PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KANTOR KECAMATAN TAGULANDANG KABUPATEN SITARO
Afny. D. Tatulus Jantje Mandey Joyce Rares
Abstract : The progress and setbacks of an organization depends on leadership qualities of a leader. Seen from the point of view of any leader is always placed on one very important point. The role of a leader in an organization or group is vital. Because in that role, a leader will help the organization to realize its vision and mission. the purpose of this research can be formulated as follows: To determine the effect of Leadership Influence on Performance of Civil Servants in the District Office District Tagulandang Sitaro. This is a descriptive quantitative research, which describes the relationship between variables to analyze numerical data using statistical methods through hypothesis testing. In this study took the entire population of employees at the District Office Tagulandang Sitaro Regency, North Sulawesi, which consists of 18 people. Results of simple correlation analysis showed that the leadership role positively and significantly correlated to the performance of an employee or significant influence with the power of 58.7%; meaning that developments in performance of 58.7% is determined or influenced by the leadership role. Keywords: Leadership, Performance
PENDAHULUAN Pada
untuk mencapai suatu tujuan organisasi yang sebuah
organisasi
diinginkan sehingga menghasilkan kinerja
pemerintahan, kesuksesan atau kegagalan
pegawai
dalam
meningkatnya
pelaksanaan
tugas
dan
yang
maksimal.
kinerja
berarti
tercapainya
oleh kepemimpinan, melalui kepemimpinan
pegawai
dan didukung oleh kapasitas organisasi
organisasi.. Di setiap organisasi pasti ada
pemerintahan
maka
pemimpin dan dipimpin. Pemimpin harus
penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik
berhubungan baik dengan siapa saja yang
(Good
terwujud,
dipimpinnya. Pemimpin harus mengenal dan
kepemimpinan
mengetahui orang – orang yang ia pimpin
merupakan salah satu sebab keruntuhan
dalam suatu organisasi. Pemimpin pun
kinerja birokrasi di Indonesia.(Istianto, 2009)
bertanggung jawab akan semua hal yang
Kepemimpinan (leadership) dapat
menyangkut organisasi yang ia jalankan.
memadai,
Governance)
sebaliknya
dikatakan
akan
kelemahan
sebagai
cara
dari
seorang
dalam
kerja
pegawai
penyelenggaraan pemerintahan, dipengaruhi
yang
hasil
Dengan
seseorang
mewujudkan
atau tujuan
Organisasi akan berjalan dengan baik, ketika
pemimpin (leader) dalam mengarahkan,
peran
kepemimpinan
dalam
sebuah
mendorong dan mengatur seluruh unsur-
organisasi itu dijalankan dengan sebaik –
unsur di dalam kelompok atau organisasinya
baiknya dan penuh dengan tanggung jawab,
namun sebaliknya, jika peran kepemimpinan
(managing
tidak dilaksanakan sesuai dengan aturan main
melaksanakan kepemimpinan harus dimulai
yang ada maka akan timbul berbagai
dari diri sendiri. Tidak mungkin seorang
persoalan yang dapat menghambat atau
pemimpin yang gagal membuat dirinya
mempengaruhi kinerja orang – orang yang
efektif akan berhasil dalam mengefektifkan
dipimpinnya.
orang lain ataupun pekerjaannya. Berbicara
Dari gambaran di atas terlihat dengan
job).
Efektivitas
dalam
masalah efektivitas pribadi mau tidak mau
jelas bahwa kemajuan dan kemunduran suatu
seorang
organisasi
kualitas
kemampuan dalam menentukan identifikasi
kepemimpinan seorang pemimpin. Dilihat
terhadap potensi – potensi yang dimilikinya.
dari sudut pandang apapun juga pemimpin
Kemampuan akan melakukan identifikasi ini
selalu ditempatkan pada satu titik yang
akan memberikan bekal yang cukup kuat
sangat penting. Peran seorang pemimpin
bagi
dalam
kelompok
mengembangkan dirinya. Sehingga katika
sangatlah vital. Karena dalam perannya
peran kepemimpinan yang sementara ia
tersebut, seorang pemimpin akan membantu
jalani tidak hanya tergantung dari posisinya
organisasi untuk mewujudkan visi dan
saja tetapi lebih banyak karena pengaruh –
misinya. Oleh sebab itu, efektifitas seorang
pengaruh
pemimpin didalam menggunakan pengaruh –
pribadinya.
