e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION BERBANTUAN MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN Ni Pt Candra Prastya Dewi1, I Km Sudarma2, I Md Suarjana3 1,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2 Jurusan Teknologi Pendidikan, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail :
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar PKn antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) berbantuan media kartu bergambar dengan kelompok siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV gugus VI Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2015/2016. Jenis Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen) dengan rancangan post-test only control design. Populasi ini adalah seluruh siswa kelas IV gugus VI kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng. Sebanyak 56 orang dipilih sebagai sampel yang ditentukan dengan teknik random sampling, yang terdiri dari 29 orang siswa kelas IV SD N 7 Kampung Baru sebagai kelompok eksperimen dan 27 siswa kelas IV SD N 5 Kampung Baru sebagai kelompok kontrol. Data dikumpulkan dengan metode tes berbentuk pilihan ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar PKn antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) berbantuan media kartu bergambar dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji hipotesis menggunakan uji-t, dengan thit lebih besar dari ttab (thit = 4,77 > ttab = 1,67). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) berbantuan media kartu bergambar berpengaruh terhadap hasil belajar PKn siswa kelas IV Gugus VI Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2015/2016. Kata kunci : Team Assisted Individualization, media kartu bergambar, hasil belajar
Abstract The purpose of this research is to determine about the defference of the PKn learning outcome between the student who follow learning using Team Assisted Individualization (TAI) learning model which assisted by picture card media with the student who follow conventional learning model. The kind of the research is quasi experiment with post test only control design. The population of this reserch are all of the student in the fourth gradde in six group at Buleleng districts of Buleleng Regency. 56 students are chosen as sampel who determined with random sampling ethnict, which consist of 29 student in the fourth grade in SD N 7 Kampung Baru as an experiment group and 27 student in the fourth grade in SD N 5 Kampung Baru as a control group. Data was collected with test method.with multiple choice form. The result of this research show that, it can be found the signifikan differences in the PKn learning outcome for the student who follow learning using Team Assisted Individualization (TAI) learning model which assisted by picture card media with the students who follow conventional learning model. It can be seen from the result of
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 hipotesis test using uji-t with thit is bigger than ttab (thit = 4,77 > ttab = 1,67). It means that, it can be concluded that the Team Asissted Individualization (TAI) learning model which assisted by picture card media influental with the learning outcome of stuying PKn for the student in the fourth grade in Buleleng districts of Buleleng Regency in 2015/2016 of academic year. Key word : Team Assisted Individualization, card picture media, learning outcome
PENDAHULUAN Dalam masa transisi atau proses perjalanan bangsa menuju masyarakat madani (civil society), Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai salah satu mata pembelajaran di persekolahan, perlu menyesuaikan diri sejalan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang sedang berubah. Pembangunan karakter bangsa kembali dirasakan sebagai kebutuhan yang sangat mendesak dan tentunya memerlukan pola pemikiran atau paradigma baru. Dalam paradigma barunya, PKn sebagai mata pelajaran dijenjang persekolahan perlu lebih ditekankan khususnya pada jenjang sekolah dasar. Oleh karena itu, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) SD dimasukkan sebagai satu mata pelajaran yang terdapat dalam struktur Program SD. Mata pelajaran ini diberikan pada semua jenis, jenjang, dan jalur pendidikan sebagai mata pelajaran yang harus diikuti oleh setiap siswa SD. Namun, banyak siswa SD yang mengeluh pada mata pelajaran PKn dikarenakan banyaknya hafalan pada tiap materinya. Hal ini membuat seolah-olah mata pelajaran PKn membebankan siswa. Kenyataan tersebutlah yang mengakibatkan rendahnya minat belajar siswa terhadap mata pelajaran PKn. Pada jenjang sekolah dasar, telah banyak model pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk menerangkan materi pada siswa, salah satunya materi pada mata pelajaran PKn. Model pembelajaran yang paling tepat diterapkan oleh guru adalah model pembelajaran yang berpusat pada siswa. Ada banyak model pembelajaran yang berpusat pada siswa. Salah satunya model pembelajaran cooperative learning (model pembelajaran kooperatif). Slavin (2008) menyatakan
