BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 18/04/34/Th.XVIII, 1 April 2016
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN: BULAN APRIL 2016 KOTA YOGYAKARTA INFLASI 0,02 PERSEN
Kota Yogyakarta pada Bulan Maret 2016 mengalami inflasi sebesar 0,02 persen. Inflasi ini dikarenakan adanya kenaikan harga-harga yang menyebabkan berubahnya angka indeks harga konsumen (IHK). Pada Bulan Maret ini, empat kelompok pengeluaran mengalami kenaikan angka indeks, yaitu kelompok bahan makanan naik 0,67 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau naik 0,18 persen; kelompok sandang naik 0,58 persen; dan kelompok kesehatan naik 0,64 persen. Sedangkan kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar turun 0,23 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga turun 0,02 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan turun 0,93 persen.
Dari 82 kota yang dihitung angka inflasinya, 58 kota mengalami inflasi dan 24 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Bukit Tinggi sebesar 1,18 persen, diikuti oleh Kota Medan dan Kota Tual dengan inflasi sebesar 0,88 persen dan 0,82 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Singkawang, Tanggerang, Malang dan Kota Yogyakarta masing-masing sebesar 0,02 persen. Sebaliknya deflasi terbesar terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 1,22 persen, diikuti oleh Kota Pare-Pare dan Kota Maumere masing-masing sebesar 0,09 persen dan 0,77 persen, sedangkan deflasi terkecil sebesar 0,02 persen terjadi di Kota Mamuju, diikuti Kota Manado sebesar 0,03 persen.
Komoditas yang paling mempengaruhi terjadinya inflasi di antaranya adalah bawang merah, cabai merah, bawang putih, cabai rawit, dan nangka muda sedangkan komoditas yang menghambat inflasi adalah daging ayam ras, angkutan udara, beras, tarip listrik, dan telur ayam ras. Laju inflasi tahun kalender 2016 (Maret 2016 terhadap Desember 2015) sebesar 0,46 persen, sedangkan laju inflasi year on year (Maret 2016 terhadap Maret 2015) sebesar 3,69 persen.
A. PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan Maret 2016 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan BPS pada Februari 2016, di Kota Yogyakarta terjadi Deflasi 0,02 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 120,98 pada Februari 2016 menjadi 121,00 pada Maret 2016. Tingkat inflasi tahun kalender (Maret 2016 terhadap Desember 2015) 2016 sebesar 0,46 persen dan tingkat inflasi dari tahun ke tahun (Maret 2016 terhadap Maret 2015) sebesar 3,69 persen. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya empat indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan naik 0,67 persen; kelompok makanan jadi, Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 18/04/34/Th.XVIII, 1 April 2016
1
minuman, rokok & tembakau naik 0,18 persen; kelompok sandang naik 0,58 persen; dan kelompok kesehatan naik 0,64 persen, sebaliknya tiga kelompok lainnya yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar turun 0,23 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga turun 0,02 persen; dan kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan turun 0,93 persen. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga menyumbang terjadinya inflasi di antaranya: bawang merah naik 58,11 persen dengan memberikan andil sebesar 0,23 persen; cabai merah, bawang putih, dan cabai rawit naik 21,15 persen, 9,66 persen, 48,10 persen, dengan masingmasing memberikan andil sebesar 0,04 persen; nangka muda, pepaya, telur asin, dan dokter spesialis naik 70,81 persen, 7,72 persen, 7,83 persen, dan 4,26 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,02 persen; upah pembantu rumah tangga, buncis, kangkung, bayam, minyak goreng, pir, shampo, keramik, kembang kol, daun bawang, sabun detergen bubuk/cair, kacang panjang, terong panjang, mie kering instan, tomat sayur, cabe hijau, pampers, batu, pembalut wanita, bubur, pisang naik 0,69 persen, 27,76 persen, 17,57 persen, 7,54 persen, 0,94 persen, 13,41 persen, 2,19 persen, 1,18 persen, 18,02 persen, 21,64 persen, 1,54 persen, 6,51 persen, 15,04 persen, 1,44 persen, 5,03 persen, 18,33 persen, 3,01 persen, 5,23 persen, 2,23 persen, 1,69 persen, dan 1,15 persen dengan masingmasing memberikan andil sebesar 0,01 persen.
