The original report included herein is in Indonesian language.
Kami yakin bahwa bukti audit yang telah kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini audit kami.
We believe that the audit evidence we have obtained is sufficient and appropriate to provide a basis for our audit opinion.
Opini
Opinion
Menurut opini kami, laporan keuangan konsolidasian terlampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan konsolidasian PT SMR Utama Tbk dan Entitas Anaknya tanggal 31 Desember 2013, serta kinerja keuangan dan arus kas konsolidasiannya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
In our opinion, the accompanying consolidated financial statements present fairly, in all material respects, the consolidated financial position of PT SMR Utama Tbk and its Subsidiaries as of December 31, 2013, and their consolidated financial performance and cash flows for the year then ended, in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards.
Hal lain
Other matter
Laporan keuangan konsolidasian PT SMR Utama Tbk dan Entitas Anaknya tanggal 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, yang disajikan sebagai angka-angka koresponding terhadap laporan keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, diaudit oleh auditor independen lain yang menyatakan opini tanpa modifikasian atas laporan keuangan konsolidasian tersebut pada tanggal 20 Maret 2013.
The consolidated financial statements of PT SMR Utama Tbk and its subsidiaries as of December 31, 2012 and for the year then ended, which are presented as corresponding figures to the consolidated financial statements as of December 31, 2013 and for the year then ended, were audited by other independent auditors who expressed an unmodified opinion on such consolidated financial statements on March 20, 2013.
KANTOR AKUNTAN PUBLIK / REGISTERED PUBLIC ACCOUNTANTS ANWAR, SUGIHARTO & REKAN
Anwar, CPA Registrasi Akuntan Publik No. AP. 0627 / Public Accountant Registration No. AP. 0627 18 Maret 2014 / March 18, 2014
NOTICE TO READERS The accompanying consolidated financial statements are intended to present the financial position, financial performance and cash flows in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards and not those of any other
jurisdictions. The standards, procedures and practices audit such consolidated financial statements are those generally accepted and applied in Indonesia.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan / Notes
2013
2012
ASET
ASSETS
ASET LANCAR Kas dan bank Piutang usaha - pihak ketiga Piutang lain-lain Pihak ketiga Pihak berelasi Persediaan - bersih Pajak dibayar di muka Biaya dibayar di muka Uang muka
2.029.645.139 2e,2f,4,29 - 2e,2f,5,29 2e,2f,3,6,23 30.375.769 111.381.682 2d,3,28 1.559.227.627 2g,7 6.000.000 15a 547.658.198 2h,9 87.297.987.700 2d,8,28
Jumlah Aset Lancar
91.582.276.115
ASET TIDAK LANCAR Aset pajak tangguhan - bersih Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 87.890.182.371 pada tahun 2013 dan Rp 67.621.794.371 pada tahun 2012 Properti pertambangan - bersih Aset eksplorasi dan evaluasi Uang muka jangka panjang Uang jaminan
-
2q,15e
61.726.617.885 2i,2j,2k,3,10 7.583.444.086 2k,2l,11 83.702.279.167 2k,2l,12 276.018.214 8 126.108.900 2e,2f,28,29
93.817.924 116.729.532 4.915.669.759 53.010.893 943.623.547 99.483.310.100
CURRENT ASSETS Cash on hand and in banks Trade receivables - third parties Other receivables Third parties Related parties Inventories - net Prepaid taxes Prepaid expenses Advances
128.281.580.672
Total Current Assets
135.740.448
NON-CURRENT ASSETS Deferred tax assets - net
86.462.943.338 8.929.211.438 83.428.663.467 212.403.214 97.667.000
Property and equipment - net of accumulated depreciation of Rp 87,890,182,371 in 2013 and Rp 67,621,794,371 in 2012 Mining properties - net Exploration and evaluation assets Long-term advances Refundable deposits
19.444.977.185 3.230.441.732
Jumlah Aset Tidak Lancar
153.414.468.252
179.266.628.905
Total Non-Current Assets
JUMLAH ASET
244.996.744.367
307.548.209.577
TOTAL ASSETS
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
See accompanying Notes to the Consolidated Financial Statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
1
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2013
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION (continued) December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan / Notes
2012
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Hutang usaha - pihak ketiga Hutang lain-lain Hutang pajak Beban masih harus dibayar Uang muka pelanggan Bagian liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Hutang sewa pembiayaan Hutang pembiayaan konsumen Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
LIABILITAS JANGKA PANJANG Liabilitas pajak tangguhan - bersih Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Hutang sewa pembiayaan Hutang pembiayaan konsumen Keuntungan tangguhan atas transaksi jual dan sewa kembali Provisi untuk pengelolaan dan reklamasi lingkungan hidup Liabilitas imbalan kerja jangka panjang Jumlah Liabilitas Jangka Panjang JUMLAH LIABILITAS EKUITAS Ekuitas yang dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham Modal dasar, ditempatkan dan disetor penuh 1.500.000.000 saham Tambahan modal disetor - bersih Defisit Ekuitas bersih yang dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk Kepentingan Nonpengendali
LIABILITIES AND EQUITY
760.973.632 2e,13,29,30 25.510.998 2e,30 846.758.717 2q,3,15b 2.675.209.517 2e,14,29,30 40.738.500 2p,31c
3.665.242.239 2e,2j,16,29,30 3.233.185.328 2e,17,29,30 11.247.618.931
2.144.908.881
2q,15e
1.016.986.318 57.068.775 846.167.738 4.219.797.226 352.800.000
CURRENT LIABILITIES Trade payables - third parties Other payables Taxes payable Accrued expenses Advances from customers
10.559.862.679 4.346.689.184
Current maturities of long-term liabilities Obligation under finance lease Consumer finance payable
21.399.371.920
Total Current Liabilities
2.000.508.656
NON-CURRENT LIABILITIES Deferred tax liabilities - net
2j,10
35.197.364
326.233.014
2n,3,19
309.425.454
5.047.352.611
2m,18
4.958.550.546
Long-term liabilities - net of current maturities Obligation under finance lease Consumer finance payable Deferred gain on sale-andleaseback transactions Provision for enviromental and reclamation costs Long-term employee benefits liability
7.535.281.649
14.386.130.943
Total Non-Current Liabilities
18.782.900.580
35.785.502.863
TOTAL LIABILITIES
- 2e,2j,16,29,30 9.747.671 2e,17,29,30 7.039.472
150.000.000.000 209.386.669.808 (133.300.073.339 )
20 2o,21
226.086.596.469 127.247.318
2b
3.839.515.924 3.242.932.999
150.000.000.000 209.386.669.808 (87.791.837.099 )
EQUITY Equity Attributable to Owners of the Parent Share capital - Rp 100 par value per share Authorized,Issued and fully paid 1,500,000,000 shares Additional paid-in capital - net Deficit
271.594.832.709
Net Equity Attributable to Owners of the Parent
167.874.005
Non-Controlling Interests
JUMLAH EKUITAS
226.213.843.787
271.762.706.714
TOTAL EQUITY
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
244.996.744.367
307.548.209.577
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
See accompanying Notes to the Consolidated Financial Statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
2
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan / Notes
2013 PENJUALAN
2012
9.297.472.200
2p,22
42.162.803.343
BEBAN POKOK PENJUALAN
(31.634.733.226)
2p,23
(60.535.889.488 )
COST OF GOODS SOLD
RUGI BRUTO
(22.337.261.026 )
(18.373.086.145 )
GROSS LOSS
Beban umum dan administrasi Beban penjualan dan distribusi Beban eksplorasi Beban usaha lainnya - bersih
(18.716.095.354) 2p,24 (354.891.330) 2p,25 2p (1.860.423.961) 2c,2i,2p,26
(23.268.244.090 ) (4.902.444.128) (9.743.000) (1.349.779.279)
General and administrative expenses Selling and distribution expenses Exploration expenses Other operating expenses - net
RUGI USAHA
(43.268.671.671 )
(47.903.296.642 )
LOSS FROM OPERATIONS
1.314.377.091 (4.234.951.423)
Finance income Finance costs
(50.823.870.974 )
LOSS BEFORE INCOME TAX
(14.891.501.738 )
INCOME TAX EXPENSE - NET
(65.715.372.712 )
LOSS FOR THE YEAR
Pendapatan keuangan Beban keuangan RUGI SEBELUM PAJAK PENGHASILAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN - BERSIH RUGI TAHUN BERJALAN
(1.991.050.583) (45.259.722.254)
(289.140.673)
-
-
(45.548.862.927 )
Rugi / jumlah rugi komprehensif tahun berjalan yang diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk Kepentingan nonpengendali
(45.508.236.240) (40.626.687 )
JUMLAH
(45.548.862.927 )
RUGI PER SAHAM DASAR YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK
2q,15c
(45.548.862.927)
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN JUMLAH RUGI KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
2p 2p
(30,34 )
2b
2r,27
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
SALES
OTHER COMPREHENSIVE INCOME
(65.715.372.712 )
TOTAL COMPREHENSIVE LOSS FOR THE YEAR
(65.660.812.565 ) (54.560.147)
Loss / total comprehensive loss for the year attributable to: Owners of the parent Non-controlling interests
(65.715.372.712 )
TOTAL
(43,77)
BASIC LOSS PER SHARE ATTRIBUTABLE TO OWNERS OF THE PARENT
See accompanying Notes to the Consolidated Financial Statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
3
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk / Equity attributable to owners of the parent Tambahan Modal Disetor - Bersih / Additional Paid-In Defisit / Jumlah / Modal Saham / Share Capital Capital - Net Deficit Total Saldo 1 Januari 2012
Kepentingan nonpengendali / Non-controlling Interests
Jumlah Ekuitas / Total Equity
150.000.000.000
209.386.669.808
(22.131.024.534 )
337.255.645.274
222.434.152
337.478.079.426
Jumlah rugi komprehensif tahun 2012
-
-
(65.660.812.565 )
(65.660.812.565 )
(54.560.147 )
(65.715.372.712 )
Saldo 31 Desember 2012
150.000.000.000
209.386.669.808
(87.791.837.099 )
271.594.832.709
167.874.005
Jumlah rugi komprehensif tahun 2013
-
-
(45.508.236.240 )
(45.508.236.240 )
(40.626.687 )
(45.548.862.927 )
Saldo 31 Desember 2013
150.000.000.000
209.386.669.808
(133.300.073.339 )
226.086.596.469
127.247.318
226.213.843.787
271.762.706.714
Balance as of January 1, 2012 Total comprehensive loss for 2012 Balance as of December 31, 2012 Total comprehensive loss for 2013 Balance as of December 31, 2013
See accompanying Notes to the Consolidated Financial Statements which are integral part of the consolidated financial statements.
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
4
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2012*)
2013 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok Pengembalian (uang muka untuk) pembelian mangan Pembayaran kas untuk karyawan Pembayaran beban operasional lainnya
12.215.852.431 (5.187.648.449)
53.697.504.043 (28.225.286.816)
10.787.500.000 (13.925.157.535 )
(98.000.000.000) (21.858.918.498 )
(7.148.902.564)
(8.972.232.687)
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Cash receipt from customers Cash paid to suppliers Refund of (advance for) purchase of manganese Cash paid to employees Cash paid for others operational expenses
Kas digunakan untuk operasi Penerimaan bunga Pembayaran pajak penghasilan
(3.258.356.117) (7.500.000)
(103.358.933.958 ) 1.507.418.188 (11.750.125)
Cash used in operations Interest received Income taxes paid
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Operasi
(3.265.856.117)
(101.863.265.895 )
Net Cash Used in Operating Activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Aset tetap Penerimaan dari hasil penjualan Perolehan Pengembalian uang muka pembelian aset tetap Uang muka pembelian aset tetap Penambahan aset eksplorasi dan evaluasi Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pembayaran bunga Pembayaran hutang pembiayaan konsumen Pembayaran hutang sewa pembiayaan
3.308.500.000 (1.262.495.691 ) 1.230.367.000 (273.615.700 ) 3.002.755.609
(1.034.487.505)
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Property and equipment Proceeds from sale Acquisitions Refund of advance for purchase of property and equipment Advance for purchase of property and equipment Additional of exploration and evaluation assets
(13.654.890.019 )
Net Cash Provided by (Used in) Investing Activities
825.000.000 (12.126.524.500 ) (1.318.878.014)
(2.071.405.990 )
(4.323.590.631)
(4.346.689.184)
(3.908.247.680)
(10.734.136.364 )
(11.337.995.490)
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Interest paid Payment of consumer finance payable Payments of obligation under finance lease
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan
(17.152.231.538 )
(19.569.833.801)
Net Cash Used in Financing Activities
PENURUNAN BERSIH KAS DAN BANK
(17.415.332.046 )
(135.087.989.715)
NET DECREASE IN CASH ON HAND AND IN BANKS
154.532.966.900
CASH ON HAND AND IN BANKS AT THE BEGINNING OF THE YEAR
19.444.977.185
CASH ON HAND AND IN BANKS AT THE END OF THE YEAR
KAS DAN BANK AWAL TAHUN
KAS DAN BANK AKHIR TAHUN
*)
19.444.977.185
2.029.645.139
Lihat Catatan 34 / See Note 34
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
See accompanying Notes to the Consolidated Financial Statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
5
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
UMUM a.
b.
1.
Pendirian dan Kegiatan Usaha Perusahaan
GENERAL a.
Establishment and Business Activity of the Company
PT SMR Utama Tbk (Perusahaan) didirikan dengan nama PT Dwi Satria Jaya berdasarkan Akta Notaris F. Eka Sumarningsih, S.H., M.H., No. 31 tanggal 11 November 2003. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C-28091HT.01.01.TH.2003 tanggal 21 November 2003 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 43, Tambahan No. 5091 Anggaran Dasar tanggal 28 Mei 2004. Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan Akta Notaris Humberg Lie, S.H., S.E., M.Kn., No. 100 tanggal 25 Maret 2013 antara lain sehubungan dengan perubahan susunan Dewan Direksi dan Dewan Komisaris. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat No. AHU-AH.01.10-18152 tanggal 13 Mei 2013.
PT SMR Utama Tbk (the Company) was established as PT Dwi Satria Jaya based on Notarial Deed No. 31 of F. Eka Sumarningsih, S.H., M.H., dated November 11, 2003. The Deed of Establishment was approved by the Minister of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia in his Decision Letter No. C-28091HT.01.01.TH.2003 dated November 21, 2003 and was published in the State Gazette No. 43, Supplement No. 5091 dated May 28, 2004. The Company’s Articles of Association has been amended several times, most recently based on the Deed No. 100 dated March 25, 2013 of Humberg Lie, S.H., S.E., M.Kn., among others, in connection with changes in members of the Company’s Boards of Commissioners and Directors. The amendment to the Articles of Association was received by the Minister of Law and Human Rights of Republic of Indonesia in his Letter No. AHU-AH.01.1018152 dated May 13, 2013.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar, ruang lingkup kegiatan Perusahaan antara lain bergerak dalam bidang perdagangan, jasa, industri, pengangkutan, perbengkelan dan pembangunan. Saat ini, selain menjalankan fungsi sebagai perusahaan induk (holding company), Perusahaan tidak aktif terlibat dalam bisnis apapun. Perusahaan berkedudukan di Wisma SMR lantai 5, suite 501-502, Jalan Yos Sudarso Kav. 89, Sunter, Jakarta Utara, Indonesia.
According to Article 3 of the Company’s Articles of Association, the Company is engaged, among others, in the trading, service, industry, transportation, workshop and development. Currently, the Company, aside from being a holding company, is not actively engaged in any business of its own. The Company domiciled at Wisma SMR 5th floor, suite 501-502, Jalan Yos Sudarso kav. 89, Sunter, North Jakarta, Indonesia.
PT Alam Abadi Resources (AKAR) adalah entitas induk dan entitas induk terakhir (ultimate parent) dari Perusahaan dan Entitas-entitas Anak (lihat Catatan 1c) (selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai “Kelompok Usaha”).
PT Alam Abadi Resources (AKAR) is the parent company and the ultimate parent of the Company and Subsidiaries (see Note 1c) (collectively referred to hereafter as “the Group”).
Penawaran Umum Saham Perusahaan
b.
Pada tanggal 30 September 2011, Perusahaan telah memperoleh Surat Pernyataan Efektif No. S-107/0/BL/2011 dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) untuk melakukan penawaran umum perdana saham biasa atas nama sejumlah 500.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham kepada masyarakat melalui Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham tersebut ditawarkan pada harga sebesar Rp 600 per saham.
Public Offering of the Company’s Share On September 30, 2011, the Company obtained Effective Statement Letter No. S-107/0/BL/2011 from the Chairman of the Capital Market and Financial Institution to Supervisory Agency (BAPEPAM-LK) conduct an initial public offering of 500,00,000 shares with par value of Rp 100 per share through the Indonesia Stock Exchange (BEI). The shares were offered at a price of Rp 600 per share.
6
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
UMUM (lanjutan) b.
1.
Penawaran (lanjutan)
Umum
Saham
Perusahaan
GENERAL (continued) b.
Public Offering of the Company’s Share (continued)
Pada tanggal 10 Oktober 2011, seluruh saham Perusahaan telah dicatatkan pada BEI. c.
On October 10, 2011, the Company has listed all of its shares in BEI.
Entitas Anak
c.
Subsidiaries
Entitas Anak yang dikonsolidasikan dan persentase kepemilikan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
Entitas Anak / Subsidiaries PT Soe Makmur Resources (SMR) PT Adikarsa Alam Resources (AKAR) PT Transentra Nusantara (TN)
The consolidated Subsidiaries and the percentages of equity held by the Company as of December 31, 2013 and 2012 are as follows:
Domisili / Domicile
Tahun Awal Operasi Komersial / Start of Commercial Operations
Kegiatan Usaha / Principal Activity
2013
2012
2013
2012
Jakarta
2010
Pertambangan / Minning
99,91%
99,91%
204.238.732.517
266.036.237.096
Jakarta
-*)
Perdagangan / Trading
99,90%
99,90%
87.273.371.303
98.980.065.610
Jakarta
-*)
Pertambangan / Minning
99,94%
99,94%
16.056.871.226
16.110.629.945
Persentase Kepemilikan / Percentage Ownership
Jumlah Aset / Total Assets
*) Belum beroperasi secara komersial / has not started commercial operations
d.
Komisaris, Karyawan
Direksi,
Komite
Audit
dan
d.
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
Commissioners, Directors, Audit Committee and Employees Members of the Company’s Boards of Commissioners and Directors as of December 31, 2013 and 2012 are as follows:
2013 Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Independen Dewan Direksi Direktur Utama (tidak terafiliasi) Direktur
Veny Indrawati Supandi W.S
Jokky Wahyoedi Hidayat Djoko Purwanto
Board of Commissioners President Commissioner Independent Commissioner Board of Directors President Director (unaffiliated) Director
2012 Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Komisaris Independen Dewan Direksi Direktur Utama Direktur Direktur Direktur
Djajus Adisaputro Dwijawanti Widiatmadja Noke Kiroyan
Jokky Wahyoedi Hidayat Dodi Hendra Wijaya Adi Wibowo Adisaputro Djoko Purwanto
Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
Board of Commissioners President Commissioner Commissioner Independent Commissioner Board of Directors President Director Director Director Director Members of the Company’s Audit Committee as of December 31, 2013 and 2012 are as follows:
7
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
UMUM (lanjutan) d. Komisaris, Direksi, Karyawan (lanjutan)
1. Komite
Audit,
dan
GENERAL (continued) d.
Commissioners, Directors, Audit Committee and Employees (continued)
2013 Komite Audit Ketua Anggota Anggota
Supandi W.S Chandy Williem Agnes Lew Dermawan
Sekretaris Perusahaan
Ahmad Fadhil
Audit Committee Chairman Member Member Corporate Secretary
2012 Komite Audit Ketua Anggota Anggota
Noke Kiroyan Iwan Ahmad Antono Prapto Purnomo
Sekretaris Perusahaan
Adi Wibowo Adisaputro
Audit Committee Chairman Member Member Corporate Secretary
Personil manajemen kunci Perusahaan memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan aktivitas Perusahaan. Seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi (selain Komisaris Independen) merupakan manajemen kunci Perusahaan.
Key management personnel of the Company are those persons having the authority and responsibility for planning, directing and controlling the activities of the Company. All members of the Boards of Commissioners and Directors (except Independent Commissioner) are considered as key management personnel of the Company.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Perusahaan dan Entitas Anak memiliki masingmasing 122 dan 155 karyawan tetap (tidak diaudit).
As of December 31, 2013 and 2012, the Company and its subsidiaries had a total of 122 and 155 permanent employees (unaudited), respectively.
eksplorasi e. Area pengembangan
dan
eksploitasi/
e.
Exploration and exploitation/development areas
SMR, Entitas Anak memiliki wilayah eksplorasi dan eksploitasi berdasarkan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP-OP) No. 39/KEP/HK/2010 tanggal 28 Januari 2010 atas nama SMR, yang berlaku selama 20 tahun. Luas Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) adalah sebesar 4.550 hektar di mana 3.749,56 hektar yang berada dalam kawasan hutan. SMR telah memperoleh persetujuan prinsip atas Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) atas kawasan seluas 695,5 hektar melalui surat Menteri Kehutanan No. S.579/Menhut-VII/2011 tanggal 7 November 2011. Area tersebut terletak di Kecamatan Kuatnana dan Amanuban Tengah, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
SMR, a Subsidiary, has exploration and exploitation area covered by Mining Business License for Production Operation (IUP-OP) No. 39/KEP/HK/2010 dated January 28, 2010 under its own name SMR, which is valid for 20 years. The area covered by the Mining Business License (WIUP) is approximately 4,550 hectares on which 3,749.56 hectares are located in forest area. SMR has obtained in principle the permit to use forest area (IPPKH) of approximately 695.5 hectares from the Ministery of Forestry through his letter No. S.579/Menhut-VII/2011 dated November 7, 2011. The mining area is located in Kuatnana and Amanuban Tengah Subdistricts, Timor Tengah Selatan District, Nusa Tenggara Timur Province.
Rincian jumlah cadangan terbukti mangan yang merupakan 17% dari total luas WIUP adalah sebagai berikut:
The details of total proven reserves of manganese which is 17% of the total area WIUP are as follows:
8
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
UMUM (lanjutan)
1.
e. Area eksplorasi dan pengembangan (lanjutan)
Nama Lokasi / Name of Locations
e.
Jumlah cadangan terbukti / total proven reserves (Ton / Tonnes)*)
Luas (ha) / Area (ha)*)
Jumlah produksi / Total production (Ton / Tonnes)*) Tahun berjalan / Current year
890.655 113.538 1.127.321 127.973 120.757 354.726**)
3.910 92 -
46.770 3.827 15.630 4.209 2.279 4.960
843.885 109.711 1.111.691 123.764 118.478 349.766
Jumlah / Total
791
2.734.970***)
4.002
77.675
2.657.295
Tidak diaudit. Masing-masing di bawah 100.000 ton. Jumlah cadangan terbukti berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh PT LAPI ITB yang didokumentasikan dalam laporannya tanggal 4 Mei 2011.
*) Unaudited **) Each below 100,000 tonnes ***) Total proven reserves is based on the result of survey conducted by PT LAPI ITB as documented in its report dated May 4, 2011.
Penerbitan Laporan Keuangan Konsolidasian
f.
Dasar Penyajian Konsolidasian
Laporan
Issuance of Statements
Consolidated
Financial
The consolidated financial statements have been authorized for issue by the Board of Directors of the Company, as the party responsible for the preparation and completion of the consolidated financial statements, on March 18, 2014.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a.
Akumulasi / Accumulated
Jumlah sisa Saldo cadangan terbukti per 31 Desember 2013 / Total remaining balance of proven reserves as of December 31, 2013 (Ton / Tonnes)*)
91 23 68 24 30 555
Laporan keuangan konsolidasian ini telah diotorisasi untuk diterbitkan oleh Dewan Direksi Perusahaan, selaku pihak yang bertanggungjawab atas penyusunan dan penyelesaian laporan keuangan konsolidasian, pada tanggal 18 Maret 2014. 2.
Exploration and exploitation/development areas (continued)
Blok / Block 1 Blok / Block 2 Blok / Block 3 & 5 Blok / Block 4 Blok / Block 7 Lain-lain / Others
*) **) ***)
f.
eksploitasi/
GENERAL (continued)
2. Keuangan
SUMMARY POLICIES a.
Laporan keuangan konsolidasian telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia serta peraturan terkait yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) (dahulu BAPEPAM-LK), khususnya Peraturan No. VIII.G.7, Lampiran dari Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. Kep 347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 tentang “Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik”. Dasar pengukuran yang digunakan adalah berdasarkan biaya historis, kecuali untuk akun tertentu yang diukur berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi terkait.
OF
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
Basis Preparation of Consolidated Financial Statements The consolidated financial statements have been prepared in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards and the relevant regulations issued by Otoritas Jasa Keuangan (OJK) (formerly specifically Rule the BAPEPAM-LK) No. VIII.G.7, Attachment of the Chairman of Bapepam-LK No. Kep 347/BL/2012 date June 25, 2012 on "Presentation and Disclosure of Financial Statements for Public Listed Companies". The measurement basis used is the historical cost, except for certain accounts which are measured on the bases described in the related accounting policies.
9
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
a.
Dasar Penyajian Laporan Konsolidasian (lanjutan)
2.
Keuangan
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) a.
ACCOUNTING
Basis Preparation of Consolidated Financial Statements (continued)
Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian konsisten dengan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012, kecuali untuk penerapan beberapa PSAK dan ISAK baru ataupun revisi yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2013 seperti yang diungkapkan dalam Catatan ini.
The accounting policies adopted in the preparation of the consolidated financial statements are consistent with those adopted in the preparation of the consolidated financial statements for the year ended December 31, 2012, except for the adoption of several amended and new PSAK and ISAK effective January 1, 2013 as disclosed in this Note.
Laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian, disusun dengan dasar akrual. Pernyataan arus kas konsolidasian disusun berdasarkan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas atas dasar aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
The consolidated financial statements, except for the consolidated statement of cash flows, are prepared under the accrual basis of accounting. The consolidated statement of cash flows have been prepared based on the direct method by classifying cash flows on the basis of operating, investing and financing activities.
Perlu dicatat bahwa estimasi akuntansi dan asumsi digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian. Estimasi dibuat berdasarkan pengetahuan dan pertimbangan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan yang terjadi. Area yang kompleks atau memerlukan tingkat pertimbangan yang lebih tinggi atau area di mana asumsi dan estimasi dapat berdampak signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian diungkapkan di Catatan 3.
It should be noted that accounting estimates and assumptions are used in preparation of the consolidated financial statements. Although these estimates are based on management’s best knowledge and judgment of current events and actions, actual results may ultimately differ from those estimates. The areas involving a higher degree of judgment or complexity, or areas where assumptions and estimates are significant to the consolidated financial statements are disclosed in Note 3.
Standar Akuntansi Baru
New Accounting Standards
Revisi standar akuntansi dan perubahan standar akuntansi yang wajib untuk pertama kalinya diterapkan pada laporan keuangan tahunan yang dimulai 1 Januari 2013 adalah revisi PSAK No. 38 "Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali" dan PSAK No. 60, "Instrumen Keuangan: Pengungkapan". Perusahaan telah mengevaluasi dampak dari perubahan di dalam PSAK No. 60 tersebut tidak memiliki dampak material terhadap laporan keuangan konsolidasian sementara perubahan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha telah dibuat sesuai yang di prasyaratkan, sesuai dengan ketentuan transisi dari PSAK No. 38.
