UJIAN AKHIR TRIWULAN (TAKE HOME) MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc
OUTSOURCING SISTEM INFORMASI
Oleh : Rina Sutantie NIM : P056101241.45
PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
PENDAHULUAN
Persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis dan usaha mendorong setiap perusahaan untuk lebih kreatif dan mampu mengelola bisnisnya secara lebih baik. Tujuan pengelolaan ini adalah agar perusahaan dapat lebih bersaing di pasaran.
Perusahaan
dapat
meningkatkan
kemampuannya
dengan
mengembangkan sistem informasi sesuai dengan kemajuan teknologi yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Teknologi informasi adalah salah satu komponen bisnis dengan perkembangan yang sangat pesat. Selain itu, teknologi informasi merupakan sumberdaya bisnis yang sangat vital bagi perusahaan sehingga harus dikelola dengan sangat baik karena dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan dalam penerapan strategi bisnis suatu perusahaan. Salah satu cara yang populer diterapkan dalam mengelola fungsi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi perusahaan saat ini adalah dengan cara mengadopsi sistem outsourcing. Perkembangan outsourcing saat ini meningkat dengan cepat, baik sifat maupun fokusnya. Secara historis outsourcing banyak dilakukan pada industri manufaktur, dan sekarang kegiatan outsourcing sudah mulai berkembang pesat pada industri jasa. Sekarang beberapa perusahaan melakukan outsourcing pada aktifitas produksi inti secara ekstensif sehingga mereka tidak lagi terlibat dalam produksi. Meskipun kepentingan terhadap outsourcing meningkat, namun masih banyak perusahaan belum memiliki pemahaman yang jelas mengenai manfaat dan biaya dari kegiatan outsourcing. Sasaran strategik dari pembuatan keputusan outsourcing harus bisa memaksimumkan manfaat bersih dari outsourcing tersebut pada aktifitas rantai nilai dalam perusahaan. Dalam prakteknya, hal ini diwujudkan dalam bentuk meminimumkan biaya total pada kualitas dan kuantitas tertentu dari aktifitas atau barang-barang yang di-outsource. Dari fenomena diatas, penulis merasa tertarik untuk membahas tentang Outsourcing Sistem Informasi pada perusahaan. Dalam makalah ini akan membahas mengapa dan bagaimana Outsourcing Sistem Informasi dapat dilakukan oleh perusahaan serta apa implikasinya bagi perusahaan.
LANDASAN TEORI
Sistem Informasi Di Perusahaan Menurut O’Brien (2006), sistem merupakan suatu kumpulan dari komponen atau elemen yang saling berinteraksi sehingga membentuk satu kesatuan yang saling bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu dengan cara menerima input dan menghasilkan output dalam proses pengolahan yang terorganisir.
Sedangkan informasi merupakan hal yang sangat penting bagi
manajemen suatu organisasi dalam mengambil keputusan. Informasi yang berguna adalah informasi yang akurat, tepat waktu, relevan dan valid sehingga dalam pengambilan yang didukung oleh informasi tersebut didapatkan keputusan yang tepat yang dapat mencapai sasaran yang telah direncanakan. Sistem informasi merupakan kombinasi yang terorganisasi dari orangorang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan, dan sumber daya yang mengumpulkan
data,
mengolahnya
menjadi
informasi,
merawat
dan
menyebarluaskan informasi dalam suatu organisasi. Dalam suatu perusahaan dan organisasi, sistem informasi merupakan komponen penting karena saat ini dan dimasa-masa mendatang sistem informasi merupakan salah satu sumberdaya utama yang harus tersedia dalam manajemen. Informasi harus dikelolah seperti sumberdaya lainnya sebab perkembangan dunia yang semakin kompleks dan perkembangan teknologi komputer yang semakin pesat (O’Brien, 2006). Menurut O’Brien (2006), ada tiga peran dasar dari sistem informasi dalam sebuah perusahaan, yaitu mendukung proses dan operasi bisnis, mendukung pengambilan keputusan para pegawai dan manajer lebih baik, mendukung berbagai strategi keunggulan komparatif.
