PROFIL PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) KABUPATEN ASAHAN Dulunya, kabupaten Asahan meliputi daerah kabupaten Batu Bara, Pemko Tanjung Balai dan kabupaten Asahan sendiri. Seiring dengan perjalanan waktu, daerah ini dimekarkan menjadi dua kabupaten dan satu pemerintahan kota. Jauh sebelum Indonesia merdeka, di daerah kabupaten Asahan terdapat satu kesultanan yang bernama kesultanan Asahan. Kesultanan Asahan menurut sejarawan Tanjung Balai, Drs. H.Arifin, berdiri pada tahun 1620, dihitung sejak penabalan sultan pertama, yakni Sultan Abdul Jalil. Dalam buku Sumatera Utara “Dalam Lintasan Sejarah” yang diterbitkan tahun 1995 oleh Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara dijelaskan bahwa nama “Ashacan” sudah ada di dalam catatan Portugis tahun 1613 oleh De Eredia. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa nama Asahan tentunya sudah ada sebelum tahun 1613 dan itu sebelum penabalan sultan pertama Asahan. Sejarah awal mula berdirinya Kabupaten Asahan ditetapkan tanggal 15 Maret 1946 yang pada saat itu berlaku struktur pemerintahan Republik Indonesia di Asahan dan wilayah Asahan di pimpin oleh Abdullah Eteng sebagai kepala wilayah dan Sori Harahap sebagai wakil kepala wilayah. Berdasarkan keputusan DPRD-GR Tk. II Asahan No. 3/DPR-GR/1963 Tanggal 16 Pebruari 1963 diusulkan ibukota Kabupaten Asahan dipindahkan dari Kotamadya Tanjung Balai ke kota Kisaran dengan alasan supaya Kotamadya Tanjung Balai lebih dapat mengembangkan diri dan juga letak Kota Kisaran lebih strategis untuk wilayah Asahan. Hal ini baru teralisasi pada tanggal 20 Mei 1968 yang diperkuat dengan peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 1980, Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor 28, Tambahan Negara Nomor 3166. Pada tahun 1982, Kota Kisaran ditetapkan menjadi Kota Administratif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1982, Lembaran Negara Nomor 26 Tahun 1982. Dengan adanya Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 821.26-432 tanggal 27 Januari 1986 dibentuk Wilayah Kerja Pembantu Bupati Asahan. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 4 Tahun 1981 dan Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 5 Tahun 1983 tentang Pembentukan, Penyatuan, Pemecahan dan Penghapusan Desa di Daerah Tingkat II Asahan telah dibentuk 40 ( empat puluh) Desa Persiapan dan Kelurahan Persiapan sebanyak 15 (lima belas) yang tersebar dibeberapa Kecamatan, yang peresmian pendefinitifan-nya dilaksanakan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara pada tanggal 20 Pebruari 1997, sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 146/2622/SK/Tahun 1996 tanggal 7 Agustus 1996. Pada pertengahan tahun 2007 berdasarkan Undang-undang RI Nomor 5 tahun 2007 tanggal 15 Juni 2007 tentang pembentukan Kabupaten Batu Bara, Kabupaten Asahan dimekarkan menjadi dua Kabupaten yaitu Asahan dan Batu Bara. Kondisi Geografis Kabupaten Asahan, salah satu kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis kabupaten Asahan terletak di antara 02˚30’00”- 03˚10’00” LU dan 99˚01’-100˚00’ BT. Kedudukan geografis kabupaten Asahan di tengah-tengah wilayah kota Tanjung Balai dan kabupaten Batu Bara, merupakan potensi yang strategis bagi perkembangan
dan pertumbuhan ekonomi dan jasa, pusat kegiatan untuk industri, perdagangan, transportasi, komunikasi, dan pariwisata. Kabupaten Asahan mempunyai rata-rata ketinggian antara 0-1000 m di atas permukaan laut. Seperti umumnya daerah-daerah lainnya yang berada di Sumatera Utara, kabupaten Asahan termasuk daerah yang beriklim tropis dan memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Menurut catatan stasiun klimatologi PTPN III Sei Dadap, pada tahun 2014 terdapat 103 hari hujan dengan volume curah hujan sebaganyak 2.074 mm. Curah hujan terbesar terjadi pada bulan Agustus yaitu 443 mm dengan hari hujan sebanyak 17 hari. Sedangkan curah hujan paling kecil terjadi pada bulan Januari sebesar 43 mm dengan hari hujan sebanyak 3 hari. Rata-rata curah hujan tahun 2014 mencapai 172,83 mm/bulan. Batas Wilayah Sebelah Timur : Selat Malaka; Sebelah Selatan : Kabupaten Labuhan Batu Utara dan Kabupaten Toba Samosir; Sebelah Barat : Kabupaten Simalungun; Sebelah Utara : Kabupaten Batubara. Kondisi Demografis Kabupaten Asahan terbagi dalam 25 Kecamatan dan 27 Kelurahan serta 177 Desa. Jumlah penduduk Kabupaten Asahan dalam angka (2015) berdasarkan perkiraan keadaan bulan Juni 2014, tercatat 699.720 Jiwa, penduduk laki-laki 351.469 jiwa dan Perempuan 348.251 jiwa, dengan kepadatan rata-rata 179,45 Jiwa/Km². Pelaksanaan Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) Kabupaten Asahan Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) merupakan upaya strategis Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, Ditjen Cipta Karya, dalam rangka meningkatkan peran masyarakat dan memperkuat peran Pemerintah Daerah dalam percepatan penanganan kawasan kumuh dan mendukung gerakan 100-0-100 di perkotaan pada tahun 2016-2020. Program KOTAKU bertujuan meningkatkan akses terhadap infrastruktur dan pelayanan dasar di kawasan kumuh perkotaan untuk mendukung terwujudnya permukiman perkotaan yang layak huni, produktif dan berkelanjutan. Program ini berupaya untuk membangun platform kolaborasi dalam pencegahan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh, sehingga terjadi keterpaduan antar sektor pembangunan untuk bersama-sama bergerak mencapai target kawasan permukiman kumuh 0 Ha di tahun 2019. Untuk mendukung terwujudnya tujuan program, di tingkat kelurahan telah terbentuk kelembagaan yang representatif dan mengakar yang dinamakan Badan/Lembaga Keswadayaan Masyarakat (BKM/LKM). Sejak tahun 2006 - 2015 di Kabupaten Asahan telah terbentuk 25 BKM/LKM di 25 Kelurahan. Saat ini relawan yang terlibat aktif sebagai anggota BKM/LKM sebanyak 301 orang (171 lelaki dan 130 perempuan). Jumlah relawan yang telah mengikuti pelatihan sebanyak 446 orang.
Saat ini kabupaten Asahan sedang menyusun SK Kumuh untuk menjadi dasar penanganan kawasan kumuh prioritas di kabupaten Asahan. Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Sejak awal terbentuk pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2014 telah diterima BLM sejumlah Rp. 18.432.532.650,- yang merupakan dari dana APBN sebesar Rp. 16.163.075.150,dan untuk sumber dana dari APBD sebesar Rp. 2.269.457.500,- Dan BLM tersebut diperuntukan untuk kegiatan lingkungan, sosial, dan ekonomi.
Kegiatan Lingkungan (Infrastruktur) Kegiatan
Satuan
Volume
meter meter meter unit unit
50,899.6 46,164.2 1,634.6 15 5
7,687,257,650 6,418,126,200 526,757,050 32,339,800 59,992,000
327,175,000 1,861,764,245 267,332,500 1,028,903,000 8,450,000 72,221,440 1,426,000 8,962,000
16,639 14,734 2,573 71 111
Penerima Manfaat KK Miskin 10,602 9,358 1,621 21 51
unit
40
61,311,950
11,270,660
461
289
unit
30
588,298,300
76,941,000
6,462
4,463
unit
4
74,607,000
12,466,000
210
Jalan Drainase Jembatan Perumahan MCK TPA/Gerobak Sampah Air Bersih Sarana Kesehatan
TOTAL
APBN
APBD
Swadaya
23,850,000 -
15,448,689,950
626,807,500
3,073,954,345
APBN
APBD
Swadaya
Penerima Manfaat
102
41,261
26,507
Penerima Manfaat
Penerima Manfaat KK Miskin
Kegiatan Sosial Kegiatan Santunan Sosial/Hibah Peningkatan SDM Beasiswa Lain-Lain Peningkatan Kesehatan
Satuan
Volume
orang
1,138
100,731,500
347,070,000
103,725,550
1,037
1,037
orang
241
74,500,000
123,000,000
33,813,400
544
378
orang orang
1,501 859
49,434,000 125,219,700
473,600,000 68,580,000
19,155,000 41,914,000
1,509 860
1,502 860
orang
10
2,500,000
1,100,000
10
10
349,885,200 1,014,750,000
199,707,950
3,960
3,787
TOTAL :
Kegiatan Ekonomi APBN
APBD
Swadaya
307,500,000
125,680,000
Penerima Manfaat KK Miskin 588 587
Penerima Manfaat
Kegiatan
Satuan
Volume
Perdagangan Industri Skala Rumah Tangga Jasa Lain-Lain
orang
588
40,000,000
orang
95
32,500,000
40,010,000
95
95
orang orang TOTAL :
45 1,086
22,500,000 269,500,000 364,500,000
66,175,000 320,400,000 844,346,000 627,900,000 1,076,211,000
45 1,176 1,904
45 1,160 1,887