Revised accounting standard and improvement on accounting standard which are mandatory for the first time for the financial period beginning January 1, 2013 are revised PSAK No. 38 “Business Combination of Entities Under Common Control” and Improvement on PSAK No. 60, “Financial Instruments: Disclosures”. The Group has evaluated the impact of the Improvement on PSAK No. 60 to be immaterial to the consolidated financial statements while changes to the Group’s accounting policy has been made as required, in accordance with the transitional provisions of revised PSAK No. 38.
10
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b.
2.
Dasar Konsolidasian
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) b.
(a) Entitas Anak
ACCOUNTING
Basis of Consolidation (a) Subsidiaries
Entitas anak adalah seluruh entitas (termasuk entitas bertujuan khusus) di mana Kelompok Usaha memiliki kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional atasnya, biasanya melalui kepemilikan lebih dari setengah hak suara. Keberadaan dan dampak dari hak suara potensial yang saat ini dapat dilaksanakan atau dikonversi, dipertimbangkan ketika menilai apakah Kelompok Usaha mengendalikan entitas lain. Entitas anak dikonsolidasikan secara penuh sejak tanggal di mana pengendalian dialihkan kepada Perusahaan. Entitas anak tidak dikonsolidasikan lagi sejak tanggal Entitas Induk kehilangan pengendalian.
Subsidiaries are all entities (including special purpose entities) over which the Group has the power to govern the financial and operating policies generally accompanying a shareholding of more than one half of the voting rights. The existence and effect of potential voting rights that are currently exercisable or convertible are considered when assessing whether the Group controls another entity. Subsidiaries are fully consolidated from the date on which control is transferred to the Company. They are deconsolidated from the date on which that control ceases.
Seluruh transaksi signifikan antar entitas dan saldo akun, termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi telah dieliminasi. Kebijakan akuntansi Entitas Anak diubah jika diperlukan untuk memastikan konsistensi dengan kebijakan akuntasi yang diadopsi Kelompok Usaha.
All significant intercompany transactions and accounts balances, including unrealized gains or losses, have been Accounting policies of eliminated. Subsidiaries have been changed where necessary to ensure consistency with the policies adopted by the Group.
(b) Kepentingan Nonpengendali
(b) Non-controlling interests
Kepentingan non-pengendali (NCI) merupakan bagian dari laba atau rugi dan aset bersih Entitas Anak yang tidak diatribusikan secara langsung atau tidak langsung kepada Entitas Induk, yang disajikan secara terpisah masing-masing dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan sebagai bagian dari ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, yang disajikan secara terpisah dalam bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan induk.
Non-controlling interests (NCI) represents the portion of the profit or loss and net assets of the subsidiaries not attributable, directly or indirectly, to owners of the Company, which are presented separately in the consolidated statement of comprehensive income and under the equity section of the consolidated statement of financial position, respectively, separately from the corresponding portion attributable to the owners of the parent company.
Rugi Entitas Anak yang tidak dimiliki sepenuhnya diatribusikan pada kepentingan nonpengendali bahkan jika itu mengakibatkan saldo defisit.
Losses of a non-wholly owned Subsidiary are attributed to the NCI even if that results in a deficit balance.
Kelompok Usaha memperlakukan transaksi dengan kepentingan nonpengendali sebagai transaksi dengan pemilik ekuitas Kelompok Usaha. Untuk pembelian dari kepentingan non-pengendali, Selisih antara nilai wajar imbalan yang dibayar dan bagian yang diakuisisi atas jumlah tercatat aset bersih Entitas Anak dicatat pada ekuitas. Keuntungan atau kerugian pelepasan kepentingan nonpengendali juga dicatat pada ekuitas.
The Group treats transactions with noncontrolling interests as transactions with equity owners of the Group. For purchases from non-controlling interests, the difference between any consideration paid and the relevant share acquired of the carrying amount of net assets of the Subsidiary is recorded in equity. Gains or losses on disposals to non-controlling interests are also recorded in equity.
11
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
b.
2.
Dasar Konsolidasian (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) b.
Basis of Consolidation (continued) (b) Non-controlling interests (continued)
(b) Kepentingan Nonpengendali (lanjutan)
c.
ACCOUNTING
Ketika Kelompok Usaha tidak lagi memiliki pengendalian atau, kepentingan yang masih tersisa atas entitas diukur kembali berdasarkan nilai wajarnya, dan perubahan jumlah tercatat diakui dalam laba rugi. Jumlah tercatat awal adalah sebesar nilai wajar untuk kepentingan pengukuran kembali kepentingan yang tersisa sebagai entitas asosiasi, ventura bersama atau aset keuangan.
When the Group ceases to have control or significant influence, any retained interest in the entity is remeasured to its fair value, with the change in carrying amount recognized in profit or loss. The fair value is the initial carrying amount for the purposes of subsequently accounting for the retained interest as an associate, joint venture or financial asset.
Di samping itu, jumlah yang sebelumnya diakui pada pendapatan komprehensif lain sehubungan dengan entitas tersebut dicatat seolah-olah Kelompok Usaha telah melepas aset atau liabilitas terkait. Hal ini dapat berarti bahwa jumlah yang sebelumnya diakui pada pendapatan komprehensif lain direklasifikasi ke laba rugi.
In addition, any amounts previously recognized in other comprehensive income in respect of that entity are accounted for as if the Group had directly disposed of the related assets or liabilities. This may mean that amounts previously recognized in other comprehensive income are reclassified to profit or loss.
Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
c.
(a) Mata Uang Fungsional dan Penyajian
Foreign Currency Transactions and Balances (a) Functional and Presentation Currency
Laporan keuangan konsolidasian disajikan dalam Rupiah yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan dan Entitas Anak.
The consolidated financial statements are presented in Rupiah which is the functional currency of the Company and its Subsidiaries.
(b) Transaksi dan Saldo
(b) Transactions and Balances
Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan kurs yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian. Item nonmoneter dalam mata uang asing diukur berdasarkan biaya historis yang tidak dijabarkan kembali.
Transactions in foreign currencies are translated in to Rupiah using the exchange rates prevailing at the dates of the transactions. Monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are translated at the rate of exchange ruling at the consolidated statement of financial position date. Nonmonetary items that are measured in terms of historical cost in a foreign currency are not retranslated.
Selisih kurs yang timbul atas penyelesaian item moneter dan pada penjambaran kembali item moneter dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Exchange differences arising on the settlement of monetary items and on retranslation of monetary items are included in the consolidated statement of comprehensive income.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, kurs yang digunakan untuk ASD 1 masing-masing adalah sebesar Rp 12.189 dan Rp 9.670.
As of December 31, 2013 and 2012, the exchange rate used for USD 1 was Rp 12,189 and Rp 9,670, respectively.
12
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) d.
2.
Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) d.
ACCOUNTING
Transactions with Related Parties
Sesuai dengan PSAK No. 7 (Revisi 2010) tentang “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”, Kelompok Usaha mengangap pihak yang dianggap berelasi jika salah satu pihak memiliki kemampuan untuk mengendalikan (dengan cara kepemilikan langsung maupun tidak langsung) atau mempunyai pengaruh signifikan (dengan cara partisipasi dalam kebijakan keuangan dan operasional) selama pihak lain berpartisipasi dalam keputusan kebijakan keuangan dan operasional.
In accordance with PSAK 7 (Revised 2010), “Related Party Disclosures”, the Group parties are considered to be related if one party has the ability to control (by way of ownership, directly or indirectly) or exercise significant influence (by way of participation in the financial and operating policies) over the other party in making financial and operating decisions.
Seluruh transaksi yang signifikan dengan pihakpihak berelasi telah diungkapkan dalam Catatan 28 atas laporan keuangan konsolidasian.
All significant transactions with related parties are disclosed in Note 28 to the consolidated financial statements.
e. Instrumen Keuangan
e.
Financial Instruments
Aset Keuangan
Financial Assets
Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan di mana pembelian dan penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset keuangan dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh pasar yang bersangkutan.
All financial assets are recognized and derecognized on trade date where the purchase or sale of a financial asset is under a contract whose terms require delivery of the financial asset within the timeframe established by the market concerned.
Kelompok Usaha mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori berikut: (i) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, (ii) Pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo dan (iv) Aset keuangan yang tersedia untuk dijual.
The Group classifies its financial assets in the following categories: (i) financial assets at fair value through profit or loss, (ii) loans and receivables, (iii) held to maturity investment and (iv) available for sale financial assets.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Kelompok Usaha hanya memiliki aset keuangan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Pinjaman dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak diperoleh di pasar aktif. Hal tersebut termasuk dalam aset lancar yang jatuh tempo kurang dari dua belas bulan, jika tidak, mereka diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar. Pinjaman dan piutang Kelompok Usaha terdiri dari kas dan bank, piutang usaha, piutang lain-lain dan uang jaminan di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian.
As at December 31, 2013 and 2012, the Group only had financial assets classified as loans and receivables. Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market. They are included in current assets for maturities shorter than twelve months; otherwise, they are classified as noncurrent assets. The Group loans and receivables comprised of cash on hand and in banks, trade receivables, other receivables and refundable deposit in the consolidated statement of financial position.
Pinjaman dan piutang pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Aset keuangan dihentikan pengakuannya ketika hak untuk menerima arus kas dari aset tidak lagi ada atau telah ditransfer dan Kelompok Usaha telah secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat kepemilikan.
Loans and receivables are initially recognized at fair value plus transaction costs and subsequently measured at amortized cost using the effective interest rate method less any impairment. Financial assets are derecognized when the rights to receive cash flows from the assets have ceased to exist or have been transferred and the Group has transferred substantially all risks and rewards of ownership.
13
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
e. Instrumen Keuangan (lanjutan)
f.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) e.
ACCOUNTING
Financial Instruments (continued)
Liabilitas Keuangan
Financial Liabilities
Kelompok Usaha mengklasifikasikan liabilitas keuangannya dalam dua kategori (i) pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan (ii) liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
The Group classifies its financial liabilities into two categories (i) at fair value through profit or loss and (ii) financial liabilities measured at amortized cost.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Kelompok Usaha hanya memiliki liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi yang terdiri dari hutang usaha, hutang lain-lain, beban masih harus dibayar, hutang sewa pembiayaan dan hutang pembiayaan konsumen. Setelah pengakuan awal yang sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi, Kelompok Usaha mengukur liabilitas keuangan pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat liabilitas tersebut dihentikan atau dibatalkan atau telah kadaluarsa.
As at December 31, 2013 and 2012, the Group only had financial liabilities measured at amortized cost that comprised of trade payables, other payables, accrued expenses, obligation under finance lease and consumer finance payable. After the initial recognition which is at fair value plus transaction costs, the Group measures all financial liabilities at amortized cost using effective interest rate method. Financial liabilities are derecognized when the obligation under the liability is discharged or cancelled or expired.
Saling Hapus Aset dan Liabilitas Keuangan
Offsetting Liabilities
Aset dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, jika dan hanya jika, Kelompok Usaha 1) saat ini memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan 2) berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
A financial asset and a financial liability is offset and the net amount is presented in the consolidated statement of financial position when, and only when, the Group 1) currently has a legally enforceable right to set off the recognized amounts; and 2) intends either to settle on a net basis, or to realize the asset and settle the liability simultaneously.
Penurunan Nilai Aset Keuangan
f.
of
Financial
Assets
and
Impairment of Financial Assets
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, manajemen menilai apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti objektif penurunan nilai.
At each consolidated statement of financial position date, management assesses whether there is any objective evidence that a financial asset or a group of financial assets is impaired. A financial asset or a group of financial assets is impaired and impairment losses are incurred, if and only if, there is an objective evidence of impairment.
Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, kerugian diukur sebagai selisih antara jumlah tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan pada suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Jumlah tercatat aset tersebut dikurangi baik secara langsung maupun tidak langsung melalui penggunaan akun penyisihan. Jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
For financial asset measured at amortized cost, loss is measured as the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows discounted at original effective interest rate of the financial assets. The carrying amount of the asset shall be reduced either directly or through the use of an allowance account. The amount of the loss is recognized in the consolidated statement of comprehensive income.
14
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
f.
2.
Penurunan Nilai Aset Keuangan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) f.
Manajemen awalnya menentukan apakah terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual. Jika Kelompok Usaha menentukan tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual apakah signifikan atau tidak, itu termasuk dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai secara kolektif penurunan nilai.
ACCOUNTING
Impairment of Financial Assets (continued) Management initially assesses whether objective evidence of impairment exists individually for financial assets that are individually significant. If the Group determines that no objective evidence of impairment exists for an individually assessed financial asset whether significant or not, it includes the asset in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and collectively assesses them for impairment.
g. Persediaan
g.
Inventories
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih. Biaya perolehan persediaan meliputi seluruh biaya yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini di mana ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang. Nilai realisasi neto adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi biaya yang diperlukan untuk melaksanakan penjualan.
Inventories are stated at the lower of cost or net realizable value. The cost of inventories includes all costs of purchase and other costs incurred in bringing the inventories to their present location and condition. The cost is determined using the weighted-average method. Net realizable value is the estimated selling price in the ordinary course of business less the estimated costs necessary to make the sale.
Ketika persediaan dijual, jumlah tercatat persediaan tersebut diakui sebagai beban pada tahun di mana pendapatan terkait diakui.
When inventories are sold, the carrying amount of those inventories is recognized as an expense in the year in which the related revenue is recognized.
Penyisihan penurunan nilai persediaan karena keusangan, kerusakan, kehilangan dan lambatnya perputaran ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan masing-masing persediaan untuk mencerminkan nilai realisasi neto pada akhir tahun. Penyisihan penurunan nilai persediaan ke nilai realisasi neto dan seluruh kerugian persediaan diakui sebagai beban pada periode penurunan nilai atau kerugian terjadi.
Provision for decline in value of inventory due to obsolescence, damage, loss and slow movement is determined based on a review of the condition of individual inventory to reflect its net realizable value at the end of the year. The amount of any allowance for impairment and all losses of inventories are recognized as an expense in the period the write-down or loss occurs.
Jumlah setiap pemulihan penyisihan penurunan nilai persediaan karena kenaikan nilai realisasi bersih, diakui sebagai pengurangan terhadap jumlah persediaan yang diakui sebagai beban pada periode terjadinya pemulihan tersebut.
The amount of any reversal of any allowance for write-down of inventories, arising from an increase in net realizable value, is recognized as a reduction in the amount of inventories recognized as an expense in the period in which the reversal occurs.
h. Biaya Dibayar di Muka
h.
Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat dengan menggunakan metode garis lurus.
Prepaid Expenses Prepaid expenses are amortized over their beneficial periods using the straight-line method.
15
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) i.
2.
Aset Tetap
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) i.
ACCOUNTING
Property and Equipment
Pada saat pengakuan awal, aset tetap diukur pada biaya perolehan yang meliputi harga pembelian dan biaya lainnya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diperlukan. Setelah pengakuan awal, Kelompok Usaha menggunakan model biaya di mana seluruh aset tetap diukur sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai (jika ada).
At initial recognition, property and equipment are measured at cost which includes the purchase price and other costs directly attributable to bring the asset to the present location and condition. After initial recognition, the Group uses the cost model in which all property and equipment are measured at cost less accumulated depreciation and accumulated impairment losses (if any).
Biaya setelah perolehan awal termasuk dalam jumlah tercatat aset atau diakui sebagai aset yang terpisah, mana yang lebih tepat, ketika terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke Kelompok Usaha dan biaya tersebut dapat diukur secara andal. Jumlah tercatat komponen yang diganti dihentikan pengakuannya pada tahun di mana pada saat penggantian tersebut terjadi. Seluruh biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Subsequent cost are included in the asset’s carrying amount or recognized as a separate asset, as appropriate, when it is probable that future economic benefits associated with the item will flow to the Group and the cost of the item can be reliably measured. The carrying amount of the replaced part is derecognized during the financial year in which they are incurred. All other repairs and maintenance are charged to the consolidated statement of comprehensive income.
Penyusutan dihitung menggunakan metode garis lurus untuk mencatat jumlah penyusutan selama estimasi manfaat ekonomi sebagai berikut:
Depreciation is calculated using straight line method to write off the depreciable amount over their estimated useful lives as follows:
Tahun / Years Bangunan Prasarana Kendaraan dan alat berat Peralatan dan inventaris kantor
20 4-6 4-8 4-8
Buildings infrastructures Vehicles and heavy equipment Office equipment and fixture
Masa manfaat ekonomi, nilai residu dan metode penyusutan aset tetap ditelaah setiap akhir tahun keuangan dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi akuntansi tersebut berlaku prospektif.
The estimated useful lives, residual values and depreciation method of property and equipment are reviewed at each financial year end with the effect of any changes in acoounting estimates accounted for on a prospective basis.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai. Aset dalam penyelesaian akan direklasifikasi ke aset tetap yang bersangkutan pada aset tersebut saat selesai dan siap untuk digunakan. Penyusutan mulai dibebankan pada tanggal aset tersebut siap digunakan.
Construction in progress is stated at cost less any impairment losses. Construction in progress is reclassified to appropriate property and equipment account when completed and ready for use. Depreciation is charged from the date the assets are ready for use.
Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya.
An item of property and equipment is derecognized upon disposal or when no future economic benefits are expected from its use or disposal.
16
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) i.
2.
Aset Tetap (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) i.
Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset tetap) diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada tahun aset tersebut itu dihentikan pengakuannya. j.
ACCOUNTING
Property and Equipment (continued) Any gain or loss arising from derecognition of the asset, calculated as the difference between the net disposal proceeds and the carrying amount of the item, is recognized in consolidated statement of comprehensive income in the year the item is derecognized.
Sewa
j.
Leases
Suatu perjanjian, yang meliputi suatu transaksi atau serangkaian transaksi, merupakan perjanjian sewa atau mengandung sewa jika Kelompok Usaha menentukan bahwa perjanjian tersebut memberikan hak untuk menggunakan suatu aset atau sekelompok aset selama periode tertentu dengan imbalan suatu atau serangkaian pembayaran. Pertimbangan tersebut dibuat berdasarkan hasil evaluasi terhadap substansi perjanjian terlepas dari bentuk formal dari perjanjian sewa tersebut.
An arrangement, comprising a transaction or a series of transactions, is or contains a lease if the Group determines that the arrangement conveys a right to use a specific asset or assets for an agreed period of time in return for a payment or a series of payments. Such a determination is made based on an evaluation of the substance of the arrangement and is regardless of whether the arrangement takes the legal form of a lease.
(1)
(1) Operating lease
Sewa operasi Sewa di mana secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan secara efektif tetap dimiliki oleh lessor diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa operasi (dikurangi insentif yang diterima dari lessor) diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus selama periode manfaat yang diharapkan.
(2)
Leases under which substantially all the risks and benefits of ownership are effectively retained by the lessor are classified as operating leases. Operating lease payments, net of any incentives received from the lessor, are charged as an expense on a straight-line basis over the period of expected benefit.
Sewa pembiayaan
(2) Finance leases
Sewa atas aset tetap di mana Kelompok Usaha, sebagai lessee, menanggung seluruh risiko, dan manfaat dari kepemilikan aset secara substansial diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Pada awal sewa, sewa pembiayaan dicatat sebesar nilai yang terendah antara nilai wajar aset sewaan atau nilai kini dari pembayaran sewa minimum.
Leases of property and equipment where the Group, as lessee, has assumes substantially all the risks, and rewards of ownership are classified as finance lease. Finance leases are capitalized at the inception of the lease at the lower of the fair value of the leased property or the present value of the minimum lease payments.
Sesuai kewajiban sewa, dikurangi beban keuangan, disajikan sebagai hutang jangka pendek dan jangka panjang. Setiap pembayaran sewa dialokasikan sebagai hutang dan biaya keuangan. Biaya keuangan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian selama masa sewa sehingga dapat menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo hutang setiap periode.
The corresponding rental obligations, net of finance charges, are included in shortterm and long-term payables. Each lease payment is allocated between the liability and finance cost. The finance cost is charged to the consolidated statement of comprehensive income over the lease period so as to produce a constant periodic rate of interest on the remaining balance of the liability for each period.
17
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
j.
2.
Sewa (lanjutan) (2)
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) j.
Sewa pembiayaan (lanjutan)
Leases (continued) (2) Finance leases (continued)
Aset sewa guna usaha disusutkan dengan kebijakan yang sama dengan yang diterapkan untuk aset tetap pemilikan langsung. Namun, ketika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Kelompok Usaha akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, maka aset sewaan disusutkan selama periode yang lebih pendek antara umur manfaat aset atau masa sewa. (3)
ACCOUNTING
Leased assets are depreciated using the same policies as applied to fixed assets under direct ownership. However, when there is no reasonable certainty that Group will obtain ownership by the end of the lease term, then the leased assets are depreciated over the shorter of the estimated useful life of the asset or the lease term.
Transaksi jual dan sewa kembali
(3) Sale-and-leaseback transaction
Transaksi jual dan sewa kembali melibatkan penjualan suatu aset dan penyewaan kembali aset yang sama. Dalam transaksi jual dan sewa kembali yang menghasilkan sewa pembiayaan, Kelompok Usaha telah menangguhkan dan mengamortisasi selama masa sewa keuntungan dari hasil penjualan dari jumlah tercatat aset sewaan.
A sale and leaseback transaction involves the sale of an asset and leasing back of the same asset. In a sale and leaseback transaction which results in finance lease, the Group has deferred and amortized over the lease term the excess of the sales proceeds over the carrying amount of the leased asset.
k. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan
k.
Impairment of Non-Financial Asset
Aset yang diamortisasi diuji untuk penurunan nilai apabila terdapat peristiwa atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa jumlah tercatat aset tidak dapat diperoleh kembali. Penurunan nilai diakui untuk jumlah di mana jumlah tercatat aset melebihi jumlah terpulihkannya. Jumlah terpulihkan adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset dikurangi biaya untuk menjual atau nilai pakai. Untuk tujuan pengujian terhadap penurunan nilai, aset dikelompokkan hingga unit terkecil yang dapat teridentifikasi dalam menghasilkan arus kas terpisah (unit penghasil kas). Aset non-keuangan yang mengalami penurunan nilai ditelaah untuk kemungkinan pemulihan dari penurunan nilai tersebut pada setiap tanggal pelaporan.
Assets that are subject to amortization are reviewed for impairment whenever events or changes in circumstances indicate that the carrying amount may not be recoverable. An impairment loss is recognized for the amount by which the asset’s carrying amount exceeds its recoverable amount. The recoverable amount is the higher of an asset’s fair value less costs to sell and value in use. For the purposes of assessing impairment, assets are grouped at the lowest levels for which there are separately identifiable cash flows (cash-generating units). Non-financial assets that suffered an impairment are reviewed for possible reversal of the impairment at each reporting date.
Kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan jika telah terjadi perubahan dalam perkiraan yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset. Kerugian penurunan nilai hanya akan dipulihkan sejauh jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlah tercatat yang telah ditentukan, setelah dikurangi penyusutan atau amortisasi, jika tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui.
An impairment loss is reversed if there has been a change in the estimate used to determine the recoverable amount of an asset. An impairment loss is only reversed to the extent that the asset’s carrying amount does not exceed the carrying amount that would have been determined, net of depreciation or amortization, if no impairment loss had been recognized.
18
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
l.
2.
Properti Pertambangan dan Biaya Eksplorasi dan Evaluasi
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) l.
Mining Properties Evaluation Assets
and
ACCOUNTING
Exploration
and
Kegiatan eksplorasi dan evaluasi melibatkan pencarian mineral, penentuan kelayakan teknis dan penilaian kelayakan komersial dari sebuah sumber daya teridentifikasi. Kegiatan tersebut meliputi:
Exploration and evaluation activities involve the search for mineral resources, the determination of technical feasibility and the assessment of commercial viability of an identified resource. Such activities include:
(i)
(i)
pengumpulan data eksplorasi melalui topografi, studi geokimia dan geofisika;
(iii) menentukan dan memeriksa volume dan kualitas sumber daya; dan (iv) meneliti persyaratan transportasi dan infrastruktur.
gathering exploration data through topographical, geochemical and geophysical studies; (ii) exploratory drilling, trenching and sampling; (iii) determining and examining the volume and grade of the resource; and (iv) surveying transportation and infrastructure requirements.
Biaya administrasi yang tidak langsung dapat diatribusikan dengan suatu daerah eksplorasi khusus dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif. Biaya lisensi yang dibayar sehubungan dengan hak untuk mengeksplorasi di daerah eksplorasi yang ada dikapitalisasi dan diamortisasi selama jangka waktu lisensi atau izin.
Administration costs that are not directly attributable to a specific exploration area are charged to consolidated statement of comprehensive income. License costs paid in connection with a right to explore in an existing exploration area are capitalized and amortized over the term of the license or permit.
Biaya eksplorasi dan evaluasi (termasuk amortisasi atas biaya lisensi yang dikapitalisasi) dikapitalisasi pada saat terjadinya, kecuali dalam keadaan berikut:
Exploration and evaluation costs (including amortization of capitalized license costs) are capitalized as incurred, except in the following circumstances:
(i)
sebelum memperoleh hak hukum untuk mengeksplorasi suatu wilayah tertentu; (ii) setelah dapat dibuktikan dengan kelayakan teknis dan komersial atas penambangan sumber daya mineral atau ditemukannya cadangan terbukti.
(i)
Kapitalisasi biaya eksplorasi dan evaluasi dicatat dalam akun "Aset Eksplorasi dan Evaluasi" dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan dikurangi penyisihan penurunan nilai. Aset tersebut tidak disusutkan karena belum tersedia untuk digunakan tetapi ditelaah untuk indikasi penurunan nilai. Apabila suatu penurunan potensial terindikasi, penilaian dilakukan untuk setiap area of interest dalam kaitannya dengan kelompok aset operasi terkait (yang merupakan unit penghasil kas) terhadap eksplorasi yang diterkait tersebut. Sejauh biaya eksplorasi dan evaluasi tidak diharapkan untuk dipulihkan, biaya tersebut dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Capitalized exploration and evaluation costs are recorded under “Exploration and Evaluation Assets” and are subsequently measured at cost less any allowance for impairment. Such assets are not depreciated as they are not available for use but monitored for indications of impairment. Where a potential impairment is indicated, an assessment is performed for each area of interest in conjunction with the group of operating assets (representing a cash generating unit) to which the exploration is attributed. To the extent that deferred exploration and evaluation costs are not expected to be recovered, it is charged to consolidated statement of comprehensive income.
(ii) pengeboran, penggalian dan sampel;
before the legal rights to explore a specific area are obtained; (ii) after the technical feasibility and commercial viability of extracting a mineral resource are demonstrable or proven reserves are discovered.
19
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
l.
2.
Properti Pertambangan dan Biaya Eksplorasi dan Evaluasi (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) l.
ACCOUNTING
Mining Properties and Exploration Evaluation Assets (continued)
and
Arus kas terkait dengan kapitalisasi biaya eksplorasi dan evaluasi diklasifikasikan sebagai arus kas dari aktivitas investasi dalam laporan arus kas konsolidasian, sedangkan arus kas terkait dengan biaya eksplorasi dan evaluasi yang dibiayakan diklasifikasikan sebagai aktivititas operasi.
