Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
KEPEMIMPINAN CAMAT DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI KANTOR CAMAT TELUK BATANG KABUPATEN KAYONG UTARA Oleh: YUDI ADRIANTO NIM. E42012104 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016 E-mail :
[email protected] ABSTRAK Skripsi ini mendeskripsikan pola kepemimpinan camat dalam meningkatkan motivasi kerja pegawai di Kantor Camat Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara. Judul skripsi ini diangkat berdasarkan adanya permasalahan mengenai pola kepemimpinan camat yang belum optimal. Hal tersebut terlihat dari pemberian hukuman, penghargaan, informasi, perhatian, pengontrolan, koordinasi antara bawahan dan pimpinan, evaluasi serta motivasi dalam meningkatkan kerja pegawai di Kantor Camat Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah masih kurang baiknya penerapan pola kepemimpinan otoriter, pola kepemimpinan demokratis dan pola kepemimpinan partisipatif yang diterapkan oleh Camat di Kantor Camat Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara dalam meningkatkan motivasi kerja pegawainya. Kata-kata Kunci : Kepemimpinan, Pola kepemimpinan camat, Kecamatan
CIVIL SERVICE POLICE UNIT PERFORMANCE IN KETAPANG REGENCY Abstarct The thesis is to describe the leadership pattern of head of subdistict in increasing officials motivation in work at at the office of teluk batang subdistrict kayong utara county. The title of the thesis is based on the problem which the leadership pattern of head of subdistrict is not optimal yet. It seems from giving the punishment, reward, information, attention, controling, coordination between subordinated and leaders, evaluation and increasing officials motivation in work at the office of teluk batang subdistrict kayong utara county. The conclusion of the research is the implementation of authoritarian leadership pattern, democratic leadership pattern and partisipation leadership pattern are not well which is implemented by head of subdistrict at the office of teluk batang subdistrict kayong utara county in increasing the motivation in work his officials. Key words : Leadership, Leadership Pattern of head of subdistrict, Subdistrict
1 YUDI ADRIANTO, NIM. E42012104 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Governance) akan terwujud, sebaliknya
A. PENDAHULUAN
kelemahan kepemimpinan merupakan suatu 1.
sebab keruntuhan kinerja birokrasi di
Latar Belakang Penelitian Kepemimpinan
kekuatan
dipahami
untuk
sebagai
menggerakkan
Indonesia, (Istianto, 2009: 2).
dan
Di kecamatan Teluk Batang Kabupaten
mempengaruhi orang. George R. Terry di
Kayong
dalam terjemahan Winardi (dalam Nawawi,
diterapkan oleh camatnya kemungkinan
2006:23), yang mengatakan kepemimpinan
belum bisa memberikan perubahan yang
adalah hubungan dimana seseorang yakni
jelas untuk pegawainya. Berdasarkan isu
pemimpin mempengaruhi pihak lain untuk
dan pengamatan penulis di Kantor Camat
bekerjasama
Teluk Batang, yakni:
secara
sukarela
dalam
mengusahakan (mengerjakan) tugas-tugas
a.
Utara
kepemimpinan
yang
Kurang tegasnya sikap camat dalam
yang berhubungan, untuk mencapai hal
memberikan sanksi (punisment) kepada
yang diinginkan pemimpin tersebut.
pegawai yang melanggar aturan kantor
Ada
beberapa
faktor
yang
dapat
dan sebaliknya camat tidak pernah
menggerakkan orang yaitu karena sanksi,
memberikan
penghargaan, dan koordinasi yang baik.
kepada pegawai yang bekerja sesuai
Pemimpin menjalin hubungan kerjasama
aturan kantor yang berlaku.
dengan orang-orang yang dipimpinnya.
b.
penghargan
(reward)
Camat kurang menghargai sifat dan
Dengan demikian, semua program kerja
kurang
akan terlaksana berkat bantuan orang-orang
pegawainya dalam melaksanakan tugas
yang dipimpin, karena setiap pemimpin
yang diberikan. Sehingga pada saat
tidak mungkin bekerja sendiri, dan tidak
camat memberikan tugas baru kepada
mungkin bertindak dengan kekuasaannya
pegawainya, pegawai tersebut tidak
untuk memerintah orang lain bekerja
bisa melaksanakannya dengan baik
semata-mata untuk dirinya. Kesuksesan
karena
atau kegagalan dalam pelaksanaan tugas
kemampuan
dan
diberikan.
penyelenggaraan
pemerintahan,
dipengaruhi oleh kepemimpinan. Melalui kepemimpinan
dan
di
dukung
oleh
c.
memperhatikan
mereka
kemampuan
tidak
dalam
memiliki
tugas
yang
Camat kurang menanggapi kritik dan saran
yang
diberikan
oleh
para
kapasitas organisasi pemerintahan yang
pegawainya
walaupun
setiap
memadai,
pegawainya
diikutsertakan
dalam
maka
pemerintahan
penyelenggaraan yang
baik
tata (Good
setiap
rapat
tapi
pada
akhirnya 2
YUDI ADRIANTO, NIM. E42012104 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
keputusan selalu ditentukan sendiri oleh pimpinan. Berdasarkan ketiga fenomena diatas
4.
berdampak juga terhadap motivasi kerja
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
pegawai yang menjadi rendah pada saat jam
mengetahui
dan
menggambarkan
pola
kerja, yang mana masih terdapat sebagian
kepemimpinan camat dalam meningkatkan
pegawai tidak disiplin dengan jam kerja
motivasi kerja pegawai di Kantor Camat
kantor. Seperti ada pegawai yang pulang
Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara
lebih awal dari jam kerja kantor dan
yang dilihat dari teori otoriter, demokratis,
terdapat sebagaian pegawai ada yang asyik
partisipatif dan bebas tindak.
nongkrong di warung kopi pada saat jam kantor.
