PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG
KATA PENGANTAR
Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah mengamanatkan kepada setiap unit eselon II instansi pemerintah
untuk
menyusun
Laporan
Akuntabilitas
Kinerja
Instansi
Pemerintah (LAKIP), oleh sebab itu Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Lampung sebagai salah satu unit eselon II mandiri di Lingkungan BPKP juga wajib menyusun LAKIP. LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Lampung tahun 2014 ini merupakan laporan tahun keempat pelaksanaan Rencana Strategis 2010-2014, yang memuat kegiatan-kegiatan yang dianggap dominan dalam pencapaian tujuan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Perwakilan sebagaimana diatur dalam Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-286/K/2002 yang terakhir diubah dengan Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-13/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan BPKP. Penyusunan LAKIP dimaksudkan sebagai media bagi Perwakilan BPKP Provinsi Lampung untuk menyampaikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya kepada stakeholders, serta sarana untuk evaluasi atas capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Lampung baik keberhasilan maupun kegagalannya selama tahun 2014. LAKIP sebagai media pertanggungjawaban, berisikan informasi tentang Rencana Strategis (Renstra) dan Kinerja Instansi Pemerintah tahun 2014. Bagian Renstra akan menguraikan mengenai rencana strategis 2010 – 2014 yang meliputi pernyataan visi, misi, tujuan, indikator kinerja utama, program dan kegiatan, penanggung jawab program dan kegiatan serta rencana kinerja organisasi tahun 2014. Sedangkan Bagian Akuntabilitas
i
PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG
Kinerja akan menguraikan mengenai metodologi pengukuran capaian, capaian kinerja organisasi tahun 2014, analisis capaian organisasi tahun 2014 dan akuntabilitas keuangan. Kami berharap LAKIP tahun 2014 ini dapat memberikan manfaat bagi stakeholders dan sebagai umpan balik bagi seluruh pejabat struktural dan fungsional Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dalam melaksanakan tugasnya di masa yang akan datang dalam rangka meningkatkan kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Lampung.
Kepala Perwakilan,
Iman Achmad Nugraha NIP 19590304 198101 1 001
ii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
iii
RINGKASAN EKSEKUTIF
iv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi ..........................
1
B. Aspek Strategis Organisasi ...................................................
4
C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi ...........................
5
D. Struktur Organisasi.................................................................
7
E. Sistematika Penyajian............................................................
9
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 11
A. RENCANA STRATEGIS 2010-2014……………………….
BAB III
BAB IV
1. Pernyataan Visi ................................................................
12
2. Pernyataan Misi ................................................................
12
3. Tujuan ...............................................................................
18
4. Sasaran Strategis..............................................................
19
5. Indikator Kinerja Utama ....................................................
19
6. Program dan Kegiatan.…………………………………….
22
B. PERJANJIAN KINERJA 2014………………………………
25
AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2014 A. CAPAIAN KINERJA...........................................................
28
B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA ........................................
33
C. REALISASI ANGGARAN ..................................................
70
PENUTUP
71
LAMPIRAN
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
iii
RINGKASAN EKSEKUTIF
P
Erwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Lampung telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran,dan kegiatan,
dilengkapi dengan indikator kinerja dan target yang akan dicapai serta rencana pendanaan dalam Tahun 2010-2014, yang selanjutnya menjadi acuan dalam penyusunan Kebijakan Pengawasan (Jakwas) dan Penetapan Kinerja (Tapkin) setiap tahun. Visi Perwakilan BPKP Provinsi Lampung adalah menjadi Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya, untuk Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara yang Berkualitas. Perwakilan BPKP Provinsi Lampung sebagai Auditor Presiden di daerah berperan membantu pemerintah daerah dalam meningkatkan
akuntabilitas
keuangan
negara,
mewujudkan
tata
kelola
pemerintahan yang baik, serta membantu upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi sebagaimana diamanatkan dalam RPJMN 2010-2014. Untuk mewujudkan visinya, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung memiliki empat misi,yaitu (1) menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN di Wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi Lampung; (2) membina secara efektif penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung; (3) mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten di Wilayah Kerja Perwakilan BPKP Provinsi Lampung; serta (4) menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi presiden/pemerintah di Wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. Dalam mencapai visi dan misi tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung menetapkan enam tujuan strategis yang akan dicapai dalam Tahun 2010-2014, yaitu (1) meningkatnya kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara di Wilayah Kerja Perwakilan BPKP Provinsi Lampung; (2) meningkatnya tata pemerintahan yang baik di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung; (3) terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013
iv
RINGKASAN EKSEKUTIF
keuangan negara di Wilayah Kerja Perwakilan BPKP Provinsi Lampung; (4) tercapainya efektivitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Wilayah Kerja Perwakilan BPKP Provinsi Lampung; (5) meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang professional dan kompeten di Wilayah Kerja Perwakilan BPKP Provinsi Lampung; dan (6) terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/pemerintah di Wilayah Kerja Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. Untuk mencapai tujuan strategis di atas, dalam Tahun 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Lampung telah merumuskan delapan sasaran strategis sebagai tindak lanjut atas surat Menteri PAN dan RB Nomor B/3293/M.PAN-RB/11/2012 Tanggal 30 November 2012 tentang Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(AKIP) BPKP.
Perumusan
sasaran
strategis
diikuti
dengan
penyesuaian Indikator Kinerja Utama (IKU) dan penetapan IKU dominan sebagai dasar pengukuran capaian sasaran strategis. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Perwakilan BPKP Provinsi Lampung Tahun 2014 ini merupakan salah satu media yang menunjukkan kesiapan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung untuk mampu menjawab pertanyaan atas pencapaian kinerja tahun 2014. LAKIP ini juga sebagai alat kendali dan pengukuran kinerja secara kuantitatif menuju terwujudnya akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas. Hasil penilaian atas pelaksanaan kinerja Tahun 2014 menunjukan bahwa delapan sasaran strategis telah tercapai seluruhnya. Delapan sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Lampung berikut capaiannya dapat dilihat pada Tabel RE.1. Tabel RE.1. Capaian Sasaran Strategis No.
SasaranStrategis
1. Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 90% LKPD 2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara Sebesar 75% 3. Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60% IPD danTerselenggaranya Good Governance pada 65% BUMN/BUMD
CapaianSasaran Tercapai 100% Tercapai 100% Tercapai 100%
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
v
RINGKASAN EKSEKUTIF
No.
SasaranStrategis
CapaianSasaran
4. Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80% 5. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 60% K/L/Pemda 6. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% K/L/Pemda 7. Meningkatnya Efektifitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Sebesar 100% 8. Terselenggaranya Satu Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan
Tercapai 100%
Tercapai 100% Tercapai 100%
Tercapai 100%
Tercapai 100%
Keberhasilan capaian sasaran strategis diukur dengan IKU yang menggambarkan peran Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dalam memberikan nilai tambah bagi stakeholders. Pengukuran capaian kinerja sasaran strategis meliputi pengukuran atas realisasi 12 IKU yang paling mempengaruhi capaian sasaran strategis (IKU dominan) dari 33 IKU yang telah ditetapkan dalam Tapkin Perwakilan BPKP Provinsi Lampung Tahun 2014 (Revisi). Pengukuran kemudian dilanjutkan dengan analisis, khususnya terhadap IKU yang menyimpang jauh dari targetnya. Realisasi pencapaian delapan sasaran strategis tersebut di atas, adalah sebagai berikut: 1. Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 90% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Capaian sasaran strategis Tahun 2014 ditunjukkan oleh capaian tiga IKU dominan, dengan realisasi sebagai berikut: a. Atas
IKU
“Jumlah
Instansi
Pemerintah
Pusat
yang
mendapat
pendampingan penyusunan Laporan Keuangan” sebanyak 36 Instansi Pemerintah, atau sebesar 276,92%, dibanding target dalam PKP2T sebanyak 13 Instansi Pemerintah. Dengan demikian capaian IKU Tahun 2014 sebesar 346,15% dibanding dari target sebesar 80%. b. Atas IKU “Instansi Pemerintah Daerah (IPD) yang Laporan Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP dari BPK RI” sebanyak 14 IPD atau sebesar 93,33% dari 15 LKPD yang ada di Wilayah Provinsi Lampung. vi
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
RINGKASAN EKSEKUTIF
Dengan demikian capaian IKU Tahun 2014 sebesar 109,80% dibanding dari target sebesar 85%. c. Atas IKU “Laporan Audit atas Proyek PHLN yang Opini dukungan Wajar” adalah sebanyak 20 atau sebesar 100% dari 20 Laporan Hasil Audit. Dengan demikian capaian IKU Tahun 2014 sebesar 121,95% dibanding dari target sebesar 82,00%.
2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75% Capaian sasaran strategis Tahun 2014 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan berupa “Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke pusat”, Kinerja IKU ini diukur berdasarkan jumlah laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden yang disampaikan ke pusat tahun berjalan dibandingkan dengan jumlah target laporan yang akan dikirim ke pusat sampai dengan tahun berjalan. Selama periode Tahun 2014 sasaran IKU tersebut tercapai sebesar 104,92%. Bila dibandingkan dengan target IKU sebesar 71,25%, dengan demikian capaian IKU Tahun 2014 sebesar 147,26%.
3. Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60% IPD danTerselenggaranya Good Governance pada 65% BUMN/BUMD Capaian sasaran strategis tahun 2014 ditunjukkan oleh capaian dua IKU dominan, dengan realisasi sebagai berikut: a. Atas
IKU
“Jumlah
IPD
yang
Melaksanakan
Pelayanan
Sesuai
SPM/Pelayanan Prima”. IKU ini dihitung berdasarkan jumlah IPD yang mencantumkan SPM dalam dokumen perencanaan dibagi jumlah IPD yang diaudit kinerja pelayanannya, dalam Tahun 2014, IPD yang telah mencantumkan SPM ke dalam dokumen perencanaan adalah sebanyak 4 IPD dari target sebanyak 4 IPD, sehingga capaian IKU ini pada Tahun 2014 sebesar 100%. Jika dibandingkan dengan target outcome sebesar 150,00% maka realisasi capaian kinerja sebesar 66,67%. Tidak tercapainya IKU ini disebabkan adanya rumusan perhitungan “Jumlah IPD yang mencantumkan SPM dalam dokumen perencanaan” yang dijadikan dasar target outcome sehingga melebihi dari target output PKP2T LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
vii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Tahun 2014, namun dalam pelaksanaannya hanya terealisir target output PKP2T sebesar 100%. b. Atas IKU “BUMN/BUMD/BUL/BLUD yang GCG atau KPI mendapat skor baik“, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung berperan melakukan pengawasan intern melalui pemberian pelayanan jasa manajemen kepada BUMN/BUMD/ BUL/BLUD di bidang GCG dan KPI, dengan harapan dapat memperbaiki kinerja BUMN/BUMD/BUL/BLUD. Untuk mengukur manfaat, IKU ini diukur dengan menghitung Jumlah BUMN/ BUMD/BLU/D
yang
dilakukan
sosialisasi/asistensi/evaluasi
GCG/KPI
dibandingkan dengan target PKPT. Dalam Tahun 2014, jumlah BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/ asistensi/evaluasi GCG/KPI sebanyak 18 BUMN/D/BLU/D atau sebesar 180% dari target sebanyak 10 buah, bila dibandingkan dengan target IKU sebesar 55% maka realisasi capaian kinerja sebesar 327,27% 4. Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80% Salah satu upaya pencapaian sasaran strategis peningkatan kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara, antara lain dengan tertanganinya kasus KKN. Penanganan kasus yang berindikasi KKN yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Lampung menjadi lengkap setelah dilimpahkan kepada instansi penegak hukum. Dengan demikian, “Persentase Pelaksanaan Audit Investigasi/PKKN/PKA” menjadi salah satu IKU Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dalam upaya pencapaian sasaran strategis. Pengukuran IKU ini dihitung berdasarkan jumlah laporan audit investigasi/ PKKN/PKA dibagi dengan target dalam PKP2T. Dalam Tahun 2014, pelaksanaan audit investigasi/PKKN/PKA sebanyak 119 laporan atau sebesar 212,50% dari target yang ditetapkan sebanyak 56 laporan. Bila dibandingkan dengan target sebesar 85%, maka capaian kinerja adalah sebesar 250,00%.
viii
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
RINGKASAN EKSEKUTIF
5. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 60% K/L/Pemda Penyelenggaraan SPIP dinilai sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 semestinya dinilai melalui pengukuran tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP. Namun
pengukuran
maturitas
penyelenggaraan SPIP ini belum
dilakukan. Pada tahun 2014, baru sebatas dilakukan kegiatan bimbingan teknis maturitas penyelenggaraan SPIP sekaligus sebagai ujicoba penilaian tingkat maturitas
penyelenggaraan
SPIP.
Sebelum
penilaian
tingkat
maturitas
penyelenggaraan SPIP dapat dilaksanakan, maka IKU “Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008” diukur dengan menghitung jumlah K/L/Pemda yang laporan keuangannya memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI dibandingkan dengan jumlah K/L/Pemda yang telah wajib menyusun LKPD. Opini WTP atas laporan keuangan diyakini dapat mewakili sistem pengendalian yang memadai sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, karena audit keuangan yang dilaksanakan oleh BPK RI mencakup pengujian atas keandalan sistem pengendalian K/L/Pemda. Dalam tahun 2014, Pemerintah Daerah di wilayah Provinsi Lampung yang telah memperoleh opini WTP dari pemda sebanyak 5 Pemda dari 15 Pemerintah Daerah atau sebesar 33%, bila dibandingkan dengan target IKU sebesar 33%, maka capaian kinerja sebesar 100,00%. Jika dikaitkan dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2009 – 2014 yaitu sebanyak 60% pemerintah daerah memperoleh opini WTP, maka capaian kinerjanya adalah sebesar 55%.
6. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% K/L/Pemda Capaian sasaran strategis Tahun 2014 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan berupa “Realisasi jumlah unit APIP yang telah menerapkan JFA”, yang diukur dari jumlah unit APIP yang telah menerapkan JFA. Sampai dengan Tahun 2014 adalah 9 Pemerintah Daerah dari target sebanyak 15 Pemerintah Daerah di wilayah Provinsi Lampung, atau terealisir sebesar 60%, bila dibandingkan dengan target IKU sebesar 33,33%, maka capaian kinerja sebesar 180,02%.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
ix
RINGKASAN EKSEKUTIF
7. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Sebesar 100%. Capaian sasaran strategis Tahun 2014 ditunjukkan oleh dua IKU dominan, dengan realisasi sebagai berikut: a. Atas IKU “Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi”,diukur
dengan
membandingkan
antara
tingkat
realisasi
penugasan terhadap rencana capaian yang ditetapkan. Realisasi Penugasan Pengawasan (PP) PKP2T tahun 2014 sebanyak 411 PP atau sebesar 99,28% dari target sebanyak 414 PP. Jika dibandingkan dengan target capaian IKU sebesar 80% maka realisasi capaian atas IKU tersebut sebesar 124,09%. b. Salah satu bentuk akuntabilitas pengelolaaan keuangan yang baik adalah tingkat kewajaran laporan keuangan yang menjadi opini BPK RI terhadap penyajian laporan keuangan BPKP. IKU “Persentase Kesesuaian Laporan Keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP” dibuat untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam membina satuan kerja terkait penyusunan laporan keuangan sesuai dengan SAP. Kinerja sasaran dinilai berdasarkan hasil reviu Inspektorat terhadap laporan keuangan perwakilan, dengan nilai 100% apabila tidak ada catatan, dan 80% apabila
ada
catatan.
Keberhasilan
kinerja
IKU
ini
didukung
oleh
terlaksananya kegiatan pengelolaan anggaran sesuai dengan sistem akuntansi pemerintah. Realisasi Tahun 2014 sebesar 80% karena berdasarkan hasil evaluasi Inspektorat BPKP masih terdapat catatan atas Laporan Keuangan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung, bila dibandingkan dengan target IKU sebesar 74% maka capaian kinerja sebesar 111,82%.
8. Terselenggaranya Satu Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan Bagi Pimpinan Jumlah sistem informasi yang diwajibkan oleh BPKP telah seluruhnya atau 100% secara efektif dimanfaatkan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. Sistem informasi yang wajib dimanfaatkan oleh Perwakilan BPKP Provinsi x
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
RINGKASAN EKSEKUTIF
Lampung meliputi; SIM HP, SIM RKT, SIM Monev RKT, SAKPA, SIMAK BMN, RKAKL, SPM, SPPD, DMS, SIMPEG. Jika dibandingkan dengan target IKU sebesar 61% maka realisasi capaian kinerja sebesar 163,93%. Walau pencapaian kinerja kegiatan utama pada umumnya telah menunjukkan capaian yang telah sesuai dengan target, namun langkah-langkah strategi yang perlu dilakukan untuk peningkatan kinerja, sebagai berikut: a. Melakukan pendekatan yang lebih efektif dan intensif dalam menjalin kemitraan dengan pemerintah daerah di Wilayah Provinsi Lampung; b. Mengoptimalkan pemrosesan basis data (database) hasil pengawasan secara tepat waktu seperti realisasi penugasan dan alasan penyimpangan dari RMP dan RPL; c. Meningkatkan
identifikasi
hambatan
yang
terjadi
dalam
pelaksanaan
pembangunan di Wilayah Provinsi Lampung; d. Mengintensifkan pelaksanaan kegiatan tindaklanjut atas temuan hasil audit yang belum ditindaklanjuti melalui kegiatan pemutakhiran tindak lanjut temuan hasil pengawasan; e. Mengintensifkan kegiatan tindaklanjut atas temuan hasil audit yang belum ditindaklanjuti melalui kegiatan monitoring dan evaluasi tindaklanjut; f. Meningkatkan pengelolaan data kinerja yang mencakup pengumpulan, rekonsiliasi, dan pelaporannya sehingga data lebih valid dan laporan kinerja dapat disusun tepat waktu dan akurat. g. Mensinergikan penugasan pada Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah dengan Bidang Akuntan Negara khususnya guna memberikan kontribusi yang maksimal bagi penyelesaian permasalahan yang terkait dengan BLUD dan BUMD.
h. Meningkatkan kapasitas dan pembinaan atas SDM yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan asistensi.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
xi
I. PENDAHULUAN
B
adan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) merupakan Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (LPNK) dengan tugas utama membantu Presiden mengawasi pengelolaan dan pertanggungjawaban
keuangan negara dan pembangunan agar sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku sekaligus memberikan masukan bagi penyusunan kebijakan yang terkait. Tugas, fungsi, dan wewenang BPKP, aspek strategis organisasi, kegiatan dan layanan produk BPKP, struktur organisasi dan komposisi pegawai, serta sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2014 lebih lanjut diuraikan sebagai berikut:
A.
Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi Berdasarkan pasal 52 Keputusan Presiden RI Nomor 103 Tahun 2001
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 dinyatakan bahwa BPKP mempunyai tugas, yang kemudian dituangkan dalam Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00286/K/2001 sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Kepala BPKP Nomor 13 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan BPKP, bahwa Perwakilan BPKP bertugas: 1. Melaksanakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara dan/atau daerah atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral; 2. Melaksanakan kegiatan pengawasan kebendaharaan umum negara; 3. Melaksanakan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden dan atau permintaan Kepala Daerah; 4. Melaksanakan pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada wilayah kerjanya; dan 5. Menyelenggarakan penyelenggaraan dan pelaksanaan fungsi lain di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
1
BAB I. PENDAHULUAN
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Perwakilan BPKP menyelenggarakan fungsi: 1. Penyiapan rencana dan program; 2. Pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan SPIP; 3. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja daerah dan pengurusan barang milik/kekayaan pemerintah daerah atas permintaan daerah; 4. Pengawasan atas penyelenggaraan tugas pemerintahan yang bersifat strategis dan/atau lintas kementerian/lembaga/wilayah; 5. Pengawasan terhadap kegiatan kebendaharaan umum negara di wilayah kerjanya; 6. Pemberian asistensi penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah; 7. Pemberian asistensi penyusunan laporan keuangan daerah; 8. Pemberian asistensi terhadap pengelolaan keuangan/daerah, BUMN/ BUMD, dan kinerja instansi Pemerintah Pusat/Daerah/BUMN/BUMD; 9. Pengawasan terhadap badan usaha milik negara, badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah dan badan usaha milik daerah atas permintaan pemangku kepentingan, serta kontraktor bagi hasil dan kontrak kerja sama, dan pinjaman/bantuan luar negeri yang diterima
pemerintah
pusat,
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan; 10. Evaluasi terhadap pelaksanaan good corporate governance dan laporan akuntabilitas kinerja pada badan usaha milik negara, badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah dan badan usaha milik daerah atas permintaan pemangku kepentingan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 11. Audit investigasi terhadap indikasi penyimpangan yang merugikan keuangan negara, badan usaha milik negara, dan badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, pengawasan terhadap hambatan kelancaran pembangunan, dan pemberian bantuan audit dalam rangka perhitungan kerugian keuangan negara serta pemberian
2
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
BAB I. PENDAHULUAN
keterangan ahli kepada instansi penyidik dan instansi pemerintah lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 12. Pelaksanaan analisis dan penyusunan laporan hasil pengawasan serta pengendalian mutu pengawasan; dan 13. Pelaksanaan administrasi Perwakilan BPKP. Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut, BPKP mempunyai kewenangan: 1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan; 2. Perumusan kebijakan di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan untuk mendukung pembangunan secara makro; 3. Penetapan
sistem
informasi
di
bidang
pengawasan
keuangan
dan
pembangunan; 4. Pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan otonomi daerah yang meliputi pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan dan supervisi di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan; 5. Penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi tenaga profesional/ahli serta persyaratan jabatan di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan; 6. Kewenangan lain yang melekat dan telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu: a. Memasuki semua kantor, bengkel, gudang, bangunan, tempat-tempat penimbunan dan sebagainya. b. Meneliti semua catatan, data elektronik, dokumen, buku perhitungan, suratsurat bukti, notulen rapat direksi/komisaris/panitia dan sejenisnya, hasil survey laporan-laporan pengelolaan, dan surat-surat lainnya yang di perlukan dalam pengawasan; c. Melakukan pengawasan kas, surat-surat berharga, gudang persediaan, dan lain-lainnya; d. Meminta keterangan tentang tindak lanjut hasil pengawasan baik hasil pengawasan
BPKP
sendiri,
maupun
hasil
pengawasan
lembaga
pengawasan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
| LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
3
BAB I. PENDAHULUAN
B.
