PENGARUH MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS V SD NEGERI JURUGENTONG
ARTIKEL JURNAL
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Ratnaningsih Indriani 12105244004
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016
Pengaruh Model Team (Ratnaningsih Indriani)....1
PENGARUH MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS V SD NEGERI JURUGENTONG, BANTUL THE INFLUENCE OF TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION MODEL OF LEARNING TOWARD STUDENT’S LEARNING OUTCOME ON SOCIAL SCIENCES FOR FIFTH GRADE AT SD N JURUGENTONG, BANTUL Oleh: Ratnaningsih Indriani (12105244004) Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta e-mail :
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh model cooperative learning tipe TAI terhadap hasil belajar IPS kelas V di SD Negeri Jurugentong, Banguntapan, Bantul. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan desain pretest-posttest control group design. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas V di SD Negeri Jurugentong Tahun Ajaran 2015/2016. Teknik pengambilan sampel dengan simple random sampling kelas VA (kelas eksperimen) dan kelas VB (kelas kontrol). Teknik pengumpulan data menggunakan tes objektif pilihan ganda. Metode analisis data yang digunakan adalah uji-t (independent sample t-test). Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t diperoleh thitung sebesar 5,779 dan dari tabel distribusi t diperoleh ttabel sebesar 2,0129 dengan nilai signifikasi < 0,05 yaitu sig. (2-tailed) 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa thitung> ttabel, jadi Ha diterima. Hal ini berarti bahwa model pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) berpengaruh meningkatkan hasil belajar IPS pada kelas V SD N Jurugentong, Banguntapan, Bantul. Kata kunci : Model pembelajaran kooperatif tipe TAI, hasil belajar IPS
ABSTRACT The aims of this study was to investigate the influence of cooperative learning model TAI type toward the student’s social sciences learning outcomes at grade fifth SD Negeri Jurugentong, Banguntapan, Bantul. This research is a quasi-experimental design with pretest-posttest control group design. The population was all students in fifth grade at SD N Jurugentong Academic Year 2015/2016. The sampling technique was simple random sampling between class VA (experimental class) and class VB (control group). The data collection technique used multiple choice objective tests. Methods of data analysis used the t-test (independent sample t-test). Results of hypothesis test used t-test obtained thitung of 5.779 and from t distribution table obtained ttable 2.0129 with a significance value < 0.05 is sig. (2-tailed) 0.000 <0.05. This showed that thitung> ttabel, so Ha is received. This means that the learning model TAI (Team Assisted Individualization) influential to improve student’s social sciences learning outcomes. Keywords: TAI type of cooperative learning model, Social sciences learning outcome
2 Jurnal Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Edisi Mei 2016
pelajaran dengan menu paket lengkap, selain
PENDAHULUAN Pendidikan
merupakan
tonggak
memuat ilmu pengetahuan, termuat pula nilai-
bangsa.
Pendidikan
nilai dan ketrampilan hidup. Ilmu pengetahuan
merupakan sebuah syarat bagi sebuah bangsa
sosial merupakan satu dari kesepuluh mata
untuk menuju suatu kemajuan untuk menjadi
pelajaran yang wajib di pelajari di tingkat dasar
bangsa yang lebih baik. Kemajuan teknologi
dan menengah. Berdasarkan hasil wawancara
dan
dalam
terhadap beberapa siswa mengatakan bahwa
mempengaruhi sebuah proses pembelajaran di
merasa bosan dalam mengikuti mata pelajaran
dalam pendidikan. Tujuan pendidikan adalah
IPS.
menciptakan seseorang yang berkualitas dan
disebabkan oleh materinya yang bersifat teoritis
berkarakter sehingga memiliki pandangan yang
dan bersifat hafalan, tetapi lebih disebabkan oleh
luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita
metode mengajar yang diterapkan oleh guru
yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara
kurang variatif sehingga iklim kelas pun menjadi
cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan.
