KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “MODEL-MODEL OLIGOPOLI”, yang mana makalah ini disusun bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Teori Ilmu Ekonomi Mikro I. Makalah ini memuat tentang “Model-model oligopoli”, makalah ini mungkin kurang sempurna tapi memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca. Ada pepatah yang mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyajian makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan pembaca. Demikian makalah ini kami buat, apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dan banyak terdapat kekurangan, kami memohon maaf sebesar-besarnya.
Bandar Lampung, 15 Mei 2015
Penulis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memosisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan permainan pasar, di mana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga, dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka. Praktik oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk ke dalam pasar, dan juga perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual terbatas, sehingga menyebabkan kompetisi harga di antara pelaku usaha yang melakukan praktik oligopoli menjadi tidak ada. Struktur pasar oligopoli umumnya terbentuk pada industri-industri yang memiliki capital intensive yang tinggi, seperti, industri semen, industri mobil, dan industri kertas. Di dalam pasar oligopoli terdapat model-model oligopoli seperti model cournout, model kartel, model dugaan variasi, model kuasi-kompetitif. Ada kecenderungan dalam pasar oligopoli untuk menggunakan model-model tersebut sesuai dinamika pasar yag terjadi. B. Rumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah, Menganalisis model-model oligopoli dengan menggunakan kombinasi info grafik dan matematis. C. Tujuan Tujuan dari pembelajaran ini adalah : 1. Menjelaskan model-model oligopoli dalam teori dan matematis. 2. Mengidentifikasi perbedaan dari setiap model. 3. Memperlihatkan kecendurangan model yang sering digunakan dalam pasar oligopoli.
BAB II PEMBAHASAN
A. Model Cournout Model Oligopoli dimana perusahaan memproduksi homogen baik,masing-masing perusahaan memperlakukan output dari pesaingnya sebagai fixed,dan semua perusahaan memutuskan secara bersamaan berapa banyak untuk menghasilkan P1 D1(0)
MR1 (0)
MC1
MR1(75)
MR1(50)
D1(50) D1(75)
12,5
25
50
Q1
KEPUTUSAN OUTPUT PERUSAHAAN 1 Output yang mamaksimalkan laba perusahaan 1 bergantung pada asumsi berapa output yang akan diproduksi oleh perusahaan 2.Jika perusahaan 1 menganggap perusahaan 2 tidak akan menghasilkan apa pun, maka kurva permintaannya, D1(0), merupakan kurva permintaan pasarnya.Kurva permintaan terkait MR1(0), memotong kurva biaya marginal perusahaan 1, MC1, pada output sebesar 50 unit. Jika perusahaan 1 menganggap perusahaan 2 akan memproduksi 50 unit,maka kurva permintaannya, D1(50), akan bergeser ke kiri sebesar jumlah tersebut. Maksimisasi laba sekarang berada pada output 25 unit. Terakhir, jika perusahaan 1 menganggap bahwa perusahaan 2 akan menghasilkan 75 unit, maka perusahaan 1 akan menghasilkan hanya 12,5 unit.
Q1 100
75
Kurva Reaksi Perusahaan 2 Q2*( Q2)
50 Ekuilibrium Cournot 25 Kurva Reaksi Perusahaan 1 Q1*(Q2) 12,5
25
50
75
100
Q2 KURVA REAKSI Kurva reksi adalah hubungan antara output dan yang memaksimalkan laba dan asumsi perkiraan jumlah yang akan dihasilkan pesaing. KURVA REAKSI DAN EKUILIBRIUM COURNOT Kurva reksi perubahan 1 menunjukkan seberapa banyak output yang akan diproduksinya sebagai fungsi dari anggapannya atas seberapa output yang akan diproduksi perusahaan 2. (x pada Q2 = 0,50 dan 75 sesuai dengan contoh-contoh yang ditunjukkan pada gambar di atas. Kurva reaksi perusahaan 2 menunjukkan outputnya sebagai suatu fungsi dari anggapannya atas berapa output yang akan di produksi perusahaan 1. Dalam ekuilibrium cournot, setiap perusahaan berasumsi secara tepat berapa yang akan diproduksi oleh pesaingnya dan dengan demikian memaksimalkan labanya, jadi, tidak ada perusahaan yang beralih dari ekuilibrium ini.
EKUILIBRIUM COURNOT Ekuilibrium cournot yaitu ketika ekuilibrium yang terjadi dalam model cournot di mana setiap perusahaan berasumsi secara tepat berapa banyak output yang dihasilkan pesaing dan menetapkan tingkat produksinya sesuai asumsi tersebut.
