani yang awalnya bersifat rendah menjadi sesuatu yang bermanfaat dan memilik arti yang besar sehingga seseorang dapat mencintai apa yang dikerjakannya sehingga pada akhirnya dapat mengetahui tujuan hidupnya. Selain itu agar seseorang dapat menghadapi tekanan baik yang datang dari dalam maupun dari luar, mengetahui karakter dan kemampuan dirinya sendiri. Orang yang memiliki kemampuan analitis tinggi dapat dengan mudah belajar hanya dari buku-buku atau prosedur yang detil dan tertulis. Sedangkan orang dengan kemampuan struktural tinggi akan lebih mudah belajar dengan sebuah cara-cara sederhana yang walaupun penyampaiannya hanya dengan lisan. Di sisi lain orang dengan kemampuan konseptual dapat belajar dengan cepat hanya dari gambar-gambar yang tersedia, ungkap trainer yang telah melatih sekitar 50 instansi swasta dan pemerintah itu. Di sela-sela acara, panitia kegiatan sekaligus sebagai ketua tim standar pelayanan publik BKP Kelas II Cilegon, Ir. Yadi Juniadi RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
41
mengatakan pelatihan ini sangat diperlukan untuk semua pegawai baik struktural, administrasi, fungsional maupun tenaga honorer karena masing-masing mempunyai pelanggan yang harus dilayani dengan baik terutama pelanggan dari masyarakat luar, mengingat semakin meningkatnya permohonan pelayanan pengguna jasa terkait pemeriksaan kesehatan komoditas pertanian ekspor, impor, dan antar area. 8. BKP Kelas II Cilegon Kembali Gelar Operasi Patuh Karantina Peertanian Jumat, 18 September 2015 , 00:00:00 http://bkp2cilegon.karantina.pertanian.go.id/IN/berita-detail/bkp-iicilegon-kembali-gelar-operasi-patuh-karantina-pertanian.html
Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas II Cilegon kembali menggelar operasi patuh karantina pertanian di depan kantor Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan (KSKP) Merak Cilegon-Banten pada Rabu malam (16/09). Operasi yang ke-3 selama tahun 2015 ini dimulai pukul 19.30 WIB dan diikuti oleh beberapa instansi terkait seperti Stasiun Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (SKIPM) Kelas II Merak, KSKP Merak, dan ASDP Pelabuhan Merak. Operasi dipimpin langsung oleh Kepala BKP Kelas II Cilegon, drh. Bambang Haryanto, MM dan Kepala KSKP Pelabuhan Merak, AKP. Nana Supriatna dan dihadiri oleh Manajer Operasional ASDP Merak, Nana Sutisna serta Kepala SKIPM Kelas II Merak, Jumadi, A.Pi, S.Pi, M.Si. Operasi yang diikuti oleh kurang lebih sekitar 60 personil ini dilakukan untuk memperketat
dan
meminimalisir
penyelundupan
hewan
RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
dan 42
tumbuhan illegal yang beresiko menyebarkan hama dan penyakit hewan, ikan, dan tumbuhan serta sebagai media sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat dan pengguna jasa agar pengiriman hewan dan tumbuhan sesuai dengan perosedur perkarantinaan. Operasi dilakukan dengan cara memberhentikan dan memeriksa alat angkut yang menyeberang dari pulau Sumatera ke Pulau Jawa. Satu persatu alat angkut diberhentikan dan diperiksa kelengkapan dokumen dan barang muatan yang dibawa guna memastikan tidak ada ada alat angkut yang membawa hewan, ikan, dan tumbuhan tanpa dilengkapi sertifikat kesehatan dan tidak dilaporkan kepada petugas karantina di daerah asal seperti penyelundupan daging celeng, bawang merah impor, dan komoditas pertanian lainnya. Kepala
KSKP
Merak
menambahkan
bahwa
operasi
juga
dimaksudkan untuk meminimalisir penyelundupan barang-barang terlarang. Selama tiga jam operasi petugas berhasil mengamankan 3 (tiga) alat angkut yang membawa komoditas hewan, ikan dan tumbuhan yang tidak dilengkapi sertifikat kesehatan dan tidak dilaporkan kepada petugas karantina di daerah asal. Dua diantaranya masing-masing membawa muatan berupa telur ayam sebanyak 5.025 kg dan pakan ternak sebanyak 8.500 kg dari daerah Lampung yang kemudian dilakukan penahanan guna memberi waktu kepada pengguna jasa agar dapat melengkapi dokumen yang dipersyaratkan. Satu alat angkut yang membawa komoditas perikanan diserahkan kepada petugas karantina ikan untuk ditindak lebih lanjut. 9. BKP Kelas II Cilegon Amankan Puluhan Ekor Burung Ilegal Selasa, 22 September 2015 , 00:00:00 http://bkp2cilegon.karantina.pertanian.go.id/IN/berita-detail/bkp-kelasii-cilegon-amankan-puluhan-ekor-burung-ilegal.html
RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
43
Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan (KSKP) Merak Cilegon bersama petugas Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas II Cilegon berhasil mengamankan burung sebanyak 34 (tiga puluh empat) ekor yang tidak dilengkapi sertifikat kesehatan dari daerah asal dan tidak dilaporkan serta tidak diserahkan kepada petugas karantina pertanian pada
Minggu
malam
(20/09)
di
Pelabuhan
Merak
Cilegon-
Banten. Burung yang diangkut menggunakan bus penumpang PT. Antar Lintas Sumatera (ALS) nomor BK 7763 DO jurusan MedanSurabaya-Malang itu terdiri dari jenis Murai Batu, Kacer, dan Cucak Hijau Mini yang berasal dari Tanjung Balai Asahan-Sumatera Utara dan Merangin-Jambi serta akan dibawa menuju ke daerah KediriJawa Timur. Burung tersebut diamankan dari dua orang pemilik yang berbeda yaitu atas nama DIMAS APRIAWAN warga Tanjung Balai Asahan dan YUDHISTIRA EKA PRATAMA warga Merangin-Jambi. Menurut pengakuan salah seorang pemiliki mereka mengetahui bahwa jika membawa burung harus dilengkapi sertifikat kesehatan dari daerah asal dan harus dilaporkan kepada petugas karantina namun karena keterbatasan waktu dan dikhawatirkan ketinggalan bus sebagai alat angkutnya akhirnya mereka terpaksa membawa burung tersebut tanpa dilengkapi dokumen apapun. Petugas kemudian melakukan penahanan terhadap burung tersebut sekaligus memberikan waktu kepada pemilik guna melengkapi dokumen yang dipersyaratkan. RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
44
Pengawasan dan penindakan terhadap masuknya burung illegal yang tidak dilengkapi sertifikat kesehatan ini merupakan upaya BKP Kelas II Cilegon dalam mencegah masuk dan tersebarnya hama dan penyakit hewan karantina (HPHK) khususnya penyakit flu burung (avian influenza) antar pulau yang berbahaya dan dapat menular dari hewan ke manusia (zoonosis). Terlebih lagi pada saat penangkapan burung tersebut diangkut menggunakan bus bersamaan dengan penumpang.
