HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN MENGIKUTI BIMBINGAN MENTAL KEAGAMAAN DENGAN KEDISIPLINAN KERJA ANGGOTA TNI YONIF 411 KOSTRAD SALATIGA TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S. PdI.)
Oleh NURUL AROFAH NIM 11110161
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA TAHUN 2015 i
ii
HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN MENGIKUTI BIMBINGAN MENTAL KEAGAMAAN DENGAN KEDISIPLINAN KERJA ANGGOTA TNI YONIF 411 KOSTRAD SALATIGA TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S. PdI.)
Oleh NURUL AROFAH NIM 11110161
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA TAHUN 2015 iii
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) SALATIGA JL. Tentara Pelajar 02 Telp.( 0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : www. Stainsalatiga. ac. Id E-mail : administrasi@stainsalatiga. ac. Id
PERSETUJUAN PEMBIMBING Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudari : NIM
: 11110161
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam Judul
:HUBUNGAN
ANTARA
BIMBINGAN
MENTAL
KEDISIPLINAN
KERJA
KEAKTIFAN KEAGAMAAN ANGGOTA
TNI
MENGIKUTI DENGAN YONIF
411
KOSTRAD SALATIGA TAHUN 2014. Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan. Salatiga, 9 Desember 2014 Pembimbing
Maslikhah, S. Ag., M. Si. NIP. 19700529 200003 2 001
iv
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN MENGIKUTI BIMBINGAN MENTAL KEAGAMAAN DENGAN KEDISIPLINAN KERJA ANGGOTA TNI YONIF 411 KOSTRAD SALATIGA TAHUN 2014 DISUSUN OLEH
NURUL AROFAH NIM : 11110161 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 21 Februari 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana SI Kependidikan Islam. SusunanPanitia Penguji KetuaPenguji
: Rasimin, M. Pd.
______________
Sekretaris Penguji
: Maslikhah, S. Ag., M.Si.
______________
Penguji I
:Dr. MuktiAli,M. Hum..
______________
Penguji II
: Siti Rukhayati, M. Ag.
______________
Salatiga, 21 Februari 2015 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. NIP. 19670112 199203 1 005 v
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) SALATIGA JL. Tentara Pelajar 02 Telp.( 0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : www. Stainsalatiga. ac. Id E-mail : administrasi@stainsalatiga. ac. Id.
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Nurul Arofah
Nim
: 111 10 161
Jurusan
: Tarbiyah
Program studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang saya buat ini benar- benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Salatiga, 9 Desember 2014 Yang menyatakan,
Nurul Arofah NIM: 111 10 161
vi
MOTTO
“Demi masa.Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,Kecuali orang-
orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan untuk : Kedua orang tuaku Bapak Nurkholis dan Ibu Romdhonah tercinta yang telah membesarkan dan mendidikku dengan penuh kesabaran dan keikhlasan, yang dengan rela hati mengorbankan masa lapang dan sempitnya untuk menyayangiku.Semoga Allah memberikan kesehatan dan sukses dunia akhirat. Kakakku M. Rizal Mubarok, Umi Durrotun Nisa dan adik-adikku Titin Maghfiroh, M. Adib Nur dan M. Wildan tersayang yang selalu memberikan motivasi dan dukungan penuh dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga kita menjadi anak yang terbaik, selalu berbakti kepada orang tua dan sukses selalu. Romo KH. Mahfud Ridwan Lc dan ibu Nafisah dan keluarga yang telah memberikan petuah dan nasihat serta bekal ilmu yang bermanfaat di dunia dan akhirat. dan yang selalu dengan sabar dan rendah hati membimbing santrinya menuju ketentraman hidup. Semoga Allah selalu memberikan kesehatan selalu agar bisa memberikan nasihat lagi dan semoga ilmu yang aku dapat di pesantren bermanfaat bagiku dan masyarakat. Faiq Maulana Zain yang selalu memberikan motivasi, yang telah menorehkan cerita dalam hidupku dan selalu setia menunggu. Semoga selalu sukses.
vii
KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb Segala puji kehadirat Sang Maha Esa, Allah Swt atas kehidupan dan penghidupan yang telah diberikan. Shalawat dan salam tercurah pada rasul pilihan Nabi Muhammad Saw. Para keluarga, sahabat, serta para umat yang selalu berada dalam tuntunan, dan selalu mengikuti beliau. Skripsi yang judul :“Hubungan antara keaktifan mengikuti bimbingan mental keagamaan dengan kedisiplinan kerja anggota TNI Yonif 411 Kostrad Salatiga ” ini diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.PdI.) pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Dengan selesainya sekripsi ini penulis menyampaikan terimakasih setulusnya kepada : 1.
Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
2.
Bapak Rasimin, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI).
3.
Ibu Maslikhah, S.Ag., M.Si.selaku dosen pembimbing yang dengan sabar telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis sampai terwujud skripsi ini.
4.
Segenap dosen dan karyawan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, yang telah memberikan ilmunya kepada peneliti.
viii
5. Segenap keluarga besar dan sahabat-sahabat terbaik yang dikirim oleh Allah yang selalu mendampingiku. Tiada balasan bagi kebaikan kalian kecuali kebaikan itu sendiri. Semoga apa yang pernah penulis dapatkan dari kalian menjadi manfaat dan barokah bagi kita semua. Amin. Skripsi ini belum sempurna maka, kritik dan saran yang membangun kami harapkan dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya. Wassalamualaikum Wr.Wb Salatiga,9 Desember 2014 Peneliti
Nurul Arofah Nim : 111 10 161
ix
ABSTRAK Arofah, Nurul, 2014. Hubungan antara keaktifan mengikuti bimbingan mental keagamaan dengan kedisiplinan kerja anggota TNI Yonif 411 Kostrad Salatiga tahun 2014. Skripsi, JurusanTarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. SekolahTinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Maslikhah, S.Ag., M.Si. Kata Kunci :Bimbingan, Mental Keagamaan, KedisiplinanKerja. Rumusan masalah dalam penelitian ini: (1) Bagaimana variasi tingkat Keaktifan mengikuti Bimbingan Mental Agama anggota TNI Yonif 411 Kostrad Salatiga tahun 2014. (2) Bagaimana variasi tingkat KesiplinanKerja anggota TNI Yonif 411 Kostrad Salatiga tahun 2014. (3) Adakah Hubungan Antara keaktifan mengikuti Bimbingan Mental Keagamaan dengan Kedisiplinan Kerja anggota TNI Yonif 411 Kostrad Salatiga tahun 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Tingkat keaktifan mengikuti bimbingan mental keagamaan TNI Yonif 411 Kostrad Salatiga. (2) Tingkat kedisiplinan kerja TNI Yonif 411 Kostrad Salatiga. (3) Hubungan antara keaktifan mengikuti bimbingan mental keagamaan dengan kedisiplinan kerja TNI Yonif 411 Kostrad Salatiga. Penelitian ini mengunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Yonif 411 Kostrad Salatiga. Penelitian ini menggunakan metode sampel dengan teknik random sampling. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data instrumen angket tertutup untuk mengumpulkan data X dan Y. Responden penelitian sebanyak 36 anggota TNI. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik product moment. Hasil penelitian menunjukkan variasi tingkat keaktifan mengikuti bimbingan mental keagamaan TNI Yonif 411 Kostrad Salatiga dengan persentase 44,5%. Variasi tingkat kedisiplinan kerja TNI Yonif 411 Kostrad Salatiga dengan persentase 50%. Ada hubungan antara keaktifan mengikuti bimbingan mental keagamaan dengan kedisiplinan kerja anggota TNI Yonif 411 Kostrad Salatiga tahun 2014. Hal ini berdasarkan hasil uji product moment diperoleh rxy sebesar 0,717, dikonsultasikan dengan r tabel product moment pada N= 36 dengan taraf signifikan 5% diperoleh nilai 0,329 dan taraf signifikan 1% adalah 0,424. r hitung adalah 0,717 berarti r hitung r tabel. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat keaktifan mengikuti bimbingan mental keagamaan maka semakin tinggi pula kedisiplinan kerja anggota TNI Yonif 411 Kostrad Salatiga tahun 2014.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
i
LEMBAR BERLOGO ........................................................................................ii HALAMAN JUDUL...........................................................................................iii PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................iv PENGESAHAN LULUSAN ..............................................................................v PERYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................vi MOTTO dan PERSEMBAHAN .........................................................................vii KATA PENGANTAR ........................................................................................viii ABSTRAK ..........................................................................................................x DAFTAR ISI .......................................................................................................xi DAFTAR TABEL dan BAGAN .........................................................................xv DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xvii BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..........................................................................1 B. Rumusan Masalah ...................................................................................7 C. Tujuan Penelitian ....................................................................................7 D. Hipotesis Penelitian.................................................................................8 E. Manfaat Penelitian ..................................................................................8 F. Definisi Operasional................................................................................9 G. Metode Penelitian....................................................................................11 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian ...............................................11 2. Lokasi dan Waktu Penelitian ..............................................................12 3. Populasi dan Sampel...........................................................................12 xi
4. Metode Pengumpulan Data ................................................................13 5. Instrumen Penelitian ...........................................................................15 6. Metode Analisis Data .........................................................................16 H. Sistematika Penulisan .............................................................................17 BAB II: KAJIAN PUSTAKA A. Keaktifan Mengikuti Bimbingan Mental Keagamaan anggota TNI Yonif 411 Kostrad Salatiga ...............................................................................19 1. Pengertian Bimbingan ........................................................................19 2. Pengertian Mental Keagamaan ...........................................................21 3. Klasifikasi Kondisi Mental Manusia ..................................................21 4. Klasifikasi Sikap Mental ....................................................................23 5. Dasar-dasar Bimbingan Mental Keagamaan ......................................25 6. Fungsi Bimbingan Mental Keagamaan ..............................................26 7. Tujuan Bimbingan Mental Keagamaan ..............................................27 8. Materi Bimbingan Mental Keagamaan ..............................................30 9. Metode-metode Bimbingan Mental Keagamaan ................................32 B. Kedisiplinan Kerja anggota TNI Yonif 411 Kostrad Salatiga ................34 1. Pengertian Kedisiplinan ......................................................................34 2. Aspek-aspek Kedisiplinan ..................................................................36 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kedisiplinan................................37 4. Unsur-unsur Kedisiplinan ...................................................................37 xii
5. Fungsi Kedisiplinan ............................................................................40 6. Tujuan Kedisiplinan ...........................................................................42 7. Pembentukan Disiplin ........................................................................43 8. Pengertian Kerja .................................................................................44 9. Kewajiban Bekerja bagi Manusia .......................................................45 10. Eksistensi Bekerja ..............................................................................45 11. Penghargaan Islam terhadap Etos Kerja .............................................47 12. Kedisiplinan Kerja dalam Militer .......................................................48 13. Pelanggaran Disiplin Kerja dalam Militer ..........................................51 BAB III: HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ....................................53 1. Sejarah Berdirinya Yonif 411 Kostrad Salatiga .................................53 2. Letak Geografis Yonif 411 Kostrad Salatiga .....................................57 3. Sarana dan Prasarana Yonif 411 Kostrad Salatiga .............................57 4. Kondisi Keagamaan Yonif 411 Kostrad Salatiga ...............................59 5. Kegiatan Keagamaan Yonif 411 Kostrad Salatiga .............................59 6. Visi dan Misi Yonif 411 Kostrad Salatiga .........................................63 7. Struktur Organisasi Pabintal Yonif 411 Kostrad Salatiga ..................64 B. Penyajian Data ........................................................................................64 1. Nama Responden ................................................................................64 xiii
2. Data Hasil Jawaban Angket Keaktifan Mengikuti Bimbingan Mental Keagamaan .........................................................................................66 3. Data Hasil Jawaban Angket Kedisiplinan Kerja ................................67
BAB IV: ANALISIS DATA A. Data Jawaban Angket Variasi Tingkat Keaktifan Mengikuti Bimbingan Mental Keagamaan.................................................................................70 B. Data Jawaban Angket Variasi Tingkat Kedisiplinan Kerja TNI.............74 C. Pengujian Hipotesis .................................................................................77 D. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis .............................................................80 BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................................82 B. Saran-saran ..............................................................................................82 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN- LAMPIRAN
xiv
DARTAR TABEL dan BAGAN 1. Tabel 3.1. Batas-batas wilayah Yonif 411 Kostrad Salatiga ...................57 2. Tabel 3.1. Bagan Struktur Organisasi Kepemimpinan Kabintal Yonif 411 Kostrad Salatiga ......................................................................................64 3. Tabel 3.2. Data Sarana dan Prasarana Yonif 411 Kostrad Salatiga ........57 4. Tabel 3.3.Data Kondisi Keagamaan Masyarakat Yonif 411 Kostrad Salatiga ....................................................................................................59 5. Tabel 3.4. Kegiatan Keagamaan Yonif 411 Kostrad Salatiga ................61 6. Tabel 3.5. Bentuk Reward dan Pelanggaran Prajurit kaitannya dengan Kedisiplinan Kerja ..................................................................................62 7. Tabel 3.6. Daftar Nama Responden Yonif 411 Kostrad Salatiga ...........64 8. Tabel 3.7. Alternatif Jawaban Angket Bimbingan Mental .....................66 9. Tabel 3.8. Data Jawaban Angket Keaktifan Mengikuti Bimbingan Mental Keagamaan TNI Yonif 411 Kostrad Salatiga ........................................66 10. Tabel 3.9. Data Jawaban Angket Kedisiplinan Kerja TNI Yonif 411 Kostrad Salatiga ......................................................................................68 11. Tabel 3.10. Alternatif Jawaban Angket Kedisiplinan Kerja ...................68 12. Tabel 4.1. Alternatif Jawaban Angket Bimbingan Mental Keagamaan..70 13. Tabel 4.2. Data Variasi Tingkat Keaktifan Mengikuti Bimbingan Mental Keagamaan ..............................................................................................70 14. Tabel. 4.3. Data Interval Variasi Tingkat Keaktifan Mengikuti Bimbingan Mental Keagamaan..................................................................................72
xv
15. Tabel 4.4. Frekuensi dan Persentase Variasi Tingkat Keaktifan Mengikuti Bimbingan Mental Keagamaan ...............................................................73 16. Tabel 4.5. Data Variasi Tingkat Kedisiplinan Kera TNI ........................74 17. Tabel 4.6. Data Interval Variasi Tingkat Kedisiplinan Kera TNI ...........76 18. Tabel 4.7. Frekuensi dan Persentase Variasi Tingkat Kedisiplinan Kerja TNI ..........................................................................................................77 19. Tabel 4.8. Tabel Kerja Produk Momen Koofisien Korelasi Hubungan antara Keaktifan Mengikuti Bimbingan Mental Keagamaan dengan Kedisiplinan Kerja TNI Yoif 411 Kostrad Salatiga ................................78
xvi
DAFTAR LAMPIRAN Daftar Riwayat Hidup Daftar Nilai SKK Surat Pembimbing Skripsi Lembar Konsultasi Pembimbing Surat Permohonan Ijin Penelitian Surat Keterangan telah selesai Melakukan Penelitian Kisi-kisi Instrumen Angket dan Angket Data Hasil Jawaban Angket Dokumentasi
xvii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kemerdekaan bangsa Indonesia bukan hasil dari pemberian atau hadiah bangsa lain, melainkan merupakan hasil dari perjuangan dengan segala pengorbanan oleh seluruh rakyat dan bangsa Indonesia dengan cara merebutnya dari tangan penjajah. Tugas TNI yang begitu berat dan kompleks dan untuk mewujudkan keberhasilan tugasnya, TNI dituntut berpegang teguh pada jati diri yang telah dimilikinya. Jati diri tersebut merupakan kode etik (pedoman hidup) atau akhlak bagi TNI. Pedoman sikap serta perilaku bagi setiap anggota TNI harus dijunjung tinggi dan dilaksanakan bagi setiap prajurit TNI baik dalam kegiatan pribadi maupun organisasi. Jadi, untuk menghadapi tantangan globalisasi arus reformasi dan tugas-tugasnya yang semakin berat, maka selain meningkatkan profesionalitas dengan kode etik yang dimilikinya, setiap prajurit TNI harus dibekali dengan iman dan taqwa dengan nilai-nilai moral yang baik serta akhlak yang mulia. TNI juga memiliki peran yang berarti dalam menentukan arah perjuangan bangsa dalam mempertahankan kedaulatan bangsa Indonesia. TNI yang dalam sejarah telah dibesarkan oleh dinamika konflik dan sokongan rakyat Indonesia, diharapkan terus melakukan pembenahan institusi (reorganisasi), peningkatan sumber daya manusia melalui pendidikan dan latihan-latihan untuk meningkatkan mutu atau kualitas xviii
sarana dan prasarana.
