PERAN CAMAT DALAM MENINGKATKAN SEMANGAT KERJA PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT KECAMATAN MENTARANG DI KABUPATEN MALINAU
Oleh : Nerry Caroline NIM : 1202025270
PROGRAM S1 PEMERINTAHAN INTEGRATIF FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2016
PERAN CAMAT DALAM MENINGKATKAN SEMANGAT KERJA PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT KECAMATAN MENTARANG DI KABUPATEN MALINAU
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Konsentrasi Pemerintahan Integratif Jenjang Pendidikan Strata I
Oleh : Nerry Caroline NIM : 1202025270
PROGRAM S1 PEMERINTAHAN INTEGRATIF FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2016
PENGESAHAN SKRIPSI
Judul
:
Nama
:
Peran Camat Dalam Meningkatkan Semangat Kerja Pegawai Pada Kantor Camat Kecamatan Mentarang Di Kabupaten Malinau Nerry Caroline
NIM
:
1202025270
Program
:
S.1 Pemerintahan Integratif (S.1 PIN)
Fakultas
:
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman
Menyetujui, Pembimbing I
Prof. Dr. H. Adam Idris, M.Si NIP. 19600114 198803 1 003
Pembimbing II
Dr. Anwar Alaydrus, S.Sos, MM NIP. 19710226 200212 1 002
Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman
Dr. H. Muhammad Noor, M. Si NIP. 19600817 198601 1 001 Tanggal Lulus Ujian:
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya buat adalah orisinil, merupakan hasil karya saya sendiri, tidak pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di perguruan tinggi manapun, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam skripsi ini dan disebutkan sumber kutipan dan daftar pustakanya. Apabila di kemudian hari ditemukan bahwa dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan adanya unsur-unsur plagiasi, saya bersedia skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya peroleh (Sarjana) dibatalkan, serta diproses menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Samarinda, Juni 2016 Penulis,
Nerry Caroline NIM. 1202025270
ABSTRAK Nerry Caroline, Program S.1 Pemerintahan Integratif Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman. Peran Camat Dalam Meningkatkan Semangat Kerja Pegawai Pada Kantor Camat Kecamatan Mentarang Di Kabupaten Malinau. Dibawah bimbingan Prof. DR. H. Adam Idris, M.Si dan Dr. Anwar Alaidrus, MM Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, tempat di Kantor Camat Kecamatan Mentarang Kabupaten Malinau. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan penelitian kepustakaan, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Narasumber pada penelitian ini yang terdiri dari Kepala Camat Kecamatan Mentarang, Pegawai Kantor Camat Mentarang, Kepala Desa Kecamatan Mentarang, dan Masyarakat Kecamatan Mentarang. Dari hasil pengumpulan data dilapangan, Peran Camat Dalam Meningkatkan Semangat Kerja Pegawai Pada Kantor Camat Kecamatan Mentarang ditemukan berbagai permasalahan yang menghambat Peran Camat diantaranya yaitu minimnya dana dari pemerintah kabupaten malinau dan kurangnya sumber daya aparatur pegawai. . Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Peran Camat Dalam Meningkatkan Semangat Kerja Pegawai Pada Kantor Camat Kecamatan Mentarang mendapatkan dukungan dalam meningkatkan semangat kerja pegawai namun ditemukan berbagai permasalahan yang menghambat Peran Camat diantaranya yaitu minimnya dana dari pemerintah kabupaten malinau dan kurangnya sumber daya aparatur pegawai. Saran, perlu nya camat sebagai pemimpin organisasi pemerintah hendaknya berpedoman pada peraturan yang mengenai koordinasi dengan staf kecamatan, staf desa, masyarakat serta dinas atau instansi terkait dan pemerintah kabupaten malinau lebih memperthatikan hambatan yang terjadi di kantor kecamatan mentarang.
Kata Kunci : Peran, Camat, Semangat Kerja, Pegawai.
RIWAYAT HIDUP Nerry Caroline lahirkan di Pulau Sapi, hari minggu tanggal 16 Januari 1994 merupakan anak pertama dari 5 bersaudara dari pasangan Bapak Yosep Basar dan Ibu Darlena Yarun. Pada tahun 1999 memulai pendidikan pada Taman Kanak-kanak (TK) Negeri Handayani Pulau Sapi dan tamat tahun 2000 kemudian melanjutkan pendidikan pada Sekolah Dasar Negeri (SDN) 001 Mentarang dan lulus pada tahun 2006 pada tahun yang sama melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Malinau kemudian lulus pada tahun 2009 langsung melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 4 Malinau dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012 mengikuti tes Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan lulus diterima dan mulai aktif kuliah pada Program S1 Pemerintahan Integratif (S1 PIN) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman. Selama menjadi mahasiswi di S1 Pemerintahan Integratif, aktif dalam kegiatan kemahasiswaan diantaranya, menjadi anggota paduan suara S1 PIN, anggota Kassubag Protokoler Program HIMA PIN 2012-2013, Kassubag Protokoler Program HIMA PIN 2013-2014, ketua Majalah Integratif, dan pengurus Persatuan Doa Ekklesia (PDE) S1 PIN. Selama pendidikan melaksanakan kegiatan magang pada Intansi Pemerintahan di Kabupaten Malinau, pada magang pertama di Kantor Bupati bagian Humas da Protokol Kabupaten Malinau dan magang kedua di Kantor Kecamatan Mentarang. Pada bulan Juli-September 2015 melaksanakan kegiatan On The Job Training di Desa Mentarang, Kecamatan Mentarang serta melanjutkan pendidikan penelitian untuk persiapan seminar hasil dan pendadaran
sebagai syarat kelulusan mendapatkan gelar Sarjana di Program S1 Pemerintahan Integratif Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman di Samarinda.
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI .............................................................. ii PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ..................................................... iii ABSTRAK ............................................................................................................ iv RIWAYAT HIDUP ................................................................................................v KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii BAB I
PENDAHULUAN A. B. C. D.
BAB II
Latar Belakang.................................................................................. 1 Rumusan Masalah ............................................................................ 7 Tujuan Penelitian .............................................................................. 7 Kegunaan Penelitian ......................................................................... 7
KERANGKA DASAR TEORI A. Teori dan Konsep ..............................................................................9 1. Peran Camat ...............................................................................10 1.1 Peran ...................................................................................10 1.2 Peran Camat .........................................................................11 1.3 Tugas Pokok dan Fungsi Camat ..........................................14 2. Semangat Kerja ..........................................................................17 2.1 pengertian Semangat Kerja ..................................................19 2.2 faktor-faktor Yang Mempengaruhi Semangat Kerja ...........21 2.3 Cara Meningkatkan Semangat Kerja ...................................22 B. Definisi Konsepsional .....................................................................23 C. Fokus Penelitian ..............................................................................24 D. Data Yang Diperlukan .....................................................................24
BAB III METODE PENELITIAN A. B. C. D. E.
Jenis Penelitian ...............................................................................26 Tempat dan Waktu Penelitian .........................................................26 Sumber Data ...................................................................................26 Teknik Pengumpulan Data .............................................................27 Teknik Analisis Data ......................................................................28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian .............................................31 1. Profil Kabupaten Malinau .......................................................31 2. Gambaran Umum Kecamatan Mentarang................................33 a. Pemerintahan ......................................................................34 b. Penduduk ............................................................................35 c. Pendidikan ..........................................................................36 d. Kesehatan ...........................................................................38 e. Pertanian ............................................................................39 f. Pariwisata ...........................................................................40 3. Letak Geografis ........................................................................41 4. Topografi ..................................................................................42 5. Tugas Pokok dan Fungsi Camat...............................................42 a. Camat ................................................................................42 b. Sekretaris Camat ...............................................................43 c. Sub Bagian Penyusunan Program .....................................44 d. Sub Bagian Keuangan .......................................................45 e. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian ...............................45 f. Seksi Pemerintahan ...........................................................46 g. Seksi Pemberdayaan Masyarakat Desa .............................48 h. Seksi Kesejahteraan Sosial ................................................49 i. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum ........................50 6. Visi dan Misi Kantor Kecamatan Mentarang...........................51 B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Peran Camat Dalam Meningkatkan Semangat Kerja Pegawai di Kantor Kecamatan Mentarang ..............................55 a. Memberikan Insentif/Kompensasi Kepada Pegawai ...55 b. Menciptakan Hubungan Yang Harmonis ....................58 c. Melakukan Koordinasi ................................................62 2. Faktor Pendukung dan Penghambat Peran Camat Dalam Meningkatkan Semangat Kerja Pegawai ................................65 a. Faktor Pendukung .............................................................65 b. Faktor Penghambat ............................................................67 BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan .....................................................................................72 B. Rekomendasi ..................................................................................73
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR Gambar .1
Analisis Data Model Interaktif .........................................................30
DAFTAR TABEL Tabel 4.1
Nama Camat dan Masa Jabatan .......................................................33
Tabel 4.2
Jumlah PNS di Kecamatan Mentarang .............................................34
Tabel 4.3
Jumlah Penduduk Kecamatan Mentarang 2014 ...............................35
Tabel 4.4
Penduduk Menurut Agama Yang dianut 2014 ................................36
Tabel 4.5
Gambaran Tingkat Sumber Daya Manusia Kecamatan Mentarang Tahun 2016 ......................................................................................68
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Gambaran Umum
Lampiran 2
Dokumentasi
Lampiran 3
Surat Keterangan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Negara Indonesia sebagai Negara berkembang yang dimana sejak awal kemerdekaan sudah mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan tersebut tercantum didalam pembukaan UUD 1945 alinea ke IV, yaitu “kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 No. 32 tahun 2004 sebagai pengganti Undang-Undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, yang mana masing-masing daerah diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Didalam pelaksaan tugas dan pekerjaan tersebut tentunya pasti mempunyai suatu tujuan yang sama yakni mengharapkan suatu hasil pekerjaan dan tugas yang baik serta memuaskan sesuai dengan apa yang ditentukan sebelumnya. Untuk mendapatkan suatu hasil kerja yang baik dan sesuai dengan tujuan organisasi maka setiap pemimpin suatu organisasi dapat dipastikan mempunyai suatu aturan dan ketentuan yang berlaku. Daerah kecamatan merupakan pembagian wilayah administratif di bawah daerah kabupaten/kota yang dipimpin oleh seorang camat. Dalam menjalankan tugasnya, Camat dibantu oleh perangkat kecamatan dan bertanggung jawab kepada Bupati/walikota melalui sekretaris daerah kabupaten/kota. Oleh karena itu, memiliki kedudukan tertinggi di kantor kecamatan, camat merupakan pemimpin dalam organisasi pemerintah
kecamatan. Dengan demikian, camat dituntut memiliki peran dalam membawa dan mempengaruhi bawahannya agar mampu bekerja sama demi mencapai tujuan organisasi. Sejalan
Dengan
diberlakukannya
undang-undang
tersebut
di
atas,
maka
menyebabkan perubahan yang sangat signifikan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Dimana Pemerintah Daerah diberikan kewenangan yang luas sehingga memungkinkan bagi Pemerintah Daerah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara lebih cepat, tepat, dan lebih baik lagi dari sebelumnya. Akan tetapi semua itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena Pemerintah Daerah sangat membutuhkan dukungan dari pegawai yang memiliki semangat kerja yang tinggi dalam memberikan pelayan kepada masyarakat. Peran pemimpin dalam meningkatkan semangat kerja pegawai merupakan salah satu kunci kesuksesan dan keberhasilan dalam suatu organisasi. Dimana peran pemimpin dalam meningkatkan semangat kerja pegawai dalam organisasi pemerintahan kecamatan harus mempunyai kemampuan yang tinggi baik tingkat pendidikan dan pengalaman serta di tunjang dengan kesadaran di dalam mencapai tujuan tertentu. Sebagaimana pegawai negeri pada umumnya pegawai negeri yang ada di lingkungan Kantor Camat Kecamatan Mentarang juga mengemban tugas-tugas yaitu memberikan pelayanan yang baik pada masyarakat yang pelaksanaannya menuntut adanya dukungan dari pemimpin bagi para pelaksanaannya. Untuk meningkatkan semangat kerja pegawai di perlukan peran Kepemimpinan Camat selaku pemimpin dan pembina dalam organisasi, sehingga dengan begitu pegawai akan semakin mampu dan mudah dalam menjalankan tugasnya dengan begitu tujuan dari organisasi akan tercapai secara efektif dan efisien. Lingkungan kerja adalah suatu set ciri-ciri yang membedakan suatu organisasi dengan organisasi lainnya dalam jangka waktu panjang dan mempengaruhi tingkah laku manusia dalam organisasi tersebut (Agustini, 2006 : 8). Lingkungan kerja yang baik
membuat seorang pegawai tentu dapat melaksanakan dan meluangkan seluruh tenaga dan pikirannya untuk bekerja secara maksimal. Kondisi lingkungan kerja dikatakan baik apabila manusia dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman, dan nyaman serta terciptanya hubungan yang harmonis antara atasan dan bawahan maupun rekan kerja dalam lingkungan kerja tersebut. Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada disekitar pegawai pada saat bekerja, baik yang berbentuk fisik ataupun non fisik, langsung atau tidak langsung, yang dapat mempengaruhi dirinya dan pekerjaannya saat bekerja termasuk semangat kerja dari pegawai tersebut. Lingkungan kerja pemerintahan dikatakan baik apabila dapat memotivasi dan memberi kegairahan kerja atau semangat kerja pegawai untuk dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik lagi dan memiliki dampak pada kinerja pegawai yang semakin baik pula. Pada kantor Kecamatan Mentarang saat ini, semangat kerja sering dianggap oleh camat sebagai suatu yang sudah lazim atau wajar, sehingga seringkali kurang diperhatikan. Camat selaku pemimpin organisasi tertinggi ditempat tersebut kurang memberikan motivasi kepada pegawainya sehingga masih terdapat pegawai yang terlambat masuk kantor dengan berbagai alasan dan adapula yang pulang sebelum waktunya, hal ini menunjukkan bahwa pegawainya kurang memiliki semangat kerja. Akibat dari keadaan kantor yang tidak efektif maka segala urusan menjadi terhambat dan desa tersebut mengalami ketertinggalan dibandingkan dengan desa lain. Faktor semangat kerja harus diketahui oleh para pemimpin atau manajer perusahaan karena penting artinya bagi keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan. Dikatakan penting bagi keberhasilan suatu organisasi karena semangat kerja dapat mempengaruhi produktivitas dan potensi kerja pegawai. Semangat kerja yang optimal harus didukung dengan motivasi pegawai untuk bekerja secara maksimal. Faktor insentif
dan lingkungan kerja yang baik tentunya merupakan faktor yang harus diperhatikan untuk mendorong semangat kerja pegawai dalam suatu organisasi. Insentif atau tambahan penghasilan merupakan hal yang dapat memacu kinerja maupun semangat kerja karyawan untuk dapat meluangkan seluruh tenaga dan pikirannya dalam melakukan pekerjaan. Semangat kerja akan menunjukkan sejauh mana pegawai kantor bergairah dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya di dalam pemerintahan. Semangat kerja pegawai dapat dilihat dari kehadiran, kedisiplinan, ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan dan tanggung jawab. Peranan sumber daya manusia dalam pemerintahan sangat penting demi terciptanya kelangsungan kinerja pegawai. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, perlu adanya suatu faktor yang harus dimiliki oleh para pegawai, yakni semangat kerja. Peran camat dalam memberikan dukungan kerja terhadap pegawai berpengaruh terhadap semangat kerja pegawai tersebut. Semangat kerja tercipta karena adanya kerja sama antara pegawai kantor dengan camat sehingga menimbulkan suasana kantor yang harmonis dan pegawai merasa termotivasi untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan lebih baik lagi sehingga pelayanan dikantor camat kecamatan mentarang dapat berjalan secara efektif dan efisien dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Peran seorang camat sangat diperlukan dalam hal ini untuk meningkatkan semangat kerja pegawai agar tugas yang diberikan dapat berjalan secara maksimal dan sesuai dengan yang di harapkan, dengan adanya peran camat didalam semangat kerja pegawai juga akan memberikan pengaruh yang baik terhadap keefisienan pelaksanaan dikantor kecamatan tersebut. Namun yang terlihat saat ini, peran camat pada kantor camat kecamatan mentarang belum sesuai dengan penyelenggaraan pemerintahan di kecamatan mentarang.
