PENGARUH KEAKTIFAN MENGIKUTI MENTORING TERHADAP KEDISIPLINAN BERIBADAH MAHASISWA LEMBAGA DAKWAH KAMPUS (LDK) DARUL AMAL STAIN SALATIGA TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Disusun Oleh: SITI FATIMAH 11110118
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2014
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka penelitian ini: Nama
: Siti Fatimah
NIM
: 111 10 118
Jurusan / Progdi
: TARBIYAH / PAI
Judul
:PENGARUH
KEAKTIFAN
MENGIKUTI
MENTORING TERHADAP KEDISIPLINAN BERIBADAH
MAHASISWA
LEMBAGA
DAKWAH KAMPUS (LDK) DARUL AMAL STAIN SALATIGA TAHUN 2014 Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 8 Agustus 2014 Pembimbing
Fatchurrohman, M.Pd. NIP. 19710309 200003 1001
1
SKRIPSI PENGARUH KEAKTIFAN MENGIKUTI MENTORING TERHADAP KEDISIPLINAN BERIBADAH MAHASISWA LEMBAGA DAKWAH KAMPUS (LDK) DARUL AMAL STAIN SALATIGA TAHUN 2014
DISUSUN OLEH SITI FATIMAH NIM : 111 10 118 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada hari Senin tanggal 22 September 2014 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana (S1) Kependidikan Islam
Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji
: Achmad Maimun, M.Ag
Sekretaris Penguji
: Sukron Ma‟mun, M.Si
Penguji I
: Prof.Dr. Mansur, M.Ag
Penguji II
: Siti Rukhayati, M.Ag
Penguji III
: Fatchurrohman, M.Pd
Salatiga, 22 September 2014 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd NIP. 19670112 199203 1 005
2
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Siti Fatimah
NIM
: 111 10 118
Jurusan
: Tarbiyah
Progdi
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 8 Agustus 2014 Penulis
Siti Fatimah NIM : 111 10 118
3
MOTTO
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (Q.S. Adz-Dzariyaat: 56)
4
v
PERSEMBAHAN
Penelitian ini penulis persembahkan untuk: 1. Kepada almamaterku STAIN Salatiga 2. Kedua orang tuaku (Ahmad Suwandi dan Sri Wahyuni), ayahanda dan ibunda tercinta wanita yang telah melahirkan penulis, yang selalu memotivasi mengusahakan agar anaknya bisa terus menuntut ilmu, serta mendoakanku dan berkorban berupa moril maupun materil sehingga penulis berhasil menyelesaikan studi (jihad) di STAIN Salatiga.
“Robbighfirlii
waliwalidayya
warhamhumaa
kamaa
robbayaani shaghiiraa. Amin” 3. Guru-guruku di MADIN Nurul Huda, serta guru-guruku di MI hingga Perguruan Tinggi ini, yang tidak bisa disebut satu per satu yang telah memberikan ilmunya kepada penulis sehingga apa yang penulis dapat sekarang ini tidak lain atas jasa-jasamu jua. 4. “Qucing q”, terimakasih banyak atas perhatian dan kesabaran Abang mencintaiku, menyayangi, menemani, membimbing, memberi arahan dan memotivasiku. Bersamamu aku banyak belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik sehingga kita bersama-sama dapat menjalani ini semua untuk meraih mimpi-mimpi yang kita cita-citakan bersama. 5. Ketua Umum Lembaga Dakwah Kampus beserta jajarannya, yang telah memberikan izin kepada penulis sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian di Lembaga Dakwah Kampus dengan lancar.
5
Sahabat-sahabatku akhii wa ukhtii tercinta yang ada di Lembaga Dakwah Kampus STAIN Salatiga yang selalu memberi penyemangat dan bantuannya demi kelancaran dalam penulisan skripsi ini. Perjuangan kita masih panjang dan tetaplah semangat dalam dakwah karena kita adalah pilihan yang bertugas melanjutkan perjuangan pewaris para Nabi. 6. Murobbiku, Bu Tatik dan Ukhti Sani yang senantiasa mendoakan penulis kapan pun, selalu memotivasi dan membantu penulis dalam segala hal. Terimakasih atas segala bantuannya yang penulis tidak dapat
membalasnya,
semoga
amal
kebaikan
ibu
senantiasa
mendapatkan balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Mohon maaf apabila selama dalam mentoring saya banyak salah dan sering membuat hati tidak berkenan. 7. Sahabat-sahabatku di Al-Firdaus (Khusnul, Ika, Yani, Nure) yang selalu menjadi penyemangat dan membantuku dalam segala hal. Terimakasih semua, semoga persahabatan kita tetap langgeng walaupun besok kita sudah tidak bersama-sama lagi. 8. Teman-teman PAI C, trimakasih atas kekompakan kalian semua untuk berlomba-lomba dalam meraih prestasi. Semoga kita semua diberikan ilmu yang bermanfaat dan barokah. Aamiin. 9. Semua pihak yang membantu penyusunan skripsi ini hingga dapat terselesaikan. Jazakumullah bi ahsanil jaza‟.
6
KATA PENGANTAR
vii
Dengan asma Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah melimpahkan segala rahmat, taufiq serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas dalan penulisan laporan penelitian ini dengan lancar. Selanjutnya, sholawat beserta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada beliau Nabi agung Muhammad SAW. Beserta keluarga, kerabat, sahabat dan orang-orang yang senantiasa berada dalan ajarannya. Yang ada di hadapan pembaca ini adalah laporan penelitian yang berjudul: PENGARUH
KEAKTIFAN
KEDISIPLINAN
MENGIKUTI
BERIBADAH
MENTORING
MAHASISWA
TERHADAP
LEMBAGA
DAKWAH
KAMPUS (LDK) DARUL AMAL STAIN SALATIGA TAHUN 2014 Yang selanjutnya dalam kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga 2. Ketua Jurusan Tarbiyah Bapak Suwardi, M.Pd. 3. Bapak Rasimin, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PAI Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. 4. Bapak
Fatchurrohman, M.Pd.,
selaku pembimbing yang telah
membimbing dalam penyusunan laporan penelitian ini serta memberikan
7
pengarahan penulis dengan tulus dan tanpa rasa bosan demi menghasilkan skripsi yang baik dan berkualitas. 5. Bapak Drs. Djoko Sutopo, selaku Pembimbing Akademik di Sekolah Tinggi Agama Islam yang telah memberikan arahan, motivasi dan bantuannya dengan ikhlas sehingga penulis dapat melewati proses studi di STAIN Salatiga ini dari awal hingga akhir dengan lancar. Kepada semua pihak tersebut, semoga amal baiknya mendapatkan imbalan yang tak terhingga dari Allah SWT dan tergolong sebagai amal yang sholih yang diridhoi oleh-Nya. Di dalam kami mengadakan penelitian tentunya ada kekurang, mungkin disaat wawancara atau waktu yang kami lakukan begitu singkat, tetapi setidaknya ada hasil analisis dan kesimpulan yang kami lakukan dalam penelitian ini, kritik dan saran yang membagun begitu kami harapkan demi kemajuan yang lebih baik. Akhirnya harapan penulis, semoga laporan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi penulis, serta seluruh masyarakat di kampus STAIN Salatiga. Amin ya Robbal alamin.
Salatiga, 8 Agusutus 2014
Penulis
8
ABSTRAK
Fatimah, Siti. 2014. Pengaruh Keaktifan Mengikuti Mentoring Terhadap Kedisiplinan Beribadah Mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN Salatiga Tahun 2014. Pembimbing : Fatchurrohman, M.Pd. Kata kunci
: Keaktifan Mengikuti Mentoring, Kedisiplinan Beribadah
Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui adakah pengaruh keaktifan mengikuti mentoring terhadap kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK Darul Amal STAIN Salatiga tahun 2014. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: 1. Bagaimana keaktifan mahasiswa dalam mengikuti kegiatan mentoring di Lembaga Dakwah Kampus Darul Amal STAIN Salatiga Tahun 2014 2. Bagaimana kedisiplinan beribadah mahasiswa di Lembaga Dakwah Kampus Darul Amal STAIN Salatiga Tahun 2014 3. Adakah pengaruh antara keaktifan mengikuti mentoring terhadap kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK Darul Amal STAIN Salatiga tahun 2014. Adapun subyek penelitian ini adalah seluruh anggota LDK dengan sampel anggota LDK yang aktif mengikuti kegiatan mentoring, dan dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode angket, observasi, dokumentasi. Temuan peneliti menunjukkan bahwa keaktifan mengikuti kegiatan mentoring mahasiswa LDK pada tahun 2014 tergolong baik yaitu memperoleh skor 55-59 sebanyak 22 orang mencapai persentase 55%, untuk kategori cukup memperoleh skor antara 50-54 sebanyak 14 orang mencapai persentase 35%, dan untuk kategori kurang memperoleh skor 45-49 sebanyak 4 orang mencapai persentase 10%. Sedangkan mengenai kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK kategori baik adalah 67,5% yaitu memperoleh skor antara 54-59 dengan jumlah 27 responden,tingkat kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK dalam kategori cukup adalah 30% dengan memperoleh skor antara 48-53 dengan jumlah 12 responden, untuk kategori kurang adalah 2,5% yaitu memperoleh skor antara 42-47 dengan jumlah 1 responden. Setalah dianalisis menggunakan product moment diperoleh nilai rxy sebesar 0,454 lebih besar dari r tabel 0,312 pada taraf signifikansi 5% dan 0,403 pada taraf signifikansi 1%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang sangat signifikan antara keaktifan mengikuti kegiatan mentoring terhadap kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK Darul Amal STAIN Slatiga tahun 2014.
9
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................
iv
MOTTO .....................................................................................................
v
PERSEMBAHAN .....................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ...............................................................................
viii
ABSTRAK ................................................................................................
x
DAFTAR ISI .............................................................................................
xi
DAFTAR DIAGRAM DAN TABEL .......................................................
xiiv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang Masalah .....................................
1
B. Rumusan masalah ...............................................
5
C. Tujuan Penelitian ...............................................
6
D. Hipotesis Penelitian ...........................................
6
E. Manfaat Penelitian .............................................
7
F. Definisi Operasional ...........................................
9
G. Metodologi Penelitian ........................................
16
H. Sisitematika Penulisan .......................................
23
KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Keaktifan Mengikuti Mentoring .................. a. Pengertian Keaktifan Mengikuti
10
26
Kegiatan Mentoring ...............................
26
b. Landasan Mentoring ..............................
30
c. Komponen Mentoring ...........................
32
xi
d. Bentuk Keaktifan Mengikuti Mentoring
36
e. Tujuan Mentoring ..................................
41
2. Kedisiplinan Beribadah a. Pengertian Kedisiplinan ........................
46
b. Macam-macam Kedisiplinan .................
48
c. Pengertian Ibadah ..................................
51
d. Bentuk dan Sifat Ibadah ........................
52
e. Macam dan Ruang Lingkup Ibadah ......
56
f. Kedisiplinan dalam Menjalankan Ibadah ....................................................
56
g. Faktor Kedisiplinan Beribadah ..............
58
h. Manfaat Kedisiplinan Beribadah ...........
60
B. Kajian Pustaka ...................................................
61
C. Analisis Hubungan aktifitas mengikuti kegiatan mentoring dengan perilaku religiusitas ............. BAB III
62
LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................
64
1. Sejarah Berdirinta LDK ...............................
64
2. Visi Misi LDK .............................................
66
3. Struktur Organisasi LDK .............................
67
11
4. Gambaran Umum Bidang Kaderisasi ..........
68
B. Penyajian Data Penelitian ................................
71
1. Data Responden ...........................................
71
2. Data Tentang Jawaban Angket Keaktifan Mengikuti Kegiatan Mentoring ...................
73
xii
3. Data Tentang Jawaban Angket Kedisiplinan Beribadah .................................................... BAB IV
BAB V
75
ANALISIS DATA A. Analisis Pertama ..........................................
78
B. Analisis kedua ..............................................
88
C. Analisis ketiga ..............................................
97
D. Analisis Uji Hipotesis ...................................
100
PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................
102
B. Saran-saran .......................................................
103
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN
12
DAFTAR DIAGRAM DAN TABEL
Diagram
Struktur Organisasi Lembaga Dakwah Kampus Tahun 2014 ...............................................................
67
Tabel 1
Daftar Nama Responden ...........................................
72
Tabel 2
Rekapitulasi Jawaban Angket Keaktifan Mengikuti Kegiatan Mentoring ..................................................
73
Tabel 3
Rekapitulasi Jawaban Kedisiplinan Beribadah ........
75
Tabel 4
Daftar Hasil Angket Keaktifan Mengikuti Kegiatan Mentoring ................................................................
Tabel 5
Daftar Nilai Distribusi Frekuensi Keaktifan Mengikuti Kegiatan Mentoring ................................
Tabel 6
87
Daftar Hasil Angket Tentang Kedisiplinan Beribadah ..................................................................
Tabel 10
84
Distribusi Frekuensi Jawaban Aktifitas Mengikuti Kegiatan Mentoring .................................................
Tabel 9
83
Data Nominasi Interval Keaktifan Mengikuti Kegiatan Mentoring .................................................
Tabel 8
81
Interval Skor Keaktifan Mengikuti Kegiatan Mentoring ................................................................
Tabel 7
79
88
Daftar Nilai Distribusi Frekuensi Tentang Kedisiplinan Beribadah ............................................
90
Tabel 11
Interval Skor Kedisiplinan Beribadah......................
93
Tabel 12
Data Nominasi Interval Tentang Kedisiplinan Beribadah...................................................................
Tabel 13
Distribusi Frekuensi Jawaban Tingkat Kedisiplinan Beribadah .................................................................
Tabel 14
94
96
Persiapa Untuk Mencari Korelasi Antara Keaktifan Mengikuti Kegiatan Mentoring Dengan Kedisiplinan Beribadah ............................................
13
98
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang paling utama dalam mencetak pribadi menuju kepada perubahan besar dalam membangun negara yang beradab. Pendidikan agama Islam merupakan dasar pertama kali dari suatu pendidikan yang harus diajarakan kepada anak sejak kecil. Pendidikan agama Islam yang diajarkan kepada manusia pada hakekatnya bukanlah sekedar transformasi pengetahuan, akan tetapi juga harus menyangkut aspek sikap dan kesadaran beragama maupun aspek untuk mengamalkan di tengah-tengah lingkungn pergaulan masyarakat. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga merupakan sebuah kampus berbasis agama, yang berusaha menanamkan nilai-nilai keislaman dan mempunyai visi “menjadi perguruan tinggi yang berkualitas dalam
mewujudkan
keseimbangan
kecerdasan
intelektual,
kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual”. Dari visi tersebut kemudian diturunkan beberapa misi yang salah satunya adalah “mengantarkan mahasiswa memiliki kemantapan aqidah, kedalaman spiritual
dan keluasan ilmu pengetahuan”
(Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan STAIN Salatiga Tahun 2010/2011), hal itu dibuktikan dengan diadakannya sholat wajib tepat waktu dan berjama‟ah, praktikum ibadah, Baca Tulis Qur‟an (BTQ) untuk menunjang kelancaran serta kefasihan dalam membaca Al-Qur‟an, berpakaian sopan, rapi,
14
mengerjakan perbuatan yang diperintahkan Allah serta menjauhi perbuatanperbuatan yang dilarang-Nya dan masih banyak yang lainnya. Selain hal tersebut, salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa juga mencanangkan program mentoring yang dikoodinatori oleh Lembaga Dakwah Kampus STAIN Salatiga yang diikuti oleh anggota Lembaga Dakwah Kampus sebagai program keagamaan untuk menambah pengetahuan keislaman yang materinya aplikatif. Diharapkan melalui mentoring ini moral pemuda atau mahasiswa lebih terjaga karena pemuda adalah wajah masa depan bangsa. Kegiatan mentoring merupakan salah satu sarana dakwah untuk meningkatkan kedalaman ilmu agama agar mempunyai kemantapan aqidah mengantarkan mahasiswa memiliki keseimbangan spiritual dan intelektual. Menurut Smith (dalam Maryadi dkk, 2012: 6), mentoring adalah suatu proses interaksi antara mentor (individu yang lebih berpengalaman) dengan mentee (sasaran mentoring atau objek mentoring) untuk membantu mengembangkan beberapa hal yang diantaranya adalah pengembangan diri, pengetahuan dan memperbesar jaringan, serta pencapaian prestasi dan karir. Sedangkan menurut Ruswandi dan Adeyasa (dalam Maryadi dkk, 2012: 6), menyatakan bahwa mentoring agama islam merupakan salah satu sarana tarbiyah islamiyah (pembinaan islami), yang di dalamnya dilakukan pembelajaran islam. Secara umum pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa mentoring islam merupakan salah satu sarana untuk berinteraksi dengan fitrah manusia baik secara langsung (kata-kata) maupun secara tidak langsung (melalui
15
keteladanan), untuk memproses perubahan manusia secara baik, memperluas pengetahuan tentang segala aspek keislaman. Landasan operasional kegiatan mentoring seperti telah dituliskan oleh Maryadi dkk, (2012: 9) adalah sebagai berikut: a. Tujuan Pendidikan Nasional Pendidikan Nasional bertujuan untuk “mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (UU.SPN Bab II Pasal 3) b. Tujuan Dakwah Kampus 1. Adanya suplai alumni yang berafiliasi kepada islam dan optimalisasi peran kampus dalam upaya mentransformasi masyarakat menuju masyarakat islami 2. Membentuk generasi baru kaum beriman anggota civitas akademika yang berpegang pada Islam yang benar, dan bekerja untuk memformat ummat dengan format Islam dalam semua aspek kehidupan c. Sarana Dakwah Kampus 1. Terbentuknya lingkungan kondusif bagi kehidupan islami di kampus 2. Terbentuknya opini ketinggian islam dikalangan kampus 3. Terbentuknya kesinambungan barisan pendukung dakwah
16
Kegiatan mentoring agama Islam ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas dakwah yang juga mempunyai landasan seperti dijelaskan dalam Firman Allah Q.S. Ali-Imran: 110
Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik” . Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga merupakan sebuah lembaga dari salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang berada di kampus STAIN Salatiga yang telah menyelenggarakan kegiatan mentoring sejak pertama kali berdiri yaitu 28 April 2002. Kegiatan mentoring ini mempunyai misi membekali mahasiswa untuk menyeimbangkan kecerdasan fikriyah, ruhiyah dan jasadiyah yang nantinya peserta yang telah mengikuti kegiatan mentoring tersebut akan terbentuk generasi Islami, mempunyai akidah yang kuat, berakhlakul karimah, mandiri, tertata waktunya yang akhirnya peserta mentoring senantiasa terbiasa disiplin dalam beribadah. Namun realita yang terjadi masih ada mahasiswa LDK yang kurang memahami lebih mendalam tentang visi dan misi tersebut. Misalnya masih terdapat sebagian mahasiswa yang sering menunda sholat, kurang termotivasi
17
untuk melaksanakan sholat berjama‟ah di masjid, dan masih ada mahasiswa yang belum lancar membaca Al-Qur‟an. Selain itu dalam segi pergaulan antar lawan jenis agaknya kurang begitu memperhatikan ajaran-ajaran agama Islam yang sangat memperhatikan segi pergaulan sesama muslim seperti saling berdekatan tanpa jarak, berjabat tangan dengan lawan jenis yang bukan mahram. Maka dari itu perlu adanya kesadaran secara individu akan pentingnya ilmu dan kegiatan spiritual salah satunya dengan kegiatan mentoring secara berkesinambungan dalam sebuah lingkungan yang baik yang dapat menambah kompetensi fikriyah maupun ruhiyah mahasiswa dalam membentengi akhlak maupun menunjang tercapainya visi dan misi kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Setelah mengetahui uraian di atas, penulis terdorong untuk mengadakan penelitian yang diangkat sebagai bentuk pembuktian dari konsep tersebut dengan
mengambil
judul
“PENGARUH
KEAKTIFAN
MENGIKUTI
MENTORING TERHADAP KEDISIPLINAN BERIBADAH MAHASISWA LEMBAGA
DAKWAH
KAMPUS
(LDK)
DARUL
AMAL
STAIN
SALATIGA TAHUN 2014” B. Rumusan Masalah Berdasarkan judul penelitian maka dapat diambil rumusan masalah yang meliputi: 1.