Gambar 1 Perkembangan Inflasi Kota Yogyakarta dan Nasional, Maret 2015 – Maret 2016
0,96
0,93
0,96
0,50
0,63
0,54
0,53
0,38
0,39
0,51
0,21
0,17 0,36
0,36
0,35
0,33 0,04
0,01
0,02
0,13
0,15 -0,05 Mar-15 Apr-15 Mei-15 Jun-15
Jul-15
-0,08
-0,09 -0,09
Ags-15 Sep-15 Okt-15 Nov-15 Des-15 Jan-16 Feb-16 Mar-16
Yogyakarta
Nasional
Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menahan terjadinya inflasi di antaranya daging ayam ras, turun 15,55 persen dengan memberikan andil sebesar -0,16 persen; angkutan udara turun 7,31 dengan memberikan andil sebesar -0,12 persen; beras turun 2,59 persen dengan memberikan andil sebesar -0,10 persen; tarip listrik turun 1,95 persen dengan memberikan andil sebesar -0,09 persen; telur ayam ras turun 12,37 persen dengan memberikan andil sebesar -0,08 persen; bensin turun 1,29 persen dengan memberikan andil sebesar 0,05 persen; kentang dan wortel turun 18,15 persen dan 15,07 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar -0,02 persen; jeruk, jambu batu, seng, ketimun dan kayu balokan turun 1,66 persen, 13,21 persen, 3,85 persen, 16,00 persen, dan 1,32 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar -0,01 persen.
2
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 18/04/34/Th.XVIII, 1 April 2016
Tabel 1 Sumbangan Inflasi Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Kota Yogyakarta Bulan Maret 2016 Kelompok Pengeluaran
Persentase Sumbangan Inflasi
[1]
[2]
Umum
0,02
1.
Bahan makanan
0,13
2.
Makanan jadi, minuman, rokok dan Tembakau
0,03
3.
Perumahan. Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar
-0,06
4.
Sandang
0,03
5.
Kesehatan
0,04
6.
Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
0,00
7.
Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan
-0,16
Tabel 2 IHK dan Laju Inflasi Kota Yogyakarta Maret 2016 dan Tahun ke Tahun menurut Kelompok Pengeluaran I H K ( 2012=100 )
Inflasi Maret 2016 *)
Laju Inflasi Tahun 2016 **)
Laju Inflasi Tahun ke Tahun ***)
(4)
(5)
(6)
(7)
120,45
121,00
0,02
0,46
3,69
127,39
132,82
136,32
0,67
2,64
7,01
2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau
116,76
120,61
121,60
0,18
0,82
4,15
3. Perumahan
117,87
121,62
121,46
-0,23
-0,13
3,05
4. Sandang
108,68
113,11
115,25
0,58
1,89
6,05
5. Kesehatan
110,67
114,76
116,11
0,64
1,18
4,92
6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga
105,82
107,08
107,12
-0,02
0,04
1,23
7. Transpor dan Komunikasi
115,29
118,44
116,12
-0,93
-1,96
0,72
Kelompok Pengeluaran
Maret 2015
Desember 2015
(1)
(2)
(3)
Umum
116,69
1. Bahan Makanan
Maret 2016
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 18/04/34/Th.XVIII, 1 April 2016
3
Gambar 2 Laju Inflasi Kota Yogyakarta Tahun Kalender Bulan Maret 2016 menurut Kelompok Pengeluaran