tidak kondusif. Hal inilah yang membuat
keberhasilan
ilmu
suatu
pengetahuan,
ikut
serta
Pendidikan tingkat Sekolah Dasar (SD) merupakan lembaga pendidikan formal pertama
Kebosanan
ini
sesungguhnya
bukan
motivasi siswa menjadi rendah untuk tertarik pada mata pelajaran IPS.
bagi seorang anak memahami konsep-konsep
Menurut Solihatin dan Raharjo (2011:
dasar dalam berbagai mata pelajaran, juga
15) tinjuan dari pendidikan IPS adalah untuk
sebagai landasan menuju pendidikan menengah
mendidik dan memberikan bekal kemampuan
selanjutnya. Pendidikan dasar memiliki peran
dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri
penting dalam menyiapkan anak didik untuk
sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan
dapat belajar hal-hal yang akan mempengaruhi
lingkungannya serta berbagai bekal bagi siswa
kualitas pendidikan pada jenjang selanjutnya.
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
Dalam mencapai tujuan pembelajaran yang
lebih tinggi. Memperhatikan tujuan dan esensi
efektif tidak terlepas dari permasalahan belajar.
pendidikan IPS yang telah disebutkan diatas,
Permasalahan belajar selalu muncul seiring
sebaiksnya penyelenggara pembelajaran IPS
dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
mampu
teknologi.
membentuk kemampuan peserta didik yang
Setidaknya ada sepuluh mata pelajaran
mempersiapkan,
menguasai
pengetahuan,
membina,
sikap,
nilai,
dan
dan
yang wajib dipelajari peserta didik sesuai dengan
kecakapan dasar yang diperlukan bagi kehidupan
kurikulum pendidikan dasar dan menengah
di masyarakat.
seperti yang telah diatur dalam UU RI No.20
Berdasarkan
observasi
awal
yang
Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 37 Ayat 1.
dilakukan pada tanggal 10-11 Februari 2016
Sepuluh mata pelajaran tersebut merupakan mata
dapat dilihat pada saat proses pembelajaran mata
Pengaruh Model Team (Ratnaningsih Indriani)... 3
pelajaran IPS yang berlangsung di kelas V SD
menghargai teman dan sering terjadi saling ejek
Negeri
antar siswa.
Jurugentong,
menunjukkan
bahwa
Banguntapan,
Bantul,
pembelajaran
tersebut
Sehubungan
dengan
permasalahan
sampai saat ini kurang berhasil meningkatkatkan
tersebut, maka upaya peningkatan kualitas proses
minat belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS.
belajar mengajar dalam mata pelajaran IPS
Pembelajaran IPS yang sejatinya menarik, saat
merupakan kebutuhan yang sangat mendesak
ini berubah menjadi mata pelajaran yang
untuk dilakukan. Salah satu caranya yakni
membosankan bagi siswa karena materi IPS
menggunakan model Cooperative Learning tipe
yang memiliki porsi besar diajarkan dengan
Team Assisted Individualization atau Team
metode yang kurang tepat. Kurangnya minat
Accelerated Instruction (TAI).
terhadap
mata
pelajaran
yang
Model pembelajaran ini berangkat dari
menyebabkan hasil belajar yang kurang baik.
dasar pemikiran “getting better together” yang
Hal ini dapat dilihat ketika guru memberikan
menekankan pada pemberian kesempatan belajar
materi pelajaran siswa cenderung mengantuk
yang lebih luas dan suasana yang kondusif
karena mendengarkan metode mengajar “guru
kepada
berceramah
mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, dan
siswa
IPS
itulah
mendengarkan”.
Setiap
siswa
pembelajaran IPS, proses belajar mengajar lebih
ketrampilan
didominasi peran guru daripada siswa, tentu
kehidupannya
kurang
pembelajaran
relevan
dan
akan
menimbulkan
verbalisme bagi pemahaman siswa.
untuk
sosial di
memperoleh
yang
bermanfaat
masyarakat.
dengan
serta
bagi
Di
dalam
menggunakan
model
Cooperative Learning, siswa bukan hanya
Pembelajaran IPS dikelas masih bersifat
belajar dan menerima apa yang disajikan oleh
teacher centered, sehingga kreativitas siswa
guru dalam pembelajaran, melainkan dapat
cenderung terbatas. Selain itu, hasil belajar dari
belajar dari siswa lainnya serta mempunyai
mata pelajaran tersebut diketahui melalui tes
kesempatan untuk membelajarkan siswa yang
formatif yang dilakukan dan hasilnya kurang
lain. disamping itu, kemampuan siswa untuk
memuaskan. Hasil belajar siswa mata pelajaran
belajar mandiri dapat lebih ditingkatkan.
IPS pada ulangan tengah semester menunjukkan
Tipe Team Assisted Individualization ini
hasil yang rendah yaitu dengan nilai rata-rata
mengkombinasikan keunggulan pembelajaran
kelas sebesar 65,6 dimana hasil tersebut belum
kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini
memenuhi KKM. Prosentase perolehan nilai
dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar
hasil ulangan IPS tengah semester yang belum
siswa secara individual. Oleh karena itu kegiatan
lulus KKM sebanyak 90% dari jumlah siswa
pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk
keseluruhan. Selain pada prestasi belajar, hasil
pemecahan masalah. Ciri khas pembelajaran
observasi juga menunjukkan bahwa beberapa
kooperatif tipe Team Assisted Individualization
siswa masih sulit ketika diajak untuk bekerja
adalah setiap siswa secara individual belajar
secara
materi pembelajaran yang sudah disiapkan oleh
berkelompok,
siswa
juga
kurang
4 Jurnal Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Edisi Mei 2016
guru. Hasil
belajar individual dibawa ke
kelompok-kelompok yang sudah dibentuk untuk
Tabel 1. Desain Eksperimen Pretest-Posttest Control Group Design
didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok,
dan
semua
anggota
kelompok
bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama. Melalui implementasi model cooperative learning tipe Team Asisted Individualization (TAI) tersebut pada mata pelajaran IPS di SD diharapkan
akan
memberi
variasi
model
pembelajaran yang tidak bersifat monoton.
Kel. KE KK Keterangan:
Team Assisted Individualization Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Kelas V di SD
: pretest kelompok eksperimen
O2
: posttest kelompok eksperimen
O3
: pretest kelompok kontrol
O4
: posttest kelompok kontrol
X1
: Perlakuan dengan menggunakan model TAI
Penelitian
ini
penelitian
eksperimen.
eksperimen
ini
menggunakan
jenis
Penelitian
jenis
bermaksud
untuk
mencari
hubungan sebab akibat dengan memberikan perlakuan khusus kepada kelas eksperimen dan membandingkannya
dengan
eksperimen
dalam
kelas
kontrol.
penelitian
ini
menggunakan penelitian eksperimental Quasi Nonequivalent
Control
Group
Design. Penelitian kuasi eksperimen dipilih peneliti
ingin
menerapkan
sesuatu
tindakan atau perlakuan. Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah PretestPosttest
Control
: Perlakuan dengan menggunakan model konvensional
Waktu dan Tempat Penelitian
yang
terletak
di
Kecamatan
Banguntapan Kabupaten Bantul Yogyakarta.
Jenis Penelitian
karena
X2
Jurugentong
METODE PENELITIAN
Eksperiment
Posttest O2 O4
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri
Negeri Jurugentong, Banguntapan, Bantul”.
Metode
Treatment X1 X2
O1
Untuk itu, peneliti mengambil judul “Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe
Pretest O1 O3
Group
Design.
Menurut
Sugiyono (2011: 76), desain eksperimen ini digambarkan sebagai berikut:
Penelitian pengaruh
yang
bertujuan
penggunaan
model
untuk
melihat
pembelajaran
kooperatif tipe team assisted individualization terhadap hasil belajar ini dilaksanakan pada saat pembelajaran IPS berlangsung di kelas V. Adapun pelaksanaan penelitian serta perlakuan terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mengikuti kalender akademik dengan mengambil waktu Semester Genap Tahun Ajaran 2015/2016. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V di SD Negeri Jurugentong yang terdiri dari dua kelas dengan total keseluruhan siswa berjumlah 66 siswa. Kelas V A terdiri dari 34 orang dan kelas V B terdiri dari 32 siswa. Penelitian pengumpulan
ini
sampel
menggunakan probabilitty
teknik sampling
dengan teknik simple random sampling. Simple
Pengaruh Model Team (Ratnaningsih Indriani)... 5
random
sampling
sampel
yang
merupakan
Instrumen dalam penelitian ini dibuat untuk
pengambilan anggota sampel dari populasi
mengukur adanya pengaruh model pembelajaran
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
kooperatif tipe team assisted individualization
strata
tersebut
terhadap hasil belajar siswa. Atas dasar hal
(Sugiyono, 2011: 82). Dalam penelitian ini ada
tersebut, maka instrumen yang digunakan dalam
24 subjek yang dipilih pada tiap grup, baik
penelitian ini adalah tes hasil belajar. Tes berisi
eksperimen maupun kontrol dilakukan secara
sekumpulan pertayaan yang harus dijawab oleh
acak oleh peneliti.
responden.
Teknik Pengumpulan Data
kognitif, yaitu tes yang digunakan untuk
ada
sederhana
Instrumen Penelitian
karena
yang
bersifat
pengambilan
dalam
populasi
Tes ini berupa tes hasil belajar
Teknik pengumpulan data yang digunakan
mengukur pencapaian siswa setelah mempelajari
dalam penelitian ini yakni menggunakan tes. Tes
materi. Tujuannya yakni untuk mengetahui
merupakan
dimana
seberapa jauh siswa menguasai materi yang
individual yang dites direpresentasikan dengan
diberikan oleh guru serta untuk mengetahui
suatu set stimuli jawaban mereka yang dapat
peningkatan hasil belajar kognitif pada mata
menunjukkan ke dalam angka. Subjek dalam hal
pelajaran IPS dengan menggunakan model
ini, harus bersedia mengisi item-item dalam tes
pembelajaran TAI.
prosedur
sistematik
yang sudah direncanakan sesuai dengan pilihan
Tes hasil belajar ini terdiri dari soal pilihan
hati dan pikiran guna menggambarkan respons
ganda sebanyak 25 soal dengan materi usaha
subjek terhadap item yang diberikan (Sukardi,
memperjuangkan
2003: 138). Pemberian soal tes tersebut seperti
Indonesia masing-masing nomor memiliki empat
berikut:
alternatif jawaban (a, b, c, dan d) dengan satu
proklamasi
kemerdekaan
1. Pretest diberikan pada kelas esperimen
pilihan jawaban benar. Penilaian dalam tes ini
maupun kelas kontrol untuk mengetahui
jawaban benar diberi skor 1 dan apabila jawaban
kemampuan awal siswa sebelum diberi
salah diberi skor 0 untuk soal pilihan ganda. Tes
perlakuan.
hasil belajar kognitif ini disusun berdasarkan
2. Pemberian perlakuan tindakan kepada kelompok eksperimen maupun kelas kontrol dan pemberian materi sesuai kurikulum yang berlaku.
kelas
kontrol
Uji Coba Instrumen Uji coba instrumen perlu dilakukan sebelum penelitian. Hal ini dimaksudkan agar
3. Posttest diberikan pada kelas eksperimen maupun
kisi-kisi yang terlebih dahulu telah dibuat.
pada
instrumen yang akan digunakan dalam mengukur
akhir
variabel memiliki validitas dan reliabilitas sesuai
pembelajaran untuk mengetahui sejauh
dengan ketentuan. Tes hasil belajar siswa yang
mana materi yang dapat dikuasai oleh
digunakan sebagai soal pretest dan posttest harus
siswa setelah diberi perlakuan.
memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Uji validitas dilakukan dengan menghitung nilai rxy,
6 Jurnal Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Edisi Mei 2016
nilai indeks korelasi dihitung sebanyak jumlah
memiliki distribusi normal berarti mempunyai
butir pertanyaan. Pada pengujian alat ukur
sebaran yang normal pula, yang berarti data
penggunaan
tersebut dianggap dapat mewakili populasi.
penelitian
dapat
menunjukan
seberapa besar alat untuk penelitian mampu
Pengujian
mengukur variabel yang terdapat dalam suatu
menggunakan uji Kolmogrov Smirnov melalui
penelitian.
bantuan program SPSS versi 22. Data tersebut
Uji
dalam
penelitian
ini
dikatakan normal apabila probabilitas (sig) >
menggunakan uji validitas isi dan item. Adapun
0,05, pada uji normalitas Kolmogorov Smirnov.
harga kritik untuk validitas butir adalah 0,3.
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui
Artinya apabila
lebih besar atau sama dengan
sampel berasal dari populasi yang homogen atau
≥ 0,3), nomor butir tersebut dikatakan
tidak dengan membandingkan kedua variasinya.
valid. Sebaliknya, apabila (
penelitian
dalam
ini
0,3 (
validitas
normalitas
lebih kecil dari 0,3
, nomor butir tersebut dikatakan
tidak valid. Reliabilitas tingkat
keajegan
pengukuran.
Untuk
berkenaan dengan
atau
ketetapan
mengetahui
hasil apakah
instrumen tersebut reliabel atau tidak, langkah selanjutnya adalah mengonsultasikan dengan harga kritik atau standar reliabilitas. Harga kritik atau indeks reliabilitas adalah 0,7. Artinya suatu instrumen dikatakan reliabel jika mempunyai koefisien Alpha sekurang-kurangnya 0,7 (Eko Putro Widiyoko, 2016: 201). Setelah diuji melalui validitas, hasil perhitungan menunjukkan bahwa terdapat lima butir soal yang tidak valid dan harus digugurkan, sehingga soal yang layak
Sebelum dilakukan uji hopotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji homogenitas. Apabila uji prasyarat analisis tersebut terpenuhi maka analisis untuk uji penelitian
dapat
dilakukan.
homogenitas
dilakukan
terhadap
sebaran data dari kedua kelas yaitu kelas kontrol maupun kelas eksperimen secara bersamaan tujuannya adalah untuk mengetahui apakah varians dari data kedua kelas eksperimen tersebut homogen atau tidak. Data tersebut homogen jika probabilitas (sig) > 0,05. Pengujian hipotesis menggunakan uji-t (ttest) dengan bantuan program SPSS versi 22. Uji ini dapat dilakukan apabila kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dan homogen. Pengujian hipotesis yang dilakukan dengan analisis Independent Sampel T-test. Setelah dilakukan uji t maka nilai rasio yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan tabel pada taraf nyata dan derajat bebas tertentu. Kriteria
untuk penelitian sebanyak 20 butir soal.
hipotesis
Pengujian
Uji
normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi data normal atau tidak. Data yang
penerimaan atau penolakan Ho pada taraf signifikansi 0,05 menggunakan program SPSS versi 22 adalah sebagai berikut: a. Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak, dan Ha diterima, jika Sig < 0,05. b. Jika thitung < ttabel maka Ho diterima, dan Ha ditolak, jika Sig > 0,05.
Pengaruh Model Team (Ratnaningsih Indriani)... 7
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
rerata
nilai
posttest
79,79
sehingga
Berdasarkan analisis data awal, hasil
peningkatannya yaitu 40,48. Hasil tersebut
perhitungan diperoleh nilai rata-rata untuk kelas
menunjukkan bahwa hasil belajar IPS siswa yang
eksperimen (VA) adalah 38, 95; sementara rata-
menggunakan model cooperrative learning tipe
rata kelas kontrol (VB) adalah 43,54. Sehingga
TAI lebih tinggi daripada hasil belajar IPS siswa
dari analisis data awal diperoleh Sig. ˃ 0,05
yang menggunakan pembelajaran konvensional.
pada uji normalitas. Pada uji homogenitas juga
Hal ini diperkuat dari uji hipotesis nilai posttest
menunjukkan hasil yang sama seperti uji
hasil belajar IPS. Pada uji hipotesis tersebut,
normalitas yakni pretest dengan sig. 0,443 dan
diperoleh nilai thitung sebesar 5,779. Nilai thitung >
posttest dengan sig. 0,580. Jadi kesimpulannya
ttabel (5,779 > 2,0129) dan nilai signifikasi < 0,05
adalah kedua kelas berasal dari kondisi yang
yaitu sig. (2-tailed) 0,000 < 0,05. Artinya, H0
sama dan dapat diberi perlakuan, yaitu kelas
(Hipotesis Nol) ditolak dan Ha (Hipotesis
eksperimen
dengan
Alternatif) diterima, sehingga dapat disimpulkan
menggunakan model kooperatif learning tipe
bahwa: “adanya pengaruh yang positif model
TAI (Team Assisted Individualization) dan kelas
pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Asissted
konttrol
Individualization) dalam meningkatkan hasil
diberi
dengan
perlakuan
menggunakan
model
pembelajaran konvensional.
belajar mata pelajaran IPS pada kelas V di SD N
Nilai rata-rata kelas kontrol dan kelas
Jurugentong, Banguntapan, Bantul. Menurut Slavin (2005: 4) dalam kelas
eksperimen
kooperatif
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
para
siswa
diharapkan
saling
membantu, saling mendiskusikan, dan saling berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan Pretest Posttest
yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Sejalan
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
dengan
pendapat
Slavin,
dalam
penelitian ini keberhasilan belajar peserta didik bukan semata-mata ditentukan oleh kemampuan
Gb.1 Diagram Nilai Rata-Rata Kelas Kontrol
individu secara utuh, melainkan hasil belajar
dan Eksperimen
akan semakin baik apabila dilakukan secara
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh
bersama-sama
dalam
kelompok-kelompok
rerata nilai pretest kelas kontrol (VB) yaitu 43,54
belajar kecil yang terstruktur dengan baik. Salah
kemudian pada rerata nilai posttest meningkat
satunya dengan menggunakan pembelajaran
menjadi 67,08 sehingga peningkatannya yaitu
kooperatif
23,54. Sedangkan rerata nilai pretest kelas
Individualization).
tipe
TAI
Sebagaimana
eksperimen (VA) yaitu 38, 95 kemudian pada (2005:
190),
salah
(Team
dijelaskan satu
Assisted
oleh
kelebihan
Slavin dari
8 Jurnal Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Edisi Mei 2016
pembelajaran kooperatif tipe TAI
(Team
menyatakan bahwa dengan menggunakan Team
Assisted Individualization) adalah membantu
Assisted Individualization dapat meminimalisasi
siswa yang lemah dalam menyelesaikan masalah
keterlibatan
belajar dan siswa juga diajarkan bagaimana
operasional yang sederhana menjadikan siswa
bekerja sama dalam suatu kelompok untuk
lebih antusias dalam mempelajari materi IPS
melatih
yang diberikan.
agar
bertanggungjawab
dalam
guru,
karena
dengan
teknik
kelompok. Berdasarkan penelitian yang telah
Menurut BSNP (2006: 1), salah satu
dilakukan, model pembelajaran kooperatif tipe
tujuan dari pelajaran IPS yakni memiliki
TAI
Individualization)
kemampuan untuk berpikir logis dan kritis, rasa
berdampak positif dalam meningkatkan hasil
ingin tahu, memecahkan masalah, memiliki
belajar siswa, sebab dalam pembelajaran ini
kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama
siswa bekerja sama dalam kelompok untuk
dengan baik. Berdasarkan tujuan pembelajaran
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru
IPS
sehingga mereka lebih berani untuk aktif
mengunakan Team Assisted Individualization
bertanya kepada kelompoknya apa saja yang
ikut
belum mereka pahami. Karena dengan temannya
pembelajaran IPS karena dengan menggunakan
sendiri tidak ada rasa enggan, rendah diri,
model
canggung, dan takut sehingga para siswa akan
kemampuan bekerjasama, memecahkan masalah
lebih termotivasi untuk mempelajari materi-
dalam kelompok dan dilatih agar memiliki
materi yang diberikan oleh guru.
keterampilan dala berbagai hal yang terkait
(Team
Assisted
Materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan
tersebut,
berperan
ini
pembelajaran
dalam
peserta
dengan
mencapai
didik
agar
tujuan
memiliki
dengan kehidupan sosial kemasyarakatan.
Sosial (IPS) dengan meggunakan Tem Assisted
PENUTUP
Individualization (TAI) dapat merangsang siswa
Simpulan
untuk berpikir dan memecahkan masalah. Hal ini
maka
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
sesuai dengan salah satu komponen Tem Assisted
pembahasan dapat disimpulkan ada pengaruh
Individualization (TAI) yang dikemukakan oleh
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
Slavin (2005: 195) yakni whole class units yaitu
TAI (Team Assisted Individualization) terhadap
pemberian materi kembali diakhir pembelajaran
hasil belajar mata pelajaran IPS pokok bahasan
dengan
perjuangan
menggunakan
strategi
pemecahan
masalah.
mempersiapkan
proklamasi
kemerdekaan pada kelas V di SD Negeri Assisted
Jurugentong”, dengan rata-rata hasil belajar kelas
Individuaalization (TAI) dalam penelitian ini
eksperimen adalah 79,79, sedangkan hasil
dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam
belajar kelas kontrol adalah 69,08. Berdasarkan
proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan
uji hipotesis diperoleh nilai thitung sebesar 5,779.
pendapat Miftahul Huda (2013: 200) yang
Nilai thitung > ttabel (5,770 > 2,0129) dan nilai
Penggunaan
Team
Pengaruh Model Team (Ratnaningsih Indriani)... 9
signifikasi < 0,05 yaitu sig. (2-tailed) 0,000 <
meningkatkan
0,05. Artinya, H0 (Hipotesis Nol) ditolak dan Ha
maksimal.
(Hipotesis Alternatif) diterima artinya bahwa
DAFTAR PUSTAKA
hasil belajar kedua kelompok tersebut berbeda secara signifikan. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa : Pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) berpengaruh terhadap hasil belajar IPS.
prestasi
belajarnya
dengan
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Jakarta: BP. Cipta Jaya Eko Putro Widoyoko. 2016. Evaluasi Program Pembelajaran.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Saran Berdasarkan beberapa
saran
menyangkut
hasil yang
dengan
penelitian,
ada
dapat
dikemukakan
model
pembelajaran
kooperatif tipe TAI: Bagi pendidik dalam proses belajar mengajar pendidik hendaknya mampu menciptakan suasana belajar yang mampu meembuat siswa menjadi aktif, antara lain dengan menerapkan model pembelajaran yang bervariasi, salah satunya yaitu dengan model pebelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization). Pendidik dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) pada materi pokok yang lainnya. Bagi Peserta Didik dalam setiap proses pembelajaran diharapkan siswa selalu bersikap aktif. Peserta didik hendaknya selalu
Etin Solihatin dan Raharjo. (2011). Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara Miftahul Huda. (2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar Robert E. Slavin. (2005). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Suharsimi Arikunto. (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta