PENGARUH AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN TABARRU PADA PRODUK MITRA IQRA’ PLUS TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN (Studi Kasus pada AJB Bumiputera 1912 Syariah Kantor Cabang Tasikmalaya)
Rinuke Larasati Adhi Hardian Jl. Pataruman Blk 26 TSM 46113. E-mail:
[email protected] Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Jl Siliwangi No.24 TSM 46115 Tlp (0265) 323537
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Pengaruh akad pembiayaan mudharabah dan tabarru pada produk mitra iqra’ plus secara simultan terhadap profitabilitas, (2) pengaruh akad pembiayaan mudharabah pada produk mita iqra’ plus secara parsial terhadap profitabilitas dan (3) Pengaruh akad pembiayaan tabarru pada produk mitra iqra’ plus secara parsial terhadap profitabilitas. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian deskriptif analitis dengan pendekatan studi kasus, dengan teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan literatur yang berkaitan dengan masalah penelitian. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukan bahwa : (1) Akad pembiayaan mudharabah dan tabarru pada produk mitra iqra’ plus secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, (2) Akad pembiayaan mudharabah para produk mitra iqra’ plus secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, dan (3) akad pembiayaan tabarru pada produk mitra iqra’ plus secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
Kata Kunci: Akad pembiayaan mudharabah, akad pembiayaan tabarru dan profitabilitas.
ABSTRACT This research aimed to determine: (1) The effect of mudharabah and tabarru financing based on mitra iqra’ plus products simultaneously on profitability, (2) The effect of mudharabah financing based on mitra iqra’ plus products partially on profitability, (3) The effect of tabarru financing based on mitra iqra’ plus products patially on profitability. The method used in this research is descriptive analytical research method with a case study approach, the techniques of data collection by observation, interviews, documentary studies, and study of literature related to the research problem. Based on the results of the study, it showed : (1) Agreement of mudharabah and tabarru financing based on mitra iqra’ plus products simultaneously had a significant effects on profitability, (2) Agreement of mudharabah financing based on mitra iqra’ plus products partially had a significant effects on profitability, and (3) Agreement of tabarru based on mitra iqra’ plus products partially had a significant effects on profitability.
Keywords: Agreement of mudharabah financing, Agreement of tabarru financing and profitability.
PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia dimulai semenjak tahun 1990-an dan mengalami perkembangan yang semakin marak pada awal tahun 2000-an. Ditandai dengan bermunculannya sejumlah bank syariah yang didirikan oleh perbankan konvensional, baik yang sahamnya dimiliki pemerintah maupun swasta. Perkembangan lembaga keuangan syariah semakin marak, setelah sejumlah kelompok masyarakat ikut membuat gerakan atau lembaga keuangan alternatif yang berbasis syariah. Demikian pula lembaga asuransi syariah, perkembangannya di Indonesia merupakan yang paling cepat di dunia. Hanya Indonesia satusatunya negara yang memiliki 34 lembaga asuransi syariah. Asuransi sebagai lembaga keuangan non-bank, terorganisir secara rapi dalam bentuk sebuah perusahaan yang berorientasi pada aspek bisnis kelihatan secara nyata pada era modern. Bersamaan dengan booming-nya semangat revolusi industri dikalangan masyarakat Barat, banyak tuntutan untuk mengadakan sebuah langkah proteksi terhadap kegiatan atau aktivitas ekonomi. Asuransi sebagai salah satu lembaga keuangan yang bergerak dalam bidang perlindungan merupakan sebuah institusi modern hasil temuan dari dunia Barat yang lahir bersamaan dengan adanya semangat pencerahan (reinaissance). Asuransi dalam literatur keislaman lebih banyak bernuansa sosial daripada bernuansa ekonomi atau profit oriented (keuntungan bisnis). Hal ini dikarenakan oleh aspek tolong-menolong yang menjadi dasar utama dalam menegakkan praktik asuransi dalam Islam. Maka, tatkala konsep asuransi tersebut dikemas dalam sebuah organisasi perusahaan yang berorientasi kepada profit akan berakibat pada penggabungan dua visi yang berbeda, yaitu visi sosial (social vision) yang menjadi landasan utama (eminent), dan visi ekonomi (economic vision) yang merupakan landasan periferal.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dan pelaksanaan penelitian ini akan dikaitkan dengan identifikasi masalah yang telah dikemukakan diatas, yaitu sebagai berikut: a. Untuk mengetahui akad pembiayaan mudharabah dan tabarru pada produk mitra iqra’ plus dan profitabilitas pada Perusahaan AJB Bumiputera 1912 Syariah. b. Untuk mengetahui pengaruh akad pembiayaan mudharabah dan tabarru pada produk mitra iqra’ plus secara simultan terhadap profitabilitas pada Perusahaan AJB Bumiputera 1912 Syariah.
