Perbedaan pengembangan software dengan pengembangan sistem informasi Oleh : SITI JAMILLAH
Setiap perusahaan senantiasa melakukan pengembangan terhadap sistemnya untuk memperbaiki sistem yang lama yang dirasa sudah tidak sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, seiring pertumbuhan organisasi yang semakin besar dan kebutuhan organisasi yang semkain besar pula, sistem informasi yang lama tidak lagi dapat beroperasi sesuai dengan harapan dan menyediakan informasi bagi manajemen. Untuk meningkatkan efesiensi dan efetivitas perusahaan maka diperlukan pengembangan sistem informasi dalam menunjang strategi perusahaan. Ada perbedaan antara pengembangan sistem informasi dan software yaitu pengembangan Sistem Informasi dimulai dari PSI (Perencanaan Sistem Informasi), Analisa, Perancangan hingga Implmentasi. Sedangkan Pengembangan Sistem Software dimulai dari Analisa, perancangan hingga Implementasi, seperti terlihat pada Gambar. Pengembangan software merupakan bagian dari pengembangan sistem informasi.
Gambar 6. Pengembangan sistem informasi dan Software
a. Fase Perencanaan Sistem Dibentuk suatu struktur kerja strategis yang luas dan pandangan sistem informasi baru yang jelas yang akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pemakai informasi. Selama fase perencanaan sistem, dipertimbangkan : •
Faktor-faktor kelayakan (feasibility factors) yang berkaitan dengan kemungkinan berhasilnya sistem informasi yang dikembangkan dan digunakan seperti kelayakan teknis, ekonomis, legal, operasional dan rencana
•
Faktor-faktor strategis (strategic factors) yang berkaitan dengan pendukung sistem informasi dari sasaran bisnis dipertimbangkan untuk setiap proyek yang diusulkan. Nilai-nilai yang dihasilkan dievaluasi untuk menentukan proyek sistem mana yang akan menerima prioritas yang tertinggi, seperti produktivitas, diferensiasi dan manajemen
b. Fase Analisis Sistem Dalam fase ini dilakukan proses penilaian, identifikasi dan evaluasi komponen dan hubungan timbal-balik yang terkait dalam pengembangan sistem; definisi masalah, tujuan, kebutuhan, prioritas dan kendala-kendala sistem; ditambah identifikasi biaya, keuntungan dan estimasi jadwal untuk solusi yang berpotensi. Pendefinisian dari kebutuhan kebutuhan fungsional c.
Fase Perancangan Sistem Tujuan Perancangan Sistem yaitu untuk memenuhi kebutuhan para pemakai sistem (perancangan sistem secara umum) dan untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat (perancangan sistem secara terperinci. Perancangan sistem secara umum berarti untuk menerangkan secara luas bagaimana setiap komponen perancangan sistem tentang output, input, proses, kendali, database dan teknologi akan dirancang. Yang dirancang di tapah perancangan secara umum adalah menggambarkan bentuk dari sistem teknologi informasinya secara konsep dan mengidentifikasi komponen –komponen dari sistem teknologi informasinya.
Perancangan sistem secara terperinci dimaksudkan untuk menggambarkan bentuk secara fisik dari komponen sistem teknologi informasi yang akan dibangun oleh pemogram dan ahli teknik lainnya. Selanjutnya dilakukan review secara menyeluruh untuk menemukan error dan kekurangan rancangan sebelum implementasi dimulai. Jika error dan kekurangan atau sesuatu yang hilang ditemukan sebelum implementasi sistem, sumber daya yang bernilai dapat diselamatkan dan kesalahan yang tidak diinginkan terhindari. Setelah semua review secara menyeluruh selesai dilaksanakan, perubahan-perubahan dibuat dan pemakai dan manajer sistem menandatangani laporan perancangan secara detail. d. Fase Implementasi Sistem Dalam fase ini, sistem siap untuk dibuat dan diinstalasi. Sejumlah tugas harus dikoordinasi dan dilaksanakan untuk implementasi sistem baru.. Laporan implementasi yang dibuat pada fase ini ada dua bagian, yaitu rencana implementasi dalam bentuk Gantt Chart atau Program and Evaluation Review Technique (PERT) Chart dan penjadwalan proyek dan teknik manajemen. Tahap implementasi sistem, meliputi : Pengembangan perangkat lunak Persiapan lokasi peletakkan sistem Instalasi peralatan yang digunakan Pengujian Sistem Pelatihan untuk para pemakai sistem Persiapan dokumentasi Pengembangan sistem informasi sering disebut sebagai proses pengembangan sistem (SistemDevelopment) yaitu aktivitas untuk menghasilkan sistem informasi berbasis komputer untuk menyelesaikan persoalan organisasi atau memanfaatkan kesempatan yang timbul. Pengembangan sistem informasi memerlukan keterilbatan komponen – komponen dari sistem informasi, yaitu: Sumber daya manusia, Perangkat keras (Hardware), Perangkat lunak (Software),
Jaringan komunikasi (Communication
network) dan Prosedur dan kebijakan (Policy and Procedures)
Pengembangan software merupakan bagian dari pengembangan sistem informasi, oleh karena itu pengembangan software harus disesuaikan dengan perencanaan sistem informasi.