Semangat kerja sedikit banyaknya dipengaruhi oleh perilaku pimpinannya. Perilaku pimpinan yang baik, yaitu : 1. Seorang pimpinan harus selalu berfikir positif, selalu antusias, mampu memahami dan menghargai pihak lain (bawahan), tetap tenang saat dalam situasi sulit atau menegangkan, tetap optimis, tidak mengumpat terhadap bawahan, menjelaskan kesalahannya pada waktu dan tempat yang tepat. 2. Memberikan dorongan positive kepada bawahan 3. Melakukan kerja sama 4. Menjaga suasana kantor yang nyaman.
Hal tersebut sangat mempengaruhi semangat kerja pegawai dalam melaksanakan tugas dan pekerjaanya. Dengan melihat permasalahan yang ada tersebut dan melihat bahwa semangat kerja itu sangat penting bagi Pegawai Negeri dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi khususnya organisasi pemerintah dalam hal ini organisasi pemerintah daerah, maka penulis tertarik untuk melakukann penelitian dalam mengamati dan mencermati peran camat dalam meningkatkan semangat kerja pegawai yang telah dilakukan selama ini, maka penulis terdorong untuk melakukann penelitian dengan judul “Peran Camat Dalam Meningkatkan Semangat Kerja Pegawai Pada Kantor Camat Kecamatan Mentarang Di Kabupaten Malinau”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dari permasalahan diatas maka perumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Bagaimana Peran Camat dalam meningkatkan semangat kerja pegawai di Kantor Camat Kecamatan Mentarang di Kabupaten Malinau?
2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat Peran Camat dalam meningkatkan semangat kerja pegawai di Kantor Camat Kecamatan Mentarang di Kabupaten Malinau ? C. Tujuan Penelitian Dalam melaksanakan setiap kegiatan perlu adanya suatu tujuan yang ingin dicapai dari apa yang akan dilaksanakan, maka dari itu yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan peran camat dalam meningkatkan semangat kerja pegawai di kantor camat kecamatan mentarang di kabupaten malinau. 2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan faktor-faktor pendukung dan penghambat peran camat dalam meningkatkan semangat kerja pegawai di kantor camat kecamatan mentarang di kabupaten malinau. D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian pada umumnya sangat diharapkan dapat mempunyai kegunaan dan manfaat yang sebesar-besarnya. Baik bagi penulis sendiri maupun bagi orang lain yang mempergunakannya. Oleh karena itu penelitian ini diharapkan mempunyai nilai guna sebagai berikut : Kegunaan Teoritis : 1. Sebagai wadah untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang penulis peroleh selama di bangku perkuliahan dengan keadaan yang sesungguhnya di lapangan. 2. Sebagai sumber informasi dan bahan perbandingan bagi semua pihak yang memerlukan hasil penelitian ini dan menambah wawasan perkembangan ilmu pengetahuan khususnya didalam peran camat dalam meningkatkan semangat kerja pegawai.
3. Sebagai bahan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penelitian ini dapat digunakan sebagai landasan pengetahuan dan teori bagi peneliti selanjutnya. Kegunaan Praktis :
1. Sebagai salah satu syarat yang harus ditempuh untuk meraih gelar Sarjana pada Program S1 Pemerintahan Integratif di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman Samarinda. 2. Diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi program S1 Pemerintahan Integratif, khususnya dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kepemimpinan. 3. Sebagai sumbangan pemikiran kepada Pemerintah Kecamatan Mentarang di Kabupaten Malinau dalam rangka meningkatkan semangat kerja pegawai guna mencapai tujuan.
BAB II KERANGKA DASAR TEORI
A. Teori dan Konsep Pada dasarnya pengetahuan diperoleh melalui pendekatan ilmiah, yaitu melalui penelitian dengan menggunakan metode ilmiah dan dibangun atas teori tertentu. Oleh karena itu, perlu mendasari sebuah penelitian dengan menggunakan teori sebagai landasan dalam sebuah penelitian. Menurut Kerliger ( dalam Pasolong 2007 : 9) teori adalah serangkaian konsep, batasan dan proporsisi, yang menyajikan suatu pandangan sistematis tentang fenomena dengan fokus hubungan dan rincian hubungan-hubungan antara variabel, dengan tujuan menjelaskan dan memprediksikan gejala itu. Menurut Prajudi Admosudirjo (dalam Pasolong 2007 : 9) teori adalah suatu pendapat yang diperoleh melalui pemikiran rasional menurut prosedur atau proses tertentu yang disebut orang prosedur akademik atau prosedur ilmiah oleh karena melalui langkahlangkah tertentu yang logis atau rasional. Dari beberapa pendapat para ahli maka dapat dikatakan teori merupakan serangkaian pendapat atau asumsi yang diperoleh dari pemikiran rasional yang tersusun secara sistematis untuk menerangkan suatu fenomena. 1. Peran Camat a. Peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal. Peran didasarkan pada preskripsi (ketentuan) dan harapan peran yang menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran-peran tersebut. ( Friedman, M, 1998 : 286 )
Menurut J. Dwi Narwoko dan Bagong Suryanto (2004 : 138-139), peran (role) merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status). Artinya seseorang telah menjalankan hak-hak dan kewajiban-kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka orang itu telah menjalankan suatu peran. Pengertian peran menurut definisi para ahli menyatakan bahwa pengertian Peran adalah aspek dinamis dari kedudukan atau status. Seseorang melaksanakan hak dan kewajiban, berarti telah menjalankan suatu peran. kita selalu menulis kata peran tetapi kadang kita sulit mengartikan dan definisi peran tersebut. peran biasa juga disandingkan dengan fungsi, . Peran dan status tidak dapat dipisahkan. Tidak ada peran tanpa kedudukan atau status, begitu pula tidak ada status tanpa peran. Setiap orang mempunyai bermacam-macam peran yang dijalankan dalam pergaulan hidupnya di masyarakat. Peran menentukan apa yang diperbuat seseorang bagi masyarakat. Peran juga menentukan kesempatan-kesempatan yang diberikan oleh masyarakat kepadanya. Peran diatur oleh norma-norma yang berlaku. Pada umumnya peran dapat diartikan sebagai sesuatu yang menjadi bagian atau pemegang kedudukan yang utama dalam terjadinya sesuatu hal, kegiatan apapun peristiwa dalam kehidupan kemasyarakatan berdasarkan norma atau peraturan tertentu. Sedangkan Menurut Soekanto (2002:242), peran adalah aspek dinamis dari kedudukan (status) apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya, maka ia menjalankan suatu peran. Menurut Soekanto (2002:242), peran dibagi menjadi tiga, yaitu : 1. Peran aktif adalah peran yang diberikan oleh kelompok karena kedudukannya didalam kelompok sebagai aktifis kelompok seperti pejabat, dsb
2. Peran partisipatif adalah peran yang diberikan oleh anggota kelompok kepada kelompoknya yang memberikan sumbangan yang sangat berguna bagi kelompok itu sendiri. 3. Peran pasif adalah sumbangan anggota kelompok yang bersifat pasif, dimana anggota kelompok menahan diri agar member kesempatan kepada fungsi-fungsi lain dalam kelompok dapat berjalan dengan baik. b. Peran Camat
Camat menurut Undang-undang 32 Tahun 2004 bab IX pasal 126 ayat (4) menyebutkan bahwa “Camat sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) diangkat oleh Bupati/Walikota atas usul Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota dari Pegawai Negeri Sipil yang menguasai pengetahuan teknis pemerintahan dan memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-undangan” Dalam ayat (5) dikatakan bahwa “Camat dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dibantu oleh perangkat kecamatan yang bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota melalui Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota. Dari penjelasan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 diatas dapat penulis simpulkan bahwa Camat diangkat oleh Bupati/Walikota, maka dalam hal ini Camat dapat disebut sebagai eksekutif dalam pemerintahan di wilayah kecamatan. Camat memiliki tugas dan fungsi yang telah dilimpahkan kepadanya sebagai perpanjangan tangan Bupati dan harus bertanggungjawab terhadap tugas yang telah dilimpahkan kepadanya. Tugas Camat tergantung pada pelimpahan wewenang dari Bupati/Walikota sesuai perundang-undangan yang berlaku. Tanpa adanya kebijakan daerah kabupaten/kota
dalam pelimpahan kewenangan daribupati/walikota, camat tidak dapat menjalankan tugas yang dilimpahkan kepada camat. Menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 158 Tahun 2004 Bab III Tata kerja pasal 10 menjelaskan bahwa dalam melaksanakan tugasnya, Camat, Sekretaris Camat, para Kepala seksi dan Kelompok Jabatan Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dalam lingkunagan masing-masing maupun antar satuan organisasi kecamatan sesuai dengan tugas pokok masing-masing. Maksud pelimpahan wewenang pemerintah dari Bupati/Walikota kepada Camat agar tercipta efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan. Tujuan pelimpahan kewenangan adalah agar : 1. Terwujudnya penyelenggaraan pemerintah kecamatan secara optimal. 2. Terwujudnya pelayanan umum yang lebih baik, murah, dan cepat. 3. Terwujudnya pemberdayaan masyarakat. 4. Terwujudnya keseimbangan dan kesinambungan, dan pemberdayaan masyarakat.
Camat mempunyai kewenangan sebagai berikut : 1. Penyelenggaraan tugas-tugas Pemerintahan Umum dan Pembinaan Keagrariaan dan Pembinaan Sosial Politik Dalam Negeri 2. Pembinaan Pemerintah Desa 3. Pembinaan Ketentraman dan Ketertiban Wilayah 4. Pembinaan Pembangunan yang meliputi Pembinaan Perekonomian, Produksi, dan Distribusi serta Pembinaan Sosial. Perubahan kedudukan Camat dari kepala wilayah menjadi perangkat daerah kabupatan dan daerah kota membawahi suatu harapan besar bagi masyarakat yang rindu akan perubahan kearah yang lebih baik lagi. Dimana Camat dalam hal ini diharapkan mempunyai
fungsi yang lebih efektif dan efisien dalam meningkatkan semangat kerja pegawai di kantor Kecamatan Mentarang.
c.
Tugas Pokok dan Fungsi Camat
Adapun tugas dan fungsi Camat berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Malinau Nomor 7 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan adalah sebagaimana yang dimaksud pada Ayat (1) dan Ayat (2) berikut : 1. Membina penyelenggaraan Pemerintahan, Pembangunan dan Pembinaan kehidupan dalam wilayah kecamatan. 2. Penyelenggaraan Tugas Pemerintahan Umum. 3. Pembinaan Administrasi Pemerintah Desa. 4. Pembinaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat. 5. Penyusunan Program Pembinaan Administrasi dan Ketetalaksanaan. 6. Pembinaan Administrasi Kependudukan. 7. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan perundang-undangan. 8. Mengkoordinasikan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan. 9. Melakukan tugas kewenangan pemerintahan yang dilimpahakan oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. 10. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang meliputi ruang lingkup tugasnya dan yang belum dapat dilaksanakan pemerintah desa atan kelurahan.