Bagaimana keaktifan mahasiswa dalam mengikuti kegiatan mentoring di Lembaga Dakwah Kampus Darul Amal STAIN Salatiga tahun 2014?
18
2.
Bagaimana kedisiplinan beribadah mahasiswa di Lembaga Dakwah Kampus Darul Amal STAIN Salatiga tahun 2014?
3.
Adakah pengaruh keaktifan mengikuti mentoring terhadap kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK Darul Amal STAIN Salatiga tahun 2014?
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui keaktifan
mahasiswa dalam mengikuti kegiatan
mentoring di Lembaga Dakwah Kampus Darul Amal STAIN Salatiga tahun 2014. 2. Untuk mengetahui kedisiplinan beribadah mahasiswa di Lembaga Dakwah Kampus Darul Amal STAIN Salatiga tahun 2014. 3. Untuk mengetahui pengaruh keaktifan mengikuti mentoring terhadap kedisiplinan beribadah
mahasiswa LDK Darul Amal STAIN Salatiga
tahun 2014. D. Hipotesis Penelitian Pengertian hipotesis berasal dari dua kata, hypo dan thesis. Hyipo berarti „kurang dari‟, dan thesis berarti „pendapat‟. Jadi hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 1998: 67). Hipotesis penelitian juga bisa disebut dengan pemecahan sementara atas penelitian, pernyataan sementara tentang hubungan yang diharapkan antara dua variabel atau lebih, dan dugaan sementara tentang jawaban atas masalah penelitian yang akan diuji melalui penelitian.
19
Berdasarkan atas uji statistiknya, rumusan hipotesis dapat dibedakan menjadi dua jenis hipotesis (Hasan, 2004: 33), yaitu sebagai berikut: 1. Hipotesis Nol atau Hipotesis Nihil Hipotesis Nol disimbolkan H0 adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai suatu pernyataan yang akan diuji. Disebut hiotesis nol karena hipotesis ini tidak memiliki perbedaan atau perbedaannya nol dengan hipotesis sebenarnya. 2. Hipotesis kerja atau Hipotesis Alternatif Hipotesis alternatif disimbolkan Ha atau HI yaitu hipotesis yang dirumuskan sebagai lawan tandingan dari hipotesis nol. Hipotesis alternatif ini menyatakan adanya perbedaan antara dua variabel, atau ada pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Dari hasil observasi lapangan yang peniliti lakukan serta latar belakang di atas, hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah: “ada pengaruh antara keaktifan mengikuti mentoring terhadap kedisiplinan beribadah mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN Salatiga tahun 2014”, Artinya semakin aktif mengikuti kegiatan mentoring di Lembaga Dakwah Kampus maka peluang kedisiplinan dalam beribadah mahasiswa semakin tinggi. E. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas tentang ada tidaknya hubungan antara keaktifan mengikuti kegiatan mentoring dengan perilaku religiusitas mahasiswa Lembaga Dakwah
20
Kampus, dari informasi tersebut diharapkan dapat memberi manfaat secara praktis maupun teoritis, antara lain: 1. Manfaat teoritis Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang pengaruh keaktifan mengikuti mentoring terhadap kedisiplinan beribadah mahasiswa. Mentoring juga bisa disebut dengan pendidikan karena di dalamnya bertujuan untuk menambah pengetahuan yang belum dimengerti menjadi mengerti dan memperbaiki segala hal mengenai perilaku yang berkaitan dengan materi yang diajarkan dalam proses belajar. 2. Manfaat praktis a. Bagi mahasiswa, dari hasil penelitian ini diharapkan kesadaran mahasiswa untuk menanmabah pengetahuan tentang islam agar dapat meningkatkan kedisiplinannya dalam beribadah
melalui program
mentoring. b. Bagi pengurus Lembaga Dakwah Kampus, diharapkan dapat mengembangkan dan meningkatkan kualitas program mentoring ini sebagai sarana dakwah islam karena program ini sangat berdampak terhadap pemahaman keislaman serta dapat memperbaiki moral mahasiswa. c. Bagi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, diharapkan dapat memberikan dorongan kepada mahasiswa STAIN Salatiga tentang pentingnya mentoring sehingga dapat diadakan mentoring bagi seluruh
21
mahasiswa secara resmi di lembaga Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga ini untuk menunjang visi dan misi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga sendiri. F. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman penafsiran terhadap judul penelitian di atas, maka penulis berusaha menjelaskan dari berbagai istilah pokok yang terkandung dalam judul tersebut, yaitu: 1.
Pengaruh Keaktifan Mengikuti Mentoring Pengaruh adalah “daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan tau perbuatan manusia” (KBBI, 1989: 664) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 17), keaktifan berasal dari kata aktif yang artinya giat (bekerja dan berusaha), keaktifan adalah kesibukan salah satu kegiatan kerja yang dikerjakan atau dilaksanakan (Poerwadarminto, 2006: 20). Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa keaktifan adalah kegiatan atau aktivitas segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non fisik. Dalam mengkategorikan keaktifan, dapat ditinjau dari dua hal yaitu keaktifan jasmani dan keaktifan rohani. Keaktifan jasmani maupun rohani meliputi (1) keaktifan indera yaitu pendengaran, penglihatan, peraba dan lain-lain; (2) keaktifan akal; serta (3) keaktifan ingatan. Aktivitas tidak hanya ditentukan dengan aktivitas fisik semata
22
tetapi juga ditentukan oleh aktivitas non fisik seperti mental, intelektual dan emosional (Nasichah, 2013: 9) Mentoring menurut Smith (dalam Maryadi dkk, 2012: 6), adalah suatu proses interaksi antar mentor (individu yang lebih berpengalaman) dengan mentee (sasaran dari mentoring atau obyek mentoring) untuk membantu
beberapa
hal
yang
diantaranya
adalah
mencapai
pengembangan diri, pengetahuan dan memperbesar jaringan, serta mencapai prestasi dan karir. Mentoring merupakan: a.
Hubungan dua arah, interaktif, berbagai ide, dan hubungan sukarela yang berbasis saling menghormati dan kepercayaan (sebuah sistem dukungan yang proaktif).
b.
Bersifat unik, personal dan hubungan yang cukup pribadi berbeda dengan konsep orang tua anak.
c.
Suatu jalan membantu mutarobbi (peserta mentoring) dalam menemukan jalan hidupnya; berbeda dengan memberitahu mereka apa yang harus dilakukan (telling them what to do). Ruswandi dan Adeyasa (dalam Maryadi, 2012: 6) menyatakan
bahwa mentoring agama islam merupakan salah satu sarana tarbiyah islamiyah (pembinaan islami), yang di dalamnya dilakukan pembelajaran islam. Orientasi mentoring adalah pembentukan karakter dan kepribadian islami peserta (Syakhsiyah Islamiyah). Tujuan mentoring islam adalah agar mahasiswa muslim memperoleh pemahaman tentang islam dan bersemangat untuk beribadah kepada Allah dengan benar.
23
Keaktifan mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus dalam mengikuti mentoring adalah segala kesibukan yang dilakukan mahasiswa tersebut baik keaktifan fisik maupun non fisik ketika proses mentoring dilaksanakan. Keaktifan ditandai oleh adanya keterlibatan secara optimal, baik intelektual, emosional dan fisik dengan rasa ingin tahu. Daya keaktifan yang dimiliki seseorang secara kodrati itu akan dapat berkembang ke arah yang positif saat lingkungannya memberikan ruang yang baik untuk perkembangan keaktifan tersebut. Adapun indikator dari variabel keaktifan mahasiswa dalam mengikuti kegiatan mentoring adalah sebagai berikut: a. Intensitas kehadiran (Mahfudhoh, 2012: 8) b. Memperhatikan penjelasan dari pembina (Djamarah, 2002: 98) c. Mencatat yang dianggap penting (Djamarah, 2002: 101) d. Bertanya bila ada yang belum jelas (Djamarah, 2002: 103) e. Mengerjakan tugas dari pembina (Djamarah, 2002: 90) f. Mengulang kembali materi (Djamarah, 2002: 42) g. Keterlibatannya dalam kegiatan mentoring sebagai petugas 2.
Kedisiplinan Beribadah Mahasiswa LDK Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 208), disiplin diartikan ketaatan pada aturan dan tata tertib. Dalam buku Ensiklopedia Pendidikan (1981: 81), disiplin diartikan sebagai proses pengarahan kehendak langsung, dorongan, keinginan atau kepentingan susatu citacita atau tujuan tertentu untuk mencapai efek yang lebih besar.
24
Menurut Djamarah (2002: 12), disiplin adalah suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok. Disiplin berasal dari bahasa latin Disciple yang berarti belajar. Dari kata ini timbul kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Sekarang kata disiplin mengalami perkembangan makna dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap peratuaran atau tunduk pada pengawasan, dan pengendalian. Kedua disiplin sebagai belajar dan latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 318), Ibadah adalah perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah yang didasari ketaatan menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya. Ibadah dari segi bahasa berasal dari bahasa arab „abada-yu‟abidu-Ibadatan yang berarti taat, tunduk, merendah diri, dan menghambakan diri (Basyir, 2001: 11). Ibnu Taimiyah memberikan pengertian ibadah menurut istilah sysara‟ dengan tunduk dan cinta, yaitu tunduk mutlak kepada Allah disertai cinta sepenuhnya kepada Allah swt. Dengan demikian unsur pertama ibadah adalah taat dan tunduk kepada Allah, yaitu merasa berkewajiban melaksanakan peraturan Allah yang dibawakan oleh para Rasul-Nya, baik yang berupa perintah maupun larangan, ketentuan halal maupun yang haram.
25
QS. Adz-Dzaariyaat ayat 56 menegaskan bahwa jin dan manusia diciptakan Allah agar mereka beribadah kepada-Nya. Penegasan seperti itu memberikan pengertian bahwa ibadah bukan hanya berupa shalat, zakat, puasa dan haji saja tapi ibadah mempunyai pengertian yang lebih luas lagi dari sekedar shalat dan sebagainya itu. ibadah dalam pengertian umum adalah menjalani kehidupan untuk memperoleh keridhoan Allah SWT dengan mentaati syari‟at-Nya. (Basyir, 2001: 13) Disiplin dalam beribadah maksudnya ialah senantiasa beribadah dengan peraturan-peratuaran yang terdapat di dalamnya. Disiplin beribadah mempunyai arti disiplin dalam menjalankan ibadah. Misalnya sholat, seorang muslim dalam menjalankan sholat harus dengan khusyu‟, tawadlu‟ penuh rasa ikhlas dan penuh harap. Sholat harus dijalankan tepat pada waktunya berarti seorang muslim harus berdisiplin dalam menjalankan ibadah. Kedisiplinan dalam beribadah amat dibutuhkan, Allah
SWT
senantiasa
menganjurkan
manusia
untuk
disiplin.
Sebagaimana firman Allah dalam QS. An-Nisa‟ ayat 103:
Artinya: “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS.An-Nisa‟ 103)
26
Adapun indikator dari kedisiplinan beribadah yaitu di antaranya sebagai berikut: 1.
Melaksanakan ibadah ghairu mahdhah (Nasichah, 2013:11)
2.
Melaksanakan sholat wajib 5 waktu
3.
Sholat tepat waktu
4.
Komitmen membaca Al-Qur‟an (tilawah)
5.
Membiasakan ibadah sunnah
6.
Membiasakan sholat berjama‟ah
3. Mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 543), mahasiswa ialah orang yang belajar di perguruan tinggi. Dalam bukunya Siddiq, (2002: 65) yang berjudul Risalah Dakwah Tulabiyah, mahasiswa diartikan sebagai kelompok pilihan di tengah masyarakat, mahasiswa memiliki ruang interaksi yang sangat luas, baik vertikal maupun horizontal, mahasiswa adalah calon-calon orang tua masa depan bagi generasi pelanjutnya. Kampus adalah tempat berkumpulnya para pemuda untuk waktu yang cukup lama, kampus merupakan gudang ilmu dan rumah penelitian. Mahasiswa adalah pelajar yang berada di perguruan tinggi, mereka dipandang menjadi orang yang cerdas baik intelektual, emosional atau pun spiritual (Maryadi dkk, 2012: 5) Lembaga Dakwah kampus adalah sebuah lembaga dari salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang berada di Sekolah Tinggi Agama
27
Islam Negeri Salatiga. Berbicara tentang LDK, maka akan banyak berbicara pada tiga hal, yakni lembaga, dakwah dan kampus. Lembaga adalah bentuk representatif dari sebuah kelompok yang bergerak bersama untuk sebuah tujuan. Dakwah adalah aktivitas yang dilakukan dan kampus adalah sasaran dari aktivitas yang dilakukan (Tim OPAK, 2013: 88-89). Mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus (LDK) STAIN Salatiga merupakan aktualisasi para aktivis dakwah kampus yang mempunyai komitmen untuk mewujudkan kehidupan kampus yang islami dengan menginternalisasi nilai-nilai keislaman di lingkungan kampus dan masyarakat secara umum dengan dimensi-dimensi dakwah (Tim OPAK, 2013: 89). Mahasiswa LDK di sini diartikan mahasiswa STAIN Salatiga yang mendaftarkan diri untuk masuk dan bergabung dalam organisasi LDK dengan cara mengikuti alur kaderisasi yang pertama yaitu alur IBTIDA‟ atau yang sering disebut dengan pintu gerbang masuk anggota LDK Darul Amal STAIN Salatiga. Jadi, setelah mahasiswa mengikuti alur yang pertama tersebut, maka sudah menjadi anggota LDK yang mempunyai komitmen untuk mewujudkan kehidupan kampus yang islami dengan menginternalisasi nilai-nilai keislaman di lingkungan kampus dan masyarakat secara umum serta berorientasi untuk pencetakan kader-kader islam
dalam sosok ilmuan, intelektual, da‟i,
profesional dan menjadi pemimpin (Siddiq, 2002: 66).
28
G. Metodologi Penelitian Pengertian metode, berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah cara atau suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu obyek atau subyek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya (Ruslan, 2010: 24) Metodologi di sini diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati, dan sistematis untuk mewujudkan kebenaran (Mardalis, 2002: 24). Adapun komponen dalam metode penelitian ini adalah: 1.
Pendekatan dan Rancangan Penelitian a.
Pendekatan Pendekatan penelitian adalah cara pandang dan pilihan peneliti dalam memahami dan subjek dan substansi atau objek penelitian (dalam Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir, 2009: 18). Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuantitatif.
Penelitian
kuantitatif
ini
dilakukan
dengan
mengumpulkan data yang berupa angka, data yang berupa angka
29
tersebut kemudian diolah dan dianalisis untuk dapat mengetahui informasi ilmiah dibalik angka-angka tersebut (Martono, 2011:20). b.
Rancangan penelitian Jenis penelitian yang peneliti adakan adalah penelitian kuantitatif korelasional, adapun rancangan yang nantinya peneliti lakukan adalah sebagai berikut: a. Melaksanakan observasi awal terhadap kondisi nyata obyek penelitian, mengenai kegiatan mentoring dan kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK b. Menyiapkan fasilitas utama berupa angket, berisi pertanyaan tentang keaktifan mengikuti mentoring dan kedisiplinan beribadah c. Melaksanakan penelitian d. Melakukan analisis dari hasil jawaban e. Menyusun laporan penelitian
2.
Lokasi dan Waktu Penelitian a.
Lokasi penelitian Dalam penelitian ini secara umum berlokasi di Lembaga Dakwah Kampus STAIN Salatiga.
b. Waktu penelitian Waktu penelitian dilaksanakan sejak penyusunan proposal yaitu dari tanggal 1 April sampai selesai pada tanggal 23 Mei 2014.
30
3.
Populasi dan Sampel a.
Populasi Populasi penelitian adalah keseluruhan subyek yang akan diteliti yang dapat berupa sekelompok orang atau manusia, kejadian, peristiwa-peristiwa, benda-benda, dan gejalanya yang memiliki karakteristik tertentu (Ruslan, 2010: 133). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa yang ikut organisasi Lembaga Dakwah Kampus STAIN Salatiga yang berjumlah 170 anggota.
b.
Sampel Sampel penelitian adalah bagian kecil dari keseluruhan populasi, dimana bagian itu secara representatif dapat mewakili seluruh populasi yang akan diteliti (Ruslan, 2010: 140). Sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah anggota Lembaga Dakwah Kampus (LDK) tahun 2014 yang mangikuti mentoring. Sedangkan teknik penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan
Purposive
Sampling
yang
merupakan
tehnik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Peneliti memilih orang sebagai sampel dengan memilih orang yang benar-benar mengetahui atau memiliki kompetensi dengan topik penelitian tersebut. (Martono, 2011: 79). Di dalam penelitian ini yang dimaksud dengan purposive sampling yaitu kelompok yang mengikuti kegiatan mentoring di Lembaga Dakwah Kampus STAIN
31
Salatiga yang berjumlah 40 orang, karena di Lembaga Dakwah Kampus yang masih mengikuti mentoring sebanyak 40 orang. Menentukan jumlah sampel adalah dengan menggunakan tabel penentuan jumlah sampel yang dikemukakan oleh Issac dan Michael untuk tingkat kesalahan 1%, 5%, 10%. Menurut Roscoe yang dikutip oleh Sugiyono (dalam Martono, 2010:81), memberikan saran mengenai jumlah sampel untuk penelitian: 1)
Ukuran yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai 500 responden.
2)
Bila sampel dibagi dalam beberapa kategori, maka jumlah sampel untuk setiap kategori minimal 30.
3)
Untuk penelitian eksperimen sederhana yang menggunakan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, maka jumlah sampel untuk setiap kelompok adalah antara 10 sampai 20 orang.
4.
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya melalui: a.
Angket Angket yaitu memeberikan sejumlah daftar pertanyaan yang harus dijawab dan diisi oleh seluruh responden dengan tujuan untuk memperoleh data dan mengetahui tingkat keaktifan mahasiswa LDK yang mengikuti kegiatan mentoring yang kemungkinan dapat
32
mempengaruhi kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK Darul Amal STAIN Salatiga tahun 2014. b.
