e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN RESOLUSI KONFLIK BERBANTUAN MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS V Ni Luh Yuni Astari 1, I Made Tegeh2, Dewa Nyoman Sudana3 1,3Jurusan
PGSD, 2JurusanTP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia email:
[email protected] 1,
[email protected] 2
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hasil belajar PKN kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran resolusi konflik berbantuan media gambar dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Semester II di Gugus IV Pupuan Tahun Pelajaran 2015/2016. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan rancangan post test only control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD dengan jumlah siswa 104 orang. Sampel penelitian ini yaitu siswa kelas V SD Negeri 5 Belimbing dengan jumlah siswa 21 orang dan siswa kelas V SD Negeri 1 Sanda dengan jumlah siswa 21 orang, sampel yang ditentukan dengan teknik simple random sampling sampel acak sederhana. Data dikumpulkan dengan metode tes. Instrumen penelitian ini yaitu tes hasil belajar PKN. Data yang diperoleh dianalisis dalam dua tahap, yaitu analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial melalui uji-t.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran resolusi konflik berbantuan media gambar dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional, dengan nilai thitung sebesar 8,349 dan ttabel sebesar 2,021. Artinya, thitung lebih besar dari ttabel. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan model pembelajaran resolusi konflik berbantuan media gambar terhadap hasil belajar siswa kelas V SD semester II di Gugus IV Pupuan Tahun pelajaran 2015/2016. Kata kunci: resolusi konflik, media gambar, hasil belajar Abstract This study was aimed to determine the effect of PKN learning outcomes group of students that learned with resolution conflict learning assist by pictures media and groups of students that learned with conventional learning in fifth grade elementary school students in Pupuan Gugus IV Semester II in academic year 2015/2016. This study was quasi-experimental research with post test only control group design. The study population was all students in fifth grade elementary school, the amount 104 students. Samples of this research that fifth grade students of SD Negeri 5 Belimbing, they were 21 students and fifth grade students of SD Negeri 1 Sanda they were 21 students, the samples were determined by simple random sampling technique.The Data obtain analyze in two stages, namely the analysis of descriptive statistics and statistical analysis of inferensial through t-test. The result from this research showing that there are significant difference in result of study between group of students whom is learn by resolution conflict learning assisted pictures media and group of student whom is learn by conventional, the value of tcount 8,349 and ttable 2,021. That’s mean value of tcount higher than value of ttable. Regarding this result of the research, it could be said there is a significant influence from resolution conflict learning model of assisted pictures media to the result of study from students grade V SD Semester II at Gugus IV Pupuan academic year 2015/1016 Keywords: resolution conflict, pictures media, learning result
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
PENDAHULUAN Dewasa ini Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) merupakan mata pelajaran yang wajib diajarkan kepada siswa kelas I sampai kelas VI sekolah dasar. Pendidikan PKN pada saat ini dihadapkan pada tantangan untuk mempersiapkan secara dini manusia. Susanto (2013:223) menyatakan “PKN sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan untuk mengembangkan penalarannya di samping aspek nilai dan moral banyak memuat materi sosial dan bersifat hafalan”. Jadi guru sebagai seorang pendidik mempunyai kewajiban untuk mengajarkan Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) dan mengembangkan penalaran di samping aspek nilai dan moral banyak memuat materi sosial dan bersifat hafalan kepada peserta didik. Namun berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan pada kelas V di SD Gugus IV Kecamatan Pupuan pada tanggal 5 Januari 2016 ditemukan bahwa kondisi pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional yang didominasi oleh ceramah yang menempatkan guru sebagai sumber informasi (teacher center) sehingga siswa hanya sebagai objek pembelajaran yang menerima pengetahuan dari guru saja. Selain hal demikian pembelajaran konvensional ialah istilah yang sering digunakan untuk tehnik pembelajaran ekspositori. Model pembelajaran ini merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada guru. Dikatakan demikian, sebab guru memegang peranan penting yang sangat dominan dalam menyampaikan materi pelajaran dengan sangat terstruktur. Pembelajaran tersebut akan mendorong anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk menghubungkannya dengan kehidupan mereka sehari-hari (Sanjaya, W, 2010). Anak seakan tereksploitasi menjadi objek atas terlaksananya skenario yang telah disusun oleh guru sehingga pembelajaran terasa membosankan. Mengenai permasalahan tersebut berdampak
terhadap hasil belajar PKN siswa yang tergolong rendah. Hal ini diperkuat dengan hasil studi dokumen tanggal 6 Januari 2016 dengan guru kelas V di SD Gugus IV Kecamatan Pupuan yang menunjukkan bahwa hasil belajar PKN siswa rendah yaitu 56,73 % siswa nilainya berada dibawah KKM dari seluruh jumlah populasi yang ada di Gugus IV Kecamatan Pupuan. Sehingga perlu diupayakan peningkaan hasil belajar PKN pada SD di Gugus IV Kecamaan Pupuan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V pada SD di Gugus IV Kecamatan Pupuan permasalahan tersebut timbul karena adanya faktor kelemahan dari guru dalam proses pembelajan dikelas. Adapun kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran PKN tersebut yaitu: (1) kurangnya variasi guru dalam menerapkan model atau metode yang bersifat kontuktivisme; (2) kurangnya perhatian guru terhadap siswa pada proses pembelajaran sehingga guru tidak mengetahui siswa yang bersangkutan sudah mengerti atau tidak; (3) kurangnya media pendukung untuk proses pengajaran yang mengakibatkan siswa kurang termotivasi dalam pembelajaran PKN. Terkait dengan hal tersebut, maka cara yang dapat dilakukan oleh guru adalah memilih model pembelajaran yang relevan dengan mata pelajaran PKN. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran PKN yaitu model pembelajaran resolusi konflik. Model pembelajaran resolusi konflik dipandang mampu memberikan pemahaman terhadap suatu masalah dan mampu melatih siswa dalam menyelesaikan permasalahan. Selain itu, model pembelajaran ini menawarkan sejumlah solusi kepada guru untuk menjadikan pembelajaran itu menarik. Dengan demikian model resolusi konflik merupakan suatu model pembelajaran yang dipandang relevan untuk dikembangkan dalam merealisasikan tujuan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan. Sependapat dengan hal tersebut Lasmawan (2012:20) menyebutkan, Model resolusi konflik ialah kemampuan dan keterampilan siswa dalam menyikapi dan memecahkan 2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
serta mengambil tindakan terhadap berbagai fenomena dan masalahmasalah sosial budaya yang terjadi di lingkungan masyarakatnya (lokal, regional, nasional, dan internasional) dengan bersandar pada nilai-nilai dan budaya masyarakat dimana mereka hidup dan berkembang.
belajar siswa berada pada kategori rendah. Selain model pembelajaran media juga berpengaruh terhadap proses pembelajaran di kelas. Selain hal demikian, media gambar merupakan media berbasis visual yang berperan penting dalam proses pembelajaran di kelas terutama dalam merangsang dan menumbuhkan ingatan siswa sehingga media tersebut dapat menghubungkan siswa pada dunia nyata Arsyad(2009). Media gambar juga lebih mudah ditemukan dalam kehidupanya sehari-hari peserta didik. Hal ini didukung dengan adanya teknologi seperti internet yang sudah tidak asing lagi, bagi sebagian orang. Media gambar memiliki manfaat diantaranya 1) media gambar dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses hasil belajar, 2) media gambar dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, 3) media gambar dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang, dan waktu Arsyad(2009). Dengan menggunakan media gambar, diharapkan berpengaruh terhadap hasil belajar PKN siswa. Terutama siswa kelas V di Gugus IV Kecamatan Pupuan. Berdasarkan uraian di atas, maka model pembelajaran resolusi konflik berbantuan media gambar diduga berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa melalui suatu penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajan Resolusi Konflik Berbantuan Media Gambar Terhadap Hasil Belajar PKN Siswa Kelas V SD Semester II di Gugus IV Pupuan Tahun Pelajaran 2015/2016” .
