PERAN KEPEMIMPINAN CAMAT DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN TAGULANDANG SELATAN KABUPATEN SIAU TAGULANDANG BIARO
Oleh : Sri Timur Sari Ponto ABSTRAK Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah Kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman mati. Kepemimpinan merupakan suatu seni, yaitu seni mempengaruhi orang lain agar melakukan tindakan dan perbuatan yang dinginkan pemimpin. Kecamatan merupakan perangkat daerah kabupaten/kota sebagai pelaksana teknis kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu dan dipimpin oleh Camat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran kepemimpinan Camat dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai di Kecamatan Tagulandang Selatan. Hasil dari penelitian ini sudah dikatakan baik, peran tersebut meliputi pemberian penjelasan pada pegawai, dukungan fasilitas kantor, tanggung jawab pada pekerjaan, disiplin kehadiran , pengawasan. Agar disiplin di Kecamatan Tagulandang Selatan dapat terlaksana dengan baik Camat harus melakukan pembinaan supaya dapat ditingkatkan lagi disiplin kerja pegawai dengan menfokuskan pada masing-masing bidang pegawai atau menurut kemampuannya Kata Kunci : Peran, Kepemimpinan, Disiplin Kerja
Pendahuluan Kepribadian merupakan salah satu faktor terpenting yang turut menunjang faktor akademis dari individu yang bersangkutan, karena tanpa pribadi yang baik, maka nilai akademis yang sudap didapatkan akan sia-sia. Salah satu nilai kepribadian yang sangat menunjang adalah disiplin atau kedisiplinan. Disiplin merupakan suatu hal yang sangat penting bagi suatu organisasi dan mempertahankan atau melangsungkan kehidupannya. Hal ini disebabkan hanya dengan disiplin yang tinggi suatu organisasi dapat berprestasi tinggi. Dengan kata lain disiplin adalah unsur yang penting yang mempengaruhi prestasi dalam organisasi. Untuk mencapai hasil yang baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, perlu adanya disiplin kerja yang baik dari yang bersangkutan. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan. Karena hal ini akan mendorong gairah atau semangat kerja, dan mendorong terwujudnya tujuan organisasi. Kedisiplinan harus ditegakkan dalam suatu organisasi karena tanpa dukungan disiplin personil yang baik, maka organisasi akan sulit dalam mewujudkan tujuannya. Jadi dapatlah dikatakan bahwa kedisiplinan merupakan kunci keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.
1
Faktor disiplin dalam kepemimpinan merupakan sesuatu yang sangat penting. Persoalan utama yang muncul adalah persepsi yang keliru tentang disiplin itu sendiri, baik dari segi pemimpin maupun dari segi bawahan. Dalam kepemimpinan disiplin harus diartikan sebagai mendidik untuk perbaikan dan menjadi lebih baik. Disiplin harus ditegakkan dan dijalankan dalam kepemimpinan apabila suatu organisasi berkehendak untuk tetap tegak dan lebih maju. Pemimpin yang disiplin akan mempengaruhi bawahannya untuk berdisiplin. Sebab disiplin merupakan tanda dan penggerak hidup suatu organisasi. Disiplin yang baik dan benar dalam kepemimpinan akan selalu membangun serta membawa kemajuan. Pemimpin yang berhikmat akan selalu menerapkan disiplin dalam hidup dan kerja sehingga membawa dampak positif bagi kemajuan hidup dan kerja dalam organisasi. Disiplin erat hubungannya dengan kepemimpian. Tidak mungkin seorang memotivasi orang lain, kalau ia tidak dapat menimbulkan kepercayaan dan respek. Sedangkan hal ini banyak ditentukan oleh disiplin, terutama disiplin pribadi atau pengendalian diri yang dapat ditumbuhkan seorang dalam dirinya. Seorang pemimpin perlu menegakkan disiplin dalam organisasi yang dipimpinnya. Organisasi tanpa disiplin adalah satu gerombolan orang yang tidak jelas arah tujuannya. Biarpun anggota organisasi itu sudah tergerak motivasinya dan bersedia untuk bersama-sama melaksanakan usaha untuk mencapai tujuan bersama, namun kalau itu tidak disertai disiplin yang kuat, tidak ada jaminan bahwa semangat mereka akan menciptakan hasil yang sesuai dengan yang dituju. Sebab itu adalah kewajiban seorang pemimpin untuk menimbulkan kesadaran dan kehendak pada anggotanya untuk mempunyai disiplin yang kuat. Disiplin itu mutlak dimiliki oleh setiap aparatur pemerintah, baik pemerintah yang berada di tingkat atas, maupun pemerintah yang berada di tingkat bawah. Disiplin yang dimiliki oleh pemerintah tingkat pusat juga dimiliki oleh aparatur tingkat daerah., sehingga baik pusat maupun daerah saling menunjang dalam menciptakan disiplin nasional. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah yang menyatakan Camat adalah kepala kecamatan. Dapat diartikan Camat adalah pemimpin penyelenggaraan pemerintahan di tingkat kecamatan yang melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati/Walikota. Perangkat pemerintahan kecamatan sebagai salah satu aparatur yang berhubungan langsung dengan masyarakat harus memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi yang berkaitan dengan pekerjaan, kerja sama maupun pelayanan terhadap masyarakat dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan kecamatan. Disiplin kerja pegawai merupakan faktor yang sangat penting dalam mencapai tujuan organisasi sedangkan Disiplin pegawai negeri sipil menurut Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010 adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam perundangundangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin. Oleh sebab itu penting bagi camat untuk dapat membina dan meningkatkan disiplin kerja serta memberi semangat dan motivasi bagi pegawainya. Kurangnya disiplin kerja dapat menimbulkan berbagai hal yang kurang baik dalam hubungannya dengan pekerjaan, misalnya semangat kerja yang menurun, hasil kerja yang kurang maksimal, serta acuh tak acuh terhadap pekerjaan atau jabatan yang diembannya. Kurangnya kedisiplinan akan menghambat penyelenggaraan pemerintah kecamatan yang secara tidak langsung turut mempengaruhi jalannya sebuah pemerintahan secara keseluruhan.
2
Seorang camat harus mampu menunjukkan kemampuannya dalam memimpin serta membina pegawai agar mempunyai disiplin kerja baik guna kelancaran jalannya pemerintah kecamatan. Camat sebagai pemimpin pemerintahan yang bertanggung jawab dalaqm penyelenggaraan pemerintahan, mengkoordinasikan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan, serta mampu menjalankan kepemimpinan dengan sebaikbaiknya. Dalam ini camat berkemampuan untuk membangkitkan minat, kemampuan, serta semangat bagi para pegawainya demi mencapai tujuan bersama dan mencapai hasil yang sempurna. Oleh karena itu sudah menjadi tugas dan kewajiban seorang camat untuk menjalankan pemerintahan kecamatan serta berkewajiban untuk membina disiplin kerja pegawai kantor kecamatan. Disamping itu, faktor disiplin dari para penyelenggara pemerintahan kecamatan, terutama disiplin kerja perangkat kerja juga memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan. Dengan disiplin kerja yang baik berakibat terhadap peningkatan produktifitas kerja. Salah satu faktor dalam menerapkan disiplin kerja tersebut adalah dengan memberikan hukuman/sanksi dan hal ini sangat diperlukan dalam meningkatkan kedisiplinan kerja. Demikian halnya dengan Pemerintahan Kecamatan Tagulandang Selatan Kabupaten Siau Tagulandang Biaro yang salah satu tujuan utamanya adalah memberikan pelayanan yang efektif dan efisien kepada masyarakat secara maksimal dan salah satu indikator dalam mewujudkannya dengan meningkatkan disiplin kerja pegawai. Namun pada kenyataannya, disiplin kerja tidak lepas kaitannya dengan bagaimana pimpinan menjalankan perannya sebagai kepala organisasi. Pimpinan dinilai memegang peranan yang penting dan strategis terhadap disiplin kerja pegawai sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Sesuai dengan observasi yang peneliti lakukan dimana peran kepemimpinan Camat dalam menciptakan suasana kerja yang baik kurang Nampak. Maka dari itu camat harus memiliki kekuatan untuk menemukan dan mendidik bawahannya sehingga tercipta budaya kerja yang baik atau kedisiplinan kerja yang membawah pemerintahan yang unggul. Dari penjelasan diatas maka timbul masalah-masalah yang berada di kantor Camat Tagulandang Selatan seperti: Ketidak beradaannya pegawai di tempat tugas atau minimnya kehadiran pegawai sehingga sedikitnya jumlah pegawai di kantor, kurangnya pembagian tugas kepada bawahan sebagai rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas tersebut, adanya pegawai yang datang terlambat ke kantor dan pulang lebih awal sebelum jam pulang kantor. Oleh sebab itu diperlukan peran kepemimpinan yang bergaya demokratis yaitu bagaimana seorang pemimpin menghadapi bawahan dan masyarakatnya dengan memakai metode pembagian tugas dengan bawahan, begitu juga antar bawahan dibagi tugas secara merata dan adil. Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis memilih judul “Peran Kepemimpinan Camat Dalam meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai Di Kantor Kecamatan Tagulandang Selatan Kabupaten Siau Tagulandang Biaro”. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis melakukan perumusan masalah sebagai berikut:Bagaimana Peran Kepemimpinan Camat dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai di Kantor Kecamatan Tagulandang Selatan Kabupaten Siau Tagulandang Biaro.
