PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DENGAN PENDEKATAN SELF SELF-SOURCING, INSOURCING, INSOURCING DAN OUTSOURCING
Disusun oleh :
MARSELI CHRIS PRIHATININGTYAS (P056133512.52E)
Mata Kuliah
: Sistem Informasi Manajemen
Dosen
: Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc
Tugas
: Individu
2014
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen sebagai prasyarat untuk Ujian Tengah Triwulan (UTT) dan Ujian Akhir Triwulan (UAT) pada triwulan 1 kelas E-52 MB-IPB. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc selaku dosen mata kuliah Sistem Informasi Manajemen atas wawasan yang telah diberikan selama perkuliahan. Penulis sadar, sebagai seorang mahasiswa/i pasca sarjana yang masih dalam proses pembelajaran, masih terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya masukan dan saran yang positif, guna makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Jakarta, Januari 2015
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i DAFTAR ISI................................................................................................................. ii DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... iii DAFTAR TABEL ........................................................................................................ iv BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1 1.2 Tujuan ......................................................................................................... 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 3 2.1 Self-Sourcing ............................................................................................... 3 2.2 Insourcing ................................................................................................... 3 2.3 Outsourcing................................................................................................. 4 BAB III PEMBAHASAN ............................................................................................. 9 3.1 Kelebihan dan Kekurangan dari Pendekatan Self-Sourcing ....................... 9 3.2 Kelebihan dan Kekurangan dari Pendekatan Insourcing ............................ 9 3.3 Kelebihan dan Kekurangan dari Pendekatan Outsourcing ......................... 9 3.4 Studi Kasus ............................................................................................... 11 BAB IV KESIMPULAN ............................................................................................ 17 DAFTAR PUSTAKA
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Pilihan Outsourcing
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Faktor Kesuksesan Outsourcing Sistem Informasi
iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Saat ini bisnis berkembang dengan sangat pesat, yang menyebabkan persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Banyak sekali operasional dalam perusahaan yang harus dilakukan dalam mewujudkan target dari perusahaan. Seorang manajer harus dapat mengambil keputusan dalam pengerjaan operasional suatu perusahaan. Manajer perlu memperhitungkan beberapa faktor dalam mengelola pengerjaan operasional perusahaan seperti faktor waktu, biaya, sumber daya manusia, dan lain sebagainya. Ada beberapa pendekatan dalam mengelola pengerjaan operasional atau pengerjaan suatu proyek dalam perusahaan, yaitu pendekatan selfsourcing, pendekatan in-sourcing, dan pendekatan out-sourcing. Masing-masing pedekatan tersebut pasti memiliki keunggulan dan kelemahan. Dalam beberapa tahun terakhir ini banyak perusahaan yang menawarkan outsourcing di bidang teknologi informasi. Banyak perusahaan besar yang lebih memilih untuk membeli paketpaket sistem dari vendor pembuat perangkat lunak (software house) daripada harus membuat sendiri system yang dibutuhkan. Kurangnya SDM yang ahli dalam bidang sistem informasi juga menjadi salah satu alasan mengapa perusahaan lebih memilih untuk membeli sistem yang dibutuhkan. Manfaat utama dari system outsource ini adalah pengurangan biaya tetap dan biaya operasional, perusahaan bisa lebih fokus pada bisnis utamanya serta perbaikan proses bisnis internal (Munawar, 2005). Outsourcing Sistem informasi (SI) adalah komitmen serius-hubungan formal didukung oleh perjanjian kontrak, dengan konsekuensi jangka panjang antara dua atau lebih organisasi. Banyak organisasi berakhir frustrasi ketika mereka menyadari bahwa upaya mereka dalam outsourcing SI perusahaan telah gagal. Namun sebenernya, beberapa kegagalan bisa dihindari dengan pengetahuan tentang kesulitan umum dan faktor penentu keberhasilan seperti melakukan kontrak outsourcing SI (Smuts et all, 2010).
1|Page
1.2 Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen, dimana diharapkan dapat memperoleh pemahaman beberapa hal terkait dengan pembahasan yaitu: 1)
Untuk dapat mengetahui dan memahami bagaimana pengembangan sistem informasi melalu pendeketan self-sourcing, insourcing dan outsourcing
2)
Untuk dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dengan pendekatan
self-sourcing,
insourcing dan outsourcing 3)
Untuk memaparkan beberapa contoh studi kasus terkait dengan outsourcing dan insourcing.