5.
Manfaat Penelitian Penelitian
yang
membahas
Fokus Penelitian
Kepemimpinan
Berdasarkan uraian pada latar belakang
Meningkatkan Motivasi Kerja Pegawai di
maka fokus masalah yang diangkat dalam
Kantor Camat Teluk Batang Kabupaten
penelitian ini guna mempersempit ruang
Kayong
lingkup masalah dan agar penelitian ini
memberikan manfaat, sebagai berikut:
tidak menyimpang dari tujuan yang hendak
1) Secara Teoritis
2.
dicapai maka penelitian ini dibatasi pada : “Pola
Kepemimpinan
Camat
Camat
Utara
Dalam
diharapkan
dapat
Sebagai upaya untuk memperkaya
dalam
dan menambah pengetahuan teoritik
meningkatkan motivasi kerja pegawai di
sehingga dapat memberikan pemikiran
Kantor Camat Teluk Batang Kabupaten
yang bermanfaat dan berguna di bidang
Kayong Utara”.
akademik.
Khususnya
dalam
ilmu
pemerintahan. 3.
Rumusan Permasalahan
2) Secara Praktis
Berdasarkan uraian yang dikemukakan
Dapat dijadikan sebagai bahan
pada latar belakang masalah maka yang
masukan
menjadi pokok permasalahan adalah :
Kabupaten Kayong Utara, khususnya
“Bagaimana Pola Kepemimpinan Camat
Kecamatan Teluk Batang Kabupaten
Dalam
Kayong
Meningkatkan
Motivasi
Kerja
bagi
Utara
pihak
dalam
Pemerintah
memahami
Pegawai di Kantor Camat Teluk Batang
persoalan-persoalan yang ada dalam
Kabupaten Kayong Utara?
upaya meningkatkan motivasi kerja pegawai. Dan melaksanakan tugasnya 3
YUDI ADRIANTO, NIM. E42012104 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
dengan
baik
dan
bisa
dipertanggungjawabkan.
bergantung pada peran kepemimpinan. Menurut
GR.
Terry
(dalam
Kartono,
1990:40), bahwa kepemimpinan adalah
B. TEORI DAN METODELOGI
kegiatan mempengaruhi orang-orang agar 1.
mereka suka berusaha mencapai tujuan-
Konsep Teori Robbins
(2006:432),
menyatakan
tujuan
kelompok.
Sedangkan
menurut
kepemimpinan adalah kemampuan untuk
Kimbal Young (dalam Kartono, 1990:40),
mempengaruhi
menuju
kepemimpinan adalah bentuk dominasi
pencapaian sasaran. Sedangkan menurut
yang didasari atas kemampuan pribadi yang
Kartono
sanggup mendorong atau mengajak orang
kelompok
(2005:13),
menyatakan
kepemimpinan adalah kemampuan untuk
untuk
memberikan pengaruh yang konstruktif
akseptansi/penerimaan oleh kelompoknya
kepada orang lain untuk melakukan suatu
dan memiliki keahlian khusus yang tepat
usaha kooperatif mencapai tujuan yang
bagi situasi khusus. Menurut Boone dan
sudah direncanakan. Secara umum dapat
Kurtz
dikatakan bahwa kepemimpinan adalah
2011:140),
kemampuan
untuk
kepemimpinan adalah tindakan memotivasi
mempengaruhi orang lain untuk mencapai
orang lain atau menyebabkan orang lain
tujuan
Menurut
melakukan tugas tertentu dengan tujuan
Glassman Edward (dalam Nursalam, 2007),
untuk mencapai tujuan spesifik. Dengan
Pola kepemimpinan adalah kemampuan
demikian
yang
mempengaruhi
kepemimpinan merupakan usaha dimana
bawahan supaya sasaran organisasional
seorang pemimpin mempengaruhi orang
dapat dicapai. Pola kepemimpinan belum
lain (bawahan) untuk bekerja sama secara
selalu apa yang diperkirakan tetapi adalah
sungguh-sungguh untuk mencapai suatu
pola yang di persepsikan oleh bawahannya.
tujuan bersama sehingga motivasi yang
seseorang
yang
ingin
digunakan
Kepemimpinan
dicapai.
untuk
mempunyai
berbuat
(dalam
sesuatu,
Suwanto
berdasarkan
dan
Priansa,
menyatakan
dapat
dikatakan
bahwa
bahwa
peran
diberikan oleh pimpinan kepada para
sentral dalam dinamika kehidupan suatu
pegawainya tidak terlepas dari faktor
organisasi, baik pemerintah maupun non
pimpinan itu sendiri, sebab salah satu
pemerintah.
aktifitas motivasi adalah merupakan salah
Kepemimpinan
merupakan
motor penggerak dari segala sumber daya manusia
dan
sumber
daya
lain
dari
satu aktivitas dari seorang pimpinan. Menurut Glassman Edward (dalam
organisasi. Karena itu keberhasilan atau
Nursalam,
kegagalan
adalah kemampuan yang digunakan untuk
suatu
organisasi
sangat
2007),
Pola
kepemimpinan 4
YUDI ADRIANTO, NIM. E42012104 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
mempengaruhi bawahan supaya sasaran
cenderung sangat bervariasi dan berbeda-
organisasional
beda.
dapat
dicapai.
Pola
kepemimpinan belum selalu apa yang
Pola
kepemimpinan
adalah
cara
diperkirakan tetapi adalah pola yang di
pemimpin dalam membawa dirinya sebagai
persepsikan oleh bawahannya.
pemimpin,
Pola
kepemimpinan
cara
berlagak
dalam
yang
menggunakan kekuasaannya, misalnya pola
dikembangkan oleh seorang pemimpin
kepemimpinan otoriter, demokratis, dan
dipengaruhi oleh tiga faktor utama yang
paternalistik (Rachmansyah, 2008)
menjadi
kekuatannya
sejauh
mana
pengawasan dipimpin
ia
dan
menentukan
akan
melakukan
terhadap
yaitu
:
1)
Pola
kelompok
yang
(2005) dibedakan menjadi 4 yaitu :
kekuatan
yang
1.
pada kelompok yang
dipimpin; dan 3) situasi. Teori ini disebut Continum Leadership yang dikemukakan oleh Tannenbaum, Weachter dan Massarik
2.
dalam Muninjaya (2004). Pola kepemimpinan diartikan sebagai suatu cara penampilan karakteristik atau tersendiri.
Menurut
Follet
(dalam
Nursalam, 2007), pola didefinisikan sebagai hak istimewa yang tersendiri dari ahli
3.
dengan hasil akhir yang dicapai tanpa adanya isu sampingan. Gilles (dalam Nursalam,
2007),
kepemimpinan
menyatakan
dapat
pola
diidentifikasi
berdasarkan prilaku pemimpin itu sendiri. Terkadang perilaku seseorang dipengaruhi dengan adanya pengalaman bertahun-tahun dan lama dalam kehidupannya oleh karena itu,
kepribadian
berdasarkan
kekuasaan dan wewenang menurut Gilles
bersumber pada dirinya sendiri; 2) kekuatan yang bersumber
kepemimpinan
seseorang
akan
mempengaruhi pola kepemimpinan yang
4.
Otoriter : merupakan kepemimpinan berorientasi pada tugas dan pekerjan. Pemimpin menentukan semua tujuan yang akan dicapai dalam pengambilan keputusan. Informasi diberikan hanya pada kepentingan tugas. Motivasi dengan reward dan punisment. Demokratis : merupakan kepemimpinan yang menghargai sifat dan kemampuan setiap pegawai. Menggunkan kekuasaan posisi dan pribadinya untuk mendorong ide dari staf, memotivasi kelompok untuk menentukan tujuan sendiri. Membuat rencana dan pengontrolan dalam penerapannya. Informasi diberikan seluas-luasnya dan terbuka. Partisipatif : merupakan gabungan antara otoriter dan demokratis, yaitu pemimpin yang menyampaikan hasil anaisis masalah dan kemudian mengusulkan tindakan tersebut kepada bawahannya. Staf diminta saran dan kritiknya serta mempertimbangkan respon staf terhadap usulannya, dan keputusan akhir ada pada kelompok. Bebas tindak : merupakan pimpinan ofisial, pegawai menentukan sendiri kegiatan tanpa pengarahan, supervisi, dan koordinasi. Staf/bawahan mengevaluasi pekerjaan sesuai dengan caranya sendiri.
digunakan. Pola kepemimpinan seseorang 5 YUDI ADRIANTO, NIM. E42012104 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Dalam hal ini memungkinkan penulis untuk
komunikator
lebih
Pola
pemeliharaan hubungan yang baik kedalam
kepemimpinan berdasarkan kekuasaan dan
maupun keluar oleh seorang pemimpin
wewenang menurut Gilles (2005).
melalui komunikasi baik lisan maupun
menggunakan
teori
Menurut Kartono (1982:93)
fungsi
yakni
suatu
proses
tulisan.
kepemimpinan ialah memandu, menuntut,
Terkaitnya kepemimpinan dalam suatu
memberi atau membangunkan motivasi
keberhasilan organisasi agar dapat berjalan
kerja, mengemudikan organisasi, menjalin
efektif,
jaringan-jaringan komunikasi yang baik
menjabarkan
memberikan supervisi/pengawasan
yang
kepemimpinan yang efektif, yaitu : a)
efisien, dan membawa para pengikutnya
bertanggungjawab melaksanakan tugas; b)
kepada sasaran yang ingin dituju, sesuai
mampu mengatur tugas sesuai prioritas; c)
dengan ketentuan waktu dan perencanaan.
mampu berpikir analisis dan konseptual; d)
Penggerak dalam suatu organisasi dapat
mampu menjadi mediator dan bertindak
dikaitkan
dari
persuasif dan berkompromi. Berdasarkan
kepemimpinan, karena dalam hal ini, fungsi
point-point diatas, pemimpin yang efektif
pemimpin sangat menentukan terhadap
mampu berpikir lebih kedepan sehingga
aktifitas kerja pegawai, sehingga pemimpin
mampu mengatur segala urusan dalam
dapat mengontrol segala kegiatan kerja
organisasi
pegawai menyangkut pencapaian tujuan.
kepemimpinan
dengan
adanya
fungsi
Serdamayanti
(2009:141)
beberapa
yang
point
tentang
dipimpinnya.
Fungsi melalui
Fungsi seorang pemimpin tidak hanya
(http://digilib.uns.ac.id) menegaskan bahwa
terbatas pada koordinasi tetapi mencakup
dalam upaya mewujudkan kepemimpinan
segala bidang atau aspek yang ada didalam
yang efektif, maka kepemimpinan harus
suatu wadah. Apabila pemimpin ini dapat
sejalan sesuai dengan fungsinya. Terdapat 2
menjalankan tanggung jawab yang besar
dimensi dari fungsi kepemimpinan menurut
dan motivasi para bawahan, maka pimpinan
Nawawi, yaitu :
dapat dikatakan sebagai pemimpin yang
1.
Dimensi
kemempuan
berhasil dalam menghimpun suatu wadah.
dalam
Adapun peran pemimpin tersebut yaitu
pemimpin,
seorang
tanggapan yang dipimpinnya.
pemimpin
komunikator, dalam
dengan
menjadi
dan
integrator
mediator,
organisasi
Gambaran
bisa
umum fungsi
2.
tindakan
mengarahkan
yang
dipimpinnya.
orang-orang
yang
dihubungkan
melaksanakan
sebagai
aktivitas
terlihat
pada
Dimensi dukungan atau keterlibatan
yang
pemimpin
atau
kelompok
yang
atau
dipimpin
tugas-tugas organisasi,
dalam pokok yang 6
YUDI ADRIANTO, NIM. E42012104 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
dijabarkan melalui
dan
di
manifestasikan
keputusan-keputusan
dan
yang dijabarkan pada tupoksinya masingmasing. Dalam memberikan kesempatan
kebijakan pemimpin.
yang sama kepada pegawai, pemimpin juga
Berdasarkan pada kedua dimensi yang
harus
mempunyai
delegasi
pemimpin.
telah dipaparkan, Serdamayanti (2009:130)
Berkaitan dengan adanya fungsi pemimpin
menjabarkan
sebagai
pemimpin
kembali secara
tentang
operasional
fungsi yang
delegasi,
yang
memberikan
kepercyaannya kepada seseorang untuk
dibedakan menjadi 5, yaitu: a) fungsi
pelimpahn
intruktif; b) fungsi konsultatif; c) fungsi
melaksanakannya dengan tanggungjawab.
partisipasi; d) fungsi delegasi; dan e) fungsi
Mustahil adanya, apabila seorang pemimpin
pengendalian, dari lima fungsi pemimpin
memajukan dan mengembangkan suatu
tersebut masing-masing memiliki peran
organisasi secara mandiri.
penting ditiap fungsinya. Pada
fungsi
wewenang
Fungsi
intruktif,
pemimpin
terakhir
dan
ialah
fungsi
pengendalian, dimana dalam menciptakan
menjadi seorang ahli komunikator yang
suatu
dapat
pemimpin
mampu
bilamana, dan dimana, dengan segala
pegawainya
secara
keputusan
memungkinkan tercapainya tujuan bersama
menentukan
yang
apa,
akan
bagaimana,
diambil
demi
kepemimpinan
maksimal.
yang
mengendalikan terarah,
terwujudnya tujuan secara efektif. Dalam
secara
pengambilan keputusan, pemimpin harus
penarahan
melibatkan pegawai, sehingga pegawai
kegiatan
mengetahui pertimbangan dan konsekuensi
koordinasi, dan pengawasan.
dapat
efektif,
Pada
sehingga
praktiknya,
diwujudkan
bimbingan,
melalui
pengarahan,
apa saja dalam pengambilan keputusan
Motif atau motivasi berasal dari kata
pemimpin. Terkait dengan adanya hal ini,
latin “movere” yang berarti dorongan dari
pemimpin harus mampu menjadi konsultan
dalam diri manusia untuk bertindak atau
yang baik untuk pegawainya.
berperilaku.
Pengertian
motivasi
tidak
Pada dasarnya suatu organisasi yang
terlepas dari kata kebutuhan atau “needs”
berhasil mencapai tujuannya, ialah adanya
atau “want”. Kebutuhan adalah suatu
suasana kerja yang aktif. Aktif dalam artian
potensi dalam diri manusia yang perlu
pemimpin
ditanggapi
sebagai
penggerak
dapat
atau
direspons.
mengaktifkan orang-orang yang dipimpinya
Soekidjo
dan memberikan kesempatan yang sama
tanggapan terhadap kebutuhan tersebut
kepada
diwujudkan dalam bentuk tindakan untuk
seluruh
pegawai
untuk
berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan
pemenuhan
Notoatmodjo
kebutuhan
(2009
Menurut :
tersebut
114),
dan 7
YUDI ADRIANTO, NIM. E42012104 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
hasilnya adalah orang yang bersangkutan
Dengan
merasa
organisasi dapat dicapai secara maksimal.
atau
menjadi
puas.
Apabila
kebutuhan belum direspons maka akan
demikian,
pencapaian
kinerja
Disamping itu, Usman (dalam Syamsir
selalu berpotensi untuk muncul kembali
Torang,
2012:58)
menjelaskan
sama dengan terpenuhinya kebutuhan yang
motivasi
adalah
dimaksud.
mendorong seseorang untuk melakukan
proses
bahwa
psikis
yang
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara
sesuatu. Motivasi dapat bersumber dari
(2010:18), motivasi adalah kondisi (energy)
dorongan dari dalam diri maupun dari luar
yang menggerakkan dalam diri individu
diri
yang
karyawan
terarah
untuk
mencapai
tujuan
seseorang.
Dalam
dalam
memotivasi
organisasi,
seorang
organisasi. Motivasi muncul dari dua
pemimpin berhadapan dengan persoalan
dorongan, yaitu dorongan dari dalam diri
yang dapat mempengaruhi setiap karyawan
sendiri (internal motivation) dan dorongan
dalam
dari
kemampuan.
luar
diri/pihak
lain
(external
bekerja,
yaitu
Seorang
kemauan pemimpin
dan dapat
motivation). Tingkatan motivasi tersebut
mengatasi
lemahnya
rendah, sedang dan tinggi. Perbedaan
karyawan
dapat
tingkatan motivasi individu dalam suatu
mengikutkan mereka dalam pendidikan dan
organisasi sangat mempengaruhi hasil kerja
latihan.
dan bahkan kinerjanya di dalam organisasi.
mengungkapkan bahwa proses motivasi
Hal ini sesuai dengan pendapat David
meliputi siklus yang disingkat AIDA, yaitu
McCelland (1961), Edward Murray (1957),
Attention (perhatian), Interest (tertarik),
Miller
yang
Desire (teransang), dan action (tindakan).
hubungan
Manusia termotivasi karena ada perhatian.
positif antara motivasi dengan pencapaian
Ada perhatian menimbulkan ketertarikan.
prestasi”.
Artinya,
Ketertarikan
mempunyai
motivasi
dan
Gordon
menyimpulkan
bahwa
(1970) “ada
individu tinggi
yang
cenderung
memiliki prestasi tinggi dan sebaliknya
kemauan
seorang
diatasi
dengan
Selanjutnya
menimbulkan
Usman
ransangan.
Ransangan menimbulkan tindakan atau aksi.
mereka yang prestasi kerjanya rendah
Dengan demikian motivasi merupakan
disebabkan karena motivasi kerja rendah.
faktor pendorong dalam mempengaruhi
Oleh karena itu, pimpinan organisasi harus
perilaku seseorang. Dan menurut Malayu
berusaha keras mempengaruhi motivasi
Hasibuan (2006:141), pentingnya motivasi
seluruh individu organisasi agar mereka
karena
memiliki
menyebabkan,
motivasi
berprestasi
tinggi.
motivasi
adalah
hal
menyalurkan,
yang dan
mendukung perilaku manusia, supaya mau 8 YUDI ADRIANTO, NIM. E42012104 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
bekerja giat dan antusias mencapai hasil
prosedur
pemecahan
yang optimal.
diselidiki
dengan
masalah
yang
mengambarkan
atau
Kemudian menurut Siagian (2012:142),
melukiskan keadaan subjek atau objek
menyatakan bahwa motivasi kerja adalah
penelitian pada saat sekarang berdasarkan
keadaan
fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana
kejiwaan
mengaktivkan
yang
atau
mendorong
menggerakan
atau
adanya (Nawawi, 2005: 67). Metode ini
mengarahkan dan menyalurkan perilaku
digunakan untuk mengungkapkan keadaan
sikap dan tindak tanduk seseorang yang
yang
selalu dikaitkan dengan pencapaian tujuan,
kepemimpinan camat dalam meningkatkan
baik tujuan organisasi atau tujuan pribadi
motivasi
anggota organisasi yang bersangkutan.
Kecamatan Teluk Batang.
sebenarnya
kerja
tentang
pegawai
di
pola
kantor
Sedangkan menurut Danim (2012:23-
Pada penelitian ini peneliti hanya
24) meyatakan bahwa “motivasi kerja
menggunakan teknik triangulasi sumber.
adalah dorongan yang muncul pada diri
Triangulasi
individu untuk secara sadar melakukan
kredibilitas data dilakukan dengan cara
pekerjaan
yang
mengecek data yang telah diperoleh melalui
Munandar
(2001:323)
dihadapi”.
Menurut
“motivasi
sumber
untuk
menguji
kerja
beberapa sumber atau Triangulasi sumber
adalah suatu proses dimana kebutuhan-
dapat diartikan mengecek kembali data
kebutuhan mendorong seseorang untuk
terhadap
melakukan
membandingkan data
serangkaian
kegiatan
yang
mengarah ke tercapainya tujuan tertentu. Beberapa pendapat para ahli mengenai motivasi
kerja
penulis
menyimpulkan
motivasi kerja adalah tenaga penggerak
subjek
penelitian hasil
dengan
wawancara
terhadap subjek A dengan wawancara terhadap subjek B yang kemudian akan menghasilkan suatu kesimpulan (Sugiyono, 2014:126).
yang mendorong manusia untuk bertindak atau suatu tenaga dari dalam atau dari luar diri manusia yang menyebabkan manusia
C. HASIL
bertindak untuk mencapai tujuan yang
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
diinginkan. 1. 2.
Dalam indikator ini dapat disimpulkan
Metode Penelitian Metode
yang
Otoriter
digunakan
dalam
bahwa,
untuk
tercapainya
pola
penelitian ini adalah metode deskriptif.
kepemimpinan otoriter yang baik pemimpin
Metode deskriptif dapat diartikan sebagai
juga harus memberikan contoh yang baik 9
YUDI ADRIANTO, NIM. E42012104 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
pula kepada setiap pegawainya, karena dari
belum mampu memaksimalkan kekuasaan
contoh pemimpinnya yang baik maka
pribadinya untuk memotivasi pegawai dan
pegawainya akan mengikuti hal tersebut
pimpinan masih sering terlambat dalam
juga dengan baik. Serta pimpinan dalam
memberikan
memberikan tugas dan pekerjaan yang
pegawainya, sehingga dalam melakukan
diberikan kepada para pegawainya harus
pekerjaan pegawai masih merasa bingung
diimbangi dengan penghargaan untuk setiap
apa yang harus dikerjakan dan pegawai
pegawainya,
sering
penghargaan
karena akan
dengan
lebih
adanya
meningkatkan
motivasi kerja para pegawainya. Dan juga hukuman,
dengan
adanya
setiap
terlambat
informasi
dalam
kepada
pengumpulan
laporan dari batas yang ditentukan. 3.
Partisipatif
hukuman
Pola kepemimpinan partisipatif disetiap
diharapkan bisa membuat para pegawainya
lingkungan kantor, khususnya di Kantor
takut untuk melanggar aturan kantor.
Camat Teluk Batang sangatlah perlu karena
Sehingga
untuk
dengan
adanya
pola
meningkatkan
kepemimpinan otoriter di Kantor Camat
pegawainya,
Teluk
memberi
Batang
optimal
para
dalam
pegawainya
kerja
harus
sering
kepada
setiap
pimpinan
kesempatan
semua
pegawainya untuk mencapai tujuan yang
pekerjaannya dan bisa menjalankan tugas
diinginkannya, dan harus sering mendengar
dan pekerjaannya sesuai aturan kantor.
saran
2.
Demokratis
pegawainya, karena apa yang pimpinan
Pola kepemimpinan Camat dari segi
sampaikan kepada pegawai belum tentu
kekuasaan dan pengetahuaannya belum
semua benar dan sesuai dengan pikirannya.
mampu untuk mendorong motivasi kerja
Sehingga tidak salahnya apabila pimpinan
pegawainya dan
mengikuti saran yang telah dikatakan
kesalahan
pada
menjalankan
lebih
setiap
masih banyak terdapat pegawainya
apa
yang
dikatakan
setiap
dalam
pegawai apabila hal tersebut memang benar
melakukan pekerjaannya, hal itu akibat
dan sesuai, pimpinan juga tidak salahnya
kurangnya informasi dari camat untuk
untuk mendengarkan kritikan dari setiap
setiap pegawainya dan masih belum bisa
pegawainya. Karena dengan adanya kritik
menghargai sifat dan kemampuan setiap
dari
pegawainya.
mengetahui kelemahan dan kekurangan dari
Tidak tercapai dengan baiknya pola
pegawai,
dirinya
dan
pimpinan
pegawai
kepimimpinan demokrasi ini disebabkan
tersinggung
apabila
oleh pemimpin masih kurang menghargai
langsung oleh pimpinannya.
sifat dan kemampuan setiap pegawainya,
4.
juga
merasa
kritiknya
bisa
tidak
direspon
Bebas Tindak 10
YUDI ADRIANTO, NIM. E42012104 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Tercapainya pola kepemimpinan bebas
pimpinan
mengenai
tugas
yang
tindak yang baik ini harus berdasarkan
diberikan, tidak adanya penghargaan
pimpinan itu sendiri dalam melaksanakan
(reward)
yang
diberikan
kepada
kegiatan dilingkungan kantornya, misalnya
pegawai
yang
berprestasi
dalam
dalam
menyelesaikan
pekerjaan
dengan
memberikan
pekerjaan
kepada
pegawainya, pimpinan jangan lupa untuk
cukup baik maupun pegawai yang
mengarahkan
dalam
bekerja dengan mentaati aturan kantor
dan
serta kurang tegasnya pimpinan dalam
jangan lupa untuk selalu berkoordinasi
memberikan hukuman (punisment) atau
kepada setiap pegawainya, karena dengan
sanksi
menerapkan pola seperti itu pimpinan bisa
melakukan pelanggaran atas aturan
membantu mendorong pegawainya dalam
kantor.