Cash flows associated with capitalized exploration and evaluation costs are classified as investing activities in the consolidated statement of cash flows, while cash flows in respect of exploration and evaluation costs that are expensed are classified as operating activities.
Pada saat cadangan terbukti ditentukan, aset eksplorasi dan evaluasi diklasifikasikan ke “Tambang dalam pembangunan”, yang merupakan bagian dari “Properti Pertambangan”. Biaya pengembangan selanjutnya terkait dengan konstruksi infrastruktur yang diperlukan untuk menjalankan aktivitas operasional tambang dikapitalisasi dan diklasifikasikan sebagai “Tambang dalam pembangunan”. Biaya pengembangan adalah neto dari penerimaan atas penjualan mineral yang ditambang pada tahap pengembangan.
When proven reserves are determined, exploration and evaluation assets are reclassified to “Mining under development”, which are included in “Mining Properties”. All subsequent development costs relating to construction of infrastructure required to operate the mine is capitalized and classified as “Mining under development”. Development costs are net of proceeds from the sale of mineral extracted during the development phase.
Pada saat pengembangan telah selesai, semua aset yang termasuk dalam “Tambang dalam pembangunan” diklasifikasikan ke “Tambang berproduksi” dalam properti pertambangan atau komponen lain dalam aset tetap. Tambang berproduksi dicatat sebesar biaya perolehan, dikurangi dengan akumulasi amortisasi dan rugi penurunan nilai, jika ada.
Once development is completed, all assets included in “Mining under development” are reclassified as either “Production mines” under mining properties or other component of fixed assets. Production mines are stated at cost, less accumulated amortization and accumulated impairment losess, if any.
Properti pertambangan mencakup aset dalam tahap produksi dan pengembangan, aset yang ditransfer dari aset eksplorasi dan evaluasi. Properti pertambangan dalam tahap pengembangan tidak diamortisasi sampai tahapan produksi dimulai.
Mining properties include assets in production and in development, assets transferred from exploration and evaluation assets. Mining properties in development are not amortized until production commences.
Ketika selanjutnya pengeluaran pengembangan terjadi pada properti pertambangan setelah dimulainya produksi, akumulasi pengeluaran yang dilakukan diakui sebagai bagian dari "tambang dalam produksi" apabila kemungkinan tambahan manfaat ekonomi masa depan yang terkait dengan pengeluaran tersebut akan mengalir ke Kelompok Usaha. Jika tidak pengeluaran tersebut diklasifikasikan sebagai biaya produksi.
When further development expenditure is incurred on a mining property after the commencement of production, the expenditure is carried forward as part of the “mines in production” when it is probable that additional future economic benefits associated with the expenditure will flow to the Group. Otherwise such expenditure is classified as a cost of production.
Akumulasi biaya dari tambang yang telah berproduksi diamortisasi dengan menggunakan metode unit produksi sepanjang cadangan tambang tersebut dapat dipulihkan secara ekonomis.
The accumulated costs of production mines are amortized on the unit-of-production method over the economically recoverable reserves of the respective mines.
20
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
m. Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang
m.
ACCOUNTING
Long-Term Employee Benefits Liability
Kelompok Usaha menyediakan imbalan pasca kerja sesuai dengan Undang-undang No. 13/2003. Perhitungan liabilitas imbalan kerja jangka panjang didasarkan pada ketentuan di dalam Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dengan menggunakan metode aktuarial Projected Unit Credit.
The Group provides post employment benefits in accordance with Law No. 13/2003. The calculation of long-term employee benefits liability is based on the projected unit credit actuarial method.
Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial yang melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti pada awal periode pelaporan diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja dari para pekerja dalam program.
The accumulated unrecognized actuarial gains and losses that exceed 10% of the present value of the defined benefit obligation at the beginning of the reporting period is recognized on the straight-line method over the expected average remaining working lives of the participating employees.
Jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diamortisasi dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.
Past service cost is recognized immediately if the benefits are already vested, and otherwise is amortized on a straight-line basis over the average period until the benefits become vested.
Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan kerja jangka panjang pada laporan posisi keuangan konsolidasian merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan atau kerugian aktuarial yang belum diakui serta biaya jasa lalu yang belum diakui.
The amount recognized as long-term employee benefits liability in the consolidated statement of financial position represents the present value of defined benefit obligation adjusted for unrecognized actuarial gains or losses and unrecognized past service cost.
n. Provisi
‘
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued)
n.
Provisions
Provisi diakui jika Kelompok Usaha memiliki liabilitas kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) jika, sebagai akibat peristiwa masa lalu, besar kemungkinan penyelesaian liabilitas tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan jumlah liabilitas tersebut dapat diestimasi secara andal.
A provision is recognized when the Group has a present obligation (legal or constructive) where, as a result of a past event, it is probable that an outflow of resources embodying economic benefits will be required to settle the obligation and a reliable estimate can be made of the amount of the obligation.
Provisi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi terbaik yang paling kini. Jika kemungkinan besar tidak terjadi arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi untuk menyelesaikan liabilitas tersebut, maka provisi dibatalkan.
The provision is reviewed at each reporting date and adjusted to reflect the current best estimate. If it is no longer probable that an outflow of resources embodying economic benefits will be required to settle the obligation, the provision is reversed.
Restorasi, rehabilitasi dan pengeluaran lingkungan lainnya yang timbul selama tahap produksi dibebankan sebagai bagian dari biaya produksi.
Restoration, rehabilitation, and other environmental expenditures incurred during the production phase of operations are charged as part of the cost of production.
21
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
n. Provisi (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) n.
SMR, Entitas Anak, memiliki liabilitas tertentu untuk merestorasi dan merehabilitasi daerah pertambangan serta penarikan aset sesudah produksi selesai. Liabilitas tersebut diakrual menggunakan metode unit produksi sepanjang umur tambang sehingga akrual tersebut akan cukup untuk memenuhi liabilitas tersebut ketika produksi dari sumber daya selesai. Perubahan dalam estimasi biaya restorasi dan lingkungan yang harus dikeluarkan dicatat secara prospektif selama sisa umur tambang.
ACCOUNTING
Provisions (continued) SMR, Subsidiary, has certain obligations for restoration and rehabilitation of mining areas and retirement of assets following the completion of production. Such obligations are being accrued on the unit-of-production method over the life of the mine so that the accrual will be adequate to meet those obligations once production from the resource is completed. Changes in estimated restoration and environmental expenditures to be incurred are accounted for on a prospective basis over the remaining mine life.
o. Tambahan Modal Disetor - Bersih
o.
Additional Paid-in Capital - Net
Tambahan modal disetor merupakan selisih antara agio saham (yaitu kelebihan setoran pemegang saham di atas nilai nominal) dengan biaya-biaya saham yang terkait langsung dengan penerbitan efek ekuitas Perusahaan dalam penawaran umum perdana (lihat Catatan 1b).
Additional paid-in capital includes the difference between the excess of paid-up capital share made by shareholders over its par value and the direct costs incurred in respect of the issuance of the Company’s shares in the initial public offering (see Note 1b).
Transaksi restrukturisasi entitas sepengendali dicatat dengan menggunakan metode yang sama seperti metode penyatuan kepemilikan. Selisih antara harga pengalihan dengan proporsi nilai buku aset bersih entitas anak yang diakuisisi dicatat sebagai bagian dari "Tambahan modal disetor" pada bagian ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian.
Restructuring transactions of entities under common control are accounted for using a method similar as the pooling of interest method. The difference between the transfer price and the proportionate book value of the acquired subsidiary’s net assets is recorded as part of “Additional paid-in capital” under the equity section of the consolidated statements of financial position.
p. Pengakuan Pendapatan dan Beban
p.
Revenue and Expense Recognition
Pendapatan diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau piutang. Pendapatan disajikan setelah dikurangi pajak pertambahan nilai, retur, potongan harga dan diskon.
Revenue is measured at fair value of the consideration received or receivable. Revenue is presented net of value added tax, returns, rebates and discounts.
Pendapatan diakui apabila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan mengalir kepada Kelompok Usaha dan pendapatan tersebut dapat diukur secara andal. Kriteria pengakuan tertentu berikut harus dipenuhi sebelum pengakuan pendapatan diakui:
Revenue is recognized when it is probable the economic benefits will flow to the Group and the revenue can be measured reliably. The following specific recognition criteria must be met before revenue recognition will be recognized:
(1) Komoditas fisik
(1) Physical commodities
Pendapatan dari penjualan barang diakui pada saat risiko dan manfaat kepemilikan secara signifikan telah dialihkan kepada pelanggan. Hal ini biasanya terjadi pada saat barang diserahkan dan pelanggan telah menerima barang tersebut.
Revenue from the sale of goods is recognized when the significant risks and rewards of ownership have been transferred to the customer. This is usually taken as the time when the goods are delivered and the customer has accepted the goods.
22
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
p. Pengakuan Pendapatan dan Beban (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) p.
(1) Komoditas fisik (lanjutan)
Revenue and (continued)
Expense
ACCOUNTING
Recognition
(1) Physical commodities (continued)
Uang muka yang diterima dari pelanggan atas penyerahan barang selama tahun fiskal disajikan sebagai “Uang Muka Pelanggan” dalam laporan posisi keuangan konsolidasian.
Advances received from customers for goods to be delivered within the following fiscal year are presented as “Advances from Customers” in the consolidated statement of financial position.
(2) Pendapatan bunga
(2) Interest income
Pendapatan bunga diakui atas dasar waktuproporsi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Interest income is recognized on a timeproportion basis using the effective interest rate method.
Beban diakui pada saat terjadinya (basis akrual).
Expenses are recognized as incurred (accrual basis).
q. Pajak Penghasilan
q.
Income Tax
Beban pajak penghasilan meliputi jumlah beban pajak kini dan pajak tangguhan.
Income tax expense represents the sum of the current tax and deferred tax.
Pajak diakui sebagai pendapatan atau beban dan termasuk dalam laba rugi untuk periode berjalan, kecuali pajak kini dan pajak tangguhan diakui di luar laba rugi. Pajak terkait dengan pos yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain, diakui dalam pendapatan komprehensif lain dan pajak terkait dengan pos yang diakui langsung di ekuitas, diakui langsung di ekuitas.
Tax is recognized as income or an expense and included in profit and loss for the period, except to the extent that the tax arises from a transaction or event which is recognized outside profit or loss. Tax that relates to items recognized in other comprehensive income is recognized in other comprehensive income and tax that relates to items recognized directly in equity is recognized in equity.
Pajak Penghasilan Kini
Current Income Tax
Aset (liabilitas) pajak kini ditentukan sebesar jumlah ekspektasi restitusi dari (atau dibayarkan kepada) otoritas perpajakan yang dihitung menggunakan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian.
Current tax asset (liability), which is determined by the amount of the expected refund (or payable to) the tax authorities, is calculated using tax rates (and tax laws) that have been enacted or substantively enacted at the consolidated statement of financial position date.
Manajemen secara berkala mengevaluasi jumlah yang dilaporkan di dalam Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) terkait dengan keadaan di mana peraturan pajak yang berlaku memerlukan interpretasi dan, jika diperlukan, manajemen akan menghitung provisi atas jumlah yang mungkin timbul.
Management periodically evaluates the amount reported in the Annual Tax Return (SPT) in relation to the circumstances in which the applicable tax regulations are subject to interpretation and, if necessary, the management will calculate the amount of fees that may arise.
23
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
q. Pajak Penghasilan (lanjutan)
r.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) q.
ACCOUNTING
Income Tax (continued)
Pajak Tangguhan
Deferred Tax
Pajak tangguhan diakui dengan menggunakan metode liabilitas atas perbedaan temporer antara dasar pajak aset dan liabilitas dengan jumlah tercatatnya pada tanggal laporan posisi keuangan.
Deferred tax is recognized using the liability method on temporary differences arising between the tax bases of assets and liabilities and their carrying amount for reporting purposes at the end of the reporting period.
Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak. Aset pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer yang dapat dikurangkan serta atas akumulasi rugi fiskal dan kredit pajak yang tidak dimanfaatkan sejauh realisasi atas manfaat pajak tersebut dimungkinkan. Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah setiap akhir tanggal pelaporan dan dikurangi ketika tidak terdapat kemungkinan bahwa laba kena pajak akan tersedia dalam jumlah yang memadai untuk memanfaatkan seluruh atau sebagian aset pajak tangguhan tersebut. Aset pajak tangguhan yang belum diakui dinilai kembali pada akhir periode pelaporan dan diakui sepanjang besar kemungkinan bahwa laba kena pajak mendatang akan tersedia untuk dipulihkan.
Deferred tax liabilities are recognized for all taxable temporary differences. Deferred tax assets are recognized for all deductible temporary differences and for the carryforward of unused tax losses and unused tax credits to the extent the realization of such tax benefit is probable. The carrying amount of deferred tax assets is reviewed at the end of each reporting period and reduced to the extent that it is no longer probable that sufficient taxable profit will be available to allow all or part of the deferred tax assets to be utilized. Unrecognized deferred tax assets are reassessed at the end of reporting period and are recognized to the extent that it has become probable that future taxable profits will allow the deferred tax assets to be recovered.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diekspektasikan akan berlaku ketika aset dipulihkan atau liabilitas diselesaikan berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian.
Deferred tax assets and liabilities are measured at the tax rates that are expected to apply to the year when the asset is realized or the liability is settled based on tax rates (and tax laws) that have been enacted or substantively enacted at the consolidated statement of financial position date.
Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, kecuali bila berhubungan dengan transaksi yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas, dalam hal pajak tangguhan tersebut juga dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.
Deferred tax is charged to or credited in the consolidated statements of comprehensive income, except when it relates to items charged to or credited directly in equity, in which case the deferred tax is also charged to or credited directly in equity.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan dapat saling hapus, jika dan hanya jika, 1) terdapat hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus antara aset dan liabilitas pajak kini dan 2) aset serta liabilitas pajak tangguhan tersebut terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama.
Deferred tax assets and liabilities can be offset if, and only if, 1) there is a legally enforable right to offset the current tax assets and liabilities and 2) the deferred tax assets and liabilities relate to the same taxable entity and the same taxation authority.
Rugi Per Saham
r.
Rugi per saham dasar dihitung dengan membagi rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah ratarata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor penuh selama tahun berjalan.
Loss per Share Basic loss per share amount is computed by dividing the loss for the year attributable to owners of the parent by the weighted average number of issued and fully paid shares outstanding during the year.
24
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
s. Informasi Segmen
3.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) s.
ACCOUNTING
Segment Information
Segmen usaha dilaporkan dengan cara yang sesuai dengan pelaporan internal yang dipersiapkan untuk pembuat keputusan operasional. Pembuat keputusan operasi adalah yang bertanggung jawab untuk pihak mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi.
Operating segments are reported in a manner consistent with the internal reporting provided to the chief operating decision maker. The chief operating decision maker is responsible for allocating resources and assessing performance of the operating segments.
Pendapatan, beban, hasil usaha, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan secara langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang memadai untuk segmen tersebut. Segmen ditentukan sebelum saldo dan transaksi antar Kelompok Usaha dieliminasi sebagai bagian dari proses konsolidasi.
Segment revenue, expenses, results, assets and liabilities include items directly attributable to a segment as well as those that can be allocated on a reasonable basis to that segment. They are determined before intragroup balances and intra-group transactions are eliminated.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Kelompok Usaha mengklasifikasikan pendapatan, beban, hasil usaha, aset dan liabilitasnya ke dalam satu segmen, yaitu segmen pertambangan; sehingga tidak disajikan catatan tersendiri mengenai informasi segmen.
As of December 31, 2013 and 2012, the Group classifies its revenue, expenses, results, assets and liabilities under 1 (one) segment, namely mining segment; therefore, no separate disclosure regarding segment information is presented.
PERTIMBANGAN, ESTIMASI AKUNTANSI YANG PENTING
DAN
ASUMSI
3.
CRITICAL ACCOUNTING JUDGMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian Kelompok Usaha mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dari pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas kontinjensi, pada akhir tahun pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam tahun-tahun pelaporan berikutnya.
The preparation of the Group’s consolidated financial statements requires management to make judgements, estimates and assumptions that affect the reported amounts of revenues, expenses, assets and liabilities, and the disclosure of contingent liabilities, at the end of the reporting year. Uncertainty about these assumptions and estimates could result in outcomes that require a material adjustment to the carrying amount of the asset or liability affected in future years.
Pertimbangan Akuntansi
Kebijakan
Judgments in the Application of Accounting Policies
Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha, manajemen telah membuat pertimbangan-pertimbangan berikut ini, selain dari yang melibatkan estimasi, yang memiliki pengaruh paling signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian:
In the process of applying the Group's accounting policies, management has made the following judgments, apart from those involving estimations, which have the most significant effect on the amounts recognized in the consolidated financial statements:
Penentuan Mata Uang Fungsional
Determination of Functional Currency
Mata uang fungsional dari masing-masing entitas dalam Kelompok Usaha adalah mata uang dari lingkungan ekonomi utama di mana entitas tersebut beroperasi. Mata uang tersebut adalah mata uang yang mempengaruhi pendapatan dan biaya dari masing-masing entitas masing-masing.
The functional currency of each entity in the Group is the currency from the primary economic environment where such entity operates. Those currencies are the currencies that influence the revenues and costs of each respective entity.
dalam
Penerapan
25
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) Pertimbangan dalam Akuntansi (lanjutan)
Penerapan
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
ASUMSI
3.
Kebijakan
CRITICAL ACCOUNTING JUDGMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued) Judgments in the Application of Accounting Policies (continued)
Penentuan Mata Uang Fungsional (lanjutan)
Determination of Functional Currency (continued)
Penentuan mata uang fungsional mungkin memerlukan pertimbangan karena berbagai kompleksitas, antara lain, entitas dapat bertransaksi di lebih dari satu mata uang dalam kegiatan usahanya sehari-hari.
The determination of functional currency may require judgment due to various complexity, among others, the entity may transact in more than one currency in its daily business activities.
Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan
Classification of Financial Assets and Financial Liabilities
Kelompok Usaha menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan apakah definisi yang ditetapkan dalam PSAK No. 55 (Revisi 2011) telah dipenuhi. Aset dan liabilitas keuangan diakui dan dikelompokkan sesuai dengan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha seperti diungkapkan pada Catatan 2e atas laporan keuangan konsolidasian.
The Group determines the classifications of certain assets and liabilities as financial assets and financial liabilities by judging if they meet the definition set forth in PSAK No. 55 (Revised 2011). Financial assets and financial liabilities are accounted for and grouped in accordance with the Group’s accounting policies as disclosed in Note 2e to the consolidated financial statements.
Pajak Penghasilan
Income Taxes
Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan penyisihan atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti dalam kegiatan usaha normal. Kelompok Usaha mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan.
Significant judgment is involved in determining the provision for income taxes. There are certain transactions and computations for which the ultimate tax determination is uncertain during the ordinary course of business. The Group recognizes liabilities for expected tax issues based on estimates of whether additional taxes will be due.
Di mana hasil pajak yang dikeluarkan berbeda dengan jumlah yang awalnya diakui, perbedaan tersebut akan berdampak pada pendapatan pajak dan ketentuan pajak tangguhan pada periode di mana penentuan tersebut dilakukan. Jumlah tercatat hutang pajak penghasilan Kelompok Usaha diungkapkan di dalam Catatan 15b laporan keuangan konsolidasian.
Where the final tax outcome of these matters is different from the amounts that were initially recognized, such differences will impact the income tax and deferred tax provisions in the period in which such determination is made. The carrying amount of the Group's income taxes payable is disclosed in Note 15b to the consolidated financial statements.
Kapitalisasi Biaya Eksplorasi dan Evaluasi
Capitalization of Exploration and Evaluation Cost
Seperti diungkapkan dalam Catatan 2l, kebijakan akuntansi Kelompok Usaha untuk biaya eksplorasi dan evaluasi menimbulkan adanya sejumlah biaya yang dikapitalisasi untuk suatu area of interest yang dipertimbangkan dapat terpulihkan oleh kegiatan eksploitasi di masa depan atau penjualan. Kebijakan ini mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan berdasarkan asumsi tertentu untuk peristiwa dan keadaan di masa depan, khususnya tentang apakah operasi ekstraksi yang ekonomis dapat dilaksanakan. Pertimbangan tersebut dapat berubah seiring tersedianya informasi baru.
As disclosed in Note 2l, the Group’s accounting policy for exploration and evaluation cost results in certain items of expenditure being capitalized for an area of interest where it is considered likely to be recoverable by future exploitation or sale. This policy requires management to make judgment based on certain assumptions as to future events and circumstances, in particular whether an economically viable extraction operation can be established. Such judgment may change as new information becomes available.
26
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) Pertimbangan dalam Akuntansi (lanjutan)
Penerapan
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
ASUMSI
3.
Kebijakan
CRITICAL ACCOUNTING JUDGMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued) Judgments in the Application of Accounting Policies (continued)
Kapitalisasi Biaya Eksplorasi dan Evaluasi (lanjutan)
Capitalization of Exploration and Evaluation Cost (continued)
Jika setelah dilakukan kapitalisasi biaya berdasarkan kebijakan, tidak tampak adanya kemungkinan pemulihan biaya, biaya yang dikapitalisasi tersebut akan dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
If, after having capitalized the expenditure under the policy, a judgment is made that recovery of the expenditure is unlikely, the capitalized amount will be charged to the consolidated statements of comprehensive income.
Sewa
Leases
Kelompok Usaha telah menandatangani beberapa perjanjian sewa. Berdasarkan perjanjian tersebut, Kelompok Usaha menilai apakah risiko dan manfaat secara signifikan telah dialihkan kepada Kelompok Usaha. Kelompok Usaha membukukan perjanjian sewa tersebut sebagai sewa pembiayaan jika risiko dan manfaat secara signifikan telah dialihkan kepada Kelompok Usaha, jika tidak sewa dicatat sebagai sewa operasi.
The Group has entered into several lease agreements. Based on the agreement, the Group assesses whether the significant risks and rewards have been transferred to the Group. The Group account for the lease agreement as finance lease if the significant risks and rewards have been transferred to the Group, otherwise the lease is accounted for as an operating lease.
Sumber Estimasi Ketidakpastian
Estimated Sources of Uncertainty
Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas untuk tahun keuangan berikutnya diungkapkan di bawah ini.
The key assumptions concerning the future and other key sources of estimation uncertainty at the reporting date that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial year are disclosed below.
Penurunan Piutang Lain-lain
Impairment of Other Receivables
Penurunan piutang lain-lain terjadi jika terdapat bukti objektif bahwa Kelompok Usaha tidak dapat menagih seluruh atau sebagian nilai terutang sesuai dengan persyaratan awal hutang. Penilaian dilakukan pada setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian dari ada tidaknya indikasi penurunan nilai atau apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang sebelumnya diakui pada tahun-tahun sebelumnya mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Di mana hasil aktual berbeda dari jumlah yang awalnya dinilai, perbedaan tersebut akan mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat piutang lain-lain dalam laporan keuangan tahun berikutnya. Jumlah tercatat dari piutang usaha dan lain-lain diungkapkan pada Catatan 5 dan 6 atas laporan keuangan konsolidasian.
Impairment of other receivables is established when there is objective evidence that the Group will not be able to collect all amounts due according to original term of debts. An assessment is made at each consolidated statement of financial position date of whether there is any indication of impairment or whether there is any indication that an impairment loss previously recognized in prior years may no longer exist or may have decreased. Where the actual results differ from the amounts that were initially assessed, such differences will result in a material adjustment to the carrying amounts of other receivables within the next financial year. The carrying amount of the trade and other receivables is disclosed in Notes 5 and 6 to the consolidated financial statements.
Penurunan Persediaan
Impairment of Inventories
Kelompok Usaha telah membentuk penyisihan untuk persediaan usang dan lambatnya perputaran berdasarkan perkiraan persediaan yang akan dijual di masa yang akan datang dengan mempertimbangkan nilai realisasi neto dari persediaan tersebut.
The Group has established provision for obsolete and slow moving inventories based on estimate of future sale of the inventory items taking into consideration the net realizable value of the inventory items.
27
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
ASUMSI
3.
CRITICAL ACCOUNTING JUDGMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued)
Sumber Estimasi Ketidakpastian (lanjutan)
Estimated Sources of Uncertainty (continued)
Penurunan Persediaan (lanjutan)
Impairment of Inventories (continued)
Perhitungan penyisihan ini mempertimbangkan beberapa variabel, terutama waktu di mana persediaan tersebut diharapkan akan terjual dan tingkat harga di mana persediaan dapat dijual. Ketidakpastian yang terkait dengan faktor-faktor ini mengakibatkan jumlah realisasi akan berbeda dari jumlah tercatat persediaan yang dilaporkan. Jumlah tercatat persediaan diungkapkan di dalam Catatan 7 laporan keuangan konsolidasian.
The calculation of this provision involves estimating a number of variables, principally the year which the inventory items are expected to be sold and the price level at which the inventory items can be sold. Uncertainty associated with these factors may result in the ultimate realizable amount being different from the reported carrying amount of inventories. The carrying amount of the inventories is disclosed in Note 7 to the consolidated financial statements.
Masa Manfaat Aset Tetap
Useful lives of property and equipment
Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus aset tetap diestimasi berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis dari aset yang bersangkutan yang masing-masing berkisar antara 4 hingga 20 tahun, suatu kisaran yang umumnya diperkirakan dalam industri sejenis. Perubahan dalam pola pemakaian dan tingkat perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis serta nilai sisa dari aset tetap. Oleh karena itu, biaya penyusutan masa depan memiliki kemungkinan untuk diubah. Jumlah tercatat aset tetap Kelompok Usaha pada tanggal laporan keuangan konsolidasian diungkapkan di dalam Catatan 10 laporan keuangan konsolidasian.
The cost of property and equipment is depreciated on a straight-line basis over the property and equipment's estimated economic useful lives. Management estimates the useful lives of these property and equipment to be within 4 to 20 years. These are common life expectancies applied in the industry. Changes in the expected level of usage and technological developments could impact the economic useful lives and the residual values of these assets, therefore, future depreciation charges could be revised. The carrying amount of the Group's property and equipment at the consolidated statement of financial position date is disclosed in Note 10 to the consolidated financial statements.
Penentuan Estimasi Cadangan Mangan
Determination of Estimates of Mangenese Reserves
Cadangan merupakan estimasi total mangan yang dapat diekstraksi secara ekonomis dan legal dari WIUP milik Entitas Anak. Dalam memperkirakan cadangan mangan diperlukan beberapa asumsi seperti faktor geologi, teknis dan ekonomi, termasuk kuantitas, teknik produksi, rasio pengupasan tanah, biaya produksi, biaya transportasi, permintaan komoditas, harga komoditas dan nilai tukar mata uang. Dalam memperkirakan kuantitas dan/atau nilai kalori cadangan mangan memerlukan ukuran, bentuk dan kedalaman mangan atau lahan yang ditentukan dengan menganalisa data geologis seperti sampel pengeboran. Proses ini mungkin memerlukan pertimbangan geologis yang kompleks dan sulit dalam menginterpretasikan data.