10. Karantina Cilegon Kembali Gelar Operasi Patuh Karantina Selasa, 10 November 2015 , 00:00:00 http://bkp2cilegon.karantina.pertanian.go.id/IN/berita-detail/karantinacilegon-kembali-gelar-operasi-patuh-karantina.html
Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas II Cilegon kembali gelar operasi patuh karantina pertanian di depan kantor Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan (KSKP) Merak Cilegon-Banten pada Jumat malam (06/11). Operasi yang ke-4 selama tahun 2015 ini dimulai pukul 21.00 s/d 24.00 WIB dan diikuti oleh beberapa instansi terkait seperti Stasiun Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (SKIPM) Kelas II Merak, KSKP Merak, ASDP, dan KSOP Pelabuhan Merak. Operasi dipimpin langsung oleh Kepala BKP Kelas II Cilegon, drh. Bambang Haryanto, MM dan Kepala KSKP Pelabuhan Merak, AKP. Nana Supriatna serta dihadiri langsung oleh Kapolres Cilegon, AKBP Anwar Sunarjo, S.IK, MH. Operasi yang diikuti oleh kurang lebih sekitar
100
personil
ini
dilakukan
untuk
memperketat
RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
dan 45
meminimalisir penyelundupan hewan dan tumbuhan yang tidak memiliki dokumen lengkap dan beresiko menyebarkan hama penyakit hewan, ikan, dan tumbuhan serta sebagai media sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat dan pengguna jasa agar pengiriman hewan dan tumbuhan sesuai dengan perosedur perkarantinaan. Operasi dilakukan dengan cara memberhentikan dan memeriksa alat angkut yang menyeberang dari pulau Sumatera ke Pulau Jawa. Satu persatu alat angkut diberhentikan dan diperiksa kelengkapan dokumen dan barang muatan guna memastikan tidak ada yang membawa hewan, ikan, dan tumbuhan tanpa dilengkapi sertifikat kesehatan dan tidak dilaporkan kepada petugas karantina di daerah asal seperti penyelundupan daging celeng, bawang merah impor, dan komoditas pertanian lainnya. Kepala KSKP Merak menambahkan bahwa
operasi
juga
dimaksudkan
untuk
meminimalisir
penyelundupan barang-barang terlarang. Selama
tiga
mengamankan
jam 1
pelaksanaan (satu)
alat
operasi
angkut
petugas
berupa
bus
berhasil PUTRA
REMAJA Nopol. AB 7650 RS yang membawa burung dari daerah Palembang yang tidak dilengkapi sertifikat kesehatan dan tidak dilaporkan kepada petugas karantina pertanian di daerah asal. Burung dengan jenis Kacer (2 ekor), Cucak Ijo Mini (1 ekor), Cucak Jenggot (2 ekor), Pleci (39 ekor), Perkutut (20 ekor), Kolibri (1 ekor), Cucak Mandarin (1 ekor), Cucak Biru (1 ekor), dan Ciblek (3 ekor) tersebut kemudian dilakukan penahanan guna memberi waktu kepada pengguna jasa agar dapat melengkapi dokumen yang dipersyaratkan. Satu alat angkut lainnya yang membawa komoditas perikanan diserahkan kepada petugas karantina ikan untuk ditindak lebih lanjut (ferdi/BKP II Cilegon). 11. Karantina Cilegon Selenggarakan Rapat Koordinasi Dengan Instansi Terkait Jumat, 04 Desember 2015 , 00:00:00 http://bkp2cilegon.karantina.pertanian.go.id/IN/berita-detail/karantinacilegon-selenggarakan-rapat-koordinasi-dengan-instansi-terkait.html RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
46
Dalam
rangka
evaluasi
pelaksanaan
tindakan
karantina
dan
peningkatan koordinasi serta kerjasama dengan instansi terkait, Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas II Cilegon menyelenggarakan rapat koordinasi dengan instansi terkait pada Selasa (1/12) di Hotel Royal Krakatau
Cilegon-Banten.