Metode Observasi Metode
observasi
atau
yang
disebut
pula
dengan
pengamatan adalah meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Jadi observasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap tentang fenomena yang diselidiki (Arikunto, 2010: 199). Metode ini digunakan untuk memperoleh data, observasi dalam penelitian ini dilakukan mulai bulan April sampai Mei. Observasi yang dilakukan melalui pengamatan secara langsung pada mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus mengenai tingkat keaktifan peserta dalam kegiatan mentoring, aktivitas di dalam kegiatan tersebut, aktivitas ibadah peserta mentoring, melihat perilaku mahasiswa yang mengikuti kegiatan mentoring, serta datadata mengenai gambaran umum tentang LDK Darul Amal, baik mengenai Visi misi, jumlah pengurus dan anggota, program kerja, dan lain-lain. c. Metode Dokumentasi Dokumentasi yaitu suatu cara untuk mendapatkan data mengenai hal-hal atau variabel dengan membuka kembali catatan, daftar riwayat hidup, transkip dan lain-lain (Prayogo, 2003: 164).
33
Metode dokumentasi dalam penelitian ini merupakan pengumpulan data dengan cara mencatat dari catatan atau dokumentasi yang ada seperti daftar pengurus dan anggota LDK, daftar kegiatan LDK yang salah satunya adalah mentoring, notulensi kehadiran peserta mentoring, laporan perbulan dan lain sebagainya yang ada kaitannya dengan penelitian ini. 5.
Instrumen Penelitian Arikunto (1986: 181), mendefinisikan instrumen penelitian sebagai alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya mudah dan hasilnya lebih baik; dalam arti lebih cermat, lengkap dan sisitematis sehingga lebih mudah diolah. Karakteristik instrumen yang menentukan tinggi-rendahnya mutu adalah reliabilitas dan validitas instrumen. Reabilitas mengandung arti bahwa satu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Sedangkan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keshahihan suatu instrumen (Arikunto, 1986: 160-170). Instrumen dalam penelitian ini menggunakan instrumen berupa angket. Adapun prosedur yang ditempuh meliputi: a. Perencanaan b. Penulisan butir soal c. Penyuntingan d. Uji coba instrumen
34
e. Penganalisaan hasil f. Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik dengan mendasarkan pada data yang diperoleh sewaktu uji coba. 6.
Analisis Data Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif statistik sebagai alat bantu dalam membuat kesimpulan. Setelah penulis memeperoleh data, penulis melakukan rekap data kemudian dianalisis. Dari hasil pengumpulan angket, penulis akan menganalisis dengan memperhatikan perbedaan kegiatan sebelum mengikuti mentoring dengan sesudah mengikuti mentoring serta tambahan kedisiplinan dalam beribadah anggota LDK Darul Amal STAIN Salatiga tahun 2014 yang kemudian dapat diambil kesimpulan. Dalam menganalisis data ini penulis menggunakan dua tahap yaitu: a.
Analisis pendahuluan Dalam analisis setelah penulis memperoleh data kemudian penulis akan mengadakan perhitungan awal data yang terkumpul. Dalam hal ini penulis menggunakan perhitungan analisis persentase. Rumus yang penulis gunakan adalah sebagai berikut: P=
𝐹 𝑁
x 100%
Keterangan: P = Persentase F = Frekuensi jawaban N = Jumlah responden
35
b.
Analisis uji hipotesis Analisi akhir yang penulis lakukan ini antara variabel X dan variabel Y dengan menggunakan analisis statistik dengan rumus product moment. Variabel X keaktifan mahasiswa mengikuti kegiatan mentoring Lembaga Dakwah Kampus, variabel Y tentang kedisiplinan beribadah mahasiswa
Lembaga Dakwah Kampus.
Penggabungan antara variabel X dan variabel Y penulis menggunakan rumus product moment sebagai berikut:
𝑟𝑥𝑦 =
𝑁∑𝑥𝑦 − ∑𝑥)(∑𝑦 𝑁∑𝑥 2 − (∑ 𝑥)²}{𝑁∑𝑦 2 − (∑𝑦)²
Keterangan: rxy = koefisien korelasi x = jumlah skor total variabel x y = jumlah skor total variabel y 𝑥 2 = jumlah kuadrat x y² = jumlah kuadrat y N = jumlah sampel / obyek yang diteliti H. Sistematika Penulisan Skripsi Dalam penelitian ini, penulis menyusun ke dalam 5 (lima) bab yang rinciannya adalah sebagai berikut:
36
BAB I
PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis, manfaat penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini dibahas mengenai teori-teori tentang keaktifan mengikuti
kegiatan
mentoring,
teori-teori
tentang
kedisiplinan beribadah dan pengaruh keaktifan mengikuti kegiatan
mentoring
terhadap
kedisiplian
beribadah
Mahasiswa LDK Darul Amal STAIN Salatiga tahun 2014 BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN Pada bab ini berisi gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data hasil jawaban angket mengenai keaktifan mengikuti mentoring dan kedisiplinan beribadah mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus STAIN Salatig tahun 2014.
BAB IV
ANALISIS DATA Pada bab ini menjelaskan tentang analisis pendahuluan dan analisi uji hipotesis.
37
BAB V
PENUTUP Pada bab yang terakhir ini berisi kesimpulan, saran-saran.
Bagian terakhir daftar pustaka, daftar riwayat hidup dan lampiran-lampiran.
38
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1. Keaktifan Mengikuti Kegiatan Mentoring a. Pengertian Keaktifan Mengikuti Mentoring Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 17), keaktifan berasal dari kata aktif yang artinya giat (bekerja dan berusaha). Keaktifan adalah kesibukan salah satu kegiatan kerja yang dikerjakan atau dilaksanakan (Poerwadarminto, 2006: 20). Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa keaktifan adalah kegiatan atau aktivitas segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non fisik. Dalam mengkategorikan keaktifan, dapat ditinjau dari dua hal yaitu keaktifan jasmani dan keaktifan rohani. Keaktifan jasmani maupun rohani meliputi (1) keaktifan indera yaitu pendengaran, penglihatan, peraba dan lain-lain; (2) keaktifan akal; serta (3) keaktifan ingatan. Aktivitas tidak hanya ditentukan dengan aktivitas fisik semata tetapi juga ditentukan oleh aktivitas non fisik seperti mental, intelektual dan emosional (Nasichah, 2013: 9). Mentoring menurut Smith (dalam Maryadi dkk, 2012: 6), adalah suatu proses interaksi antar mentor (individu yang lebih berpengalaman) dengan mentee (sasaran dari mentoring atau obyek mentoring) untuk membantu
beberapa
hal
yang
39
diantaranya
adalah
mencapai
pengembangan diri, pengetahuan dan memperbesar jaringan, serta mencapai prestasi dan karir. Mentoring merupakan: 1) Hubungan dua arah, interaktif, berbagai ide, dan hubungan sukarela yang berbasis saling menghormati dan kepercayaan (sebuah sistem dukungan yang proaktif). 2) Bersifat unik, personal dan hubungan yang cukup pribadi berbeda dengan konsep orang tua anak. 3) Suatu jalan membantu mutarobbi (peserta mentoring) dalam menemukan jalan hidupnya; berbeda dengan memberitahu mereka apa yang harus dilakukan (telling them what to do). Ruswandi dan Adeyasa (dalam Maryadi, 2012: 6), menyatakan bahwa mentoring agama Islam merupakan salah satu sarana tarbiyah islamiyah (pembinaan islami), yang di dalamnya dilakukan pembelajaran islam. Orientasi mentoring adalah pembentukan karakter dan kepribadian islami peserta (Syakhsiyah Islamiyah). Tujuan mentoring islam adalah agar mahasiswa muslim memperoleh pemahaman tentang islam dan bersemangat untuk beribadah kepada Allah dengan benar. Sedangkan menurut az-Zahida dalam bukunya Mentoring Fun, mentoring diartikan lingkaran yang terdiri dari beberapa orang dalam suatu proses tarbiyah dan berjalan secara berkesinambungan. Secara umum pengertian mentoring agama Islam adalah cara untuk berinteraksi dengan fitrah manusia baik secara langsung (berupa katakata), maupun secara tidak langsung (melalui keteladanan) untuk
40
memproses dalam diri manusia secara baik. Proses perbaikan dan belajar itu akan berakhir ketika ruh itu dicabut dari raga (long live education, never ending mentoring). Salah satu parameter keberhasilan dari mentoring tersebut adalah ketika proses ini dapat membangkitkan rasa kebutuhan peserta mentoring kepada Islam, juga kepada pelaksanaan adab-adab dan hukum-hukumya serta rasa cintanya untuk hidup di bawah naungan Islam. Sasaran metoring islam adalah remaja atau pemuda muslim dengan dibimbing oleh mentor yang terlatih dan terkontrol perkembangannya. Prinsip-prinsip yang digunakan dalam pelaksanaan mentoring agama Islam menurut Yuwono (dalam Maryadi, 2012: 7) adalah sebagai berikut: 1)
Pelaksanaan mentoring harus menarik (fun) Mentoring tidak boleh serem dan terkesan horor, mengkaji islam juga perlu menyenangkan. Agar mentoring tidak membosankan, sesekali sesekali mentoring diadakan di luar atau bisa berkeliling sesama anggota mentoring. Hal tersebut agar lebih akrab, lebih dekat satu sama lain. Dapat juga mengadakan lomba dari tiap kelompok mentoring (Az-zahidda,2009 :52).
2)
Pelaksanaan metoring harus selalu segar (fresh) Mentoring harus selalu segar, dalam melaksanakan proses mentoring, senantiasa menyuguhkan materi-materi yang baru berdasarkan kurikulum yang ada, sehingga proses mentoring selalu
41
segar dan tidak membosankan karena setiap pertemuan materi yang disampaikan berbeda dengan materi. 3) Peserta mencurahkan perhatian sepenuhnya pada proses pelaksanaan mentoring (focus) 4)
Hubungan mentor dan peserta mentoring selayaknya teman sebaya (friendly) Pertemuan yang berlanjut persaudaraan atas dasar keimanan
menurut Umar Bin Khattab ra. adalah karunia Allah yang sangat besar setelah anugerah keimanan. Dalam mentoring antara pementor dan anggotanya selalu bertemu minimal sepekan sekali. Dari intensitas pertemuan inilah yang akan menumbuhkan cinta karena Allah melebihi cinta karena pertalian darah. Dan rasa cinta itulah yang akan menumbuhkan kekeluargaan yang kuat (Az-zahidda, 2009:52). Disinilah menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil „alamin, rahmat bagi semua. Kesan keras dan tak berperikemanusiaan akan lenyap ketika proses mentoring ini berjalan dengan sebagaimana mestinya. Mentoring merupakan sebuah cara untuk belajar menjadi muslim yang seutuhnya. Sebagaimana sang Rosul mencontohkan kepada umat manusia dalam Firman Allah QS. Al-Ahzab 21 yang berbunyi:
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
42
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.(QS.Al-Ahzab: 21) b. Landasan Mentoring 1) Landasan Konseptual Mentoring Agama islam mempunyai sumber hukum yang pokok yaitu Al-Qur‟an dan Sunnah. Begitu juga dengan seluruh aktivitas dakwah manusia, harus berdasarkan dengan dua sumber tersebut. Mentoring agama islam merupakan bagian yang tak dapat terpisahkan dari aktivitas dakwah, maka dalam menjalankan mentoring pun tetap berlandasan pada dua sumber pokok yang menjadi pedoman hidup manusia yaitu Al-Qur‟an dan Sunnah. Adapun nash yang berkaitan dengan mentoring yang merupakan aktifitas dakwah Islam ini adalah sebagai berikut:
Artinya: “kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” ) QS.Ali-Imran : 110) Selanjutnya dalam sumber hukum yang kedua yaitu dalam Hadits atau Sunnah nabi Muhammad juga disebutkan bahwa:
43
َعَبِّل ُغ وا َع ِّل ا َعَع ا آَعَعا “sampaikanlah apa-apa dariku walau hanya satu ayat” 2) Landasan Operasional Mentoring Landassan operasional merupakan patokan yang digunakan dalam merumuskan tujuan intruksional umum dalam mengarahkan proses mentoring. Adapun yang dijadikan landasan pembuatan program dan kurikulum mentoring adalah sebagai berikut (Maryadi dkk, 2012: 9) : a)
Tujuan Pendidikan Nasional Pendidikan nasional bertujuan untuk “mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (UU Sisdiknas Bab II pasal 3)
b)
Tujuan dakwah kampus (1) Adanya suplai alumni yang berkontribusi dalam islam dan optimalisasi peran kampus dalam upaya mentransformasi masyarakat menuju masyarakat islam. (2) Membentuk geneasi baru kaum beriman anggota civitas akademika yang berpegang pada islam yang benar, dan mereka bekerja untuk memformat ummat dengan format Islam dalam semua aspek kehidupan.
44
c)
Sasaran Dakwah Kampus Terbentuknya lingkungan kondusif bagi kehidupan islami di kampus dan terbentuknya kesinambungan barisan pendukung dakwah.
c. Komponen Mentoring Profesionalisme pengelolaan metoring diperlukan agar kualitas dari pelaksanaan preses mentoring dapat dipertanggungjawabkan dengan baik. Kejelasan ranah kerja dan komponen-komponen pendukung berjalannya mentoring menjadi faktor
dan tolak ukur
keberhasilan mentoring itu sendiri. Menurut Maryadi dkk, (2012: 3536) komponen-komponen tersebut adalah: 1)
Peserta Mentoring Peserta mentoring merupakan seseorang yang terekrut atau terdaftar untuk mengikuti proses mentoring. Peserta mentoring sering disebut mentee atau mutarobbi. Setiap kampus memiliki cara-cara yang berbeda dalam rekrutmen peserta mentoring. Rekrutmen mentoring dapat dilaksanakan dengan cara Lembaga Dakwah Kampus (LDK) melakukan open rekrutmen atau pintu gerbang masuk menjadi anggota Lembaga Dakwah Kampus (LDK), kemudian mahasiswa yang
mendaftar
di
Lembaga
Dakwah
Kampus
(LDK)
dikelompokkan menjadi beberapa kelompok tergantung pada jumlah peserta yang ada dan diikut sertakan dalam alur Lembaga
45
Dakwah Kampus (LDK) yang sudah ada. Kegiatan mentoring ini bersifat wajib yang harus diikuti oleh semua mahasiswa yang telah mendaftar menjadi anggota Lembaga Dakwah Kampus (LDK). 2) Pelaksana Mentoring Pelaksana mentoring merupakan orang yang bertindak sebagai
pelaksana
berbagai
sarana
mentoring.
Pelaksana
mentoring adalah para mentor yang bisa disebut juga dengan murobbi. Pada bagian ini menggambarkan siapa pelaksana mentoring, persyaratan, adab, hak dan kewajibannya. Yaitu: a)
Mentor pemula, merupakan pelaksana mentoring yang sudah mengikuti mentoring selama satu tahun dan terekrut menjadi mentor baru. Maka ia berhak untuk mempunyai kelompok mentoring yang berisikan para mentee atau mutarobbi yang baru.
b)
Mentor karya, merupakan mentor pemula yang sudah 2 tahun mengikuti mentoring atau sudah pernah mengelola kelompok mentoring selama satu periode. Mentor karya berhak memegang minimal 1 kelompok mentoring baru dan 1 kelompok mentoring mentor pemula.
c)
Mentor senior, merupakan mentor karya yang sudah 3 tahun mengikuti mentoring atau sudah pernah mengelola kelompok
46
mentoring selama 2 periode. Mentor senior berhak mengelola minimal 1 kelompok mentor karya dan atau mentor pemula. 3) Pengelola Mentoring Menurut Maryadi dkk, (2012: 34), pengelola mentoring merupakan institusi pengorganisasian
yang berwenang dalam
dan
mengevaluasi
teknis
perencanaan, pelaksanaan
mentoring. Dalam hal ini yang menjadi pengelola mentoring adalah bidang kaderisasi, yang merupakan salah satu bidang yang ada di Lembaga Dakwah Kampus (LDK) STAIN Salatiga. 4) Proses Mentoring Proses mentoring merupakan tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh peserta mentoring. Proses mentoring ini disesuaikan dengan waktu pendaftaran menjadi anggota LDK sampai pada akhir kelulusan dari STAIN Salatiga. Akhir dari alur ini adalah peserta
melakukan
mentoring
mentoring ini berisi kegiatan: a) Pembukaan b) Tilawah c) Hafalan d) Kultum oleh peserta e) Materi mentoring f) Sharing g) Evaluasi pekanan (mutaba‟ah)
47
berkelanjutan.
Pada
proses
h) Penutup 5) Kurikulum Mentoring Kurikulum merupakan perangkat rencana dan pengaturan mengenai isi materi dan cara menyampaikan materi kepada mentee atau mutarobbi. Mentor harus menguasai kurikulum mentoring dangan baik. Berikut ini beberapa materi yang diambil dari buku Materi Tarbiyah Lembaga Dakwah Kampus Darul Amal STAIN Salatiga yang digunakan dalam proses mentoring: Judul Pokok Bahasan
Bidang Studi
Ahamiyah Tarbiyah
Fikrul Islam
Makna Syahadatain
Aqidah
Ma‟rifatullah
Aqidah
Ma‟rifatul Islam
Aqidah
Ta‟rifu Rasul
Aqidah
Ta‟rifu Al-Qur‟an
Al-Qur‟an
Tajwid
Al-Qur‟an
Sirah Nabawi
Shiroh
Hukum Sholat
Fiqih
Khusyuk Dalam Sholat
Tazkiyah
Tawazun
Pengembangan Diri
Istiqomah
Tazkiyah
Sepuluh
Sahabat
Yang
48
Dijamin Shiroh
Masuk Surga Afatu Lisan
Tazkiyah
Adab Tilawah
Al-Qur‟an
Adab Berpakaian
Akhlak
Adab Pergaulan
Akhlak
Melejitkan Potensi Dengan Kekuatan Pengembangan Diri Islam Birrul Walidain
Akhlak
Ghozwul fikri
Tsaqofah
Sepuluh Dosa Besar
Tazkiyah
Membentuk Kepribadian Islam
Akhlak
Hisbus Syaitan
Aqidah
Memenuhi Janji
Tazkiyah
Wala‟ Wal Bara‟
Tazkiyah
Amal jama‟i
Tsaqofah
Keutamaan Tilawah
Al-Qur‟an
d. Bentuk Keaktifan Mentoring Keaktifan
mahasiswa
Lembaga
Dakwah
Kampus
dalam
mengikuti mentoring adalah segala kesibukan yang dilakukan mahasiswa tersebut baik keaktifan fisik maupun non fisik ketika proses mentoring dilaksanakan. Keaktifan ditandai oleh adanya keterlibatan secara optimal, baik intelektual, emosional dan fisik
49
dengan rasa ingin tahu. Daya keaktifan yang dimiliki seseorang secara kodrati itu akan dapat berkembang ke arah yang positif
saat
lingkungannya memberikan ruang yang baik untuk perkembangan keaktifan tersebut. Setelah mengetahui deskripsi dari kedua kata di atas maka, yang dimaksud kegiatan mentoring di sini adalah mentoring agama Islam, yaitu kegiatan pembelajaran atau pendidikan agama islam dalam bentuk pengajian kelompok kecil yang diselenggarakan rutin setiap pekan dan berkelanjutan. Metoring lebih efektif jika setiap kelompok pengajian terdiri atas 3-10 orang dengan dibimbing oleh seorang pembina. Mentoring ini bisa disebut juga dengan kata lain yaitu Dakwah Sistem Langsung (Maryadi dkk, 2012: 6). Sedangkan dalam Lembaga Dakwah Kampus STAIN Salatiga mentoring ini sering disebut dengan halaqah, liqa‟ dan tarbiyah. Jadi kegiatan mentoring ini merupakan proses belajar yang dilakukan oleh beberapa kelompok kecil yang berkelanjutan. Dalam kegiatan belajar mengajar salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah keaktifan. Banyak sekali hal yang membuat siswa kurang aktif dalam pembelajaran dan hal itu bisa disebabkan oleh pementor atau pengajarnya sendiri. Sebelum memberikan penilaian tentang keaktifan belajar siswa, pementor harus mengetahui terlebih dahulu ciri-ciri siswa aktif mentoring (belajar) diantaranya:
50
1)
Intensitasnya dalam mengikuti kegiatan mentoring (Mahfudhoh, 2012: 8) Dalam hal pembelajaran aktif, intensitas ini menempati bagian paling utama karena belajar itu bukan hanya sekali atau dua kali selesai melainkan berkelanjutan. Jadi intensitas dalam mengikuti pembelajaran akan menghasilkan peserta didik yang semakin faham dan bertambah pengetahuannya. Mahasiswa dikatakan aktif kuliah apabila intensitas kehadiran dalam perkuliahan itu maksimal.