Sebagai
komponen
yang bertugas
untuk
mempertahankan kedaulatan negara, para anggota TNI dikondisikan untuk menjadi prajurit yang kuat secara fisik dan mental. Seperti yang dinyatakan bapak staff 3 yaitu bapak Sofyan menganggap TNI yang dilengkapi dengan akal dan senjata cenderung bertindak represif dan opresif dalam memaksakan kehendaknya kepada golongan lain, adanya sikap yang kurang baik, isu lain yang masih terkait adalah watak brutal dan beberapa aspek kehidupan TNI. Banyak laporan yang mengungkapkan cara-cara dimana unit-unit TNI “melatih” calon tentaranya dengan tujuan untuk menjadikannya instrumen yang patuh. Meskipun salah satu fungsi dari penggemblengan awal ini adalah untuk mampu melakukan agresi yang terkontrol dalam pertempuran, terdapat banyak bukti akan terus berlangsungnya brutalitas dari kehidupan TNI pada umumnya dan ada yang bersikap mencerminkan seorang TNI, mampu melaksanakan tugas dengan baik. Ada beberapa masalah yang muncul dalam kehidupan TNI yang berkaitan dengan kinerja dilingkungan TNI yang menjadi penyebab rendahnya kedisiplinan TNI yang terjadi di lapangan. Masalah-masalah tersebut diantaranya adanya TNI cenderung pasif, tidak memiliki inisiatif, kurang peka terhadap lingkungan, tidak peduli dengan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab, karena ada kecenderungan para prajurit lebih memikirkan kebutuhan hidup dasar bagi keluarganya yang kadang masih belum terpenuhi. Di dalam pekerjaan sehari-hari banyak TNI yang xix
melaksanakan pekerjaan secara asal-asalan sehingga terkesan hanya melaksanakan kewajiban sekedarnya selesai, mereka tidak mempunyai motivasi untuk melakukan yang terbaik bagi institusinya. Pendapat MB menyatakan adanya TNI ketika dinas di luar ada yang membayar temannya untuk menggantikan tugasnya karena merasa malas, tidak cocok, adanya sikap bertingkah laku dengan masyarakat kurang baik. Pendapat AR menyatakan sering terjadi TNI yang telambat hadir ketika tugas, tidak taat terhadap peraturan karena kondisi mental yang lemah, kehidupan rumah tangga yang kurang harmonis, keadaan ekonomi yang kurang memadai. Pendapat SS menyatakan Ada juga TNI yang melanggar ajaran agama seperti berjudi, minum, dan narkoba, adanya TNI yang pangkatnya lebih tinggi sangat keras dengan bawahannya, sering menyalahkan setiap apa yang dilakukan, kadang merasa tidak nyaman, selalu benar sendiri, tidak bisa melindungi bawahannya. Islam sebagai agama yang bersifat universal secara etika dan moral melarang dalam berbuat kekerasan demi mencapai tujuan. Apabila TNI melakukan tindakan-tindakan kekerasan maka yang menjadi persoalan bukan karena ajaran etika dan moral Islam, melainkan bersumber pada perilaku muslim yang tidak Islami. Menurut ajaran Islam akhlak yang mulia akan membawa kejayaan suatu bangsa. Namun sebaliknya, jika akhlak suatu bangsa itu rusak, maka bangsa itu akan hancur. Jadi kejayaan xx
atau kehancuaran suatu bangsa akan sangat tergantung pada baik buruknya akhlak bangsa tersebut (Hamzah Ya‟qub, 1993:30). Agama mempunyai suatu peran yang sangat penting dalam menunjang tugas TNI dan agama merupakan fungsi yang urgensi dalam menciptakan bimbingan mental keagamaaan di kalangan militer. Akan tetapi, agama bisa berperan dan tidaknya sangat tergantung pada masingmasing pribadi. Agama juga berperan menjadi pangkal hidup baik dan buruk yang digunakan sebagai landasan untuk melakukan aktivitas dalam bidang kemiliteran. Mengingat pentingnya bimbingan mental keagamaan bagi TNI maka sebagai sesama insan di dunia saling memperingatkan atas kesalahan dan saling membutuhkan dan bergantung. Salah satunya yaitu dengan memanfaatkan bimbingan mental keagamaan. Bimbingan mental agama sangat berperan penting bagi TNI dalam pembiasaan ajaran agamanya yang pada dasarnya membutuhkan bimbingan. Allah berfirman dalam Surat Adzariat:55
”Dan tetaplah memberi peringatan, Karena Sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman”. Ayat di atas menjelaskan dengan adanya bimbingan mental keagamaan yang dilakukan secara intensif diharapkan anggota TNI dapat sadar, dan dapat memperbaiki diri, sebagai pengendali dari kekhilafan, memberi rasa nyaman, menciptakan kondisi sehat sehingga segala bentuk gangguan yang terjadi dalam jiwa manusia terbentengi dengan kokoh, dapat meningkatkan motivasi dan dapat meningkatkan keimanan dan xxi
ketaqwaan terhadap Allah Swt, memberikan arti positif bagi hidup, berani menghadapi kenyataan dan tantangan hidup, sehingga bisa menciptakan komunikasi yang baik dengan lembaga. Bimbingan mental keagamaan berfungsi pada pembentukan mental prajurit yang akan mempengaruhi tindak tanduk dari TNI sendiri bila nilainilai agama tertanam dalam setiap jiwa TNI maka seluruh anggota TNI berakhlakul karimah, disiplin, bertanggung jawab penuh pada tugas dan kewajiban sebagai pemsbela negara. Ketangguhan mental merupakan faktor yang sangat penting dalam mendukung suksesnya tugas prajurit dan di dalam melaksanakan tugasnya diperlukan ketabahan, kesabaran keuletan serta konsisten supaya dapat terwujud kondisi masyarakat menjadi aman, damai dan sentosa. Membangun kesadaran hidup disiplin patut digalakkan semua pihak. TNI sebagai figur teladan harus memberikan contoh yang baik dalam penegakan disiplin dan tidak lepas dari tradisi hidup yang mengedepankan kedisiplinan yang ketat dalam menjalani aktivitas hidup sehari-hari. Setiap anggota dituntut agar selalu siap mentalnya, karena anggota TNI di negara ini merupakan kekuatan inti dalam membela, mempertahankan, dan mengamankan negara yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Setiap anggota TNI harus fisik dan mental yang benarbenar
dapat
diandalakan
baik
mental
ideologi
maupun
mental
keagamaannya. Karena dengan mental seseorang dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Oleh karena itu bimbingan mental keagamaan xxii
merupakan salah satu sarana yang berpengaruh dalam mempersiapkan mental. Pelaksanaan bimbingan mental keagamaan di kalangan prajurit TNI-AD, merupakan salah satu sarana meningkatkan kepercayaan diri dan kedisiplinan dalam menjalankan ibadah dan tugas. Tujuan bimbingan tersebut diharapkan seseorang dapat mengetahui secara langsung mana yang baik dan mana yang tidak baik, mana yang wajib dikerjakan dan mana yang harus ditinggalkan. Dengan demikian seseorang dapat memberi penilaian pada diri sendiri terhadap apa yang dilakukannya dan berusaha untuk menumbuhkan kesadaran agar setiap anggota TNI memliki perilaku, sikap mental dan budi pekerti yang bersendikan pancasila sesuai dengan ajaran agama. Bataliyon Infanteri (YONIF) 411 Kostrad Salatiga merupakan salah satu Markas Komando yang dimiliki oleh Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Darat (TNI-AD), setiap anggota dituntut agar selalu siap mentalnya, karena anggota TNI di negara ini merupakan kekuatan inti dalam membela, mempertahankan, dan mengamankan negara yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, oleh karena itu setiap anggota TNI harus memiliki fisik dan mental yang benar-benar dapat dihandalakan baik mental ideologi maupun mental keagamaannya. Karena dengan mental seseorang dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Oleh karena itu bimbingan mental keagamaan merupakan salah satu sarana yang berpengaruh dalam mempersiapkan mental.
xxiii
Berdasarkan
kerangka
berfikir
di
atas,
penulis
mencoba
menuangkan dalam suatu penelitian dengan menyusun sebuah judul: “HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN MENGIKUTI BIMBINGAN MENTAL KEAGAMAAN DENGAN KEDISIPLINAN KERJA ANGGOTA TNI YONIF 411
KOSTRAD
SALATIGA TAHUN
2014. B. Rumusan Masalah Sebagai
pokok permasalahan
yang akan
di
teliti
dalam
pemasalahan ini adalah: 1. Bagaimana variasi tingkat keaktifan mengikuti bimbingan mental keagamaan di Kostrad 411 Salatiga? 2. Bagaimana variasi tingkat kedisiplinan kerja prajurit di Kostrad 411 Salatiga? 3. Adakah hubungan antara keaktifan mengikuti bimbingan mental keagamaan dengan kedisiplinan kerja prajurit di Kostrad 411 Salatiga? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: 1. Variasi tingkat keaktifan mengikuti bimbingan mental keagamaan di Kostrad 411 Salatiga; 2. Variasi tingkat kedisiplinan kerja prajurit di Kostrad 411 Salatiga; 3. Hubungan variasi tingkat keaktifan mengikuti bimbingan mental keagamaan dengan kedisiplinan kerja prajurit di Kostrad 411 Salatiga;
xxiv
D. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris (suryabrata, 2003:21). Hipotesis dalam penelitian ini adalah hubungan antara keaktifan mengikuti bimbingan mental keagamaan dengan kedisiplinan kerja anggota TNI di Kostrad 411 Salatiga. E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian dapat di paparkan secara teoritik dan praktik. 1. Secara Teoritik Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pembaca untuk memperoleh temuan baru khususnya bagi mahasiswa STAIN Salatiga dalam memperkarya khasanah dunia pustaka tentang bimbingan mental keagamaan dengan kedisiplinan kerja TNI di Kostrad 411. 2. Secara Praktik a. Bagi Prajurit: Bimbingan mental keagamaan diharapkan dapat mengarahkan komunitas prajurit yang beragama Islam dalam kehidupan sehari-hari di kantor maupun di luar kantor. Selanjutnya dari pemahaman tersebut para TNI dapat senantiasa memberikan bimbingan dalam membangkitkan sikap positif para prajurit. b. Bagi Instansi: Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan pemahaman
kepada
TNI saat
xxv
mengadakan
bimbingan
dan
meningkatkan kedisiplinan dalam bekerja sebagai bagian dari hasil bimbingan mental keagamaan yang di ikuti. F. Definisi Operasional Untuk menghidari kemungkinan terjadi penafsiran yang berbeda dengan maksud utama penulis dalam menggunakan kata pada judul penelitian ini perlu ada penjelasan beberapa istilah pokok maupun kata yang menjadi variabel penelitian. 1. Keaktifan Mengikuti Bimbingan Mental Keagamaaan Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan dalam kehidupannya agar individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya (Walgito, 2004:5). Sedangkan kata agama adalah suatu peraturan yang ditetapkan Allah Swt (Rozak, 1971: 62). Agama yang dimaksud dalam bimbingan mental agama, yaitu agama yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad yang berisi ajaran-ajaran dan peraturan-peraturan yang dibawa demi kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat bagi pengikutnya. Aunur, (2001: 62) berpendapat bahwa bimbingan mental keagamaan adalah tingkat kesungguhan seseorang dalam proses pemberian bantuan terarah, kontinyu terhadap individu agar ia dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal dalam kehidupan keagamaannya senantiasa selaras dengan ketentuan dan
xxvi
petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akherat. Jadi yang dimaksud keaktifan mengikuti bimbingan mental agama adalah prajurit yang mengikuti bimbingan mental agama yang ada di Kostrad 411 Salatiga dapat mengikuti kegiatan bimbingan mental dengan baik dan tertib, menerima dan merespon isi bimbingan mental dengan baik, memahami dan mengamalkan isi bimbingan mental tersebut. Bimbingan mental keagamaan yang dimaksud yaitu proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu hidup selaras dngan ketentuan dan petunjuk Allah, maksudnya yaitu hidup selaras dengan ketentuan Allah artinya sesuai dengan kodrad yang ditentukan, agar manusia hidup selaras dengan petunjuk Allah artinya sesuai dengan pedoman yang yang telah ditentukan dan hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah artinya menyadari eksitensi diri sebagai makhluk Allah yang diciptakan untuk mengabdi. Dalam melaksanakan bimbingan mental keagamaan tentu memerlukan dasar dan landasan. Karena bimbingan merupakan kegiatan dengan bersumber pada kehidupan manusia. Di dalam realitas kehidupan ini, manusia sering menghadapi persoalan yang silih berganti yang mana antara satu dengan yang lain. Dengan adanya bimbingan mental keagamaan bagi TNI agar mampu mengembangkan potensi yang dimiliki, mengenali diri sendiri dan mengatasi persoalan-persoalan
xxvii
sehingga mampu menentukan jalan hidupnya tanpa bergantung pada orang lain. 2. Kedisiplinan Kerja Kata kedisiplinan berasal dari Bahasa Latin yaitu discipulus, yang berarti mengajari atau mengikuti yang dihormati. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:268), bahwa disiplin adalah tata tertib (di sekolah, di kantor, kemiliteran, dan sebagainya), ketaatan (kepatuhan) pada peraturan tata tertib, dan bidang studi yang memiliki objek dan sistem tertentu. Sedangkan menurut Cahyani (2009: 180) imbuhan kean dalam kata kedisiplinan berarti menyatakan sesuatu hal atau keadaan. Sedangkan Siswanto (2006:47), mendefinisikan displin kerja sebagai tata tertib atau suatu sikap patuh dan taat terhadap peraturanperaturan
yang
berlaku
baik
yang
tertulis
serta
sanggup
menjalankannya dan tidak mengelak menerima sanksi-sanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya”. Disiplin kerja di butuhkan untuk menjaga agar prestasi kerja TNIAD meningkat. G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Pendekatan ini melalukan penelitian kuantitatif yang bersifat korelasional, untuk mengetahui hubungan tiap variabel penelitian
xxviii
menggunakan analisis statistik persentase dan teknik analisis product moment untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel. 2. Lokasi dan waktu penelitian a. Lokasi penelitian Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di Kostrad 411 Salatiga. Dipilihnya lokasi ini dengan alasan belum pernah ada yang melakukan penelitian serupa di tempat tersebut. Alasan lainnya adalah ketertarikan peneliti terhadap kegiatan dan aktifitas prajurit yang berkaitan tentang bimbingan keagamaan dan kedisiplinan kerja TNI yang ada di Kostrad. b. Waktu penelitian Waktu penelitian dilaksanakan selama 6 bulan mulai tanggal 1 April 2014 sampai penelitian selesai. 3. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian diambil kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 81). Populasi dalam penelitian ini adalah semua prajurit yang beragama Islam di Kostrad 411 Salatiga. Berdasarkan data diperoleh sejumlah 360 responden.
xxix
b. Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiono, 2010:62). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik random sampling. Random sampling adalah setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Oleh karena itu menurut Arikunto (1991:107). Berdasarkan subyeknya dapat diambil antara 10-15% atau 20%-25%. Pada penelitian ini penulis mengambil sampel 10% dari jumlah populasi. Jadi, sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah 36 responden. 4. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah : a. Kuesioner (Angket) Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 1991:124). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010:1999). Angket/kuesioner merupakan hal yang pokok untuk mengumpulkan data. Hasil kuesioner tersebut terumuskan dalam angka, tabel-tabel, analisis statistik, dan uraian serta kesimpulan dari hasil penelitian. xxx
Angket ini digunakan untuk mendapatkan data tentang intensitas bimbingan mental keagamaan dan kedisiplinan kerja prajurit di Kostrad 411 Salatiga tahun 2014. Angket diberikan kepada para prajurit TNI di Kostrad 411 Kota Salatiga. Angket diberikan kepada prajurit TNI AD di Kostrad 411 Salatiga. b. Wawancara Wawancara digunakan untuk memperoleh data dengan jalan mengadakan wawancara dengan nara sumber atau responden (Hari Wijaya, 2010:61). Peneliti mengumpulkan data dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung dengan responden terutama pada informan yang banyak mengetahui tentang masalah yang diteliti. Peneliti mengadakan wawancara secara langsung dengan kapten Kostrad yang bertanggung jawab terhadap bimbingan mental keagamaan dan prajurit yang ada di Kostrad. Hal ini dilakukan untuk menggali informasi bagaimana bimbingan mental keagamaan yang ada di Kostrad, dengan wawancara maka akan mendapat data yang akurat. Adapun yang akan menjadi informan dalam penelitian ini adalah prajurit yang dinas di Kostrad dipilih secara random. c. Dokumentasi Menurut Arikunto (1997:206) Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan xxxi
sebagainya. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai situasi umum lokasi penelitian, dokumentasi kegiatan penelitian dan dokumentasi lainnya sebagai penguat seluruh informasi yang didokumentasikan adalah semua aktifitas yang berhubungan dengan bimbingan mental keagamaan. Dengan dokumentasi maka data yang diperoleh akan lebih terbukti kebenarannya. Metode ini berfungsi untuk mendapatkan data-data yang diperoleh di lapangan, adapun yang diperlukan untuk keperluan dokumentasi meliputi foto-foto pada saat kegiatan. d. Metode Observasi Observasidapatdiartikan sebagai “pengamatan dan pencatatan dengan sistematik mengenai fenomena yang diselidiki” (Hadi, 1981:136). Penelitian ini peneliti menggunakan metode observasi langsung yang digunakan untuk mendapatkan data seperti lokasi penelitian,
untuk
mengetahui
pelaksanaan
kegiatan,
untuk
mengetahui bagaimana kedisiplinan kerja prajurit dan untuk mngetahui bimbingan mental keagamaannya di Kostrad. 5. Instrumen Penelitian Instrumen adalah “ alat untuk fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam menggumpulkan data”(Arikunto, 1998:135). Instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah lembar angket yang digunakan untuk mengetahui keaktifan mengikuti bimbingan mental keagamaan terhadap kedisiplinan kerja. Angket dirancang dalam 15 pertanyaan xxxii
ditujukan kepada Prajurit di Kostrad 411 Salatiga.Merupakan angket tertutup dimana peneliti telah menyediakan jawabannya dalam empat jawaban yaitu
selalu, sering, jarang, atau tidak pernah. Dengan
demikian, peneliti menggunakan skala Richter dengan skor untuk masing-masing jawaban positif adalah : jawaban a = skor 4, jawaban b = skor 3, jawaban c = skor 2, dan jawaban d skor 1. 6. Metode Analisis Data Dalam menganalisis peneliti melakukan dua langkah analisis, yaitu: a. Analisis Pendahuluan Analisis ini dilakukan untuk mengetahui tentang bimbingan mental
keagamaan dengan
kedisiplinan kerja TNI. Teknik
analisisnya menggunakan teknik persentase sebagai berikut: P=
F
x1
N Keterangan: P
: Persentase
F
: Frekuensi
N
:Jumlah responden (Hadi, 1982:399).
b. Analisis Lanjutan Dalam analisis ini penulis bermaksud untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan. Dalam analisis ini penulis mengadakan perhitungan lebih lanjut melalui tabel distribusi fekuensi yang ada
xxxiii
pada analisis pendahuluan dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dengan rumus :
rxy
(X )(Y ) N 2 (X ) (Y ) 2 2 2 X Y N N XY
Keterangan: rxy
: Koefisien korelasi antara x dan y
xy
: Perkalian antara x dan y
x
: Skor varaibel 1
y
: Skor variabel 2
N
: Jumlah responden
H. Sistematika Penulisan Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyusun sistematikanya sebagai berikut : BAB I: PENDAHULUAN Pada bab I, pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, serta sistematika penulisan skripsi. BAB II: KAJIAN PUSTAKA Kajian pustaka memuat tentang definisi mimbingan, definisi mental keagamaan, klasifikasi kondisi mental manusia, klasifikasi sikap mental, dasar hukum bimbingan mental agama, fungsi bimbingan mental xxxiv
agama, tujuan bimbingan mental agama, materi bimbingan mental agama,
definisi
kedisiplinan,
aspek
kesdisiplinan,
faktor-faktor
kedisiplinan, unsur-unsur kedisiplinan, fungsi kedisiplinan, tujuan kedisiplinan, pembentukan kedisiplinan, definisi kerja, kewajiban bekeja bagi manusia, eksistensi bekerja, kerja dan tanggung jawab, penghargaan Islam terhadap kerja, dasar hukum kedisiplinan militer, pelanggaran disiplin kerja dalam militer. BAB III: LAPORAN HASIL PENELITIAN Berisi tentang gambaran umum lokasi dan obyek penelitian dan penyajian data hasil penelitian. BAB IV: ANALISIS DATA Dalam
bab
mengikutibimbingan
ini
meliputi:
mental
analisis
keagamaan,
tentang
analisis
data
kedisiplinan kerja. Analisis uji hipotesis sekaligus pembahasan. BAB V: PENUTUP Di akhir bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran.