bahwa, sebagian besar model-model pembelajaran kooperatif yang telah digunakan secara luas saat ini, termasuk STAD, TGT, Jigsaw, dan metode-metode Johnson, adalah metode generik. Yaitu, bahwa model-model tersebut aplikatif terhadap skala tingkat kelas, mata pelajaran, serta karakteristik sekolah dan kelas yang luas. Namun pada kenyataannya, model pembelajaran cooperative learning (model pembelajaran kooperatif) belum banyak diterapkan dalam pendidikan walaupun orang Indonesia sangat membanggakan sifat gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat. Lie (2010) menyatakan, kebanyakan pengajar enggan menerapkan sistem kerja sama di dalam kelas, sehingga model pembelajaran yang diterapkan cenderung berpusat pada guru. Hal ini dikarenakan beberapa alasan. Alasan yang utama adalah kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan di kelas dan siswa tidak belajar jika mereka ditempatkan dalam grup. Selain itu, banyak orang mempunyai kesan negatif mengenai kegiatan kerja sama atau belajar dalam kelompok. Banyak siswa juga tidak senang disuruh bekerja sama melebihi siswa yang lain dalam grup mereka, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam satu grup dengan siswa yang lebih pandai. Siswa yang tekun juga merasa temannya yang kurang mampu hanya menumpang saja pada hasil jerih payah mereka. Kesan negatif mengenai kegiatan bekerja/belajar dalam kelompok ini juga bisa timbul karena ada perasaan waswas pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik atau keunikan pribadi mereka karena harus menyesuaikan diri dengan kelompok. Jika hal ini terus terjadi, maka akan berdampak pada hasil belajar siswa. 2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 21 Januari 2016 yang telah dilakukan pada beberapa guru mata pelajaran PKn kelas IV di 5 SD gugus VI kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, diperoleh keterangan bahwa, (1) selama proses pembelajaran PKn, terdapat sebagian siswa yang hasil belajarnya masih rendah pada mata pembelajaran PKn, (2) Guru mengalami kesulitan dalam penyampaian bahan ajar, (3) Kemampuan siswa dalam menerima bahan ajar masih kurang, (4) hanya siswa yang pintar di kelompoknya yang biasanya menyelesaikan soal yang diberikan, sedangkan yang belum memahami cenderung pasif, (5) Perhatian siswa dalam pembelajaran juga masih dinilai kurang, sehingga interaksi dalam kelas juga kurang. Selain itu, berdasarkan studi dokumen mengenai nilai ulangan PKn siswa kelas IV yang dilakukan pada tanggal 21 Januari 2016 di SD gugus VI Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, diperoleh hasil nilai rata-rata UTS PKn siswa kelas IV SD Negeri 1 Kampung Baru adalah 58,78 dengan persentase siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM sebesar 87%, nilai rata-rata UTS PKn siswa SD Negeri 2 Kampung Baru adalah 66 dengan persentase siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM sebesar 60,87%, nilai rata-rata UTS PKn siswa SD Negeri 3 Kampung Baru adalah 63,39 dengan persentase siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM sebesar 57,14%, nilai rata-rata UTS PKn siswa SD Negeri 5 Kampung Baru adalah 73,01 dengan persentase siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM sebesar 22,22%, nilai rata-rata UTS PKn siswa SD Negeri 7 Kampung Baru adalah 66,07 dengan persentase siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM sebesar 48,28%. Data tersebut menunjukkan hasil belajar PKn siswa kelas IV SD di gugus VI yang masih tergolong rendah. Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar PKn siswa, maka diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization). Model pembelajaran ini mengasah siswa untuk
dapat bekerjasama dan bertukar pikiran dengan temannya sehingga siswa yang sebelumnya kurang mengerti menjadi lebih mengerti mengenai materi yang diajarkan. Tentunya guru senantiasa memantau perkembangan belajar siswa melalui hasil belajar siswa berupa tes ataupun semacamnya. Pernyataan di atas didukung oleh hasil penelitian yang ditulis oleh wijayanti (2015) mengenai model pembelajaran TAI terhadap hasil belajar Matematika, dengan hasil penelitiannya yang menunjukkan bahwa, siswa yang mengikuti pembelajaran Matematika dengan model pembelajaran TAI memiliki hasil belajar yang lebih baik dari siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional. Hasil penelitian tersebut semakin memperkuat keberhasilan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada siswa sekolah dasar dibandingkan penerapan model pembelajaran konvensional. Penerapan model pembelajaran kooperatif, yang dalam peneilitian ini adalah model pembelajaan TAI, akan lebih efektif dan efisien apabila dibantu dengan media pembelajaran yang mendukung. Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran (Suryani & Leo Agung, 2012). Pemanfaatan media merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru sebagai fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, tiap-tiap pendidik perlu mempelajari cara menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Pada kenyataannya, media pembelajaran masih sering terabaikan dengan berbagai alasan, di antaranya, terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar bagi guru sebagai pendidik, kesulitan untuk mencari model dan jenis media yang tepat, ketiadaan biaya yang sebagian dikeluhkan, dan lainlain. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap pendidik telah mempunyai pengetahuan dan keterampilan mengenai media pembelajaran.
3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Media pembelajaran yang dipilih pada penelitian ini adalah media kartu bergambar. Media kartu bergambar dipilih karena menurut teori belajar kognitif Piaget, siswa kelas IV masih termasuk anak dengan perkembangan kognitif yang berada pada tahap operasional konkret. Piaget (dalam Budiningsih, 2004:39) menjelaskan bahwa, “Untuk menghindari keterbatasan berpikir anak perlu diberi gambaran konkret, sehingga ia mampu menelaah persoalan”. Ia juga berpendapat bahwa anak usia 7-12 tahun masih memiliki masalah mengenai berpikir abstrak. Oleh karena itu, untuk menghindari masalah mengenai kemampuan berpikir abstrak siswa, maka diperlukanlah media berupa kartu bergambar untuk mempermudah pemahaman siswa terhadap mata pembelajaran PKn. Pernyataan di atas mendukung pandangan bahwa, inovasi pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) akan lebih efektif apabila diterapkan dengan bantuan media, yang dalam penelitian ini adalah media kartu bergambar. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penting untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) Berbantuan Media Kartu Bergambar terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Kelas IV Gugus VI Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2015/2016”. Berdasarkan latar belakang tersebut maka, tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui hasil belajar PKn siswa yang mengikuti pembelajaran dengan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) berbantuan media kartu bergambar. 2) Untuk mengetahui hasil belajar PKn siswa yang mengikuti pembelajaran dengan Model Pembelajara konvensional. 3) Untuk mengetahui terdapat perbedaan hasil belajar PKn antara siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) berbantuan media kartu bergambar dengan siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV gugus
VI. Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2015/2016? METODE Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi eksperiment). Hal ini dikarenakan oleh semua variabel yang muncul dan kondisi eksperimen tidak mungkin dapat diatur dan dikontrol secara ketat (full randomize). Penelitian ini menggunakan rancangan desain penelitian post-test only control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD di Gugus VI Kecamatan Buleleng. Banyak populasi dalam penelitian ini adalah 130 siswa yang tersebar ke dalam lima sekolah yang ada di Gugus VI Kecamatan Buleleng, yaitu kelas IV di SD Negeri 1 Kampung Baru, SD Negeri 2 Kampung Baru, SD Negeri 3 Kampung Baru, SD Negeri 5 Kampung Baru, dan SD Negeri 7 Kampung Baru. Sampel penelitian menurut Hasan (2001:84) adalah, “Bagian dari populasi yang diambil melalui caracara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi”. Sebelum menentukan sampel populasi tersebut, akan diuji kesetaraannya untuk mengetahui kemampuan siswa kelas IV masingmasing SD di Gugus VI Kecamatan Buleleng setara atau tidak. Uji kesetaraan populasi dilakukan dengan cara melakukan uji kesetaraan terhadap nilai ulangan tengah semester PKn siswa kelas IV semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016. Rumus yang digunakan untuk menguji kesetaraan populasi tersebut adalah dengan menggunakan analisis varians satu jalur (ANAVA A). Hasil dari uji kesetaraan yaitu Fhitung < Fabel yaitu 0,98 < 2,44 dengan taraf signifikansi 5%. Hal ini berarti H0 diterima, dengan demikian tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar PKn siswa kelas IV pada Gugus VI Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai siswa kelas IV gugus VI dinyatakan setara. Setelah melalui proses yang diharapkan, didapat sampel berdasarkan
4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
random, yakni SD Negeri 7 Kampung Baru sebagai kelompok eksperimen dan SD Negeri 5 Kampung Baru sebagai kelompok kontrol. Adapun variabel penelitian ini terdiri atas variabel terikat, yakni hasil belajar PKn. dan variabel bebas, yakni model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) berbantuan media kartu bergambar Prosedur penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu persiapan eksperimen yang terdiri dari persiapan instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pelaksanaan eksperimen yang dilakukan dengan pemberian treatment sebanyak tujuh kali pada kelompok eksperimen dan tujuh kali pembelajaran pada kelompok kontrol Untuk kelas eksperimen, yaitu pemberian model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) berbantuan media kartu bergambar, dan tujuh kali pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk kelas kontrol, yaitu pembelajaran konvensional. Model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) berbantuan media kartu bergambar dilaksanakan sesuai dengan fase/langkah pembelajarannya, yaitu placement test, team, teaching groups, student creative, team study, whole class unit, team score
kelompok kontrol, dengan soal yang telah diuji oleh ahli/judges. Pada tahap persiapan eksperimen, khususnya persiapan instrumen penelitian, setelah tes lolos uji ahli/judges, dilakukan uji validitas tes untuk menentukan butir soal yang layak untuk diberikan kepada siswa pada saat pemberian post-test. Adapun hasil uji validitas isi sebesar 0,1 yang termasuk dalam kategori sangat tinggi. Kemudian hasil uji validitas butir tes menunjukkan bahwa dari 30 butir soal yang diuji cobakan, diperoleh 30 butir soal yang dinyatakan valid, yang berarti semua soal valid. Hal ini ditunjukkan dengan rhit > rtab (rtab = 1,9 dengan N = 106). Sedangkan hasil uji reliabilitas tes sebesar 0,85 yang berkualifikasi sangat tinggi. Jadi instrumen tersebut layak dan dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data. Hasil Uji daya beda tes menunjukkan bahwa 5 butir memiliki daya pembeda kurang, 22 butir soal yang memiliki daya pembeda cukup, dan 3 butir soal yang memiliki daya pembeda baik. Berdasarkan penghitungan indeks kesukaran butir soal, diperoleh hasil 19 butir soal tergolong mudah, 10 butir soal tergolong sedang, dan 1 butir soal tergolong sukar. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode tes sehingga instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pilihan ganda.
and team recognition, dan fact test. Penggunaan media kartu bergambar terlihat pada fase student creative, team study, dan team score and team recognition. Sedangkan untuk kelas kontrol, yaitu pemberian pembelajaran konvensional. Akhir eksperimen dilakukan dengan pemberian post-tes sebanyak satu kali pada kelompok eksperimen dan
Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial (uji-t). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat disajikan dalam rekapitulasi data hasil belajar PKn siswa
5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1, pencapaian skor rata–rata hasil belajar PKn pada kelompok eksperimen dengan kategori sangat baik (M = 23,31) dan pada kelompok kontrol, skor rata–rata berada pada kategori baik (M = 19,74). Secara deskriptif dapat disampaikan bahwa pengaruh model Team Assisted Individualization (TAI) berbantuan media kartu bergambar lebih unggul dibandingkan dengan model konvensional untuk pencapaian hasil belajar PKn siswa kelas IV SD di gugus VI Kecamatan Buleleng. Hasil penghitungan dari mean, median, dan modus dapat disajikan ke dalam bentuk grafik sebagai berikut.