KURVA PERMINTAAN LINEAR Anggaplah 2 perusahaan duopolis menghadapi kurva permintaan pasar berikut : P = 30 - Q Di mana Q adalah produksi total kedua perusahaan (yakni,Q =Q1 + Q2) dan juga anggaplah bahwa kedua perusahaan memiliki biaya marginal no , MC1 = MC2 = 0 Pendapatan total perusahaan 1 :
R1 = PQ1 = (30 –Q)Q1 R1 = 30Q1 – (Q1 + Q2)Q1 R1 = 30Q1 – Q2 – Q2Q1 Dan pendapatan marginal MR1 = ∆R1/∆Q1 = 30 – 2Q1 –Q2 Sekarang, samakan MR1 dengan nol (biaya marginal perusahaan) untuk mencari Q1, sehingga, Kurva reaksi Perusahaan 1 = Q1
= 15 - Q2
Perhitungan yang sama juga berlaku bagi perusahaan 2 = Q2
= 15 - Q2
Dengan menggantikan Q2 dalam persamaan dengan sisi kanan persamaan, sehingga dapat membuktikan bahwa tingkat output ekuilibriumnya adalah : Ekulilibrium cournot : Q1 = Q2 = 10 kuantitas total produksi :Q = Q1 + Q2 = 20, sehingga harga pasar ekuilibrium adalah P = 30 – Q = 10, dan setiap laba sebesar 100. Jika dua perusahaan berkolusi, maka jumlah total laba maksimum dapat diperolehsebagai berikut: Pendapatan total 2 Perusahaan adalah : R = PQ = (30 –Q)Q = 30Q – Q2, jadi pendapatan marginal adalah : MR1 = ∆R/∆Q = 30 – 2Q
Dengan menetapkan MR = 0 kita dapat melihat bahwa laba total mencapai maksimum saat Q = 15. Setiap kombinasi output Q1 dan Q2 yang jumlahnya mencapai 15 akan memaksimumkan total laba. Kemudian, Q1 + Q2 = 15 adalah kurva kolusi. Jika perusahaan sepakat untuk membagi laba sama rata, maka masing-masing akan menghasilkan setengah dari output total : Q1 = Q2 = 7.5 Dalam kasus lain, diasumsikan bahwa terdapat dua pemilik perusahaan air
Setiap perusahaan tidak memiliki biaya produksi
Setiap perusahaan harus memutuskan berapa banyak air untuk memasok ke pasar.
Permintaan untuk air diberikan dengan fungsi permintaan linear Q = Q1 + Q2 = 120 – P Karena setiap perusahaan memiliki biaya marginal nol, solusi kuasi-kompetitif akan menghasilkan harga pasar nol. -
Total permintaan akan 120
-
Pembagian output antara dua perusahaan tidak tentu
setiap perusahaan memiliki nol biaya marjinal atas semua rentang ouput.
Solusi kartel untuk masalah ini bisa ditemukan dengan memaksimalkan Pendapatan industri (dan keuntungan) Dimana π = PQ = 120Q - Q² Kondisi awal permintaan Δπ/ΔQ = 120 – 2Q = 0
Keuntungan maksimum ouput,harga, dan tingkat laba adalah, Q = 60 P = 60 π = 3.600
Pembagian out dan keuntungan tidak tentu.
Pendapatan kedua perusahaan (dan keuntungan) yang
diberikan oleh,
π1 = PQ1 = (120 - q1 - q2) q1 = 120q1 - q² - q1q2 π2 = PQ2 = (120 - q1 - q2) q2 = 120q2 – q2² - q1q2
Kondisi permintaan pertama untuk maksimum adalah Δπ1/ΔQ1 = 120 – 2q1 – q2 = 0
Δπ2/ΔQ2 = 120 – 2q2 – q1 = 0
Persamaan pertama ini disebut fungsi reaksi, menunjukkan bagaimana setiap perusahaan bereaksi terhadap tingkat output yang lain.
Dalam keseimbangan, setiap perusahaan harus menghasilkan apa yang perusahaan lain pikirkan untuk itu.
Kita bisa memecahkan fungsi reaksi secara bersamaan untuk menemukan bahwa,
q1 = q2 = 40
P = 120 – (q1+q2) = 40 π1 = π2 = Pq1= Pq2 = 1.600 Perhatikan bahwa ekuilibrium Cournot jatuh antara model kuasikompetitif dan model kartel.