Aspek Strategis Organisasi BPKP sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian, yang dibentuk dengan
Keputusan Presiden RI Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen yang telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden RI Nomor 3 Tahun 2013, telah mendapat mandat dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah RI Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Mandat bagi BPKP dimaksud adalah sebagai auditor Presiden yang memiliki tugas melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara dan sebagai pembina SPIP untuk seluruh instansi pemerintah. Peran sebagai pembina SPIP berkaitan erat dengan peran pengawasan intern karena dengan penguatan SPIP maka pengendalian pelaksanaan kegiatan pemerintahan menjadi semakin terjaga dari penyimpangan dan penyalahgunaan. Mandat tersebut telah ditindaklanjuti dengan reposisi dan revitalisasi BPKP seperti dinyatakan oleh Kepala BPKP dalam Rapat Kerja BPKP pada bulan Desember 2008. Perwakilan BPKP Provinsi Lampung harus dapat menunjukkan paradigma barunya melalui unjuk kerja yang optimal sebagai Auditor Presiden di daerah sehingga peran BPKP semakin nyata dalam membantu pemerintah menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Adapun strategi penguatan (reposisi) BPKP ke depan adalah: 1. Product Differences Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 49 PP Nomor 60 Tahun 2008, maka penugasan-penugasan BPKP sebagai auditor Presiden akan bersifat spesifik yaitu melakukan pengawasan atas pengelolaan keuangan negara agar tercapai tujuan akuntabilitas Presiden yang menjalankan amanah rakyat, bersifat strategis, makro, nasional (lintas sektoral). 2. Market Differences BPKP perlu mengenali dengan baik siapa market nya, hal ini dimaksudkan agar produk BPKP menjadi bernilai, memiliki pasar pengawasan yang jelas bagi shareholders dan stakeholders entitas birokrasi baik eksekutif, legislatif, yudikatif, organisasi pendidikan dan organisasi profesi di wilayah Provinsi Lampung. 4
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
BAB I. PENDAHULUAN
3. Methodology Differences Pengembangan metodologi pengawasan yang kontemporer, spesifik, dan membawa manfaat misalnya program evaluations, policy analysis, forensic audit, performance audit, internal control review perlu dikembangkan sejalan dengan paradigma baru BPKP. Dengan semakin luasnya cakupan penugasan BPKP sebagaimana amanat dari PP Nomor 60 Tahun 2008, yang meliputi pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan SPIP, dan paradigma baru BPKP yang lebih mengedepankan aspek pencegahan, dengan lebih menekankan membangun sistem yang mampu mencegah kecurangan/penyimpangan atau memudahkan mendeteksi adanya kecurangan/penyimpangan, telah mendorong dilakukannya perubahan visi BPKP. Dua peran utama yang dapat dilakukan BPKP adalah peran assurance dan consulting.
C.
Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi Dalam rangka mendukung meningkatkan tata kelola pemerintahan dan
menciptakan iklim pencegahan KKN Perwakilan BPKP Provinsi Lampung memberikan layanan kepada pengguna sebagai berikut: 1. Pengawasan intern atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral; 2. Pengawasan intern atas kegiatan kebendaharaan umum negara (BUN); 3. Pengawasan intern atas kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden dan permintaan Kepala Daerah; 4. Melakukan audit investigatif atas kasus-kasus yang berindikasi terjadinya kerugian keuangan negara dan memberikan bantuan perhitungan kerugian keuangan negara kepada instansi penyidik; 5. Melakukan pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP); 6. Melakukan
sosialisasi,
asistensi
dan
bimbingan
teknis
dalam
rangka
pembenahan manajemen pemerintah, pemerintah daerah dan BUMN/BUMD; 7. Melakukan kajian-kajian terkait dengan isu-isu aktual yang bersifat strategis, berdampak luas dan menjadi sorotan publik dalam rangka memberi masukan untuk pengambilan kebijakan pemerintah.
| LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
5
BAB I. PENDAHULUAN
Pengawasan lintas sektoral yang dilakukan antara lain Audit Kinerja dan Audit Interim atas Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP), Audit Kinerja BOK Kementerian Kesehatan, Audit Kinerja Program BSPS, Audit atas klaim dana Jamkesmas, Audit Operasional atas Program Beras Miskin, Audit Pengelolaan Dana Dekonsentrasi Bidang Lingkungan Hidup, dan Probity Audit. .Pengawasan atas kegiatan kebendaharaan umum negara meliputi audit atas proyek yang dibiayai dari pinjaman/hibah luar negeri dan monitoring atas realisasi Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Penyesuaian, Verifikasi Advance Payment DAK dan Evaluasi atas Program Strategis. Kegiatan pengawasan lainnya yang dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung, dalam mendukung penugasan BPKP atas penugasan Presiden dilakukan terhadap beberapa permasalahan yang menjadi atensi Presiden, antara lain pelaksanaan Evaluasi Penyerapan Anggaran K/L, Evaluasi Program Rusunawa, Monitoring Prioritas Pembangunan Nasional. Sedangkan pengawasan atas permintaan Stakeholder antara lain meliputi Audit Operasional Dana Siap Pakai BNPB, Audit Operasional Tunjangan Profesi Guru PNSD Kemendikbud, Audit Tunggakan Tunjangan Profesi Guru Kementerian Agama, Dalam rangka mendukung pengelolaan pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean governance), Perwakilan BPKP Provinsi Lampung juga berupaya membantu pemerintah untuk mewujudkan sasaran prioritas RPJMN 2010-2014 dalam pemberantasan tindak pidana korupsi dengan menerapkan strategi preemtif/ edukatif, preventif, dan represif. Kegiatan yang dilakukan seperti sosialisasi program anti korupsi, konsultasi, koordinasi, sosialisasi Fraud Control Plan (FCP), audit investigatif hambatan kelancaran pembangunan, klaim dan ekskalasi, audit investigatif kasus berindikasi tindak pidana korupsi, bantuan audit investigatif dan bantuan penghitungan kerugian keuangan negara kepada penyidik, dan pemberian keterangan ahli dalam tahap penyidikan maupun dalam sidang perkara tindak pidana korupsi. Kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung berkaitan dengan upaya meningkatkan
tata
kelola
pemerintahan,
melakukan
kegiatan
sosialisasi,
asistensi/bimbingan teknis sistem akuntansi, Good Corporate Governance (GCG) dan Key Performance Indicators (KPI). 6
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
BAB I. PENDAHULUAN
Terkait dengan pembinaan penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung berupaya meningkatkan kepedulian pentingnya SPIP dan penerapannya kepada entitas pemerintah daerah dengan melakukan sosialisasi, fasilitasi, asistensi.
D.
Struktur Organisasi Struktur
Organisasi
Perwakilan
BPKP
Provinsi
Lampung
sesuai
Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001 sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-13/ 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan BPKP, tampak sebagaimana berikut: Gambar 1.1. Struktur Organisasi BPKP
Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dipimpin oleh seorang Kepala Perwakilan yang membawahi 1 (satu) Bagian dan 4 (empat) Bidang, sebagai berikut: 1. Bagian Tata Usaha 2. Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat 3. Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah 4. Bidang Akuntan Negara 5. Bidang Investigasi | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
7
BAB I. PENDAHULUAN
Kepala Bagian Tata Usaha dibantu oleh 4 (empat) Kepala Sub Bagian, yaitu Kepala Sub Bagian Umum, Kepala Sub Bagian Kepegawaian, Kepala Sub Bagian Keuangan, dan Kepala Sub Bagian Program dan Pelaporan. Tugas Pokok Bagian Tata Usaha dan Bidang-bidang adalah, sebagai berikut: 1. Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana dan program pengawasan, urusan kepegawaian, keuangan, persuratan, urusan dalam, perlengkapan, rumah tangga, pengelolaan perpustakaan, serta pelaporan hasil pengawasan. 2. Bidang
Pengawasan
Instansi
Pemerintah
Pusat
mempunyai
tugas
melaksanakan penyusunan rencana program, pelaksanaan pengawasan instansi pemerintah pusat, pinjaman/bantuan luar negeri yang diterima pemerintah pusat, pengawasan penyelenggaraan akuntabilitas instansi pemerintah pusat, serta evaluasi hasil pengawasan. 3. Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana program, pengawasan instansi pemerintah daerah atas permintaan daerah, pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan akuntabilitas serta evaluasi hasil pengawasan. 4. Bidang Akuntan Negara mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana program, pelaksanaan audit, evaluasi pelaksanaan good corporate governance dan laporan akuntabiltas kinerja badan usaha milik negara, badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, BUMD atas permintaan daerah, serta evaluasi hasil pengawasan. 5. Bidang Investigasi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana program, pelaksanaan audit atas indikasi penyimpangan yang merugikan keuangan Negara, BUMN dan badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, audit atas hambatan kelancaran pembangunan, serta pemberian bantuan audit pada instansi penyidik dan instansi lainnya. Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung didukung oleh sumber daya manusia (SDM), yang terdiri atas:
8
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
BAB I. PENDAHULUAN
Tabel 1.1. Posisi Pegawai Menurut Golongan per 31 Desember 2014
No
Uraian
Posisi per 1 Januari 2014
Tambah
Kurang
Posisi per 31 Desember 2014
1
Golongan IV
17
2
4
15
2
Golongan III
75
20
9
86
3
Golongan II
54
3
10
47
4
Golongan I
0
0
0
0
Total
146
25
23
148
Tabel 1.2.
Data Pegawai Menurut Jabatan No
Uraian
Posisi per 1 Januari 2014
Tambah
Kurang
Posisi per 31 Desember 2014
1
Pejabat Struktural - Eselon II
1
0
0
1
- Eselon III
5
1
1
5
- Eselon IV
4
1
1
4
2
Pejabat Fungsional Auditor
96
5
18
83
3
Pejabat Fungsional Tertentu Lainnya
5
0
0
5
4
Pejabat Fungsional Umum
35
0
1
34
5
Calon PFA/CPNS
0
16
0
16
Total
146
23
21
148
E.
Sistematika Penyajian LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Lampung Tahun 2014 melaporkan
pencapaian kinerja BPKP selama Tahun 2014. Capaian kinerja Tahun 2014 diukur dan dinilai berdasarkan Penetapan Kinerja (Tapkin) Tahun 2014 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Tapkin sendiri merupakan penjabaran Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Lampung Tahun 2010-2014. | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
9
BAB I. PENDAHULUAN
Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja Tahun 2014 memungkinkan dilakukannya identifikasi atas sejumlah celah kinerja (performance gap) sebagai masukan bagi perbaikan kinerja di masa datang. Dengan pola pikir seperti ini, sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Lampung Tahun 2014 dapat diilustrasikan dalam Gambar 1.2 berikut ini. Gambar 1.2. Sistematika Penyajian LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Lampung Tahun 2014 Referensi Bab
PENDAHULUAN
Bab I
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Rencana Strategis 2010-2014
Perjanjian Kinerja/ Penetapan Kinerja 2014
Bab II
AKUNTABILITAS KINERJA
Bab III
PENUTUP
Bab IV
LAMPIRAN
10
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Meningkatkan kualitas sistem akuntabilitas selalu menjadi perhatian utama Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. Peningkatan ini terlihat dari penajaman program pada Renstra 2010–2014. Program pada Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Lampung periode 2010-2014 berbeda dari Renstra periode sebelumnya yaitu diselaraskan dengan program yang direstrukturisasi oleh
Bappenas.
Berdasarkan
restrukturisasi
program
tersebut,
program
Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dalam Renstra mencakup satu program teknis yaitu Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, dan dua program generik yaitu Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP, serta Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara BPKP. Dengan berjalannya waktu dan merujuk pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, BPKP telah melakukan penajaman tujuan dan sasaran strategis dan merekonstruksi Indikator Kinerja Utama, sehingga dapat disajikan akuntabilitas pencapaian sasaran strategis.
A.
RENCANA STRATEGIS 2010-2014 Penyusunan Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Lampung merupakan
salah satu amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Lampung merupakan dokumen perencanaan yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, serta program dan kegiatan BPKP dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Renstra BPKP merupakan bagian dari perencanaan nasional, sehingga harus sinkron dan mengacu kepada
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
11
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) serta mendukung pencapaian program-program prioritas Pemerintah.
1.
Pernyataan Visi Struktur Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Lampung Tahun 2010-2014
mengacu pada restrukturisasi program dan Pedoman Penyusunan Renstra Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) Tahun 2010-2014 sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2010 yang diterbitkan pada Tanggal 11 Agustus 2010. Rencana Strategis BPKP Tahun 2010-2014 yang disahkan oleh Kepala BPKP berisi Visi sebagai berikut:
Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya untuk Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara yang Berkualitas di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung Terwujudnya visi merupakan tantangan sekaligus peluang yang harus dihadapi oleh segenap jajaran BPKP baik di tingkat pusat maupun tingkat perwakilan. Sebagai penjabaran dari visi tersebut, ditetapkanlah misi BPKP.
2.
Pernyataan Misi Misi BPKP berisi pernyataan tentang apa yang akan dilakukan oleh
seluruh unit untuk mencapai visi BPKP. Perumusan misi mengacu kepada tugas dan kewenangan yang telah diberikan kepada BPKP. Tugas dan kewenangan BPKP semula diatur dalam Keputusan Presiden RI Nomor 31 Tahun 1983 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, kemudian diperbarui dengan Keputusan Presiden RI Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non-Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir 12
LAPORAN AKUNTABILITAS LAMPUNG TAHUN 2014
KINERJA
PERWAKILAN
BPKP
PROVINSI
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
dengan Peraturan Presiden RI Nomor 3 Tahun 2013. Selanjutnya, dengan terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, maka BPKP berperan penting dalam mendukung akuntabilitas Presiden terutama dalam lingkup penyelenggaraan keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Empat misi BPKP adalah sebagai berikut: a. Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. b. Membina secara efektif penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. c. Mengembangkan
kapasitas
pengawasan
intern
pemerintah
yang
profesional dan kompeten di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. d. Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/Pemerintah di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. Penjelasan masing-masing misi adalah sebagai berikut:
MISI 1 Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Keuangan Negara yang Mendukung Tata Kepemerintahan yang Baik dan Bebas KKN di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung
Peran BPKP sebagai Auditor Presiden dalam melaksanakan pengawasan intern atas akuntabilitas keuangan negara dilakukan untuk membantu Presiden selaku shareholder BPKP dalam mendorong terwujudnya tata kepemerintahan yang baik dan mendorong upaya pencegahan KKN. Fungsi utama BPKP memberikan assurance terhadap penyelenggaraan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara serta memberikan fungsi consultancy yaitu pemberian umpan balik sebagai bahan masukan bagi Presiden/Pemerintah untuk memastikan tercapainya efektivitas kinerja pemerintah dan pengelolaan keuangan negara berupa rekomendasi perbaikan tata kelola pemerintahan yang baik.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
13
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Mandat BPKP sebagai pengawas intern akuntabilitas keuangan negara semakin jelas dengan terbitnya Peraturan Pemerintah RI Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Dalam pasal 49 ayat (2) dinyatakan bahwa BPKP melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan tertentu yang meliputi: 1) Kegiatan yang bersifat lintas sektoral; 2) Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN); dan 3) Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden. Kegiatan yang bersifat lintas sektoral pada dasarnya merupakan kegiatan yang dalam pelaksanaannya melibatkan dua atau lebih kementerian negara/ lembaga atau pemerintah daerah yang tidak dapat dilakukan pengawasannya oleh APIP lain. Pengawasan kegiatan lintas sektoral diharapkan dapat memberikan informasi yang bersifat makro dan komprehensif atas pelaksanaan program/kegiatan pemerintah pusat maupun daerah, sehingga bermanfaat bagi pengambilan keputusan atau penentuan kebijakan. Pengawasan intern terhadap kegiatan kebendaharaan umum negara diharapkan dapat memberi masukan dan feedback kepada Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN) mengenai pengelolaan BUN yang dilakukan oleh institusi di luar Kementerian Keuangan, yang secara hukum tidak dapat diawasi oleh APIP selain BPKP. Peran BPKP dalam mengawasi kegiatankegiatan BUN tersebut perlu didukung dengan penetapan Menteri Keuangan selaku BUN, baik mengenai ruang lingkup maupun sasaran pengawasannya. Pengawasan atas kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden merupakan
kegiatan
BPKP
dalam
rangka
merespon
permasalahan-
permasalahan strategis yang mendesak untuk ditangani (current issues) sesuai dengan perintah Presiden dan kabinetnya. Pelaksanaan penugasan tersebut merupakan implementasi yang nyata dari peran BPKP sebagai Auditor Presiden/Pemerintah.
MISI 2 Membina secara Efektif Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung 14
LAPORAN AKUNTABILITAS LAMPUNG TAHUN 2014
KINERJA
PERWAKILAN
BPKP
PROVINSI
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, pada pasal 2 dinyatakan bahwa untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan,
dan
akuntabel,
menteri/pimpinan
lembaga,
gubernur,
dan
bupati/walikota wajib melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan
dengan
berpedoman
pada
Sistem
Pengendalian
Intern
Pemerintah seperti diatur dalam PP tersebut. Tanggung jawab atas efektifitas penyelenggaraan
Sistem
Pengendalian
Intern
(SPI)
berada
di
tangan
menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota di lingkungan masingmasing. Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas SPI juga dilakukan pembinaan penyelenggaraan SPI. Tugas pembinaan penyelenggaraan SPI terhadap seluruh instansi pemerintah ini diamanatkan kepada BPKP sesuai dengan pasal 59 Peraturan Pemerintah RI Nomor 60 Tahun 2008. Peran BPKP dalam pembinaan SPIP tidak terlepas dari posisi strategis BPKP yang langsung berada di bawah Presiden dan membantu Presiden untuk memastikan tercapainya akuntabilitas kinerja Presiden. Kegiatan pembinaan SPIP tersebut mencakup: 1) Penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP; 2) Sosialisasi SPIP; 3) Pendidikan dan pelatihan SPIP; 4) Pembimbingan dan konsultansi SPIP; serta 5) Peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern pemerintah. Kegiatan pembinaan butir 1) sampai dengan butir 4) merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka membina seluruh instansi pemerintah agar dapat menerapkan SPIP. Kegiatan-kegiatan tersebut termasuk dalam lingkup misi kedua ini. Kegiatan pembinaan penyelenggaraan SPIP diawali dengan penyusunan pedoman-pedoman terkait dengan SPIP (pedoman umum dan pedoman teknis) yang merupakan panduan untuk membangun SPIP di seluruh instansi pemerintah. Pedoman tersebut selanjutnya disosialisasikan agar diperoleh kesamaan persepsi dan pemahaman tentang SPIP. Pada tahap penerapan SPIP, BPKP siap untuk membimbing dan memberikan konsultasi kepada seluruh instansi pemerintah. Kegiatan
pada
butir
5)
lebih
spesifik
terkait
pada
peningkatan
kemampuan/ kompetensi auditor APIP yang menjadi bagian dari misi ketiga yaitu LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
15
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten.
MISI 3 Mengembangkan Kapasitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung Arahan Presiden untuk mewujudkan pengawasan yang terpadu, terarah, dan
memberikan
nilai
tambah
yang
dapat
mendukung
perwujudan
kepemerintahan yang baik, bersih dan kredibel, serta berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, dapat tercipta manakala terjadi kerja sama yang sinergis antar-APIP. Lebih luas lagi, peningkatan kapasitas APIP dilakukan melalui pengawasan secara bersinergi dengan APIP K/L/Pemda bersama-sama dengan unit pengawasan di DPR RI dan Kepolisian, termasuk menugaskan secara langsung personel BPKP di Inspektorat K/L/Pemda. Efektivitas sinergi akan menjadi lebih besar jika pihak-pihak yang bersinergi memiliki kemampuan yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing. Penjabaran misi ini merupakan bentuk tanggung jawab BPKP sebagai anggota komunitas pengawasan, untuk turut serta dalam mengembangkan sistem pengawasan nasional yang terpadu. Pengembangan sistem pengawasan nasional tentunya dilakukan bersama-sama, Inspektorat Jenderal Kementerian, Unit Pengawasan LPNK, Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota, dan Satuan Pengawasan Pemerintah
Intern lain
(SPI)
yang
BUMN/BUMD/BUL,
mengoordinasikan
maupun
kegiatan
dengan
Instansi
pengawasan
seperti
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi serta Kementerian Dalam Negeri, serta pihak-pihak lainnya yang berkepentingan. Peran BPKP dalam mengembangkan kapasitas APIP (termasuk BPKP) baik dari sisi SDM, organisasi maupun sistem dan prosedur mencakup: 1) Pembinaan kompetensi APIP, melalui pendidikan dan pelatihan auditor (pasal 59 ayat 1 e PP Nomor 60 Tahun 2008); 2) Pembinaan jabatan fungsional auditor dan sertifikasi auditor (pasal 51 ayat 2 dan 3 PP Nomor 60 Tahun 2008); 16
LAPORAN AKUNTABILITAS LAMPUNG TAHUN 2014
KINERJA
PERWAKILAN
BPKP
PROVINSI
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
3) Penelitian dan pengembangan sistem dan prosedur pengawasan; 4) Pengembangan kapasitas internal BPKP; 5) Pemeriksaan/pengawasan internal BPKP; 6) Pendukung/fasilitasi pengawasan; 7) Sinergi dengan APIP lain.