5 4 P
3
e
2
r s e
2,67 1,89 0,46
1
1,18
0,82 -0,13
0
0,04
n -1 -2
-1,96
-3 Umum
Bahan
Mak. PerumahanSandang KesehatanPendidikanTranspor,
Makanan Jadi,Min, Rok & Temb
Komunikasi, dan Jasa Keuangan
B. PERUBAHAN INDEKS HARGA DI KOTA YOGYAKARTA MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN 1.
Bahan Makanan
Pada Bulan Maret 2016 kelompok bahan makanan mengalami kenaikan angka indeks sebesar 0,67 persen, sehingga besaran angka indeks menjadi 136,32, relatif lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang mencapai 135,41. Dari 11 sub kelompok pengeluaran yang ada, delapan sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks, yakni sub kelompok ikan segar naik 0,13 persen; ikan diawetkan naik 0,29 persen; sub kelompok sayur-sayuran naik 4,69 persen; sub kelompok kacang-kacangan naik 0,34 persen; sub kelompok buah-buahan naik naik 1,27 persen; bumbu-bumbuan naik 21,63 persen; lemak dan minyak naik 0,78 persen; dan bahan makanan lainnya naik 1,49 persen. sebaliknya sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya mengalami penurunan sebesar 2,09 persen; sub kelompok daging dan hasil-hasilnya turun sebesar 4,73 persen; dan sub kelompok telur, susu dan hasil-hasilnya turun 2,68 persen. Beberapa komoditas bahan makanan yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil terjadinya inflasi, di antaranya bawang merah naik 58,11 persen dengan memberikan andil sebesar 0,23 persen; cabai merah, bawang putih, cabai rawit naik 21,15 persen, 9,66 persen, dan 48,10 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,04 persen; nangka muda dan pepaya naik 70,81 persen dan 7,72 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,02 persen; buncis, kangkung, bayam, minyak goreng, pir, kembang kol, daun bawang, kacang panjang, terong panjang, mie kering instant, cabe hijau, tomat sayur, dan pisang naik 27,76 persen, 17,57 persen, 7,54 persen, 0,94 persen, 13,41 persen, 18,01 persen, 21,64 persen, 6,51 persen, 15,04 persen, 1,44 persen, 18,33 persen, 5,03 persen, dan 1,15 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,01 persen. Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga pada kelompok ini sehingga memberikan andil menahan terjadinya inflasi, yaitu daging ayam ras turun 15,55 persen dengan memberikan andil sebesar -0,16 persen, beras turun 2,59 persen dengan memberikan andil sebesar -0,10 persen; telur ayam ras turun 12,37 persen dengan memberikan andil sebesar -0,08 persen; 4
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 18/04/34/Th.XVIII, 1 April 2016
kentang dan wortel turun 18,15 persen dan 15,07 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar -0,02 persen; jeruk, jambu batu, dan ketimun turun 1,66 persen, 13,21 persen, dan 16,00 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar -0,01 persen.
2.
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
Pada bulan ini kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,18 persen dengan angka indeks sebesar 121,60, lebih tinggi dibanding angka indeks pada bulan sebelumnya yaitu sebesar 121,38. Dari tiga sub kelompok pengeluaran pada kelompok ini, seluruh sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks, yaitu sub kelompok makanan jadi naik 0,16 persen; sub kelompok minuman yang tidak beralkohol naik 0,38 persen; dan sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol naik 0,05 persen. Komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga mendorong terjadinya inflasi pada kelompok ini di antaranya adalah telur asin naik 7,83 persen dengan memberikan andil sebesar 0,02 persen; bubur naik 1,69 persen dengan memberikan andil sebesar 0,01 persen. Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga memberikan andil menahan terjadinya inflasi pada kelompok pengeluaran ini adalah biskuit dan wafer turun 0,60 persen dan 0,85 persen.
3.
Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar
Pada bulan ini kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami deflasi sebesar 0,23 persen, dengan angka indeksnya mencapai 121,46 lebih rendah dibanding angka indeks pada bulan sebelumnya yaitu sebesar 121,74. Dari empat sub kelompok pengeluaran yang ada, dua sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks yaitu sub kelompok biaya tempat tinggal naik 0,06 persen; dan sub kelompok penyelenggaraan rumahtangga naik 0,72 persen, sebaliknya sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air turun 1,09 persen, sedangkan sub kelompok penyelenggaraan rumahtangga angka indeksnya relatif stabil dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga menyumbang terjadinya inflasi di antaranya upah pembantu rumahtangga, keramik, sabun detergen bubuk/cair, dan batu naik 0,69 persen; 1,18 persen, 1,54 persen, dan 5,23 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,01 persen. Komoditas yang mengalami penurunan harga pada kelompok ini adalah tarip listrik turun 1,95 persen dengan memberikan andil sebesar -0,09 persen; seng dan kayu balokan turun 3,85 persen dan 1,32 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar -0,01 persen.
4.