xxxv
keaktifan tingkat
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Bimbingan Mental Keagamaan 1. Definisi Bimbingan a. Pengertian bimbingan menurut bahasa Secara etimologis bimbingan merupakan terjemahan dari bahasa inggris “guidance” yang artinnya bantuan atau tuntunan. Secara terminologi bimbingan berarti bantuan atau tuntunan atau pertolongan kepada orang lain yang membutuhkan. Bimbingan berasal dari kata bimbing yang artinya pimpin, asuh dan bina. Bimbingan dalam kamus besar bahasa indonesia berarti petunjuk (penjelasan) cara mengerjakan sesuatu, tuntunan, pimpinan (Departemen Pendidikan Nasional, 2007:152). Menurut Morril (1980:23) arti bimbingan sama dengan istilah pembinaan yang maksudnya sama. Pembinaan adalah proses di mana individu diberikan sejumlah perlakuan yang telah dipersiapkan secara sistematis dan bervariasi sehingga dari perlakuan ini dapat dihasilkan suatu perubahan perilaku hidup individu yang diharapkan dapat meningkatkan dalam pengetahuan, nilai-nilai kehidupan, moralitas
dan
kehidupan
sosial
dalam
berinteraksi
dengan
lingkungannya. b. Pengertian bimbingan menurut para ahli 1) Pengertian bimbingan menurut Hallen Hallen (2005: 3) bimbingan pertama kali dikemukakan dalam years book of education 1995, menyatakan bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan
dan
mengembangkan
kemampuannya
agar
memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial. 2) Pengertian bimbingan menurut Arifin Arifin (1982:1) Bimbingan adalah menunjukkan, memberi jalan, atau menuntun orang lain ke arah tujuan yang bermanfaat xxxvi
bagi hidupnya di masa kini, dan masa yang akan datang. Arifin berpendapat dalam bukunya yang berjudul Pokok-pokok Pikiran Bimbingan dan Penyuluhan Agama mengatakan bahwa bimbingan adalah segala kegiatan yang dilakukan seseorang dalam rangka memberikan bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan dalam hidupnya, supaya orang tersebut mampu mengatasinya sendiri karena timbul kesadaran atau penyerahan diri kepada Allah Swt. 3) Pengertian bimbingan menurut Walgito Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya agar individu atau sekumpulan individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya (2004:5). 4) Tohirin (2009: 16-17) menyatakan bahwa bimbingan merupakan prosesbantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri danpengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah / madrasah, keluarga, dan masyarakat. 5) Secara
etimologis
kata
bimbingan
merupakan
terjemahan
daribahasa Inggris “guidance”. Kata “guidance” yang kata dasarnya“guide” memiliki beberapa arti menunjukkan jalan (showing the way), memimpin (leading), memberikan petunjuk (giving
instruction),
mengatur
(regulating),
mengarahkan
(governing), dan memberi nasihat (giving advice) (Tohirin, 2009:16). Dari beberapa pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa, bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari
atau
mengatasi
xxxvii
kesulitan-kesulitan
di
dalam
kehidupannya agar individu atau sekumpulan individu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya. 2. Pengertian Mental Keagamaan a. Definisi Mental Keagamaan Mental berarti” yang mengenai batin”. Mengenai mental, Daradjat (1982:38-39) berpendapat “ mental sering digunakan sebagai ganti dari kata personality (kepribadian) yang berarti semua unsur jiwa termasuk pikiran, emosi, sikap dan perasaan, yang dalam keseluruhan dan kebulatannya akan menentukan corak laku cara menghadapi suatu hal yang menekan perasaan, mengecewakan atau menyenangkan dan sebagainnya”.Agama yang dimaksud dalam bimbingan mental agama, yaitu agama yang diturunkan oleh Allah kepada nabi Muhammad yang berisi ajaran-ajaran dan peraturan-peraturan yang dibawa demi kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat bagi pengikutnya. Sedangkan menurut terminologi, agama adalah sebagai penghubung antara makhluk dengan kholiknya. Hubungan ini terwujud dalam sikap tampak pada ibadah yang dilakukan, dan tercermin pula dalam sikap kesehariannya (Shihab, 1994:210). Mental keagamaan merupakan komitmen beragama yang dapat menjadikan salah satu bentuk bukti bahwa seseorang telah berperilaku sebagaimana orang yang beragama pada umumnya (Hasan, 2006:43). Bimbingan mental keagamaan adalah tingkat kesungguhan seseorang dalam proses pemberian bantuan terarah, kontinyu terhadap individu agar ia dapat mengembangkan potensi
yang
dimilikinya
secara
optimal
dalam
kehidupan
keagamaannya senantiasa selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akherat (Aunur, 2001:62). b. Klasifikasi Kondisi Mental Manusia Para ahli dalam bidang perawatan jiwa, dalam masalah mental manusia dibagi menjadi dua golongan, yaitu: xxxviii
1) Golongan sehat mental (Daradjat, 1975: 35-37) berpendapat orang yang memiliki mental sehat adalah yang memiliki sifat-sifat khas yaitu mempunyai kemampuan untuk bertindak efisien, memiliki tujuan hidup yang jelas, memiliki konsep diri yang sehat, memiliki koordinasi antara segenap potensi dengan usahanya dan memiliki batin yang tenang. Jika mental sehat dicapai, maka seseorang terwujud keharmonisan dalam fungsi jiwa serta tercapainya kemampuan untuk menghadapi permasalahan sehari-hari, sehingga merasakan kebahagiaan dan kepuasan dalam dirinya. Seseorang memiliki mental sehat, bila terhindar dari gejala penyakit jiwa dan memanfaatkan potensi yang dimilikinya untuk menyelaraskan fungsi jiwa dalam dirinya. 2) Golongan kurang sehat mental Golongan yang kurang sehat mentalnya adalah orang yang merasa terganggu ketentraman hatinya. Adanya abnormalitas mental ini biasanya disebabkan adanya ketidakmampuan individu dalam menghadapi kenyataan hidup, sehingga muncul konflik mental pada dirinya. Gejala-gejala umum yang terjadi pada orang-orang yang kurang sehat mentalnya, dapat dilihat dalam beberapa segi yaitu perasaan sering terganggu, tidak tenteram, merasa takut, merasa iri, xxxix
merasa sedih yang tidak beralasan, merasa rendah diri, sombong, suka bergantung pada orang lain, tidak bertanggung jawab, selalu merasa gelisah karena tidak mampu menyelesaikan masalahmasalah yang dihadapinya. Orang yang kurang sehat mentalnya akan mempengaruhi pikirannya misalnya seseorang akan menjadi pemalas, pelupa, suka membolos, mudah dipengaruhi orang lain, tidak bisa konsentrasi dan kebanyakan seseorang kurang mampu melanjutkan sesuatu yang telah direncanakannya. Orang yang kurang sehat mentalnya akan tampak pada kelakuan yang tidak baik, seperti keras kepala, suka berbohong, mencuri, menyeleweng, menyiksa orang lain dan segala yang bersifat negatif. c. Klasifikasi Sikap Mental Perilaku sikap mental tidak selalu berjalan lancar (terkendali), adakalanya hal ini dapat gangguan (tidak terkendali) yang disebabkan oleh penyakit yang berkaitan dengan kesehatan tubuh, penyakit jiwa, atau karena penyakit kecanduan. Mental Terkendali yaitu suatu gambaran sikap pada orang-orang yang menyadari perilaku dirinya sendiri, sehingga mampu memberikan kendali dengan sadar terhadap jalan pikiran dan tingkah lakunya. Sedangkan Mental yang tidak Terkendali yaitu sikap dari seseorang yang berupaya untuk berbuat normal dan wajar, tetapi tidak tercapai. Misalnya, seseorang berupaya untuk melakukan hal-hal yang baik atau berupaya untuk menghindari
xl
hal-hal yang tidak baik, tetapi tidak tercapai, seperti adanya semacam gangguan sikap mental. Sikap mental tidak terkendali di bagi menjadi dua bentuk, yaitu mental tidak terkendali sebagian yaitu seseorang yang tidak dapat mengendalikan dirinya dalam hal-hal tertentu saja. Misalnya, seorang yang memiliki kecanduan pada suatu kebiasaan yang ingin dia tinggalkan atau tidak percaya diri. Kita dapat melihat seseorang yang berkeinginan untuk berbuat baik sesuai dengan keinginan hati nurani. Contohnya, seseorang mengetahui bahwa rokok tidak baik untuk kesehatan dan orang tersebut berkeinginan untuk menghentikannya, tetapi tidak berhasil. Sedangkan mental yang tidak terkendali keseluruhan yaitu apabila seseorang yang tidak dapat mengendalikan dirinya dalam segala hal. Misalnya orang yang sudah gila tidak dapat membedakan mana yang baik dan mana yang dan mana yang buruk karena alat kendalinya tidak berfungsi secaras normal, dan tidak dapat berpikir secara rasional dan normal, artinya mentalnya sudah rusak total. Bimbingan mental diwujudkan untuk menggali potensi dan kualitas sumber daya yang produktif. Apabila pembinaan ini berhasil dapat diyakini bahwa prajurit itu bakal menjadi manusia-manusia yang produktif. Semua ini akan lebih baik lagi bila memperoleh kesempatan mengikuti pendidikan dan latihan, untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan (Salim, 2006:08). xli
Pada penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam menjalankan sikap mental, tidak selalu berjalan lancar dikarenakan faktor kesehatan tubuh dan mental prajurit, secara fisik boleh sehat, tetapi belum tentu dikesehatan mental prajurit ada kalanya sikap mental tersebut dapat dikendalikan dan tidak terkendali. 3. Bimbingan Mental Keagamaan a. Dasar-dasar Bimbingan Mental Keagamaan Al-Qur‟an dan As-Sunnah merupakan sumber danpedoman dalam kehidupan umat manusia khususnya umat islam, oleh karena itu dalam menyelesaikan masalah-masalah kehidupan dalam bentuk apapun, agama islam selalu mendasarkan pada Al-Qur‟an dan AsSunnah. Seperti yang dijelaskan dalasm surat Yunus ayat 57.
“Hai manusia, Sesungguhnya Telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”.(QS. Yunus:57).
Ayat tersebut merupakan titah tuhan yang diberikan pada Nabi untuk melaksanakan bimbingan terhadap mental orang-orang musyrikin yang sedang mengalami kegelapan dan krisis pandangan hidup guna mendapat petunjuk yang benar. Dalam surat An-Nahl ayat 125 dijelaskan bagi seseorang pembimbing dalam memberikan bimbingan hendaknya menggunakan xlii
cara-cara yang baik, bersikap bijaksana, bertutur kata yang baik dan apabila individu melakukan kesalahan hendaknya menegur dengan cara yang baik.
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalanNya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”(QS. An-Nahl:125).
b. Fungsi Bimbingan Mental Keagamaan Pelayanan bimbingan mental keagamaan memiliki beberapa fungsi yaitu fungsi Preventif, fungsi kuratif, fungsi preservatif dan fungsi developmental. Fungsi preventif berfungsi membantu individu menjaga atau mencegah timbulnya masalah bagi dirinya. Fungsi kuratif yaitu membantu individu memecahkn masalah yang dihadapi atau dialami. Fungsi Preservatif yaitu membantu individu menjaga agar situasi dan kondisi yang semula tidak baik menjadi baik (terpecah), dan kebaikan itu bertahan lama. Fungsi Developmental atau Pengembangan berfungsi membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak memungkinkan menjadi sebab munculnya masalah baginya (Aunur, 2001:37).
xliii
Fungsi bimbingan mental keagamaan menurut Ad-Dzaky (2006:217) adalah sebagai berikut yaitu fungsi Remedial atau Rehabilitatif, fungsi edukatif atau pengembangan,dan fungsi preventif atau
pencegahan.
Peranan
remedial
berfokus
pada
masalah
penyesuaian diri, menyembuhkan masalah psikologis yang dihadapi, mengembalikan kesehatan mental dan mengatasi gangguan emosional. Fungsi Edukatif/Pengembangan berfokus pada masalah membantu meningkatkan
keterampilan-keterampilan
dalam
kehidupan,
mengidentifikasikan dan membantu memecahkan masalah-masalah hidup, membantu meningkatkan kemampuan menghadapi transisi dalam
hidup,
menjelaskan
nilai-nilai
menjadi
lebih
tegas,
mengeendalikan kecemasan, dan untuk meningkatkan ketrampilan komunikasi antar pribadi. Fungsi Preventif (pencegahan) membantu individu agar bisa berupaya aktif untuk melakukan pencegahan sebelum mengalami masalah-masalah kejiwaan karena kurangnya perhatian. Upaya preventif meliputi pengembangan strategi-strategi dan program-program yang dapat digunakan untuk mengantisipasi resiko hidup. c. Tujuan Bimbingan Mental Keagamaan Tujuan bimbingan mental keagamaan secara umum bertujuan untuk membantu individu mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Individu yang dimaksud di sini adalah orang yang dibina atau diberi xliv
bantuan, baik orang perorangan maupun kelompok. “Mewujudkan diri sebagai manusia seutuhnya”, berarti mewujudkan diri sesuai dengan hakekatnya sebagai manusia untuk menjadi manusia yang selaras dengan perkembangan unsur dirinya, dan pelaksanaan fungsi atau kedudukannya sebagai makhluk Allah (makhluk religius), makhluk individu, makhluk sosial, dan sebagai makhluk berbudaya (Aunur, 2001: 35). Sedangkan tujuan bimbingan mental keagamaan secara khusus yaitu membantu individu agar tidak menghadapi masalah, membantu individu mengatasi masalah yang sedang dihadapinya dan membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang baik, atau yang telah baik agar tetap baik, atau menjadi lebih baik, sehingga tidak menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain (Musnamar, 2001: 3). Tujuan bimbingan mental keagamaan menurut Segaf (1989: 29-30) menyatakan bahwa tujuan bimbingan mental keagamaan yaitu: 1) Memperkuat ketaqwaan dan amal keagamaan di dalam masyarakat 2) Terwujudnya sikap masyarakat yang konstruktif dan responsif terhadap gagasan pembangunan 3) Mempertahankan masyarakat dan mengamalkan Pancasila. 4) Menimbulkan sikap mental yang disadari oleh rahman dan rahim Allah, pergaulan yang rukun dan serasi, baik antar golongan, suku maupun antar agama.
xlv
5) Mengembangkan generasi muda yang sehat, cakap, terampil dan taqwa kepada Allah. 6) Terwujudnya lembaga-lembaga ketaqwaan yang memberikan peranan terwujudnya tujuan pembangunan nasional. 7) Timbulnya kegairahan dan kebanggaan hidup beragama dan mengenali motivasi keagamaan untuk lebih mendorong kemajuan gerak pembangunan bangsa Indonesia. Ad-dzaky, (2006:221) menyatakan bahwa, tujuan
bimbingan
mental keagamaan adalah: 1) Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, kesehatan, dan kebersihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang, dan damai, bersikap lapang dada dan mendapatkan pencerahan. 2) Untuk menghasilkan suatu perubahan,, perbaikan, dan kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan manfaat baik pada diri sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan kerja, maupun lingkungan sosial, dan alam sekitarnya. 3) Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu sehingga muncul dan berkembang rasa toleransi, kesetiakawaan, tolong menolong, dn rasa kasih sayang. 4) Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu, sehingga muncul dan berkembang rasa keinginan untuk berbuat taat kepada tuhannya, ketulusan mematuhi segala perintah serta ketabahan menerima ujiannya xlvi
5) Untuk menghasilkan potensi Ilahiyah, sehingga dengan potensi itu individu dapat melakukan tugasnya sebagai khalifah dengan baik dan benar, dapat menanggulangi berbagai persoalan hidup, dapat memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan. Tujuan bimbingan mental agama bagi TNI Yonif 411 Kostrad Salatiga bertujuan untuk pembangunan prajurit Indonesia seutuhnya. Bimbingan mental TNI merupakan fungsi komando, hal ini disebabkan karena bimbingan mental sangat vital dan dapat digolongkan sebagai fungsi organik militer khususnya yang berkaitan
dengan
pembinaan
manusia.
Bimbingan
mental
sepenuhnya menjadi tanggung jawab komandan yang dalam pelaksanaan tugasnya dapat dibantu oleh para perwira lingkungan bintal khususnya perwira rohani. Serta pembinaan mental khusunya rohani dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah Swt, membentuk mental kejuangan (tidak boleh menyerah), membentuk mental ideologi (cinta tanah air), dan membentuk mental rohani (ketakwaan yang tinggi) (Mabes AD, 2007: 48). d. Materi Bimbingan Mental Keagamaan Materi bimbingan mental keagamaan di Yonif 411 meliputi: pelajaran Al-Qur‟an, akhlak, hadits, tuhid, fiqih dan pelajaran budaya Islam.
xlvii
1) Pelajaran Alqur‟an Ditujukan untuk melatih penyempurnaan bacaan Alqur‟an dilanjutkan dengan pemahaman dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. 2)
Pelajaran Ahklak Menjelaskan bagaimana cara menghormati antar umat bragama, akhlak muslim di tengah keluarga, masyarakat dan Negara.