Dalam pembelajaran resolusi konflik, belajar dan membelajarkan merupakan dua sisi yang saling melengkapi satu sama lainnya. Artinya dalam proses belajar mengajar, guru dapat membelajarkan siswa dan siswa itu sendiri juga dapat belajar dan sekaligus membelajarkan diri dengan siswa yang lainnya. Model pembelajaran resolusi konflik memilik lima tahapan yaitu :1) identifikasi, 2) eksplorasi, 3) eksplanasi, 4), negoisasi konflik, 5) resolusi konflik. Dengan pola pembelajaran seperti ini, maka pusat pembelajaran bukan lagi pada guru, melainkan pada siswa itu sendiri. Berdasarkan uraian di atas, guru dapat mempertimbangkan untuk melakukan intervernsi dalam meningkatkan hasil belajar PKN siswa dengan menggunakan model resolusi konflik. Penerapan model pembelajaran resolusi konflik dapat dioptimalkan dengan menggunakan media. Sejalan dengan hal tersebut penelitian yang dilakukan oleh Suartana (2009) Universitas Pendidikan Ganesha Program Pascasarjana, dengan judul “ Pengaruh Model Pembelajaran Resolusi Konflik dan Pengetahuan Awal Terhadap Hasil Belajar PKN Siswa Kelas VI Sekolah Dasar di Gugus Antiga Kabupaten Karangasem “ menyebutkan hasil belajar PKN siswa kelas VI SD Negeri di Antiga kabupaten Karangasem yang dibelajarakan PKN dengan model resolusi konflik nilainya tergolong cukup, sedangkan yang belajarkan dengan konvesional nilainya tergolong rendah. Hal ini dibuktikan kelas yang dibelajarkan PKN dengan model resolusi konflik adalah 69,66 dalam skala 100 dengan simpangan baku 9,21 dan varian sebesar 84,75. Nilai rerata sebesar ini menujukkan bahwa hasil belajar PKn siswa tergolang cukup. Dan siswa yang dibelajarkan dengan konvesional adalah 41,80 dalam skala 100 dengan simpangan baku 8,64 dan varian sebesar 74,65. Nilai rerata tersebut menunjukkan bahwa hasil
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen ini meneliti hubungan sebab akibat dengan memanipulasi satu atau lebih variabel pada satu atau lebih kelompok eksperimental. Hasil yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol (yang tidak dimanipulasi). Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen semu (quasi experiment).
3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah SD Gugus IV Pupuan. Waktu penelitian ini pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas V
No. 1 2 3 4 5 6
di SD Gugus IV Pupuan yang berjumlah 5 sekolah dasar. Jumlah seluruh anggota populasi adalah 104 siswa. Banyaknya populasi dan sebarannya dapat dilihat pada tabel 1. Berikut.
Tabel 1 Sebaran Anggota Populasi Penelitian Jumlah Siswa Nama Sekolah Kelas V SD Negeri 1 Sanda SD Negeri 1 Belimbing SD Negeri 5 Belimbing D Negeri 1 Karya Sari SD Negeri 4 Belimbing SD Negeri 2 Belimbing Total Populasi
21 9 21 28 10 15 104
Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling atau sampel acak sederhana . Pada teknik ini, subjek-subjek di dalam populasi dianggap sama dan mendapat perlakuan yang sama untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi anggota sampel. Sampel yang dirandom dalam penelitian ini adalah kelas, karena tidak memungkinkan untuk merubah kelas yang ada. Kelas yang dirandom merupakan kelas dalam jenjang yang sama. Tahap pertama dilakukan uji kesetaraan terhadap delapan sekolah dasar tersebut. Penyetaraan sampel dihitung berdasarkan nilai UTS PKN Semester I kelas V tahun pelajaran 2015/2016. Untuk menghitung kesetaraan kelompok sampel digunakan rumus Analisis Varians Satu Jalur. Setelah memperoleh hasil perhitungan uji kesetaraan, selanjutnya keenam SD itu dirandom untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dalam pemilihan kelas eksperimen
dan kelas kontrol dilakukan dengan teknik undian. Melalui random sampling atau sampel acak sederhana tersebut ditetapkan kelas V di SD Negeri 5 Belimbing yang berjumlah 21 orang sebagai kelompok eksperimen yang diberi perlakuan berupa model pembelajaran resolusi konflik berbantuan media gambar dan kelas V di SD Negeri 1 Sanda berjumlah 21 orang sebagai kelompok kontrol yang diberi perlakuan berupa model pembelajaran konvensional. Penelitian yang dilakukan merupakan eksperimen semu dengan desain penelitian yang digunakan adalah “Postest Only Control Group Desain”. Rancangan ini menggunakan dua kelompok subjek, salah satunya diberikan perlakuan sedangkan kelompok lain ditetapkan sebagai kelompok pengendali atau kontrol. Pada akhir perlakuan, kedua kelompok dikenai pengukuran yang sama. Rancangan penelitian dapat disajikan pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2 Desain Penelitian Post Test Only Control Group Design Kelas Treatment Post-test Eksperimen X O1 Kontrol O2 (Sumber :Sugiyono, 2010:112) Keterangan: E = kelompok eksperimen K = kelompok kontrol O1 = post-test terhadap kelompok eksperimen O2 = post-test terhadap kelompok kontrol
4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
X = treatment terhadap kelompok eksperimen (model pembelajaran resolusi konflik berbantuan media gambar) – = treatment terhadap kelompok kontrol (model pembelajaran konvensional) Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data tentang hasil belajar PKN adalah tes pilihan ganda atau objektif. Sudijono (2007:106) menyatakan bahwa “Tes objektif bentuk pilihan ganda yaitu salah satu bentuk tes objektif yang terdiri atas pertanyaan atau pertanyaan yang sifatnya belum selesai, dan untuk menyelesaikannya harus dipilih salah satu (atau lebih) dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan pada setiap buir soal yang besangkutan”. Tes ini mengungkap tentang penguasaan siswa terhadap pelajaran PKN yang telah mereka peroleh. Setiap item soal disertai empat alternatif jawaban yang dapat dipilih oleh siswa (alternatif a, b, c, dan d) setiap item diberi skor 1 apabila siswa menjawab dengan benar dan siswa yang menjawab salah diberi skor 0. Kemudian skor setiap item dijumlahkan dan jumlah tersebut merupakan skor variabel hasil belajar. Skor 0 merupakan skor minimal ideal, sedangkan skor maksimal ideal adalah 30. Tes pilihan ganda tersebut disusun berdasarkan SK, KD, dan indikator dalam silabus mata pelajaran PKN yang berlaku di sekolah tersebut.
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial. Analisis statistik deskriptif yang digunakan meliputi mean, median, modus, varians. Hasil perhitungan mean, median, modus disajikan dalam bentuk grafik polygon. Adapun analisis statistik inferensial dalam penelitian ini adalah uji-t dengan rumus polled varians. Sebelum menguji hipotesis penelitian, maka dilakukan uji prasarat yang meliputi uji normalitas dengan uji Chi-Square dan uji homogenitas varians dengan uji-F. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar PKN antara kelompok siswa yang belajar melalui model resolusi konflik dan kelompok siswa yang belajar melalui pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD semester II di Gugus IV Pupuan tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar PKN yang dicapai oleh siswa. Hasil analisis statistik deskriptif data penelitian ini disajikan pada tabel berikut
Tabel 3. Analisis Data dengan Statistik Deskriptif Statistik Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Mean 23,71 15,28 Median 24,32 14,84 Modus 26 13,7 Standar Deviasi 3,679 3,459 Varians 13,53 11,96
Berdasarkan data pada tabel di atas, data hasil belajar kelompok eksperimen disajikan dalam bentuk grafik polygon, seperti gambar 1 berikut ini.
5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Berdasarkan kurva poligon data hasil belajar kelompok eksperimen di atas, dapat diketahui bahwa modus lebih besar dari median dan median lebih besar dari mean (Mo>Md>M). Dengan kata lain, kurva di atas adalah kurva juling negatif. Artinya, sebagian besar skor cenderung tinggi. Kecenderungan skor ini dapat dibuktikan dengan melihat frekuensi relatif pada tabel distribusi frekuensi. Frekuensi relatif skor yang berada di atas rata-rata lebih besar dibandingkan frekuensi relatif skor yang berada di bawah rata-rata. Sedangkan data kemampuan hasil belajar siswa kelas kontrol disajikan pada gambar 2 berikut ini.
Berdasarkan kurva poligon data hasil belajar kelompok kontrol di atas, dapat diketahui bahwa modus lebih kecil dari median dan median lebih kecil dari mean (Mo<Md<M). Dengan kata lain, kurva di atas adalah kurva juling positif. Artinya, sebagian besar skor cenderung rendah. Kecenderungan skor ini dapat dibuktikan dengan melihat frekuensi relatif pada tabel distribusi frekuensi. Frekuensi relatif skor yang berada di atas rata-rata lebih kecil dibandingkan frekuensi relatif skor yang berada di bawah rata-rata.
Tabel 4 Rangkuman Hasil Uji Normalitas No
Kelompok Data
1 2
Post-test Eksperimen Post-test Kontrol
2 hitung 3,003 1,131
χ
2 table 5,591 5,591
χ
Status Normal Normal
Pada kelompok kontrol x2 hitung hasil Berdasarkan hasil perhitungan menggunkan rumus chi-kuadrat, diperoleh belajar PKN kelompok kontrol adalah 1,131 x2 hitung hasil post test kelompok dan x12 tabel pada taraf signifikan 5% dan 2 eksperimen adalah 3,003 dan x tabel pada dk = 2 adalah 5,591. Hal ini berarti hasil taraf signifikan 5% dan dk = 2 adalah belajar PKN kelompok eksperimen lebih 5,591. Hal ini berarti hasil belajar PKN kecil dari x2 tabel ( x2 hitung< x2 tabel ), kelompok eksperimen lebih kecil dari x2 sehingga data skor hasil belajar PKN tabel ( x2 hitung< x2 tabel ), sehingga data kelompok kontrol berdistribusi normal. skor hasil belajar PKN kelompok eksperimen berdistribusi normal.. Tabel 5 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Varians Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Fhitung Ftabel Sumber Data Status Post-test Kelompok Eksperimen dan 1,13 2,12 Homogen Kontrol
6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Berdasarkan tabel di atas, diketahui Fhitung hasil belajar kelompok eksperimen dan kontrol adalah 1,13 , sedangkan Ftabel pada dbpembilang = 20, dbpenyebut = 20, dan taraf
signifikansi 5% adalah 2,12. Hal ini berarti Fhitung
Kelompok
Tabel 6 Rangkuman Hasil Uji-t N Db Mean ( x )
Eksperimen Kontrol
21 21
23,71 15,28
40
Berdasarkan tabel rangkuman analisis di atas, dapat diketahui thitung = 8,349 dan ttabel = 2,021 untuk db = 40 pada taraf signifikansi 5%. Berdasarkan kriteria pengujian, karena thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Berdasarkan kriteria pengujian, karena thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Maka terdapat perbedaan signifikan hasil belajar PKN antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran resolusi konflik berbantuan media gambar dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran konvesional pada siswa kelas V SD di gugus IV Semester II di Gugus IV Pupuan Tahun Pelajaran 2015/2016
s
2
13,63 11,96
rata skor hasil kontrol(3,71>15,28).
t hitung
8,349 belajar
t tabel
2,021 PKN
Selain dilihat dari nilai rata-rata terssebut, perbedaan antara kelompok siswa yang dibelajarkan menggunkan model pembelajaran resolusi konflik berbantuan media gambar dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvesional juga dapat dilihat berdasarkan hasil analisis uji t yang diketahui thitung = 8,349 dan ttabel = 2,021 untuk db = 40 pada taraf signifikasi 5% berdasarkan hasil perhitungan tersebut diketahui thitung > ttabel . Hal ini berarti terdapat pengaruh hasil belajar PKN yang signifikan antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunkan model pembelajaran resolusi konflik berbantuan media gambar dan kelompok siswa yang dibelajarakan dengan menggunkan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD di gugus IV Semester II di Gugus IV Pupuan Tahun Pelajaran 2015/2016.
PEMBAHASAN Hasil analisis data hasil belajar PKN menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan hasil belajar antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran resolusi konflik berbantuan media gambar dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. Tinjauan ini didasarkan pada rata-rata skor hasil belajar siswa dan hasil uji-t. Rerata hasil post-test PKN siswa yang dibelajarakan dengan model pembelajaran resolusi konflik berbantuan media gambar adalah 23,71 sedangkan rerata siswa yang dibelajarakan dengan menggunkan model pembelajaran konvesional adalah 15,28 . Hal ini berati, skor rata-rata hasil belajar PKN kelompok eksperimen. Lebih tinggi daripada rata-
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti, siswa cenderung menerima begitu saja materi yang diberikan oleh guru tanpa memberikan respon berupa pendapat ataupun sanggahan. Setelah diterapkanya model pembelajaran resolusi konflik berbantuan media gambar siswa mampu dan berani mengemukakan pendapatnya dalam kegitata diskusi. Sehingga model pembelajaran resolusi konflik berbantuan media gambar tersebut sangat sesuai dengan karakteristik pembelajaran PKN 7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
yang menekankan pada kemampuan dan keterampilan siswa dalam menyikapi dan memecahkan serta mengambil tindakan terhadap berbagai permsalahn sosial budaya. Hal ini sependapat dengan Laksmawan (2012:10) menyatakan, “Kemampuan dan keterampilan siswa dalam menyikapi dan memecahkan serta mengambil tindakan terhadap berbagai fenomena dan masalah-masalah sosial budaya yang terjadi di lingkungan masyarakatnya”. Pembelajaran resolusi konflik berbantuan media gambar tidak hanya mempersipkan siswa untuk menerima informasi yang baik tetapi juga menyikapi, memecahkan serta mengambil tidakan dalam langkah-langkah pembelajaran. Selain tahapan tersebut model resolusi konflik tersebut memiliki kelebihan diantaranya; 1) saling kergantungan yang positif,2) adanya pengakuan perbedaan merespon perbedaan individual, 3) siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas, 4) suasana kelas yang rileks dan menyenangkan, 5) terjadinya hubungan yang harmonis antara siswa dan guru, dan, 6)memiliki banyak kesempatan untuk mengekpresikan pengalaman (Jamuin,1999). Berbeda dengan halnya model pembelajaran konvesional yang diterpakan pada kelompk kontrol didominasi oleh ceramah dan guru tetap tetap berperan sebgai sumber informasi bagi siswa. Langkah pembelajaran model konvesional dimulai dari pemberian informasi bagi siswa. Langkah pembelajaran konvesional dimulai dari pemberian informasi dari guru, tanya jawab, pemberian tugas dan pelaksanaan tugas oleh siswa sampai pada akhirnya guru merasa bahwa apa yang salah diajarkan dapat dimengeri siswa. Langkah pembelajaran tersebut tidak sesuai dengan karakteristik pembelajaran PKN .Karena pembelajaran PKN bukan hanya menekankan siswa pada menghapal semata melainkan berfikir kritis dalam menanggapi isu maupun persoalan. Hal ini sejalan dengan Mulyasa( dalam Susanto, 2013:231) menyatkan, “mampu berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi persoalan hidup
maupun isu kewarganegaraan di negaranya”. Pembelajaran konvesional menjadikan siswa hanya berperan sebagai pendengar yang pasif sehingga menimbulkan kejenuhan pada diri siswa untuk belajar. Kepasifan siswa menujukan komunikasi yang terjalin hanya komunikasi yang satu arah yaitu antara guru dengan siswa. Siswa tidak diberi kesempatan menyampaikan suatu permasalahan dengan cara pikiranya sendiri. Pembelajaran yang sering didominasi oleh guru ini cenderung menumbuhkan kebosana, menjadi kurang menarik bagi siswa tidak dapat memotivasi siswa untuk terlibat langsung dalam proses pembelajaran serta kurangnya media yang digunakan oleh guru menyebakan kuranyanya minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Kurangnya pemanfaatan media juga menyebabkan kebosanan bagi siswa karena guru hanya terpaku pada buku. Berdasarkan pemaparan di atas, dapat dinyatakan hasil belajar PKN antar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran resolusi konflik berbantuan media gambar mempunyai pengaruh sisginifikan dari pada kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunkan model pembelajaran konvesional pada siswa kelas V SD di gugus IV semester II Pupuan Tahun Pelajaran 2015/2016. Adapun implikasi dalam dunia penelitian ini bagi pendidikan adalah 1) dapat digunakan dalam pembelajaran PKN, dikarenakan model resolusi konflik berbantuan media gambar memberikan pengaruh postif terhadap hasil belajar PKN. 2) siswa menjdi temotivasi untuk belajara dikarenakan mendapatkan pengalaman nyata dan aktif membangun pengetahuannya sendiri melalui belajar dengan memecahkan pemaslahan 3) baik dibelajarkan pada siswa untuk menggali konsep PKN. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan terdapat perbedaan hasil belajar PKN yang signifikan antara kelompok siswa yang 8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Lasmawan, Wayan. 2010. Menelisik Pendidikan IPS Dalam Perspektif Kontekstual-Empiris. Singaraja: Mediakom Indonesia Press Bali.
diajarkan dengan menggunkan model pembelajaran resolusi konflik berbantuan media gambar dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvesional pada siswa kelas V SD di Gugus IV Semester II Pupuan Tahun Pelajaran 2015/2016. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran resolusi konflik berbatuan media gambar berpengaruh positif terhadap hasil belajar PKN siswa kelas V SD di Gugus IV Semester II Pupuan Tahun Pelajaran 2015/2016. Saran-saran yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah; 1) Bagi guru yang menemukan maslah yang serupa dengan peneltian ini, maka disarankan untuk menggungakan model pembelajaran resolusi konflik dan juga dusarankan dalam memilih model yang diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas harus kreatif dan inovatif, sehingga pembelajaran menjadi efektif, tidak monoton serta dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran lainya sehingga nantinya dapat meningkatkan kemapuan profesional guru dalam mengelola pembelajaran PKN maupun IPS, 2) Peneliti lain yang akan mengadakan penelitian, peneliti menyarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang model pembelajaran resolusi konflik berbantuan media gambar baik pada mata pelajaran PKN maupun pada mata pelajaran IPS sehingga pembelajaran lebih memberikan ruang kepada siswa untuk beraktivitas secara aktif dan membangun pengetahunya sendiri agar pembelajaran lebih bermakna.
-------.2012. Pembelajaran Inovatif Dalam pendidikan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial),(makalah) disampaikan pada seminar pendidikan dan pelatihan profesi guru (PLPG).Universitas Pendidikan Ganesha Sudijono, Anas. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Cetakan ke-12. Bandung:Alpabeta Surtana , I Nyoman Sembur. “Pengaruh Model Pembelajaran Resolusi Konflik dan Pengetahauan Awal Terhadap Hasil Belajar PKN Siswa Kelas VI Sekolah Dasar di Gugus Antiga Kabupaten Karangasem”.Tesis(tidak diterbitkan). Singaraja:Program Pascasarjana Undiksha. Susanto, Ahmad. 2013. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Kharisma Putra Utama.
DAFTAR RUJUKAN Arsyad, Azhar.2009. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Jamuin, Ma’arif. 1999. Manual-Advokasi Resolusi Konflik Antar Etnik dan Agama. Surakarta: Ciscorse Offst Koyan, I Wayan. 2011. Asesmen dalam Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha -------.2012.Statiska Pendidikan Teknik Analis Data Kuantitatif.Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Press.
9