Sandang
Kelompok sandang pada Bulan Maret 2016 mengalami inflasi sebesar 0,58 persen dengan angka indeks sebesar 115,25, lebih tinggi dari angka indeks bulan lalu yang tercatat sebesar 114,58. Dari empat sub kelompok pengeluaran yang ada, seluruh sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks, yaitu sub kelompok sandang laki-laki naik 0,53 persen; sub kelompok sandang wanita naik 0,61 persen; sub kelompok sandang anak-anak naik 0,82 persen; dan sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya naik 0,39 persen.
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 18/04/34/Th.XVIII, 1 April 2016
5
Beberapa jenis barang dan jasa yang mengalami kenaikan harga pada kelompok pengeluaran ini, di antaranya pampers dan pembalu wanita naik 3,01 persen dan 2,22 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,01 persen. Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga, sehingga memberikan andil menahan inflasi pada kelompok pengeluaran ini adalah celana panjang katun turun 0,81 persen.
5.
Kesehatan
Kelompok kesehatan pada Bulan Maret 2016 ini mengalami inflasi sebesar 0,64 persen. Angka indeks kelompok ini tercacat 116,11, lebih tinggi dibanding angka indeks bulan sebelumnya yang mencapai 115,37. Dari empat sub kelompok pengeluaran yang ada pada kelompok ini, seluruh sub kelompok mengalami kenaikan yaitu sub kelompok jasa kesehatan naik 0,90 persen; sub kelompok obat-obatan naik 0,10 persen; sub kelompok jasa perawatan jasmani naik 1,48 persen; dan sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika naik 0,50 persen. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada kelompok ini di antaranya dokter spesialis naik 4,26 persen dengan memberikan andil sebesar 0,02 persen; shampo naik 2,20 persen dengan memberikan andil 0,01 persen, sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga pada kelompok ini adalah kapas dan vitamin turun 2,92 persen dan 0,16 persen.
6.
Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga
Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga pada Bulan Maret 2016 mengalami deflasi sebesar 0,02 persen dengan angka indeks sebesar 107,12 lebih rendah dari angka indeks bulan lalu yang tercatat sebesar 107,14. Dari lima sub kelompok pengeluaran pada kelompok ini, dua sub kelompok mengalami penurunan angka indeksnya yaitu sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan turun 0,06 persen; dan sub kelompok rekreasi turun 0,05 persen, sedangkan tiga sub kelompok lainnya yaitu sub kelompok pendidikan; sub kelompok kursus-kursus/pelatihan; dan sub kelompok olah raga angka indeksnya relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada bulan Maret 2016 yaitu: biaya foto copy, vcd/dvd, tinta print, printer, dan vcd/dvd player naik 1,89 persen, 2,44 persen, 2,32 persen, 2,10 persen, dan 0,98 persen. Sebaliknya komoditas yang dapat menahan terjadinya inflasi pada kelompok ini adalah personal komputer/desktop, playstation, televisi berwarna, kamera dan komputer tablet turun 2,31 persen, 3,32 persen, 0,34 persen, 0,11 persen, dan 0,76 persen.
7.
Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan
Angka Indeks Harga Konsumen kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan pada Bulan Maret 2016 sebesar 116,12 lebih rendah dari angka indeks bulan lalu yang mencapai 117,21. Pada kelompok ini, satu sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks yaitu sub kelompok sarana dan penunjang transpor naik 0,05 persen, sebaliknya sub kelompok transpor dan sub kelompok komunikasi dan pengiriman turun masing-masing 1,39 persen dan 0,04 persen, sedangkan satu sub kelompok lainnya yaitu sub kelompok jasa keuangan angka indeksnya relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya. Komoditas yang mengalami kenaikan harga pada kelompok ini, sehingga memberikan andil terjadinya inflasi di antaranya bahan pelumas/oli, tarip sewa becak, sepeda motor, ban dalam motor, accu naik 1,36 persen, 2,51 persen, 0,09 persen, 2,37 persen, dan 0,67 persen.