pegawainya
melaksanakan
pekerjaan
tersebut
menyelesaikan pekerjaan tepat
sasaran
2.
kepada
pegawai
yang
Pola Kepemimpinan Demokratis
secara efektif dan sesuai dengan tujuan
Pola kepemimpinan demokratis Camat
yang diinginkan.
dalam
menggunakan
kekuasaan
posisinya melalui pendekatan para pegawai masih kurang diterapkan. Hal itu dikarenakan camat masih jarang
D. KESIMPULAN
berada di kantor akibat perjalanan Berdasarkan hasil penelitian dalam pembahasan
mengenai
dinas dan kegiatan diluar kantor.
kepemimpinan
Selanjutnya pimpinan masih kurang
camat dalam meningkatkan motivasi kerja
menghargai
pegawai di Kantor Camat Teluk Batang
setiap pegawainya terutama dalam
Kabupaten Kayong Utara yang dilihat dari
melakukan
pola kepemimpinan, otoriter, demokratis,
Keterbatasan informasi yang didapat
partisipatif,
yang
oleh para pegawai dari pimpinan juga
diterapkan kepada pegawai sudah cukup
menjadi salah satu faktor penghambat
baik.
bagi pegawai dalam menyelesaikan
Hal
dan
bebas
tersebut
dapat
tindak
disimpulkan
sebagai berikut : 1.
sifat
dan
tugas
kemampuan
dan
pekerjaan.
tugas yang diberikan.
Pola Kepemimpinan Otoriter
3.
Pola Kepemimpinan Partisipatif
Pola kepemimpinan otorier kurang
Pada pola kepemimpinan partisipatif
diterapkan oleh Camat Teluk Batang.
pemimpin
Hal
digunakan,
tersebut
terlihat
dari
kurang
jelasnya informasi atau intruksi dari
sudah
cukup
karena
banyak selalu
mengikutsertakan pegawainya dalam 11
YUDI ADRIANTO, NIM. E42012104 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
membicarakan
atau
mendiskusikan
yang berkenaan dengan permasalahan di Kantor Camat Teluk Batang. Untuk
E. SARAN
kritik dan saran perlu diperhatikan
4.
pimpinan, dimana para pegawai dalam
Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti
memberikan kritik dan saran sering
menyampaikan saran-saran terkait dengan
tidak ditanggapi pimpinan, sehingga
pola
menjadi faktor penghambat motivasi
meningkatkan motivasi kerja pegawai di
kerja pegawai.
kantor Camat
Pola Kepemimpinan Bebas Tindak
Kayong Utara. Adapun saran-saran tersebut
Pola kepemimpinan bebas tindak yang
antara lain :
diterapkan Camat di Kantor Camat
1.
kepemimpinan
Pimpinan
camat
Teluk
dalam
Batang Kaputen
sebagai
solusi
masalah
Teluk Batang masih dapat dikatakan
motivasi kerja pegawai, maka perlu
sudah
karena
dilakukan upaya peningkatan dalam
pengarahan yang pimpinan berikan
pemberian informasi kepada setiap
kepada pegawainya bisa diterima dan
pegawainya, karena dengan banyaknya
diterapkan oleh pegawainya. Sehingga
informasi
dengan adanya pola kepemimpinan
kepada
yang mengarahkan setiap pegawainya
membantu dalam menyelesaikan tugas
bisa
dan pekerjaan yang dikerjakan setiap
cukup
dominan
meningkatkan
efektivitas
dan
yang para
efesiensi kerja secara maksimal serta
pegawainya.
menciptakan lingkungan kerja yang
pemberian
sehat dan dinamis. Namun dalam
kepada
mengevaluasi setiap pekerjaan para
membantu
pegawainya masih perlu ditingkatkan
kerja
lagi, karena pimpinan masih jarang
(punisment)
mengevaluasi
kepada
kesalahan
dalam
penting
diberikan
pegawainya
dapat
Diimbangi penghargaan
setiap
(reward)
pegawainya,
meningkatkan
pegawainya yang
setiap
dengan
untuk motivasi
dan
hukuman
harus
diberikan
pegawainya
apabila
pekerjaan para pegawainya dan tidak
kewajiban tidak ditaati atau larangan
langsung menegurkan kesalahan apa
dilanggar oleh pegawai. Apabila pola
yang
setiap
kepimpinan tersebut diterapkan maka
pegawainya. Sehingga masih terdapat
dapat mencapai sasaran organisasi
kesalahan
secara optimal.
telah
dikerjakan
pegawai
dalam
melaksanakan tugas dan pekerjaannya.
2.