3) Pelajaran Hadits Ditujukan agar umat Islam meneladani Rasul Saw, dalam beribadah dan bermuamalah. 4) Pelajaran Tauhid Tujuan mempelajari tauhid adalah menambah keimanan seseorang dalam ketaatan kepada Allah. Seperti pemahaman rukun iman sehingga perilaku umat Islam dapat bersumber dengan konsep-konsep keimanan. 5) Pelajaran Fiqih Memperkenalkan perilaku islami, baik secara individu maupun secara sosial yang bersumber dari Al-qur‟an dan Sunnah meliputi: Cara Beribadah,perawatan jenazah, puasa, zakat, haji, waris,
nikah,
berperilaku
dan
bermasyarakat
agar
bisa
membangun keimanan dan ketaqwaan TNI kepada Allah. Adapun isi materi bimbingan mental keagamaan dalam materi fiqih yaitu xlviii
seperti shalat: kedudukan shalat, pengaruh shalat dalam kehidupan individu dan sosial, keutamaan shalat berjamaah, urgensi shalat dll. Mater dalam hal zakat seperti: macam-macam zakat, cara menghitung zakat fitrah dan mal. Dalam materi puasa yaitu menjelaskan puasa wajib dan puasa sunah. 6) Pelajaran Budaya Islam Pelajaran ini dititikberatkan pada pengaruh budaya Barat dengan budaya Islam. Hal ini ditujukan untuk menanamkan aqidah Islam agar tidak terpengaruh dengan budaya Barat (Pabintal, 2014). e. Metode-metode yang digunakan untuk bimbingan mental keagamaan bagi TNI Yonif 411. Adapun metode-metode yang digunakan dalam membina perilaku TNI Yonif 411 yaitu 1) Metode Teladan Sebagaimana
yang
diketahui
bahwa
didalam
diri
Rasulullah itu sebenarnya terdapat suri teladan yang baik, kaum musyrikin mau menerima Islam bukan karena kerasnya Nabi, tapi karena akhlakul karimah yang dimilikinya, sehingga mereka mau mengikuti ajarannya, dengan cara mengaplikasikan dalam upaya pembentukan perilaku keagamaan TNI Yonif 411.
xlix
2) Metode Ceramah Metode ini diharapkan setelah TNI mendengarkan dari pemateri dapat mendapatkan ketenanganjiwa dalam hatinya dan akan memberikan motivasi dalam melaksanakan tugas keprajuritan. 3) Metode Pembiasaan atau Pengulangan Metode ini diharapkan para TNI dapat membiasakan diri ddalam beperilaku keagamaan kearah yang positif. 4) Metode Ibrah dan Mauidzah Ibrah adalah suatu kondisi psikis yang menyampaikan manusia kepada intisari suatu yang isaksikan, yang dihadapi dengan menggunakan
nalar, dan
yang menyebabkan hati
mengakuinya. Sedangkan mauidzah adalah peringatan yang artinya mengingatkan
berungkali
agar
nasihat
yang
disampaikan
meninggalkan kesan, sehingga para TNI yang dinasihati tergerak hatinya untuk mengikuti nassihat tersebut. 5) Metode Targhib dan Tarhib Targhib ialah janji terhadap kesenangan dan kenikmatann akhirat yang disertai bujukan. Sedangkan tarhib merupakan tujuan yang sama yaitu agar orang mematuhi aturan Allah SWT. Dalam kegiatan bimbingan mental keagamaan metode dan teknik yang diterapkan yaitu seperti dialog TNI dan keluarganya yang dilakukan pada waktu tertentu dan pesertanya sesuai materi
l
yang akan didiskusikan. Sosiodrama, yaitu memperagakan penguasaan ketrampilan dibidang bintal seperti belajar ibadah. 6) Metode kisah Qurani dan Nabawi Metode ini, diterapkan dengan cara menceritakan kisah-kisah dalam Al-Qur‟an yang salah satunya tentang para nabi, karena dengan beggitu para TNI akan termotivasi dengan apa yang disampaikan. B. Kedisiplinan Kerja 1. Definisi Kedisiplinan a. Pengertian kedisiplinan menurut bahasa Kata disiplin berasal dari dasar disiplin yang mendapat prefiks ke-an yang mempunyai arti ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib dan sebagainya) (Partanto, 1997: 115). Disiplin berasal dari kata yang sama dengan “disciple” yakni seorang yang belajar dari atau secara suka relamengikuti seorang pemimpin (Hurlock, 1978:82). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:268), menyatakan bahwa disiplin adalah tata tertib (di sekolah, di kantor, kemiliteran, dan sebagainya), ketaatan (kepatuhan) pada peraturan tata tertib, dan bidang studi yang memiliki objek dan sistem tertentu. Sedangkan Cahyani (2009: 180) berpendapat imbuhan ke-an dalam kata kedisiplinan berarti menyatakan sesuatu hal atau keadaan. Darmodiharjo (1982) menyatakan sikap mental yang mengandung kerelaan untuk mematuhi semua ketentuan,
li
peraturan dan norma yang berlaku dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab. b. Pengertian Kedisiplinan menurut para ahli 1) Prijodarminto (1994:23) kedisiplinan adalah kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilakunyang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan atau ketertiban. 2) Kedisiplinan pada hakikatnya adalah sekumpulan tingkah laku individu maupun masyarakat yang mencerminkan rasa taat, kepatuhan, yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan (Ekosiswoyo dan Rachman, 2007: 97). 3) Kedisiplinan sebagai tata tertib atau suatu sikap patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yangg tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak menerima sanksi-sanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya (Siswanto, 2006: 47). 4) Kedisiplinan dikenal dua istilah yang pengertiannya hampir sama tetapi pembentukannya secara berurutan. Kedua istilah adalah disiplin dan ketertiban, ada juga yang menggunakan istilah siasat dan ketertiban. Ketertiban menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan dan tata tertib karena didorong oleh sesuatu dari luar misalnya, karena ingin mendapat pujian dari atasan. Pengertian disiplin atau siasat menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti tata
lii
tertib karena didorong kesadaran yang ada pada kata hatinya (Arikunto, 1990: 114). c. Aspek-aspek Kedisiplinan Menurut Bahri (2009: 27) disiplin memiliki tiga aspek. Ketiga aspek tersebut adalah : Sikap mental, pemahaman yang baik mengenai sistem aturan perilaku, norma, kriteria dan standar, sikap kelakuan yang secara wajar yang menunjukkan kesungguhan hati untuk menaati segala hal secara cermat dan tertib. 1) Sikap mental (mental attitude) yang merupakan seseorang memiliki sikap taat dan tertib dalam mematuhi peraturan yang berlaku. Mereka akan bertindak dengan tertib terhadap aturan-aturan yang mengaturnya, sebagai hasil atau pengembangan dari latihan, pengendalian pikiran, dan pengendalian watak. 2) Pemahaman yang baik mengenai sistem aturan perilaku, norma, kriteria, dan standar yang sedemikian rupa sehingga pemahaman tersebut menumbuhkan pengertian yang mendalam atau kesadaran bahwa ketaatan atau aturan, norma, kriteria, dan standar tadi merupakan syarat mutlak untuk mencapai keberhasilan (sukses). 3) Sikap kelakuan yang secara wajar menunjukan kesungguhan hati untuk menaati segala hal secara cermat dan tertib. Kedisiplinan tidak dapat terpisahkan dari ketiga aspek tersebut. Sikap mental mempengaruhi setiap orang yang terikat dalam perilaku dan norma hingga akhirnya
liii
akan menumbuhkan kesadaran dalam hati untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan teratur sesuai dengan tuntutan yang diberikan. d. Faktor-faktor Kedisiplinan Menurut Hasan Basri (2004:74) faktor yang mempengaruhi kedisiplinan dapat digolongkan menjadi 2 yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal ialah faktor yang berasal dari dalam diri individu, sedangkan faktor eksternal ialah faktor yang berasal dari luar individu, meliputi lingkungan keluarga, sekolah, kampus dan lingkungan lainnya yang dapat memberikan pengaruh terhadap tingkat kedisiplinan. e. Unsur- unsur Kedisiplinan Menurut Hurlock (1978: 84-92) menyebutkan 4 (empat) unsur disiplin
yang
memberikan
pengaruh
yang
cukup
besar
untuk
meningkatkan kedisiplinan individu, yaitu sebagai berikut. 1) Peraturan Peraturan adalah pola yang ditetapkan untuk mengatur perilaku. Pola tersebut bertujuan untuk membekali individu dengan pedoman perilaku yang disetujui bersama dalam kelompok, rumah, sekolah dalam situasi tertentu. Peraturan mempunyai 2 fungsi yaitu: a) Peraturan mempunyai nilai pendidikan Adanya peraturan dapat membantu mendidik, artinya adanya peraturan yang dibuat secara tidak langsung mengajarkan kepada seseorang mengenai nilai moral dan juga mengajarkan seseorang akan perilaku manayang benar dan mana yang salah. liv
b) Membantu mengekang perilaku yang tidak diinginkan, artinya adanya peraturan atau larangan dapat membatasi perilaku seseorang yang tidak diharapkan dan tidak disetujui oleh lingkungan. 2) Hukuman Hukuman berasal dari kata kerja Latin, punire dan berarti menjatuhkan hukuman pada seseorang karena suatu kesalahan, perlawanan atau pelanggaran sebagai ganjaran atau pembalasan. Hukuman mempunyai 3 fungsi yaitu: a)
Fungsi pertama adalah mengahalangi, hukuman menghalangi pengulangan tindakan yang tidak diinginkan oleh masyarakat.
b) Fungsi kedua adalah fungsi mendidik, yakni menyadarkan seseorang bahwa setiap perbuatan itu mempunyai konsekuensi. c)
Fungsi ketiga adalah hukuman, yakni memberi motivasi untuk menghindari kesalahan.
3) Penghargaan Penghargaan berarti setiap bentuk penghargaan untuk suatu hasil yang baik. Penghargaan tidak perlu berbentuk materi, tetapi dapat
berupa
kata-kata
pujian
atau
senyuman.
Penghargaan
mempunyai 3 fungsi yaitu: a)
Fungsi pertama penghargaan mempunyai nilai mendidik, agar dengan diberikannya penghargaan seseorang memahami bahwa perilaku yang diperbuat benar.
b) Fungsi
keduapenghargaan lv
ialah
sebagai
motivasi
untuk
mengulangi dan meningkatkan perilaku yang baik dan disetujui oleh lingkungan sosial. c)
Fungsi ketiga penghargaan ialah memperkuat perilaku, artinya dengan adanya penghargaan seseorang merasa perilaku yang dilakukan tidak hanyataat aturan tetapi juga memberikan keuntungan bagi dirinya.
4) Konsistensi Konsisten berarti keseragaman atau tingkat kestabilan, konsistensi harus menjadi ciri semua aspek disiplin. Harus ada konsisten dalam peraturan yang digunakan sebagai pedoman perilaku, konsistensi dalam cara peraturan ini diajarkan dan dipaksakan dalam hukuman yang diberikan pada mereka yang tidak menyesuaikan dan dalam penghargaan bagi mereka yang menyesuaikan. Konsisten mempunyai 3 fungsi yaitu : a)
Fungsi pertama ialah mempunyai nilai mendidik yang besar. Artinya seseorang harus mampu menjalankan perilaku disiplin dalam kesehariannya.
b) Fungsi kedua ialah mempunyai nilai motivasi, seseorang yang selalu menerima konsistensi hukuman atas perilaku yang salah dan penghargaan atas perilaku yang benar maka akan termotivasi untuk selalu menjalankan perilaku yang benar. c)
Fungsi ketiga ialah mempertinggi penghargaan terhadap peraturan dan orang yang berkuasa. lvi
f. Fungsi kedisiplinan Tu‟u (2004: 38) berpendapat fungsi kedisiplinan adalah menata kehidupan
bersama,
membangun
kepribadian,
melatih
kepribadian,
pemaksaan, hukuman, dan menciptakan lingkungan yang kondusif. 1) Menata kehidupan bersama Kedisiplinan berguna untuk menyadarkan seseorang agar dirinya perlu menghargai orang lain dengan cara menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku, sehingga tidak akan merugikan pihak lain dan hubungan dengan sesama menjadi baik dan lancar. Internal kehidupan yang baik akan memunculkan ketentraman dan keutuhan dalam berbangsa dan bernegara. 2) Membangun kepribadian Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Disiplin yang diterapkan di masing-masing lingkungan tersebut memberi dampak bagi pertumbuhan kepribadian yang baik. Oleh karena itu, dengan disiplin seseorang akan terbiasa mengikuti, mematuhi aturan yang berlaku dan kebiasaan itu lama kelamaan masuk ke dalam dirinya serta berperan dalam membangun kepribadian yang baik. Kepribadian yang baik juga merupakan sebuah tuntunan
dari
setiap
agama
yang
ada,
meminimalisasikan setiap segi negatif dalam diri.
lvii
sehingga
dapat
3) Melatih kepribadian Sikapdan pola kehidupan yang baik dan berdisiplinan terbentuk melalui latihan. Demikian juga dengan kepribadian yang tertib, teratur dan patuh perlu dibiasakan dan dilatih. Cerminan kedisiplinan adalah kepribadian yang tertata dengan baik dan menimbulkan sesuatu yang baik. 4) Pemaksaan Kedisiplinan dapat terjadi karena adanya faktor dari dalam (pengalaman, kesadaran, dan kemauan) dan dorongan dari luar (perintah, larangan, pengawasan, ancaman, dan pujian). Disiplin dapat berfungsi sebagai pemaksaan kepada seseorang untuk mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan. 5) Hukuman Tata tertib biasanya berisi hal-hal positif dan sanksi atau hukuman bagi yang melanggar tata tertib tersebut. Hukuman di satu sisi sangatlah perlu untuk membentuk karakter diri dan memberikan efek jera bagi yang melanggar sehingga secara tidak langsung akan membuatnya sadar. 6) Menciptakan lingkungan yang kondusif Kedisiplinan berfungsi mendukung terlaksananya proses dan kegiatan pendidikan agar berjalan lancar. Hal itu dicapai dengan merancang
peraturan
yang
sudah
ditetapkan.
Kemudian
di
implementasikan secara konsisten dan konsekuen. Dengan demikian lviii
kondisi lingkungan menjadi aman, tenang, tenteram, tertib. Lingkungan yang seperti ini adalah lingkungan yang kondusif. g. Tujuan Kedisiplinan Tujuan kedisiplinan menurut beberapa ahli, sebagai berikut: 1) Bernhard (1964:31) menyatakan bahwa tujuan disiplin diri adalah mengupayakan pengembangan minat siswa dan mengembangkan siswa menjadi manusia yang baik, yang akan menjadi sahabat, tetangga, dan warga negara yang baik. 2) Rimm
(2003:47)
menyatakan
bahwa
tujuan
disiplin
adalah
mengarahkan individu agar mereka belajar mengenai hal-hal baik yang merupakan persiapan bagi masa dewasa, saat mereka sangat bergantung kepada disiplin diri. 3) Subari (1994: 163) berpendapat bahwa kedisiplinan mempunyai tujuan untuk penurutan terhadap suatu peraturan dengan kesadaran sendiri untuk terciptanya peraturan itu. 4) Durkeim (1995 :09) berpendapat kedisiplinan mempunyai tujuan ganda yaitu mengembangkan suatu peraturan tertentu dalam tindak tanduk manusia dan memberinya suatu sasaran tertentu dan sekaligus membatasi cakrawalanya. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan kedisiplinan adalah memberi kenyamanan kepada diri sendiri serta menciptakan
lingkungan
yang
lix
kondusif
untuk
belajar
serta
perkembangan dari pengembangan diri sendiri dan pengarahan diri sendiri tanpa pengaruh atau kendali dari luar. h. Pembentukan Disiplin Disiplin
itu
lahir,
tumbuh
dan
berkembang
dari
sikap
seseorang pada sistem nilai budaya yang telah ada pada masyarakat, ada unsur yang membentuk disiplin yaitu sikap yang telah ada pada diri manusia dan sistem nilai budaya yang ada di dalam masyarakat. Disiplin dapat dibina melalui latihan-latihan pendidikan, penanaman kebiasaan dengan keteladanan-keteladanan tertentu. Menurut Hurlock (1978: 94) disiplin dapat terbentuk dengan cara: 1) Mendisiplinkan secara otoriter yaitu dengan cara menetapkan peraturan dan pengaturan yang keras dan memaksa dengan disertai adanya hukuman terutama hukuman badan apabila tidak dapat memenuhi standar disiplin yang telah ditentukan. Dalam disiplin otoriter sedikit atau sama sekali tidak adanya persetujuan atau tanda-tanda penghargaan lainnya apabila seseorang berhasil memenuhi standar. 2) Mendisiplinkan secara permisif bisa diartikan sedikit disiplin atau tidak berdisiplin. Dalam cara ini anak sering tidak diberi batas-batas atau kendala yang mengatur apa saja yang boleh dilakukan, mereka bebas mengambil keputusan dan berlaku sesuai dengan kehendaknya sendiri. 3) Mendisiplinkan
secara
demokratis
yaitu
dengan
menggunakan
penjelasan,diskusi dan penalaran untuk membantu anak mengerti mengapa perilaku tertentu diharapkan. Cara ini lebih menekankan pada lx
aspek edukatif daripada aspek hukumannya. Hukuman dalam cara ini tidak diberikan dalam bentuk hukuman badan tetapi lebih pada menghilangkanrewardjika tidak bisa memenuhi standar. 2. Kerja a. Pengertian Kerja Kerja dalam kamus besar bahasa Indonesia artinya kegiatan melakukan sesuatu. Secara bahasa kerja merupakan suatu aktivitas yang dilakukan dengan sengaja, sedangkan dalam konteks ekonomi kerja merupakan suatu usaha untuk menyelenggarakan proses produksi jadi merupakan upaya untuk memperoleh hasil. Pengertian hasil bisa juga bersifat material, kerja bersifat fisik dan non fisik atau kerja batin (Asifudin, 2004: 58). Maksudpenjelasan di atas kerja disini berarti aktivitas bertujuan memperoleh hasil dan mencakup kerja lahir dan batin. 1) Kerja lahir merupakan aktifitas fisik, anggota badan, termasukpanca indera seperti melayani, menjalankan dan mengawasi anak buah bekerja, dll. 2) Kerja batin, ada dua macam yaitu : a) Kerja otak, seperti belajar, berpikir, memecahkan masalah, menganalisis dan mengambil kesimpulan. b) Kerja batin, seperti berusaha menguatkan kehendak atau citacita,berusaha mencintai pekerjaaan, sabar dan tawakal dalam menjalankan sesuatu (Asifudin, 2004:59) lxi
Kesimpulan dari definisi kerja adalah sesuatu yangdilakukan dengan sengaja untuk mmperoleh hasil dengan menggunakan kekuatan fisik dan mental dalam melakukan pekerjaan tersebut. b. Kewajiban Bekerja bagi Manusia Manusia merupakan makhluk jasmaniah dan rohaniah. Sebagai makhluk jasmaniah manusia memiliki sejumlah kebutuhan jasmaniah seperti sandang, pangan, papan, udara, dan sebagainya. manusia memenuhi kebutuhan jasmaniahnya itu dengan bekerja, berusaha, dan tidak sematamata hanya untuk keperluan jasmaniah semata. Dalam pekerjaan manusia dapat memperoleh kepuasan rohaniah. Setiap manusia pada dasarnya wajib bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baik jasmaniah maupun rohaniah. c. Eksistensi Bekerja Setiap manusia tak lepas dari setiap pekerjaan, dalam suatu pekerjaan terdapat beberapa aturan yang sebaiknya dijalankan oleh pemilik pekerjaan, yaitu: 1) Kerja dan eksitensi manusia Kerja merupakan suatu yang digariskan manusia sekaligus suatu cara guna memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Agama juga menjadikan kerja sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada Allah. Selain itu kerja merupakan sumber rizki bagi orang tersebut. Maka Islam menganjurkan agar orang tersebut rajin dalam bekerja dan dapat
lxii
menikmati kehidupan duniawi serta menginfakan sebagai harta yang dihasilkan. Kerja mempunyai makna eksistensial dalam hidup dan kehidupan umat Islam, karena berhasil atau gagal dan tinggi atau rendahnya kualitas hidup mereka masing-masing di temukan oleh amal dan kerjanya. Eksistensi muslim dan muslimah terdapat pada amal dan kerja mereka masing-masing (Asifudin, 2004:77). 2) Iman dan Kerja Iman atau kepercayaan harus disertai dengan amal saleh atau pekerjaan yang baik, karena iman tidak menyertakan amal saleh maka iman tersebut mandul. Iman mandul bisa disebut juga dengan iman yang tidak berguna, dan dalam mengembangkan iman menjadi amal soleh ada dua syarat yaitu ilmu dari kesehatan. Ajaran dalam agama Islam bertujuan untuk memelihara lima pokok yakni, agama, akal, jiwa, kehormatan, kesehatan. Maka orang yang bersangkutan perlu membekali diri dengan tiga cara yaitu: a) Kerja yang dilandasi dengan taqwa. b) Iklim dan suasana kerja yang tenang dan kondusif. c) Didukung oleh ilmu pengetahuan terkait dengan bidang pekerjaan. 3) Kerja dan Tanggung Jawab Kerja dan tanggung jawab menuntut seseorang untuk bekerja sungguh-sungguh. Jika manusia hidup tanpa bekerja tentunya dapat
lxiii
diartikan orang yang bersangkutan telah mengabaikan terhadap tugas dan tanggung jawabnya. Dalam QS. Hud ayat 61 Allah Swt berfirma:
“ Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu sebagai orang yang ( bertugas ) memakmurkannya”.