c. Untuk mengetahui pengaruh akad pembiayaan mudharabah pada produk mitra iqra’ plus secara parsial terhadap profitabilitas pada Perusahaan AJB Bumiputera 1912 Syariah. d. Untuk mengetahui pengaruh akad pembiayaan tabarru pada produk mitra iqra’ plus secara parsial terhadap profitabilitas pada Perusahaan AJB Bumiputera 1912 Syariah.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah suatu metode penelitian deskriptif analitis dengan pendekatan studi kasus. Menurut Ahmad (1997 : 44) penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, menyajikan data, menganalisa data juga menginterpretasi data tersebut. Penelitian deskriptif memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung. Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakukan khusus terhadap peristiwa tersebut. Variabel yang diteliti bisa tunggal (satu variabel) bisa juga lebih dari satu variabel. Sedangkan penelitian studi kasus, menurut Ahmad (1997 : 44) pada dasarnya mempelajari secara intensif seseorang individu atau kelompok yang dipandang mengalami kasus tertentu. Misalnya, mempelajari secara khusus kepala sekolah yang tidak disiplin dalam bekerja. Terhadap kasus tersebut peneliti mempelajarinya secara mendalam dan dalam kurun waktu cukup lama. Mendalam, artinya mengungkap semua variabel yang dapat menyebabkan terjadinya kasus tersebut dari berbagai aspek.
Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah memperoleh data di lapangan dengan mengadakan penelitian secara langsung ke bagian administrasi. Data-data yang dikumpulkan yaitu dengan cara, observasi, wawancara dan, studi dokumentasi. Observasi berupa pengamatan langsung dengan cara merekam kejadian, mengukur, menghitung dan mencatat kegiatan terhadap objek penelitian. Wawancara merupakan suatu metode penelitian yang meliputi pengumpulan data melalui interaksi verbal secara langsung antara pewawancara dengan responden. Dan studi domentasi berupa penelaahan terhadap dokumen-
dokumen, naskah-naskah atau laporan-laporan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dan mendukung terhadap penelitian ini.
Teknik Analisis Data Untuk menganalisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode secara kuantitatif dengan menggunakan : 1) Analisis Regresi Linear Berganda Menurut Sugiyono (2012 : 275) analisis regresi linear berganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi linear berganda ini akan dilakukan apabila jumlah variabel independennya minimal ada 2 variabel, seperti pada penelitian yang akan dilakukan peneliti dalam studi kasus ini. Rumus regresi linear berganda yang akan digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan: Y
= Variabel dependen (nilai yang diprediksikan yaitu profitabilitas perusahaan)
X1
= Variabel independen (akad pembiayaan mudharabah pada produk Mitra Iqra’ Plus)
X2
= Variabel independen (akad pembiayaan tabarru pada produk Mitra Iqra’ Plus)
a
= Konstanta
b1 dan b2 = Koefisien regresi
Untuk menghitung harga-harga a, b1 dan b2 dapat digunakan rumus berikut :
∑ Y = an + b1 ∑ X1 + b2 ∑ X2 ∑ X1Y = a ∑ X1 + b1 ∑ X12 + b2 ∑ X1X2 ∑ X2Y = a ∑ X2 + b1 ∑ X1X2 + b2 ∑ X22
2) Analisis Korelasi Ganda Teknik korelasi ganda dengan simbol R ini digunakan untuk mengetahui kekuatan hubungan antara 2 variabel yaitu kekuatan hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Adapun rumus yang digunakan menurut Sugiyono (2012 : 286) adalah sebagai berikut:
Dengan: R
= koefisien korelasi
X1
= Variabel independen (akad pembiayaan mudharabah pada produk Mitra Iqra’ Plus)
X2
= Variabel independen (akad pembiayaan tabarru pada produk Mitra Iqra’ Plus)
Y
= Variabel dependen (profitabilitas perusahaan)
b1 dan b2
= Koefisien regresi
Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada tabel sebagai berikut:
Tabel 1 Pedoman untuk Memberikan Interprestasi terhadap Koefisien Korelasi Interval Koefisien 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000
Tingkat Hubungan Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono (2012 : 231)
Tanda positif (+) dan negatif (-) pada koefisien korelasi sebenarnya memiliki arti yang khas. Bila R positif, maka hubungan antara kedua variabel bersifat searah, dengan kata lain bila terjadi kenaikan atau penurunan akad pembiayaan mudharabah akan diikuti pula oleh kenaikan atau penurunan profitabilitas. Begitu pula apabila terjadi kenaikan atau penurunan akad pembiayaan tabarru akan diikuti pula oleh kenaikan atau penurunan profitabilitas. Apabila R negatif, maka hubungan antara kedua variabel bersifat berlawanan arah, dengan demikian apabila terjadi kenaikan akad pembiayaan mudharabah akan diikuti pula oleh penurunan profitabilitas, demikian sebaliknya. Begitu pula apabila terjadi kenaikan akad pembiayaan tabarru akan diikuti pula oleh penurunan profitabilitas, demikian sebaliknya.