Reserves are estimates of the quantity of manganese that can be economically and legally extracted from Subsidiary’s WIUP. In order to estimate manganese reserves, assumptions are required about a range of geological, technical and economic factors, including quantities, production techniques, stripping ratio, production costs, transport costs, commodity demand, commodity prices and exchange rates. Estimating the quantity and/or calorific value of manganese reserves requires the size, shape and depth of manganese bodies or fields to be determined by analyzing geological data such as drilling samples. This process may require complex and difficult geological judgments to interpret the data.
Karena asumsi-asumsi ekonomi yang digunakan untuk membuat estimasi atas jumlah cadangan mangan berubah dari waktu ke waktu dan karena data geologi tambahan yang dihasilkan selama periode operasi, maka total estimasi cadangan mangan dapat berubah dari waktu ke waktu. Perubahan cadangan mangan yang dilaporkan dapat mempengaruhi hasil dan posisi keuangan Kelompok Usaha dalam berbagai bentuk, antara lain:
Because the economic assumptions used to estimate manganese reserves change from period to period, and because additional geological data are generated during the course of operations, estimates of manganese reserves may change from period to period. Changes in reported manganese reserves may affect the Group’s financial results and position in a number of ways, including the following:
28
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
ASUMSI
3.
CRITICAL ACCOUNTING JUDGMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued)
Sumber Estimasi Ketidakpastian (lanjutan)
Estimated Sources of Uncertainty (continued)
Penentuan Estimasi Cadangan Mangan (lanjutan)
Determination of Estimates of Mangenese Reserves (continued)
•
Penyusutan dan amortisasi yang dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dapat berubah jika biaya tersebut ditentukan berdasarkan basis unit produksi, atau jika terdapat perubahan masa manfaat ekonomis aset.
•
Depreciation and amortization charged in the consolidated statements of comprehensive income may change where such charges are determined on the units-of-production basis, or where the useful economic lives of assets change.
•
Penyisihan untuk pengelolaan dan reklamasi lingkungan hidup dapat berubah karena perubahan estimasi cadangan yang dapat mempengaruhi ekspektasi akan waktu atau biaya kegiatan-kegiatan tersebut.
•
Provision for environmental and reclamation costs may change where changes in estimated reserves affect expectations about the timing or cost of these activities.
Penurunan Nilai Aset Non-keuangan
Impairment of Non-financial Assets
Kelompok Usaha meninjau jumlah tercatat aset nonkeuangan pada setiap akhir tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian untuk menentukan apakah terdapat indikasi penurunan nilai. Jika terdapat indikasi, estimasi jumlah yang dapat dipulihkan akan dilakukan dan penurunan nilai akan diakui sejauh jumlah tercatat melebihi jumlah yang dapat dipulihkan.
The Group reviews the carrying amounts of the nonfinancial assets as at the end of each consolidated statement of financial position date to determine whether there is any indication of impairment. If any such indication exists, a formal estimate of recoverable amount is performed and an impairment loss is recognized to the extent that the carrying amount exceeds the recoverable amount.
Penentuan nilai wajar dan nilai pakai mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi tentang produksi yang diharapkan dan volume penjualan, harga komoditas (mengingat harga saat ini dan masa lalu, tren harga dan faktor-faktor terkait), cadangan dan lain-lain. Estimasi ini dan asumsi berdasarkan pada risiko dan ketidakpastian; maka ada kemungkinan bahwa perubahan dalam situasi akan mengubah proyeksi ini, yang mungkin berdampak pada jumlah terpulihkan aset. Dalam keadaan seperti itu, beberapa atau semua jumlah tercatat aset mungkin akan mengalami penurunan atau biaya penurunan dikurangi dengan dampak yang dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
The determination of fair value and value in use requires management to make estimates and assumptions about expected production and sales volumes, commodity prices (considering current and historical prices, price trends and related factors), reserves and others. These estimates and assumptions are subject to risk and uncertainty; hence there is a possibility that changes in circumstances will alter these projections, which may have an impact on the recoverable amount of the assets. In such circumstances, some or all of the carrying amount of the assets may be further impaired or the impairment charge reduced with the impact recorded in consolidated statement of comprehensive income.
Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang
Long-Term Employee Benefits Liability
Penentuan liabilitas imbalan kerja jangka panjang Kelompok Usaha bergantung pada pemilihan asumsi aktuarial yang digunakan. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Kelompok Usaha dicatat sesuai dengan kebijakan yang dimaksudkan di dalam Catatan 2m atas laporan keuangan konsolidasian.
The determination of the Group’s long-term employees’ benefits liability is dependent on its actuarial selection of certain assumptions. Those assumptions include among others, discount rates, future annual salary increase, annual employee turn-over rate, disability rate, retirement age and mortality rate. Actual results that differ from the Group’s assumptions are accounted in accordance with the policies as mentioned in Note 2m to the consolidated financial statements.
29
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
4.
PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
ASUMSI
3.
CRITICAL ACCOUNTING JUDGMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued)
Sumber Estimasi Ketidakpastian (lanjutan)
Estimated Sources of Uncertainty (continued)
Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang (lanjutan)
Long-Term Employee Benefits Liability (continued)
Kelompok Usaha berkeyakinan bahwa asumsi pada tanggal pelaporan tersebut adalah wajar dan sesuai. Perbedaan signifikan dalam Kelompok Usaha pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Kelompok Usaha dapat mempengaruhi secara material liabilitas imbalan kerja jangka panjang dan beban imbalan kerja. Jumlah tercatat liabilitas imbalan kerja jangka panjang diungkapkan di dalam Catatan 18 laporan keuangan konsolidasian.
The Group believes that its assumptions on reporting date are reasonable and appropriate. Any significant differences in the Group’s actual result or significant changes in the Group’s assumptions may materially affect its long-term employees’ benefits liability and employees’ benefits expenses. The carrying amount of the Group’s long-term employee benefits liability is disclosed in Note 18 to the consolidated financial statements.
Provisi untuk Pengelolaan dan Reklamasi Lingkungan Hidup
Provision for Environmental and Reclamation Costs
Kebijakan akuntansi Kelompok Usaha untuk pengakuan nilai provisi untuk pengelolaan dan reklamasi lingkungan hidup membutuhkan estimasi dan asumsi yang signifikan, seperti persyaratan hukum dan regulasi yang relevan, besarnya kemungkinan lahan terganggu, serta waktu, cakupan dan biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan pengelolaan dan reklamasi lingkungan hidup. Ketidakpastian ini dapat menimbulkan perbedaan atas biaya aktual di masa mendatang dengan total yang dicadangkan saat ini. Provisi yang diakui untuk setiap lokasi ditinjau dan diperbarui secara berkala berdasarkan pada fakta dan keadaan pada saat itu. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 2n dan 19.
The Group’s accounting policy for the recognition of provision for environmental and reclamation costs requires significant estimates and assumptions, such as requirements of the relevant legal and regulatory framework, the magnitude of possible land disturbance, and the timing, extent and costs of required environmental and reclamation activity. These uncertainties may result in future actual expenditure differing from the amounts currently provided. The provision recognized for each location is periodically reviewed and updated based on the facts and circumstances available at that time. Further details are disclosed in Notes 2n and 19.
KAS DAN BANK
4.
Rincian kas dan bank adalah sebagai berikut:
The details of cash on hand and in banks are as follows: 2013
Kas - Rupiah Bank Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Windu Kentjana International Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Pan Indonesia Tbk PT Bank NTT
CASH ON HAND AND IN BANKS
2012
91.841.550
86.339.455
1.685.189.185
18.809.393.735
156.100.562 37.074.637
263.399.608 -
10.921.747 8.351.713 7.297.128 1.174.170
189.236.940 59.679.437 7.695.373 1.294.170
30
Cash on hand - Rupiah Cash in banks Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Windu Kentjana International Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Pan Indonesia Tbk PT Bank NTT
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4.
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
KAS DAN BANK (lanjutan)
4. 2013
Bank (lanjutan) Dolar Amerika Serikat PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Windu Kentjana International Tbk
2012 Cash in banks (continued) United States Dollar PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Windu Kentjana International Tbk
26.709.146 4.985.301
20.308.837 -
-
7.629.630
Sub-jumlah
1.937.803.589
19.358.637.730
Sub-total
Jumlah
2.029.645.139
19.444.977.185
Total
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, tidak terdapat bank yang ditempatkan pada bank pihak berelasi, dibatasi penggunaanya ataupun yang digunakan sebagai jaminan.
5.
CASH ON HAND AND IN BANKS (continued)
As of December 31, 2013 and 2012, there are no cash in banks which are placed in related party bank, restricted in use or pledged as collateral.
PIUTANG USAHA - PIHAK KETIGA
5.
TRADE RECEIVABLES – THIRD PARTIES
Pada tanggal 31 Desember 2012, akun ini meliputi tagihan kepada para pelanggan sehubungan dengan penjualan persediaan mangan.
As of December 31, 2012, this account represents receivables from customers in respect to sales manganese inventories.
a.
a.
Rincian saldo piutang usaha - pihak ketiga berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut: 2013
b.
Details of trade receivables - third parties based on currency are as follows:
2012
Dolar Amerika Serikat Essential Ocean Overseas Limited Gold Field Trading Limited CV Sinar Surya
United States Dollar -
1.414.864.102 388.074.110 5.131.095
Sub-jumlah
-
1.808.069.307
Sub-total
Rupiah PT Jassmass CV Sinar Surya
-
715.500.000 706.872.425
Rupiah PT Jassmass CV Sinar Surya
Sub-jumlah
-
1.422.372.425
Sub-total
Jumlah
-
3.230.441.732
Total
Rincian piutang usaha - pihak ketiga berdasarkan umur adalah sebagai berikut:
b.
2013
Essential Ocean Overseas Limited Gold Field Trading Limited CV Sinar Surya
The aging of trade receivables - third parties is as follow:
2012
Belum jatuh tempo Telah jatuh tempo namun tidak mengalami penurunan 1 – 30 hari 31 – 90 hari
-
3.224.038.212
Not yet due
-
1.272.425 5.131.095
Past due but not impaired 1 – 30 days 31 – 90 days
Jumlah
-
3.230.441.732
Total
31
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5.
6.
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
PIUTANG USAHA - PIHAK KETIGA (lanjutan)
5.
-
THIRD
PARTIES
Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat bukti objektif penurunan nilai dan seluruh saldo piutang usaha - pihak ketiga tersebut dapat tertagih sehingga tidak diperlukan penyisihan penurunan nilai piutang.
Management believes that there is no objective evidence of impairment and the entire trade receivables - third parties are collectible, accordingly no provision for impairment was provided.
Manajemen juga berkeyakinan bahwa tidak terdapat risiko kredit yang terkonsentrasi secara signifikan atas akun piutang usaha - pihak ketiga.
Management believes that there is no significant concentration of credit risk with respect to trade receivables - third parties.
Pada tanggal 31 Desember 2012, tidak terdapat piutang usaha - pihak ketiga yang digunakan sebagai jaminan.
As of December 31, 2012, there are no trade receivables - third parties pledged as collateral.
PIUTANG LAIN-LAIN
6.
Rincian piutang lain-lain adalah sebagai berikut:
OTHER RECEIVABLES The details of other receivables are as follows:
2013
2012
9.480.769 94.000.000 20.895.000
69.722.924 94.000.000 24.095.000
Sub-jumlah Penyisihan atas penurunan nilai
124.375.769 (94.000.000 )
187.817.924 (94.000.000)
Pihak ketiga - bersih Pihak berelasi (lihat Catatan 28)
30.375.769 111.381.682
93.817.924 116.729.532
Third parties - net Related parties (see Note 28)
Jumlah
141.757.451
210.547.456
Total
Pihak ketiga Karyawan Milka, pemilik lahan Lain-lain
7.
TRADE RECEIVABLES (continued)
Third parties Employees Milka, land owner Others Sub-total Allowance for impairment
Manajemen juga berkeyakinan bahwa tidak terdapat risiko kredit yang terkonsentrasi secara signifikan atas akun piutang lain-lain.
Management believes that there is no significant concentration of credit risk with respect to other receivables.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, tidak terdapat piutang lain-lain yang digunakan sebagai jaminan.
As of December 31, 2013 and 2012, there are no other receivables pledged as collateral.
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan penurunan nilai piutang lain-lain cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian dari piutang lain-lain.
Management believes that the allowance for impairment of other receivable is adequate to cover possible losses from other receivable.
PERSEDIAAN - BERSIH
7.
Rincian persediaan adalah sebagai berikut:
The details of inventories are as follows: 2013
Mangan Suku cadang Lain-lain Jumlah Penyisihan penurunan nilai Bersih
INVENTORIES – NET
2012
1.563.199.006 860.520.416 414.989.808
4.894.815.222 1.033.678.915 657.943.252
2.838.709.230 (1.279.481.603 )
6.586.437.389 (1.670.767.630)
1.559.227.627
4.915.669.759
32
Manganese Spareparts Others Total Allowance for impairment Net
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7.
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
PERSEDIAAN - BERSIH (lanjutan)
7.
Mutasi penyisihan penurunan nilai adalah sebagai berikut:
The movements of allowance for impairment are as follows:
2013
8.
2012
Saldo awal Penyisihan dalam tahun berjalan (lihat Catatan 23) Pemulihan dalam tahun berjalan (lihat Catatan 23)
1.670.767.630
448.474.363
-
Beginning balance Provision for the year (see Note 23) Reversal during the year (see Note 23)
-
1.222.293.267
Saldo Akhir
1.279.481.603
1.670.767.630
Ending Balance
(391.286.027 )
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir tahun, manajemen berkeyakinan bahwa jumlah penyisihan untuk penurunan nilai persediaan tersebut cukup memadai untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul atas persediaan.
Based on the review of the condition of the inventories at end of the year, management believes that the allowance for decline in value of inventories is adequate to cover possible losses which might arise on inventories.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, tidak terdapat persediaan yang dijaminkan atas hutang. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, persediaan tidak diasuransikan karena manajemen Kelompok Usaha berpendapat bahwa tidak terdapat risiko kerugian atas persediaan.
As of December 31, 2013 and 2012, no inventories are used as collateral for any obligations. As of December 31, 2013 and 2012, inventories are not covered by insurance as the Group’s management believes that there are no possible risks of losses on inventories.
UANG MUKA
8.
Rincian uang muka adalah sebagai berikut:
Pihak berelasi (lihat Catatan 28) Pembelian mangan Pihak ketiga Perolehan aset tetap Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 200 juta) Sub-jumlah Dikurangi bagian lancar Uang muka jangka panjang
ADVANCES The details of advances are as follows:
2013
9.
INVENTORIES - NET (continued)
2012
87.212.500.000
98.000.000.000
Related parties (see Note 28) Purchase of manganese
88.511.014
1.318.878.014
Third parties Acquisition of property and equipment
272.994.900
376.835.300
87.574.005.914 87.297.987.700
99.695.713.314 99.483.310.100
Sub-total Less current portion
276.018.214
212.403.214
Long-term advances
BIAYA DIBAYAR DI MUKA
9.
Rincian biaya dibayar di muka adalah sebagai berikut:
Others (each below Rp 200 million)
PREPAID EXPENSES The details of prepaid expenses are as follows:
2013
2012
Asuransi Sewa
356.848.014 190.810.184
666.609.662 277.013.885
Insurance Rent
Jumlah
547.658.198
943.623.547
Total
33
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
10. ASET TETAP
10.
Rincian dan mutasi aset tetap adalah sebagai berikut:
PROPERTY AND EQUIPMENT The details and movements of property and equiment are as follows:
2013 Saldo Awal / Beginning Balance Biaya Perolehan Pemilikan Langsung Bangunan Prasarana
Penambahan / Additions
Pengurangan / Deductions
Reklasifikasi / Saldo Akhir / Reclassifications Ending Balance
4.438.024.080 65.267.681.999
-
-
620.641.700 8.536.012.249
5.058.665.780 73.803.694.248
19.777.158.316
43.600.000
5.135.321.558
22.178.510.292
36.863.947.050
5.087.190.173
140.769.260
4.550.000
2.103.653.755
7.327.063.188
10.772.742.859
1.078.126.430
590.561.585
105.342.797.427
1.262.495.690
5.730.433.143
Kendaraan dan alat berat
48.741.940.282
-
-
Jumlah Biaya Perolehan
154.084.737.709
1.262.495.690
5.730.433.143
Kendaraan dan alat berat Peralatan dan inventaris kantor Aset dalam penyelesaian Sub-jumlah
(11.260.307.704 ) 22.178.510.292
Aset Sewa Pembiayaan
Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Bangunan Prasarana
(22.178.510.292 ) -
123.053.370.266
Sub-total Assets Under Finance Lease Vehicles and heavy 26.563.429.990 equipment
149.616.800.256
471.782.898 49.722.593.499
233.161.932 12.033.887.829
-
-
704.944.830 61.756.481.328
3.676.410.028
3.859.591.451
1.798.545.112
8.131.830.129
13.869.286.496
1.914.232.098
1.326.382.158
1.428.125
-
3.239.186.131
55.785.018.523
17.453.023.370
1.799.973.237
8.131.830.129
79.569.898.785
Kendaraan dan alat berat
11.836.775.848
4.615.337.867
-
Jumlah Akumulasi Penyusutan
67.621.794.371
22.068.361.237
1.799.973.237
Nilai Buku
86.462.943.338
Kendaraan dan alat berat Peralatan dan inventaris kantor Sub-jumlah Aset Sewa Pembiayaan
(8.131.830.129 ) -
Acquisition Cost Direct Ownership Buildings Infrastructure Vehicles and heavy equipment Office equipment and fixture Construction in progress
Total Acquisition Cost
Accumulated Depreciation Direct Ownership Buildings Infrastructure Vehicles and heavy equipment Office equipment and fixture
Sub-total Assets Under Finance Lease Vehicles and heavy 8.320.283.586 equipment
87.890.182.371
Total Accumulated Depreciation
61.726.617.885
Net Book Value
2012 Saldo Awal / Beginning Balance Biaya Perolehan Pemilikan Langsung Bangunan Prasarana
Penambahan / Additions
Pengurangan / Deductions
Reklasifikasi / Saldo Akhir / Reclassifications Ending Balance
4.438.024.080 65.267.681.999
-
-
-
4.438.024.080 65.267.681.999
Kendaraan dan alat berat Peralatan dan inventaris kantor Aset dalam penyelesaian
20.474.022.316
326.636.000
1.323.500.000
300.000.000
19.777.158.316
3.842.196.032
1.244.994.141
-
-
5.087.190.173
63.368.500
10.709.374.359
-
-
10.772.742.859
Sub-jumlah
94.085.292.927
12.281.004.500
1.323.500.000
300.000.000
105.342.797.427
Kendaraan dan alat berat
49.041.940.282
-
-
(300.000.000)
Jumlah Biaya Perolehan
143.127.233.209
12.281.004.500
1.323.500.000
-
Aset Sewa Pembiayaan
34
Acquisition Cost Direct Ownership Buildings Infrastructure Vehicles and heavy equipment Office equipment and fixture Construction in progress
Sub-total Assets Under Finance Lease Vehicles and heavy 48.741.940.282 equipment
154.084.737.709
Total Acquisition Cost
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
10. ASET TETAP (lanjutan)
10.
PROPERTY AND EQUIPMENT (continued)
2012 (lanjutan / continued) Saldo Awal / Beginning Balance Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Bangunan Prasarana
Penambahan / Additions
Pengurangan / Deductions
Reklasifikasi / Saldo Akhir / Reclassifications Ending Balance
249.881.694 36.459.323.766
221.901.204 13.263.269.733
-
-
471.782.898 49.722.593.499
1.506.532.473
2.580.544.219
520.458.331
109.791.667
3.676.410.028
772.407.659
1.141.824.439
-
-
1.914.232.098
38.988.145.592
17.207.539.595
520.458.331
109.791.667
55.785.018.523
5.819.449.979
6.127.117.536
-
(109.791.667)
Jumlah Akumulasi Penyusutan
44.807.595.571
23.334.657.131
520.458.331
-
Nilai Buku
98.319.637.638
Kendaraan dan alat berat Peralatan dan inventaris kantor Sub-jumlah Aset Sewa Pembiayaan Kendaraan dan alat berat
a.
Penyusutan dialokasikan ke beban penyusutan sebagai berikut (lihat Catatan 23 dan 24):
a.
2013
Sub-total Assets Under Finance Lease Vehicles and heavy 11.836.775.848 equipment 67.621.794.371
Total Accumulated Depreciation
86.462.943.338
Net Book Value
The allocation of depreciation expense is as follows (see Notes 23 and 24):
2012
Beban pokok penjualan Beban umum dan administrasi
17.516.071.479 4.552.289.758
22.612.765.387 721.891.744
Cost of goods sold General and administrative expenses
Jumlah
22.068.361.237
23.334.657.131
Total
Pada tanggal 31 Desember 2013, nilai tercatat atas aset tetap yang tidak digunakan oleh Kelompok Usaha adalah sebesar Rp 20.884.495.324. Pada tahun 2013, beban penyusutan sehubungan dengan aset tetap yang tidak digunakan sebesar Rp 3.804.024.968 disajikan sebagai bagian dari beban umum dan administrasi pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. b.
Accumulated Depreciation Direct Ownership Buildings Infrastructure Vehicles and heavy equipment Office equipment and fixture
As of December 31, 2013, the carrying amount of the Group’s temporarily idle property and equipment amounted to Rp 20,884,495,324. In 2013, the related depreciation expense of the temporarily idle property and equipment amounted to Rp 3,804,024,968 is presented as part of general and administrative expenses in the consolidated statement of comprehensive income.
Perhitungan laba penjualan aset tetap adalah sebagai berikut:
b.
2013 Hasil penjualan Nilai buku Laba (rugi) penjualan aset tetap (lihat Catatan 26)
The computation of gain on sale of property and equipment is as follows:
2012
3.308.500.000 (3.339.198.321 ) (30.698.321)
Manajemen telah melakukan penghapusan aset tetap dengan jumlah tercatat masing-masing sebesar Rp 591.261.585 dan Rp 17.625.002 pada tahun 2013 dan 2012.
825.000.000 (785.416.667) 39.583.333
Proceeds from sale Net book value Gain (loss) on sales of property and equipment (see Note 26)
The management has write-off property and equipment with carrying amount of Rp 591,261,585 and Rp 17,625,002 in 2013 and 2012, respectively.
35
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
10. ASET TETAP (lanjutan) c.
10.
Pada 31 Desember 2012, saldo akun aset dalam penyelesaian meliputi prasarana, peralatan dan bangunan yang belum selesai. Rata-rata persentase penyelesaian aset dalam penyelesaian tersebut sekitar 60% - 90% dari biaya aktual yang terjadi dibandingkan dengan biaya yang direncanakan (budget). Aset dalam penyelesaian tersebut diestimasikan akan selesai kurang dari satu tahun setelah tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian.
PROPERTY AND EQUIPMENT (continued) c.
Pada tanggal 31 Desember 2012, tidak terdapat hambatan yang signifikan dalam penyelesaian aset dalam penyelesaian tersebut di atas. d.
e.
As of December 31, 2012, construction in progress comprises of infrastructure, equipment and buildings, which are not yet completed. The average completion percentage are approximately 60% - 90% from the actual expenditures incurred compared to the total budgeted cost. The assets under construction are estimated to be completed in less than one year after the date of the consolidated statement of financial position. As of December 31, 2012, there is no significant obstacle to the completion of the projects under construction.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, kendaraan dan alat berat dengan nilai buku sebesar Rp 35.578.564.269 dan Rp 53.005.912.725 telah diasuransikan terhadap seluruh risiko dengan jumlah nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp 37.809.073.055 dan ASD 1.145.000 pada tahun 2013, serta Rp 55.737.521.600 pada tahun 2012.
d.
As at December 31, 2013 and 2012, vehicles and heavy equipment with net book value of Rp 35,578,564,269 and Rp 53,005,912,725, respectively, are insured for all risks under blanket policies of Rp 37,809,073,055 and USD 1,145,000 in 2013, and Rp 55,737,521,600 in 2012.
Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset tetap yang dipertanggungkan. Aset tetap lainnya tidak diasuransikan karena manajemen Kelompok Usaha berpendapat bahwa sebagian besar aset tetap berupa prasarana berupa jalan tambang yang tidak memerlukan pertanggungan asuransi.
Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the insured property and equipment. Other property and equipment are not insured as the Group’s management believes that a major part of fixed assets is infrastructure in the form of site mine roads which are not necessary to be covered by insurance.
Manajemen Kelompok Usaha berpendapat bahwa tidak terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset tetap pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
The Group’s management is of the opinion that there are no events or changes in circumstances which may indicate an impairment in the values of property and equipment as of December 31, 2013 and 2012.
Pada tanggal 21 Februari 2011 dan 24 Maret 2011, SMR, Entitas Anak, mengadakan transaksi jual dan sewa kembali yang berasal dari sewa pembiayaan dengan PT Astra Sedaya Finance dan PT Tifa Finance (lihat Catatan 16) atas alat berat dengan rincian sebagai berikut: Nilai jual/pembiayaan Nilai buku bersih Laba hasil penjualan
f.
On February 21, 2011 and March 24, 2011, SMR, a Subsidiary, has entered into sale-andleaseback transactions resulting from finance leases with PT Astra Sedaya Finance and PT Tifa Finance (see Note 16) of heavy equipment, with details as follows:
4.677.525.600 4.593.051.925
Financing value Net book value
84.473.675
Gain on sale
Selisih lebih penjualan dari transaksi jual dan sewa kembali tersebut di atas ditangguhkan dan dicatat sebagai “Keuntungan tangguhan atas transaksi jual dan sewa kembali” pada laporan posisi keuangan konsolidasian dan diamortisasi selama masa sewa (36 bulan). Akumulasi amortisasi pada tanggal 31 Desember 2013 dan sebesar 2012 adalah masing-masing Rp 77.434.203 dan Rp 49.276.311.
The difference from the sale and leaseback transaction is deferred and recorded as “Deferred gain on sale-and-leaseback transactions” in the consolidated statements of financial position and amortized over the lease period of 36 months. Accumulated amortization as of December 31, 2013 and 2012 amounted to Rp 77,434,203 and Rp 49,276,311, respectively.
36
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
11. PROPERTI PERTAMBANGAN
11.
Akun ini merupakan properti pertambangan SMR, Entitas Anak dengan rincian sebagai berikut:
MINING PROPERTIES This account represents mining properties of SMR, a Subsidiary, with details as follows:
2013
2012
Tambang dalam pembangunan Blok 11 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 500 juta)
606.676.390
606.676.390
2.891.366.161
2.891.366.161
Sub-jumlah
3.498.042.551
3.498.042.551
Sub-total
2.438.089.418 2.391.245.148 780.534.148 583.974.703
2.438.089.418 2.391.245.148 780.534.148 583.974.703
Production mines Block 1 Block 3 and 5 Block 2 Block 4
1.054.482.980
1.054.482.980
Akumulasi amortisasi
7.248.326.397 (258.407.827 )
7.248.326.397 (243.623.738)
Sub-jumlah
6.989.918.570
7.004.702.659
(2.904.517.035 )
(1.573.533.772)
7.583.444.086
8.929.211.438
Tambang berproduksi Blok 1 Blok 3 dan 5 Blok 2 Blok 4 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 500 juta)
Penyisihan penurunan nilai Jumlah
Mines under development Block 11 Others (each below Rp 500 million)
Others (each below Rp 500 million) Accumulated amortization Sub-total Allowance for impairment losses Total
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, pembebanan amortisasi properti pertambangan ke biaya produksi masing-masing sebesar Rp 14.784.089 dan Rp 83.726.205.