Sebagai perusahaan yang memiliki
banyak mitra usaha, hubungan (relationship) yang harmonis dengan pelanggan merupakan modal utama yang mendukung transaksi bisnis. Termasuk pengikatan terhadap pelanggan atau pemasok, membangun switching cost, meningkatkan hambatan masuk, dan meningkatkan investasi di teknologi informasi.
Outsourcing Pada Perusahaan Menurut O’Brien dan Marakas (2006) dalam bukunya “Introduction to Information Systems”, istilah outsourcing dalam arti luas adalah pembelian sejumlah barang atau jasa yang semula dapat dipenuhi oleh internal perusahaan tetapi sekarang dengan memanfaatkan mitra perusahaan sebagai pihak ketiga. Dalam kaitannya dengan Teknologi Informasi, outsorcing digunakan untuk menjangkau fungsi Teknologi Informasi secara luas dengan mengontrak penyedia layangan eksternal. Outsourcing Teknologi Informasi juga dapat diterjemahkan sebagai penyediaan tenaga ahli yang profesional di bidang Teknologi Informasi untuk mendukung dan memberikan solusi guna meningkatkan kinerja perusahaan. Bentuk kontrak outsourcing ini sendiri dapat berupa: menambahkan pengelolaan Teknologi Informasi dengan penambahan sumberdaya dari pihak luar, mengkontrakkan sistem secara utuh pada pihak luar, mengkontrakan hanya sistem operasional dan fasilitasnya. Menurut O’Brien dan
Marakas (2006),
tahapan yang harus dilakukan dengan alternatif ini adalah : •
Identifikasi kebutuhan, pemilihan, dan perencanaan sistem
•
Analisis sistem
•
Mengembangkan permohonan suatu proposal
•
Evaluasi proposal
•
Pemilihan vendor Sedangkan beberapa faktor yang menyebabkan perlunya outsourcing
diantaranya : •
Masalah biaya dan kualitas sistem informasi yang akan dipergunakan
•
Masalah kinerja sistem informasi
•
Tekanan dari para vendor yang menawarkan produk mereka
•
Penyederhanaan, perampingan, dan rekayasa sistem informasi
•
Masalah keuangan perusahaan
•
Budaya perusahaan
•
Tekanan dari pelaksana sistem informasi
PEMBAHASAN
Alasan Perusahaan Melakukan Outsourcing Perkembangan teknologi informasi demikian pesatnya dan menjadi faktor penentu dalam mencapai keberhasilan. Ketepatan dan kecepatan informasi menjadi faktor penting bagi perusahaan dalam memenangkan persaingan. Kebutuhan perusahaan akan Teknologi Informasi sudah tidak diragukan lagi, dan outsourcing bisa menjadi alat yang efektif dan efisien untuk memenuhi permintaan terhadap Teknologi Informasi tersebut. Mayoritas perusahaan melakukan outsource terhadap aktifitas produksi untuk mengurangi biaya atau meningkatkan kualitas produk dengan menggunakan keahlian dari supplier. Banyak perusahaan yang menggunakan outsourcing untuk mengatasi masalah seperti tidak tersedianya keahlian di dalam perusahaan, kualitas yang jelek atau produktifitas yang rendah, permintaan yang sifatnya sementara atas keahlian tertentu, atau siklus hidup pengembangan produk yang panjang. Namun dibalik semua motivasi tersebut, keputusan untuk meng-outsource harus dibuat berdasarkan perspektif yang strategis dan memiliki tujuan dan sasaran yang jelas agar perusahaan benar-benar mendapatkan manfaat dari keputusan yang diambil. Alasan pemilihan metode pengembangan yang dilakukan oleh perusahaan juga harus memperhatikan kebutuhan dan kondisi perusahaannnya.