Kegiatan
ini
mengundang
berbagai
narasumber dan peserta yang berkaitan dengan lalu lintas komoditas pertanian dan kepelabuhan. Narasumber yang diundang terdiri dari 1) Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati (KTKHN), Dr. Ir. Antarjo Dikin, M.Sc, 2) Kepala Bea dan Cukai Merak yang diwakili oleh Kepala Seksi Pelayanan, Guntur Nugraha C, 3) Kepala KSOP Merak, Nafri, SH dan 4) Kapolda Banten yang diwakili oleh Kasubdit 2 Reskrimsus Polda Banten, AKBP Dr. Dadang Herli, S.IP, SH, MH, M.Si. Acara dimoderatori langsung oleh Kepala BKP Kelas II Cilegon, drh. Bambang Haryanto, MM serta dihadiri oleh kurang lebih 100 peserta yang berasal dari 7 instansi pemerintah, 10 pengusaha pengurusan jasa kepabeanan (PPJK), 4 perusahaan pengelola pelabuhan, 5 perusahaan agen pelayaran dan 75 perusahaan yang bergerak di bidang ekspor dan impor. Kepala BKP Kelas II Cilegon dalam sambutannya menuturkan bahwa acara ini sebagai sarana evaluasi kegiatan pelayanan karantina yang sudah berjalan dan sebagai sarana perbaikan kualitas pelayanan di tahun yang akan datang agar menjadi lebih baik. Perbaikan dilakukan dengan mengubah perilaku dari setiap petugas agar sesuai dan dapat memenuhi tuntutan masyarakat seperti yang digalakkan RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
47
pemerintah khususnya dalam hal reformasi birokrasi. Sementara itu, Kepala pusat KTKHN juga menyampaikan bahwa sebagai instansi yang bergerak di bidang pelayanan dan proteksi, Badan Karantina Pertanian
memiliki
mimpi
besar
untuk
menjadi
institusi yang
melindungi negerinya dariancaman hama dan penyakit, belum lagi adanya bencana dunia berupa el nino yang sangat mempengaruhi aktivitas pertanian di berbagai negara. Menyikapi tantangan tersebut, Badan
Karantina
Pertanian harus
menjadi
pengendali
melalui
regulasi-regulasi yang ditetapkan. Seperti penetapan aturan importasi pangan segar asal tumbuhan (PSAT) yang baru saja keluar pada 17 Januari 2015tentang kewajiban impor produk pertanian yang harus memiliki tingkat keamanan yang baik dan sehat, ujarnya. Dalam presentasinya, Kepala Pusat KTKHN menyampaikan materi tentang “Upaya percepatan layanan karantina dalam mendukung customs clearance”. Tantangan dalam aturan perdagangan adalah menjalankan kesepatakan perjanjian WTO, dimana harus dapat mereview aturan-aturan mana yang menjadi hambatan agar dapat diselaraskan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perdagangan internasional antara lain 1) Non diskrimasi & transparansi dalam hal prosedur pemeriksaan dan pengujian, 2) Perlu adanya fees and charge dalam kegiatan ekspor dan impor, 3) Perlunya dibangun recognition agar dapat dipercaya dimata dunia, 4) Karantina harus memiliki standar internasional seperti OIE, CODEX, WHO, dan IPPC demi mengurangi sengketa internasional, 5) Hal penting dalam menghadapi Asean Free Trade Area (AFTA) dan Asean Trade in Goods Agreement (ATIGA) adalah tetap membangun kerjasama dalam mengamankan kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan, serta
tidak
gegabah
memudahkan
impor
dan
melupakan
keselamatan negeri, dan 6) perlu ditingkatkan dan dibenahi lagi sarana dan prasarana UPT Karantina di perbatasan, kualitas SDM, serta ketegasan regulasi terutama yang mengacu pada Peraturan RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
48
Menteri Pertanian No. 12 Tahun 2015 tentang Tindakan Karantina terhadap pemasukan Media Pembawa di Tempat Pemeriksaan Karantina, tuturnya. Setelah selesainya acara, peserta dan narasumber kemudian menuju tempat pameran yang telah dipersiapkan panitia untuk melihat dan membaca media sosialisasi berupa banner, frame, brosur, leaflet, koleksi
HPHK/OPTK
dan
Media
pembawa,
serta
foto-foto
pelaksanaan tindakan karantina, kegiatan laboratorium, pengawasan dan penindakan yang telah dilakukan oleh BKP Kelas II Cilegon. Berikut ini adalah data Penahanan, Penolakan, dan Pemusnahan MP HPHK & OPTK pada Balai Karantina PertanianKelas II Cilegon: No
Daerah Asal
Daerah Tujuan
Keteranga n
Kg Kg
Jawa Timur Jakarta
Sumatera Utara Riau
Penolakan Penolakan
3000
Kg
Jakarta
Sumatera Utara
Penolakan
Daging Sapi Olahan
680
Kg
Jakarta
Sumatera Utara
Penolakan
Daging Ayam Olahan
625
Keju
208
Tanggal
Media Pembawa
Vol
1 2
1/23/2015 1/24/2015
Daging Domba Daging Sapi Daging Sapi Olahan Daging Unggas Olahan
18,209 5,000 2000 2000
3
04/02/2015
Daging Sapi
4
07/02/2015
Sat
5 6
08/02/2015 12/02/2015
Daging Ayam Sapi Perah
12308 4
Kg Ekr
Banten Banten
Lampung Bangka Belitung
Penolakan Penolakan
7
14/02/2015
Jawa Barat
Sumatera Utara
Penolakan
14/02/2015
7000 4000 5000
Kg
8
Daging Sapi Jeroan Sapi Daging Ayam
Kg
Jawa Barat
Sumatera Selatan
Penolakan
9
17/02/2015
Daging Babi Hutan
5974
Kg
396
Sumatera Selatan
Jawa Tengah
Minyak Babi
250 750 2822 150 80 15 100 20 1 60 6000
Kg
Yogyakarta
Sumatera Selatan
Penahanan, Penolakan, Pemusnahan, Penyidikan Penolakan
Kg Ekr Ekr Ekr Ekr Ekr Ekr Ekr Kg
Jakarta Sumatera Selatan
Sumatera Selatan Jakarta
Penolakan Penahanan, Penolakan, Pelepasliaran
Sumatera Selatan Sumatera Selatan Jawa Barat
Banten
Penolakan
Jawa Barat
Penolakan
Lampung
Penahanan, Penolakan
10
16/03/2015
11 12
20/03/2015 24/03/2015
13
31/03/2015
Telur Buyung Puyuh Daging Burung Puyuh Daging Sapi Burung Pleci Burung Cucak Keling Burung Jalak Batu Burung Jalak Kapas Burung Cucak Ijo Burung Kepodang Burung Kolibri Telur Ayam Konsumsi
14
31/03/2015
Telur Ayam Konsumsi
6000
Kg
15
09/04/2015
Daging Ayam Olahan
200
Kg
RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
49
