BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 25/05/34/Th.XVII, 4 Mei 2015
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN: BULAN APRIL 2015 KOTA YOGYAKARTA INFLASI 0,38 PERSEN Kota Yogyakarta pada Bulan April 2015 mengalami inflasi sebesar 0,38 persen. Inflasi ini dikarenakan adanya kenaikan harga-harga yang menyebabkan berubahnya angka indeks harga konsumen (IHK). Pada Bulan April ini, enam kelompok pengeluaran mengalami kenaikan angka indeks, yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau naik 1,09 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar 0,70 persen; kelompok sandang naik 0,28 persen; kelompok kesehatan naik 1,23 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik 0,12 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan naik 1,47 persen. Sebaliknya kelompok bahan makanan turun 1,88 persen. Dari 82 kota yang dihitung angka inflasinya, 72 kota mengalami inflasi dan 10 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tual sebesar 1,31 persen, diikuti oleh Kota Bima sebesar 1,09 persen, Kota Lubuk Linggau dan Medan masing –masing sebesar 0,99 persen dan 0,96 persen. Inflasi terendah terjadi di Kota Cilacap sebesar 0,02 persen, diikuti Kota Sumenep sebesar 0,05 persen. Sebaliknya deflasi terbesar terjadi di Kota Manokwari sebesar 0,69 persen, diikuti Kota Watampone sebesar sebesar 0,39 persen. Deflasi terkecil terjadi di Kota Sukabumi dan Kota Kendari masing-masing sebesar 0,03 persen, diikuti Kota Bulukumba sebesar 0,06 persen Komoditas yang paling mempengaruhi terjadinya inflasi diantaranya adalah bensin, bawang merah, bahan bakar rumahtangga, tarip kereta api dan gulai, sedangkan komoditas yang menghambat inflasi adalah beras, jeruk, cabai merah, pisang, dan daging ayam ras. Laju inflasi tahun kalender 2015 (April 2015 terhadap Desember 2014) sebesar 0,25 persen, sedangkan laju inflasi year on year (April 2015 terhadap April 2014) sebesar 5,45 persen.
A. PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan April 2015 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan BPS pada April 2015, di Kota Yogyakarta terjadi inflasi 0,38 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 116,69 pada Maret 2015 menjadi 117,13 pada April 2015. Tingkat inflasi tahun kalender (April 2015 terhadap Desember 2014) 2015 sebesar 0,25 persen dan tingkat inflasi dari tahun ke tahun (April 2015 terhadap April 2014) sebesar 5,45 persen. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks enam kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau naik 1,09 persen; Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 25/05/34/Th.XVII, 4 Mei 2015
1
kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar naik 0,70 persen; kelompok sandang naik 0,28 persen; kelompok kesehatan naik 1,23 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik 0,12 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan naik 1,47 persen. Sebaliknya kelompok bahan makanan turun 1,88 persen. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga menyumbang terjadinya inflasi diantaranya: bensin naik 5,38 persen dengan memberikan andil sebesar 0,20 persen; bawang merah naik 13,14 persen dengan memberikan andil sebesar 0,05 persen. Bahan bakar rumah tangga dan tarip kereta api naik 1,28 persen dan 16,67 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,04 persen; gulai, gudeg, keramik, dan upah pembantu rumahtangga naik 22,78 persen, 4,23 persen, 4,09 persen dan 1,30 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,03 persen. Gado-gado, tukang bukan mandor, ikan bakar, bawang putih, tarip