HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN GURU PENDIDII
DI MADRASAH ALIYAH AL-FALAH JAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas llmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
..... Ulll Universitas Islam Negeri
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
RATNASARI 103011026731
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU T ARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI UNIVERSITAS SYARIF IDDAYATULLAH JAKARTA 1429 HJ 2008 M
LEMBARPERNYATAAN Saya yang bemama: Nama Lengkap
: Ratna Sari
No. Induk Mahasiswa: 103011026731 Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Alamat Lengkap
: Jl.Yunus III Rt 02/05 No 31 Kee. Kebon Jeruk Jakarta Barat 11540
Judul Skripsi
Hubungan Antara kedisiplin Guru Pendidikan Agama
Islam dengan Motivasi Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Pendidilrnn Agama Islam di Madrasah Aliyah Al-Falah Jakarta
Atas Bimbingan Skripsi oleh: Nama Dosen
: Dr. Akhmad Sodiq MA
No. Induk Pegawai
: 150289321
Selaku
: Pembimbing Skripsi
Tertanggal
: 29 April 2008 s/d 3 September 2008
Dengan ini penulis menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan basil karya asli penulis yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata I di UIN Syarif Hidayatuilah Jakarta. 2. Semua sumber yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli penulis atau merupakan hasii ciplakan dari karya orang lain, maka penulis bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 2 September 2008
Penulis
HUBUNGAN ANTARA KEDISll'LINAN GURU PENDlDIKAN AGAMA ISLAM DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA I' ADA MA TA PELA.JARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI 1\1ADRASAH ALIYAH Al- FALAH .JAKARTA
SKRIP SI Diajukan Kepada Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Sy&ratsyarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
Oleh RATNASARI 103011026731
Menyetujui,
Dosen Pembimbing,
~o
MA
"
NIP: 150289321
JURUSAN PENDIDIKAN AG AMA ISLAM FAKUL TAS lLMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERl UNIVERSIT AS SY ARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/ 2008 M
Lembar Pengesahan Panitia Ujian Pengesahan Panitia Ujian Skripsi yang berjudul: " Hubungan Antara Kedisiplinan Guru Pendidikan Agama Islam dan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah Aliyah AL-Falah Jakarta" diajukan kepada Fakultas Ilmu Tabiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Syaif Hidayautllah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah pada tanggal 22 Oktober 2008 dihadapan dewan penguji. karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana SI (S.P.d.I) dalam bidang pendidikan agama Islam.
Jakarta, 16 Desember 2008
Panitia Ujian Munaqasah
Tanda Tangan
Ketua Panitia (ketua Jurusan I Prodi) Dr. H. Abdul Fatah Wibisono, M.A Nip: 150236009 Sekretais Jurusan Drs. Sapiuddiu Shidiq, M.Ag Nip: 150299477 Penguji 1 Prof. Dr. Moh Ardani, MA Nip: 150011680
Megetah11i : Dekan Fakultas Ilm11 Tabiyah dan Kegum1m
"'"' n.
&~••••
M•
ABSTRAK
NAMA
RATNASARI
NIM
103011026731
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS : ILMU
TARBIYAH
UNIVERSITAS
SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA JUD UL
HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MA.TA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH ALIYAH AL-FALAH
Masalah pokok yang diteliti dalam skripsi ini adalah: terdapat hubungan antara kedisiplinan guru Pendidikan Agama Islam dan motivasi belajar. siswa. tujuan penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui dan mengungkap tentang kedisiplinan guru Pendidikan Agama Islam b. Untuk menelaah tentang motivasi belajar siswa c. Untuk mengkaji hubungan kedisiplinan guru Pendidikan Agama Islam dan motivasi belajar siswa. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara dan angket..teknik analisis data adalah menggunakan tabel distribusi frekuensi relative, korelasi product moment dan koefisien determination. Data dalam penelitian ini adalah buku-buku yang berkaitan dengan masalah kedisiplinan guru Pendidikan Agama Islam dan motivasi belajar siswa dan sumber-sumber data dari Madrasah Aliyah Al-Falah. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kedisiplinan guru Pendidikan Agama Islam dan motivasi belajar siswa d! Madrasah Aliyah Al-Falah Jakarta dalam taraf sedar1g dengan angka indeks korelasi product moment sebesar 0,58.
5. Pimpinan
dan
staf perpustakaan,
baik perpustakaan
utama maupun
perpustakaan tarbiyah yang telah memberikan fasilitas untuk mengadakan studi kepustakaan.
6. Kedua orang tua tercinta: Ayahanda Rochmat H. lvlursyid dan lbunda Fatmah yang selalu memberikan segalanya kepada penulis. 7. Adik-adik serta keluarga yang penulis cintai, atas dorongan yang diberikan kepada penulis
8. Sahabat-sahabat penulis Nurhasanah, Yunita, Maryanah, Mulyati, yang telah memberikan dorongan dan bantuan kepada penulis.
9. Kakak Dra. Sorayah yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
I 0. Rekan-rekan seperjuangan di Pendidikan Agama Islam yang selalu memberi motivasi dan masukan kepada penu!is.
11. Serta segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. atas segala bantuan dan dorongannya. Akhimya, penulis berharap semoga Allah swt. memberikau balasan yang setimpal atas jasa dan bantuan serta pengorbanan yang telah dibt~rikan. Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya clan bagi para
pembaca dalam
menambah
wawasan
ilmu
pengetahuan,
terutama
pengetahuan agama Islam. Amin,
Jakarta, 03,Agust\ls 2008
Pcnulis
DAFTARISI
Lembar Pengesaban ................................................................. i Lembar Pernyataan .................................................................. ii Abstrak
Kata Pengantar ....................................................................................... iv
Daftar Isi .........................................................
0
......................................
vi
Daftar Tabel ............................................................................................ viii Daftar Lampi:ran ...................................................................................... x
BABI
PENDAHULUAN .............................................................. 1 A. Latar belakang masalah .................................................. l
B. ldentifikasi masalah .................................................. ..... 5 C. Pembatasan dan perumusan masalah .............................. 5 D. Tujuan penelitian ........................................................... 6 E. Kegunaan penelitian ........................................ .............. 6
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKllll ..••••...•• 7 A. Kajian teori .................................................................... 7 I. Disiplin dan guru ...................................................... 7
a. Pengertian disiplin .......... ................ .................... 7 b. Fungsi disiplin ................ ................ .................... 8 c. Jenis-jenis disiplin .............................................. 9 d. Pemeliharaan budaya disiplin ............................. 11 e. Pengertian guru .................................................. 12 f.
Syarat-syarat guru ..... ......................................... 13
2. Motivasi ...................... ........................ .................... 15 a. Pengertian motivasi ............................................ 15 b. Fungsi motivasi ...... ........................................... 17 c. Macam-macam motivasi ..................................... 19 d. Teori motivasi .................................................... 21
e. Cara guru memotivasi belajar siswa .................... 23 3. Hakikat Pendidikan Agama Islam ............................ 24 a. Pengertian pendidikan agama Islam .... ................ 24 b. Tujuan pendidikan agama Islam ......................... 25
c. Dasar pelaksanaan pendidikan agama Islam ........ 26 d. Tujuan akhir pendidikan agama Islam .. . .. .. .. . ... 27 e. Tujuan kurikuler pendidikan agama Islam ......... 27
B. Kerangka berfikir ........................................................... 29 C. Hipotesis penelitian ............................................ 30
BAB Ill
METODOLOGI PENELITIAN ....................................... 31 A. Tempat dan waktu penelitian ......................................... 31
B. Populasi dan sampel ....................................................... 31 C. Variabel penelitian ........................................... .............. 31
D. Tekhnik pengolahan dan analisis data ............................. 33
BAB IV
HASIL PENELITIAN ....................................................... 37 A. Gambaran umum MA Al-Falah Jakarta .......................... 37 I. Sejarah singkat berdiri .............................................. 37 2. Visi dan misi sekolah ............................................... 38 3. Letak geografis ........................................................ 39
4. Keadaan guru, siswa dan karyawan .......................... 39 5. Sarana dan prasarana ................................................ 41
6. Struktur organisasi ................................................... 42 B. Deskripsi data ................................................................ 43 C. Analisis data .................................................................. 53 D. Interpretasi data ............................................................. 55
BABV
PENUTUP ........................................................................... 58 A. Kesimpulan .................. .............................. .... ....... ......... 5 8 B. Saran ............................................................................. 58
Indikator Variabel .......... ............ ......... .... .................... ..............
32
Tabel 2
Skor nilai angket ........................ ...............................................
34
Tabel 3
Angka Indeks Korelasi Produck Moment ................... ........... ....
36
Tabel 4
Guru dan Karyawan ..................................................................
39
Tabel 5
Keadaan Guru Menurut Latar Belakang .................. ..................
40
Tabel 6
Jumlah Siswa Madrasah Aliyah Al-Falah ..................................
4i
Tabel 7
Sarana dan Prasarana ................................................................
42
Tabel 8
Guru Pendidikan Agama Islam masuk kelas tepat waktu ...........
43
Tabel 9
Guru Pendidikan Agama Islam memberikan hukuman kepada siswa yang telat masuk sekolah . ....... ............. ................
Tabel I 0
Guru Pendidikan Agama Islam mengucap salam sebelum masuk .......................................................................................
Tabel 11
44
44
Guru Pendidikan Agama Islam hadir disetiap jam pelajaran ...................................................................................
45
Tabel 12
Guru Pendidikan Agama Islam berpakaian rapi .........................
45
Tabel 13
Guru Pendidikan Agama Islam memberikan hukuman kepada siswa yang ngobrol di kelas ......................................................
46
Tabel 14
Guru Pendidikan Agama Islam mematuhi tata tertib sekolah .....
46
Tabel 15
Guru Pendidikan Agama Islam mengabsen terlebih dahulu sebelum memulai pelajaran ...................................................... .
Tabel 16
Guru Pendidikan Agama Islam keluar ketika bel berbunyi ....... .
Tabel 17
Guru Pendidikan Agama Islam menghadiri setiap acara di sekolah .................................................................................... .
Tabel 18
Anda belajar dengan kesadaran diri ......................................... ..
Tabel 19
Anda bertanya kepada guru Pendidikan Agama Islam andajika
47 47 48 48
ada pelajaran Pendidikan Agama Islam yang tidak atau kurang mengerti ...... ........................................... ............ .... .................. Tabel 20
49
Anda mengikuti dan berperan aktif dalam setiap diskusi yang ditugaskan oleh guru Pendidikan Agama Islam ... ......................
49
Tabel 21
Anda mengerjakan peke1jaan rumah yang di berikan oleh guru Pendidikan Agama Islam ........... ...............................................
Tabel 22
Anda memahami materi pendidikan agama Islam yang disampaikan oleh guru Pendidikan Agama Islam .......................
Tabel 23
52
Anda mengamalkan pelajaran agama Islam yang anda peroleh di sekolah dalam kehidupan sehari-hari .....................................
Tabel 28
S2
Anda memperhatikan pelajaran agama Islam yang disampaikan oleh guru Pendidikan Agama Islam ...........................................
Tabel 27
51
Anda mengulangi materi pelajaran agama Islam yang disampaikan di sekolah walaupun tidak ada ulangan .................
Tabel 26
SI
Anda membaca buku agama yang berkaitan dengan materi pelajaran sehari-hari sebelum pelajaran agama berlangsung ......
Tabel 2S
SO
Anda mencatat materi pendidikan agama Islam yang disampaikan oleh guru Pendidikan Agama Islam .................... ..
Tabel 24
SO
53
Perhitungan untuk memperoleh angka indeks korelasi antara variabel X dan variabel Y ......................................... ................