16
19/04/2015
Burung Cucak Jenggot
8
Ekr
Lampung
Yogyakarta
Penahanan, Penolakan
17
20/04/2015
Jalak Kebo
401
Ekr
Jakarta
Burung Terucuk
79
Sumatera Selatan
Penahanan, Penolakan, Penyidikan, Pelepasliaran Penahanan, Penolakan Penahanan, Penolakan, Penyidikan, Pelepasliaran
18
22/04/2015
Anjing
50
Ekr
Jawa Barat
Sumatera Utara
19
22/04/2015
Cucak Keling (Perling)
542
Ekr
Jambi
Jakarta
20
04/05/2015
Telur Burung Puyuh
3500
Kg
Yogyakarta
Sumatera Selatan
21
05/05/2015
Anjing
4
Ekr
Jawa Barat
Jambi
22
06/05/2015
Daging Sapi Olahan
237
Kg
Jakarta
Lampung
Penahanan, Penolakan
1000
Ekr
Banten
Riau
180
Kg
Jawa Tengah
Lampung
Penahanan, Penolakan Penahanan, Penolakan Penahanan, Penolakan Penahanan, Penolakan Penahanan, Penolakan Penahanan, Penolakan
Daging Ayam Olahan
Penahanan, Penolakan Penahanan, Penolakan
23
08/05/2015
24
19/05/2015
Keju Sapi Perah; Daging Ayam Daging Bebek Olahan
25
10/06/2015
Daging Ayam Olahan
5,462
Kg
Jakarta
Sumatera Selatan
26
12/06/2015
Daging Ayam
10,692
Kg
Jakarta
Lampung
27
16/06/2015
Telur Ayam
4,187
Kg
Jakarta
Jambi
28
16/06/2015
Babi
50
Ekor
Jakarta
Lampung
29
18/06/2015
Anjing
2
Ekor
Banten
Sumatera Barat
30
25/06/2015
Daging Sapi
1,711
Kg
Jawa Barat
Riau
31
03/07/2015
Ayam Broiler
950
Ekor
JAWA TENGAH
LAMPUNG
32
04/07/2015
Daging Sapi
172
Kg
06/07/2015
Anjing
7
Ekor
SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT
Penolakan
33 34
07/07/2015
Daging Sapi Olahan
2,500
Kg
JAKARTA BARAT JAKARTA SELATAN BANTEN
LAMPUNG
Penolakan
35
09/07/2015
Daging Sapi
3,000
Kg
10/07/2015
Sapi Limosin
2
Ekor
37
03/08/2015
Ayam Buras/Kampung
17
Ekor
Yogyakarta
SUMATERA SELATAN LAMPUNG SELATAN Lampung
Penolakan
36
JAKARTA SELATAN BANTEN
Burung Dara
8
Penahanan, Penolakan Penahanan, Penolakan Penolakan
Penolakan
Penolakan Penolakan
38
03/08/2015
Kucing
1
Ekor
Yogyakarta
Lampung
Penolakan
39
03/08/2015
10
Ekor
Jawa Tengah
Sumatera Selatan
Penolakan
40
04/08/2015
Sapi Jawa/Peranakan Ongol (PO) Daging Ayam Olahan
16000
Kg
Jawa Timur
Sumatera Selatan
Penolakan
41
13/08/2015
Daging Bebek/Itik
939
Kg
Jakarta Selatan
Sumatera Selatan
Penolakan
42
14/08/2015
Domba Bibit
35
Ekor
Jawa Barat
Lampung
Penolakan
43
29/08/2015
Jawa Barat
Lampung
Penolakan
05/09/2015 07/09/2015 08/09/2015
920 800 1008 3 1000
Kg
44 45 46
Daging Ayam Olahan Daging Sapi Olahan Daging Sapi Kerbau Daging Sapi
Kg Ekor Kg
Jakarta Pusat Banten JAWA BARAT
Sumatera Utara Riau Sumatera Selatan
Penolakan Penolakan Penolakan
RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
50
47
19/09/2015
2 8 2 8 3 7 7
Ekor
Banten
Sumatera Utara
Penolakan
Ekor
Jawa Tengah
Sumatera Selatan
Penolakan
Ekor
Jambi
Jawa Timur
Penolakan
27/09/2015
Sapi Ongole sapi Bali Sapi Ongole sapi Bali Kacer Cucak mini Hijau Sapi Brahman Cross
48
19/09/2015
49
20/09/2015
50
Ekor
Jawa Barat
Lampung
Penolakan
51
27/09/2015
sapi Bali
13
Ekor
Jawa Barat
Lampung
Penolakan
52
29/09/2015
sapi Bali
11
Ekor
Jakarta
Lampung
Penolakan
53
29/09/2015
sapi Bali
11
Ekor
Jakarta
Lampung
Penolakan
54
07/10/2015
Sapi Bali
26
Ekor
Jawa Barat
Lampung
Penolakan
55
09/10/2015
Sapi Jawa / Peranakan Ongole (PO)
4
Ekor
Jawa Barat
Lampung Timur
Penolakan
56
11/10/2015
Sapi Simmental Daging Sapi
3 3000
Kg
DKI Jakarta
Kota Medan
Penolakan Penahanan; Penolakan
Jerohan Sapi
1000
57
17/10/2015
Kambing
42
Kg
Jawa Timur
Kab. Banyuasin
58
18/10/2015
Babi Non Bibit
69
Kg
Jawa Tengah
Kota Palembang
59
31/10/2015
Telur Bebek / Itik
4000
Kg
Jawa Timur
Kota Payakumbuh
Telur Ayam
500
Cucak Biru
1
Ekor
DKI Jakarta
Kacer
1
Lampung Tengah
Penahanan; Penolakan
Ciblek
3
Cucak Hijau Mini Cucak Jenggot
1 2
Ekor
Lampung
DKI Jakarta
Penahanan; Penolakan
39 20 1 1 1
Ekor
Lampung
DKI Jakarta
Penahanan; Penolakan Penahanan; Penolakan Pemusnahan Penahanan; Penolakan Penahanan; Penolakan Penahanan; Penolakan Penahanan; Penolakan Penahanan; Penolakan
60
61
06/11/2015
06/11/2015
Penahanan; Penolakan Penahanan; Penolakan Penahanan; Penolakan
62
06/11/2015
Pleci Perkutut Kolibri Cucak Mandarin Kacer
63
07/11/2015
Daging Sapi
2966
Kg
DKI Jakarta
Sumatera Sealatan
64 65
23/11/2015 29/11/2015
Sapi Bali Lebah
1 55
Ekor Ekor
Kab. Sumbawa Jawa Tengah
Riau Sumatera Utara
66
29/11/2015
12
Ekor
Jawa Barat
Sumatera Selatan
67
01/12/2015
Sapi Jawa / Peranakan Ongole (PO) Anjing
1
Ekor
Kab. Cirebon
Batang Hari
68
01/12/2015
Daging Sapi
4026
Kg
Kab. Bekasi
Palembang
69
03/12/2015
Kota Bekasi
Kab. Lahat
Penahanan; Penolakan
71
05/12/2015
Kg Kg Kg Kg Kg Kg Kg Kg Kg
Medan
05/12/2015
350 450 2668 3624 313 25 112 123 797
Jakarta Selatan
70
Daging Sapi Daging Ayam Beku Daging Sapi Olahan Daging Ayam Olahan Daging Sapi Daging Kambing Daging Bebek / Itik Jerohan Sapi Daging Ayam
Kota Jakarta Barat
Kab. Lahat
Penahanan; Penolakan
72
07/12/2015
Kambing Non Bibit
2
Ekor
Wonogiri
Sumatera Utara
Penahanan;
RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
51
Domba Anjing
30 1
Ekor Ekor
17/12/2015
Kalkun Bibit Marmut Kambing
15 30 10
76
17/12/2015
Anjing
77
18/12/2015
Sapi Jawa / Peranakan Ongole (PO)
73
08/12/2015
74
10/12/2015
75
Kab. Tanah Datar
Ekor Ekor Ekor
Kota Jakarta Pusat Kab. Banjarnegara Kab. Cilacap
8
Ekor
Kab. Garut
Sumatera Barat
8
Ekor
Kab. Kebumen
Kab. Banyuasin
Kab. Siak Lampung Timur
100%
93%
7%
Penolakan Penahanan; Penolakan Penahanan; Penolakan Penahanan; Penolakan Penahanan; Penolakan Penahanan; Penolakan
Karantina Hewan Karantina Tumbuhan
0%
Tahun 2014
Tahun 2015
Perbandingan Pelanggaran Undang-Undang No. 16 Tahun 1992 Per Seksi Karantina Tumbuhan & Hewan di BKP Kelas II Cilegon Tahun 2014 – 2015.