listrik, capcai, sewa rumah, dokter umum, wortel, dokter spesialis, telur ayam ras, dan panci mengalami kenaikan 9,77 persen, 1,11 persen, 9,12 persen, 9,82 persen, 0,47 persen, 7,96 persen, 0,81 persen, 3,72 persen, 14,46 persen, 4,30 persen, 2,72 persen, dan 24,30 persen dengan masing-masing memberikan andil 0,02 persen. Obat dengan resep, gula pasir, mie, kelapa, pemeliharaan/service, kue basah, nangka muda, pasir, shampo, keripik, besi beton, pepaya, lele, parfum, personal komputer/desktop, telur asin, roti tawar, dan air kemasan naik 1,98 persen, 2,45 persen, 0,97 persen, 3,65 persen, 2,08 persen, 2,78 persen, 28,58 persen, 1,40 persen, 2,41 persen, 6,23 persen, 2,22 persen, 3,10 persen, 2,72 persen, 2,31 persen, 3,87 persen, 2,61 persen, 2,84 persen, dan 1,95 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,01 persen. Gambar 1 Perkembangan Inflasi Kota Yogyakarta dan Nasional, April 2014 – April 2015
3
2,46
Yogyakarta
2,5
Nasional
2
1,5
1,5
0,93
1 0,5
-1
0,16
-0,02
0,05
1,13 0,13
0,85 0,43
0 -0,5
0,47 0,49 0,47
0,43 0,14
1,76
0,09
-0,36
0,27 0,28 -0,24
0,17
0,38
0,15
-0,4
Apr-14 Mei-14 Jun-14 Jul-14 Ags-14 Sep-14 Okt-14 Nov-14 Des-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15
Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menahan terjadinya inflasi diantaranya beras turun 10,03 persen dengan memberikan andil sebesar -0,40 persen; jeruk turun 7,35 persen dengan memberikan andil sebesar -0,04 persen; cabai merah, pisang, daging ayam ras, cabai rawit, ikan keranjang, cabe hijau, bayam, minyak goreng, dan kacang panjang turun 9,57 persen, 2,86 persen, 1,29 persen, 11,44 persen, 4,08 persen, 18,65 persen, 4,99 persen, 0,75 persen, dan 6,49 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar -0,01 persen.
2
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 25/05/34/Th.XVII, 4 Mei 2015
Tabel 1 Sumbangan Inflasi Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Kota Yogyakarta Bulan April 2015 Kelompok Pengeluaran
Persentase Sumbangan Inflasi
[1]
[2]
Umum 1. Bahan makanan 2. Makanan jadi, minuman, rokok dan Tembakau 3. 4. 5. 6. 7.
0,38 -0,35 0,20 0,18 0,01 0,08 0,01 0,26
Perumahan. Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan
Tabel 2 IHK dan Laju Inflasi Kota Yogyakarta April 2015 dan Tahun ke Tahun menurut Kelompok Pengeluaran I H K ( 2012=100 ) April 2015
Inflasi April 2015 *)
Laju Inflasi Tahun 2015 **)
Laju Inflasi Tahun ke Tahun ***)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
111,08
116,84
117,13
0,38
0,25
5,45
1. Bahan Makanan
119,00
126,93
125,00
-1,88
-1,52
5,04
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau
112,49
114,82
118,03
1,09
2,80
4,92
3. Perumahan
110,02
116,48
118,69
0,70
1,90
7,88
4. Sandang
104,37
106,84
108,98
0,28
2,00
4,42
5. Kesehatan
106,45
110,12
112,03
1,23
1,73
5,24
6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga
103,51
105,64
105,95
0,12
0,29
2,36
7. Transpor dan Komunikasi
111,50
121,49
116,99
1,47
-3,70
4,92
Kelompok Pengeluaran
April 2014
Desember 2014
(1)
(2)
Umum
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 25/05/34/Th.XVII, 4 Mei 2015
3
Gambar 2 Laju Inflasi Kota Yogyakarta Tahun Kalender Bulan April 2015 menurut Kelompok Pengeluaran
P e r s e n
10,00 9,00 8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 -1,00 -2,00 -3,00 -4,00 -5,00 -6,00
1,90
2,80
2,00 1,73
0,25
0,29
-1,52 -3,70 Umum
Bahan Makanan
Mak.
Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor,
Jadi,Min,
Komunikasi,
Rok & Temb
dan Jasa Keuangan
4
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 25/05/34/Th.XVII, 4 Mei 2015