S
DAFTAR LAMPIRAN NAMA
RATNASARI
NIM
103011026731
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS : ILMU
TARBIYAH
UNIVERSITAS
SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA JUD UL
HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN MOTJVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH ALIYAH AL-FALAH
Lamp iran 1 Angket Untuk S iswa Lampiran 2
Berita Wawancara Guru Pendidikan Agama Islam di Madrasah Aliyah Al-Falah Jakarta
Lampiran 3
Berita Wawancara Wakil Kepala Sekolah Madrasah Aliyah AlFalah Jakarta
Lampiran 4
Surat Keterangan Pelaksanaan Pene!itian
Lampiran 5
Surat Bimbingan Sla'ipsi
Lampiran 6
Surat Permohonan lzin Penelitian
Lampiran 7
Surat Riset/Wawancara
BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai arti penting dalam kelangsungan hidup manusia dalarn upaya mengembangkan potensi yang dimilikinya. Dengan pendidikan pula seseorang dapat mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan dalam menjalani kehidupannya bersama dengan individu-individu lainnya sebagai makhluk sosial. Pendidikan sebagai suatu proses pertumbuhan dan perkembangan individu akan terus berlangsung sepanjang hayat. Ramayulis menyatakan bahwa tujuan umum pendiclikan harus diarahkan untuk mencapai pertumbuhan, keseimbangan, kepribadian manusia menyeluruh melalui latihanjiwa intelek,jiwa rasional, perasaan dan penghayatan lahir.' Selain itu pendidikan juga bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta clidik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, clan menjadi warga Negara yang demokrasi serta bertanggungja.wab.' Untuk dapat mewujudkan tujuan pendidikan di atas, akan seseorang akan membutuhkan proses pembelajaran, baik yang bersifat formal, informal, ataupun nonformal. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang memiliki peranan penting dalam proses perkembangan dan pembentukan 1
H. Ramayulis, I/mu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002) h. 69
2
Undang-undang Repuhlik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
.\/,,,.,,,,,.,,/
( !<:>l-<:irt':I· rPn-1PrJ~n1l
/_001) h'. 7
2
kepribadian pada diri siswanya. Karena itulah dalam proses pembelajaran tersebut harus terkandung pola interaksi Edukatif atau interaksi belajar mengajar. Jnteraksi belajar mengajar adalah kegiatan interaksi dari seseorang pendidik atau guru yang melaksanakan tugas mengajar dengan siswanya yang sedang melaksanakan kegiatan mengajar. 3 Dengan adanya interaksi belajar mengajar yang baik, dapat menumbuhkan motivasi dalam diri siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Karena itu seorang guru memiliki peranan penting dalam menumbuhkan rasa motivasi belajar ke dalam diri siswanya, dalam rangka meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, sehingga diharapkan akan dapat mewujudkan pembelajaran yang optimal. Dalam dunia pendidikan modern sekarang ini, guru memiliki peranan yang sangat penting, tugas dan tanggung jawabnya semakin menjadi sangat berat dan kompleks, terutama guru Pendidikan Agama !slam. Hal tersebut seperti yang telah dijelaskan oleh Havighurst bahwa peranan guru di sekolah sebagai pegawai dalam hubungan kedinasan, sebagai bawahan terhadap atasannya, sebagai kolega dalam hubungannya dengan teman sejawat, sebagai mediator dalam hubungannya dengan siswanya, sebagai per.gatur disiplin, evaluator dan pengganti orang tua.' Berdasarkan pendapat di atas, diketahui bahwa tugas seorang guru bukan hanya menyampaikan pengetahuan saja, tetapi juga dapat menjadi orang tua, di sekolah guru yang dapat menanamkan rasa kedisiplinan baik dalam dirinya sendiri ataupun kepada siswanya dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik, Tanpa adanya sikap disiplin yang dimiliki oleh seorang guru di dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, maka tidak heran bila hasil akhir pembelajaran tidak sesuai dengan yang dicita-citakan. Rendahnya disiplin mengajar guru akan mengakibatkan buruknya mutu pendidikan di sekolah. Dalam hal ini, Soegeng Rijadarmint, SH mengemukakan bahwa disiplin sebagai kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian 3 ,-. __
Sardiman, A.M. Jnteraksi dan Motivasi Be/ajar Mengajar. (Jakarta
c;_,.t~
0,... .. ,. .... ,-1<>
('}{\(\.1'\
h ')
PT. Raja
3
prilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan atau kedisiplinan. 5 Kedisiplinan harus ditanamkan kepada setiap individu, baik itu para guru atau pun siswanya. Sebagai pendidik, segala sikap dan prilaku yang dilakukannya, tentu akan dilihat dan dicontohkan oleh siswanya. Jika seorang guru memiliki sikap kedisiplinan maka tidak dapat di salahkan bila siswanya juga mengikuti prilaku sang guru yang disiplin tersebut. Dan dengan disiplin guru akan dapat menumbuhkan rasa motivasi belajar dalam diri siswa. Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atas tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. 6 Menurut Muhaimin motivasi di bagi menjadi dua. Yaitu motivasi Instristik dan motivasi Ekstrinsik. Motivasi Instrinsik yaitu motivasi yang datang dari dalam diri peserta didik, sedangkan motivasi Ekstrinsik yaitu motivasi yang datang dari lingkungan di luar diri peserta didik. 7 Motivasi Instristik atau motivasi yang datangnya dari dalam diri siswa sendiri akan lebih baik bila didukung dengan motivasi Ekstrinsik. Salah satu motivasi Ekstrinsik adalah peran guru dalam proses pembelajaran di kelas. Selain menyampaikan ilmu pengetahuan, guru juga di tuntut untuk melakukan usahausaha yang dapat menumbuhkan dan mengembangkan motivasi belajar kepada siswanya, agar dapat melakukan aktifitas belajar dengan baik. Motivasi ekstrinsik dikondisikan oleh sekolah. Salah satunya dengan cara menerapkan tata tertib yang dipatuhi oleh segenap komunitas sekolah tanpa terkecuali. Sebagai tenaga pendidik, seorang guru dituntut untuk dapat mematuhi segala tata tertib yang tel ah diberlakukan di sekolah tersebut dan juga menerapkan
5
Tulus tu'u. S.TH, MM. Pd. Peranan Disiplin dan Priiaku dan Prestasi Siswa (Jakarta: PT. Grafindo, 2004) h.31 6 Drs. Moh. Uzer Usman. Menjadi Guru Profesionaf (Bandung : PT. Rernaja Rosdakarya, 2003)h. 28 7 Drs. Muhaimin, M.A, et.al. Paradigma Pendidikan Islam (Bandung :PT. Rernaja n-~,..lnl,,..~.,,..
'){\f'l;i'I\~
11Q
4
sikap disiplin dalam proses pembelajaran. Guru yang datang tepat waktu dan tidak meninggalkan kelas sebelum waktu pelajaran selesai merupakan satu contoh sikap disiplin guru. Dengan disiplin tersebut, diharapkan dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam kegiatan belajarnya. Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib di sekolah, maka guru-guru yang penuh dengan kesetiaan dan ketaatan dalam mematuhi tata tertib atau peraturan yang telah di berlakukan di sekolah tersebut. Karena ini merupakan salah satu cara agar dapat mewujudkan kelancaran dalam proses pembelajaran untuk mencapai visi dan misi sekolah. Berdasarkan latarbelakang masalah di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang akan dituangkan dalam skripsi dengan judul
"Hubungan Antara Kedisiplinan Guru Pendidikan Agama Islam dan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Agama Islam Di Madrasah Aliyah Al- Falah". Adapun alasan untuk memilih judul di atas adalah sebagai berikut: I. Guru termasuk gum agama Islam merupakan kunci keberhasilan proses
belajar mengajar di kelas. Oleh karena itu, tinggi rendahnya kedisiplinan guru sangat menentukan keberhasi Ian tercapainya tujuan pendidikan. 2. Betapa pemingnya pendidikan agama lsla.'11 karena selain untuk mengetahui seluk beluk ajaran Islam juga dengan dipelajarinya secara mendalam akan membantu dan rnenjadi bekal kesejahteraan hidup seseorang di dunia dan akhirat. 3. Guru agama Islam yang disiplin mempunyai peranan yang sangat penting dalam rnemotivasi belajar siswanya, karena tanpa motivasi siswa akan melewati proses pembelajaran dengan rasa terpaksa. 4. Dipilihnya Madrasah Aliyah Al Falah Jakarta sebagai lokasi penelitian karena sekolah tersebut memungkinkan untuk diteliti dari segi kedisiplinan guru agama Islam dengan motivasi belajar siswa.
5
B. Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: I. Bagaimana tentang kedisiplinan guru Pendidikan Agama Islam ? 2. Bagaimana motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam? 3. Bagaimana pelaksanaan tata tertib yang di berlakukan kepada para guru dan siswa di sekolah ? 4. Bagaimana cara guru Pendidikan Agama Islam dalam menumbuhkan motivasi belajar ke dalam diri siswa ? 5. Apakah ada hubungan antara kedisiplinan guru Pendidikan Agama Islam dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ?
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah a. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dengan berbagai pertimbangan baik waktu, lokasi dan juga referensi, maka penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini. Sehingga penulis akan mencoba membahas tentang kedisiplinan guru Pendidikan Agama Islam sebagai variabel X dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islan1 sebagai variabel Y, yang akan dilakukan di Madrasah Aliyah Al Faiah Jakarta.
b. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah yang penulis teliti dalam skripst ini adalah : I. Bagaimana tentang kedisiplinan guru Pendidikan Agama Islam di keias Xl Madrasah Aliyah Al-Falah Jakarta? 2. Bagaimana motivasi belajar siswa kelas XI Madrasah Aliyah AL-Falah pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah Aliyah Al Falah Jakarta?
6
3. Apakah ada hubungan antara kedisiplinan guru Pendidikan Agama Islam dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam?
D. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang mgm dicaPendidikan Agama Islam oleh penulis setelah melak.ukan penelitian ini adalah: l. Untuk mengetahui tentang kedisiplinan guru Pendidikan Agama Islam di
kelas XI Madrasah Aliyah Al Falah Jakarta. 2. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa kelas XI di Madrasah Aliyah Al Falah Jakarta pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. 3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kedisiplinan guru Pendidikan Agama Islam dengan motivasi be!ajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
E. Kegunaan Penelitian 1. Bagi penulis, dapat memperdalam wawasan dan menambah ilmu pengetahuan, terutama dalam ha! hubungan antara kedisiplinan guru Pendidikan Agama Islam dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. 2. Bagi pihak Madrasah Aliyah Ai- Falah, untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kedisiplinan guru Pendidikan A.gama Islam dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, sehingga dapata dijadikan acuan dalam proses pembelajaran di Madrasah Aliyah Al- Falah Jakarta. 3. Bagi Civitas akademis Fakultas Agama Islam, sebagai referensi khazanah pengetahuan tentang hubungan antara kedisiplinan guru Pendidikan Agama Islam dengan motivasi bclajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIIGR
A. Kajian Teori 1. Disiplin dan Guru
a. Pengertian Disiplin Kata disiplin berasal dari bahas a lnggris "discipline ". Dalam bahasa Arab bias a disebut dengan "Nidhom" atau "Qonun". Menurut istilahnya (secara terminologis), disiplin berarti "seperangkat aturan, tata tertib, tatanan atau hukum yang mengikat seseorang atau sekelompok orang, untuk dipatuhi dan dijalankan sebagaimana mestinya". 1 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, isti!ah disiplin mengandung beberapa arti, yang pertama adalah tata te1tib, kedua adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tata tertib,dan yang terakhir bidang studi yang memiliki objek, system, dan metode tertentu.
2
Menurnt Amir Daien lndrakusuma, disiplin berarti adanya kesediaan untuk mematuhi peraturan-peraturan dan iarangan-larangan. Kepatuhan disini bukan hanya patuh karena adanya tekanan-tekanan dari luar. Melainkan kepatuhan yang didasari oleh adanya kesadaran tentang nilai dan pentingnya peraturan dan larangan tersebut. 3 Sedangkan menurnt Poerdarminta, disiplin adalali. sikap mental yang 1
Mudir TMI AL-Amien, Disip/in dan Hidup Berdip/in, (Sumenep: AL-Amien Press, tth),
h.I 2
Dep. Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990). h. 2008 J Amir nRiP.n Jnrlr:'lk11suma. Peneantar !/n1u Pendidikan, (~)urabaya: Usaha Nasional,
8
dinyatakan dengan gerak prilaku yang bersumber dari kesadaran dan kemauan seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan peraturan dan hukurn yang berlaku. 4 Sejalan dengan itu Ors. Sudarsono dalam Kamus Konse/ing mengartikan istilah disiplin yaitu control terhadap kelakuan baik oleh sesuatu kekuasaan luar oleh individu sendiri latihan batin dan watak dengan maksud supaya gejala tindak tanduk atau perbuatannya selalu mentaati tata tertib. 5 Karena orang yang selalu tertib dalam bekerja, maka akan terlihat keteraturannya dalam bertindak, mengambil keputusan, ataupun bekerja berdasarkan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan. 6 Elizabeth B. Hurlock menerangkan disiplin sebagai suatu proses dari latihan atau belajar yang bersangkut paut dengan pertumbuhan dan perkembangan. Seseorang dikatakan telah berhasil mempelajari kalau ia bisa mengikuti dengan sendirinya tokohtokoh yang telah mengajarkan sesuatu yaitu orang tua atau guru-guru. Apa yang dipelajari akan mengarahkan kehidupannya agar bisa bermanfaat bagi dirinya mauptm masyarakat dan menimbulkan perasaan bahagia clan sejahtera. 7
b. Fungsi Disiplin Disiplin atau peraturan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan. Sebab disiplin merupakan "a/at" untul( mengatur tatanan kehidupan, sekaligus berfungsi sebagai "daya atau kelaiatan ·· bagi tereiptanya kehidupan yang bahagia dan harmorris. Ftmgsi disiplin mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, baik secara orang perorangan, maupun untuk kepentingan hidup bersama. Untuk bisa mencapai prestasi dan kualitas hidup yang tinggi, dan untuk mampu mengenda!ikan diri agar tidak terjerumus kedalam perbuatan-perbBatan yang tidak terpuji, seseorang memerlukan d!siplin dan aturan yang harus dipatuhinya. 8 Awai tahun 1914 Bagley mengidenfikasik!m sejwnlah fungsi kedisiplinan sebagai penciptaan dan pelestarian keadaan yang penting terhadap kemajuan kerja 4
Poedarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Bahli Pustaka, 1997), h. 53 'Ors. Sudarsono, SH, Kamus Konse/ing, (Jakai1a: Rineka Cipta, 1997) h. 54 6 Abdullah Gymnastiar, Menjadikan Hidup Bermakna, ( Bandung: MQS Publising, 2005), h 59 7
S-inggih D Gunarsa dan Yulia D Gunarsa, Psikologi Perken1bangan Anak dan Remaja,
9
teratur yang ada disekolah. Kini, pandangan kedisiplinan ini, didiskripsikan sebagai sebuah rasional managerial (Lovegrove & Lewi 1991), yaitu sesuatu kedisiplinan yang memandang sebagai sekumpulan teknik dan strategi yang diterapkan oleh guru untuk memberikan ketertiban dalam kelas. Ketertiban ini perlu sehingga linkungan belajar memaksimalkan pembelajaran pelajaran sekolah. Bagley menganggap fungsi kedua daii kedisiplinan adalah persiapan guru terhadap keikut se1taan aktif dalam lingkungan orang dewasa yang terorganisasi, dimana kebebasan diseimbangkan dengan tanggung jawab yang berhubungan dengannya. Pada tahun 1990-an 'ha! ini dideskripsikan sebagai sebuah fungsi pendidikan, dimana kedisiplinan dirasakan sebuah pengalaman guru tentai1g hak pribadi, temtama bagi pribadi yang sedang dalam kon.flik. Oleh karena itu, pandangan pendidikan terhadap kedisiplinan merupakan bentuk pendekatai1 terhadap kedisiplinan yang membe1i pengalaman pendidikan yang berharga secara pontesial.9 Fungsi utama disiplin adalah untuk mengajar mengendalikan diri dengan mudah, menghormati dan mematuhi otoritas. Disiplin diperlukar1 dalam mendidik anak tegas terhadap ha! yang harus dilakukan dan dilarang. Guru harus belajar melaksanakan tugasnya karena itulah itula_h. tugasnya, karena ia merasa wajib berbuat demikian sekalipun mungkin mgas itu tidah mudah. Pembiasaan diri semacam itu, yai1g tidak al
c. Jenis-Jenis Disiplin Ditinjau daii segi pelaksaJ1aaimya dalam kehidup311 sehaii-haii, hidup 9
Ramos Lewis, Dilema Kedisiplinan, (Jakarta: Grasindo, 2004), h. 198
berdisiplin itu harus diimplementasikan lewat tiga jenis disiplin: I. Disiplin Diri
Yaitu keterikatan dan kepatuhan seseorang terhadap berbagai aturan yang menyangkut dirinya sendiri, seperti disiplin beribadah, disiplin belajar, disiplin berlatih (untuk mengembangkan diri dan meraih prestasi), disiplin mengendalikan diri, disiplin waktu, disiplin mengatur keuangan, dan sebagainya. 11 Disiplin diri adalah salah satu unsur yang paling penting, setelah kemampuan, dalam cerita keberhasilan. Semua kemampuan dalam dunia ini tidak berguna kecuali kalau dapat didisiplinkan agar berfungsi. Sebagai orang bekerja dengan bail< hanya bila disiplin berasal dari luar. Tetapi segala setelah kuasa dari luar dihilangkan, mereka jatuh dalam keadaan ketakproduktifan. Ganjaran kehidupan yang paling besar hanya datang pada orang-orang yang telah menguasai kemalasan dan. kelalaian mereka. Mereka telah mendisiplinkan diri mereka. Dan mereka benar-benar bertanggung jawab atas diri mereka. 12 2. Disiplin Sosial. Yaitu keterikatan dan kepatuhan terhadap berbagai peraturan yang menyangkut hubungan seseorang dengan sesama manusia dalam menjalankan kehidupan bersama, seperti disiplin rumah tangga, disiplin sekolah, disiplin berorgzmisasi, disiplin berlalu lintas, disiplin bennasyarakat, berbangsa dan bemegara, dan sebagainya. 3. Disiplin Lingkungan Yaitu kete1ikatan dan kepatuhan terhadap sunatullah yang diberlakukan bagi seluruh makhluknya, seperti tidak main api kalau takut panas, tidak main air kalau takut basah, ikut memelihara kebersihan, kerapian, kesehatan, keindahan, keserasian, dan keseimbangan lingkungan atau alam sekitar, dan sebagainya. Dari uraian tentang ketiga jenis pelaksanaan hidup berdisiplin tersebut, disimpulkan bahwa pada hidup berdisiplin itu harus diimplementasikan dalam bentuk upaya mengatur dan mengendalikan diri, sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisi yang ada disekitamya. Upaya mengatur dan mengendalikan diri ini harus melahirkan beberapa "daya 11
Mudir AL-Amien, Disiplin dan Hidup ... , h. 9
12
n .. n ..... 1 u,, .. ,..1,
J,,f,,.,,./;,f,J,, Jttnlr f1tJnf11'1t1
RPrhn(Ci/ ::lhli haha,:l'. n(lisv. (Jakarta:
,<\rcan.
11
atau kemampuan" dalam diri manusia yang bermanfaat untuk dirinya sendiri serta untuk orang-orang lain dan lingkungannya, yaitu: a.
Daya dorong untuk melakukan perbuatan-perbuatan terpuji.
b. Daya tahan terhadap berbagai perbuatan buruk dan tercela. c. Daya sesuai dengan lingkungan sekitanya. Munculnya ketiga daya atau kemampuan tersebut mempakan dampak dari hidup disiplin. Ketiganya harus dimiliki dan dikembangkan seoptimal mungkin, agar seseorang bisa hidup tenang dan bahagia ditengah-tengal1 kelompoknya. 13 Sebenamya hidup disiplin itu bukanlah suatu pekerjaan yang berat dan sulit. Siapapun bisa melakukannya dengan mudah. Bahkan hidup disiplin akan terasa ringan dan nikmat, bila dilandasi kesadaran yang tinggi. Dan kemauan yang kuat. Hal tersebut merupakan "pra syarat"yang hams dipenuhi seseorang, jika ingin hidup berdisiplin menurut arti yang sebenamya. Apalagi jika kemudian dia mampu mengembangkan sampai ketingkat cinta dan khusyu '. maka hidup berdisiplin baginya kan terasa sebagai sesuatu kebutuhan yang harus dipenuhi dan dijalankan setiap saat.
d. Pcmeliharaan Budaya Disiplin. Dalam upaya untuk memelihara budaya disiplin kelas yang telah turnbuh dan berkembang, para guru dikelas hendaknya selalu konsisten dan berkesinambungan menunjukkan sikap berprilaku selalu disiplin datang kekelas, disiplin dalam mengajar, dan kegia\an disiplin lainnya yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan pendidikan dikelas. Selanjutnya, dalam upaya untuk mengulangi terhadap pelanggaran disiplin kelas perlu dilaksanakan dengan penuh hati-hati, demokratis, dan edukatif. Cara-cara penanggulangan dilakukan secara bertahap dengan tetap memperhatikan jenis gangguan ya_Tlg ada dsiapa pelakunya, apakah dilakukan oleh individu atau kelompok. Langkah tersebut mulai dari tahap pencegahan sampai kepada tahap penyembuhan, dengan tetap berturnpu kepada penekanan substansinya bukan pribadi siswa. Disamping itu para guru harus tetap menjaga perasaan kecintaan terhadap siswa, bukan karena rasa benci atau emosional. Namun demikia11, disadari benar bal1wa disiplin dikelas sangat dipengarnhi oleh berbagai factor, diantaranya factor lingkungan
12
siswa, seperti lingkungan rwnah. Oleh karena itu, para guru juga perlu menjalin ke1jasama dengan para orang tua dirwnah, agar kebiasaan disiplin disekolah yang hendak dipelihara itu semakin tumbuh subur. Rachman mengemukakan bahwa ada 4 tahap dalam memdihara disiplin, yaitu:
I. Tahap Pencegahan Para guru perlu menciptakan suasana kelas yang disiplin, ketepatan, instruksional, dan perencanaan pendidikan yang disiplin. 2. Tahap Pemeliharaan Para guru perlu melakukan hubungan sosial, emosional dengan siswa dalam menunjukkan pelilaku disiplin. 3. Tahap Campur Tangan Para guru perlu menengani prilaku siswa yang melanggar disiplin kelas dengan mempelajali gejalanya dan mencali akar pennasalahannya dengan tekhniktekhnik yang berbasis psikologi pendidikan berupa pembelian sanksi dan hukuman. 4. Tahap Pengaturan Para guru perlu mengatur prilaku siswa yang menyimpang dali disiplin kelas dengan membelikan bimbingan dan pengarahan yang mendidi~ persuasif, dan demokratis agar siswa menyadali prilakunya yang menyimpang dan kembali mematuhi disiplin kelas. 14
e. Pengertian guru Dalam Undang-Undang Republik Indonesia tentang Gum dan Dosan pasal 1 dijelaskan bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik.
mengajar,
membimbing,
mengarahkan.
melatih,
menilai
dan
mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Selain itu guru juga merupakan salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya
13
manusia yang potensial dibidang pembangunan. 15 Adapun pengertian guru menurut Uzer Usman mengemukakan bahwa guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian
~husus
sebagai gwu.
Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru. Orang yang pandai berbicara dalam bidang-bidang tertentu belum tentu dapat disebut sebagai guni. 16 Berdasarkan pengertian di alas dapat disimpulkan bahwa guru adalah seseorang yang menjalankan tugas khusus untuk membimbing para siswanya menjadi individu-individu yang cakap, baik kognitif, afektif maupun psikomotoriknya. Sehingga dapat menjadikan siswa mampu untuk merencanakan, menganalisis dan menyimpulkan masalah yang dihadapi.
f.
Syarat-syarat guru Guru memiliki peranan yaag sangat penting dalam kelangsungan hidup
suatu bangsa. Karena kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dan tingkat pendidikan yang ad'l dalam bangsa tersebut. Di dalam Undang-Undang Guru dan Dosen Pasal 7 disebutkan ba..hwa guru merupakan suatu profesi bidang pekerjaan khusus yang harus dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut: a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme. b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,ketakwaan, dan akhlak muiia. c. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas. d. Memiliki kompetensi yang diperiukan sesuai dengan bidang tugas. e. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan. f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja. g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat h. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tu gas keprofesionalan, dan 1. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru. 15
Sardinian A.M, /nteraksi dan Motivasi Be/ajar Mengajar (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004). H. 125 "· . ..
14
Di dalam Undang-undang Guru dan Dosen ini pula dijdaskan bahwa untuk menjadi guru,
seseorang wajib memiliki kualifikasi
akademik, kompetensi,
sertifikan pendidik, sehat jasmani dan roha.'1i, se1ta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Sesuai dengan Undang-undang tersebut.
Sardinian, A.M.
lebih merinci
syarat-syarat untuk menjadi guru diantaranya adalah: 1. Persyaratan administrasi Antara lain melipuiti: soal kewarganegaraan (warga negara Indonesia), umur (sekurang-kurangnya 18 tahun), berkelakuan baik, mengajukan permohonan. 2. Persyaratan teknik Dalam persyaratan teknik ini ada yang bersifat formal, yakni harus berijazah pendidikan guru. Syarat-syarat lain adalah menguasai cara dan teknik mengajar, terampil mendesain program pengajaran serta memiliki motivasi dan cita-cita memajukan pendidikan. 3. Persyaratan psikis Yang berkaitan dengan kelompok persyaratan psikis antara lain : sehat rohani, sabar, ramah dan sopan, memiliki jiwa kepemimpinan, konsekuen dan berani bertanggung jawab, berani berkorban dan memiliki jiwa pengabdian. 4. Persyaratan fisik a. Memiliki kemampuan professional b. Memiliki kapasitas intelek.tual c. Memiliki sifat edukasi sosial. 17
Selain itu Soejono juga berpendapat yang dikutip oleh Ahmad Tafsir, balrwa syarat-syarat guru itu ada empat yartu: I. Tugas pendidik adalah tugas yang amat penting karena menyangkut perkembangan seseorang. Oleh karena itu, tugas itu harus dilakukan oleh orang dewas a. 2. Sehat jasmani dan rohani. 3. Memiliki kemampuan mengajar, ,girru perlu sekali mempelajari (menguasai) teori-teori ilmu pendidikan. Dengan pengetahuannya itu diharapkan ia akan lebih berkemampuan menyelengarakan pendidikan. 4. Harus berkesusilaan dan berdedikasi tinggi. 18 Sehingga dapat disimpulkan ·tentang disiplin guru adalah suatu ketaatan serta kepatuhan seorang pendidik dalam menjalankan segaia peraturan atau tata tertib yang 17 IR
Saridiman A.M, lnteraksi dan Motivasi .... , h. 126-127 • •
telah diberlakukan di sekolah dengan penuh kesadaran dari dalarn dilinya. Karena guru merupakan salah satu kunci keberhasilan dalan1 proses pembeh1jaran di kelas. Guru memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap proses pembelajaran dan perilaku para siswanya. Jika para guru di sekolal1 dapat bersikap disiplin terhadap tata tertib yang ada. maka cenderung para siswa-siswanya pun akan meniru sikap disiplin para gurunya tersebut. Dengan mernbiasakan diri untuk bersikap disiplin, maka diharapkan akan menumbuhkan rasa bertanggung jawab dalam melaksanakan setiap tugas yang diembannya dan dapat mewujudkan suasana pembelajaran yang baik.
2. Motivasi a. Pengertian Motivasi Motif, atau dalarn bahasa lnggiisnya "motive ' . berasal dari kata "motion''. yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Jadi istilah motif erat hubungannya dengan "gerak", dalarn ha! ini gerakan yang dilakukan oleh manusia atau disebut juga nerbuatan aiau tingkall laku. 19 Jadi yang dimaksud dengan motifialall segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu.20 Berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat diaitikan sebagai daya penggerak ya11g telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan dirasakan sangat mendesak. Motivasi dapat juga diartikan segala sesuatu yang menjadi pendorong tmgkah laku yai1g menuntut atau mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan. Da11 sesuatu yang dijadika11 motivasi itu merupakan suatu keputusan yang telah ditetapkan individu sebagi suatu kebutuhan atau tttjuan yang mgill clicapai.
21
Aclapun menurut Me. Donald motivasi aclala11 perubahai1 energi dalarn diri seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling" dan didahului dengan trmggapa11 terhadap adanya tujua11. Dari pengertia11 yang dikemukakan oleh Me. Donald mi mengandung tiga elemen penting yaitu: 19
H. Ahmad Fauzi, Psikologi Unnim, (Bandung: CV. Pustaka S"tia, 1999), h. 59 wNgalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja RosdaKarya, 1995),
h.60 21
Alisuf Sabri, Penga/1/ar Psikologi Umum & Perkembangan, (Jakarta: Pedoman
16
1) Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem "neurophysiological" yang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dalam diri manusia), penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik. 2) Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa ataui "feeling", afeksi seseorang.Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia. 3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam ha! ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang atau terdorong oleh adanya unsur lain, da!am ha! ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.22 Persoalan motivasi ini, dapat dikaitkan dengan persoalan minat. Karena seseorang yang memiliki minat yang tinggi untuk mempelajari suatu mata pelajaran, maka ia akan mempelajarinya dalam jangka waktu
t•~rtentu.
Seseorang itu
dapai dikatakan memiliki motivasi untuk belajar. Motivasi itu muncul karena ia membutuhkan sesuatu dari apa yang dipelajarinya. Motivasi memang berhubungan dengan kebutuhan seseorang yang memunculkan kesadarnn untuk melakukan aktivitas belajar. Oleh karena itu, minat adalah kesadaran seseorang akan suatu objek misalnya seseorang suatu soa! atau situasi ada sangkur paut dengan dirinya. Dari beberapa pengertian motivasi di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan menimbulkan persoalan gejala kejiwaan, perasaan, dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan. Atau dapat pula diartikan sebagai kekuatan-kekuatan atau tenaga yang dapat memberikan doronga.n kepada kegiatan belajar murni. Me.ngenai pengertian belajar, James 0. Whittaker mengatakan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Sedangkan menurut Slameto belajar adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan atau tingkah laku yang ,,
• - -•-- n-'-----1!
1nnn\.
17
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 23 Dari pengertian di atas dapat diketahui
bahwa belajar adalah suatu
kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan raga. Gerak raga yang yang ditujukan harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan. Jadi antara motivasi dan belajar mempunyai hubungim yang sangat erat. Jika seseorang belajar tanpa adanya motivasi atau dorongan, maka hasil belajarnya akan kurang baik. Akan tetapi jika memiliki motivasi yang kuat atau tinggi maka ia akan mendapaikan prestasi atau hasil belajar yang baik. b. Fungsi Motivasi Motivasi mempunyai fungsi yang penting dalam belajar karena motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan siswa. S. Nasution menyatakan ada tiga fungsi motivasi yaitu: 1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi. 2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. 3) Menyeleksi perbuatan, yak.Pj menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dijalankan
yang
serasi
guna
mencapai tujuar1 itu, dengan
mengenyampingkan per Juatan-perbuatan yang tak bennanfaat bagi tujuan itu. 24 Hal ini dapat dipahami, karena siswa yang memihki motivasi belajar tinggi akan tekun dalam belajar, dan terns belajar secara kontinyu tanpa mengenal putus asa serta dapat mengesampingkan hal-hal yang dapat mengganggu kegiatan belajar yang dilakukannya. Dalam kegiatan belajar mengajar pasti ditenrnkan anak didik yang malas berpartisipasi dalam belajar. Sementara siswa yang lain aktif berpartisipasi dalam kegiatan, seorang atau dua orang siswa duduk dengan santainya di kursi mereka dengan alam pemikiran yang jauh entah kemana. Sedikit pun tidak tergerak hatinya 23
Drs. Syaiful Bahri Djarnarah. Psiko/ogi Be/ajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), h.
18
untuk mengikuti pelajaran dengan cara mendengarkan pe:njelasan guru dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Syaiful Bahri Djamarah mengemukakan fungsi motivasi sebagai berikut: I) Motivasi sebagai pendorong perbuatan Pada mulanya anak didik tidak ada hasrat untuk belajar, tctapi karena ada sesuatu yang dicari muncullah minatnya untuk belajar. Sesuatu yang akan dicari itu dalam rangka untuk memuaskan rasa ingin tahunya dari sesuatu yang akan dipelajaii. Sesuatu yang belum diketahui itu akhimya mendoiong siswa untuk balajar dalam rangka mencari tahu. Sis.wa pun mengambil sikap seiring dengan minat terhadap suatu objek. Di sini, siswa mempunyai keyakinan dan pendirian apa yang seharusnya dilakukan untuk mencari tahu tentag sesuatu. Sikap itulah yang mendasari dan mendorong ke arah sejumlah perbuatan dalam belajar. Jadi, motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini memengaruhi sikap apa yang seharusnya siswa ambit dalam rangka belajar 2) Motivasi sebagai penggerak perbuatan Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap siswa itu merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik. Di sini siswa sudah mclakukan aktivitas belajar dengan segenap jiwa dan raga. Akal pikiran berproses dengan sikap raga yang cenderung tunduk dengan kehendak perbuatan belajar. Sikap berada dalam kepastian perbuatan dan aka! pikiran mencoba membedah nilai yang terpatri dalam wacana, prinsip, dalil dan hukum, sehingga mengerti betul isi yang dikandungnnya. 3) Motivasi sebagai pengai·ah perbuatan Siswa yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang hams dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan. Seorang siswa yang ingin mendapatkan sesuatu dari suatu mata pelajaran tertentu, tidak mungkin dipaksakan untuk mempelajari mata pelajaran yang lain. Pasti siswa akan mempelajari mata pelajaran di mana tersimpan sesuatu yang akan dicari
19
dicapainya. Tujuan belajar itulah sebagai pengarah yang memberikan motivasi kepada siswa dalam belajar. 25 Sardinian menyatakan ada tiga fungsi motivasi yaitu: I) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. · Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dike1jakan. 2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. 3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.26 Aspek motivasi dalam keseluruhan proses belajar mengajar sangat penting, karena motivasi dapat mendorong siswa untuk melakuk:m aktivitas-aktivitas tertentu yang berhubungan dengan kegiatan belajar. Motivasi yang dapat memberikan semangat pada siswa dalarn kegiatan belajamya dan memberi petunjuk atau perbuatan yang dilakukannya. Berdasarkan uraian diatas maka harus dilakukan suatu usaha agar siswa memiliki motivasi
bel~jar
sehingga siswa yang bersangkutan dapat mencapai hasil
belajar yang optimal.
c. Macam-macam Motivasi Dalam membicarakan macam-macam motivasi, hanya dibahas dari dua sudnt pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi seseorang yang disebut "motivasi
intrinsik" dan motivasi yang berasa! dari luar diri
sescorang yang di sebui "motivasi ekstrinsik". 1) Motivasi intrinsik
Yang
dimak~ud
dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi
aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena da!am diri sctiap
•
n
''--'~-:
t.
l"l'l 1'1A
20
indiviclu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai conioh seorang yang senang membaca, tidak perlu ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk di bacanya. Jika dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukan (misalnya kegiatan belajar), maka yang dimaksud motivasi intristik ini adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri. Sebagai contoh konkrit, seorang siswa belajar, karena betul-betul ingin mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah tingkah lakunya secara kor.struktif, bukan karena keinginan yang lain seperti ingin mendapat pujian, nilai yang tinggi, atau hadian dan sebagainya. Sedangkan Sardinian A. M mengatakan: Bahwa siapa siswa yang memiliki motivasi dengan sendirinya dia akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu. Satu-satunya jalan menuju ke tujuan yang ingin dicapai ialah belajar, tanpa belajar tidak mungkin mendapat pengetahuan, tidak mungkin menjadi ahli. Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan, kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik clan berpengetahuan. Jadi motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar symbol dan seremonial. 27 2) Motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang aktif clan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak diclik menempatkan tujuan belajamya di luar faktorfaktor situasi belajar. siswa belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajarinya. Sememara mcnurut kutipan Ivor K. Davies dari Maslow, bahwa motivasi ekstrinsik mengacu kepada faktor-faktor dari luar, dan ditetapkan pada tugas siswa oleh
guru atau orang lain. Motivasi ekstrinsik bisa berupa penghargaan. pujian, lmkuman, atau celaan. 28
'--
OC\ f'lf\
21
Jelaslah bahwa motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan dan tidak baik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar siswa termotivasi untuk belajar. Guru yang berhasil mengajar adalah guru yang pandai membangkitkan minat siswa dalam belajar, dengan
m~manfaatkan
motivasi
ekstrinsik dalam berbagai bentuknya. Dalam kegiatan bclajar-mengajar motivasi intristik dan ekstiusik bukan sesuatu yang terpilah namun dalam prakteklah kedua motivasi tersebut saling berkaitan. d. Teori Motivasi Sehubungan dengan uraian tersebut di atas, maka di
bawah ini akan
dijelaskan beberapa teori dalam motivasi yaitu: I) Teori Hedonisme Hedone adalah bahasa Yunani yang berarti kesukaan, kesenangan, atau kenikmatan. Menurut pandangan hedonisme, manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang mementingkan kehidupan yang penuh kesenangan dan kenikmatan. Oleh karena .itu, setiap menghadapi persoalan yang perlu pemecahan, manusia cenderung memilih alternative pemecahan yang dapat mendatangkan kesena.rigan dari pada yang mengakibatkan kesukaran, kesulitan, penderitaan, dan sebagainya. 2) Teori Naluri Manusia pada dasamya memiliki tiga dorongan nafsu po>:ok yang dalam bal ini disebut juga naluri yaitu: pertama, dorongan nafsu (naluri) mempertahankan diii. Kedua, dorongan nafsu (naluri) mengembangkan diti. Ketiga, dorongan nafsu (naluri) mengembangkan atau mempertahankan jenis. Dengan demikian ketiga naluri pokok itu, maka kebiasaan-kebiasaan ataupun tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia yang diperbuamya sehari-hari mendapat domgan oleh ketiga naluri ten;ebul 3) Temi Reaksi yang Dipelajari Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau prilaku manusia tidak berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku yang
22
dipelajari dari kebudayaan di tempat orang itu hid up. Orang paling banyak belajar dari lingkungan kebudayaan di tempat ia hidup dan dibesarkan. Oleh karena itu, teori ini disebut juga teori lingkungan kebudayaan. Menurut teori ini, apabila seorang pemimpin ataupun seorang pendidik akan memotivasi anak buah atau siswanya, pemimpin ataupun pendidik itu hendaknya mengetahui benar-benar latar belakang kehidupan dan kebudayaan orang-orang yang dipimpinnya. 4) Teori Kebutuhan Teori motivasi yang sekarang banyak dianut adalah teori kebutuhan. Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakikatnya adalah memenuhi kebuthannya, baik kebutuhan fisik mauun psikis. Oleh karena itu, menurut teori ini, apabila seorang
pemimpin
ataupun pendidik bermaksud memberikan motivasi kepada seseorang, ia harus berusaha mengetahui terlebih dahulu apa kebut11an-kebutuhan orang yang akan dimotivasinya. 29 Banyak ahli psikologi yang telah berjasa merumuskan kebutuhankebutuhan manusia ditinjau dari sudut psikologi. Berikut i ni dibicarakan salah satu teori kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow yaitu lima tingkatan kebutuhan pokok manusia sebagai berikut: I) Kebutuhan fisilogis; kebutuhan ini mempakan kebutuhan dasar, yang bersifat primer dan vital, yang menyangkut fungsi-fungsi biologis dasar dari organisme manusia seperti kebutuhan akan pangan, s~ndang dan papan, kesehatan fisik, kebutuhan seks dan sebagainya. 2) Kebutuhan rasa aman dan perlmdungan (safety and security) seperti terjaminnya kearnanan, terlindung dari bahaya. 3) Kebutuhan social (social needs) yang meliputi antara lain kebutuhan akan dicintai, diperhitngkan sebagai pribadi, diakui sebagai anggota kelompok, rasa setia kawan dan kerjasama. 4) Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs) termasuk kebutuhan dihargai karena prestasi, kemampuan, kedudukan atau status, pangkat dan sebagainya. 5) Kebutuhan akan aktualisasi din (self actualization) seperti kebutuhan mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki, pengembangan d!ri secara maksimum, kreatifitas dan ekspresi diri.3°
23
e. Cara Guru Memotivasi Belajar Sisvva Mengingat demikian pentingnya peranan motivasi bagi siswa dalam belajar, maka guru diharapkan dapat membangkitkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa-siswinya. Agar siswa dapat mencapai basil be:lajar yang optimal, maka siswa harus memiliki motivasi belajar yang tinggi. Namun pada kenyataannya tidak semua siswa memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar. Untuk membantu siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah perlu dilakukan suatu upaya dari
guru agar siswa yang bersangkutan dapat
meningkatkan motivasi belajarnya. Dalam usaha ini banyak cara dapat dilakukan. Sehubungan dengan pemeliharaan dan peningkatan motivasi siswa, menurut kutipan Slameto dari DeCecco & Grow Ford mengajukan 4 fungsi pengajar:
1) Menggairahkan siswa Dalam kegiatan rutin di kelas sehari-hari pengajar berusaha menghindari hal-hal yang monoton dan membosankan. Guru selalu memberikan siswa cukup banyak hal-hal yang perlu dipikirkan dan dilakukan. Guru harus memelihara minat siswa dalam belajar, yaitu dengan membe1ikan kebebasan tertentu untuk berpindah dari satu aspek kelain aspek pelaj aran dalam situasi belajar. "Discovery Leaming" dan metode sumbang saran (brain storming) membe1ikan kebebasan semacam ini. Untuk dapat meningkatkan kegairahan siswa, guru harus mempunyai pengetalman yang cukup mengenai disposisi awal siswa-siswinya: 2) Memberikan harapan realigtis Guru memelihara harapan-harapan siswa yang realistis. Untuk itu guru perlu memiliki pengetahuan yang cukup mengenai keberhasilan atau kegagalan akadademis siswa pada masa lalu, dengan demikian pengajar dapat membedakan antara harapan-harapan yang realistis, pesimistis. atau terlalu optimis. Bila siswa banyak mengalan1i kegagalan, maka guru harus memberikan sebanyak mungkin keberhasilan pada siswa. 3) Memberikan insentif Bila siswa mengalami keberhasilan, pengajar diharapkan memberikan hadiah pada siswa ( dapat berupa pujian, angka yang baik, dan lain sebagainya) atas keberhasilannya, sehingga siswa terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Sehubungan dengan hal ini umpan balik merupakan ha! yang sangat berguna untuk meningkatkan us aha siswa.31 4) Mengarahkan Pengajar harus mengarahkan tingkah laku siswa, dengan memberikan 11 ..,,
-~-
"-'-'-·· -1--·
c_,,,_u
1',,.1,,,... .. ,,,.,..,,.,
.,,.,.,,n !uf~~mnoncrnruliinvn
(Jnkarta: PT.
24
teguran, nasehat. dan bimbingan serta guru melakukan pendekatan secara individual atau kelompok. Salah satu ciri guru yang mampu memberikan motivasi adalah antusiasisme, berarti guru peduli terhadap apa "yang mereka ajarkan dan mengkomunikasikan kepada murid-muridnya, bahwa apa yang mereka ajarkan adalah penting. Dan sikap semangat ini terpancar dalam sikap guru terhadap siswanya32
3. Pendidikan Agama Islam a. Pengertian Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahaini, dan mengamalkan ajaran agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 33 Menurut Zakiah Daradjat yapg dikutip oleh Mulyasa mengatakan pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran agama Islam secara menyeluruh, lalu menghayati tujuan yang pada akhimya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. 34 Menurut Tayar Yusuf yang juga dikutip oleh Mulyasa mengartikan bahwa pendidikan agama Islam adalah sebagai usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia bertakwa kepada Allah Swt.
35
Pendidikan agama Islam juga diartikan sebagai suatu usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai
pendidikannya
dapat
memahami dan mengamalkan ajaran agama Jslarn serta menjadikannya sebagai pandangan hidup. 36
32
S!ameto, Be/ajar dan Faktor-faktor yang... , h. 181 Dr. El Mulyasa, M.Pd. Pendidikan Berbasis Kompetensi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004),h.132 34 Dr. El Mulyasa, M.Pd. Pendidikan Berbasis .... h. 130 33
~~
.
.
L
1 'H\
25
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam Pendidikan
agama
Islam
bertujuan
untuk
meningkatkan keimanan,
pemahaman, penghayatan, dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah serta berakhlak mulia dalam
kehidupan
SWT
pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan
bemegara31 Tujuan pendidikan agama Islam menurut Irfan adalah pembentukan kepribadian muslim, yaitu suatu kepribadian yang seluruh aspeknya dijiwai oleh ajaran Islam. 38 Berdasarkan Kurikulum PAI 2002, yang dikutip oleh Mulyas::t bahwa pendidikan agama Islam di sekolah atau madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, serta pengalaman siswa tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam ha! keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bemegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.39 Pengertian pendidikan agama Islam menurut Ahmad D. Marimba adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. 40 Menurut
Mustafa
Al-Ghulayani
bahwa
pendidikan
Islam
adalah
menanamkan akhlaq yang mulia didalam jiwa anak dalam masa pertumbuhannya dan menyiraminya dengan air petunjuk dan nasehat, sehingga akhlaq itu menjadi salah satu kemampuan jiwanya kemudian buahnya terwujud keutamaan, kebaikan dan cinta bekerja untuk kemanfaatan tanah air. 41 Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan terancang yang diarahkan kepada suatu pembentukkan kepribadian siswa yang sesuai dengan ajaran Islam
17
78
Muhamin, paradigama pendidikan Islam ( Bandung: PT. Remaja Rosda karya, 2004) h.
18
Ors. lrfan Abd. Ghafar DM, Pd.Ors. Muhamad Jamil B, M.Pd, ReFormulasi Rancangan pembelajaran pendidikan Agama Islam (Jakarta: Nur-lnsani, 2003) h. 73 "Dr. E. Mulyasa, M.Pd. pendidikan berbasis ... ,h. 135 '"
-
,.....,,
n .. -~-1. .. 0-~:-
1n,)"1 f"',,,t v,,._1 h u
26
supaya kelak menjadi anak yang cakap dan terampil dalam menyelesaikan tugas hidupnya dengan baik dan benar sesuai yang diridhai Allah SWT. Sehingga tercapai kebahagiaan dunia akhirat.sebagai mana dalam finnan Allah SWT. Dalam surat Al-Baqarah ayat 151 yaitu:
Artinya:
Sebagaimana komi te/ah menyempurnakan nikmat kami kepadamu kami telah mengutus kepadamu rasul diantara kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu a/-kitab dan a/-hikmah. Ser/a mengajarkan kepada kamu apa yang be/um kamu ketahui. c. Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Islam merupakan agama universal yang diwahyukan Allah kepada nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada manusia sebagai jalan keselamatan dan nmengatur seluruh aspek kehidupannya menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan diperlukan adanya suatu usaha merupakan kewajiban bagi manusia dan untuk melaksanakannya berpedoman pada tata aturan yang telah ditentukan Allah, karena dalam melakukan suatu perubahan kearah yang lebin baik manusia sendiri yang melakukannya. Sebagaimana firman Allah SWT, dalam surat Ar-Rad ayatl I: J
t.
..... ).,. ... ,.
.~....
,,
. . ,..,. . . )':J,,.,..-::;,.•
1Qd}.................. ~ L,..' L. \lft'L:i . ;,.;- ,,. <JLJ L. ft"-:! \-! .... ..,.. .. \...> -;.... .,,-,.,
':>
~..
• •
•
..
?
..
~.T--;•
•
~
.w I --.:.....JI.f ............... .
Artinya:
Bagi manusia ada malaikat-ma/aikat yang selalu mengikutinya bergiliran, dimuka dan dibelakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Karena perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat cepat dan perubahan
.
,_
---·---'----
27
baru dalam rangka menciptakan sistem dan metode pendidikan yang baik dan efektif sesuai dengan tuntutan zaman. Hal tersebut memang merupakan tuntutan mutlak dalam menciptakan pemikiran-pemikiran dalam perubahan. Perubahan baru dalam dunia pendidikan Islam. Namun hendaklah tidak melepaskan dan tetap berpegang pada landasan dan dasar ideologynya, yaitu Al-Quran dan Hadist sebagai pokok dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
d. Tujuan Akhir Pendidikan Agama Islam Tujuan akhir adalah tujuan yang hendak dicapai oleh pendidik terhadap siswa melalui seluruh proses pendidikan. Tujuan akhir tersebutjuga dengan tujuan tertinggi kerena ia memiliki nilai tertinggi dan gradasi nilai-nilai. Adapun tujuan akhir pendidikan agama Islam yaitu terwujudaya kepribadian muslim. Sedangkan kepribadian muslim disini adalah kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya merealisasikan atau mencerminkan ajaran Islam. Ibnu Khaldun merumuskan bahwa tujuan pendidikan Islam terbagi atas dua macan1, yaitu:
1. Tujuan yang berorientasi ukhrawi, yaitu: mendorong seorang hamba agar melakukan kewajiban kepada Allah. 2. Tujuan yang berorientasi duniawi, yaitu: membentuk manusia yang mampu menghadapi segala bentuk kehidupan ya:ng lebih layak dan bermaniaat bagi orang lain. Secara umum, tujuan pendidikan agama Islam adalah untuk menciptakan manusia yang berakhlaq Islami, beriman, bertaqwa dan meyakini itu sebagai kebenaran tersebut melalui akal dan rasa, didalam seluruh perbuatan dan tingkah lakunya. 42 Ringkasnya bahwa tujuan pendidikan Islam ada!ah membina insani paripurna yang takarub kepada Allah, bahagia didunia dan akhirat.
e. Tujuan Kurikuler Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Tujuan kurikuler bidang studi peedidikan agama Islam dimadrasah adalah sebagai berikut: •· /•/_ - · ·
I
1-1-~ ...._~·
Q,.1,-,.-. h:nt,,.nn
I 007\
28
a. Tujuan kurikuler bidang studi Al-Quran Hadist Mata Pelajaran Al-Quran Dan Hadist Bertujuan Agar Siswa Bergairah Untuk Membaca Al-Quran dan Hadist dengan baik dan benar serta mempelajarinya, memahami, meyakini kebenarannya,, dan mengamalkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya sebagai petunjuk dan landasan dalam kehidupan sehari-hari. b. Tujuan kurikuler bidang studi Aqidah Akhlaq. Mata pelajaran aqidah akhlaq bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan siswa yang diwujudkan dalam akhlaqnya yang terpuji, melalui pemberian dan pemupukkan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman siswa tentang akidah dan akhlaq Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terns berkem bang dan meningkat kwalitas keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT. Serta berakhlaq mulia dan kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan jenjang pendidikan yag lebih tinggi. c. Tujuan kuriku!er bidang studi Fiqih Fiqih dimadrasah bertujuan untuk membekali siswa agar dapat: I) mengetahui dan mernahami pokok-pokok hukum Islam serta terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli. Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan rnenjadi pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan social. 2) melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar. Pengalarnan tersebut diharapkan dapat menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggm:g jawab social yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sosialnya. d. Tujuan kurikulum bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam. Adapun tujuan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dimadrasah adalah sebagai berikut: I) Memberikan
pengetahuan
tentang
kebudayaan Islam kepada para siswa.
sejarah
agama
Islam
dan
29
3) Menanamkan
penghayatan
dan
kemauan
yang
kuat
untuk
mengamalkan nilai-nilai Islam berdasarkan cermatan atas fakta sejarah yang ada. 4) Membekali siswa untuk membentuk kepribadiannya melalui imitasi terhadap tokoh-tokoh teladan sehingga terbentuk kepribadian yang luhur.
B. Kerangka Pemikiran Guru yang selalu dapat melaksanakan tata tertib dengan baik akan memberikan contoh yang baik pula kepada siswanya, sehingga siswa dapat menilai antara guru yang disiplin dengan guru yang tidak disiplin. K.edisiplinan guru ini, sedikit banyak akan mempengaruhi siswa tentang kinerja guru tersebut. Dengan disiplin ini pula akan menimbulkan satu dorongan tersendiri dalam diri siswa untuk melakukan ha! yang serupa seperti yang dilakukan oleh gurunya. Bila antara guru dan siswa telah tercipta sikap disiplin yang baik, maka dapat dipastikan bahwa proses pembelajaran yang sadang bertangsung akan berjalan dangan baik pula, sehingga dapat mewujudkan tujuan pembelajaran yang lelah dicita-citakan bersama. Motivasi merupakan salah satu ha! yang penting untuk dtturnbuhkan dan dikembangkan ke dalam diri siswa, khususnya dalarn proses pembelajaran. Motivasi ini erat kaiiannya dengan pencapaian suatu tujuan. Begitu pula dalam proses pembelajaran. Seorang siswa diharapkan memiliki motivasi belajar yang tinggi guna mencapai tujuan pembelajaran yang t.elah ditei:apb11 oleh lembaga pendidikan. Karena hasil belajar akan menjadi optimal, bila ada motivasi dalarn belajar. Makin tepat motivasi yang diberikan maka akan semakin baik pula pencapaian hasil belajar. Dengan adanya motivasi belajar
30
menjadi mediator pembelajaran, seorang guru juga bertugas sebagai motivator siswa dalam proses pembelajaran. Salah satu cara guru dalam memotivasi siswasiswanya, dapat dengan cars menanamkan kedisiplinan, baik itu dalam dirinya sendiri ataupun ke dalam diri siswa-siswanya.
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan telaah dan teori yang tertulis diatas dari kerangka pemikiran penulis, maka penulis menduga bahwa: Ho: Tidak ada hubungan antara kedisiplinan guru pendidikan agama Islam dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikani agama Islam. Hi: Ada hubungan antara kedisiplinan guru pendidikan agama Islam dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam.
~-;-··.·:-· '~''j~;~U.--'~AM.1:1
L= .
t,\'
.Ji\IV\RTA .
-··--.·----... --·------·-- -· ___ ,
I
________
BAB HI METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah .Al-Falah di JI. K.H. Thohir Rt.003/07 No. 43, Sukabumi Selatan Keb. Jeruk Jakarta Baral. Adapun waktu di laksanakannya mulai dari tanggal 29 Apri I sampai dengan 3 September 2007.
B. Populasi dan Sampel Populasi adalah seluruh siswa kelas XI yang be1jumlah 114 orang, maka responden yang di ambil dalam penelitian ini sebanyak 25% atau sekitar 30 '.lrang. Hal ini be.rdasarkan dengan apa yang telah di ungkapkan oleh Suharsimi Arikunto, sebagai berikut: "Apabila subjeknya kurang dari I 00, lebih baik di ambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika subjeknya besar dapat di ambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. 1
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian variabel menurut Y.W. Best yang disunting olch Sanpiah
32
Faisal, yaitu kondisi-kondisi yang oleh peneliti dimanipulasikan, di kontrol atau di observasikan dalam suatu penelitian. 2 Adapun variabel dalam penelitian ini terdi1i dari 2 variabel, yang pertama variabel bebas (X) yaitu disiplin guru Pendidikan Agarna Islam, yang kedua adalah variabel (Y) yaitu motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agarna Islam. Sedangkan indikator-indikator dari variabel tersebut adalah: Tabel I Indikator Variabel Variable X Disiplin Guru PAI
Dirnensi
lndikator
1. Disiplin waktu
a. Masuk kelas tepat waktu b. Keluar
kelas
ketika
be!
berbunyi 2. disiplin kehadiran
a. Hadir setiap jam pelajaran b. Mengabsen terlebih dahulu sebelum memulai pelajaran c. Menghadiri setiap acara di sekolah
3. Mematuhi tertib di sekolah
tat a a. Mengucap saiarn sebelum masuk b. Berpakaian rapi c. Mernatuhi tata tertib sekolah
4. Pen era pan
a. Memberikan hukuman kepada siswa yang ngobrol di kelas b. Memberikan hukuman kepada siswa yang telat masuk sekolah
33
Variable X Motivasi
belajar
Dimensi lntrinsik
fodikator a. Memperhatikan pelajaran b. Berperan aktif
siswa
c. Memiliki minat Ekstrinsik
a. Mematuhii guru b. Disiplin waktu c. Meneladani guru
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan d.an pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. 3 2. Wawancara Wawancara yaitu cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang tel ah di tentukan. 4
3. Angket Angket adalah sejumlah pe1ianyaan-pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh inf0tmasi dari responden. Dengan angket ini akan digali data-data yang jelas tentang hubungan antara kedisiplinan guru Pendidikan Agama Islan1. dan motivasi siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. 5
E. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data. Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap, tahap selanjutnya adalah tahap analisa, yaitu:
3
Anas Sudijono, Pengantar Eva/uasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h.76
'
.
34
I. Editing, yang pertama kali dilakukan adalah melakukan edit atau memilih data, sehingga hanya data yang tercapai saja yang tersisi. Langkah editing ini bertujuan untuk merapihkan data agar rapi, bersih, dan mengadakan pengelolahan lebih lanjut. 2. Skoring, setelah melalui tahap editing maka langkah selanjutnya dengan hasil skor yang telah ada. Skoring
merupakan
tahap
pemberian skor i:erhadap
butir-butir
pertanyaan yang terdapat dalam angket, dan setiap pertanyaan dalam angket terdapat empat butir jawaban yang harus dipilih responden untuk menentukan seorang pada masing-masing pertanyaan yang diberi nilai seperti di bawah ini:
Tabel 2 Skor Nilai Angket Untuk Jawaban
Skor
a. Selaiu
4
b. Saling
3
c. Kadang-kadang
2
d. Tidak pernah
1
3. Tabulating, usaha penyajian data, ten1tama pengolahan data yang akan menjurusku analisis yang kuantitatif, biasanya menggunakan tabel. Tabulating adalah perhitungan dengan hasil skor yang telah ada. Data yang diperoleh dari penyebaran angket kepada siswa diolah dengan cara statistik melalui label Distribusi Frekuensi Re!atif, atau dinamakan tabel prosentase. Dinarnakan frekuensi relatif karena frekuensi yang disajikan di sini bukanlah frekuensi yang disajikan disini bukanlah frekuensi yang sebenarnya, melainkan frekuensi yang dituangkan dalam bentuk angka persenan. Rumus dari tabel distribusi frekuensi relatif adalah:
6
35
p=
f
n
x 100%
Keterangan P = Prosentase untuk setiap kategori jawaban F = Frekuensi jawaban responden N =Number of cases. Dalam teknis pelaksanaan atau analisisnya yaitu dengan memeriksa jawaban-jawaban responden atau siswa, lalu dijumlah sehingga menghasilkan skcr total. Lalu di klasifikasikan dan ditabu!asikan (dibuat tabel), data yang didapat dari setiap item pertanyaan akan dibuat satu tabel masing-masing. Kemudian dari data hasil prosentase tersebut dianalisa dengan menggunakan rum us korelasi product moment. 7 NLxy-(D:)(Ly)
r
-==================
xy = ~[NLx2 -(D:)2][N2:Ji'-(Ly)2)
Keterangan = rxy
=
angka indeks korelasi
N
= number of cases
LXY
= jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y
LX
= umlab skor x
L
=j umlah skor y Setelah skor nilai r"Y diketahui, maka penulis memberikan interpretasi
terhadap angka indek korelasi "r" product dengan 2 cara yaitu:
1. Interpretasi secara sederhana atau secara kasar yaitu dengan mencocokkan hasil perhitungan dengan bawah ini:
a~gka
indeks korelasi produck moment seperti di
36
Tabel 3
Nilai" r "Product Moment Besarnya "r" product moment 0,00
Interpretasi Tidak ada
0,00 < KK :S 0,20
sangat rendah atau lemah sekali
0,2 0 < KK :s_0,40
Rendah atau lemah sekali
0,40 < KK :S 0,70
Cukup berarti sedang
0,70 < KK:S 0,90
Tinggi atau kuat
0,90 < KK:s_!,00
Sangat tinggi atau kuat sekali
KK = 1,00
Sangat sempurna
Keterangan = KK = Koefisien Korelasi 2. Interpretasi dengan menggunakan tabel nilai "r" product momen, yaitu dengan terlebih dahulu merumuskan hipotesa kerja atau alternatif (Ha) hipotesa nihil (Ho) kemudian mencari derajat bebasnya (df atau db) dengan menggunakan rumus : df = N - nr hasilnya di konsultasikan pada tabel "r" produck moment dari person untuk df taraf signifikan 1% dan 5%. Selanjutnya untuk mengetahui clan mencari dengan rumus sebagai berikut: 8 KD=r2 x 100% Keterangan: KD = Koefisien determination (kontribusi variabel x terhadap variabel y) r 2 = koefisien korelasi antara ·,iariabel x dan variabel y
BAB IV Gambaran Umum Madrasah Aliyah Al-Falah Jakarta
dm~
Hasil Penelitian
A. Gambaran Umum Madrasah Aliyah Al-Falah I. Sejarah Singkat Berdirinya Berdasarkan hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah !bu Dra. Ida Idris pada tangga! 4 Juni 2008. "Yayasan Tarbiyah lslamiyah Al-Falah yang beralamat di Jalan K.H Thohir RT. 003/07 No. 43 Sukabumi Selatan Kebun jeruk Jakarta Barat didirikan pada tahun 1973 oleh K.H. Rahmatullah Shiddiq, beliau mempakan ulama yang paling disegani pada waktu itu. Tujuan didirikannya adalah untuk menyebarkan dakwah Islam dengan pendidikan berdakwah untuk membentuk dan membangun masyarakat yang lsiami. Pada saat ini Yayasan Tarbiyah Islamiyah Al-Falah mempunyai 5 gedung sekolah, mempunyai (!) lantai dan ada juga yang (2) lantai. Yayasan Tarbiyah Islamiyah Al-Falah resmi menjadi yayasan pendidikan berdasarkan akta notaris R. Soerojowongso Widjojo No. 18 pada tanggal 16 Agustus 1968. Pendidikan yang diselenggarakan di Yayasan Tarbiyah Islamiyah A.I-Falah mulai dari SDI (Sekolah Dasar Islam), Mts (Madrasah Tsanawiyah), MA (Madrasah Aliyah)." 1
''
• > •
I•
I
I
I
ti
r
l_f_
38
2. Visi dan Misi Sekolah
a. Visi Menjadikan Madrasah Aliyah Al-Falah sebagai Madrasah Kebanggaan Masyarakat Islam Jakarta dan sekitarnya yang dik<:mbangkan dengan memasukkan ruhul Islam dalam setiap aktivitasnya yang bermuara pada pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas, berakhlaq mulia, beriman, bertaqwa, cerdas dan jujur. b. Misi
l. Mendidik siswa dengan berbekal Iman dan Taqwa guna mewujudkan Izzul Islam wal muslimin. 2. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan. 3. Meningkatkan
pengetahuan
dan
kemampuan
siswa
untuk
mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan, teknologi dan kesenian yang dijiwai ajaran Islam. 4. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengeratkan hubungan tirnbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitarnya, yang dijiwai ajaran Islam. 2 Jadi visi dari madrasah tersebut adalah mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas, berakhlak mulia, beriman, bertaqwa, memberikan bekal ilmu
untuk
melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi
meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan siswa dalam bidang pendidikan teknologi kesenian dan mengeratkan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitarnya.
39
3. Letak Geografis MA Al-Falah terletak di Jalan K.H Thohir RT. 003/07 No. 43, Sukabumi Selatan Kebun Jeruk Jakarta Barat. Secara geografis MA Al-Falah berada di daratan tinggi sehingga kemungkinan kecil terjadi banjir yang menghambat kelancaran proses belajar mengajar. Akan tetapi jarak dari jalan raya agak jauh. MA Al-Falah berada di bawah naungan Yayasan Tarbiyah Islamiyah AlFalah yang mempunyai 3 lembaga Pendidikan, yaitu Sekolah Dasar Islam AlFalah l (Pagi dan petang), Sekolah Dasar Islam Al-Falah Ill dan Sekolah Dasar Islam Ai-Falah IV (pagi harinya digunakan untuk Madrasah Tsanawiyah. AlFalah), Sekolah Dasar Islam
Al-Falah II (siang
hariny~
digunakan untuk
Madrasah Tsanawiyah. Al-Falah) qan Madrasah Aliyah Al-Falah.
4. Keadaan Guru, Siswa dan Karyawan Keadaan guru di Madrasah Aliyah Al-Falah Jakarta S•~cara kualitas cukup memadai, karena sebagian besar guru yang rnengajar merupakan lulusan sarjana strata (S 1) dan bahkan ada yang (S2). Adapun jumlah tenaga pengajar sebanyak 25 orang, yang terdiri dari guru tetap dan guru bantu. Sedangkan jumlah karyawan sebanyak 3 orang yang terdiri dari tenaga administrasi, petugas kebersihan dan satpam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 4 Status Kepegawaian ljazah tertinggi Jumlah Guru Tetap
Jumlah Guru Tidak tetap
S3 / S2
1
0
SI
16
3
03
5
0
D2/Dl/SLTA
3
0
Jumlah
25
3
Sumber Data : Madrasah Aliyah Al-Falah
40
Adapun keadaan guru menurut latar belakang pendidikan adalah sebagai berikut: Tabet 5 No
Nama
Pendidikan
Jabatan
1
Bahroin, SpdI
SI
Kepala Sekolah
S2
Bendahara
Drs. H. Ahmad Hanif 2
Bidang Studi Sosiologi, Antropologi, SKI Tata Negara, Bahasa Arab, Ushul Fiqh
3
Ahmad Wasi, S.Ag
SI
Tata Usaha
4
Drs. H. Abd. Rozak
S2
Guru
5
Drs. H. Marzuki
S2
Guru
6
Ismail, M.Ag
Sl
Guru
& B.Arab Nahwu Qur' an Hadits
7
Suhadi H.M
Sl
Guru
Olahraga
8
Fauzah, S.PsI
SI
Bimbingan Penyuluhan
9
H. Chozin Mas'ud, BA
SI
Guru
10
Drs. Nasruchan
S2
Guru
11
Dra. Ida Idris
S2
Wakil Kepala Sekolah
12
Drs. Tri Heru Sedono
S2
Guru
Balaghah dan Nahwu Sejarah & Geografi Kimi a
13
Dra. Zaenah
S2
Guru
B. Inggris
14
Drs. H. Sofyan Saori
S2
Guru
15
Drs. Luthfi Hari Prastiono
S2
Guru
16
Udhy Baidhowy St
SI
Guru
I Matematika
17
Muhammad Yani
D3
Guru
Komputer
18
Hj. Dianfitra, Spd.
Sl
Guru
19
Syahrozah, A.MD
SI
Guru
20
Dra. Narwiyah
SI
Guru
,
"
B. Indonesia
"
Fiqih
B. Inggris, Ppkn dan kesenian flisika
Biologi, Kimi a Biologi
1
Ekonomi dan Akuntansi- - - - - - -
41
Fisika
21
Ir. H. Zulkifli
S3
Guru
22
H. Bahruddin, S.Ag
SI
Guru
23
Nusyuroh, SE
SJ
Guru
24
Dra. Ikka Rahmawati
S2
Guru
Tafsir dan Akidah Akhlak Ekonomi dan Akuntansi B. Indonesia
25
Lenni, ST
SI
Guru
Matematika
Sumber Data: Madrasah Aliyah Al-Falah Sedangkan jumlah siswa dan siswinya sebanyak 462 orang kelas X 198 orang, kelas XI 114 orang dan kelas XII 150 orang. Untuk lebih jeJasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
. Tabel 6 Jumlah Siswa Madrasah Al-Falah
No
Ke las
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
I
x
89
109
198
2
XI
50
64
114
3
XII
81
69
150
Sumber data : Madrasah Aliyah Al-Falah
5. Sarana dan Prasar'.lna Sarana dan prasarana di sekolah dapat mendukung kelancaran proses pendidikan, kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki akan mempengaruhi kemajuan dan mutu lulusan. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki Madrasah Aliyah Al-Falah secara terpeiinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini
42
Tabel 7 No
Jenis Ruangan
Jumlah
Kondisi
Luas (M 2) Baik
1
Gedung Sekolah
2 lantai
896
v
2
Laboratorium
1 buah
50
v
3
Ke las
6 buah
896
v
4
Perpustakaan
I buah
56
v
5
Serbaguna
1 buah
100
v
6
Olahraga
I buah
780
v
7
OSIS
1 buah
12
v
8
Sarana lbadah
1 buah
81
"-
Sumber Data: Madrasah Aliyah Al-Falah
Rusak
6. Struktur
Yayasan
Kepala Sekolah
I
I
Komite
I
-c:ata Usaha I Bendahara
Wakil Kepala Sekolah
i
Bid. Kur
r-
Bid. Kesiswaan
I
Bid. Sarana
f-
Bid. Humas I
Dewan Guru
I
Koord. BP
I Siswa I Peserta I
l
I
43
B. Deskripsi Data Hasil penelitian yang penulis peroleh dengan m<:nyebarkan angket kepada 30 siswa Madrasah Aliyah Al-Falah kemudian diolah dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1. Menghitung jumlah responden. 2. Memeriksa angket, sebelum dianalisa terlebih dahulu dan diinterpretasikan data yang terkumpul diperiksa dan dicek terlebih dahulu jawaban yang lengkap dan yang tidak lengkap dengan tujuan agar diperoleh data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan. 3. Mencari frekuensi dengan cara menjumlahkan jawaban. 4. menyelidiki ada tidaknya jawaban-jawaban yang tidak konstan. 5. Mentabulasikan jawaban dalam daftar tabulasi yang disiapkan. Data tersebut dapat dilihat pada table berikut. · Tabe! 8 Guru Pendidikan Agama Islam masuk kelas tepat waktu Frekuensi
Prosentase
a. Selalu
10
33%
b. Sering
19
64%
c. Kadang-kadang
1
3o/o
d. Tidak Pernah
-
0%
30
100%
Alternative Jawaban
Jumlah
I
Dari tabel di atas dilihat bahwa, \]3%) menjawab guru Pemlidikan Agama Islam selalu masuk. kelas tepat waktu, (64%) menjawab guru Pendidikan Agama Isli;m sering masuk kelas tepat waktu dan (3%) menjawab kadang-kadang masuk kelas tepat waktu, sedangkan tidak pernah tidak ada yang menjawab. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa guru Pendidikan Agama Islam mempunyai tingkat disiplin yang cukup tinggi.
44
Tabel 9 Guru Pendidikan Agama Islam memberikan hukuman kcpada sisiwa yang telat masuk sekolah Alternative Jawaban
Frckuensi
Proscntase
a. Selalu
8
26,7%
b. Sering
20
66,6%
c. Kadang-kadang
2
6,7%
d. Tidak Pernah
-
0%
30
lCI0,00%
Jumlah
Dari table di atas dilihat bahwa, (26,7%) menjawab guru Pendidikan Agama Islam selalu memberikan hukuman kepada siswa yang telat masuk sekolah, (66,6%) menjawab sering, (6,7%) menjawab kadang-kadang dan tidak ada yang menjawab tidak pemah. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa guru Pendidikan Agama Islam mampu memberikan hukuman kepada siawa yang telat masuk sekolah. Tabel 10 Guru Pendidikan Agama Islam mengucap salam sebelum masuk Freimensi
Prosentase
a. Selalu
15
50%
b. Sering
15
50%
c. Kadang-kadang
-
d. Tidak Pemah
-
Alternative Jawaban
Jumlah
I
30
0% 0% 100%
Dari tabel di atas dilihat bahwa, (50%) menjawab guru Pendidikan Agama Islam mengucap salam sebelum masuk,
(50%) menjawab sering,
tidak ada menjawab kadang-kadang sedangkan tidak pernah tidak ada yang meniawab.
45
Tabel 11 Guru Pendidikan Agama Islam hadir di setiap jam pelajaran Alternative Jawaban
Frekuensi
Prosentase
a. Selalu
14
47%
b. Sering
16
:53%
c. Kadang-kadang
-
0%
d. Tidak Pernah
-
0%
30
100%
Jumlah
Dari tabel di atas dilihat bahwa, (47%) menjawab guru Pendidikan Agama Islam selalu hadir di setiap jam pelajaran, (53%) menjawab sering, tidak ada yang menjawab kadang-kadang sedangkan tidak pernah ada yang jawab. Dengan demikian dapat disimpulkan guru agama Pendidikan Agama Islam mempunyai tingkat disiplin yang tinggi.
Tabel 12 Guru Pendidikan Agama Islam berpakaian rapih Frelrnensi
Prnsentase
a. Selalu
14
47%
b. Sering
15
50%
c. Kadang-kadang
I
3%
d. Tidak Pernah
-
0%
30
100%
Alternative Jawaban
Jum!ah
I
Dari tabel di atas dilil)at bahwa, (47%) menjawab guru Pendidikan Agama Islam berpakaian rapih, (50%) menjawab sering, (3%) menjawab kadang-kadang dan tidak ada yang menjawab tidak pernah. Dengan demikian dapat disimpulkan guru Pendidikan Agama Islam mampu berpakaian rapih.