B. Model Bertrand Ciri pasar bertrand oligopoly adalah : 1) Hanya ada beberapa perusahaan yang melayani banyak konsumen 2) Perusahaan-perusahaan memproduksi produk yang persis sama pada marginal cost yang kontan(tetap) 3) Perusahaan bertarung pada persaingan harga, dan bereaksi optimal terhadap harga yang dibuat oleh pesaingnya. 4) Konsumen mendapat informasi yang cukup eadaan pasar, dan tidak ada biaya transaksi. 5) Barier to entry exist Joseph Bertrand adalah seorang ahli ekonomi Prancis yang mengembangkan Model Bertand pada tahun 1883. Seperti halnya model Cournot, model Bertrand berlaku pada perusahaan–perusahaan yang memproduksi suatu barang yang homogen dan mengambil keputusannya pada saat yang sama. Namun dalam model Bertrand, yang harus ditentukan oleh perusahaan adalah keputusan harga bukan jumlah output perusahaan. Melalui model ini, Bertrand mengkritik model duopoli yang dikembangkan oleh Cournot. Ia tidak setuju dengan anggapan Cournot bahwa harga ditentukan oleh pasar dan perusahaan hanya menentukan
output tanpa menentukan harga. Sehingga Bertand beranggapan bahwa model Cournot gagal dalam menjelaskan mekanisme penetapan harga (Arga, 2008). Model oligopoli Bertrand disebut juga sebagai price-setting oligopoly karena yang ditentukan perusahaan adalah harga. Hal tersebut yang membedakan model Bertrand dengan model Cournot, Stackelberg maupun Chamberlin, di mana dalam ketiga model tersebut yang ditentukan adalah output sementara harga ditetapkan oleh pasar. Terdapat beberapa asumsi yang digunakan dalam model Bertrand, yaitu sebagai berikut : - Terdapat minimal dua perusahaan dengan produk yang homogen - Perusahaan di dalam industri tidak saling bekerja sama - Perusahaan memilikki marginal cost yang sama dan konstan - Terdapat strategic behavior antar perusahaan Perusahaan bersaing dalam harga sedangkan demand diatur oleh pasar - Konsumen akan membeli semua produk dari perusahaan yang menetapkan harga lebih murah, namun jika harganya sama maka output yang terjual terbagi rata pada semua perusahaan Dengan asumsi bahwa barang yang diproduksi perusahaan adalah homogen, konsumen akan memilih barang yang lebih murah. Oleh karena itu, jika kedua perusahaan mengenakan harga yang berbeda maka perusahaan yang menetapkan harga lebih rendah akan menguasai pasar sehingga perusahaan dengan harga yang lebih tinggi tidak akan menjual apapun. Jika perusahaan 38 menetapkan harga yang sama, maka konsumen tidak akan peduli produk yang akan dibelinya berasal dari perusahaan mana sehingga masing-masing perusahaan akan menyuplai separuh dari pasar P1 Kurva Reaksi Perusahaan 2 Ekuilibrium kolusil $6
$4 Kurva Reaksi Perusahaan 1 Ekulibrium Nash
$4
$6
P2
Disini dua perusahaan menjual produk terdiferensiasi, dan setiap permintaan perusahaan bergantung pada harga yang dikenakannya dan harga pesaing. Kedua harga
memilih harga pada saat yang bersamaan, masing-masing menerima harga yang ditetapkan pesaing. Kurva reaksi perusahaan 1 menunjukkan harga yang memaksimalkan laba sebagai fungsi dari harga yang ditetapkan perusahaan 2, dan begitu pula dengan perusahaan 2. Ekuilibrium Nash berada pada perpotongan dua kurva reaksi ini, ketika setiap perusahaan mengenakan harga $4 maka upaya terbaik pun dikerahkan dengan mempertimbangkan harga pesaing dan tidak memiliki insentif untuk mengubah harga. Ekuilibrium kolusif juga ditunjukkan disini, apabila kedua perusahaan bekerja sama menetapkan harga, mereka akan memilih pada harga $6. Untuk melihat bagaimana persaingan harga dengan produk terdiferensiasi bekerja, ada contoh sebagai berikut . Anggap masing-masing dari dua perusahaan memiliki biaya tetap $20 tetapi dengan biaya variabel nol, dan keduanya menghadapi kurva permintaan yang sama; Permintaan Perusahaan 1 : Q1 = 12 – 2P1 + P2 Permintaan Perusahaan 2 : Q2 = 12 – 2P2 + P1 Di asumsikan kedua perusahaan menetapkan harganya pada saat yang bersamaan dan setiap perusahaan menerima harga yang dikenakan pesaing sebagai harga tetap. Dapat menggunakan konsep ekuilibrium nash untuk mencari laba yang dihasilkan, pada permintaan perusahaan 1, Laba π1 merupakan pendapatan P1Q1 dikurangi biaya tetap sebesar $20 dengan mensubstitusikan untuk Q1 maka mendapatkan,
π1= P1Q1 – 20 = 12P1 – 2P1² + P1P2 – 20 Berapa pun harga yang dikenakan perusahaan 2, laba perusahaan 1 akan mencapai maksimum ketika tambahan laba dari kenaikan kecil harganya adalah nol. Dengan menganggap P2 tetap, harga yang memaksimalkan Laba perusahaan 1 adalah,
= 12 – 4P1 + P2 = 0 Penetapan harga atau kurva reaksi perusahaan 1 :
P1 = 3 +
P2
Persamaan ini memberitahukan perusahaan 1 berapa harga yang harus ditetapkan dengan mempertimbangkan harga P2 yang ditetapkan oleh perusahaan 2.