2|Page
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Self-Sourcing Self-sourcing merupakan pendekatan dalam proses pengerjaan operasional atau pengerjaan proyek suatu perusahaan yang dilakukan oleh pihak internal perusahaan, yaitu para pekerja yang berhubungan dengan proyek yang dikerjakan dengan kontribusi minim dari spesialis IT, atau mengandalkan keahlian yang sudah ada. Pekerja IT dalam perusahaan tersebut mengembangkan sistem informasi yang nantinya akan digunakan oleh perusahaan itu sendiri. Self-sourcing adalah kondisi dimana pengguna membangun sendiri sistem informasi tanpa atau dengan hanya sedikit bantuan dari tenaga ahli. Dengan semakin mudahnya penggunaan aplikasi komputer yang sering dilengkapi dengan fasilitas makro, fungsi-fungsi standar dan modul-modul siap pakai atau sejenisnya, semakin banyak pula pengguna yang bisa menciptakan sendiri sistem informasi sesuai dengan keinginannya (Firdaus, 2012). Proses atau metode perancangan sistem informasi untuk self-sourcing biasanya menggunakan metode perancangan sistem yang biasanya melakukan demonstrasi sistem terlebih dahulu pada client (sistem belum sempurna), yang gunanya untuk mengetahui lebih lagi akan keinginan client terhadap sistem yang dibuat, sehingga sistem yang tadinya belum sempurna dapat dikembangkan lagi atau lebih disempurnakan. 2.2 Insourcing Insourcing merupakan kebalikan dari outsourcing. Jika outsourcing melimpahkan pengerjaan proyek pada pihak ketika, insourcing mengembangan proyek dengan memanfaatkan spesialis IT dalam perusahaan tersebut. Contohnya perusahaan tekstil dari Jepang membuka perusahaan di Indonesia dengan alasan karena gaji orang Indonesia dapat lebih rendah dari gaji pegawai Jepang. Pada kasus ini perusahaan di Jepang melakukan outsourcing sedangkan perusahaan Jepang yang ada di Indonesia melakukan insourcing.
3|Page
2.3 Outsourcing Outsourcing merupakan penyerahan tugas atau pekerjaan yang berhubungan dengan operasional perusahaan ataupun pengerjaan proyek kepada pihak ketiga atau perusahaan ketiga dengan menetapkan jangka waktu tertentu dan biaya tertentu dalam proses pengembangan proyeknya. Berikut ini merupakan gambar diagram yang menunjukkan proses apa saja yang dilakukan dalam lewat cara outsourcing. Gambar 1. Pilihan Outsourcing
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa ada empat pilihan bagi perusahaan dalam proses outsourcing. (1) Melalui outsourcing, perusahaan dapat membeli sistem informasi yang sudah tersedia, atau sudah dikembangkan oleh perusahaan outsource. (2) Perusahaan juga dapat meminta perusahaan outsource untuk memodifikasi sistem yang sudah ada. (3) Perusahaan juga dapat membeli software dan meminta perusahaan outsource untuk memodifikasi software tersebut sesuai keinginan perusahaan. (4) Perusahaan dapat meminta untuk mengembangkan sistem informasi yang benar-benar baru atau pengembangan dari dasar.
4|Page
Menurut Firdaus (2012) ada beberapa gradasi outsourcing yang bisa ditempuh oleh organisasi yaitu : •
Pertama, membeli perangkat lunak sistem informasi yang siap pakai.
•
Kedua, membeli perangkat lunak siap pakai dan meminta pembuatnya untuk memodifikasi sistem tersebut sesuai kebutuhan organisasi.
•
Ketiga, membeli perangkat lunak siap pakai beserta izin untuk memodifikasi sendiri sistem tersebut sesuai kebutuhan organisasi.
•
Keempat, mengontrakkan sepenuhnya pembangunan sistem informasi baru ke pihak ketiga.
Tabel 1. Faktor Kesuksesan Outsourcing Sistem Informasi (Smuts, 2010)
Outsourcing bukan berarti organisasi pemilik atau pemesan tidak perlu melakukan apaapa dan tinggal menerima sistem yang sudah jadi. Organisasi pemesan dan pengembang pada tahapan tertentu perlu bekerja bersama-sama untuk kepentingan bersama. Pada satu sisi, pihak ketiga harus mampu dan secara aktif mengungkapkan kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi kliennya terkait dengan sistem informasi manajemen. Pada sisi lain, organisasi pemesan juga harus secara aktif melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pekerjaan pihak ketiga serta pemeliharaan sistem secara berkelanjutan. Antara pihak pertama dan pihak ketiga harus terjalin komunikasi yang baik dan terbuka.
5|Page
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Kelebihan dan Kekurangan dari Pendekatan Self-Sourcing Ada beberapa keunggulan atau kelebihan menggunakan self-sourcing, dan juga kelemahan menggunakan self-sourcing. Keunggulan atau keuntungan menggunakan selfsourcing antara lain : • Dapat mengatur sendiri atau memutuskan syarat-syarat yang diperlukan untuk membangun sistem informasi.Karena sistem dibangun oleh pekerja internal perusahaan dan produknya nanti juga diperuntukkan perusahaan itu sendiri, maka perusahaan itu punya hak penuh dalam menentukan requirement atau syarat-syarat atau kebutuhan yang diperlukan dalam mengembangkan sistem informasi tersebut, sehingga dalam pengelolaannya, manajer perusahaan dapat mengontrol biaya yang dikeluarkan dalam mengembangkan sistem tersebut. • Meningkatkan partisipasi pekerja dan rasa kepemilikan pekerja terhadap perusahaan.Dengan mempekerjakan pekerja internal perusahaan dalam mengembangkan sistem, berarti partisispasi pekerja akan meningkat, dan diharapkan rasa kepemilikan pekerja terhadap perusahaan semakin meningkat, walaupun itu belum tentu terjadi. • Waktu yang diperlukan untuk mengembangkan sistem informasi tergolong cepat. Karena sistem informasi dikembangkan dalam perusahaan itu sendiri, maka proses pengembangan sistem informasi akan lebih cepat, karena setiap kebutuhan yang diperlukan oleh pekerja IT mengenai perusahaan akan segera didapat, juga apabila perusahaan ingin menambahkan sesuatu pada sistem informasi, perusahaan hanya perlu mengkonfirmasi pekerja IT perusahaan tersebut, dan pekerja IT akan dapat langsung mengerjakan perubahaanya. Sedangkan kekurangan atau kerugian dengan penggunaaan self-sourcing sebagai berikut : • Kurangnya keahlian pekerja IT dalam perusahaan yang menyebabkan sistem yang dibangun menjadi kurang maksimal. • Tidak cukupnya alternatif disain sistem IT menyebabkan tersendatnya pengembangan sistem ke tahap berikutnya. 6|Page
• Dokumentasi yang minim dan kurangnya dukungan dari luar menyebabkan sistem yang dibangun akan mempunyai umur yang pendek. 3.2 Kelebihan dan Kekurangan dari Pendekatan Insourcing Kelebihan atau keuntungan pengembangan sistem informasi atau proyek lain dengan menggunakan pendekatan insourcing adalah : 1.
Perusahaan dapat mengontrol sistem informasinya sendiri.
2.
Biaya untuk pekerja dalam perusahaan biasanya lebih kecil daripada biaya untuk pekerja outsource.
3.
Mengurangi biaya operasional perusahaan, seperti transport, dll.
4.
Kebutuhan pengguna teridentifikasi secara akurat karena yang membangunnya adalah pengguna itu sendiri.
5.
Rasa kepemilikan akan sistem informasi yang dibangun sangat tinggi sehingga mendukung daya guna sistem.
6.
Proses pembangunan berlangsung cepat karena tidak ada ketergantungan pada pihak luar. Sedangkan beberapa kelemahan menggunakan insourcing, yaitu:
1.
Perusahaan perlu memperhatikan masalah investasi dari pengembangan sistem informasi, jangan sampai pengembangan memakan waktu terlalu lama yang akan memangkas biaya lebih lagi.
2.
Level keahlian pengguna yang tidak tinggi bisa membuat pengembangan sistem tidak optimal.
3.
Ada kecenderungan sistem yang terbangun bersifat sangat peribadi dan tidak terfokus pada dukungan terhadap organisasi.
4.
Pengguna yang membangun sendiri sistem informasi biasanya tidak peduli dengan dokumentasi sistem sehingga kelangsungan sistem tersebut tidak terjamin terutama ketika pembangunnya sudah dimutasikan ke tempat lain atau keluar dari organisasi.
7|Page
3.3 Kelebihan dan Kekurangan dari Pendekatan Outsourcing Adapun keuntungan dari penggunaan pendekatan outsourcing adalah. 1.
Perusahaan dapat lebih fokus pada hal yang lain, karena proyek telah diserahkan pada pihak ketiga untuk dikembangkan.
2.
Dapat mengeksploitasi skill dan kepandaian yang berasal dari perusahaan atau organisasi lain dalam mengembangkan produk yang diinginkan.
3.
Dapat memprediksi biaya yang dikeluarkan untuk kedepannya.
4.
Biasanya perusahaan outsource sistem informasi pasti memiliki pekerja IT yang kompeten dan memiliki skill yang tinggi, dan juga penerapan teknologi terbaru dapat menjadi competitive advantage bagi perusahaan outsource. Jadi dengan menggunakan outsource, otomatis sistem yang dibangun telah dibundle dengan teknologi yang terbaru.
5.
Walaupun biaya untuk mengembangkan sistem secara outsource tergolong mahal, namun jika dibandingkan secara keseluruhan dengan pendekatan in-sourcing ataupun self-sourcing, out-sourcing termasuk pendekatan dengan cost yang rendah. Selain keunggulan diatas, pendekatan outsourcing juga memiliki beberapa kelemahan,
kelemahan-kelemahan itu antara lain: 1.
Kurangnya perusahaan dalam mengerti teknik sistem informasi agar bisa dikembangkan atau diinovasi di masa mendatang, karena yang mengembangkan tekniknya adalah perusahaan outsource.
2.
Menurunkan kontrol perusahaan terhadap sistem informasi yang dikembangkan.
3.
Informasi-informasi yang berhubungan dengan perusahaan kadang diperlukan oleh pihak pengembang aplikasi, dan kadang informasi penting juga perlu diberikan, hal ini akan menjadi ancaman bagi perusahaan bila bertemu dengan pihak pengembang yang nakal.
4.
Ketergantungan dengan perusahaan lain yaitu perusahaan pengembang sistem informasi akan terbentuk.
Untuk memenuhi kebutuhan organisasi dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas informasi, keputusan untuk melakukan outsourcing teknologi informasi dibagi menjadi tiga tahapan dasar:
8|Page
1. Pertimbangan Perlunya Outsourcing Tahap pertama adalah pertimbangan perlunya dilakukan outsourcing dan dapat dilihat sebagai keputusan strategis yang diambil oleh tingkat yang lebih tinggi dalam organisasi 2. Pemilihan Aktifitas yang di-Outsource Tahap kedua pemilihan aktifitas yang di-outsource dan bersifat manajerial sehingga keputusan diambil oleh bagian menengah. 3. Pemilihan Rekan Outsourcing Sedangkan keputusan ketiga adalah penentuan sumber daya yang dibutuhkan, bersifat operasional dan diputuskan oleh bagian lebih rendah dalam organisasi. Tabel 1 Tahap Outsourcing Teknologi Informasi menurut Bagiannya Tahap
Nama
Bagian yang Mempertimbangkan
1
Pertimbangan Outsource
Tingkat tinggi (CEO, general manager)
2
Pemilihan Aktifitas
Tingkat menengah (manager, R&D)
3
Pemilihan Rekan
Tingkat bawah (supervisor)
Tahapan Outsourcing Teknologi Informasi Tahap 1: Pertimbangan Outsource 1. Analisa Proses Memilih kandidat proses yang mungkin: meneliti dan mempelajari kandidat proses yang akan di-outsource. 2. Benefit vs Risk a) Analisa risiko : melakukan analisa risiko yang mungkin. b) Evaluasi biaya pelaksanaan : mengevaluasi biaya total pelaksanaan (gross margin, biaya operasi, pajak), termasuk biaya infrastruktur, manajemen, perolehan pengetahuan, dan biaya pelatihan. 9|Page
Tahap 2: Pemilihan Aktifitas 3. Aktifitas Memilih aktifitas : memutuskan proses dan fungsi yang di-outsource. 4. Evaluasi Mengevaluasi kesiapan organisasi dan pengukuran transisi. Tahap 3: Pemilihan Rekan 5. Sumber Daya a)
Analisa sumber daya aktifitas : memeriksa sumber daya organisasi yang dimiki dan tidak dimiliki, serta nilai strategis aktifitas yang akan di-outsource.
b)
Penetapan sumber daya yang dibutuhkan : pemilihan jenis dan jumlah sumber daya yang dibutuhkan.
6. Vendor a)
RFQ(Request For Quotation) : mengundang suplier untuk memberikan penawaran untuk produk atau layanan yang diinginkan, beserta informasi pendukung yang dibutuhkan.
b)
Evaluasi tawaran : Mengevaluasi tawaran setelah kriteria pengembangan, mengunjungi rekan potensial, mendiskusikan sebuah pendekatan yang mengendalikan.
c)
Memilih supplier : memilih suplier berdasarkan track record, sumber daya yang dimiliki spesialisasi industri, budaya organisasi, dan kriteria lain. Ada bukti yang menunjukkan bahwa organisasi tidak mencapai manfaat yang diinginkan
dari outsourcing IS seperti yang ditemukan oleh Lacity dan Willcocks, 2009 dalam Smuts, 2010. Mereka melakukan penelitian studi kasus dalam konteks outsourcing di Amerika Serikat dan Australia, dengan menggunakan data dari seniornya manajer SI yang diminta untuk menilai kesuksesan mereka dengan melakukan outsourcing IS. Mereka menetapkan bahwa 50% dari 192 responden dinilai mereka kepuasan secara keseluruhan sebagai 5 atau di atas dari 7, sedangkan 29% menunjukkan bahwa organisasi mereka tidak puas melakukan outsourcing dengan skor 3 atau di bawah. 10 | P a g e
Jika perusahaan ingin berhasil dalam outsourcing SI nya, maka dibutuhkan pengelolaan dengan hati-hati, perhatian terhadap setiap detail,
visi tentang apa yang mungkin dicapai,
pemantauan ketat masalah keuangan dan sensitivitas dengan kebutuhan pemangku kepentingan yang berbeda. Baik organisasi dan vendor, keduanya juga harus menginvestasikan waktu dalam mendapatkan lebih dalam pemahaman satu sama lain seperti budaya kerja, membangun jalur komunikasi antara dua organisasi dan memastikan bahwa semua orang yang bekerja atau terlibat dalam projek outsourcing
telah diinformasikan dengan baik, percaya diri dan termotivasi
(Sparrow, 2003 dalam Smuts, 2010). 3.4 Studi Kasus Kasus 1. Outsourcing Vs. Insourcing: You Need Both Sumber : http://www.informationweek.com/it-strategy/outsourcing-vs-insourcing-you-needboth/d/d-id/1111613?page_number=2 The decision by General Motors to bring 10,000 IT jobs back to the U.S. over the next three to five years has been well chronicled. GM is definitely the biggest mover in the emerging insourcing or reshoring trend. We have also seen major U.S. companies including GE, Starbucks and Caterpillar announce the reshoring of manufacturing, services and IT jobs. Others will follow as the "Made in America" trend gains momentum. Why is this happening now? Is this being driven by the H-1B visa issue? Cost increases overseas? Patriotism? Yes, some of these factors are driving this trend, but the biggest reason for the emergence of insourcing or reshoring is that for the delivery of some IT services, it just makes sense. Trends tend to be cyclical and are spurred by changes in market conditions. The rise of reshoring is being fueled by certain changes in IT such as a bigger domestic talent pool outside tier-one cities, the use of videoconferencing to make distributed teams highly productive, and the overall maturation of the outsourcing market. GM might be aggressive in its reshoring approach, but its move will likely motivate other companies to look at their own outsourcing. Outsourcing strategies should be directly tied to business strategies, and as market factors change, so should outsourcing strategies. Common drivers of an outsourcing strategy include: cost, time to market, talent availability, customer support needs, global expansion and organizational readiness. Changing market factors such as increased offshore pricing, new delivery models (e.g. agile) and the rise of midsize and specialty service providers all make it a good time for companies to adjust their own sourcing models. But that's easier said than done.
11 | P a g e
When it comes to sourcing models, there are many terms to digest: insourcing, reshoring, outsourcing, offshoring, onshoring, nearshoring, captives and so on. All are familiar in the IT industry but the most important term to consider is "rightsourcing," which sometimes gets omitted from sourcing strategies. Rightsourcing implies the use of common sense to determine where certain services should be delivered. The right location of tasks and services is driven by quality, cost and availability of talent. Rightsourcing is directly tied to business goals and should be unique to each company -- meaning there is no cookie-cutter approach to determining what sourcing model will work best for your company. Insourcing might work for some tasks and outsourcing for others. Our industry seems to pit outsourcing vs. insourcing. That should not be the way, because most companies need both to get the right combination of best talent and most-cost-effective IT services. The best sourcing strategies treat outsourcing and insourcing as complementary, not competitive, and leverage onsite, onshore, offshore and nearshore options all in the same model. This is called a global services model and reshoring is an inevitable outcome of a global services strategy. The outsourcing market is starting to mature and U.S. companies have realized that it makes more sense to undertake certain services locally. These services typically require more day-to-day -- or even hour-tohour -- business interaction and communication. Here are some examples: Agile development. Application maintenance and support (AMS) -- for apps that require same- or near-time zone support or follow-the-sun support models. Business intelligence -- for reporting where business users want quick response times. Testing -- where more customer interaction is required. Mobility -- because rapid prototyping and heavy customer interaction are required. Application development -- for apps that require more business interaction or a follow-the-sun model. Although providing these types of services locally comes at higher rates, the actual total-cost-ofownership (TCO) can be attractive if you factor in higher productivity, fewer errors through better communication, and faster time to market. Conversely, traditional outsourcing and offshoring makes sense for application development and AMS if real-time or near-real-time customer interaction is not required. One of the biggest enablers of the reshoring trend is the rise in talent availability in the market. Most of the large engineering schools in the U.S. are seeing rises in annual enrollment of around 10% for the past three or four years. This is extremely encouraging. In 2012, my company, mid-tier Indian IT Services provider Mindtree, opened up a 400-seat U.S. Delivery Center (USDC) in Gainesville, Fla., in partnership with the College of Engineering at the University of Florida. The College of Engineering at UF has seen tremendous growth, with an active enrollment of over 8,000 students. This talent pool feeds the USDC and makes it a viable, cost-competitive player in the market.
12 | P a g e
Reshoring and insourcing are headline grabbers for politicians and the media, but the real driver of the made-in-America trend is a rightsourcing method that uses common sense, expediency and cost savings in sourcing strategies. CIOs will need to leverage a global services model that uses both insourcing and outsourcing for certain tasks. This will inevitably lead to more of the right work being done onsite or in local delivery centers with competitive pricing and will benefit the entire IT industry, universities with strong engineering programs, graduates looking for jobs, and cities and states that support local delivery centers.
Pembahasan Kasus 1 Insourcing, reshoring, outsourcing, offshoring, onshoring, nearshoring merupakan isitilah-istilah yang familiar dalam dunia/area IT. General Motors (GM) salah satu perusahaan besar di dunia pun tidak luput dari istilah-istilah tersebut. Dalam bisninya, GM menciptakan suatu kombinasi yang unik dalam implementasi operasi IT nya. Strategi yang digunakan GM adalah dengan memadukan pendekatan outsourcing dan insourcing sebagai pelengkap dan tidak kompetitif. Kombinasi model seperti ini merupakan model layanan global (global service model).GM juga memunculkan istilah rightsourcing. Rightsourcing menyiratkan penggunaan akal sehat untuk menentukan di bagian operasional mana perusahaan harus menyerahkan kepada vendor untuk menggunakan jasa outsourcing. Rightsourcing secara langsung terkait dengan tujuan bisnis dan dengan rightsourcing, perusahaan dapat menentukan pendekatan dengan model yang paling tepat dan terbaik untuk perusahaaan. Contoh untuk bagian yang terkait dengan internal dan strategi perusahaan menggunakan system insourcing dan untuk beberapa tugas/bagian lain cukup dengan outsourcing.
Kasus 2 : IT insourcing earns GM praise, but no trend expected Sumber : http://www.crainsdetroit.com/article/20120805/FREE/308059966/it-insourcing-earnsgm-praise-but-no-trend-expected General Motors Co.'s plan to move most of its outsourced IT work back in house is being praised by many, but it's being viewed as a course correction for GM rather than a trend. "Every time something like this gets announced, people say, 'This is a trend,' " said Frances Karamouzis, a vice president and analyst for New York-based Gartner. "I've been at Gartner for 12 years, and for all that time, we've had clients who'd done too much outsourcing and scaled back, and clients who hadn't done enough and decided to do more." Karamouzis helps clients decide what IT to keep in-house and what to outsource and who they should use for their outsourcing. She said GM's current percentage of outsourcing, 90 percent, is much higher than she recommends and that GM's chief information officer, Randy Mott, was smart to initiate the change. 13 | P a g e
"Thirty to 65 percent is what I call the safe zone," she said. She said the highest percentage she is aware of is the 95 percent BP plc hit a few years ago before moving a lot of it back in-house. GM announced last month that it intends to take its information technology work in-house, with the goal of improving engagement and creativity. The move is expected to lead to the hiring of several thousand employees, but also problems for companies that have offices here to do outsourced GM work. Karamouzis said IT outsourcing can include three broad areas: infrastructure such as data centers that house servers, the development of software applications and business process outsourcing. GM outsourced most of its IT functions in all three. She said that if too much IT is outsourced, a company ends up with many needed functions that its own employees are incapable of doing and don't understand, giving too much power to the IT providers. "You need to have employees with domain knowledge," she said. Karamouzis applauds GM's decision -- "it could, in fact, be a great decision," she said, allowing GM to deliver IT value to the company cheaper and faster than its outsourcers. Deia Campanelli, information technology communications manager for General Electric Co., which opened a large IT center in Van Buren Township in 2010, said that if the move to insource its IT works as well for GM as it has worked for GE, the automaker will be pleased. Originally, GE planned to employ 1,100 highly paid IT professionals at what it said would be an average salary of $100,000 at the former Visteon Village site. It now employs about 850 there and in April announced that it had boosted its plan for total employment to 1,400. Campanelli said the tech center houses IT workers from across all of GE's business lines, including GE Capital, GE Aviation and GE Healthcare, with benefits that could accrue to GM, too. "This way, we can truly share best practices across business lines," she said. "It allows us to be more competitive and to move faster. We've found it drives collaboration under one roof. There are so many opportunities for synergies." Josh Linkner, founder of Pleasant Ridge-based ePrize LLC and CEO and managing partner of the Detroitbased venture capital firm Detroit Venture Partners LLC, applauded GM's move and even welcomed the likely increased competition for seasoned IT professionals and university graduates entering the job market. "This is a very smart move," Linkner said. "When you're just punching a clock and working on a contract, there's different thinking than if you have a vested interest in a company. You care about outcomes if you're a team member. You leave your footprint on an organization." Linkner said ePrize has used outsourcing when necessary but prefers not to. "If you're a hired gun, your job is to not screw up. If you're part of a team, you're more likely to take 14 | P a g e
risks and be creative," he said. "Unleashing creativity is a leader's top job, and you don't unleash it by having people coming in and punching a clock to work on a project." Words of praise, doubt Bruce Belzowski, an assistant research scientist with the Transportation Research Institute at the University of Michigan, said he was surprised at the amount of IT work GM wants to bring back inhouse. "We always thought GM was revolutionary in its outsourcing," he said. "What happened to cause one person to say, 'We need to bring it back in'? Are IT strategies that flexible?" "Can IT be an enabler and also a strategic advantage? Can it create new products and services not possible with outsourced IT?" Belzowski said. "The key will be getting it organized right. "You're talking about bringing in a lot of people. Good IT people are hard to find these days. The big challenge will be to get enough people and the right people and then manage them. You're not bringing them into an IT culture. You're creating a new culture, and that's going to be interesting." Kristin Dziczek, director of the labor and industry group at the Ann Arbor-based Center for Automotive Research, said she found it interesting that GM said the decision to insource IT wasn't to save money in the long run, but to drive innovation and simplify processes. "Not everything is dollars and cents. It's being done for strategic reasons and not cost savings," she said. "It will be interesting to see what strategic advantage they gain. It may cement relationships with workers and help GM get the creative thinking it wants. "It's also a recognition that this isn't just an electrical-mechanical business anymore," she said. "Vehicles have more lines of computer code in them than most of the things you own." Toni Somers, a professor of information systems management at Wayne State University, said that if the GM move isn't part of a trend, it should be. "I'm not a proponent of outsourcing. A lot of companies jumped on outsourcing. It was the thing to do, and they outsourced IT and R&D," Somers said. "I hope to see more companies moving their IT back inhouse, and I'd like to see them bring their R&D back, too." "When you have a small company and small IT staffs, it makes more sense to outsource some of it. But big companies are better served by bringing IT in-house. It allows them to control important corporate data and improve operations and innovation. "But this move by GM doesn't come without risks, and it comes with high investment costs." Bhushan Kulkarni is founder and CEO of Ann Arbor-based GDI Infotech Inc., which provided onsite staffing and outsourced data management to GM for almost 10 years until the automaker reduced the number of its suppliers during the recession four years ago. Despite a vested interest in seeing companies farm IT work out to other companies, he praised GM's 15 | P a g e
announcement. "What they are doing is really amazing. It's not for cost cutting but for innovation," Kulkarni said. "It will bring a different focus to the workforce, a focus on creativity, and will be good for young talent, in particular. I really hope it works out. It will be good for our community."
Pembahasan Kasus 2 : Rencana General Motors (GM) untuk mengalihkan sebagian besar outsourcing IT untuk menjadi in-house atau insourcing disambut baik oleh banyak pihak. Karamouzis, vice president dan analis Gartner mengatakan outsourcing IT dapat mencakup tiga bidang yaitu infrastruktur seperti pusat data yang server rumah, pengembangan aplikasi perangkat lunak dan proses bisnis outsourcing. GM menerapkan system outsourcing ketiga hal tersebut. Menurut Karamouzis, terlalu berlebihan jika GM mengoutsourcing-kan ketiganya, karena sebuah solah-olah karyawannya sendiri tidak mengerti dan mampu melakukan fungsi-fungsi tersebut dan tentunya terlalu banyak memberikan kekuasaan kepada provider IT. Kristin Dziczek, Direktur kelompok tenaga kerja dan industri di Pusat Ann Arbor berbasis Otomotif Research, mengatakan ia menemukan hal menarik atas keputusan GM untuk insource IT bukan untuk “menyimpan uang” dalam jangka panjang, tetapi untuk mendorong inovasi dan menyederhanakan proses. Ada yang sebenarnya lebih penting dari sekedar penghematan biaya, yaitu dilakukan untuk alasan strategi. Dengan insourcing perusahaan akan dapat melihat keuntungan-keuntungan strategis, dapat mengembangkan pemikiran-pemikirian yang kreatif dan tentunta mempererat hubungan dengan para pekerja lainnya. Untuk perusahaan yang masih berskala kecil mungkin akan lebih masuk akal dengan menerapkan sistem outsourcing untuk sebagian operasional IT nya. Tetapi lain hal untuk perusahaan-perusahaan besar, akan lebih baik jika menerapkan sistem insourcing (back inhouse) karena akan sangan memungkinkan untuk mengontrol data-data perusahaan yang penting terkait dengan operasional perusahaan. Langkah besar yang dilakukan GM ini bukan berarti bebas dari resiko karena akan dihantui oleh tingginya biaya investasi yang harus dikeluarkan untuk membangun sistem yang baik.
16 | P a g e
BAB IV KESIMPULAN
Dari pembahasan mengenai ketiga pendekatan pengembangan proyek yaitu self-sourcing, insourcing, maupun outsourcing. Ketiga pendekatan memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Sebenarnya tidak bisa dikatakan mana yang lebih baik dan mana yang buruk, tapi kebijakan memilih pendekatan itu tergantung pada situasi perusahaan. Ada pula perusahaan yang tidak hanya menggunakan satu pendekatan, namun dua pendekatan sekaligus digunakan, misalnya General Motor
yang menggunakan pendekatan dari kombinasi insourcing dan
outsourcing Jika suatu perusahaan kekurangan pekerja, kemudian tidak memiliki waktu dan tenaga untuk mengembangkan aplikasi secara internal, maka outsourcing dapat menjadi pilihan bagi perusahaan tersebut dalam mengembangkan proyek atau operasional perusahaannya. Namun jika suatu operasional perusahaan yang akan dikerjakan meliputi proses produksi, maka insourcing atau selfsourcing yang menjadi pilihan, karena akan menghemat biaya transportasi dan perusahaan memiliki kontrol lebih terhadap proyeknya.
17 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Firdaus, Muhammad. 2012. Strategi dan Pendekatan Pengembangan Sistem Informasi: Solusi Untuk Optimalisasi Daya Guna Sistem Informasi Manajemen Dalam Organisasi. Munawar. 2005. Outsourcing di Dunia Teknologi Informasi. Smuts, Hanlie. 2010. Critical Success Factors for Information Systems Outsourcing Management: A Software Development Lifecycle View. Henderson, Tom. 2012. IT Insourcing Earns GM Praise, But No Trend Expected. https://pakpid.wordpress.com/2010/01/05/self-sourcing-in-sourcing-and-out-sourcing/