3) Analisis Koefisien Determinasi Menurut Sugiyono (2001 : 250) koefisien determinasi merupakan suatu analisis yang menjelaskan berapa besar pengaruh yang terjadi dari variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Koefisien dapat dicari dengan menggunakan rumus :
Dengan: Kd
= Koefisien determinasi
R2
= Hasil analisis korelasi yang dikuadratkan
PEMBAHASAN
Setelah melakukan penelitian dan memperoleh data yang diperlukan, dilakukan pengujian hipotesis melalui uji-uji statistik. Untuk memudahkan pengujian tersebut dibantu dengan program SPSS.
Akad Pembiayaan Mudharabah pada Produk Mitra Iqra’ Plus Akad pembiayaan mudharabah yang ada pada AJB Bumiputera 1912 Syariah adalah, bahwa pihak peserta atau yang memiliki dana menyerahkan sejumlah dana atau sebagian dari dana yang disetorkan kepada pihak AJB Bumiputera 1912 Syariah untuk diusahakan atau diperdagangkan, dimana selisih lebih yang diperoleh sebagian untuk pemilik dana dan sebagian lain untuk pengelola dengan nisbah atau perbandingan 70 : 30. Artinya pemilik dana berhak atas 70% dan pihak AJB Bumiputera 1912 Syariah sebagai pengelola sebesar 30% dari hasil usaha yang dilakukan oleh pengelola yang dalam hal ini adalah pihak AJB Bumiputera 1912 Syariah. Dana yang diusahakan adalah sebagian dari premi atau setoran yang dilakukan oleh pemilik dana secara periodik sesuai dengan cara bayar yang disepakati antara pihak pemilik dana dengan pihak AJB Bumiputera 1912 Syariah. Karena setoran tersebut akan terbagi secara otomatis menjadi tiga bagian, yaitu dana tabungan, premi tabarru, dan ujroh, maka tidak seluruh premi atau setoran peserta atau pemilik dana akan tetapi hanya sejumlah dana tabungan yang diusahakan yang diikat dengan akad mudharabah dan berhak atas bagi hasil sesuai dengan akad mudharabah.
Besaran dana atau dana tabungan yang akan diusahakan secara tidak langsung dipengaruhi oleh umur peserta saat penandatanganan akad dan lamanya kontrak. Karena dana tabungan adalah selisih premi yang disetor dikurangi dengan premi tabarru dan ujroh, sementara besaran premi tabarru dan ujroh dipengaruhi oleh umur peserta saat penandatanganan akad dan lamanya kontrak. Semakin tua umur peserta pada saat akad ditandangani dan atau semakin lama kontrak yang disepakati, maka resiko semakin besar, yang berakibat premi tabarru dan ujroh semakin besar dan akhirnya dana tabungan semakin kecil. Premi pertama yang diterima menunjukkan prestasi kerja para tenaga pemasaran pada periode berjalan. Pada semester 1 tahun 2007 yaitu tahun pertama beroperasi Kantor Cabang Syariah masih bersinergi dengan tenaga pemasaran konvensional, dan tidak semua tenaga pemasaran mau melakukan penjualan produk syariah, namun di pertengahan tahun 2007 atau semester 2 Kantor Cabang Syariah sudah memiliki tenaga pemasaran sendiri, walaupun masih dibantu oleh tenaga pemasaran di konvensional. Namun pada tahun 2008 Kantor Cabang Syariah sudah memiliki tenaga pemasaran yang mandiri. Perkembangan nilai premi pertama dari periode ke periode berikutnya menunjukkan bahwa pemasaran produk Mitra Iqra’ Plus mengalami peningkatan. Premi pertama yang diterima merupakan hasil kesepakatan yang dituangkan dalam akad antara peserta atau pemilik dana dengan pihak perusahaan, baik jumlahnya ataupun cara bayarnya. Karena umur peserta yang melakukan akad mudharabah ini bervariasi dan lamanya kontrak yang disepakati juga bervariasi, maka sekalipun premi yang disetor secara periodik jumlahnya sama, maka besar tabungan pun belum tentu sama atau bervariasi. Variasi ini bertambah lagi karena setoran premi yang bervariasi, periode cara bayar yang bervariasi, yaitu bisa triwulanan, semesteran, tahunan atau sekaligus. Cara bayar pada dasarnya adalah tahunan atau periode bayar setiap setahun sekali, namun dapat dilakukan secara diangsur dengan cara bayar triwulanan atau semesteran. Cara bayar