Manfaat Outsourcing Bagi Perusahaan Alasan yang mendasari fenomena ini beragam, tetapi banyak yang percaya bahwa outsourcing sistem atau teknologi informasi akan menghasilkan banyak manfaat meliputi penghematan biaya, meningkatnya kualitas layanan, akses terhadap teknologi yang up-to-date, fleksibilitas operasi dan fokus pada kompetensi inti. Selain itu, outsourcing juga dapat membantu organisasi dalam memanfaatkan penggunaan sumber daya, waktu dan infrastruktur mereka dengan lebih baik. Outsourcing juga memungkinkan organisasi untuk mengakses modal intelektual dan mempersingkat waktu siklus pengiriman. Dengan demikian, organisasi akan merasa outsourcing merupakan strategi bisnis yang efektif untuk membantu meningkatkan bisnis mereka.
Sebagai contoh yaitu Microsoft. Microsoft adalah salah satu perusahaan yang menggunakan outsourcing untuk memungkinkan teknologi informasinya bisa meningkatkan kapabilitas supply chain mereka (Bardhan et al., 2006). Melalui outsourcing Microsoft mampu menghasilkan 360 game video dan sistem hiburan di akhir tahun 2005 dengan mempercayakan pada jaringan kontraktor dan supplier untuk menyampaikan komponen-komponen dan layanan-layanan utama yang penting bagi produk mereka.
Kunci Kesuksesan Dalam Melakukan Outsourcing Salah satu kunci kesuksesan dari outsource adalah kesepakatan untuk membuat hubungan jangka panjang (long term relationship) tidak hanya kepada proyek jangka pendek. Alasannya sangat sederhana, yaitu outsourcer harus memahami proses bisnis dari perusahaan. Perusahaan juga akan menjadi sedikit tergantung kepada outsourcer (Rahardjo, 2006). Saat ini, outsourcing tidak lagi terbatas pada outsourcing layanan Teknologi Informasi tetapi juga sudah merambah ke bidang jasa keuangan, jasa rekayasa, jasa kreatif, layanan entry data dan masih banyak lagi. Kunci utama dalam kesuksesan outsourcing adalah pemilihan vendor yang tepat (choose the right vendor) karena outsourcing merupakan kerjasama jangka panjang sehingga penunjukan vendor yang tepat sebagai mitra perusahaan menjadi sangat krusial baik dari pertimbangan aspek teknologi, bisnis, maupun tujuan finansial. Berdasarkan hal tersebut, perusahaan dituntut untuk dapat memahami dasar pertimbangan dalam pemilihan vendor.
Kelebihan dan Kekurangan Outsourcing Menurut Pasaribu (2010), hal-hal yang menjadi pertimbangan perusahaan memilih outsourcing adalah : harga, reputasi yang baik dari pihak provider outsourcing, tenaga kerja yang dimiliki oleh pihak provider outsourcing, pengetahuan pihak provider mengenai bentuk dari kegiatan bisnis perusahaan, pengalaman pihak provider outsource, eksistensi, dan lain-lain. Penerapan outsoucing memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat dilihat dalam Tabel berikut:
1.
2. 3.
4.
5.
6.
7.
Kelebihan Biaya menjadi lebih murah karena perusahaan tidak perlu membangun sendiri fasilitas SI dan TI. Memiliki akses ke jaringan para ahli dan profesional dalam bidang SI/TI. Perusahaan dapat mengkonsentrasikan diri dalam menjalankan dan mengembangkan bisnis intinya, karena bisnis non-inti telah didelegasikan pengerjaannya melalui outsourcing. Dapat mengeksploitasi skill dan kepandaian dari perusahaan outsource dalam mengembangkan produk yang diinginkan perusahaan. Mempersingkat waktu proses karena beberapa outsourcer dapat dipilih sekaligus untuk saling bekerja sama menyediakan layanan yang dibutuhkan perusahaan. Fleksibel dalam merespon perubahan SI yang cepat sehingga perubahan arsitektur SI berikut sumberdayanya lebih mudah dilakukan karena perusahaan outsource SI pasti memiliki pekerja TI yang kompeten dan memiliki skill yang tinggi, serta penerapan teknologi terbaru dapat menjadi competitive advantage bagi perusahaan outsource. Meningkatkan fleksibilitas untuk melakukan atau tidak melakukan investasi.
1.
2.
3.
4.
5.
