ANALISA PENGARUH IMPLEMENTASI AKAD MUDHARABAH DAN AKAD MURABAHA TERHADAP KEPUASAN ANGGOTA KOPERASI BEN IMAN LAMONGAN Ratna handayati Fakultas Ekonomi Universitas Islam Lamongan ABSTRAKSI Koperasi syari’ah dalam menjalankan operasinya tidak menggunakan sistem bunga sebagai dasar yang menentukan imbalan yang diterima, namun semata-mata didasarkan pada prinsip syari’ah. Penelitian Analisis Pengaruh Implementasi Akad Mudharabah dan Akad Murobaha Terhadap Kepuasan Anggota Koperasi Ben Iman Lamongan bertujuan untuk mngetahui pengaruh akad Mudharabah dan akad Murabaha terhadap kepuasan anggota koperasi Ben Iman Lamongan. Dari hasil penelitian didapatkan adanya pengaruh antara akad mudharabah dan akad murabaha terhadap kepuasan anggota koperasi. Kata Kunci : Akad Mudharabah, Akad Murabaha, Kepuasan Anggota Koperasi 1. PENDAHULUAN Keberadan koperasi menjadi sangat penting di tanah air ini, karena koperasi pernah lahir dan tumbuh secara alami dijaman penjajahan, dan kemudian setelah kemerdekaan Republik Indonesia diperbaharui dan di berikan kedudukan yang sangat tinggi dalam pasal 33 UUD tahun 1945 yang juga menekankan dan mengutamakan kemakmuran masyarakat. Pada perkembangannya koperasi mampu dan berfungsi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat banyak. Asas usaha koperasi syari’ah berdasarkan konsep gotong royong dan tidak dimonopoli oleh salah seorang pemilik modal. Begit pula dalam hal keuntungan yang diperoleh maupun kerugian yang diderita harus dibagi secara sama dan proposonal, hal inilah yang menjadi dasar atau prinsip utama yang terdapat pada Koperasi BEN IMAN. Sejak berdirinya koperasi BEN IMAN ini terus menerus mengembangkan infrastrukturnya
terutama untuk perkembangan teknologi informasi, jaringan, dan sumber daya manusia. Sebagai lembaga koperasi yang hadir di Indonesia, koperasi BEN IMAN mempunyai visi menjadi penyedia layanan pembiayaan mikro yang terpilih pada tahun 2015. Melalui visi ini, koperasi BEN IMAN tetap ingin menjadi pioner bagi masyarakat syari’ah. Denga munculnya banyak koperasi di Indonesia, koperasi BEN IMAN akan tetap berupaya menjaga dan meningkatkan kualitas sehingga akan tetap bersaing dan dipercaya oleh masyarakat. Koperasi BEN IMAN Lamongan adalah salah satu penyelenggara jasa perkoperasian syari’ah yang berdiri di kabupaten Lamongans yang merupakan bagian koperasi yang cukup dikenal oleh masyarakat sebagai penyedia jasa simpan pinjam syari’ah yang berkualitas. Dengan semakin banyaknya jumlah pesaing yang bergerak dibidang
yang sama, untuk itu maka koperasi BEN IMAAN harus mengetahui sejauh mana implementasi pemasaran syari’ah yang sudah diterapkan oleh Koperasi BEN IMAN dalam usahanya memuaskan anggota. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengerian Koperasi Koperasi adalah suatu perkumpulan atau organisasi yang beranggotakan orang perorang atau badan hukum yang bekerjasama dengan penuh kesadaran untuk meningkatkan kesejahteraan anggota dan berdasarkan atas asas kekeluargaan. Dr. Fay (2008) mengatakan bahwa koperasi adalah suatu perserikatan dengan tujuan berusaha bersama yangbterdiri atas mereka yang lemah dan diusahakan selalu dengan semangat tidak memikirkan diri sendiri sedemikian rupa, sehingga masingmasing sanggup menjalankan kewajibannya sebagai anggota dan mendapat imbalan sebanding dengan pemanfaatan mereka kepada organisasi. Pengertian umum dari koperasi syari’ah adalah badan usaha koperasi yang menjalankan usahanya dengan prinsip-prinsip syari’ah. Apabila koperasi memiliki unit usaha produktif simpan pinjam, maka seluruh produk dan operasionalnya harus dialaksanakan dengan mengacu pada fatwa Dewan Syari’ah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia. 2.2. Prinsip dan Tujuan Koperasi Syari’ah Fungsi dan peran koperasi Indonesia: a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan anggota pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya, guna
meningkatkan kesejahteraan sosial ekonominya. b. Memperkuat kualitas insani anggota agar menjadi lebih amanah, profesional (fathonah), konsisten, dan konsekuen (istiqomah) didalam menerapkan prinsip-prinsip ekonomi islam dan prinsip-prinsip syari’ah islam. c. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan azas kekeluasgaan dan demokrasi ekonomi. d. Mengembangkan dan memperluas kesempatan kerja. Koperasi syari’ah mempunyai prinsip sebagai berikut: a. Kekayaan adalah amanah Allah SWT yang tidak dimiliki oleh siapapun secara mutlak. b. Manusia diberi kebebasan bermu’alah selama bersama dengan ketentuan syari’ah. c. Manusia merupakan khalifa Allah dan pemakmur di muka bumi. d. Menjunjung tinggi keadilan dan menolak setiap bentuk ribawi dan sumber dana ekonomi pada segelintir orang atau sekelompok orang saja. Usaha-usaha koperasi syari’ah: a. Usaha koperasi syari’ah meliputi semua kegiatan usaha yang halal, baik dan bermanfaat (thayyib) serta menguntungkan dengan sisitem bagi hasil dan tanpa riba, judi ataupun ketidakjelasan. b. Untuk menjalankan fungsi perannya, koperasi syari’ah menjalankan usaha sebagaimana tersebut dalam sertifikasi usaha koperasi.
c. Usahah-usaha yang diselenggarakan koperasi syari’ah harus sesuai dengan fatwa dan ketentuan Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia. Sejalan yang dicantumkan dalam di dalam pasal 3 UU No. 25/1992, koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. 2.3. Sumber Dana, Penyaluran Dana, dan Distribusi Bagi Hasil Secara umum sumber koperasi dana koperasi diklarifikasikan sebagai berikut: a. Simpanan Pokok b. Simpanan wajib c. Simpanan sukarela d. Investasi pihak lain Sesuai dengan sifat dan fungsinya, maka sumber dana yang diperoleh haruslah disalurkan kepada anggota maupun calon anggota dengan menggunakan sistem bagi hasil (Mudharabah dan Musyarakah) dan juga menggunakan sisitem jual beli (Piutang Mudharabah, Piutang Salam, Piutang Istishna’ dan sejenisnya), bahkan ada juga yang bersifat jasa umum, misalnya pengalihan piutang (Hiwalah), sewa menyewa barang (Ijarah) atau pemberian manfaat berupa pendidikan dan sebagainya. Untuk pembagian bagi hasil kepada anggota yang memiliki jenis simpanan atau pinjaman adalah didasarkan kepada hasil usaha yang rill yang diterima koperasi pada saat bulan berjalan. Umumnya ditentukan
berdasarka nisbah yaitu rasio keuntungan antara koperasi syari’ah dengan anggota atau pemberi pinjaman terhadap hasil rill usahanya. 2.4. Ciri Koperasi Syari’ah a. Beban biaya yang telah disepakati pada waktu akad perjanjian diwujudkan dalam bentuk jumlah nominal yang besarnya tidak kaku dan dapat ditawar dalam batas yang wajar. b. Penggunaan potensi dalam hal kewajiban untuk melakukan pembayaran selalu dihindarkan. c. Didalam kontrak pembiayaan proyek koperasi tidak menetapkan perhitungan berdasarkan keuntungan yang pasti (Fiset Return) yang ditetapkan dimuka. d. Pengarahan dana masyarakat dalam bentuk deposito atau tabungan oleh penyimpan dianggap sebagai titipan (al-wadi’ah). e. Koperasi syari’ah tidak menerapkan jual beli atau sewa menyewa uang dari mata uang yang sama dan transaksinya itu dapat menghasilkan keuntungan. 3. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah jenis penelitian yang bersifat deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang dalam pelaksanaannya menggunakan rancangan penelitian yang ketat dengan menggunakan uji statistik. dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas atau independen (X) yaitu akad mudharabah (X1) dan akad murabaha (X2), sedangkan variabel terikat atau dependen (Y) adalah kepuasan anggota koperasi BEN IMAN. Data diperoleh melelui koesioner yang dijawab oleh responden terhadap
pertanyaan yang dibuat mengenai akad mudharabah, akad murabahah, dan kepuasan anggota koperasi BEN IMAN. Skala pengukuran yang digunakan menggunakan skala likert (diukur dalam 4 poin skor, 4 = sangat setuju, 3 = setuju, 2 = tidak setuju, 1 = sangat tidak setuju). Untuk mengetahui pengaruh antara akad mudharabah dan akad murabaha terhadap kepuasan anggota
koperasi, maka dalam penelitian ini menggunakan beberapa alat uji statistik diantaranya yaitu regresi linier berganda, korelasi linier berganda, dan uji t.
4. PEMBAHASAN Dari hasil penyebaran angket kuesioner dioperoleh: Tabel Profesi Responden Pekerjaan Jumlah Prosentasi Guru 5 12,5% Tani 10 25% Pedagang 15 37,5% PNS 4 10% Swasta 6 15% Jumlah 40 100% Keterangan : koesioner dilakilukan dengan sampel secara acak dengan kesimpulan data terbanyak berprofesi sebagai Pedagang. Tabel Alamat Responden Daerah/kota Jumlah Prosentasi Lamongan 20 50% Sukodadi 15 37,5% Sugio 2 5% Deket 3 7,5% Jumlah 40 100% Keterangan : koesioner dilakilukan dengan sampel secara acak dengan kesimpulan data terbanyak berada di Lamongan. Tabel Rekapitulasi Hasil Pengisian Angket Koesioner Pada Variabel Akad Mudharabah (X1) No Penilaian Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 1 Sangat Setuju 20 50% 19 47% 22 55% 21 55% 2 Setuju 20 50% 18 45% 18 45% 18 45% 3 Tidak Setuju 3 7,5 1 2,5% Sangat Tidak 4 Setuju 40 100% 40 100% 40 100% 40 100% Jumlah
Tabel Rekapitulasi Hasil Pengisian Angket Koesioner Pada Variabel Akad Murabahah (X2) No Penilaian Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 1 Sangat Setuju 21 52% 20 50% 20 50% 20 50% 2 Setuju 19 47,5% 19 47,5% 19 47,5% 20 50% 3 Tidak Setuju 1 2,5 1 2,5% Sangat Tidak 4 Setuju 40 100% 40 100% 40 100% 40 100% Jumlah
Dari hasil data yang sudah di olah oleh penulis dari kuesioner yang sudah disebarkan kepada responden yaitu para nasabah koperasi syari’ah BEN IMAN Lamongan dapat diketahui nilai dari masing-masing variabel, yaitu: ∑X1 = 384∑X12 = 3706 ∑X1Y = 2 3371 ∑X2 = 346∑X2 = 3016 ∑X2Y = 3036 ∑Y = 350∑Y² = 3084 ∑X1X2 = 3232 ,Dari data di atas dapat diketahui hasil regresi linier berganda sebagai berikut: Y = 5,34 + 0,22X1 + (-0,15X2) Yang dapat diartikan sebagai berikut: a = 5,34 merupakan intercept yang berarti bahwa apabila variabel konstanta yang mempengaruhi 0 maka hasil yang diperoleh adalah 5,34. b1 = 0,22 yang artinya bahwa pada variabel akad mudharabah berpengaruh positif terhadap kepuasan anggota koperasi syari’ah BEN IMAN. Dengan kata lain apabila akad mudharabah meningkat sebesar satu satuan maka kepuasan anggota koperasi akan meningkat 0,22 dengan menganggap variabel yang lain nilainya konstan. b2 = -0,5 yang artinya bahwa pada variabel akad murabahah
mempunyai pengaruh yang negatif terhadap kepuasan anggota koperasi syari’ah BEN IMAN, dengan kata lain apabila akad murabahah meningkat satu satuan maka kepuasan anggota akan naik atau meningkat sebesar -0,5 dengan mengannggap variabel nilainya konstan. Hasil perhitungan r1 = 0,54 yang artinya akad mudharabah mempunyai hubungan sebesar 54% terhadap kepuasan anggota koperasi syari’ah BEN IMAN. Dari hasil perhitungan thitung = 3,964 > ttabel 2,024, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya bahwa akad mudharabah berpengaruh terhadap kepuasan anggota koperasi syari’ah BEN IMAN Lamongan. Dari hasil perhitungan r2 = 0,38 yang artinya akad murabahah mempunyai hubungan sebesar 38% terhadap kepuasan anggota koperasi syari’ah BEN IMAN. Dari perhitungan thitung = 2,535 > ttabel = 2,024, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya bahwa akad murabahah mempunyai pengaruh terhadap kepuasan anggota koperasi syari’ah BEN IMAN. Dari hasil perhitungan beberapa alat uji yang digunakan dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa
variabel akad mudharabah (X1) mempunyai pengaruh yang lebih dominan dari pada variabel akad murabahah (X2) terhadap kepuasan anggota koperasi syari’ah BEN IMAN Lamongan. 5. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan: 1. Akad mudharabah (X1) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan anggota koperasi syari’ah BEN IMAN Lamongan (Y). 2. Akad murabhah (X2) mempunya pengaruh terhadap kepuasan anggota koperasi syari’ah BEN IMAN Lamongan (Y). 3. Akad mudharabah (X1) mempunyai pengaruh yang lebih dominan dari pada akad murababah (X2) terhadap kepuasan anggota koperasi syari’ah BEN IMAN Lamongan. SARAN Adapun beberapa saran yang bisa penulis kemukakan adalah sebagai berikut: 1. Untuk meningkatkan kepuasan anggota koperasi, hendaknya koperasi syari’ah BEN IMAN
lebih memaksimalkan implementasi pola syari’ah. 2. Hasil penelitian ini bisa dijadikan perbandingan untuk pemecahan masaklah yang dihadapi olaeh koperasi. DAFTAR PUSTAKA Capra, M. Umer, 1999. Islam dan Tantangan Ekonomi, Islam Ekonomi Kontemporer. Surabaya: risalah Gusti. Karim, Adiwarman, 2006. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Kasmir, 2001. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Mohammad, 2005. Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Riduan, 2003. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sudarsono, Heri, 2007. Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah Deskripsi dan Ilustrasi. Yogyakarta: Ekonosoia Kampus Fakultas Ekonomi. Sugiono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta. :