3
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui Peran Kepemimpinan Camat Tagulandang Selatan dalam meningkatkan disiplin kerja aparatur kecamatan Tagulandang Selatan. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian adalah sebagai berikut: 1. Dapat memberikan dorongan kepada Camat dalam memberikan arahan kepada bawahannya guna lebih maju dalam menjalankan pemerintahannya terlebih khusus di dalam instansi pemerintahan. 2. Dapat berguna bagi penulis dalam mengembangkan wawasan mengenai peran kepemimpinan Camat dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai di Kecamatan Tagulandang Selatan Kabupaten Siau Tagulandang Biaro.
Tinjauan Pustaka Konsep Peran Menurut Friedman. M (1998:286) peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun informal. Peran didasarkan pada preskripsi (ketentuan) dan harapan peran menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan dalam situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran-peran tersebut. Soekanto (2001:268) memberikan pengertian tentang peranan, yaitu merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan. Konsep Kepemimpinan Kepemimpinan menurut Dubin sebagaimana telah dikutip oleh Fieldler dan Martin M. Chemers dalam bukunya “Leadership and Effective Management by Scott, Foresman and Company, Glenview, Illionis” (1974) adalah aktivitas para pemegang kekuasaan dan membuat keputusan. Kepemimpinan merupakan kemampuan, proses dan seni. Hal ini mengacu pada kegiatan atau aktivitas yang harus dilakukan untuk memengaruhi orang lain supaya berperilaku tertentu. Seorang pemimpin dapat melakukan dengan cara membujuk, mendesak, memaksa, atau dengan cara lain sehingga orang lain menjadi mau melakukan. Kepemimpinan sebagai upaya memengaruhi orang lain tidak terlepas dari kepribadian dan kapasitas pemimpin itu sendiri dalam meningkatkan pengaruh orang lain. Oleh karena itu, masalah kepemimpinan berhubungan dengan kajian dan pemahaman tentang apa yang membuat seseorang berpengaruh apa yang harus dilakukan seorang pemimpin, dan bagaimana pemimpin memengaruhi. Konsep Disiplin Kerja T. hani Handoko (1994:208) membagi 3 disiplin kerja yaitu:1. Disiplin Preventif, yaitu kegiatan yang dilaksanakan utnuk mendorong para karyawan agar mengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga penyelewengan dapat dicegah.2. Disiplin Korektif, yaitu kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan yang mencoba utnuk menghindari pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan korektif sering berupa suatu bentuk hukuman dan disebut tindakan
4
pendisiplin.3. Disiplin Progresif, yaitu kegiatan memberikan hukuman-hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran-pelanggaran yang berulang. Tujuan dari disiplin progesif. Ini agar karyawan untuk mengambil tindakan-tindakan korektif sebelum mendapat hukuman yang lebih serius. Konsep Kecamatan dan Camat Kecamatan adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah daerah tingkat II atau kabupaten/kota. Kecamatan menerima sebagian wewenang yang dilimpahkan oleh Kepala Daerah. Disamping itu kecamatan adalah sebagai koordinator dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan umum. Camat menurut Bayu Suryaningrat (1981:2) adalah seorang yang mengepalai dan membina suatu wilayah yang biasanya terdiri dari beberapa desa atau kelurahan. Camat juga adalah seorang eksekutif yaitu seorang pelaksana tugas kecamatan, seperti salah satu tugas dan fungsinya sebagai kepala wilayah kecamatan yaitu pengendalian pembangunan.