11 10 7 5
5
5
6
6
7
6
7
2
Frekuensi Pelanggaran Undang-Undang No. 16 Tahun 1992 di Kelas II Cilegon Tahun 2015 (Alat Angkut).
BKP
RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
52
Penyidikan dan Persidangan N o
Tanggal Kejadian
Media Pembawa
Jumlah/ Satuan
1 22/04/2015
Burung Cucak Keling
542 ekor
2 20/04/2015
Burung Jalak Kebo & Terucuk
401 ekor & 79 ekor
3 06/02/2015
Daging Celeng
5.974 Kg
Minyak Babi
396 Kg
Daging Celeng
3.075 Kg
4 09/11/2014
Vonis Pengadilan (Tgl Vonis) pidana penjara selama 6 (enam) bulan dengan masa percobaan selama 8 (delapan) bulan dan denda sebesar Rp. 500.000,- subsidair 1 bulan kurungan (29/05/2015). Pidana penjara selama 10 (sepuluh) bulan dengan masa percobaan selama 10 (sepuluh) bulan dan denda sebesar Rp. 500.000,- subsidair 1 bulan kurungan (05/06/2015). Pidana penjara selama 5 (lima) bulan dengan masa percobaan selama 10 (sepuluh) bulan dan denda Rp. 500.000,subsidair 1 bulan kurungan (10/04/2015). Pidana penjara selama 6 bulan dengan masa percobaan 1 tahun dan denda Rp. 500.000,- subsidair 1 bulan kurungan (06/02/2015).
3
1
Tahun 2013
1
Tahun 2014
Tahun 2015
Data Pelanggaran Undang-Undang No. 16 Tahun 1992 yang Dilakukan Penyidikan Hingga P-21 (Berkas Lengkap) di BKP Kelas II Cilegon Tahun 2013 s/d 2015 (Kasus). 4. PERMASALAHAN a. Operasional Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan operasional karantina pertanian terutama pelayana domestik pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon antara lain : RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
53
1. Pelabuhan Bojonegara Pelabuhan
laut
Bojonegara
telah
dibuka
sebagai
pelabuhan
penyeberangan menuju pelabuhan Bakauheni yang dikelola oleh swasta, kegiatan lalu-lintas kapal akan semakin meningkat apabila di pelabuhan penyeberangan merak mengalami kemacetan sehingga kendaraan dialihkan melalui pelabuhan laut Bojonegara, untuk megantisipasi hal tersebut, Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon telah berkoordinasi dengan instansi terkait dipelabuhan Bojonegara mengenai jadwal pelayaran karena keterbatasan sumber daya manusia sehingga dapat untuk mengatur penugasan pelaksanaan pengawasan. 2. Penguatan Pengawasan dan Penindakan Banyaknya pelanggaran tindak karantina di Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon terutama penyelundupan daging celeng/babi hutan sangat menguras tenaga dan fikiran serta biaya dalam proses penanganannya, hal tersebut kurang didukung oleh ketersediaan sumberdaya manusia dibidang kewasdakan (PPNS,Intelijen,Polsus) yang sangat terbatas. 3. Penguatan Kelembagaan Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon belum tersedianya wadah yang menangani permasalahan kewasdakan secara khusus (Seksi Pengawasan dan Penindakan) karena masih melekat pada masingmasing kepala seksi, hal ini berbanding terbalik dengan banyaknya kasus pelanggaran tindak karantina yang harus ditangani karena pelabuhan penyeberangan merak merupakan pintu masuk dan keluar lalu-lintas yang utama dari pulau Jawa menuju pulau Sumatera maupun sebaliknya 4. Belum tertangani dengan barang tentengan sehingga kerjasama dengan ASDP
perlu
ditingkatkan
dengan
pembuatan/pembukaan
counter
pelayanan dan pengawasan di dalam pelabuhan 5. Perlunya sarana dan prasarana serta penambahan sumber daya manusia (SDM) untuk pelaksanaan tindakan karantina di wilayah kerja RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
54
yang baru dibuka yaitu wilayah kerja karangantu dan wilayah kerja labuhan 6. Sebagai pegawai negeri sipil (PNS) terutama bagi pejabat fungsional yang menangani tindakan karantina sangat diperlukan keamanan dan kesehatan terutama bagi pegawai yang langsung bersentuhan dengan komoditas pertanian sehingga
diperlukan
penambahan
anggaran
faksinasi pegawai terutama faksin rabies. b. Non Operasional Daya dukung unit kerja dalam hal membangun sistem perkarantinaan pertanian di suatu wilayah tidak lepas dari peran-peran non operasional yang mendukungnya. Kendala yang muncul pada pelaksanaan kegiatan operasional perkarantinaan pertanian di lapangan sangat tergantung pada penyelesaian permasalahan pada sisi non operasional. Kedua sisi harus mendapatkan keseimbangan peran dalam mewujudkan sebuah sistem kerja yang solid. Permasalahan dan kendala yang muncul selalu berawal dari kegiatan yang bersifat non operasional seperti ketersediaan sarana dan prasarana, sistem manajemen mutu pelayanan publik, ketersediaan sumber daya, kemampuan dan keahlian personil, dan karakteristik kewilayahan serta koordinasi dengan pihak-pihak terkait. Wilayah Propinsi Banten terutama di wilayah pelayanan yang dilakukan Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon mempunyai keunikan karakteristik masyarakatnya sendiri. Pelabuhan penyeberangan merak yang merupakan puntu utama masuk dan keluarnya barang dan manusia Sehingga lalu lintas perdagangan manusia dan barang begitu luar biasa ramainya. Seakan tanpa memikirkan resiko terbawanya bibit penyakit dari Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Berbagai antisipasi telah dilakukan oleh para petugas karantina untuk menanggulangi hal tersebut. Berbagai kegiatan penahanan, penolakan, dan pemusnahan yang dilakukan selama ini merupakan berbai pelanggaran yang semestinya tidak perlu terjadi