As of December 31, 2013 and 2012, amortization of mining properties charged to production costs amounted to Rp 14,784,089 and Rp 83,726,205, respectively.
Berdasarkan hasil evaluasi manajemen atas rencana produksi, manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat penurunan nilai aset lebih lanjut atau pemulihan cadangan atas properti pertambangan.
Based on its assessment on the production plan, management believes that there is no further impairment in assets value or recovery of the impairment of mining properties.
12. ASET EKSPLORASI DAN EVALUASI
12.
Akun ini merupakan aset eksplorasi dan evaluasi SMR, Entitas Anak, yang terletak di Kuatnana dan Amanuban Tengah dengan rincian sebagai berikut:
EXPLORATION AND EVALUATION ASSETS This account represents exploration and evaluation assets of SMR, a Subsidiary, which are located in Kuatnana and Amanuban Tengah with details as follows:
2013
2012
Saldo pada awal tahun Penambahan selama tahun berjalan
83.428.663.467 273.615.700
82.394.175.962 1.034.487.505
Balance at beginning of the year Addition during the year
Jumlah
83.702.279.167
83.428.663.467
Total
Aset eksplorasi dan evaluasi yang timbul atas WIUP yang belum memperoleh IPPKH adalah sebesar Rp 51.211.340.998 pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
Exploration and evalutation assets incurred in the WIUP area with no IPPKH yet amounted to Rp 51,211,340,998 as of December 31, 2013 and 2012.
37
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
12. ASET EKSPLORASI DAN EVALUASI (lanjutan)
12.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat indikasi penurunan nilai pada aset eksplorasi dan evaluasi yang ditangguhkan.
EXPLORATION (continued)
AND
EVALUATION
ASSETS
As of December 31, 2013 and 2012, management believes that there is no indication of impairment on deferred exploration and evaluation assets.
13. HUTANG USAHA - PIHAK KETIGA
13. TRADE PAYABLES - THIRD PARTIES
Akun ini merupakan hutang dalam mata uang Rupiah kepada para pemasok dengan rincian sebagai berikut:
This account represents payables to suppliers denominated in Rupiah with the following details:
2013
2012
Toko Mubatar PT Trijaya Mandiri Persada Toko Karya Timur PT Duta Putra Sumatera Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 100 juta)
274.243.000 144.000.000 50.850.000 -
257.931.000 144.000.000 159.030.000 138.960.910
Mubatar Shop PT Trijaya Mandiri Persada Karya Timur Shop PT Duta Putra Sumatera
291.880.632
317.064.408
Others (each below Rp 100 million)
Jumlah
760.973.632
1.016.986.318
Total
Tidak ada jaminan yang diberikan oleh Kelompok Usaha sehubungan dengan hutang usaha - pihak ketiga di atas.
The Group does not provide any collateral for those trade payables - third parties.
Rincian hutang usaha - pihak ketiga berdasarkan umur adalah sebagai berikut:
The aging of trade payables - third parties are as follows:
2013
2012
Belum jatuh tempo Telah jatuh tempo 1 – 30 hari 31 – 90 hari
269.040.831
425.299.766
41.339.490 450.593.311
253.937.782 337.748.770
Not yet due Past due 1 – 30 days 31 – 90 days
Jumlah
760.973.632
1.016.986.318
Total
14. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR
14. ACCRUED EXPENSES
Akun ini merupakan hutang beban masih harus dibayar dalam mata uang Rupiah kepada pihak ketiga dengan rincian sebagai berikut:
This account represents accrued expenses payable to third parties denominated in Rupiah with the following details:
2013
2012
Pengembangan masyarakat Royalti Jasa tenaga ahli Bunga Asuransi Ongkos angkut Lain-lain
1.546.720.660 821.007.936 200.000.000 62.360.670 7.984.500 37.135.751
1.346.630.660 782.478.481 574.672.000 142.716.077 168.957.482 999.152.000 205.190.526
Community development Royalty Professional fees Interest Insurance Freight Others
Jumlah
2.675.209.517
4.219.797.226
Total
38
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
15. PERPAJAKAN a.
15.
Pajak dibayar di muka
TAXATION a.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, akun ini merupakan Pajak Pertambahan Nilai.
As of December 31, 2013 and 2012, this account represents Value Added Tax.
b. Hutang Pajak
b.
Rincian hutang pajak adalah sebagai berikut: 2012
Pajak penghasilan: Pasal 4 (2) - Final Pasal 21 Pasal 23 Pajak Final Pajak Pertambahan Nilai
829.144.181 1.114.536 1.500.000 15.000.000
1.666.600 820.209.698 24.291.440 -
Income taxes: Article 4 (2) - Final Article 21 Article 23 Final tax Value Added Tax
Jumlah
846.758.717
846.167.738
Total
Beban Pajak Penghasilan
c.
Rincian beban pajak penghasilan selama tahun berjalan adalah sebagai berikut:
Income Tax Expense Details of income tax expense are as follow:
2013
d.
Taxes Payable The details of taxes payable are as follows:
2013
c.
Prepaid taxes
2012
Beban pajak final Beban pajak tangguhan
(9.000.000) (280.140.673)
(14.891.501.738)
Final tax expense Deferred tax expense
Bersih
(289.140.673)
(14.891.501.738)
Net
Pajak Penghasilan Badan
d.
sebelum pajak Rekonsiliasi antara rugi penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan rugi fiskal adalah sebagai berikut:
Reconciliation between loss before income tax tax per the consolidated statements of comprehensive income and fiscal loss is as follows:
2013 Rugi sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian Rugi sebelum pajak penghasilan dari Entitas Anak
Corporate Income Tax
2012
(45.259.722.254 )
(50.823.870.974)
Loss before income tax per the consolidated statements of comprehensive income
(46.449.820.896 )
(47.938.332.090)
Loss before income tax of Subsidiaries
Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan Perusahaan
1.190.098.642
(2.885.538.884)
Income (loss) before income tax of the Company
Beda temporer: Imbalan kerja karyawan
(1.225.096.786)
39
772.142.034
Temporary differences: Employees’ benefits
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
15. PERPAJAKAN (lanjutan) d.
15.
Pajak Penghasilan Badan (lanjutan)
d. 2013
Beda permanen: Beban yang berhubungan dengan penghasilan yang telah dikenakan pajak bersifat final: beban usaha dan beban lainnya Beban yang tidak dapat dikurangkan untuk tujuan fiskal Penghasilan yang telah dikenakan pajak yang bersifat final
TAXATION (continued) Corporate Income Tax (continued)
2012 Permanent differences:
927.093.529
25.091.087
-
183.556.548
Expense related to income already subjected to final tax: operating expenses and other charges
Non-deductible expenses Income already subjected to final tax
(956.980.014 )
(71.310.825)
Taksiran rugi fiskal Perusahaan Rugi fiskal 2012
(39.793.542 ) (2.001.151.127 )
(2.001.151.127) -
Estimated fiscal loss of the Company 2012 fiscal loss
Akumulasi rugi fiskal
(2.040.944.669)
(2.001.151.127 )
Accumulated fiscal losses
Taksiran rugi fiskal di atas menjadi dasar dalam perhitungan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) yang disampaikan ke Kantor Pajak.
The above estimated fiscal loss is used as the basis for the preparation of the Annual Tax Return (SPT) to be submitted to the Tax Office.
Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan jumlah yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku terhadap rugi sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian adalah sebagai berikut:
Reconciliation between income tax expense included in the consolidated statement of comprehensive income and the amount computed by applying the applicable tax rates to loss before income tax per consolidated statement of comprehensive income is as follows:
2013 Rugi sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian Rugi sebelum pajak penghasilan dari Entitas Anak
2012
(45.259.722.254 )
(50.823.870.974)
Loss before income tax per the consolidated statements of comprehensive income
(46.449.820.896 )
(47.938.332.090)
Loss before income tax of Subsidiaries
Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan Perusahaan
1.190.098.642
(2.885.538.884)
Income (loss) before income tax of the Company
Beban pajak pada tarif pajak yang berlaku
297.524.660
Pengaruh pajak atas beda tetap: Beban yang berhubungan dengan penghasilan yang telah dikenakan pajak bersifat final: beban usaha dan beban lainnya Beban yang tidak dapat dikurangkan untuk tujuan fiskal
(721.384.721)
Income tax expense (benefit) at applicable tax rate Tax effect of permanent differences:
231.773.383
-
6.272.772
45.889.137
40
Expense related to income already subjected to final tax: operating expenses and other charges
Non-deductible expenses
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
15. PERPAJAKAN (lanjutan) d.
15.
Pajak Penghasilan Badan (lanjutan)
d. 2013
Penghasilan yang telah dikenakan pajak yang bersifat final Penghapusan aset pajak tangguhan yang tidak terpulikan Pajak tangguhan yang tidak diakui
TAXATION (continued) Corporate Income Tax (continued)
2012
(239.245.004)
(302.441.923)
(17.827.706)
Income already subjected to final tax
(113.238.688)
Write-off of unrecoverable deferred tax assets
693.323.290
Unrecognized deferred tax
Beban pajak penghasilan Perusahaan Pajak final - Perusahaan Beban pajak penghasilan Entitas Anak
(9.000.000)
(113.238.688 ) -
(280.140.673)
(14.778.263.050 )
Income tax expense the Company Final tax - the Company Income tax expense Subsidiaries
Beban Pajak Penghasilan Konsolidasian
(289.140.673)
(14.891.501.738 )
Consolidated Income Tax Expense
Pada bulan September 2008, Undang-undang No. 7 Tahun 1983 tentang “Pajak Penghasilan” diubah untuk keempat kalinya dengan penerbitan Undang-undang No. 36 Tahun 2008. Perubahan tersebut juga mencakup perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat menjadi tarif tunggal, untuk tahun 2010 dan seterusnya yaitu 25%. Berdasarkan Undang-undang No. 36 Tahun 2008, wajib pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto tahunan tidak melebihi Rp 50 milyar (penjualan maksimum) atau kurang berhak mendapat pengurangan tarif sebesar 50% dari tarif pajak standar yang dikenakan terhadap bagian penghasilan kena pajak sampai dengan penghasilan kena pajak maksimal sebesar Rp 4,8 milyar.
In September 2008, Law No. 7 Year 1983 regarding “Income Tax” was revised for the fourth time with the issuance of Law No. 36 Year 2008. The revised Law stipulates changes in corporate tax rates from progressive tax rates to a single rate which, for fiscal years 2010 and onwards, is 25%. Under Law No. 36 Year 2008, a domestic corporate taxpayer with an annual turnover of not more than Rp 50 billion (maximum turnover) is entitled to a 50% tax reduction on a portion of its taxable income up to a maximum taxable income of Rp 4.8 billion.
Jika penghasilan kena pajak melebihi Rp 4,8 milyar namun peredaran bruto tahunan tidak melebihi Rp 50 milyar, maka bagian dari penghasilan kena pajak wajib pajak yang dikenakan pengurangan tarif pajak dihitung dengan mengkalikan antara penghasilan kena pajak dengan hasil pembagian antara penghasilan kena pajak maksimal sebesar Rp 4,8 milyar dengan jumlah peredaran bruto tahunan.
If the taxable income exceeds Rp 4.8 billion but the annual turnover is not more than Rp 50 billion, the portion of the taxpayer’s taxable income that is subject to the reduced tax rate is computed by multiplying the taxable income by the percentage of the maximum taxable income of Rp 4.8 billion to the actual annual turnover (sales).
Pada bulan Juni 2013, Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan No. 46/2013 tentang “Pajak Penghasilan Atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu”, yang berlaku secara efektif pada tanggal 1 Juli 2013. Peraturan No. 46 menetapkan bahwa pajak final sebesar 1% dikenakan atas pendapatan kotor yang diperoleh atau diterima oleh wajib pajak yang tidak melebihi Rp 4,8 miliar.
In June 2013, the Indonesian Government released Regulation No. 46/2013 "Income Tax on Gross Revenue Earned or Received by Individual and Corporate Taxpayers“ which is effective July 1, 2013. The Regulation No. 46 stipulated that a 1% final tax is to be imposed on gross revenue earned or received by taxpayer that does not exceed Rp 4.8 billion.
41
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
15. PERPAJAKAN (lanjutan) d.
15.
Pajak Penghasilan Badan (lanjutan)
TAXATION (continued) d.
Corporate Income Tax (continued)
Penghasilan Perusahaan dikenakan pajak final sebesar 1% dikarenakan telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan baru tersebut.
The Company’s gross revenue is subject to 1% final tax since the Company qualified with the requirements of this new regulation.
Peredaran bruto tersebut dikenakan tarif pajak sebesar 1% yang diakui sebagai penghasilan yang bersifat final.
The gross turnover subject to a tax rate of 1%, which is recognized as the final income.
e. Pajak Penghasilan Tangguhan
e.
Deferred Income Tax
Analisis aset dan liabilitas pajak tangguhan diperkirakan hanya akan dapat dipulihkan setelah dua belas bulan.
The analysis of deferred tax assets and deferred tax liabilities are expected to be only recovered after more than twelve months.
Perhitungan beban pajak tangguhan berjalan adalah sebagai berikut:
The computation of the deferred income tax expense for the year is as follows:
tahun
2013 Perusahaan: Penghapusan aset pajak tangguhan yang tidak terpulihkan - Liabilitas imbalan kerja
2012 The Company:
-
(113.238.688)
Write-off of unrecoverable deferred tax assets Employee benefits liability
Entitas Anak
(280.140.673)
(14.778.263.050)
Subsidiaries
Jumlah
(280.140.673)
(14.891.501.738)
Total
Rincian aset (liabilitas) pajak tangguhan adalah sebagai berikut:
The details of deferred tax assets (liabilities) are as follows:
2013
2012
Aset pajak tangguhan Entitas anak: AKAR TN
-
107.719.600 28.020.848
Deferred tax assets Subsidiaries: AKAR TN
Jumlah
-
135.740.448
Total
(2.144.908.881 )
(2.000.508.656)
Deferred tax liabilities Subsidiary - SMR
Liabilitas pajak tangguhan Entitas Anak - SMR
Rincian akumulasi rugi fiskal yang dapat dikompensasi Kelompok Usaha adalah sebagai berikut:
The details of accumulated fiscal losses carry forward of the Group are as follows:
2013
2012
Perusahaan Entitas anak: SMR AKAR TN
(2.040.944.669)
(2.001.151.127)
(142.815.468.075) (511.368.157) (129.029.167)
(97.516.482.131) (430.878.401) (112.083.394)
Company Subsidiaries: SMR AKAR TN
Jumlah
(145.496.810.068)
(100.060.595.053)
Total
42
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
15. PERPAJAKAN (lanjutan)
15.
e. Pajak Penghasilan Tangguhan (lanjutan)
TAXATION (continued) e.
Deferred Income Tax (continued)
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Kelompok Usaha tidak mengakui aset pajak tangguhan yang berasal dari akumulasi rugi fiskal yang dapat dikompensasikan, mengingat manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat bukti yang memadai bahwa rugi fiskal yang tidak dapat dikompensasikan atau digunakan dimanfaatkan sebelum kadaluwarsanya.
As of December 31, 2013 and 2012, the Group did not recognize deferred tax assets arising from accumulated fiscal losses carry forward, as the management believes there is insufficient evidence that it is probable that the unused fiscal losses can be utilized before their expiration.
Pada tahun 2012, Perusahaan tidak mengakui aset pajak tangguhan yang berasal dari liabilitas imbalan kerja sebesar Rp 772.142.034 serta memulihkan aset pajak tangguhan sebesar Rp 113.238.688 yang berasal dari perbedaan temporer atas liabilitas imbalan kerja pada tanggal 31 Desember 2011, mengingat manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat bukti yang memadai bahwa aset pajak tangguhan yang timbul dari perbedaan temporer tersebut dapat dikompensasikan atau dimanfaatkan sebelum kadaluwarsanya atau direalisasikan.
In 2012, the Company did not recognize deferred tax asset arising from the employee benefits liability amounting to Rp 772,142,034, and reversed the deferred tax asset amounting to Rp 113,238,688 arising from the temporary differences on the employee benefits liability as of December 31, 2011, as management believes there is insufficient evidence that it is probable that the deferred tax assets arising from such temporary differences can be utilized before their expiration or realization.
Pada tahun 2013 dan 2012, SMR, Entitas Anak, tidak mengakui aset pajak tangguhan yang berasal dari perbedaan temporer yang dapat dikurangkan masing-masing sebesar Rp 2.730.282.587 dan Rp 4.430.553.306. Pada tahun 2012, SMR, memulihkan aset pajak tangguhan yang berasal dari akumulasi rugi fiskal yang dapat dikompensasikan dan perbedaan temporer yang dapat dikurangkan pada tanggal 31 Desember 2011 dengan jumlah sebesar Rp 13.641.406.784, mengingat manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat bukti yang memadai bahwa aset pajak tangguhan tersebut dapat dimanfaatkan/dipulihkan nilainya sebelum kadaluwarsanya atau direalisasikan.
In 2013 and 2012, SMR, a Subsidiary, did not recognize deferred tax asset arising from deductible temporary differences amounting to Rp 2,730,282,587 and Rp 4,430,553,306, respectively. In 2012, SMR, reversed the deferred tax assets totaling to Rp 13,641,406,784 arising from the tax losses carry-forward and deductible temporary differences as of December 31, 2011, as management believes that there is insufficient evidence that it is probable that the tax losses carry-forward can be utilized/recovered before their expiration or realization.
Liabilitas pajak tangguhan yang diakui oleh SMR, Entitas Anak, berasal dari perbedaan metode atau dasar yang digunakan untuk tujuan pencatatan menurut pelaporan akuntansi dan pajak, yang terdiri atas penyusutan aset tetap dan hutang sewa pembiayaan.
Deferred tax liabilities recognized by SMR, a Subsidiary, arise from the difference in the methods or basis used for accounting and tax reporting purposes, mainly on depreciation of property and equipment and obligations under finance lease.
Pada 2013, TN, Entitas Anak, memulihkan aset pajak tangguhan yang berasal dari akumulasi rugi fiskal yang dapat dikompensasikan pada tanggal 31 Desember 2012 dengan jumlah sebesar Rp 28.020.848, mengingat manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat bukti yang memadai bahwa aset pajak tangguhan tersebut dapat dimanfaatkan/ dipulihkan nilainya sebelum kadaluwarsanya.
In 2013, TN, a Subsidiary, reversed the deferred tax assets totaling to Rp 28,020,848 arising from the tax losses carry-forward as of December 31, 2012, as management believes that there is insufficient evidence that it is probable that the tax losses carry-forward can be utilized/recovered before their expiration.
43
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
15. PERPAJAKAN (lanjutan) f.
g.
15.
Surat Ketetapan Pajak
TAXATION (continued) f.
Tax Assessment Letters
Pada 2013, AKAR, Entitas Anak, memulihkan aset pajak tangguhan yang berasal dari akumulasi rugi fiskal yang dapat dikompensasikan pada tanggal 31 Desember 2012 dengan jumlah sebesar Rp 107.719.600, mengingat manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat bukti yang memadai bahwa aset pajak tangguhan tersebut dapat dimanfaatkan/ dipulihkan nilainya sebelum kadaluwarsanya.
In 2013, AKAR, a Subsidiary, reversed the deferred tax assets totaling to Rp 107,719,600 arising from the tax losses carry-forward as of December 31, 2012, as management believes that there is insufficient evidence that it is probable that the tax losses carry-forward can be utilized/recovered before their expiration.
Pada tahun 2013, SMR, Entitas Anak, menerima beberapa Surat Ketetapan Pajak (SKP) sehubungan dengan kurang bayar atas Pajak Pertambahan Nilai untuk tahun 2009 hingga 2012 sebesar Rp 17.036.892.000. SMR mengajukan surat keberatan dan sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian, SMR masih menunggu kelanjutan proses pajak tersebut. Manajemen berkeyakinan bahwa kecil kemungkinan SMR untuk membayar kurang bayar Pajak Pertambahan Nilai.
In 2013, SMR, a Subsidiary, received several Tax Assessment Letters (SKP) in relation to underpayment of Value Added Tax for 2009 to 2012 totalling to Rp 17,036,892,000. SMR filed an objection on such assessment letters and as the date of completion of the consolidated financial statement, SMR is still waiting for further tax proceedings. The management believes that the possibility for SMR to pay the VAT underpayment is remote.
Administrasi Perpajakan
g.
Pengajuan besarnya jumlah pajak terutang berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh Perusahaan dan Entitas Anak atas hutang pajak (menghitung, menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terutang secara individu). Berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku otoritas pajak dapat menetapkan jumlah pajak terutang Perusahaan dan Entitas Anak dalam lima tahun sejak pajak terutang dibayarkan. Sedangkan ketetapan pajak untuk tahun fiskal 2007 dan tahun-tahun sebelumnya, batas waktu waktu ketetapan akan berakhir selambatlambatnya pada tahun fiskal 2013.
Tax Administration The filing of tax returns is based on the Company and Subsidiaries’ own calculation of tax liabilities (self assessment). Under the prevailing tax regulation, Tax Authorities may assess the Company and Subsidiaries’ tax within 5 years from the time the tax became payable. While tax assessment for fiscal year 2007 and prior years, the time limit to assess will end at the latest fiscal year 2013.
16. HUTANG SEWA PEMBIAYAAN
16. OBLIGATION UNDER FINANCE LEASE
SMR, Entitas Anak, memiliki beberapa perjanjian hutang sewa pembiayaan dengan berbagai pihak ketiga dengan rincian sebagai berikut:
SMR, a Subsidiary, entered into several finance lease agreements with various third party lessors with the details as follows:
2013
2012
PT Chandra Sakti Utama Leasing PT Astra Sedaya Finance PT Bumiputera - BOT Finance PT Dipo Star Finance PT Tifa Finance
1.739.757.383 1.451.100.652 355.164.748 119.219.456 -
4.792.095.688 4.834.615.967 759.324.819 1.007.310.995 3.006.031.134
PT Chandra Sakti Utama Leasing PT Astra Sedaya Finance PT Bumiputera - BOT Finance PT Dipo Star Finance PT Tifa Finance
Jumlah Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
3.665.242.239
14.399.378.603
Total
(3.665.242.239)
(10.559.862.679)
Less current maturities
3.839.515.924
Long-term maturities
Bagian jangka panjang
-
44
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
16. HUTANG SEWA PEMBIAYAAN (lanjutan)
16. OBLIGATION (continued)
Rincian pembayaran hutang sewa pembiayaan minimum pada masa yang akan datang berdasarkan perjanjian-perjanjian sewa tersebut adalah sebagai berikut:
UNDER
FINANCE
LEASE
The details of future minimum payments of obligation under finance lease based on lease agreements are as follows:
2013
2012
Sampai dengan satu tahun Lebih dari satu tahun dan kurang dari dua tahun
3.838.887.133
11.921.826.807
-
4.012.117.523
Within one year More than one year and no later than two years
Jumlah Dikurangi beban bunga yang belum jatuh tempo
3.838.887.133
15.933.944.330
Total
(173.644.894)
Nilai sekarang atas pembayaran minimum hutang sewa pembiayaan Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
(1.534.565.727)
Less amount applicable to interest Present value of minimum payments of obligation under finance lease
3.665.242.239
14.399.378.603
(3.665.242.239)
(10.559.862.679)
Less current maturities
3.839.515.924
Long-term maturities
Bagian jangka panjang
-
SMR, melakukan perjanjian sewa dengan berbagai lessor seperti tersebut di atas atas alat berat dengan masa sewa selama 3 tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal yang berbeda-beda hingga tahun 2014. Tingkat bunga efektif rata-rata 12,78% dan 12,23% per tahun masing-masing untuk tahun 2013 dan 2012.
SMR, has lease commitments with various third party lessors as indicated above covering heavy equipment units with lease terms of three years and expiring on different dates up to 2014. The average effective interest rate is 12.78% and 12.23% per annum in 2013 and 2012, respectively.
Berdasarkan perjanjian-perjanjian, jika SMR, sebagai lessee, lalai memenuhi liabilitas pembayaran kepada lessor, maka seluruh hutang sewa pembiayaan yang terutang harus segera dibayar sebagian atau keseluruhan, atau aset sewa pembiayaan harus dikembalikan dan/atau akan diambil kembali oleh lessor serta perjanjian sewa dianggap berakhir. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, SMR telah memenuhi seluruh persyaratan tersebut.
Based on the lease agreements, if SMR, as lessee, neglects to fulfill its payment liability to the lessors, all outstanding obligations under the finance leases shall be immediately paid partially or in full, or the related leased assets shall be returned and/or repossessed by the lessors and the lease agreements shall be considered terminated. As of December 31, 2013 and 2012, SMR has fulfilled all these requirements.
17. HUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN Rincian hutang sebagai berikut:
pembiayaan
17. CONSUMER FINANCE PAYABLE
konsumen
adalah
The details of consumer finance payable are as follows:
2013
2012
PT Mandiri Tunas Finance PT BII Finance Center PT BCA Finance
2.846.448.572 396.484.427 -
6.551.213.386 1.006.620.639 31.788.158
Jumlah Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
3.242.932.999
7.589.622.183
(3.233.185.328)
(4.346.689.184)
Less current maturities
3.242.932.999
Long-term maturities
Bagian jangka panjang
9.747.671
45
PT Mandiri Tunas Finance PT BII Finance Center PT BCA Finance Total
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
17. HUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (lanjutan)
17. CONSUMER FINANCE PAYABLE (continued)
SMR, Entitas Anak, memperoleh fasilitas kredit pembiayaan konsumen dari pihak ketiga yang digunakan untuk membiayai pembelian kendaraan. Pinjaman tersebut terutang dalam 35 - 36 angsuran bulanan dan akan jatuh tempo berkisar antara tahun 2013 - 2014. Tingkat bunga efektif rata-rata 10,41% dan 10,13% per tahun masing-masing untuk tahun 2013 dan 2012. Pinjaman tersebut dijamin dengan kendaraan yang dimiliki melalui pinjaman tersebut.
SMR, a Subsidiary, obtained credit facilities form third parties which were used to finance the acquisition of vehicles. The loans are repayable in 35 - 36 monthly installments and expiring on different dates up to 2013 - 2014. The average effective interest rate is 10.41% and 10.13% per annum in 2013 and 2012, respectively. The loans are collateralized by the vehicles acquired from the proceeds of the loans.