satu
tergantung
organisasi
dari
atau
seorang
tersebut
dapat
memainkan
yang
harus
mempunyai
pemimpin
berasal
dari
untuk
kapasitas
Pengaruh – pengaruh seperti inilah
pengaruhnya sangat menentukan bagaimana pemimpin
pemimpin
yang
akan
memberikan
kekuatan
bagi
perannya dengan baik. Untuk itu, pemimpin
seorang pemimpin dalam menjalankan tugas
selalu harus diasah dan dikembangkan,
dan tanggung jawab kepemimpinannya. Ia
sehingga dapat menyesuaikan diri dengan
tidak hanya mampu memberikan perintah,
situasi – situasi yang dihadapinya. Baik
memberikan
situasi itu berasal dari anak buah, atasan
hukuman, memberikan hadiah, mengancam,
ataupun organisasi di mana ia berada. Dapat
mengarahkan tetapi lebih jauh dari itu
dilihat disini pentingnya seorang pemimpin
perannya sebagai pemimpin akan membawa
pada saat melaksanakan kepemimpinannya
dampak positif bagi yang dipimpin ataupun
dapat
lingkungannya. Salah satu indikator bahwa
memberdayakan
dirinya
sendiri
instruksi,
pemimpin
dapat
memberikan
sebelum memberdayakan orang lain. Dalam
seorang
memberikan
ranah kepemimpinan ada tiga hal yang harus
dampak yang positif bagi yang lain apabila
dikembangkan oleh seorang pemimpin yakni
keberadaannya selalu dirindukan dan dapat
seorang pemimpin harus mampu memimpin
diandalkan. Banyak orang merasa kehilangan
diri sendiri (managing self), memimpin orang
ketika pemimpin itu tidak berada di tengah –
(managing people), dan memimpin tugas
tengah mereka.
Peran pemimpin sejatinya memegang
dan akuntabel serta mendapat partisipasi dari
peran sentral dalam lingkungannya. Kita
masyarakat
dapat bersyukur karena bangsa Indonesia
pemerintahannya
sebenarnya
undang-undang No.32 Tahun 2004 tentang
sudah
mempunyai
sejarah
dalam
penyelenggaraan
Sesuai
dengan
kepemimpinan yang kuat. Kita bisa menilik
Pemerintahan
konsepsi kepemimpinan Ki Hajar Dewantara
penyelenggaraan otonomi daerah dipandang
(1889 – 1959), yaitu : Ing Ngarsa Sung
perlu untuk menekankan pada prinsip-prinsip
Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut
pemerintahan yang baik (Good Governance)
Wuri Handayani. Seorang pemimpin harus
dan
mampu menjadi teladan ketika berada di
Governance)
depan, harus dapat memberikan motivasi
pembangunan daerah yang desentralistik dan
ketika
demokratis.
berada
di
tengah,
dan
mampu
pemerintahan
memberikan dorongan atau energy ketika berada
di
belakang.
Sebuah
filosofi
daerah,
amanat
bahwa
yang
bersih
dalam
dalam
(Clean
mewujudkan
Di lingkungan organisasi kerja yang diselenggarakan
oleh
pemerintah
dan
kepemimpinan yang sangat dalam dan masih
kegiatan kerja oleh setiap pegawai negeri
actual untuk kita praktikan menghadapi
sipil terikat oleh berbagai ketentuan yang
tantangan dan dinamika kehidupan pada saat
telah diatur pemerintah sesuai kedudukan dan
ini. Semua orang memiliki hak menjadi
peranan
seorang pemimpin. Tapi tidak semua orang
merupakan
yang ketika menjadi seorang pemimpin
rangka
mampu menjalankan dengan baik tugas dan
mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan
tanggung jawab kepemimpinannya. Untuk
makmur dalam wadah Negara Kesatuan
menjadi pemimpin, siapapun bisa. Namun
Republik Indonesia (NKRI).
pegawai
sipil
yang
pelaksana pemerintah dalam
usaha
mencari pemimpin yang berkualitas itu sulit.
negeri
mencapai
tujuan
untuk
Dalam mewujudkan hal tersebut
Kenyataan saat ini berbeda dengan yang
peran
seharusnya terjadi sesuai prosedur yang ada.
kecamatan
Kepemimpinan harus membawa pengaruh
kabupaten/kota,
yang baik dan menghasilkan hal yang baik
sebagai
pula.
kepemimpinan
pemerintahan di wilayah kecamatan, berada
membawa pengaruh buruk dan dampak yang
di bawah dan bertanggung jawab kepada
kurang baik
Bupati/Walikota.