apabila
semua
komponen
pemangku
kepentingan
RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
dan 55
stakeholder mengetahui dan memahami arti pentingnya karantina pertanian. Penanggulangan hal-hal sedemikian telah dilakukan secara maksimal melalui kegiatan pre emtif yang dilakukan secara rutin pada setiap tahunnya melalui kegiatan sosialisasi, rapat koordinasi dengan pihakpihak terkait dan pendekatan-pendekatan secara personal ke berbagai pihak terkait termasuk para penegak hukum di wilayah Provinsi Banten. Selain itu para petugas karantina pertanian di lapangan bersama personil PPNS dan POLSUS telah melakukan kegiatan represif dengan tindakantindakan penahanan dan pemusnahan sampai dengan penyidikan perkara. Dari hasil kegiatan represif tersebut diharapkan ada penurunan kasus pelanggaran tapi ternyata kasus yang terjadi tetap berlangsung dengan modus dan cara yang berbeda. Hal ini merupakan permasalahan tersendiri yang memerlukan pemikiran bersama. Peningkatan kapasitas dan kapabilitas Personil di Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon harus terus ditingkatkan demi mengantisipasi perubahan dan perkembangan jaman, selain itu personil yang dimiliki saat ini masih dirasakan kurang dari sisi kuantitasnya. Masih ada Personil yang melaksanakan perangkapan pekerjaan antara pekerjaan teknis operasional dan administrasi perkantoran. Sedangkan tuntutan pekerjaan semakin hari semakin bertambah perkantoran. Berbagai
terutama administrasi
macam jenis dan bentuk laporan, sistem
pekerjaan yang selalu berhubungan dengan teknologi terbaru saling terhubung dan terkoreksi. Disamping beberapa faktor non operasional ada beberapa permasalahan non operasional diantaranya sebagai berikut: 1. Banyak terdapat pelabuhan swasta/ drmaga untuk kepentingan sendiri sehingga tidak bisa dilakukan pengawasan oleh petugas, 2. Daerah Cilegon sebagian besar merupakan kawasan industri, 3. Sebagian besar sepanjang garis pantai dikelola oleh swasta,
RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
56
4. Terdapat hutan lindung ujungkulon dan pulau Tinjil sebagi tempat flora dan fauna yang harus dilindungi kelestariannya. 5. ANALISA RESIKO STRENGTHS, WEAKNESES, OPPORTUNITIES DAN THREATS (SWOT) Berdasarkan
Analisis
SWOT
(Kekuatan,
Kelemahan,
Peluang
dan
Ancaman), banyak faktor yang berhubungan dengan ancaman resiko penyakit pada hewan dan tumbuhan, serta status penyakit di suatu area yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon sebagai berikut sebagai berikut : Aspek
Kekuatan (Strengths)
1
Penguatan Kelembagaa n
2
Penguatan Sumber daya manusia
a. Keanggotaa n Indo-nesia dalam organi-sasi internasional yaitu Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Organisasi Pangan & Pertanian (FAO), Organisasi Kesehatan Hewan Sedunia (OIE), Konvensi International Perlindungan Tanaman (IPPC) & Komisi Kesehatan Pangan Sedunia (CODEX). b. Karantina Pertanian merupakan satusatunya organisasi perlindungan tanaman di Indonesia sehingga memiliki kewenangan penuh dalam melaksanakan fungsi perlindungan terhadap varietas dan keamanan produk. a. Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon memiliki SDM yang dise-suaikan dengan kondisi perkembangan di lapangan dalam penyelenggaraan perkarantinaan &
No
Kelemahan (Weaknesses) a. Kemampuan analisa resiko dibidang karan-tina hewan & karantina tumbuhan masih lemah dan belum didokumentasikan sebagai salah satu dasar pelaksanaan sistem perkarantinaan. b. Kelembagaan karantina khususnya Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon masih memerlukan penyesuaian terhadap strategi perlindungan sumber daya hayati & keamanan pangan serta koordinasi antar instansi. c.Sistem pengendalian & Sistem Pengukuran Kinerja belum dapat mengikuti perkembangan tuntutan situasi terkini.
Peluang (Opportunities)
a. Distribusi SDM di tingkat pusat yang belum memperhitungkan analisis beban kerja sehingga terjadi ketimpangan antara tenaga administrasi dan fungsional serta beban kerja yang sangat besar hanya
a. Kondisi SDM yang dimiliki masih mempunyai rentang masa kerja yang panjang karena terdiri dari tenagatenaga muda yang masih segar dan dapat dibina serta dibentuk sejak dini.
a. Dengan ditanda-tanginya berbagai MOU dengan ber-bagai pihak terma-suk aparat penegak hukum didarat & dilaut serta pihak yang terkait dengan lalu lintas perdagangan peningkatan pengawasan terhadap lalulintas media pembawa HPHK/ OPTK akan semakin dapat dikondisikan dalam kerangka implementasi kerja sama tersebut.