MISI 4 Menyelenggarakan Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal bagi Presiden/Pemerintah di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung Misi ini merupakan aktualisasi peran BPKP sebagai Auditor Presiden dalam rangka membangun sistem dukungan pengambilan keputusan Presiden/ Pemerintah yang efektif melalui suatu Sistem Akuntabilitas Presiden (President Accountability Systems) atau yang dikenal sebagai PASs. Sistem ini akan menjadi alat kendali (control) bagi Presiden terhadap implementasi akuntabilitas Presiden dalam pengelolaan keuangan negara, yang berbasis web, online, dengan data yang sedapat mungkin real-time, yang menampilkan informasi secara utuh (integrated) terkait dengan implementasi akuntabilitas Presiden. Dengan sistem seperti ini Presiden akan memperoleh informasi mengenai capaian kinerjanya yang mendekati real-time sehingga dapat melakukan tindakan korektif yang cepat jika terdapat perbedaan antara realisasi dengan rencana pada saat tertentu. Dalam rangka mengembangkan pelaporan akuntabilitas di Indonesia, masing-masing kementerian/lembaga dan pemerintah daerah dituntut untuk menyusun indikator capaian kinerja yang terukur sehingga dapat membantu Presiden dalam menyampaikan akuntabilitasnya kepada rakyat sesuai dengan amanah UUD. Terkait hal tersebut, BPKP mendorong dibangunnya PASs. Tujuan dari PASs adalah memberikan solusi terhadap kebuntuan (missing link) proses pelaporan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, menyinergikan sumber daya informasi antar kementerian/lembaga (pusat dan daerah) sehingga memungkinkan pertukaran data/informasi. Pengembangan PASs sinkron dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 60 Tahun 2008 khususnya pasal 54 yang mengamanatkan kepada BPKP untuk LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
17
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
menyusun dan menyampaikan ikhtisar laporan hasil pengawasan kepada Presiden dengan tembusan kepada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. BPKP telah mengembangkan berbagai sistem yang dapat menyediakan informasi terkait dengan peningkatan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BPKP dalam rangka mendukung PASs.
3.
Tujuan Tujuan merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah ditetapkan,
serta berorientasi pada operasionalisasi visi dan misi. Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun. Dalam penetapan tujuan, BPKP mengadopsi konsep Balanced Scorecard (BSC) dengan beberapa modifikasi disesuaikan dengan karakteristik BPKP sebagai organisasi publik. Berbeda dengan konsep BSC di sektor privat/bisnis yang berorientasi kepada profit, BPKP memodifikasi Perspektif Keuangan menjadi Perspektif Manfaat Bagi Stakeholder dan Perspektif Pelanggan menjadi Perspektif Manfaat Bagi Auditan/Pengguna Jasa. Dengan menggunakan pendekatan strategi berimbang (balanced scorecard) tersebut maka tujuan utama dari perspektif manfaat bagi pihak stakeholder utama dan manfaat kepada auditan/pengguna jasa diseimbangkan dengan tujuan pendukung yang berada pada perspektif proses internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang berorientasi ke dalam. Tujuan utama BPKP tercermin dalam tujuan-tujuan strategis sebagai berikut: 1) Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung; 2) Meningkatnya tata pemerintahan yang baik di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung; 3) Terciptanya
iklim
yang
mencegah
kecurangan
dan
memudahkan
pengungkapan kasus yang merugikan keuangan Negara di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung; 4) Tercapainya
efektivitas
penyelenggaraan
sistem
pengendalian
intern
pemerintah di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung; 18
LAPORAN AKUNTABILITAS LAMPUNG TAHUN 2014
KINERJA
PERWAKILAN
BPKP
PROVINSI
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
5) Meningkatnya kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang profesional dan kompeten di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung; 6) Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/Pemerintah di Wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Lampung.
4.
Sasaran Strategis Sasaran strategis merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan, yang
dirumuskan secara spesifik dan terukur untuk dapat dicapai dalam kurun waktu lebih pendek dari tujuan. Sebagaimana tujuan, sasaran strategis merupakan kondisi yang diharapkan dalam kurun waktu tertentu; sasaran strategis merupakan ukuran pencapaian dari tujuan. Dengan pengertian ini, dan dikaitkan dengan tujuannya, sasaran strategis BPKP untuk tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut: 1) Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 90% LKPD; 2) Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75%; 3) Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60% Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada 65% BUMN/BUMD; 4) Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%; 5) Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP 60% di K/L/ Pemda; 6) Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda; 7) Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaan keuangan sebesar 100%. 8) Terselenggaranya satu sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan. Dikaitkan dengan tujuannya, sasaran strategis BPKP untuk tahun 2010-2014 adalah sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1.
5.
Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Utama (IKU) Perwakilan BPKP Provinsi Lampung
merupakan indikator kinerja yang berada pada perspektif manfaat bagi stakeholders yang menunjukkan peran utama Perwakilan BPKP Provinsi LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
19
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Lampung dalam pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Indikator kinerja utama Perwakilan BPKP Provinsi Lampung merupakan ukuran keberhasilan dari tujuan dan sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. IKU terbagi menjadi dua perspektif, yang pertama bersifat outward looking yaitu perspektif manfaat langsung bagi stakeholders eksternal yang menunjukkan peran utama Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dalam pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Perspektif kedua bersifat inward looking yang menunjukkan manfaat bagi stakeholders internal Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. Penetapan indikator dilakukan dengan mempertimbangkan tujuan dan sasaran strategis dan kegiatan-kegiatan yang mendukung tujuan strategis. Indikator ini digunakan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis, sedangkan keberhasilan kegiatan diukur dengan menggunakan indikator keluaran (output). Indikator-indikator kinerja utama BPKP dapat dilihat pada tabel 2.1. Tabel 2.1. Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Lampung NO
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
Tujuan 1: Meningkatkan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara
Sasaran strategis 1. 1. Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 90% LKPD 1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan 2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP 3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar 4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat 5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat 6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders 7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi Sasaran strategis 1. 2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75% 8 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat 20
LAPORAN AKUNTABILITAS LAMPUNG TAHUN 2014
KINERJA
PERWAKILAN
BPKP
PROVINSI
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
NO
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
Tujuan 2. Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik Sasaran strategis 2. 1. Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 65% BUMN/BUMD 9 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal 10 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI 11 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja Tujuan 3. Terciptanya Iklim yang mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara Sasaran Strategis 3.1. Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 80% 12 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi. 13 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP 14 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK. 15 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga 16 Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA Tujuan 4. Tercapainya Efektivitas Penyelenggaraan sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sasaran Strategis 4.1. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 60% K/L/Pemda 17 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008 18 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008 Tujuan 5. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten Sasaran Strategis 5.1 Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda 19 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA Sasaran Strategis 5.2. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100% 20 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi 21 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP 22 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian 23 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
21
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
NO
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
24
Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur Persentase Permintaan Bantuan Hukum yang Ditindajlanjuti Biro Hukum dan Humas Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa Persentase Pemanfaatan asset Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras
25 26 27 28 29 30 31
Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP 32 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat Tujuan 6. Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal bagi Presiden/Pemerintah Sasaran Strategis 6.1. Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan 33 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif
6.
Program dan Kegiatan Untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran strategis di atas, BPKP
menyesuaikan program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh unit organisasi BPKP dengan program yang ditetapkan oleh Bappenas. Sesuai dengan Pedoman Restrukturisasi Program dan Kegiatan yang diterbitkan oleh Bappenas dan Kementerian Keuangan, setiap Unit Eselon I pada kementerian atau LPNK melaksanakan program teknis dan program generik. Program teknis merupakan program yang menghasilkan pelayanan kepada kelompok sasaran/masyarakat (pelayanan eksternal), sedangkan program generik merupakan program yang bersifat pelayanan internal untuk mendukung pelayanan aparatur dan/atau administrasi pemerintahan (pelayanan internal). Program BPKP sesuai dengan restrukturisasi program yang dirancang oleh Bappenas terdiri dari tiga program, yaitu: Program Teknis Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dengan anggaran sebesar Rp3.586.191.000,00.
22
LAPORAN AKUNTABILITAS LAMPUNG TAHUN 2014
KINERJA
PERWAKILAN
BPKP
PROVINSI
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Program Generik 1) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-
BPKP dengan anggaran sebesar Rp17.958.181.000,00. 2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara-BPKP
dengan anggaran sebesar Rp212.000.000,00. Anggaran untuk kumpulan kegiatan dalam rangka mencapai sasaran yang sama kemudian dialokasikan menurut indikator kinerja utama. Kumpulan kegiatan ini identik juga dengan program menurut Peraturan Menteri PAN Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 Tanggal 31 Mei 2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah. Program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh BPKP dalam rangka mendukung pencapaian sasaran strategis BPKP Tahun 2014 secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Program, Sasaran Strategis, dan Kegiatan NO
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
Program 1: Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sasaran strategis 1.1: Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 90% LKPD 1 Bimbingan teknis/asistensi penyusunan LKKL 2 Bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKPD 3 Pengawasan atas Proyek PHLN 4 Pengawasan lintas sektor 5 Pengawasan atas permintaan presiden 6 Pengawasan atas permintaan stakeholder 7 Bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKBUMD Sasaran strategis 1.2: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75% 8 Pengawasan BUN 9 Pengawasan Penerimaan Negara Sasaran strategis 2.1: Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 65% BUMN/BUMD 10 Pengawasan atas kinerja pelayanan publik 11 Bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat 12 Pengawasan atas kinerja BUMD Sasaran Strategis 3.1: Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 80% LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
23
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
NO
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
13 14 15 16 17
Sosialisasi masalah korupsi Bimtek/asistensi implementasi FCP Kajian pengawasan Audit investigasi atas HKP, Klaim dan Penyesuaian Harga Audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik Audit Investigasi atas permintaan instansi lainnya Reviu terhadap laporan dan pengaduan masyarakat
18 19
Sasaran Strategis 4.1: Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 60% K/L/Pemda 20 Pembinaan penyelenggaraan SPIP 21 Peserta Diklat SPIP 22 Asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008 pada Pemerintah Daerah Program 2: Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis LainnyaBPKP Sasaran Strategis 5.1: Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda 23 Sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP Daerah Sasaran Strategis 5.2: Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100% 24 Monitoring realiasi penugasan dalam PKP2T 25 Reviu Penyusunan Laporan Keuangan Perwakilan 26 Survei kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian 27 Monitoring Pagu Dana Diblokir dalam DIPA 28 Survey kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur 29 Jumlah Permintaan Bantuan Hukum yang Ditindajlanjuti Biro Hukum dan Humas 30 Publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa 31 Pemanfaatan asset 32 Survei kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras 33 Tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat 34 Masukan topik penelitian kepada puslitbangwas 35 Sosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP 36 Survey kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat Sasaran Strategis 6: Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan 37 Pemanfaatan Dukungan Sistem Informasi BPKP
24
LAPORAN AKUNTABILITAS LAMPUNG TAHUN 2014
KINERJA
PERWAKILAN
BPKP
PROVINSI
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
B.
PERJANJIAN KINERJA 2014 Pengukuran pencapaian tujuan sebagaimana ditetapkan dalam Renstra
dilakukan melalui pengukuran pencapaian sasaran strategis dalam hal ini pengukuran Indikator Kinerja Utama. Untuk menguatkan pencapaian sasaran strategis ini di tahun 2014 disusun perjanjian kinerja atau penetapan kinerja. Sebagai dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu, dokumen penetapan
kinerja
memuat
pernyataan
dan
lampiran
formulir
yang
mencantumkan sasaran strategis, indikator kinerja utama organisasi, beserta target kinerja dan anggaran. Target kinerja menunjukkan komitmen dari pimpinan dan seluruh anggota organisasi untuk mencapai hasil yang diinginkan dari setiap sasaran strategis sesuai indikator kinerja utama yang bersifat outcome. Perjanjian kinerja atau dokumen Penetapan Kinerja yang memuat 33 indikator kinerja utama yang digunakan untuk mengukur tercapainya delapan sasaran strategis dapat dilihat pada Tabel 2.3. Tabel 2.3. Perjanjian Kinerja BPKP Tahun 2014 NO
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
SATUAN
TARGET
Tujuan 1: Meningkatkan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara
Sasaran strategis 1. 1. Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 90% LKPD 80,00 1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan % penyusunan laporan keuangan 85,00 2 Persentase IPD yang laporan keuangannya % memperoleh opini minimal WDP 82,00 3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek % PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar 74,00 4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor % yang disampaikan ke Pusat 68,00 5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan % Presiden yang disampaikan ke Pusat 80,00 6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan % stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders 80,00 7 Persentase BUMD yang mendapat % pendampingan penyelenggaraan akuntansi Sasaran strategis 1. 2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75% LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
25
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
NO
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
SATUAN
TARGET
71,25 Persentase hasil pengawasan BUN yang % disampaikan ke Pusat Tujuan 2. Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik Sasaran strategis 2. 1. Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 65% BUMN/BUMD 150,00 9 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan % sesuai Standar Pelayanan Minimal 55,00 10 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan % sosialisasi/asistensi GCG/KPI 55,00 11 Persentase BUMD yang dilakukan audit % kinerja Tujuan 3. Terciptanya Iklim yang mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara Sasaran Strategis 3.1. Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 80% 3 12 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Kelompok Sosialisasi Program Anti Korupsi. Masyarakat 12 13 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD Instansi berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/ DA/asistensi/evaluasi FCP 1 14 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD Instansi yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK. 84,00 15 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, % klaim dan penyesuaian harga 85,00 16 Persentase pelaksanaan audit investigasi % /PKKN/PKA Tujuan 4. Tercapainya Efektivitas Penyelenggaraan sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sasaran Strategis 4.1. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 60% K/L/Pemda 33,00 17 Persentase Pemda yang menyelenggarakan % SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008 15 18 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi IPP/IPD Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008 Tujuan 5. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten Sasaran Strategis 5.1 Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda
8
26
LAPORAN AKUNTABILITAS LAMPUNG TAHUN 2014
KINERJA
PERWAKILAN
BPKP
PROVINSI
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
NO
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
SATUAN
TARGET
33,33 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi % penerapan JFA Sasaran Strategis 5.2. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100% 80,00 20 Persentase jumlah rencana penugasan % pengawasan yang terealisasi 80,00 21 Persentase kesesuaian laporan keuangan % Perwakilan BPKP dengan SAP 7,6 22 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan Skala likert terhadap layanan kepegawaian 1-10
19
90,00 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir % dalam DIPA 8 24 Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Skala likert Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai 1-10 Prosedur 1 25 Persentase Permintaan yang Ditindajlanjuti % Biro Hukum dan Humas 79 26 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di Jumlah media masa berita 100,00 27 Persentase Pemanfaatan asset % 8 28 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan Skala likert terhadap layanan sarpras 1-10 74,00 29 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil % audit Inspektorat 1 30 Jumlah masukan topik penelitian yang Jumlah disampaikan ke puslitbangwas Topik 15 31 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi Instansi dan atau di-assessment tata kelola APIP APIP 7,5 32 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor Skala likert bersertifikat 1-10 Tujuan 6. Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal bagi Presiden/Pemerintah Sasaran Strategis 6.1. Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan
23
33
Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif
%
61,00
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
27
III. AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA
P
engukuran capaian kinerja Tahun 2014 merupakan bagian dari penyelenggaraan Akuntabilitas Kinerja Tahunan Perwakilan BPKP Provinsi
Lampung.
Pengukuran
kinerja
dilakukan
dengan
membandingkan realisasi capaian kinerja dan target yang diperjanjikan dalam dokumen penetapan kinerja Tahun 2014. Sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014, yang menitikberatkan pengukuran kinerja pada pengukuran pencapaian tujuan/sasaran strategis, maka Perwakilan BPKP Provinsi Lampung telah menyempurnakan rumusan sasaran strategis dengan melengkapi indikator kinerja utama (IKU). IKU tersebut dinilai dapat merepresentasikan
kinerja
Perwakilan
BPKP
Provinsi
Lampung
dalam
pencapaian tujuan/sasaran strategis secara langsung. Pengukuran capaian kinerja sasaran strategis meliputi identifikasi atas realisasi capaian IKU dominan dan membandingkan dengan target yang telah ditetapkan. Analisis lebih mendalam dilakukan terutama terhadap capaian kinerja yang di bawah target untuk mengindentifikasi faktor penyebab sebagai bahan penetapan strategi peningkatan kinerja (performance improvement) untuk tahun berikutnya. Oleh karena itu kinerja Perwakilan BPKPProvinsi Lampung sangat dipengaruhi oleh kinerja Bidang/Bagian terkait. Sesuai dengan suplemen Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Lampung Tahun 2010–2014, kinerja sasaran strategis merupakan resultante kinerja dari berbagai Bidang/Bagian terkait. Pengukuran pencapaian sasaran strategis, dihitung berdasarkan jumlah capaian IKU dibagi dengan jumlah IKU. Hal ini dilakukan untuk menghindari distorsi perhitungan capaian kinerja sasaran strategis BPKP. Capaian atas 33 IKU dan perbandingan dengan capaian tahun sebelumnya yang menunjukkan capaian tujuan dan sasaran strategis secara ringkas disajikan menurut tujuan dan sasaran strategis sebagaimana terlihat pada Tabel 3.1 dan 3.2 berikut ini. LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
28
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
Tabel 3.1 Ringkasan Capaian Kinerja Indikator Kinerja Utama Tahun 2014 NO
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
SATUAN
TARGET
REALI SASI
% CAPAI AN
Tujuan 1: Meningkatkan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara Sasaran strategis 1. 1. Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 90% LKPD 1
2 3
4 5
6
7
Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
%
80,00
276,92
346,15
%
85,00
93,33
109,80
%
82,00
100,00
121,95
%
74,00
236,11
319,07
%
68,00
125,00
183,82
%
80,00
477,94
597,43
%
80,00
130,00
162,50
Sasaran strategis 1. 2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 7,5% 8
Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
%
71,25
104,92
147,26
Tujuan 2. Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik Sasaran strategis 2. 1. Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 65% BUMN/BUMD 9 Persentase IPD yang melaksanakan % 150,00 100,00 66,67 pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal 10 Persentase BUMN/D/BLU/D yang % 55,00 180,00 327,27 dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI 11 Persentase BUMD yang dilakukan audit % 55,00 176,92 321,67 kinerja Tujuan 3. Terciptanya Iklim yang mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara Sasaran Strategis 3.1. Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 80% 12
Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.
Kelompok Masyarakat
3
4
133,33
13
IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
Instansi
12
12
100,00
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
29
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
NO
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
SATUAN
TARGET
REALI SASI
14
Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/ BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK. Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA
Instansi
1
2
% CAPAI AN 200,00
%
84,00
25,00
29,76
%
85,00
212,50
250,00
15 16
Tujuan 4. Tercapainya Efektivitas Penyelenggaraan sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sasaran Strategis 4.1. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 60% K/L/Pemda 17
Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
%
33,00
33,00
100,00
18
Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi IPP/IPD 15 16 106,67 Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008 Tujuan 5. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten Sasaran Strategis 5.1 Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda 19
Persentase Pemda yang dilakukan asistensi % 33,33 60,00 180,02 penerapan JFA Sasaran Strategis 5.2. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100% 20 Persentase jumlah rencana penugasan % 80,00 99,28 124,09 pengawasan yang terealisasi 21 Persentase kesesuaian laporan keuangan % 80,00 80,00 100,00 Perwakilan BPKP dengan SAP 22
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
Skala likert 1-10
7,6
9,65
126,93
23
Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA Persentase Permintaan Bantuan Hukum yang ditindaklanjuti Biro Hukum dan Humas Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur
%
90,00
100,00
111,11
%
1,00
1,00
100,00
Skala likert 1-10
8
8,93
111,64
Jumlah berita
79
131
165,82
%
100,00
100,00
100,00
Skala likert 1-10 %
7,9
7,06
89,39
74,00
82,75
111,82
1
1
100,00
24
25
26
Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa
27
Persentase Pemanfaatan asset
28
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas
29 30
30
Jumlah Topik
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
NO
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
SATUAN
TARGET
REALI SASI
31
Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat
Instansi APIP
15
12
% CAPAI AN 80,00
Skala likert 1-10
7,5
7,07
94,27
32
Tujuan 6. Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal bagi Presiden/Pemerintah Sasaran Strategis 6.1. Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan 33
NO
Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif
%
61,00
100,00
Tabel 3.2 Ringkasan Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2013 dan 2014 KINERJA URAIAN INDIKATOR KINERJA SATUAN UTAMA 2013 2014
163,93
KENAIKAN/ PENURUNAN
Tujuan 1: Meningkatkan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara Sasaran strategis 1. 1. Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 90% LKPD 1
2 3
4 5
6
7
Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
%
146,15
276,92
130,77
%
86,67
93,33
6,66
Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat
%
131,25
100
-31,25
%
172,22
236,11
63,89
Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
%
166,67
125,00
-41,67
%
400,00
477,94
77,94
%
100,00
130,00
30,00
Sasaran strategis 1. 2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 7,5% 8
Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
%
104,92
104,92
0,00
Tujuan 2. Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik Sasaran strategis 2. 1. Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 65% BUMN/BUMD 9 Persentase IPD yang melaksanakan % 100,00 100,00 0,00 pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
31
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
NO
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
SATUAN
10
KINERJA 2013 550,00
2014 180,00
KENAIKAN/ PENURUNAN
Persentase BUMN/D/BLU/D yang % -370,00 dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI 11 Persentase BUMD yang dilakukan audit % 125,00 176,92 51,92 kinerja Tujuan 3. Terciptanya Iklim yang mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan Negara Sasaran Strategis 3.1. Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 80% Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi. IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
Kelompok Masyarakat
3
4
1,00
Instansi
5
12
7,00
14
Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/ BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.
Instansi
1
2
1,00
15
Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga
%
75,00
25,00
-50,00
16
Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA
%
241,94
212,50
-29,44
12
13
Tujuan 4. Tercapainya Efektivitas Penyelenggaraan sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sasaran Strategis 4.1. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 60% K/L/Pemda 17
18
Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008
%
46,67
33,00
-13,67
IPP/IPD
9
16
7,00
Tujuan 5. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten Sasaran Strategis 5.1 Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda 19
Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
%
60,00
60,00
0,00
Sasaran Strategis 5.2. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100% 20 21 22 23
32
Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian Persentase Pagu Dana Diblokir dalam DIPA
yang
tidak
%
97,94
99,28
1,34
%
80,00
80,00
0,00
Skala likert 1-10
9,65
9,65
0,00
%
100,00
100,00
0,00
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
NO 24
25
26 27 28 29 30 31
32
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
KINERJA
SATUAN
Persentase Permintaan Bantuan Hukum yang ditindaklanjuti Biro Hukum dan Humas Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa Persentase Pemanfaatan asset Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat
KENAIKAN/ PENURUNAN
2013 0,00
2014 1,00
Skala likert 1-10
8,93
8,93
0,00
Jumlah berita %
106,00
13100
25,00
100,00
100,00
0,00
Skala likert 1-10 %
7,06
7,06
0,00
82,75
82,75
0,00
1
1
0,00
4
12
8,00
7,07
7,07
0,00
%
Jumlah Topik Instansi APIP Skala likert 1-10
1,00
Tujuan 6. Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal bagi Presiden/Pemerintah Sasaran Strategis 6.1. Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan 33 Jumlah Sistem Informasi yang % 100,00 100,00 0,00 dimanfaatkan secara efektif
Uraian lebih lengkap tentang pencapaian kinerja sasaran strategis berserta realisasi anggarannya dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 3.
B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA Analisis capaian kinerja dilakukan terhadap capaian kinerja sasaran strategis, khususnya terhadap capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) pada tiaptiap
sasaran
strategis.
Analisis
juga
dilakukan
terhadap
kemungkinan
tercapainya sasaran tahun terakhir Renstra 2014, sebagaimana terinci dalam Lampiran 3. Analisis tentang capaian kinerja delapan sasaran strategis yang ditetapkan oleh BPKP sebagai alat untuk mewujudkan tujuan strategis pada akhir masa Renstra, disajikan sebagai berikut:
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
33
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
Sasaran Strategis 1: Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 90% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Meningkatnya kualitas laporan keuangan, Kementerian/Lembaga, dan Pemerintah Daerah merupakan salah satu target yang hendak diupayakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Lampung sebagai perwujudan fungsi consulting. Upaya strategis yang dilaksanakan dalam rangka menyukseskan tercapainya sasaran ini adalah pendekatan yang intensif kepada para mitra kerja Perwakilan BPKP Provinsi Lampung sehingga Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dapat melakukan pendampingan penyusunan ataupun reviu atas Laporan Keuangan sebelum diterbitkan oleh K/L/Pemda. Outcome yang diharapkan adalah laporan keuangan dapat tersusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang ditunjukkan dengan opini yang diperoleh dari BPK RI minimal WDP. Sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 90% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah” diindikasikan oleh tiga IKU dominan yang terkait langsung dengan kualitas laporan keuangan Pemerintah Pusat, Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Bersama tujuh IKU lainnya. Realisasi IKU sasaran strategis Tahun 2014 disajikan dalam Tabel 3.3 berikut ini: Tabel 3.3 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 1 NO 1
2
3
4 5
34
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat
SATUAN
TARGET
REALI SASI
% CAPAIAN
%
80,00
276,92
346,15
%
85,00
93,33
109,80
%
82,00
100,00
121,95
%
73,75
236,11
319,07
%
68,00
125,00
183,82
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
NO
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
SATUAN
TARGET
REALI SASI
% CAPAIAN
6
Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders
%
80,00
477,94
597,43
7
Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
%
80,00
130,00
162,50
Tabel 3.4 Capaian Indikator Kinerja Utama Sasaran Strategis 1 Tahun 2013 & 2014 NO 1
2
3
4 5
6
7
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
%
KINERJA 2013 2014 146,15 276,92
%
86,67
93,33
6,66
%
131,25
100,00
-31,25
%
172,22
236,11
63,89
%
166,67
125,00
-41,67
%
400,00
477,94
77,94
%
100,00
SATUAN
130,00
KENAIKAN/ PENURUNAN 130,77
30,00
Dari kedua tabel tersebut terlihat bahwa capaian kinerja sasaran ketiga IKU dominan sasaran strategis Tahun 2014 tercapai di atas 100%, Secara keseluruhan, dengan ketujuh IKU, rata-rata capaian sasaran IKU Tahun 2014 di atas 100%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut: 1. Persentase IPP yang Mendapat Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan IKU tersebut menunjukkan dalam pencapaian sasaran strategis pertama BPKP yaitu “Meningkatnya kualitas 95% LKKL” dengan target sebesar 80%. Dalam rangka mendukung pencapaian IKU tersebut, Perwakilan BPKP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
35
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
Provinsi Lampung telah secara proaktif menjalin kerja sama melalui Memorandum of Understanding (MoU) dengan instansi vertikal yang ada di daerah, untuk melakukan pendampingan penyusunan laporan keuangan K/L guna meningkatkan kemampuan IPP dalam menyusun laporan keuangan sesuai dengan SAP. Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dengan membandingkan antara jumlah instansi pemerintah yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan dengan target dalam PKP2T. Dalam
tahun
pendampingan Pemerintah,
2014,
jumlah
penyusunan
sedangkan
Instansi
laporan
target
Pemerintah
keuangan
dalam
PKP2T
yang
mendapat
sebanyak
36
Instansi
sebanyak
13
Instansi
Pemerintah atau sebesar 276,92%. Bila dibandingkan dengan targetnya sebesar 80%, maka capaian IKU ini tersebut adalah sebesar 346,15%, dan apabila
dibandingkan
dengan
capaian
kinerja
Tahun
2013
terdapat
peningkatan 130,77%. Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana DIPA sebesar Rp182.870.000,00 dan dana Mitra sebesar Rp94.745.000,00 atau 158,42% anggaran sebesar Rp175.241.000,00, dengan menggunakan SDM sebanyak 1.309 OH atau 193,93% dari rencana sebanyak 675 OH. 2. Persentase Instansi Pemerintah Daerah yang Laporan Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP Selain IPP yang ada di daerah, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung juga berupaya mendorong peningkatan akuntabilitas keuangan Pemerintah Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) di Wilayah Provinsi Lampung ke arah yang lebih baik dengan IKU “Persentase Instansi Pemerintah Daerah (IPD) yang Laporan Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP” dari BPK RI. Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dari realisasi jumlah LKPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP dibandingkan dengan jumlah Pemerintah Daerah di Wilayah Provinsi Lampung yang telah wajib menyusun laporan keuangan. Dalam tahun 2014, LKPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP sebanyak 14 atau 93,33% dari 15 LKPD yang ada di Wilayah 36
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
Provinsi Lampung. Bila dibandingkan dengan target IKU sebesar 85%, maka capaian indikator IKU tersebut sebesar 109,80% dan jika dibandingkan dengan tingkat capaian Tahun 2013 sebesar 86,67% telah terjadi peningkatan jumlah
LKPD
yang
memperoleh
opini
minimal
WDP.
Secara
rinci
perkembangan perolehan opini atas LKPD diuraikan pada tabel 3.5 berikut: Tabel 3.5 Perkembangan Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Per Pemda Di Wilayah Provinsi Lampung Tahun Anggaran 2012 dan 2013 Opini BPK Atas LKPD No.
Nama Pemda
2012 WTP
2013
2.
Kota Bandar Lampung
WTP
3.
Kabupaten Lampung Selatan
WDP
4.
Kabupaten Tanggamus
WDP
5.
Kota Metro
WTP
6.
Kabupaten Lampung Tengah
WTP
7.
Kabupaten Lampung Timur
WDP
8.
Kabupaten Lampung Utara
TW
9.
Kabupaten Way Kanan
WTP
10.
Kabupaten Tulang Bawang
WDP
11.
Kabupaten Lampung Barat
WTP
12.
Kabupaten Pesawaran
WDP
13.
Kabupaten Mesuji
WDP
WDP WTP WDP WDP WTP WDP WDP TW WTP WDP WTP WDP WDP
14.
Kabupaten Tulang Bawang Barat
WTP
WTP
15.
Kabupaten Pringsewu
TMP
WDP
15
15
1.
Provinsi Lampung
Jumlah
Sumber : Ikhtisar Hasil Pemeriksaan BPK Keterangan : WTP: Wajar Tanpa Pengecualian; WDP: Wajar Dengan Pengecualian; TMP: Tidak Memberikan Pendapat; dan TW: Tidak Wajar.
Jika dikaitkan dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2009 – 2014 yaitu sebanyak 60% pemerintah daerah memperoleh opini WTP, pada tahun 2014 jumlah pemerintah daerah di wilayah Provinsi Lampung yang memperoleh opini WTP baru sebanyak 5 pemerintah daerah atau 33% dari 15 pemerintah daerah yang telah wajib menyusun LKPD sehingga capaian kinerjanya adalah sebesar 55%. Dan hal ini juga mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2013 di mana jumlah pemerintah daerah yang memperoleh opini WTP sebanyak 7 pemerintah daerah atau sebesar 46,67% dari 15 pemerintah daerah yang telah wajib menyusun LKPD dengan capaian kinerjanya sebesar 77,78%.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
37
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
Beberapa permasalahan utama yang masih terjadi di pemerintah daerah yang menghambat pencapaian target opini WTP antara lain adalah: 1. Pengelolaan aset tetap pada pemerintah daerah yang belum tertib. 2. Masih banyaknya terjadi kesalahan penganggaran pada pemerintah daerah sehingga laporan realisasi anggaran yang disajikan tidak mencerminkan kondisi yang sebenarnya. 3. Pengelolaan persediaan pada pemerintah daerah yang belum tertib. 4. Pengelolaan pendapatan asli daerah yang belum tertib. 5. Pengelolaan keuangan pada BLUD yang belum tertib. 6. Terdapat perusahaan daerah yang tidak/terlambat menyusun laporan keuangan karena kendala operasional. Dan pada tahun 2015 yang akan datang, pemerintah daerah juga dihadapkan pada tantangan baru yaitu penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual. Hal ini dikhawatirkan juga akan mempengaruhi pencapaian target opini WTP untuk tahun 2015 jika tidak diantisipasi dengan baik. Perwakilan BPKP telah berupaya melakukan fasilitasi kepada
pemerintah
daerah guna meningkatkan kualitas opini LKPD melalui berbagai kegiatan antara lain asistensi penyusunan laporan keuangan, asistensi reviu LKPD, bimbingan teknis pengelolaan keuangan daerah, asistensi peraturan
kepala
daerah
tentang
kebijakan
dan
penyusunan
sistem
akuntansi
pemerintahan berbasis akrual serta implementasi program aplikasi SIMDA. Meskipun demikian kualitas pelaksanaan kegiatan tersebut masih harus terus ditingkatkan. Beberapa permasalahan intern Perwakilan BPKP Provinsi Lampung yang menghambat upaya untuk dapat memberikan kontribusi maksimal bagi upaya pencapaian target opini WTP, yaitu komposisi SDM untuk setiap jenjang jabatan penugasan yang belum ideal serta
tingkat
pemahaman substansi yang belum merata dan masih perlu ditingkatkan. Selain itu juga tingkat kepadatan penugasan yang tinggi seringkali mengharuskan tim menangani beberapa penugasan dalam waktu yang bersamaan. Hal ini juga berpengaruh pada kualitas penugasan yang dilakukan. Dengan memperhatikan hal tersebut, maka diperlukan langkahlangkah antisipasi oleh Perwakilan BPKP Provinsi Lampung untuk dapat
38
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
memberikan kontribusi yang maksimal bagi upaya peningkatan jumlah pemerintah daerah yang memperoleh opini WTP yaitu: 1. Meningkatkan kapasitas dan pembinaan atas SDM yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan asistensi. 2. Melakukan monitoring secara berkesinambungan atas penyelesaian tindak lanjut atas rekomendasi dan rencana aksi yang telah dicanangkan oleh masing-masing pemerintah daerah. 3. Mensinergikan penugasan pada Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah dengan Bidang Akuntan Negara khususnya guna memberikan kontribusi yang maksimal bagi penyelesaian permasalahan yang terkait dengan BLUD dan BUMD. 4. Melakukan monitoring atas persiapan penerapan standar akuntansi berbasis akrual pada pemerintah daerah di wilayah Provinsi Lampung. Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana DIPA sebesar Rp308.683.000,00 dan dana Mitra sebesar Rp6.920.000,00 atau sebesar 158,89% dari anggaran sebesar Rp198.624.000,00, realisasi melebihi anggaran dikarenakan menggunakan dana mitra dan dengan menggunakan SDM sebanyak 3.627 OH atau 430,76% dari rencana sebanyak 842 OH. 3. Persentase Jumlah Laporan Audit atas Proyek PHLN yang Memperoleh Opini dukungan Wajar IKU “Persentase Jumlah Laporan Audit atas Proyek PHLN yang Memperoleh Opini dukungan Wajar” merupakan IKU lainnya dalam pencapaian Sasaran Strategis pertama. IKU ini diukur dari jumlah perolehan opini dukungan wajar dibandingkan dengan jumlah seluruh laporan audit keuangan atas proyek Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN). Realisasi Tahun 2014 IKU ini adalah sebanyak 20 Laporan atau sebesar 100% dari target sebanyak 20 Laporan Hasil Audit. Dengan demikian capaian IKU Tahun 2014 sebesar 121,95% dari target sebesar 82,00%. Jika dibandingkan dengan capaian kinerja Tahun 2013 sebesar 83,73% maka terdapat kenaikan capaian sebesar 4,76%. Kegiatan
untuk
mencapai
IKU
ini
menggunakan
dana
sebesar
Rp335.228.000,00 atau 311,90% dari anggaran sebesar Rp107.479.000,00, realisasi melebihi anggaran dikarenakan menggunakan dana mitra dan LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
39
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
dengan menggunakan SDM sebanyak 710 OH atau 53,46% dari rencana sebanyak 1.328 OH. 4. Persentase Hasil Pengawasan Lintas Sektor yang Disampaikan ke Pusat Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), mandat yang diberikan kepada BPKP antara lain melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral. Dengan Peraturan Pemerintah tersebut, BPKP mempunyai kewenangan yang lebih luas dan juga keunggulan kompetensi dalam melakukan pengawasan intern yang bersifat lintas sektoral dibandingkan dengan APIP lainnya, sehingga pengawasan atas program/kegiatan yang melibatkan beberapa pihak dan terkait dengan berbagai aspek dapat dilakukan oleh BPKP. IKU “Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat” diukur dengan menghitung perbandingan antara jumlah laporan lintas sektor yang telah dikirim ke pusat dengan target Laporan yang harus dikirim ke BPKP Pusat. Dalam tahun 2014, jumlah laporan yang telah dikirim sebanyak 85 laporan atau sebesar 236,11% dari target laporan yang harus dikirim sebanyak 36 laporan. Jika dibandingkan dengan targetnya sasaran outcomenya, maka capaian IKU ini adalah sebesar 319,07% dari target outcome sebesar 74,00%. Bila diperbandingkan dengan capaian Tahun 2013, maka terdapat peningkatan sebesar 63,89 dari sebelumnya sebesar 172,22%. Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai kinerja IKU ini menggunakan dana sebesar Rp 846.659.000,00 atau 261,81% dari anggaran sebesar Rp323.388.000,00, realisasi melebihi anggaran dikarenakan menggunakan dana mitra dan dengan menggunakan SDM sebanyak 2.933 OH atau 147,91% dari rencana sebanyak 1.983 OH. 5. Persentase
Hasil
Pengawasan
atas
Permintaan
Presiden
yang
Disampaikan ke Pusat IKU
“Persentase
hasil
pengawasan
atas
permintaan
Presiden
yang
disampaikan ke Pusat” merupakan indikator pencapaian Sasaran Strategis pertama dalam rangka pelaksanaan tugas BPKP melakukan pengawasan intern melalui kegiatan pengawasan lainnya berdasarkan penugasan dari 40
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
Presiden, sesuai dengan amanat pasal 49 ayat 2 butir c PP 60 Tahun 2008 tentang SPIP. Capaian IKU ini diukur dengan jumlah laporan yang dikirim ke Pusat dibandingkan target laporan dari Pusat. Realisasi laporan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat Tahun 2014 sebanyak 25 laporan atau sebesar 125,00% dari target sebanyak 20 Laporan. Jika dibandingkan dengan target outcome realisasi capaian IKU ini sebesar 183,82% dari target sebesar 68,00%, serta apabila dibandingkan dengan capaian Tahun 2013 terjadi penurunan sebesar 41,67% disebabkan penurunan target dalam PKP2T Tahun 2014. Kegiatan
untuk
mencapai
IKU
ini
menggunakan
dana
sebesar
Rp253.583.000,00 atau 87,08% dari anggaran sebesar Rp291.214.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 946 OH atau 70,91% dari rencana sebanyak 1.334 OH. 6. Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang Dijadikan Bahan Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders IKU “Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang Dijadikan Bahan Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders” merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis Pertama dengan target sebesar 80,00%. Capaian IKU ini diukur dengan menghitung persentase laporan pengawasan atas permintaan stakeholder yang disampaikan tepat waktu (sesuai RPL dalam KM4). Realisasi laporan atas permintaan Stakeholders yang disampaikan ke Pusat Tahun 2014 sebanyak 65 laporan atau sebesar 477,94% dari target sebanyak 17 Laporan. Jika dibandingkan dengan target outcome realisasi capaiannya sebesar 597,43% dari target sebesar 80%, dan apabila dibandingkan juga dengan capaian kinerja Tahun 2013 terdapat kenaikan sebesar 77,94% dari realisasi tahun 2013 sebesar 400,00%. Kegiatan
untuk
mencapai
IKU
ini
menggunakan
dana
sebesar
Rp499.788.000,00 atau 63,95% dari anggaran sebesar Rp781.520.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 1.435 OH atau 103,09% dari rencana sebanyak 1.392 OH. LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
41
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
7. Persentase BUMD yang Mendapat Pendampingan Penyelenggaraan Akuntansi Sesuai dengan Undang-Undang Perbendaharaan Negara Nomor 1 Tahun 2004 Pasal 58 ayat 2, Kepala Daerah selaku pengguna anggaran/barang wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan yang meliputi: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan, dilampiri dengan Laporan Keuangan BUMD pada Pemerintah Daerah. Dengan kondisi kemampuan Sumber Daya Manusia BUMD yang pada umumnya masih belum memadai, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung berperan aktif dalam pendampingan penyusunan Laporan Keuangan BUMD di wilayah Provinsi Lampung agar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum.Oleh karena itu pendampingan ini dianggap mendukung pencapaian Sasaran Strategis 1 dengan IKU “Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan Akuntansi”. IKU
ini
diukur
dengan
menghitung
jumlah
BUMD
yang
mendapat
pendampingan penyelenggaraan akuntansi dibagi dengan jumlah seluruh BUMD di wilayah kerja perwakilan. Realisasi jumlah BUMD yang mendapat pendampingan sebanyak 39 BUMD atau sebesar 130,00% dari seluruh jumlah BUMD di Wilayah Provinsi Lampung sebanyak 30 BUMD. Jika dibandingkan dengan target outcome realisasi capaiannya sebesar 162,50% dari target sebesar 80%, dan apabila juga dibandingkan dengan capaian kinerja Tahun 2013 terdapat kenaikan capaian kinerja sebesar 30% dari capaian sebelumnya sebesar 100,00%. Kegiatan
untuk
mendukung
IKU
ini
menggunakan
dana
sebesar
Rp194.037.000,00 atau 145,87% dari anggaran sebesar Rp133.016.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 729 OH atau 68,45% dari rencana sebanyak 1.065 OH.
Sasaran Strategis 2: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75% Sasaran Strategis “Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75%” yaitu Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat. Realisasi IKU sasaran strategis Tahun 2014 disajikan dalam Tabel 3.6 berikut ini: 42
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Tabel 3.6 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 2 URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
NO 1
Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
SATUAN
TARGET
REALI SASI
% CAPAIAN
%
71,25
104,92
147,26
Tabel 3.7 Capaian Indikator Kinerja Utama Sasaran Strategis 2 Tahun 2013 dan 2014 KINERJA URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
NO 1
SATUAN
Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
%
2013
2014
KENAIKAN/ PENURUNAN
104,92
104,92
0,00
Uraian capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut: 1. Persentase Hasil Pengawasan BUN yang Disampaikan ke Pusat Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, pasal 49 ayat 2 butir b menegaskan bahwa BPKP melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan Negara atas
kegiatan
Kebendaharaan
Umum
Negara
dengan
tujuan
untuk
memberikan masukan kepada Menteri Keuangan. Menindaklanjuti amanat tersebut, dalam Renstranya, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung membentuk IKU berupa “Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat”. Capaian IKU ini diukur berdasarkan persentase jumlah laporan yang dikirim ke Pusat dibandingkan target laporan dari Pusat. Realisasi laporan pengawasan BUN yang telah disampaikan kepada BPKP Pusat selama Tahun 2014 sebanyak 64 laporan atau sebesar 104,92% dari target sebanyak 61 laporan. Jika dibandingkan dengan target outcome realisasi capaiannya sebesar 147,26% dari target sebesar 71,25%,
dan
apabila dibandingkan juga dengan capaian kinerja Tahun 2013 tidak terdapat perbedaan capaian kinerja sebesar 104,92% dari capaian sebelumnya sebesar 104,92%. Kegiatan
untuk
mencapai
IKU
ini
menggunakan
dana
sebesar
Rp133.945.000,00 atau 37.81% dari anggaran sebesar Rp354.263.000,00
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
43
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
dan menggunakan SDM sebanyak
969 OH atau 40.87% dari rencana
sebanyak 2.371 OH.
