e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
PENGARUH CRH BERBANTUAN MEDIA QUESTION CARDS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD Ni Pt Meyra Citra Dewi1, Kt. Pudjawan2, Nym. Kusmariyatni3 1,2,3Jurusan
PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk, (1) mendeskripsikan hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model Pembelajaran course review horay berbantuan media question cards, (2) mendeskripsikan hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran secara konvensional, (3) mengetahui perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model Pembelajaran course review horay berbantuan media question cards dan siswa yang mengikuti pembelajaran secara konvensional. Penelitian ini merupakan kuasi eksperimen. Rancangan penelitian ini adalah Post Test Only Control Group Design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD di Gugus VI Kecamatan Buleleng. Sampel penelitian ini yaitu kelas IV SD Negeri 1 Kampung Baru yang berjumlah 23 orang dan kelas IV SD Negeri 2 Kampung Baru yang berjumlah 22 orang. Data hasil belajar matematika siswa dikumpulkan dengan metode tes dengan instrument tes pilihan ganda satu jawaban benar. Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial (uji-t). Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD di Gugus VI Kecamatan Buleleng antara kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran course review horay berbantuan question cards dan kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal ini ditunjukkan oleh thitung (2,202) > ttabel (2,021) dan rata-rata (mean) kelompok eksperimen (17,83) lebih besar dari rata-rata (mean) kelompok kontrol (14,32). Ini berarti model pembelajaran course review horay berbatuan media question cards berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV SD di Gugus VI Kecamatan Buleleng tahun pelajaran 2015/2016. Kata-kata kunci: course review horay, media question cards, hasil belajar matematika
Abstract The purposes of this research is for, (1) To describe about the result of studying mathematics for the student who who learned with the group with learned model system Course review horay aided question cards media. (2) To describe about the result of studying mathematics for the student who follow learned conventional. (3) To know about differences in mathematics learning outcomes between students who learned with the group with learned model system Course review horay aided question cards media with a group of students who learned with conventional. This study is quasi exsperiment with design post-test only control group design. The
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
population of this research was all students in the fourth grade elementary school in IV cluster District of Buleleng. The samples of this research were fourth grade elementary school Negeri 1 Kampung Baru which consisted of 23 students and fourth grade elementary school Negeri 2 Kampung which consisted of 22 students. Learning outcomes data collected using test methods with multiple dwice test instrument one correet answer. The data collected then was analysed by using descriptive statistic analysis and inferential statistic analysis (t-test). The result of data analysis shows that there is significant difference in students mathematic learning outcomes of class IV elementary school in IV cluster Subdistrict of Buleleng between students who learned with the group with learned model system Course review horay aided question cards media with a group of students who learned with conventional model. It is show by the t account (2,202) > ttable (2,021) and average (mean) of experimental group (17,83) higher than average (mean) of control group (14,32). From the result of this research, it can be said that Course review horay model aided question cards media gives significant effect to improve students mathematic learning outcomes in the fourth grade elementary school in IV cluster District of Buleleng periode 2015/2016. Keywords: course review horay, media question cards, Mathematic learning outcomes
PENDAHULUAN Saat ini pendidikan telah menjadi kebutuhan pokok yang harus dimiliki setiap orang agar bisa menjawab tantangan kehidupan. Pendidikan merupakan pengalaman belajar diberbagai lingkungan yang berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi perkembangan individu. Oleh karena itu pendidikan memiliki peranan penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. (Hasbullah, 2006) pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Lembaga pendidikan dituntut untuk dapat menyelenggarakan proses pendidikan secara optimal sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan itu sendiri. Peningkatan kualitas dan mutu pendidikan yang baik diharapkan mampu melahirkan lulusanlulusan yang mempunyai daya saing tinggi untuk menghadapi ketatnya tantangan dan persaingan di dunia kerja. Guru merupakan dasar penentu kualitas lulusan siswa yang baik maupun buruk. Maka dari itu sangat diperlukan kualitas guru yang profesional dalam proses perkembangan pendidikan. Guru
dituntut tidak hanya pintar dalam penguasaan materi pelajaran, tetapi juga diharapkan mampu mengelola kelas dengan baik supaya proses pembelajaran berjalan dengan aktif, efektif, dan menyenangkan. Hal ini bertujuan agar guru dalam tugasnya sebagai pendidik diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Mengingat bahwa guru juga memberi pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Pada penyelenggaraan pendidikan yang efektif, hasil belajar yang baik dan memuaskan adalah harapan orang tua, siswa, dan seluruh pihak terkait. Namun pada kenyataanya harapan tersebut sering kali tidak terwujud khususnya pada pelajaran matematika. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar. Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar perlu mendapat perhatian yang serius dari berbagai pihak yaitu pendidik, orang tua, pemerintah, maupun masyarakat, karena pembelajaran matematika di Sekolah Dasar merupakan peletak konsep dasar yang dijadikan landasan untuk belajar pada jenjang berikutnya. Dalam pembelajaran matematika banyak guru yang mengeluhkan rendahnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan
2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
soal matematika. Soedjadi (dalam Susanto (2014:191)) menyatakan bahwa “ Daya serap rata-rata siswa sekolah dasar untuk mata pelajaran matematika hanya sebesar 45%”. Hal tersebut terlihat dari banyaknya kesalahan siswa dalam mengerjakan soal dan rendahnya nilai siswa baik dalam ulangan harian, ulangan akhir semester, maupun Ujian Nasional. Padahal dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas guru memberikan tugas berupa soal secara bertahap sesuai dengan tujuan pembelajaran yang direncakanan. Untuk mengetahui situasi pembelajaran matematika di kelas IV terkait dengan hasil belajar, maka dilakukan observasi pada hari Selasa, 8 Desember 2015 mengenai pelaksanaan pembelajaran Matematika kelas IV di gugus VI Kecamatan Buleleng. Berdasarkan hasil observasi dilapangan ditemukan berbagai permasalahan bahwa hasil belajar siswa masih kurang memuaskan. Proses belajar yang dialami oleh siswa tidak selalu benar sebagaimana yang diharapkan, terkadang banyak mengalami hambatan dan kesulitan. Melihat kenyataan di sekolah dalam pembelajaran matematika, guru cenderung mentrasfer pengetahuan yang dimiliki ke dalam pikiran siswa. Kegiatan pembelajaran matematika yang dilaksanakan di sekolah hanya memposisikan siswa sebagai pendengar. Guru hanya mentransfer ilmu yang dimiliki tanpa mempertimbangkan aspek intelegensi dan kesiapan siswa, akibatnya siswa kurang mampu menerima materi yang disampaikan guru dan kurang mampu melibatkan diri secara aktif dalam pembelajaran. Artinya, lingkungan belajar cenderung masih konvensional. Dalam artian bahwa proses pembelajaran masih didominasi oleh guru dan kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuannya secara mandiri melalui proses berpikir dan penemuan karena dalam proses pembelajaran guru lebih sering menggunakan metode ceramah. Sehingga
jarang terjadi komunikasi antara guru dengan siswa, siswa dengan guru, dan siswa dengan siswa, hal tersebut yang menyebabkan siswa merasa cepat bosan dan menjadi pendengar yang pasif. Di samping itu kemampuan siswa tidak sepenuhnya tereksplorasi karena siswa tidak mempraktikkan secara langsung mengenai konsep-konsep yang diajarkan. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran konvensional (pembelajaran yang sering diterapkan guru di sekolah) hanya berpusat pada guru yang dianggap sebagai sumber ilmu. Berdasarkan faktor penyebab masalah yang timbul, maka diperlukan suatu penerapan pembelajaran yang membuat pembelajaran terasa menyenangkan serta hasil belajar yang akan dicapai nantinya benar-benar berguna bagi siswa. Selain melakukan observasi, juga dilakukan wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran siswa serta beberapa siswa di masing-masing sekolah. Hasil wawancara menunjukkan bahwa rendahnya hasil belajar matematika disebabkan karena guru sulit melibatkan siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran dan sebagian besar siswa beranggapan bahwa pelajaran matematika itu pelajaran yang sangat sulit, karena pelajaran matematika susah dimengerti. Hal tersebut yang menjadi penyebab utama rendahnya minat belajar siswa dan kurang adanya motivasi dari diri siswa itu sendiri selama proses pembelajaran, sehingga mengakibatkan rendahnya hasil belajar matematika siswa. Selain itu guru juga kurang mampu untuk dapat mengembangkan keterampilan mengajar yang dapat menarik perhatian siswa dan merangsang siswa untuk belajar, sehingga siswa tidak antusias untuk mengikuti proses pembelajaran. Hasil observasi dan wawancara tersebut juga didukung oleh hasil belajar matematika pada Ulangan Akhir Semester (UAS) yang disajikan pada tabel 1.
3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Tabel 1. Rata-Rata Nilai Matematika Siswa kelas IV SD di Gugus VI Kecamatan Buleleng No 1 2 3 4 5
Nama Sekolah SDN 1 Kampung Baru SDN 2 Kampung Baru SDN 3 Kampung Baru SDN 5 Kampung Baru SDN 7 Kampung Baru
KKM Rata-rata 65 62,30 60 63 70 74,32 65 49,6 66 64,3 (Sumber: SD di Gugus VI Kecamatan Buleleng, 2015)
Berdasarkan tabel rata-rata nilai matematika siswa kelas IV SD di gugus VI, tampak bahwa hasil belajar matematika dalam kategori rendah terbukti nilai ratarata masih ada yang di bawah KKM. Masalah rendahnya hasil belajar tersebut perlu dicarikan solusi agar pembelajaran yang dilaksanakan dapat memberikan hasil yang optimal serta mampu meningkatkan hasil belajar bagi siswa. Berdasarkan uraian tersebut, diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan hasil belajar matematika siswa SD. Salah satunya adalah dengan mengemas pembelajaran yang inovatif, yang dapat menyediakan situasi belajar secara kondusif dan menyenangkan. Salah satu model pembelajaran yang relevan untuk hal tersebut adalah model pembelajaran course review horay. Huda (2013), menyatakan course review horay merupakan model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan, karena setiap siswa yang dapat menjawab benar diwajibkan berteriak “Horay” atau yel-yel lainnya yang disukai. Sementara itu, Kuniasih & Berlin (2015:80) menyatakan bahwa, “Model pembelajaran course review horay merupakan model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan, karena setiap siswa yang dapat menjawab benar maka siswa tersebut diwajiban berteriak “ Horay ” atau yel-yel lainnya yang disepakati. Model pembelajaran course review horay dapat memacu siswa untuk berkompetisi serta melatih kerjasama antar siswa dalam menjawab pertanyaanpertanyaan yang diberikan. Dengan kegiatan tersebut, diyakini aktivitas siswa untuk berpikir dan bekerja meningkat sehingga sehingga dapat memberikan
konstribusi yang positif terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa, model pembelajaran course review horay efektif untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran dan didugaterdapat perbedaan terhadap hasil belajar matematika siswa. Namun seberapa jauh perbedaannya pada penelitian ini belum dapat diungkapkan. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar antara kelompok yang dibelajarkan menggunakan model course review horay dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model konvensional. Maka dari itu, permasalahan ini diangkat dalam suatu penelitian berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Course Review Horay Berbantuan Media Question Cards terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD di Gugus VI Kecamatan BulelengTahun Pelajaran 2015/2016”. METODE Penelitian ini tergolong quasi experiment karena tidak semua variabel yang muuncul dalam kondisi eksperimen dapar diukur dan dikontrol secara ketat. Penelitian dilaksanakan di SD Gugus VI Kecamatan Buleleng pada rentangan waktu semester genap tahun pelajaran 2015/2016 yang dimulai dari bulan Maret sampai April 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD yang ada di Gugus VI Kecamatan Buleleng yang berjumlah 5 kelas. Untuk mengetahui kesetaraan hasil belajar Matematika siswa kelas IV di masing-masing sekolah dasar tersebut, maka terlebih dahulu dilakukan uji kesetaraan menggunakan analisis varian satu jalur (ANAVA A). Berdasarkan hasil analisis dengan ANAVA A pada taraf 4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
teknik random sampling. Teknik ini digunakan sebagai teknik pengambilan sampel karena individu-individu pada populasi telah didistribusikan ke dalam kelas-kelas sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan pengacakan terhadap individu-individu dalam populasi. Kelas yang dirandom merupakan kelas dalam jenjang yang sama. Kelas-kelas tersebut adalah kelas IV dari setiap sekolah dasar di Gugus VI Kecamatan Buleleng. Dari lima sekolah dasar yang ada di Gugus VI Kecamatan Buleleng, dilakukan pengundian Tahap pertama dilakukan random sampling terhadap sekolah di Gugus VI Kecamatan Buleleng yang diasumsikan setara dilakukan pengundian untuk diambil dua kelas yang dijadikan subjek penelitian (sampel penelitian). Selanjutnya dari dua kelas tersebut akan diacak untuk menentukan kelas eksperimen yang akan diterapkan dengan pembelajaran Course review horay berbantuan media Question cards dan kelas control yang akan diterapkan dengan pembelajaran konvensional. Sampel yang diperoleh berdasarkan hasil sampling pada masing-masing perlakuan disajikan pada tabel 2.
signifikansi 5%, didapatkan nilai Fhitung sebesar 25,95. Nilai Ftabel pada dbA = 4, dan dbdalam = 125 sebesar 2,45. Artinya, Ftab > Fhit sehingga Ho diterima. Dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Matematika siswa kelas IV sekolah dasar di Gugus VI Kecamatan Buleleng sehingga perlu dilanjutkan dengan t-Scheffe baik untuk jumlah n sama ataupun n tidak sama dengan rumus sebagai berikut. Untuk n1 ≠ n2 : t =
X1 X 2 1 1 RJK dal n1 n2
,
dimana db t= db dalam Dari hasil uji t-Scheffe dengan taraf signifikansi 5% dengan t tabel = 1,96 kepada kelima kelompok tersebut didapatkan t hitung < t tabel pada beberapa kelompok. Dari hasil uji tersebut, diperoleh SDN 1 Kampung Baru, SDN 2 Kampung Baru, dan SDN 7 Kampung Baru hasil belajar matematika yang setara. Dengan kata lain SD ini setara. Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan dijadikan objek penelitian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Tabel 2. Hasil Pengundian Sampel Penelitian Sekolah SDN 1 Kampung Baru SDN 2 Kampung Baru
Kelas IV IV
Kelompok Jumlah Siswa Eksperimen 23 orang Kontrol 22 orang Jumlah 45 orang group design. Desain penelitian digambarkan sebagai berikut.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah posttest-only control
ini
Tabel 3. Rancangan Penelitian Kelas Eksperimen Kontrol
Treatment X1 -
Post-test O1 O2 (Sumber : Sugiyono, 2012:112) X1
Keterangan: O1 = post-test terhadap kelompok eksperimen O2 = post-test terhadap kelompok kontrol
–
5
= treatment terhadap kelompok eksperimen (course review horay berbantuan media question cards) =treatment terhadap kelompok kontrol (model pembelajaran konvensional)
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Prosedur penelitian yang dilaksanakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Menentukan populasi yang akan dijadikan tempat penelitian, yang sebelumnya telah berkoordinasi dengan kepala sekolah masing-masing sekolah. (2) Melakukan observasi dan orientasi awal ke sekolah mengenai proses belajar mengajar di kelas dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. (3) Menentukan sampel berupa kelas dari populasi yang tersedia dengan cara mengundi kelas yang diasumsikan setara untuk menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. (4) Menyiapkan materi yang dibahas selama penelitian, serta membuat instrumen penelitian. (5) Mengkonsultasikan perangkat pembelajaran dan instrumen yang digunakan untuk penelitian dengan dosen pembimbing. (6) Melakukan uji judges terhadap instrument yang akan digunakan dalam penelitian. (7) Melakukan uji coba instrument di kelas yang tingkatannya lebih tinggi dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol, namun masih berada pada satu gugus. Kemudian melakukan uji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya beda instrument tersebut. (8) Melakukan revisi dan pemilihan tes hasil belajar yang akan digunakan untuk post tes. (9) Berkonsultasi dengan guru pada kelas eksperimen tentang model pembelajaran Course review horay berbantuan Media Question cards yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran agar memudahkan guru dalam menerapakan model tersebut. (10) Melaksanakan penelitian dengan model pembelajaran Course review horay berbantuan Media Question cards pada kelompok ekperimen dan model pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol. (11) Memberikan post-test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah dilakukan perlakuan. (12) Melakukan analisis data hasil belajar sesuai data yang diperoleh untuk menguji hipotesis. (13) Menyusun laporan penelitian dalam bentuk skripsi. Pelaksanaan eksperimen dilakukan sebanyak 8 kali pertemuan dan 1 kali pertemuan untuk pemberian post-test
(masing-masing pertemuan 3 x 35 menit). Kegiatan ini diselenggarakan bekerjasama dengan guru mata pelajaran Matematika. Adapun langkah-langkah dan perbandingan perlakuan terhadap kelompok eksperimen (siswa kelas IV SDN 1 Kampung Baru) dan kelompok control (siswa kelas IV SD 2 Kampung Baru). Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data tentang hasil belajar IPA adalah tes objektif. Butir pertanyaannya berjumlah 26 soal. Setiap item diberikan skor 1 bila siswa menjawab dengan benar dan skor 0 bila siswa menjawab salah. Skor setiap jawaban kemudian dijumlahkan dan jumlah skor tersebut merupakan skor variabel hasil belajar Matematika. Rentang skor yang mungkin diperoleh siswa adalah 0-26. Skor 0 merupakan skor minimal ideal dan skor 26 merupakan skor maksimal ideal hasil belajar. Suatu instrumen penelitian dikatakan baik jika sudah memenuhi dua persyaratan penting yaitu validitas dan reliabilitas. Sebelum tes disebarkan kepada siswa, maka tes yang dibuat diuji terlebih dahulu melalui validasi pakar. Setelah direvisi, instrumen diujicobakan di lapangan. Data yang diperoleh dari uji coba instrumen dianalisis menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, daya pembeda soal, dan tingkat kesukaran soal. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial. Analisis statistik deskriptif yang digunakan meliputi mean, median, modus, standar deviasi, dan varians. Dalam penelitian ini, data disajikan dalam bentuk kurva polygon. Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan homogenitas. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji-t (polled varians) dengan rumus sebagai berikut. t
x x 1 2
(1)
n1 n2 s12 n2 1s22 1 n n 2 1 2
n 1
1
n 2
(dalam Koyan, 2012:33)
6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis data dilakukan pada masingmasing kelas yaitu kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Adapun hasil analisis data statistik deskriptif disajikan pada tabel 4 sebagai berikut.
Tabel 4. Deskripsi Data Hasil Belajar Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Statistik Mean (M) Median (Md) Modus (Mo) Standar Deviasi Varians
Kelompok Eksperimen 17,83 18,25 19 4,58 21,05
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada kelompok eksperimen modus lebih besar daripada median dan median lebih besar daripada mean (Mo>Md>M). Dengan kata lain, kurva pada kelompok eksperimen adalah kurva juling negatif. Artinya, sebagian besar skor cenderung tinggi. Selanjutnya, pada kelompok kontrol, modus lebih kecil daripada median dan median lebih kecil daripada mean (Mo<Md<M). Dengan kata lain, kurva pada kelompok kontrol adalah
Kelompok Kontrol 14,32 13,83 11,83 4,93 24,32
kurva juling positif. Artinya, sebagian besar skor cenderung rendah. Setelah menganalisis data dengan mencari mean, median, modus dilanjutkan dengan menghitung uji prasyarat analisis data. Uji prasyarat yang dilakukan adalah uji normalitas dan homogenitas. Hasil uji normalitas sebaran data post-test hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Berpikir Kritis siswa pada mata pelajaran IPA No
Kelompok Data Hasil Belajar
χ2
1 2
Post-test Eksperimen Post-test Kontrol
4,334 1,648
Kriteria pengujian, jika 2 hit 2 tab dengan taraf signifikasi 5% (dk = jumlah kelas dikurangi parameter, dikurangi 1), maka data berdistribusi normal. 2 2 Sedangkan, jika hit tab , maka data tidak berdistribusi normal. Berdasarkan hasil penghitungan dengan menggunakan rumus Chi-Square, diperoleh 2 hit hasil belajar matematika kelompok eksperimen adalah 4,334 dan 2 tab dengan taraf signifikansi 5% dan db = 3 adalah 7,815. Hal ini berarti, 2 hit hasil belajar matematika kelompoak eksperimen lebih kecil dari 2 tab ( 2 hit 2 tab ), sehingga data hasil belajar matematika kelompok eksperimen
Nilai Kritis dengan Taraf Signifikansi 5% 7,815 5,591
Status Normal Normal
berdistribusi normal. Sedangkan, 2 hit hasil belajar matematika kelompok kontrol adalah 1,648 dan 2 tab dengan taraf signifikansi 5% dan db = 2adalah 5,591. Hal ini berarti, 2 hit hasil belajar matematika kelompok kontrol lebih kecil dari 2 tab ( 2 hit 2 tab ), sehingga data hasil belajar matematika kelompok kontrol berdistribusi normal. Selanjutnya, uji homogenitas dilakukan terhadap varians pasangan antarkelompok eksperimen dan kontrol. Hasil uji homogenitas varians antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan pada tabel berikut ini.
7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Varians antara Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Sumber Data
Fhit
Ftab dengan Taraf Signifikansi 5%
Status
Post-test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
1,15
2,07
Homogen
Uji homogenitas varians yang digunakan adalah uji F dengan kriteria data homogen jika Fhit < Ftab. Berdasarkan tabel di atas, diketahui Fhit hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah 1,15, sedangkan Ftab dengan dbpembilang = 21, dbpenyebut = 22, dan taraf signifikansi 5% adalah 2,07. Hal ini berarti bahwa varians data hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah homogen. Berdasarkan uji prasyarat analisis data, diperoleh bahwa data hasil belajar matematika kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol adalah normal dan homogen. Setelah diperoleh hasil dari uji prasyarat analisis data, dilanjutkan dengan pengujian hipotesis penelitian (H1) dan hipotesis nol (H0). Pengujian hipotesis tersebut dilakukan dengan menggunakan uji-t sampel independent (tidak berkorelasi) dengan rumus polled varians. Kriteria pengujian adalah tolak H0 jika thitung > ttabel. Rangkuman hasil perhitungan uji-t antar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan pada tabel di berikut ini.
Tabel 7. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji-t Kelompok
N
Db
Eksperimen Kontrol
23 22
43
Mean ( x ) 17,83 14,68
Berdasarkan tabel hasil penghitungan uji-t di atas, diperoleh thit sebesar 2,21, sedangkan ttab dengan dk = 23+22-2 = 43 dan taraf signifikansi 5% adalah 2,021. Hal ini berarti, t hit lebih besar dari ttab (thit > ttab), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Matematika antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Course review horay berbantuan media question cards dan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV di SD Gugus VI Kecamatan Buleleng tahun pelajaran 2015/2016.
s2
t hitung
t tabel
21,06 24,13
2,22
2,021
Tinjauan ini didasarkan pada hasil data post-test siswa dan hasil uji-t. Post-test diberikan setelah adanya perlakuan model pembelajaran Course review horay berbantuan media Question cards. Hasil perhitungan menyatakan bahwa hasil posttest kelas eksperimen lebih besar dari kelas control. Hal ini dibuktikan dari rata-rata skor hasil belajar Matematika kelas ekperimen dan kelas control. Rata-rata skor kelas ekperimen adalah 17,83 berada pada katagori sangat tinggi, sedangkan rata-rata skor kelas control adalah 14,32 berada pada katagori sedang. Selanjutnya berdasarkan analisis data menggunakan uji-t, diketahui thitung = 2,22 dan ttabel pada taraf signifikansi 5% = 2,021. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa thitung lebih besar dari ttabel (thitung > ttabel), sehingga hasil penelitian adalah signifikan. Hal ini berarti Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Matematika antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Course review
PEMBAHASAN Hasil analisis data hasil belajar menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model Course review horay berbantuan media Question cards dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. 8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
horay berbantuan media question cards dan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV di SD Gugus VI Kecamatan Buleleng tahun pelajaran 2015/2016. Adanya perbedaan yang signifikan menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Course review horay berbantuan media question cards berpengaruh pada hasil belajar matematika siswa. Perbedaan hasil belajar matematika antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran course review horay berbantuan media question cards dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut. Model pembelajaran course revie horay berbantuan media question cards memberikan kesempatan siswa untuk membentuk kelompok belajar. Kegiatan belajar dalam kelompok kecil sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Tujuan dibentuknya kelompok belajar adalah untuk meningkatkan kerjasama dalam tim atau kelompok dan mengajarkan siswa untuk saling menghargai pendapat orang lain dan membangkitkan rasa tanggung jawab terhadap tugas. Dalam hal ini guru sangat berperan penting untuk membimbing siswa melakukan diskusi, sehingga terciptanya suasana belajar yang lebih hidup, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Siswa secara langsung dapat memecahkan masalah, memahami suatu materi secara berkelompok dan saling membantu antara satu dengan yang lainnya. Kegiatan diskusi dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih baik dan menemukan hal-hal yang bermakna. Siswa diberikan kesempatan untuk menuliskan nomor soal pada kotak secara acak. Hal ini membuat siswa menjadi lebih kreatif dan aktif, sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan. Proses pembelajaran seperti ini yang sebenarnya diinginkan siswa karena dalam pembelajaran tidak monoton. Aktifnya siswa dalam proses pembelajaran khususnya pada pembelajaran matematika dapat memengaruhi hasil belajar dan perubahan tingkah laku yang positif. Kegiatan bermain
dapat memberikan kesan menyenangkan bagi siswa dan guru. Dengan adanya kegiatan bermain siswa dapat memperoleh ilmu pengetahui yang berkaitan dengan materi sekaligus hiburan yang menarik selama proses pembelajaran. Suasana belajar yang seperti ini yang diinginkan oleh siswa, sehingga siswa lebih menikmati pelajaran. Melalui kegiatan bermain siswa menjadi semangat untuk mengikuti pelajaran matematika. Selanjutnya yaitu keterlibatan guru dalam kegiatan permainan (game) dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan. Keterlibatan guru dalam permainan dapat membentuk sikap positif siswa terhadap matematika sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Suasana belajar yang seperti ini menjadikan hubungan guru dengan siswa lebih dekat, sehingga dapat membantu siswa dalam menghadapi suatu permasalahan yang ditemui dalam proses pembelajaran. Pemberian symbol berupa tanda check list (√) dan tanda silang (X) pada kolom jawaban dan berteriak horay atau menyanyikan yel-yel yang disepakati bersama kelompok dapat menciptakan suasana belajar yang meriah dan menyenangkan. Selain itu siswa juga termotivasi untuk lebih giat belajar dan kegiatan ini mengajarkan siswa untuk berkompetisi secara sportif. Dengan demikian hasil belajar matematika siswa menjadi meningkat. Memberikan reward atau apresiasi. Pada fase inilah peran guru sangat penting dalam meningkatkan kemauan siswa untuk belajar. Pemberian reward atau apresiasi bertujuan untuk meningkatkan semangat siswa agar lebih giat belajar. Model pembelajaran course review horay berbantuan media question cards dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengingat suatu informasi dan siswa juga dapat belajar dari siswa lain serta melatih siswa untuk menyampaikan idenya dalam diskusi. Dengan begitu siswa diberi kesempatan untuk berpatisipasi dalam kelompok. Guru tidak lagi sebagai satusatunya sumber pembelajaran (teacher centered) tetapi justru siswa yang dituntut untuk dapat menemukan dan memahami konsep baru (student centered). Melalui 9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
model pembelajaran course review horay berbantuan question cards ini siswa dapat leluasa dalam mengemukakan pendapat dan belajar menghargai pendapat orang lain dengan tetap mengacu pada materi dan tujuan pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Jadi model pembelajaran course review horay berbantuan question cards lebih baik diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Temuan yang menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar matematika kelas eksperimen cenderung tinggi disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, guru lebih mempersiapkan diri untuk mengajar karena adanya peneliti selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan guru mempersiapkan diri dapat membuktikan bahwa dirinya dapat menjadi guru yang professional. Kedua, siswa menjadi semangat dalam mengikuti pembelajaran karena guru menerapkan pembelajaran baru yang menyenangkan sehingga siswa menjadi termotivasi untuk belajar. Dengan demikian hasil belajar matematika semakin meningkat. Ketiga, keterlibatan penelitia selama proses pembelajaran yang membuat suasana kelas menjadi berbeda dari hari-hari biasanya. Dengan adanya peneliti selama proses pembelajaran berlangsung sikap siswa menjadi lebih aktif dan siswa bersemangat untuk mengemukakan pendapatnya serta ingin menunjukkan kemampuannya dalam pembelajaran. Temuan tersebut didukung dengan penjelasan Kuniasih dan Berlin Sani (2015), yang menyatakan bahwa model pembelajaran course review horay merupakan model pembelajaran menarik dan menyenangkan karena dalam proses pembelajaran diselingi hiburan sehingga siswa lebih semangat belajar. Selain itu, hasil penelitian ini juga didukung dengan hasil penelitian yang sama tentang pengaruh model pembelajaran course review horay. Payani (2013) melakukan penelitian mengenai model course review horay dalam pembelajaran matematika mampu memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap hasil belajar matematika. Hal ini dibuktikan dengan rata-
rata kelompok eksperimen (24,76) lebih besar dari rata-rata kelompok kontrol ( 19,10). Berbeda halnya dengan pembelajaran yang berlangsung dengan menggunakan pembelajaran konvensional yang dalam proses pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered). Di dalam pembelajaran konvensional, guru lebih mendominasi kegiatan pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan Rasana (2009) bahwa pembelajaran konvensional merupakan sebuah model pembelajaran yang ditandai dengan penyajian langsung konsep-konsep yang akan dipelajari, dilanjutkan dengan pemberian ceramah oleh guru, tanya jawab, pemberian tugas oleh guru, pelaksanaan tugas oleh siswa sampai pada akhirnya guru merasa bahwa apa yang telah diajarkan dimengerti oleh siswa. Hal tersebut membuat siswa cenderung pasif dan hanya mencatat, siswa hanya mendengar dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Pembelajaran yang demikian kurang memberikan pengalaman dan tantangan baru bagi siswa sehingga siswa cepat merasa bosan, serta mengurangi motivasi dan minat siswa untuk belajar, sehingga berdampak negatif terhadap hasil belajar siswa. Perbedaan cara pembelajaran antara pembelajaran dengan Course review horay berbantuan media question cards dan pembelajaran dengan pembelajaran konvensional tentunya akan memberikan dampak yang berbeda pula terhadap hasil belajar siswa. Penerapan course review horay berbantuan media question cards dalam pembelajaran menjadikan siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran, melatih kemampuan dalam menuangkan ide dan menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari tanpa harus selalu tergantung pada guru, serta mampu memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan konsep yang dipelajari. Siswa menjadi lebih tertantang untuk belajar dan berusaha menyelesaikan semua permasalahan matematika yang ditemui, sehingga pengetahuan yang diperoleh akan lebih diingat oleh siswa. Dengan demikian, hasil belajar matematika siswa yang belajar dengan course review 10
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
horay berbantuan media question cards akan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional.
dalam meningkatkan hasil belajar matematika. (3) disarankan bagi guru-guru di Sekolah Dasar agar dapat menciptakan pembelajaran yang baru dengan menerapkan model pembelajaran yang lebih inovatif seperti model pembelajaran Course review horay berbantuan media Question cards. (4) disarankan bagi kepala sekolah agar menyarankan kepada guru untuk menggunakan suatu pendekatan yang relevan dengan materi yang diajarkan dan sesuai dengan karakteristik siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. (5) Disarankan bagi peneliti lain yang berminat untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang model pembelajaran Course review horay berbantuan media Question cards agar memperhatikan kendala-kendala yang dialami dalam penelitian ini sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan dan penyempurnaan penelitian yang akan dilaksanakan.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka simpulan dalam penelitian ini adalah (1) Hasil belajar matematika kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran course review horay berbantuan media question cards berada pada katagori tinggi dengan rata-rata skor 17,83. (2) Hasil belajar matematika kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional berada pada katagori sedang dengan rata-rata skor 14,32. (3) Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran course review horay berbantuan media question cards dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional (thit=2,202 > ttab=2,021). Dengan demikian penerapan model pembelajaran course review horay berbantuan media question cards berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV SD di Gugus VI Kecamatan Buleleng tahun pelajaran 2015/2016. Saran yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut. (1) model pembelajaran course review horay berbantuan media question cards dapat dijadikan sebagai salah satu pengembangan proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Berdasarkan hasil penelitian, hasil belajar matematika siswa setelah dibelajarkan dengan menggunakan model course review horay berbantuan media question cards lebih baik daripada sebelum penerapan model tersebut. (2) disarankan kepada siswa, dengan diterapkannya model pembelajaran course review horay berbantuan media question cards diharapkan mampu untuk berkreativitas
DAFTAR PUSTAKA Hasbullah. 2006. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Huda,
Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Koyan. 2012. Statistik Pendidikan Teknik Analisis Data Kuantitatif. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Press. Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2015. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran. Kata Pena. Rasana, I Dewa Putu Raka. 2009. ModelModel Pembelajaran. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Sugiono. 2012. Metode Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Penelitian
Susanto, Ahmad. 2014. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri.
11