Dalam model stackelberg tidak ada peluang bagi kedua, dengan asumsi bahwa kedua perusahaan memiliki biaya merginal nol, dan permintaan pasar dinyatakan denga P = 30 – Q1 dimana Q adalah output total. Dengan menggunakan kurva rekasi perusahaan 2 :
Q2 = 15 - Q1 Perusahaan 1 : untuk memaksimal laba, Perusahaan 1 memilih Q1
TR1 = ( 30 – ( Q1 + Q2)) Q1
TR1 = 30Q1 – Q1² – Q1Q2
TR1 = 30Q1 – Q1² – Q1(15 - Q1) = 15Q1 - Q1²
MR1 =
= 15 – Q1
MR1 = MC1 = 15 – Q1 = 0 Q1 = 15 Q2 = 15 (15) - (15) = 7,5 P = 7,5 C. Model Stackleberg Model oligopoli dengan satu perusahaan menetapkan outputnya sebelum perusahaan lain melakukannya. Dalam model ini pada intinya beranggapan adanya salah satu produsen yang cukup kuat posisinya, sehingga ia dapat memaksa produsen lain untuk mengikuti segala
ketentuannya. perusahaan yang kuat ini berfungsi sebagai pemimpin untuk menentukan keseimbangan yang stabil. Namun apabila tedapat dua perusahaan ynag kuat, maka posisi keseimbangan stabil akan teganggu. Dalam keadaan ini kedua perusahaan tersebut akan bersaing untuk menjadi pemimpin dipasar, yakni dengan jalan perang harga (price war). Perang harga ini akan terhenti apabila salah satu mereka bersedia jadi pengikut dan posisi keseimbangan stabil akan kembali. Kurva Keseimbangan Stackelberg
C
S
0
Q1
Untuk memudahkan contoh, misalkan ada 2 perusahaan. Perusahaan 1 sebagai leader, sehingga dia lebih cepat bergerak di pasar dari pada perusahaan 2, karena perusahaan 1 memproduksi barang terlebih dahulu sebelum perusahaan 2. Perusahaan 2 akan memaksimum-kan laba pada tingkat produksi yang diberikan oleh perusahaan 1. Reaction function-nya ditunjukkan oleh r2. Perusahaan 1 tahu bahwa perusahaan 2 akan bereaksi dan memproduksi sesuai dengan garis r2. Maka leader akan membuat tingkat output yang memaksimumkan labanya sendiri dengan mendekatkan outputnya pada garis r1 yang keuntungannya paling maksimum yaitu bila mendekati garis axis yang horizonatal (monopoli). Isoprofitnya adalah
dengan jatah produksi yang diberikan pada perusahaan 2.
Perusahaan 2 akan mendapatkan laba maksimum
, dan follower memproduksi
memaksimum-kan.
Jadi leader memproduksi pada
. Dan kalau dilihat dari gambar, maka Titik S lebih
laba lebih besar untuk leader, karena kalau oligopoly titik keseimbangan di C, dimana maksimum laba perusahaan 2(follower) pada stackelberg bila situasinya cournot
lebih kecil dari maksimum laba
.