6
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 18/04/34/Th.XVIII, 1 April 2016
Komoditas yang dapat memberikan andil menahan laju inflasi pada kelompok ini adalah angkutan udara turun 7,31 persen dengan memberikan andil sebesar -0,12 persen; bensin turun 1,29 persen dengan memberikan andil sebesar -0,05 persen. Tabel 3 Indeks Harga Konsumen Kota Yogyakarta bulan Februari 2016 dan Maret 2016, Perubahannya serta Sumbangan Inflasi (2012=100) IHK KODE [1] 00000 10000 10100 10200 10300 10400 10500 10600 10700 10800 10900 11000 11100 20000 20100 20200 20300 30000 30100 30200 30300 30400 40000 40100 40200 40300 40400 50000 50100 50200 50300 50400 60000 60100 60200 60300 60400 60500 70000 70100 70200 70300 70400
KELOMPOK / SUB KELOMPOK [2] UMUM BAHAN MAKANAN Padi-padian,umbi2-an & hasilnya Daging dan hasil-hasilnya Ikan Segar Ikan Diawetkan Telur,susu,dan hasil-hasilnya Sayur-sayuran Kacang-kacan Buah-buahan Gan Bumbu-bumbuan Lemak dan minyak Bahan makanan lainnya MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU Makanan jadi Minuman yang tdk beralkohol Tembakau dan minuman beralkohol PERUMAHAN Biaya tempat tinggal Bh,bakar,penerangan dan air Perlengkapan Rumahtangga Penyelenggaraan Rumahtangga SANDANG Sandang laki-laki Sandang wanita Sandang anak-anak Barang pribadi dan lainnya KESEHATAN Jasa kesehatan Obat-obatan Jasa Perawatan Jasmani Perawatan jasmani & kosmetika PENDIDIKAN,REKREASI,OLAH RAGA Jasa Pendidikan Kursus-kursus/Pelatihan Perlengkapan/peralatan pendidikan Rekreasi Olahraga TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN Transpor Komunikasi dan pengiriman Sarana & penunjang transport Jasa Keuangan
Februari 2016 [3] 120,98 135,41 123,23 146,85 141,65 158,22 131,51 140,61 127,03 146,92 157,13 113,32 134,48 121,38 121,64 117,68 123,83 121,74 116,23 135,89 110,35 117,46 114,58 121,27 112,71 117,13 107,22 115,37 114,13 110,93 109,83 120,96 107,14 105,37 124,28 102,91 109,26 113,94 117,21 125,91 98,57 111,16 121,84
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 18/04/34/Th.XVIII, 1 April 2016
Maret 2016 [4] 121,00 136,32 120,65 139,90 141,83 158,68 127,98 147,20 127,46 148,79 191,12 114,20 136,49 121,60 121,84 118,13 123,89 121,46 116,30 134,41 110,35 118,30 115,25 121,91 113,40 118,09 107,64 116,11 115,16 111,04 111,45 121,56 107,12 105,37 124,28 102,85 109,20 113,94 116,12 124,16 98,53 111,22 121,84
Inflasi Maret 2016 (%) [5] 0,02 0,67 -2,09 -4,73 0,13 0,29 -2,68 4,69 0,34 1,27 21,63 0,78 1,49 0,18 0,16 0,38 0,05 -0,23 0,06 -1,09 0,00 0,72 0,58 0,53 0,61 0,82 0,39 0,64 0,90 0,10 1,48 0,50 -0,02 0,00 0,00 -0,06 -0,05 0,00 -0,93 -1,39 -0,04 0,05 0,00
ANDIL INFLASI [6] 0,02 0,13 -0,09 -0,16 0,00 0,00 -0,08 0,06 0,00 0,03 0,35 0,01 0,00 0,03 0,02 0,01 0,00 -0,06 0,01 -0,09 0,00 0,03 0,03 0,01 0,01 0,01 0,00 0,04 0,02 0,00 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 -0,16 -0,16 0,00 0,00 0,00
7
C. INFLASI MENURUT KOMPONEN MARET 2016 Komponen inti pada bulan Maret 2016 mengalami inflasi 0,24 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 114,90 Februari 2016 menjadi 115,17 pada Maret 2016, komponen yang harganya diatur pemerintah mengalami deflasi sebesar 1,33 persen dan komponen bergejolak mengalami inflasi 0,70 persen. Inflasi komponen inti dan komponen bergejolak untuk tahun kalender (Januari – Maret) 2016 masing-masing 0,99 persen dan 3,03 persen, sementara komponen yang harganya diatur pemerintah mengalami deflasi sebesar 3,47 persen. Sedangkan inflasi dari tahun ke tahun (Maret 2016 terhadap Maret 2015) untuk komponen inti, komponen harga yang diatur pemerintah, dan komponen bergejolak masing-masing sebesar 3,79 persen, 0,18 persen, dan 7,60 persen.
Tabel 4 Tingkat Inflasi Maret 2016, Inflasi Tahun Kalender 2016, dan Inflasi Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Komponen IHK
IHK
IHK
Inflasi
Andil
Laju Inflasi
Laju Inflasi
Maret
Desember
Maret
Maret
Inflasi
Tahun Kalender
Tahun ke
2015
2015
2016
2016
(%)
2016
Tahun
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
Umum
116,69
120,45
121,00
0,02
0,02
0,46
3,69
I
Inti
110,96
114,04
115,17
0,24
0,15
0,99
3,79
II
Diatur Pemerintah
131,67
136,65
131,91
-1,33
-0,25
-3,47
0,18
III
Bergejolak
126,40
132,01
136,01
0,70
0,11
3,03
7,60
Komponen [1]
Tiga kelompok komponen pada Maret 2016 memberikan sumbangan inflasi terhadap Kota Yogyakarta yaitu: komponen inti 0,15 persen, komponen harga yang diatur pemerintah -0,25, dan komponen bergejolak memberikan andil 0,11 persen. Gambar 3 Inflasi Februari dan Maret 2016 Menurut kelompok Komponen
1,00 0,50 0,00 -0,50
Umum
Inti
Diatur Pemerintah
Bergejolak
-1,00 -1,50 Februari-2016
8
Maret-2016
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 18/04/34/Th.XVIII, 1 April 2016
D. PERBANDINGAN INFLASI KOTA YOGYAKARTA DENGAN KOTA LAIN DI INDONESIA Pada bulan Maret dari 82 kota yang dihitung angka inflasinya, 58 kota mengalami inflasi dan 24 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Bukit Tinggi sebesar 1,18 persen, diikuti oleh Kota Medan dan Kota Tual dengan inflasi sebesar 0,88 persen dan 0,82 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Singkawang, Tangerang, Malang dan Kota Yogyakarta masing-masing sebesar 0,02 persen. Sebaliknya deflasi terbesar terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 1,22 persen, diikuti Kota Pare-Pare dan Kota Maumere masing-masing sebesar 0,90 persen dan 0,77 persen, sedangkan deflasi terkecil sebesar 0,02 persen terjadi di Kota Mamuju, diikuti Kota Manado sebesar 0,03 persen. Di wilayah Sumatera dari 23 kota IHK, 18 kota IHK mengalami inflasi dan 5 kota IHK mengalami deflasi, inflasi tertinggi terjadi di Kota Bukit Tinggi sebesar 1,18 persen diikuti oleh Kota Medan sebesar 0,88 persen. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Bengkulu sebesar 0,04 persen, diikuti Kota Metro sebesar 0,13 persen. Sebaliknya Kota Tanjung Pandan mengalami deflasi terbesar yaitu sebesar 1,22 persen, diikuti Kota Bungo sebesar 0,31 persen. Di pulau Jawa dan Madura, dari 26 kota yang dihitung Indeks Harga Konsumennya, 23 kota IHK mengalami inflasi dan 3 Kota IHK lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Purwokerto dan Kudus masing-masing sebesar 0,55 persen dan 0,51 persen. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Tangerang, Yogyakarta dan Malang masing-masing sebesar 0,02 persen. Sebaliknya deflasi tertinggi terjadi di Kota Sumenep sebesar 0,27 persen, diikuti Kota Sukabumi sebesar 0,16 persen. Untuk wilayah Sulawesi, dari 11 kota IHK, 6 kota IHK mengalami inflasi dan 5 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Palu sebesar 0,38 persen, diikuti Kota Palopo dan Kendari masing-masing sebesar 0,25 persen dan 0,23 persen. Sebaliknya Kota Pare-Pare mengalami deflasi tertinggi sebesar 0,90 persen, diikuti Kota Bulukumba sebesar 0,31 persen. Untuk wilayah Kalimantan, dari 9 kota IHK, 5 kota IHK mengalami inflasi, dan 4 Kota IHK mengalami deflasi, inflasi tertinggi terjadi di Kota Samarinda sebesar 0,44 persen, diikuti Kota Tanjung sebesar 0,17 persen. Sebaliknya Kota Sampit mengalami deflasi terbesar yaitu sebesar 0,34 persen, diikuti Kota Pontianak sebesar 0,08 persen. Kota-kota lain di luar wilayah Jawa, Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan inflasi tertinggi terjadi di Kota Tual sebesar 0,82 persen, diikuti Kota Singaraja sebesar 0,81 persen. Sebaliknya Kota Merauke mengalami deflasi terbesar yaitu sebesar 0,77 persen diikuti Kota Kupang sebesar 0,76 persen.
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 18/04/34/Th.XVIII, 1 April 2016
9
Tabel 5 Perbandingan Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Maret 2016 di 82 kota No
Kota
[1] 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
[2]
10
MEULABOH BANDA ACEH LHOKSEUMAWE SIBOLGA PEMATANG SIANTAR MEDAN PADANG SIDEMPUAN PADANG BUKIT TINGGI TEMBILAHAN PEKAN BARU DUMAI BUNGO JAMBI PALEMBANG LUBUK LINGGAU BENGKULU BANDARLAMPUNG METRO TANJUNG PANDAN PANGKAL PINANG BATAM TANJUNG PINANG DKI JAKARTA BOGOR SUKABUMI BANDUNG CIREBON BEKASI DEPOK TASIKMALAYA CILACAP PURWOKERTO KUDUS SURAKARTA SEMARANG TEGAL YOGYAKARTA JEMBER BANYUWANGI SUMENEP
IHK [3] 122.18 116.73 118.26 126.56 127.04 127.42 121.51 128.91 123.05 127.48 123.16 124.23 121.38 122.79 121.05 121.28 129.19 124.20 131.84 127.63 125.74 122.93 124.20 123.75 122.98 122.62 122.42 119.28 120.68 121.94 122.01 125.32 121.31 129.16 120.82 122.35 120.13 121.00 120.99 121.19 120.80
Inflasi [4] -0.07 -0.26 -0.19 0.75 0.66 0.88 0.54 0.55 1.18 0.27 0.54 0.23 -0.31 0.26 0.22 0.58 0.04 0.49 0.13 -1.22 0.26 0.26 0.29 0.15 0.20 -0.16 0.20 0.05 0.15 0.35 0.13 0.11 0.55 0.51 0.42 0.39 0.32 0.02 0.07 0.03 -0.27
No
Kota
[1] 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82
[2] KEDIRI MALANG PROBOLINGGO MADIUN SURABAYA TANGERANG CILEGON SERANG SINGARAJA DENPASAR MATARAM BIMA MAUMERE KUPANG PONTIANAK SINGKAWANG SAMPIT PALANGKARAYA TANJUNG BANJARMASIN BALIKPAPAN SAMARINDA TARAKAN MANADO PALU BULUKUMBA WATAMPONE MAKASAR PARE - PARE PALOPO KENDARI BAU - BAU GORONTALO MAMUJU AMBON TUAL TERNATE MANOKWARI SORONG MERAUKE JAYAPURA NASIONAL
IHK [3] 121.27 123.69 121.54 120.77 122.67 131.06 126.94 130.13 131.22 120.32 122.43 127.14 117.50 125.64 130.56 122.89 123.84 120.69 124.37 122.79 126.67 126.54 132.39 123.92 124.42 127.18 118.27 124.40 119.77 121.60 120.18 126.94 120.50 122.23 121.97 135.79 127.64 116.09 124.52 128.07 125.08
Inflasi [4] 0.09 0.02 -0.08 0.08 0.06 0.02 0.38 0.29 0.81 0.06 -0.05 -0.14 -0.77 -0.76 -0.08 0.02 -0.34 -0.04 0.17 0.14 -0.04 0.44 0.09 -0.03 0.38 -0.31 0.04 0.17 -0.90 0.25 0.23 -0.04 0.15 -0.02 -0.36 0.82 0.28 0.13 -0.14 -0.41 0.30
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 18/04/34/Th.XVIII, 1 April 2016