Metode Penelitian Jenis Penelitian Dalam penelitian penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif. Menurut Dubin dan Licoln (2009). kata kualitatif menyiratkan pada proses dan makna yang tidak dikaji secara ketat atau belum diukur dari sisi kuantitas, jumlah, intensitas, atau frekuensinya. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses peneltian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti menekankan sifat realitas yang terbangun secara sosial, hubungan erat antara peneliti dan subjek yang diteliti. Creswell (1998) menyatakan peneltian kualitatif sebagai suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kantor Kecamatan Tagulandang Selatan yang berlokasi di Desa Kisihang Kecamatan tagulandang Selatan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (SITARO). Informan Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian, ia harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian. Oleh larena itu seorang informan harus benar-benar tahun atau terlibat langsung dengan permasalahan penelitian. Memilih seorang informan harus dilihat dari kompetensinya bukan hanya sekedar menghadirkannya. Dalam penelitian ini informan adalah pegawai di kantor kecamatan Tagulandang Selatan dan Camat Tagulandang Selatan.
5
Fokus Penelitian Fokus Penelitian adalah pemusatan konsentrasi pada tujuan dari penelitian yang dilakukan. Penelitian ini berfokus pada Peran kepemimpinan yang dijalankan oleh Camat dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai di Kantor Kecamatan Tagulandang Selatan. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1. Wawancara 2. Kuesioner 3. Observasi Teknik Analisa Data Analisa data kualitatif menurut Moleong (2006:248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilahmilahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistesiskannya, mencari dan memutuskan apa yang diceritakan kepada orang lain, kemudian diolah dan dianalisa untuk diketahui hasil dari suatu penelitian. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa data kualitatif, yaitu dengan memberikan bobot penelitian dari jawaban informan yang diberikan dengan nilai seperti baik, belum baik, cukup baik, kurang baik, dan lain-lain.
Pembahasan Peran kepemimpinan Camat dalam meningkatkan motivasi kerja pegawai dapat dilihat dari : 1. Penjelasan Camat Pada Para Pegawai Kualitas penjelasan Camat Tagulandang Selatan pada para pegawai dikategorikan atas tugas-tugas terhadap mereka sangat baik, tidak satupun informan menganggap kualitas penjelasan Camat dengan penilaian buruk. Dengan demikian dapat disimpulkan fungsi Camat Tagulandang Selatan mampu diakui maksimal oleh para pegawainya Penjelasan dan brifing merupakan aktivitas rutin antara Camat dan para pegawai. Penjelasan dan brifing dapat berbentuk penyebaran informasi yang relevan seperti keputusan dan rencana, memberi informasi teknis yang dibutuhkan oleh bawahan untuk melakukan pekerjaan, menginformasikan tentang kemajuan organisasi, masyarakat dan lain-lainnya. 2. Pemberian Penjelasan Dalam memberikan penjelasan Camat Tagulandang Selatan sudah sangat baik, karena dari hasil penelitian sebagian besar informan mengatakan bahwa Camat Tagulandang Selatan sering memberikan penjelasan atas suatu masalah pada pegawai. Penjelasan adalah merupakan bagian tak terpisahkan dari aktivitas pimpinan. Dan Pimpinan yang baik memberikan penjelasan dengan cara singkat, selalu relevan. Pimpinan sudah seharusnya memandang bawahan tidak dalam posisi tidak memahami informasi atau persoalan. Bahkan dalam skala tertentu bawahan lebih memahami dibandingkan pimpinan. Karena disinilah fungsi pokok Camat dalam memberikan penjelasan kepada pegawainya. 3. Peran Camat Di Dalam Fungsi Pengawasan
6