46
Tabel 13 Guru Pendidikan Agama Islam memberikan hukuman kepada siswa yang ngobrol dikelas Alternative Jawaban
Frekuensi
Prosentase
a. Selalu
2
7%
b. Sering
23
76%
c. Kadang-kadang
5
17%
d. Tidak Pemah
-
0%
30
100%
Jumlah
Dari tabel di atas dilihat bahwa, (7%) menjawab guru Pendidikan Agama Islam selalu memberikan hukuman kepada siswa yang ngobrol dikelas, (76%) menjawab sering, (17%) menjawab kadang-kadang, sedangkan menjawab tidak pernah tidak ada. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa guru Pendidikan Agama Islam mampu memberikan hukuman kepada siswa yang ngobrol dikelas. Tabel 14 Guru Pendidikan Agama islam mematuhi tata tertib sekolah Alternative Jaw a ban
Frekuensi
a. Selalu b. Sering
12 '
16
Prosentase
I
40%
I
53%
c. Kadang-kadang
2
7%
d. Tidak Pernah
-
0%
Jumlah
30
100%
Dari tabel di atas dilihat bahwa, ( 40%) menjawab guru Pendidikan Agama Islam selalu mematuhi tata tertib sekolah, (53%) menjawab sering, (7%) merrjawab kadang-kadang dan tidak seorang pun yang menjawab tidak pernah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa guru Pendidikan Agama
47
Tabel 15 Guru Pendidikan Agama Islam mengabsen terlebih dahulu sebelum memulai pelajaran
Alternative Jawaban
Frekuensi
Prosentase
a. Selalu
11
37%
b. Sering
17
56%
c. Kadang-kadang
2
7%
d. Tidak Pernah
-
0%
30
100%
Jumlah
Dari tabel di atas dilihat bahwa, (37%) menjawab guru Pendidikan Agama Islam selalu mengabsen terlebih dahulu sebelum memulai pelajaran, (56%) menjawab sering, (7%) menjawab kadang-kadang, dan tidak seorang pun yang menjawab tidak pemah. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa guru Pendidikan Agama Islam mempunyai tingkat disiplin ang tinggi. Tabel 16 Guru Peudidikan Agama Islam keluar ketika bel berbunyi Alternative Jawaban
Frekuensi
Prosentase
a. Selalu
10
33,3%
b. Sering
20
66,7%
c. Kadang-kadang
-
0%
d. Tidak Pernah
-
0%
30
100%
Jumlah
Dari tabel di atas dilihat bahwa, (33,3%) menjawab guru Pendidikan Agama Islam selalu keluar ketika be! berbunyi, (66,7%) menjawab sering, tidak ada yang menjawab kadang-kadang dan tidak ada yang memilih pernah.
48
Dengan demikian, dapat dilihat bahwa guru Pendidikan Agama Islam mempunyai tingkat disiplin yarig tinggi. Tabel 17 Guru Pendidikan Agama Islam menghadiri setiap acara di sekolah Alternative Jawaban
Frekuensi
Prosentase
a. Selalu
4
13%
b. Sering
25
84%
c. Kadang-kadang
I
3%
d. Tidak Pemah
-
0%
30
100%
Jumlah
Dari tabel di atas dilihat bahwa, (13%) menjawab guru Pendidikan Agama Islam selalu menghadiri setiap acara di sekolah, (84%) menjawab sering dan (3%) menjawab kadang-kadang dan tidak pernah tidak ada yang menjawab. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa guru Pendidikan Agama Islam mempunyai tingkat disiplin yang cukup tinggi. Tabel 18 Anda belajar dengan kesadaran diri Frekuensi
Prosentase
a. Selalu
2
6,7%
b. Sering
12
40%
c. Ka
5
50%
d. Tidak Pemah
I
3,3%
30
100%
Alternative Jawaban
Jumlah
Dari tabe! di alas dilihat bahwa, (67%) menjawab selalu belajar dengan kesaran scndiri, (40%) menjawab sering dan (50%) manjawab kadangkadang, (3,3%) menjawab tidak pernah. Dengan demikian, dapat dilihat -
- 1. ___
..J~-~-~
A: .... :
,--!'
.FiU~~----·
.
·
49
... :;:,;Ahl UTAMA (1-1;
:,,.J J/\K/\RTA
'
Tabet 19 Anda bertanya kepada guru Pendidikan Agama Islam jika ada pelajaran Pendidikan Agama Islam yang tidak atau kurang anda mengerti Alternative Jawaban
Frekuensi
JProsentase
a. Selalu
I
3,33%
b. Sering
24
80%
c. Kadang-kadang
4
13,34%
d. Tidak Pernah
I
3,33%
30
100%
Jumlah
Dari tabel di atas dilihat bahwa, (3,33%) menjawab selalu bertanya j ika ada pelaj aran Pendidikan Agama Islam yang tidak dimengerti, (80%) menjawab sering dan (13,34%) manjawab kadang-kadang,, (3,33%) menjawab tidak pernah. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa minat siswa dalam mengikuti pelajaran agama Islam cukup. Tabel 20 Anda mengikuti dan berperan aktif dalam setiap diskusi: yang ditugaskan oleh guru Pendidikan Agama Islam Frekuensi
Prnsentase
a. Selalu
4
13,4%
b. Sering
26
86,6%
-
0%
-
0%
30
i00%
Alternative Jawaban
c. Kadang-kadang
I d.
Tidak Pemah Jumlah
Dari tabel di atas dilihat bahwa, (13,4%) menjawab selalu mengikuti clan berperan aktif dalam setiap diskusi, (86,6%) menjawab sering dan tidak ada yang menjawab kadang-kadang, tidak ada yang menjawab tidak pernah. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa siswa berperan aktif Ao!om mP~n;L ,,,;
,;;&11
v~nP
rlit11<Jaskan oleh guru Pendidikan Agama Islam.
50
Tabet 21 Anda mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan gum Pendidikan Agama Islam
Alternative Jawaban
Frekuensi
Prosentase
a. Selalu
13
43,3%
b. Sering
17
56,7%
c. Kadang-kadang
-
0%
d. Tidak Pernah
-
0%
30
100%
Jumlah
Dari
tabel di atas dilihat bahwa,
(43,3%) menjawab selalu
mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan guru Pendidikan Agama Islam, (56,7%) menjawab sering dan tidak ada yang menjawab kadang-kadang, tidak ada yang menjawab tidak pernah. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi siswa belajar Pendidikan Agama Islam tinggi.
Tabel 22 Anda memahami meteri pendidikan agama Islam yang disampaikan guru Pendidikan Agama Islam
I Alternative Jawaban
Frekuensi
Prosentase
a. Selalu
I
3,4%
b. Sering
25
83,3%
c. Kadang-kadang
4
13,3%
d. Tidak Pernah
-
Jumlah
30
I
0% 100%
Dari tabel di atas dilihat bahwa, (3,4%) menjawab selalu memahami materi pendidikan agama Islam yang disampaikan guru Pendidikan Agama
51
Islam, (83,3%) menjawab sering dan (13,3%) manjawab kadang-kadang, dan tidak seorang pun menjawab tidak pernah. Tabel 23 Anda mencatat materi pendidika11 Agama Islam yang disampaikan oleh guru Pendidikan Agama Islam
Alternative Jawaban
Frekuensi
Prosentase
a. Selalu
10
34%
b. Sering
20
66%
-
0%
30
100%
c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
I
Jumlah
0%
Dari tabel di atas dilihat bahwa, (34%) menjawab selalu mengerjakan mencatat materi pendidikan agama Islam yang disampaikan guru Pendidikan Agama Islam, (66%) menjawab sering dan tidak ada yang menjawab kadangkadang, tidak ada yang menjawab tidak pernah. Dengan demikian, mayoritas responden merasa tertarik mencatat materi pelajaran pendidikan agama islam yang disampaikan oleh guru Pendidikan Agama Islam.
Tabel 24 Anda membaca buku agama yang berkaitan dengan materi pelajaran, sehari sebelum pelajaran pendidikan agama Islam berllangsung
Alternative Jawaban
Frekuensi
Prosentase
a. Selalu
5
16,66%
b. Sering
22
73,3%
c. Kadang-kadang
3
10%
d. Tidak Pernah
-
0%
30
100%
Jumlah
52
Dari tabel di atas dilihat bahwa, (16,66%) menjawab selalu membaca buku pelajaran agama Islam sehari sebelum pelajaran berlangsung, (73,3%) menjawab sering dan (10%) manjawab kadang-kadang, dan yang menjawab tidak pernah tidak ada. Dengan demikian dapat simpulkan bahwa persiapan siswa untuk mengikuti pelajara adalah sedang. Tabel 25 Anda mengulangi materi pelajaran pendidikan agama Islam yang disampaikan di sekolah walaupun tidak ada ulangan Alternative Jawaban
Frekuensi
F'rosentase
a. Selalu
2
6,7%
b. Sering
12
40%
c. Kadang-kadang
16
53,3%
d. Tidak Pernah
-
0%
30
1100%
Jumlab
Dari tabel di atas di Ii hat bahwa, (6, 7%) menjawab selalu mengulang materi pelajaran agama yang disampaikan disekolah, (40%) menjawab sering, (53,3%) manjawab kadang-kadang, dan yang menjawab tidak pernah tidak ada. Dengan demikian dapat simpulkan bahwa siswa menyadari akan pentingnya pendidikan agama Islam. Tabel 26 Anda memperhatikan pelajaran agama Islam yang disampaikan oleh guru Pendidikan Agama Islam Alternative Jawaban
Frekuensi
Pirosentase
a. Selalu
12
40%
b. Sering
18
60%
c.. Kadang-kadang
-
0%
d. Tidak Pernah
-h
0% 1 Rl\0/_
53
Dari
tabel
di
atas
dilihat
bahwa,
(40%)
menjawab
selalu
memperhatikan pelajaran agama Islam yang disampaikan oleh guru Pendidikan Agama Islam, (60%) menjawab sering dan tidak ada yang menjawab kadang-kadang, tidak ada yang menjawab tidak pemah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa siswa mempunyai tingkat motivasi yang tinggi.
Tabel27 Anda mengamalkan pelajaran agama Islam yang anda pe:roleh di sckolah, dalam kehidupan sehari-hari
Frekuensi
Prosentase
a. Selalu
1
3,3%
b. Sering
26
86,6%
c. Kadang-kadang
3
10%
d. Tidak Pernah
-
0%
30
100%
Alternative Jawaban
Jumlah
Dari
tabel
di
atas
dilihat
bahwa,
(3,3%)
-
menjawab
selalu
rnengamalkan pelajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari, (86,6%) menjawab sering,
(10%) manjawab kadang-kadang, dan yang menjawab
tidak pernah tidak ada. Dapat disimpulkan bahwa siswa mengamalkan pelajaran agama Islam yang diperoleh disekolah dalam kehidupan sehari-hari.
C. Analisis Data Untuk melihat hubungan yang terjadi antara variabel-variabel dalamprnclitian ini, teknik analisis yang digunakan adalah kuantitatif melalui analisa product moment, untuk mencari koefesien korelasi antara dua variabel, yaitu: 1. Variabel bebas (X), adalah kedisiplinan guru Pendidikan Agama Islam
54
Untuk menghitung angka indeks korelasi "r" product moment berdasarkan skor aslinya dikemukakan dalam tabel berikut ini: Tabel 28 Perhitungan untuk memperoleh angka indeks korelasi antara variabel X dan variabel Y No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Setelah melakukan perhitungan secara keselurnhan, maka hasil yang didapatkan antara hubungan kedisiplinan guru Pendidikan Agama Islam dan motivasi belajar di Madrasah Aliyah Al-Falah diperoleh nilai korelasi "r" product moment sebesar 0,5R.
D. Interpretasi Data Rerdasarkan hasil perhitungan di atas, maka penulis memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi r product moment melalui dua cara yaitu: l. Interpretasi secara sederhana .
Interpretasi terhadap rxy dan perhitungan di atas ternyata angka korelasi antara variabel X dan variabel Y tidak bertanda negatif, bera1ii di antara kedua variabel tersebut terdapat korelasi positif ( korelasi yang berjalan seRrah). Dengan memperhatikan besarnya % (yaitu 0,58), bera1 ti
56
terdapat korelasi positif antara variabel X dan Y yang korelasinya tergolong sedang atau cukup. 2. lnterpretasi dengan menggunakan tabel nilai "r" product moment. Rumusan hipotesa kerja atau Alternatif (Ha) dan Hipotesa Nihil (Ho), yang penulis ajukan adalah: Ha:
Terdapat
korelasi
positif yang
signifikan
antara variabel
(kedisiplinan guru Pendidikan Agama Islam) dan variabel
X
Y
(Motivasi Belajar Siswa) di Madrasah Aliyah Al-Falah Ho: Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara variabel X (kedisiplinan guru Pendidikan Agama lslan1) dan Y (Motivasi Belajar siswa). Adapun kriteria pengajuannya adalah: jika
fhitung
?:
maka Ha
ftabel
diterima dan Ho ditolak. Sebaliknyajika fhitung :S ftabel (lihat pada bab 111) maka Ha ditolak dan Ho diterima. Kemudian penulis mencari drajat bebasnya (df atau db) Rumusnya adalah sebagai berikut: Df =N-nr =
30- 2
=28 Dengan memeriksa tabel "r" product moment (lihat pada bab 111) temyata Df sebesar 28 dan taraf signifikansi 5%, diperoleh sedangkan pada taraf signifikansi I% diperoleh
ftabel -
pada taraf signifikansi 5% dan I% lebih besar daripada
r1abel
= 0,361,
0,463. Karena ftabel
fxy
(signifikansi
5 % sebesar 0,58 '.:': 0,361 dan pada taraf signifikansi 1 % sebesar 0,58 ?: 0,463, maka Hipotesa Alternatif (Ha) diterima karena teruji kebenarannya, sedangkan Hipotesa nihil (Ho) ditolak. lni berarti bahwa taraf signifikansi 5% clan 1% terdapat korelasi positif(searah) antara variabel X dan Y. Dengan
demikian·,
dapat
disimpulkan
bahwa
hubungan
kedisiplinan guru dan motivasi belajar siswa Maclrasah Aliyah Al-Falah mp.r11n<;1\r~n lcnrP:l~.;.;i v~nv
nositif.
