PENGARUH JARAK TANAM DAN PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TORBANGUN (Coleus amboinicus Lour)
ALFIN NUR ARIFAH
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
PERNYATAAN SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Jarak Tanam dan Pemupukan terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Torbangun (Coleus amboinicus Lour) adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Juni 2013 Alfin Nur Arifah NIM D24090042
ABSTRAK ALFIN NUR ARIFAH. Pengaruh Jarak Tanam dan Pemupukan terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Torbangun (Coleus amboinicus Lour). Dibimbing oleh PANCA DEWI MHK dan M AGUS SETIANA. Penelitian ini mempelajari tentang pengaruh jarak tanam dan pupuk terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman Torbangun (Coleus amboinicus Lour). Penelitian ini menggunakan uji t – student untuk pupuk kandang : ayam (PA) dan sapi (PS). Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan jarak tanam : 0.5 x 0.5 m (J1), 0.5 x 1 m (J2), 1 x 1 m (J3), 1.5 x 1 m (J4). Hasil menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kandang ayam menghasilkan pertumbuhan dan produktivitas yang lebih baik dibandingkan pupuk kandang sapi. Jarak tanam berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap laju pertambahan jumlah daun dengan pupuk kandang ayam, produksi jumlah daun dengan pupuk kandang ayam pada periode kedua, produksi berat kering daun dengan pupuk kandang sapi pada periode kedua. Jarak tanam 1 x 1 m (J3) dan 1 x 1.5 m (J4) menghasilkan pertumbuhan dan produktivitas tertinggi pada tanaman Torbangun dengan penerapan 1 kg pupuk kandang ayam atau sapi. Kata kunci: Coleus ambonicus Lour, jarak tanam, pupuk
ABSTRACT ALFIN NUR ARIFAH. The Effect of Plant Spacing and Fertilization of Growth and Productivity of Torbangun Plants (Coleus amboinicus Lour). Supervised by PANCA DEWI MHK and M AGUS SETIANA. This research was conducted to study the effects of plant spacing and fertilizer on the growth and productivity of Torbangun plant (Coleus amboinicus Lour). The experimental design used in this research was t-test for fertilizer manure: poultry (PA) and cattle (PS). This research was done based on completely randomized design (CRD) with 4 plant spacing treatments 0.5 x 0.5 m (J1), 0.5 x 1 m (J2), 1 x 1 m (J3), 1.5 x 1 m (J4). It is shown that poultry manure significantly resulted in better on the growth and productivity compared to that of cattle manure. Plant spacing significantly affected the variables rate of the increasing number of leaves with poultry manure, production number of leaves with poultry manure in the second period, dry weight of Torbangun leaves with cattle manure in the second period. Plant spacing of 1 x 1 m (J3) and 1 x 1.5 m (J4) was the highest on the growth and productivity of Torbangun plant with the application of either 1 kg poultry manure or cattle manure. Keywords: Coleus amboinicus Lour, fertilization, plant spacing
PENGARUH JARAK TANAM DAN PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TORBANGUN (Coleus amboinicus Lour)
ALFIN NUR ARIFAH
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
Judul Skripsi : Pengaruh Jarak Tanam dan Pemupukan Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Torbangun (Coleus amboinicus Lour) Nama : Alfin Nur Arifah NIM : D24090042
Disetujui oleh
Dr Ir Panca Dewi MHK, MSi Pembimbing I
Diketahui oleh
Dr Ir Idat Galih Permana, MScAgr Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
Ir M Agus Setiana, MS Pembimbing II
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September 2012 ini ialah tanaman Torbangun, dengan judul Pengaruh Jarak Tanam dan Pemupukan Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Torbangun (Coleus amboinicus Lour) Tanaman Torbangun dipilih dalam penelitian ini karena pada daunnya memiliki senyawa yang bersifat laktogague dan farmakoseutika yang dapat dimanfaatkan sebagai suplemen pakan. Pupuk yang digunakan dalam penilitian ini adalah pupuk kandang. Jarak tanam dipilih sebagai perlakuan dalam penelitian ini guna meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas daun Torbangun. Pupuk kandang berperan sebagai penyedia unsur hara bagi tanaman, sedangkan jarak tanam berperan dalam pengendalian gulma yang dapat mengurangi kompetisi antar tanaman. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan informasi baru dalam dunia peternakan dan dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Juni 2013 Alfin Nur Arifah
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang METODE Bahan Alat Lokasi dan Waktu Penelitian ProsedurPercobaan Persiapan Bahan Tanam Persiapan Lahan Pemupukan Penanaman Pemeliharaan Pemanenan Pengamatan Rancangan Analisa Data HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Laju Pertambahan Tinggi Tanaman Laju Pertambahan Lebar Daun Laju Pertambahan Jumlah Daun Produksi Jumlah Daun Produksi Berat Kering Daun SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP UCAPAN TERIMA KASIH
vii vi vi 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 5 6 7 7 8 10 11 11 12 12 14 21 21
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7
Rataan Laju Pertambahan Tinggi Tanaman Torbangun (2 kali periode) Rataan Laju Pertambahan Lebar Daun Torbangun (2 kali periode) Rataan Laju Pertambahan Jumlah Daun (2 kali periode) Rataan Jumlah Daun Torbangun Pada Periode 1 Rataan Jumlah Daun Torbangun Pada Periode 2 Rataan Berat Kering Daun Torbangun Periode 1 Rataan Produksi Berat Kering Daun Torbangun Periode 2
6 7 8 9 9 10 10
DAFTAR GAMBAR 1 Daun Torbangun
5
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
ANOVA Laju Pertambahan Tinggi Tanaman Torbangun PA ANOVA Laju Pertambahan Tinggi Tanaman Torbangun PS ANOVA Laju Pertambahan Lebar Daun PA ANOVA Laju Pertambahan Lebar Daun PS ANOVA Laju Pertambahan Jumlah Daun PA Hasil Uji Lanjut Duncan Laju Pertambahan Jumlah Daun PA ANOVA Laju Pertambahan Jumlah Daun PS ANOVA Produksi Jumlah Daun PA Periode 1 ANOVA Produksi Jumlah Daun PS Periode 1 ANOVA Jumlah Daun PA Periode 2 Hasil Uji Lanjut Duncan Jumlah Daun PA Periode 2 ANOVA Jumlah Daun PS Periode 2 ANOVA BK Daun PA Periode 1 ANOVA BK Daun PS Periode 1 ANOVA BK Daun PA Periode 2 ANOVA BK Daun PS Periode 2 Hasil Uji Lanjut Duncan BK Daun PS Periode 2 Dokumentasi Penelitian
14 14 14 15 15 15 16 16 16 17 17 17 18 18 18 19 19 20
PENDAHULUAN Pakan yang berbasis tanaman herba saat ini sudah mulai diterapkan, selain untuk kesehatan ternak juga memperbaiki kualitas dan kuantitas produksi ternak. Salah satu tanaman yang belum termanfaatkan secara optimal adalah tanaman Torbangun. Tanaman Torbangun (Coleus amboinicus Lour) memiliki banyak khasiat, menurut Lawrence et al. (2005) pada daun Torbangun terkandung zat-zat gizi, senyawa yang bersifat laktogogue yaitu komponen yang dapat menstimulir produksi kelenjar air susu pada induk laktasi dan senyawa farmakoseutika yaitu senyawa yang bersifat buffer, antibakterial, antioksidan, pelumas, pelentur, pewarna dan penstabil. Daun Torbangun merupakan salah satu jenis tanaman yang dapat digunakan untuk meningkatkan produksi susu selain daun katuk (Asiah 2010). Menurut penelitian Rumetor et al. (2008) suplementasi daun Torbangun dengan Zn-vitamin E pada kambing PE (Peranakan Etawa) dapat meningkatkan produksi susu sebesar 66.22 – 98.65%, meningkatkan KCBK (Kecernaan Bahan Kering), KCBO (Kecernaan Bahan Organik), produksi VFA (Volatile Fatty Acids), konsumsi bahan kering dan TDN (Total Digestible Nutrient). Sebelumnya Weaning (2007) mengatakan bahwa pemberian 5% tepung Torbangun pada hari ke- 14 umur kebuntingan meningkatkan produksi air susu dan konsumsi ransum serta memperbaiki nilai konversi ransum pada mencit. Penggunaan daun Torbangun sebagai suplemen pakan sampai saat ini masih terus dilakukan penelitiannya, namun penelitian mengenai teknik dan cara budidaya guna meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman Torbangun masih sedikit informasi yang ditemukan. Salah satu cara yang sering digunakan untuk meningkatkan produksi atau memperbaiki kualitas dan mendorong pertumbuhan tanaman adalah dengan memberikan hara kepada tanaman baik secara langsung maupun tidak langsung melalui pemupukan (Leiwakabessy dan Sutandi 1998). Pemenuhan bahan organik tanah untuk perbaikan sifat fisik, biologi dan kimia tanah memiliki peran penting sebagai penyedia nutrisi bagi tanaman. Pengaruh pupuk kandang yang merupakan pupuk organik terhadap perbaikan kesuburan tanah dan peningkatan produksi tanaman telah banyak diketahui. Menurut Soepardi (1983) pupuk kandang mengandung bahan organik yang berfungsi untuk mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah, juga mengandung sejumlah unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman. Pengaturan jarak tanam merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi baik secara langsung maupun tidak langsung. Variasi pengaturan jarak tanam yang tepat merupakan salah satu cara pengendalian gulma secara kultur teknis, yang dapat mengurangi tingkat kompetisi tanaman dengan tanaman lain maupun dengan gulma dalam memperebutkan hara, air dan cahaya matahari. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai penggunaan jenis pupuk kandang dan pengaturan jarak tanam yang tepat, guna meningkatkan produksi daun Torbangun (Coleus amboinicus Lour). Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh perlakuan jarak tanam dan pemupukan terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman Torbangun.
2
METODE PENELITIAN Bahan Bahan tanam yang digunakan adalah bibit Torbangun Coleus ambonicus Lour yang berasal dari stek batang berumur 1 bulan yang telah ditumbuhkan pada media tanam sebanyak 144 tanaman, pupuk kandang ayam sebanyak 72 kg, pupuk kandang sapi perah sebanyak 72 kg, lahan seluas 200 m2.
Alat Alat – alat yang digunakan adalah peralatan budidaya pertanian, peralatan pencatatan di lapangan, counter hand, pita ukur, timbangan, oven, blender, karung kertas, plastik, kertas label, dan spidol.
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Lapang Agrostologi, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Analisa berat kering daun dilakukan di Laboratorium Agrostologi, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan dimulai dari bulan September 2012 sampai Maret 2013.
Prosedur Percobaan Persiapan Bahan Tanam Sebelum ditanam di lapang, bibit yang berupa stek batang tanaman Coleus amboinicus Lour yang terdiri atas 3 buku di tumbuhkan pada polibag dengan ukuran diameter 6 cm selama 4 minggu dimulai pada minggu kedua bulan September bertempat di Laboratorium Agrostologi. Polybag diisi dengan media tanam berupa tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan komposisi 3 : 1. Stek batang ditanam pada media tanam yang telah disediakan. Bahan tanam ini ditumbuhkan dan dipelihara selama satu bulan untuk menumbuhkan akar dan daun sehingga kokoh saat ditanam di lahan terbuka. Persiapan Lahan Lahan yang digunakan dibersihkan terlebih dahulu dari semak belukar. Setelah bersih dilakukan pengolahan tanah dengan cara dibajak agar tanah gembur dan mudah untuk ditanami, lalu dibuat bedengan. Setelah itu dibuat lubang tanam sejumlah satuan percobaan yang ditentukan, yaitu 6 lubang tanam setiap perlakuan.
3 Pemupukan Setelah dibuat lubang tanam lalu di beri pupuk kandang ayam petelur sebanyak 1 kg per lubang tanam dan pupuk kandang sapi perah sebanyak 1 kg per lubang tanam sesuai dengan perlakuan. Berikut adalah jumlah pupuk yang dibutuhkan saat penanaman di lahan : 1. Pupuk kandang ayam : 1 kg x 72 lubang tanam = 72 kg 2. Pupuk kandang sapi : 1 kg x 72 lubang tanam = 72 kg Penanaman Setelah lahan siap untuk ditumbuhi, dilakukan pemindahan penanaman dari polybag. Bibit yang telah berumur 1 bulan ditanam pada bedengan dengan pengaturan jarak tanam yang berbeda yaitu 0.5 x 0.5 m, 0.5 x 1 m, 1 x 1 m, 1.5 x 1 m. Bibit Torbangun ditanam dan disiram. Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan meliputi penyulaman, penyiraman, penyiangan terhadap gulma yang tumbuh di sekitar tanaman, dan pengendalian hama serta penyakit. Pemanenan Pemanenan dilakukan dua kali pada minggu ke- 9 (peride pertama) dan minggu ke- 18 (periode kedua) setelah ditanam di lahan. Pengamatan Pengamatan tanaman Torbangun dilakukan pada dua tanaman satuan percobaan pada setiap perlakuan. Pengamatan dilakukan satu minggu setelah ditanam di lahan. Terdapat dua jenis pengamatan, yaitu pengamatan peubah yang dilakukan setiap minggu dan pengamatan peubah yang dilakukan pada saat panen. Peubah – peubah yang diamati antara lain : 1. Pengamatan setiap minggu a. Tinggi tanaman Tinggi tanaman diukur dari pangkal batang yang berada di atas permukaan tanah sampai dengan ujung batang. b.Jumlah daun per lubang tanaman Jumlah daun dihitung berdasarkan jumlah daun yang telah membuka sempurna. c. Lebar Daun Lebar daun diukur pada panjang bagian tengah daun (bagian terlebar). 2. Pengamatan di akhir periode a. Produksi Jumlah Daun Produksi jumlah daun diperoleh pada saat panen dihitung jumlah daun yang di panen masing-masing setiap perlakuan. b.Berat Kering Daun Setelah diketahui berat segar daun, dijemur matahari selama 3 hari, kemudian dimasukkan kedalam oven 60 0C selama 48 jam, kemudian ditimbang untuk memperoleh berat kering sampel.
4 Rancangan dan Analisa Data Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 2 penelitian. Penelitian pertama adalah pupuk kandang ayam, kedua adalah pupuk kandang sapi. Setiap penelitian diberi perlakuan jarak tanam yang terdiri dari 4 taraf yaitu 0.5 x 0.5 m (J1), 0.5 x 1 m (J2), 1 x 1 m (J3), 1 x 1.5 m (J4), setiap perlakuan diulang 3 kali. Data yang diperoleh akan dianalisa menggunakan sidik ragam (ANOVA) dan apabila ada perbedaan yang nyata maka akan dilakukan Uji Lanjut Duncan (Steel dan Torrie 1995). Model matematika rancangan tersebut adalah sebagai berikut: Yij = μ + τi + εij Keterangan : Yij = Perlakuan pengolahan ke-i dan ulangan ke-j μ = Rataan umum τi = Pengaruh perlakuan ke-i εij = Eror (galat) perlakuan ke-i ulangan ke-j Selanjutnya untuk membandingkan peubah pertumbuhan dan produktivitas tanaman Torbangun akibat penggunaan pupuk kandang yaitu ayam dan sapi dilakukan uji t – student (Walpole 1992). Rumus t – student yang digunakan adalah sebagai berikut: t-student
=
Sp=
Keterangan : ₁ ₂ = rata-rata pengamatan 1 & 2 S₁² , S₂² = ragam contoh 1 & 2 n₁ , n₂ = jumlah pengamatan 1 & 2 Sp = simpangan baku gabungan
HASIL DAN PEMBAHASAN Peningkatan produktivitas dan pertumbuhan tanaman dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti penggunaan jenis dan dosis pupuk yang tepat dan pengaturan jarak tanam. Suriadikarta dan Simanungkalit (2006) menyatakan bahwa penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan. Selain sebagai penyedia nutrisi bagi tanaman, pupuk organik dapat memperbaiki kualitas kimia, fisik dan biologi tanah. Menurut Harjadi (1996) pengaturan jarak tanam sangat berkaitan erat dengan kerapatan tanaman. Kerapatan tanaman akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Penggunaan jarak tanam yang rapat akan meningkatkan jumlah populasi namun kompetisi yang dialami tanaman juga semakin ketat. Kompetisi yang intensif antar tanaman dapat mengakibatkan perubahan morfologi pada tanaman, seperti berkurangnya organ yang terbentuk
5 sehingga perkembangan tanaman menjadi terganggu. Pada penelitian ini dapat diketahui pengaruh pemberian jenis pupuk dan pengaturan jarak tanam terhadap tinggi, jumlah daun, lebar daun dan berat kering daun tanaman Torbangun.
Kondisi Umum Tanah yang terdapat di Laboratorium Lapang Agrostologi Fakultas Peternakan IPB Dramaga menurut Arios (2005) digolongkan sebagai tanah Latosol, kelas tekstur liat yang memiliki pH 4.56 dengan kandungan N 0.23 % dan P 4.9 ppm. Penyulaman dilakukan pada minggu kedua setelah penanaman, dimana terdapat delapan tanaman yang mati. Hal tersebut disebabkan karena stek batang terlalu muda sehingga tanaman tidak dapat beradapatasi dengan baik setelah dipindahkan dari polybag ke lahan terbuka. Penyiraman dilakukan jika tidak terjadi hujan dan dilihat berdasarkan keadaan kelembaban tanah. Penyiangan terhadap gulma dilakukan 4 minggu sekali. Hama yang dijumpai selama penelitian adalah belalang dan ulat, sehingga dilakukan penyemprotan insektisida sebanyak dua kali pada umur 7 MST (Minggu Setelah Tanam) dan 13 MST. Selama penelitian tidak ditemukan serangan penyakit pada tanaman. Berikut merupakan Gambar daun Torbangun pada saat penelitian.
Gambar 1 Daun Torbangun
Secara umum tanaman Torbangun dapat tumbuh dengan baik pada tanah Latosol. Pada umur 8 MST hampir semua tanaman mulai tumbuh malai dan laju pertambahan tinggi mulai menurun hingga akhirnya pertambahan tinggi berhenti. Hal tersebut menunjukkan bahwa tanaman mulai memasuki fase generatif. Panen dilakukan sebanyak dua kali pada minggu ke- 9 dan minggu ke- 18. Pemupukan dilakukan dua kali yaitu pada hari penanaman pertama di lahan dan pada pada minggu ke- 9 setelah periode pertama. Hal tersebut dilakukan agar tanaman tidak kekurangan unsur hara setelah periode pertama.
6 Laju Pertambahan Tinggi Tanaman Torbangun Pertumbuhan merupakan pertambahan ukuran yang tidak dapat kembali (Harjadi 1996). Menurut Firmansyah et al. (2009) pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh tiga faktor lingkungan yaitu iklim (suhu udara, radiasi sinar matahari, angin, dan kelembaban), tanah dan unsur hara pada tanah, dan biotik (gulma, hama, penyakit tanaman). Laju pertambahan tinggi tanaman dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Rataan laju pertambahan tinggi tanaman Torbangun (2 kali periode) Perlakuan J1 J2 J3 J4 Rataan
Pupuk kandang PA PS Laju pertambahan tinggi (cm minggu-1) 2.10±0.53 1.64±0.39 2.85±0.81 1.88±0.39 2.30±0.28 2.03±0.28 2.51±0.09 1.62±0.29 2.44±0.52A 1.79±0.34B
Angka-angka pada baris yang sama diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 1% (Uji t – student). PA (Pupuk kandang ayam), PS (Pupuk kandang sapi), J1 ( jarak tanam 0.5 x 0.5 m), J2 ( jarak tanam 1 X 0.5 m), J3 ( jarak tanam 1 x 1 m), J4 ( jarak tanam 1 x 1.5 m).
Berdasarkan hasil analisis statistik (Tabel 1) menunjukkan bahwa jarak tanam tidak memberikan pengaruh nyata pada PA dan PS terhadap laju pertambahan tinggi. Hal ini diduga terjadi karena kompetisi antar tanaman dalam memperebutkan hara, cahaya dan air akibat perlakuan jarak tanam tidak mengganggu terhadap laju pertambahan tinggi tanaman. Pada jarak tanam yang lebih sempit kompetisi terjadi antara sesama tanaman Torbangun, sedangkan pada jarak tanam yang lebih lebar kompetisi terjadi antara tanaman Torbangun dengan gulma. Hal tersebut sejalan dengan Pambayun (2008) bahwa jarak tanam tidak berpengaruh secara nyata terhadap semua peubah yang diamati salah satunya adalah tinggi tanaman pada tanaman katuk. Rataan laju pertambahan tinggi tanaman yang diberikan PA pada perlakuan J1, J2, J3 dan J4 adalah 2.1; 2.85; 2.3; dan 2.51, sedangkan yang diberikan PS adalah 1.64; 1.88; 2.03; 1.62. Hasil uji t - student menunjukkan bahwa pupuk kandang memberikan pengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap laju pertambahan tinggi. Rataan laju pertambahan tinggi tanaman dengan pupuk kandang ayam dan sapi adalah 2.44 dan 1.79. Penggunaan pupuk kandang ayam memperlihatkan laju pertambahan tinggi tanaman yang paling baik. Hal ini disebabkan karena kandungan unsur hara pada pupuk kandang ayam lebih tinggi dibandingkan pupuk kandang sapi. Menurut Pinus (1992), pupuk kandang ayam mengandung N 1 %, P2O5 0.8 % dan K2O 0.4 %, sedangkan pada pupuk kandang sapi mengandung N 0.4 %, P2O5 0.2 % dan K2O 0.1 %. Hal tersebut didukung dengan hasil penelitian Maryam (2009) bahwa penggunaan pupuk ayam memberikan hasil tertinggi terhadap komponen tinggi tanaman, lebar daun, jumlah daun, berat segar dan kering pada tanaman caisin, kangkung, pakcoi dan selada.
7 Laju Pertambahan Lebar Daun Torbangun Lebar daun sangat berkaitan dengan luas daun, semakin lebar daun maka luas daun semakin besar. Luas daun tanaman merupakan suatu faktor yang menentukan jumlah energi matahari yang dapat diserap oleh daun dan akan menentukan besarnya fotosintat yang dihasilkan (Salisbury dan Ross 1995). Hasil uji statistik laju pertambahan lebar daun dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Rataan laju pertambahan lebar daun Torbangun ( 2 kali periode) Pupuk kandang Perlakuan J1 J2 J3 J4 Rataan
PA PS Laju pertambahan lebar daun (cm minggu-1) 0.55±0.13 0.37±0.13 0.49±0.07 0.50±0.05 0.49±0.07 0.41±0.05 0.51±0.02 0.46±0.04 0.51±0.08A 0.44±0.08B
Angka-angka pada baris yang sama diikuti oleh huruf besar yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 1% (Uji t – student). PA (Pupuk kandang ayam), PS (Pupuk kandang sapi), J1 ( jarak tanam 0.5 x 0.5 m), J2 ( jarak tanam 1 X 0.5 m), J3 ( jarak tanam 1 x 1 m), J4 ( jarak tanam 1 x 1.5 m).
Berdasarkan hasil uji statistik (Tabel 2) perlakuan jarak tanam tidak berpengaruh nyata terhadap laju pertambahan lebar daun baik pada PA maupun PS. Hal tersebut diduga karena lebar daun lebih dipengaruhi oleh faktor pembelahan sel tanaman. Menurut Lakitan (2004) pertambahan panjang daun dan lebar daun dipengaruhi oleh pembelahan sel yang berlangsung secara antiklinal (tegak lurus) dan periklinal (sejajar). Lebar daun yang relatif sama karena pengaruh perlakuan jarak tanam menunjukkan tingkat pembelahan secara periklinal (sejajar) dan antiklinal (tegak lurus) relatif seimbang. Hasil uji t – student penggunaan pupuk kandang berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap laju pertambahan lebar daun dan perlakuan pupuk kandang ayam menghasilkan laju pertambahan lebar daun tertinggi yaitu 0.51 cm/minggu. Hal ini disebabkan oleh proses pembelahan sel pada tanaman akan berlangsung cepat tergantung ketersediaan karbohidrat yang berasal dari fotosintesis (Setiati 1989). Fotosintesis tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu unsur hara, CO2 dan air. Ketersediaan unsur hara terutama N (nitrogen) yang diserap oleh tanaman yang diberikan perlakuan pupuk kandang ayam lebih tinggi dibandingkan pupuk kandang sapi. Lebar daun sangat dipengaruhi oleh ketersediaan N pada tanah yang dapat diserap oleh tanaman. Menurut Soepardi (1983) bahwa meningkatnya kadar nitrogen yang dipengaruhi oleh konsentrasi pemupukan dapat merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman, salah satunya adalah lebar daun. Hal tersebut didukung oleh penelitian Maryam (2009) bahwa Caisin (Brassica juncea) dan pakcoi (Brassica rapa cv. Pakchoy) dengan pemberian pupuk kandang ayam memberikan hasil tertinggi terhadap komponen lebar daun.
8 Laju Pertambahan Jumlah Daun Daun merupakan karakter penting untuk diamati karena sebagai indikator pertumbuhan terkait dengan pembentukan biomassa tanaman. Jumlah daun yang disertai dengan daun yang berwarna hijau menandakan adanya kandungan klorofil yang dapat menghasilkan fotosintat untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Salisbury dan Ross 1995).
Tabel 3 Rataan laju pertambahan jumlah daun (2 kali periode) Pupuk kandang Perlakuan J1 J2 J3 J4 Rataan
PA PS Laju pertambahan jumlah daun (helai minggu tanaman -1) 208.79±31.15ab 112.68±2.83 186.72±17.76b 110.70±18.12 224.38±7.69ab 129.43±12.05 248.73±21.26a 122.68±29.05 217.15±29.74A 119.12±17.31B
Angka-angka pada kolom yang sama diikuti oleh huruf kecil yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% (Uji selang berganda Duncan), angka-angka pada baris yang sama diikuti oleh huruf besar yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 1% (Uji t – student). PA (Pupuk kandang ayam), PS (Pupuk kandang sapi), J1 ( jarak tanam 0.5 x 0.5 m), J2 ( jarak tanam 1 X 0.5 m), J3 ( jarak tanam 1 x 1 m), J4 ( jarak tanam 1 x 1.5 m).
Berdasarkan hasil uji t – student (Tabel 3) laju pertambahan jumlah daun terdapat perbedaan yang sangat nyata ( P<0.01) antara pupuk kandang ayam dan sapi. Perlakuan jarak tanam pada PA berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap laju pertambahan daun, namun jarak tanam pada PS tidak memberikan pengaruh yang nyata. Penggunaan pupuk kandang ayam sebanyak 1 kg menghasilkan laju pertambahan jumlah daun paling tinggi yaitu 217.15 helai/minggu/tanaman . Hal ini diduga unsur hara dari pupuk kandang ayam dapat memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman yang dialokasikan untuk pertambahan jumlah daun dibandingkan dengan pupuk kandang sapi. Jarak tanam 1 x 1.5 m dengan PA menghasilkan laju pertambahan jumlah daun paling tinggi yaitu 248 helai minggu tanaman -1. Jarak tanam yang semakin lebar menyebabkan kompetisi antar tanaman semakin rendah dalam memperebutkan unsur hara, cahaya dan air sehingga masing-masing tanaman mempunyai ruang tumbuh lebih lebar. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Pambayun (2008) bahwa pada tanaman kemangi semakin lebar jarak tanam jumlah daun dan cabang semakin meningkat.
Produksi Jumlah Daun Berdasarkan hasil uji t – student (Tabel 4 dan 5) pupuk kandang berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap jumlah daun hasil periode pertama dan kedua. Hal ini disebabkan karena jumlah daun dipengaruhi oleh kandungan unsur hara tanah terutama N (nitrogen), kandungan nitrogen pupuk kandang ayam
9 lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk kandang sapi sehingga tanaman yang diberikan perlakuan PA menghasilkan jumlah daun lebih tinggi dibandingkan PS. Sejalan dengan penelitian Melati dan Andriyani (2005) bahwa perlakuan pupuk kandang ayam berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif (tinggi tanaman, jumlah daun, bobot segar dan kering tajuk) pada tanaman kedelai.
Tabel 4 Rataan jumlah daun Torbangun pada periode pertama Perlakuan J1 J2 J3 J4 Rataan
Pupuk kandang PA PS -1 Jumlah daun (helai tanaman ) 404.06±98.08 155.28±44.41 351.89±56.11 125.28±19.04 358.33±90.67 167.33±11,73 340.89±129.23 151.72±70.80 363.79±86.51A 149.90±40.22B
Angka-angka pada baris yang sama diikuti oleh huruf besar yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 1% (Uji t – student). PA (Pupuk kandang ayam), PS (Pupuk kandang sapi), J1 (jarak tanam 0.5 x 0.5 m), J2 ( jarak tanam 1 X 0.5 m), J3 ( jarak tanam 1 x 1 m), J4 ( jarak tanam 1 x 1.5 m).
Tabel 5 Rataan jumlah daun Torbangun pada periode kedua Pupuk kandang Perlakuan J1 J2 J3 J4 Rataan
PA PS Jumlah daun (helai tanaman-1) 984.78±218.78ab 668±422.96 722.89±14.21b 532.94±174.23 1131.39±52.97a 585.50±66.00 1082.83±191.70a 723.44±371.23 980.47±207.64A 627.47±264.14B
Angka-angka pada kolom yang sama diikuti oleh huruf kecil yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% (Uji selang berganda Duncan), angka-angka pada baris yang sama diikuti oleh huruf besar yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 1% (Uji t – student). PA (Pupuk kandang ayam), PS (Pupuk kandang sapi), J1 ( jarak tanam 0.5 x 0.5 m), J2 ( jarak tanam 1 X 0.5 m), J3 ( jarak tanam 1 x 1 m), J4 ( jarak tanam 1 x 1.5 m).
Perlakuan jarak tanam pada PA memberikan pengaruh yang nyata (P<0.05) terhadap jumlah daun pada periode kedua, sedangkan pada periode pertama tidak memberikan pengaruh nyata baik pada PA maupun PS. Hal tersebut disebabkan karena jumlah batang pada periode kedua lebih banyak dibandingkan periode pertama, sehingga jumlah daun ikut bertambah seiring dengan pertambahan jumlah batang. Menurut Charles et al. (2005) dengan bertambahnya umur tanaman pembentukan akar dan batang terus bertambah sehingga dapat menjalankan fungsi penyerapan unsur hara lebih maksimal. Jarak tanam J3 dan J4 pada PA memberikan hasil terbaik terhadap jumlah daun pada periode kedua. Hal
10 tersebut disebabkan pada jarak tanam yang terlalu rapat antara daun sesama tanaman saling menutupi yang mengakibatkan tanaman bersaing dalam mendapatkan cahaya sehingga akan menghambat proses fotosentesis dan produksi tanaman tidak optimal, sedangkan semakin lebar jarak tanam kompetisi antar tanaman semakin rendah dan proses fotosintesis yang menghasilkan karbohidrat untuk pertumbuhan jumlah daun semakin optimal.
Produksi Berat Kering Daun Berat kering (BK) daun merupakan hasil dari keseimbangan antara pengambilan CO2 (fotosintesis) dan pengeluaran CO2 (respirasi) oleh tanaman. Berat kering daun diperoleh dari hasil penjemuran dan pengeringan di dalam oven dengan suhu 600 C.
Tabel 6 Rataan BK daun Torbangun hasil periode 1 Pupuk kandang Perlakuan J1 J2 J3 J4 Rataan
PA PS Berat kering daun (g tanaman-1) 33.58±10.90 14.49±1.51 25.60±2.19 10.49±1.39 31.00±7.17 18.30±4.67 26.97±8.69 11.76±6.91 29.29±7.52A 13.76±4.81B
Angka-angka pada baris yang sama diikuti oleh huruf besar yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 1% (Uji t – student). PA (Pupuk kandang ayam), PS (Pupuk kandang sapi), J1 (jarak tanam 0.5 x 0.5 m), J2 ( jarak tanam 1 X 0.5 m), J3 ( jarak tanam 1 x 1 m), J4 ( jarak tanam 1 x 1.5 m).
Tabel 7 Rataan BK daun Torbangun hasil periode 2 Perlakuan J1 J2 J3 J4 Rataan
Pupuk kandang PA PS -1 Berat kering daun (g tanaman ) 91.68±42.28 39.84±64.89b 68.18±16.96 40.65±10.83b 84.50±5.08 68.81±12.24a 85.51±16.47 60.82±6.33a 82.47±22.67A 52.53±15.26B
Angka-angka pada kolom yang sama diikuti oleh huruf kecil yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% (Uji selang berganda Duncan), angka-angka pada baris yang sama diikuti oleh huruf besar yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 1% (Uji t – student). PA (Pupuk kandang ayam), PS (Pupuk kandang sapi), J1 ( jarak tanam 0.5 x 0.5 m), J2 ( jarak tanam 1 X 0.5 m), J3 ( jarak tanam 1 x 1 m), J4 ( jarak tanam 1 x 1.5 m).
11 Berdasarkan hasil uji t - student (Tabel 6 dan 7) pupuk kandang berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap berat kering daun pada periode pertama dan kedua. Jarak tanam hanya memperlihatkan perbedaan yang nyata (P<0.05) pada BK periode kedua yang diberikan pupuk kandang sapi. Penggunaan pupuk kandang ayam menghasilkan produksi berat kering daun tertinggi pada periode pertama dan kedua yaitu 29.29±7.52 dan 82.47±22.67. Pada periode pertama penggunaan pupuk kandang ayam dapat meningkatkan produksi BK hingga 112.86%, sedangkan pada periode kedua dapat meningkatkan produksi BK hingga 57% dibandingkan pupuk kandang sapi. Hal tersebut dikarenakan berat kering lebih dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman, kandungan hara dari pupuk kandang ayam terutama N, P dan K lebih tinggi daripada pupuk kandang sapi. Susanti et al. (2012) menjelaskan berat kering sangat dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara yaitu N, P dan K karena 90% dari berat kering tanaman adalah hasil fotosintesis, jika proses fotosintesis terhambat maka akan menyebabkan rendahnya berat kering tanaman. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian Simatupang (2010) bahwa dosis pupuk kandang ayam yang semakin meningkat akan meningkatkan produksi berat kering daun kemangi. Perlakuan jarak tanam pada PS memberikan pengaruh yang nyata (P<0.05) terhadap BK pada periode kedua. Hal tersebut diduga karena pada periode kedua pertumbuhan akar dan batang semakin bertambah sehingga menyebabkan fungsi penyerapan unsur hara yang lebih maksimal dibandingkan pada periode pertama dan pada periode ini tanaman membutuhkan ruang tumbuh yang lebih lebar untuk mendukung keberlangsungan proses fotosintesis. Perlakuan J3 dan j4 pada PS menghasilkan BK tertinggi pada periode kedua yaitu 68.81 gram dan 60.82 gram. Produksi BK daun Torbangun yang diberikan perlakuan J3 dan pupuk kandang ayam (PA) dengan jumlah lubang tanam 10000 ha-1 akan menghasilkan 1.155 ton BK ha-1 dalam dua kali periode pemanenan dengan interval pemangkasan 9 minggu sekali, sedangkan J4 dengan jumlah lubang tanam 6666 ha-1 menghasilkan 0.75 ton BK ha-1. Perlakuan J3 dengan PA lebih efisien dalam meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman Torbangun dibandingkan J4 apabila dihitung berdasarkan luasan tanah per hektar.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pertumbuhan dan produktivitas tanaman Torbangun (Coleus amboinicus lour) dipengaruhi oleh jenis pupuk dan jarak tanam. Penggunaan pupuk kandang ayam (PA) sebanyak 1 kg menghasilkan pertumbuhan dan produktivitas lebih tinggi daripada pupuk kandang sapi (PS) sebanyak 1 kg. Jarak tanam 1 x 1 m (J3) dan 1 x 1,5 m (J4) menghasilkan pertumbuhan dan produktivitas tertinggi dengan penerapan 1 kg pupuk kandang ayam atau sapi.
12 Saran Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai jenis dan kebutuhan unsur hara bagi tanaman Coleus amboinicus Lour supaya mendapatkan pertumbuhan dan produktivitas yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA Asiah N. 2010. Potensi daun bangun-bangun (Coleus amboinicus) sebagai lactagogum [internet]. Jakarta (ID): PDGMI. [diunduh 2013 Februari 18]. Tersedia pada: http//www.pdgmi.org/2010/05/potensi-daun-bangunbangun-coleus.html Arios JR. 2005.Pengaruh pemberian pupuk Magnesium (Mg) terhadap kadar klorofil daun dan serapan hara Mg tanaman kacang tanah (Arachis hypogeal L.) pada podsolik tanah jagung dan latosol Dramaga [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Charles AL, Sriroth K, Huang TC. 2005. Proximate composition, mineral contents, hydrogen cyanide and phytic acid of 5 cassava genotypes. Food Chemist. 92:615-620. Firmansyah F, Tino MA, Aos MA. 2009. Pengaruh umur pindah tanam bibit dan populasi tanaman terhadap hasil dan kualitas sayuran pakcoy (Brassica campestris l, chinensis group) yang ditanam dalam naungan kasa di dataran mataram. Jurnal Agrikultura. 20(3):216-224. Lakitan B. 2004. Teori, Budidaya dan Pasca Panen. Jakarta (ID): Rajawali Pr. Lawrence M, Naiyana, Damanik MRM. 2005. Modified nutraceutical composition [Internet]. Melbourne (AU): Freehills Patent and Trademark 2013 April 1]. Tersedia pada: Attorneys. [diunduh http://www.wipo.int/pctdb. Leiwakabessy FM, A Sutandi. 1998. Pupuk dan Pemupukan. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Lingga P. 1992. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Maryam A. 2009. Pengaruh jenis pupuk organik terhadap pertumbuhan dan hasil panen tanaman sayuran di dalam nethouse [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Melati M, Andriyani W. 2005. Pengaruh pupuk kandang ayam dan pupuk hijau Calopogonium mucunoides terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai panen muda yang dibudidayakan secara organik. Bul Agron. 31(2):8-15. Moniruzzaman M. 2006. Effects of plant spacing and mulching on yield and profitability of lettuce (Lactuca sativa l.). J Agric & Rural Dev. 4 (1&2): 107-111. Pambayun R. 2008. Pengaruh jarak tanam terhadap produksi beberapa sayuran indigenous [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Rumetor SD, Jahja J, Widjajakusuma R, Permana IG, Sutama IK. 2008. Suplementasi daun bangun–bangun (Coleus amboinicus Lour) dan kombinasi zinc-vitamin E untuk memperbaiki metabolisme dan produksi susu kambing peranakan etawah. JITV. 13(3):189-196. Salisbury BF, Ross CCW. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung (ID): Institut Teknologi Bandung.
13 Setiati HS. 1996. Pengantar Agronomi. Jakarta (ID) : Gramedia Pustaka Utama. Simatupang DV. 2010. Pengaruh dosis pupuk kandang ayam terhadap pertumbuhan, produksi daun segar dan kandungan minyak atsiri dari dua aksesi kemangi (Ocimum basilicum L.) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Soepardi G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Suriadikarta DA, Simanungkalit RDM. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati [Internet]. Bogor (ID): Balai Besar Penelitian dan Pengambangan Sumberdaya Lahan Pertanian. [diunduh 2013 Juni 20]. Tersedia pada: http://balittanah.litbang.deptan.go.id/ Susanti, Purbajanti ED, Sutarno. 2012. Pertumbuhan hijauan Pintoi (Arachis pintoi) pada berbagai panjang stek dan dosis pupuk organik cair periode pemotongan kedua. Animal Agriculture Journal. 1(1):721-731. Steel RGD, Torrie JH. 1990. Principle and procedure statistics. A Biometrical Approach. 2nd Ed. London (GB):.Mc Graw Hill International Book. Walpole RE. 1992. Pengantar Statistika. Sumantri B, penerjemah. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama. Terjemahan dari: Introduction to Statistics. Ed ke-3. Weaning W. 2007. Penambahan daun torbangun (Coleus amboinicus Lour) dalam ransum pengaruhnya terhadap sifat reproduksi dan produksi air susu mencit putih (Mus musculus Albinus) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
14 Lampiran 1 ANOVA Laju Pertambahan Tinggi Tanaman Torbangun PA
Sumber Keragaman
Derajat Bebas
Kuadrat Tengah
F
Signifikansi
3
.310
1.205
.368
71.590
1
71.590
277.829
.000
perlakuan
.931
3
.310
1.205
.368
Galat
2.061
8
.258
Total
74.583
12
Total Koreksi
2.993
11
Model Koreksi Intersep
Jumlah Kuadrat .931
a
Lampiran 2 ANOVA Laju Pertambahan Tinggi Tanaman Torbangun PS Sumber Keragaman
Jumlah Kuadrat
Derajat Bebas
Kuadrat Tengah
F
Signifikansi
Model Koreksi
.348a
3
.116
.988
.446
38.593
1
38.593
328.424
.000
perlakuan
.348
3
.116
.988
.446
Galat
.940
8
.118
Total
39.881
12
Total Koreksi
1.288
11
Intersep
Lampiran 3 ANOVA Laju Pertambahan Lebar Daun PA Sumber Keragaman
Jumlah Kuadrat
Derajat Bebas
Kuadrat Tengah
F
Model Koreksi
.007a
3
.002
.351
.790
Intersep
3.091
1
3.091
446.845
.000
perlakuan
.007
3
.002
.351
.790
Galat
.055
8
.007
Total
3.153
12
Total Koreksi
.063
11
Signifikansi
15 Lampiran 4 ANOVA Laju Pertambahan Lebar Daun PS Sumber Keragaman
Jumlah Kuadrat
Derajat Bebas
Kuadrat Tengah
F
Model Koreksi
.026a
3
.009
1.500
.287
Intersep
2.279
1
2.279
393.001
.000
perlakuan
.026
3
.009
1.500
.287
Galat
.046
8
.006
Total
2.352
12
Total Koreksi
.072
11
Signifikansi
Lampiran 5 ANOVA Laju Pertambahan Jumlah Daun PA Sumber Keragaman
Derajat Bebas
Kuadrat Tengah
F
6135.388
3
2045.129
4.553
565871.185
1
perlakuan
6135.388
3
2045.129
Galat
3593.727
8
449.216
Total
575600.300
12
9729.114
11
Model Koreksi Intersep
Total Koreksi
Jumlah Kuadrat a
565871.185 1.260E3 4.553
Signifikansi .038 .000 .038
Lampiran 6 Hasil Uji Lanjut Duncan Laju Pertambahan Jumlah Daun PA Subset Perlakuan
N
1
2
j2
3 1.8672E2
j1
3 2.0879E2 2.0879E2
j3
3 2.2438E2 2.2438E2
j4
3
Sig.