d. Penghargaan Islam terhadap Etos Kerja Firman Allah dalam QS.Al-Ahqaf :19
“Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang Telah mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan”
Kandungan ayat di atas, selain menegaskan derajat manusia diukur dengan kerjanya, juga menunjukkan betapa islam sangat menghargai kerja. Islam menempatkan kerja dalam amal saleh pada posisi yang tinggi, bahwa pengembangan iman menjadi amal saleh membutuhkan dukungan kesehatan dan ilmu sebagai pra syarat. Dalam salah satu firman-Nya Allah Swt menjadikan orang-orang yang bekerja guna memperoleh rizki berdampingan (disejajarkan) orang-orang yang berjihad di jalan-Nya. Pada suatu ketika Rasulullah mencium tangan seseorang yang bengkak karena banyak bekerja, lalu menegaskan bahwa tangan yang seperti itu adalah tangan yang disukai oleh Allah dan Rasul-Nya serta “Tidak ada sesuatu yang mendatangkan kematian bagiku setelah jihad di jalan Allah, yang lebih aku dambakan lxiv
kecuali mati dalam keadaan bekerja guna memperoleh rizki” (Asifudin, 2004:85) 3. Kedisiplinan Kerja dalam Militer a. Dasar Hukum Kedisiplinan Militer Disiplin merupakan suatu bentuk ketaatan dan kepatuhan. Disiplin bagi seorang anggota militer atau seorang Prajurit TNI merupakan suatu keharusan dan pola hidup yang harus dijalani. Pembentukan disiplin bagi Prajurit diawali dari masa pendidikan dasar keprajuritan. pembinaan dan pengasuhan merupakan salah satu cara pembentukan disiplin bagi Prajurit.Pola pembinaan diberikan melalui Intensitas kegiatan disertai doktrin bagi anggota TNI. Karena sifatnya yang „harus‟ tadi, maka perlu diberlakukan suatu peraturan dan ketentuan demi lancarnya penegakan disiplin dalam tubuh organisasi militer. Penegakkan hukum disiplin militer bersumber kepada peraturan-peraturan hukum disiplin prajurit.Terdapat beberapa peraturan yang berlaku ataupun sudah berlaku dalam rangka penegakkan hukum disiplin militer. Beberapa peraturan hukum militer antara lain : 1) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 1997 tentang Hukum Disiplin Prajurit ABRI. 2) Peraturan Disiplin Prajurit TNI yang disahkan dengan Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/22/VIII/2005 Tanggal 10 Agustus 2005. 3) Peraturan pelaksanaan lainnya yaitu Peraturan Urusan Dalam (PUD).
lxv
4) Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia. 5) Dokumen-dokumen penting
yang materinya menyangkutdisiplin
Militer: a. Sumpah Prajurit 1) Bahwa saya akan setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 2) Bahwa saya akan tunduk kepada hukum dan memegang teguh disiplin keprajuritan 3) Bahwa saya akan taat kepada atasan dengan tidak membantah perintah atau putusan 4) Bahwa saya akan menjalankan segala kewajiban dengan penuh rasa tanggung jawab kepada Tentara dan Negara Republik Indonesia 5) Bahwa saya akan memegang segala rahasia Tentara sekeraskerasnya b. Sapta Marga. 1) Kami Warga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bersendikan Pancasila 2) Kami Patriot Indonesia, pendukung serta pembela Ideologi Negara yang bertanggung jawab dan tidak mengenal menyerah
lxvi
3) Kami Kesatria Indonesia, yang bertaqwa kepada Tuhan YME, serta membela kejujuran, kebenaran dan keadilan 4) Kami prajurit Tentara Nasional Indonesia, adalah Bhayangkara Negara dan Bangsa Indonesia 5) Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia, mengutamakan keperwiraan di dalam melaksanakan tugas, serta senantiasa siap sedia berbakti kepada Negara dan Bangsa 6) Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia, memegang teguh disiplin, patuh dan taat kepada pimpinan serta menjunjung tinggi sikap dan kehormatan Prajurit 7) Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia, setia dan menepati janji serta Sumpah Prajurit. c. Delapan (8) Wajib TNI. 1) Bersikap ramah tamah terhadap rakyat 2) Bersikap sopan santun terhadap rakyat 3) Menjunjung tinggi kehormatan wanita 4) Menjaga kehormatan diri di muka umum 5) Senantiasa menjadi contoh dalam sikap kesederhanaan 6) Tidak merugikan rakyat 7) Menjadi contoh dan mempelopori usaha-usaha untuk mengatasi kesulitan rakyat 8) Tidak menakuti dan menyakiti rakyat
lxvii
b. Pelanggaran Disiplin Kerja dalam Militer Undang-undang nomor 26 tahun 1997 tentang hukum disiplin prajurit ABRI menyebutkan pelanggaran disiplin militer terbagi menjadi dua (2), yakni pelanggaran disiplin militer murni dan pelanggaran disiplin militer tidak murni. pelanggaran disiplin militer murni setiap perbuatan yang bukan tindak pidana, tetapi bertentangan dengan perintah kedinasan atau peraturan kedinasan atau perbuatan yang tidak sesuai dengan tata kehidupan prajurit, sedangkan pelanggaran disiplin militer tidak murni merupakan Pelanggaran hukum disiplin tidak murni merupakan setiap perbuatan yang merupakan tindak pidana yang sedemikian ringan sifatnya sehingga dapat diselesaikan secara hukum disiplin prajurit prajurit yang melakukan pelanggaran hukum disiplin militer akan dikenakan sanksi berupa tindakan disiplin dan hukuman disiplin. Pemberian sanksi sdilakukan oleh Ankum (Atasan yang Berhak Menghukum). Sanksi tindakan disiplin yang dijatuhkan Ankum berupa tindakan fisik dan/atau teguran lisan untuk menumbuhkan kesadaran dan mencegah terulangnya pelanggaran hukum disiplin prajurit (Mabesad,2007: 55) Hukum disiplin militer memiliki persamaan dan perbedaan dengan hukum pidana militer. Persamaan hukum disiplin militer dan hukum Pidana militer berupa : 1) Hukum disiplin militer dan hukum pidana militer memuat ketentuan halhal yang dilarang, apabila ketentuan itu dilanggar maka akan dikenakan sanksi. lxviii
2) Hukum
disiplin
militer
dan
hukum
pidana
militer
merupakan
hukummateriil. Sikap disiplin dari suatu prajurit atau pasukan tidak selalu dalam keadaan konstan atau stabil, akan tetapi berubah disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi. Kedisiplinan bagi seorang prajurit harus seringkali ditinjau untuk dianalisis serta dievaluasi agar senantiasa sikap disiplin bagi prajurit terus melekat. Dalam menyikapi hasil yang telah dievaluasi ketika ditemukan adanya kekurangan atau penurunan kualitas kedisiplinan akan disikapi melalui pembinaan disiplin melalui penegakan hukum untuk menjaga kualitas sikap disiplin yang setiap saat harus dijaga (Mabes AD, 2007: 59).
lxix
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran umum Yonif 411 Kostrad Salatiga 1. Sejarah Berdirinya Yonif 411 Kostrad Salatiga a.
Latar belakang Pembentukan Yonif 411/ Pandawa Batalyon Infanteri 411 Yonif 411 Kostrad Salatiga adalah salah satu kesatuan dalam TNI AD. Yonif 411 didirikan pada tanggal 1 Juni 1967 dengan markas di Salatiga. Satuan ini merupakan organik Brigade Infanteri 6 Trisakti Baladaya. Pada tahun 1974 berdasarkan ST Danbrigif 6, markas besar Yonif 411 dipindahkan dari Klaten ke Salatiga. Pada tahun 1978 bedasarkan surat keputusan Pangdam VII/Diponegoro, status organik Yonif 411 Brigif 6 beralih dari Kodam VII Diponegoro ke Kostrad dan pada tahun 1986 secara keseluruhan 1 Batalyon penuh berada di Salatiga. Sampai sekarang penamaan menjadi Yonif 411 Kostrad Salatiga (Yonif 411 Kostrad Salatiga: 2014) Tahun 1945-1950 merupakan masa pergolakan Revolusi Indonesia merdeka, negara yang baru dilahirkan ini mencari bentuk pemerintahan yang sesuai dengan alam masyarakat Indonesia. Tahun-tahun ini merupakan masa penuh tantangan bagi rakyat Indonesia dan kekacauan sistem pemerintahan merupakan hal yang wajar bagi sebuah bangsa yang baru merdeka. Hal ini dapat kita lihat dari kurangnya perhatian pemerintah terhadap pertumbuhan Militer/TNI. Pemerintah masih mengendalikan
lxx
kekuatan diplomasi, karena hal ini merupakan satu-satunya pilihan untuk menghadapi pemerintah Belanda yang masih ingin menguasai Indonesia. Dalam situasi yang tidak tertentu, tahun 1950 di Jawa Tengah tepatnya di daerah Solo berdiri 3 Batalyon yang masing-masing Batalyon 351 berkedudukan di Klaten dengan komandannya Mayor Soenitiyoso, Batalyon 352 serta Batalyon 353 dengan komandan Mayor Sudigdo. Pada tahun 1951 ketiga Batalyon telah diubah namanya menjadi Batalyon 444, Batalyon 445 dan Batalyon 446. Batalyon 444
berkedudukan di Kleco (Solo) dan selama itu
Batalyon 444 menjalankan tugas antara lain penumpasan DI/TII Jawa Tengah, pemadaman pemberontakan PRRI/Permesta tahun 1959 dan tugas operasi pembersihan sisa-sisa DI/TII tahun 1959 sebanyak 3 kali. Pada tahun 1952 dicanangkan Surya Sangkala pada kepala tunggal satuan yang berbunyi “ KANTI PANDAWA TRUS MANUNGGAL”. Surya Sangkala ini mengandung angka 2591 yang diartikan sebagai tahun terbentuknya Batalyon yakni pada tahun 1952. Pada tanggal 1 Agustus 1965 Batalyon-batalyon dalam jajaran Brigade Infanteri direorganisasi menjadi Batalyon L, Batalyon M dan Batalyon K inilah yang nantinya menjadi Batalyon 411. Tahun 1965 merupakan lembaran hitam bagi bangsa Indonesia pada tanggal 30 September 1965 terjadi pemberontakan PKI (Partai Komunis Indonesia) berusaha untuk menggulingkan pemerintah yang sah dan menggantikan idiologi Pancasila dengan idiologi komunis. Dalam lxxi
peristiwa ini telah gugur 6 orang Jenderal sebagai akibat dari kekejaman PKI. Bulan Mei 1965, yakni pada hari ulang tahun PKI yang ke 45, seluruh kekuatan PKI mengadakan Long Mars dari Banyuwangi ke Anyer. Long Mars ini mempunyai tujuan untuk menunjukkan kepada rakyat khususnya di Pulau Jawa akan kekuatan PKI.. Dalam politik pemerintahan terjadi persaingan antara golongan yang pro dan kontra. DN Aidit sebagai ketua PKI pernah mengusulkan kepada presiden Soekarno agar kaum buruh dan tani dipersenjatai sehingga merupakan angkatan ke 5 dalam Angkatan Bersenjata. Tetapi hal ini mendapat tantangan dari Jenderal AH Nasution. Apakah ini merupakan tindakan untuk menghimpun kekuatan bersenjata? Dari kejadian tersebut PKI cenderung mempengaruhi massa untuk mengadakan gerakan subversi menentang pemerintah Indonesia. Selama masa BP di Kalimantan Selatan, Batalyon K bertugas mengamankan wilayah Kalimantan Selatan dikenal dengan Operasi Dwikora yang mencakup tugas pembinaan teritorial. Berdasarkan Surat Keputusan Pangdam VII/Diponegoro Nomor: Skep 8/2/1966 tanggal 7 Pebruari 1966 dan Pemerintah Komandan Brigade Infanteri 6 Nomor: Spin-411/9/5/1966 tanggal 3 Mei 1966, maka Batalyon K berubah menjadi Batalyon Infanteri 411/Pandawa. Bulan April 1967 setelah tugas Operasi Dwikora selesai, pasukan Yonif 411 kembali ke Pulau Jawa, langsung dipindahakan dari Kleco ke lxxii
Klaten. Jabatan Komandan Batalyon diserah-terimakan dari Letkol Bambang Soesilo kepada Letkol Soegiri. Pada tanggal 1 Juni 1967 dijadikan sebagai hari lahir Batalyon Infanteri 411 Batalyon Infanteri menjadi Yonif 411. Pada tanggal 14 Agustus 2013 personel Yonif 411 yang dinyatakan lulus seleksi Raider melaksanakan pendidikan Raider di daerah Batu Jajar Jawa Barat selama 3 bulan. Berdasarkan Keputusan Kasad Nomor Kep/741/IX/2013 tanggal 23 September 2013 tentang persetujuan dan perubahan status jajaran TNI Angkatan Darat termasuk diantaranya satuan Yonif 411/6/2 Kostrad, sehingga “Batalyon Infanteri 411/Pandawa” resmi menjadi “Batalyon Infanteri 411 Kostrad Salatiga”. b.
Perkembangan Yonif 411 Kostrad Salatiga sebagai alat Kekuatan HANKAM dan Kekuatan Sosial. 1) Yonif 411 Kostrad sebagai alat Kekuatan HANKAM Sebagai sebuah satuan tempur yang merupakan satuan tanggap cepat, Yonif 411 selalu siap untuk menghadapi tugas yang dibebabankan pemerintah. Pada tahun 1993 Yonif 411 melaksanakan penugasan ke negara Kamboja selama 7 bulan tergabung dalam pasukan Perdamaian Konga XII berhasil menjadi indobat sebagai pelopor kemanunggalan, dapat mendamaikan pihak yang bertikai. Hal ini membuktikan Pengabdian Yonif 411 kepada negara sebagai satuan yang merupakan alat Kekuatan HANKAM.
lxxiii
2) Yonif 411 Kostrad Salatiga sebagai Kekuatan Sosial. TNI lahir dari masyarakat dan sudah kewajibannya pula TNI mengabdi kepada masyarakat. Peran Yonif 411 dalam masyarakat berupa tugas sosial kemasyarakatan seperti karya bhakti, donor darah, pengamatan pemilu, perbaikan jalan, perbaikan jembatan, perbaikan tanggul, rehabilitasi gedung madrasah, perbaikan masjid, gereja, pembuatan pos kampling, pembuatan jalan tembus, pembuatan bak air, penghijauan, membantu panti asuhan, dan pengobatan terhadap masyarakat. 2. Letak Geografis Yonif 411/Pandawa terletak di dua kelurahan (kelurahan Tegalrejo dan kelurahan Kalicacing) dan dua kecamatan (Argomulyo dan kecamatan Sidomukti) di Salatiga dan bermukim dalam satu kompleks, tidak mengisolasi diri sebagai komplek yang tertutup. Tabel 3.1. Batas-batas wilayah Yonif 411 Kostrad Salatiga. No Arah Mata Angin Lokasi 1 Utara Jl. Ahmad Yani 2 Selatan Jl. Veteran 3 Timur Jl. Jenderal Sudirman 4 Barat Jl. Gang Ngeblok Sumber: Yonif 411 Kostrad Salatiga tahun 2014. 3. Sarana dan Prasarana Tabel 3.2. Data Sarana dan Prasarana Yonif 411 Kostrad Salatiga. No
Sarana/Prasarana
Jumlah
Kondisi
1
Masjid
2
Baik
2
Tempat ibadah Kristen
1
Baik
lxxiv
3
Aula serba guna Batalyon
1
Baik
4
Aula serba guna Kompi
5
Baik
5
Gedung Batalyon
1
Baik
6
Gedung TPA
1
Baik
7
Perpustakaan
1
Baik
8
Almari
6
Baik
9
Alat Transportasi
6
Baik
10
Komputer
17
Baik
11
Sound System
2 set
Baik
12
White board
3 set
Baik
13
Lapangan
10
Baik
14
Mukena
10
Baik
15
MCK
12
Baik
16
Kotak amal
5
Baik
17
Mimbar
4
Baik
18
Jam dinding
15
Baik
19
Sajadah
54
Baik
20
Lemari penitipan sepatu
3
Baik
21
Baju kokoh
2
Baik
22
Sarung
2
Baik
23
Tempat Parkir
4
Baik
Sumber: Yonif 411 Kostad Salatiga tahun 2014.
lxxv
4. Kondisi Keagamaan Masyarakat Yonif Kostrad Salatiga Tabel. 3.3. Data kondisi keagamaan masyarakat Yonif 411 Kostrad Salatiga. No 1 2 3 4 5
Agama Perwira Bintara Tamtara Islam 18 90 252 Katholik 4 58 112 Protestan 15 16 43 Hindu 3 19 Budha 6 2 11 Jumlah 43 123 413 Sumber: Yonif 411 Kostrad Salatiga tahun 2014.