Pengembangan
Sistem
Software
(Software
Development)
adalah
pengembangan suatu produk software melalui suatu perencanaan dan proses yang terstruktur. Pengembangan software ini dapat ditujukan untuk berbagai kepentingan dimana pada umumnya dapat dibagi menjadi 3 , yaitu: 1. Kebutuhan khusus bagi bisnis tertentu 2. Kebutuhan yang diharapkan oleh pengguna potensial 3. Kebutuhan untuk kepentingan peribadi. Metodologi pengembangan perangkat lunak memanfaatkan beberapa kombinasi dari tahapan perangkat lunak yaitu market research, mengumpulkan syarat-syarat untuk solusi bisnis yang diusulkan, menganalisis masalah, menyusun sebuah rencana atau desain untuk software-based solution, implementasi (coding) dari perangkat lunak, pengujian perangkat lunak, pengembangan, pemeliharaan dan perbaikan bug. Adapun kualitas pengembangan software yang dihasilkan harus mengacu pada ISO 9126 yaitu : Karakteristik
Sub karakteristik
Functionality: software untuk menjalankan fungsinya sebagaimana kebutuhan sistemnya
Suitability, Accuracy, Interoperability,Security
Reliability: Kemampuan software untuk dapat tetap tampil sesuai dengan fungsinya ketika digunakan
Maturity, Fault Recoverability
Usability: Kemampuan software untuk mudah dimengerti, dipelajari, digunakan dan disukai pengguna
Understandability, Learnability, Operability, Attractiveness
Efficiency: Kemampuan software untuk menampilkan performans relatif terhadap penggunaan sumberdaya
Time Behavior, Utilization
Maintainability: Kemampuan software dimodifikasi (koreksi,adaptasi,perbaikan)
Analyzability, Changeability, Stability, Testability
untuk
Portability: Kemampuan software untuk ditransfer dari satu lingkungan ke lingkungan lain
tolerance,
Resource
Adaptability, Installability
Pengembangan sistem ataupun software dapat dilakukan dengan tiga metode yaitu : 1.
SistemDevelopment Life Cyle (SDLC) SDLC memberikan suatu kerangka kerja yang komprehensif untuk aktivitas pengembangan dan desain formal. SDLC menggambarkan suatu proses tahapan yang memberikan flexibilitas untuk beradaptasi secara cepat dengan permintaan yang tidak menentu dalam kondisi bisnis ini, metode ini juga memungkinkan implementasi ide dan koreksi atas kesalahan yang ditemukan pada tahap berikutnya. SDLC juga merupakan pola yang diambil untuk mengembangkan sistem perangkat lunak, yang terdiri dari tahap-tahap: analisa (analysis), desain (design), implementasi (implementation), uji coba (testing) dan pengelolaan (maintenance). Dalam rekayasa perangkat lunak, konsep SDLC mendasari berbagai jenis metodologi pengembangan software.
Gambar 7. Pengembangan sistem dengan SDLC 2. Rapid Aplication Design (RAD) RAD adalah sebuah pengembangan sistem metodologi diciptakan secara radikal untuk
mengurangi
waktu
yang
dibutuhkan
untuk
merancang
dan
mengimplementasikan sistem informasi. Sistem ini dibuat untuk karena adanya batasan
SDLC,
tekanan
untuk
usaha
untuk
mempercepat
pengembangan siklus hidup lebih pendek dan persaingan dalam lingkungan global. Ada empat hal yang harus diperhatikan yaitu dukungan management, partisipasi karyawan (people), metodelogi dan alat untuk prototypeping dan pembuatan code
Gambar 8. Pengembangan sistem pendekatan RAD
3. Prototyping Prototyping adalah proses pengembangan suatu prototype secara cepat untuk digunakan terlebih dahulu dan ditingkatkan terus menerus sampai didapatkan sistem yang utuh. Proses membangun sistem ini yaitu ddengan membuat model awal atau prototype dan terus ditingkatkan sampai didapatkan sistem yan lengkap yang disebut proses iteraif.
Gambar 9 . Pengembangan sistem dengan pendekatan prototying Kelebihan menggunakan proto typing adalah Mengurangi waktu dan biaya: Prototyping dapat meningkatkan kualitas persyaratan dan spesifikasi yang diberikan kepada pengembang. Karena perubahan eksponensial biaya lebih untuk melaksanakan seperti yang terdeteksi kemudian dalam pembangunan, penentuan awal apa yang user benar-benar ingin dapat menghasilkan dan murah software lebih cepat.
Peningkatan dan meningkatkan keterlibatan pengguna: Prototyping membutuhkan keterlibatan pengguna dan memungkinkan mereka untuk melihat dan berinteraksi dengan prototipe yang memungkinkan mereka untuk menyediakan dan lebih lengkap umpan balik yang lebih baik dan spesifikasi
DAFTAR PUSTAKA Jogiyanto. 2003. Sistem Teknologi Informasi. Pendekatan Terintegrasi : Konsep Dasar, Teknologi, Aplikasi , Pengembangan Dan Pengelolaan. ANDI. Yogyakarta O’Brien, JA . Marakas, george. 2009. Management Information sistem. Ninth edition. Mc Graw Hill. Inc Boston Universitas Gunadarma Ppn
Riset Manajemen. 2008. outsourcing. manajemen.ac.id/.../PAPER/20OUTSOURCING/20final.doc
www.ppm-