Tantangan (Threats) a. Situasi dan kondisi yang berubah se-tiap saat serta berbagai macam modus & cara pemasukan media pem-bawa ilegal meru-pakan tantangan terbesar bagi pelaksanaan kegiatan pengawasan lalu lintas media pembawa.
a. Beban Kerja yang sangat besar merupakan tantangan yang berat bagi petugas karantina pertanian saat ini. Walaupun telah didukung oleh fasilitas dan sistem
RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
57
No
4
Aspek
Sarana prasarana/inf rastruktur
Kekuatan (Strengths) pengawasan keamanan hayati, yang terdiri dari tenaga fungsional karantina hewan (Medik Veteriner dan Paramedik Veteriner), fungsional karantina tumbuhan (POPT), Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS), POLSUS dan Intelijen Karantina b. Standar Kompe-tensi SDM yang semakin tinggi sehingga saat ini SDM yang dimiliki mempunyai kemampuan analisa yang baik. a. Mempunyai sarana & prasarana opera-sional pokok yang mampu mendukung terlaksananya operasional pengawasan & pelayanan karantina b. Komitmen dari pim-pinan dan pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik semakin menguat c.Unit Kerja telah memiliki alat ukur sebagai bagian dari sistem monev perbaikan pelayanan publik d. Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon dapat dijadikan salah satu solusi pemecahan masalah Dawiling Time di pelabuhan Tanjung Proik
Kelemahan (Weaknesses) dilasanakan oleh pegawai yang terbatas b. Kualitas, Kapasitas, Kapabilitas dan Kuantitas SDM yang belum sesuai dengan beban kerja operasional
Peluang (Opportunities)
Tantangan (Threats) penggajian yang lebih baik akan tetapi tuntutan gaya hidup yang berlebihan serta pengaruh lingkungan kerja di lapangan memerlukan antisipasi sejak dini dengan kegiatan pembinaan kerohanian & mental terhadap SDM yang dimiliki.
a. Sarana/prasara na ope-rasional perlu penataan & peningkatan kualitas sesuai peruntukkan & standar penggunaan. b. Sarana pelayanan be-lum semuanya meme-nuhi standar minimal c.Teknologi dan sistem informasi belum cukup memuaskan pemanfaat-annya dalam mening-katkan pelayanan dan manajemen kinerja internal d. Sarana & Prasarana Operasional masih me-merlukan penataan & peningkatan kualitas mengikuti peningkatan beban operasional dan kepuasan masyarakat dalam pelayanan e. Sistem pelayanan & pengawasan pelaksanaan perkarantinaan belum optimal penerapannya
a. Seluruh unit kerja karantina pertanian di Indonesia memiliki kesempatan yang sama dalam mengajukan rencana pengembangan infrastruktur perkarantinaan pertanian yang disesuaikan dengan kebutuhan & kemampuan yang dimilki oleh Unit Kerja yang bersangkutan b. Masih terbukanya la-han pengembangan infrastruktur di Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon sehingga masih bisa lebih lanjut untuk merancang perbaikan infrastruktur perkarantinaan pertanian terutama untuk wilayah kerja dan instalasi karantina
a. Sumber daya yang terbatas yang tersedia harus dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk memenuhi infrastruktur bagi pelayanan publik.
RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
58
6. RENCANA KERJA SAMPAI 5 TAHUN No 1
3 Pilar Karantina Pertanian Penguatan Kelembagaan
a.
b.
c.
d.
e. f. g. h.
2
Penguatan Sumber daya manusia
Tahun Anggaran 2015 Koordinasi Antar Instansi : - TNI-AL - Kepolisian - Kejaksaan Patroli Bersama Instansi Terkait, Karantina ikan, Kepolisian, BKSDA Kerjasama Pemeriksaan Hasil Pemantauan dengan Dinas dan BPPV Sosialisasi Karantina Pertanian Tentang SOP Pemeriksaan Karantina Penilaian Instalasi Karantina Surveillance ISO17025: 2005 Surveillance ISO 9001:2008 Penyusunan, Implementasi dan Monitoring pelaksanaan Standar Pelayanan Publik
a. Peningkatan Kemampuan SDM melalui keikutsertaan pelatihan & workshop b. Pembinaan mental pegawai c. In House Training hasil pelatihan & workshop d. Peningkatan Kualitas SDM Laboratorium e. Penyuluhan bahaya narkoba
a. i.
b.
c.
d.
e.
f. g.
a.
b. c.
d.
e.
3
Sarana prasarana/infrastru ktur
a. Pengadaan Peralatan Pengolah Data b. Pengadaan Meubelair c. Pengadaan Peralatan & Fasilitas Gedung kantor
Tahun Anggaran 2016 Koordinasi Antar Instansi Operasi Bersama Instansi Terkait, Karantina ikan, Kepolisian, BKSDA Kerjasama Pemeriksaan Hasil Pemantauan dengan Dinas dan BPPV Sosialisasi Kepatuhan Masyarakat Terhadap Peraturan Prkarantinaan Penilaian Instalasi Karantina Penambahan ruang lingkup ISO-17025: 2005 Survelillance ISO-9001: 2008 Penilaian Standar Pelayanan Publik Peningkatan Kemampuan SDM melalui keikutsertaan pelatihan & workshop Pelatihan Public Speaking In House Training hasil pelatihan & workshop Peningkatan Kualitas SDM Laboratorium Penyuluhan bahaya narkoba
d. Kendaraan Bermotor Roda 4, Roda 2 e. Pengadaan Peralatan Pengolah Data f. Pengadaan Peralatan Laboratorium g. Pegadaan Meubelair h. Pengadaan Peralatan & Fasilitas
Tahun Anggaran 2017 a. Koordinasi Antar Instansi j. Operasi Bersama Instansi Terkait, Karantina ikan, Kepolisian, BKSDA b. Kerjasama Pemeriksaan Hasil Pemantauan dengan Dinas dan BPPV c. Sosialisasi Peraturan Perundangan Karantina d. Penilaian Instalasi Karantina e. Surveillance ISO-17025: 2005 f. Resertifikasi ISO-9001: 2015 g. Implementasi & perbaikan berkelanjutan Standar Pelayanan Publik
Tahun Anggaran 2018 a. Koordinasi Antar Instansi k. Operasi Bersama Instansi Terkait, Karantina ikan, Kepolisian, BKSDA b. Kerjasama Pemeriksaan Hasil Pemantauan dengan Dinas dann BPPV c. Sosialisasi Peraturan Perundangan Karantina Penilaian Instalasi Karantina d. Surveillance I ISO-17025: 2005 e. Surveillance I ISO-9001: 2015 f. Implementasi & perbaikan berkelanjutanSt andar Pelayanan Publik