Dari hasil penelitian Pegawai yang ada di Kantor Kecamatan Tagulandang Selatan sering mendapatkan teguran dari Camat. Ini dikarenakan sebagian pegawai melakukan tindakan yang membuat mereka menerima sanksi berupa teguran, misalnya mangkir dari pekerjaan atau lambat dalam menyelesaikan tugas. Bagi pimpinan bertindak tegas dengan memberikan teguran bila pegawai yang malas melakukan hal-hal merugikan kantor jelas merupakan sikap positif. Ini akan berdampak balik pada organisasi atas peran mereka yang dituntut untuk memberikan pelayanan pada masyarakat. Bertindak tegas tidak berarti menomorsatukan rasa takut bawahan. Dan pimpinan yang baik sangat peka terhadap rasa takut bawahannya. Namun ia harus memastikan bahwa pegawai memiliki rasa takut untuk melanggar peraturan organisasi 4. Camat dan Pemberian Pujian Pada Pegawai Lebih dari separuh informan menilai bahwa Camat kadang-kadang dalam memberikan pujian/apresiasi kepada pegawai atas tugas-tugas mereka. Namun tidak satupun informan menilai tidak dalam Camat memberikan pujian/apresiasi kepada pegawai. Dapat dikatakan Camat sudah bertindak aktif dalam memberikan pujian untuk meningkatkan motivasi pegawai. Bagi individu pujian sering sama artinya dengan penghargaan. Sedkan bagi pimpinan kemampuan memuji bawahan mutlak harus dimiliki pimpinan memberikan pujian hanya jika bawahannya memberikan sumbangan pada organisasi. Bila puas dengan organisasinya, yang pada dasarnya itu akibat dari kinerja bawahannya, maka sudah selayaknya ia memuji mereka. Memuji bawahan berarti pimpinan menaruh harapan pada mereka. 5. Dukungan Fasilitas Kerja Kantor Fasilitas perusahaan, organisasi dan lembaga swasta dari pemerintah merupakan unsur penting. Dengan adanya fasilitas yang diharapkan akan memudahkan karyawan dalam bekerja sehingga semangat dan gairah kerja mereka dapat ditingkatkan. Secara mayoritas sebagian informan menyatakan mendukung terhadap fasilitas kantor yang ada di kantor Camat Tagulandang Selatan, tetapi ada sebagian fasilitas kantor yang tidak dipergunakan sebagaimana mestinya. 6. Tanggung Jawab Camat Pada Pekerjaan Tidak satupun pegawai menilai negatif terhadap tanggun jawab Camat atas penyelesaian tugas yang harus diembannya. Mengingat tugas Camat tidak hanya di dalam kantor, dan sering harus mengadakan pertemuan dengan aparat pada tingkat desa dan kabupaten. Pada dasarnya pimpinan sudah semestinya bertanggung jawab terhadap semua hal yang terjadi dalam organisasi. Bagi pimpinan, tanggung jawab ini sudah semestinya menjadi kesadaran baginya. Jika sesuatu tidak berjalan semestinya, ia tidak mengalihkan pada orang lain. 7. Pemberian Contoh Pada Pegawai Sebagian besar pegawai beranggapan bahwa pimpinan itu harus dijadikan pola anutan atau teladan bagi para bawahannya dalam hal ini pegawai, karena peran sebagai Camat itu sangat penting bagi kemajuan organisasi dan masyarakat yang dipimpinnya. Keteladanan untuk menjadi contoh memerlukan kualitas yang bersifat pribadi dari pimpinan. Keteladanan mampu menarik simpati bawahan atau pengikutnya. Dan ini akan mampu menciptakan identitas bagi pimpinan. Pimpinan yang selalu tampil dengan kepribadian yang jujur, perbuatan yang sesuai dengan perkataan, loyal pada peraturan organisasi, masyarakat dan Negara, memiliki
7
gaya hidup yang bersahaja dan dalam bertutur kata akan mampu menjadi teladan bagi bawahannya. Bahkan dalam efek yang lebih luas akan menciptakan kesuksesan. 8. Suasana Kerja di Kantor Suasana kerja dilingkungan kantor kecamatan Tagulandang Selatan memadai sehingga mendukung aktivitas kerja para pegawai. Suasana kerja yang baik akan mampu memberikan motivasi kerja pegawai untuk dapat bekerja sebaik-baiknya, yang akhirnya akan terwujud kepuasan kerja. Namun demikian hal itu belumtentu terwujud sesuai dengan harapan. Berbagai hambatan sering terjadi karena masalah internal dan eksternal organisasi. Diantaranya adalah terjadi konflik yang tidak terbuka. Bila hal seperti ini tidak terpecahkan suasana kerja akan terganggu. Dan tanggung jawab pimpinan adalah mencegah terjadinya konflik yang merugikan organisasi. Pimpinan yang baik seharusnya membawah konflik muncul di permukaan agar masalah dapat diteliti, dianalisa, dan diselesaikan. Bagaimanapun bagi sebagian besar individu, konflik lebih sering dihindari. Dan ini dapat berdampak pada suasana kerja yang tidak mendukung. 