Persiapan FKMB Jatim Menuju Munas Dibahas di UNAIR Banyuwangi UNAIR NEWS – Forum Komunikasi Mahasiswa Bidikmisi (FKMB) Jawa Timur memilih kampus PDD Universitas Airlangga di Banyuwangi sebagai tempat penyelenggaraan diskusi mempersiapkan Silaturahmi dan Musyawarah Nasional Persatuan Mahasiswa dan Alumni Bidikmisi Nasional (SMNPDN) tahun 2017. Diskusi itu berlangsung Sabtu (11/3) kemarin. Menurut Fauzi Zarkasi, ketua AUBMO (Airlangga University Bidik Misi Organization) PDD UNAIR di Banyuwangi, bahwa pertemuan kali ini bertujuan untuk mengkritisi program kerja SMNPDN tahun sebelumnya. Kegiatan ini dihadiri oleh beberapa perwakilan universitas di wilayah regional Jember Raya. Ditambahkan, kegiatan FKMB (Forum Komunikasi Mahasiswa Bidikmisi) merupakan pertemuan rutin yang menyatukan antarorganisasi bidikmisi setingkat provinsi. Agenda yang dilakukan antara lain sharing dan diskusi antar-regional yang terkait dengan program kerja organisasi bidikmisi internal kampus yang sudah berjalan.
Foto bersama perwakilan Bidikmisi Universitas Jember, Universitas Airlangga dan IAIN Jember saat fieldtrip di Taman Sritanjung Banyuwangi, Sabtu(11/3)(foto:Siti Nur Alfatihana). Selain itu untuk menggali permasalahan yang ada pada wilayah regional dan nasional serta berusaha mencari usulan alternatif pemecahan masalahnya. Ini semua sebagai bentuk persiapan menghadapi SMNPDN 2017 yang rencananya akan diadakan di Kota Lampung, bulan Mei 2017 nanti. Menurut Siti Norfatimah dan Safrida Adistiya, peserta kegiatan FKMB dari regional Jember Raya, berpendapat bahwa pilihan PDD Banyuwangi sebagai lokasi pertemuan ini sangat tepat, karena lokasinya mudah dijangkau dan fasilitasnya juga memadai untuk penginapan. ”Kegiatan ini memungkinkan kami untuk saling bertukar informasi terkait koreksi kepengurusan, keberlangsungan program kerja masing-masing organisasi dan keberlanjutan program kerja wilayah regional,” kata Siti.
Foto bersama perwakilan Bidikmisi Universitas Jember, Universitas Airlangga dan IAIN Jember saat fieldtrip di Taman Sritanjung Banyuwangi, Sabtu(11/3) (foto:Siti Nur Alfatihana). Hodimatum Mahiroh, pengurus AUBMO PDD UNAIR di Banyuwangi menambahkan, bahwa Silaturrahmi dan Musyawarah Nasional Persatuan Mahasiswa dan Alumni Bidikmisi Nasional (SMNPDN) merupakan agenda rutin yang diadakan oleh Permadani Diksi Nasional setiap dua tahun sekali. Kegiatan ini telah menjadi sarana pemersatu mahasiswa dan alumni penerima beasiswa Bidikmisi di tingkat nasional. Agenda acaranya yaitu antara lain merevisi AD/ART Permadani Diksi Nasional, penyerahan laporan pertanggungjawaban kepengurusan periode sebelumnya, serta pemilihan ketua baru Permadani Diksi Nasional. (*) Penulis: Siti Mufaidah Editor: Bambang Bes
Gedung Baru UNAIR Banyuwangi Siap Menampung Mahasiswa Baru UNAIR NEWS – Dalam rangka menyambut kedatangan mahasiswa baru tahun akademik 2017-2018, PSDKU (Pusat Studi Diluar Kampus Utama) Universitas Airlangga di Banyuwangi, menyiapkan sebuah gedung baru. Diharapkan gedung yang sekarang masih terus diselesaikan ini segera bisa untuk menampung kehadiran mahasiswa baru UNAIR Banyuwangi. Menurut H. Bogi Ananda, Kabag Pengembangan Sumber Daya PSDKU (dulu PDD) UNAIR Bayuwangi, pembangunan gedung baru ini dimulai sejak semester ganjil 2016 kemarin. Dibangun terdiri dari tiga lantai. Lantai pertama terdapat empat ruangan yang semuanya direncanakan difungsikan sebagai laboratorium dan dilengkapi dengan ruang lobi. ”Mudah-mudahan semester ini lantai pertama sudah bisa mulai digunakan,” kata Bogi Ananda. Ditambahkan, lantai dua direncanakan sudah siap untuk digunakan pada bulan September 2017. Lantai dua dan tiga direncanakan akan dibagi menjadi beberapa ruangan yang akan difungsikan sebagai laboratorium komputer, ruang kelas, dan ruang baca. Masing-masing ruang berkapasitas sekitar 60 orang mahasiswa.