Tahun Anggaran 2019 a. Koordinasi Antar Instansi l. Operasi Bersama Instansi Terkait, Karantina ikan, Kepolisian, BKSDA b. Kerjasama Pemeriksaan Hasil Pemantauan dengan Dinas dan BPPV c. Sosialisasi Peraturan Perundangan Karantina Penilaian Instalasi Karantina d. Surveillance II ISO-17025: 2005 e. Surveillance II ISO-9001: 2015 f. Implementasi & perbaikan berkelanjutanSt andar Pelayanan Publik
a. Peningkatan Kemampuan SDM melalui keikutsertaan pelatihan & workshop b. Pelatihan Pengembangan Kapasitas Pelayan Publik c. In House Training hasil pelatihan & workshop d. Peningkatan Kualitas SDM Laboratorium e. Penyuluhan bahaya narkoba a. Kendaraan Bermotor Roda 4 b. Pengadaan peralatan laboratorium c. Pengadaan peralatan pengolah data d. Pengadaan lahan untuk wilayah kerja e. Pengadaan Meubelair
a. Peningkatan Kemampuan SDM melalui keikutsertaan pelatihan & workshop b. Pelatihan Pembinaan Mental Pegawai c. In House Training hasil pelatihan & workshop d. Peningkatan Kualitas SDM Laboratorium e. Penyuluhan bahaya narkoba a. Kendaraan Bermotor Roda 2 b. Pengadaan Peralatan Laboratorium c. Pengadaan Peralatan Alat Pengolah Data d. Pembangunan kantor untuk wilayah kerja e. Pengadaan Meubelair
a. Peningkatan Kemampuan SDM melalui keikutsertaan pelatihan & workshop b. Pelatihan Pembinaan Mental Pegawai c. In House Training hasil pelatihan & workshop d. Peningkatan Kualitas SDM Laboratorium Penyuluhan bahaya narkoba a. Kendaraan Bermotor Roda 4, Roda 2 b. Pengadaan Peralatan Laboratorium c. Pengadaan Meubelair d. Pengadaan Peralatan Alat Pengolah Data e. Renovasi gedung kantor lama
RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
59
No
3 Pilar Karantina Pertanian
Tahun Anggaran 2015
Tahun Anggaran 2016 Gedung kantor i. Pengadaan Gedung Arsip
Tahun Anggaran 2017
Tahun Anggaran 2018
Tahun Anggaran 2019
7. PENUTUP Rencana strategis Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon 2015-2019 merupakan suatu dokumen yang disusun sesuai dengan amanat Undang Undang No. 25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Rencana strategis Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon ini mengacu pula pada Undang Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025, Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia, visi dan misi Kementerian Pertanian dan Badan Karantina Pertanian. Dengan adanya penyesuaian terhadap visi, misi, tujuan, sasaran strategis, dan Indikator Kinerja Utama (IKU), arah kebijakan dan strategi pembangunan karantina hewan dan tumbuhan yang tertuang dalam dokumen Renstra Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon 2015-2019, maka dokumen ini menjadi acuan bagi penyusunan Rencana Kerja (Renja) Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon tahun 2015-2019. Keberhasilan pelaksanaan pembangunan karantina hewan dan tumbuhan memerlukan adanya dukungan dan kerjasama antar unit kerja karatina pertanian se Indonesia terkait, serta partisipasi masyarakat. Komitmen dan kerja keras dari pimpinan dan seluruh pegawai ASN (Aparatur Sipil Negara) yang berada di Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon, serta sinergitas dengan semua pihak terkait sangat diperlukan dalam rangka mewujudkan harapan untuk menjadikan pembangunan karantina hewan dan tumbuhan yang berdaya saing dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat.
RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
60
LAMPIRAN MATRIK RENCANA KERJA 5 TAHUN (2015-2019) MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2015-2019 BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON
3 PILAR KARANTINA PERTANIAN 1
2015
2016
2017
2018
2019
2015
2016
2017
2018
2019
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
TOTAL ALOKASI 20152019 (Rp Miliar) 14
35.000
30.000
32.000
34.000
2.990.103
4.548.014
5.348.014
6.098.014
21.437.465
12
12
12
12
534.342
894.402
1.044.402
1.209.402
4.095.860
TARGET SASARAN
ALOKASI (Rp Miliar)
INDIKATOR KINERJA
2
3
PENGUATAN KELEMBAGAAN Meningkatnya Kualitas tindakan karantina IKK. 025
Jumlah sertifikasi karantina Impor, ekspor dan antar area terhadap media pembawa OPTK dan HPHK melalui pelaksanaan tindakan karantina (LAPORAN)
IKK. 037
Dukungan Internal Administrasi pengelolaan sertifikasi karantina pertanian (BULAN)
36.000 2.453.320
PENGUATAN SDM Terwujudnya good governance & clean government
RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
1
12
413.312
LOKASI
15
3 PILAR KARANTINA PERTANIAN 1
10
11
12
13
TOTAL ALOKASI 20152019 (Rp Miliar) 14
8.186.731
8.047.293
8.247.293
8.497.293
39.032.883
185.500 14.322.800
2.587.150
3.537.150
2.975.250
23.607.850
16.076.859 18.176.859 18.779.959
88.165.085
TARGET SASARAN
ALOKASI (Rp Miliar)
INDIKATOR KINERJA
2 IKK. 038
3 Dukungan aparatur pegawai & layanan perkantoran (BULAN LAYANAN)
2015
2016
2017
2018
2019
2015
4
5
6
7
8
9
12
12
12
12
68
79
100
135
12 6.045.273
2016
2017
2018
2019
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR/ SARANA/PRASARANA Tersedianya sarana dan prasarana perkarantinaan yang memadai IKK. 039
Jumlah dan jenis sarana, infrastruktur, teknologi informasi yang sesuai kebutuhan dan memadai (UNIT)
160
9.097.405 26.033.976
RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
2
LOKASI
15
RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II CILEGON 2015 - 2019
3