Jumlah 360 174 74 22 19 657
5. Kegiatan Keagamaan Yonif 411 Kostrad Salatiga Kegiatan-kegiatan Keagamaan Yonif 411 yaitu ; Shalat berjamaah, yasinan, tahlil dan istighosah, pengajian, kultum, mmembaca Alqur‟an, lintas Agama, ceramah keagamaan, konseling, wisata Rohani, kegiatan dalam bentuk bimbingan, penyuluhan, perawatan, pelayanan. Adapun kegiatan-kegiatan keagamaan Yonif 411 yaitu: a. Kegiatan dalam bentuk bimbingan, kegiatan ini dilaksanakan untuk membimbing para TNI dalam kesadaran beragama, serta kehidupan keagamaan bagi TNI yang beragama Islam di lingkungan Yonif 411. Bentuk kegiatan ini misalnya memberikan bimbingan penikahan dan rumah tangga sakinah, penyelesaian permasalahan yang ada dalam rumah tangga pesonil, bimbingan haji, umroh, zakat, infak dan sodaqoh maupun sosial keagamaan serta amal ibadah lainnya. Kegiatan ini dibantu oleh Bapak Ahmad Sofyan. b. Kegiatan dalam bentuk penyuluhan, kegiatan ini dalam rangka pelayanan terhadap para TNI yang ingin melaksanakan pernikahan, talak, cerai, rujuk. Kegiatan ini dibantu oleh rohis yaitu Bapak Misbakhul Munir. lxxvi
c. Kegiatan dalam bentuk perawatan, kegiatan ini dalam rangka membina, meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, mempertinggi budi pekerti, akhlak luhur bagi TNI dan keluarganya. Adapun bentuk kegiatannya yaitu penyumpahan dan doa, melaksanakan latihan praktik penyelenggaraan jenazah, melayani pejabat, melaksanakan pembinaan terhadap muallaf. Yang bertanggung jawab dalam kegiatan ini yaitu bagian staf 3 yaiyu bapak Abdillah. d. Kegiatan dalam bentuk perawatan, kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan ketrampilan keagamaan melalui penataran, seperti penataran imam. e. Diskusi Lintas Agama Kegiatan ini dilaksanakan setiap tahun yang merupakan salah satu dari program pabintal Yonif. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka berdiskusi dengan agama lain agar TNI tidak membeda-bedakan dengan agama yang lain. Dalam diskusi ini dihadiri dari berbagai agama dan mendatangkan beberapa pembicara dari tokoh-tokoh agama diantaranya tokoh agama Islam, Hindu, Budha, dan Kristen. Kegiatan ini dilaksanakan pada malam hari. Pembahasan yang dilakukan dalam kegiatan ini yaitu mengkaji suatu permasalahan yang ada dilihat dari sisi pandang suatu agama, sebagai tambahan informasi dan wawasan. Diskusi ini diadakan dengan harapan adanya keterbukaan antar peserta diskusi terhadap agama lain. sehingga kedepannya tidak menjadi hal tabu lagi jika kelak hidup berdampingan antar agama. lxxvii
Tabel 3.4. Kegiatan Keagamaan Yonif 411 Kostrad Salatiga. No 1
Nama Kegiatan Shalat Berjamaah
Tempat Masjid Yonif
2
Yasinan dan Tahlil
3
Istighosah
Masjid dan Gang Perumahan Keluarga
Masjid Yonif
4
5
Pengajian Masjid memperingati hari-hari besar Yonif seperti tahun baru masehi, maulid nabi, isra‟ mi‟raj, shalat tarawih, idul fitri, idul adha Kultum Masjid Yonif
6
Membaca Alqur‟an
Masjid Yonif
7
Lintas Agama
Masjid Yonif
Keterangan
Pemateri
Dilaksanakan pada waktu malam yaitu waktu shalat maghrib dan isya‟ Dilaksanakan pada waktu malam setelah shalat isya‟ di masjid dan di gang perumahan secara bergantian. Dilaksanakan sebulan sekali pada waktu malam setelah shalat isya‟ Pelaksanaanya pada malam hari
Bapak Ahmad Sofyan
Bapak Abdillah
Bapak Misbakhul Munir Mendatangkan pemateri dari luar seperti Bapak Badwan, Ulil Albab, Wildan dll.
Dilaksanakan setelah Seluruh TNI shalat subuh, materi Yonif tidak ditentukan. dilakukan secara bergantian Bintal Yonif 411 Bapak melayani prajurit Abdillah yang mau belajar membaca Alqur‟an. Pelaksanaannya Pemateri dari sebulan sekali pada luar yang malam hari. berbeda-beda Kegiatannya yaitu berdiskusi dengan agama-agama lain.
lxxviii
8
Ceramah Keagamaan
Masjid Yonif
9
Konseling
Ruang Pabintal
10
Wisata Rohani Menyesuaikan Jadwal
Dilaksanakan pada malam hari dalam satu bulan. Adapun materinya yaitu Fiqih, Akhlak, Tauhid, Hadits, Alqur‟an, seperti tata cara shalat, perawatan jenazah, puasa, zakat, haji, waris, nikah, hadits-hadits dan kerukunan antar agama Bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi prajurit, agar iman dan ketaqwaan prajurit bertambah kuat, mendapat ketenangan jiwa dalam hatinya dan dapat memberikan mottivasi dalam melaksanakan tugas. Bentuk kegiatankegiatan dengan mengunjungi obyek yang memiliki nilai spritual dan nilai juang.
Bapak Sofyan dan Abdillah dengan dibantu takmir masjid
Bapak Sofyan
Yang bertanggung jawab Rohis Pabintal Yonif
Sumber: Yonif 411 Kostrad Salatiga Bentuk Rewarddan Pelanggaran Prajurit Kaitannya dengan Kedisiplinan Kerja. Tabel 3.5. Bentuk Reward dan Pelanggaran TNI Reward Bentuk Pelanggaran Sertifikat Penghargaan Melanggar tata tertib yang berlaku seperti diberikan kepada prajurit terlamsbat hadir, tidak mengikuti apel. sebagai apresiasi yang telah melatih dan menerapkan sikap disiplin bagi polri. lxxix
Study tour diberikan Malas, tidak menyukai dan menghindari kerja kepada prajurit yang melatih paskibra sekolah dengan baik dan bisa mencerminkan kedisiplinan. Kenaikan Pangkat Membayar teman ketika diberi tugas atasan yang tidak sesuai. TNI mendapat seertifikat Tidak memakai seragam dengan atribut penghargaan yang lengkap. melaksanakan tugas Menggunakan waktu kerja untuk kebutuhan dengan baik dan menjaga pribadi seperti libura. perdamaian ketika Tidak bertanggung jawab dengan pekerjaan perang di Lebanon,Aceh Pelanggaran kriminal seperti perjudian, minum,narkoba, kekerasan rumah tangga Tidak mentaati peraturan yang berlaku seperti tidak melaksanakan tugas dan kewajiban kedinasan. Sumber: Yonif 411 Kostrad Salatiga tahun 2014. 6. Visi dan Misi Yonif 411 Kostrad Salatiga Visi a.
Bersikap ramah tamah pada semua rakyat
b.
Bersikap sopan santun terhadapa rakyat
c.
Menjaga kehormatan diri di muka umum
d.
Tidak sekali-kali merugikan rakyat
e.
Senantiasa menjadi contoh dalam sikap dan kesederhanaan
Misi a.
Memajukan negara Indonesia
b.
Mengayomi seluruh rakyat
a.
Mengamankan negara dari negara lain yang ingin merampas wilayah
b.
Mengharumkan nama negara ke kancah internasional
lxxx
7. Struktur Organisasi Kepemimpinan Kabintal Yonif 411 Kostrad Salatiga Struktur Organisasi kepemimpinan Kabintal Yonif 411 Kostrad Salatiga dapat dilampirkan dalam bagan 3.1.
KABINTAL
BINTAL
PAURDOKLIS KATARA
PAUROHKAT
ISLAM
PAUROHINBUD
PAUROHPROT
BAMIN BINTAL
TUR AGENDA
OPERATOR
B. Penyajian Data 1. Daftar Nama Responden Data responden dari hasil penelitian di Yonif 411 Kostrad Salatiga dapat ditampilkan dalam tabel 3.6. Tabel 3.6. Daftar nama responden di Yonif 411 Kostrad Salatiga No
Jenis
Nama
Umur
Pangkat
Kelamin
1
Mudatsir
L
38
Letkol
2
Munir
L
32
Letkol
3
Abdul Majid
L
33
Praka
4
Ali Fikri
L
34
Pelda
lxxxi
5
Mulyadi
L
36
Pratu
6
Rohmad
L
34
Serka
7
Sutarto
L
33
Praka
8
Abdul Rochim
L
35
Praka
9
Trimo
L
37
Serka
10
Samin
L
46
Serka
11
Ahmad Raharjo
L
34
Serda
12
Ahmad Rohman
L
32
Pratu
13
Suratman
L
30
Serka
14
Supriyono
L
37
Serma
15
Syaiful
L
35
Praka
16
Ihsanudin
L
35
Pratu
17
Kasani
L
40
Sertu
18
Naiman
L
37
Pratu
19
Ahmad Soim
L
30
Serka
20
Muhammad Kasdan
L
32
Serda
21
Basuki
L
36
Pratu
22
Ishak
L
33
Pratu
23
Sunari
L
34
Kopda
24
Nasir
L
40
Praka
25
Suyuti
L
36
Serka
26
Irwani
L
45
Pelda
27
Amir
L
43
Kopda
28
Ali Mustofa
L
39
Pratu
29
Ahmad Lukman
L
30
Pratu
30
Agus Setiawan
L
33
Kopda
31
Teguh Totok
L
40
Praka
32
Budiyanto
L
40
Serka
33
Yudi Prasetyo
L
37
Pelda
34
Sofari
L
45
Praka
lxxxii
35
Supadmo
L
35
Praka
36
Imron
L
42
Pelda
Sumber: Yonif 411 Kostad Salatiga tahun 2014. 2. Data Hasil Angket a. Keaktifan Mengikuti Bimbingan Mental Keagamaan Anggota TNI Yonif 411 Kostrad Salatiga Tahun 2014. Untuk mengetahui jawaban-jawaban pertanyaan angket yang terdiri dari 15 pertanyaan masing-masing pertanyaan disediakan alternatif jawaban yaitu jawaban A diberi skor 4, jawaban B skor 3, jawaban C skor 2 dan jawaban D skor 1. Hasil penyebaran angket keaktifan mengikuti bimbingan mental keagamaan dapat dilihat dari tabel 3.7.sebagai berikut: Tabel. 3.7. Alternatif Jawaban Angket Bimbingan Mental Keagamaan No 1 2 3 4
Alternatif Jawaban A B C D
Skor 4 3 2 1
Tabel 3.8. Daftar Jawaban Angket Keaktifan Mengikuti Bimbingan Mental Keagamaan. No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Alternatif Jawaban Item A B C D 2 13 2 5 7 4 11 6 5 3 4 8 2 5 3 7 1 4 10 2 5 8 5 8 2 -
Jumlah Nilai Jawaban tiap Item 4 3 2 1 6 26 8 15 14 12 22 24 15 6 16 24 4 20 9 14 4 12 20 8 15 16 20 24 4 lxxxiii
Jumlah Nominasi
32 37 34 45 44 43 36 39 48
D C C A A B C B A
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
1 2 5 1 2 2 4 4 5 2 4 4 2 3 3 4
6 9 5 1 3 4 6 6 7 10 8 10 10 10 10 7 8 8 10 6 9 14 12 8 8 7
8 4 18 16 4 8 27 8 5 20 15 10 13 3 26 12 9 24 15 30 9 12 18 9 18 18 9 18 18 8 21 16 4 4 30 8 5 8 24 10 5 30 10 5 30 10 5 30 10 3 8 30 6 4 16 21 8 3 16 24 6 2 20 24 4 3 8 30 6 5 16 18 10 2 16 27 4 1 42 2 1 8 36 2 4 12 24 8 4 12 24 8 4 16 21 8 Sumber: Peneliti tahun 2014.
-
38 43 45 29 33 30 30 36 36 37 42 42 40 40 40 44 45 46 48 44 44 47 44 46 44 44 45
C B A D D D D C C C B B B B B A A A A A A A A A A A A
b. Kedisiplinan Kerja Anggota TNI Anggota TNI Yonif 411 Kostrad Salatiga Tahun 2014. Untuk mengetahui jawaban-jawaban pertanyaan angket yang terdiri dari 15 pertanyaan yang mana masing-masing pertanyaan disediakan alternatif jawaban yaitu jawaban A diberi skor 4, jawaban B skor 3, jawaban C skor 2 dan jawaban D skor 1. Adapun hasil penyebaran angket kedisiplinan kerja anggota TNI dapat dilihat dari tabel 3.9. sebagai berikut: lxxxiv
Tabel. 3.9. Alternantif Jawaban Angket Kedisiplinan Kerja No 1 2 3 4
Alternatif Jawaban A B C D
Skor 4 3 2 1
Tabel 3.10. Daftar Jawaban Angket Kedisiplinan Kerja anggota TNI No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Alternatif Jawaban Item A B C D 5 8 2 7 4 3 1 7 3 4 1 3 7 3 2 3 7 4 1 7 2 4 2 7 3 3 2 7 6 2 5 8 2 10 1 3 1 3 8 4 2 9 3 1 3 8 3 1 6 5 2 2 5 4 6 4 3 7 1 4 6 5 2 7 6 3 8 3 1 6 5 2 2 3 5 6 1 4 6 4 1 4 5 6 2 5 7 1 1 1 11 2 3 5 7 3 6 6 3 6 6 2 6 6 5 7 3 4 8 3 6 8 1 -
Jumlah Nilai Jawaban tiap Item 4 3 2 1 20 24 4 28 12 6 1 28 9 8 1 12 21 6 2 12 21 8 1 28 6 8 2 28 9 6 2 28 18 2 20 24 4 40 3 6 1 12 24 8 8 27 6 1 12 24 6 1 24 15 4 2 20 12 12 16 9 14 1 16 18 10 8 21 12 12 24 6 1 24 15 4 2 12 15 12 1 16 18 8 1 16 15 12 8 15 14 1 4 3 22 2 12 15 14 12 18 12 12 18 12 8 18 12 20 21 6 16 24 6 24 24 2 lxxxv
Jumlah Nominasi
48 47 46 41 42 44 45 48 48 50 44 42 43 45 44 40 44 41 43 45 40 43 43 38 31 41 42 42 38 47 46 50
A A A B B B B A A A B B B B B C B B B B C B B C D B B B C A A A
33 34 35 36
2 1 11 1 8 2 6 4 3 8 1 8 5 1 4 7 7 1 Sumber: Peneliti tahun 2014.
lxxxvi
3 18 24 21
22 8 10 14
1 3 1 1
34 37 39 36
D C C C
BAB IV ANALIS DATA A. Analisis Pendahuluan 1. Tingkat Keaktifan Mengikuti Bimbingan Mental Keagamaan Anggota TNI Yonif 411 Kostrad Salatiga Tahun 2014. Pada analisis ini penulis akan menganalisis data tentang keaktifan mengikuti bimbingan mental keagamaan. Data ini diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri 15 pertanyaan. Masing-masing pertanyaan disediakan 4 alternatif jawabandengan bobot jawaban A dengan nilai 4, B dengan nilai 3, C dengan nilai 2 dan D dengan nilai 1. Adapun hasil penyebaran angket dapat dilihat dari tabel sebagai berikut: Tabel 4.1. Alternatif Jawaban Angket No 1 2 3 4
Alternatif Jawaban A B C D
Skor 4 3 2 1
Tabel 4.2. Daftar Jawaban Angket Keaktifan Mengikuti Bimbingan Mental Keagamaan. No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Alternatif Jawaban Item A B C D 2 13 2 5 7 4 11 6 5 3 4 8 2 5 3 7 1 4 10 2 5 8 5 8 2 -
Jumlah Nilai Jawaban tiap Item 4 3 2 1 6 26 8 15 14 12 22 24 15 6 16 24 4 20 9 14 4 12 20 8 15 16 20 24 4 lxxxvii
Jumlah Nominasi
32 37 34 45 44 43 36 39 48
D C C A A B C B A
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
1 6 8 4 2 9 4 8 5 5 5 20 1 13 3 12 15 4 9 6 9 6 9 7 8 1 10 4 4 2 8 5 8 10 5 10 5 10 5 2 10 3 8 4 7 4 16 4 8 3 16 5 8 2 20 2 10 3 8 4 6 5 16 4 9 2 16 14 1 2 12 1 8 3 8 4 12 3 8 4 12 4 7 4 16 Sumber: Peneliti tahun 2014.