Bagi camat selaku pimpinan untuk meningkatkan motivasi kerja pegawai 12
YUDI ADRIANTO, NIM. E42012104 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Kantor Camat Teluk Batang, solusi
sehingga sulit mencari literatur yang
yang
adalah
dibutuhkan. Sedangkan literatur yang
kemampuan
disediakan di taman bacaan Program
setiap pegawai, melakukan rencana dan
Studi Ilmu Pemerintahan (Prodi IP)
pengontrolan
sangat minim.
perlu
menghargai
dilakukan
sifat
dan
kerja
secara
teratur
kepada para pegawain. 3.
2.
menyadari
bahwa
dalam
Apabila ada kritik dan saran yang
melakukan penelitian masih terdapat
diberikan
pimpinan
kekurangan dan kelemahan karena
harus mempertimbangkan kritik dan
peneliti sendiri masih tergolong baru
saran tersebut, karena apabila kritik dan
dan
saran
bisa
penelitian
oleh
khususnya pada keterbatasan dalam
oleh
dari
didengar
pegawai,
pegawai dan
tersebut
diwujudkan
pemula
dalam
ilmiah.
melakukan
Kelemahan
pimpinan, para pegawai merasa puas
melakukan
dan membuat motivasi kerja para
pengumpulan dan analisis data.
pegawai semakin meningkat. 4.
Peneliti
Agar
semua
3.
pekerjaan
bisa
wawancara,
itu
teknik
Peneliti masih kurang maksimal dalam melakukan
wawancara pihak
terselesaikan tepat waktu, pimpinan
sebagai
harus selalu memberikan pengarahan
narasumber
kepada setiap pegawainya dan sering
memberikan informasi yang tepat.
tidak
yang
disebabkan menjadi benar-benar
melakukan koordinasi kepada para pegawai,
hal
menghindari
tersebut kesalahan
untuk dalam
F. REFERENSI
melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan, baik dikantor maupun dilapangan.
3.
Danim, Sudarwan. 2012. Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. Jakarta : Rineka Cipta.
Keterbatasan Peneliti Selama
melaksanakan
penelitian,
penulis mengalami beberapa kendala dan keterbatasan
dalam
penelitian,
berikut
adalah kendala dan keterbatasan selama penulis melaksanakan penelitian : 1.
BUKU
Keterbatasan ruang gerak peneliti,
Hadari, Nawawi. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. .........., Nawawi. 2006. Kepemimpinan Mengefektifkan Orgnisasi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
dimana peneliti tinggal di asrama 13 YUDI ADRIANTO, NIM. E42012104 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Kartono, Kartini. 1990. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta : CV. Rajawali. ............., ............ 2011. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta : CV. Rajawali. Masyhuri, M. Zainuddin. 2008. Metode Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Bandung: PT. Reflika Aditama. Munandar, Ashar Sunyoto. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press). Sastrohadiwiryo, B Siswanto. 2003. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Sedarmayanti. 2009. Reformasi Administrasi Publik, Reformasi Birokrasi, dan Kepemimpinan Masa Depan. Bandung : Penerbit Refika Aditama. ...................... 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia:Reformasi Birokrasi Dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung : PT. Refika Aditama.
Suwanto dan Priansa, Donni Juni. 2011. Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis. Bandung : Alfabeta. Syafiie, Inu Kencana. 2013. Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia. Bandung : PT. Refika Aditama. Winardi j. 2001. Motivasi dan Pemotivasian Dalam Manajemen. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Tim Penulis Prodi IP FISIP UNTAN. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi Program Studi Ilmu Pemerintahan. Cetakan ke-3, Pontianak: Program Studi Ilmu Pemerintahan.
Peraturan dan Undang-undang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daearh. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Kecamatan.
Siagian, P Sondang. 1999. Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2009 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Kayong Utara.
............, ................... 2012. Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Skripsi
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. ..............., 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. ..............., 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Doni, Nur Ilham. 2009. Motivasi Kerja Pegawai Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Melawi. Skripsi. Jurusan Ilmu Administrasi. Universitas Tanjungpura. Pontianak. Kepemimpinan Camat Dalam Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan Berdasarkan PP No. 19 Tahun 2008 Tentang Kecamatan Rasau Jaya Kabupaten Kubu Raya oleh Ririn Wahyuningsih pada tahun 2012.
14 YUDI ADRIANTO, NIM. E42012104 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 5 Nomor 4 Edisi Desember 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Motivasi Kerja Aparatur Pemerintah Daerah Di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kabupaten Sanggau oleh Lidia Carolina Cristian pada 2013. Motivasi Kerja Pegawai Di Kantor Camat Bengkayang Kecamatan Bengkayang Kabupaten Bengkayang oleh Noprianus Hendro pada tahun 2012.
Rujukan Elektronik http://www.academia.edu http://digilib.uns.ac.id http://responsitory.usu.ac.id/bitstream/1234 56789/34834/4/Chapter%20II.pdf dikunjungi 4 februari2016. Edy. 2009. Aktivitas Hukum Relations Dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Pegawai Melalui
15 YUDI ADRIANTO, NIM. E42012104 Program Studi Ilmu Pemerintahan Kerjasama Fisip UNTAN dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat