ANALISIS AKAD PEMBIAYAAN QORDH DI BMT MANDIRI GETASAN
TUGAS AKHIR Disusun Guna Memnuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat untuk memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md) Pada Program Studi Perbankan Syariah
Disusun Oleh: Muhamad Najib Setiadi NIM: 20109021
PROGAM STUDI PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2012
ANALISIS AKAD PEMBIAYAAN QORDH DI BMT MANDIRI GETASAN
TUGAS AKHIR Disusun Guna Memnuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat untuk memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md) Pada Program Studi Perbankan Syariah
Disusun Oleh: Muhamad Najib Setiadi NIM: 20109021
PROGAM STUDI PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2012
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 3 (tiga) eksemplar Hal
Salatiga, 22 Juli 2012
: Pengajuan Naskah Tugas Akhir Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di – Salatiga Assalamu’ alaikum Wr. Wb. Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi, dan perbaikan seperlunnya, maka Tugas Akhir Saudara : Nama : Muhammad Najib Setiadi NIM : 20109021 Judul : ANALISIS AKAD PEMBIAYAAN QORDH DI BMT MANDIRI GETASAN Dapat diajukan dalam sidang munaqosah Demikian untuk menjadi periksa Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Pembimbing
Mochlasin, M. Ag NIP. 19710923299604 1002
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini saya: Nama
: Muhammad Najib Setiadi
NIM
: 20109021
Alamat : Sruwen, Tengaran Jawa Tengah Menyatakan bahwa “Tugas Akhir” yang saya buat untuk memenuhi kewajiban dan melengkapi syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya di Progam Studi DIII Perbankan Syariah (PS) STAIN Salatiga dengan judul: “ Analisis Akad Pembiayaan Qordh di BMT Mandiri Getasan “ Adalah hasil karya saya sendiri, bukan “Duplikasi” dari orang lain. Demikian surat pernyataan ini sya buat dengan sebenarnya dan tanpa paksaan dari siapapun.
Salatiga, 24 Juli 2012 Hormat Saya
Muhammad Najib Setiadi NIM : 20109021
KEMENTRIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Faks. 323433 Salatiga 50721 http://www.stainsalatiga.ac.id e-mail:
[email protected]
TUGAS AKHIR ANALISIS AKAD PEMBIAYAAN QORDH DI BMT MANDIRI GETASAN DISUSUN OLEH: MUHAMMAD NAJIB SETIADI NIM. 20109021 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Tugas Akhir Jurusan Syariah Program Studi Perbankan Syariah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 26 Agustus 2012 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar A. Md. E. Sy (Ahli Madya Ekonomi Syariah) / Hukum Islam. Susunan Panitia Penguji: Ketua Penguji
: Drs. H. Mubasirun, M.Ag.
Sekretaris Penguji
: Ilyya Muhsin, SH.i. M.Si.
Penguji I
: Drs. H. Alfred. L, M.Si.
Penguji II
: Hikmah Endraswati, SE. M.Si
Penguji III
: Mochlasin M. Ag
Salatiga, 26 Agustus 2012 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 1983 03 1 002
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini ku persembahkan kepada: 1.
Allah SWT atas semua karunia yang diberikan-nya.
2.
Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberikan semangat, dukungan spiritual maupun material dan tidak lupa do’anya yang selalu dipanjatkan kepada ku.
3.
Kakak ku Inayah, serta keluargaku yang aku sayangi.
4.
Nunung diah pertiwi yang selalu memberiku dukungan.
5.
Sahabat-sahabatku DIII PS angkatan 2009 yang selalu membantu dan memberikan semangat dalam penyelesaian TA ini.
6.
Almamater STAIN Salatiga.
MOTTO
“ Anugerah terindah adalah ketika kita mendapatkan apapun yang dilandasi ibadah ”
“”
“Seseorang hanya akan mendapatkan apa yang sudah diusahakannya”
ABSTRAK
BMT Mandiri Getasan adalah lembaga keuangan yang berada dalam wilayah Getasan yang diharapkan bisa membantu anggota dan masyarakat lain yang membutuhkan modal untuk usaha. BMT Mandiri Getsan dalam menyalurkan dananya kepada nasabah, yaitu dengan cara mencicil/mengangsur. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif, diskriptif, dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi, metode observasi dilakukan dengan cara mengamati operasional pembiayaan qordh di BMT Mandiri Getasan. Sedangkan metode wawancara dilakukan dengan mengadakan wawancara kepada beberapa informan yang terlibat langsung dalam proses pembiyaan, dan metode dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pembiayaan qordh. Produk pembiayaan yang dilaksanakan BMT Mandiri Getasan antara lain adalah: Mudharabah, Musyarakah, sistem (bagi hasil), sistem (jual beli) Murabahah dan Ba’i Bitsaman Ajil. sistem (sewa) Ijarah. Sedangkan pembiayaan yang bertujuan sosial yaitu Qordh (pinjaman kebajikan). Qordh sebagai salah satu bentuk pembiayaan di BMT Mandiri Getasan secara umum diartikan sebagai kegiatan meminjamkan uang tanpa imbalan apapun. sistem yang diterapkan BMT Mandiri dalam pembiayaan qordh yang kepada peminjam (mustahiq) tidak dikenakan bunga atau imbalan bahkan peminjam tidak diwajibkan untuk memberikan jaminan, hanya mengembalikan pokok pinjaman. Qordh di BMT Mandiri Getasan dikenal sejak tahun 2002 tetapi pelaksanaannya mulai diterapkan pada tahun 2008, sumber dana qordh di ambil dari modal BMT. Apabila qordh tidak dapat dikembalikan dengan alasan bahwa kondisi usaha nasabah yang memang tidak berkembang, setelah di analisa oleh pihak BMT dan ternyata memang bukan rekayasa dari nasabah, maka pembiayaan qordh dialihkan kedalam akad qordhul hasan, dimana nasabah tidak berkewajiban mengembalikan pembiayaan/pinjaman tersebut. Pengalihan akad qordh ke dalam qordhul hasan di BMT Mandiri Getasan didasarkan dalam Al-Quran, surat AlBaqarah. Ayat, 280. Keyword : pembiayaan, qordh, dan qordhul hasan.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat, taufiq serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Analisis Akad Pembiayaan Qordh di BMT Mandiri Getasan”. Shalawat serta salam kita panjatkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW. Penulisan Tugas Akhir ini dilaksanakan guna memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Ahli Madya (A.md) pada Program Studi D III Perbankan Syariah STAIN Salatiga. Penyusunan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis atas bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena itu dengan segenap kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada: 1.
Bapak Drs. H. Imam Sutomo, M. Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga.
2.
Bapak H. Abdul Aziz, NP, S. Ag, M.M, selaku Ketua Progam Studi DIII Perbankan Syariah (PS) STAIN Salatiga.
3.
Bapak Mochlasin, M.Ag, selaku pembimbing yang telah mencurahkan waktu dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam penulisan Tugas Akhir ini.
4.
Bapak dan Ibu dosen Progam Studi DIII Perbankan Syariah (PS) STAIN Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu yang sangat membantu dalam penulisan Tugas Akhir ini.
5.
Pimpinan/Manajer BMT Mandiri Getasan, Ibu Diah Munfa’ati yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk bisa magang selama waktu yang ditentukan sehingga penulis bisa mendapatkan data-data yang dibutuhkan untuk penulisan Tugas Akhir ini
6.
Bapak Arifin dan Arief Nugroho dan segenap karyawan, karyawati BMT Mandiri Getasan yang telah menyisihkan waktunya untuk membantu memberikan ilmunya dan juga memberikan dukungan kepada penulis.
7.
Bapak dan Ibu, keluarga, serta saudara-saudara yang telah memberikan motivasi dan dukungan materiil maupun sepiritual.
8.
Teman-teman DIII Perbankan Syariah dan sahabat-sahabat penulis yang selalu memberi semangat dan bantuan dalam penulisan Tugas Akhir ini.
9.
Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan laporan Tugasa Akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa taka ada gading yang tak retak,
begitu pula dengan laporan ini yang jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat mendukung dan membangun demi lebih baiknya laporan ini sehingga menjadi lebih sempurna. Akhirnya penulis mohon maaf atas keterbatasan penulis. Besar harapan penulis, semoga laporan ini dapat bermanfaat dan menambah pengalaman serta pengetahuan bagi pembaca.
Salatiga, 22 Juli 2012 Penulis
Muhamaad Najib Setiadi NIM : 20109021
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... ii LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................................... iii LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... . iv LEMBAR PERSEMBAHAN… ............................................................................... v MOTTO................................................................................................................... vi ABSTRAK .............................................................................................................. vii KATA PENGANTAR ............................................................................................. viii DAFTAR ISI ........................................................................................................... x BAB I
PENDAHULUAN A...................................................................................................... L atar Belakang .................................................................................... 1 B. ..................................................................................................... R umusan Masalah................................................................................ 4 C. ..................................................................................................... T ujuan dan Kegunaan .......................................................................... 5 D...................................................................................................... P enelitian Terdahulu............................................................................ 7 E. ..................................................................................................... P enegasan Istilah ................................................................................. 8
F. ..................................................................................................... M etode Penelitian ................................................................................. 9 G...................................................................................................... S istematika Penulisan .......................................................................... 13 BAB II
LANDASAN TEORI A...................................................................................................... A kad .................................................................................................... 15 1. ............................................................................................... P engertian Akad ........................................................................... 15 2. ............................................................................................... T ujuan Akad ................................................................................. 15 3. ............................................................................................... S yarat-syarat Akad ....................................................................... 15 4. ............................................................................................... P rinsip Akad ................................................................................. 16 B. ..................................................................................................... P engertian Prosedur............................................................................. 19 C. ..................................................................................................... P embiayaan ........................................................................................ 20 1. ............................................................................................... P engertian Pembiayaan................................................................. 20 2. ............................................................................................... U nsur-unsur Pembiayaan .............................................................. 22 3. ............................................................................................... T ujuan Pembiayaan ...................................................................... 24 4. ............................................................................................... P rinsip Pembiayaan ...................................................................... 24 D...................................................................................................... Q ordh .................................................................................................. 26
1. ............................................................................................... P engertian Qordh.......................................................................... 26 2. ............................................................................................... D asar Hukum Qordh ..................................................................... 29 3. ............................................................................................... T ujuan Qordh ............................................................................... 30 4. ............................................................................................... K arakteristik Qordh....................................................................... 30 5. ............................................................................................... K etentuan dan Syarat Syah Qordh ................................................. 31 6. ............................................................................................... S asaran Dalam Pembiayaan Qordh ............................................... 31 7. ............................................................................................... S umber Dana Qordh ..................................................................... 33 8. ............................................................................................... M anfaat Qordh............................................................................... 34 BAB III LAPORAN OBYEK A...................................................................................................... G ambaran Umum BMT ....................................................................... 35 1. ............................................................................................... P engertian Baitul Maal wa Tamwil ............................................... 35 2. ............................................................................................... S ejarah Berdirinya BMT Mandiri Getasan .................................... 36 3. ............................................................................................... V isi dan Misi................................................................................. 37 4. ............................................................................................... D asar Pendirian BMT.................................................................... 38 5. ............................................................................................... P ermodalan BMT ......................................................................... 39
6. ............................................................................................... L okasi BMT ................................................................................ 40 7. ............................................................................................... S truktur Organisasi ....................................................................... 40 8. ............................................................................................... P roduk-Produk BMT .................................................................... 41
B. ..................................................................................................... D ata Deskriptif..................................................................................... 45 1. ............................................................................................... D ata Nasabah pembiayaan BMT Mandiri Getasan.......................... 45 2. ............................................................................................... D ata Nasabah Pembiayaan Qordh di BMT Mandiri Getasan........... 45 BAB IV ANALISIS A...................................................................................................... P rosedur Permohonan Pembiayaan Qordh di BMT Mandiri Getasan ... 48 B. ..................................................................................................... P elaksanaan Pembiayaan Qordh di BMT Mandiri Getasan .................. 50 C...................................................................................................... U paya BMT Mandiri Getasan Agar Nasabah Mengembalikan Pembiayaan Qordh ............................................................................ 54 BAB V
PENUTUP A. ............................................................................................... K esimpulan ..................................................................................... 58 B. ............................................................................................... S aran .............................................................................................. 58
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR WAWANCARA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Institusi keuangan belum dikenal secara jelas dalam sejarah Islam. Namun prinsip-prinsip pertukaran dan pinjam-meminjam sudah ada dan banyak terjadi pada zaman Nabi Muhammad SAW, bahkan sebelumnya. Tidak dipungkiri bahwa kemajuan pembangunan ekonomi dan perdagangan telah mempengaruhi lahirnya institusi yang berperan dalam lalulintas keuangan. Para pedagang dan pengusaha sudah tidak mungkin lagi mengurusi keuangan secara sendiri.
Konsep organisasi atau lembaga keuangan sesungguhnya sudah dikenal sejak sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi Rosul. Lembaga baitul maal (rumah dana), merupakan lembaga bisnis dan sosial yang pertama dibangun oleh nabi, lembaga ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan. Lembga keuangan telah berperan sangat besar dalam pengembangan dan pertumbuhan masyarakat industri modern. Produksi berskala besar dengan kebutuhan investasi yang membutuhkan modal yang besar tidak mungkin dipenuhi tanpa lembaga keuangan. Lembaga keuangan merupakan tumpuan bagi para pengusaha untuk mendapatkan tambahan modalnya melalui mekanisme kredit dan menjadi tumpuan investasi melalui mekanisme saving sehingga lembaga keuangan telah memainkan peranan yang sangat besar dalam mendistribusikan sumber daya ekonomi dikalangan masyarakat meskipun tidak sepenuhnya dapat mewakili kepentingan masyarakat luas. Beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa lembaga keuangan bank maupun non-bank yang bersifat formal dan beroperasi di pedesaan umumnya tidak dapat menjangkau lapisan masyarakat dari golongan ekonomi menengah ke bawah. Ketidak mampuan tersebut terutama dalam sisi penggunaan risiko dan biaya operasi, juga dalam identifikasi usaha dan pemantauan penggunaan kredit yang layak usaha. Ketidak mampuan lembaga keuangan ini menjadi penyebab terjadinya kekosongan pada segmen pasar keuangan diwilayah pedesaan. Akibatnya tujuh puluh sampai dengan Sembilan puluh persen kekosongan ini diisi oleh lembaga keuangan non-formal, termasuk yang ikut beroperasi adalah para rentenir dengan mengenakan suku bunga yang tinggi.