Menurut undang-undang No. 32 Tahun 2004, Camat yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui sekretaris daerah. Kecamatan mempunyai tugas membantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintah dalam pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan dalam wilayah kecamatan serta mengawasi kinerja sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2008 yakni pada pasal 15 ayat 1 : 1. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat.
2. Mengkoordinasikan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum. 3. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan. 4. Mengkoordinasikan pemeliharaan dan prasarana dan fasilitas pelayanan umum. 5. Mengkoordinasikan penyelenggaraan pemerintah ditingkat kecamatan. 6. Membina penyelenggaraan pemerintah desa dan kelurahan, dan 7. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan yang belum dapat dilaksanakan pemerintah atau kelurahan.
Ayat 2 : Selain yang dimaksud ayat 2 camat dilaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati/walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah yang meliputi aspek : a. Perizinan b. Rekomendasi c. Koordinasi d. Pembinaan e. Pengawasan f.
Fasilitasi
g. Penetapan h. Penyelenggaraan,dan i.
Kewenangan lain yang dilimpahkan.
Sedangkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa Pasal 98 ayat (2) dan Pasal 102, mengisyaratkan bahwa Camat wajib membina dan mengawasi penyelenggaraan pemerintahan desa dan lembaga kemasyarakatan. Pembinaan dan pengawasan tersebut, meliputi : 1. Memfasilitasi penyusunan peraturan desa dan perturan kepala desa. 2. Memfasilitasi administrasi tata pemerintahan desa.
3. Memfasilitasi pengelolaan keuangan dan pendayagunaanaset desa. 4. Memfasilitasi pelaksanaan urusan otonomi daerah Kabupaten/Kota yang diserahkan kepada desa. 5. Memfasilitasi peneerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan. 6. Memfasilitasi upaya penyelenggaraan dan ketertiban umum. 7. Memfasilitasi pelaksanaan tugas kepala desa dan perangkat desa. 8. Memfasilitasi pelaksanaan tugas, fungsi, dan kewajiban lembaga kemasyarakatan. 9. Memfasilitasi penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif. 10. Memfasilitasi kerjasama antar desa dan kerjasama desa dan dengan pihak ketiga. 11. Memfasilitasi pelaksanaan pemberdayaan masyarakat desa. 12. Memfasilitasi kerjasama antar lembaga kemasyarakatan dan kerjasama lembaga kemasyarakatan dengan pihak ketiga. 13. Memfasilitasi bantuan teknis dan pendampingan kepada lembaga kemasyarakatan. 2. Semangat kerja
Semangat kerja digunakan untuk menggambarkan suasana keseluruhan yang dirasakan para pegawai dalam kantor. Apabila pegawai merasa bergairah, bahagia, optimis menggambarkan bahwa pegawai tersebut mempunyai semangat kerja tinggi dan jika pegawai suka membantah, menyakiti hati, kelihatan tidak tenang maka pegawai tersebut mempunyai semangat kerja rendah. Semangat kerja adalah sikap dari individu ataupun sekelompok orang terhadap kesukarelaannya untuk berkerjasama agar dapat mencurahkan kemampuannya secara menyeluruh (Pariata Westra, 1980:49). Menurut Niti Semito (1991:160) semangat kerja adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat sehingga dengan demikian pekerjaan akan dapat lebih cepat dan lebih baik sedangkan menurut Moekijat (1995:201) mengatakan bahwa semangat kerja adalah kemampuan sekelompok orang untuk bekerjasama dengan giat dan konsekuen dalam mencapai tujuan bersama.
Berbeda dengan Moekijat, Menurut Hasibuan (1999) organisasi bukan saja mengharapkan karyawan yang mampu, cakap, dan terampil, namun yang lebih penting adalah mereka bersedia bekerja dengan giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Kemampuan, kecakapan, dan keterampilan karyawan tidak ada artinya bagi organisasi jika mereka tidak mau bekerja keras dengan menggunakan kemampuan, kecakapan, dan keterampilan yang dimilikinya. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa semangat kerja karyawan sangat penting dalam menunjang tercapainya tujuan organisasi. Sedangkan menurut Siswanto Sastrohadiwiryo (2005:282) semangat kerja dapat diartikan sebagai suatu kondisi rohaniah atau perilaku individu tenaga kerja dan kelompok-kelompok yang dapat menimbulkan kesenangan yang mendalam pada diri tenaga kerja untuk berkerja dengan giat dan konsekuen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Drs. Malayu S.P. Hasibuan (2005:94) semangat kerja adalah keinginan dan kesungguhan seseorang mengerjakan pekerjaannya dengan baik serta berdisiplin untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal. Sedangkan menurut (Maier, 1998 :119), seseorang yang memiliki semangat kerja tinggi mempunyai alasan tersendiri untuk bekerja yaitu benar-benar menginginkannya. Hal tersebut mengakibatkan orang tersebut memiliki kegairahan, kualitas bertahan dalam menghadapi kesulitan untuk melawan frustasi, serta memiliki semangat berkelompok. Masih menurut (Maier, 1998 :119), mendefinisikan semangat kerja sebagai keadaan psikologis seseorang. Semangat kerja dianggap sebagai keadaan psikologis yang baik bila semangat kerja tersebut menimbulkan kesenangan yang mendorong seseorang untuk bekerja dengan giat dan konsekuen dalam mencapai tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan. definisi dari semangat kerja adalah kondisi seseorang yang menunjang dirinya untuk melakukan pekerjaan lebih cepat dan lebih baik di dalam sebuah perusahaan.
a. Pengertian Semangat Kerja
Menurut Hasibuan (1999) organisasi bukan saja mengharapkan karyawan yang mampu, cakap, dan terampil, namun yang lebih penting adalah mereka bersedia bekerja dengan giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Kemampuan, kecakapan, dan keterampilan karyawan tidak ada artinya bagi organsasi jika mereka tidak mau bekerja keras dengan menggunakan kemampuan, kecakapan, dan keterampilan yang dimilikinya. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa semangat kerja karyawan sangat penting dalam menunjang tercapainya tujuan organisasi. Semangat kerja digunakan untuk menggambarkan suasana keseluruhan yang dirasakan para pegawai dalam kantor. Apabila pegawai merasa bergairah, bahagia, optimis menggambarkan bahwa pegawai tersebut mempunyai semangat kerja yang tinggi. Menurut Moekijat (2003:135) semangat kerja menggambarkan suatu perasaan yang berhubungan dengan tabiat (jiwa), semangat kelompok, kegembiraan atau kegiatan. Menurut Finlay yang dikutip oleh Moekijat (2003:137) semangat adalah benarbenar suatu perasaan ikut serta yang menonjol, sehingga pekerja menempatkan kepentingan kelompok di atas kepentingnya sendiri. Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa semangat kerja adalah suatu perasaan yang sangat menonjol yang ada pada diri manusia, sehingga muncul suatu semangat dalam bekerja untuk mencapai suatu tujuan. Masih Menurut Moekijat(2003:136) semangat adalah sikap individu atau kelompok terhadap pekerjaan dan lingkungan kerjanya. Menurut Moekijat (2003:145) semangat merupakan suatu perwujudan sosial yang mengandung hal sangkutpaut
kelompok pekerjaan dan sikap-sikap yang berhubungan dengan tugas dan kesuksesannya. Berdasarkan penjelasan tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa semangat adalah suatu sikap yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang berhubungan erat dengan lingkungan pekerjanya dalam rangka untuk mencapai suatu kesuksesan. Sedangkan menurut Siswanto Sastrohadiwiryo (2005:282) semangat kerja dapat diartikan sebagai suatu kondisi rohaniah atau perilaku individu tenaga kerja dan kelompok-kelompok yang dapat menimbulkan kesenangan yang mendalam pada diri tenaga kerja untuk bekerja dengan giat dan konsekuen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berbeda pendapat dengan Siswanto Sastrohadiwiryo, menurut Drs. Malayu S.P. Hasibuan (2005:94) semangat kerja adalah keinginan dan kesungguhan seseorang mengerjakan pekerjaanya dengan baik serta berdisiplin untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal. Menurut (Maier, 1998:119), seseorang yang memiliki semangat kerja tinggi mempunyai alasan tersendiri untuk bekerja yaitu benar-benar menginginkannya. Hal tersebut mengakibatkan orang tersebut memiliki kegairahan, kualitas bertahan dalam menghadapi kesulitan untuk melawan frustasi, serta memiliki semangat berkelompok. Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa semangat kerja adalah suatu sikap dari individu atau kelompok yang berupa suatu keinginan atu kesungguhan yang mendalam yang berasal dari dalam dirinya untuk mengerjakan semua pekerjaanya dengan sebagi mungkin dan penuh tanggung jawab agar tujuan yang telah ditetpakan dapat tercapai. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja
Menurut Nawawi (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya
semangat kerja adalah : 1.
Minat seseorang terhadap pekerjaan yang dilakukan. Seseorang yang berminat dalam pekerjaannya akan dapat meningkatkan semangat kerja.
2. Faktor gaji atau upah tinggi akan meningkatkan semangat kerja seseorang. 3. Status sosial pekerjaan. Pekerjaan yang memiliki status sosial yang tinggi dan memberi posisi yang tinggi dapat menjadi faktor penentu meningkatnya semangat kerja. 4. Suasana kerja dan hubungan dalam pekerjaan. Penerimaan dan penghargaan dapat meningkatkan semangat kerja. 5. Tujuan pekerjaan. Tujuan yang mulia dapat mendorong semangat kerja seseorang. Dari beberapa pendapat tersebut dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud dengan semangat kerja adalah kemampuan atau kemauan setiap individu atau sekelompok orang untuk saling bekerjasama dengan giat dan disiplin serta penuh rasa tanggung jawab disertai kesukarelaan dan kesediaannya untuk mencapai tujuan organisasi. c.
Cara Meningkatkan Semangat Kerja Menurut Siswanto Sastrohadiwiryo (2005:285) cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan semangat (moral) tenaga kerja melalui pendekatan yaitu : a. Memberi insentif/kompensasi kepada tenaga kerja dalam porsi yang wajar. b. Menciptakan hubungan yang harmonis. c. Melakukan koordinasi. d. Menciptakan suatu komunikasi interpersonal yang baik. e. Memperhatikan kebutuhan yang berhubungan dengan spiritual. f.
Peran tenaga kerja untuk menyumbangkan aspirasinya mendapatkan tempat yang wajar.
Berdasarkan dari penjelasan diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa dalam suatu organisasi/pemerintahan, para pemimpin harus melakukan berbagai macam pendekatanpendekatan kepada bawahannya yang bersifat membangun, memotivasi, dan memberikan dukungan serta mampu menciptakan suatu kerjasama antara pimpinan dengan bawahan agar muncul rasa semangat yang tinggi dalam diri seseorang untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik mungkin, sehingga nantinya diperoleh hasil kerja yang optimal dan memuaskan sesuai dengan tujuan yang telah diharapkan. B. Definisi Konsepsional Definisi konsepsional atau kerangka konsepsional adalah suatu abstraksi dari kejadian yang menjadi sasaran penelitian dan juga memberikan batasan tentang luasnya ruang lingkup penelitian.Definisi konsepsional berisi penjelasan tentang ruang lingkup dan batasan masalah yang diteliti agar dapat diketahui dengan jelas kearah mana maksud dan tujuan dari penelitian yang dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar konsep tersebut mempunyai kaitan dengan masalah yang diteliti. Peran camat adalah seorang pegawai negeri sipil yang diberi peran untuk membantu, memberikan arahan, melakukan koordinasi dan pembinaan pegawai serta motivasi kerja pegawai didalam suatu organisai maupun instansi pemerintahan dalam menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kehidupan kemasyarakatan diwilayah kecamatan. Semangat kerja adalah kemampuan atau kemauan setiap individu atau sekelompok orang untuk saling bekerjasama dengan giat dan disiplin serta penuh rasa tanggung jawab disertai kesukarelaan dan kesediaannya untuk mencapai tujuan organisasi. Peran camat dalam meningkatkan semangat kerja pegawai dapat menggunakan cara yang dapat ditempuh melalui pendekatan yaitu, memberi insentif kepada bawahan, menciptakan kondisi kerja yang menggairahkan semua pihak, dan melakukan koordinasi serta kerja sama yang baik
dengan sesama rekan kerja sehingga dalam proses pelaksaannya berjalan dengan efektif dan efisien sehingga tercipta suasana kerja yang harmonis diantara camat dan pegawainya. C. Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini penulis berusaha memfokuskan penelitian pada indikatorindikator sebagai berikut : 1. Peran camat dalam meningkatkan semangat kerja pegawai antara lain: a. Memberikan insentif kepada bawahan b. Menciptakan hubungan yang harmonis c. Melakukan koordinasi 2. Faktor-faktor pendukung dan penghambat peran camat dalam meningkatkan semangat kerja pegawai pada kantor camat kecamatan mentarang dikabupaten malinau D. Data Yang Diperlukan
Adapun data yang diperlukan sebagai penunjang dalam pelaksanaan penelitian ini adalah: 1) Data Umum a. Profil Kantor Camat Kecamatan Mentarang. b. Daftar nama pegawai kantor Camat Kecamatan Mentarang.
2) Data Khusus a. Observasi b. Wawancara c. Dokumentasi
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Sesuai dengan judul yang penulis teliti, jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang memaparkan atau menggambarkan semua peristiwa penelitian yang diperoleh dari lapangan sesuai dengan masalah yang dirumuskan pada rumusan masalah. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Hadari Nawawi (2005: 63) yaitu metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang akan diselidiki dengan menggambarkan/ melukiskan keadaan subjek/objek penelitian (seseorang lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaiman adanya. Dengan dasar tersebut, maka penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai peran Camat dalam meningkatkan semangat kerja pegawai dengan didukung data-data tertulis maupun data-data hasil wawancara. B. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah di Kantor Camat Kecamatan Mentarang Kabupaten Malinau. Waktu penelitian Maret 2016 sampai selesai. C.
Sumber Data Sumber data adalah objek dimana data dapat diperoleh untuk mempermudah dalam pengklasifikasian data. Menurut Sugiyono (2009:216) dalam “penelitian kualitatif tidak digunakan populasi karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ketempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari. Sampel pada penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai narasumber atau partisipan informan dalam penelitian”.
Pemilihan dan pengambilan sumber data penulis menggunakan informan yaitu mengambil atau menunjuk pegawai pada kantor tersebut yang dianggap dapat memberikan informasi secara akurat dan mewakili seluruh pegawai yang ada. 1. Key Informan (narasumber kunci) 1. Camat Kecamatan Mentarang 2. Informan pendukung 1. Pegawai Kantor Kecamatan Mentarang 2. Kepala Desa Kecamatan Mentarang 3. Tokoh Masyarakat D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam rangka mengumpulkan data penelitian, ada 3 proses yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut : a. Studi kepustakaan, yaitu mempelajari dan menganalisa buku atau bahan tulisan yang ada hubungannya dengan penelitian. b. Studi lapangan, yaitu pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan cara langsung mengunjungi lokasi penelitian yaitu Kantor Camat Kecamatan Mentarang di Kabupaten Malinau, melalui : 1) Obeservasi yaitu pengumpulan data dan informasi dengan mengadakan pengamatan langsung di lokasi penelitian. 2) Wawancara yaitu pengumpulan data dan informasi dengan cara tanya jawab secara langsung kepada sejumlah Narasumber/Informan, dengan tujuan untuk memperoleh data dan informasi yang berkaitan erat dengan penelitian ini. 3) Dokumentasi yaitu teknik yang dilakukan untuk mendapatkan data skunder berupa surat-surat, keputusan-keputusan, arsip, dokumen-dokumen yang berkaitan dengan peran Camat dalam meningkatkan semangat kerja pegawai. E. Teknik Analisis Data
Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis data deskriptif kualitatif, seperti yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (2007:16), analisis tersebut meliputi empat komponennya yaitu : 1. Pengumpulan data Pengumpulan data adalah data yang pertama dan data mentah dikumpulkan dalam suatu Penelitian. 2. Reduksi data Reduksi adalah memilih, memfokuskan, menterjemahkan dengan membuat catatan dengan mengubah data yang mentah yang dikumpulkan dalam penelitian kedalam catatan yang disortir atau diperiksa. Tahap ini merupakan tahap analisis data yang mempelajari atau memusatkan, membuat dan sekaligus dapat dibuktikan. 3. Penyajian data Penyajian data adalah menyusun infor masi dengan cara tertentu sehingga
memungkinkan
dilakukan penarikan kesimpulan atau pengambilan tindakan. Pengambilan data ini membantu untuk memahami peristiwa yang terjadi dan mengarah pada analisis atau tindakan lebih lanjut berdasarkan pemahaman. 4. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan adalah merupakan langkah ketiga meliputi langkah yang telah disederhanakan, disajikan dalam pengujian data dengan cara mencatat keteraturan, pola-pola penjelasan secara logis dan metodologis, konfigurasi yang memungkinkan diprediksi hubungan sebab akibat melalui hukum-hukum empiris.
Tabel 1 Analisis Data Model Interaktif
Pengumpulan Data
Reduksi Data
Penyajian Data
Kesimpulan-kesimpulan Penarikan/Verifikasi
Sumber : Matthew B. Milles dan A. Michael Huberman, Analisis data kualitatif (2007)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian 1. Profil Kabupaten Malinau Kabupaten Malinau merupakan salah satu daerah hasil pemekaran dari Kabupaten Bulungan berdasarkan Undang-Undang Nomor 49 tahun 1999. Awal mulanya Kabupaten Malinau merupakan bagian dari Provinsi Kalimantan Timur namun semenjak tahun 2012 berubah menjadi bagian dari Kalimantan Utara yang merupakan Provinsi pemekaran yang baru. Dalam Peraturan Menteri Nomor 39 tahun 2015 Kabupaten Malinau memiliki 15 Kecamatan dan 109 Desa.Memiliki jumlah kepadatan penduduk berkisar ±36.632 (2000). dan bertambah menjadi ± 62.423 Jiwa ( 2010) terjadi peningkatan sekitar ±257,91% dalam kurun waktu 10 tahun pertambahan penduduk cukup pesat untuk Kabupaten baru yang berumur 15 tahun. Kabupaten Malinau terletak dibagian utara Provinsi Kalimantan Timur, terletak antara 114035’22’’ sampai dengan 116050’55’’ Bujur Timur dan 1021’36’’ sampai dengan 4010’55’’ Lintang Utara. Seluruh wilayah Kabupaten Malinaumerupakan daratan dengan luas 39.766,33 Km2 sehingga menjadi kabupaten terluas di Provinsi Kalimantan Timur. Batas-batas wilayah Kabupaten Malinau : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Nunukan 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tana Tidung dan Bulungan 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kutai Barat 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Negara Malaysia Timur-Serawak Visi merupakan hasil refleksi dan proyeksi tentang arah yang hendak dituju Pemerintah Kabupaten Malinau dalam menjalankan amanat publik, yang digali dari nilai-nilai luhur yang mampu menggerakkan seluruh sumber daya yang dimiliki menuju apa yang ingin diwujudkan. Adapun visi pembangunan Kabupaten Malinau Tahun 2011–2016 adalah:
“Terwujudnya Kabupaten Malinau yang Aman, Nyaman dan Damai Melalui Gerakan Desa Membangun (GERDEMA)” Visi tersebut mengandung makna : AMAN berarti keadaan masyarakat Kabupaten Malinau yang ditandai dengan kehidupan yang tenang tanpa ada rasa ketakutan baik karena adanya tindakan kriminal maupun tekanan dari masyarakat lainnya sehingga masyarakat dapat beraktivitas dan bekerja dengan baik, normal dan wajar. NYAMAN berarti keadaan masyarakat Kabupaten Malinau yang sehat, sejuk, bersih dan menyenangkan yang didukung oleh suasana lingkungan sosial yang kondusif dan lingkungan fisik yang sehat dan bersih. DAMAI berarti kondisi masyarakat Kabupaten Malinau yang memiliki kemajemukan suku dan agama dapat hidup berdampingan, saling menghormati, menghargai, menerima dan menghargai, serta memiliki sifat toleran terhadap warga lainnya yang berbeda baik suku maupun keyakinan. Visi
pembangunan
tersebut juga
memuat
paradigma
Gerakan
Desa
Membangun
(GERDEMA), yaitu suatu model pembangunan yang bertumpu pada kekuatan rakyat dengan dijiwai oleh rasa persatuan, kesetaraan, kerjasama dan kebersamaandengan niat yang tulus dan tekad yang kuat untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan memacu kemajuan daerah. 2. Gambaran Umum Kecamatan Mentarang Dasar pembentukan Kantor Camat Mentarang adalah Keputusan Bupati Malinau Nomor 90 Tahun 2002 tentang perubahan Keputusan Bupati Malinau Nomor 128 Tahun 2001 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan di Kabupaten Malinau. Kantor Camat Kecamatan Mentarang didirikan dan aktif pada tahun 1977, dalam perjalanan sejarahnya Kantor Camat Kecamatan Mentarang hingga saat ini ada sebanyak 13 Penjabat yang diangkat sebagai sebagai kepala wilayah untuk menjabat sebagai Camat di Kecamatan
Mentarang yang bekerja berdasarkan penunjukan dari Bupati Kabupaten Malinau dengan waktu menjabat yang berbeda :
Tabel 4.1 Nama Camat dan Masa Jabatan No Nama Jabatan Masa Jabatan 1 Alisinja Camat 1977 – 1979 2 Andi Hata Camat 1979 – 1981 3 Kasmir Foret Camat 1981 -1982 4 Yusuf Rining Camat 1982 – 1984 5 D'Jalung Merang Camat 1984 – 1986 6 Yansen TP Camat 1986 – 1992 7 Datu Jamlus Camat 1992 – 1996 8 Yusup Rapa Camat 1996 – 2001 9 Emang Mering Camat 2001 -2002 10 Kristian Radang Camat 2002 – 2007 11 Marson R Langup Camat 2007 – 2010 12 Yosep Anderson Plt. Camat 2010 – 2011 13 Yonathan Yehuda S.pd, M.Si Camat 2011 - Sekarang Sumber : Kantor Kecamatan Mentarang 2014 Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa masing-masing Camat memiliki masa jabatan yang berbeda-beda. Ada yang menjabat selama 3 tahun sesuai masa jabatan camat yang telah ditetapkan, ada juga camat yang masa jabatannya lebih dari 3 tahun dan ada juga camat yang masa jabatannya hanya 1 tahun, karena camat tersebut dalam masa pelatihan. Dari sekian pejabat (Camat) yang ada tentunya berbagai program telah dilaksanakan di Kantor Camat Kecamatan Mentarang. a. Pemerintahan
Status hukum seluruh desa di Kecamatan Mentarang sudah ditetapkan melalui SK Menteri Dalam Negeri . Tabel 4.2 Jumlah PNS di Kecamatan Mentarang GOLONGAN
Banyaknya
Keterangan
(1)
(2)
(3)
I
-
-
II
21
-
III
10
-
IV
1
-
Jumlah
32
-
Sumber : Statistik Daerah Kecamatan Mentarang 2015 Pada tahun 2014 jumlah PNS diKecamatan Mentarang sebanyak 32 orang yang terdiri dari golongan II sebanyak 21 orang dan golongan III sebanyak 10 orang dan golongan IV cuman 1 orang. Sedangkan PNS dilingkungan PUSKESMAS sebanyak 37 orang yang terdiri atas golongan II sebanyak 33 orang dan golongan III sebanyak 4 orang. Kondisi keamanan di Kecamatan Mentarang tidak terlepas dari peranan semua unsur masyarakat dalam menjaga lingkungannya termasuk dalam hal ini peranan pertahanan sipil. Pada tahun 2013 jumlah anggota pertahanan sipil (Hansip) sebanyak 32 orang, apabila dilihat dari pendidikan yang ditamatkan, 32 orang berpendidikan SLTA/sederajat dan 0 orang berpendidikan SLTP/sederajat. b. Penduduk
Jumlah penduduk Kecamatan Mentarang adalah 5.239 , terdiri dari 2.764 laki- laki dan 2.631 perempuan. Jumlah penduduk terbesar berada di Desa Pulau Sapi yakni lakilaki sejumlah 939 jiwa dan perempuan 862 jiwa, sedangkan jumlah terkecil ada di Desa Long liku yakni 90 laki-laki dan 62 perempuan. Jumlah Keluarga di Kecamatan Mentarang adalah 1.238 Keluarga. Jumlah keluarga terbesar di desa Pulau Sapi yaitu 430 keluarga, sedangkan jumlah keluarga terkecil di desa Long liku sebanyak 36 keluarga.
Desa
(1)
Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Kecamatan Mentarang 2014 Jumlah Rasio Jenis Penduduk Total Kelamin Laki-laki
Perempuan
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Paking
209
198
407
105.56
2. Harapan Baru
305
269
574
113.38
3. Long Bisai
250
252
502
99.21
4. Long Gafid
141
143
128
98.60
5. Pulau Sapi
939
862
1.801
108.93
6. Mentarang Baru
538
518
1`056
103.86
7. Lidung Kemenci
213
222
435
95.95
8. Long Liku
90
62
152
145.16
9.Temalang
79
105
184
75.24
Jumlah 2.764 2.631 5.239 105.06 Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Malinau 2014 Jumlah penduduk kecamatan Mentarang sebagian besar adalah beragama Kristen protestan dengan jumlah 4.918 jiwa,islam berjumlah 190 jiwa dan katolik 61 jiwa.
Agama
Tabel 4.4 Penduduk Menurut Agama yang dianut Tahun 2014 Penduduk Persentase
(1)
(2)
(3)
190
3.68
Kristen
4.918
95.13
Katholik
61
1.18
Budha
1
-
Hindu
-
-
Islam
Jumlah 5.17 Sumber : Statistik Daerah Kecamatan Mentarang 2014
100
c. Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencetak sumber daya manusia yang potensial dan produktif bagi pembangunan, baik melalui pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Dalam pendidikan formal kita mengenal pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi. Guna meningkatkan mutu pendidikan beberapa hal harus dipenuhi, antara lain sekolah, guru, serta sarana dan prasarana lainnya yang dapat memperlancar proses pendidikan tersebut.
Sampai tahun 2014 sarana pendidikan yang ada di Kecamatan Mentarang masih sangat minim untuk jenjang TK terdapat 1 unit sekolah. Jumlah SD Negeri sebanyak 7 sekolah. Sedangkan untuk tingkat SLTP/sederajat di Kecamatan Mentarang terdapat 3 Sekolah. Untuk tingkat SLTA/SMK sederajat di kecamatan terdapat 1 Sekolah. Banyaknya murid TK/RA/ABA sejumlah 62 anak terdiri dari 44 murid laki-laki dan 18 perempuan, untuk SD sejumlah 1.095 murid terdiri dari 604 laki-laki, 491 perempuan Dan jumlah guru yang ada 40 orang,laki-laki 22 orang dan perempuan nya 18 orang, setingkat di atasnya yakni SLTP/sederajat sebanyak 367 Murid yang terdiri dari 167 lakilaki, 200 murid perempuan,sedangkan jumlah guru 20 orang laki-laki 11 orang dan perempuan F. nya 9 orang, tingkat SLTA/SMK murid lakilaki 120 sedangkan perempuan sebanyak 115 jumlah keseluruhan 235 orang dan jumlah guru laki-laki 11 orang dan perempuan 15 orang jumlah semua adalah 26 orang. Peran guru sangat penting dalam dunia pendidikan. Guru adalah pembimbing siswa agar dapat menemukan berbagai potensi yang dimilikinya, membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian itu siswa dapat tumbuh dan berkembang sebagai individu yang mandiri dan produktif. Jumlah Guru di Kecamatan Mentarang tahun 2012 maka perlunya di adakan penambahan guru agar system ngajar dapat berjalan dengan baik seperti yang di harap kan pemerintah kita agar dapat tumbuh murid-murid yang cerdas dan berkualitas d. Kesehatan
Pemerintah Republik Indonesia telah mencanangkan kebijaksanaan dan strategi baru dalam suatu “Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan sebagai Strategi Nasional menuju Indonesia Sehat 2014”. Perilaku masyarakat Indonesia yang diharapkan adalah yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.
Berkaitan dengan program ini maka pemerintah telah berupaya menyediakan sarana dan prasarana kesehatan dengan harapan agar semua lapisan masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, merata dan murah. Salah satu sarana yang diperlukan adalah Puskesmas. Puskesmas memiliki peranan yang sangat penting terhadap pembangunan kesehatan masyarakat. Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama serta merupakan tempat pelayanan kesehatan masyarakat tingkat pertama (primary health care). Pada tahun 2014 sarana kesehatan yang ada di Kecamatan Mentarang adalah 1 Puskesmas di Desa Pulau Sapi, 1 Puskesmas pembantu di desa singai terang, mentarang baru, paking, lidung kemenci Sementara tenaga kesehatan di Kecamatan Mentarang sejumlah 6 dokter umum, 13 bidan dan 19 perawat. KB berperan dalam mewujudkan penduduk tumbuh seimbang melalui pelembagaan keluarga kecil bahagia sejahtera. Tujuan Program KB adalah mewujudkan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan kebijakan kependudukan guna mendorong terlaksananya pembangunan nasional dan daerah yang berwawasan kependudukan. Pada tahun 2015 pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan Mentarang berjumlah 1117 pasang. Jumlah peserta KB aktif mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari 280 orang pada tahun 2009 menjadi 787 pada tahun 2015. Alat kontrasepsi yang paling banyak dipakai adalah pil sebanyak 658 orang, kemudian Suntikan yaitu sebanyak 392 orang, IUD sebanyak 13 orang sedangka yang paling kecil adalah Kondom yaitu tercatat hanya 13 orang. e. Pertanian
Pembangunan pertanian tidak terlepas dari pengembangan kawasan pedesaan yang menempatkan pertanian sebagai penggerak utama perekonomian. Lahan, potensi tenaga kerja, dan basis ekonomi lokal pedesaan menjadi faktor utama pengembangan pertanian. Pertanian yang meliputi pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, perikanan dan peternakan selalu diupayakan untuk menunjang pertumbuhan dan stabilitas ekonomi. Sayur-sayuran Ada beberapa jenis sayuran yang terdapat di Kecamatan Mentarang, diantaranya adalah sawi, kacang panjang, cabe, terung, ketimun, kangkung dan bayam Pada tahun 2014 luas panen sawi seluas 12 ha, produksi sawi sebanyak 76 kwintal. Luas panen kacang panjang 4 ha, produksinya sebanyak 130 kwintal. Luas panen cabe 1 ha, produksi cabe Kecamatan Mentarang sebanyak 14 kwintal. Luas panen terung 3 ha, produksi terung 158 kwintal. Luas Panen ketimun 3 ha, produksi ketimun 187 ha. Untuk kangkung dan bayam masing-masing luas panen 15 ha dan 15 ha dan produksinya masing-masing sebanyak 305 dan 80 kwintal. Tanaman Pangan Pada tahun 2015 luas panen kelapa di Kecamatan Mentarang 0,5 ha. Produksi kelapa pada tahun 2014 sebanyak 0,0 ton. Luas panen kopi 264 ha. Produksi kopi sebanyak 40 ton. Perkebunan Pada tahun 2015 luas panen kelapa di Kecamatan Mentarang 3 ha. Produksi kelapa pada tahun 2015 sebanyak 0,50 ton. Luas panen kopi 229 ha. Produksi kopi sebanyak 40 ton. f.
Pariwisata
Pariwisata di kecamatan mentarang ada dua macam yaitu air panas semolon yang berada di desa paking dan arung jeram yang berada di lokasi sungai tubu,kedua objek wisata ini sangat bagus untuk kita nikmati,dengan adanya objek wisata kita di kabupaten khususnya di kecamatan mentarang kita tidak perlu keluar mahal-mahal cukup di dalam wilayah kabupaten saja, dengan kesadaran kita setidaknya kita sudah membantu pemerintah untuk mendapatkan Pendapatan asli daerah yang bisa di kelola oleh pemerintah setempat agar objek wisata kita bisa tertata lebih bagus lagi dan bisa membuat wisata kita di kenal orang baik orang Indonesia sendiri maupun turis-turis asing,oleh karena itu semoga pemerintah bisa lebih memperhatikan objek wisata kita yang ada khususnya di kecamatan mentarang sehingga bisa di kenal masyarakat luas tidak hanya dalam kabupaten malinau aja tetapi di luar kabupaten kalo bisa di kenal Negara-negara tetangga. 3. Letak Geografis
Kecamatan Mentarang adalah salah satu kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Malinau Kalimantan Timur dengan luas wilayah 535.13 km2 dengan jarak tempuh 15 km secara geografis Kecamatan Mentarang terletak pada posisi 1140 35’ 22’’ – 1160 50’55’’ Bujur Timur dan 10 21’36’’ – 40 10’55’’ Lintang Utara dengan batas-batas sebagai berikut: sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Kayan Selatan, dan sebelah barat berbatasan dengan Serawak, Malaysia. Menurut pembagian wialayah, Kecamatan Mentarang dibagi menjadi 9 (Sembilan) desa yaitu sebagai berikut : 1. Pulau Sapi 2. Lidung Kemenci 3. Mentarang Baru 4. Long Gafid
5. Long Bisai 6. Temalang 7. Long Liku 8. Paking 9. Harapan Maju.
Untuk menjangkau Kecamatan Mentarang hanya bisa menggunakan alat transportasi darat dan sungai dari Malinau kota menggunakan transportasi darat. 4. Topografi Kecamatan Mentarang dengan topografi landai 0-45 derajat kurang lebih 60%, 800-1.200 M dari permukaan laut dan juga berbukit-bukit antara 45-60 derajat, 40% dengan ini sangat kaya dengan flora dan fauna, jika dikelola dengan maksimal akan dapat meningkatkan taraf perekonomian rakyat dan peningkatan asli daerah. Sebagian besar wilayah Kecamatan Mentarang digunakan sebagai lahan pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, perikanan dan peternakan selalu diupayakan untuk menunjang pertumbuhan dan stabilitas ekonomi.
5. Tugas Pokok dan Fungsi Camat a. Camat Camat mempunyai tugas pokok dan melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah dan juga menyelenggarakan tugas umum pemerintahan yang meliputi : 1. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat. 2. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum. 3. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan. 4. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum. 5. Pembinaaan penyelenggaraan pemerintahan desa. Camat mempunyai fungsi : 1. Penyusunan program dan kegiatab kecamatan.
2. Pengkoordinasian penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kecamatan. 3. Penyelenggaraan kegiatan pembinaan ideologi Negara dan Kesatuan Bangsa. 4. Pengkoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat. 5. Pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan terhadap kegiatan di bidang ketentraman dan ketertiban umum. 6. Pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan bidang ekonomi dan pembangunan. 7. Pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan bidang sosial dan kemasyarakatan. 8. Pelaksanaan penatausahaan kecamatan. 9. Pelaksanaan tugas laim yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. b. Sekretaris Camat Sekretaris Camat mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas
di
bidang
pengelolaan
pelayanan
kesekertariatan
yang
meliputi
pengkoordinasian penyusunan program, pengelolaan urusan umum, perlengkapan, keprotokolan dan kehumasan, ketatalaksanaan, kearsipan dan perpustakaan, kepegawaian serta pengelolaan keungan dan laporan. Sekretaris camat mempunyai tugas: 1. Penyelenggaraan penyusunan perencanaan. 2. Penyelenggaraan pengelolaan administrasi perkantoran, administrasi keuangan dan administrasi kepegawaian. 3. Penyelenggaraan urusan umum dan perlengkapan, keprotokolan dan hubungan kemasyarakatan. 4. Penyelenggaraan ketatalaksanaan, kearsipan dan perpustakan. 5. Pelaksanaan koordinasi, pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan peleksanaan kegiatan unit kerja. c. Sub Bagian Penyusunan Program
Sub bagian penyusunan program mempunyai tugas pokok melaksanakan, merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan dan pengkoordinasian penyusunan rencana dan program Kecamatan. Sub bagian penyusunan program mempunyai fungsi: 1. Penyusunan rencana tahunan kecamatan (usulan sektoral, Gerdema kecamatan dan desa). 2. Fasilitasi penyusunan rencana tahunan desa (usulan sektoral dan Gerdema) 3. Penyusunan rencana anggaran satuan kerja kecamatan. 4. Penyusunan laporan kinerja tahunan kecamatan. d. Sub Bagian Keuangan Sub bagian keuangan mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pengelolaan administrasi dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan kecamatan. Sub bagian keuangan mempunyai fungsi : 1. Pembinaan tertib administasi pertanggungjawaban pengelolaan keuangan kecamatan. 2. Melaksankan pengawasan terhadap penyaluran oprasional rukun tetangga (OPS RT), dll. 3. Melaksanakan pengawasan terhadap penyaluran dana honorarium kepala desa, BPD, Adat kecamatan dan desa. 4. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan. e. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Sub bagian umum dan kepegawaian mempunyai tugas pokok melaksanakan merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan administrasi kepegawaian. Sub bagian umum dan kepegawaian mempunyai fungsi : 1. Pembinaan tertib administrasi ketatausahaan administrasi umum dan administrasi kepegawaian serta rumah tangga kecamatan.
2. Mengarsipkan surat masuk dan surat keluar. 3. Menyimpan dan mengarsipkan data PNS dilingkungan kantor Camat Mentarang. 4. Membuat data penjagaan usulan kenaikan pangkat dan usulan kenaikan gaji berkala. 5. Menyimpan dan mendata asset pemerintah daerah yang ada pada kantor Camat Mentarang. 6. Mengawasi dan mengatur tugas staf elening service pada kantor Camat Mentarang. 7. Melakukan kegiatan yang diberikan oleh pimpinan serta melaporkan hasilnya. f.
Seksi Pemerintahan Seksi pemerintahan mempunyai tugas pokok merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis bidang pemerintahan.
Seksi pemerintahan mempunyai fungsi: PEMERINTAHAN UMUM 1. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan perijinan di wilayah kerjanya. 2. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan tentang perjudian. 3. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan tentang lingkungan hidup. 4. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan lain di wilayah kerjanya. KEPENDUDUKAN 1. Melakukan inventarisasi data kependudukan, catatan sipil dan perkembangannya. 2. Membantu dalam penyelenggaraan administrasi pelayanan umum bidang pencatatan penduduk antara lain akta kelahiran, akta perkawinan, akta perceraian, akta kematian, serta akta pengakuan dan pengesahan anak. 3.
Memfasilitasi penyelengaraan program keluarga berencana, transmigrasi, TKI/TKW.
4. Memfasilitasi penanganan pengungsi.
KEAGRARIAAN 5. Melakukan pelayanan administrasi di bidang pertanahan antara lain landreform, landuse, tanah-tanah guntai, perjanjian bagi hasil dan transaksi tanah. 6. Pengumpulan dan pengolahan data administrasi pertanahan. 7. Melakukan pendokumentasian administrasi pertanahan. 8. Menjadi saksi dalam perjanjian sewa menyewa tanah dan jual beli tanah. 9. Menjadi anggota panitia pemeriksaan tanah.