Kekurangan Kehilangan kendali terhadap SI dan data karena bisa saja pihak outsourcer menjual data dan informasi perusahaan ke pesaing. Adanya perbedaan kompensasi dan manfaat antara tenaga kerja internal dengan tenaga kerja outsourcing. Mengurangi keunggulan kompetitif perusahaan karena pihak outsourcer tidak dapat diharapkan untuk menyediakan semua kebutuhan perusahaan karena harus memikirkan klien lainnya juga. Jika menandatangani kontrak outsourcing yang berjangka lebih dari 3 tahun, maka dapat mengurangi fleksibilitas seandainya kebutuhan bisnis berubah atau perkembangan teknologi yang menciptakan peluang baru dan adanya penurunan harga, maka perusahaan harus merundingkan kembali kontraknya dengan pihak outsourcer. Ketergantungan dengan perusahaan pengembang SI akan terbentuk karena perusahaan kurang memahami SI/TI yang dikembangkan pihak outsourcer sehingga sulit untuk mengembangkan atau melakukan inovasi secara internal di masa mendatang.
Implikasi Outsourcing (dalam bidang Sistem Informasi) Perubahan yang terjadi dalam organisasi ketika memutuskan untuk melakukan outsourcing memunculkan beberapa implikasi, yang bisa dipandang positif maupun negatif. Implikasi outsourcing antara lain: • Perubahan Konstelasi SDM Perusahaan Outsourcing berarti ada peralihan pekerjaan oleh SDM yang berbeda dalam perusahaan yang melibatkan pihak eksternal. Ketika perusahaan melakukan outsourcing sistem informasi, perubahan konstelasi SDM perusahaan dapat terjadi pada orang yang melakukan pengembangan Sistem
Informasi dan orang yang tergantikan oleh adanya Sistem Informasi yang sudah dikembangkan. Sedikit berbeda dengan komputerisasi atau otomatisasi proses yang dapat berakibat pada efisiensi SDM besar-besaran, outsourcing Sistem Informasi lebih berimplikasi pada tuntutan SDM untuk belajar sistem yang baru dan mengoptimalkannya untuk mendukung pekerjaannya. Inilah yang menjadikan tuntutan akan personil outsource yang handal sangat terasa pada awal fase outsource Sistem Informasi di perusahaan. Selain mengembangkan, vendor juga harus memastikan sistem dapat berjalan yang berarti memberdayakan setiap personil yang ada dalam atau terkait dengan organisasi, melalui training dan mentoring support. Sejalan dengan waktu, akan terjadi penggantian (turnover) SDM baik oleh pengguna maupun vendor yang disesuaikan dengan kebutuhan pada setiap fase, namun seringkali juga dilandasi oleh alasan penghematan biaya. Ini berimplikasi pada kualitas SDM yang semakin menurun yang bila kurang di awasi akan menurunkan kualitas proses dan hasil kerja sehingga merupakan resiko kualitas yang menjadi salah satu implikasi negatif yang dihadapi organisasi ketika melakukan outsourcing. Organisasi dapat mengatasi hal ini dengan memastikan kontrak kerja yang secara detail membahas kegiatan beserta targetnya pada setiap fase pekerjaan. Di dalamnya perlu mencantumkan spesifikasi SDM yang dilibatkan. Beberapa perusahaan di Indonesia mensyaratkan keterlibatan dalam proses seleksinya. Menyadari bahwa kepuasan personil yang melaksanakan tugas berpengaruh pada pencapaian kulitas pekerjaan yang optimal, beberapa perusahaan memasukkan karyawan outsource dalam survei kepuasan karyawannya dan menjadikannya sebagai feedback terhadap perusahaan outsorce yang mempekerjakannya. Kredibilitas perusahaan outsource dalam mengelola dan mengembangkan SDM-nya pun dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam pemilihan vendor outsource. • Perubahan Level Layanan dan Produk Perusahaan Perusahaan memiliki kontrol penuh ketika pekerjaan dilakukan sendiri. Ketika melakukan outsourcing, sebagian proses dan kewenangan pengendalian dialihkan ke vendor outsource. Ini berarti ada resiko kualitas yang dihadapi