18. LIABILITAS IMBALAN KERJA JANGKA PANJANG
18.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Kelompok Usaha mencatat liabilitas imbalan kerja jangka panjang berdasarkan perhitungan aktuaria independen yang dilakukan oleh PT Bumi Dharma Aktuaria, aktuaris independen, dengan laporannya masingmasing tertanggal 12 Maret 2014 dan 13 Maret 2013 di mana menggunakan metode “Projected Unit Credit” dan asumsi-asumsi utama sebagai berikut:
Umur pensiun normal Tingkat bunga diskonto Tingkat kenaikan gaji Tingkat pengunduran diri
: : : :
Tingkat mortalitas
:
Umur pensiun normal Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji Tingkat pengunduran diri
: : : :
Tingkat mortalitas
:
As of December 31, 2013 and 2012, the Group accrued long-term employee benefits liability based on the actuarial calculation prepared by PT Bumi Dharma Aktuaria, an independent actuary, as stated in its report dated March 12, 2014 and March 13, 2013, respectively, which applied the “Project Unit Credit” method with the following main assumptions:
2013 55 tahun / 55 years 9% per tahun / 9% per year 8% per tahun / 8% per year 5% sampai dengan usia 19 dan berkurang secara linear sampai dengan 0% pada usia 54 dan setelahnya / 5% up to age of 19 and decreasing linearly to be 0% at the age of 54 Tabel Mortalita Indonesia - 2011 / Indonesian Mortality Table - 2011 2012 55 tahun / 55 years 6% per tahun / 6% per year 8% per tahun / 8% per year 5% sampai dengan usia 19 dan berkurang secara linear sampai dengan 0% pada usia 54 dan setelahnya / 5% up to age of 19 and decreasing linearly to be 0% at the age of 54 Tabel Mortalita Indonesia - II / Indonesian Mortality Table - II
Mutasi nilai kini dari liabilitas adalah sebagai berikut:
Saldo akhir
: : : :
Normal pension age Discount rate Salary increase rate Resignation rate
:
Mortality rate
: : : :
Normal pension age Discount rate Salary increase rate Resignation rate
:
Mortality rate
The movements of the present value of liability are as follows:
2013 Saldo awal Beban jasa kini Beban bunga Imbalan yang dibayarkan Kerugian (keuntungan) aktuarial
LONG-TERM EMPLOYEE BENEFITS LIABILITY
2012
5.690.573.203 1.564.995.024 233.049.617 (476.686.500) (1.998.879.761)
3.073.632.995 2.353.954.895 161.294.269 (1.068.446.830) 1.170.137.874
5.013.051.583
5.690.573.203
46
Beginning balance Current service costs Interest costs Benefits paid Actuarial (gain) losses Ending balance
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
18. LIABILITAS IMBALAN KERJA JANGKA PANJANG (lanjutan)
18.
Rincian imbalan kerja jangka panjang karyawan pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut:
The details of the long-term employee benefits liability as at consolidated statement of financial position date are as follows:
2013
2012
Nilai kini liabilitas Keuntungan (kerugian) aktuaria yang belum diakui
5.013.051.583
Jumlah
5.047.352.611
34.301.028
Rincian beban imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut:
Jumlah
5.690.573.203 (732.022.657) 4.958.550.546
Present value of liability Unrecognized actuarial gain (loss) Total
Details of employee benefits expense are as follows:
2013 Beban jasa kini Beban bunga Kerugian (keuntungan) aktuaria Dampak kurtailmen
LONG-TERM EMPLOYEE BENEFITS LIABILITY (continued)
2012
1.564.995.024 233.049.617 (7.459.291) (1.225.096.785) 565.488.565
Mutasi liabilitas imbalan kerja jangka panjang adalah sebagai berikut:
2.353.954.895 161.294.269 960.065.967 -
Current service costs Interest costs Actuarial loss (gain) Effect of a curtailment
3.475.315.131
Total
The movements of the long-term employee benefits liabilitiy are as follows:
2013
2012
Saldo awal Beban imbalan kerja karyawan tahun berjalan Beban imbalan kerja yang dibayarkan - tahun berjalan
4.958.550.546
2.551.682.245
565.488.565
3.475.315.131
(476.686.500)
(1.068.446.830)
Saldo Akhir
5.047.352.611
Perubahan atas asumsi tingkat diskonto pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 akan berdampak sebagai berikut :
4.958.550.546
Beginning balance Employee benefits expense for the year Actual payments for the year Ending Balance
Change in assumed discount rate as of December 31, 2013 and 2012 would have had the following effects:
2013
2012
Kenaikan sebesar 1% Nilai kini imbalan kerja Biaya jasa kini
(257.098.961) (90.834.399)
(301.785.893) (124.745.604)
Increase by 1% Present value of employee benefit Current service cost
Penurunan sebesar 1% Nilai kini imbalan kerja Biaya jasa kini
297.173.055 104.702.077
349.769.344 144.178.358
Decrease by 1% Present value of employee benefit Current service cost
47
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
19. PROVISI UNTUK PENGELOLAAN REKLAMASI LINGKUNGAN HIDUP
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
DAN
19.
PROVISION FOR ENVIRONMENTAL RECLAMATION COSTS
AND
Provisi untuk pengelolaan dan reklamasi lingkungan hidup terkait bagian jumlah yang masih harus dibayar atas estimasi biaya pengelolaan lingkungan dan penutupan tambang yang akan terjadi pada akhir umur tambang.
The provision for environmental and reclamation costs relates to the accrued portion of the environmental and estimated closure costs to be incurred at the end of a mine’s life.
Provisi ini dihitung secara akrual dengan menggunakan metode unit yang diproduksi dengan mempertimbangkan estimasi jumlah biaya penutupan tambang dan sisa cadangan yang masih ada di suatu area pertambangan.
The provision is accrued using the unit-of-production method by considering estimated total closure costs and the remaining reserves of the mining area.
Estimasi untuk biaya ini dihitung secara internal oleh manajemen. Manajemen berkeyakinan bahwa akumulasi penyisihan yang dibentuk telah cukup untuk menyelesaikan semua liabilitas yang timbul dari kegiatan penutupan tambang sampai dengan tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian.
The current estimated costs were internally calculated by management. Management believes that the accumulated provision is sufficient to cover all liabilities arising from these mine closure activities up to the consolidated statements of financial position date.
Mutasi provisi untuk pengelolaan dan reklamasi lingkungan hidup adalah sebagai berikut:
The movements in the provision for environmental and reclamation costs account are as follows:
2013
2012
Saldo awal Penambahan selama tahun berjalan (lihat Catatan 23)
309.425.454
202.885.234
16.807.560
106.540.220
Beginning balance Provision made during the year (see Note 23)
Saldo Akhir
326.233.014
309.425.454
Ending Balance
Mutasi provisi untuk pengelolaan dan reklamasi lingkungan hidup berdasarkan area of interest adalah sebagai berikut:
The movements in the provision for environmental and reclamation costs account based on area of interest are as follows:
2013 Saldo Awal / Beginning Balance
Penambahan/ Additions
Saldo Akhir / Ending Balance
Blok 1 Blok 2 Blok 3 dan 5 Blok 4 Blok 7 Blok 8 Blok 9 Blok 10
123.312.114 12.005.808 151.938.607 11.461.290 7.133.257 528.866 1.880.282 1.165.230
16.299.513 508.047 -
139.611.627 12.513.855 151.938.607 11.461.290 7.133.257 528.866 1.880.282 1.165.230
Block 1 Block 2 Block 3 and 5 Block 4 Block 7 Block 8 Block 9 Block 10
Jumlah
309.425.454
16.807.560
326.233.014
Total
48
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
19. PROVISI UNTUK PENGELOLAAN DAN REKLAMASI LINGKUNGAN HIDUP (lanjutan)
19.
PROVISION FOR ENVIRONMENTAL RECLAMATION COSTS (continued)
AND
2012 Saldo Awal / Beginning Balance Blok 1 Blok 2 Blok 3 dan 5 Blok 4 Blok 7 Blok 8 Blok 9 Blok 10 Jumlah
Penambahan/ Additions
Saldo Akhir / Ending Balance
86.873.364 6.981.855 95.378.678 6.381.831 5.019.599 449.251 1.125.834 674.822
36.438.750 5.023.953 56.559.929 5.079.459 2.113.658 79.615 754.448 490.408
123.312.114 12.005.808 151.938.607 11.461.290 7.133.257 528.866 1.880.282 1.165.230
Block 1 Block 2 Block 3 and 5 Block 4 Block 7 Block 8 Block 9 Block 10
202.885.234
106.540.220
309.425.454
Total
20. MODAL SAHAM
20.
Susunan pemegang saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
SHARE CAPITAL The composition of the Company’s shareholders as of December 31, 2013 and 2012 is as follows:
2013
Pemegang Saham PT Alam Abadi Resources Ultima Investment Holding Pte., Ltd. Masyarakat (masing-masing dengan kepemilikan kurang dari 5%) Jumlah
Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh / Number of Shares Issued and Fully Paid
Persentase Pemilikan (%) / Percentage of Ownership (%)
Jumlah / Amount
Shareholders
800.000.000
53,33 %
80.000.000.000
120.000.000
8,00 %
12.000.000.000
PT Alam Abadi Resources Ultima Investment Holding Pte., Ltd.
580.000.000
38,67 %
58.000.000.000
Public (each below 5% ownership)
1.500.000.000
100,00%
150.000.000.000
Total
2012
Pemegang Saham PT Alam Abadi Resources Sino Metals and Minerals Resources Pte., Ltd. Ultima Investment Holding Pte., Ltd. PT Dana Hayati Wisesa Masyarakat (masing-masing dengan kepemilikan kurang dari 5%) Jumlah
Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh / Number of Shares Issued and Fully Paid
Persentase Pemilikan (%) / Percentage of Ownership (%)
Jumlah / Amount
Shareholders
800.000.000
53,33 %
80.000.000.000
280.000.000
18,67 %
28.000.000.000
120.000.000 78.300.000
8,00 % 5,22 %
12.000.000.000 7.830.000.000
PT Alam Abadi Resources Sino Metals and Minerals Resources Pte., Ltd., Ultima Investment Holding Pte., Ltd. PT Dana Hayati Wisesa
221.700.000
14,78 %
22.170.000.000
Public (each below 5% ownership)
1.500.000.000
100,00%
150.000.000.000
Total
49
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
20.
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
MODAL SAHAM (lanjutan)
20.
SHARE CAPITAL (continued)
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, tidak terdapat anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang mempunyai saham Perusahaan.
As of December 31, 2013 and 2012, there was no shares held by the members of Boards of Commissioners and Directors.
Pengelolaan Modal
Capital Management
Tujuan utama pengelolaan modal adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio modal yang sehat guna mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi pemegang saham.
The primary objective of the capital management is to ensure that it maintains healthy capital ratios in order to support its business and to maximize shareholder value.
Perusahaan mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian, berdasarkan perubahan kondisi ekonomi. Untuk memelihara dan menyesuaikan struktur permodalan, Perusahaan dapat menyesuaikan pembayaran dividen kepada pemegang saham, imbalan modal kepada pemegang saham atau menerbitkan saham baru.
The Company manages its capital structure and makes adjustments to it, in line of changes in economic conditions. To maintain or adjust the capital structure, the Company may adjust the dividend payment to its shareholders, return capital to shareholders or issue new shares.
Perusahaan mengelola permodalan dengan menggunakan rasio pengungkit, yang dihitung melalui pembagian antara hutang bersih dengan jumlah modal. Kebijakan Perusahaan adalah menjaga rasio pengungkit dalam kisaran yang umum dalam industri sejenis dengan tujuan untuk mengamankan pendanaan terhadap biaya yang rasional.
The Company monitors its capital using gearing ratio, by dividing net debt with the total capital. The Company’s policy is to maintain a gearing ratio within the range of gearing ratios of the leading companies in the industry in order to secure funds at a reasonable cost.
Hutang bersih meliputi seluruh pinjaman (hutang sewa pembiayaan dan hutang pembiayaan konsumen) ditambah hutang usaha - pihak ketiga dan hutang lainlain serta beban masih harus dibayar dikurangi kas dan bank. Jumlah modal mencakup seluruh ekuitas sebagaimana yang disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian.
Net debt is calculated as borrowings (obligation under finance lease and consumer finance payable) plus trade payables - third parties and other payables and accrued expenses less cash on hand and in banks. The total capital is calculated as equity as shown in the consolidated statement of financial position.
Perhitungan rasio pengungkit adalah sebagai berikut:
The computation of gearing ratio are as follows:
2013 Hutang usaha - pihak ketiga Hutang lain-lain Beban masih harus dibayar Hutang sewa pembiayaan Hutang pembiayaan konsumen Jumlah Dikurangi kas dan bank Hutang bersih Jumlah ekuitas Rasio pengungkit
2012
760.973.632 25.510.998 2.675.209.517 3.665.242.239 3.242.932.999
1.016.986.318 57.068.775 4.219.797.226 14.399.378.603 7.589.622.183
Trade payables - third parties Other payables Accrued expenses Obligation under finance lease Consumer finance payable
10.369.869.385 2.029.645.139
27.282.853.105 19.444.977.185
Total Less cash on hand and in banks
8.340.224.246
7.837.875.920
Net debt
226.213.843.787
271.762.706.714
Total equity
0,04
0,03
Gearing ratio
50
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
21. TAMBAHAN MODAL DISETOR - BERSIH
21.
Rincian tambahan modal disetor - neto pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL - NET The details of additional paid-in capital as of December 31, 2013 and 2012 are as follows:
Agio saham Biaya penerbitan saham dalam rangka penawaran umum perdana
250.000.000.000
Selisih nilai transaksi entitas sepengendali
(28.990.531.159)
Bersih
209.386.669.808
Premium on share capital Share issuance costs related to initial public offering Difference arising from transactions of entities under common control
(11.622.799.033)
Net
Saldo agio saham berasal dari selisih antara hasil penerimaan dari penawaran umum perdana saham atas 500.000.000 lembar saham kepada masyarakat pada harga Rp 600 per saham dengan nilai nominalnya (Rp 100 per saham) sebesar Rp 250.000.000.000. Biaya yang terjadi sehubungan dengan penawaran umum tersebut adalah sebesar Rp 11.622.799.033.
The balance of premium on share capital resulted from the difference between the proceeds from the initial public offering of 500,000,000 shares to the public at Rp 600 per share and the par value of the shares issued (Rp 100 per share) amounting to Rp 250,000,000,000. The costs incurred in relation to the public offering amounted to Rp 11,622,799,033.
Saldo selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali sebesar Rp 28.990.531.159 merupakan selisih antara antara biaya perolehan dengan nilai buku aset neto SMR, Entitas Anak, diperoleh melalui transaksi tanggal 17 Desember 2010 ketika Perusahaan melakukan penyertaan saham sebesar 94.700.000 saham sehingga menjadikan Perusahaan memiliki 99,68% kepemilikan saham di SMR Anak. Kepemilikan mayoritas SMR sebelumnya dimiliki oleh PT Alam Abadi Resources, pemegang saham Perusahaan, dengan 70% kepemilikan saham. Transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali tersebut dicatat dengan menggunakan metode penyatuan kepentingan.
The balance of difference in value from restructuring transactions of entities under common control represents the difference amounting to Rp 28,990,531,159 between the acquisition cost and the book value of net assets of SMR, a Subsidiary, acquired on December 17, 2010 when the Company made an investment in 94,700,000 shares representing 99.68% shares ownership in SMR. The majority of the shares ownership in SMR was previously held by PT Alam Abadi Resources, the Company’s shareholder, with 70% shares ownership. Such restructuring transaction of entities under common control was recorded using the pooling-of-interests method.
22. PENJUALAN
22. SALES
Rincian penjualan mangan yang seluruhnya dilakukan kepada pihak ketiga adalah sebagai berikut:
The details of manganese sales, all made to third parties, are as follows:
2013
2012
Lokal Ekspor
7.326.501.000 1.970.971.200
23.893.254.478 18.269.548.865
Local Export
Jumlah
9.297.472.200
42.162.803.343
Total
Rincian penjualan kepada pelanggan yang melebihi 10% dari jumlah penjualan konsolidasian adalah sebagai berikut:
The details of sales to individual representing more than 10% of consolidated sales are as follows: Persentase terhadap jumlah penjualan / Percentage to total sales
Penjualan / Sales 2013 Lokal CV Sinar Surya PT Jassmass
2.210.650.000 3.153.300.000
customers the total
2012
2013
18.924.254.478 4.969.000.000
51
2012 24% 34%
45% 12%
Local CV Sinar Surya PT Jassmass
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
22. PENJUALAN (lanjutan)
22. SALES (continued) Persentase terhadap jumlah penjualan / Percentage to total sales
Penjualan / Sales 2013 Lokal (lanjutan) PT Global Anugrah Sentosa Ekspor Gold Field Trading Limited Essential Ocean Overseas Limited
2012
2013
1.083.375.500
-
2012
12%
1.970.971.200
6.665.775.665
21%
-
5.803.849.200
-
23. BEBAN POKOK PENJUALAN
-
Local (continued) PT Global Anugrah Sentosa
Export Gold Field Trading 16% Limited Essential Ocean 14% Overseas Limited
23. COST OF GOODS SOLD
Rincian beban pokok penjualan adalah sebagai berikut:
The details of the cost of goods sold are as follows:
2013
2012
Penyusutan (lihat Catatan 10) 17.516.071.479 Gaji, upah dan tunjangan 5.598.902.204 Bahan bakar 2.608.695.605 Penggalian dan pengerukan (lihat Catatan 31b) 1.180.385.129 Pemeliharaan dan perbaikan 534.150.300 Pengangkutan 509.283.295 Royalti (lihat Catatan 31e) 313.381.955 Pengembangan masyarakat 200.090.000 Pembersihan dan pengukuran 124.223.429 Pengelolaan dan reklamasi lingkungan hidup (lihat Catatan 19) 16.807.560 Penyisihan (pemulihan) atas penurunan nilai persediaan (lihat Catatan 7) (391.286.027 ) Lain-lain 92.412.081
22.612.765.387 12.432.534.518 4.702.648.554
Jumlah biaya overhead Persediaan mangan Saldo awal Saldo akhir
28.303.117.010
63.138.944.916
4.894.815.222 (1.563.199.006 )
2.291.759.794 (4.894.815.222)
Total overhead cost Manganese inventory Beginning balance Ending balance
Beban Pokok Penjualan
31.634.733.226
60.535.889.488
Cost of Goods Sold
Pada tahun 2013 dan 2012, tidak terdapat pembelian dari dan/atau pembayaran kepada satu pemasok yang melebihi 10% dari jumlah beban pokok penjualan konsolidasian.
12.402.375.642 1.996.145.504 3.208.927.106 1.373.900.000 1.268.335.950 957.808.004
106.540.220 1.222.293.267 854.670.764
Depreciation (see Note 10) Salaries, wages and allowances Fuel Digging and dredging (see Note 31b) Repairs and maintenance Transportation Royalty (see Note 31e) Community development Cleaning and measuring Environmental and reclamation costs (see Note 19) Allowance for (reversal of) impairment of inventories (see Note 7) Others
In 2013 and 2012, there were no purchases from and/or payments to any suppliers of more than 10% of the total consolidated cost of goods sales.
52
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
24. BEBAN BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
24. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES
Rincian beban umum dan administrasi adalah sebagai berikut:
The details of general and administrative expenses are as follows:
2013 Gaji, upah, bonus dan kesejahteraan karyawan Penyusutan (lihat Catatan 10) Perizinan Keperluan kantor Perjalanan dinas Asuransi Sumbangan dan representasi Listrik, air dan telepon Transportasi Pemeliharaan dan perbaikan Jasa tenaga ahli Ongkos angkut Sewa Lain-lain Jumlah
2012
8.404.379.001 4.552.289.758 973.136.651 775.893.169 743.775.802 577.556.366 442.446.770 394.866.879 365.768.920 317.894.067 262.408.282 126.646.549 106.979.262 672.053.878
12.027.394.906 721.891.744 295.330.133 1.030.308.055 1.252.927.112 665.514.545 3.195.526.482 414.530.393 425.877.166 381.112.569 979.609.676 515.948.515 283.540.677 1.078.732.117
Salaries, wages, bonuses and employee benefits Depreciation (see Note 10) License Office supplies Travelling Insurance Donation and representation Water, electricity and telephone Transportation Repairs and maintenance Professional fees Freight Rent Others
18.716.095.354
23.268.244.090
Total
25. BEBAN PENJUALAN
25. SELLING EXPENSES
Pada tahun 2013 dan 2012, akun ini terutama merupakan pembayaran untuk pungutan ekspor atas penjualan mangan ke luar negeri dengan dan komisi penjualan.
In 2013 and 2012, this account mostly consists of payments of export duty on the manganese ore export sales and sales commission.
26. PENDAPATAN (BEBAN) USAHA LAINNYA
26.
Rincian pendapatan (beban) usaha lainnya adalah sebagai berikut:
Details of other operating income (expenses) are as follows:
2013 Laba selisih kurs Amortisasi keuntungan transaksi jual dan sewa kembali Penyisihan atas penurunan nilai piutang lain-lain (lihat Catatan 6) Laba (rugi) penjualan aset tetap (lihat Catatan 10) Penghapusan aset tetap (lihat Catatan 10) Penyisihan atas penurunan nilai properti pertambangan (lihat Catatan 11) Lain-lain – bersih Jumlah
OTHER OPERATING INCOME (EXPENSES)
2012
97.402.124
353.141.977
(30.698.321)
39.583.333
(591.261.585)
(17.625.002)
(1.330.983.263) (33.040.808)
(1.573.533.772) (85.503.707)
Gain on foreign exchange Amortization of gain on sales and lease back transaction Provision for impairment of other receivables (see Note 6) Gain (loss) on sales of property and equipment (see Note 10) Write-off of property and equipment (see Note 10) Provision for impairment of mining properties (see Note 11) Miscellaneous - net
28.157.892
28.157.892
(1.860.423.961)
(1.349.779.279)
Total
-
53
(94.000.000)
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
27. RUGI PER SAHAM
27. LOSS PER SHARE
Perhitungan rugi per saham adalah sebagai berikut:
The computation of loss per share is as follows:
2013 Rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar selama tahun berjalan
2012 Loss for the year attributable to owners of the parent
45.508.236.240
65.660.812.565
1.500.000.000
1.500.000.000
Outstanding weighted average number of shares during the year
30,34
43,77
Loss per share
Rugi per saham
Perusahaan tidak mempunyai efek yang bersifat dilutif pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
The Company does not have any dilutive ordinary shares as of December 31, 2013 and 2012.
28. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI
28.
BALANCES AND RELATED PARTIES
TRANSACTIONS
WITH
Dalam kegiatan usahanya, Kelompok Usaha melakukan beberapa transaksi dengan pihak-pihak berelasi yang dilakukan pada tingkat harga dan persyaratan tertentu.
The Group, in its regular business, has transactions with related parties which are conducted in certain prices and terms.
Rincian saldo yang timbul dari transaksi dengan pihakpihak berelasi di atas adalah sebagai berikut:
Details of balances arising from transactions with related parties are as follows:
2013 Aset Piutang lain-lain (lihat Catatan 6) Pihak berelasi lainnya PT Timor Makmur Resources PT TTS Makmur Resources Lain-lain Pemegang saham PT Alam Abadi Resources Jumlah Persentase terhadap jumlah aset konsolidasian
2012 Assets Other receivables (see Note 6) Other related parties PT Timor Makmur Resources PT TTS Makmur Resources Others Shareholder PT Alam Abadi Resources
45.917.135 18.964.547 13.000.000
33.579.635 83.149.897 -
33.500.000
-
111.381.682
116.729.532
Total
0,05%
0,04%
Percentage to consolidated total assets
Uang muka (lihat Catatan 8) Pihak berelasi lainnya PT Timor Makmur Resources PT TTS Makmur Resources
45.962.500.000 41.250.000.000
47.462.500.000 50.537.500.000
Advances (see Note 8) Other related parties PT Timor Makmur Resources PT TTS Makmur Resources
Jumlah
87.212.500.000
98.000.000.000
Total
35,59%
31,86%
Percentage to consolidated total assets
Persentase terhadap jumlah aset konsolidasian
54
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
28. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan)
28.
BALANCES AND TRANSACTIONS RELATED PARTIES (continued)
WITH
a.
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2013, piutang lain-lain pihak berelasi belum dilunasi oleh Kelompok Usaha, serta piutang lain-lain pihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2012, telah dilunasi pada berbagai tanggal sampai dengan bulan Februari 2013.
a.
Until the date of December 31, 2013, other receivables - related parties have not been paid by the Group, and as of December 31, 2012, other receivables - related parties had been fully repaid on various dates up to February 2013.
b.
Pada tanggal 25 Juni 2012, AKAR, Entitas Anak, mengadakan perjanjian jual beli mangan, masingmasing dengan PT TTS Makmur Resources (“TTS”) dan PT Timor Makmur Resources (“TMR”), pihak berelasi. Berdasarkan perjanjian tersebut, AKAR setuju untuk membeli mangan dari TTS dan TMR. Atas transaksi jual beli tersebut, AKAR membayarkan uang muka dengan nilai sebesar Rp 68.500.000.000 dan Rp 65.537.500.000 masing-masing kepada TTS dan TMR. Uang muka tersebut akan digunakan untuk pembelian mangan dengan harga pasar mangan yang berlaku setelah mangan diserahkan di tempat yang disepakati dan terbitnya hasil pengujian laboratorium atas kualitas mangan.
b.
On June 25, 2012, AKAR, a subsidiary, entered into manganese sale and purchase agreements with each of PT TTS Makmur Resources (“TTS”) and PT Timor Makmur Resources (“TMR”), related parties. Based on the agreements, AKAR agreed to purchase manganese from TTS and TMR. In relation to such transactions, AKAR agreed to pay advances to TTS and TMR with maximum amounts of Rp 68,500,000,000 and Rp 65,537,500,000, respectively. Such advances will be used for the purchase of manganese at the applicable market value after the delivery of manganese at the agreed place and the issuance of the manganese’s quality inspection result.
Perjanjian tersebut juga menyatakan bahwa uang muka tersebut akan diberikan jaminan tingkat pengembalian (guaranteed return) sebesar 15% per tahun, yang merupakan pengurangan terhadap harga kontrak pada saat adanya penyerahan mangan (selambat-lambatnya pada tanggal 30 September 2013). Nilai maksimal uang muka yang telah dibayarkan dapat diubah jumlahnya (berupa penambahan uang muka atau pengembalian uang muka) berdasarkan kesepakatan pihak-pihak yang bertransaksi.
The agreements also stipulate that such advances will be given guaranteed return at the annual rate of 15% which represent deduction to the manganese sales price and paid after the delivery of manganese (latest on September 30, 2013). It was agreed that the maximum amount of the advances already paid may be changed (in the form of addition to or the repayment of the advances) upon the agreement of all the parties involved in the transactions.
Pada tanggal 23 September 2013, perjanjian tersebut diubah dan penyerahan mangan diperpanjang sampai dengan 30 Maret 2014.
On September 23, 2013, the agreements were amended and the delivery of manganese was extended until March 30, 2014.
Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan merupakan personil manajemen kunci. Kompensasi yang dibayar atau terutang pada Dewan Komisaris dan Direksi Kelompok Usaha atas jasa adalah sebagai berikut:
The Boards of Commissioners and Directors of the Company are considered as key management personnel. The compensation paid or payable to the Group’s Boards of Commissioners and Directors for services is as follows:
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, kompensasi yang dibayar atau terutang pada manajemen kunci, yang seluruhnya merupakan imbalan kerja jangka pendek masing-masing adalah sebesar Rp 1.855.076.508 dan Rp 4.202.813.256, persentase terhadap jumlah beban terkait masingmasing adalah sebesar 13% dan 17%.