Gambar 2. Kurva Juling Negatif Data Hasil Post-test Kelompok Kontrol Berdasarkan poligon pada Gambar 2, diketahui modus lebih kecil dari median dan median lebih kecil dari mean (Mo<Md<M). Dengan demikian, kurva di atas adalah kurva juling positif yang berarti sebagian besar skor hasil belajar PKn cenderung rendah. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dulu dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Berdasarkan hasil pengujian prasyarat diperoleh bahwa data hasil belajar PKn kelompok eksperimen dan kontrol berdistribusi normal. Hal ini diperoleh dari hasil penghitungan dengan x2hit = 1,30 pada taraf signifikansi 5%, sedangkan dengan dk = 3 diketahui x2tab = 7,815. Jadi, x2hit < x2tab yang berarti data hasil post-test siswa kelompok eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan Chikuadrat data hasil post-test kelas kontrol (x2hit) adalah 5,88 pada taraf signifikansi 5% dan dk = 3 diketahui x2tab = 7,815. Maka x2hit < x2tab yang berarti data hasil post-test kelompok kontrol berdistribusi normal. Kemudian setelah dilakukan penghitungan pada varians diperoleh Fhit = 1,20, sedangkan Ftab pada taraf signifikansi 5% serta dk pembilang 28 dan dk penyebut 26 adalah 1,93. Hasil ini menunjukkan Fhit < Ftab sehingga H0 diterima dan varians homogen. Jadi Berdasarkan hasil penghitungan tersebut, diketahui bahwa data normal dan varians homogen, sehingga untuk menguji
Gambar 1. Kurva Juling Positif Data Hasil Post-test Kelompok Eksperimen Berdasarkan poligon pada Gambar 1, diketahui modus lebih besar dari median dan median lebih besar dari mean (Mo>Md>M). Dengan demikian, kurva di atas adalah kurva juling negatif yang berarti sebagian besar skor hasil belajar PKn cenderung tinggi. Sedangkan kurva poligon untuk kelas kontrol dapat dilihat pada gambar 2.
6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
hipotesis menggunakan uji– t sampel independent (tidak berkorelasi) dengan rumus polled varians. Rekapitulasi hasil perhitungan uji–t antar kelompok eksperimen dan kontrol disajikan pada Tabel 2.
kartu bergambar memiliki skor rata-rata skor hasil belajar PKn sebesar 23,31 yang berada pada kategori sangat baik. Sedangkan kelompok kontrol yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional memiliki ratarata skor hasil belajar PKn sebesar 19,74
Berdasarkan Tabel 2, hasil perhitungan uji–t diperoleh thit sebesar 4,22. Sedangkan ttab dengan dk = 54 dan taraf signifikansi 5% adalah 1,67. Hal ini berarti thit lebih besar dari tabel ttab (thit > ttab ), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, dapat diinterpretasikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar PKn antara kelompok yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) berbantuan media kartu bergambar dengan kelompok yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV di Gugus VI Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2015/2016.
yang berada pada kategori baik. Berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t, diketahui thit = 4,77 dan ttab dengan dk 54 dan taraf signifikansi 5% = 1,67. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa nilai thit lebih besar dari nilai ttab (thit > ttab), sehingga hasil penelitia adalah signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar PKn antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) berbantuan media kartu bergambar dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) berbantuan media kartu bergambar merupakan suatu pembelajaran yang memadukan antara pembelajaran kelompok dengan individu. Dengan demikian, selain dapat mengasah interaksi siswa dengan temannya melalui diskusi kelompok, siswa juga dapat memahami materi yang diajarkan berdasarkan pemahaman individu siswa. Pada pembelajaran ini, siswa diberikan kesempatan untuk lebih aktif dalam kegiatan di kelas. Keaktifan siswa terlihat dari kegiatan diskusi kelas, membangun sendiri pengetahuannya dengan bantuan media kartu bergambar yang diberikan, dan mempresentasikan hasil diskusi. Proses pembelajaran dengan
Pembahasan Berdasarkan deskripsi data hasil penelitian, diketahui bahwa kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) berbantuan media kartu bergambar mendapatkan hasil belajar PKn yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal ini dilihat dari rata-rata skor hasil belajar PKn siswa. Kelompok eksperimen yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) berbantuan media
7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
menerapkan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) berbantuan media kartu bergambar juga dapat meningkatkan kemampuan interaksi siswa dengan temannya melalui diskusi kelompok dan meningkatkan tanggung jawab individu siswa melalui pemberian tugas kepada masing-masing anggota kelompok. Dari delapan fase pembelajaran, terdapat tiga fase pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa untuk menggali pengetahuannya sendiri dan interaksi siswa dalam kelompok, di antaranya pada langkah Student Creative (kreativitas siswa dalam kelompok), Team Study (Belajar Kelompok), dan Team Scores and Team Recognition (Penskoran dan Penghargaan kelompok). Pada tahap Student Creative (kreativitas siswa dalam kelompok), siswa diberikan kartu bergambar untuk dikerjakan dalam kelompok. Namun pada tahap ini tiap individu siswa dalam kelompok mendapatkan bagian yang harus dikerjakan secara individu, sehingga dapat melatih tanggung jawab individu siswa. Pada tahap ini, siswa dapat mengeluarkan ide kreatifnya untuk dapat menganalisis gambar pada media kartu bergambar yang diberikan. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Widyantini (2006:8), yang menyatakan bahwa “Model pembelajaran kooperatif tipe TAI merupakan tipe pembelajaran yang mengombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran individual dan dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar individual yang dialami siswa”. Oleh karena itu, tipe ini tidak semata-mata hanya melatih siswa untuk belajar bekerjasama dengan kelompok, tetapi juga tetap memperhatikan kemampuannya secara individu dalam memecahkan suatu permasalahan yang diberikan. Kemudian pada tahap Team Study (Belajar Kelompok), siswa saling mengoreksi jawaban yang telah dibuat oleh masing-masing kelompok. Pada tahap ini pula peran siswa yang pintar dalam kelompok adalah membimbing temannya untuk memecahkan persoalan. Tahap ini mengasah kemampuan
komunikasi dan interaksi siswa dalam kelompok. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Zubaedi (2011 : 224) yang menyatakan bahwa “TAI (Team Assisted Individualization) merupakan metode pembelajaran kelompok di mana terdapat seorang siswa yang lebih mampu berperan sebagai asisten yang bertugas membantu secara individual siswa lain yang kurang mampu dalam suatu kelompok”. Jadi dengan bantuan siswa yang pintar dalam kelompok, maka anggota kelompok yang belum memahami materi sebelumnya dapat lebih memahami materi pelajaran dengan lebih baik, sehingga ia dapat menyelesaikan suatu permasalahan, baik permasalahan kelompok maupun individu. Hal ini sejalan pula dengan pendapat yang dikemukakan oleh Solihatin (2012) menyatakan bahwa, keberhasilan belajar menurut model belajar Cooperative Learning bukan semata-mata ditentukan oleh kemampuan individu siswa secara utuh, melainkan perolehan belajar itu akan semakin baik bilamana dilakukan secara bersama-sama dalam kelompok-kelompok belajar kecil yang terstruktur dengan baik. Melalui belajar dari teman yang sebaya dan di bawah bimbingan guru, maka proses penerimaan dan pemahaman siswa akan semakin mudah dan cepat. Pada tahap Team Scores and Team Recognition (Penskoran dan Penghargaan), siswa menyampaikan hasil diskusi kelompoknya. Pada tahap ini siswa diberikan kesempatan untuk bergantian menyampaikan hasil diskusi kelompoknya sehingga mengasah keberanian dan rasa percaya diri siswa dalam mengemukakan pendapat. Selain keaktifan siswa, kegiatan pada langkah-langkah tersebut memberikan kesempatan pada siswa untuk memahami materi dengan lebih realistis dengan bantuan media kartu bergambar. Hal ini sejalan dengan pendapat Sadiman, dkk (2008) yang mengemukakan mengenai kelebihan media gambar yaitu sifatnya konkret, lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata. Selain itu hasil penelitian ini juga didukung oleh teori Piaget dalam Budiningsih (2004:39) yang menjelaskan
8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
bahwa, “Untuk menghindari keterbatasan berpikir anak perlu diberi gambaran konkret, sehingga ia mampu menelaah persoalan”. Oleh karena itu, dengan pemberian media kartu bergambar, siswa lebih mudah memahami materi, serta lebih termotivasi dan lebih tertarik untuk belajar. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Solihatin (2012) yang menyatakan bahwa, dengan media, proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan. Model pembelajaran yang TAI berbantuan media kartu bergambar pada penelitian ini bertujuan untuk mengatasi kesulitan belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran PKn. Menurut Undangundang Nomor 2 tahun 1989 menyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga Negara dengan Negara serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN). Pada siswa SD, mata pelajaran PKn cenderung dianggap mata pelajaran yang membuat siswa jenuh, karena banyaknya hafalan. Namun dengan bantuan media kartu bergambar, maka siswa dapat dengan mudah memahami materi yang diberikan serta lebih termotivasi untuk belajar. Pendapat tersebut semakin memperkuat tingginya hasil belajar siswa melalui pembelajaran dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) berbantuan media kartu bergambar. Dalam pembelajaran dengan model Team Assisted Individualization (TAI) berbantuan media kartu bergambar, guru berperan dalam memberi motivasi pada siswa unuk mencapai tujuan pembelajaran, mengarahkan siswa pada tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, dan memberikan bimbingan sesuai dengan keperluan siswa. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun sendiri pengetahuannya serta memberikan bimbingan berdasarkan kebutuhan siswa. Selain itu, dalam pembelajaran, siswa
diberi kesempatan untuk berpendapat dan bertanya sehingga kelas menjadi aktif. Berbeda halnya dengan pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional. Dalam penelitian ini, guru berperan sebagai pemberi informasi kepada siswa, sedangkan siswa berperan memperoleh informasi dengan tepat melalui kegiatan mendengarkan dan membaca informasi. Penjelasan yang diberikan oleh guru masih berorientasi pada buku dan tidak menggunakan media pembelajaran. Hal ini menyebabkan siswa cenderung menghafalkan setiap konsep yang diberikan dan kurang dapat memahami serta menghubungkan antara materi-materi yang berhubungan. Pada pembelajaran konvensional, penekannanya sering hanya pada penyelesaian tugas, sehingga hasil belajar tidak bertahan lama (mudah dilupakan). Hal ini akan menyebabkan hasil belajar PKn siswa menjad kurang optimal. Keberhasilan penerapan model pembelajaran TAI berbantuan media kartu bergambar pada siswa, juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Asriningsih (2014), jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Singaraja Tahun 2014, yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Gugus V Kecamatan Banjar”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI memiliki hasil belajar IPA yang lebih baik dibandingkan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional. Jadi agar mencapai hasil belajar yang baik, siswa perlu mengalami sendiri penemuan konsep tersebut melalui diskusi bersama kelompok belajarnya maupun melalui guru, serta dengan bantuan media pembelajaran, sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa akan bertahan lama. Siswa juga diberi kesempatan untuk bertanya dan berpendapat dalam pembelajaran guna mengembangkan kemampuannya dalam berkomunikasi.
9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa, 1) Hasil Belajar PKn siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) berbantuan media kartu bergambar berkategori sangat baik. 2) Belajar PKn siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional berkategori baik. 3)Terdapat perbedaan hasil belajar PKn antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) berbantuan media kartu bergambar dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) berbantuan media kartu bergambar lebih baik dibandingkan pembelajaran konvensional. Jadi, Pembelajaran dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) berbantuan media kartu bergambar berpengaruh positif terhadap hasil belajar PKn siswa kelas IV SD Gugus VI Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2015/2016. Adapun saran yang dapat dikemukakan terkait penelitian ini adalah para siswa sekolah dasar agar lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan terus mengembangkan pemahamannya dengan menemukan sendiri berbagai konsep secara menyeluruh. Guru-guru di sekolah dasar yang menemukan permasalhan yang sama dengan penelitian yang dilakukan, disarankan agar menerapkan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) berbantuan media kartu bergambar untuk meningkatkan hasil belajar PKn siswa. Sekolah-sekolah yang mengalami permasalahan rendahnya hasil belajar PKn, disarankan untuk mengimplementasikan model pembelajaran Team Assisted
Individualization (TAI) berbantuan media kartu bergambar di sekolah. Peneliti yang berminat untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) berbantuan media kartu bergambar dalam bidang PKn maupun bidang ilmu lainnya yang sesuai agar memperhatikan kendalakendala yang dialami sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan dan penyempurnaan penelitian yang akan dilaksanakan. DAFTAR RUJUKAN Asriningsih, Komang. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap Hasil Belajar IPA Siswa kelas IV SD Gugus V Kecamatan Banjar. Skripsi (tidak diterbitkan). Singaraja:Undiksha. Budiningsih, Asri. 2004. Belajar & Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta. Hasan, Iqbal. 2001. Pokok-pokok Materi Statistik 2 .Jakarta : PT Bumi Aksara. Sadiman, Arief. S, dkk. 1984. Media Pendidikan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. Suryani, Nunuk & Leo Agung. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta : Penerbit Ombak. Widyantini. 2006. Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Kooperatif. Yogyakarta : Departemen Pendidikan Nasional Pusat Pengembangan dan Penataran Guru Matematika. Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan. Jakarta : Kencana.
10