oleh perusahaan, yang terkait dengan produk dan jasa perusahaan, maupun produk dan jasa vendor Sistem Informasi yang digunakan oleh perusahaan. Penyampaian pekerjaan yang tidak sempurna sering kali sulit dideteksi karena user dapat menjadi tidak puas dan berhenti meminta bantuan helpdesk namun tidak melaporkannya. Untuk mengatasi hal ini, perusahaan dapat melalukan survei kepuasan pelanggan untuk mendapatkan feedback dari pelanggan internal maupun eksternal mengenai produk dan jasa Sistem Informasi. Dengan demikian perusahaan dapat mengambil tindakan untuk memperbaiki atau mengantisipasi keluhan pelanggannya. • Perubahan Produktivitas dan Transformasi Perusahaan Investasi
pada
Sistem
Informasi
merupakan
suatu
resiko
yang
diperhitungkan (calculated risk) yang dilakukan perusahaan dengan harapan ada perolehan (gain) yang lebih besar, atau menjadikan perusahaan menjadi lebih kompetitif. Outsourcing Sistem Informasi dapat menyulitkan organisasi dalam menentukan produktivitasnya. Alih teknologi yang tidak dilakukan sendiri seringkali tidak menggambarkan peningkatan produktivitas yang sesungguhnya ketika dilakukan dengan outsource. Perusahaan dapat kelihatan lebih produktif dengan menyewa orang lokal lebih sedikit dan mengalihkan pekerjaan ke negara lain yang biaya SDM-nya lebih rendah namun menggunakan teknologi yang belum tentu lebih baik daripada di dalam perusahaan sendiri. Satu personil yang menggunakan mesin berteknologi tinggi bisa jadi menghabiskan biaya yang sama atau bahkan lebih besar dari beberapa personil bekerja dengan teknologi sederhana dengan upah rendah. Perusahaan dapat mengatasi hal ini dengan memusatkan produktivitas pada alat dan metode operasi yang memungkinkan pekerja mengerjakan lebih banyak pekerjaan (wikipedia). Dengan demikian perusahaan benar-benar bergerak maju, bukannya menjadikan dirinya kuno (obsolete) secara tersamar.
Contoh Perusahaan Penyedia Outsourcing (OASE) OASE menyediakan layanan outsourcing partner dalam pemeliharaan platform Teknologi Informasi baik secara keseluruhan atau sebagai pendamping personil perusahaan Anda, sehingga perusahaan dapat fokus dalam pencapaian
kinerja dan penentuan strategi bisnis yang dapat meningkatkan revenue perusahaan. Dibawah ini adalah alur design outsourcing pada OASE :
Setiap kebutuhan solusi operasional dan pemeliharaan Teknologi Informasi yang diminta akan dialokasikan tim yang terdiri dari personil yang mempunyai keahlian yang berbeda berdasarkan kebutuhan Anda. Sehingga akan memperoleh manfaat: 1.
Jaminan kehadiran personil.
2.
Ahli dalam segala bidang baik Network, Software ataupun Hardware, personil merupakan aktualisasi tim.
3.
Terlepas
dari
resiko-resiko
tuntutan
yang
berhubungan
dengan
ketenagakerjaan. 4.
Tidak perlu menyediakan alat kerja dan alokasi ruang kerja serta peralatan kerja lainnya.
Dibawah ini adalah perusahaan-perusahaan yang berpartner dengan OASE :
Contoh Perusahaan Yang Menggunakan Outsourcing (Perbankan) Pertimbangan memilih perusahaan outsourcing di perbankan adalah sama dengan yang disampaikan O’Brien (2007) yaitu faktor harga yang ditawarkan, layanan purna jual, kualitas sistem yang ditawarkan meliputi keakuratan data dan informasi yag dihasilkan serta keamanan sistem dan pengalaman vendor tersebut. Begitu pentingnya peranan sistem informasi dalam operasional perbankan, maka perbankan dalam pengembangan sistem informasinya tidak hanya dilakukan secara insourcing dengan mengoptimalkan kemampuan divisi teknologi informasi tetapi juga dilakukan secara outsourcing dengan pihak ketiga (vendor) yang mempunyai keahlian khusus dalam bidang teknologi informasi. Penggunaan
outcourcing
dalam
pengembangan
sistem
informasi
diperbankan ini mempunyai dampak positif seperti tercapainya efisiensi biaya, vendor biasanya lebih munguasai bidangnya secara detail, tidak tersedia ahlinya di perusahaan tersebut dan lain-lain. Penggunaan outsourcing di perbankan juga mempunyai beberapa kelemahan seperti masalah yang spesifik yang dihadapi setiap bank berbeda-beda seringkali vendor tidak bisa mengatasinya, biaya maintenance yang mahal dan cenderung bank hanya sebagai pengguna saja tanpa bisa mengembangkan sistem informasinya.