18 27 15 3 9 12 18 18 21 30 24 30 30 30 30 21 24 24 30 18 27 42 36 24 24 21
16 8 10 26 24 30 18 18 18 16 8 10 10 10 10 6 8 6 4 6 10 4 2 2 8 8 8
-
38 43 45 29 33 30 30 36 36 37 42 42 40 40 40 44 45 46 48 44 44 47 44 46 44 44 45
C B A D D D D C C C B B B B B A A A A A A A A A A A A
Pada analisis ini penulis akan menganalisis data dengan menggunakan tekhnik analisis prosentase frekuensi untuk melakukan analisis data tiap variabel. Analisis yang digunakan dengan rumus persentase. Rumus persentase dapat dituliskan berikut ini: F P=
x 100% N
Keterangan : P : Persentase lxxxviii
F : Frekuensi N : Jumlah responden Kemudian langkah yang ditempuh adalah mentabulasinya data dari angket tiap variabel dan sekaligus menentukan prosentasenya sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui nilai kategori keaktifan mengikuti bimbingan mental keagamaan dengan jalan mencari interval nilai dengan rumus : (
)
Keterangan: i
= interval ideal
xt
= nilai tertinggi ideal
xr
= nilai terendah ideal
ki
= kelas interval (
)
= 11 Berdasarkan perhitungan di atas interval diperoleh angka 5 dengan kategori sebagaimana pada tabel 4. 3. Tabel 4. 3. Interval keaktifan mengikuti Bimbingan Mental Keagamaan Nilai Interval 48-60 37-47
Jumlah 16 8 lxxxix
Nilai Nominasi A B
26-36 15-25
7 5
C D
Dengan demikian maka: a. Nominasi antara 48-60 berarti tingkat keaktifan mengikuti bimbingan mental keagamaan TNI dikatakan sangat tinggi (A) sebanyak 16 TNI b. Nominasi antara 37-47 berarti tingkat keaktifan mengikuti bimbingan mental keagamaan TNI dikatakan tinggi (B) sebanyak 8 TNI c. Nominasi antara 26-36 berarti tingkat keaktifan mengikuti bimbingan mental keagamaan TNI dikatakan sedang (C) sebanyak 7 TNI d. Nominasi antara 15-5 berarti tingkat keaktifan mengikuti bimbingan mental keagamaan TNI dikatakan rendah (D) sebanyak 5 TNI 2. Mencari persentase masing-masing kategori: Kategori A = 16 x 100 % = 44,5 % 36 Kategori B = 8 x 100 % = 22 % 36 Kategori C = 7 x 100 % = 19,5 % 36 Kategori D = 5 x 100 % = 14 % 36
Tabel 4.4. Frekuensi dan Persentase Keaktifan mengikuti Bimbingan Mental Keagamaan No 1 2 3 4
Keaktifan Mengikuti Bimbingan Mental Keagamaan Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah xc
Frekuensi 16 8 7 5
Persentase 44,5% 22 % 19,5% 14%
Tabel diatas menunjukkan keaktifan mengikuti bimbingan mental keagamaan di Yonif 411 Kostrad Salatiga termasuk dalam kategori “A” (Sangat Tinggi) dengan persentase 44,5 %. 2. Variasi Tingkat Kedisiplinan Kerja Anggota TNI Yonif 411 Kostrad Salatiga Tahun 2014. Data ini diperoleh dari penyebaran angket yang berjumlah 15 pertanyaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel 4.5. Daftar Jawaban Angket Kedisiplinan Kerja anggota TNI No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Alternatif Jawaban Item A B C D 5 8 2 7 4 3 1 7 3 4 1 3 7 3 2 3 7 4 1 7 2 4 2 7 3 3 2 7 6 2 5 8 2 10 1 3 1 3 8 4 2 9 3 1 3 8 3 1 6 5 2 2 5 4 6 4 3 7 1 4 6 5 2 7 6 3 8 3 1 6 5 2 2 3 5 6 1 4 6 4 1 4 5 6 2 5 7 1 1 1 11 2 3 5 7 -
Jumlah Nilai Jawaban tiap Item 4 3 2 1 20 24 4 28 12 6 1 28 9 8 1 12 21 6 2 12 21 8 1 28 6 8 2 28 9 6 2 28 18 2 20 24 4 40 3 6 1 12 24 8 8 27 6 1 12 24 6 1 24 15 4 2 20 12 12 16 9 14 1 16 18 10 8 21 12 12 24 6 1 24 15 4 2 12 15 12 1 16 18 8 1 16 15 12 8 15 14 1 4 3 22 2 12 15 14 xci
Jumlah Nominasi
48 47 46 41 42 44 45 48 48 50 44 42 43 45 44 40 44 41 43 45 40 43 43 38 31 41
A A A B B B B A A A B B B B B C B B B B C B B C D B
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
3 3 2 5 4 6 2 2 1 -
6 6 6 7 8 8 1 6 8 7
6 12 18 12 6 12 18 12 6 8 18 12 3 20 21 6 3 16 24 6 1 24 24 2 11 1 8 3 22 4 3 8 18 8 5 1 4 24 10 7 1 21 14 Sumber: Peneliti tahun 2014.
1 3 1 1
42 42 38 47 46 50 34 37 39 36
B B C A A A D C C C
Pada analisis ini penulis akan menganalisis data dengan menggunakan tekhnik analisis persentase frekuensi untuk melakukan analisis data tiap variabel. Adapun analisisnya dengan rumus sebagai berikut : F P=
x 100% N
Keterangan : P : Persentase F : Frekuensi N : Jumlah responden Kemudian langkah yang ditempuh adalah mentabulasinya data dari angket tiap variabel dan sekaligus menentukan prosentasenya sebagai berikut: 3. Untuk mengetahui nilai kategori kedisiplinan kerja TNI dengan jalan mencari interval nilai dengan rumus : (
)
Keterangan: i
= interval ideal xcii
xt
= nilai tertinggi ideal
xr
= nilai terendah ideal
ki
= kelas interval (
)
= 11 Dari hasil di atas diperoleh intervalnya 5, dengan kategori sebagaimana pada tabel 4.6. Tabel 4. 6. Interval kedisiplinan Kerja TNI Nilai Interval 48-60 37-47 26-36 15-25
Jumlah 9 18 7 2
Nilai Nominasi A B C D
Dengan demikian maka: a. Nominasi antara 48-60 berarti nilai tingkat kedisiplinan kerja anggota TNI dikatan sangat tinggi (A) sebanyak 9 anggota TNI b. Nominasi antara 37-47 berarti nilai tingkat kedisiplinan kerja anggota TNI dikatakan tinggi (B) sebanyak 18 anggota TNI c. Nominasi antara 26-36 berarti nilai tingkat kedisiplinan kerja anggota TNI dikatakan sedang (C) sebanyak 7 anggota TNI
xciii
d. Nominasi antara 15-25 berarti nilai tingkat kedisiplinan kerja anggota TNI dikatakan rendah (D) sebanyak 2 anggota TNI 4. Mencari persentase masing-masing kategori: Kategori A = 9 x 100 % = 25 % 36 Kategori B = 18 x 100 % = 50 % 36 Kategori C = 7 x 100 % = 19,4= 19 % 36 Kategori D = 2 x 100 % = 5,6 = 6 % 36 Tabel 4.7. Frekuensi dan Persentase Kedisiplinan Kerja TNI No 1 2 3 4
Kedisiplinan Kerja TNI Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah
Frekuensi 9 18 7 2
Persentase 25 % 50 % 19 % 6%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kedisiplinan kerja TNI Yonif 411 Kostrad Salatiga termasuk dalam kategori “B” (Tinggi) dengan persentase 50 %. B. Pengujian Hipotesis Analisis hipotesis digunakan untuk menganalisis duterima tidaknya hipotesis yang diaukan dalam skripsi ini yaitu hubungan antara keaktifan mengikuti bimbingan mental keagamaan dengan kedisiplinan kerja anggota TNI. Dalam penyajian data pada bab ini akan dikorelasikan dalam tabel koofisien korelasi, dimana keaktifan mengikuti bimbingan mental keagamaan
xciv
sebagai variabel y dan kedisiplinan kerja anggota TNI sebagai variabel y. Untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 4.8. Tabel Kerja Product Momen Koofisien Korelasi Hubungan antara keaktifan mengikuti bimbingan mental keagamaan terhadap kedisiplinan kerja anggota TNI. No
X
Y
X.Y
1
32
48
1.024
2.304
1536
2
37
47
1.369
2.209
1739
3
34
46
1.156
2.116
1564
4
45
41
2.025
1.681
1845
5
29
42
841
1.764
1218
6
30
44
900
1.936
1320
7
44
45
1.936
2.025
1980
8
43
48
1.849
2.304
2064
9
36
48
1.296
2.304
1728
10
39
50
1.521
2.500
1950
11
48
44
2.304
1.936
2112
12
38
42
1.444
1.764
1596
13
43
43
1.849
1.849
1849
14
45
45
2.025
2.025
2025
15
30
44
900
1.936
1320
16
36
40
1296
1.600
1440
17
36
44
1296
1.936
1584
18
37
41
1369
1.681
1517
19
42
43
1764
1.849
1806
20
42
45
1764
2.025
1890
21
40
40
1600
1.600
1600
22
40
43
1600
1.849
1720
xcv
23
40
43
1600
1.849
1720
24
33
38
1089
1.444
1254
25
44
31
1936
961
1364
26
45
41
2025
1.681
1845
27
46
42
2116
1.764
1932
28
48
42
2304
1.764
2016
29
44
38
1936
1.444
1672
30
44
47
1936
2.209
2068
31
47
46
2209
2.116
2162
32
44
50
1936
2.500
2200
33
46
34
2116
1.156
1564
34
44
37
1936
1.369
1628
35
44
39
1936
1.521
1716
36
45
36
2025
1.296
1620
Jumlah
1460
1.537
60228
63963
63264
Dari tabel di atas diketahui: ∑ X = 1460
∑
=60228
∑ Y = 1537
∑
= 63963
∑ XY = 63264
Untuk mengetahui variabel X (Bimbingan Mental Keagamaan) dengan variabel Y (Kedisiplinan KerjaTNI), maka variabel X dan Y dimasukkan dalam rumus Korelasiproduct moment yaitu sebagai berikut:
rxy
(X )(Y ) N 2 (X ) (Y ) 2 2 2 X Y N N XY
( √({
(
) xcvi
)( }{
) (
)
})
+*
√(*
)(
√(
+)
)
√
C. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis Setelah data berhasil diuji dengan menggunakan product moment diperoleh rxy sebesar 0,717 kemudian dikonsulasikan kepada r tabel Product Moment dengan N = 36 pada taraf signifikan 5 % diperoleh nilai 0,329 dan pada taraf signifikan 1% adalah 0,424. r hitungnya adalah 0,717 berarti r hitung r tabel. “Ketentuan bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh
) maka Ha diterima”. Dengan demikian hasilnya adalah signifikan
Artinya terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara keaktifan mengikuti bimbingan mental keagamaan dengan kedisiplinan kerja anggota TNI Yonif 411Kostrad Salatiga tahun 2014. Dengan demikian, penelitian ini telah membuktikan bahwa ada hubungan positif dan signifikan hubungan antara keaktifan mengikuti bimbingan mental keagamaan dengan kedisiplinan kerja anggota TNI Yonif 411 Kostrad Salatiga tahun 2014. dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
xcvii
tingkat keaktifan mengikuti bimbingan mental keagamaan maka semakin tinggi pula kedisiplinan kerja anggota TNI Yonif 411 Kostrad Salatiga.
xcviii
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Variasi tingkat keaktifan dalam mengikuti bimbingan mental keagamaan anggota TNI di kategorikan menjadi 4. Keempat kategori itu adalah: Kategori A sebesar 44,5%, kategori B sebesar 22%, kategori C sebesar 19,5%, dam kategori D sebesar 14%. 2. Variasi tingkat kedisiplinan kerja anggota TNI dikategorikan menjadi 4. Keempat kategori itu adalah: Kategori A sebesar 25%, kategori B sebesar 50%, kategori C sebesar 19% dan kategori D sebesar 6%. 3. Ada hubungan antara keaktifan mengikuti bimbingan mental keagamaan dengan kedisiplinan kerja anggota TNI Yonif 411 Kostrad Salatiga tahun 2014/2015. Hal ini berdasarkan hasil uji product moment diperoleh rxy sebesar 0,717, kemudian dikonsultasikan dengan r tabel product moment pada N= 36 dengan taraf signifikan 5% diperoleh nilai 0,329 dan taraf signifikan 1% adalah 0,424. r hitung adalah 0,717 berarti r hitung
r tabel.
Hal ini menunjukkanbahwa semakin tinggi tingkat keaktifan mengikuti bimbingan mental keagamaan maka semakin tinggi pula kedisiplinan kerja anggota TNI Yonif 411 Kostrad Salatiga tahun 2014/2015. B. Saran-saran 1. Komandan Yonif 411 Kostrad Salatiga mempertahankan regulasi tentang kewajiban mengikuti bimbingan mental keagamaan bagi prajurit agar terwujudnya prajurit yang berperilaku sesuai dengan syariat yang telah
xcix
dianjurkan oleh Allah SWT dan tetap menjaga nama baik prajurit serta menjaga keharmonisan hubungan sesama prajurit. 2. Anggota TNI membangun kesadaran diri untuk mengikuti kegiatan bimbingan mental keagamaan agar dapat menunjukkan kedisiplinan kerja yag semakin baik.
c
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsini1986. Statistik II. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM. .................................1993.Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. .................................1990.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara. Adz Dzaky, Hamdani Bakran. 2004. Konseling dan Psikoterapi Islam. Yogyakarta: Fajar Pustaka. Asifudin, Ahmad Janan. 2004. Etos Kerja Islami. Surakarta: Muhammadiyah University Press. Arifin, M. 1982. Pokok-pokok Pikiran tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama. Jakarta: Bulan Bintang. Arifin, M. 2000. Psikologi Dakwah.Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsini.1993. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Aunur, Rahim Faqih. 2001. Bimbingan dan Konseling dalam Islam. Yogyakarta: UII Press. Bernand. 1964. Bimbingan Orang Tua terhadap Anak. Bekasi: Pustaka Inti. Bintal Fungsi Komando. 2007. Mabesad. Daradjat, Zakiyah. 1975. Pendidikan Agama Dalam Pembinaan Mental. Edisi ke 3. Jakarta: Bulan Bintang. Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta. Durkeim. 1945. Disiplin dalam Pendidikan. Salatiga: Satya Widya. Ekosiswoyo dan Rahman. 2000. Manajemen Kelas. Semarang: Ikip Semarang Press. Hadi, Sutrisno.1989. Metodologi Research Jilid II. Yogyakarta: Andi Offset. Hurlock, Elizabeth. 1989. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga. Jalaluddin. 2010. Psikologi Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Kartono, Kartini. 1985. Bimbingan dan Dasar-Dasar Pelaksanaannya.Jakarta: CV. Rajawali. ci
Musnamar. 2001. Dasar-dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islami. Yogyakarta: UII Press. Nasution, Debby. 2002. Kedudukan Militer dalam Islam dan Peranannya. Yogyakarta: Tiara Wacana. Nizar, Imam Ahmad Ibnu. 2009. Membentuk dan Meningkatkan Disiplin Anak Sejak Dini. Edisi ke 1. PT: Diva Press. Prijodarminto, Soegeng. 1994. Disiplin Kiat Menuju Sukses. Jakarta: Pradya Paramita. Rimm, Sylvia. 2003. Mendidik dan Menerapkan Disiplin pada Anak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Salim, Emil. 2006. Aspek Sikap Mental Edisi ke 3. Jakarta: Galian Indonesia. Shihab, M. Quraiys. 1994. Membumikan Alqur’an. Bandung: Mizan. Siswanto. 2007. Kesehatan Mental Konsep Cakupan dan Perkembangan. Yogyakarta: Andi. Subari. 1994. Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfa Beta. Sundari. 2009. Kesehatan Mental dalam Kehidupan Edisi I. PT: Rineka Cipta. Tasmara, Toto. 1995. Etos Kerja Kepribadian Muslim. Yogyakarta: Dana Bhakti Thohari, Musnamar. 2001. Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islami. Yogyakarta: UII Press. Tohirin. 2009. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT Raja Grafindo. Tu‟u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi. Jakarta: Grasindo. Walgito, Bimo. 2004. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta: Andi. Ya‟qub, Hamzah. 1993. Etika Islam Pembinaan Akhlakhul Karimah. Bandung: CV. Diponegoro.
cii
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ciii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Nurul Arofah
Umur
: 22 Tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
TTL
: Demak, 17 Oktober 1991
Agama
: Islam
civ
Alamat
: Ds. Gebang, Rt 05 Rw 02 Kec. Bonang Kab. Demak
Pendidikan
: SD Negeri Gebang II Lulus Tahun 2004 MTS Negeri Bonang Lulus Tahun 2007 MAN Demak Lulus Tahun 2010 IAIN Salatiga Lulus Tahun 2015
Demikian riwayat hidup ini kami buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 9 Desember 2014
Peneliti
Nurul Arofah. 111 10 161
Kisi- Kisi Instrumen Angket Penelitian
cv
Kisi-kisi Instrumen Bimbingan Mental Keagamaan
No 1
Konsep Dasar
Komponen
Indikator
Deskriptor
No Item
Bimbingan 1. Bantuan Mental Agama terarah adalah proses pemberian bantuan terarah, kontinyu terhadap individu agar ia mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal dalam kehidupan keagamaannya selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah,sehingga tercapai kebahagiaan hidup di dunia mmdan akhirat (Aunur, 2001: 62).
TNI memperoleh bimbingan mental agama yang ter-arah sesuai de-ngan materi yang di tentukan dalam buku panduan dalam hal hukum akidah,syariah dan akhlak.
TNI memperoleh 11,2,3,4,5 bimbingan mental agama yang terarah yang sesuai dengan materi yaitu akidah ;dasar dan memberi arah bagi hidup dan kehidupan manusia Syariah; mengatur hubungan manusia dengan Allah dan sesama manusia dalam lingkungan masyarakat.akhla k; sebagai perbaikan kondisi kehidupan manusia agar tenang, damai, bahagia, sejahtera.
2. Terus menerus
TNI memperoleh bimbingan mental agama pada setiap 3 kali dalam sebulan secara terus menerus.