2)
Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari pembina (Djamarah, 2002: 98) Ketika sedang menerima penjelasan dari guru tentang materi tertentu semua perhatian hars tertuju pada guru. Pendengaran harus betul-betul dipusatkan pada penjelasan guru. Menulis dan mendengarkan penjelasan guru adalah cara yang dianjurkan agar catatan itu dapat digunakan suatu waktu.
3)
Mencatat yang dianggap penting (Djamarah, 2002: 101) Ketika belajar di kelas, guru menjelaskan bahan pelajaran tertentu hendaklah mencatat dengan cara yang baik yaitu mencatat hal-hal yang dianggap penting diantara yang tidak penting. Dengan mencatat hal-hal yang dianggap penting itu berarti tidak perlu
lagi
mencatat
dengan
tergesa-gesa,
tetapi
cukup
mencatatnya dengan tenang pada kertas. Sungguhpun begitu, ada
51
ha-hal tertentu yang perlu dicatat seluruhnya, misalnya dalil-dalil, definisi rumus-rumus, ayat-ayat Al-Qur‟an dan lain sebagainya. Selain mencatat hal-hal yang dianggap penting, mencatat hal yang belum jelas juga bermanfaat karena dengan mencatat yang belum jelas dapat ditanyakan kembali kepada teman di luar jam kuliah atau membaca buku maupun bertanya langsung kepada guru. 4)
Bertanya bila ada yang belum jelas (Djamarah, 2002: 103) Apa yang guru jelaskan sudah barang tentu tidak semuanya dapat dimengerti karena pasti ada yang belum jelas. Akibatnya sebagai
pelajar
mengalami
permasalahan
yang
harus
dipertanyakan kepada guru. Bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas adalah salah satu cara untuk dapat mengerti bahan pelajaran yang belum dimengerti. Banyak mahasiswa yang takut bertanya tentang hal-hal yang kurang jelas, sehingga menjadi beban berkepanjangan. Permasalahan materi yang lama belum terpecahkan, muncul lagi permasalahan materi yang baru. Akhirnya semua maslah itu menjadi teka-teki yang memecahkan konsentrasi. 5)
Mengerjakan tugas dari pembina (Djamarah, 2002: 90) Keterlambatan dalam menyelesaikan tugas boleh jadi disebabkan karena alasan lupa, malas dan sebagainya. Namun dengan mencatat penugasan yang diberikan akan lebih mudah mengingatnya. Sekiranya
52
ada
waktu yang tersisa
dalam
menyelesaikan tugas, sebaiknya waktu itu digunakan untuk menyelesaikan tugas jangan menunda-nunda karena menunda akan mengakibatkan gelisah dan tergesa-gesa. Satu hal yang perlu diperhatikan
bahwa
penyelesaian
tugas
jauh-jauh
hari
memudahkan mengadakan perbaikan jika ada kesalahan yang terjadi pada kata-kata atau kalimat. 6)
Mengulang kembali materi (Djamarah, 2002: 42) Setelah kuliah atau sekolah jangan lupa untuk mengulang bahan pelajaran di rumah atau di asrama. Apa yang guru telah jelaskan tidak semuanya terkesan dengan baik, tentu ada kesan yang masih samar-samar dalam ingatan. Pengulangan sangat membantu untuk memperbaiki semua kesan yang masih dirasa samar agar menjadi jelas dalam ingatan. Mengulangi bahan pelajaran bisa dilakukan pada waktu malam, pagi hari atau sore hari. Pada malam hari waktu yang baik adalah selesai shalat maghrib atau sekitar pukul 19.10 hingga pukul 22.00. Pada pagi hari waktu yang disarankan adalah pukul 04.30 hingga 06.00. Sedangkan pada waktu sore sekitar pukul 16.10 hingga 18.00 tetapi jangan lupa sepulang dari sekolah atau kuliah, istirahat sebentar lalu ulangi bahan pelajaran dengan membacanya.
53
7)
Keterlibatannya dalam proses kegiatan mentoring sebagai petugas Keterlibatan dalam proses mentoring ini dapat berupa penunjukan untuk menjadi petugas dalam proses mentoring tersebut, misalnya bertugas menjadi mc, petugas kultum, bedah buku dan dapat juga dengan menanyakan hal-hal yang kurang jelas dan ikut berperan aktif di dalamnya.
e. Tujuan Mentoring Bila kita memahami arti dari mentoring, maka di dalamnya mengandung arti sebagai sarana pendidikan atau tarbiyah bagi manusia untuk selalu menambah kualitas pribadi baik dari segi pengetahuan (akal) maupun rohani. Ada dua tugas besar yang diberikan Allah kepada manusia yaitu beribadah kepada Allah dan menjalankan fungsi kekhalifahan di muka bumi ini. Seperti dalam firman Allah dalam surah al-Baqarah: 30 yaitu:
Artinya: dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS.alBaqarah: 30)
54
Tarbiyah atau proses mentoring adalah proses pembinaan terhadap seluruh aspek kehidupan diri seseorang manusia, untuk memunculkan pemahaman dan pengamalan ajaran-ajaran Islam. Siddiq (2002: 97) Menurut Drs. Mahfudz Siddiq (2002: 98-99), Tujuan dari proses mentoring Islam ini adalah jelas untuk membentuk manusia untuk mau dan mampu beribadah kepada Allah swt dan menjalankan fungsi kekhalifahannya di muka bumi, dan untuk lebih rincinya sebagai berikut: 1)
Menanamkan keyakinan kuat kepada Allah, kebenaran Islam dan para Rasul-Nya.
2)
Membangun yang benar tentang konsepsi ajaran Islam sebagai minhajul hayah.
3)
Membimbing kepada pengamalan ajaran Islam secara total dalam lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan ruang kehidupan yang lebih luas.
4)
Mengarahkan perwujudan ruh ukhuwah islamiyah di dalam kehidupan sosialnya.
5)
Mendorong kepada optaimalisasi amal untuk menampilkan kebaikan dan keunggulan Islam.
6)
Mengikat dan menghimpun ummat ke dalam kehidupan berjamaah dan beramal jamaah dalam rangka menyebarluaskan dakwah Islam.
55
7)
Mengarahkan dan mendayagunakan seluruh potensi kekuatan dalam rangka menegakkan panji-panji islam.
8)
Memelihara syahsiyah dan amal dari berbagai pengaruh yang bisa merusak atau melemahkannya.
9)
Mengkoreksi dan memperbaiki berbagaia bentuk kesalahan dan penyimpangan dalam aspek syahsiyah dan amal melalui tausiyah dan mau‟idzatil khasanah. Setelah mengetahui tujuan dari mentoring atau tarbiyah di atas,
maka ending dari hasil tarbiyah akan memiliki profil atau ciri-ciri yang biasa digambarkan dengan sebutan 10 muwashafat (dalam Az-zahidda, 2009: 70) sebagai berikut: 1) Salimul Aqidah (akidah yang bersih) Akidah harus bebas dari syirik, mempercayai ramalan nasib,dan hal-hal yang berbau kesyirikan karena Dzat yang berhak disembah hanyalah Allah SWT, tidaka ada yang sanggup menandingi-Nya. 2) Shahihul Ibadah (ibadah yang benar) Seorang yang sudah tertarbiyah harus memiliki sifat shahih ibadah, tidak mengandung unsur bid‟ah dan harus sesuai dengan hukum-hukum Allah dan Sunnah Rasulullah. Begitu pula beribadah, idealnya kita merasa bahwa Allah melihat kita. Sehingga shalat kita khusyu, rajin beramal, puasa sunnah, zakat dan melakukan ibadah-ibadah yang lainnya dengan sempurna.
56
3) Matinul Khuluq (akhlaq yang kokoh ) Akhlak yang mulia harus dimilikioleh setiap muslim, baik akhlak kepada Allah maupun kepada sesama manusia. Begitu pentingnya akhlak bagi seorang muslim sampai Allah mengutus Rasulullah dengan salah satu tugasnya untuk memperbaiki akhlak manusia. 4) Qawiyyul Jism (tubuh yang kuat) Kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim, dengan kekuatan ini seorang muslim akan memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan fisik kuat. 5) Harishun „Ala Waqtihi (pandai menjaga waktu) Setiap hari Allah memberi waktu 24 jam dan dengan waktu tersebut masih ada manusia yang rugi dan ada yang beruntung dalam menggunakannya, maka gunakan waktu untuk senantiasa berbuat kebaikan dan berfaedah. 6) Mutsaqofful Fikri (pemikiran yang luas) Dalam islam, tidak ada satupun perbuatan yang harus kita lakukan kecuali harus dimulai dengan aktivitas berfikir, bisa dibayangkan bila suatu perbuatan tanpa disertai pertimbangan pemikiran secara matang. Untuk itu memiliki wawasan luas akan mampu melaksanakan amal secara tepat.
57
7) Munazhamun Fi Syu‟unihi (tertata segala urusannya) Shalat sebagai penata waktunya, teratur di dalam rumah dan kerjanya, merapikan ide-ide dan pikirannya, disiplin dalam bekerja. 8) Qadiirun „Alal Kasbi (mampu menghidupi dirinya) Qodiirun „alal kasbi merupakan ciri lain yang harus ada pada diri seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit seseorang mengorbankan prinsip yang telah dianutnya karena tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi. Karena pribadi muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim boleh saja kaya bahkan memang harus kaya agar dia bisa menunaikan ibadah haji dan umroh, zakat, infaq, shadaqah dan mempersiapkan masa depan yang baik. Oleh karena itu perintah mencari nafkah amat banyak di dalam Al Qur‟an maupun hadits dan hal itu memiliki keutamaan yang sangat tinggi. Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim amat dituntut memiliki keahlian apa saja yang baik. Keahliannya itu menjadi sebab baginya mendapat rizki dari Allah swt. 9) Mujahidun Nafsihi (bersungguh-sungguh atas dirinya) Memerangi dorongan nafsu, selalu menyertakan niat ibadah, sabar, menyesuaikan perbuatan dan ucapannya.
58
10) Nafi‟un Ghairihi (bermanfaat bagi orang lain) Komitmen dengan adab islam di dalam rumah, memberikan pelayanan
umum
karena
Allah,
membantu
orang
yang
membutuhkan, mendoakan orang lain, berusaha memenuhi hajat orang lain dan semangat berdakwah di keluarga, kerabat maupun masyarakatnya. 2. Kedisiplinan Beribadah a. Pengertian Kedisiplinan Islam menganggap berbagai ajaran, baik ritual maupun non ritual yang amat memerlukan kedisiplinan, sebab dari situ bangunan jiwa akan membentuk keteraturannya. Sebagai misal adalah ketika memasuki bulan Ramadhan yang amat potensisal untuk mebentuk jiwa yang disiplin. Sejak malam hari mulai dari shalat tarawih, sahur dan tadarus al-Qur‟an, semuanya memerlukan keermatan waktu yang jika tidak disiplin maka semua itu akan terbengkalai. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 208), disiplin diartikan ketaatan pada aturan dan tata tertib. Dalam buku Ensiklopedia Pendidikan (1981: 81), disiplin diartikan sebagai proses pengarahan kehendak langsung, dorongan, keinginan atau kepentingan susatu cita-cita atau tujuan tertentu untuk mencapai efek yang lebih besar. Menurut Djamarah (2002: 12), disiplin adalah suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok. Disiplin
59
berasal dari bahasa latin Disciple yang berarti belajar. Dari kata ini timbul kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Sekarang kata disiplin mengalami perkembangan makna dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap peratuaran atau tunduk pada pengawasan, dan pengendalian. Kedua
disiplin
sebagai
belajar
dan
latihan
yang
bertujuan
mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib. Menurut Hamid (2001: 62), dalam bukunya yang berjudul Karakteristik dan Perilaku Tarbiyah mendeskripsikan definisi dari kedisiplinan adalah mewujudkan pelaksanaan atau tuntutan tugas, atau mengendalikan susatu realitas atas tuntutan terjadinya sesuatu yang bersifat syar‟i atau da‟awi. Dengan demikian kedisplinan bisa bersifat syar‟i atau da‟awi. Kedisiplinan bersifat syar‟i adalah pengendalian akidah, ibadah, akhlaq dan muamalah sesuai apa yang dibawa islam dalam seluruh aspek tersebut. Seorang muslim harus komitmen dengan seluruh kehidupannya, komitmen dengan sistem Allah dalam akidahnya berarti memelihara kebersihan tauhid tanpa terkontaminasi dengan kemusyrikan sedikitpun. Demikian juga terhadap akhlaq dan muamalahnya, seorang muslim dituntut membatasi perilakunya sesuai dengan perintah agama dalam mengatur kehidupannya. Sedangkan Depdiknas mengartikan dispilin adalah “tingkat konsistensi dan konsekuen seseorang terhadap suatu komitmen bersama yang berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai waktu dan proses
60
suatu pelaksanaan suatu kegiatan”. Dari definisi di atas terdapat tiga hal penting dalam hal kedisiplinan agar kedisiplinan dapat dilakukan dengan benar yaitu ada sifat konsisten, konsekuen dan komitmen. Konsisten berarti kesiapan seseorang dalam menjalankan kegiatan yang secara berkelanjutan dan terus menerus. Konsekuen berarti sikap fokus terhadap pekerjaan yang digelutinya. Komitmen adalah sikap ketetapan dalam menjalankan suatu hal tanpa adanya keraguan. Ketiga hal tersebut apabila berjalan secara seimbang dan
serasi maka
kedisiplinan untuk mentaati peraturan berjalan dengan tertib dan tujuan akan mudah dicapai (Fazrih, 2011: 10). b. Macam-Macam Kedisiplinan Menurut
Piet
A.Sahertian
(dalam
Fazrih,
2011:
12),
mengemukakan macam-macam disiplin adalah sebagai berikut: 1)
Disiplin tradisional adalah disiplin yang bersifat menekan, menghukum, mengawasi, memaksa dan akibatnya merusak penilaian yang terdidik. Maksud disiplin di sini adalah disiplin yang menjadikan terdidik secara otoriter. Contohnya orang tua yang memaksa anaknya untuk beribadah apabila anak usianya lebih dari 7 tahun tidak melaksanakan shalat maka boleh dihukum.
2) Disiplin modern adalah pendidikan hanya menciptakan situasi yang memungkinkan agar seseorang dapat mengatur dirinya. Ada situasai kemampuan dirinya. Disiplin ini memberikan pilihan
61
untuk melaksanakan suatu hal untuk dikerjakan atau ditinggalkan agar anak bisa mengembangkan diri dengan harmonis. Contohnya orang tua secara demokratis telah memberitahu anaknya tentang kebaikan dan akibat apabila anak tidak mengerjakan shalat, maka orang tua memberikan pilihan kepada anak untuk mengerjakan atau meninggalkan shalat. Artinya agar tercipta hubungan yang harmonis antara orang tua dan anak. 3) Disiplin liberal adalah disiplin yang memberikan seseorang merasa memiliki kebebasan tanpa batas. Seseorang diberikan kebebasan untuk melaksanakan atau meninggalkan suatu aturan, situasi hubungannya pun tidak akrab dan tidak harmonis. Sedangkan menurut Septiawan (dalam Fzrih, 2011: 12), macammacam disiplin ada kedisipinan yang berkaitan dengan urusan agama, kedisiplinan yang berkaitan dengan diri sendiri, orang lain dan sebagainya di antaranya adalah: 1) Disiplin diri sendiri Disiplin diri merujuk pada pelatihan yang didapatkan seseorang untuk memenuhi tugas tertentu atau untuk mengadopsi pola perilaku tertentu. Sebagai contoh seseorang mungkin tidak melakukan sesuatu yang menurutnya memuaskan dan menyenangkan dengan membelanjakan uangnya untuk sesuatu yang ia inginkan akan tetapi menyumbangkan uang tersebut pada organisasi amal dengan pikiran bahwa hal tersebut lebih penting.
62
2) Disiplin dalam menggunakan waktu Disiplin dalam penggunaan waktu perlu diperhatikan secara seksama. Waktu yang sudah berlalu tidak akan terulang lagi. Demikian pentingnya waktu sehingga orang-orang yang berhasil sukses adalah orang yang hidup teratur dan disiplin memanfaatkan waktunya. Maksudnya bisa menggunakan dan membagi waktu dengan baik. Karena waktu amat berharga dan salah satu kunci kesuksesan. 3) Disiplin dalam beribadah Maksudnya ialah senantiasa beribadah dengan peraturan-peratuaran yang terdapat didalamnya. Kedisiplinan dalam beribadah amat dibutuhkan, Allah SWT senantiasa menganjurkan manusia untuk Disiplin, sebagai contoh firman Allah SWT.
Artinya: Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. (Q.S. Al-Ma‟un: 4-5) Seorang mukmin yang disiplin dalam menjalankan ibadahnya tentunya ia tidak akan lalai dalam menjalankan shalat, ia akan selalu bersikap disiplin dalam hal syarat dan rukunnya, disiplin waktunya dan disiplin dalam hal kekhusu‟annya. Seseorang yang menjalankan sholat dalam keadaanbehadats atau tidak, khusu‟ atau tidak khusu‟ tidak ada seorangpun yang mengetahui kecuali dirinya sendiri. Bila
63
seseorang telah dapat menjalankan ibadahnya dengan disiplin tentunya orang terebut akan tertib dalam hidupnya. 4) Disiplin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan orang untuk tunduk kepada keputusan. Kedisiplinan merupakan hal yang amat menentukan dalam proses pencapaian tujuan pendidikan, sampai terjadi erosi disiplin maka pencapaian. c. Pengertian Ibadah Ibadah dari segi bahasa berasal dari Bahasa Arab “Ibadatun” yang berarti taat, tunduk, merendah diri, dan menghambakan diri (Basyir, 2001: 11). Sedangkan ibadah menurut istilah adalah ketundukan hati secara sempurna dan mendalam diiringi dengan sikap lahiriyah berupa ibadah kepada Allah SWT, yaitu semua ibadah yang diperintahkan Allah untuk dikerjakan dan menjauhi apa yang dilarangnya. Dalam arti umum ibadah meliputi segala kegiatan manusia yang didasarkan kepada kepatuhan, ketundukan dan keikhlasan kepada Allah SWT, sedangkan dalam arti khusus hanya mencakup yang tata cara serta rinciannya telah diatur oleh Allah dan Rasul-Nya, seperti sholat, puasa, zakat dan haji (Fazrih, 2011:18). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 318), Ibadah adalah perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah yang didasari ketaatan menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya. Ibadah dari segi bahasa berasal dari bahasa arab „abada-yu‟abidu-Ibadatan
64
yang berarti taat, tunduk, merendah diri, dan menghambakan diri (Basyir, 2001: 11). Ibnu Taimiyah memberikan pengertian ibadah menurut istilah syara‟ dengan tunduk dan cinta, yaitu tunduk mutlak kepada Allah disertai cinta sepenuhnya kepada Allah swt. Dengan deikian unsur pertama ibadah adalah taat dan tunduk kepada Allah, yaitu merasa berkewajiban melaksanakanperaturan Allah yang dibawakan oleh para Rasul-Nya, baik yang berupa perintah maupun larangan, ketentuan halam maupun yang haram. QS. Adz-Dzaariyaat ayat 56 menegaskan bahwa jin dan manusia diciptakan Allah agar mereka beribadah kepada-Nya. Penegasan seperti itu memberikan pengertian bahwa ibadah bukan hanya berupa shalat, zakat, puasa dan haji saja tapi ibadah mempunyai pengertian yang lebih luas lagi dari sekedar shalat dan sebagainya itu. ibadah dalam
pengertian
umum
adalah
menjalani
kehidupan
untuk
memperoleh keridhoan Allah SWT dengan mentaati syari‟at-Nya. (Basyir, 2001: 13) d. Bentuk Dan Sifat Ibadah Ibadah-ibadah
yang
kita
laksanakan
untuk
menandakan
perhambaan diri kita kepada Allah jika diselidiki bentuk dan sifatsifatnya nyatalah bahwa ibadah-ibadah itu terbagi menjadi eman macam (Shiddieqy, 1994: 18):
65
1)
Ibadah yang berupa perkataan dan ucapan lidah. Ibadah ini dapat berupa tasbih, tahmid, tahlil, takbir, taslim, doa, membaca hamdallah oleh orang yang bersin, mentasymiet orang yang bersin, memberi tahiyah tau salam, menjawab salam, khutbah, menyuruh ma;ruf, mencegah munkar, menanya sesuatu yang tidak diketahui, menjawab pertanyaan (memberi fatwa), memajukan pensaksian (syahadah), membaca iqamah. Membaca adzan, membaca Al-Qur‟an, membaca basmallah ketika makan, minum dan menyembelih binatang, membaca Al-Qur‟an ketika dikejuti syaitan.
2) Ibadah yang berupa perbuatan yang tidak disifatkan dengan suatu sifat. Umpamanya dengan menolong orang, berjihad di jalan Allah, membela diri dari gangguan, tajhiz mayit dan mandi. 3) Ibadah yang berupa menahan diri dari mengerjakan sesuatu pekerjaan. Ibadah semacam ini ialah dengan cara puasa, yakni menahan diri dari makan, minum, dan dari segala hal yang merusakkan puasa. Dengan kita menahan diri dari perbuatanperbuatan tersebut terwujudlah ibadah puasa.
66
4) Ibadah yang melengkapi perbuatan dan menahan diri dari sesuatu pekerjaan. Ibadah seperti ini dapat berupa, i‟tikaf (duduk dalam masjid) serta menahan diri dari jima‟ dan
mubasyarah dan
seperti: hajji, thawaf. Ta‟rif (berwuquf di Arafah), ihram serta menahan diri dari menggunting rambut, mengerat kuku, jima‟, bernikah dan menikahkan berburu, menutup muka oleh para wanita dan menutup kepala oleh para lelaki. 5) Ibadah yang bersifat menggugurkan hak. Umpamanya membebaskan orang yang berhutang dari hutangnya dan memaafkan kesalahan dari orang yang bersalah dan seperti memerdekakan budak untuk kaffarat. 6) Ibadah yang melengkapi perkataan, pekerjaan, khudlu‟, khusyu‟, menahan diri dari berbicara dan berpaling lahir dan bathin dari yang diperintahkan kita menghadapinya. Ibadah yang melengkapi segala yang tersebut itu ialah diantaranya adalah shalat. Lantaran inilah shalat dipandang seutama-utamanya ibadah oleh asy Syafiiy. Sembahyang melengkapi perbuatan-perbuatan yang lahir dan batin, melengkapi ucapan-ucapan dan menahan diri dari berbicara dan dari berpaling hati dan badan.
67
e. Macam-Macam Dan Ruang Lingkup Ibadah Menurut Ash-Shiddieqy (1994: 5) ada dua macam ibadah yang dilakukan oleh manusia sehubungan dengan Allah SWT yaitu ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah. 1) Ibadah mahdhah Ibadah mahdhah adalah ibadah yang berhubungan secara langsung Allah dengan hamba atau manusia. Misalnya sholat, puasa. Hubungan ini merupakan suatu ikatan yang vertikal yang mutlak tidak boleh berhenti walaupunhanya sedikitpun. Dalam ibadah mahdhah (disebut juga ibadah khusus) aturan-aturannya tidak boleh semaunya akan tetapi harus mengikuti aturan yang sudah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya. 2) Ibadah ghairu mahdhah Ibadah ghairu mahdhah adalah ibadah yang tidak secara langsung, yaitu suatu perkataan atau perbuatan secara lahir maupun bathin yang mencakup ritual, sosial serta sumbangan pribadi untuk kesejahteraan manusisa. Misalnya zakat, shodaqoh, infaq dan lain-lain. Hubungan ini merupakan suatu hubungan horizontal yang sejajar antara manusia dengan manusia lainya. Ibadah ghairu mahdhah (disebut juga ibadah umum) seseorang dapat menentukan aturannya yang terbaik, kecuali yang sudah jelas dilarang oleh Allah. Tentu saja perbuatan dicatat sebagai ibadah kalau niatnya ikhlas karena Allah SWT.
68
Sedangkan ruang lingkup ibadah menurut Ibn Taimiyah (dalam Nasichah, 2013: 26), adalah cinta pada Allah dan RasulNya, khusu‟ dalam beribadah kepada Allah, ikhlas dalam beragama, sabar dalam kebijaksanaan Allah, syukur terhadap nikmat Allah, Ridho dalam ketentuan Allah serta tawakkal kepada Allah. Jadi dengan macam-macam dan ruang lingkup ibadah tersebut akan menjalankan ibadah secara tertip dan disiplin. Karena dengan macam ibadah akan memberi peluang untuk mengembangkan ibadah seseorang, sedangkan dengan ruang lingkup ibadah akan lebih fokus dalam beribadah yaitu sematamata hanya mengharapkan ridha Allah. f. Kedisiplinan Dalam Menjalankan Ibadah Disiplin dalam Beribadah maksudnya ialah senantiasa beribadah dengan peraturan-peratuaran yang terdapat didalamnya. Kedisiplinan dalam
beribadah
amat
dibutuhkan,
Allah
SWT
senantiasa
menganjurkan manusia untuk disiplin, sebagai contoh firman Allah SWT.
Artinya:“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya” (QS. Al-Ma`un:4-5) Ciri-ciri orang yang disiplin beribadah dia akan menjaga islam dalam dirinya dengan memperhatikan lima hal yaitu syahadad, sholat, puasa, zakat dan naik haji. Seperti hadis yang dikutip dari majalah As-
69
Sunnah, (2006: 16) yang artinya sebagai berikut: “ Dari Ibnu Umar r.a berkara: Rasulullah SAW bersabda, Islam dibangun di atas lima dasar:
ت َعار ُغس ْ َعلا َع ْناأَعِبا َع ْبداو َّر ْْحَعنا َع ْبداهللاا ْنا ُغ َعمَعرا ْناو ْْلَعطَّاب َعارض َعياهللاُغا َع ْنَب ُغه َعمااقَع َعال َع ااَس ْع ُغ ٍ ْا ُغِناوْإل ْسالَع ُغما َعَعىاَخَع:هللااص ىاهللاا س ماآَعَب ُغق ْ ُغلا َّ ا َعش َعه َعادةُغاأَع ْناالَعاإَع َعواإالَّاهللاُغا َعأ:سا َعنا َع ضاناا(ر وهاو رتمذيا َّ اماو ص ْ ُغم َعارَعم َع صالَعةا َع إآَْبتَعاءُغاو َّزَعكاةا َع َعح ُّجاوْبَعَبْيتا َع َع ُغُمَع َّمدوً َعار ُغس ْ ُغلاهللاا َع إقَع ُغ مس م)اااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااااا
Dari Abu Abdirrohman Abdulloh bin Umar bin Khoththob rodhiyallohu „anhuma, dia berkata “Aku pernah mendengar Rosululloh shollallohu „alaihi wasallam bersabda: ‟Islam itu dibangun di atas lima perkara, yaitu: Bersaksi tiada sesembahan yang haq kecuali Alloh dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Alloh, menegakkan sholat, mengeluarkan zakat, mengerjakan haji ke Baitulloh, dan berpuasa pada bulan Romadhon.”(HR. Tirmidzi dan Muslim)
Kedisiplinan itu beragam, bukan hanya dalam menjalankan shalat saja akan tetapi semua hukum dan aturan agama harus ditaati. Misalnya menjauhi perbuatan maksiat, seperti minum minuman keras, perjudian perbuatan keji lainnya juga merupakan disiplin dalam beribadah. Seseorang tidak akan meminum munuman keras walaupun tidak seorangpun yang melihatnya karena dia tahu kalau Allah selalu mengatahui perbuatannya, begitu juga dengan orang yang sedang berpuasa, orang yang disiplin ia tetap akan menahan hal-hal yang
70
membatalkan puasa walaupun orang lain tidak tahu karena hanya dirinya sendiri dan Allah yang mengetahui.
Jadi kedisiplinan beribadah itu sangat luas dan kompleks, tidak hanya dibatasi kegiatan ritual saja tetapi menyangkut semua aspek kehidupan manusia. Semua aspek dalam kehidupan ini dapat diartikan sebagai kegiatan peribadatan dan keagamaan. Mulai dari beribadah kepada tuhan, mencari nafkah, bersilaturrahmi, berfikir untuk kemajuan islam, dapat dikatakan sebagai bentuk peribadahan dengan niat yang benar dan ikhlas mengharap ridlo dari Allah SWT.
g. Faktor Yang Mempengaruhi Kedisiplinan Beribadah Menurut
Thouless
(1992:
34)
ada
empat
faktor
yang
mempengaruhi sikap keagamaan yang akhirnya menimbulkan kedisplinan dalam beribadah seseorang antara lain: 1)
Pengaruh pendidikan atau pengajaran dan berbagai tekanan sosial (faktor sosial) ini mencakup semua pengaruh sosial dalam perkembangan sikap keagamaan, termasuk pendidikan dari orang tua, tradisi-tradisi sosisal, tekanan lingkungan sosisal untuk menyesuaikan diri dengan berbagai pendapat dan sikap yang disepakati oleh lingkungan itu. faktor sosial merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada faktor perkembangan sosial, perkembangan sosial dilingkungan pendidikan formal dengan cara memberikan
wadah
untuk
71
mengembangkan
potensi
serta
mengimplementasikan materi dengan kegiatah kehidupan seharihari. 2)
Berbagai pengalaman yang dialami oleh seseorang dalam membentuk sikap keagamaan terutama pengalaman seperti keindahan, keselarasan dan kebaikan di dunia lain (faktor alamiah) seperti menjalin hubungan yang baik pada sesama dengan
saling
menolong,
adanya
konflik
moral
seperti
mendapatkan tekanan-tekanan dari lingkungan dan pengalaman emosional
keagamaan
(faktor
efektif)
seperti
perasaan
mendapatkan peringatan atau pertolongan dari Tuhan. 3)
Faktor-faktor yang seluruhnya atau sebagaian yang timbul dari kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi terutama kebutuhan terhadap keagamaan, cinta kasih, harga diri dan ancaman kematian.
4)
Berbagai pemikiran verbal atau intelektual dimana faktor ini juga dapat mempengaruhi religiusitas manusisa adalah makhluk yang dapat berfikir, sehingga manusisa akan memikirkan tentang keyakinan-keyakinan dan agama yang dianutnya. Berdasarkan penjelasan di tasa maka dapat disimpulkan bahwa
ada dua faktor yang mempengaruhi tigkat kedisiplinan beribadah seseorang yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal meliputi pendidikan formal, pendididkdan agama dalam keluarga, tradisi sosial yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan, tekanan-
72
tekanan lingkingan sosisal dalam kehidupan seseorang. Faktor internal meliputi pengalaman-pengalaman emosional keagamaan, kebutuhan seseorang yang mendesak untuk dipenuhi seperti kebutuhan akan rasa aman, harga diri dan cinta kasih atau pun ancaman kematian. h. Manfaat Kedisiplinan Beribadah Manfaat kedisiplinan beribadah menurut Hasby Ash Shiddieqy, (1994: 210) menerangkan bahwa tiap-tiap ibadah itu mempunyai hikmah atau bekasan yang khusus baginya dalam meluruskan akhlaq pribadi seseorang yang beribadah tersebut dalam mengheningkan dan dalam membawa pribadi itu berangsur-angsur maju ke arah kesempurnaan yang layak dan naik kepada derajat “dekat dengan Allah” yakni naik kepada maqam taqarrub. Hikmah yang diberikan seorang yang beribadah shalat berbeda dengan seorang yang beribadah puasa. Orang yang sudah terbiasa disiplin beribadah maka sholat dijadikan sebagai penata waktunya. Kedisiplinan beribadah juga akan mempengaruhi tingkah laku seseorang, seseorang yang terbiasa melaksanakan disiplin dalam beribadah maka akan muncul akhlak yang baik dan perilaku positif akan terbentuk dengan sendirinya (Fadilah, 2012:27).
B. Kajian Pustaka Hasil penemuan kajian pustaka yang bersumber dari hasil penelitian yang terdahulu (Nadjib, 2011), yang hampir sama dengan pembahasan penelitian ini
73
yaitu “Pengaruh kegiatan mentoring di sekolah terhadap kesadaran beribadah siswa kelas VIII SMP IT Nurul Islam Tengaran tahun 2011” yang didalamnya membahas bahwa kegiatan mentoring ini dapat berpengaruh kepada kesadaran beribadah siswa kelas VIII. Sedangkan penemuan yang lain diambil dari (Nasichah, 2013), tentang “Hubungan antara keaktifan mengikuti kegiatan SKI dengan tingkat kedisiplinan beribadah di SMP N 6 Salatiga” yang di dalam pemaparannya mengenai tingkat keaktifan mengikuti salah satu organisasi yang ada di sekolah tersebut yaitu SKI berdampak kepada kedisiplinan beribadah siswa anggota SKI. Selain itu terdapat juga dalam Mashuri, (2008) yang membahas tentang “Pengaruh pendidikan keparamukaan terhadap kedisiplinan beribadah siswa SMKN 1 Salatiga tahun 2008” yang pembahasannya fokus menjelaskan bahwa kegiatan kepramukaan dapat berpengaruh terhadap kedisilpinan beribadah siswa. Jadi, dari pemaparan-pemaparan dari penelitian yang terdahulu bila dibandingkan dengan penelitian ini maka terdapat perbedaan pembahasan yaitu bahwasannya penelitian ini menjelaskan mengenai seberapa tingkat keaktifan anggota Lembaga Dakwah Kampus dalam mengikuti kegiatan mentoring yang diadakan oleh Lembaga Dakwah Kampus tersebut kemudian dicari pengaruhnya terhadap kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK setelah aktif mengikuti kegiatan mentoring tersebut.
74
C. Analisis Tentang Keaktifan Mengikuti Mentoring Terhadap Kedisiplinan Beribadah Mahasiswa LDK Darul Amal STAIN Salatiga Tahun 2014. Setelah mengetahui definisi beserta bentuk maupun tujuan dari berbagai persoalan di atas, bahwa ada pengaruh keaktifan mengikuti mentoring dengan kedisiplinan beribadah mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus Darul Amal STAIN Salatiga,
karena dapat kita katahui bahwa
dampak dari proses kegiatan mentoring ini berhubungan dengan hasil dari penanaman ajaran islam yang dilakukan ketika aktivitas mentoring tersebut dilaksanakan. Dengan demikian pendidikan atau proses aktifitas mentoring ini mempunyai hubungan yang erat serta sangat berpengaruh terhadap kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK, karena jelas bahwa dilihat dari tujuan-tujuan yang telah dipaparkan di atas tadi mengungkapkan bahwa kegiatan mentoing mempunyai tujuan bagi manusia untuk selalu menambah kualitas pribadi baik dari segi pengetahuan (akal) maupun rohani dan mempunyai akhlaq yang baik. Ada dua tugas besar yang diberikan Allah kepad manusia yaitu beribadah kepada Allah dan menjalankan fungsi kekhalifahan di muka bumi ini (Siddiq, 2002: 96). Peranan Lembaga Dakwah Kampus dalam mengadakan program kerja yang salah satunya adalah mentoring ternyata sangat besar manfaatnya, karena selain sebagai proses penjagaan kader anggota Lembaga Dakwah Kampus beserta pemberian suplemen terhadap kader dengan materi-materi yang diberikan, mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus akan memiliki aqidah yang kuat dan lurus sehingga akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah
75
dan tidak akan menyimpang dari ajaran-Nya. Selain dari segi aqidah, mahasiswa juga akan menjalankan ibadah yang benar. Ibadah yang benar adalah semua pengajaran peribadahan diambil dari sumber-sumber benar dalam islam (Al-Qur‟an dan Sunnah).
76
yang
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya Lembaga Dakwah Kampus Darul Amal Lembaga Dakwah kampus adalah sebuah lembaga dari salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang berada di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Berbicara tentang LDK, maka akan banyak berbicara pada tiga hal, yakni lembaga, dakwah dan kampus. Lembaga adalah bentuk representatif dari sebuah kelompok yang bergerak bersama untuk sebuah tujuan. Dakwah adalah aktivitas yang dilakukan dan kampus adalah sasaran dari aktivitas yang dilakukan (Tim OPAK, 2013: 88-89). Lembaga
Dakwah
Kampus Darul
Amal
STAIN
Salatiga
merupakan salah satu organisasi kemahasiswaan yang bergerak dalam bidang dakwah. LDK ini merupakan aktualisasi para Aktivis Dakwah Kampus (ADK) dalam menebarkan syiar Islam di lingkungan kampus dan masyarakat di sekitar. Lembaga yang lebih konsen pada dakwah kampus ini secara keorganisasiannya di bawah Puket III. Keberadaan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) dalam konteks dakwah kampus, memegang peranan yang sangat penting. Meskipun LDK bukan merupakan sayap dakwah satu-satunya di kampus, namun LDK merupakan dapur sekaligus laboratorium dakwah yang utama di kampus. Dan LDK-lah strategi dakwah disusun dan dikembangkan
77
hingga akhirnya dakwah dapat melebarkan sayapnya ke sector-sektor lain yang ada di kampus. Latar belakang terbentuknya LDK DA STAIN Salatiga tidak lepas dari peran mahasiswa yang kritis terhadap kondisi masyarakat yang semakin jauh dari nilai-nilai Islam. Sehingga mereka bergabung dalam Korps Dakwah Kampus (KDK) untuk memberikan kontribusi dalam perbaikan (Islah) terhadap diri dan masyarakat, terutama masyarakat kampus. Dakwah kampus adalah implementasi dakwah illallah dalam lingkungan perguruan tinggi. Dimaksudkan untuk menyeru civitas akademika ke jalan Islam dengan memanfaatkan berbagai sarana formal/informal yang ada di dalam kampus. Dakwah kampus bergerak di lingkungan masyarakat ilmiah yang mengedepankan intelektualitas dan profesionalitas. Karena itulah pada tanggal 28 April 2002 terbentuklah LDM (Lembaga Dakwah Mahasiswa), melalui musyawarah akbar (Musyak) I. satu tahun kemudian, pada Musyak II tanggal 31 Mei 2003 LDM berubah nama menjadi Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN Salatiga (Buku Profil LDK masa bakti 2014). Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal adalah sebuah lembaga dari salah satu UKM yang berada di kampus STAIN Salatiga. Berbicara mengenai LDK, maka kita akan berbicara pada tiga hal, yakni lembaga, dakwah dan kampus. Lembaga adalah bentuk representatif dari
78
sebuah kelompok yang bergerak bersama untuk sebuah tujuan. Dakwah adalah aktifitas yang dilakukan untuk mengajak kearah yang benar yang lebih baik berdasarkan pada amar ma‟ruf nahi mungkar. Sedangkan kampus adalah tempat jalannya dakwah tersebut. Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN Salatiga didirikan di Salatiga pada 28 April 2002. Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN Salatiga berasaskan islam, bersifat terbuka bagi seluruh mahasiswa STAIN Salatiga yang berkeinginan membina dan mengembangkan kualitas diri dan umat melalui lembaga ini, secara kelembagaan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal berada di bawah pembantu ketua (Peket III) bidang kemahasiswaan dan kegiatannya di bawah koordinasi Kepala Unit Pembina Kemahasiswaan (UPK) STAIN Salatiga. Landasan gerak Lembaga Dakwa Kampus Darul Amal STAIN Salatiga adalah Al-Qur‟an dan As-Sunnah (Tim Musyak III LDK, 2012: 9). 2. Visi Dan Misi Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN Salatiga Visi: Sebagai wadah positif bagi mahasiswa STAIN Salatiga untuk melahirkan kader-kader yang Robbaniyah, ilmiah dan profesional. Misi: a. Menghimpun, membina, memberdayakan dan mengarahkan mahasiswa guna meningkatkan kualitas ruhiyah, jasadiyah dan
79
perannya di kampus STAIN Salatiga serta masyarakat secara luas. b. Menyebarkan nilai-nilai islam dalam mewujukan kampus yang islami. 3. Struktur Organisasi Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN Salatiga Diagram Struktur Kepengurusan LDK Darul Amal Tahun 2014 Dewan Pelindung Ketua Stain Salatiga Dewan Penasehat PUKET III Dewan pembina Bpk. Syukron Makmun ketua umum Luqman Hakim
Sekretaris Umum Nur Salim
Bndahara Umum Wahyu Ardi
Biro Kestari
Biro DANUS 1. Wahid K 2.Azza Nurul Laila
Diantina bashiroh
Bidang Syi‟ar 1 Ketua: Taufiqur Sekretaris: Nofi
Dewan Syuro Alumni LDK
Bidang Kaderisai Ketua: A. Ckamim Sekretaris: Kummi L
80
Bidang Nisa‟ 1 Ketua: Gunarti Y Sekretaris: alfida
Bidang Syi‟ar 2 Ketua: Hendro
Bidang Nisa‟ 2 Ketua: Endang
Sekretaris: Indah
Sekretaris: Winda W
4. Gambaran Umum Bidang Kaderisasi Lembaga Dakwah Kampus Darul Amal STAIN Salatiga Bidang kaderisasi merupakan salah satu bidang yang berada di naungan
Lembaga Dakwah Kampus STAIN Salatiga. Bidang ini
bertujuan untuk merekrut anggota baru, mendata, membina dan memetakkan kader,kamampuan dan soliditas anggota agar memiliki keterikatan dengan nilai-nilai keislaman dan melibatkannya dalam amal islami yang sesuai dengan tujuan organisai Lembaga Dakwah Kampus STAIN Salatiga. a. Alur Kaderisai Antara Lain Sebagai Berikut: 1) IBTIDA‟ Tahap ini adalah tahap rekrutmen secara kelembagaan dan terbuka (open recruitment). Tahap ini merupakan pintu masuk menjadi anggota LDK Darul Amal. Dalam tahap ini kaidah yang harus digunakan adalah kaidah dakwah “menggembirakan bukan menakut-nakuti.” Ibtida‟
bertujuan
untuk mengenalkan
konsep
islam,
menumbuhkan Ghiroh Islam, nasrul fikroh terhadap islam, menjadikan kader sebagai kader pendukung dakwah kampus,
81
yang memiliki aqidah yang bersih dan menampilkan akhlaq islami dalam pergaulan sehari-hari. 2) SIE (Small Islamic Environment) Setelah
pelaksanaan
Ibtida‟,
secepatnya
segera
dilaksanakan follow-up berupa SIE baik secara klasikal maupun kelompok. Maksimal pelaksanaan SIE perdana adalah dua pekan setelah Ibtida‟. Untuk itu, jauh sebelum pelaksanaan Ibtida‟ harus disiapkan pemandu SIE, materi dan perangkat SIE. (Untuk arahan SIE dapat dilihat pada panduan pelaksanaan SIE). Asumsi waktu efektif adalah 1 bulan 1x. 3) Mentoring (Liqo‟) Merupakan bentuk pembinaan kader LDK. Sama seperti SIE, mentoring merupakan follow up kader LDK yang harus diikuti oleh semua kader. Kader baru dikelompokkan dalam kelompokkelompok kecil yang terdiri dari 5 – 10 orang dan dipegang oleh salah seorang pembina. Mentoring dilaksanakan satu pekan sekali sesuai kesepakatan kelompok. Majelis Kader (mentoring) merupakan alur pembinaan yang wajib diikuti oleh seluruh kader LDK Darul Amal STAIN Salatiga setelah mengikuti alur pengkaderan tahap I (Ibtida`). Tujuan dari kegiatan ini untuk memberikan follow up kepada kader yang telah terekrut dengan memberikan materi-materi keislaman berbasis kelompok. Tiap kelompok terdiri dari 5-10
82
orang, dan dipegang oleh seorang pembina. Target kegiatan ini supaya kader bisa memahami serta menjalankan syariat Islam dengan baik. Ukuran keberhasilan agar kader mempunyai kepribadian yang Islami. Materi yang diberikan yaitu materimateri yang sudah ditetapkan oleh Bidang Kaderisasi yang merupakan materi keislaman umum dan dasar. Selain itu, juga diisi dengan materi yang bersifat kondisional. Sasaran mentoring ini adalah seluruh kader yang sudah terekrut oleh LDK Darul Amal STAIN Salatiga yang dilakukan satu pekan sekali (dalam Buku Panduan Bidang Kaderisasi LDK Darul Amal). 4) TEKAD 1 TEKAD 1 (Training Kader I) adalah alur kaderisasi tahap 2 dalam bidang menejemen Islami dan pemahaman syumuliatul dakwah. Tujuan dari program ini adalah membekali Kader untuk siap dikaryakan di kepanitiaan, memahami struktur organisasi LDK Darul Amal, mempersiapkan kader untuk siap magang sebagai staf bidang, membentuk kader pendukung dan penggerak dakwah kampus, Sebagai bentuk penjagaan kader. 5) TEKAD 2 Alur kaderisasi tahap 3 yang dilaksanakan sebagai upaya mempersiapkan calon pengurus di LDK Darul Amal. TEKAD 2 bertujuan membekali kader untuk siap diamanahi menjadi pengurus
LDK,
membangun
83
mas‟uliyah
dalam
amanah,
membentuk kader pendukung dan penggerak. Materi di dalam TEKAD 2 ini antara lain leadership, team Work/Amal Jama‟i, manajemen Syuro, penyusunan dan evaluasi program kerja, manajemen konflik, materi ruhiyah. 6) Ma‟had Murobbi Program ma‟had murobbi bertujuan untuk membekali kader untuk
siap
kepemimpinan
menjadi dan
pembina
komitmen
mentoring, dakwah,
membentuk
mencetak
Kader
konseptor. Bentuk kegiatan ini adalah cerdig, pelatihan, simulasi dan game. Bekerja sama dengan Dewan Syuro LDK Darul Amal STAIN Salatiga. 7) Tekad 3 Bertujuan memahami konsep qiyadah wal jundiyah, internalisasi manhaj dakwah kampus, memahami sejarah dakwah kampus (termasuk LDK Darul Amal), mengetahui ideologi kontemporer di indonesia, membentuk kader penggerak. B. Penyajian Data Penelitian 1. Data Responden Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data tentang keaktifan mengikuti kegiatan mentoring dan data tentang kedisiplinan beribadah. Adapun daftar nama-nama anggota LDK Darul Amal STAIN Salatiga yang aktif mengikuti mentoring dan terpilih menjadi responden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
84
Tabel. 1 Daftar Nama Responden No. 1
Inisial Nama Responden SK
Jurusan PGMI
2
MCS
TBI
3
ISW
TBI
4
KAB
PAI
5
SF
PAI
6
NZN
TBI
7
SFK
PAI
8
DA
PAI
9
KK
PAI
10
GY
TBI
11
FM
PGRA
12
NEP
TBI
13
LH
PAI
14
YP
PAI
15
NW
PAI
16
AAM
TBI
17
AMS
TBI
18
AS
PAI
19
FR
TBI
20
N
PAI
21
EH
PAI
22
IWK
TBI
23
IR
PBA
24
I
PBA
25
NT
PBA
26
ETW
PGMI
27
NS
PBA
28
NPL
PBA
29
MS
PAI
85
30
EF
PAI
31
IS
PAI
32
NS
TBI
33
UR
TBI
34
LC
PAI
35
UL
PAI
36
WRS
PAI
37
LH
SYARI‟AH
38
NH
PGMI
39
UK
TBI
40
AMM
PAI
2. Data Tentang Jawaban Angket Keaktifan Mengikuti Kegiatan Mentoring Adapun hasil penyebaran angket tentang keaktifan mahasiswa LDK dalam mengikuti kegiatan mentoring dapat dilihat melalui tabel berikut ini: Tabel. 2 Data Jawaban Angket Tentang Keaktifan Mengikuti Mentoring No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
1
A
A
B
B
A
B
B
A
B
A
B
B
A
A
A
B
A
A
A
A
2
A
A
A
A
A
B
B
A
C
A
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
3
A
A
B
A
A
B
A
A
B
A
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
4
A
A
A
A
A
A
B
A
B
A
B
A
A
B
A
B
A
A
B
A
5
A
A
B
A
A
A
A
A
B
A
B
A
A
A
A
B
A
A
A
A
6
A
C
C
A
A
B
B
A
B
A
C
B
A
A
C
C
A
A
A
A
86
7
A
A
B
A
A
A
B
A
B
A
B
A
A
B
B
B
B
A
A
A
8
A
A
B
A
A
A
A
B
A
A
C
B
A
B
B
C
B
A
A
A
9
A
A
B
B
A
A
B
A
A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
10
A
A
B
A
A
A
B
A
B
A
B
B
A
A
A
A
A
B
A
A
11
A
A
B
B
A
A
B
B
B
A
B
A
A
A
A
B
A
B
A
A
12
A
A
B
A
B
B
B
B
C
A
C
A
A
A
A
B
A
A
A
A
13
A
A
B
A
A
A
A
A
B
A
B
A
A
A
B
A
A
B
A
A
14
A
A
B
A
B
A
B
B
B
A
B
A
A
B
B
B
B
A
A
A
15
A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
A
B
A
A
16
A
A
B
A
A
B
B
A
B
A
B
B
A
A
A
A
A
A
A
A
17
A
A
A
A
A
B
B
A
B
A
B
A
A
A
B
A
A
A
A
A
18
A
A
A
A
A
B
A
A
B
A
B
A
A
B
A
A
A
A
A
A
19
A
A
B
A
A
A
B
A
B
A
B
B
A
B
C
B
B
B
A
A
20
A
A
B
A
A
B
A
A
B
A
B
B
A
A
B
A
A
B
A
A
21
A
A
A
A
A
A
B
A
B
A
B
B
A
A
A
B
A
A
A
A
22
A
A
A
A
B
B
B
A
B
A
B
B
A
A
B
A
A
B
A
A
23
A
A
B
A
A
A
B
A
B
A
B
A
A
A
B
B
A
A
A
A
24
A
C
B
A
B
C
C
A
B
A
B
B
A
A
B
A
B
A
A
A
25
A
A
B
A
A
A
A
B
B
A
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
26
A
A
B
B
A
A
A
A
B
A
B
A
A
A
B
B
A
A
A
A
27
A
A
A
A
B
A
A
B
B
A
B
A
A
A
B
A
A
A
A
A
28
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
A
B
B
B
A
A
A
A
29
A
A
A
A
A
B
B
A
B
A
A
A
A
B
B
A
A
A
A
A
30
A
B
B
A
A
A
B
B
B
A
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
31
A
A
A
A
A
B
B
A
A
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
32
A
A
A
A
A
B
A
C
A
A
A
A
A
B
B
A
A
A
A
A
33
A
A
B
A
A
A
A
B
B
A
B
A
A
A
A
B
A
A
A
A
87
34
A
A
B
A
A
A
A
A
B
A
B
A
A
B
B
A
A
A
A
A
35
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
36
A
A
A
A
A
B
A
A
B
A
B
A
A
A
B
A
A
A
A
A
37
A
A
A
A
A
B
B
B
B
B
B
B
A
B
B
A
A
A
A
A
38
A
B
B
B
A
A
A
A
B
A
B
A
A
A
B
A
B
B
A
A
39
A
A
B
A
A
B
B
A
B
A
B
A
A
B
C
B
A
A
B
A
40
A
A
B
A
B
B
B
B
B
A
C
B
B
B
B
B
B
B
A
A
3. Data Tentang Jawaban Angket Kedisiplinan Beribadah Mahasiswa LDK Tahun 2014 Adapun hasil penyebaran angket tentang kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK Darul Amal STAIN Salatiga tahun 2014 dapat dilihat pada tebel berikut ini: Tabel. 3 Rekapitulasi Jawaban Angket Kedisiplinan Beribadah No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
1
A
A
B
B
B
B
B
B
B
B
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
2
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
3
A
A
B
A
A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
4
A
A
A
A
A
A
B
A
B
B
A
A
A
A
A
B
B
A
A
A
5
A
A
A
B
B
A
A
A
A
A
C
A
A
A
A
A
A
A
A
A
6
A
A
C
B
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
B
7
A
A
B
B
A
A
B
A
B
B
A
A
A
A
A
B
B
A
A
A
8
A
A
B
A
A
A
B
A
A
A
B
A
A
A
B
C
A
A
A
A
9
A
A
B
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
B
B
A
A
A
88
10
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
B
A
B
A
11
A
A
B
A
A
B
B
A
B
B
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
12
A
B
C
C
B
A
C
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
A
B
B
13
A
A
B
A
B
A
B
B
A
A
B
A
A
A
A
A
B
A
A
A
14
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
B
A
A
A
15
A
A
B
B
B
A
A
B
B
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
16
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
A
A
B
17
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
B
A
B
18
A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
B
A
A
A
19
A
A
A
A
A
A
B
B
A
B
B
A
B
A
A
B
B
A
B
B
20
A
A
A
A
A
A
B
B
A
A
A
A
A
A
A
B
B
A
A
A
21
A
A
B
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
B
B
B
A
A
22
A
A
A
A
A
A
B
B
A
A
A
A
A
A
A
B
B
A
A
A
23
A
A
A
B
B
A
A
B
B
B
A
A
A
A
A
B
B
A
A
A
24
A
A
B
B
B
B
B
A
B
B
B
A
A
A
A
B
B
A
A
A
25
A
A
A
A
A
A
A
A
B
A
B
A
A
A
A
B
A
A
B
B
26
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
27
A
A
B
A
A
A
B
B
B
A
B
A
A
A
A
B
A
A
B
B
28
A
A
B
B
B
B
B
B
B
B
B
A
A
A
A
B
B
A
A
A
29
A
A
B
A
B
A
B
B
B
B
A
A
A
A
A
A
B
A
B
A
30
A
A
A
B
B
A
B
B
B
C
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
31
A
A
A
B
B
A
B
A
A
A
A
A
A
A
A
B
B
A
A
A
32
A
A
B
B
A
A
B
B
B
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
B
33
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
34
A
A
B
C
C
B
B
B
C
A
C
A
A
A
A
B
A
A
A
A
35
A
A
A
B
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
36
A
A
B
B
A
A
B
A
B
A
A
A
A
A
A
B
B
A
A
A
89
37
A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
A
A
B
38
A
A
B
A
B
B
B
A
B
B
B
A
A
A
A
B
B
A
A
A
39
A
A
B
B
B
B
B
A
B
B
A
A
A
A
A
A
B
A
B
B
40
B
A
B
C
C
B
B
B
B
C
B
A
A
A
A
B
B
B
B
B
90
BAB IV ANALISIS DATA
Setelah data terkumpul, maka langkah yang penulis tempuh selanjutnya adalah menganalisis data. Adapun data yang akan penulis analisis adalah sebagai berikut: 1. Tingkat keaktifan mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus dalm mengikuti kegiatan mentoring. 2. Tingkat kedisiplinan beribadah mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus STAIN Salatiga tahun 2014. 3. pengaruh antara keaktifan mengikuti mentoring terhadap
kedisiplinan
beribadah mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN Salatiga tahun 2014. A. Analisis Pertama Analisis data mengenai keaktifan mahasiswa LDK mengikuti kegiatan mentoring diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari 20 (dua puluh) pertanyaan. Masing-masing pertanyaan disediakan 3 (tiga) alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut: 1. Alternatif jawaban A memiliki nilai 3 2. Alternatif jawaban B memiliki nilai 2 3. Alternatif jawaban C memilki nilai 1 Adapun langkah-langkah yang diambil dalam analisis ini adalah sebagai berikut:
91
1. Membuat tabel daftar nilai dan nominasi hasil observasi dalam daftar rating scale pada variabel korelasi antara keaktifan mahasiswa mengikuti kegiatan mentoring dengan kedisiplinan beribadah responden. 2. Membuat tabel distribusi frekuensi jawaban dari angket. 3. Memprosentasikan jawaban. 4. Menginterpretasikan hasil prosentase jawaban responden. Tabel. 4 Daftar Hasil Angket Tentang Keaktifan Mengikuti Kegiatan Mentoring No
No Item
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1
3 3 2 2 3 2 2 3 2
3
2
2
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3 3 3 3 3 2 2 3 1
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3 3 2 3 3 2 3 3 2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3 3 3 3 3 3 2 3 2
3
2
3
3
2
3
2
3
3
2
3
5
3 3 2 3 3 3 3 3 2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
6
3 1 1 3 3 2 2 3 2
3
1
2
3
3
1
1
3
3
3
3
7
3 3 2 3 3 3 2 3 2
3
2
3
3
2
2
2
2
3
3
3
8
3 3 2 3 3 3 3 2 3
3
1
2
3
2
2
1
2
3
3
3
9
3 3 2 2 3 3 2 3 3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
10
3 3 2 3 3 3 2 3 2
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
11
3 3 2 2 3 3 2 2 2
3
2
3
3
3
3
2
3
2
3
3
12
3 3 2 3 2 2 2 1 3
1
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
13
3 3 2 3 3 3 3 3 2
3
2
3
3
3
2
3
3
2
3
3
92
14
3 3 2 3 2 3 2 2 2 3
2
3
3
2
2
2
2
3
3
3
15
3 3 2 3 2 3 3 3 3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
16
3 3 2 3 3 2 2 3 2
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
17
3 3 3 3 3 2 2 3 2
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
18
3 3 3 3 3 2 3 3 2
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
19
3 3 2 3 3 3 2 3 2
3
2
2
3
2
1
2
2
2
3
3
20
3 3 2 3 3 2 3 3 2
3
2
2
3
3
2
2
3
3
3
3
21
3 3 3 3 3 3 2 3 2
3
2
2
3
3
3
2
3
3
3
3
22
3 3 3 3 2 2 2 3 2
3
2
2
3
3
2
3
3
2
3
3
23
3 3 2 3 3 3 2 3 2
3
2
3
3
3
2
2
3
3
3
3
24
3 1 2 3 2 1 1 3 2
3
2
2
3
3
2
3
2
3
3
3
25
3 3 2 3 3 3 3 2 2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
26
3 3 2 2 3 3 3 3 2
3
2
3
3
3
2
2
3
3
3
3
27
3 3 3 3 2 3 3 2 2
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
28
3 3 3 3 3 3 3 3 3
3
3
2
3
2
2
2
3
3
3
3
29
3 3 3 3 3 2 2 3 2
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
30
3 2 2 3 3 3 2 2 2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
31
3 3 3 3 3 3 2 2 3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
32
3 3 3 3 3 2 3 1 3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
33
3 3 2 3 3 3 3 2 2
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
34
3 3 2 3 3 3 3 3 2
3
2
3
3
2
2
3
3
3
3
3
35
3 3 3 3 3 2 3 3 3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
36
3 3 3 3 3 2 3 3 2
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
37
3 3 3 3 3 2 2 2 2
2
2
2
3
2
2
3
3
3
3
3
93
38
3 2 2 2 3 3 3 3 2
3
2
3
3
3
2
3
2
2
3
3
39
3 3 2 3 3 2 2 3 2
3
2
3
3
2
1
2
3
3
2
3
40
3 3 2 3 2 2 2 2 2
3
1
2
2
2
2
2
2
2
3
3
Tabel. 5 Daftar Nilai Distribusi Frekuensi Tentang Keaktifan Mengikuti Mentoring No
Nama Responden
Jawaban
Nilai
Total
A
B
C
3
2
1
1
SK
12
8
-
36
16
-
52
2
MCS
16
3
1
48
6
1
55
3
ISW
16
4
-
48
8
-
56
4
KAB
14
6
-
42
12
-
54
5
SF
16
4
-
48
8
-
56
6
NZN
11
4
5
33
8
5
46
7
SFK
12
8
-
36
16
-
52
8
DA
12
6
2
36
12
2
50
9
KK
16
4
-
48
8
-
56
10
GY
14
6
-
42
12
-
54
11
FM
12
8
-
36
16
-
52
12
NEP
13
5
2
39
10
2
51
13
LH
15
5
-
45
10
-
55
14
YP
10
10
-
30
20
-
50
15
NW
17
3
-
51
6
-
57
94
16
AAM
14
6
-
42
12
-
54
17
AMS
15
5
-
45
10
-
55
18
AS
16
4
-
48
8
-
56
19
FR
10
9
1
30
18
1
49
20
N
13
7
-
39
14
-
53
21
EH
15
5
-
45
10
-
55
22
ISK
12
8
-
36
16
-
52
23
IR
15
5
-
45
10
-
55
24
I
10
7
3
30
14
3
47
25
NT
16
4
-
48
8
-
56
26
ETW
15
5
-
45
10
-
55
27
NS
15
5
-
45
10
-
55
28
NPL
16
4
-
48
8
-
56
29
MS
15
5
-
45
10
-
55
30
EF
14
6
-
42
12
-
54
31
IS
17
3
-
51
6
32
NS
16
3
1
48
6
1
55
33
UR
15
5
-
45
10
-
55
34
LC
15
5
-
45
10
-
55
35
UL
18
2
-
54
4
-
58
36
WRS
16
4
-
48
8
-
56
37
LH
11
9
-
33
18
-
51
38
NH
12
8
-
36
16
-
52
39
UK
11
8
1
33
22
1
56
95
57
AMM
40
6
13
1
18
26
1
45
Dari data di atas dapat dicari skor tertinggi dan terendah kemudian dicari intervalnya dengan menggunakan rumus:
𝑖=
𝑋𝑡 −𝑋𝑟 +1 𝐾𝑖
Keterangan: i
: Interval
Xt
: Nilai tertinggi
Xr
: Nilai terendah
Ki
: Kelas interval (tinngi, sedang, rendah) Dari data hasil angket keaktifan mengikuti kegiatan mentoring, diperoleh
nilai tertinggi adalah 58 dan nilai terendah adalah 45. Dengan menggolongkan data tersebut ke dalam 3 kelas maka dapat diketahui interval kelasnya, yaitu:
i=
58−45+1 3 14
i= 3 =4,66 Jadi intervalnya adalah : 4,66 dibulatkan menjadi 5 Tabel. 6 Interval Skor Keaktifan Mengikuti Kegiatan Mentoring Interval
Jumlah Responden
60
0
55-59
22
96
Keterangan
A
50-54
14
B
45-49
4
C
Berdasatkan tabel di atas dapat diketahui: 1.
Untuk hasil keaktifan mengikuti kegiatan mentoring yang termasuk dalam kategori baik memperoleh skor antara 55-59 sebanyak 22 responden.
2.
Untuk hasil keaktifan mengikuti kegiatan mentoring yang termasuk dalam kategori cukup memperoleh skor antara 50-54 sebanyak 14 responden.
3.
Untuk hasil keaktifan mengikuti kegiatan mentoring yang termasuk dalam kategori kurang memperoleh skor antara 45-49 dengan jumlah sebanyak 4 responden.
Tabel. 7 Data Nominasi Interval Tentang Keaktifan Mengikuti Mentoring No. Responden
Skor
Nominasi
1
52
B
2
55
A
3
56
A
4
54
B
5
56
A
6
46
C
7
52
B
97
8
50
B
9
56
A
10
54
B
11
52
B
12
51
B
13
55
A
14
50
B
15
57
A
16
54
B
17
55
A
18
56
A
19
49
C
20
53
B
21
55
A
22
52
B
23
55
A
24
47
C
25
56
A
26
55
A
27
55
A
28
56
A
29
55
A
30
54
B
31
57
A
98
32
55
A
33
55
A
34
55
A
35
58
A
36
56
A
37
51
B
38
52
B
39
56
A
40
45
C
Setelah diketahui beberapa banyak responden yang menggunakan keaktifan mahasiswa LDK mengikuti kegiatan mentoring baik, cukup dan kurang, kemudian diprosentasekan dengan rumus sebagai berikut: P=
𝐹 𝑁
𝑋100%
1. Untuk hasil keaktifan mahasiswa LDK mengikuti kegiatan mentoring yang masuk ke dalam kategori baik mendapatkan nilai A dengan jumlah sebanyak 22 responden : P=
22 40
x100%
= 55% 2. Untuk hasil keaktifan mahasiswa LDK mengikuti kegiatan mentoring yang masuk ke dalam kategori baik mendapatkan nilai B dengan jumlah sebanyak 14 responden : P=
14 40
x 100%
99
= 35% 3. Untuk hasil keaktifan mahasiswa LDK mengikuti kegiatan mentoring yang masuk ke dalam kategori baik mendapatkan nilai C dengan jumlah sebanyak 4 responden : 4 P= 40x100%
= 10% Untuk lebih jelas penulis akan sampaiakan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi keaktifan mengikuti kegiatan mentoring: Tabel. 8 Distribusi Frekuensi Jawaban Keaktifan Mahasiswa LDK Mengikuti Kegiatan Mentoring No.
keaktifan Mengikuti
Interval
Frekuensi
Prosentase
Kegiatan Mentoring 1.
Kategori baik (A)
55-59
22
55%
2.
Kategori cukup (B)
50-54
14
35%
3.
Kategori kurang (C)
45-49
4
10%
40
100%
Dari perhitungan persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa keaktifan mahasiswa mengikuti kegiatan mentoring kategori baik adalah 55% dengan jumlah 22 reponden, keaktifan mahasiswa mengikuti kegiatan mentoring kategori cukup adalah 35% dengan jumlah 14 reponden, keaktifan mahasiswa mengikuti kegiatan mentoring kategori kurang adalah 10% dengan jumlah 4 responden.
100
Dengan demikian keaktifan mahasiswa LDK mengikuti kegiatan mentoring adalah baik.
B. Analisis Kedua Analisi data kedisiplinan beribadah diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari 20 pertanyaan, masing-masing pertanyaan disediakan 3 (tiga) alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut: 1. Alternatif jawaban A memiliki nilai 3 2. Alternatif jawaban B memiliki nilai 2 3. Alternatif jawaban C memiliki nilai 1 Adapun langkah-langkah yang diambil adalah sebagai berikut: 1. Membuat tabel daftar nilai dan nominasi hasil observasi dalam daftar rating scale tentang kedisiplinan beribadah 2. Membuat tabel distribusi frekuensi jawaban dari angket 3. Memprosentasikan jawaban 4. Menginterpretasikan hasil prosentase jawaban responden. Tabel. 9 Daftar Hasil Angket Tentang Kedisiplinan Beribadah No
No Item
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1
3 3 2 2 2 2 2 2 2
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3 3 3 3 3 3 3 2 3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3 3 2 3 3 3 2 3 3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
101
4
3 3 3 3 3 3 2 3 2
2
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
5
3 3 3 2 2 3 3 3 3
3
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
6
3 3 1 2 3 3 3 3 2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
7
3 3 2 2 3 3 2 3 2
2
2
3
3
3
3
2
2
3
3
3
8
3 3 2 3 3 3 2 3 3
3
2
3
3
2
1
3
3
3
3
3
9
3 3 2 3 3 3 3 2 3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
10
3 3 3 3 3 3 3 3 3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
2
3
11
3 3 2 3 3 2 2 3 2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
12
3 2 1 1 2 3 1 3 3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
2
13
3 3 2 3 2 3 2 2 3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
14
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
15
3 3 2 2 2 3 3 2 2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
16
3 3 3 3 3 3 3 3 3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
17
3 3 3 3 3 3 3 3 3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
2
18
3 3 2 3 3 3 3 3 3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
2
19
3 3 3 3 3 3 2 2 3
2
2
3
2
3
3
2
2
3
2
2
20
3 3 3 3 3 3 2 2 3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
21
3 3 2 3 3 3 3 2 3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
3
22
3 3 3 3 3 3 2 2 3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
23
3 3 3 2 2 3 3 2 2
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
24
3 3 2 2 2 2 2 3 2
2
2
3
3
3
3
2
2
3
3
3
25
3 3 3 3 3 3 3 3 2
3
2
3
3
3
3
2
3
3
2
2
26
3 3 3 3 3 3 2 3 3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
27
3 3 2 3 3 3 2 2 2
3
2
3
3
3
3
2
3
3
2
2
102
28
3 3 2 2 2 2 2 2 2
2
2
3
3
3
3
2
2
3
3
3
29
3 3 2 3 2 3 2 2 2
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
30
3 3 3 2 2 3 2 2 2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
31
3 3 3 2 2 3 2 3 3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
32
3 3 2 2 3 3 2 2 2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
33
3 3 3 3 3 3 2 3 3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
34
3 3 2 1 1 2 2 2 1
3
1
3
3
3
3
2
3
3
3
3
35
3 3 3 2 2 3 3 3 3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
36
3 3 2 2 3 3 2 3 2
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
37
3 3 2 3 3 3 3 3 3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
38
3 3 2 3 2 2 2 3 2
2
2
3
3
3
3
2
2
3
3
3
39
3 3 2 2 2 2 2 3 2
2
3
3
3
3
3
3
2
3
2
2
40
2 3 2 1 1 2 2 2 2
1
2
3
3
3
3
2
2
2
2
2
Tabel. 10 Daftar Nilai Distribusi Frekuensi Tentang Kedisiplinan Beribadah No
Inisial Responden
Jawaban
Nilai
Total
A
B
C
3
2
1
1
SK
11
9
-
33
18
-
51
2
MCS
18
2
-
54
4
-
58
3
ISW
17
3
-
51
6
-
57
4
KAB
15
5
-
45
10
-
55
103
5
SF
17
2
1
51
4
1
56
6
NZN
15
4
1
45
8
1
54
7
SFK
12
8
-
36
16
8
DA
15
4
1
45
8
1
54
9
KK
16
4
-
48
8
-
56
10
GY
17
3
-
51
6
-
57
11
FM
14
6
-
42
12
-
54
12
NEP
12
5
3
36
10
3
49
13
LH
14
6
-
42
12
-
54
14
YP
18
2
-
54
4
-
58
15
NW
14
6
-
42
12
-
54
16
AAM
18
2
-
54
4
-
58
17
AMS
17
3
-
51
6
-
57
18
AS
17
3
-
51
6
-
57
19
FR
12
8
-
36
16
-
52
20
N
16
4
-
48
8
-
56
21
EH
15
5
-
45
10
-
55
22
IWK
16
4
-
48
8
-
56
23
IR
14
6
-
42
12
-
54
24
I
10
10
-
30
20
-
50
25
NT
15
5
-
45
10
-
55
26
ETW
18
2
-
54
4
-
59
27
NS
13
7
-
39
14
-
53
28
NPL
9
11
-
27
22
-
49
104
52
29
MS
12
8
-
36
16
-
52
30
EF
13
6
1
39
12
1
52
31
IS
15
5
-
45
10
-
55
32
NS
13
7
-
39
14
-
53
33
UR
19
1
-
57
2
-
59
34
LC
12
5
3
36
10
3
49
35
UL
17
3
-
51
6
-
57
36
WRS
14
6
-
42
12
-
54
37
LH
17
3
-
51
6
-
57
38
NH
11
9
-
33
18
-
51
39
UK
10
10
-
30
20
-
50
40
AMM
5
12
3
15
24
3
42
Dari data di atas dapat dicari skor tertinggi dan terendah kemudian dicari intervalnya dengan menggunakan rumus: 𝑖=
𝑋𝑡 − 𝑋𝑟 + 1 𝐾𝑖
Keterangan: i
: Interval
Xt
: Nilai tertinggi
Xr
: Nilai terendah
Ki
: Kelas interval (tinggi, sedang, rendah) Dari data hasil angket perilaku religius, diperoleh nilai tertinggi adalah 59
dan nilai terendah adalah 42. Dengan menggolongkan data tersebut ke dalam 3 kelas maka dapat diketahui interval kelasnya, yaitu:
105
i=
59−42+1 3 18
i= 3 =6 jadi intervalnya : 6 Kemudian jarak interval tersebut dimasukkan ke dalam tabel untuk mengetahui seberapa banyak mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus yang memiliki kedisiplinan dalam beribadah.
Tabel. 11 Interval Skor Kedisiplinan Beribadah Interval
Jumlah Responden
Keterangan
60
0
54-59
27
A
48-53
12
B
42-47
1
C
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui: 1. Untuk kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK yang termasuk dalam kategori baik, memperoleh skor antara 54-59 sebanyak 27 responden. 2. Untuk kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK
yang termasuk
kategori cukup, memperoleh skor antara 48-53 sebanyak 12 responden. 3. Untuk kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK
yang termasuk
kategori kurang, memperoleh skor antara 42-47 sebanyak 1 responden.
106
Tabel. 12 Data Nominasi Interval Tentang Kedisiplinan Beribadah No. Responden
Jumlah Responden
Keterangan
1
51
B
2
58
A
3
57
A
4
55
A
5
56
A
6
54
A
7
52
B
8
54
A
9
56
A
10
57
A
11
54
A
12
49
B
13
54
A
14
58
A
15
54
A
16
58
A
17
57
A
18
57
A
19
52
B
20
56
A
107
21
55
A
22
56
A
23
54
A
24
50
B
25
55
A
26
59
A
27
53
B
28
49
B
29
52
B
30
52
B
31
55
A
32
53
B
33
59
A
34
49
B
35
57
A
36
54
A
37
54
A
38
57
A
39
51
B
40
42
C
Setelah diketahui beberapa banyak responden yang menggunakan kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK baik, cukup dan kurang, kemudian diprosentasikan dengan rumus sebagai berikut:
108
𝐹
P= 𝑋 100% 𝑁
1. Untuk kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK dalam kategori baik mendapatkan nilai A dengan jumlah sebanyak 27 responden : 27
P=40 𝑋 100% = 67,5% 2. Untuk kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK dalam kategori cukup mendapatkan nilai B dengan jumlah sebanyak 12 responden : 12
P=
40
𝑋 100%
= 30% 3. Untuk kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK dalam kategori kurang mendapatkan nilai C dengan jumlah sebanyak 1 responden : 1
P=40 𝑋 100% = 2,5% Untuk lebih jelas, penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi kedisiplinan beribadah mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus: Tabel. 13 Distribusi Frekuensi Jawaban Kedisiplinan Beribadah Mahasiswa LDK No.
Kedisiplinan
Interval
Frekuensi
Prosentase
Beribadah 1.
Kategori Baik (A)
54-59
27
67,5%
2.
Katergori Cukup (B)
48-53
12
30%
109
3.
Kategori Kurang (C)
42-47
1
2,5%
40
100%
Dari perhitungan persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK kategori baik adalah 67,5% dengan jumlah 27 responden, tingkat kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK dalam kategori cukup adalah 30% dengan jumlah 12 responden, tingkat kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK dalam kategori kurang adalah 2,5% dengan jumlah 1 responden. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK adalah baik. C. Analisis Ketiga Analisi ketiga untuk menjawab pertanyaan atau untuk mengetahui tujuan yang ketiga yaitu untuk mengetahui adakah korelasi antara keaktifan mengikuti kegiatan mentoring dengan kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK. Maka untuk mengetahui tujuan tersebut, penulis menggunakan rumus statistik korelasi product moment angka angka kasar dengan langkah sebagai berikut : 1.
Mencari korelasi antara keaktifan mengikuti kegiatan mentoring dengan kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK.