Tapi
yang
nyata
Dalam rangka pelaksanaan otonomi
Camat
merupakan
sebagai
perangkat
Camat
koordinator
melaksanakan
penyelenggaraan
Tugas
Camat
adalah
pemerintahan
daerah akan sangat bergantung pada kesiapan
yang
pemerintah daerah dalam menata sistem
sesuai peraturan-peraturan yang berlaku.
pemerintahannya agar tercipta pelayanan publik yang efektif, efisiensi, transparansi
Sebagai
oleh
daerah
berkedudukan
kewenangan
dilimpahkan
pemimpin
kepala
Bupati/Walikota
pemerintahan
kecamatan akan sangat berpengaruh untuk
mewujudkan, mengarahkan sasaran tujuan
kepada
agar berjalan secara efektif dan efisien
Operasional
terhadap
kepada
persoalan yang nyata di atas, maka penulis
masyarakat. Menurut Susanto dan Koesnadi
tertarik untuk meneliti masalah ini lebih
(2003 : 6), pemimpin adalah orang yang
mendalam
ditetapkan
organisasi
“Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja
mencapai cita-citanya melalui mekanisme
Pegawai Negeri Sipil di Kantor Kecamatan
yang dirasakan paling efektif dan menurut
Tagulandang Kabupaten Sitaro”.
pelaksanaan
untuk
pelayanan
membawa
Kartini Kartono (2005 : 33), pemimpin berarti
seorang
kecakapan
dan
pribadi
yang
kelebihan,
memiliki khususnya
kecakapan dan kelebihan di satu bidang sehingga
dia
mampu
mempengaruhi
seseorang atau kelompok untuk bersamasama melakukan aktivitas tertentu demi pencapaian suatu maksud ataupun tujuan berjalan secara efektif dan efisien.
salah satu kecamatan di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara yang terdiri dari 13 desa dan 2 Kelurahan dan berpenduduk 12.282 jiwa. camat
sangat
penting
(SOP).Dari
beberapa
dengan
mengangkat
judu
METODE PENELITIAN A.
Jenis Penelitian
Penelitian
ini
dilakukan
dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan metode studi deskriptif, yaitu metode yang diarahkan untuk memecahkan masalah dengan cara memaparkan atau menggambarkan apa adanya hasil penelitian.
yaitu menjelaskan hubungan antar variabel dengan menganalisis data numerik (angka) menggunakan
metode
statistic
melalui
pengujian hipotesa. B.
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Tagulandang. Berdasarkan penelitian pendahuluan (pra-survey) peneliti melihat dalam hal kedisiplinan masih kurang karena disaat peneliti mengunjungi kantor kecamatan pada 09.00 pagi belum satupun pegawai
kantor yang hadir. Administrasi kecamatan juga kurang lengkap. Dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat lamban.
dari
pemimpin
Variabel beserta definisi operasional yang
digunakan
dalam
pembahasan
penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Kepemimpinan(X1) merupakan variabel dependent atau variable terikat dalam penelitian ini. Kepemimpinan adalah kemampuan menumbuhkan, memelihara dan mengembangkan usaha dan iklim
Hal tersebut diatas terindikasi karena kekurang-tegasan
Standar
dalam
kelangsungan pemerintahan di kecamatan
pukul
kerja
mengenai
Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif,
Kecamatan Tagulandang merupakan
Peran
pegawai
dalam
menindak pegawai atau menegur pegawai. Camat juga kurang memberi pengarahan
yang
kooperatif
dalam
kehidupan
organisasional. Untuk mencapai hal tersebut
seorang
pemimpin
tidak
seyogyanya hanya mampu berperan
selaku atasan
yang keinginan
dan
Sulawesi Utara yang terdiri dari 18 orang.
kemauanya harus diikuti oleh orang lain.
Mengacu
pada
Indikator-indikator dalam penelitian ini:
Arikunto
(2006
Pemegang
populasinya kurang dari 100 orang, maka
kemudi
organisasi
yang
cekatan, Berperan katalisator, Berperan
Variabel.
140),
jika
sampel
Karena jumlah populasi kurang dari
2. Kinerja (Y) merupakan variable bebas Independen
:
Suharsimi
jumlah sampelnya diambil keseluruhan.
integrator, Peranan selaku “Bapak”
atau
penjelasan
Kinerja
100
orang,
maka
dengan
demikian
keseluruhan Pegawai Negeri Sipil akan
didefinisikan sebagai suatu keseluruhan
dijadikan sampel.
kemampuan seseorang untuk bekerja
D. Instrumen
sedemikian rupa sehingga mencapai
dan
Teknik
Pengumpulan Data
tujuan kerja secara optimal dan berbagai Penelitian
sasaran yang telah diciptakan dengan pengorbanan yang secara rasio lebih kecil dibandingkan dengan hasil yang dicapai. Indicator – indikatornya : Kuantitas
kerja,
Kualitas
kerja,
menggunakan
instrument kuesioner yaitu berdasarkan jumlah variabel yang terstruktur pada lokasi penelitian. Pengukuran variabel menggunakan metode Skala Likert yakni dalam
Pemanfaatan waktu, Kerjasama.
ini
bentuk
skor
yang
memiliki
tingkatan, mulai dari terendah (skor 1) C. Populasi dan Sampel
sampai dengan tertinggi (skor 5).
Sudjana (1996 : 6) menyatakan
Metode
ini
digunakan
untuk
bahwa populasi adalah totalitas semua nilai
mengukur variabel dalam bentuk skor,
yang mungkin baik hasil menghitung ataupun
dimana dimulai angka tertinggi dengan skor
pengukuran kualitatif mengenai karakteristik
lima (5) berarti Sangat setuju, skor empat (4)
tertentu dari semua anggota kumpulan yang
berarti setuju, skor tiga (3) berarti kurang
lengkap dan jelas yang ingin dipelajari dari
setuju/ragu-ragu, dan skor dua (2) berarti
sifat-sifatnya. Sedangkan menurut Suharsimi
tidak setuju, sedangkan skor terendah dinilai
Arikunto (2006 : 108), populasi adalah
dengan satu (1) yang berarti sangat tidak
keseluruhan subjek . Dari kedua pendapat
setuju.
diatas dapat disimpulkan bahwa populasi
Peneliti
menggunakan
teknik
adalah keseluruhan subyek yang mempunyai
pengumpulan data sebagaimana dijelaskan
ciri-ciri
oleh
atau
karakteristik
tertentu
dan
berfungsi sebagai subyek yang dikenai suatu. Dalam
peneliti
ini
mengambil
populasi keseluruhan pegawai di Kantor Kecamatan Tagulandang Kabupaten Sitaro,
Sugiyono,
(2010:
142),
yaitu
:
Kuesioner, Wawancara, Studi Kepustakaan. E. Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan teknik analisis data pendekatan kuantitatif dengan
menggunakan
rumus-rumus
statistik
a =
nilai
konstan
variabel
deskriptif dan statistik inferensial, yaitu
terikat (Y) apabila variabel
sebagai berikut :
(X) tidak berubah/ tetap.
1.
Analisis
statistik
deskriptif
yang
Koefisien
digunakan ialah analisis tabel frekuensi
untuk
mendeskripsikan
mengetahui tentang
dengan
∑Y ∑X 2 − (∑X)(∑XY) n ∑X 2 − (∑X)²
𝑎=
dan b =
variabel
Koefisien
arah
regresi
efektivitas program keluarga harapan
variabel Y atas variabel X,
dan
yaitu besar perubahan pada
variabel
penanggulangan
kemiskinan. Rumus persentase adalah
nilai
sebagai berikut :
disebabkan
𝜌=
Koefisien
= nilai persentase yang dicari;
f
= frekuensi, yaitu banyaknya data
inferensial
atau
dihitung
dengan
regresi dan keberartian regresi diuji dengan statistik-F (Sudjana, 1988).
sederhana dan korelasi sederhana : Analisis regresi linier sederhana
n ∑XY − (∑X)(∑Y) n ∑X 2 − (∑X)²
Untuk mengetahui tingkat linieritas
yang
digunakan ialah analisis regresi linier
a.
(b)
𝑏=
= total data sampel. statistik
yang
rumus :
pada setiap kategori;
Analisis
Y
pada variabel X.
p
n
variabel
diakibatkan oleh perubahan
𝑓𝑖 𝑥 100 % 𝑛
Di mana :
2.
dihitung
rumus :
dan persentase. Teknik analisis ini digunakan
(a)
b.
Analisis
korelasi
sederhana
digunakan untuk mengetahui pola
digunakan
hubungan dampak dari variabel
derajat korelasi dan besar pengaruh
efektivitas
keluarga
determinasi dari variabel Budaya
terhadap
Kerja
harapan
program (variabel
variabel kemiskinan hubungan
X)
penanggulangan (variabel pengaruh
Y).
untuk
(X)
mengetahui
terhadap
variabel
Produktivitas (Y). Analisis korelasi
Pola
yang
dinyatakan
digunakan
korelasi
product
ialah
analisis
moment
atau
dengan persamaan regresi linier
korelasi r- pearson, dengan rumus
sebagai berikut :
sebagai berikut :
Ŷ = a + bX............. (Sudjana, 1988)
𝑟=
Di mana : c.
Untuk
n ∑XY − (∑X)(∑Y) {n
∑X 2
− (∑X)²}{n∑Y 2 − (∑Y)²}
mengetahui
derajat
determinasi (daya penentu) atau
besarnya pengaruh dari variabel
20,146
bebas terhadap variabel terikat
kepemimpinan tidak berubah atau tetap/
(variabel
tak
konstan, maka kinerja akan ada sebesar
dengan
cara
bebas), diperoleh mengkuadratkan
mempunyai
makna
jika
peran
20,146 skala/ satuan
harga/nilai koefisien korelasi, yaitu Hasil pengujian keberartian regresi
(r²). 3. Untuk uji signifikasi hubungan antara variabel, maka nilai r-hitung langsung dikonsultasikan dengan nilai r-tabel pada taraf uji 5 % dengan dk = n - 2.
dengan uji- F didapat nilai
Ftabel pada taraf uji 0,05; ini mempunyai arti bahwa hubungan fungsional/ pengaruh dari
analisa korelasi sederhana (korelasi product sebagaimana
yang
telah
dikemukakan di atas memperlihatkan bahwa ternyata peran kepemimpinan mempunyai
kinerja
pegawai
di
Kantor
Hasil analisis regresi linier untuk menguji hubungan fungsional/ pengaruh kepemimpinan
terhadap
kinerja
pegawai didapat persamaan regresi Y = 20,146 + 0,634X. koefisiwn regresi b = 0,634 mempunyai variabel
kinerja
taraf keyakinan 95% dengan kata lain hubungan
pengaruh
dari
peran
kepemimpinan terhadap kinerja pegawai tidak bisa diabaikan. Hasil analisa regresi linier tersebut didukung oleh hasil korelasi pearson dimana diperolehkoefisienkoresi (r) sebesar 0,766
Kecamatan
peran
terhadap
sangat berarti pada taraf signifikan 0,05 atau
hubungan dan pengaruh dan hubungan positif terhadap
kepemimpinan
pegawai di kantor kecamatan ialah nyata atau
Hasil analisa regresi linier dan
moment)
= 25,585
yang ternyata jauh lebih besar dari nilai
peran HASIL DAN PEMBAHASAN
hitung
makna
peran
hubungan
pengaruh
kepemimpinan
terhadap
kinerja pegawai ialah positif sebesar 1 : 0,634 yang artinya perubahan/ peningkatan pada peran kepemimpinan sebesar 1 skala/ satuan akan menyebabkan perubahan / peningkatan kinerja pegawai sebesar 0,364 skala. Dengan kata lain peran kepemimpinan ditingkatkan sebesar 100 skala maka hal itu akan diikuti dengan peningkatan kinerja sebesar 36,4 skala. Selanjutnya, koefisien konstanta a =
dan koefisien determinasi (r2) sebesar 0,587 atau 58,7%. Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa hasil analisis korelasi tersebut menunjukkan bahwa peran kepemimpinan mempunyai korelasi positif terhadap kinerja pegawai dengan besar daya penentu 58,7%, artinya perkembangan pada kinerja pegawai sebesar 58,7% ditentukan atau tergantung pada
variabel
peran
kepemimpinan,
sedangkan sisanya 41,3% ditentukan atau tergantung pada variabel lainnya. Berdasarkan hasi-hasil analisis data tersebut, maka dengan demikian persamaan regresi linier Y = 20,146 + 0,634X dapat digunakan untuk memprediksi perkembangan yang akan terjadi dimasa depan pada variabel
kinerja pegawai di kantor kecamatan apabila
bagaimana
seorang
pemimpin
dapat
variabel peran kepemimpinan diketahui.
mempengaruhi
Apabila diprediksi yaitu dengan memasukkan
bekerjasama menghasilkan pekerjaan yang
ilai rata-rata variabel peran kepemimpinan
efektif dan efisien.
bawahannya
untuk
hasil pengamatan yaitu sebesar 20 kedalam
Tangkilisan (2005) pemimpin yang
persamaan regresi linier tersebut, maka
efektif harus mempunyai agenda dalam
kinerja pegawai akan menjadi :
mencapai tujuan organisasi, menghadapi tantangan dan kemungkinan yang akan
Y = 20,146 + 0,634(20) =32,826 Hasil perhitungan ketepatan prediksi
terjadi
dan
mewujudkan
keinginannya
dengan visi baru serta mengomunikasikanya
diatas mempunyai pengertian jika peran
dan
mengajak
bawahan
kepemimpinan di kantor kecamatan dapat
mencapai tujuan baru dengan menggunakan
bertambah sebesar nilai rata-rata variabel X
sumber daya dan energi seefisien mungkin. Pemimpin
hasil pengamatan (20) maka diharapkan
bersatu
untuk
merupakan pemegang
kinerja pegawai akan meningkat menjadi
kemudi
dalam
organisasi,
Kemampuan
32,826 unit/ skala.
pemimpin untuk mendekati organisasinya
Hasil-hasil anailiss data tersebut
dengan gaya kepemimpinan tertentu akan
secara keseluruhan memberikan petunuka
mengarahkan untuk bisa mencapai visi, misi
bahwa peran kepemimpinan punya pengaruh
dan
signifikan
Kantor
diibaratkan sebagai pemegang kemudi yang
Kecamatan Tagulandang Kabupaten Sitaro,
menentukan arah dan tujuan organisasi
dengan demikian, hipotesis yang diajukan
sekaligus eksistensinya pada masa yang akan
dalam penelitian ini yakni ada pengaruh
datang. Masalah kepemimpinan sama tuanya
antara peran kepemimpinan terhadap kinerja
dengan sejarah manusia. Permasalahannya
pegawai Kantor Kecamatan Tagulandang
sekarang
Kabupaten Sitaro
pemimpin dapat menjalankan tugas dan
terhadap
kinerja
di
tujuan
organisasi.
adalah
Pemimpin
bagaimana
bisa
seorang
Dengan terujinya hipotesis tersebut,
fungsinya dengan baik. Untuk memilih
maka dengan demikian hasil penelitian ini
seorang pemimpin yang baik dan efektif
mendukung pendapat teoritis atau pun hasil-
tentu
hasil kajian penelitian yang pernah dilakukan
Perkembangan model-model kepemimpinan
para
(2003:3)
di masyarakat jugaberagam. Setiap model
kepemimpinanlah yang memainkan peranan
kepemimpinan memiliki karakteristik yang
yang sangat dominan dalam keberhasilan
berbeda. Kepemimpinan merupakan faktor
organisasi dalam menyelenggarakan berbagai
penggerak
kegiatannya terutama terlihat dalam kinerja
penanganan perubahan dan manajemen yang
para pegawainya Yang dapat dilihat dari
dilakukannya sehingga keberadaan pemimpin
ahli.
Menurut
Siagian
ada
kriteria-kriteria
organisasi
tertentu.
melalui
bukan hanya sebagai simbol yang ada atau
adalah integrator hanyalah saja cakupan dan
tidaknya tidak menjadi masalah, tetapi
intensitasnya berbeda-beda. Artinya, semakin
keberadaannya memberi dampak positif bagi
tinggi kedudukan seseorang dalam hirarki
perkembangan organisasi. Seorang pemimpin
kepemimpinan dalam organisasi, semakin
yang efektif akan selalu mencari cara-cara
penting pula maka; peranan tersebut hanya
yang lebih baik. Seseorang dapat menjadi
pimpinanlah yang berada di atas semua orang
pemimpin yang berhasil jika percaya pada
dan
pertumbuhan
memungkinkannya
yang
berkesinambungan,
semua
satuan
kerja
yang
menjalankan
peranan
efisiensi yang meningkat dan keberhasilan
integratif yang didasarkan pada pendekatan
yang berkesinambungan dari organisasi yang
yang holistik.
dipimpinnya untuk mencapai tujuan yang
Dalam kehidupan organisasi bahwa
diharapkan. Dalam hal pencapaian suatu
timbulnya kecendrungan berfikir dan tidak
tujuan diperlukan suatu perencanaan dan
berkotak-kotak dikalangan
tindakannya
dapat
organisasi dapat diakibatkan oleh sikap yang
mewujudkannya. Secara umum tujuan suatu
positif, tetapi mungkin pula karena sikap
organisasi dapat dilihat dari visi dan misi.
yang negatif. Dikatakan dapat bersifat positif
Tinggal bagaimana seorang pemimpin dapat
karena adanya tekat dan kemauan yang keras
mengarahkan bawahannya untuk mencapai
dikalangan para anggota organisasi yang
visi dan misi tersebut. Visi dan misi dalam
tergabung dalam satu kelompok tertentu
suatu organisasi merupakan suatu konsep
untuk berbuat seoptimal mungkin
perencanaan yang di sertai dengan tindakan
organisasi akan tetapi sikap demikian dapat
sesuai dengan apa yang di rencanakan untuk
menyambut dampak negatif bagi kehidupan
mencapai suatu tujuan.
organisasional apabila dalam berbuat usaha
atau
Pemimpin sebagai
seorang
tersebut
berperan
untuk
juga
harus
bagi
berperan
sebaik mungkin bagi organisasi para anggota
pemimpin
organisasi yang bersangkutan lupa bahwa
meningkatkan
keberhasilan satu kelompok yang bekerja
katalisator, selalu
para anggota
penggunaan segala sumberdaya manusia
sendiri
belum
menjamin
yang ada, berusaha memberikan reaksi yang
organisasi sebagai keseluruhan.
keberhasilan
memberikan semangat dan daya kerja cepat
Sikap mementingkan kelompok dan
dan semaksimal mungkin, serta selalu tampil
suatu kerja sendiri mudah timbul lagi dalam
sebagai pelopor dan pembawa perubahan.
organisasi
pembagian
tugas
menuntut
Peran pemimpin sebagai integrator
spesialisasi yang berlebihan, sistem alokasi
integrator terutama pada hirarkhi puncak
dana dan daya yang tidak atau kurang
organisasi integrator itu adalah pimpinan.
rasional dan penekanan pada pendekatan
Setiap pejabat pimpinan, terlepas dari hirarki
kesisteman.
jabatanya dalam organisasi sesungguhnya
Hal-hal demikian biasanya berkaitan pada sesuatu persaingan dikalangan berbagai
KESIMPULAN DAN SARAN A.