TNI memperoleh 6,7,8,9 bimbingan mental agama secara terus menerus setiap 3x dalam sebulan. Yang dilaksanakan pada hari jumat pada jam 8.
cvi
3. Mengemban gkan potensi
TNI memperoleh bimbingan mental agama untuk mengembangka n potensi yang dimiliki
TNI setelah 10,11 memp-eroleh bimbingan mental agama mampu mengembangkan potensi dirinya tentang perawatan jenazah, khutbah, tahlil, imam jamaah dll.
4. Kebahagiaan hidup
TNI memperoleh bimbingan mental agama tentang kebahagiaan hidup yang selaras dengan ketentuan Allah.
TNI memperoleh 12,13,14,15 bimbingan mental agama tentang kebahagiaan hidup memahami dan mengamalkan isi materi bimbingan mental agama dalam kehidupan seharihari.
cvii
Kisi-kisi Instrumen Kedisiplinan Kerja
No
Konsep Dasar
Komponen
1
Kedisiplinan Kerja 1. yaituTata tertib atau sikap patuh terhadap peraturan yang berlaku baik yang tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak 2. menerima sanksi-sa nksi apabila melang gar tugas dan wewe nang yang diberikan kepadanya. (Siswanto, 2006: 47).
Ketaatan terhadap Peraturan
Indikator
Deskriptor
No Item
TNI taat terhadap TNI taat terhadap 1,2,3,4, peraturan yang peraturan yang ada 5,6,7,8, ada di kantor di Kantor seperti 9,10 ketertiban,kehadiran kehadiran,apel, penyelesaian tugas dan waktu luang.
Tanggung TNI menjalankan TNI menjalankan 11,12,1 jawab Tugasyang diberikan tugas yang diberikan 3,14,15 menjalankan atasan seperti penutugas yang gasan di luar maudiberikan pun penugasan di dalam negeri seperti kegiatan sosial yaitu membantu korban bencana, karya bakti, donor darah, bhakti sosial kesehatan, penghijauan, membantu panti asuhan, penyuluhan tentang cviii
hidup sehat, pengamatan pemilu, pengaman perang .
ANGKET BIMBINGAN MENTAL KEAGAMAAN
cix
I.
II.
Identifikasi Diri Nama :................................................................................. Jabatan :................................................................................. Petunjuk Pengisian Angket 1.
2. 3. 4. 5. III.
Angket ini digunakan untuk memperoleh data tentang bimbingan mental agama dan kedisiplinan kerja TNI Yonif 411 Kostrad Salatiga sebagai syarat tugas akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S. PdI.) Tulislah identitas diri Bapak pada kolom yang disediakan Jawaban yang diberikan Bapak akan di jamin kerahasiannya Berilah tanda silang pada pilihan jika a, b,c dan d sesuai dengan kondisi Bapak sekarang ini Atas bantuan dan kerja sama yang baik disampaikan terimakasih.
Agket 1. Apakah bimbingan mental keagamaan yang Bapak ikuti dapat memberikan arah keyakinan dalam beribadah kepada Allah? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Hampir tidak pernah 2. Apakah bimbingan mental keagamaan yang Bapak ikuti dapat memberikan kejelasan hubungan antara manusia dengan Allah? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Hampir tidak pernah 3. Apakah bimbingan mental keagamaan yang Bapak ikuti dapat memberikan kejelasan hubungan antar sesama manusia? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Hampir tidak pernah 4. Apakah bimbingan mental keagamaan yang Bapak ikuti dapat menunjukkan dengan jelas bagaimana berakhlak mulia? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Hampir tidak pernah 5. Apakah bimbingan mental keagamaan yang Bapak ikuti dapat memberikan ketenangan dalam mengimplementasikan akhlak mulia? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang cx
d. Hampir tidak pernah 6. Berapa kali Bapak mengikuti bimbingan mental keagamaan setiap bulan? a. Sebulan 3 kali b. Sebulan 2 kali c. Sebulan sekali d. Hampir tidak pernah 7. Rata-rata berapa kali Bapak mengikuti bimbingan mental keagamaan selama setahun? a. 36 kali b. 24 kali c. 12 kali d. 6 kali 8. Apakah Bapak dalam mengikuti bimbingan mental keagamaan hadir tepat waktu? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Hampir tidak pernah 9. Apakah Bapak selalu mengikuti bimbingan mental keagamaan, meskipun situasi dan kondisi tidak memungkinkan ? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Hampir tidak pernah 10. Apakah Bapak menunjukkan potensi berupa khutbah, imam jamaah,melatih perawatan jenzah,ceramah keagamaan yang diberikan Yonif 411 Kostrad Salatiga? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Hampir tidak pernah 11. Ketika ada kegiatan bimbingan mental keagamaan berupa kegiatan yasinan, apakah Bapak bersedia untuk mengambil alih tugas yang diberikan? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Hampir tidak pernah 12. Apakah bimbingan mental agama yang Bapak ikuti memberikan rasa senang, bahagia untuk melaksanakan isi materi yang diberikan? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Hampir tidak pernah 13. Apakah bimbingan mental agama yang Bapak ikuti memberikan manfaat praktis untuk mengamalkan nilai-nilai islam dalam kehidupan sehari-hari? cxi
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Hampir tidak pernah 14. Apakah bimbingan mental agama yang Bapak ikuti dapat memberikan semangat dalam bekerja dengan penuh disiplin? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Hampir tidak pernah 15. Apakah bimbingan mental agama yang Bapak ikuti dapat diterapakan dalam kehidupan sehari-hari dalam bekerja? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Hampir tidak pernah
ANGKET KEDISIPLINAN KERJA
1. Apakah Bapak selalu mentaati peraturan kehadiran kerja yang berlaku di Yonif 411 Kostrad Salatiga? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Hampir tidak pernah 2. Apakah Bapak selalu mengikuti apel pagi yang dilaksanakan di Yonif 411 Kostrad Salatiga a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Hampit tidak pernah 3. Apakah Bapak selalu menjaga ketertiban selama di kantor Yonif 411 Kostrad Salatiga? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Hampir tidak pernah 4. Apakah Bapak dapat menyelesaikan tugas yang diberikan sesuai dengan waktu dan ketentuan yang diberikan atasan di Yonif 411 Kostrad Salatiga? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang cxii
d. Hampir tidak pernah 5. Apakah Bapak selalu memanfaatkan waktu luang untuk kegiatankegiatan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan Yonif 411 Kostrad Salatiga? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Hampir tidak pernah 6. Apakah Bapak memanfaatkan waktu luang ditengah-tengah kerja untuk sekadar refreshing ? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Hampir tidak pernah 7. Apakah Bapak selalu memiliki prinsip kerja dalam melaksanakan tugas dilakukan sendiri, saat ini dan berhasil? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Hampir tidak pernah 8. Apakah Bapak selalu memakai seragam dengan menggunakan atribut lengkap sesuai dengan peraturan yang berlaku di Yonif 411 Kostrad Salatiga? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Hampir tidak pernah 9. Apakah tata tertib yang diberlakukan di Yonif 411 Kostrad i Salatiga memberikan rasa aman pada Bapak dalam bekerja? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Hampir tidak pernah 10. Apakah tata tertib yang diberlakukan di Yonif 411 Kostrad Salatga dapat meningkatkan kinerja Bapak? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Hampir tidak pernah 11. Apakah saudara mengerjakan tugas tugas dengan profesional/sungguhsungguh? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Hampir tidak pernah cxiii
12. Apakah tugas-tugas yang diberikan atasan kepada Bapak selalu dapat diterima dengan baik? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Hampir tidak pernah 13. Apakah tugas-tugas sosial yang diberikan atasan kepada Bapak berupa membantu korban bencana selalu dapat mencapai target yang ditetapkan? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Hampir tidak pernah 14. Apakah Bapak memiliki inisiatif melaksanakan bhakti sosial berupa donor darah, membantu panti asuhan, kerja bhakti? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Hampir tidak pernah 15. Apakah Bapak memilih-milih bertugas di luar atau sebaliknya atas perintah atasan di Yonif 411 Kostrad Salatiga? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Hampir tidak pernah
cxiv
Tabel 3.4. Jawaban Angket Keaktifan Mengikuti Bimbingan Mental Keagamaan. No Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
1 C C B B A A B B B B B B C B C C C B B B B B B B B A B B
2 C B B A B C B C B C B C C B C C B B B B B B B B B A B B
3 B B C A B C C C B B B C C C C B B C C B C B B B B A B A
4 C C C B A A C C C C C B C B C C C C B B B C B C B A A
5 C C C A A C C A B B B B C B C C C B B A B B C B C B A A
6 C C C A A A A B A C B C C C C C B C C B B B B B B B B B
7 C B B B B C B B A C C A C C C B C B B B A B C C A C C B
No Item 8 9 B C B C C C C A C B B A C B C B B A C C B C A A C C C C C C B B C C C C B B B A C C B B B C B B A B A C C B C
10 C B B B B B C C B C B C C C C C C B B B C C B B C B C cxv
11 C C C C B A C A B B C C B C C C B B C B B C B B B C A A
12 C A C B C C C B B B B A C C C B C B B C B B C C C C A A
13 C A C C 1 C C C C A A B C C C C B C C C C B B B B B B B
14 C C B B C C A C A B C C C C C C C C C C B C B B B B
15 C C C A B C C C A B B A C C C C C C C C C C B C B B B B
A 2 6 4 5 1 2 5 1 2 5 1 2 2 4 4 5
B 2 5 4 5 8 3 4 5 8 6 9 5 1 3 4 6 6 7 10 8 10 10 10 10 7 8 8
Skor C 13 7 11 3 2 7 10 8 2 8 4 5 13 12 15 9 9 9 8 4 5 5 5 5 3 4 3 2
D 1 -
29 30 31 32 33 34 35 36
B A A B A A A A
B A A B A A A A
B A A B B A A A
B A B B B B B B
B C B B B B B B
B C B B B B B A
B B B B B B B B
B B B B B C B B
C B B B B B B B
B C A B C B B C
A C C B B B B C
B C C B B B C B
A B B B B C C B
B B B B B C C C
B B B C B C C C
4 4 4 2 3 3 5
10 6 9 14 12 8 8 7
1 5 2 1 1 4 4 3
-
Skor B C 8 2 4 3 3 4 7 3 7 4 2 4 3 3 6 8 2 1 3 8 4 9 3 8 3 5 2 4 6 3 7 6 5 7 6 8 3 5 2 5 6 6 4 5 6 5 7 1 11 5 7
D 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 -
Tabel 3.5. Jawaban Angket Kedisiplinan Kerja anggota TNI. No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 B A A B A C A B B A A B A A A B A B A A B B A C A A
2 A A B B B B A A A C C B B A A C B A B A B A B A C C
3 A A A A A C A A A A B C C B C C C C C B C B B C C C
4 B B A B B A A B B A B B B A B A B C B A A B A C C B
5 A A C B A A B B B A B A B A B A B B B A B A A B C A
6 A A A A B A A A B A A B A A A A A B A A A B B B B B
7 B B C B B A D A A C B B B B B C B B B B C B C A D C
No Item 8 9 C A B A C B D C C C C C C B B A A B B A B C C B B A D B C C B C B A C B B A D B B C C D C C B C C C C B
10 B C A B B A C B C A B B C B C C C A C B C A B B C B cxvi
11 C A A D B A B D B A B D B A A A B C B A A A C B C C
12 B B C B C D C A B C C B B D C B A C B D B C C C C C
13 B C B C D D A D A A C B C C C C C B C C C C A C C B
14 B D A C C B A B B A B C D C A D C B D C D C B D C A
15 B C D A B A D A C D A A B B B C C C B B C B C C D C
A 5 7 7 3 3 7 7 7 5 10 3 2 3 6 5 4 4 2 3 6 3 4 4 2 1 3
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
B A B B B A A C B B
B C C B B A C A C C
B C B B B B C B B B
B A A B A B C A B C
C C B B A A C B B C
A A A A A A C D C B
B C A C B A B B C
C C C B C A C D C C
A B C A C A C C B C
C C C A B B C D A B
B B C A B B C B D B
C B C C A B D B C D
C B B C B B C C C B
C B B C B C C C B B
A B B B B B B B B C
3 3 2 5 4 6 2 2 1 -
Tabel 3.4. Jawaban Angket Keaktifan Mengikuti Bimbingan Mental Keagamaan No
No Item
Jumlah
Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15
1
2
2
3
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
32
2
2
3
3
2
2
2
3
3
2
3
2
4
4
-
2
37
3
3
3
2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
2
2
2
34
4
3
4
4
3
4
4
3
2
4
3
2
3
2
-
4
45
5
3
3
3
4
4
4
3
2
3
3
3
2
1
3
3
44
6
4
2
2
4
2
4
2
3
4
3
4
2
2
3
2
43
7
3
3
2
2
2
4
3
2
3
2
2
2
2
2
2
36
8
3
2
2
2
4
3
3
2
3
2
4
3
2
2
2
39
9
3
3
3
2
3
4
4
3
4
3
3
3
2
4
4
48
10
3
2
3
2
3
2
2
2
2
2
3
3
4
2
3
38
11
3
3
3
2
3
3
2
3
2
3
2
3
4
4
3
43
12
3
2
2
3
3
2
4
4
4
2
2
4
3
3
4
45
13
2
2
2
2
2
2
2
2
2
-
3
2
2
2
2
29
14
3
3
2
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
33
15
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
30
cxvii
6 6 6 7 8 8 1 6 8 7
6 6 6 3 3 1 11 4 5 7
1 3 1 1
16
2
2
3
-
2
2
3
-
3
2
2
3
2
2
2
30
17
2
3
3
2
2
3
2
3
2
2
3
2
3
2
2
36
18
3
3
2
2
3
2
3
2
2
2
3
3
2
2
2
36
19
3
3
2
2
3
2
3
2
3
3
2
3
2
2
2
37
20
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
42
21
3
3
2
3
3
3
4
4
2
3
3
3
2
2
2
42
22
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
2
3
3
2
2
40
23
3
3
3
2
2
3
2
3
3
2
3
2
3
3
3
40
24
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
2
3
2
2
40
25
3
3
3
2
2
3
4
3
4
3
3
2
3
3
3
44
26
4
4
4
3
3
3
2
3
4
2
2
2
3
3
3
45
27
3
3
3
4
4
3
2
2
2
3
4
4
3
3
3
46
28
3
3
4
4
4
3
3
3
2
2
4
4
3
3
3
48
29
3
3
3
3
2
2
3
3
2
3
4
3
4
3
3
44
30
4
4
4
4
2
2
3
3
3
2
2
2
3
3
3
44
31
4
4
4
3
3
3
3
3
3
4
2
2
3
3
3
47
32
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
44
33
4
4
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
46
34
4
4
4
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
2
2
44
35
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
44
36
4
4
4
3
3
4
3
3
3
2
2
3
3
2
2
45
Tabel 3.5. Jawaban Angket Kedisiplinan Kerja TNI. No
No Item
Jumlah
Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15
1
3
4
4
3
4
4
3
2
4
3
2
3
3
3
3
48
2
4
4
4
3
4
4
3
3
4
2
4
3
2
1
2
47
3
4
3
4
4
2
4
2
2
3
4
4
2
3
4
1
46
4
3
3
4
3
3
4
3
1
2
3
1
3
2
2
4
41
cxviii
5
4
3
4
3
4
3
3
2
2
3
3
2
1
2
3
42
6
2
3
2
4
4
4
4
2
2
4
4
1
1
3
4
44
7
4
4
4
4
3
4
1
2
3
2
3
2
4
4
1
45
8
3
4
4
3
3
4
4
3
4
3
1
4
1
3
4
48
9
3
4
4
3
3
3
4
4
3
2
3
3
4
3
2
48
10
4
2
4
4
4
4
2
3
4
4
4
2
4
4
1
50
11
4
2
3
3
3
4
3
3
2
3
3
2
2
3
4
44
12
3
3
2
3
4
3
3
2
3
3
1
3
3
2
4
42
13
4
3
2
3
3
4
3
3
4
2
3
3
2
1
3
43
14
4
4
3
4
4
4
3
1
3
3
4
1
2
2
3
45
15
4
4
2
3
3
4
3
2
2
2
4
2
2
4
3
44
16
3
2
2
4
4
4
2
3
2
2
4
3
2
1
2
40
17
4
3
2
3
3
4
3
3
4
2
3
4
2
2
2
44
18
3
4
2
2
3
3
3
2
3
4
2
2
3
3
2
41
19
4
3
2
3
3
4
3
3
4
2
3
3
2
1
3
43
20
4
4
3
4
4
4
3
1
3
3
4
1
2
2
3
45
21
3
3
2
4
3
4
2
3
2
2
4
3
2
1
2
40
22
3
4
3
3
4
3
3
2
1
4
4
2
2
2
3
43
23
4
3
3
4
4
3
2
2
2
3
2
2
4
3
2
43
24
2
4
2
2
3
3
4
3
2
3
3
2
2
1
2
38
25
4
2
2
2
2
3
1
2
2
2
2
2
2
2
1
31
26
4
2
2
3
4
3
2
2
3
3
2
2
3
4
2
41
27
3
3
3
3
2
4
3
2
4
2
3
2
2
2
4
42
28
4
2
2
4
2
4
2
2
3
2
3
3
3
3
3
42
29
3
2
3
4
3
4
-
2
2
2
2
2
3
3
2
38
30
3
3
3
3
3
4
4
3
4
4
4
2
2
2
3
47
31
3
3
3
4
4
4
2
2
2
3
3
4
3
3
3
46
32
4
4
3
3
4
4
3
4
4
3
3
3
3
2
3
50
33
4
2
2
2
2
2
4
2
2
2
2
1
2
2
3
34
34
2
4
3
4
3
1
3
1
2
1
3
3
2
2
3
37
cxix
35
3
2
3
3
3
2
3
2
3
4
1
2
2
3
3
39
36
3
2
3
2
2
3
2
2
2
3
3
1
3
3
2
36
DOKUMENTASI
cxx
Kegiatan Lintas Agama di Masjid Yonif 411
Prajurit Mengikuti Bimbingan Mental Keagamaan di Masjid Yonif 411
Prajurit Mengikuti Pembinaan Kejuangan
Kegiatan Apel Pagi
Para Prajurit yang sedang bekerja
Istri dan anak prajurit yang mengikuti pengajian cxxi
cxxii