B. PERUBAHAN INDEKS HARGA DI KOTA YOGYAKARTA MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN 1.
Bahan Makanan
Pada Bulan April 2015 kelompok bahan makanan mengalami penurunan angka indeks sebesar 1,88 persen, sehingga besaran angka indeks menjadi 125,00, relatif lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai 127,39. Dari 11 sub kelompok pengeluaran yang ada, tujuh sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks, yakni sub kelompok ikan segar naik 0,38 persen; sub kelompok telur, susu dan hasil-hasilnya naik 0,86 persen; sub kelompok sayur-sayuran naik 0,77 persen; sub kelompok kacang-kacangan naik 0,27 persen; sub kelompok bumbu-bumbuan naik 3,75 persen; sub kelompok lemak dan minyak naik 0,23 persen; dan sub kelompok bahan makanan lainnya naik 1,56 persen. Sebaliknya sub kelompok padi padian, umbi umbian dan hasilnya turun 8,82 persen; sub kelompok daging dan hasil-hasilnya turun 0,33 persen; sub kelompok ikan diawetkan turun 1,70 persen; dan sub kelompok buah buahan turun 1,80 persen. Beberapa komoditas bahan makanan yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil terjadinya inflasi antara lain bawang merah naik 13,14 persen dengan memberikan andil sebesar 0,05 persen; bawang putih, wortel dan telur ayam ras naik 9,82, 14,46 persen, dan 2,72 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,02 persen; kelapa, nangka muda, pepaya, dan lele naik 3,65 persen, 28,58 persen, 3,10 persen, dan 2,72 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,01 persen. Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga pada kelompok ini sehingga menahan terjadinya inflasi, yaitu beras turun 10,03 persen dengan memberikan andil sebesar -0,40 persen; jeruk turun 7,35 persen dengan memberikan andil sebesar -0,04 persen; cabai merah, pisang, daging ayam ras, cabai rawit, ikan keranjang, cabe hijau, bayam, minyak goreng, dan kacang panjang turun 9,57 persen, 2,86 persen, 1,29 persen, 11,44 persen, 4,08 persen, 18,65 persen, 4,99 persen, 0,75 persen, dan 6,49 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar -0,01 persen.
2.
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
Pada bulan ini kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi sebesar 1,09 persen dengan angka indeks sebesar 118,03, lebih tinggi dibanding angka indeks pada bulan sebelumnya yaitu sebesar 116,76. Dari tiga sub kelompok pengeluaran pada kelompok ini, dua sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks, yaitu sub kelompok makanan jadi naik 1,48 persen; dan sub kelompok minuman yang tidak beralkohol naik 0,76 persen. Sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya. Komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga menambah terjadinya inflasi pada kelompok ini diantaranya gulai dan gudeg naik 22,78 persen dan 4,23 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,03 persen; gado-gado, ikan bakar dan capcai naik 9,77 persen, 9,12 persen, dan 7,96 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,02 persen; gula pasir, mie, kue basah, keripik, roti tawar, telur asin dan air kemasan naik 2,45 persen, 0,97 persen, 2,78 persen, 6,23 persen, 2,84 persen, 2,61 persen dan 1,95 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,01 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 25/05/34/Th.XVII, 4 Mei 2015
5
Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga memberikan andil menahan terjadinya inflasi pada kelompok pengeluaran ini adalah makanan ringan/snack, sirop, wafer, kopi bubuk, dan kembang gula turun 0,64 persen, 0,72 persen, 0,09 persen, 0,31 persen dan 1,08 persen.
3.
Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar
Pada bulan ini kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami deflasi sebesar 0,70 persen dengan angka indeksnya mencapai 118,69, lebih tinggi dibanding angka indeks pada bulan sebelumnya yaitu sebesar 117,87. Dari empat sub kelompok pengeluaran yang ada, seluruh sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks yaitu sub kelompok biaya tempat tinggal naik 0,62 persen; sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air naik 0,74 persen; sub kelompok perlengkapan rumahtangga naik 1,10 persen; dan sub kelompok penyelenggaraan rumahtangga naik 0,69 persen. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga menyumbang terjadinya inflasi diantaranya bahan bakar rumah tangga naik 1,28 persen dengan memberikan andil sebesar 0,04 persen; keramik dan upah pembantu rumah tangga naik 4,09 persen dan 1,30 persen dengan masingmasing memberikan andil sebesar 0,03 persen; tukang bukan mandor, tarip listrik, sewa rumah, dan panci naik 1,11 persen, 0,47 persen, 0,81 persen, dan 24,30 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,02 persen; pasir dan besi beton naik 1,40 persen dan 2,22 persen dengan masingmasing memberikan andil sebesar 0,01 persen. Komoditas yang mengalami penurunan pada kelompok ini adalah kayu balokan, sabun detergen bubuk/cair, kayu lapis, semen, dan batu bata/batu tela turun 0,96 persen, 0,51 persen, 1,95 persen, 0,15 persen, dan 0,21 persen.
4.