Perbankan juga sering melakukan modifikasi dari outsourcing dengan melakukan perjanjian dengan vendor dimana tim Informasi Teknologi bank tersebut dapat melakukan development atas sistem yang telah dibelinya dan sepenuhnya menjadi milik bank tersebut. Modifikasi ini diperlukan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan perusahaan atau ketentuan regulator. Supaya efisien dalam biaya bank biasanya membeli sistem informasi (aplikasi) dari vendor secara modul per modul sehingga pembelian bisa disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan saja. Selain pembelian, hal lain yang dilakukan bank supaya efisien dalam penggunaan outsourcing untuk pengembangan sistem informasinya adalah dengan melakukan kontrak terhadap vendor yang disesuaikan dengan kemampuan bank tersebut dalam keuangan dan tim IT-nya. Hal ini bisa dilakukan misalnya pembelian sistem informasi saja berupa suatu aplikasi sedangkan pemeliharaan dan pengembangan di tangani perusahaan itu sendiri karena bank tersebut telah memiliki tim IT yang handal dan berpengalaman sedangkan untuk konsultasi dan re-engenering masih menggunakan vendor. Jika bank tersebut mempunyai keterbatasan dalam tim IT-nya, maka pembelian aplikasi akan disertai pemeliharaan, pengembangan dan konsultasi dengan cara outsourcing. Keuntungan perbankan dalam mengembangkan sistem informasinya secara outsourcing adalah : 1. Perusahaan dapat fokus terhadap core bisnisnya sedangkan masalah sistem informasi sudah ditangani pihak outsourcing sehingga kalau ada kebutuhan sistem baru, permasalahan dan penyesuaian dengan peraturan baru tinggal langsung menghubungi vendor saja. 2. Jika bank tersebut telah memiliki jaringan luas dan transaksi yang beragam, maka untuk pengembangan sistem informasi lebih baik ditangani secara outsourcing karena kalau ditangani sendiri akan memakan biaya yang tinggi. 3. Sistem informasi dan aplikasi yang dibutuhkan bank sangat beragam dan jika semuanya ditangani secara insourcing tidak efisien karena bank akan kekurangan sumber daya manusia di bidang IT-nya dan ada sistem aplikasi yang spesifik dan hanya vendor tertentu saja yang menguasainya (misalnya :
treasury sistem) sehingga secara outsourcing akan lebih menguntungkan karena akan ditangani pihak yang profesional. Kelemahan bank yang menggunakan outsourcing dalam pengembangan sistem informasinya adalah : 1. Pada tahap tertentu sistem outsourcing akan menyebabkan perusahaan sangat tergantung ke vendor dan jika ditemukan suatu permasalahan dalam sistem informasinya akan memerlukan waktu untuk mengatasinya menunggu tim dari pihak outsourcing. 2. Kemandirian tim IT pada bank tersebut menjadi terganggu karena sangat tergantung pada pihak outsourcing. 3. Jika banyak vendor yang terlibat dalam outsourcing pada suatu perusahaan, maka akan menyulitkan perusahaan itu dalam mengelola sistem informasinya karena biasanya vendor ini bersifat spesifik kemampuannya. 4. Biaya yang mahal terutama untuk pemeliharaan sistem informasinya, perusahaan outsourcing untuk pemeliharaan biayanya per jam layanan dan per item masalah sampai permasalahannya tuntas. Perbankan dalam memilih vendor yang akan melakukan outsourcing dalam pengembangan sistem informasi harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : 1. Kemampuan vendor tersebut dalam memahami nature bisnis bank tersebut dan kebutuhan bank tersebut. 2. Jaringan layanan purna jual dan ketersediaan tenaga ahli untuk menangani permasalahannya yang mungkin terjadi. 3. Kemudahan dalam alih teknologi dan kewenangan akan pengembangan sistem tersebut. 4. Jika vendor-nya dari luar negeri, apakah vendor tersebut mempunyai jaringan layanan purna jual di dalam negeri. 5. Pengalaman vendor tersebut dalam pengembangan sistem informasi di bank lain.
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa : •
Pada
umumnya
memperlancar
perusahaan
proses
melakukan
operasional
suatu
outsourcing
adalah
untuk
pekerjaan
sehingga
akan
meningkatkan nilai perusahaan. •
Dalam melakukan outsourcing perusahaan harus disesuaikan dengan kepentingan perusahaan dan kondisi perusahaan sehingga perusahaan dapat memperkirakan kelebihan dan kekurangan dari outsourcing.
•
Manfaat outsourcing meliputi : penghematan biaya, peningkatan kualitas layanan, akses terhadap teknologi yang up-to-date, fleksibilitas operasi dan fokus pada kompetensi inti. Outsourcing juga dapat membantu organisasi dalam memanfaatkan penggunaan sumber daya, waktu dan infrastruktur.
•
Dalam kesuksesan outsourcing, perusahaan harus melakukan pemilihan vendor yang tepat karena outsourcing merupakan kerjasama jangka panjang sehingga penunjukan vendor yang tepat sebagai mitra perusahaan menjadi sangat krusial baik dari pertimbangan aspek teknologi, bisnis, maupun tujuan finansial.
DAFTAR PUSTAKA O’Brien, J.A. & Marakas, G.M. 2006. Introduction to Information Systems, 7th Ed., McGraw-Hill/Irwin. New York. O’Brien, J.A. & Marakas, G.M. 2007. Management Information System. Mc Graw-Hill Companies.
Bardhan, Indranil., Whitaker, J., and Mithas, S. 2006. Information Technology, Production Process Outsourcing, and Manufacturing Plant Performance. Journal of Management Information System, Fall, Vol 23, No 2, pp 13-40.
Rahmiati. 2008. Analisis Biaya-Manfaat dan Aplikasi Model Penerimaan Teknologi Pada Keputusan Outsourcing TI. Jurnal bisnis dan manajemen, Vol 4, No 1, 2008.
Jumadi. Pengembangan Sistem Informasi Secara Outsourcing Studi Kasus pada Perbankan
di
Indonesia.
http://karyaanaksaiyung.blogspot.com/2011/01/pengembangan-sisteminformasi-secara.html?zx=3ba4115115f6e199. Diakses Tanggal 13 Juli 2011.
Membandingkan pengembangan sistem informasi secara outsourcing dan http://www.scribd.com/doc/39417324/Membandingkan-an-
insourcing.
Sistem-Informasi-Secara-Outsourcing-Dan-In-Sourcing. Diakses Tanggal 13 Juli 2011.
Outsourcing,
Solusi
Sistem
Informasi
Masa
http://www.biskom.web.id/2008/07/22/outsourcing-solusi-sisteminformasi-masa-depan.bwi. Diakses Tanggal 13 Juli 2011.
Depan.
dan
Outsourcing
kebocoran
informasi.
http://liawillyarti.wordpress.com/2010/12/31/outsourcing-dan-kebocoraninformasi/. Diakses Tanggal 13 Juli 2011.
Outsourcing
Partner.
http://www.oastera.com/outsourcing-partner/.
Diakses
Tanggal 13 Juli 2011.
Rustamaji, Abdullah. Insourcing, Cosourcing, dan Outsourcing dalam Sistem Informasi. http://rustamaji.site11.com/2011/05/26/insourcing-co-sourcingdan-outsourcing-dalam-sistem-informasi/. Diakses Tanggal 13 Juli 2011.