Sasaran Strategis 3: Terselenggaranya SPM pada 60% Instansi Pemerintah Daerah danTerselenggaranya Good Governance pada 65% Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, dijelaskan bahwa pemerintahan daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah tersebut terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib adalah urusan pemerintahan yang berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar warga negara. Adapun urusan pilihan adalah urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk menjamin akses dan mutu pelayanan
dasar
penyelenggaraan
kepada urusan
masyarakat wajib,
secara
Pemerintah
merata
dan
dalam
rangka
Pemerintahan
Daerah
menyusun suatu standar yang disebut dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/GCG) adalah struktur dan proses yang digunakan dan diterapkan organ perusahaan (Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dewan komisaris dan direksi) untuk meningkatkan pencapaian sasaran hasil usaha dan mengoptimalkan nilai perusahaan bagi seluruh stakeholders, berlandaskan peraturan perundangundangan dan etika berusaha. BUMN/BUMD karena sebagian besar modalnya merupakan milik pemerintah dan atau pemerintah daerah berkewajiban menerapkan GCG secara konsisten dan berkelanjutan. Sebagai
auditor
internal
pemerintah,
terkait
dengan
perannya
dalam
meningkatkan akuntabilitas Pemda dan pengelolaan BUMN/BUMD, Perwakilan BPKP
Provinsi
Lampung
perlu
mendorong
pemerintah
daerah
untuk
menerapkan SPM yang telah ditetapkan Kementerian Teknis, dan mendorong BUMN/BUMD untuk menerapkan GCG. Sasaran Strategis “Terselenggaranya SPM pada 300% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD” diindikasikan oleh dua IKU 44
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
dominan yang terkait langsung dengan IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal/Pelayanan Prima dan BUMN/BUMD/BUL/ BLUD yang GCG atau KPI mendapat skor baik. Realisasi IKU sasaran strategis Tahun 2014 disajikan dalam Tabel 3.8 berikut ini: Tabel 3.8 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 3 NO 1
2
3
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
SATUAN
TARGET
REALI SASI
% CAPAIAN
%
150,00
100,00
66,67
%
55,00
180,00
327,27
%
55,00
176,92
321,67
Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
Tabel 3.9 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 3 KINERJA NO 1
2
3
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
2013
2014
KENAIKAN/ PENURUNAN
%
100,00
100,00
-122,22
%
550,00
180,00
-370,00
%
125,00
176,92
51,92
SATUAN
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di Tabel 3.1 terlihat bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis Tahun 2014 tercapai diatas 100%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut: 1. Persentase
IPD
yang
Melaksanakan
Pelayanan
Sesuai
Standar
Pelayanan Minimal Dasar hukum pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Tahun
2010–2014,
yang
mewajibkan setiap Pemda untuk menerapkan Standar Pelayanan Minimal. Selain itu juga terdapat Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 yang mensyaratkan implementasi SPM dilakukan dengan menuangkan indikator LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
45
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
SPM pada dokumen perencanaan jangka menengah dan tahunan serta pada dokumen penganggaran daerah. Selanjutnya Inpres Nomor 1 Tahun 2010 juga
mengharuskan
Pemda
melakukan
SPM
yang
ditetapkan
oleh
kementerian teknis. Berdasarkan Peraturan Pemerintah 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, pasal 48 ayat 2 butir a dan pasal 50 ayat 1 butir a, menyebutkan bahwa BPKP melakukan pengawasan intern antara lain melalui audit kinerja. Oleh karena itu, audit kinerja pelayanan pemda yang dilaksanakan BPKP diharapkan dapat mendukung pencapaian Sasaran Strategis 3 dengan IKU “Presentase IPD yang Melaksanakan Pelayanan Sesuai SPM/Pelayanan Prima”. IKU ini dihitung berdasarkan jumlah IPD yang mencantumkan SPM dalam dokumen perencanaan dibagi jumlah IPD yang diaudit kinerja pelayanan. Dalam Tahun 2014, IPD yang telah dilakukan audit pelayanan umum sebanyak 4 IPD sesuai dengan target dalam PKP2T sebanyak 4 IPD dan pada keempat IPD tersebut SPM telah dicantumkan dalam dokumen perencanaan, sehingga realisasi IKU ini pada Tahun 2014 sebesar 100%, namun jika dibandingkan dengan target outcome realisasi capaiannya sebesar 66,67% dari target sebesar 150%, dan apabila dibandingkan dengan capaian Tahun 2013 tidak terdapat terdapat perbedaan capaian kinerja 100,00% dari capaian sebelumnya 100,00%. Meskipun demikian pencantuman SPM dalam dokumen perencanaan belum dilakukan dalam kadar yang seutuhnya serta baru sebatas
untuk
menggugurkan kewajiban dan belum sepenuhnya digunakan sebagai acuan guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Tidak tercapainya IKU ini disebabkan adanya rumusan perhitungan “Jumlah IPD yang mencantumkan SPM dalam dokumen perencanaan” yang dijadikan dasar target outcome sehingga melebihi dari target output PKP2T Tahun 2014, namun dalam pelaksanaannya hanya terealisir target output PKP2T sebesar 100%. Kegiatan
untuk
mendukung
IKU
ini
menggunakan
dana
sebesar
Rp47.681.000,00 atau 120.15% dari anggaran sebesar Rp39.684.000,00
46
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
dengan menggunakan SDM sebanyak 326 OH atau 262.90% dari rencana sebanyak 124 OH. 2. Persentase
BUMN/D/BLU/D
yang
Dilakukan
Sosialisasi/Asistensi
GCG/KPI BPKP berperan melakukan pengawasan intern melalui pemberian pelayanan jasa manajemen kepada BUMN/BUMD/BUL/BLUD di bidang GCG dan KPI, dengan harapan dapat memperbaiki kinerja BUMN/BUMD/BUL/BLUD. Untuk mengukur manfaat, IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMN/D/BLU/D
yang
dilakukan
sosialisasi/asistensi/evaluasi
GCG/KPI
dibandingkan dengan target PKPT. Dalam
Tahun
2014,
jumlah
BUMN/D/BLU/D
yang
dilakukan
sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI sebanyak 18 BUMN/D/BLU/D atau sebesar 180% dari target sebanyak 10 buah, sehingga realisasi IKU ini pada Tahun 2014 sebesar 327,27% dari target sebesar 55%. Dan apabila dibandingkan dengan capaian Tahun 2013 terdapat penurunan capaian kinerja 370% dari capaian sebelumnya 550%. Kegiatan
untuk
mendukung
IKU
ini
menggunakan
dana
sebesar
Rp162.456.000,00 atau 72,48% dari anggaran sebesar Rp224.138.000,00 dan
dengan menggunakan SDM sebanyak 819 OH atau 115,35% dari
rencana sebanyak 710 OH. 3. Persentase BUMD yang Dilakukan Audit Kinerja Penetapan
IKU
“Persentase
BUMD
yang
dilakukan
audit
kinerja”,
dimaksudkan untuk mengukur tentang tingkat kesehatan BUMD sehingga Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dapat lebih berperan dalam upaya membantu meningkatkan kinerja BUMD. IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMD yang diaudit kinerja dibandingkan target PKPT. Dalam Tahun 2014, jumlah BUMD yang telah dilakukan audit kinerja sebanyak 23 BUMD atau sebesar 176,92% dari target sebanyak 13 BUMD sehingga realisasi IKU ini pada Tahun 2014 sebesar 321,67% dari target sebesar 55%.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
47
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
Kegiatan
untuk
mendukung
IKU
ini
menggunakan
dana
sebesar
Rp106.878.000,00 atau 101,45% dari anggaran sebesar Rp105.352.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 623 OH atau 74,61% dari rencana sebanyak 835 OH.
Sasaran Strategis 4: Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80% Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 menyatakan bahwa strategi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi memiliki visi jangka panjang dan menengah. Visi jangka panjang 2012-2025 adalah “Terwujudnya Kehidupan Bangsa yang Bersih dari Korupsi dengan Didukung Nilai Budaya yang Berintegritas”. Dalam rangka mencapai visi jangka panjang, maka, untuk jangka menengah pemerintah menetapkan visi jangka menengah 2012-2014 yaitu “Terwujudnya Tata Kepemerintahan yang Bersih dari Korupsi dengan Didukung Kapasitas Pencegahan dan Penindakan serta Nilai Budaya yang Berintegritas”. Untuk mencapai visi tersebut, pemerintah merancang enam strategi yaitu: 1. Pencegahan tindak pidana korupsi; 2. Penegakan Hukum atas tindak pidana korupsi; 3. Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan; 4. Kerjasama Internasional dan Penyelamatan Aset Hasil Tipikor; 5. Pendidikan dan Budaya Antikorupsi; 6. Mekanisme Pelaporan Pelaksanaan Pemberantasan Korupsi. Dalam kaitannya dengan strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi, BPKP perlu mengambil peran dalam mendukung enam strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan mendorong penerapan sistem pengendalian intern, atau Fraud Control Plan (FCP). Berkaitan dengan penegakan hukum atas tindak pidana korupsi, BPKP berperan dalam melakukan audit investigasi, perhitungan kerugian keuangan Negara, serta sebagai pemberi keterangan ahli pada kasus tindak pidana korupsi. 48
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
Sasaran
“Meningkatkan
Kesadaran dan Keterlibatan Kementerian/
Lembaga, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi” diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait langsung dengan kesadaran dan keterlibatan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi. Bersama tujuh IKU lainnya. Realisasi IKU sasaran strategis Tahun 2014 disajikan dalam Tabel 3.10. Tabel 3.10 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 4 NO 1
2
3
4 5
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi. Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/ BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/ asistensi/evaluasi FCP Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK. Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA
SATUAN
TARGET
REALI SASI
% CAPAIAN
Kelompok Masyarakat
3,00
4,00
133,33
Instansi
12,00
12,00
100,00
Instansi
1,00
2,00
200,00
%
84,00
25,00
29,76
%
85,00
212,50
250,00
Tabel 3.11 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 4 NO 1
2
3
4 5
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi. Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/ BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/ asistensi/evaluasi FCP Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/ BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK. Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA
KINERJA 2013
2014
KENAIKAN/ PENURUNAN
Kelompok Masyarakat
3,00
4,00
1,00
Instansi
5,00
12,00
7,00
Instansi
1,00
2,00
1,00
%
75,00
25,00
-50,00
%
241,94
212,50
-29,44
SATUAN
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
49
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di Tabel 3.10 terlihat bahwa satu IKU dominan sasaran strategis Tahun 2014 tercapai 100%. Secara keseluruhan, dengan lima IKU lainnya, rata-rata capaian sasaran sebesar 100,00%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut: 1. Kelompok Masyarakat yang Mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi Dalam
rangka
meningkatkan
pemahaman
mengenai
praktik-praktik
penyelenggaraan good governance, BPKP menetapkan suatu IKU berupa peningkatan pemahaman dan kepedulian publik terhadap permasalahan korupsi. Keberhasilan IKU diukur dari rata-rata pemahaman dan kepedulian atas permasalahan korupsi yang dilakukan melalui survei dengan pengisian kuesioner pada saat melakukan sosialisasi program anti korupsi, forum koordinasi,
penyamaan
persepsi,
koordinasi
hasil
pengawasan,
pembinaan/quality assurance. Fokus BPKP dalam kegiatan Sosialisasi Program Anti Korupsi (Sos-PAK) utamanya pada kelompok dunia pendidikan karena BPKP yakin bahwa dunia pendidikan yang anti korupsi akan menghasilkan generasi muda yang baik dan menjadi harapan masa depan bangsa Indonesia. Sementara itu, dengan makin tingginya perhatian Pemerintah kepada dunia pendidikan yang ditandai dengan kenaikan anggaran, berbagai macam bantuan bagi dunia pendidikan membawa konsekuensi meningkatnya risiko terjadinya korupsi. Dengan memberikan pemahaman dan edukasi, BPKP berharap korupsi bisa dicegah sejak dini, terutama di dunia pendidikan. Jika dibandingkan dengan jumlah kelompok masyarakat yang mendapat sosialisasi program anti korupsi (Sos-PAK) sebanyak empat kelompok masyarakat atau 133,33% dari target outcome sebanyak tiga kelompok masyarakat.
Kelompok
masyarakat
tersebut
yaitu;
mahasiswa
baru
Universitas Lampung, IBI Darmajaya, Poltekkes Kementerian Kesehatan Tanjung
50
Karang,
Unit
Layanan
Pengadaan
Pemerintah
Kabupaten
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
Pesawaran. Capaian Tahun 2014, lebih banyak dari capaian Tahun 2013 yaitu dari tiga kelompok masyarakat menjadi empat kelompok masyarakat. Kegiatan
untuk
mencapai
IKU
ini
menggunakan
dana
sebesar
Rp88.469.000,00 atau 160,85% dari anggaran sebesar Rp55.000.000,00 dan dengan menggunakan SDM sebanyak 236 OH atau 198.32% dari rencana sebanyak 119 OH. 2. IPP/IPD/BUMN/BUMD Berisiko Fraud yang Mendapatkan Sosialisasi/DA/ Asistensi/Evaluasi FCP Sistem pengendalian yang baik akan memberikan jaminan terhadap kualitas dan kinerja organisasi secara keseluruhan, sehingga penyelenggaraan pemerintahan
dan
korporasi
dapat
memenuhi
prinsip-prinsip
Good
Governance. FCP merupakan suatu pengendalian yang dirancang secara spesifik untuk mencegah,
menangkal,
dan
memudahkan
pengungkapan
kasus
penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara. FCP terdiri dari atribut-atribut
spesifik,
yaitu
Kebijakan
Anti
Fraud,
Struktur
Pertanggungjawaban, Penilaian Risiko, Kepedulian Pegawai, Kepedulian Pelanggan dan Masyarakat, Sistem Pelaporan Fraud, Perlindungan Pelapor, Pengungkapan kepada pihak eksternal, Prosedur Investigasi serta Standar Perilaku dan Disiplin. IKU “IPP/IPD/BUMN/BUMD Berisiko Fraud yang Mendapatkan Sosialisasi/ DA/Asistensi/Evaluasi
FCP”
dalam
upaya
perbaikan
penyelenggaraan
manajemen organisasi pemerintah melalui pemanfaatan hasil pengawasan yang dilakukan oleh BPKP. Untuk kegiatan tahun 2014 berdasarkan surat Deputi Kepala BPKP Bidang Investigasi Nomor S-320/D6/01/2014 Tanggal 15 April 2014 tentang Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Implementasi Fraud Control Plan (FCP) Tahun 2014 diinstruksikan bahwa pelaksanaan kegiatan FCP yang semula dilaksanakan pada 5 Instansi yang berbeda menjadi dilaksanakan pada 1 instansi, namun dengan tahapan kegiatan Sosialisasi FCP, Diagnostic Assessment FCP, Bimbingan Teknis FCP dan Monitoring dan Evaluasi FCP. Berdasarkan surat tersebut Perwakilan BPKP Provinsi Lampung telah LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
51
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
menetapkan RSUD Jenderal Ahmad Yani Kota Metro sebagai Instansi yang mendapatkan
kegiatan
Sosialisasi
FCP,
Diagnostic
Assesment
FCP,
Bimbingan Teknis FCP, sedangkan Monitoring dan Evaluasi FCP akan dilakukan pada tahun 2015. Realisasi IKU sampai dengan berakhirnya Renstra 210-2014 atas kegiatan FCP adalah 12 Instansi Pemerintah yaitu RSUD Jenderal A. Yani Metro, RSUD dr. A. Dadi Tjokrodipo, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Balai Pemberdayaan Masyarakat Desa, Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Pesawaran, RSUD Sukadana, PDAM Way Agung Kabupaten Tanggamus, PDAM Tirtajasa Kabupaten Lampung Selatan, PDAM Lampung, Kota Bandar Lampung dan Pemerintah Provinsi Lampung, serta jika dibandingkan dengan target IKU sebanyak 12 instansi/BUMN/BUMD, maka capaian IKU tersebut adalah 100,00% dari target sebanyak 12 Instansi Pemerintah. Kegiatan untuk capaian IKU ini menggunakan dana sebesar Rp26.480.000,00 atau sebesar 94.57% dari anggaran sebesar Rp28.000.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 167 OH atau 111,33% dari rencana sebanyak 150 OH. 3. Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD yang Dilakukan Kajian Peraturan yang Berpotensi TPK Upaya
peningkatan
kualitas
penyelenggaraan
pengawasan
intern
akuntabilitas keuangan negara tidak terlepas dari adanya kebijakan yang mendukung upaya pencegahan dan pemberantasan KKN. Indikator ini dimaksudkan
untuk
mengukur
instansi/BUMN/BUMD
yang
membuat/
mengoreksi kebijakan terkait dengan rekomendasi dari Perwakilan BPKP Provinsi Lampung terhadap hasil kajian atas peraturan perundang-undangan yang berindikasi menjadi penyebab terjadinya KKN. Untuk
merealisasikan
IKU,
Perwakilan
BPKP
Provinsi
Lampung
melaksanakan kegiatan kajian atas kebijakan/peraturan perundang-undangan yang
berindikasi
KKN
dan
menyusun/menyempurnakan
pelaksanaan kegiatan.
52
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
pedoman
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
Dalam Tahun 2014 realisasi IKU sebanyak dua instansi membuat/mengoreksi kebijakan. Jika dibandingkan dengan target IKU Tahun 2014 sebanyak satu Instansi, maka capaian IKU adalah sebesar 200%. Kegiatan kajian peraturan yang dilaksanakan yaitu kajian atas SE Kepala LKPP No.2 Tahun 2013 tentang Penjelasan Lebih Lanjut Pasal 89 Ayat 4 Perpres No. 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, tentang Pembayaran Prestasi Pekerjaan yang Terpasang pada Pekerjaan Konstruksi,
dan Kajian atas
Penyimpangan yang Sering Terjadi dalam Proses Pelelangan, lebih besar daripada capaian Tahun 2013. Kegiatan
untuk
Rp1.624.000,00
mencapai atau
IKU
sebesar
ini
menggunakan
13,76%
dari
dana
sebesar
anggaran
sebesar
Rp11.801.000,00 dan dengan menggunakan SDM sebanyak
67 OH atau
176,32 % dari rencana sebanyak 38 OH. 4. Persentase Pelaksanaan Penugasan HKP, Klaim dan Penyesuaian Harga Kasus Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP), audit penyesuaian harga, dan audit klaim merupakan bagian dari hambatan/kendala terhadap peningkatan kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan
negara. Tingkat
keberhasilan penyelesaian
kasus
tersebut
berkorelasi terhadap pencapaian sasaran strategis. “Persentase pelaksanaan penugasan HKP, Klaim dan Penyesuaian Harga”. Pengukuran IKU dihitung berdasarkan jumlah dihitung jumlah laporan HKP, klaim dan penyesuaian harga yang terbit dibagi dengan permintaan HKP, klaim dan eskalasi yg memenuhi syarat (diterbitkan ST). Dalam Tahun 2014 ,jumlah penugasan HKP sebanyak satu penugasan atau sebesar 25% dari target yang ditetapkan sebanyak empat penugasan. Jika dibandingkan dengan target sebesar 84%, maka capaian IKU ini adalah sebesar 29,76%. Kegiatan
mediasi
dalam
rangka
penyelesaian
hambatan
kelancaran
pembangunan (debottlenecking) yaitu; Penyerahan Aset/Barang Milik Daerah (BMD) antara Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan dan Pemerintah Kabupaten Pesawaran.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
53
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan SDM sebanyak 50 OH atau 10,42% dari rencana sebanyak 480 OH dan tidak menggunakan dana dari anggaran sebesar Rp23.400.000,00. 5. Persentase Pelaksanaan Audit Investigasi/PKKN/PKA Salah satu upaya pencapaian sasaran strategis peningkatan kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara, antara lain dengan tertanganinya kasus KKN. Penanganan kasus yang berindikasi KKN yang dilaksanakan oleh BPKP menjadi lengkap setelah dilimpahkan kepada instansi penegak hukum. Dengan demikian, “Persentase Pelaksanaan Audit Investigasi/PKKN/PKA” menjadi salah satu IKU dominan BPKP dalam upaya pencapaian sasaran strategis. Pengukuran IKU dihitung berdasarkan jumlah laporan audit investigasi/PKKN/ PKA dibagi dengan target dalam PKP2T. Dalam Tahun 2014, pelaksanaan audit insvestigasi/PKKN/PKA sebanyak 119 kegiatan atau sebesar 212,50% dari target yang ditetapkan sebanyak 56 laporan. Bila dibandingkan dengan targetnya sebesar 85%, maka capaian IKU ini adalah sebesar 250,00%. Kegiatan untuk IKU ini pada Tahun 2014 menggunakan dana sebesar Rp492.355.000,00 atau 127,69% dari anggaran sebesar Rp385.588.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 2.010 OH atau 90,26% dari rencana sebanyak 2.227 OH.