Kesimpulan
kelompok kerja yang diupayakan agar suatu kerja sendiri diperlakukan sebagai
Berdasarkan
satuan
hasil
penelitian
kerja strategis jika pimpinan organisasi
sebagaimana telah dikemukakan diatas maka
membiarkan persepsi demikian berkembang
dapatlah ditarik kesimpulan sebagai berikut :
tidak mustahil bahwa para anggota satuan
1. Peran
kepemimpinan
dilihat
dari
organisasi
yang
kerja yang bersangkutan akan berjuang
Pemegang
supaya satuan kerja memperoleh alokasi
cekatan, Berperan katalisator Berperan
dana, sarana, prasaran dan tenaga yang lebih
integrator,
besar dibandingkan dengan satuan-satuan
sudah cukup baik. Dalam hal ini berarti
kerja yang lain mudah menduga bahwa upaya
peran kepemimpinan pada kantor camat
demikian akan membuahkan cara berfikir
Tagulandang belum sepenuhnya baik
dan cara bertindak yang berkotak - kotak.
atau maksimal perannya.
Peran kepemimpinan sebagai bapak,
kerja,
mempengaruhi
waktu,
bukan
dengan
paksaan untuk memotivasi orang mencapai tujuan tertentu. Kemampuan mempengaruhi
Peranan selaku
“Bapak”
2. Kinerja pegawai dilihat dari Kuantitas
kepemimpinan adalah suatu upaya untuk pengikut
kemudi
Kualitas
kerja,
Pemanfaatan
Kerjasama terkategori sudah
baik. 3. Uji
keberartian
regresi
(ANOVA)
erat-kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan
didapat Fhitung 25,585 pada probabilitas
dari para anggotanya (Gibson 1986: 334).
0.000 dan jika dikonsultasikan dengan
Hubungan
anggota
bilai Ftabel ternyata lebih besar dari nilai
berkaitan dengan derajat kualitas emosi dari
Ftabel pada taraf signifikansi 0,05 = 4,41
hubungan tersebut, yang mencakup tingkat
dan 0,01 = 8,285. Ini bermakna bahwa
keakraban dan penerimaan anggota terhadap
hubungan fungsional pengaruh peran
pemimpinnya. Semakin yakin dan percaya
kepemimpinan terhadap kinerja pegawai
anggota
ialah positif dan meyakinkan.
pemimpin
kepada
dengan
pemimpinnya,
semakin
efektif kelompok dalam mencapai tujuannya. Dalam
hubungan
pemimpin
dengan
anggotanya perlu diperhatikan antisipasi
B.
Saran Berdasarkan
kesimpulan
hasil
kepuasan anggota dan harus dipadukan
penelitian,
dengan tujuan kelompok, motivasi anggota
beberapa saran berkenaan dengan peran
dipertahankan tinggi, kematangan anggota
kepemimpinan
dalam pengambilan keputusan dan adanya
organisasi
tekat yang kuat dalam mencapai tujuan.
pegawai di kantor Camat Tagulandang
maka
perlu
dalam
untuk
dikemukakan
menjalankan
meningkatkan
roda kinerja
Kabupaten SITARO, Yaitu sebagai berikut :
1.
Peran
Kepemimpinan
sebagai
Katalisator, Integrator dan berprilaku sebagai
bapak
Sebagai
perlu
leader
merupakan
ditingkatkan.
dalam
motor
organisasi
pengerak
harus
menegakkan ketegasan untuk mencapai visi dan misi organisasi 2.
Camat
sebagai setiap
pengarahan
dan
hari
memberikan
instruksi
terhadap
Kerja. Camat sebagai pemimpin harus menjadi contoh dan teladan kepada bawahan (pegawai) dalam hal kedisiplinan dan kinerja Daftar Pustaka Arikunto,
Suharsimi.
2002.
Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta : Bina Aksara. Gibson .1986. Organisasi. Jakarta : Bina Aksara Istianto,
Bambang.
Pemerintah Pelayanan
2011. Dalam
Publik.
Manajemen Perspektif.
Jakarta:
Mitra
Wacana Media Kartini Kartono . 2005. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada Siagian Sondang, 2003, Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.
Metode
Penelitian
Administrasi. Bandung :Alfabeta Susanto,
AB,
Koesnadi Kardi. 2003.
Quantum Leadership Kepemimpinan dalam Dunia Bisnis dan Dunia Militer. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana
dalam
pegawai tentang Standar operasional
3.
2009.
Indonesia
pemimpin
organisasi
Sugiono.
Tangkilisan
,
Hessel
Nogi.
2005.
Manajemen Publik. Jakarta : PT Grasindo