57
Adapun perhitungan Koefisien Determinasi (KD), yang penulis manfaatkan untuk mengetahui kontribusi variabel X dan Variabel Y, sebagai berikut:
KD
=r2 x 100% =
0,58 x 100
= 0,3364 x 100 = 33,64 Dari hasil penelitian Koefisien Determinasi di atas menunj ukkan bahwa r2 diperoleh sebesar 0,3364. lni berarti variabel X (Hubungan kedisiplinan gum Pendidikan Agama Islam) memberikan kontribusi yang cukup terhadap variabel Y (Motivasi Belajar Siswa).
BABV PENUTUP
Setelah melakukan penelitian dan melakukan pengolahan terhadap data yang penulis peroleh, maka penulis dapat mengemukakan kesimpulan dan saran sebagai berikut: A. Kesimpulan Berdasarkan data yang dihimpun, ditabulasikan dan diinterpretasikan, maka dapat di simpulkan bahwa terdapat hubungan antara kedisiplinan guru Pendidikan Agama Islam dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam, terbukti dengan nilai r sebesar 0,58 dan koefisien determinasi sebesar 33,69 % Dengan kata lain bahwa hubungan kedisiplinan guru Pendidikan Agama Islam dan rnotivasi belaJar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam dapat memberikan kontribusi yang cukup daiam membangkitkan motivas1 belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam yaitu 33,64 %. semakin tinggi kedisiplinan guru Pendidikan Agama Islam maka akan semakin tinggi pula motivasi beiajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam, dan begitu pula sebaliknya semakin rendah kedisiplinan gtiru Pendidikan Agama Islam maka akan semakin rendah pula motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam.
B. Saran-Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis mengajukan saran sebagai berikut: 1.
Segala ha! yang bersifat positif bagi guru Pendidikan Agama Islam di Madrasah Aliyah Al-Falah supaya tetap menerapkan disiplin.
"
1 Intnk
r.ma siswa di Madrasah Aliyah Al-Falah dapat menumbuhkan motivasi belajar
DAFT AR PUST AKA
Daradjat, Zakiah, llmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1992. Davies, Ivor K. Pengelolaan Be/ajar, Jakarta: Rajawali, 1991. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1990. Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Be/ajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002. Durkhem, Emile, Pendidikan Moral,Drs. Lukas Ginting, Jakarta: Erlangga, 1990. Mulyasa, Pendidikan Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004. Fauzi, Ahmad, Psikologi Umum, Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999. Gymnastiar, Abdullah, Menjadikan hidup bermakna, Bandung: MQS Publising, 2005. Hadi, Amirul Metodologi Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia,. 1998. Haris, Abdul. Psikologi Dalam Pendidikan, Bandung: Alfa Beta, 2006. Hauck, Paul, Mendidik Anak dengan Berhasil, Daisy Jakarta: Arcan, Cet. Ke-V, 1993. lrfan, Abd. Ghafar dkk, R~formu/asi Rancangan pembelajaran pendidikan Agan1a Islam, Jakarta: Nur-Insani, 2003
Wawancara dengan wakil kepala sckolah Ida Idris, Jakai1a, 4 Juni 2008. lndrakusuma. Amir Daien, Pengantar llmu Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1978. Lewis, Ramos, Di/ema Kedisip/inan, Jakarta: Grasindo, 2004. Subana. M. Sta!istik Pendidiknn, Bandung: Pustaka Setia, 2000. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. Ke-2, 2003. Mudir TM!, Al-Amen, Disiplin dan hidup Berdisiplin, Sumenep: Al-Amin Press, tth. Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: PT Remaja Roscla Karya, '1t'if\A
60
Muhairnin, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2004. Nasution, S. Didakti Asas-asas Mengajar, Jakarta: Bruni Aksara, 1995. Nur Urbiyati, Jlmu Pendidikan Islam, CV. Pustaka Setia, 1997, Cet. KePoedarrninta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1997. Purwanto, Ngalirn, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja RosdaKarya, 1995. Rarnayulis, Jlmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2002. Sabri, Alisuf, Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,1993. Sadali, A dkk, Islam Untuk Disiplin llmu Pendidikan, ( Jakarta: Bulan bintang, 1997). Cet. Ke- I, Sardiman A.M, lnteraksi dan Motivasi Be/ajar Mengajar Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004. Slarneto, Be/ajar dan Faktor-faktor yang yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003. Sudarsono, Kamus Konseling, Jakarta: Rineka Cipta, 1997. Sudijono, Anas, Pengantar Evaiuasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005. ___, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003.
Tafsir, Ahmad, flmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000. Tu'u, Tulus, Peranan Disiplin dan Perilaku dan Prestasi Siswa, Jakarta: PT. Grafindo, 2004. Undang-undang Republik Indonesia, Cemerlang, 2003.
Tentang SISDIK!VAS 2003, Jakarta:
Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Propesio11al, Rosdakarya, 2003.
Bandung: PT. Remaja
Yulia D Gunarsa, Singgih D. Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak dan
ANGKET HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLIN GURU PENDIDIJKAN AGAMA ISLAM DAN MOTIV ASI BELAJAR SISW A P ADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH ALIYAH AL-FALAH JAKARTA
Petunjuk Pengisian Angket I. Mohon dijawab pertanyaan dibawah ini sejujur-jujumya dengan memberi tanda (x) pada jawaban yang paling cocok dengan keadaan anda yakni a,b,c atau d 2. Jawaban anda pada daftar isian "ini tidak mempengaruhi nilai ujian 3. Jawaban yang anda berikan dalam daftar ini merupakan sumbangan yang sangat berharga bagi penelitian karni. Oleh karena itu, atas kesediaan anda mengisi daftar isian ini kami ucapkan banyak terima kasih NAMA
Pertanyaan Yang Berkaitan Dengan Kedisiplinan Guru Agama Islam I. Guru Pendidikan Agama Islam masuk kelas tepat waktu. a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pemah
2. Guru Pendidikan Agama Islam memberikan hukuman kepada siswa yang telat masuk sekolah. a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
cl. Tidak Pemah
3. Guru PAI mengucap salam sebelum masuk. a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
4. Guru Pendidikan Agama Islam hadir disetiap jam pelajaran. a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
5. Guru Pendidikan Agama Islam berpakaian rapih. a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
6. Guru Pendidikan Agama Islam memberikan hukuman kepada siswa yang
62
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
7. Guru Pendidikan Agama Islam mematuhi tata tertib sekolah. a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
8. Guru Pendidikan Agama Islam mengabsen terlebih dahulu sebelum memulai pelajaran. a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
cl. Tidak Pernah
9. Guru Pendidikan Agama Islam keluar ketika be! berbunyi a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
cl. Tidak Pemah
I 0. Guru Pendidikan Agama Islam menghadiri setiap acara di sekolah a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pemah
Pertanyaan Yang Berkaitan Dengan Motivasi Belajar Siswa 1. Anda belajar dengan kesadaran diri.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
cl. Tidak Pernah
2. Anda bertanya kepada guru Pendidikan Agama Islam anda jika ada pelajaran Pendidikan Agama Islam yang tidak atau kurang mengerti. a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
cl. Tidak Pemeh
3. Anda megikuti dar1 berperan aktif dalam setiap diskusi yang ditugaskan oleh guru Pendidikan Agama Islam. a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
cl. Tidak Pemah
4. Anda mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru Pendidikan Agama Islam. a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
cl. Tidak Pemah
5. Anda memahami materi Pendidikan Agama Islam yang disampaikan oleh guru Pendidikan Agama Islam. a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
cl. Tidak Pernah
6. Anda mencatat materi Pendidikan Agama Islam yang disampaikan oleh guru Pendidikan Agama Islam. a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
cl. Tidak Pernah
63
7. Anda membaca buku agama I.slam yang berkaitan dengan materi pelajaran, sehari sebelum pelajaran agama Islam berlangsung. a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pemah
8. Anda mengulangi materi pelajaran agama Islam yang disiunpaikan di sekolah walaupun tidak ada ulangan. a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
9. Anda memperhatikan pelajaran Agama Islam yang disiunpaikan oleh guru Pendidikan Agama Islam. a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pemah
10. Anda mengamalkan pelajaran agama Islam yang anda peroleh di sekolah, dalam kehidupan sehari-hari. a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
YAYASAN TARBIYAH ISLAMIYAJI AL-FALAH
MADRASAH ALIYAH
AL-
FALJ~H
JL.K.H.Thohir Rt 003/07 No. 43, sukabumi selatan keb.jcrukjokarta barat tlp.(021) 5303'153 fax.(021) 53670317
PERT ANY AAN WA WAN CARA
Jama Interview
Bahroin, S. PdI
abatan
Kepaia Sekolah
fari/tanggal
Selasa 15 juni 2008
>okok pembicaraan : l. Sejarah singkat berdirinya MA Al-falah
2. Visi dan Misi sekolah 3. Letak geografis 4. Keadaan guru 5. Sarana dan prasarana 6. Struktur organisasi 7. Kegiatan ekstra kulikuler 8. Prestasi sekolah Hasil wawancara :
1. Jawaban dari pertanyaan nomor 1 sampai 8 ada pada bab 1V
Interview
DEPARTEMEN A.GAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGER][ SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN Telp. : (62-21) 7443328, 7401925, Fax. (62-21) 7443328
Kepada Yth. Ahmad Sodiq, M.Ag Pembimbing Skripsi Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UrN SyarifHidayatullah Jakarta. Assalamu 'a/aikum wr. wb.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi Pembimbing I/II (materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa: Nam a
Ratnasari
NIM
103011026731
Jurusan
Pendidikan Agama Islam
Semester
x
Judul Skripsi
Hubungan Antara Kedisiplinan Guru Pendidikan Agama Islam dan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Peiajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah Aliyah AL-Falah Jakarta Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 13 Februari 2008 dengan abstrak/outline sebagaimana terlampir. Meskipun demikian Pembimbing berilak untuk mengubah judul tersebut bila dipandang tidak /kurang sesuat.
Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai daiam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang selama 6 bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan. Atas perhatian dan kerja sa•na Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassa/amu 'a/aikum wr.wb.
a.n. Dekan Ketua ~msan PAI,
Drs. H. AF. Wibisono, MA NIP. 150 2:36 00~ Tembusan: I. Dekan FITK 2. MahasiswaYbs
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERl SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
: Permohonan lzin Penelitian Kepada Yth: Kepala MA Al Falah Jakarta di Tempat Assalamu'a/aikum wr. Wb .
Dengan hormat kami sampaikan bahwa, Ratnasari NIM
!0301102b73 I
Jurusan
Pendidikan ,.\g<.una !slain
Se1nester
Judul Skripsi
Hubungan Antara Kedisiplinan Guru Pendidikan Agama Islam dan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah Aliyah AL-Falah Jakarta adalah benar mahasiswa Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian di instansi/sekolah y<mg Saudara pimpin. Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud. Alas perhatian dan bantuan Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wa.ssa/amu'alaikum wr. wb.
An. D kan g Tata Usaha
• MM-)'Ors. nas Darwis NIP. 50 23B 35B Tembusan:
1. Dekan FITK 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGEru SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Observasi Kepada Yth: Kepala MAN I Grogol di Tempat
Assn!arnu 'a/aikun1 n1r. i-vLJ.
Dengan honnat kami sarnoaikan bahwa. Na!na
Ratnasnri
NIM
103011026731
Jurus.'.111
Pendidikan .t...gaina !slain
Se111e::.tcr
hhiul Slcripsi
Hubungan Antara Kedisiplina.n Guru Pendidikan Agama Islam dan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama !slam di Madrasah Aliyah AL-Falah Jakarta
aclal:.Ii1 benar mahasisv1a Fakultas \\mu Tarbiyah darl Keguruan UiN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di insta:isi/sekolah yang Saudara pimpin. Untuk itu kami mohon bantuan Saudara terhadap mahasiswa tersebut dalam mel~V.sanakan penelitian dimaksud Atas perhatian dan bantuan Saudara, kami ucapkan terima kasih. W:>""aiamu'alaikum wr.wb.
ata Usaha
ff\.W(( ,°'u_ s Oarwis 0 236 356 embusan: Dekan FIT!< . Pembantu Dekan Bidang Akademik '· Mahasiswa yang bersangkutan
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERl! SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Hubungan Antara Kedisipiinan Guru Pendidik:m Agama Islam dan Motivasi Beiajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah Aliyah AL-Falah Jakarta adalah benar mahasiswa Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian di instansi/sekolah yang Saudara pimpin.
Judul Skripsi
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan rnahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud. Alas perhatian dan bantuan Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassa/amu'a/aikum wr.wb.
An. D kan K g Tata Usaha
.}'Ors. nas Darwis NIP. 50 236 356 Tembusan:
1. Dekan FITK 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan
YAYASAN TARBIYAH ISLAMIYAfl AL-FALAfl
MADRASAH ALI.YAI-I
AL-FAL.AH JLK.H.Thohir Rt 003/07 No. 43, sukabumi selatan kcb.jerukjakarta barat tlp.(021) 5303453 fax.(021) 53670317
SURAT KETERANGAN
Yang bertanda tangan di bawah ini kepala sekolah Maclrasah Aliyah Al-falah ayasan pendidikan Islam Al-falah Jakarta menerangkan bahwa: Nama
: Ratna Sari
NIM
: 103011026731
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Semester
:X
Fakultas
: Ilmu Tarbiyyah dan Keguruan
Program
: SJ (strata 1)
Tahun akademik
: 2008/2009
Telah melakukan RISET/WA WANCARA di Madrasah Aliyah Al-falah Yayasan Pendidikan Islam Al-falah Jakarta pada tanggal 29 April sampai dengan 14 Juni 2008. Surat ini di buat dalam rangka penyusunan skripsi yang berjudul :
Hubungan Antara Kedisiplinan Guru Pendidikan Agama Islam dan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaan Pendidikan Agama Islam di Madrasah Aliyah AL-Falah Jakarta Demikian surat keterangan m1
Jakarta, J4 Juni 2008