As of December 31, 2013 and 2012, The compensation paid or payable to key management, all of which represent short-term employee benefits amounted to Rp 1,855,076,508 and Rp 4,202,813,256, percentage to total related expense of 13% and 17%, respectively.
55
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
29. INSTRUMEN KEUANGAN
29. FINANCIAL INSTRUMENTS
Kecuali untuk hutang sewa pembiayaan dan hutang pembiayaan konsumen, manajemen menganggap bahwa jumlah tercatat aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diakui di dalam laporan posisi keuangan mendekati nilai wajarnya karena jangka waktu yang singkat atas instrumen keuangan tersebut.
Except for obligation under finance leases and consumer finance payable, the management considers that the carrying amounts of the financial assets and financial liabilities recognized in the consolidated statement of financial position approximate their fair values due to short-term maturities of these financial instruments.
Perbandingan antara jumlah tercatat dan nilai wajar dari Kelompok usaha atas uang jaminan, hutang sewa pembiayaan dan hutang pembiayaan konsumen pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
The comparison between the carrying amount and fair value of the Group’s refundable deposit, obligations under finance leases, and consumer finance payable as of December 31, 2013 and 2012 is as follows:
2013
Jumlah tercatat / Carrying amount Aset Keuangan Uang jaminan Liabilitas Keuangan Hutang sewa pembiayaan Hutang pembiayaan konsumen Jumlah Liabilitas Keuangan
126.108.900
2012
Nilai wajar / Fair value
Jumlah tercatat / Carrying amount
126.108.900
97.667.000
3.665.242.239
3.665.242.239
14.399.378.603
3.242.932.999
3.273.880.479
7.589.622.183
6.908.175.238
6.939.122.718
21.989.000.786
Nilai wajar / Fair value
97.667.000
Financial Asset Refundable deposits
Financial Liabilities Obligation under fianance 14.546.197.826 lease
7.764.221.784
Consumer finance payable
22.310.419.610
Total Financial Liabilities
Nilai wajar dari liabilitas keuangan tersebut diperkirakan sebagai nilai sekarang dari seluruh arus kas masa depan yang didiskontokan menggunakan tingkat saat ini untuk instrumen dengan persyaratan yang sama, risiko kredit dan jatuh tempo yang sama.
The fair value of the above financial liabilities is estimated as the present value of all future cash flows discounted using the current rate for instrument on similar terms, credit risk and remaining maturities.
Nilai wajar uang jaminan diasumsikan sama dengan jumlah tercatatnya karena tidak memiliki jangka waktu pembayaran tetap meskipun tidak diharapkan akan ditagihkan dalam waktu 12 bulan setelah periode pelaporan.
The fair value of refundable deposits is assumed to be equal to its carrying amount because it has no fixed repayment terms although it is not expected to be collected within 12 months after the reporting period.
Kelompok Usaha tidak memiliki aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
The Group has no financial assets and financial liabilities which are measured at fair value as at December 31, 2013 and 2012.
30. MANAJEMEN TERHADAP RISIKO KEUANGAN
30.
Kelompok Usaha memiliki beberapa eksposur risiko terhadap instrumen keuangan dalam bentuk risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar.
MANAGEMENT OF FINANCIAL RISK The Group, from its financial instruments, is exposed on certain financial risks such as credit risk, liquidity risk and market risk.
56
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
30. MANAJEMEN TERHADAP RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
30.
MANAGEMENT OF FINANCIAL RISK (continued)
Kebijakan manajemen terhadap risiko keuangan dimaksudkan untuk meminimalisir potensi dan dampak keuangan merugikan yang mungkin timbul dari risikorisiko tersebut.
Financial risk management is designed to minimize the potential and adverse financial effects which might arise from such risks.
Berikut ini adalah ikhtisar tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Kelompok Usaha:
The Group’s financial risk management objectives and policies are summarized as follows:
a.
a.
b.
Risiko Kredit
Credit risk
Risiko kredit adalah risiko di mana salah satu pihak atas instrumen keuangan akan gagal memenuhi liabilitasnya dan menyebabkan pihak lain mengalami kerugian keuangan.
Credit risk is the risk when one party to a financial instrument will fail to discharge an obligation and cause the other party to incur a financial loss.
Risiko kredit yang dihadapi oleh Kelompok Usaha berasal dari kredit yang diberikan kepada pelanggan yang untuk saat ini cenderung terbatas. Untuk mengurangi risiko ini, Kelompok Usaha berusaha untuk memastikan penjualan mangan hanya dilakukan setelah menerima pembayaran di muka terlebih dahulu dan mempunyai perjanjian yang mengikat secara hukum. Sebagai tambahan, saldo piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi kemungkinan piutang yang tidak tertagih (lihat Catatan 5 dan 6).
Credit risk faced by the Group arising from the credit granted to its customers is currently very limited. Nevertheless, to mitigate this risk, the Group tries to ensure that manganese sales are made only after the receipt of advance payments and legally binding agreements are in place. Moreover, receivable balances are monitored on an ongoing basis to reduce the exposure to bad debts (see Notes 5 and 6).
Kelompok Usaha juga menghadapi risiko kredit yang berasal dari penampatan dana di bank dalam bentuk rekening lancar. Untuk mengatasi risiko ini, Kelompok Usaha memiliki kebijakan untuk menempatkan dananya hanya di bank-bank yang mempunyai reputasi yang baik (lihat Catatan 4).
The Group is also exposed to credit risk arising from the funds palced by the Group in banks in the form of current account. To mitigate this risk, the Group has a policy to place its funds only in banks that have good reputation (see Note 4).
Risiko kredit dari asset dianggap tidak signifikan.
Credit risk from other financial assets is not considered significant.
keuangan
lainnya
Risiko Pasar 1)
b.
Risiko Mata Uang
Market Risk 1)
Foreign Currency Risk
Kelompok Usaha melakukan transaksi bisnis dalam beberapa mata uang asing dan karena itu terkena risiko mata uang asing. Kelompok Usaha tidak memiliki kebijakan mata uang asing lindung nilai. Namun manajemen memonitor eksposur mata uang asing dan akan mempertimbangkan lindung nilai risiko mata uang asing yang signifikan harus diperlukan.
The Group transacts business in some foreign currencies and therefore is exposed to foreign exchange risk. The Group does not have a foreign currency hedging policy. However management monitors foreign exchange exposure and will consider hedging significant foreign exchange risk should the need arises.
Tabel berikut menunjukkan aset keuangan Kelompok Usaha yang signifikan yang didenominasi dalam mata uang asing dan setara rupiah pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
The following table shows the Group’s significant foreign currency-denominated financial assets and their Rupiah equivalents as of December 31, 2013 and 2012.
57
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
30. MANAJEMEN TERHADAP RISIKO KEUANGAN (lanjutan) b.
30.
Risiko Pasar (lanjutan) 1)
MANAGEMENT OF FINANCIAL RISK (continued) b.
Risiko Mata Uang (lanjutan)
Market Risk (continued) 1)
2013 Mata Uang Asing / Foreign Currency (ASD / USD)
Kas dan bank Piutang usaha pihak ketiga
Foreign Currency Risk (continued) 2012
Setara Rupiah / Rupiah Equivalent
Mata Uang Asing / Foreign Currency (ASD / USD)
2.600
31.694.447
2.889
-
-
186.978
Uang jaminan
10.100
123.108.900
10.100
Jumlah
12.700
154.803.347
199.967
2)
Setara Rupiah / Rupiah Equivalent Cash on hand and in banks Trade receivable 1.808.067.307 third parties Refundable 97.667.000 deposits 27.938.467
1.933.672.774
Total
Nilai tukar yang digunakan Perusahaan diungkapkan di dalam Catatan 2c laporan keuangan konsolidasian.
The exchange rate used by the Group is disclosed in Note 2c to the consolidated financial statements.
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012, perubahan yang mungkin terjadi dalam Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat, masing-masing adalah 7,12% dan 2,24%. Jika Rupiah telah melemah / menguat terhadap Dollar AS oleh tingkat tersebut, dengan semua variabel lainnya dianggap konstan, laba setelah pajak tahun 2013 dan 2012 akan menjadi lebih tinggi / rendah masing-masing sebesar Rp 8.268.973 dan Rp 32.494.560.
For the years ended December 31, 2013 and 2012, the reasonably possible change in Rupiah against United States Dollar is 7.12% and 2.24%, respectively. If Rupiah had weakened/strengthened against U.S. Dollar by such rate, with all other variables held constant, the post-tax profit in 2013 and 2012 would have been Rp 8,268,973 and Rp 32,494,560 higher/lower, respectively.
Menurut pendapat manajemen, analisis sensitivitas adalah menunjukkan pengungkapan risiko mata uang asing yang timbul pada akhir tahun namun tidak mencerminkan pengungkapan selama tahun berjalan.
In management's opinion, the sensitivity analysis is unrepresentative of the inherent foreign exchange risk as the year-end exposure does not reflect the exposure during the year.
Risiko Harga
2)
SMR, Entitas Anak, menghadapi risiko harga komoditas karena mangan adalah produk komoditas yang diperjualbelikan di pasar global. Harga mangan cenderung berfluktuasi seiring dengan perubahan permintaan dan penawaran di pasar global. Saat ini terdapat risiko yang tinggi bahwa harga rata-rata mangan akan mengalami penurunan dibandingkan dengan harga pada tahun sebelumnya. SMR melakukan kontrak penjualan mangan dengan beberapa pelanggan menggunakan harga tetap untuk pemenuhan kuantitas tertentu untuk melindungi sebagian dari pendapatan untuk tiap tahunnya.
Price Risk SMR, a Subsidiary, faces commodity price risk because manganese is a commodity product traded in the global markets. Manganese prices fluctuate in line with changes in supply and demands in the global markets. Currently, there is a high risk that the average price of manganese will decrease compared to the prices in prior years. SMR has entered into certain quantity fixed price manganese contracts with some of its customers to safeguard a portion of its revenue for each year.
58
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
30. MANAJEMEN TERHADAP RISIKO KEUANGAN (lanjutan) c.
30.
Risiko Likuiditas
MANAGEMENT OF FINANCIAL RISK (continued) c.
Liquidity Risk
Risiko likuiditas adalah risiko di mana Kelompok Usaha akan mengalami kesulitan dalam memperoleh dana guna memenuhi komitmennya atas instrumen keuangan.
Liquidity risk is the risk when the Group will encounter difficulty in raising funds to meet its commitments associated with financial instruments.
Pengelolaan terhadap risiko likuiditas dilakukan dengan cara menjaga profil jatuh tempo antara aset dan liabilitas keuangan, penerimaan tagihan yang tepat waktu, manajemen kas yang mencakup proyeksi dan realisasi arus kas hingga beberapa tahun ke depan serta memastikan ketersediaan pendanaan melalui komitmen fasilitas kredit.
Liquidity risk is managed through maintaining/synchronizing the maturity profile between financial assets and liabilities, on-time receivable collection, cash management which covers cash flow projection and realization in the subsequent years and ensure the availability of financing through committed credit facilities.
Tabel di bawah merangkum profil jatuh tempo liabilitas keuangan Kelompok Usaha berdasarkan pembayaran kontraktual yang tidak didiskontokan pada tanggal 31 Desember, 2013 dan 2012.
The table below summarizes the maturity profile of the Group’s financial liabilities based on contractual undiscounted payments as of December 31, 2013 and 2012. 2013
Kurang dari 1 tahun / Less than 1 year Hutang usaha pihak ketiga Hutang lain-lain Beban masih harus dibayar Hutang sewa pembiayaan Hutang pembiayaan konsumen Jumlah
Lebih dari 2 tahun / More than 2 years
1 – 2 tahun / 1 – 2 years
760.973.632 25.510.998
-
-
2.675.209.517
-
-
3.665.242.239
-
-
3.233.185.328
9.747.671
-
10.360.121.714
9.747.671
-
Jumlah / Total Trade payable third parties Other payables Accrued 2.675.209.517 expenses Obligation under 3.665.242.239 finance lease Consumer finance 3.242.932.999 payable 760.973.632 25.510.998
10.369.869.385
Total
2012
Kurang dari 1 tahun / Less than 1 year Hutang usaha pihak ketiga Hutang lain-lain Beban masih harus dibayar Hutang sewa pembiayaan Hutang pembiayaan konsumen Jumlah
Lebih dari 2 tahun / More than 2 years
1 – 2 tahun / 1 – 2 years
Jumlah / Total
1.016.986.318 57.068.775
-
-
4.219.797.226
-
-
10.559.862.679
3.839.515.924
-
4.346.689.184
3.233.185.328
9.747.671
Trade payable third parties Other payables Accrued 4.219.797.226 expenses Obligation under 14.399.378.603 finance lease Consumer finance 7.589.622.183 payable
20.200.404.182
7.072.701.252
9.747.671
27.282.853.105
59
1.016.986.318 57.068.775
Total
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
31. PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING
a.
b.
Surat pernyataan pertambangan
dukungan
31. SIGNIFICANT COMMITMENTS kegiatan
a.
AGREEMENTS
AND
Statement of support letter related to mining activities
Sejak tahun 2008 hingga 2013, SMR, Entitas Anak, memperoleh surat pernyataan dukungan dari pemilik lahan, tua adat, dan aparat desa dari enam desa di Kecamatan Kuatnana dan Amanuban Tengah, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
From 2008 until 2013, SMR, a subsidiary, had obtained the statement of support letter from the land owners, elders and the related village officials from six villages located in Kuatnana and Amanuban Tengah Sub-districts, Timor Tengah Selatan District, Nusa Tenggara Timur Province.
Surat pernyataan dukungan tersebut berisi dukungan dari para pemilik tanah terkait kegiatan penambangan mangan SMR dengan memberikan hak pengelolaan atas tanah yang dimiliki pemilik lahan kepada SMR, yang berlaku selama masa izin usaha pertambangan, dan perpanjangannya, yang dimiliki oleh SMR. Hak pengelolaan tersebut termasuk namun tidak terbatas untuk menyerahkan dan menggunakan lahan/bidang tanah, melakukan kegiatan pembukaan lahan (land clearing), pembuatan jalan akses baru ke area tambang, perbaikan jalan akses yang sudah ada, pengangkutan hasil tambang, dan penjualan hasil tambang di wilayah tersebut.
Such statement of support letter contains the support from the land owners related to SMR’s manganese mining activities by giving SMR the right to use and manage the land owned by the land owners during the period covered by SMR’s mining business license, including probable extension periods. Such right to use and manage includes, but not limited to, the transfer and use of land/parcel of land, conduct of land clearing, establishment of a new access road to the mine sites, repair of existing access road, loading of mining products and sale of the mining products in such area.
Surat kesepakatan bersama
b.
Joint arrangement letter
SMR dan masing-masing dari pemilik lahan yang terletak di WIUP SMR telah menandatangani surat kesepakatan bersama yang berlaku selama umur IUP-OP SMR termasuk perpanjangan dan perubahannya, yang diantaranya mengatur sebagai berikut:
SMR and each of land owners located in the WIUP of SMR have signed joint arrangement letters valid for the periods covered by the IUPOP of SMR including the period of its extension and amendment, which contain, among others, the following matters:
•
Pemilik lahan meminta SMR untuk melaksanakan kegiatan penambangan di wilayah tanah milik pemilik lahan. Penegasan kembali atas penyerahan hak pengelolaan bidang tanah milik pemilik lahan kepada SMR (lihat Catatan 31a) untuk selanjutnya SMR menjadi pemegang yang sah atas hak pengelolaan tersebut. Atas penyerahan hak pengelolaan dari pemilik lahan tersebut, SMR menunjuk pemilik lahan untuk melakukan kegiatan pengawasan dan pemilahan mangan yang dihasilkan dari kegiatan penambangan pada bidang tanah yang dimiliki pemilik lahan.
•
Terkait dengan aktivitas pengawasan dan pemilahan pemilik lahan, SMR bersedia membayar kepada pemilik lahan senilai Rp 400 per kilogram (atau setara dengan Rp 400.000 per ton) atas mangan yang diperoleh.
•
•
•
•
•
•
60
The land owners have asked SMR to undertake the mining activities in the land owned by them. Re-enactment of the transfer of right to use and manage the land owned by the land owners (see Note 31a), of which SMR has become the official holder of such right to use and manage. In relation to the transfer of such right to use and manage from the land owners, SMR has appointed the land owners to perform the controlling and sorting activities on manganese produced from the mining activities on land owned by the land owners. In relation to the controlling and sorting activities of the land owners, SMR has agreed to pay to the land owners Rp 400 per kg (or equivalent to Rp 400,000 per tonne) on the manganese produced.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
31. PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING (lanjutan)
b.
31. SIGNIFICANT AGREEMENTS COMMITMENTS (continued)
Surat kesepakatan bersama (lanjutan)
b.
Biaya yang terjadi sehubungan dengan aktivitas pengawasan dan pemilahan mangan tersebut dikelompokkan sebagai biaya penggalian dan pengerukan dalam ”Beban Pokok Penjualan”. c.
e.
Komitmen penjualan
c.
Sales commitments As of December 31, 2012, SMR has commitments to sell manganese to CV Sinar Surya at specified agreed quantity of manganese and price, which will be delivered until the agreed quantity is reached. SMR has received an advance payment amounting to Rp 352,800,000 which will be applied against the invoice price of the manganese to be sold, which is recorded as “Advances from Customers”.
Liabilitas pengelolaan lingkungan hidup
d.
Environmental obligations
Kegiatan usaha Kelompok Usaha telah, dan di masa mendatang mungkin, dipengaruhi oleh perubahan-perubahan dalam peraturan pengelolaan lingkungan hidup. Kebijakan Kelompok Usaha adalah berusaha untuk memenuhi semua ketentuan yang berlaku yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan menerapkan ukuran yang secara teknis dapat dibuktikan dan secara ekonomis memungkinkan.
The operations of the Group have been, and may in the future be, affected from time to time by changes in environmental regulations. The Group’s policy is to comply with all applicable regulations issued by the Government of the Republic of Indonesia, by applying technically proven and economically feasible measures.
Kelompok Usaha telah membentuk provisi untuk pengelolaan dan reklamasi lingkungan hidup (Catatan 19).
The Group has recognized provision for environmental and reclamation costs (Note 19).
Royalti
e.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 45/2003, seluruh perusahaan yang memiliki kuasa pertambangan (sekarang Izin Usaha Pertambangan) diwajibkan untuk membayar iuran eksplorasi/iuran eksploitasi/royalti sebesar 3,25% dari harga jual untuk jenis bahan galian/mineral berupa mangan. SMR mencatat biaya royalti dimaksud sebagai bagian dari “Beban Pokok Penjualan”. f.
Joint arrangement letter (continued) The expenses incurred in relation to the controlling and sorting activities on the manganese produced are classified as digging and dredging expenses which are charged to ”Cost of Goods Sold”.
Pada tanggal 31 Desember 2012, SMR memiliki komitmen untuk menjual mangan kepada CV Sinar Surya dengan total kuantitas mangan dan harga yang telah disepakati, yang akan diserahkan terpenuhinya hingga jumlah kuantitas yang disepakati. SMR menerima pembayaran dimuka sebesar Rp 352.800.000 yang akan diperhitungkan terhadap penjualan mangan terkait, yang dicatat sebagai ”Uang Muka Pelanggan”. d.
AND
Royalty Based on Government Regulation No. 45/2003, all companies holding mining rights (currently mining business license) will have an obligation to pay an exploration fee/exploitation fee/royalty for manganese minerals, computed at 3.25% of sales price. SMR recorded the royalty fee as part of “Cost of Goods Sold”.
Peraturan kehutanan
f.
Pada tanggal 10 Maret 2006, Menteri Kehutanan mengeluarkan Peraturan Menteri No. P.14/Menhut-II/2006 (”Peraturan Kehutanan 2006”) mengenai Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan yang menjelaskan mengenai izin untuk menggunakan hutan bukan untuk kegiatan hutan.
Foresty regulation On March 10, 2006, the Ministry of Forestry issued Ministerial Regulation No. P.14/MenhutII/2006 (the “2006 Forestry Regulation”) regarding Guidelines for Borrowing/Use of Forest Areas describing the permit to use forests for non-forestry activities.
61
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
31. PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING (lanjutan)
f.
g.
31. SIGNIFICANT AGREEMENTS COMMITMENTS (continued)
Peraturan kehutanan (lanjutan)
f.
AND
Foresty regulation (continued)
Menurut Peraturan Kehutanan 2006, perusahaan dapat diberikan izin perhutanan untuk menggunakan area hutan bukan untuk kegiatan perhutanan (misalnya untuk kegiatan komersial), dibatasi dengan sejumlah syarat, untuk periode selama 5 tahun (dapat diperpanjang).
Pursuant to the 2006 Forestry Regulation, a company may be given a forestry permit to use a forest area for non-forestry activities (e.g., commercial activities), subject to a number of preconditions, for a period of 5 years (extendable).
Salah satu syarat signifikan berdasarkan Peraturan Kehutanan 2006 adalah untuk menyediakan lahan bukan hutan seluas dua kali dari luas hutan yang digunakan (lahan kompensasi). Lahan kompensasi kemudian harus dihutankan kembali/reboisasi.
One of the most significant preconditions under the 2006 Forestry Regulation is to provide nonforest land with an area twice that of the forest area to be used (“compensation land”). The compensation land must then be reforested.
Atau sebagai alternatif, apabila dalam 2 tahun, perusahaan pemohon IPPKH tidak dapat menyediakan lahan kompensasi yang diminta, perusahaan harus membayarkan Pendapatan Negara Bukan Pajak (”PNBP”) secara tahunan kepada Menteri Kehutanan sebesar 1% dari jumlah nilai produksi. Peraturan Kehutanan 2006 tidak menyebutkan bagaimana menentukan jumlah nilai produksi.
Or, alternatively, if within 2 years the company as applicant of IPPKH cannot provide the required compensation land, the company must pay on an annual basis Non-tax State Revenue (“PNBP”) to the Minister of Forestry in the amount of 1% of “total production value”. The 2006 Forestry Regulation, however, is silent on how to determine the “total production value”.
Pada tanggal 10 Juli 2008, Peraturan Kehutanan 2006 telah diperbaharui melalui Peraturan Menteri Kehutanan No. P.43/Menhut-II/2008 (”Peraturan Kehutanan 2008”) antara lain mengenai penambahan bentuk kompensasi lahan untuk IPPKH, perubahan besaran PNBP dan jangka waktu IPPKH yang berubah menjadi 20 tahun dan dapat diperpanjang.
On July 10, 2008, the 2006 Forestry Regulation was amended by Ministerial Regulation No. P.43/Menhut-II/2008 (“the 2008 Forestry Regulation”) in relation to, among others, additional alternatives for land compensation for IPPKH, the changes in the basis of PNBP and changes in the IPPKH period to become 20 years, which is extendable.
Pada tanggal 30 Maret 2011, Peraturan Kehutanan 2008 telah diperbaharui melalui Peraturan Menteri Kehutanan No. P.18/MenhutII/2011 (”Peraturan Kehutanan 2011”) antara lain mengenai perubahan kondisi dan ketentuan IPPKH.
On March 30, 2011, the 2008 Forestry Regulation was amended by Ministerial Regulation No. P.18/Menhut-II/2011 (“the 2011 Forestry Regulation”) in relation to, among others, changes in the IPPKH terms and conditions.
SMR yang saat ini telah memperoleh persetujuan prinsip atas IPPKH mungkin dapat dikenakan PNBP dan melakukan reboisasi. SMR juga melakukan monitoring terus-menerus atas kepatuhan mereka terhadap peraturan kehutanan dimaksud.
SMR, which currently has obtained approval in principle related to IPPKH, may be charged with PNBP and should perform reforestation. SMR also continuously monitors its compliance with such forestry regulation.
Peraturan menteri No. 34/2009
g.
Pada bulan Desember 2009, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (“KESDM”) mengeluarkan Peraturan Menteri No. 34/2009 yang mewajibkan perusahaan pertambangan untuk menjual sebagian hasil produksinya kepada pelanggan domestic (Domestic Market Obligation atau “DMO”).
Ministerial regulation No. 34/2009 In December 2009, the Minister of Energy and Mineral Resources (“KESDM”) issued Ministerial Regulation No. 34/2009, which provides a legal framework to require mining companies to sell a portion of their output to domestic customers (Domestic Market Obligation or “DMO”).
62
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
31. PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING (lanjutan)
g.
31. SIGNIFICANT AGREEMENTS COMMITMENTS (continued)
Peraturan menteri No. 34/2009 (lanjutan)
g.
Setelah itu, pada tanggal 31 Agustus 2010, KESDM mengeluarkan Keputusan Menteri No. 1604 K/30/MEM/2010 yang menetapkan persentase batas minimal DMO sebesar 24,75% untuk tahun 2011. Belum terdapat pengaturan DMO yang berlaku khusus untuk mangan. h.
i.
Ministerial (continued)
regulation
No.
AND
34/2009
Subsequently, on August 31, 2010, the KESDM issued Ministerial Decree No.1604 K/30/MEM/2010 which sets a minimum DMO percentage of 24.75% for the year 2011. There is no DMO regulation applied specifically for manganese.
Peraturan menteri No. 17/2010
h.
Ministerial regulation No. 17/2010
Pada bulan September 2010, KESDM mengeluarkan Peraturan Menteri No. 17/2010 yang mengatur bahwa penjualan mineral logam (termasuk mangan) harus dilakukan dengan mengacu pada harga patokan yang ditetapkan oleh Pemerintah, yang akan diatur dalam peraturan yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Mineral dan Batubara. Dalam Peraturan Menteri tersebut, untuk kontrak spot dan berjangka yang ada dan telah ditandatangani sebelum peraturan tersebut dikeluarkan wajib menyamakan ketentuannya dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri, dalam waktu enam bulan untuk kontrak spot dan 12 bulan untuk kontrak berjangka (term).
In September 2010, the KESDM issued Ministerial Regulation No. 17/2010 on the Procedure for the Setting of Benchmark Prices for Mineral and Coal Sales, which regulates that the sale of minerals (including manganese) shall be conducted with reference to the benchmark price as issued by the Government, which will be set by a regulation issued by the Director General of Mineral, Coal and Geothermal. In the Ministerial Regulation, existing spot and term contracts which have been signed prior to the date of the Ministerial Regulation must conform their provisions with the provisions under the Ministerial Regulation within six months for spot contracts and 12 months for term contracts.
Pengecualian diberikan untuk kontrak-kontrak yang harga jualnya telah dinegosiasi ulang berdasarkan dan sesuai dengan instruksi dari Menteri atau Direktur Jenderal Mineral dan Batubara.
Those contracts where their sales prices have been renegotiated under the instruction of the Minister or Director General of Mineral and Coal are exempted.
Peraturan Pemerintah No. 78/2010
i.
Government Regulation No. 78/2010
Pada tanggal 20 Desember 2010, Pemerintah Indonesia mengeluarkan peraturan implementasi atas Undang-undang Mineral No. 4/2009, yaitu Peraturan Pemerintah No. 78/2010 yang mengatur aktivitas reklamasi dan pasca tambang untuk pemegang IUP-Eksplorasi dan IUP-Operasi Produksi.
On December 20, 2010, the Government of Indonesia released an implementing regulation to Mining Law No. 4/2009, i.e., Government Regulation No. 78/2010 that deals with reclamations and post-mining activities for both holders of IUP-Exploration and IUP-Production Operation.