triwulanan adalah periode bayar setiap tiga bulan sekali dan cara bayar semesteran adalah setiap enam bulan sekali. Cara bayar yang lain adalah cara bayar sekaligus, yaitu cara bayar dimuka secara sekaligus, yang besarnya adalah jumlah premi setiap tahun dikalikan dengan lamanya kontrak yang sudah disepakati. Seluruh premi yang diterima oleh pihak perusahaan setelah diperhitungkan keuntungan hasil investasi secara syar’inya kemudian dibagi sesuai dengan nisbahnya. Sesuai dengan kesepakatan di saat penandatanganan akad mudharabah yaitu 70% untuk peserta atau pemilk dana dan 30% untuk perusahaan AJB Bumiputera 1912 Syari’ah sebagai pengelola. Mudharabah bagian peserta dari periode ke periode berikutnya terus meningkat, karena premi yang diterima oleh perusahaan dari peserta atau pemilik dana terus meningkat. Peningkatan ini bukan hanya karena jumlah premi pertama yang ditunjukkan dengan jumlah akad yang meningkat saja, melainkan karena akumulasi dana yang terus meningkat di periode-periode berikutnya. Sehingga mudharabah yang dibayarkan pada periode berikutnya merupakan mudharabah atas sejumlah dana yang terus terakumulasi dari seluruh premi yang diterima oleh pihak perusahaan, baik premi pertama, premi lanjutan tahun pertama dan dari premi lanjutan. Apabila dilihat dari jenisnya, yang menurut Nurhayati (2011: 122) terbagi menjadi tiga jenis, yaitu mudharabah muthlaqoh, mudharabah muqayyadah, dan mudharabah musytarakah, maka jenis pembiayaan yang ada di AJB Bumiputera 1912 Syariah ini lebih cenderung masuk jenis mudharabah musytarakah. Dimana pada awalnya seolah-olah modal yang diinvestasikan berasal seluruhnya atau 100% dari dana tabungan peserta atau pemilik dana atau shohibul maal, namun di perjalanannya dari nisbah pengelola yang 30% tidak pernah diambil oleh pengelola sekalipun dana dari peserta berikut nisbah yang 70% sudah diambil, baik yang diakibatkan habis kontrak, klaim meninggal dunia, atau pun karena membatalkan kontrak sepihak, misalnya peserta membutuhkan sejumlah dana yang secara terpaksa diambil
dengan cara memutuskan kontrak dengan pihak pengelola dan mengambil seluruh dana yang menjadi haknya.
Akad Pembiayaan Tabarru pada Produk Mitra Iqra’ Plus Akad pembiayaan tabarru yang ada pada AJB Bumiputera 1912 Syariah adalah, bahwa pihak peserta atau yang memiliki dana menyerahkan sejumlah dana atau sebagian dari dana yang disetorkan kepada pihak AJB Bumiputera 1912 Syariah dalam bentuk premi tabarru. Premi tabarru ini merupakan iuran kebajikan yang dibayarkan oleh pemilik dana dengan konpensasi bahwa apabila pemilik dana ditakdirkan panjang usia, maka pemilik dana mendapatkan pahala kebajikan yaitu baik secara langsung atau pun tidak langsung telah memberikan santunan kebajikan kepada pemilik dana yang lain yang secara kebetulan ditakdirkan berusia pendek. Namun sebaliknya apabila pemilik dana ternyata berusia pendek, maka ahli warisnya akan mendapatkan santunan kebajikan dari para peserta lain yang ditakdirkan berusia panjang, yaitu dari premi-premi tabarru yang dikelola oleh pihak AJB Bumiputera 1912 Syariah. Seperti halnya mudharabah, premi tabarru pun meningkat dari periode ke periode berikutnya, karena premi yang diterima oleh perusahaan dari peserta atau pemilik dana terus meningkat. Peningkatan ini disebabkan karena total premi yang diterima oleh pihak perusahaan, baik premi pertama, premi lanjutan tahun pertama dan premi lanjutan terus meningkat dari periode ke periode berikutnya. Sesuai pendapat Hasan Ali (2004 : 187) bahwa akad tabarru adalah akad yang didasarkan atas nilai ta’awun (tolong menolong) yang terwujud dalam pembayaran premi seorang peserta asuransi dengan motivasi awal untuk dimasukkan dalam rekening derma (tabarru) dengan tujuan untuk saling membantu peserta asuransi yang lain jika terjadi musibah atau bencana (meninggal dunia).
Menurut Yadi Janwari (2005 : 22), tabarru adalah tabungan kebaikan yang dimanfaatkan peserta untuk membantu peserta yang lain yang tertimpa musibah. Tabungan tabarru ini tidak akan kembali lagi kepada peserta yang bersangkutan apabila masa kontrak berakhir atau mengundurkan diri. Secara syar’i adanya tabungan tabarru ini sesungguhnya merupakan realisasi prinsip taawun dalam asuransi syariah. Seperti disampaikan sebelumnya, bahwa setoran premi yang dilakukan oleh pemilik dana akan terbagi secara otomatis menjadi tiga bagian, yaitu dana tabungan, premi tabarru, dan ujroh, maka tidak seluruh premi atau hanya sebagian kecil dari premi yang disetorkan dari pemilik dana yang diikat dengan akad pembiayaan tabarru dan berhak atas konpensasi sesuai dengan akad pembiayaan tabarru. Berbeda dengan akad pembiayaan mudharabah, bahwa dalam akad pembiayaan tabarru besarnya premi tabarru dipengaruhi oleh umur peserta saat penandatanganan akad dan lamanya kontrak. Semakin tua umur peserta pada saat akad ditandangani dan atau semakin lama kontrak yang disepakati, maka resiko semakin besar, yang berakibat premi tabarru semakin besar. Demikian juga sebaliknya, Semakin muda umur peserta pada saat akad ditandangani dan atau semakin pendek kontrak yang disepakati, maka resiko semakin kecil, yang berakibat premi tabarru semakin kecil. Karena umur peserta yang melakukan akad tabarru ini bervariasi dan lamanya kontrak yang disepakati juga bervariasi, maka sekalipun premi yang disetor secara periodik jumlahnya sama, maka besar premi tabarru pun belum tentu sama atau sudah pasti akan bervariasi. Namun besarnya premi tabarru tidak dipengaruhi periode cara bayar, baik triwulanan, semesteran, atau pun tahunan bahkan premi sekaligus. Untuk mengurangi resiko terjadinya kejadian luar biasa, seperti adanya wabah penyakit, bencana alam atau pun hal lain yang tidak diinginkan sehingga menyebabkan meningkatnya angka mortalitas atau kematian pada suatu daerah tertentu, maka pihak pengelola yang dalam
hal ini adalah AJB Bumiputera 1912 Syariah mengalihkan resiko tersebut kepada perusahaan reasuransi syariah dengan membayar sejumlah premi tabarru tertentu dengan konpensasi santunan kebajikan kepada keluarga para pesertanya atau para pemilik dana. Dengan kata lain apabila terjadi kejadian yang luar biasa, maka terjadi pengalihan resiko dari pengelola yaitu AJB Bumiputera 1912 Syariah kepada perusahaan reasuransi syariah. Sehingga adanya kejadian yang luar biasa tersebut tidak akan mengganggu keuangan perusahaan secara keseluruhan dan pembayaran kewajiban- kewajiban perusahaan akan lebih terjamin.
Profitabilitas Perusahaan AJB Bumiputera 1912 Syariah Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Syariah sebagai sebuah perusahaan memiliki beberapa target dan strategi untuk mencapai suatu keberhasilan. Menurut Simamora (2000 : 528) bahwa profitabilitas merupakan ukuran pokok keseluruhan keberhasilan perusahaan. Sedangkan menurut Kasmir (2008 : 297) rentabilitas rasio sering disebut profitabilitas usaha. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Rasio profitabilitas yang paling memungkinkan untuk dihitung di perusahaan AJB Bumiputera 1912 Syariah adalah Net Profit Margin (Margin Laba Bersih) yang merupakan perbandingan antara Laba Bersih Setelah Pajak dengan Penjualan. Untuk rasio lain seperti Rentabilitas Ekonomi, Return on Investment (ROI) dan Return on Equity (ROE) yang melibatkan Aktiva atau Ekuitas dalam perhitungannya sulit untuk dihitung, karena produk yang dipasarkan bukan hanya yang diteliti yaitu Mitra Iqra’ Plus saja, demikian juga peneilitian hanya dilakukan di salah satu kantor cabang saja, namun walaupun demikian cukup dapat menggambarkan profitabilitas perusahaan. Perhitungan Net Profit Margin (Margin Laba Bersih) yang dilakukan dengan pendekatan bahwa total penjualan dianalogikan sebagai total premi yang diterima oleh perusahaan,
sedangkan keuntungan atau laba bersih setelah pajak adalah seluruh pendapatan karena pendapatan ini sudah bersih dari kewajiban, baik kepada pemerintah dalam bentuk pajak, atau pun kewajiban-kewajiban lainnya. Premi yang diterima perusahaan diklasifikasikan sebagai premi pertama (PP), premi lanjutan tahun pertama (PLTP) dan premi lanjutan (PL). Premi pertama merupakan premi yang diterima di saat akad ditandatangani, dan premi lanjutan tahun pertama adalah premi yang diterima di tahun pertama selain premi pertama. Premi lanjutan tahun pertama muncul karena adanya cara bayar triwulanan dan semester. Sedangkan premi lanjutan adalah premi yang diterima mulai awal tahun kedua sampai masa kontrak berakhir. Jumlah keseluruhan premi yang diterima disebut total premi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total premi yang diterima selama periode penelitian adalah sebesar Rp. 12.300.630.000,- (dua belas milyar tiga ratus juta enam ratus tiga puluh ribu rupiah) dengan profit yang diterima oleh perusahaan adalah sebesar Rp. 1.183.986.602,(satu milyar seratus delapan puluh tiga juta sembilan ratus delapan puluh enam ribu enam ratus dua rupiah) atau Net Profit Margin (Margin Laba Bersih) sebesar 9,63% (enam koma enam puluh tiga persen). Total keuntungan yang diterima oleh perusahaan AJB Bumiputera 1912 Syariah tersebut diperoleh dari nisbah mudharabah bagian pengelola sebesar 30% dan selisih atau kelebihan premi tabarru yang diterima dari peserta dengan setoran premi tabarru netto yang dibayarkan oleh pihak pengelola yaitu AJB Bumiputera 1912 Syariah kepada pihak perusahaan reasuransi syariah. Sedangkan sumber penghasilan lain yang diterima yaitu ujroh. Ujroh adalah bagian dari premi yang disetor oleh pihak peserta atau pemilik dana diluar dana tabungan yang diikat dengan akad mudharabah dan premi tabarru yang diikat dengan akad pembiayaan tabarru. Ujroh merupakan bagian dari premi yang disetor peserta atau pemilik dana dan merupakan hak bagi pengelola untuk membiayai operasionalisasi perusahaan.
Karena perusahaan dikelola dengan sistem yang berorientasi profit, maka perusahaan memiliki kebijakan diantaranya dengan menekan biaya-biaya yang harus dikeluarkan dengan tetap menjaga operasionalisasi yang baik. Penekanan biaya atau penghematan biaya operasional ini secara langsung atau pun tidak langsung akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Operasional perusahaan dikatakan baik apabila pengelolaan perusahaan dilakukan dengan efektif dan efisien. Perusahaan yang baik dan berhasil dalam operasionalnya apabila mampu menekan biaya dan secara sekaligus akan meningkatkan profitabilitas. Karena operasional perusahaan didanai dari ujroh yang dibayar para peserta atau pemilik dana, maka selisih ujroh yang diterima dengan biaya operasional yang riil dikeluarkan secara tidak langsung akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Untuk meningkatkan daya saing dengan perusahaan lain, maka pihak perusahaan menghitung dengan sangat akurat berapa jumlah biaya operasional yang akan dikeluarkan yang akan dikonpensasikan kepada besaran ujroh yang harus dibayar oleh pihak peserta atau pemilik dana. Seperti telah disampaikan di atas bahwa setoran premi oleh para peserta atau pemilik dana akan terbagi menjadi dana tabungan, premi tabarru dan ujroh. Sehingga ujroh yang relatif kecil atau murah secara tidak langsung akan meningkatkan jumlah tabungan pemilik dana, karena ujroh sebagai pengurang premi yang relatif kecil akan menghasilkan sisa premi yang disetor berupa dana tabungan yang lebih besar. Dan karena selisih ujroh dengan biaya operasional yang riil dikeluarkan relatif kecil, maka tidak dilakukan penelitian terhadap ujroh bagaimana pengaruhnya terhadap profitabilitas perusahaan. Adanya nisbah pengelola sebesar 30% yang tidak ditarik dari perputaran investasi akan menambah penghasilan perusahaan, sekalipun dana dari peserta atau pemilik dana sudah diserahkan beserta seluruh hak-hak kepada pemilik dana. Pengembalian dana kepada peserta atau pemilik dana bisa diakibatkan habis kontrak, klaim meninggal dunia, atau membatalkan
kontrak yang dalam asuransi konvensional diistilahkan dengan penebusan atau pengambilan nilai tunai. Setiap dana yang menganggur setelah dipotong cadangan operasional selalu diikutsertakan pada investasi bersama-sama dengan dana para peserta. Kebijakan perusahaan yang diberlakukan kepada seluruh kantor-kantor cabangnya untuk selalu menyetorkan dana yang diterima setiap hari kepada rekening Kantor Pusat sepanjang kantor Bank masih buka. Apabila ternyata masih ada setoran yang diterima oleh AJB Bumiputera 1912 Syariah setelah Bank tutup, maka disetorkan besok hari dengan sistem penyetorannya terpisah atau bukti setorannya terpisah dengan hasil operasional hari berjalan, sehingga lebih memudahkan dalam pengawasan. Kebijakan ini tentu berkaitan dengan upaya meningkatkan profitabilitas.
Pengaruh Akad Pembiayaan Mudharabah dan Tabarru pada Produk Mitra Iqra’ Plus Secara Simultan terhadap Profitabilitas Dari hasil analisa dengan menggunakan SPSS, diperoleh data mengenai akad pembiayaan mudharabah (X1), akad pembiayaan tabarru (X2) dan profitabilitas (Y), dengan menghasilkan persamaan sebagai berikut : Y = 673827,16 + 0,467 X1 + 0,502 X2 dengan :
Y = profitabilitas X1 = akad pembiayaan mudharabah X2 = akad pembiayaan tabarru
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa profitabilitas (Y) perusahaan dipengaruhi oleh akad pembiayaan mudharabah (X1) sebesar 0,467 atau setiap kenaikan mudharabah (X1) Rp. 1000,- (seribu rupiah) akan meningkatkan profitabilitas (Y) sebesar Rp. 467,- (empat ratus enam puluh tujuh rupiah). Demikian juga bahwa profitabilitas (Y) secara bersama-sama
dipengaruhi akad pembiayaan tabarru (X2) sebesar 0,502 atau setiap kenaikan tabarru (X2) Rp. 1000,- (seribu rupiah) akan meningkatkan profitabilitas (Y) sebesar Rp. 502,- (lima ratus dua rupiah). Sedangkan angka 673827,16 dalam persamaan tersebut merupakan besaran angka konstanta. Hasil analisa regresi di atas menunjukkan bahwa akad pembiayaan mudharabah dan tabarru pada produk Mitra Iqra’ Plus secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Artinya bahwa profitabilitas perusahaan AJB Bumiputera 1912 Syariah dipengaruhi secara bersama-sama oleh akad pembiayaan mudharabah dan akad pembiayaan tabarru. Hal ini ditunjukkan dengan nilai F hitung 4911,252 yang jauh lebih besar dari nilai F tabel (0.05) sebesar 19,38. Korelasi atau hubungan antara Y dengan X1 dan X2 ditunjukkan dengan R=1,000 atau sebesar 100% yang berarti antara Y dengan X1 dan X2 berkorelasi positif. Peningkatan nilai X1 dan X2 diikuti dengan peningkatan nilai Y, dan demikian juga sebaliknya. Keeratan hubungan antara Y dengan X1 dan X2 ditunjukkan dengan nilai R2=0,999 atau sebesar 99.9% dan hal ini menunjukkan adanya keeratan hubungan antara Y dengan X1 dan X2 yang sangat erat. Penerimaan premi yang disetor para peserta atau para pemilik dana oleh pihak pengelola atau perusahaan AJB Bumiputera 1912 Syariah mengalami peningkatan dari periode ke periode atau dalam hal ini dari semester ke semester. Peningkatan premi yang diterima ini secara otomatis akan meningkatkan pula dana tabungan yang diikat dengan akad pembiayaan mudharabah dan premi tabarru yang diikat dengan akad pembiayaan tabarru. Jumlah dana tabungan yang diusahakan oleh pengelola akan mendatangkan hasil, sedangkan sebagian hasil adalah nisbah bagian pengelola, sehingga secara otomatis bahwa akad pembiayaan mudharabah akan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan, demikian juga penerimaan premi yang meningkat akan diikuti dengan meningkatnya premi tabarru, yang juga secara otomatis akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Sehingga secara bersama-sama atau
secara simultan akad pembiayaan mudharabah dan akad pembiayaan tabarru berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan.