Sandang
Kelompok sandang pada Bulan April 2015 mengalami inflasi sebesar 0,28 persen dengan angka indeks sebesar 108,98, lebih tinggi dari angka indeks bulan lalu yang tercatat sebesar 108,68. Dari empat sub kelompok pengeluaran yang ada, tiga sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks, yaitu sub kelompok sandang laki-laki naik 0,49 persen; sub kelompok sandang wanita naik 0,34 persen; dan sub kelompok sandang anak-anak naik 0,23 persen. Sub kelompok yang mengalami penurunan angka indeks adalah sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya turun 0,03 persen. Beberapa jenis barang dan jasa yang mengalami kenaikan harga, diantaranya celana panjang jeans wanita, celana dalam pria, celana panjang sersin, ongkos jahit, dan baju kaos berkerah anak-anak naik 4,08 persen, 3,37 persen, 3,15 persen, 1,12 persen, dan 0,97 persen. Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga, sehingga memberikan andil menahan laju inflasi pada kelompok pengeluaran ini adalah emas perhiasan, pembalut wanita, dan gaun turun 0,42 persen, 0,31 persen, dan 0,36 persen.
5.
Kesehatan
Kelompok kesehatan pada Bulan Maret 2015 ini mengalami inflasi sebesar 1,23 persen. Angka indeks kelompok ini tercacat 112,03, lebih tinggi dibanding angka indeks bulan sebelumnya yang mencapai 110,67. Dari empat sub kelompok pengeluaran yang ada pada kelompok ini, seluruh sub kelompok mengalami kenaikan yaitu sub kelompok jasa kesehatan naik 1,30 persen; sub kelompok obat-obatan naik 1,17 persen; sub kelompok jasa perawatan jasmani naik 0,67 persen; dan sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika naik 1,26 persen. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada kelompok ini diantaranya dokter umum, dokter spesialis, obat dengan resep, shampo, dan parfum naik 3,72 persen, 4,30 persen, 1,98 6
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 25/05/34/Th.XVII, 4 Mei 2015
persen, 2,41 persen, dan 2,31 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,01 persen; bedak, sabun mandi cair, tarip gunting rambut anak, sabun wajah dan deodorant naik 2,96 persen, 3,29 persen, 6,50 persen, 2,39 persen, dan 1,90 persen. Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga pada kelompok ini adalah sikat gigi turun 0,15 persen.
6.
Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga
Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga pada Bulan April 2015 mengalami inflasi sebesar 0,12 persen dengan angka indeks sebesar 105,95 lebih tinggi dari angka indeks bulan lalu yang tercatat sebesar 105,82. Dari lima sub kelompok pengeluaran pada kelompok ini, tiga sub kelompok mengalami kenaikan, yaitu sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan naik 0,19 persen; sub kelompok rekreasi naik 0,34 persen; dan sub kelompok olah raga naik 1,45 persen. Dua sub kelompok lainnya yaitu sub kelompok pendidikan dan sub kelompok kursus-kursus/pelatihan relatif stabil dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada bulan April 2015 antara lain: personal komputer/desktop naik 3,87 persen dengan memberikan andil sebesar 0,01 persen; televisi berwarna, sepatu olah raga pria, tarif masuk kolam renang, kamera, dan VCD/DVD naik 1,82 persen, 3,58 persen, 3,33 persen, 1,21 persen, dan 1,33 persen. Sebaliknya komoditas yang dapat menahan terjadinya inflasi pada kelompok ini adalah laptop/notebook, VCD/DVD player, dan printer turun 0,38 persen, 2,22 persen, dan 1,53 persen.
7.
Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan
Angka Indeks Harga Konsumen kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan pada Bulan April 2015 sebesar 116,99, lebih tinggi dari angka indeks bulan lalu yang mencapai 115,29. Pada kelompok ini, dua sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks yaitu sub kelompok transpor naik 2,14 persen dan sub kelompok sarana dan penunjang transpor naik 0,55 persen. Dua sub kelompok lainnya yaitu sub kelompok komunikasi dan pengiriman dan sub kelompok jasa keuangan angka indeksnya relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya. Komoditas yang mengalami kenaikan harga pada kelompok ini, sehingga memberikan andil terjadinya inflasi diantaranya adalah bensin naik 5,38 persen dengan memberikan andil sebesar 0,20 persen; tarip kereta api naik 16,67 persen dengan memberikan andil sebesar 0,04 persen; pemeliharaan/service naik 2,08 persen dengan memberikan andil sebesar 0,01 persen. Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga pada kelompok ini adalah sepeda turun 0,59 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 25/05/34/Th.XVII, 4 Mei 2015
7
Tabel 3 Indeks Harga Konsumen Kota Yogyakarta bulan Maret 2015 dan April 2015, Perubahannya serta Sumbangan Inflasi (2012=100) IHK KODE [1] 00000 10000 10100 10200 10300 10400 10500 10600 10700 10800 10900 11000 11100 20000 20100 20200 20300 30000 30100 30200 30300 30400 40000 40100 40200 40300 40400 50000 50100 50200 50300 50400 60000 60100 60200 60300 60400 60500 70000 70100 70200 70300 70400
KELOMPOK / SUB KELOMPOK [2] UMUM BAHAN MAKANAN Padi-padian,umbi2-an & hasilnya Daging dan hasil-hasilnya Ikan Segar Ikan Diawetkan Telur,susu,dan hasil-hasilnya Sayur-sayuran Kacang-kacan Buah-buahan Gan Bumbu-bumbuan Lemak dan minyak Bahan makanan lainnya MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU Makanan jadi Minuman yang tdk beralkohol Tembakau dan minuman beralkohol PERUMAHAN Biaya tempat tinggal Bh,bakar,penerangan dan air Perlengkapan Rumahtangga Penyelenggaraan Rumahtangga SANDANG Sandang laki-laki Sandang wanita Sandang anak-anak Barang pribadi dan lainnya KESEHATAN Jasa kesehatan Obat-obatan Jasa Perawatan Jasmani Perawatan jasmani & kosmetika PENDIDIKAN,REKREASI,OLAH RAGA Jasa Pendidikan Kursus-kursus/Pelatihan Perlengkapan/peralatan pendidikan Rekreasi Olahraga TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN Transpor Komunikasi dan pengiriman Sarana & penunjang transport Jasa Keuangan
Maret 2015 [3] 116,69 127,39 126,60 130,56 129,36 158,00 124,48 129,34 120,46 136,48 131,97 106,48 127,16 116,76 116,89 112,14 120,50 117,87 111,70 134,26 105,39 111,87 108,68 115,54 106,67 109,69 102,86 110,67 109,98 107,93 106,88 114,08 105,82 105,05 122,15 100,24 106,73 110,03 115,29 123,59 98,49 107,45 118,20
April 2015 [4] 117,13 125,00 115,43 130,13 129,85 155,31 125,55 130,34 120,78 134,03 136,92 106,73 129,14 118,03 118,62 112,99 120,50 118,69 112,39 135,25 106,55 112,64 108,98 116,11 107,03 109,94 102,83 112,03 111,41 109,19 107,60 115,52 105,95 105,05 122,15 100,43 107,09 111,63 116,99 126,23 98,49 108,04 118,20
Inflasi April 2015 (%) [5] 0,38 -1,88 -8,82 -0,33 0,38 -1,70 0,86 0,77 0,27 -1,80 3,75 0,23 1,56 1,09 1,48 0,76 0,00 0,70 0,62 0,74 1,10 0,69 0,28 0,49 0,34 0,23 -0,03 1,23 1,30 1,17 0,67 1,26 0,12 0,00 0,00 0,19 0,34 1,45 1,47 2,14 0,00 0,55 0,00
ANDIL INFLASI [6] 0,38 -0,35 -0,40 -0,01 0,00 -0,01 0,03 0,01 0,00 -0,04 0,05 0,00 0,00 0,20 0,17 0,02 0,00 0,18 0,08 0,06 0,02 0,02 0,01 0,01 0,00 0,00 0,00 0,08 0,03 0,01 0,00 0,03 0,01 0,00 0,00 0,00 0,01 0,00 0,26 0,25 0,00 0,01 0,00
C. INFLASI MENURUT KOMPONEN MARET 2015 Komponen inti pada bulan April 2015 mengalami inflasi 0,65 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 110,96 pada Maret 2015 menjadi 111,68 pada April 2015, komponen yang harganya diatur pemerintah mengalami inflasi 1,62 persen, dan komponen bergejolak mengalami deflasi 2,28 persen. Inflasi komponen inti, komponen yang harganya diatur pemerintah, dan komponen bergejolak untuk tahun kalender (Januari – April) 2015 masing-masing sebesar 1,64 persen, -2,47 persen dan 2,08 persen, sedangkan inflasi dari tahun ke tahun (April 2015 terhadap April 2014) masing-masing sebesar 3,93 persen, 11,77 persen, dan 4,43 persen. 8
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 25/05/34/Th.XVII, 4 Mei 2015
Tabel 4 Tingkat Inflasi April 2015, Inflasi Tahun Kalender 2015, dan Inflasi Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Komponen
Komponen
Inflasi (%)
Laju Inflasi Tahun Kalender 2014
Laju Inflasi Tahun ke Tahun
[5]
[6]
[7]
[8]
117,13
0,38
0,38
0,25
5,45
109.87
111,68
0,65
0,42
1,64
3,93
119,70
137.18
133,79
1,62
0,31
-2,47
11,77
118,27
126.13
123,51
-2,28
-0,35
-2,08
4,43
IHK
IHK
Inflasi
Andil
2014
April 2015
April 2015
[2]
[3]
[4]
Umum
111,08
116.84
Inti
107,45
Harga Diatur Pemerintah Bergejolak
April 2014 [1]
I II III
IHK Desember
Tiga kelompok komponen pada April 2015 memberikan sumbangan inflasi terhadap Yogyakarta yaitu: komponen inti 0,42 persen, komponen harga yang diatur pemerintah 0,31 Persen, dan komponen bergejolak memberikan andil -0,35 persen. Gambar 3. Inflasi Maret dan April 2015 Menurut kelompok Komponen 2,00 1,00 0,00 -1,00
Maret
Umum
Inti
Diatur Pemerintah
Bergejolak
April
-2,00 -3,00
D. PERBANDINGAN INFLASI KOTA YOGYAKARTA DENGAN KOTA LAIN DI INDONESIA Pada Bulan April 2015 dari 82 kota yang dihitung angka inflasinya, 72 kota mengalami inflasi dan 10 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tual sebesar 1,31 persen, diikuti oleh Kota Bima dan Kota Lubuklinggau dengan inflasi sebesar 1,09 persen dan 0,99 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Cilacap sebesar 0,02 persen, diikuti Kota Sumenep sebesar 0,05 persen. Sebaliknya deflasi terbesar terjadi di Kota Manokwari sebesar 0,69 persen, diikuti Kota Watampone dan Balikpapan masing-masing sebesar 0,39 persen dan 0,32 persen, sedangkan deflasi terkecil terjadi di Kota Sukabumi dan Kendari masing-masing sebesar 0,03 persen diikuti oleh Kota Bulukumba sebesar 0,06 persen. Di wilayah Sumatera dari 23 kota IHK, seluruh kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Lubuklinggau sebesar 0,99 persen, diikuti oleh Kota Medan dan Pangkalpinang masing-
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 25/05/34/Th.XVII, 4 Mei 2015
9
masing sebesar 0,96 persen dan 0,87 persen. Inflasi terendah terjadi di Kota Meulaboh dan Banda Aceh masing – masing sebesar sebesar 0,08 persen diikuti oleh Kota Bungo sebesar 0,09 persen. Di pulau Jawa dan Madura, dari 26 kota yang dihitung Indeks Harga Konsumennya, 23 kota mengalami inflasi dan 3 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Serang sebesar 0,94, diikuti Kota Tangerang sebesar 0,73 persen dan Kota Bogor sebesar 0,71 persen. Inflasi terendah terjadi di Kota Cilacap sebesar 0,02 persen, diikuti Kota Sumenep sebesar 0,05 persen. Sebaliknya deflasi terjadi di Kota Depok sebesar 0,20 persen, diikuti Kota Tegal sebesar 0,10 persen dan Kota Sukabumi sebesar 0,03 persen, Untuk wilayah Sulawesi, dari 11 kota IHK, 8 kota IHK mengalami inflasi dan 3 kota IHK mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Bau-Bau diikuti Kota Pare-Pare dan Kota Palopo yang masing-masing sebesar 0,72 persen, 0,45 persen, dan 0,43 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Manado sebesar 0,06 persen, diikuti Kota Mamuju sebesar 0,09 persen. Sebaliknya Kota Kendari, Kota Bulukumba dan Kota Watampone mengalami deflasi masing – masing sebesar 0,03 persen, 0,06 persen dan 0,39 persen. Untuk wilayah Kalimantan, dari 9 kota IHK, 8 kota mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Pontianak sebesar 0,55 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Singkawang dan Kota Palangkaraya yang masing-masing sebesar 0,08 persen. Sebaliknya Kota Balikpapan mengalami deflasi sebesar 0,32 persen. Kota-kota lain di luar wilayah Jawa, Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan inflasi tertinggi terjadi di Kota Tual sebesar 1,31 persen, diikuti Kota Bima sebesar 1,09 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Merauke sebesar 0,11 persen, diikuti Kota Kupang sebesar 0,18 persen. Sebaliknya Kota Jayapura, Kota Mataram dan Kota Manokwari mengalami deflasi masing-masing sebesar 0,09 persen, 0,20 persen dan 0,69 persen.
10
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 25/05/34/Th.XVII, 4 Mei 2015
Tabel 5 Perbandingan Indeks Harga Konsumen dan Inflasi April 2015 di 82 kota No [1] 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Kota [2] MEULABOH BANDA ACEH LHOKSEUMAWE SIBOLGA PEMATANG SIANTAR MEDAN PADANG SIDEMPUAN PADANG BUKIT TINGGI TEMBILAHAN PEKAN BARU DUMAI BUNGO JAMBI PALEMBANG LUBUK LINGGAU BENGKULU BANDARLAMPUNG METRO TANJUNG PANDAN PANGKAL PINANG BATAM TANJUNG PINANG DKI JAKARTA BOGOR SUKABUMI BANDUNG CIREBON BEKASI DEPOK TASIKMALAYA CILACAP PURWOKERTO KUDUS SURAKARTA SEMARANG TEGAL YOGYAKARTA JEMBER BANYUWANGI SUMENEP
IHK [3] 118.58 113.31 113.92 117.98 120.43 119.77 116.82 121.67 115.67 123.34 118.93 118.95 116.17 117.30 115.96 115.04 122.63 118.77 125.90 123.99 118.79 116.76 119.54 119.75 118.93 119.06 117.84 116.46 116.91 117.56 117.08 120.76 116.66 123.47 116.10 117.86 114.30 117.13 116.99 117.10 116.78
Inflasi [4] 0.08 0.08 0.79 0.58 0.56 0.96 0.50 0.56 0.77 0.62 0.81 0.38 0.09 0.30 0.48 0.99 0.55 0.76 0.11 0.32 0.87 0.46 0.63 0.27 0.71 -0.03 0.43 0.40 0.10 -0.20 0.29 0.02 0.15 0.21 0.35 0.17 -0.10 0.38 0.17 0.36 0.05
No [1] 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82
Kota [2] KEDIRI MALANG PROBOLINGGO MADIUN SURABAYA TANGERANG CILEGON SERANG SINGARAJA DENPASAR MATARAM BIMA MAUMERE KUPANG PONTIANAK SINGKAWANG SAMPIT PALANGKARAYA TANJUNG BANJARMASIN BALIKPAPAN SAMARINDA TARAKAN MANADO PALU BULUKUMBA WATAMPONE MAKASAR PARE - PARE PALOPO KENDARI BAU - BAU GORONTALO MAMUJU AMBON TUAL TERNATE MANOKWARI SORONG MERAUKE JAYAPURA NASIONAL
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 25/05/34/Th.XVII, 4 Mei 2015
IHK [3] 118.45 119.51 118.43 116.95 118.69 125.00 121.03 123.31 126.46 116.81 117.63 121.04 113.29 119.69 125.11 119.25 118.04 116.06 117.40 116.26 120.54 120.70 126.70 118.20 117.78 124.42 115.57 117.38 115.88 116.90 114.62 122.26 114.13 116.31 119.90 132.54 121.79 112.66 117.24 123.73 120.38
Inflasi [4] 0.31 0.49 0.36 0.39 0.41 0.73 0.33 0.94 0.64 0.40 -0.20 1.09 0.43 0.18 0.55 0.08 0.52 0.08 0.40 0.38 -0.32 0.24 0.21 0.06 0.37 -0.06 -0.39 0.38 0.45 0.43 -0.03 0.72 0.15 0.09 0.33 1.31 0.62 -0.69 0.33 0.11 -0.09
11