Sasaran Strategis 5: Meningkatnya Kualitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di 60% Kementerian/Lembaga/Pememerintah Daerah Penyelenggaraan SPIP pada dasarnya merupakan tanggung jawab masing-masing menteri/pimpinan lembaga, Gubernur, dan Bupati/Walikota. Sedangkan BPKP sesuai pasal 59 PP Nomor 60 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah bertanggung jawab melakukan pembinaan. Pada dasarnya pembinaan SPIP yang
dilakukan
oleh
BPKP diarahkan
pada penguatan
penyelengaraan SPIP, agar instansi pemerintah dapat menyelenggarakan SPIP dalam rangka mencapai tujuannya melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan 54
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
terhadap peraturan perundang-undangan. Realisasi IKU sasaran strategis Tahun 2014 disajikan dalam Tabel 3.12 berikut ini: Tabel 3.12 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 5 URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
NO 1
2
Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008
SATUAN
TARGET
REALI SASI
% CAPAIAN
%
33,00
33,00
100,00
IPP/IPD
15,00
16,00
106,67
Tabel 3.13 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 5 NO 1
2
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008
SATUAN %
IPP/IPD
KINERJA 2013 2014 46,67 33,33
9,00
KENAIKAN/ PENURUNAN -13,34
16,00
7,00
Sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 60% Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah” ditunjukkan oleh IKU yang terkait dengan penyelenggaraan SPIP pada seluruh K/L/Pemda. Semakin banyak K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, diharapkan akan semakin baik kualitas pencapaian tujuan instansi pemerintah dan semakin berkualitas birokrasinya. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut: 1. Persentase Pemda yang Menyelenggarakan SPIP Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 60/2008 Penyelenggaraan SPIP dinilai sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008
semestinya
dinilai
melalui
pengukuran
tingkat
maturitas
penyelenggaraan SPIP. Namun pengukuran maturitas penyelenggaraan SPIP ini belum dilakukan. Pada tahun 2014, baru sebatas dilakukan kegiatan bimbingan teknis maturitas penyelenggaraan SPIP sekaligus sebagai ujicoba penilaian tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP. Sebelum penilaian tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP dapat dilaksanakan, maka IKU “Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008” diukur dengan LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
55
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
menghitung jumlah K/L/Pemda yang laporan keuangannya memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI dibandingkan dengan jumlah seluruh K/L/Pemda. Opini WTP atas laporan keuangan diyakini dapat mewakili sistem pengendalian yang memadai sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, karena audit keuangan yang dilaksanakan oleh BPK RI mencakup pengujian atas keandalan sistem pengendalian K/L/Pemda. IKU tersebut diukur dengan menghitung jumlah Pemda yang laporan keuangannya memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPKRI dibandingkan dengan jumlah Pemda yang telah wajib menyusun LKPD. Dalam Tahun 2014, Pemerintah Daerah di wilayah Provinsi Lampung yang telah memperoleh opini WTP dari pemda sebanyak 5 Pemda dari 15 Pemerintah Daerah atau sebesar 33,33%. Jika dibandingkan dengan target outcome realisasi capaiannya sebesar 100,00% dari target 33,00%, capaian tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan capaian kinerja Tahun 2013 yaitu sebanyak 7 Pemerintah Daerah yang memperoleh opini WTP. 2. Jumlah Pemda yang Dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP sesuai PP Nomor 60 tahun 2008 Penerapan SPIP di K/L/Pemda diawali dengan pembuatan rencana/desain penyelenggaraan
SPIP,
yaitu
dokumen
yang
berisi
tahap-tahap
pengembangan detil SPIP yang akan dilakukan. Manfaat rencana/desain adalah
sebagai
acuan
dan
alat
untuk
memantau
perkembangan
penyelenggaraan SPIP. IKU ini dibentuk pada Tahun 2012 sebagai tindak lanjut atas terbitnya Pedoman Penyusunan Desain Penyelenggaraan SPIP berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor PER–687/K/D4/2012 Tanggal 25 Mei 2012. Di samping itu, juga sebagai wujud upaya BPKP dalam rangka perbaikan sistem AKIP untuk mendukung pencapaian sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah” dan tujuan “Tercapainya efekfivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah”.
56
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
Jumlah pemerintah Daerah yang telah dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sebanyak 16 Pemerintah Daerah atau telah terealiasi sebanyak 106,67% dari 15 Pemerintah Daerah yang ada di Provinsi Lampung. Kegiatan untuk mendukung IKU ini pada Tahun 2014 menggunakan dana sebesar
Rp263.798.000,00
atau
215,01%
dari
anggaran
sebesar
Rp124.900.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 1.648 OH atau 204,72% dari rencana sebanyak 805 OH.
Sasaran Strategis 6: Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% K/L/Pemerintah Daerah Pelaksanaan audit intern di lingkungan instansi pemerintah dilakukan oleh pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah memenuhi syarat kompetensi keahlian sebagai auditor. Setiap aparat pengawas intern pemerintah (APIP) mengimplementasikan JFA sebagai konsekuensi adanya fungsi dan peran pelaksanaan tugas pengawasan intern oleh auditor sesuai dengan ketentuan tersebut. Sebagai organisasi, salah satu faktor penentu keberhasilan APIP adalah kompetensi dan profesionalitas sumber daya manusia (SDM), karena faktor manusia yang mengatur dan menggerakkan jalan organisasi. SDM yang kompeten adalah SDM yang memiliki penguasaan teoretis, didukung dengan pengalaman, dan mendapat pengakuan keahlian spesifik berdasarkan standar yang berlaku umum dalam lingkungan keahlian tersebut. SDM yang profesional adalah SDM yang mampu melaksanakan tugas dengan baik, sesuai dengan bidang keahliannya. Sasaran “Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah K/L/Pemda yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda” diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait dengan penerapan JFA, yang bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP selaku instansi Pembina JFA dalam mewujudkan auditor yang profesional dan kompeten di lingkungan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) non-BPKP. Realisasi IKU sasaran strategis Tahun 2014 disajikan dalam Tabel 3.14 berikut ini:
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
57
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Tabel 3.14 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 6 NO 1
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
SATUAN
TARGET
REALI SASI
% CAPAIAN
%
33,33
60,00
180,02
Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
Tabel 3.15 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 6 NO 1
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
KINERJA SATUAN
Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
%
2013
2014
KENAIKAN/ PENURUNAN
60,00
60,00
0,00
Uraian capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut: 1. Persentase Pemda yang Dilakukan Asistensi Penerapan JFA Pelaksanaan audit intern di lingkungan instansi pemerintah dilakukan oleh pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah memenuhi syarat kompetensi keahlian sebagai auditor. Hal ini sesuai dengan Pasal 51 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP. Syarat kompetensi keahlian sebagai auditor dipenuhi melalui keikutsertaan dan kelulusan dalam program sertifikasi. Berdasarkan Pasal 1 Butir 2 Permenpan 220/2008 Tanggal 4 Juli 2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya, Auditor adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan pengawasan intern pada instansi pemerintah, lembaga dan/atau pihak lain, yang di dalamnya terdapat kepentingan negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang. Berdasarkan ketentuan tersebut, setiap APIP mengimplementasikan JFA sebagai
konsekuensi
adanya
fungsi
dan
peran
pelaksanaan
tugas
pengawasan intern oleh auditor sesuai dengan ketentuan tersebut. Indikator sasaran atas tingkat penerapan Jabatan Fungsional Auditor bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP selaku instansi Pembina JFA dalam mewujudkan auditor yang profesional dan kompeten di lingkungan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) non58
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
BPKP. Penentuan tingkat capaian indikator sasaran ini adalah jumlah K/L (APIP
Pusat)
dan
Pemda
(APIP
Daerah)
non-BPKP
yang
mengimplementasikan JFA sampai dengan tahun berjalan. Indikator kinerja sasaran ini dicapai melalui kegiatan pembinaan jabatan fungsional auditor dan tata kelola APIP, yang didukung sub-sub kegiatan yaitu kegiatan fasilitasi penerapan JFA APIP dan peningkatan jumlah sertifikasi auditor. Dalam periode sampai dengan Tahun 2014, sebanyak 9 Pemerintah Daerah atau 60% dari 15 Pemerintah Daerah di wilayah Provinsi Lampung telah dilakukan aistensi penerapan JFA. Bila dibandingkan dengan targetnya sebesar 33,33%, maka capaian IKU ini adalah sebesar 180,02%. Kegiatan
untuk
mencapai
IKU
ini
menggunakan
dana
sebesar
Rp49.776.000,00 atau 131,68% dari anggaran sebesar Rp37.800.000,00, dengan menggunakan SDM sebanyak 83 OH atau 172,92% dari rencana sebanyak 48 OH.
Sasaran Strategis 7: Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100% Perencanaan pengawasan berfungsi mengarahkan kegiatan pengawasan agar sesuai dengan peran dan tujuan BPKP, sekaligus media untuk mengukur tingkat keberhasilan kinerja teknis BPKP. Selain itu, perencanaan juga terkait langsung dengan pengelolaan SDM, penyediaan sarana prasarana, dan penganggaran. Seiring dengan gencarnya penyerapan anggaran berdasarkan disbursement plan, semakin dirasakan pentingnya arti perencanaan yang baik sehingga anggaran yang digunakan benar-benar menghasilkan kinerja yang terbaik. Dalam kerangka keuangan negara, BPKP sebagai lembaga pemerintah mempunyai kewajiban menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai dengan standar yang diatur dalam PP Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Keberhasilan fungsi dukungan dalam membina satuan kerja terkait dengan kualitas pengelolaan keuangan, ditandai dengan tingkat opini WTP terhadap laporan keuangan BPKP yang diperoleh dari BPK RI.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
59
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
Sasaran “Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%” diindikasikan oleh dua IKU dominan yang terkait langsung dengan efektivitas perencanaan pengawasan dan kualitas pengelolaan keuangan. Bersama sebelas IKU lainnya. Realisasi IKU sasaran strategis Tahun 2014 dikaitkan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.16. Tabel 3.16 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 7 NO 1 2 3 4 5
6
7 8 9 10 11 12
13
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA Persentase Permintaan Bantuan Hukum yang ditindaklanjuti Biro Hukum dan Humas Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa Persentase Pemanfaatan asset Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat
SATUAN
TARGET
REALI SASI
% CAPAIAN
%
80,00
99,28
124,09
%
80,00
80,00
100,00
Skala likert 1-10
7,6
9,65
126,93
%
90,00
100,00
111,11
%
1,00
1,00
100,00
Skala likert 1-10
8
8,93
111,63
Jumlah berita % Skala likert 1-10 %
79
131,00
165,82
100,00 7,9
100,00 7,06
100 89,39
74,00
82,75
111,82
1
1
100,00
15
12
80,00
7,5
7,07
94,27
Jumlah Topik Instansi APIP Skala likert 1-10
Tabel 3.17 Capaian Indikator Utama Sasaran Strategis 7 Tahun 2013 dan 2014 NO 1 2
3
60
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
KINERJA 2013
2014
KENAIKAN/ PENURUNAN
%
97,94
99,28
1,34
%
80,00
80,00
0,00
Skala likert 1-10
9,65
9,65
0,00
SATUAN
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 4
Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA Presentase Permintaan bantuan biro hukum yang ditindaklanjuti biro hukum dan humas Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa Persentase Pemanfaatan asset
5
6
7 8 9 10 11 12
13
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat
%
100,00
100,00
0,00
%
0,00
1,00
1,00
Skala likert 1-10
8,93
8,93
0,00
Jumlah berita %
106,00
131,00
25,00
100,00
100,00
0,0
Skala likert 1-10 %
7,06
7,06
0,00
82,75
82,75
49,41
1
1
0,00
12
12
0,00
7,07
7,07
0,00
Jumlah Topik Instansi APIP Skala likert 1-10
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di Tabel 3.1 terlihat bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis Tahun 2014 tercapai 100%. Secara keseluruhan, dengan tiga belas IKU, rata-rata capaian sasaran di atas 100%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut: 1. Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi IKU“Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi” diukur dengan membandingkan realisasi penugasan pengawasan terhadap rencana penugasan pengawasan yang ditetapkan, dengan target Tahun 2014 sebesar 80%. Realisasi Penugasan Pengawasan (PP) PKP2T tahu 2014 sebanyak 411 PP atau sebesar 99,28% dari target sebanyak 414 PP, apabila dibandingkan dengan target capaian IKU sebesar 80% maka realisasi capaian atas IKU tersebut sebesar 124,09%. Sedangkan apabila dibandingkan dengan realisasi Tahun 2013 realisasi Penugasan Pengawasan (PP) PKP2T sebanyak 373 PP atau sebesar 97,94% dari target sebanyak 388 PP.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
61
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
2. Persentase Kesesuaian Laporan Keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP Salah satu bentuk akuntabilitas pengelolaaan keuangan yang baik adalah tingkat kewajaran laporan keuangan yang menjadi opini BPK RI terhadap penyajian laporan keuangan BPKP. IKU “Persentase Kesesuaian Laporan Keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP” dibuat untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam membina satuan kerja terkait penyusunan laporan keuangan sesuai dengan SAP. Kinerja sasaran dinilai berdasarkan hasil reviu Inspektorat terhadap laporan keuangan perwakilan, dengan nilai 100% apabila tidak ada catatan, dan 80% apabila ada catatan. Keberhasilan kinerja IKU didukung oleh terlaksananya kegiatan pengelolaan anggaran sesuai dengan sistem akuntansi pemerintah. Realisasi Tahun 2014 sebesar 80% karena berdasarkan hasil evaluai Inspektorat BPKP masih terdapat catatan atas Laporan Keuangan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung, jika dibandingkan dengan target outcome nilai capaiannya 100% karena target outcomenya juga 80%. Jika dibandingkan dengan
Tahun
2013,
Perwakilan
BPKP
Provinsi
Lampung
berhasil
mempertahankan tingkat capaian tersebut. 3. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan terhadap Layanan Kepegawaian Persepsi kepuasan terhadap suatu pelayanan sangat bergantung pada suatu keadaan ketika keinginan, harapan, dan kebutuhan para penerima layanan dapat terpenuhi.Pernyataan kepuasan atau ketidakpuasan diperoleh melalui survei kepada para penerima layanan, dengan metode skala Likert 110.Perhitungan
persepsi
kepuasan
terhadap
pelayanan
pengelolaan
kepegawaian dan organisasi dilaksanakan dengan metode penyebaran kuesioner secara uji petik kepada para pegawai dari seluruh unit kerja dilingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. Target IKU “Persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelola kepegawaian dan organisasi” pada Tahun 2014 adalah sebesar 9,65 dari skala Likert 1-10 atau sebesar 126,93% dari target sebesar 7,6. Capaian tersebut sama Jika dibandingkan dengan realisasi Tahun 2013 sebesar 9,65.
62
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
Tercapainya target kinerja tersebut, antara lain disebabkan oleh Pelayanan kenaikan pangkat pegawai, kenaikan jabatan, gaji berkala, dan penyesuaian gaji selalu dilaksanakan secara tepat waktu. 4. Persentase Pagu Dana yang Tidak Diblokir dalam DIPA Ketersediaan dana yang memadai diperlukan untuk membiayai pelaksanaan tugas dan fungsi BPKP melalui proses penyusunan anggaran, yang menghasilkan dokumen anggaran berupa Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Pagu dana dalam DIPA dapat dilakukan pemblokiran/pemberian tanda bintang oleh DPR untuk kegiatan dalam DIPA yang perlu dimintakan persetujuan dari DPR terlebih dahulu, atau Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) untuk kegiatan pada saat penelaahan belum dilengkapi dengan data dukung yang memadai/lengkap. Realisasi diukur dengan membandingkan antara jumlah pagu dana yang tidak diblokir/diberi tanda bintang dengan total pagu dana dalam DIPA. Pagu dana DIPA BPKP Tahun 2014 sebesar Rp15.831.397.000,00 dan tidak terdapat dana DIPA yang diblokir. Target IKU sebesar 90%, sedangkan realisasi capiannya sebesar 100,00 maka
tingkat capaian IKU sebesar
111,11%. 5. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan Sesuai Prosedur Penyediaan dana yang memadai bagi terlaksananya tugas-tugas Perwakilan BPKP Provinsi Lampung secara keseluruhan dengan pelayanan yang cepat, tepat, dan ramah menjadi kata kunci yang harus senantiasa disadari oleh para pengelola keuangan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, agar para pengguna merasa puas dengan pelayanan keuangan yang mereka terima. Untuk itu, pengelolaan dana yang tersedia dalam dokumen anggaran harus dilaksanakan secara profesional dan akuntabel. Ketepatan jumlah dan waktu penyediaan dana memerlukan kerja sama dari unit pengguna dalam penyampaian berkas permintaan dan pertanggungjawaban dana sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Persepsi kepuasan pengguna atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai dengan prosedur adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
63
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
anggaran atas pelayanan yang diberikan dalam menyediakan uang untuk membiayai
kegiatan
yang
telah
dianggarkan.
Realisasi
sasaran
ini
diukurdengan hasil survei kepuasan pegawai perwakilan atas layanan keuangan. Realisasi IKU tersebut Tahun 2014 sebesar 8,93 dari skala likert 1-10 atau mencapai 111,64% dari target sebesar 8,00 dari skala likert 1-10.Capaian tersebut sama jika dibandingkan dengan realisasi Tahun 2013 sebesar 8,93. 6. Persentase Permintaan Bantuan Hukum yang ditindaklanjuti Biro Hukum dan Humas IKU “Persentase Permintaan Bantuan Hukum yang ditindaklanjuti Biro Hukum dan Humas” merupakan indikator baru pada Perwakilan BPKP Provinsi Lampung, IKU ini diukur dengan menghitung jumlah permintaan bantuan hukum yang ditindaklanjuti oleh Biro Hukum dan Humas dibandingkan dengan jumlah permintaan bantuan hukum.. Realisasi IKU Tahun 2014 sebesar satu yang ditindaklanjuti dari satu permintaan bantuan hukum atau mencapai 100% dari target sebesar satu permintaan, capaian tersebut baru terdapat pada perjanjian kinerja Tahun 2014 sehingga tidak dapat dibandingkan dengan realisasi Tahun 2013. 7. Jumlah Publikasi Kegiatan Perwakilan BPKP di Media Masa Eksistensi sebuah organisasi antara lain ditentukan oleh citra organisasi yang terbentuk di lingkungannya. Demikian juga dengan eksistensi Perwakilan BPKP Provinsi Lampung yang ditentukan juga oleh citranya di mata publik.Oleh karena itu, persepsi publik terhadap BPKP menjadi salah satu alat ukur yang relevan dalam menilai kinerja BPKP. Kinerja IKU ini diukur dengan jumlah berita tentang kegiatan perwakilan BPKP di media massa. Jumlah
berita
yang
dipublikasikan
selama
Tahun
2014
sebanyak
131 publikasi atau sebesar 165,82% dari target sebanyak 79 kegiatan. Jika dibandingkan dengan Tahun 2013, jumlah berita yang dipublikasikan sebanyak 131 publikasi maka terdapat peningkatan sebanyak 26 publikasi pemberitaan. 64
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
8. Persentase Pemanfaatan Aset IKU “Indeks Efektivitas Pengelolaan Aset” merupakan indikator tambahan untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 100,00%. Indeks Efektivitas Pengelolaan Aset digunakan untuk mengukur pengelolaan dan pengembangan kapasitas sarana dan prasarana di Perwakilan BPKP Provinsi Lampung yang dilaksanakan melalui pengelolaan Aset. IKU ini diukur dengan cara total asset dikurangi asset kondisi baik/kurang baik yang tidak digunakan dibandingkan total asset. Realisasi IKU tersebut Tahun 2014 sebesar 100,00%, jumlah aset yang dimiliki
oleh
Perwakilan
BPKP
Provinsi
Lampung
sebesar
Rp29.315.739.815,00, dari jumlah tersebut seluruhnya atau 100% telah dimanfaatkan dan merupakan aset dengan kondisi baik yang dapat dimanfaatkan secar optimal guna mendukung pelaksanaan tugas Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. Capaian tersebut sama Jika dibandingkan dengan realisasi Tahun 2013 sebesar 100,00%. 9. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan terhadap Layanan Sarpras Fungsi dukungan manajemen BPKP diantaranya dilaksanakan melalui penyediaan dan pengelolaan sarpras sesuai dengan kebutuhan di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. IKU
“Persepsi
Kepuasan
Terhadap
Pelayanan
Pengelola
Sarpras”
merupakan indikator tambahan untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan targetsebesar 7,90 dari skala likert 1-10.IKU ini diukur dari tingkat persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelolaan sarpras yang dapat diberikan oleh unit layanan yang bertanggung jawab atas pengelolaan sarpras. Berdasarkan hasil survei atas persepsi penerima layanan Tahun 2014, capaian IKU atas pelaksanaan penyediaan dan pengelolaan sarpras sebesar 5 dari skala likert 1-10 atau 7,06 atau sebesar 89,39% dari target sebesar 7,9. Capaian tersebut sama jika dibandingkan dengan hasil survei atas persepsi penerima layanan Tahun 2013. Perwakilan BPKP Provinsi Lampung terus berupaya untuk meningkatkan kepuasan pegawai terhadap layanan sarana prasarana dengan terus
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
65
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
meningkatkan kenyamanan kantor, penyediaan kendaraan operasional, dan pelayanan kebersihan. 10. Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Audit Inspektorat Kegiatan pengawasan internal yang dilaksanakan Inspektorat BPKP antara lain bertujuan memberikan jaminan mutu dan kepatuhan pada setiap pelaksanaan kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. Hasil kegiatan pengawasan yang dilaksanakan Inspektorat merupakan bagian dari fungsi early-warning dalam pengembangan dan perbaikan operasional untuk mencapai dan meningkatkan kinerja BPKP. IKU “Persentase Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Inspektorat BPKP” merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 74,00. IKU ini diukur dengan menghitung jumlah antara rekomendasi yang telah ditindaklanjuti oleh satuan kerja yang dievaluasi/direviu/diaudit, dibandingkan dengan jumlah rekomendasi dari Inspektorat yang tertuang dalam Laporan Hasil Evaluasi/Reviu/Audit. Dalam Tahun 2014, jumlah rekomendasi yang ditindaklanjuti sebanyak senilai Rp25.647.400,00 rekomendasi atau 82,75% dari nilai rekomendasi yang harus ditindaklanjuti sebesar Rp30.995.563,00. Dibandingkan dengan target IKU pada Tahun 2014 sebesar 74%, maka capaian IKU sebesar 111,82%. Jika dibandingkan dengan Tahun 2013, dengan capaian 33,33% maka terdapat peningkatan yang signifikan. Untuk meningkatkan capaian Indikator Kinerja Utama ini perlu upaya terusmenerus
untuk
mempercepat
penyelesaian
tindak
lanjut,
dengan
mengirimkan surat kepada semua pihak-pihak yang masih memiliki tunggakan tindak lanjut atas rekomendasi tersebut. 11. Jumlah Masukan Topik Penelitian yang Disampaikan ke Puslitbangwas IKU “Jumlah Masukan Topik Penelitian yang Disampaika ke Puslitbangwas” merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7.IKU ini diukur Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas. Jumlah masukan kepada Puslitbangwas pada Tahun 2014 sebanyak satu masukan atau 100% dari target yang ditetapkan sebanyak satu masukan, usulan tersebut disampaikan pada Tahun 2014. 66
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
12. Jumlah Instansi APIP yang telah Disosialisasi dan atau Di-assesment Tata Kelola APIP Tugas dan fungsi Instansi Pembina berdasarkan Permenpan Nomor PER/220/M.PAN/7/2008 Tanggal 4 Juli 2008 tentang JFA dan Angka Kreditnya serta Peraturan Bersama Kepala BPKP dan Kepala BKN, Nomor PER-1310/K/JF/2008; Nomor 24 Tahun 2008 Tanggal 11 November 2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya, memberi arah baru bagi BPKP sebagai Instansi Pembina JFA menuju pada manajemen SDM berbasis kompetensi dan kinerja. Terkait peran yang harus dilakukan oleh APIP, dalam pasal 48 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP, dinyatakan bahwa pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah dilakukan oleh APIP. Pengawasan intern tersebut mencakup kegiatan yang berkaitan langsung dengan penjaminan kualitas (quality assurance), yaitu audit, reviu, evaluasi, dan pemantauan,perlunya penerapan tata kelola yang baik guna mendukung terselenggaranya pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel, serta bersih dan bebas dari praktek KKN serta kegiatan pengawasan lainnya yang berkaitan dengan bantuan saran (consultancy), antara lain berupa sosialisasi mengenai pengawasan, pendidikan dan pelatihan pengawasan, pembimbingan dan konsultasi, pengelolaan hasil pengawasan serta pemaparan hasil pengawasan. Dengan ketentuan tersebut, peran dan lingkup tugas pengawasan intern semakin banyak dan kompleks sehingga berdampak pada kebutuhan SDM auditor yang semakin meningkat, baik kuantitas maupun kualitas. IKU “Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assesment tata kelola APIP” merupakanIKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 90,00%. Capaian IKU Tahun 2014 sebesar 80% atau 12 Pemerintah Daerah dari 15 Pemerintah Daerah di Wilayah Provinsi Lampung. Kegiatan untuk mencapai IKU ini pada Tahun 2014 menggunakan dana sebesar
Rp139.185.000,00
atau
91,96%
dari
anggaran
sebesar
Rp151.353.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 380 OH atau 169,64% dari rencana sebanyak 224 OH. Jika dibandingkan dengan realisasi LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
67
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
Tahun 2013
sebesar 4 Pemerintah Daerah sehingga
terdapat kenaikan
sebanyak 8 Pemerintah Daerah. 13. Tingkat Persepsi Kepuasan Pemda atas Auditor Bersertifikat IKU
“Tingkat
Persepsi
Kepuasan
Instansi
Pemerintah
atas
Auditor
Bersertifikat” merupakanIKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7, dengan target sebesar 7,50 dari skala likert 1-10.IKU ini diukur dengan pendekatan kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Pengukuran ditujukan kepada pimpinan/pejabat struktural di lingkungan instansi pemerintah (BPKP, Inspektorat Kementerian/Lembaga Pemerintah Non- Kementerian dan Inspektorat Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota). IKU ini bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP selaku instansi pembina JFA dalam mewujudkan auditor berkualitas yaitu auditor yang profesional, efisien, dan efektif sehingga dapat meningkatkan mutu pengawasan. Dalam periode Tahun 2014, tingkat kepuasan atas auditor bersertifikat sebesar 7,07 atau sebesar 94,27% dari target sebesar 7,5 dari skala likert 110.
Sasaran Strategis 8: Terselenggaranya satu Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan Bagi Pimpinan Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis pada BPKP terutama dengan terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008, menegaskan identitas BPKP sebagai Auditor Presiden. Sehubungan dengan itu, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung, sebagai bagian dari integral BPKP juga dituntut untuk memberikan informasi yang berharga bagi Presiden dan mampu memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi pemerintah baik pusat maupun daerah. Selain itu, Perwakilan BPKP Provinsi Lampung juga harus mampu memberikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan internal BPKP. Sasaran strategis ini memiliki satu IKU dominan yaitu “Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif” untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis. Realisasi IKU dominan tersebut pada Tahun 2014 disajikan dalamTabel 3.18 berikut ini: 68
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Tabel 3.18 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 8 NO 1
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
SATUAN
TARGET
REALISASI
% CAPAIAN
%
100,00
100,00
100,00
Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif
Tabel 3.19 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 8 KINERJA NO 1
URAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
SATUAN
Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif
%
2013
2014
KENAIKAN/ PENURUNAN
100,00
100,00
0,00
1. Jumlah Sistem Informasi yang Dimanfaatkan Secara Efektif Jumlah sistem informasi yang diwajibkan oleh BPKP telah seluruhnya atau 100% telah secara efektif dimanfaatkan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. Sistem informasi yang wajib dimanfaatkan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Lampung meliputi; SIM HP, SIM RKT, SIM MonevRKT, SAKPA, SIMAK BMN, RKAKL, SPM, SPPD, DMS, SIMPEG telah dimanfaatkan secara optimal. Jika dibandingkan dengan target outcome sebesar 61% maka realisasi capian untuk IKU tersebut sebesar 163,93% hal ini menunjukan Perwakilan BPKP Provinsi Lampung telah berhasil mempertahankan sejak dari Tahun 2013. Realisasi
output
laporan
dukungan
manajemen
terkait
SI
sejumlah
61 Laporan atau sebesar 148,78% dari target sejumlah 41 Laporan, dengan realisasi anggaran sebesar Rp110.947.000,00 atau 46,19% dari anggaran sebesar Rp240.205.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 2.263 OH atau 199,21% dari rencana sebanyak 1.136 OH.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
69
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
C. REALISASI ANGGARAN Realisasi Anggaran Tahun 2014 sebesar Rp20.985.058.007,00 atau sebesar 96,45% dari Anggaran yang tersedia sebesar Rp21.756.372.000,00 yang terbagi dalam tiga program sebagai berikut: Jenis Belanja No Nama Program 1 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Belanja Pegawai Belanja Barang Program Sub Jumlah 2 Peningkatan Sarana dan Belanja Modal Sub Jumlah 3 Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Belanja Barang Sub Jumlah Jumlah
70
Anggaran
Realisasi
15.501.278.000,00 2.456.903.000,00 17.958.181.000,00
15.155.136.731,00 2.271.523.387,00 17.426.660.118,00
97,77 92,45 97,04
212.000.000,00 212.000.000,00
211.944.890,00 211.944.890,00
99,97 99,97
3.586.191.000,00 3.586.191.000,00 21.756.372.000,00
3.346.452.999,00 3.346.452.999,00 20.985.058.007,00
93,31 93,31 96,45
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
Realisasi
IV. PENUTUP Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah 60 Tahun 2008, Perwakilan
BPKP
Provinsi
Lampung
melakukan
pembinaan
SPIP
dan
pengawasan intern terhadap kegiatan lintas sektoral, kebendaharaan umum dan kegiatan lain atas permintaan Presiden. Fungsi pengawasan intern dilakukan melalui kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya. Pengawasan intern terutama diarahkan untuk membantu Gubernur dan Bupati/Walikota dalam rangka memperkuat dan menunjang efektivitas Sistem Pengendalian Intern di Wilayah Provinsi Lampung. Pertanggungjawaban pelaksanaan pengawasan intern dan pembinaan SPIP disampaikan dalam LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. Dalam pelaporan kinerja ini disajikan informasi kinerja yang telah diperjanjikan disertai evaluasi dan analisis yang memadai sehingga dapat dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja ke depan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Lampung, di samping merupakan pertanggungjawaban kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Lampung
dalam
mencapai
tujuan/sasaran
strategis
Tahun
2014,
juga
mencerminkan sejauh mana Sistem AKIP telah diimplementasikan. Beberapa perbaikan mendasar telah dilakukan terhadap seluruh komponen Sistem AKIP yang meliputi perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja, dan pencapaian sasaran organisasi. Perbaikan dalam perencanaan kinerja berupa perbaikan kualitas dokumen renstra, rencana kinerja tahunan, penetapan kinerja, dan indikator kinerja utama. Terhadap Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Lampung 2010-2014 telah ditambahkan sasaran strategis, IKU dan target tahunan diselaraskan dengan RPJMN. Target-target kinerja jangka menengah dalam renstra telah dirinci dalam target-target kinerja tahunan dalam rencana kinerja tahunan dan penetapan kinerja, serta dimanfaatkan untuk mengukur keberhasilan. Sasaran strategis telah berorientasi hasil, bukan proses/kegiatan, dan diukur dengan indikator-indikator kinerja utama yang dominan. Kegiatan yang dirancang telah selaras dan memiliki hubungan kausalitas dengan sasaran. LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
71
BAB IV. PENUTUP
Perbaikan dalam pengukuran kinerja berupa perbaikan mekanisme pengumpulan data kinerja dengan menggunakan teknologi informasi, dan melakukan pengukuran kinerja melalui perbandingan dengan target tahun berjalan. Upaya perbaikan dalam evaluasi kinerja berupa pemantauan mengenai kemajuan pencapaian kinerja beserta hambatannya oleh pihak internal maupun eksternal, dan melaksanakan tindak lanjut atas hasil evaluasi. Pencapaian sasaran strategis sebagian besar telah memenuhi target dan termasuk kategori “Memuaskan” dibandingkan target yang telah ditetapkan dalam Tahun 2014. Dari delapan sasaran strategis dengan keseluruhan 33 IKU, telah dipilih 12 IKU dominan sebagai ukuran penilaian capaian sasaran. Realisasi Tahun 2014, seluruh sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Lampung sebanyak delapan sasaran strategis telah mencapai target 100%. Dari 12 IKU dominan yang tercapai dapat dirinci sebagai berikut. Sasaran 1: Dari 3 IKU dominan, tercapai 3 IKU, capaian 100% Sasaran 2: Dari 1 IKU dominan, tercapai 1 IKU, capaian 100% Sasaran 3: Dari 2 IKU dominan, tercapai 1 IKU, capaian 100% Sasaran 4: Dari 1 IKU dominan, tercapai 1 IKU, capaian 100% Sasaran 5: Dari 1 IKU dominan, tercapai 1 IKU, capaian 100% Sasaran 6: Dari 1 IKU dominan, tercapai 1 IKU, capaian 100% Sasaran 7: Dari 2 IKU dominan, tercapai 2 IKU, capaian 100 % Sasaran 8: Dari 1 IKU dominan, tercapai 1 IKU, capaian 100% Walau
pencapaian
kinerja
kegiatan
utama
pada
umumnya
telah
menunjukkan capaian yang telah sesuai dengan target, namun langkah-langkah strategi untuk peningkatan kinerja perlu dilakukan, sebagai berikut: 1. Melakukan pendekatan yang lebih efektif dan intensif dalam menjalin kemitraan dengan pemerintah daerah di Wilayah Provinsi Lampung; 2. Mengoptimalkan pemrosesan basis data (database) hasil pengawasan secara tepat waktu seperti realisasi dana penugasan dan alasan penyimpangan dari RMP dan RPL; 3. Meningkatkan
identifikasi
hambatan
yang
terjadi
dalam
pelaksanaan
pembangunan di Wilayah Provinsi Lampung;
72
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
BAB IV. PENUTUP
4. Mengintensifkan pelaksanaan kegiatan tindak lanjut atas temuan hasil audit yang belum ditindaklanjuti melalui kegiatan pemutakhiran tindak lanjut dan kegiatan monitoring serta evaluasi tindaklanjut temuan hasil pengawasan; 5. Meningkatkan pengelolaan data kinerja yang mencakup pengumpulan, rekonsiliasi, dan pelaporannya sehingga data lebih valid dan laporan kinerja dapat disusun tepat waktu dan akurat.
Akhirnya dengan disusun LAKIP ini, diharapkan dapat memberikan informasi secara transparan kepada seluruh pihak yang terkait mengenai tugas fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Lampung, sehingga dapat memberikan umpan balik guna peningkatan kinerja pada tahun-tahun mendatang. Secara internal LAKIP ini telah menjadi motivator untuk lebih meningkatkan kinerja organisasi terhadap perkembangan tuntutan stakeholders, sehingga kontribusi Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dalam pembangunan dapat lebih dirasakan.
---o0o---
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014
73
Lampiran 1/ 1 - 3 CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2014 PERWAKILAN BPKP PROVINSI LAMPUNG
NO
1
SASARAN STRATEGIS
Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 90% LKPD
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
SATUAN
TARGET REALISASI % CAPAIAN
1
Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan
%
80,00
276,92
346,15
2
Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
%
85,00
93,33
109,80
3
Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar
%
82,00
100,00
121,95
4
Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat
%
74,00
236,11
5
Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders
%
68,00
%
Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
6
7
2
Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75%
8
3
Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 65% BUMN/BUMD
9
10 Persentase BUMN/D/BLU/D yang
PROGRAM Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
ANGGARAN
DIPA
KEUANGAN REALISASI MITRA
SDM (OH) JUMLAH
%
RENCANA REALISASI
%
175.241.000
182.870.000
94.745.000
277.615.000
158,42
675
1.309
193,93
198.624.000
308.683.000
6.920.000
315.603.000
158,89
842
3.627
430,76
107.479.000
89.433.000
245.795.000
335.228.000
311,90
1.328
710
53,46
319,07
323.388.000
568.214.000
278.445.000
846.659.000
261,81
1.983
2.933
147,91
125,00
183,82
291.214.000
253.583.000
-
253.583.000
87,08
1.334
946
70,91
80,00
477,94
597,43
781.520.000
433.950.000
65.838.000
499.788.000
63,95
1.392
1.435
103,09
%
80,00
130,00
162,50
133.016.000
194.037.000
-
194.037.000
145,87
1.065
729
68,45
%
71,25
104,92
147,26
354.263.000
133.945.000
-
133.945.000
37,81
2.371
969
40,87
%
150,00
100
66,67
39.684.000
47.681.000
-
47.681.000
120,15
124
326
262,90
%
55,00
180,00
327,27
224.138.000
142.456.000
20.000.000
162.456.000
72,48
710
819
115,35
%
55,00
176,92
321,67
105.352.000
106.878.000
-
106.878.000
101,45
835
623
74,61
3,00
4,00
133,33
55.000.000
88.469.000
-
88.469.000
160,85
119
236
198,32
12,00
12,00
100,00
28.000.000
26.480.000
-
26.480.000
94,57
150
167
111,33
1,00
2,00
200,00
11.801.000
1.624.000
-
1.624.000
13,76
38
67
176,32
dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI 11 Persentase BUMD yang dilakukan
audit kinerja 4
Meningkatkan Kesadaran dan 12 Kelompok Masyarakat yang Kelompok mendapatkan Sosialisasi Program Masyarakat Keterlibatan K/L, Pemda, Anti Korupsi. BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan 13 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/B Instansi Pemberantasan Korupsi LUD berisiko fraud yang Menjadi 80% mendapatkan sosialisasi/ DA/asistensi/evaluasi FCP 14 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/B LUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.
Instansi
Lampiran 1/ 2 - 3 NO
SASARAN STRATEGIS
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA 15 Persentase penugasan HKP, penyesuaian harga
pelaksanaan klaim dan
Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 60% K/L/Pemda
TARGET REALISASI % CAPAIAN
PROGRAM
ANGGARAN
DIPA
SDM (OH) JUMLAH
%
%
84,00
25,00
29,76
23.400.000
-
-
-
audit
%
85,00
212,50
250,00
428.188.000
510.775.000
-
510.775.000
17 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
%
33,00
33,00
100,00
-
-
-
18 Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008
IPP/IPD
15,00
16,00
106,67
124.900.000
263.798.000
4.750.000
268.548.000
37.800.000
49.776.000
-
49.776.000
-
-
0,00
16 Persentase pelaksanaan investigasi /PKKN/PKA 5
SATUAN
KEUANGAN REALISASI MITRA
RENCANA REALISASI
%
480
50
10,42
2.649
2.220
83,81
-
-
0,00
215,01
805
1.648
204,72
131,68
48
83
172,92
-
-
119,29 0,00
6
Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda
19 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
%
33,33
60,00
180,02
7
Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%.
20 Persentase penugasan terealisasi
jumlah rencana pengawasan yang
%
80,00
99,28
124,09
21 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
%
80,00
80,00
100,00
-
-
-
-
0,00
0,00
7,60
9,65
126,93
-
-
-
-
0,00
0,00
-
0,00
22 Persepsi kepuasan perwakilan terhadap kepegawaian
pegawai Skala likert 1layanan 10
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis LainnyaBPKP
0,00
23 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA
%
90,00
100,00
111,11
24 Persentase Permintaan Bantuan Hukum yang ditindaklanjuti Biro Hukum dan Humas
%
1,00
1,00
100,00
25 Persepsi Kepuasan Pegawai Skala likert 1Perwakilan atas Pencairan 10 Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur
8,00
8,93
111,64
26 Jumlah publikasi kegiatan Jumlah berita perwakilan BPKP di media masa
79,00
131,00
165,82
27 Persentase Pemanfaatan asset 100,00 % 28 Persepsi kepuasan pegawai Skala likert 1- 7,90 perwakilan terhadap layanan 10 sarpras
100,00 7,06
100,00 89,39
212.000.000
29 Persentase rekomendasi Inspektorat
tindak hasil
lanjut audit
-
-
0,00
0,00
0,00
-
0,00
0,00
-
-
0,00
0,00
154.535.000
-
154.535.000
0,00 0,00
-
-
0,00 0,00
%
74,00
82,75
111,82
-
-
-
-
0,00
-
-
0,00
Jumlah Topik
1,00
1,00
100,00
-
-
-
-
0,00
-
-
0,00
31 Jumlah Instansi APIP yang telah Instansi APIP disosialisasi dan atau diassessment tata kelola APIP
15,00
12,00
80,00
151.353.000
139.185.000
-
139.185.000
91,96
224
380
32 Tingkat persepsi kepuasan Pemda Skala likert 1atas auditor bersertifikat 10
7,50
7,07
94,27
-
-
-
-
0,00
-
-
30 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas
169,64
0,00
Lampiran 1/ 3 - 3 NO
8
SASARAN STRATEGIS
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
SATUAN
Terselenggaranya 1 sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan
33 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif
%
JUMLAH
TARGET REALISASI % CAPAIAN
61,00
100,00
163,93
PROGRAM Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis LainnyaBPKP
ANGGARAN
DIPA
KEUANGAN REALISASI MITRA
212.000.000
21.756.372.000
20.985.058.007
SDM (OH) JUMLAH
%
-
-
716.493.000
21.864.576.007
RENCANA REALISASI
%
0,00
1.136
2.263
199,21
100,50
18.308
21.540
117,65
Lampiran 2/ 1 - 2
CAPAIAN KINERJA KEGIATAN Perwakilan BPKP Provinsi Lampung TAHUN 2014 Dana No. 1
2 3
4
SASARAN STRATEGIS Meningkatnya Kualitas 1 LKPP, 95% LKKL, dan 90% LKPD
Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75% Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 65% BUMN/BUMD
Satuan
Target
Realisasi
%
Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL
Laporan
14,00
44,00
314,29
175.241.000,00
182.870.000,00
94.745.000,00
277.615.000,00
% 158,42
Target 961,00
Realisasi 925,00
% 96,25
Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKPD
Laporan
23,00
116,00
504,35
198.624.000,00
308.683.000,00
6.920.000,00
315.603.000,00
158,89
1.689,00
2.294,00
135,82
Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN Laporan hasil pengawasan lintas sektor Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKBUMD
Laporan
19,00
26,00
136,84
107.479.000,00
89.433.000,00
245.795.000,00
335.228.000,00
311,90
Laporan
35,00
99,00
282,86
323.388.000,00
568.214.000,00
278.445.000,00
846.659.000,00
261,81
4.408,00
3.187,00
72,30
Laporan
28,00
40,00
142,86
291.214.000,00
253.583.000,00
0,00
253.583.000,00
87,08
1.531,00
1.104,00
72,11
Laporan
29,00
65,00
224,14
781.520.000,00
433.950.000,00
65.838.000,00
499.788.000,00
63,95
Laporan
16,00
39,00
243,75
133.016.000,00
194.037.000,00
0,00
194.037.000,00
145,87
1.184,00
1.334,00
112,67
Laporan hasil pengawasan BUN
Laporan
61,00
64,00
104,92
354.263.000,00
133.945.000,00
0,00
133.945.000,00
37,81
2.203,00
1.599,00
72,58
Laporan
4,00
9,00
225,00
39.684.000,00
47.681.000,00
0,00
47.681.000,00
120,15
1.240,00
1.366,00
110,16
Laporan
9,00
18,00
200,00
224.138.000,00
142.456.000,00
20.000.000,00
162.456.000,00
72,48
708,00
808,00
114,12
Laporan
13,00
23,00
176,92
105.352.000,00
106.878.000,00
0,00
106.878.000,00
101,45
601,00
508,00
84,53
Laporan
6,00
17,00
283,33
55.000.000,00
88.469.000,00
0,00
88.469.000,00
160,85
177,00
250,00
141,24
Laporan
5,00
6,00
120,00
28.000.000,00
26.480.000,00
0,00
26.480.000,00
94,57
114,00
14,00
12,28
Laporan
1,00
2,00
200,00
11.801.000,00
1.624.000,00
0,00
1.624.000,00
13,76
55,00
46,00
83,64
Laporan
4,00
1,00
25,00
23.400.000,00
0,00
0,00
0,00
0,00
203,00
207,00
101,97
Laporan
56,00
119,00
212,50
428.188.000,00
510.775.000,00
0,00
673.800.000,00
157,36
2.772,00
3.444,00
124,24
Laporan
4,00
6,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
308,00
308,00
0,00
Laporan
2,00
31,00
1.550,00
124.900.000,00
263.798.000,00
4.750.000,00
268.548.000,00
215,01
921,00
1.387,00
150,60
Kegiatan
21,00
7,00
33,33
37.800.000,00
49.776.000,00
0,00
49.776.000,00
131,68
207,00
147,00
71,01
Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD Meningkatkan Kesadaran dan Laporan hasil sosialisasi masalah Keterlibatan K/L, Pemda, korupsi Laporan hasil bimtek/asistensi BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi implementasi FCP Menjadi 80% Laporan hasil kajian pengawasan Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Klaim dan Penyesuaian Harga Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik Laporan hasil audit investigasi atas permintaan Instansi lainnya
5 6
Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 60% K/L/Pemda Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda
SDM (OH)
Realisasi Mitra
Indikator Kinerja Output
Laporan pembinaan penyelenggaraan SPIP Jumlah sosialisasi dan Bimtek Penerapan JFA APIP Daerah
Rencana
DIPA
Jumlah
998,00
108,00
1.024,00
79,00
102,61
73,15
SDM (OH)Lampiran 2/ 2 - 2
Dana No. 7
SASARAN STRATEGIS Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%.
8 Terselenggaranya 1 sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan Jumlah
Indikator Kinerja Output
Satuan
Laporan dukungan Manajemen Laporan Perwakilan BPKP Jumlah sosialisasi dan bimtek Kegiatan penerapan tatakelola APIP Daerah Laporan Evaluasi Penerapan tata Laporan kelola APIP Daerah Laporan dukungan Manajemen Laporan Perwakilan BPKP (Terkait SI)
Target
Realisasi
%
4,00
60,00
1.500,00
10,00
13,00
8,00
Rencana
DIPA
17.958.181.000,00
17.288.686.007,00
130,00
64.383.000,00
67.335.000,00
8,00
100,00
78.800.000,00
71.850.000,00
41,00
12,00
29,27
212.000.000,00
154.535.000,00
414,00
826,00
199,52
21.756.372.000,00
20.985.058.007,00
Realisasi Mitra
Jumlah 17.288.686.007,00
% 96,27
Target 2.872,00
Realisasi 6.849,00
% 238,47
0,00
67.335.000,00
104,59
53,00
147,00
277,36
0,00
71.850.000,00
91,18
63,00
63,00
100,00
154.535.000,00
72,89
1.136,00
2.263,00
199,21
21.864.576.007,00
100,50
24.512,00 29.353,00
119,75
716.493.000,00
Lampiran 3/ 1 - 2
PERBANDINGAN REALISASI IKU TAHUN 2013 DAN TAHUN 2014 DENGAN TARGET TAHUN 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Lampung
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA UTAMA OUTCOME
1 2 Meningkatnya Kualitas 1 LKPP, 95% LKKL, Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan dan 90% LKPD
SATUAN
KINERJA 2013
KINERJA KENAIKAN TARGET % CAPAIAN 2014 2014 (PENURUNAN) KINERJA 2014 THD TARGET 2014
3 %
146,15
5 276,92
6 (5-4) 130,77
7 80,00
8=5/7 346,15
Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
%
86,67
93,33
6,66
85,00
109,80
Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar
%
131,25
100,00
-31,25
82,00
121,95
Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat
% %
172,22 166,67
236,11 125,00
63,89 -41,67
74,00 68,00
319,07 183,82
Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders
%
400,00
477,94
77,94
80,00
597,43
Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
%
100,00
130,00
30,00
80,00
162,50
Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75%
Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
%
104,92
104,92
0,00
71,25
147,26
Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 65% BUMN/BUMD
Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
%
100,00
100,00
0,00
150,00
66,67
Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI
%
550,00
180,00
-370,00
55,00
327,27
Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.
% Kelompok Masyarakat
125,00 3,00
176,92 4,00
51,92 1,00
55,00 3,00
321,67 133,33
IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/ DA/asistensi/evaluasi FCP
Instansi
5,00
12,00
7,00
12,00
100,00
Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.
Instansi
1,00
2,00
1,00
1,00
200,00
% % % % %
75,00 241,94 100,00 100,00 46,67
25,00 212,50 146,00 200,00 33,00
-50,00 -29,44 46,00 100,00 -13,67
84,00 85,00 100,00 100,00 33,00
29,76 250,00 146,00 200,00 100,00
Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008
IPP/IPD
9,00
16,00
7,00
15,00
106,67
Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern
IPP/IPD
7,00
4,00
-3,00
400,00
1,00
Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 60% K/L/Pemda
Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
Lampiran 3/ 2 - 2 SATUAN
KINERJA 2013
Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda
%
60,00
60,00
0,00
33,33
180,02
Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%.
Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
% %
97,94 80,00
99,28 80,00
1,34 0,00
80,00 80,00
124,09 100,00
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
Skala likert 110
9,65
9,65
0,00
7,60
126,93
100,00 8,93
100,00 8,93
0,00 0,00
90,00 8,00
111,11 111,64
%
0,00
1,00
1,00
1,00
100,00
Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa
Jumlah berita
106,00
131,00
25,00
79,00
165,82
Persentase Pemanfaatan asset Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras
% Skala likert 110
100,00 7,06
100,00 7,06
0,00 0,00
100,00 7,90
100,00 89,39
Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas
% Jumlah Topik
82,75 1,00
82,75 1,00
0,00 0,00
74,00 1,00
111,82 100,00
Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola Instansi APIP APIP
4,00
12,00
8,00
15,00
80,00
Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat
Skala likert 110
7,07
7,07
0,00
7,50
94,27
Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif
%
100,00
100,00
0,00
61,00
163,93
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA UTAMA OUTCOME
Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA % Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan Skala likert 1sesuai Prosedur 10 Persentase Permintaan Bantuan Hukum yang ditindaklanjuti Biro Hukum dan Humas
Terselenggaranya 1 sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan
KINERJA KENAIKAN TARGET % CAPAIAN 2014 2014 (PENURUNAN) KINERJA 2014 THD TARGET 2014
Lampiran 4/ 1 - 2 PERBANDINGAN REALISASI OUTPUT 2013 DENGAN TARGET OUTPUT 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Lampung TAHUN 2014
No
1
Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75%
3
Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 65% BUMN/BUMD
4
Realisasi 2014 Kenaikan/ dibandingkan Penurunan Target 2014 Target 2014 Realisasi (%)
Satuan
2 Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL
3 Laporan
4 44,00
5 90,00
6 -46,00
Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKPD Laporan
116,00
44,00
Laporan Laporan Laporan Laporan Laporan
26,00 99,00 40,00 65,00 39,00
Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara Laporan hasil pengawasan BUN Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik
Laporan Laporan Laporan
Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat
14,00
8=4/7 314,29
72,00
23,00
504,35
38,00 107,00 26,00 22,00 21,00
-12,00 -8,00 14,00 43,00 18,00
19,00 35,00 28,00 29,00 16,00
136,84 282,86 142,86 224,14 243,75
1,00 64,00 9,00
2,00 113,00 27,00
-1,00 -49,00 -18,00
1,00 61,00 4,00
100,00 104,92 225,00
Laporan
18,00
36,00
-18,00
9,00
200,00
Laporan Laporan Laporan Laporan Laporan
23,00 17,00 6,00 2,00 1,00
19,00 10,00 3,00 9,00 2,00
4,00 7,00 3,00 -7,00 -1,00
13,00 6,00 5,00 1,00 4,00
176,92 283,33 120,00 200,00 25,00
Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian negara, Laporan dan pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik
119,00
86,00
33,00
56,00
212,50
Laporan hasil Laporan hasil Laporan hasil Laporan hasil Laporan hasil LKBUMD 2
Realisasi 2013
Indikator Kinerja Output
SASARAN STRATEGIS
1 Meningkatnya Kualitas 1 LKPP, 95% LKKL, dan 90% LKPD
Realisasi 2014
pengawasan atas Proyek PHLN pengawasan lintas sektor pengawasan atas permintaan presiden pengawasan atas permintaan stakeholder bimbingan teknis/ asistensi penyusunan
Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Laporan hasil kajian pengawasan Menjadi 80% Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Klaim dan Penyesuaian Harga
7
Laporan hasil audit investigasi atas permintaan Instansi lainnya
Laporan
6,00
0,00
6,00
4,00
150,00 1.550,00
5
Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 60% K/L/Pemda
Laporan pembinaan penyelenggaraan SPIP
Laporan
31,00
30,00
1,00
2,00
6
Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda
Jumlah sosialisasi dan Bimtek Penerapan JFA APIP Daerah
Kegiatan
7,00
2,00
5,00
21,00
33,33
Lampiran 4/ 2 - 2
No
7
8
SASARAN STRATEGIS
1 Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%. Terselenggaranya 1 sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan
Indikator Kinerja Output
Satuan
Realisasi 2014
Realisasi 2013
2 Laporan dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP Daerah
3 Laporan Kegiatan
4 60,00 13,00
5 51,00 15,00
Laporan Evaluasi Penerapan tata kelola APIP Daerah Laporan dukungan Manajemen Perwakilan BPKP (Terkait SI)
Laporan Laporan
8,00 12,00
3,00 61,00
Realisasi 2014 Kenaikan/ dibandingkan Penurunan Target 2014 Target 2014 Realisasi (%) 6 9,00 -2,00
7 4,00 10,00
8=4/7 1.500,00 130,00
5,00 -49,00
8,00 41,00
100,00 29,27
Lampiran 5/ 1 - 2] CAPAIAN KINERJA KEGIATAN Perwakilan BPKP Provinsi Lampung TAHUN 2014 No. 1
2
3
4
5
6
7
8
Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKPD Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN Laporan hasil pengawasan lintas sektor Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden
Laporan
Realisasi 2014 2013 44,00
Laporan
116,00
44,00
Laporan Laporan Laporan
26,00 99,00 40,00
38,00 107,00 26,00
Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder
Laporan
65,00
22,00
Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKBUMD Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara
Laporan
39,00
21,00
Laporan
1,00
2,00
Laporan hasil pengawasan BUN
Laporan
64,00
113,00
Terselenggaranya SPM Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat 65% BUMN/BUMD Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD
Laporan
9,00
27,00
Laporan
18,00
36,00
Laporan
23,00
19,00
Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
Laporan Laporan Laporan Laporan
17,00 6,00 2,00 1,00
10,00 3,00 9,00 2,00
Laporan
119,00
86,00
Laporan
6,00
0,00
Laporan
31,00
30,00
Kegiatan
7,00
2,00
Laporan dukungan Manajemen Perwakilan BPKP
Laporan
60,00
51,00
Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP Daerah Laporan Evaluasi Penerapan tata kelola APIP Daerah
Kegiatan
13,00
15,00
Laporan
8,00
3,00
Laporan
12,00
61,00
826,00
817,00
SASARAN STRATEGIS Meningkatnya Kualitas 1 LKPP, 95% LKKL, dan 90% LKPD
Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75%
Indikator Kinerja Output
Satuan
Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP Laporan hasil kajian pengawasan Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Klaim dan Penyesuaian Harga Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik Laporan hasil audit investigasi atas permintaan Instansi lainnya Laporan pembinaan penyelenggaraan SPIP
Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 60% K/L/Pemda Meningkatnya kapasitas Jumlah sosialisasi dan Bimtek Penerapan JFA APIP aparat pengawasan intern Daerah pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%.
Terselenggaranya 1 sistem Laporan dukungan Manajemen Perwakilan BPKP dukungan pengambilan (Terkait SI) keputusan bagi pimpinan Jumlah
Realisasi 2013 2011 90,00
Lampiran 5/ 2 - 2]
% Kenaikan (Penurunan) (51,11) 163,64 (31,58) (7,48) 53,85 195,45 85,71 (50,00) (43,36) (66,67) (50,00) 21,05 70,00 100,00 (77,78) (50,00) 38,37
100,00
250,00
17,65 100,00 166,67 100,00
1,10
Lampiran 6/ 1 - 3
PERKEMBANGAN TARGET, REALISASI DAN CAPAIAN IKU DARI TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN TAHUN 2014 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN (BPKP) PERWAKILAN PROVINSI LAMPUNG NO
SASARAN STRATEGIS
1 2 1 Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 90% LKPD
2 Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75%
3 Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 65% BUMN/BUMD
INDIKATOR KINERJA UTAMA
SATUAN
2011 6 70,00
TARGET 2012 2013 7 8 80,00 80,00
2014 9 80,00
2010 10 90,00
REALISASI % CAPAIAN Program 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 20 15=10/5 16=11/6 17=12/7 18=13/8 19=14/9 11 12 13 14 90,50 104,55 146,15 276,92 128,57 129,29 130,69 182,69 346,15 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan 75,00 86,67 86,67 93,33 87,50 93,75 101,96 101,96 109,80 Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
3 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan
4 %
2010 5 70,00
Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
%
80,00
80,00
85,00
85,00
85,00
70,00
Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar
%
80,00
80,00
82,00
82,00
82,00
80,15
80,25
83,78 131,25 100,00
100,19
100,31
102,17
160,06
121,95
Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat
%
67,00
67,00
73,75
73,75
74,00
70,27
70,45 108,08 172,22 236,11
104,88
105,15
146,55
233,52
319,07
%
68,00
68,00
68,00
68,00
68,00
140,09 145,69 236,36 166,67 125,00
206,01
214,25
347,59
245,10
183,82
Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders
%
73,00
73,00
80,00
80,00
80,00
80,15
80,90 115,79 400,00 477,94
109,79
110,82
144,74
500,00
597,43
Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat Persentase penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan nilai yang diaudit
%
45,00
45,00
100,00 100,00 80,00
15,14
15,19
36,67 100,00 130,00
33,64
33,76
36,67
100,00
162,50
%
60,00
60,00
71,25
71,25
71,25
100,07 100,34 168,66 104,92 104,92
166,78
167,23
236,72
147,25
147,26
%
6,00
6,00
7,00
7,00
0,00
1,00
1,00
1,00
174,11
Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
%
125,00
150,00
200,00
66,67
66,67
0,06
0,06
0,07
12,19
100,00 100,00 150,00 150,00 150,00 125,00 150,00 300,00 100,00 100,00
Persentase BUMN/D/BLU/D % 45,00 yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI Persentase BUMD yang % 40,00 dilakukan audit kinerja 4 Meningkatkan Kesadaran Kelompok Masyarakat yang Kelompok dan Keterlibatan K/L, mendapatkan Sosialisasi Masyarakat Pemda, BUMN/BUMD Program Anti Korupsi. Dalam Upaya
45,00
55,00
55,00
55,00 115,78 125,56 266,67 550,00 180,00
257,29
279,02
484,85
1.000,00
327,27
40,00
50,00
50,00
55,00
125,85
126,68
200,00
250,00
321,67
3,00
3,00
3,00
100,00
100,00
133,33
50,34
50,67 100,00 125,00 176,92 3,00
3,00
4,00
Lampiran 6/ 2 - 3
NO 1
SASARAN STRATEGIS 2 Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
5 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 60% K/L/Pemda
6 Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda 7 Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%.
INDIKATOR KINERJA UTAMA
SATUAN
3 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLU D berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
TARGET 2012 2013 7 8 12,00 12,00
4 Instansi
2010 5 11,00
2011 6 11,00
Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLU D yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.
Instansi
1,00
1,00
1,00
Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
%
82,00
82,00
%
85,00
%
REALISASI 2012 2013 12 13 9,00 5,00
% CAPAIAN 2014 2010 2011 2012 2013 2014 15=10/5 16=11/6 17=12/7 18=13/8 19=14/9 14 12,00 63,64 72,73 75,00 41,67 100,00
Program
2014 9 12,00
2010 10 7,00
2011 11 8,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
2,00
100,00
100,00
100,00
100,00
200,00
84,00
84,00
84,00
69,80
70,00
75,00
75,00
25,00
85,12
85,37
89,29
89,29
29,76
85,00
85,00
85,00
85,00 115,75 120,47 140,98 241,94 212,50
136,18
141,73
165,86
284,64
250,00
85,00
85,00
85,00
85,00 148,00 85,30
85,68 100,00 100,00 146,00
100,35
100,80
117,65
117,65
98,65
%
82,00
82,00
100,00 100,00 100,00 79,00
80,00 100,00 100,00 200,00
96,34
97,56
100,00
100,00
200,00
%
40,00
40,00
45,00
45,00
33,00
39,95
40,05
46,67
46,67
33,00
99,88
100,13
103,71
103,70
100,00
Jumlah Pemda Yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008
IPP/IPD
15,00
15,00
15,00
15,00
15,00
9,00
9,00
11,00
9,00
16,00
60,00
60,00
73,33
60,00
106,67
Jumlah Pemda Yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
IPP/IPD
2,00
2,00
2,00
2,00
2,00
1,00
2,00
4,00
7,00
4,00
50,00
100,00
200,00
350,00
200,00
%
33,33
33,33
33,33
33,33
33,33
24,50
25,00
33,33
60,00
60,00
73,51
75,01
100,00
180,02
180,02 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-BPKP
Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
%
75,00
75,00
80,00
80,00
80,00
78,78
78,78
96,13
97,94
99,28
105,04
105,04
120,16
122,42
124,09
%
80,00
80,00
80,00
80,00
80,00
80,00
80,00
80,00
80,00
80,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
7,40
7,40
7,60
7,60
7,60
7,15
7,20
7,50
9,65
9,65
96,62
97,30
98,68
126,93
126,93
90,00
90,00
90,00
90,00
90,00
90,00 100,00 100,00 100,00 100,00
100,00
111,11
111,11
111,11
111,11
Persepsi kepuasan pegawai Skala likert perwakilan terhadap layanan 1-10 kepegawaian Persentase Pagu Dana yang % tidak Diblokir dalam DIPA
20
Lampiran 6/ 3 - 3
NO
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA UTAMA
SATUAN
1
2
3
4 Laporan
TARGET 2012 2013 7 8
2010 5
2011 6
Persepsi Kepuasan Pegawai Skala likert Perwakilan atas Pencairan 1-10 Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur
7,50
7,50
8,00
Jumlah Jumlah publikasi kegiatan berita perwakilan BPKP di media masa Persentase Pemanfaatan % asset Persepsi kepuasan pegawai Skala likert perwakilan terhadap layanan 1-10 sarpras Persentase tindak lanjut % rekomendasi hasil audit Inspektorat Jumlah masukan topik Jumlah penelitian yang disampaikan Topik ke puslitbangwas
77,00
77,00
79,00
Persentase Permintaan Bantuan Hukum yang ditindaklanjuti Biro Hukum dan Humas
Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau diassessment tata kelola APIP
Instansi APIP
Tingkat persepsi kepuasan Skala likert Pemda atas auditor 1-10 bersertifikat % 8 Terselenggaranya 1 sistem Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan
REALISASI 2012 2013 12 13 0,00
2014 9 1,00
2010 10
2011 11
8,00
8,00
6,88
6,96
7,50
79,00
79,00
70,00
70,00
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 92,25
8,93
2014 14 1,00
8,93
% CAPAIAN 2010 2011 2012 2013 2014 15=10/5 16=11/6 17=12/7 18=13/8 19=14/9 100,00
91,73
92,80
93,75
111,64
111,64
75,00 106,00 131,00
90,91
90,91
94,94
134,18
165,82
93,34
94,24 100,00 100,00
92,25
93,34
94,24
100,00
100,00
Program 20
7,70
7,70
7,90
7,90
7,90
5,00
5,00
5,00
7,06
7,06
64,94
64,94
63,29
89,39
89,39
72,00
72,00
74,00
74,00
74,00
30,50
30,69
33,33
82,75
82,75
42,36
42,63
45,04
111,82
111,82
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
15,00
15,00
15,00
15,00
15,00
10,00
11,00
12,00
4,00
12,00
66,67
73,33
80,00
26,67
80,00
7,00
7,00
7,50
7,50
7,50
6,50
6,50
7,07
7,07
7,07
92,86
92,86
94,27
94,27
94,27
54,00
54,00
61,00
61,00
61,00
54,89
60,03 100,00 100,00 100,00
101,65
111,17
163,93
163,93
163,93 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-BPKP