Rancangan gedung baru PDD UNAIR di Banyuwangi dalam gambar perencanaan. (Repro: Siti Mufaidah). Ditemui secara terpisah, Sekretaris Koordinator PDD UNAIR Banyuwangi, A.A. Gde Satia Utama, SE., M.Si., Ak., menambahkan bahwa pihak universitas membangun gedung baru ini untuk menambah fasilitas bagi mahasiswa, karena pada dasarnya Universitas Airlangga memperlakukan mahasiswa di Banyuwangi ini sama seperti mahasiswa di kampus utama. Tetapi pelaksanaannya memang bertahap. ”Harapan kita, mahasiswa yang belajar di kampus PDD UNAIR ini bisa lebih nyaman. Selain itu, dari segi akademik dengan penyediaan laboratorium dan ruang baca yang lebih luas, diharapkan mahasiswa bisa lebih leluasa mengeksplorasi kemampuan akademiknya melalui research dan practice dengan lebih intensif,” kata Gde Satia Utama. Margaretta Wahyu Diana P, salah seorang mahasiswa PDD UNAIR Banyuwangi yang ditemui UNAIR.news memberikan tanggapan. Baginya, pembangunan gedung baru ini akan sangat bermanfaat bagi mahasiswa, karena dengan adanya tambahan gedung ini mahasiswa akan lebih sering melakukan kegiatan praktikum di lantai 1 yang memang diperuntukkan laboratorium bersama.
”Saat ini dibangun dengan tidak main-main, langsung tiga ruang lab, dan lokasinya pun dekat dengan kampus, jadi ya lebih nyaman. Alat-alat yang disediakan di laboratorium juga masih baru, jadi akan lebih menarik dan bersemangat untuk mencobanya,” kata Margaretta. (*) Penulis: Siti Mufaidah Editor : Bambang Bes
Kominfo dan UNAIR Buka Beasiswa Bagi Mahasiswa S-2 Komunikasi UNAIR NEWS – Kementerian Komunikasi dan Informasi RI bekerja sama dengan Universitas Airlangga memberikan beasiswa kepada pegawai negeri sipil untuk melanjutkan kuliah di program studi S-2 Komunikasi. Beasiswa tersebut diberikan setelah pelajar yang bersangkutan diterima di perguruan tinggi negeri yang ditunjuk oleh Kominfo sebagai tempat belajar. Hal itu disampaikan oleh koordinator program studi S-2 Media dan Komunikasi Dr. Santi Isnaini ketika diwawancara oleh UNAIR News, Rabu (15/3). Santi mengatakan, ada tujuh perguruan tinggi negeri yang ditunjuk oleh Kominfo. Yakni, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Hasanuddin, Universitas Andalas, Universitas Sebelas Maret, Universitas Sumatera Utara, dan tentu saja UNAIR. Setiap penerima beasiswa ini tak perlu khawatir dengan biaya pendidikan. Sebab, beasiswa dalam negeri sudah mencakup biaya pendidikan per semester, biaya operasional dan biaya buku yang besarannya ditentukan sesuai masa studi.