Apabila perusahaan 2 berada disituasi cournot, maka : Q 2 = r2(Q1) =
- Q
Dan ini juga merupakan rumus di situasi stackelberg. Sedangkan leader di situasi stackelberg mengambil produksi terlebih dahulu Q1. Maka laba leader adalah :
=
{ a – b [ Q +( 1
)]
- Q
Leader memilih Q1 untuk memaksimumkan labanya, maka output pada laba yang maksimumnya adalah
Q1 = Rumus untuk Equilibrium pada pasar stackelberg adalah :
P = a - b ( Q1 + Q2 ) C 1(Q1) = c1Q1 C2(Q2) = c2Q2 Follower dalam situasi stackelberg akan memproduksi pada equlibrium seperti kalau dia berada di Counot :
Q2 = r2 (Q1) =
- Q
Dan produksi leader adalah:
Q1 = Contoh soal : Demand function dua perusahaan yang menghasilkan produksi yang persis sama dalam situasi pasar Stackelberg adalah :
P= 50 – (Q1 + Q2 ) Fungsi biayanya :
C1(Q1) = 2Q1 C2(Q2) = 2Q2
Perusahaan 1 sebagai leader dan perusahaan 2 sebagai follower
Pertanyaan : 1. Tentukan reaction function dari perusahaan 2 2. Berapakah output perusahaan 1? 3. Berapakah output perusahaan 2? 4. Berapakah harga pasar yang terjadi?
Jawaban : 1) Dengan mempergunakan rumus reaction function untuk follower, maka didapatkan :
Q2 = r2 (Q1) = 24 - Q 2) Dengan mempergunakan rumus stackelberg unutk leader, didapatkan
Q1 =
= 24
3) Dengan memasukkan jawaban pada 2) ke rumus reaction function, didapat :
Q2 = 24 - (24) = 12 4) Harga yang terjadi di pasar, dapat dihitung sbb:
P = 50 – (12 + 24 ) = 14 D. Model Kartel Kartel adalah perusahaan resmi para produsen dalam sebuah industri yangg menetukan berbagai kebijakan bagi seluruh perusahaan dalam kartel itu, dengan tujuan meningkatkan keuntungan total kartel tersebut. kartel juga bisa disebut persekutuan perusahaan – perusahaan dibawah suatu perjanajian untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam Kartel identitas masing – masing perusahaan masih utuh dan tetap berdiri sendiri. Perjanjian kartel merupakan salah satu perjanjian yang kerap kali terjadi dalam tindak monopoli.Secara sederhana, kartel adalah perjanjian satu pelaku usaha dengan pelaku usaha pesaingnya untuk menghilangkan persaingan di antara keduanya. Dengan perkataan lain, kartel (cartel) adalah kerja sama dari produsen-produsen
produk tertentu yang bertujuan untuk mengawasi produksi, penjualan, dan harga serta untuk melakukan monopoli terhadap komoditas atau industri tertentu. Kartel yang ekstrim ad yang membuat seluruh keputuasan untuk seluruh perusahaan anggota. Bentuk kerja sama sempurna ini disebut kartel terpusat (centralized cartel) dan mengarah kepada cara penyelesaian monopoli. Jika harga input konstan maka dg menjumlahkan SMC dari seluruh perusahaan anggota kartel diperlihatkan kurva ∑MC. Tingkat output terbaik adalah Qe (titik E) ketika terjadi keuntungan maks yt ketika kurva MR= ∑MC
Syarat kartel : π = π1 + π2 π = TR1 + TR2– TC1– TC2 = TR – TC1– TC2 MR = MC1 = MC2 MR = ∑MC
Harga
TD
Sc
P*
D OPEC MC OPEC
Pc’ MR OPEC QC
Q OPEC
QTKuantitas
KARTEL MINYAK OPEC TD adalah kurva permintaan total dunia atas minyak dan Sc adalah kurva penawaran kompetitif (non-OPEC). Permintaan OPEC, D opec , Merupakan selisih antara keduanya. Karena baik permintaan total maupun penawaran kompetitif bersifat inelastis, permintaan OPEC juga bersifat inelasti. Kuantitas yang memaksimalkan laba OPEC,Q opec, berada pada perpotongan antara kurva pendapatan marginal dan biaya marginalnya, pada kuantitas ini, OPEC tidak melakukan kartel, harga menjadi Pc, dimana kurva permintaan dan biaya marginal OPEC berpotongan.