PENYELENGGARAAN KEGIATAN PEMBINAAN PEMERINTAHAN DESA 1. Melakukan pembinaan aparatur pemerintah desa dan BPD. 2. Melakukan pembinaan kerjasama antar desa yang ada di wilayahnya. 3. Melakukan bimbingan dan asistensi terhadap pelaksanaan pinjaman keuangan pemerintah desa. 4. Menumbuhkan dan mengembangkan hak asal usul dan dinamika masyarakat desa sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangannya. 5. Melakukan pembinaan optimalisasi pelayanan umum yang dilaksanakan oleh pemerintah desa. 6. Fasilitasi proses pencalonan, pengangkatan, pemberhentian kepala desa. 7. Pemberian pelayanan informasi pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat serta pelayanan konsultasi bagi aparat dan masyarakat. 8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. g. Seksi Pemberdayaan Masyarakat Desa
Seksi pemberdayaan masyarakat desa mempunyai tugas pokok merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis bidang perekonomian dan pembangunan. Seksi pemberdayaan masyarakat desa mempunyai fungsi : 1. Pembinaan kegiatan pemberdayaan masyarakat. 2. Pengawasan terhadap organisasi sosial/kemasyarakatan dan lembaga swadaya
masyarakat. 3. Pengawasan pelaksanaan proyek lintas sektoral dan gerdema. 4. Pembinaan dan pengembangan partisipasi masyarakat. 5. Melaksanakan pembinaan teknologi tepat guna (TTG). 6. Melaksanakan pembinaan terhadap usaha kecil masyarakat (UKM) dan koperasi. 7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. h. Seksi Kesejahteraan Sosial Seksi kesejahteraan sosial mempunyai tugas pokok merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis bidang sosial dan kemasyarakatan. Seksi kesejahteraan sosial mempunyai fungsi : 1. Meningkatkan usaha perekonomian rakyat dalam rangka mengurangi jumlah penduduk miskin di daerahnya. 2. Menjaga dan mempertinggi taraf kesehatan masyarakat baik jasmani maupun rohani. 3. Menyelenggarakan dan atau mendukung kegiatan kebersihan dan pelestarian lingkungan hidup. 4. Mengambil tindakan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan bencana alam atau bencana lainnya. 5. Mengoptimalkan kegiatan PKK, kepemudaan, kepramukaan, karang taruna dan organisasi sosial lainnya agar mengarah kepada sasaran yang positif. 6. Mengoptimalkan kegiatan pendidikan di desa. 7. Berupaya mengatasi hal-hal yang luar biasa (Force Majeur) dan melaporkan kepada bupati. 8. Pembinaan keagamaan. 9. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. i.
Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum
Seksi ketentraman dan ketertiban umum mempunyai tugas pokok merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis bidang ketentraman dan ketertiban umum. Seksi ketentraman dan ketertiban umum mempunyai fungsi : 1. Membina dan menjaga ketentraman dan ketertiban umum dengan melakukan koordinasi kewilayahan antar intansi dan aparat terkait dibidang ketentraman dan ketertiban umum dalam forum Musyawarah Pimpinan Kecamatan (MUSPIKA). 2. Menjaga, menegakan dan mengawasi pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota dan Keputusan Kepala Daerah di wilayah kerjanya. 3. Membuat analisa wilayah dan melakukan kajian terhadap kebijakan Trantibum dan menyampaikannya sebagai rekomendasi kebijakan Kepala Daerah serta membuat laporan triwulan atas pelaksanaan kegiatan dimaksud. 4. Melakukan pembinaan oprasionalisasi Polisi Pamong Praja di wilayah kerjanya. 5. Menjaga pelayanan yang sama dan tidak ada tindakan-tindakan diskriminatif atau perlakuan tidak adil terhadap masyarakat yang dilakukan oleh aparatur pemerintah di tingkat kecamatan. 6. Menjaga dan memelihara tentu administrasi dan register-register kecamatan. 7. Menjaga dan memelihara ketaatan masyarakat terhadap peraturan perundangundangan tingkat pusat, provinsi dan kabupaten. 8. Menjaga dan memelihara keamanan lingkungan dalam rangka meredam konflik dan agitasi sosial. 9. Penertiban terhadap gangguan sosial. 10. Perlindungan masyarakat dan pembinaan anggota Perlindungan Masyarakat (LINMAS) di wilayah kecamatan. 11. Fasilitasi penataan dari penertiban pedagang kaki lima. 12. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
6. Visi dan Misi Kantor Kecamatan Mentarang
Kecamatan mentarang kabupaten malinau merupakan kecamatan yang memiliki visi dan misi dalam pelaksanaan di bidangnya masing-masing. Dalam mengantisipasi tantangan kedepan menuju kondisi yang diinginkan Kantor Kecamatan Mentarang sebagai organisasi yang berada dalam jajaran pemerintahan Kabupaten Malinau perlu secara terus-menerus mengembangkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan dalam rangka menangkap peluang dan menghindari ancaman dengan membuat trobosan-trobosan baru. Perubahan tersebut harus disusun dalam tahapan yang terencana, konsisten dan berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dan manfaat. Sehubungan dengan itu Kantor Camat Kecamatan Mentarang Kabupaten Malinau harus mempunyai Visi sebagai cara pandang jauh ke depan tentang kemana Kantor Camat Kecamatan Mentarang dalam hal ini masyarakat Kecamatan Mentarang akan diarahkan dan apa yang akan dicapai agar tetap berbasis, antisipatif dan inovatif. Maka Visi Kecamatan Mentarang adalah sebagai berikut : “Terwujudnya Masyarakat Kecamatan Mentarang yang Sejahtera dengan Peningkatan Peran Pertanian dan Perkebunan yang Produktif, Berkualitas dan Berdaya Saing Tinggi”.
Untuk mewujudkan Visi Kantor Kecamatan Mentarang sebagaimana yang telah digariskan di atas, maka dipandang perlu pula untuk menggariskan beberapa Misi yang harus dilaksanakan oleh seluruh jajaran Pemerintah Kecamatan Mentarang yaitu sebagai berikut : a. Meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat b. Memberdayakan dan mengembangkan kreativitas masyarakat desa c. Meningkatkan kualitas petani d. Mengembangkan pengelola lahan secara terencana dan berwawasan ramah lingkungan e. Mengembangkan budidaya pertanian dan perkebunan kualitas unggul.
Proses pencapaian Visi dan Misi perlu adanya strategi kebijakan, program oprasional dan kegiatan dengan memperhatikan sumber daya organisasi serta keadaan lingkungan
yang dihadapi maka, Pemerintah Kecamatan Mentarang menetapkan kebijakan program oprasional dan kegiatan seperti dibawah ini : Kebijakan dari pemerintah perlu sebagai persepsi yang terjabar dalam bentuk kebijakan yang menjadi pedoman pelaksanaan tindakan-tindakan tertentu dalam mencapai tujuan dan sasaran Pemerintah Kecamatan Mentarang, memiliki 5 (lima) kebijakan : a. Memberikan kesempatan yang sama kepada pegawai untuk meningkatakan kemampuannya dalam bekerja sebagai abdi Negara. b. Mengadakan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan. c. Mendorong dan menciptakan peluang bagi Desa untuk mandiri. d. Memberikan pelayanan yang profesional. e. Menampung dan mengakomodasi aspirasi masyarakat
Kebijakan merupakan rincian dalam program kerja oprasional yang merupakan proses penentuan jumlah dan jenis sumber daya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan suatu rencana. Pemerintah Kecamatan Mentarang telah menetapkan 16 ( enam belas) program rasional yaitu : a. Pembangunan dan peningkatan objek wisata b. Peningkatan produksi pertanian dan perkebunan dalam pemulihan ekonomi c. Peningkatan pelatihan dan pembinaaan petani d. Peningkatan ketahanan pangan pertanian e. Pengembangan lahan perkebunan f.
Peningkatan penerapan teknologi pertanian dan perkebunan
g. Pengembangan kawasan kehutanan h. Peningkatan hasil produksi hasil peternakan i.
Pengembangan budidaya perikanan
j.
Peningkatan sarana infrastruktur rawan bencana
k. Peningkatan pelayanan social terhadap masyarakat l.
Peningkatan pelayanan kesehatan
m. Pengembangan mutu pelayanan pendidikan n. Peningkatan mutu pendidikan o. Pengembangan kelistrikan PLTH dan tenaga surya p. Peningkatan dan pelestarian kawasan hutan.
Untuk merealisasikan program kerja oprasional maka implementasinya tertuang dalam kegiatan atau aktivitas yang merupakan penjabaran kebijakan sebagai arah dari pencapaian tujuan dan sasaran yang memberikan kontribusi bagi pencapaian visi dan misi. Penjabaran program kedalam kegiatan-kegiatan yang strategis akan dituangkan dalam rencana kerja tahunan yang disusun dalam program Gerdema dan usulan Rekorbang sektoral Kecamatan Mentarang. B. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berikut ini pembahasan mengenai hasil penelitian yang diperoleh dilapangan, yang diperoleh baik melalui wawancara, observasi dan dokumentasi mengenai Peran Camat dalam Meningkatkan Semangat Kerja Pegawai pada Kantor Camat Kecamatan Mentarang Di Kabupaten Malinau. Peran merupakan kegiatan seseorang dalam kedudukan tertentu baik dalam sistem masyarakat maupun dalam organisasi. Peran Camat dalam pelaksanaan pemerintahan di Kecamatan dapat kita lihat dalam pelimpahan sebagian wewenang Bupati kepada Camat terkait dengan peran Camat dalam proses pemerintahan. 1. Peran Camat dalam Meningkatkan Semangat Kerja Pegawai Di Kantor Kecamatan Mentarang antara lain : a. Memberikan Insentif/ kompensasi kepada pegawai
Insentif adalah
suatu sarana memotivasi berupa materi, yang diberikan sebagai suatu
perangsang ataupun pendorong dengan sengaja kepada para pekerja agar dalam diri mereka timbul semangat yang besar untuk meningkatkan produktivitas kerjanya dalam organisasi. Insentif merupakan sarana motivasi/sarana yang menimbulkan dorongan. Menurut Bapak Yonathan Yahuda, S.Pd.,M.Si selaku Camat di Kecamatan Mentarang, bahwa : “ Pemberian insentif yang diberikan kepada
pegawai berbeda-beda, seperti dilihat dari
pangkat golongan dan jabatan masing-masing pegawai. Selain itu pemberian insentif juga dilihat dari prestasi kerja pegawai tersebut . ” (Wawancara, 16 Mei 2016)
`
Dari hasil wawancara dengan Bapak Yontahan Yahuda, S.Pd, M.Si selaku Camat di
Kecamatan Mentarang, bahwa pemberian insentif dilakukan dalam bentuk pemberian dana kepada pegawai yang berprestasi. Dilihat dari pengertiannya insentif merupakan sejumlah uang yang ditambahkan pada upah dasar yang diberikan kepada pegawai. Tetapi dari hasil wawancara dengan narasumber diatas, insentif juga diberikan sesuai pangkat dan golongan serta prestasi kerja pegawai tersebut. Dengan pemberian insentif diharapkan pegawai akan semakin samangat dalam melakukan tugasnya. Insentif yang diberikan berbeda dengan gaji yang diberikan kepada seluruh pegawai karena gaji merupakan upah kerja yang diberikan oleh pemerintah daerah untuk memenuhi kebutuhan pokok pegawai sedangkan insentif merupakan gaji atau pemberian upah tambahan untuk pegawai yang berprestasi atau pegawai yang melakukan tugas yang lebih baik dari pegawai lainnya. Menurut Bapak Yonatan. S.Hut, M.Si sebagai Sekretaris Camat
di Kantor
Kecamatan Mentarang, Mengatakan bahwa : “yah, pemberian insentif saya akui memang dapat meningkatkan semangat kerja pegawai karena insentif itu merupakan apresiasi bagi pegawai yang melakukan tugasnya dengan baik sehingga pegawai disini berlomba-lomba untuk meningkatkan kinerjanya” (Wawancara, 4 Mei 2016)
Dari keterangan narasumber diatas, pemberian insentif selama ini diberikan kepada pegawai yang bekerja di kantor Kecamatan Mentarang sebagai bentuk apresiasi yang dilakukan oleh pemimpinnya kepada bawahannya yang telah melakukan tugas dengan baik. Insentif yang diberikan kepada pegawai juga diharapkan dapat meningkatkan semangat kerja pegawai dalam melakukan tugasnya. Menurut Kasi Kesejahteraan Sosial Kantor Kecamatan Mentarang, Bapak Matias Kuwing, SE kepada penulis sebagai berikut : “ Pemberian insentif kepada pegawai ada dari pemerintah daerah, bagi pegawai yang ditugaskan melakukan perjalanan dinas keluar daerah atau yang disebut dengan Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD), jumlah dana insentif yang diberikan sesuai dengan lamanya perjalanan dinas yang dilakukan oleh pegawai. Kalau perjalanan dinas hanya 2 hari, maka yang dibayar 2 hari, tak perlu empat hari”. (Wawancara, 5 Mei 2016) Berdasarkan hasil wawancara diatas,Insentif yang diberikan oleh pemerintah daerah harus berdasarkan sistem perjalanan dinas yang dilakukan oleh pegawai. Insentif akan dibayar sesuai dengan jatah atau kegiatan yang dikerjakan pegawai. Kemudian pada wawancara penulis selanjutnya kepada Bapak Marthianus selaku Kasi Tata Pemerintahan, Kantor Kecamatan Mentarang, mengatakan bahwa : ”Salah satu contoh insentif yang diberikan kepada pegawai yaitu seperti diakhir tahun masing-masing pegawai menerima bingkisan kado maupun uang dari Camat sebagai bentuk kepeduliannya kepada pegawai di kantor Kecamatan Mentarang karena mayoritas agama pegawai yang bekerja di kantor Kecamatan Mentarang yaitu kristen” (wawancara 5 Mei 2016) Berdasarkan hasil wawancara dengan
narasumber diatas, insentif bukan hanya
diberikan kepada pegawai yang berprestasi atau kinerjanya baik saja. Tapi insentif juga diberikan oleh Camat saat pegawai merayakan hari raya, hal tersebut sebagai bentuk kepedulian seorang pemimpin terhadap bawahannya dalam lingkup keagamaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Camat, Sekretaris Camat dan Kepala Seksi di Kantor Kecamatan Mentarang dapat dikatakan bahwa Upaya yang dilakukan oleh Camat sudah cukup baik dalam hal pemberian insentif kepada pegawai guna meningkatkan semangat kerja pegawai
khususnya di pegawai kantor Kecamatan Mentarang. Hal tersebut telah dilakukan oleh Camat, baik dalam bentuk pengupahan atau pemberian imbalan kepada pegawai dilihat dari prestasi kerja masing-masing pegawai. Selain dilihat dari prestasi kerja pegawai pemberian insentif juga diberikan berdasarkan pangkat golongan dan jabatan pegawai. Pemberian insentif dilakukan oleh camat sebagai bentuk aspirasi yang diberikan kepada pegawai, agar pegawai di dalam melakukan pekerjaan maupun tugasnya merasa lebih semangat lagi sehingga pekerjaan yang dilakukan dapat berjalan dengan baik. Dalam hal memperingati hari raya keagamaan, camat juga memberikan insentif kepada pegawai sebagai bentuk rasa kepeduliannya terhadap pegawainya khususnya di Kantor Kecamatan Mentarang.
Insentif juga diberikan oleh Pemerintah Daerah kepada pegawai di kantor Kecamatan Mentarang yang telah melakukan tugas perjalanan dinas luar, hanya saja pemberian insentif dilakukan sesuai dengan sistem perjalanan dinas yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah. Dilihat dari berapa lama pegawai melakukan tugas perjalanan dinas luarnya, agar tidak terjadi keuntungan keuangan yang didapat oleh pegawai. b. Menciptakan Hubungan Yang Harmonis Harmonis dalam arti adanya saling pengertian dan penyesuaian antara kedua belah pihak, satu sama lain saling memberikan keuntungan dan merasa senang. Hubungan yang harmonis merupakan fungsi
menejemen yang membantu mendirikan dan memelihara hubungan
komunikasi yang saling menguntungkan, keterbukaan dan kerjasama. Pergaulan antara pimpinan dan pegawai yang dipimpin sangat besar pengaruhnya terhadap semangat kerja demikian pula antara sesama rekan kerja. Pimpinan yang memperlakukan pegawainya secara manusiawi, dengan sikap saling menghormati, saling menghargai, saling mempercayai dan saling menerima satu sama lain, baik selama melakukan pekerjaan maupun di luar jam kerja akan menimbulkan hubungan yang baik dan harmonis sehingga pekerjaan akan dilakukan dengan ikhlas dan dapat meningkatkan semangat kerja.
Menurut Bapak Yonatan, S.Hut selaku sekretaris kantor Kecamatan Mentarang mengatakan bahwa : “Selama ini yang saya lihat, camat disini cukup dekat dengan semua pegawai, bisa dibilang harmonis dengan para pegawai lainnya, karena pegawai dikantor ini juga rata-rata memiliki hubungan keluarga yang cukup dekat sehingga antara pegawai dengan pegawai lainnya terbilang cukup harmonis, untuk menjaga hubungan agar tetap harmonis di kantor ini tentu harus adanya komunikasi yang baik pula antar camat dan pegawai ” (Wawancara 16 Mei 2016)
Dari hasil wawancara dengan bapak Yonatan, S.Hut, penulis menanggapi bahwa cara menciptakan hubungan yang harmonis antara camat dan pegawai adalah dengan cara melakukan komunikasi yang baik juga. Hal tersebut sudah dilakukan oleh camat di kantor Kecamatan Mentarang, karena sebagian besar pegawai yang bekerja di kantor kecamatan Mentarang memiliki hubungan kekeluargaan sehingga tidak sulit untuk menciptakan hubungan kerja yang harmonis antara camat dengan bawahan. Dengan adanya hubungan kekeluargaan di kantor kecamatan mentarang diharapkan dapat mendorong para pegawai dan meningkatkan semangat kerjanya dalam melakukan tugas pemerintahan di Kecamatan Mentarang agar kecamatan mentarang bisa lebih maju dari kecamatan lainnya. Menurut bapak Yonathan Yehuda, S.Pd, M.Si selaku camat di kantor Kecamatan Mentarang mengatakan bahwa : “Didalam kantor Kecamatan Mentarang ini terdapat perbedaan suku, ada kenyah, toraja dan lundayeh, karena perbedaan itu biasanya akan terjadi kesalahpahaman antara pegawai sehingga dibuatlah pertemuan-pertemuan kecil yang bertujuan untuk mempererat hubungan kekeluargaan seperti membuat acara kecil-kecilan pada ulang tahun mereka. Dengan itu diharapkan, agar kondisi di kantor Kecamatan Mentarang menjadi lebih
harmonis.
Baik
itu
antara
camat
dan
pegawai,
pegawai
dengan
pegawai
lainnya”(wawancara 16 januari 2016).
Dari hasil wawancara Bapak Yonathan Yehuda, S.Pd, M.Si diatas, bahwa Camat dikantor Kecamatan Mentarang sama sekali tidak membeda-bedakan pegawainya, baik itu suku maupun agama masing-masing pegawai. Hal tersebut dilakukan oleh Camat agar tidak terjadi kesalahpahaman antara pegawai. Dalam hal ini Camat mengupayakan agar hubungan antara camat dan pegawai dapat berjalan harmonis, maka dibuatlah pertemuan-pertemuan kecil yang dihadiri oleh seluruh staf kantor dalam upaya menjaga keharmonisan di kantor kecamatan mentarang. Di kantor kecamatan mentarang apabila salah satu rekan kerja berulang tahun, maka secara otomatis akan dibuat acara kecil-kecilan guna mempererat hubungan antara pegawai, meskipun hanya sekedar acara kecil-kecilan tetapi kegiatan ini sangat membantu dalam menjaga keharmonisan di kantor kecamatan mentarang. Menurut Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial bapak Matias Kuwing, SE mengatakan bahwa : “ Peran camat dalam menciptakan hubungan yang harmonis antara camat dengan staf sudah cukup baik, cara pendekatan camat yaitu bergabung secara langsung dengan para staf dan tidak memandang apakah pangkat orang tersebut tinggi, camat juga membeda-bedakan suku pegawai-pegawai ditempat ini” (wawancara 17 januari 2016).
Berdasarkan wawancara diatas diketahui bahwa Camat telah melaksanakan perannya dalam menciptakan hubungan yang harmonis yaitu dengan melakukan pendekatan kepada seluruh pegawai tanpa membeda-bedakan pangkat maupun golongan pegawai tersebut. Hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan semangat kerja pegawai agar pegawai merasa bahwa dirinya tidak dibedakan dengan pegawai lainnya yang memiliki jabatan atau pangkat tinggi. Menurut Kepala Seksi Tata Pemerintahan Bapak Marthianus, mengatakan bahwa :
“secara pribadi yang saya tahu, Camat di kantor Kecamatan Mentarang ini orangnya loyal. Tidak memandang seseorang dari jabatannya dan tidak membeda-bedakan pegawai yang satu dengan yang lain, semuanya dianggap sama. Selain itu saya juga menilai selama ini Camat cukup mengayomi semua pegawai di Kecamatan Mentarang ini”. (wawancara 5 mei 2016)
Berdasarkan hasil wawancara diatas, selain menjadi seorang pemimpin camat juga harus memberikan contoh yang baik kepada bawahannya. Baik itu dari sikap mau tindakan yang dilakukannya. Guna menjaga hubungan yang harmonis antara camat dan pegawai. Karena dalam hal ini Camat dituntut untuk jadi pemimpin bagi dirinya sendiri dan menjadi pemimpin bagi orang orang lain. Menjadi seorang pemimpin berarti menjadi seseorang yang memiliki tanggung jawab yang lebih dalam hidup. Berdasarkan hasil wawancara dengan Camat, Sekretaris Camat dan Kapala Seksi di Kantor Kecamatan Mentarang dapat dikatakan bahwa untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara camat dan pegawai perlu dibangun suatu
hubungan komunikasi yang baik juga.
Komunikasi yang baik antara camat dan pegawai akan membuat suatu hubungan akan tetap harmonis dan terhindar dari kesalahpahaman yang biasanya terjadi dalam suatu organisasi. Untuk menciptakan hubungan yang harmonis pula dapat dilakukan dengan cara melakukan pendekatan kepada bawahan, agar bawahan merasa dirinya dihargai dan diperlukan dalam organisasi. c. Melakukan Koordinasi Koordinasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh berbagai pihak yang sederajat untuk saling memberikan informasi dan bersama mengatur atau menyepakati sesuatu, sehingga di satu sisi proses pelaksanaan tugas dan keberhasilan pihak yang satu tidak mengganggu proses pelaksanaan tugas dan keberhasilan yang lainnya. Menurut Bapak Yonathan Yahuda, S.Pd.,M.Si selaku Camat di Kecamatan Mentarang, bahwa :
“Dalam melaksanakan tugas koordinasi itu sangatlah penting, contohnya pada saat saya menyusun perencanaan pembangunan wilayah kecamatan langkah-langkah yang saya lakukan selaku pemimpin di wilayah kecamatan adalah dengan melakukan musyawarah. Kita mengundang kepala-kepala dinas, intansi yang terkait dari kabupaten,aparat desa, BPD, LPM dan tokoh-tokoh masyarakat yang ada di wilayah Kecamatan Mentarang untuk hadir dalam musrenbang kecamatan. Di tempat rapat saya dan staf membuat pemaparan masalah, usulan dan tujuan yang akan direncanakan dan selanjutnya saya meminta peserta menyampaikan aspirasinya berupa alternative-alternatif prioritas pembangunan yang akan didahulukan agar menjadi tepat guna”. (16 Mei 2016)
Berdasarkan hasil wawancara di atas diketahui bahwa Camat sebagai pemimpin di Kecamatan Mentarang telah melaksanakan tugas koordinasi dimana camat berperan sebagai koordinator dalam memimpin pelaksanaan kegiatan Musrenbang Kecamatan dan sebagai penyampai aspirasi masyarakat. Dengan melakukan musyawarah dengan melibatkan aparatur pemerintah dan warga desa dalam penyusunan perencanaan pembangunan kecamatan serta mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan pembangunan di wilayah kecamatan. Dengan adanya koordinasi diharapkan pihak tertentu terutama atasan dan bawahan maupun pemerintah dan masyarakat dapat berjalan dengan baik, apabila tidak terdapat koordinasi maka sebuah sistem pemerintahan tidak akan berjalan dengan baik. Hal tersebut juga disampaikan oleh Bapak Yonatan, S.Hut selaku sekretaris Kecamatan Mentarang mengatakan bahwa : “Camat sudah melakukan koordinasi dengan baik selama memimpin di kecamatan mentarang ini, karena dengan adanya koordinasi antara camat dengan bawahan maka tidak akan terjadi suatu kesalahpahaman yang akan menghambat dapat sistem pemerintahan. Jika koordinasi ditempat ini diibaratkan seperti sebuah pipa, kalau koordinasinya tidak berjalan
dengan baik berarti pipa tersebut seperti pipa yang tersumbat atau bocor.” (Wawancara 4 Mei 2016)
Berdasarkan hasil wawancara dengan Sekretaris Camat Kecamatan Mentarang, Camat telah melakukan perannya dalam melakukan koordinasi, karena koordinasi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh camat untuk menyelaraskan berbagai kesalahpahaman agar tidak terjadi kekacauan dan kekosongan kegiatan yang menghambat berjalannya sistem pemerintahan di Kecamatan Mentarang. Menurut hasil wawancara dengan Kepala Seksi Tata Pemerintahan Bapak Marthianus, mengatakan bahwa : “camat selama ini sudah melakukan koordinasi sesuai dengan tugas dan wewenangnya, seperti contohnya camat dengan para pegawai serta kepala desa melakukan rapat koordinasi setiap awal bulan pada tanggal 17. sehingga masing-masing pihak mengetahui sejauhmana keberhasilan yang telah dicapai” (5 Mei 2016)
Berdasarkan hasil wawancara diatas, penggunaan wewenang adalah merupakan salah satu cara untuk menjamin terlaksananya koordinasi dengan baik. Camat dalam menggunakan kewenangannya sebagai penguasa tunggal senantiasa mengoordinasikan pelaksanaan
kegiatan pembangunan
pada
bidang-bidang
yang
telah
dijelaskan
sebelumnya. Caranya adalah dengan mengadakan rapat koordinasi bersama para pegawai dan kepala desa tiap awal bulan, pada tanggal 17, sehingga dengan demikian masingmasing pihak dapat mengetahui dan menjalankan tugas dan fungsi masing-masing. Menurut hasil wawancara dengan Bapak Matias Kuwing, SE selaku Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial, mengatakan bahwa : “ dalam hal koordinasi, Camat melakukan pembagian tugas dan tanggung jawab kepada seluruh staf, karena dalam organisasi tidak semua tugas yang ada di kantor Kecamatan Mentarang dibebankan kepada atasan atau camat. Koordinasi yang
dilakukan oleh camat kecamatan mentarang sudah cukup baik yaitu dengan mengarahkan terlebih dahulu stafnya agar tugas yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik dan terarah”. (Wawancara 5 Mei 2016) Berdasarkan
hasil
wawancara
diatas,
Camat
menetapkan
kebijaksanaan,
tugas,wewenang, hubungan dan tata kerja serta prosedur kerja untuk menjadi landasan atau petunjuk yang harus dilaksanakan dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan. Dengan cara mengarahkan bawahannya guna mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Berdasarkan wawancara dengan Camat, Sekretaris Camat dan Kepala Seksi di Kantor Kecamatan Mentarang tersebut dapat dikatakan bahwa koordinasi sangatlah penting dalam suatu organisai seperti dalam pelaksanaan pembangunan perlu adanya koordinasi yang tepat guna mendapatkan hasil yang optimal dalam pelaksanaannya. Koordinasi dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman yang menimbulkan konflik dalam menjalankan sistem pemerintahan di Kecamatan Mentarang. Penggunaan wewenang yang dilakukan oleh camat merupakan cara untuk menjamin terlaksananya koordinasi dengan baik. 2. Faktor Pendukung dan Penghambat a. Faktor Pendukung Peran Camat dalam Meningkatkan Semangat Kerja Pegawai Adapun faktor pendukung peran Camat dalam meningkatkan semangat kerja pegawai di Kantor Kecamatan Mentarang adalah dalam melaksanakan sistem pelaksanaan Adanya pemberian intensif dari Pemerintah memacuh kinerja seluruh pegawai termasuk Camat di kantor Kecamatan Mentarang. Dengan adanya pendapatan bagi mereka, itu menjadi semangat tersendiri buat para pegawai untuk melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawabnya. Seperti yang dikatakan Bapak Matias Kuwing, SE selaku Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial, mengatakan bahwa :
“jujur saja, kami bekerja karena kami merasa ini sudah menjadi tanggung jawab kami. Pemerintah menggaji kami dalam rangka untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintahan di kecamatan Mentarang ini, jadi ini sudah menjadi kewajiban kami.
Dan ini juga sebenarnya menjadi semangat tersendiri buat kami untuk bekerja, semakin sesuai intensif yang kami dapatkan maka akan disesuaikan dengan kinerja kami”. (Wawancara 5 Mei 2016). Kepatuhan pegawai, terkait dengan intensif tadi sudah sepatutnya para pegawai mematuhi segala perintah dari atasan yang berhubungan dengan tugas dan tanggung jawabnya. Kepatuhan pegawai merupakan salah satu faktor penting yang mendukung Camat . Para pegawai diharuskan mematuhi perintah Camat dalam hal penyelenggaraan tugas Pemerintahan di kecamatan Mentarang. Jadi dengan kepatuhan pegawai, Camat seharusnya dapat memberikan semangat melalui pendekatan-pendekatan tertentu yang dapat ia lakukan sesuai kemampuan yang dimilikinya Menurut Bapak Yonatan Yahuda selaku Camat di kecamatan mentarang, mengatakan bahwa : “ dengan adanya pemberian insentif yang diberikan kepada seluruh pegawai sesuai dengan prestasi kerja dan golongan diharapkan mampu meningkatkan semangat kerja pegawai dalam melayani masyarakat di kecamatan mentarang” (Wawancara 16 Mei 2016 )
Dari wawancara diatas, dapat dilihat bahwa camat memiliki upaya untuk tetap menjaga semangat kerja pegawai dengan memberikan insentif kepada seluruh pegawai dengan satu tujuan yakni agar tidak muncul kecemburuan sosial akibat satu atau sebagian pegawai tidak memperoleh insentif karena tidak menghasilkan suatu prestasi. Menurut Ibu Veronica S.Sos selaku Kasubbag Umum dan Kepegawaian mengatakan bahwa : “Camat disini memiliki hubungan yang harmonis dengan seluruh pegawai sehingga tidak ada kecanggungan yang terjadi selama proses pelayanan pemerintahan yang ada di Kantor Kecamatan Mentarang, camat cukup dekat dengan pegawai dan sering berbincang-bincang dengan pegawai lainnya saat jam istirahat kerja, sehingga pegawai disini merasa nyaman dengan camat tersebut ” (Wawancara 10 Mei 2016)
Dari hasil wawancara diatas bahwa, hubungan yang harmonis menjadi salah satu faktor pendukung dalam proses pelayanan pemerintahan. Hubungan yang harmonis juga dapat diciptakan dengan cara melakukan pendekatan-pendekatan seperti berbincangbincang saat jam istirahat kerja sehingga pegawai merasa nyaman dengan camat dan akhirnya memiliki semangat untuk melakukan tugasnya dengan lebih baik lagi serta tanpa rasa terbebani oleh tugas yang dijalani. b. Faktor Penghambat Peran Camat dalam Meningkatkan Semangat Kerja Pegawai Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan publik dan meningkatkan daya saing daerah, diperlukan sumber daya manusia yang mampu memahami bagaimana menciptakan metode pelayanan yang maksimal sehingga dicapai pelayanan yang prima bagi masyarakat. Pada Kantor Kecamatan Mentarang dapat dilihat bahwa masih kurangnya sumber daya manusia yang memadai untuk memaksimalkan kerja di bidang pelayanan. Penambahan sumber daya manusia dimaksud agar kinerja tidak menjadi lambat, penambahan tersebut didukung dengan kualitas sumber daya manusia yang memahami bagaimana kinerja di bidang pelayanan tersebut. Sumber daya manusia memiliki pengaruh besar dalam menentukan maju atau berkembangnya suatu organisasi. Oleh karena itu, kemajuan suatu organisasi ditentukan pula bagaimana kualitas dan kapabilitas sumber daya manusia di dalamnya. Organisasi yang dimaksud tidak terkecuali organisasi pemerintahan. Baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sama-sama memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kapabilitas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Menurut Ibu Margaretha, S.sos selaku pegawai di Kecamatan Mentarang mengatakan bahwa : “salah satu faktor yang menghambat yaitu masalah sumber daya aparatur pegawai dikecamatan mentarang, dimana rata-rata pendidikan mereka adalah tamatan SLTA, sehingga dalam melakukan kegiatan banyak yang mengalami hambatan” (Wawancara 11 Mei 2016 )
Dari hasil wawancara di atas, bahwa salah satu hambatan yang dihadapi camat dalam meningkatkan semangat kerja pegawai adalah minimnya kualitas sumber daya aparatur pemerintah. Hal ini merupakan suatu faktor internal yang datang dari dalam diri aparatur pegawai dalam penyelenggaraan pemerintahan dimana dalam penyelenggaraan pemerintahan kecamatan mentarang diharapkan mempu memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat. Tabel 4.5 Gambaran Tingkat Sumber Daya Manusia Kecamatan Mentarang Tahun 2016
No
Nama
Jabatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Yonathan Yahuda, S.Pd, M.Si Yonatan , S.Hut, M.Si Drs. Yubertus Patasik Esther Martianus Selvianus, SE Antoni, SE Veronica, S.Sos Margaretha, S.Sos Matias Kuwing, SE Burhan Tangaran Ronna Sartika, S.IP Soleman Alpius Yusafat Yayup Agusthina Darlena Nolmiaty Septian Maifiwati Mayawati Tomy Yuliana Mandala Semion Idawati Ester David
Camat Mentarang Sekretaris Camat Kasi Trantibum Kasubbag Keuangan Kasi Pemerintahan Kasi Pemberdayaan Mayarakat Desa Kasubbag Penyusunan Program Kasubbag Umum dan Kepegawaian Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf
Pendidikan Terakhir S.2 S.2 S.1 SLTA SLTA S.1 S.1 S.1 S.1 S.1 SLTA S.1 SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA
28 Oktavianti 29 Simson 30 Mardi ,AP Sumber : Kantor Kecamatan Mentarang 2016
Staf Staf Staf
SLTA SLTA SLTA
Berdasarkan tabel di atas, bahwa pegawai di kantor Kecamatan Mentarang berjumlah 30 orang pegawai dan masing-masing pegawai memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda. Ada sebanyak 21 pegawai di kantor Kecamatan Mentarang yang berijazahkan SLTA, 7 orang pegawai berijazahkan S.1 dan 2 orang pegawai berijazahkan S.2. Menurut Ibu Yuliana Mandala selaku pegawai di kantor kecamatan mentarang mengatakan bahwa : “ fasilitas yang kurang memadai membuat kami sering mengalami kesulitan dalam melakukan tugas setiap harinya, sarana computer yang hanya diberikan 1 unit setiap instansi membuat kami harus mengantri untuk menggunakannya, sehingga pelayanan terhadap masyarakat menjadi terhambat” (Wawancara 10 Mei 2016)
Dari hasil wawancara diatas, bahwa faktor penghambat yang terdapat di kantor kecamatan mentarang ialah kurangnya fasilitas-fasilitas kantor yang dapat menunjang motivasi pegawai dalam pelaksanaan kegiatan organisasi pemerintah Kecamatan Mentarang. Seperti yang disebutkan oleh narasumber diatas bahwa fasilitas yang kurang memadai membuat pegawai sering kesulitan dalam melakukan tugasnya sebagai aparatur pemerintahan Kecamatan Mentarang. Kurangnya perhatian camat pada setiap kebutuhan pegawai menjadi salah satu kelemahan camat dalam meningkatkan semangat kerja pegawai sehingga camat tidak mengetahui apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh para pegawai. Hal ini disebabkan karena terbatasnya dana yang diberikan pemerintah kepada kantor Kecamatan Mentarang sehingga fasilitas di Kantor Kecamatan Mentarang masih terbilang kurang memadai
Menurut Bapak Yonathan Yahuda, S.Pd.,M.Si selaku Camat di Kecamatan Mentarang, bahwa : “semangat kerja pegawai masih kurang karena terbatasnya fasilitas yang ada di kantor kecamatan mentarang membuat pegawai merasa kurang diperhatikan dalam kebutuhan pokok untuk menjalankan tugas serta fungsi pemerintahan, minimnya dana dari pemerintah Kabupaten Malinau menjadi salah satu faktor penghambat dalam peningkatan semangat kerja pegawai” (Wawancara 16 Mei 2016) Dari hasil wawancara dengan Bapak Yonathan Yahuda, S.Pd, Msi yang mengatakan bahwa salah satu faktor penghambat yang menjadi penyebab dalam peningkatan semangat kerja pegawai yaitu karena terbatasnya fasilitas yang ada di kantor Kecamatan Mentarang, Pemerintah Kabupaten Malinau yang kurang memperhatikan kebutuhan di Kantor Kecamatan Mentarang seperti fasilitas yang kurang memadai untuk melakukan pelayanan kepada masyarakat.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada fokus penelitian yang penulis temukan, maka dapat disimpulkan bahwa Peran Camat Dalam Meningkatkan Semangat Kerja Pegawai di Kantor Kecamatan Mentarang adalah sebagai berikut : 1. Camat telah berperan dalam memberikan insentif kepada seluruh pegawai untuk meningkatkan semangat kerja dan memaksimalkan kinerja pegawai dalam organisasi pemerintahan di kantor kecamatan mentarang. 2. Selama ini peran Camat dalam menciptakan hubungan yang harmonis sudah dijalankan dengan baik, yaitu dengan melakukan pendekatan yang dapat mempererat hubungan kepada pegawai dan melakukan komunikasi yang baik tanpa memandang pangkat, golongan, suku maupun agama. 3. Dalam melakukan koordinasi camat selaku koordinator dan pemimpin di Kecamatan telah melaksanakan tugasnya sesuai dengan tugas dan fungsi camat, camat juga rutin melakukan rapat setiap awal bulan dengan tujuan untuk mempererat komunikasi antara pegawai dan atasan juga memperbaiki kinerja tupoksi kantor agar kedepannya bisa lebih baik lagi. 4. Camat juga mendapatkan dukungan dalam meningkatkan semangat kerja pegawai di kantor kecamatan mentarang yaitu dengan adanya hubungan yang harmonis dengan seluruh pegawai di kantor kecamatan mentarang dan adanya pemberian insentif sesuai dengan prestasi kerja maupun golongan atau pangkat pegawai di kantor kecamatan mentarang. 5. Dalam meningkatan semangat kerja pegawai di kantor Kecamatan Mentarang yang dilakukan oleh camat terdapat hambatan-hambatan yaitu terbatasnya fasilitas yang ada dikarenakan minimnya dana dari pemerintah kabupaten malinau untuk untuk memfasilitasi kantor kecamatan mentarang serta kurangnya sumber daya aparatur pegawai. B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan yang kemudian ditarik kesimpulan tentang peran camat dalam meningkatkan semangat kerja pegawai di Kantor Kecamatan Mentarang, dari pelaksanaan peran yang dilakukan camat agar dalam pelaksanaan kedepannya tetap baik dan mendapat apresiasi yang positif dari aparatur pemerintah serta pihak-pihak yang berkepentingan maka penulis memberikan saran sebagai berikut : 1. Diharapkan agar camat sebagai pemimpin organisasi pemerintahan hendaknya tetap berpedoman pada peraturan yang berlaku mengenai organisasi pemerintahan kecamatan yang mengutamakan koordinasi dengan staf kecamatan, staf desa, tokoh masyarakat serta dinas atau instansi terkait. 2. Sebaiknya pemerintah Kabupaten Malinau lebih memperhatikan kekurangan maupun hambatan dalam melakukan tugas dan fungsi kantor kecamatan mentarang dengan memfasilitasi segala urusan yang berhubungan dengan organisasi pemerintahan di kantor kecamatan mentarang.
DAFTAR PUSTAKA Agustini, Fauzia, (2006), Hubungan Lingkungan Kerja dan Gaji Terhadap Motivasi Kerja pada PT. Pasific Medan Industri (Palmindo) Mabar Medan, Laporan Kegiatan.Unimed, Medan Bagong, Suyanto J. Dwi Narwoko. 2004. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana Media Group
Hasibuan, Malayu. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bina Aksara. . 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT Bumi Aksara Miles, Mathew. B. Dan A. Michael Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia Moekijat. 1995. Tata Laksana Kantor. Bandung : Mandar Maju Panggabean S. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bogor: Ghalia Indonesia Pasolong, Harbani. 2007. Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta. Sastrohadiwiryo, B. Siswanto. 2005. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Administratif dan Operasional. Jakarta : Bumi Aksara. Soekanto, Soerjono, 2002, Teori Peranan, Jakarta, Bumi Aksara.
Sugiyono. 2009. Metodelogi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta Westra, Pariata. 1980. Manajemen Personalia. Yogyakarta : Liberti Dokumen-dokumen Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah Kantor Kecamatan Mentarang Kabupaten Malinau Tahun 2015