Pemegang IUP-Eksplorasi, ketentuannya antara lain, harus memuat rencana eksplorasi di dalam rencana kerja dan anggaran biaya ekplorasinya dan menyediakan jaminan reklamasi berupa deposito berjangka yang ditempatkan pada bank Pemerintah.
An IUP-Exploration holder must, among other requirements, include a reclamation plan in its exploration work plan and budget and provide a reclamation guarantee in the form of a time deposit placed at a state-owned bank.
63
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
31. PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING (lanjutan)
i.
j.
31. SIGNIFICANT AGREEMENTS COMMITMENTS (continued)
Peraturan Pemerintah No. 78/2010 (lanjutan)
i.
Government (continued)
Regulation
No.
AND
78/2010
Pemegang IUP-Operasi Produksi, ketentuannya, antara lain, harus menyiapkan (1) rencana reklamasi lima tahunan; (2) rencana pasca tambang; (3) menyediakan jaminan reklamasi yang dapat berupa rekening bersama atau deposito berjangka yang ditempatkan pada bank pemerintah, bank garansi, atau cadangan akuntansi (bila diijinkan) dan (4) menyediakan jaminan pasca tambang berupa deposito berjangka yang ditempatkan di bank Pemerintah.
An IUP-Production Operation holder must, among other requirements, prepare (1) a 5- years reclamation plan; (2) a post-mining plan; (3) provide a reclamation guarantee which may be in the form of a joint account or time deposit placed in a state-owned bank, a bank guarantee, or an accounting provision (if eligible); and (4) provide a post-mine guarantee in the form of a time deposits placed in state-owned banks.
Penempatan jaminan reklamasi dan jaminan pasca tambang tidak menghilangkan liabilitas pemegang IUP dari ketentuan untuk melaksanakan aktivitas reklamasi dan pasca tambang.
The requirement to provide reclamation and post-mine guarantees does not release the IUP holder from the requirement to perform reclamation and post-mine activities.
Peraturan mengenai Peningkatan Nilai Tambah Mineral
j.
Regulations Minerals
on
Domestic
Value-Add
Pada tanggal 6 Februari 2012, KESDM mengeluarkan Peraturan No. 07 Tahun 2012 mengenai Peningkatan Nilai Tambah Mineral melalui Pengolahan dan Pemurnian Mineral ("PerMen No. 7/2012"). Peraturan ini dikeluarkan untuk penerapan Pasal 96 dan 111 dari Peraturan Pemerintah (PP) No. 23.
On February 6, 2012, the KESDM issued Regulation No. 07 Year 2012 on the Increment in Value Added Minerals through Mineral Processing and Refining Activities (“PerMen No. 7/2012”). This regulation was issued to further implement Articles 96 and 111 of Goverment Regulation (PP) No. 23.
Berdasarkan PP No. 23 dan PerMen No. 7/2012, logam mineral tertentu, termasuk mangan, dianggap sebagai komoditas pertambangan yang nilainya dapat meningkat melalui proses pengolahan dan/atau kegiatan pemurnian. Dengan demikian, mangan harus diproses dan/atau dimurnikan didalam negeri sesuai dengan batasan minimum yang ditetapkan dalam PerMen No. 7/2012.
Pursuant to PP No. 23 and PerMen No. 7/2012, certain metal minerals, including manganese, are regarded as mining commodities, the value of which can be increased through processing and/or refining activities. As such, manganese must be processed and/or refined within the country in accordance with the minimum threshold provided in PerMen No. 7/2012.
PerMen No. 7/2012 juga melarang perusahaan pertambangan untuk menjual bijih mineral keluar negeri mulai tanggal 6 Mei 2012 dan mewajibkan pemegang IUP operasi produksi yang telah berproduksi sebelum tanggal berlakunya PerMen No. 7/2012 untuk melakukan penyesuaian rencana batasan minimum pengolahan dan pemurnian.
PerMen No. 7/2012 also regulates the prohibition for mining companies to export mineral ores since May 6, 2012 and for holders of operation and production mining rights who are already in production stage before the effective date of PerMen No. 7/2012 to make adjustments regarding the minimum plan of processing and refinery.
Pemegang IUP yang telah melakukan produksi sebelum Peraturan ini diterbitkan diwajibkan untuk:
IUP holders that have been producing prior to the issuance of the regulation must:
a.
a.
melakukan penyesuaian terhadap batasan minimum pengolahan dan/atau pemurnian sesuai dengan batas yang ditentukan diatas dalam waktu 5 tahun setelah UU Minerba 2009 dikeluarkan; dan
64
make adjustment to the processing and/or refining minimum threshold plan to be in accordance with the limit set out above within 5 years of the issuance of the 2009 UU Minerba; and
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
31. PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING (lanjutan)
j.
31. SIGNIFICANT AGREEMENTS COMMITMENTS (continued)
Peraturan mengenai Peningkatan Nilai Tambah Mineral (lanjutan) b.
j.
menyampaikan laporan berkala mengenai penyesuaian terhadap batasan minimum pengolahan dan/atau pemurnian kepada Direktur Jenderal Mineral dan Batubara untuk evaluasi.
Regulations on Domestic Minerals (continued) b.
AND
Value-Add
submit periodic reports on the development of the adjustment to the processing and/or refining minimum limit plan to the Director General of Minerals and Coal for evaluation.
Dalam hal pemegang IUP tidak dapat membuat penyesuaian tersebut di atas atau tidak dapat melakukan kerjasama dengan pihak lain, mereka harus berkonsultasi dengan Direktur Jenderal.
In the event that IUP holders cannot make the above-mentioned adjustment or cannot do so through cooperation with other parties, they must consult with the Director General.
Pada tanggal 11 Mei 2012, KESDM menerbitkan Peraturan No. 11 Tahun 2012 (”PerMen No. 11/2012”) yang merupakan amandemen atas PerMen No. 7/2012.
On May 11, 2012, Regulation No. 11 Year 2012 (“PerMen No.11/2012”) was issued by the KESDM to amend PerMen No. 7/2012.
PerMen No. 11/2012 ini menegaskan bahwa pemegang IUP dan IPR dapat melakukan ekspor bijih/bahan mentah setelah memperoleh rekomendasi dari KESDM, apabila telah memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan, dan akan dikenakan Bea Keluar berdasarkan Harga Patokan Ekspor. Direktur Jenderal telah menerbitkan peraturan-peraturan tertentu terkait dengan implementasi PerMen No. 11/2012 ini.
Under this PerMen No.11/2012, IUP and IPR holders may export ore/raw materials after obtaining recommendation from the KESDM, subject to certain requirements being fulfilled by the IUP and IPR holders, and will be subjected to Export Duty based on Export Standard Prices. Certain Director General regulations have been issued regarding the implementation of PerMen No. 11/2012.
Pemerintah Republik Indonesia juga telah menerbitkan peraturan-peraturan terkait Bea Keluar, yaitu, antara lain, Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 29/MDAG/PER/5/2012 tanggal 7 Mei 2012 tentang Ketentuan Ekspor Produk Pertambangan, Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 33/M-DAG/PER/5/2012 tanggal 28 Mei 2012 tentang Tata Cara Penetapan Harga Patokan Ekspor atas Produk Pertambangan yang Dikenakan Bea Keluar, Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 34/MDAG/PER/5/2012 Tanggal 28 Mei 2012 tentang Penetapan Harga Patokan Ekspor atas Produk Pertambangan yang Dikenakan Bea Keluar, Peraturan Direktur Jenderal Mineral dan Batubara No. 574.K/30/DJB/2012 tanggal 11 Mei 2012 tentang Ketentuan Tata Cara dan Persyaratan Rekomendasi Ekspor Produk Pertambangan dan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.75/PMK.011/2012 tanggal 16 Mei 2012 tentang Penetapan Barang Ekspor Yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Bea Keluar.
The Government of the Republic of Indonesia also has issued an Export Duty regulations package consisting of, among others, the Minister of Trade of the Republic of Indonesia Regulation No. 29/M-DAG/PER/5/2012 dated May 7, 2012 on Mineral Export Regulation, the Minister of Trade of the Republic of Indonesia Regulation No. 33/M-DAG/PER/5/2012 dated May 28, 2012 on Procedures to Stipulate Benchmark Prices of Mining Products which are Subject to Export Duty, the Minister of Trade of the Republic of Indonesia Regulation dated No. 34/M-DAG/PER/5/2012 May 28, 2012 on Stipulation of Benchmark Prices of Mining Products which are Subject to Export Duty, Director General of Minerals and Coal Regulation No. 574.K/30/DJB/2012 dated May 11, 2012 on Procedures and Requirements for Mining Product Export Recommendation, and Minister of Finance of the Republic of Indonesia Regulation No. 75/PMK.011/2012 dated May 16, 2012 on Stipulation of Export Products which are Subject to Export Duty and Tariff.
Manajemen berpendapat bahwa secara keseluruhan peraturan-peraturan ini berdampak terhadap operasi SMR.
Management believes that these regulations affect SMR’s operations.
65
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
31. PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING (lanjutan)
j.
31. SIGNIFICANT AGREEMENTS COMMITMENTS (continued)
Peraturan mengenai Peningkatan Nilai Tambah Mineral (lanjutan)
j.
Regulations on Domestic Minerals (continued)
AND
Value-Add
PadPada tanggal 11 Januari 2014, Pemerintah Indonesia telah menyelesaikan revisi peraturan pelarangan ekspor mineral mentah. Peraturan Pemerintah Nomor 1/2014 telah diterbitkan sebagai perubahan kedua atas Peraturan Nomor 23/2010 tentang “Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara”. Peraturan Nomor 1/2014 menetapkan bahwa pemegang Kontrak Pengerjaan dalam tahapan pemurnian dan Pemegang Izin Produksi Pertambangan dalam tahapan produksi diperbolehkan untuk mengekspor mineral dalam jumlah tertentu, di mana jumlah tersebut akan diatur dalam Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.
On January 11, 2014, the Indonesian Government had finalized the revision of regulations banning export of raw minerals. Government Regulation No. 1/2014 has been issued as second amendment of Regulation No. 23/2010 on “Implementation of Coal and Mineral Mining Business”. Regulation No. 1/2014 stipulates that holders of Contract of Works in refining phase and holders of Mining Production License in processing phase are allowed to export mineral in certain amount, in which the amount will be stipulated in Minister of Energy and Mineral Resources.
PerMen No. 1/2014 telah diterbitkan oleh KESDM sebagai perubahan ketiga dari PerMen No. 7/2012. Sehubungan dengan larangan ekspor yang diberlakukan melalui PerMen No. 7/2012, PerMen No 1/2014 mengenai perpanjangan batas waktu ekspor mineral sampai dengan 2017. PerMen No. 1/2014 juga menetapkan jumlah minimum pengolahan dan pemurnian mineral di dalam negeri.
PerMen Regulation No. 1/2014 has been issued by KESDM as third amendment of PerMen No.7/2012. Contrary to the export ban enforced by PerMen No. 7/2012, PerMen No. 1/2014 extends the deadline of export of mineral until 2017. PerMen No. 1/2014 also stipulates the minimum amount of domestic mineral processing and refining.
Pada tanggal yang sama, Menteri Keuangan juga menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan No. 6/2014 yang menetapkan bea keluar progresif atas ekspor mineral mentah. Bea keluar ekspor yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan adalah sebesar 25% untuk tembaga dan 20% untuk jenis mineral mentah lainnya. Bea keluar ekspor akan semakin meningkat hingga tarif tertinggi 60% pada semester kedua tahun 2016 untuk semua jenis mineral yang diatur oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, dan larangan total ekspor mineral mentah pada tahun 2017.
At the same date, Minister of Finance also issued MOF Regulation No. 6/2014 which stipulates the progressive raw mineral export duties. The export duties stipulated in MOF regulation are 25% for copper and 20% for other types of raw mineral. The export duties will be progressively increased up to the highest tariff of 60% in second semester of 2016 for all types of mineral regulated by Ministry of Energy and Mineral Resources, and total ban of raw mineral export in 2017.
Berdasarkan peraturan tersebut Pemegang kontrak karya dan Pemegang IUP-Operasi Produksi wajib melakukan pengolahan dan pemurnian hasil penambangan di dalam negeri, Pemegang kontrak karya dan Pemegang IUPOperasi Produksi ke luar negeri tersebut, yang melakukan kegiatan penambangan mineral logam dan telah melakukan kegiatan pemurnian di dalam negeri, dapat melakukan penjualan ke luar negeri dalam jumlah tertentu.
Under the regulation, the work contract holders and Production Operation-IUP are required to process the results of mining and refining in the country, the work contract holders and Production Operation-IUP to foreign countries, which metallic mineral mining operations and had engaged in domestic refining, can make sales abroad in a certain amount.
Sebagai akibat peraturan-peraturan diatas, SMR tertunda melakukan kegiatan ekspor komoditas bijih mangan selama kuartal kedua tahun 2012.
As a result of the above regulations, SMR postponed the manganese ore commodities export during the second quarter of 2012.
66
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
31. PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING (lanjutan)
j.
31. SIGNIFICANT AGREEMENTS COMMITMENTS (continued)
Peraturan mengenai Peningkatan Nilai Tambah Mineral (lanjutan)
j.
Regulations on Domestic Minerals (continued)
AND
Value-Add
Berdasarkan Surat Menteri Pedagangan Republik Indonesia No. 03.PE-05.12.0092 tanggal 24 Oktober 2012 dan No. 2335/MDAG/SD/12/2012 tanggal 28 Desember 2012, SMR telah menerima persetujuan ekspor produk pertambangan komoditas bijih mangan sebesar 15.000 ton dengan batas waktu pengapalan sampai dengan tanggal 19 Februari 2013.
Based on Letter No. 03.PE-05.12.0092 dated October 24, 2012 and No. 2335/MDAG/ SD/12/2012 dated December 28, 2012 of the Minister of Trade of the Republic of Indonesia, SMR received export approval for manganese ore commodities amounting to 15,000 tonnes with shipment date at the latest on February 19, 2013.
Manajemen berpendapat bahwa produk SMR telah memenuhi ketentuan ekspor ini. Namun, SMR masih terus mengevaluasi dampak dari peraturan ini terhadap kegiatan operasinya.
Management believes that SMR’s products have satisfied the export requirements. However, SMR is currently assessing the impact of those regulations to its operations.
Untuk dapat mematuhi peraturan-peraturan tersebut diatas (lihat Catatan 32d-j), Kelompok Usaha terus memonitor perkembangan peraturanperaturan tersebut dan menganalisa dampak dari peraturan tersebut, jika ada, terhadap operasinya.
In order to be in compliance with those regulations above (see Notes 32d-j), the Group is closely monitoring their progress and keeps analyzing their impact, if any, on its operations.
32. KELANGSUNGAN USAHA
32. GOING CONCERN
Kelompok Usaha mengalami rugi sebesar Rp 45.508.236.240 dan Rp 65.660.812.565 masingmasing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012. Kelompok Usaha memiliki arus kas negatif dari aktivitas operasi pada tahun 2013 dan 2012.
The Group suffered loss amounting to Rp 45,508,236,240 and Rp 65,660,812,565 for the years ended December 31, 2013 and 2012, respectively. The Group had negative cash flows from operating activities in 2013 and 2012.
Dalam mengatasi kondisi ini, Kelompok Usaha telah dan akan secara berkala melakukan langkah-langkah berikut:
In response to these conditions, the Group has implemented and continues to implement the following actions:
•
Menetapkan perencanaan kerja dan anggaran yang terintegrasi dan komprehensif yang mencakup semua aspek kegiatan usaha Kelompok Usaha dan melaksanakan pengendalian yang memadai atas realisasi anggaran dan rencana kerja yang sudah ditetapkan;
•
Determine an integrated and comprehensive work plan and budget that cover all aspects of the Group’s business activities and perform sufficient control over the budget realization and the established work plan;
•
Berupaya untuk selalu meningkatkan mengoptimalkan kapasitas produksi;
dan
•
Continuously seek ways to increase optimize the production capacity;
•
Meningkatkan efisiensi biaya produksi. Kelompok Usaha dituntut untuk lebih efisien guna menekan biaya produksi dengan cara berupaya untuk meningkatkan utilitas peralatan produksi dan membuat perencanaan tambang yang lebih baik agar dapat menghasilkan hasil yang optimal.
•
Improve the efficiency in production costs.The Group asserted to be more efficient in order to reduce the production cost by working to enhance the function and production equipment in order to produce optimal results.
67
and
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
32. KELANGSUNGAN USAHA (lanjutan)
32. GOING CONCERN (continued)
•
Kelompok Usaha akan meningkatkan utilitas proses pencucian, proses pencucian yang ada akan meminimalkan hasil tambang yang terbuang karena tercampur tanah dan meningkatkan kualitas hasil tambang guna mendapatkan harga yang lebih baik.
•
The Group will enhance the washing process in order to minimize the wastage due to mixed soil and improve the mining results in order to get a better price.
•
Memperluas pangsa pasar domestik.
•
Expand the domestic market share.
•
Dewan Komisaris mengusulkan kepada Direksi untuk melihat kesempatan terhadap adanya kemungkinan peluang bisnis yang baru.
•
Boards of Commisoners propose to Director for the opportunity of the new business possibility.
PT Alam Abadi Resources, sebagai entitas induk terakhir Perusahaan akan mendukung pendanaan dan operasional yang dibutuhkan oleh Kelompok Usaha dalam menjalankan kegiatan usahanya secara berkesinambungan.
PT Alam Abadi Resources, as the Company’s ultimate parent, has committed to support the funding of the operational needs of the Group in order to continue its business activities.
Sebagai tambahan, di dalam industri pertambangan sendiri, terdapat tantangan tambahan antara lain sebagai berikut:
In addition, in the mining sector, companies are facing the following additional challenges:
-
penyesuaian rencana usaha jangka panjang Kelompok Usaha terhadap UU Minerba, di mana implementasinya dijelaskan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah. UU Minerba selain mempunyai dampak positif bagi Kelompok Usaha namun juga dapat memiliki dampak negatif bagi kelangsungan bisnis Kelompok Usaha apabila aturan yang dimuat dalam PP tidak dapat mengakomodasi kepentingan Kelompok Usaha;
-
modification to the Group’s long-term business plan regarding UU Minerba, the implementation of which is explained in Government Regulations. UU Minerba not only has a positive impact to the Company and Subsidiaries but also may have negative impact to the Group’s continuation of business operations if the regulations stipulated in the PP will not be able to accommodate the Group’s best interests;
-
ketidakjelasan mengenai perubahan-perubahan terakhir atas peraturan Perpajakan dan dampak dari Undang-undang Kehutanan;
-
lack of clarity regarding recent changes to Taxation and the impact of the Forestry Law;
-
perselisihan dengan masyarakat dan pemerintah setempat yang meminta kompensasi tambahan dari perusahaan yang beroperasi di daerahnya;
-
disputes with local communities and government that are requesting additional compensation from companies operating in their areas;
-
kondisi perekonomian global yang masih tidak menentu yang berdampak kepada pergerakan harga komoditas yang “volatile” dan cenderung melemah;
-
global economic conditions are still uncertain which affect the movement of commodity prices to be volatile and tends to be weaken;
-
Menteri Keuangan menerbitkan Peraturan No. 6/PMK.011/2014 yang menetapkan bea keluar (ekspor) pad lima jenis mineral : tembaga, seng, mangan, besi dan timah.
-
The Minister of Finance has issued Regulation No. 6/PMK.011/2014 which imposes tax on the export of five mineral concentrates : copper, zinc, manganese, iron and lead;
-
persyaratan pengolahan dan pemurnian mineral, tantangan Kelompok Usaha dalam rangka pembangunan smelter adalah terbatasnya infrastruktur dan pemasok daya listrik; dan
-
as part of mineral processing and refining requirements, the Group encounters difficulity in the development of infrastructure and the smelter due to the limited of power supplu; and
68
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
32. KELANGSUNGAN USAHA (lanjutan)
-
32. GOING CONCERN (continued) -
kondisi cuaca yang tidak menentu berdampak terutama pada operasional penambangan karena sulitnya akses dan minimnya kegiatan penambangan yang biasa dilakukan sewaktu musim hujan.
erratic weather conditions have an impact primarily on mining operations due to the difficulty of access and lack of regular mining activities conducted during the raining season.
Secara keseluruhan, tantangan-tantangan tersebut dapat mempengaruhi perusahaan-perusahaan sebagai berikut:
Overall, those challenges can adversely affect companies in the following manner:
-
pemerintah daerah berusaha menerapkan pajak daerah pada perusahaan untuk memenuhi target anggaran pemerintah daerah;
-
local governments trying to apply local tax on companies in order to fund such local governments’ budgets;
-
kesulitan dalam memastikan ketaatan terhadap kewajiban pengelolaan lingkungan akibat adanya penambang liar;
-
difficulties in ensuring compliance with environmental obligations as a result of illegal mining activities;
-
kesulitan dalam mendapatkan dana tambahan baik dalam hal syarat pembiayaan dan/atau jumlah pendanaan; dan
-
difficulties in seeking for additional financing both in terms of cost and/or the amounts of funding; and
-
pemerintah daerah dapat menekan perusahaan untuk mengkontribusikan dana tambahan untuk program pembangunan daerah.
-
local government applying pressure to companies to contribute additional funds to regional development programs.
Tantangan-tantangan tersebut di atas dapat mempengaruhi kegiatan operasi dan hasil operasi Kelompok Usaha.
The above challenges may, in time, affect the Group’s operations and related results.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, manajemen berkeyakinan bahwa Kelompok Usaha mempunyai upaya yang cukup menjalankan kegiatan usahanya secara berkesinambungan. Merupakan hal yang tidak mungkin untuk menentukan akibat dari masa yang akan datang terhadap kegiatan usaha dan posisi keuangan Kelompok Usaha.
Based on the above matters, management believes that the Group has considered sufficient ways and measures in order to continue to operate as a going concern. It is not possible to determine the future effects may have on the Group’s operations and its financial position.
33. AKTIVITAS YANG TIDAK MEMPENGARUHI ARUS KAS
33. NON-CASH ACTIVITY
Pada tahun 2012. transaksi signifikan yang tidak mempengaruhi arus kas meliputi penambahan aset tetap melalui hutang pembiayaan konsumen sebesar Rp 154.480.000
In 2012, significant non-cash transaction includes the acquisition of property and equipment through consumer finance payable amounted to Rp 154,480,000.
34. REKLASIFIKASI AKUN
34. ACCOUNTS RECLASSIFICATION
Akun pada laporan arus kas konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan arus kas konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013. Reklasifikasi akun ini bertujuan untuk memberikan informasi yang lebih jelas dan relevan. Rincian reklasifikasi akun tersebut adalah sebagai berikut:
Accounts in the consolidated statement of cash flows for the year ended December 31, 2012 have been reclassified to conform with the presentation of the consolidated statement of cash flows for the year ended December 31, 2013. The objective of this reclassification is in order to present more relevant information. The detail’s of the accounts reclassification are as follows:
69
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
34. REKLASIFIKASI AKUN (lanjutan)
34. ACCOUNTS RECLASSIFICATION (continued)
Keterangan / Description
Dari Akun / From Account
Ke Akun / To Account
Jumlah / Total
Uang muka perolehan aset tetap / Advances for acquisition of property and equipment
Aktivitas Operasi / Operating Activities
Aktivitas Investasi / Investing Activities
1.318.878.014
Uang muka perolehan Lain-lain / Advances acquisition of Other
Aktivitas Investasi / Investing Activities
Aktivitas Operasi / Operating Activities
212.403.214
35. KEJADIAN PENTING SETELAH PELAPORAN KEUANGAN
TANGGAL
35. SIGNIFICANT EVENT REPORTING PERIOD
Berdasarkan amandemen ketiga atas perjanjian jual beli mangan tanggal 14 Februari 2014, TTS dan TMR, pihak berelasi, sepakat untuk memperpanjang jangka waktu perjanjian sampai dengan 30 Maret 2015, dengan ketentuan dan persyaratan yang sama dengan perjanjian yang sedang berjalan.
36.
Pada tanggal 12 Juli 2013, DSAK-IAI telah menerbitkan beberapa ISAK dan Pencabutan PSAK (PPSAK) yang akan berlaku efektif untuk laporan keuangan konsolidasian dengan periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2014 sebagai berikut:
-
-
-
Pengalihan Aset Dari Pelanggan Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas Biaya Pengupasan Lapisan Tanah dalam Tahap Produksi pada Tambang Terbuka Pencabutan PSAK 33: Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum
AFTER
Based on third amendment of manganese sale and purchase agreement dated February 14, 2014, TTS and TMR, related parties, agreed to extend the term of the agreement until March 30, 2015, with the same terms and conditions as the ongoing agreement.
36. REVISI DAN PENERBITAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU
-
AFTER
REVISED AND NEW FINANCIAL ACCOUNTING STANDARD On July 12, 2013, DSAK-IAI has issued the following ISAKs and revocation of PSAK (PPSAK) which shall be effective to consolidated financial statements with the annual period beginning on or after January 1, 2014:
:
ISAK No. 27
:
- Transfer of Assets from Customers
:
ISAK No. 28
:
- Extinguishing Financial Liabilities with Equity Instruments
:
ISAK No. 29
:
- Stripping Cost in the Production Phase of a Surface Mine
:
PPSAK 12
:
- Revocation of PSAK 33: Stripping Activities and Enviromental Management on General Mining
Selanjutnya pada tanggal 19 Desember 2013, DSAKIAI juga telah menerbitkan beberapa PSAK baru ataupun revisi yang akan berlaku efektif untuk laporan keuangan konsolidasian dengan periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2015 yaitu:
Moreover on December 19, 2013, DSAK-IAI also has issued several new or revised of PSAKs which shall be effective to consolidated financial statements with the annual period beginning on or after January 1, 2015 as follows:
70
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
36. REVISI DAN PENERBITAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU (lanjutan) -
-
Laporan Keuangan Konsolidasian Pengaturan Bersama Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas Lain Pengukuran Nilai Wajar Penyajian Laporan Keuangan Laporan Keuangan Tersendiri Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama Imbalan Kerja
36.
REVISED AND NEW FINANCIAL ACCOUNTING STANDARD (continued)
PSAK No. 65 PSAK No. 66 PSAK No. 67 PSAK No. 68 PSAK No. 1 (Revisi / Revised 2013)
- Consolidated Financial Statements - Joint Arrangements - Disclosure of Interests in Other Entities - Fair Value Measurement - Presentation of Financial Statements - Separate Financial Statements
:
PSAK No. 4 (Revisi / Revised 2013)
:
:
PSAK No. 15 (Revisi / Revised 2013)
:
- Investments in Associates and Joint Ventures
:
PSAK No. 24 (Revisi / Revised 2013)
:
- Employee Benefits
Manajemen masih mengevaluasi dampak dari revisi dan penerbitan standar akuntansi keuangan baru di atas dan belum dapat menentukan dampak yang timbul terkait dengan hal tersebut terhadap laporan keuangan konsolidasian Kelompok Usaha.
Management is still evaluating the effects of those new or revised financial accounting standards and has not yet determined the related effects on the consolidated financial statements the Group.
71
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SMR UTAMA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For The Years Ended December 31, 2013 And 2012 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
72