KARTEL TEMBAGA CIPEC TD adalah permintaan total atas tembaga dan Sc adalah penawaran kompetitif (non-CIPEC). Permintaan CIPEC, Dcipec, merupakan selisih antara keduanya. Baik permintaan total maupun penawaran kompetitif relatif elastis, sehinggan kurva permintaan CIPEC bersifat elastis, dan CIPEC tidak memiliki banyak kekuatan monopoli . Perhatikan bahwa harga optimal CIPEC, P* ,mendekati harga kompetitif.
Harga
TD
SC MC CIPEC
Pc’
P*
D CIPEC
MR CIPEC
QCIPEC
QC
QTKuantitas
Dari dua kasus di ataas dapat membentuk sebuah analisis deskriptif. 1. Menganalisis OPEC, kurva opec menggambarkan kondisi yang dialami OPEC. Permintaat total TD merupakan kura permintaan total dunia atas minyak mentah, dan Sc adalah kurva penawaran kompetitif (non-OPEC). Permintaan atas minyak OPEC, Dopec, merupakan selisih antara permintaan total dan penawaran kompetitif, dan Mropec adalah kurva pendapatan marginal yang sesuai. Mcopec adalah kurva biaya marginal OPEC. Dapat dilihat OPEC memiliki biaya produksi yang jauh lebih rendah ketimbang produsen non-OPEC.
MR = MC =Qopec P* = Qc Apabila negara pengekspor minya tidak membentuk kartel melainkan berproduksi secara kompetitif maka,
P = MC Dapat dicari harga kompetitif dari titik dimana kurva permintaan OPEC berpotongan dengan kurva MC. Harga ini Pc(harga kompetitif) lebih rendah dari P*(harga kartel). Karena TD maupun Supply non-OPEC bersifat inelastis, permintaan atas minyak OPEC juga cukup inelastis. Dengan demikian kartel tersebut memiliki kekuatan monopoli yang besar, dan
kartel ini menggunakan kekuatan monopolinya untuk mendorong harga jauh diatas tingkat kompetitif. 2. Menganalisis CIPEC, kurva kedua memperlihatkan analisis serupa terhadap CIPEC yang terdiri dari empat negara penghasil tembaga ; Chile, Peru,Zambia, dan Kongo yang secara kolektif mencakup kurang dari setengah produksi tembaga dunia. Di negara-negara tersebut MC lebih rendah dibandingkan MC produsen non CIPEC. Pada gambar kedua, kurva MRcipec digambarkan sedikit dibawah kurva Supply nonCIPEC. Dan Dcipec = TD
– Sc
Kurva MR dan MC berpotongan pada Qcipec yang sesuai dengan harga kartel P*. Harga kompetitif Pc berada pada titik dimana Kurva permintaan CIPEC berpotongan dengan kurva MC nya, dapat diperhatikan bahwa Pc sangat mendekati
P*. CIPEC tidak bisa menaikkan harga tembaga sejauh OPEC karena TD (total demand) atas tembaga lebih bersifat elastis dari pada minyak. Selain itu penawaran kompetitif juga jauh lebih elastis, bahkan dalam jangka pendek produsen non-CIPEC dapat dengan mudah menambah penawaran apabila harga meningkat. Dengan demikian potensi kekuatan monopoli CIPEC tidak begitu besar.
BAB III Penutup
A. Kesimpulan Dalam jangka panjang, perusahaan Oligopolis akan meninggalkan pasar kecuali kalau dia dapat memperoleh keuntungan atau setidak-tidaknya BEP dengan memproduksi skala operasi yg terbaik untuk memproduksi tingkat output jangka panjang terbaik yg diperkirakan. Jika diperoleh keuntungan maka perusahaan lain akan berusaha masuk kedalam pasar tersebut kecuali jalan masuk tertutup atau setidaknya dibatasi. Industri/pasar oligopoli ini mungkin tidak akan bersifat oligopolis lagi dalam jangka panjang. Pasar Oligopoli mempunyai karakteristik yaitu
Suatu produk yang
distandarisasikan maupun dibedakan, kekuatan dari perusahaan-perusahaan dominan terhadap harga, namun ketakutan akan pembalasan, hambatan-hambatan secara teknologi dan ekonomi untuk menjadi suatu perusahaan yang dominan, penggunaan persaingan non harga yang ekstensif akibat ketakutan akan perang harga, dan Pengambilan keputusan yang saling mempengaruhi. B. Saran Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Pada kesempatan ini penulis memberikan saran sebagai berikut: Study mengenai model persaingan dalam pasar oligopoli sudah banyak di lakukan. Rekomendasi judul selanjutnya “Tingkatkan strategi persaingan dalam pasar oligopoli”. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.