PAKET (PENANGGULANGAN KEMISKINAN TERPADU) Program PAKET (Penanggulangan Kemiskinan Terpadu) mulai diluncurkan di kabupaten Asahan terhitung sejak tahun 2009-2011 yang terbagi dalam 3 tahap dengan total APBN Rp. 6.000.000.000,- dan APBD Rp. 5.574.300.000,-. Untuk pelaksanaan kegiatan diprioritaskan pada kegiatan lingkungan, sosial, dan ekonomi. Dengan rincian kegiatan : Kegiatan
Satuan
Jalan Drainase Perumahan Air Bersih Sarana Pendidikan
meter meter unit unit
Lain-Lain Sosial Ekonomi
unit Unit/Met er Orang Orang TOTAL
Volume
APBN
APBD
Swadaya
Penerima Manfaat KK Miskin 2,849 1,960 2,129 1,585 91 69 367 231
Penerima Manfaat
13,135 19,213 29 10
1,644,921,500 2,837,049,500 220,000,000 182,500,000
1,556,771,000 2,726,549,500 215,200,000 148,500,000
157,050,000 252,350,000 35,185,000 34,000,000
6
282,718,000
184,218,000
17,900,000
453
240
487
101,223,500
101,223,500
6,000,000
64
41
725 145
253,887,500 102,700,000 5,625,000,000
244,750,000 85,700,000 5,262,912,000
45,500,000 17,000,000 564,985,000
725 145 6,823
555 140 4,821
Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) Kegiatan PLPBK mulai berjalan di kabupaten Asahan pada tahun 2012 di 2 kelurahan yaitu kelurahan Kedai Ledang dan Siumbut Baru, di kecamatan Kisaran Timur. Pada tahun 2012 ke-2 kelurahan ini memperoleh dana bantuan PLPBK masing-masing APBN (Rp. 1.000.000.000,-) dan APBD (Rp. 500.000.000,-). Dan Tahun 2015, kedua kelurahan ini kembali mendapat program PLPBK Scale Up di mana masing-masing kelurahan memperoleh Rp. 1.000.000.000,-. Dana kegiatan PLPBK ini dipergunakan untuk kegiatan perencanaan dan penyusunan dokumen RPLP dan RTPLP, kegiatan infrastruktur antara lain jalan, drainase, MCK, sarana penerangan jalan, bedah rumah tidak layak huni, tempat pembuangan sampah, dinding penahan, dan jembatan.
Peningkatan Penghidupan Masyarakat berbasis Komunitas (PPMK) Lokasi PPMK di Kabupaten Asahan dilaksanakan di 11 kelurahan. Pada tahun 2012, Alokasi BLM PPMK untuk Kabupaten Asahan dilaksanakan di 5 Kelurahan yaitu Kelurahan Sidomukti, Kelurahan Sei Renggas, Kelurahan Kisaran Baru, Kelurahan Karang Anyer, dan Kelurahan Gambir Baru. Dan tahun 2014, alokasi BLM PPMK dilaksanakan di 6 Kelurahan, yaitu kelurahan Tegal Sari, kelurahan Dadimulyo, kelurahan Kisaran Naga, kelurahan Kedai Ledang, kelurahan Sentang, dan kelurahan Mutiara dengan nilai per Kelurahan sebesar Rp.110.000.000,- yang dimanfaatkan untuk kegiatan penguatan kapasitas masyarakat (KSM, UPK, BKM , Relawan dan Aparatur Kelurahan) sebesar Rp. 10.000.000,- dan untuk Pinjaman Dana Bergulir (PDB) yang disalurkan kepada KSM sebesar Rp. 100.000.000,-. KOLABORASI Kegiatan kolaborasi dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari penanganan kawasan permukiman kumuh. Untuk tahun 2015, kabupaten Asahan memperoleh bantuan kolaborasi sebesar Rp. 3.000.000.000,-, yang dibagi dalam 2 tahap pencairan. Terdapat 10 kelurahan yang memperoleh dana kolaborasi yang diputuskan oleh tim seleksi yaitu kelurahan Sidomukti, Sei Renggas, Tegal Sari, Kisaran Baru, Tebing Kisaran, Kisaran Naga, Sentang, Karang Anyer, Mutiara, dan Siumbut Umbut. Untuk tahap I yang cair sebesar 60% dari total pagu dana keseluruhan. Adapun kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat adalah kegiatan pembangunan jalan, dan drainase. Peran Pemerintah Daerah (Sebagai Nakhoda) Sebagai Tindak Lanjut dari Program Sebelumnya yaitu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan diawali dengan Audiensi antara Assisten CD Mandiri KOTAKU bersama dengan Kepala Bappeda dan instansi terkait termasuk dengan Camat Kisaran Barat dan Kisaran Timur. Pada prinsipnya pemerintah kabupaten Asahan sangat mendukung pelaksanaan Program KOTAKU dan siap menjadi nahkoda bagi program KOTAKU di kabupaten Asahan. Sebagai langkah awal, pemerintah kabupaten Asahan mempersiapkan dokumendokumen pendukung pelaksanaan program KOTAKU, termasuk penyiapan Pokja PKP dan SK kumuh kabupaten Asahan. Di samping itu juga, memasukkan persoalan penanganan kawasan permukiman kumuh ke dalam RPJMD Kabupaten Asahan. Kegiatan Kemitraan Mengalokasikan dukungan terhadap lokasi kegiatan Paket senilai Rp. 5.270.016.000,- (20092011) Mengalokasikan dukungan terhadap lokasi PLPBK senilai Rp.1.000.000.000,- (2012-2014)