Pengaruh Akad Pembiayaan Mudharabah pada Produk Mitra Iqra’ Plus Secara Parsial terhadap Profitabilitas Dari hasil analisa regresi dengan menggunakan SPSS menunjukkan bahwa akad pembiayaan mudharabah pada produk Mitra Iqra’ Plus secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Artinya bahwa profitabilitas perusahaan AJB Bumiputera 1912 Syariah dipengaruhi secara parsial oleh akad pembiayaan mudharabah. Kalau dibandingkan nilai t hitung sebesar 6,229 ternyata jauh lebih besar dari nilai t tabel (0.05) sebesar 1,796. Premi yang disetor para peserta atau para pemilik dana oleh pihak pengelola atau perusahaan AJB Bumiputera 1912 Syariah mengalami peningkatan dari periode ke periode atau dalam hal ini dari semester ke semester. Peningkatan premi yang diterima ini secara otomatis akan meningkatkan pula dana tabungan yang diikat dengan akad pembiayaan mudharabah. Jumlah dana tabungan yang diusahakan oleh pengelola akan mendatangkan hasil dan sebagian hasil adalah nisbah bagian pengelola. Sehingga akad pembiayaan mudharabah secara parsial berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan.
Pengaruh Akad Pembiayaan Tabarru pada Produk Mitra Iqra’ Plus Secara Parsial terhadap Profitabilitas Hasil analisa regresi dengan menggunakan SPSS menunjukkan bahwa akad pembiayaan tabarru pada produk Mitra Iqra’ Plus secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Artinya bahwa profitabiltas perusahaan AJB Bumiputera 1912 Syariah dipengaruhi secara parsial oleh akad pembiayaan tabarru. Kalau dibandingkan nilai t hitung adalah sebesar 3,159 jauh lebih besar dari nilai t tabel (0.05) sebesar 1,796.
Seperti disampaikan di atas, bahwa penerimaan premi yang disetor para peserta atau para pemilik dana oleh pihak pengelola atau perusahaan AJB Bumiputera 1912 Syariah mengalami peningkatan dari periode ke periode atau dalam hal ini dari semester ke semester. Peningkatan premi yang diterima ini secara otomatis akan meningkatkan premi tabarru yang diikat dengan akad pembiayaan tabarru. Jumlah penerimaan premi yang meningkat akan diikuti dengan meningkatnya premi tabarru, yang juga secara otomatis akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Sehingga secara parsial akad pembiayaan tabarru berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan.
PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1) Akad pembiayaan mudharabah dan tabarru pada produk Mitra Iqra’ Plus berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan AJB Bumiputera 1912 Syariah. 2) Akad pembiayaan mudharabah dan tabarru pada produk Mitra Iqra’ Plus secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan AJB Bumiputera 1912 Syariah. 3) Akad pembiayaan mudharabah pada produk Mitra Iqra’ Plus secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan AJB Bumiputera 1912 Syariah. 4) Akad pembiayaan tabarru pada produk Mitra Iqra’ Plus secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan AJB Bumiputera 1912 Syariah.
Saran Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan diatas, penulis mencoba memberikan saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat yang berguna khususnya bagi pihak perusahaan, dan umumnya bagi pihak yang membutuhkan yaitu penelitian untuk produk-produk lain yang dipasarkan sehingga dapat dibandingkan produk mana yang dapat memberikan keuntungan lebih optimal kepada perusahaan. 1) Bagi perusahaan AJB Bumiputera 1912 Syariah, penelitian untuk produk-produk lain yang dipasarkan sehingga dapat dibandingkan produk mana yang dapat memberikan keuntungan lebih optimal kepada perusahaan. 2) Bagi pihak lain, penelitian untuk pengaruh-pengaruh lain di luar akad pembiayaan mudharabah dan tabarru yang turut menentukan profitabilitas pada perusahaan Asuransi Syariah pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. 1997. Dasar-dasar manajemen modal kerja. Jakarta: Rineka Cipta. Ali, Hasan. 2004. Asuransi dalam perspektif hukum islam, edisi pertama. Jakarta: Prenada Media. Kasmir. 2008. Manajemen perbankan, edisi revisi 2008. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Nurhayati, Sri. dkk. 2011. Akuntansi syariah di indonesia, edisi 2 revisi. Jakarta: Salemba Empat. Sugiyono. 2012. Statistika untuk penelitian, cetakan ke-21. Bandung: CV Alfabeta. Janwari, Yadi. 2005. Asuransi syari’ah, cetakan pertama. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.