9. Disiplin Kehadiran Kerja Tepat Waktu Sudah hal umum seorang pegawai dituntut untuk disiplin, namun keadaan yang seharusnya terjadi ini tidak sepenuhnya terpenuhi. Masih ditemukan adanya pegawai yang terlambat masuk kerja. Dapat dikatakan masih cukup tinggi tingkat kedatangan para pegawai ke kantor dengan terlambat. Hasil penelitian mengenai keterlambatan masuk kantor menunjukkan bahwa sebagian besar informan menyatakan sering terlambat masuk kantor, sebagiannya lagi menyatakan kadang-kadang terlambat masuk kantor. Banyaknya pegawai yang terlambat masuk kerja dikarenakan jauhnya jarak tempat tinggal pegawai, gangguan kendaraan diperjalanan dan kesibukan keluarga. Maka inilah salah satu masalah yang bisa muncul dalam organisasi adalah kedisiplinan para anggotanya untuk menaati peraturan yang telah disepakati. Masalah kedisiplinan adalah merupakan masalah standar dan terkait dengan sistem. Pimpinan yang memiliki disiplin efektif pada organisasinya atau timnya tidak perlu bersusah payah mendisiplinkan orang lain. Bila tanpa disiplin aturan akan rusak. Pimpinan seharusnya memiliki disiplin yang baik dan menerapkan pada dirinya dan mendorong timnya untuk menunjukkan disiplin tersebut. Tanpa disiplin karyawan bisa tiba di tempat kerja dengan terlambat, memperpanjang waktu istirahat dan makan siang mereka, pulang lebih awal, menggunakan fasilitas organisasi untuk kepentingan pribadi, sehingga memperbesar jumlah pengeluaran. Tanpa disiplin pelayanan pada masyarakat pun bisa tidak maksimal bahkan terabaikan. 10. Absensi Para Pegawai Tingkat kedisiplinan para pegawai masih cukup tinggi karena tidak satupun para pegawai mengaku tidak pernah bolos kerja. Tingkat bolos kerja yang tinggi bisa menunjukkan penurunan semangat kerja. Sehingga berakibat mereka menjadi malas datang kerja setiap hari, setiap ada kesempatan untuk tidak bekerja dengan alasan masalah keluarga, kesehatan dan lain-lain, maka mereka absen dan mungkin menggunakan waktu itu untuk kegiatan lainnya. Kesimpulan 1. Profesionalisme aparatur ditunjukkan dengan efektif dan efisien dalam kinerja sehingga peran kepemimpinan Camat sudah mencapai keberhasilan dalam menopang dan membina aparatur kecamatan yang ada di Tagulandang Selatan.
8
2. Bentuk dari sikap keterbukaan Camat cukup berperan dalam meningkatkan disiplin kerja dan kerja sama di kantor Camat. 3. Dengan sikap keterbukaan yang tinggi maka ikatan emosional pegawai terhadap tempat kerja dan tanggung jawab pegawai terhadap tugas juga akan semakin tinggi. Saran 1. Camat Tagulandang Selatan melakukan bimbingan dan arahan secara rutin dan dibuatkan aturan yang tertulis agar aparat lebih disiplin dan meningkatkan pekerjaan dalam tugasnya sebagai pelayan masyarakat. 2. Pembinaan diharapkan lebih ditingkatkan lagi dengan memfokuskan pada masing-masing bidang pegawai atau menurut skill atau kemampuannya, agar lebih perdalam lagi disiplin kerjanya. 3. Disiplin kerja harus dijalankan dengan seterusnya dalam pelayanan kepada masyarakat dan sesama pegawai di dalam kantor pemerintahan kecamatan Tagulandang Selatan.
DAFTAR PUSTAKA Badeni. 2014. Kepemimpinan & Perilaku Organisasi. Bandung: Alfabeta. Noor, J. 2011. Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi & Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. Permadi, K. 2010. Pemimpin dan Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta: Rineka Cipta. Santoso, S. 2010. Teori-Teori Psikologi Sosial. Bandung: PT Refika Aditama. Siagian, S. 2010. Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta. Saydam, G. 1996. Kamus Istilah Kepegawaian. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Meleong. 2006. Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar dan Aplikasinya. Malang: YA3. Suryaningrat, Bayu. 1981. Wewenang Tugas dan Tanggung Jawab Camat. Jakarta: Patca. Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Komarudin. 1994. Ensiklopedia Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara. Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju. Sadili, S. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pustaka Setia. Winardi. 2000. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta: PT Rineka Cipta. Suryabrata, S. 2008. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Thoha. 2007. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta: PT Raja Grafindo. Handoko. 2008. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia (edisi 2). Yogyakarta: BPFE. Widjaya. 1985. Peranan Motivasi Dalam Kepemimpinan. Jakarta: Akademik Pressindo. . Sumber Lainnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah Kamus Besar Bahasa Indonesia (1986:667) Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Kecamatan
9
10