2. Mencari x, y, x2, y2 dan xy dengan cara mengalikannya.
110
3. Memasukkan nilai x dan y yang sudah ada ke dalam rumus korelasi product moment.
Tabel. 14 Persiapan Untuk Mencari Korelasi Antara Keaktifan Mengikuti Kegiatan Mentoring dengan Kedisiplinan Beribadah Mahasiswa LDK No. Responden
X
Y
X2
Y2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
52 55 56 54 56 46 52 50 56 54 52 51 55 50 57 54 55 56 49 53 55 52
51 58 57 55 56 54 52 54 56 57 54 49 54 58 54 58 57 57 52 56 55 56
2704 3025 3136 2916 3136 2116 2704 2500 3136 2916 2704 2601 3025 2500 3249 2916 3025 3136 2401 2809 3025 2704
2601 3364 3249 3025 3136 2916 2704 2916 3136 3249 2916 2401 2916 3364 2916 3364 3249 3249 2704 3136 3025 3136
111
XY
2652 3190 3192 2970 3136 2484 2704 2700 3136 3078 2808 2499 2970 2900 3078 3132 3135 3192 2548 2968 3025 2912
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 ∑
55 56 3025 3136 3080 47 50 2209 2500 2350 56 55 3136 3025 3080 55 59 3025 3481 3245 57 53 3249 2809 3021 56 49 3136 2401 2744 55 52 3025 2704 2860 54 52 2916 2704 2808 57 55 3249 3025 3135 55 53 3025 2809 2915 55 59 3025 3481 3245 55 49 3025 2401 2695 58 57 3364 3249 3306 56 54 3136 2916 3024 51 57 2601 3249 2907 52 51 2704 2601 2652 56 50 3136 2500 2800 45 42 2025 1764 1890 2.145 2.163 115.395 117.427 116.166
Diketahui : N
= 40
∑x
= 2145
∑y
= 2163
∑x2
= 115.395
∑y2
= 117.427
xy
= 116.166
Selanjutnya dimasukkan dalam rumus product moment sebagai berikut:
rxy=
𝑁∑𝑥𝑦 − ∑𝑥)(∑𝑦 𝑁∑𝑥 2 − (∑ 𝑥)²}{𝑁∑𝑦 2 − (∑𝑦)²
112
rxy= rxy= rxy= rxy= rxy=
40×116166 − 2145)(2163 40×115395 − 2145 2 {40×117427 −(2163)²} 4.646.640−4.639.635 4.615.800−4.601.025 {4.697.080−4.678.569} 7.005 14.775 (18.511) 7.005 237.500.025 7.005 15.411,035
rxy=0,454
D. Analisi Uji Hipotesis Setelah r (koefisien korelasi) dari kedua variabel x dan y diketahui, maka untuk mengetahui dapat tidaknya hipotesis dietrima harus dikonsultasikan nilai rxy hasil dari perhitungan dengan nilai ryang terdapat dalam tabel nilai r product moment sehingga dapat diketahui bahwa rhitung dengan rtabel signifikan atau tidak. Hal ini dikarenakan bila rhitung sama dengan atau lebih besar dari rtabel 5%, maka dikatakan sigifikan. Sesuai dengan data responden sebanyak 40 responden maka dapat dilihat dalam tabel nilai-nilai r product moment adalah pada taraf 5% = 0,312. Sehingga diperoleh perbandingan berdasar tabel nilai yang diperoleh ialah 0,454 > 0,312. Sedangkan pada taraf signifikan 1% =
113
0,403. Sehingga diperoleh perbandingan berdasar tabel nilai yang diperoleh ialah :0,454 > 0,403. Dari analisis tersebut maka hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi “ada pengaruh keaktifan mengikuti kegiatan mentoring terhadap kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK Darul Amal STAIN Salatiga tahun 2014” sehingga hipotesis yang penulis ajukan diterima, karena di dalam kegiatan mentoring sendiri terdapat materi-materi yang memuat berbagai aspek mencakup aqidah, ibadah dan muamalah. Pembentukan keyakinan dan akhlak islami, pembentukan karakter da‟i dan amal jama‟i. Selain dari itu mentoring juga sebagai perekatan ukhuwah diantara sesama anggota dan pementor karena dalam mentoring antara pementor dan anggota selalu bertemu minimal sepekan sekali sehingga menumbuhkan rasa kekeluargaan yang kuat, dari segi ibadah juga akan senantiasa terjaga karena dalam mentoring saling bertemu antar anggota yang dapat menambah motivasi ibadah kita ketika melihat anggota yang lain semangat dalam ibadahnya. Setelah selesai mentoring pun semua anggota merasa terawasi dari segi ibadahnya karena ada mutabaah harian, pekanan, maupun bulanan dari kelompok mentoring tersebut sehingga kedisiplinan beribadah dapat terjaga.
114
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah penulis mengadakan penelitian dan menganalisis data yang telah terkumpul, selanjutnya penulis ajukan kesimpulan dari hasil penelitian tentang keaktifan mengikuti kegiatan mentoring terhadap kedisiplinan beribadah mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN Salatiga sebagai berikut: 1. Keaktifan mengikuti kegiatan mentoring mahasiswa LDK pada tahun 2014 adalah bervariasi. Diantaranya keaktifan mengikuti kegiatan mentoring dengan kategori baik memperoleh skor 55 - 59 sebanyak 22 orang mencapai persentase 55% untuk kategori cukup memperoleh skor antara 50 - 54 sebanyak 14 orang memcapai persentase 35%, dan untuk kategori kurang memperoleh skor 45 - 49 sebanyak 4 orang mencapai persentase 10%. 2. Tingkat kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK kategori baik adalah 67,5% yaitu memperoleh skor antara 54 - 59 dengan jumlah 27 responden, tingkat kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK dalam kategori cukup adalah 30% dengan memperoleh skor antara 48 - 53 dengan jumlah 12 responden, untuk kategori kurang adalah 2,5% yaitu memperoleh skor antara 42 - 47 dengan jumlah 1 responden. 3. Setelah dianalisis menggunakan product moment yang bertujuan untuk mengetahui tujuan penelitian yang ketiga, ternyata ada pengaruh
115
keaktifan mengikuti
kegiatan mentoring
terhadap kedisiplinan
beribadah mahasiswa LDK Darul Amal STAIN Salatiga tahun 2014. Terbukti dari analisis statistik bahwa 0,454 lebih besar dari batas penolakan 0,312 dalam taraf signifikansi 5%, dan 0,454 lebih besar dari batas penolakan 0,403 dalam taraf signifikan 1%. Dengan demikian hipotesis menyatakan bahwa semakin tinggi keaktifan mengikuti kegiatan mentoring maka semakin tinggi pula kedisiplinan beribadah mahasiswa LDK Darul Amal STAIN Salatiga tahun 2014, karena dapat diterima secara ilmiah dalam bentuk taraf signifikansi 5% dan 1% dengan koefisen kontingen sebesar 0,454. B. Saran-saran Hasil di atas menunjukkan adanya pengaruh keaktifan mengikuti kegiatan mentoring terhadap kedisiplinan beribadah mahsiswa LDK Darul Amal STAIN Salatiga tahun 2014 bertitik tolak dengan penelitian yang penulis lakukan tersebut, berikut ini penulis akan mencoba untuk memberi sumbangan pemikiran yang harapannya dapat menjadi jembatan sebagai upaya untuk meningkatkan dan memperluas kegiatan mentoring ini supaya kedisiplinan beribadah mahasiswa STAIN Salatiga tetap terjaga. 1. Kepada Lembaga Dakwah Kampus Darul Amal STAIN Salatiga Penulis memberikan argumen bahwa adanya kegiatan mentoring ini sangat penting bagi anggota LDK sebagai sarana mengecas ruhiyah kita agar senantiasa mendekatkan diri kepada Allah, tidak lupa dengan tugas manusia di dunia yang tidak lain hanyalah untuk beribadah
116
kepada Allah, sekaligus mempererat tali persaudaraan di antara kaum muslim dengan memberikan pengetahuan-pengetahuan keislaman sehingga perilaku yang menandakan bahwa kita seorang muslim ini tetap terjaga. 2. Kepada Ketua Lembaga STAIN Salatiga Setelah adanya penelitian ini, maka sudah terbukti bahwa dengan adanya kegiatan mentoring yang diadakan oleh LDK dapat berdampak baik terhadapa mahasiswa, jadi alangkah baiknya Lembaga STAIN pun ikut langsung berperan dengan cara meresmikan program mentoring ini menjadi salah satu program kerja dengan mewajibkan mahasiswa baru untuk mengikuti kegiatan mentoring tersebut agar ciri khas keislaman di kampus STAIN ini tetap bersinar di mata masyarakat. 3. Kepada semua mahsiswa STAIN Salatiga Penulis sangat mengharapkan agar mahasiswa STAIN Salatiga sadar akan pentingnya mendekatkan diri kepada Allah agar semua yang kita harapkan dapat dikabulkan oleh Allah, selain itu sadar akan pentingnya memperlajari agama islam, agama yang kita anut ini agar akidah, amaliyah dan ruhiyah kita tetap selalu terjaga.
117
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi 2010. Jakarta: PT. Rineka Cipta Ash-Shiddieqy, Muhammad Hasbi. 1994. Kuliah Ibadah: Ibadah Ditinjau Dari Segi Hukum Dan Hikmah. Jakarta: PT. Bulan Bintang Az-Zahidda, Wida. 2009. Mentoring Fun. Surakarta: Afra Publishing Basyir, Ahmad Azhar. 2001. Falsafah Ibadah Dalam Islam. Yogyakarta: UII Press Bukhori. 1959. Shohih al Bukhori. Semarang: Toha Putra Departemen Agama Republik Indonesia. 1989. Al Qur‟an dan Terjemahnya. Semarang : CV Toha Putra Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta:PT.Rineka Cipta Fadilah, Ana Zaidatul. 2012. Pengaruh Kedisiplinan Beribadah di Sekolah Terhadap Kualitas Karakter Siswa MAN Salatiga Tahun 2012. STAIN Salatiga Fazrih, Muhammad. 2011. Disiplin Beribadah Siswa SMP Islam Assa‟adah Pondok Kelapa Jakarta Timur. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. Format pdf Hamid, Muhammad Abdul Halim. 2001. Karakteristik & Perilaku Tarbiyah. Bandung: Asy Syamil Press dan Grafika. Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penenlitian Dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara Mahfudhoh. 2012. Pengaruh Keaktifan Mengikuti Pengkajian Kitab. STAIN Salatiga Majalah As-Sunnah edisi 2006
118
Mardalis. 2004. Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposional. Jakarta: Bumi Aksara Martono, Nanang. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder-Ed.Revisi. Jakarta: Rajawali Press Maryadi, dkk. 2012. Risalah Menejemen Mentoring Kampus. Semarang.TIM Kurikulum BK Menas Mashuri. 2008. Pengaruh Pendidikan Kepramukaan Terhadap Kedisiplinan Beribadah Siswa SMK N 1 Salatiga tahun 2007/2008. STAIN Salatiga Najib, Sidduiqoh Taqiya Ainun. 2011. Pengaruh Kegiatan Mentoring Di Sekolah Terhadap Kesadaran Beribadah Siswa Kelas VIII SMPIT Nurul Islam Tengaran Tahun 2010/2011. STAIN Salatiga Nasichah, Hidayatun. 2013. Hubungan antara Keaktifan Mengikuti Kegiatan Organisasi OSIS Sie Kerohanian Islam (SKI) dengan Tingkat Kedisiplinan Beribadah. STAIN Salatiga Poerbakawatja, Soegarda dkk. 1981. Ensiklopedia Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung Poerwdarminta, W.J.S. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Bailai Pustaka Ruslan, Rosady. 2010. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada Siddiq, Mahfudz. 2002. Risalah Da‟wah Thulabiyah (Kajian Komprehensif Manhaj Dakwah Dan Tarbiyah Di Kalangan Pelajar dan Mahasiswa Serta Perannya Dalam Pembangunan Masyarakat Islami). Jakarta: Mitra Grafika STAIN Salatiga. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir Suprayogo, Imam.dkk. 2001. Metodologi Penelitian Sosial Agama. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Thouless, Robert.H. 1992. Pengantar Psikologi Agama. Jakarta: CV Rajawali Tim Musyak III LDK. 2012. Musyawarah Akbar III Lembaga Dakwah Kampus. Salatiga Tim OPAK. 2013. Rekontruksi Paradigma Mahasiswa yang Cerdas, Peka dan Peduli. Yogyakarta: CV. Lingkar Media
119
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama
: Siti Fatimah
Tempat / tgl lahir
: Kab. Semarang, 13 Mei 1992
NIM
: 111 10 118
Alamat
: Promasan RT.05/02 Kumpulrejo, Argomulyo, Salatiga
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Warga negara
: Indonesia
Jenjang Pendidikan :
1. MI Al-Mahmud Promasan 2. MTs Amal Sholeh Getasan 3. MAN Salatiga 4. S1 Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya.
Penulis
Siti Fatimah
120
Nama : NIM
:
Angket Keaktifan mahasiswa LDK dalam mengikuti kegiatan mentoring (Liqa’):
1. Apakah anda pernah mengikuti kegiatan mentoring LDK? a. Pernah b. tidak pernah c. tidak tahu adanya kegiatan mentoring 2. Berapa kali anda mengikuti mentoring setiap bulannya? a. 3-4 kali b. 2-3 kali c. 0-1 kali 3. Apakah anda selalu datang tepat waktu untuk mengikuti mentoring? a. ya, selalu b. kadang- kadang c. tidak pernah 4. Apakah ketika mentoring dimulai anda selalu siap untuk mengikutinya? a. Ya, selalu b. kurang siap c. tidak siap 5. Apakah anda memperhatikan materi mentoring? a. Ya, saya memperhatikan materi mentoring b. Kadang-kadang
121
c. Tidak pernah
6. Jika ada pertanyaan dari pembina apakah anda selalu menjawabnya? a. Ya b. Kadang-kadang c.
Diam saja
7. Jika anda belum faham apakah anda selalu bertanya agar bisa menjadi faham? a. Ya selalu b.
Kadang-kadang
c.
Tidak pernah.
8. Apakah anda mencatat hal-hal yang dijelaskan oleh pembina ketika mentoring? a. Ya, selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 9. Ketika proses mentoring apakah anda bergurau dengan yang lain? a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c.
Ya, Sering
10. Apakah ketika anda meninggalkan tempat mentoring selalu ijin kepada pembina anda? a. Ya, selalu
122
b. kadanag-kadanag c. tidak pernah 11. Apakah setelah selesai mentoring anda mempelajari materi yang telah diberikan? a. Ya, selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 12. Apakah anda sering ditunjuk menjadi petugas dalam kegiatan mentoring? a. Ya sering b. tidak sering c.
tidak pernah.
13. Apakah anda mencoba untuk berani jika ditunjuk menjadi petugas ? a. Ya, saya mencoba untuk berani b. kurang berani c. tidak berani 14. Apakah anda mengerjakan tugas jika ada penugasan dari pembina mentoring? a. Ya, selalu b. Kadang-kadang mengerjakan c. tidak pernah mengerjakan. 15. Apabila dalam mentoring mengadakan suatu acara apakah anda selalu mengikutinya? a. Ya, saya selalu mengikutinya b. Kadang-kadang mengikutinya
123
c. Tidak pernah
16. Apakah anda berdiskusi dengan teman ketika mendapatkan penugasan dari pembina mentoring? a. Ya b. kadang-kadang c. tidak pernah 17. ketika anda mendapatkan tugas kultum apakah anda termotivasi untuk membaca buku untuk persiapan? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 18. ketika ada penugasan bedah buku apakah anda selalu bersungguh-sungguh untuk membaca buku dan memahami isinya? a. Ya, selalu bersungguh-sungguh b. kurang bersungguh-sungguh c. tidak pernah bersungguh-sungguh. 19. Apakah dengan adanya kegiatan mentoring (liqa‟) anda mengalami perbedaan dari sebelumnya? a. Ya, setelah mengikuti mentoring saya mengalami perubahan semakin baik dari sebelumnya b. Sedikit mengalami perubahan c. Tidak. Dari sebelum ikut mentoring dengan setelah mengikutinya tidak ada perubahan.
124
20. Apakah setelah anda aktif mengikuti mentoring berpengaruh kepada pribadi anda dalam beribadah (shalat, membaca al-Qur‟an, puasa, qiyamullail, dll)? a. Ya, sangat berpengaruh. Saya semakin rajin / disiplin beribadah b. Kurang berpengaruh. Karena ibadah saya masih biasa saja c. Tidak ada pengaruhnya sama sekali
125
Angket Kedisiplinan Beribadah Mahasiswa LDK tahun 2014:
1. Apakah anda melaksanakan sholat wajib 5 waktu setiap harinya? a. Ya selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 2. Tanpa ada halangan apakah anda meninggalkan shalat wajib dengan sengaja? a. saya tidak pernah meninggalkan shalat wajib dengan sengaja b. kadang-kadang menjalankan shalat wajib kadang-kadang tidak c. saya tidak pernah menjalankan shalat wajib 3. Ketika anda mendengar adzan dan anda sedang beraktifitas, apa yang anda lakukan? a. Saya meninggalkan aktifitas tersebut dan langsung menuju kemasjid untuk shalat berjamaah b. Berhenti sejenak dan melanjutkan kembali setelah adzan selesai c. Tidak menghiraukan adzan dan terus beraktifitas 4. Berapa Shalat wajib yang biasa anda kerjakan secara berjamaah dalam satu hari? a. Lebih dari 3 shalat wajib b. 2 shalat wajib c. 1 shalat wajib 5. Apakah anda bangun pagi dan melaksanakan sholat subuh berjama‟ah? a. Ya, saya terbiasa bangun pagi dan sholat subuh berjamaah b. Kadang-kadang
126
c. Tidak, saya selalu bangun kesiangan dan tidak sholat subuh berjamaah 6. Apakah anda melakukan shalat sunah setiap harinya?
a. Ya, saya sering mengerjakan shalat sunnah b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 7. Apakah anda melaksanakan shalat sunnah rawatib setiap harimya? a. ya, saya selalu melaksankan shalat sunnah rawatib setiap hari b. kadang melakukan kadang tidak c. tidak pernah melakukan 8. Apakah anda melaksanakan shalat sunah Dhuha?
a. Ya, selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 9. Apakah anda mengerjakan shalat tahajjud?
a. Ya, selalu b.Kadang-kadang c.tidak pernah 10. berapa kali anda melaksanakan sholat tahajjud dalam seminggu? a. 3-4 kali atau lebih b. 2-3 kali c. 1-2 kali 11. Apakah anda melakukan puasa sunnah senin dan kamis atau puasa-puasa sunnah yang lainnya?
a. Ya, saya sering melakukan puasa sunnah
127
b. Kadang-kadang c.Tidak pernah 12. Dalam seminggu, berapa kali anda membaca Al-Qur‟an?
a. Setiap hari b. 2-3 kali dalam seminngu
c. 1 kali dalam seminggu 13. Apakah anda mempunyai komitmen untuk tilawah setiap hari secara istiqomah?
a. Ya, saya komitmen dengan tilawah saya b. Kadang-kadang dan belum komitmen
c. Tidak pernah komitmen 14. Bila ada teman yang kesusahan, sedangkan kita mampu untuk membantunya, apa yang akan anda lakukan? a. saya akan membantu sesuai kemampuan saya b. saya akan membantunya agar mendapat pujian c. saya tidak akan membantunya 15. Apabila anda berhalangan untuk melaksanakan puasa romadhon, apakah anda menggantinya dikemudian hari? a. Ya, saya menggantinya dikemudian hari karena puasa romadhon itu wajib b. kadang-kadang c. tidak pernah 16. Apakah anda untuk melakukan sedekah dalam seminggu?
a. Ya, saya terbiasa untuk bersedekah b. Kadang-kadang bersedekah c. Tidak pernah sama sekali
128
17. Berapa kali menghadiri majlis-majlis ilmu untuk menambah pengetahuan agama dalam satu pekan? a. hampir setiap hari b. 2-3 kali dalam seminggu c. tidak pernah
18. Apakah sebelum melakukan kegiatan anda niatkan untuk beribadah? a. iya, saya selalu berniat untuk beribadah setiap melakukan sesusatu b. kadang-kadang kalau ingat saja c. tidak pernah berniat untuk ibadah 19. Dalam agama islam kita diperintahkan untuk berdisiplin dalam ibadah, apakah anda akan menjalankannya? a. ya, saya senantiasa menjalankannya b. kadang-kadang c. tidak akan menjalankannya 20. Apakah anda berdo‟a bila akan memulai atau mengakhiri kegiatan?
a. Ya, selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
129