Untuk mendapatkan beasiswa tersebut, peserta harus merupakan PNS pada instansi pemerintah pusat maupun daerah, dan anggota TNI/Polri yang bekerja di bidang kehumasan dan pengelolaan informasii publik. Peserta maksimum berusia 37 tahun saat mendaftarkan diri dan memiliki masa kerja minimum dua tahun. Selain itu, peserta juga harus mendapatkan izin dari pejabat setingkat eselon tiga di instansi yang bersangkutan untuk menjalani pendidikan. Syarat lainnya yang harus dipenuhi peserta adalah mereka belum memiliki gelar master dan tidak sedang menjalani pendidikan di lembaga lain. “Persyaratan lainnya mengikuti persyaratan masing-masing perguruan tinggi yang dipilih. Kalau di UNAIR, kami mensyaratkan saat pendaftaran, pelamar program studi harus membawa praproposal tesis. Hal ini untuk memudahkan kami untuk menentukan supervisor tesis,” tuturnya. Terkait dengan kuota, setiap tahunnya UNAIR menerima 10 hingga 15 orang penerima beasiswa. Sejak tahun 2013, UNAIR dipercaya oleh Kominfo sebagai mitra untuk menyelenggarakan pendidikan jenjang master program studi Komunikasi. Pengajar mata kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi pada Departemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UNAIR mengatakan bahwa lulusan program beasiswa ini telah tersebar ke berbagai wilayah di Indonesia. Peserta program di antaranya berasal dari daerah Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Sumatera Selatan. “Dari cerita-cerita, setelah mereka lulus dari sini (UNAIR), mereka banyak mengembangkan inovasi-inovasi di SKPD (satuan kerja perangkat daerah, red) tempat mereka bekerja,” tutur Santi. Penulis: Defrina Sukma S
Ajak Optimalkan Peran Sektor Jasa di Daerah UNAIR NEWS – Pemerintahan kota Surabaya mulai berkonsentrasi kepada dua bidang sektor, yakni sektor jasa dan sektor perdagangan. Melihat pengoptimalan peran di sektor jasa dan dagang ini, Walikota Surabaya, Ir. Tri Rismaharini, M.T, ditemani Prof. Mari Elka Pangestu selaku ISD Board of Advisor, beserta Ir. Herliza, M.Sc., selaku Direktur Perundingan Perdagangan Jasa memberikan pemaparannya dalam Diskusi Publik yang diselenggarakan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, Sabtu (11/3). Diskusi publik yang dihadiri perwakilan Indonesia Services Dialogue (ISD), perwakilan Pemerintah Kota Surabaya, mahasiswa FEB UNAIR, dan mahasiswa dari PTN dan PTS lainnya ini, mengangkat tema “Optimalisasi Peran Sektor Jasa di Daerah dalam Mendukung Perekonomian Nasional”. Dijelaskan oleh Prof. Mari Elka Pangestu bahwa dalam segi penyediaan lapangan pekerjaan, sektor jasa semakin meningkat. Hal ini sesuai dengan perubahan struktur perekonomian dari negara yang sedang berkembang menjadi lebih maju. “Jadi memang, masa depan suatu negara selalu tergambar dari sektor jasa-jasanya”, ungkap Prof Mari. Menambahkan pernyataan Prof. Mari Elka, Direktur Perundingan Perdagangan Jasa Ir. Herliza, M.Sc., juga menambahkan, terkait kepentingan Indonesia dalam Perundingan Perdagangan Internasional yang terbagi menjadi dua kepentingan. Di internal yakni mendorong pembangunan sektor jasa dan melalui penyedia produk jasa asing untuk memenuhi jasa domestik yang belum dapat dipasok oleh penyedia jasa domestik.
“Di bagian eksternal yakni membuka akses pasar di negara partner melalui pembelian preferensi seperti penghapusan hambatan yang diskriminatif, serta pengakuan tenaga professional,” paparnya. Selain itu, dalam forum panelis, diskusi publik berjalan dengan komunikatif. Beberapa peserta diskusi melayangkan pertanyaan kepada masing-masing panelis yang berkompeten dalam bidangnya. “Ketika kita sudah mulai terbuka di sektor jasa, maka kita juga harus meningkatkan SDM, salah satu caranya yakni membekalinya dengan skill agar mampu bersaing. Oleh karena itu, kita saat meluluskan mahasiswa dari perguruan tinggi tidak hanya membekalinya dengan hard skill saja, namun juga soft skill untuk mereka. Karena ketika mereka harus bekerja apalagi disektor jasa, maka soft skill lebih berperan dibandingkan hard skill,” papar Rosanto Dwi Handoyo, Ph. D selaku Peneliti dan Akademisi FEB UNAIR. Di akhir diskusi, Ir. Tri Rismaharini memberikan prakata penutup untuk para peserta diskusi. “Teori ekonomi terbaru dari saya adalah mulailah membangun perekonomian dari ruang lingkup yang besar terlebih dahulu, maka niscaya ruang lingkungan yang kecil akan mengikuti dengan sendirinya,” pungkasnya. Penulis : Ainul Fitriyah. Editor
: Nuri Hermawan