2.4873E2 .070
.058
16 Lampiran 7 ANOVA Laju Pertambahan Jumlah Daun PS Sumber Keragaman Model Koreksi Intersep
Jumlah Kuadrat 646.351
a
Derajat Bebas
Kuadrat Tengah
F
Signifikansi
3
215.450
.650
.605
170274.893
1
perlakuan
646.351
3
215.450
Galat
2651.661
8
331.458
Total
173572.905
12
3298.012
11
Total Koreksi
170274.893 513.715
.000
.650
.605
Lampiran 8 ANOVA Produksi Jumlah Daun PA Periode 1 Sumber Keragaman Model Koreksi Intersep
Jumlah Kuadrat 6951.831
a
Derajat Bebas
Kuadrat Tengah
F
3
2317.277
.246
1588134.946
1
perlakuan
6951.831
3
2317.277
Galat
75377.981
8
9422.248
Total
1670464.758
12
82329.812
11
Total Koreksi
Signifikansi .862
1588134.946 168.552
.000
.246
.862
Lampiran 9 ANOVA Produksi Jumlah Daun PS Periode 1 Sumber Keragaman
Jumlah Kuadrat
Derajat Bebas
Kuadrat Tengah
F
Model Koreksi
2827.248a
3
942.416
.504
269650.113
1
perlakuan
2827.248
3
942.416
Galat
14969.556
8
1871.194
Total
287446.917
12
Total Koreksi
17796.803
11
Intersep
269650.113 144.106 .504
Signifikansi .690 .000 .690
17 Lampiran 10 ANOVA Jumlah Daun PA Periode 2 Sumber Keragaman
Jumlah Kuadrat
Derajat Bebas
Kuadrat Tengah
F
Model Koreksi
298864.046a
3
99621.349
4.544
.039
1.154E7
1
1.154E7
526.197
.000
perlakuan
298864.046
3
99621.349
4.544
.039
Galat
175385.555
8
21923.194
Total
1.201E7
12
474249.601
11
Intersep
Total Koreksi
Signifikansi
Lampiran 11 Hasil Uji Lanjut Duncan Jumlah Daun PA Periode 2 Subset Perlakuan
N
1
j2
3
7.2289E2
j1
3
9.8478E2 9.8478E2
j4
3
1.0828E3
j3
3
1.1314E3
Sig.
2
.062
.278
Lampiran 12 ANOVA Jumlah Daun PS Periode 1 Sumber Keragaman
Derajat Bebas
Kuadrat Tengah
F
64651.009
3
21550.336
.245
4724656.675
1
perlakuan
64651.009
3
21550.336
Galat
702850.370
8
87856.296
Total
5492158.054
12
Total Koreksi
767501.379
11
Model Koreksi Intersep
Jumlah Kuadrat a
4724656.675 53.777 .245
Signifikansi .862 .000 .862
18 Lampiran 13 ANOVA BK Daun PA Periode 1 Sumber Keragaman
Derajat Bebas
Kuadrat Tengah
F
3
40.371
.645
.608
10295.435
1
10295.435
164.373
.000
perlakuan
121.112
3
40.371
.645
.608
Galat
501.076
8
62.635
Total
10917.624
12
622.189
11
Model Koreksi Intersep
Total Koreksi
Jumlah Kuadrat 121.112
a
Signifikansi
Lampiran 14 ANOVA BK Daun PS Periode 1 Sumber Keragaman
Jumlah Kuadrat
Derajat Bebas
Kuadrat Tengah
F
Model Koreksi
107.552a
3
35.851
1.943
.201
Intersep
2272.877
1
2272.877
123.166
.000
perlakuan
107.552
3
35.851
1.943
.201
Galat
147.631
8
18.454
Total
2528.060
12
Total Koreksi
255.183
11
Signifikansi
Lampiran 15 ANOVA BK Daun PA Periode 2 Sumber Keragaman
Derajat Bebas
Kuadrat Tengah
F
3
302.289
.510
.687
81605.715
1
81605.715
137.597
.000
perlakuan
906.866
3
302.289
.510
.687
Galat
4744.617
8
593.077
Total
87257.198
12
Total Koreksi
5651.483
11
Model Koreksi Intersep
Jumlah Kuadrat 906.866
a
Signifikansi
19 Lampiran 16 ANOVA BK Daun PS Periode 2 Sumber Keragaman
Jumlah Kuadrat
Derajat Bebas
Kuadrat Tengah
F
Model Koreksi
1906.982
a
3
635.661
7.790
.009
Intersep
33113.861
1
33113.861
405.829
.000
perlakuan
1906.982
3
635.661
7.790
.009
Galat
652.765
8
81.596
Total
35673.609
12
Total Koreksi
2559.747
11
Signifikansi
Lampiran 17 Hasil Uji Lanjut Duncan BK Daun PS Periode 2 Subset Perlakuan
N
1
j1
3
39.8433
j2
3
40.6533
j4
3
60.8200
j3
3
68.8067
Sig.
.915
2
.310
20 Lampiran 18 Dokumentasi Penelitian
Persiapan Bahan Tanam
Penanaman
Pemanenan Daun Torbangun
Penimbangan Pupuk
Kegiatan Penyiraman
Penjemuran Daun Torbangun
21
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Tasikmalaya pada Tanggal 23 Oktober 1991 dari ayah bernama Drs. H. Usep Sutaryono (alm) dan ibu yang bernama Hj. Aas Asiyah, Amd Keb. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menempuh pendidikan formal dimulai dari SD Negeri 1 Cipakat, Tasikmalaya dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan sekolah di SLTP Negeri 1 Sukarame, Tasikmalaya dan lulus pada tahun 2006. Penulis melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 1 Singaparna, Tasikmalaya dan lulus pada tahun 2009. Alamat email penulis
[email protected]. Penulis diterima sebagai mahasiswi Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2009 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan (INTP), Fakultas Peternakan. Selama menjalani pendidikan akademik di Institut Pertanian Bogor Penulis aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Tasikmalaya (HIMALAYA).
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Panca Dewi MHK, MS dan Ir M Agus Setiana, MS selaku dosen pembimbing akademik dan deosen pembimbing skripsi. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Dr Iwan Prihantoro, SPt. MS selaku dosen pembahas seminar hasil penelitian penulis pada tanggal 25 April 2013. Ungkapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ir Asep Tata Permana, MSc dan Ir Afton Atabany, MSi selaku dosen penguji ujian akhir hasil penelitian penulis, serta Ir Lilis Khotijah, MS selaku dosen panitia ujian akhir hasil penelitian penulis yang dilaksanakan pada tanggal 11 Juli 2013. Penulis ucapkan terima kasih kepada staf dosen dan administrasi Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Mama, Bapak (alm), dan kakak tersayang Astri dan Bayu yang telah memberikan semangat, doa dan kasih sayangnya. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada teman seperjuangan Detti, Ruri, Linda dan Usmi, serta teman-teman INTP 46 (Nutritious) atas segala bantuan dan dukungannya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.