Untuk menanggulangi kejadian-kejadian seperti ini perlu adanya suatu lembaga yang mampu menjadi jalan tengah. Wujud nyatanya adalah dengan memperbanyak mengoperasikan lembaga keuangan berprinsip bagi hasil yaitu; Bank Umum Syariah, BPR Syariah, dan Baitul Maal wa Tamwil (BMT) ( Muhammad, 2005: 16). Dari persoalan di atas, mendorong munculnya lembaga syariah alternative, yakni sebuah lembaga yang tidak saja berorientasi bisnis tetapi juga sosial. Dan juga lembaga yang tidak melakukan pemusatan kekayaan pada sebagian kecil orang pemilik modal (pendiri) dengan penghisapan pada mayoritas orang, tetapi lembaga yang kekayaannya terdistribusikan secara merata dan adil. Lembaga yang terlahir dari kesadaran umat dan ditakdirkan untuk menolong kelompok mayoritas yakni pengusaha kecil/mikro. Lembaga tersebut adalah Baitul Maal wa Tamwil (BMT) (Ridwan, 2005: 51-56). Baitul Maal wa Tamwil (BMT) merupakan salah satu model lembaga keuangan syariah yang paling sederhana yang saat ini banyak muncul di Indonesia hingga ribuan BMT, dan nilai asetnya mencapai trillyunan yang bergerak dikalangan masyarakat ekonomi menengah kebawah, BMT berupaya mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi bagi ekonomi pengusaha kecil berdasarkan prinsip syari’ah. Keberadaan BMT merupakan resprentatif dari kehidupan masyarakat dimana BMT itu berada, dengan jalan ini BMT mampu mengakomodir kepentingan ekonomi rmasyarakat. Peran umum BMT yang dilakukan adalah
melakukan pendanaan dan penyaluran dana yang berdasrkan prinsip syari’ah. Keberadaan BMT ini diharapkan mampu untuk berperan aktif dalam memperbaiki kondisi masyarakat yang sebagian harus menghadapi rentenirrentenir, yang nantinya masyarakat akan terjeumus pada masalah ekonomi. (Sudarsono, 2006: 96) Untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara pesat, BMT Mandiri Getasan melakukan kegiatan penghimpunan dana dan juga penyaluran dana. Pada sisi penghimpunan dana BMT Mandiri Getasan menghimpun dana dari anggota (nasabah) dengan akad Wadi’ah, Mudharabah umum, deposito. Sedangkan pada sisi penyaluran dana, BMT Mandiri Getasan menggunakan sistem bagi hasil yaitu akad Mudharabah dan Musyarakah, sistem jual beli yaitu Murabahah, Ba’i Bitsaman Ajil dan pembiayaan yang bertujuan sosial tanpa mengmabil imbalan yaitu (Qordh). Qordh sebagai salah satu bentuk pembiayaan pada BMT Mandiri Getasan, secara umum diartikan sebagai kegiatan meminjamkan uang tanpa memungut imbalan apapun. Dibandingkan dengan sistem konvensional, dimana dalam setiap transaksinya dikenakan bunga atau imbalan yang besarnya telah diterapkan dimuka, maka sistem pembiayaan qordh yang diberikan kepada peminjam (mustahiq) tidak dikenakan bunga, tetapi hanya mengmbalikan pinjaman, hal ini merupakan sesuatu yang sangat berbeda dengan sistem lembaga keuangan konvensional, namun demikian pemberian pembiayaan qordh tidak dikategorikan sebagai hibah atau sedekah yang
merupakan pemberian tanpa imbalan dan tidak ada kewajiban untuk mengemblikan pinjaman (Zainul Arifin, 2000: 234). Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang membahas mengenai qordh pada BMT Mandiri Getasan dengan judul “Analisis Akad Pembiayaan Qordh di BMT Mandiri Getasan”. B. Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang tersebut maka penulis akan membahas mengenai pembiayaan qordh yang dibatasi dengan mengambil obyeknya di BMT Mandiri Getasan dengan pokok masalah yang akan dibahas yaitu : 1.
Bagaimana prosedur permohonan pembiayaan qordh di BMT Mandiri Getasan?
2.
Bagaimana pelaksanaan akad pembiayaan qordh di BMT Mandiri Getasan?
3.
Bagaimana upaya BMT Mandiri Getasan agar nasabah mengembalikan pembiayaan qordh?
C. Tujuan dan Kegunaan 1.
Tujuan penelitian yang telah dilakukan dalam tugas akhir ini untuk: a.
Untuk mengetahui prosedur permohonan pembiayaan qordh di BMT Mandiri Getasan.
b.
Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan akad pembiayaan qordh di BMT Mandiri Getasan.
c.
Untuk mengetahui upaya BMT Mandiri Getasan agar nasabah mengembalikan pembiayaan qordh.
2. Kegunaan a.
Bagi Penulis 1) Memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian akhir progam Diploma III Perbankan Syariah (PS) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. 2) Untuk mengetahui pelaksanaan akad pembiayaan qordh di BMT Mandiri Getasan. 3) Guna menambah pengetahuan sebagai bekal agar dapat menerapkan ilmu yang telah didapatkan di bangku perkuliahan dengan praktek sesungguhnya.
b.
Bagi STAIN Salatiga Merupakan referensi dan informasi bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa STAIN Salatiga progam studi D III Perbankan Syariah serta sebagai sarana untuk menjamin kerjasama antara lembaga STAIN dengan BMT.
c.
Bagi Masyarakat sebagai wahana pengetahuan baru dalam rangka lebih mengenal produk-produk yang ditawarkan oleh BMT, khususnya dalam hal pembiayaan, sehingga mereka tidak merasa asing terhadap keberadaan Bank Syariah atau BMT. Dapat menjadi sumber informasi bagaimana mengajukan pembiayaan qordh, serta untuk
mengetahui tentang bagaimana pelaksanaan pembiayaan qordh di BMT Mandiri Getasan. d.
Bagi Pembaca Penulisan tugas akhir ini dapat dijadikan sebagai tamabahan infotmasi dan referensi dalam penelitian.
e.
Bagi BMT Mandiri Getasan Penulisan tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi BMT untuk mempertahankan dan mengembangkan kinerjanya dimasa yang akan datang.
D. Penelitian Terdahulu Penelitian Andita Yuni Sentosa (2010) dengan judul “ Pelaksanaan Pembiayaan Qordh pada BRI Syariah Cabang Semarang” Dalam penelitian tersebut menggunakan metode yuridis empiris. Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa qardh sebagai salah satu bentuk pembiayaan pada Bank BRI Syariah Cabang Semarang secara umum diartikan sebagai kegiatan meminjamkan tanpa imbalan apapun. Dibandingkan dengan sistem perbankan konvensional, dimana dalam setiap transaksinya dikenakan bunga atau imbalan yang besarnya telah ditetapkan di muka, maka sistem pembiayaan qardh yang kepada peminjam (mustahiq) tidak dikenakan bunga bahkan peminjam
tidak
diwajibkan
untuk
memberikan
jaminan,
hanya
mengembalikan pinjaman. Pinjaman diberikan pada golongan pengusaha ekonomi lemah yang tidak mendapat kredit pada bank konvensional dengan jumlah maksimum Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) dengan jangka waktu
pengembalian maksimum 12 (dua belas) bulan. Sumber dana qordh berasal dari pendapatan denda nasabah dan pendapatan non halal lainnya pada Bank BRI Konvensional cabang Semarang. Berdasarkan pada penelitian terdahulu tersebut, maka perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah: 1. Lokasi penelitian, dimana pada penelitian sebelumnya berlokasi di Bank BRI Syariah, Cabang Semarang. 2. Metode yang digunakan pada penelitian sebelumnya menggunakan metode yuridis empiris, sedangkan pada metode ini menggunakan kualitatif deskriptif. 3. Pada penelitian ini terfokus pada akad pembiayaan qordh yang bermasalah atau macet serta penyelesaiannya. Adapun persamaan dalam penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah terletak pada produk pembiayaan qordh. E. Penegasan Istilah AKAD Ikatan atau kesepakatan antara nasabah dengan bank yakni pertalian ijab (pernyataan melakukan ikatan) dan qabul (pernyataan penerimaan ikatan) sesuai dengan kehendak syariat yang berpengaruh pada obyek perikatan, misalnya akad pembukaan pembiayaan. PEMBIAYAN
rekening simpanan atau akad
penyediaan dana atau tagihan
yang
dipersamakan
dengan
itu
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dan pihak lain yang dibiayai untuk mengemmbalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. QARDH Pemberian pinjaman kepada nasabah yang dapat ditagih kembali. dalam jangka waktu yang relatif pendek, tanpa mengharapkan imbalan tertentu. Dalam transaksi ini, nasabah hanya mengembalikan pokok sejumlah uang yang digunakannya. Transakasi qordh tergolong transakasi kebajikan atau tabarru’. BMT Baitul maal wa tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu baitul maal dan baitul tamwil.Baitul maal lebih mengarah pada usaha usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang non profit, seperti; zakat, infaq, dan shodaqoh. Sedangkan baitul tamwil sebagai pengumpulan dan penyaluran dana komersial. Menurut Undangundang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. F. Metode Penelitian 1. Tempat penelitian
Penelitian yang dilakukan penulis bertempat di BMT Mandiri Getasan yang beralamat di jalan raya Kopeng – Salatiga Km 9 Desa Jampelan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. 2. Jenis Data yang dibutuhkan a.
Data Primer Data yang diperoleh secara langsung dari tempat penelitian yang akan digunakan untuk analisis dan pembahasan masalah.
b. Data Sekunder Data yang diperoleh secara tidak langsung dari BMT antara lain dari buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, sumbersumber data atau dokumen-dokumen BMT yang berkaitan dengan penulisan tugas akhir,dan lain-lain. 3. Metode pengumpulan data Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan (Nazir, 1988: 221). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik atau metode, diantaranya: a.
Metode wawancara (Interview) Metode wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu. (Moleong, 2005: 186) Adapun teknik wawancara dapat dilakukan dengan dua alternative, yaitu: (Mulyana, 2003: 180) 1) Wawancara terstruktur atau sering juga disebut wawancara baku (standardized interview), yang susunan pertanyaannya sudah
ditetapkan sebelumnya (biasanya tertulis) dengan pilihan jawaban yang sudah ditetapkan. 2) Wawancara tidak tersruktur, sering disebut juga wawancara mendalam, wawancara intensif, wawancara kualitatif. Atau juga disebut wawancara terbuka (open ended interview). Bertolak dari dua alternative wawancara tersebut, penulis menggunakan metode wawancara tidak terstruktur, hal ini penulis lakukan dengan alasan bahwa dengan menggunakan metode wawancara tidak terstruktur akan diperoleh informasi yang lebih mendalam dibandingkan dengan bila dilakukan dengan wawancara yang terstruktur. Selain itu juga untuk menghindari kesan terlalu kaku. b.
Observasi Metode observasi merupakan metode yang paling efektif untuk melengkapi format atau blangko sebagai instrument. (Arikunto, 2002: 229) Dalam hal ini penulis tidak hanya mencatat suatu fenomena,
akan tetapi juga melakukan penilaian atas fenomena tersebut sesuai dengan pengamatan penulis. c.
Studi Kepustakaan Teknik dalam memperoleh data yang dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan penelitian penulis.
4. Metode Analisa Data a.
Pengolahan data
Analisa data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Setelah semua data dapat dikumpulkan dengan metode observasi dan interview, maka dilakukan pengolahan data dengan cara sebagai berikut: (Hilman, 1995: 45) a.
Semua catatan dari hasil buku tulis pertama diedit, yaitu diperiksa dan dibaca sedemikian rupa. Hal-hal yang diragukan kebenarannya atau masih belum jelas, setelah dibandingkan antara yang satu dengan yang lain dilakukan pertanyaan ulang kepada responden yang bersangkutan.
b.
Kemudian setelah catatan-catatan itu disempurnakan kembali, maka dipindahkan dan ditulis kembali kedalam buku tulis yang kedua, dengan judul catatan hasil wawancara dari responden. Isi buku tertulis ini memuat catatan keterangan menurut namanama responden.
c.
Selanjutnya setelah kembali dari lapangan, penulis mulai menyusun semua catatan keteragan, dan mengkalsifikasikan data-data tersebut kedalam buku ketiga, menurut bidang batas ruang lingkup masalahnya untuk memudahkan analisis data yang akan dijadikan sebagai hasil penelitian lapangan.
5. Analisis Data Analisis data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif, yaitu dari data yang diperoleh kemudian disusun secara sistematis
kemudian dianalisis secara kualitatif untuk mencapai kejelasan masalah yang dibahas. Analisis data kualitatif adalah suatu cara penelitian yang menghasilkan data diskriptif analisis, yaitu apa yang nyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan dan perilakunya yang nyata, diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh. (Soerjono, 1998: 12) Pengertian
analisis
disini
dimaksudkan
sebagai
suatu
penjelasan dan penginterpretasian secara logis, sistematis. Logis sistematis menunjukkan cara berfikir deduktif induktif dan mengikuti tata tertib dalam penulisan dan laporan-laporan penelitian ilmiah. Setelah analisis data selesai maka hasilnya akan disajikan secara deskriptif, yaitu dengan menuturkan dan menggambarkan apa adanya sesuai dengan permasalahan yang diteliti. (Sutopo, 1988: 37) Dari hasil tersebut kemudian ditarik suatu kesimpulan yang merupakan jawaban atas permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. G. Sistematika Penulisan Hasil penelitian yang diperoleh setelah dilakukan analisis kemudian disusun dalam bentuk laporan akhir dengan sistematika penulisannya sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN
Berisi tentang uraian latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, tinjauan pustaka, metode penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan. BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini berisi tentang landasan teori, menegnai akad, pembiayaan, dan qordh. BAB III
LAPORAN OBJEK
Menyajikan tentang gambaran umum BMT, mengenai sejarah berdirinya BMT Mandiri Getasan, visi dan misi, permodalan, lokasi, struktur organisasi, dan produk-produk BMT Mandiri Getasan, serta informasi lainnya. BAB IV
ANALISIS
Merupakan bab yang berisikan Hasil Penelitian dan Pembahasan meliputi: prosedur pembiayaan qordh, pelaksanaan akad pembiayaan qordh pada BMT Mandiri Getasan, serta upaya yang dilakukan BMT Mandiri Getasan agar nasabah mengembalikan pembiayaan qordh. BAB V
PENUTUP
Merupakan bab terakhir dalam penulisan tugas akhir ini yang berisikan kesimpulan dari pembahasan yang telah diuraikan, dan saran terhadap praktek ekonomi perbankan
BAB II LANDASAN TEORI
A. AKAD 1.
Pengertian Akad Akad menurut bahasa berarti ikatan (al-rabthu) kaitan (al-akadah) atau janji (al-ahdu). (Hasan Basri, 2004: 24) adapun yang dimaksud dengan akad atau perjanjian adalah janji setia kepada Allah SWT dan juga meliputi perjanjian yang dibuat oleh manusia dengan sesama manusia dalam pergaulan hidupnya sehari-hari. (Chairuman Pasaribu, 1994: 2)
2.
Tujuan Akad Tujuan akad ialah: a.
Tamlik, contohnya jual beli.
b.
Perkongsian atau kerjasama, contohnya syirkah dan musharakah.
c.
Taitsiq, yakni memperkooh kepercayaan, antara lain rahn (gadai) dan kafalah.
d.
Menyerahkan atau mewakilkan kekuasaan, contohnya wakalah atau wasiat.
e. 3.
Mengadakan pemeliharaan, contohnya wadi’ah (titipan).
Syarat-syarat Akad
Dalam pelaksanaannya, suatu akad harus memenuhi syarat-syarat yang bertujuan untuk menentukan sah atau tidaknya sebuah transaksi. Apabila tidak memenuhi syarat, suatu akad menjadi batal. a.
Akad atau transaksi Akad atau transaksi merupakan isi dan tujuan dari perjanjian. Dalam hal ini harus ada persesuaian kehendak antara kedua belah pihak berupa ijab dan qobul yaitu menerima atau kesediaan.
b.
Syarat ijab qobul menurut syara’ : 1) Beriring-iringan antara ijab dan qobul 2) Sesuai antara ijab dan qobul 3) Tidak berta’liq 4) Tidak dibatasi oleh waktu
c.
Objek transaksi Objek transaksi harus memenuhi syarat-syarat: 1) Barang atau apa saja yang dihalalkan 2) Barang adalah milik penjual, jika barang milik orang lain, harus dengan persetujuan pemiliknya 3) Barang ada manfaatnya 4) Barang harus diserahkan
d.
Subjek transaksi 1) Dilakukan oleh orang yang sudah dewasa (baligh) 2) Sehat akal dan mental 3) Dilakukan atas kehendak sendiri
4) Boleh menggunakan hartanya. (Ayub Ahmad, 2004: 28) 4.
Prinsip Akad Hal penting yang sangat diperhatikan dalam sistem perekonomian Islam adalah akad atau perjanjian. Akad menjadi bagian penentu dan yang menjadikan syah atau tidaknya suatu transaksi ekonomi. Oleh karenanya akad harus dibuat oleh kedua belah pihak yang bertransaksi. Beberapa prinsip dasar yang harus terpenuhi dalam pembuatan akad yaitu: a.
Suka sama suka Akad harus dibuat atas dasar ridho dari kedua belah pihak, oleh karenanya tidak boleh ada paksaan.
b.
Tidak boleh menzalimi Prinsip ini menegaskan adanya kesetaraan posisi sebelum terjadinya akad. Seorang tidak boleh merasa dizalimi karena kedudukannya yang karenanya terpaksa melepaskan hak miliknya. Itulah sebabnya dilarang bertransaksi dengan orang gila, anak-anak atau mereka yang tidak tahu terhadap apa yang dikerjakan.
c.
Keterbukaan Prinsip ini menegaskan pentingnya pengetahuan yang samar antara pihak yang bertransaksi terhadap objek kerjasama, jika salah satu pihak tidak mengetahuinya maka pihak lain wajib memberitahu. Objek kerjasama harus benar-benar terbatas dari adanya manipulasi (najsy) data atau kondisi. Sesorang dilarang menyembunyikan
kekurangan barang dan melebihkan keunggulannya, sehingga seolah-olah barang itu tanpa cacat sedikitpun. d.
Penulisan Prinsip ini menegaskan pentingnya dokumentasi yang ditanda tangani dan disaksikan oleh para pihak yang bekerjasama. Penulisan ini dimungkinkan terkait dengan jangka waktu. Wujud penulisan ini bisa berbeda-beda tergantung pada sifat kerjasama. Untuk transaksi tunai penulisannya dapat saja sangat sederhana, namun untuk transaksi non-tunai, penulisannya harus benar-benar sempurna dan dipersaksikan oleh saksi yang adil yang memenuhi persyaratan. Berbagai akad dalam ekonomi Islam mencakup secara luas dari
segala aspek, namun secar umum akad dibagi menjadi dua yakni akad tabarru dan akad mua’wadah. 1) Akad Tabarru Akad tabarru merupakan jenis akad yang berkaitan dengan transaksi non-profit atau transaksi yang tidak bertujuan mendapatkan laba atau keuntungan. Akad tabarru lebih berorientasi pada kegiatan ta’awun atau tolong menolong. Dalam akad ini pihak yang berbuat baik tidak boleh diharapkan hanya pahala dari Allah SWT, namun pihak yang berbuat baik dapat memintakan sejumlah dana untuk menutupi baiaya yang timbul akibat kontrak tersebut kepada mitranya. Contoh dari akad tabarru adalah qordh, rahn, hiwalah, wakalah, kafalah, wadi’ah, hibah, hadiah,wakaf, shodaqah.
Dilihat dari objek pinjamannya, maka akad tabarru dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu: a) Jika akad tersebut harus mengembalikan pokoknya disebut Qordh. b) Jika tidak harus mengembalikan pokoknya disebut Qordhul Hasan. Sehingga qordhul hasan ini termasuk sedekah, sedangkan qordh sendiri termasuk pinjaman. c) Jika pinjaman mensyaratkan adanya jaminan yang ditahan (gadai) maka disebut Rahn. d) Jika mensyaratkan adanya piutang dari yang meminjam maka disebut Hiwalah. 2) Akad Mu’awadah (Tijarah) Berbeda dengan tabarru, akad mu’awadah bertujuan untuk mendapatkan imbalan keuntungan tertentu. Akad ini menyangkut transaksi bisnis dengan motif laba, contoh akad ini meliputi, jual beli, sewa menyewa, mudharabah, musyarakah, dan lain-lain. (Muhammad Ridwan, 2004: 86-88) B. Pengertian Prosedur Prosedur adalah suatu urutan klerikal atau pekerjaan, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. (Mulyadi, 2001: 5)
Prosedur menurut kamus lengkap bahasa Indonesia dapat juga berarti cara memecahkan suatu masalah yang dilakukan langkah demi langkah, cara melakukan kegiatan yang disusun secara sistematis. (Em Zul Fajri, 2005: 672) Pada dasarnya suatu organisasi terdiri dari bagian yang memerlukan sturktur pembagian kerja. Tujuan dari pembagian kerja adalah untuk menjadikan mekanisme pembagian kerja yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi itu sendiri. Dalam suatu perusahaan untuk mencapai tujuan perlu ditetapkan suatu sistem yang didalamnya terdapat prosedur atau seperangkat unsur yang teratur dan terikat yang membentuk suatu tujuan untuk menciptakan suatu efisiens dan efektifitas kerja. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur merupakan suatu urutan pekerjaan yang biasanya melibatkan beberapa pihak atau bagian dalam perusahaan. C. Pembiayaan 1.
Pengertian Pembiayaan Dalam bahasa sehari-hari kata kredit atau pembiayaan sering diartikan memperoleh barang dengan membayar dengan cicilan atau angsuran dikemudian hari atau memperoleh pinjaman uang yang pembayarannya dilakukan dikemudian hari dengan cicilan atau angsuran dikemudian hari sesuai dengan perjanjian. Jadi dapat diartikan bahwa kredit atau pembiayaan dapat berbentuk uang atau barang. Baik kredit berbentuk barang atau kredit berbentuk uang, dalam hal pembayarannya adalah dengan menggunakan metode angsuran atau cicilan tertentu. Kredit
dalam bentuk uang lebih dikenal dengan istilah pinjaman. Dewasa ini pengertian pemberian kredit disebut dengan istilah pinjaman oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional, dan istilah pembiayaan digunakan oleh bank yang berdasarkan prinsip syari’ah. Menurut asal mulanya, kata kredit berasal dari kata crede yang artinya adalah kepercayaan, maksudnya adalah apabila seseorang memperoleh kredit, berarti mereka memperoleh kepercayaan. Sementara itu bagi sipemberi kredit artinya memberikan kepercayaan kepada seseorang bahwa uang yang dipinjamkan pasti kembali (Kasmir, 2008: 72) Sebenarnya banyak sekali pengertian tentang pembiayaan namun penulis mencoba memberikan batasan pengertian pembiayaan. Definisi dari para ahli. a.
Menurut Jhonson (2001) Pembiayaan adalah kemampuan untuk memperoleh barangbarang atau jasa-jasa dengan memberikan janji akan memberikan sejumlah uang (barang) seketika diantara pembayarannya, atau suatu hari tertentu dikemudian hari.
b.
Menurut UU No 7 Tahun 1992 Pembiayaan adalah penyediaan atau tagihan atau yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan dan kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya, setelah jangka waktu
tertentu ditambah dengan sejumlah bunga, imbalan atau bagi hasil. (Muhammad Ridwan, 2004: 163) c.
Menurut Drs. Ridwan, M.Si (2003) Pembiayaan adalah penyedia uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan
pinjaman
berdasarkan
persetujuan
atau
kesepakatan pinjam-meminjam antara BMT dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu disertai dengan pemberian imbalan. Dari pengertian diatas dapatlah diambil kesimpulan bahwa baik kredit atau pembiayaan dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang. Yang menjadi perbedaan antara kredit yang diberikan oleh bank berdasarkan konvensional dengan pembiayaan yang diberikan oleh bank yang berdasar prinsip syari’ah adalah terletak pada keuntungan yang diharapkan. Bagi bank yang berdasar konvensional keuntungan yang diperoleh melalui bunga, sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syari’ah berupa bagi hasil. Perbedaan ini terdiri dari analisa pemberian kredit atau pembiayaan beserta persyaratannya. (Kasmir, 2008: 73) 2.
Unsur-Unsur Pembiayaan Adapun unsur-unsur pembiayaan menurut yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas pembiayaan adalah sebagai berikut (Kasmir, 2001: 74): a.
Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit atau pembiayaan bahwa pembiayaan yang diberikan bank berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu di masa mendatang. b.
Kesepakatan Antara sipemberi dengan penerima pembiayaan,
harus ada
kesepakatan. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing. c.
Jangka Waktu Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.
d.
Resiko Faktor resiko kerugian dapat diakibatkan dua hal yaitu resiko kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya pada hal mampu dan resiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak senagaja. Semakin panjang jangka waktu suatu kredit semakin besar resiko tidak tertagih, demikian pula sebaliknya.
e.
Balas Jasa Balas jasa atas kredit pada bank konvensional dalam bentuk bunga, biaya provisi dan komisi serta biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank. Sedangkan bagi bank syariah atas
pembiayaan yang diberikan balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.
3.
Tujuan Pembiayaan Pembiayaan merupakan sumber pendapatan bagi bank syariah. Tujuan pembiayaan yang dilaksanakan perbankan syariah terkait dengan stakeholder, diantara stakeholder tersebut adalah pemilik, pegawai, masyarakat, pemerintah dan lembaga keuangan lainnya. Secara lebih rinci tujuan harus dijabarkan secara jelas sejak awal, hal ini bertujuan agar pendekatan logis terhadap data yang akan dikaji dapat dicapai, untuk itu tujuan secara umum dari pembiayaan, yaitu: a.
Besarnya kebutuhan fasilitas pembiayaan yang diajukan.
b.
Kegunaan fasilitas pembiayaan yang diajukan, untuk kebutuhan barang investasi atau kebutuhan modal kerja.
4.
c.
Jangka waktu dari fasilitas pembiayaan yang diajukan.
d.
Penjelasan atas ulasan perubahan-perubahan yang ada.
Prinsip-Prinsip Pembiayaan Prinsip adalah suatu yang dijadikan pedoman dalam melaksanakan suatu tindakan. Prinsip pembiayaan adalah pedoman-pedoman yang harus diperhatikan oleh pejabat pembiayaan lembaga keuangan syariah pada saat melakukan analisis pembiayaan. Secara umum prinsip analisis pembiayaan didasarkan pada rumus 5C, yaitu (Muhammad, 2005:60) : a. Character Character adalah sifat atau watak seseorang, dalam hal ini adalah calon debitur. Tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan
kepada bank bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dipercaya. Keyakinan ini tercermin dari latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti: cara hidup maupun gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan sosial standingnya. Character merupakan ukuran untuk menilai “kemauan” nasabah membayar kreditnya. b. Capacity Yaitu untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit yang dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta kemampuannya dalam mencari laba. Sehingga akan terlihat kemampuannya mengembalikan kredit yang disalurkan. Semakin banyak sumber pendapatan seseorang maka akan semakin besar kemampuannya untuk membayar kredit. c. Capital Biasanya bank tidak bersedia untuk membiayai suatu usaha 100%, artinya setiap nasabah mengajukan permohonan kredit harus pula menyediakan dana dari sumber lainnya atau modal sendiri dengan kata lain capital adalah untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank. d. Collateral Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non-fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya,
sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin. Fungsi jaminan adalah sebagai pelindung bank dari resiko kerugian. e. Condition Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk dimasa yang akan datang sesuai sektor masingmasing. Dalam kondisi perekonomian yang kurang stabil, sebaiknya pemberian kredit untuk sektor tertentu jangan diberikan terlebih dahulu dan kalaupun jadi diberikan sebaiknya juga dengan melihat prospek usaha tersebut di masa yang akan datang. Hal diatas dilakukan untuk menghindari pembiayaan kredit yang bermasalah. D. QORDH 1.
Pengertian Qordh Menurut bahasa, Al Qordhu berarti: potongan (Al-Qath'u) dan harta yang diberikan kepada orang yang meminjam (muqtaridh) dinamakan qardh karena ia adalah satu potongan dari harta orang yang meminjam (muqridh). (Muahammad, 2004: 40) Qordh merupakan suatu jenis pinjaman pendahuluan untuk kepentingan peminjaman. Ini meliputi semua bentuk barang yang bernilai dan bayarannya juga sama dengan apa yang dipinjamkan. Peminjam tidak mendapatkan nilai yang berlebih karena itu akan merupakan riba yang dilarang dengan keras.
Qordh adalah meminjamkan harta kepada orang lain tanpa mengharap imbalan. Dalam literatur fiqih Qordh dikategorikan sebagai akad tathawwu’, yaitu akad saling membantu dan bukan transaksi komersial (Arifin, 2006: 25). Pembiayaan Qordh, yaitu suatu perjanjian antara bank sebagai pemberi pinjaman dengan nasabah sebagai penerima pinjaman, baik berupa uang maupun barang tanpa persyaratan adanya tambahan atau biaya apapun. Peminjam (nasabah) berkewajiban mengembalikan uang atau barang yang dipinjam pada waktu yang disepakati bersama, dengan jumlah yang sama dengan pokok pinjaman (Sumitro, 2002: 39). Dalam fatwa DSN No. 25/DSN-MUI/III/2002 menyatakan bahwa salah satu sarana peningkatan perekonomian dapat dilakukan oleh LKS adalah penyaluran dana melalui prinsip qordh, yakni suatu akad pinjaman kepada nasabah dengan ketentuan bahwa nasabah wajib mengembalikan dana yang diterimanya kepada LKS pada waktu yang telah disepakati LKS dan Nasabah (Abdul Ghafur Anshori 2009: 146). Menurut Bank Indonesia (1999), Qordh adalah akad pinjaman dari bank (muqridh)
kepada pihak tertentu (muqtaridh)
yang wajib
dikembalikan dengan jumlah yang sama sesuai pinjaman. Pembiayaan qordh merupakan perjanjian pembiayaan antara lembaga keuangan Islam dengan nasabah yang dianggap layak menerima yang diprioritaskan bagi pengusaha kecil pemula yang potensial. Akan tetapi tidak mempunyai modal apapun selain kemampuan berusaha, serta perorangan lainnya yang
berda dalam keadaan terdesak. Penerima kredit hanya diwajibkan mengembalikan pokok pinjaman pada waktu jatuh tempo dan bank hanya mengenakan biaya administrasi yang benar-benar untuk keperluan proses. (Zulkifli, 2003 : 27). Qordh adalah penyediaan dana atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara peminjam dan pihak yang meminjamkan yang mewajibkan peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu. (Muhammad, 2004: 124) Sedangkan Qordhul Hasan adalah suatu pinjaman lunak yang diberikan atas dasar kewajiban sosial semata, di mana peminjam tidak berkewajiban untuk mengembalikan. (Sumitro, 2002: 101) Pinjaman Qordhul Hasan adalah salah satu pinjaman produk syariah dalam mewujudkan tanggung jawab sosialnya sesuai dengan ajaran Islam, dalam hal ini lembaga keuangan yang bersangkutan memperoleh penghasilan karena dilarang untuk meminta imbalan berupa apapun dari para penerima Qordh. (Muhammad, 2004: 56) Loan atau Qordhul Hasan, yaitu pinjaman tanpa beban dan tidak dikenakan bunga maupun commitment fee. (Sumitro, 2002: 39) Dari beberapa uraian diatas, maka dapat penulis menyimpulkan bahwa pengertian Qordh, yaitu dana sosial yang dimiliki oleh lembaga keuangan syariah, yang dialokasikan khusus untuk pembiayaan yang didalamnya murni terkandung unsur tolong-menolong (tidak terdapat
unsur
margin).
2.
Dasar Hukum Qordh A l - Qur'an QS Al Baqarah : 245
ZouŽÏWŸ2
$]ù$yèôÊ r&ÿ¼ã&s! ¼çmxÿÏè»ŸÒ ãŠsù $YZ|¡ ym $·Ê ös% ©! $#ÞÚ Ìø)ム“ Ï%©!$##sŒ ` ¨B
Artinya: “Barangsiapa yang mau memberi pinjaman kepada Allah SWT, pinjaman yang baik, maka Allah SWT akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan sebanyak-banyaknya”. QS Al Muzamil : 20 $YZ|¡ ym $·Ê ös% ©! $#(#qàÊ Ìø%r&ur no4qx.¨“9$#(#qè?#uäur no4qn=¢Á 9$# ( #qãKŠÏ%r&ur
Artinya: “Maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah SWT berupa pinjaman yang baik”. Al Hadis: Dari Ibnu Mas’ud ra bahwa Rasulullah SAW telah bersabda :“ Dari Anas bin Malik berkata, bersabda Rasulullah SAW:“Aku melihat pada waktu malam di-isra’kan, pada pintu surge tertulis: Shadaqoh dibalas 10 kali lipat dan Qordh 18 kali. Aku bertanya:“wahai Jibril mengapa Qordh lebih utama dari
shadaqoh?“ Ia menjawab: karena peminta-minta sesuatu dan ia punya, sedangkan yang meminjam tidak akan meminjam kecuali keperluan”. (HR. Ibnu Majah, NO 2422, kitab Al-Ahkam; Ibnu Hibban dan Baihaqi) 3.
Tujuan Qordh Fasilitas Qordh diberikan kepada mereka yang memerlukan pinjaman konsumtif jangka pendek untuk tujuan-tujuan yang urgen dan mendesak. Dalam praktek perbankan modern, diberikan kepada para pengusaha kecil yang kekurangan dana, tetapi memiliki prospek bisnis yang sangat baik. (Sumitro, 2002: 40)
4.
Karakteristik Qordh Karakteristik pemberian qardh yaitu : a.
Qordh dimiliki dengan serah terima, ketika ia telah diterima oleh mustaqridh maka telah menjadi miliknya dan berada dalam tanggung jawabnya.
b.
Qordh biasanya dalam batas waktu tertentu, namun jika tempo pembayaran diberikan maka lebih baik, karena lebih memudahkannya lagi.
c.
Jika barang asli yang dipinjamkan masih ada seperti semula maka harus dikembalikan, dan jika telah
berubah
maka dikembalikan
semisalnya atau seharganya. Diharapkan segala persyaratan yang mengambil keuntungan apapun bagi muqridh dalam qordh, karena menyerupai riba. ( Muhammad, 2004: 40)
Biaya yang dibebankan pada peminjam untuk menghindarkan diri dari riba, biaya administrasi pada pinjaman Qordh: a.
Harus dinyatakan dalam nominal bukan persentase.
b.
Sifatnya harus nyata, jelas dan pasti serta terbatas pada hal-hal yang mutlak diperlukan untuk terjadinya kontrak.
5.
Ketentuan dan Syarat Syahnya Qordh Ketentuan dan syarat syah Qordh : 1) Qordh harus tertentu dalam takaran, timbangan atau jumlah. 2) Jelas kriteria sifat atau besarnya dan jika pada hewan maka dalam batasannya umur. 3) Qordh harus dilakukan orang yang boleh mengelola harta (jaiz tashorruf), maka tidak boleh qordh dari orang yang ditahan dari mengelola hartanya (mahjuur) atau dari anak kecil atau dari orang yang tidak memiliki barang tersebut. 4) Tidak menarik keuntungan dari Qordh yang dibayarkan. 5) Tidak boleh digabungkan dalam qordh, akad yang lain seperti akad jual beli dan lainnya. (Muhammad, 2004: 41)
6.
Sasaran Dalam Pembiayaan Qordh Sasaran pembiayaan Qordh, yakni: a.
Pengusaha kecil dan sektor informal
b.
Masyarakat lain yang mengalami kendala modal dengan prospek usaha yang layak. Jangka waktu pembiayaan/kredit:
a.
Jangka pendek, kurang dari satu tahun
b.
Jangka menengah, satu sampai tiga tahun
c.
Jangka panjang, lebih dari tiga tahun. Dalam hal ini bank atau lembaga keuangan syariah sebagai
pemberi pinjaman tidak diperbolehkan meminta peminjam untuk membayar lebih dari jumlah pokok pinjaman, misalnya pengenaan denda karena keterlambatan dalam pengembalian, akan tetapi bank atau lembaga keuangan dibenarkan untuk menerima kelebihan pembayaran secara sukarela dari peminjam sebagai tanda terima kasih dari nasabah yang besarnya tidak ditentukan sebelum akad (Muhammad, 2005: 11). Dalam prakteknya qordh dapat diterapkan oleh BMT dalam beberapa kondisi: a.
Sebagai produk pelengkap Yakni BMT membuka produk qordh, Karena terbatasnya dana sosial yang tersedia, atau rendahnya plafond yang diprogramkan. Dalam keadaan ini, produk qordh diterapkan jika keadaan mendesak.
b.
Sebagai fasilitas pembiayaan BMT dapat mengembangkan produk ini, mengingat nasabah atau anggota yang dilayani BMT tergolong sangat miskin, sehingga tidak mungkin menggunakan akad komersial.
c.
Qordh dikembangkan oleh BMT seiring dengan upaya pengembangan Baitul Maal. Kondisi ini yang paling ideal. Hal ini sekaligus dalam rangka menyeimbangkan antara sisi bisnis dan sosial BMT. (Tamwil
dan Maal). Dalam keadaan ini, qordh dapat dikembangkan lagi menjadi qordhul hasan yakni pinjaman kebaikan yang sumber dananya berasal dari dana zakat, infaq, atau sedekah. 7.
Sumber Dana Qordh Sifat qordh adalah tabarru’ yaitu pembiayaan dengan unsur tolongmenolong, karena sifatnya yang tidak memberikan keuntungan financial secara langsung, maka sumber pendanaannya biasanya berasal dari dana sosial juga. Meskipun BMT dapat mengalokasikan sebagian dana komersialnya untuk membiayai qordh. Sumber dana qordh dapat dibedakan menjadi: a.
Dana komersial atau dana modal Dana ini diperuntukan guna membiaya kebutuhan nasabah atau anggota yang sangat mendesak dan berjangka pendek, sementara dana zakat tidak tersedia. BMT dapat menyisihkan sebagian modalnya untuk cadangan pinjaman qordh BMT juga dapat menyisihkan dana produktifnya seperti tabungan atau deposito untuk membiayai qordh. Atas dasar akad ini BMT tidak diperbolehkan menetapkan sejumlah imbalan dalam bentuk apapun. Namun peminjam sangat disarankan untuk memberikan imbalan tanpa perjanjian dan BMT dapat mengakuinya sebagai tambahan pendapatan.
b.
Dana sosial Dana ini diperuntukan dalam pengembangan usaha nasabah yang tergolong delapan asnaf, Pengelolanya harus dipola sedemikian rupa
sehingga penerima tidak menjadi tergantung terus. Disinilah dituntut supaya manajemen Baitul Maal ditata secara professional. Dana ini dapat berasal dari zakat, infaq, sedekah, dan hibah (Muhammad Ridwan, 2005: 174). 8.
Manfaat Qordh a.
Memungkinkan nasabah atau anggota mendapatkan talangan jangka pendek.
b.
Memperjelas identitas BMT dengan LKM lain termasuk bank, karena memadukan misi sosial dan bisnis.
c.
Adanya misi sosial kemasyarakatan ini akan mengakibatkan citra baik dan meningkatkan loyalitas masyarakat terhadap lembaga keuangan syariah (Antonio, 2001: 134).
BAB III LAPORAN OBYEK
A. Gambaran Umum BMT 1.
Pengertian Baitul Maal wa Tamwil (BMT) Baitul Maal wa Tamwil (BMT) adalah salah satu lembaga ekonomi rakyat yang berupaya untuk mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dengan system bagi hasil untuk meningkatkan kualitas ekonomi perusahaan kecil dalam upaya pengentasan kemiskinan. Istilah BMT merupakan gabungan dari Baitul Maal dan Baitul Tamwil, Baitul Maal adalah lembaga keuangan yang kegiatannya menerima dan menyalurkan dana dari umat Islam yang sifatnya non-komersial atau bersifat nirlaba, sumber dananya diperoleh dari infaq, zakat dan shadaqoh. Sedangkan Baitul Tamwil adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya menghimpun dana dari pihak ketiga dan memberikan pembiayaan kepada usaha-usaha produktif yang menguntungkan atau bersifat profit motif. (Widodo, 1999: 81) Sebagai lembaga bisnis, BMT lebih mengembangkan usahanya pada sektor ekonomi yang halal dan menguntungkan. Namun demikian, terbuka luas bagi BMT untuk mengembangkan lahan bisnisnya pada sektor riil maupun sektor keuangan lain yang dilarang dilakukan oleh
lembaga keuangan bank, karena BMT bukan bank, maka ia tidak mungkin tunduk patuh pada aturan perbankan. (Muhammad Ridwan, 2004: 126) Dari definisi tersebut mengandung pengertian bahwa BMT merupakan lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan
berlandaskan
sistem
syariah,
yang
mempunyai
tujuan
meningkatkan kualitas usaha ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat dan mempunyai sifat usaha yakni usaha bisnis mandiri, ditumbuh kembangkan dengan swadaya dan dikelola secara profesional, sedangkan dari segi aspek Baitul Maal dikembangkan untuk kesejahteraan sosial para anggota terutama dengan menggalakkan zakat, infaq, shadaqoh dan wakaf (ZISWA) seiring dengan penguatan kelembagaan bisnis BMT. 2.
Sejarah Berdirinya BMT Mandiri Getasan Pada tahun 1990, setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang untuk mendirikan bank-bank yang berprinsip syariah. Operasional BMI kurang menjangkau usaha masyarakat kecil dan menengah, maka muncul usaha untuk mendirikan bank dan lembaga keuangan mikro, seperti BPR Syariah dan BMT yang bertujuan untuk mengatasi hambatan operasionalisasi BMI tersebut. Disamping itu di tengah-tengah kehidupan masyarakat yang hidup serba berkecukupan muncul kehawatiran akan timbulnya pengikisan aqidah. Pengikisan aqidah ini bukan hannya dipengaruhi dari aspek syiar Islam tetapi juga dipengaruhi oleh lemahnya ekonomi masyarakat. Sebagaimana diriwayatkan dari Rasulullah saw, “kefakiran itu mendekati
kekufuran”, maka keberadaan BMT diharapkan mampu mengatasi masalah ini lewat pemenuhan kebutuhan-kebutuhan ekonomi masyarakat. Di lain pihak, beberapa masyarakat harus menghadapi rentenir. Maraknya rentenir ditengah-tengah masyarakat mengakibatkan masyarakat semakin terjerumus pada masalah ekonomi yang tidak menentu. Besarnya pengaruh rentenir terhadap perekonmian masyarakat tidak lain karena tidak adanya unsur-unsur yang cukup akomodatif dalam menyelesaikan masalah yang masyarakat hadapi. Oleh karena itu BMT diharapkan mampu berperan aktif dalam memperbaiki kondisi ini. BMT Mandiri Getasan didirikan pada tanggal 22 April 2002, yang merupakan salah satu bentuk usaha dari koperasi karyawan “Mandiri” (Kopkar Mandiri) yang berkantor pusat di ungaran. Tujuan dari koperasi karyawan “Mandiri” dalam mendirikan BMT ini adalah meningkatkan kesejahteraan pengelola BMT di kabupaten Semarang. Sedangkan tujuan BMT sendiri adalah meringankan beban masyarakat dengan pinjaman dalam sistem bagi hasil, sistem sewa, sistem jual beli dan sistem pembiyaan sosial. Selain di Getasan, BMT Mandiri juga telah membuka kantor cabang baru yang beralamat, di Jl Raya, Ambarawa - Magelang Km 5. Dusun Jambu, Kecamatan Jambu. Yang didirikan pada tanggal 1 juni 2012. 3.
Visi dan Misi BMT Mandiri Getasan Baitul Maal Wattamwil (BMT) Mandiri Getasan mempunyai Visi sebagai berikut:
a.
Mengusahakan pemupukan modal yang bersal dari simpanansimpanan nasabah dengan sistem syariah dan usaha lain yang tidak bertentangan dengan misi BMT Mandiri Getasan.
b.
Memberikan pelayanan pembiayaan kepada para nasabah untuk tujuan produktif dengan sistem pelayanan yang cepat, layak dan tepat sasaran.
c.
Mengusahakan progam pendidikan secara intensif dan teratur bagi nasabah untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan. Baitul Maal wa Tamwil (BMT) Mandiri Getasan juga mempunyai
Misi sebagai berikut: 1) Meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan kemajuan lingkungan pada umumnya. 2) Menciptakan sumber pembiayaan dan penyedia modal bagi anggota dengan prinsip syariah. 3) Mengembangkan sikap hemat dan mendorong kegiatan penyimpanan. 4) Menumbuhkan usaha-usaha produktif para anggota. 5) Serta meningkatkan sikap amanah dari jaringan komunikasi antar anggota 4.
Dasar Pendirian BMT Mandiri Getasan Bentuk badan hukum yang di akui oleh pemerintah merupakan sintesia dari sekian alternatif badan hukum yang diakui oleh pemerintah. Seperti diakui legalitas usaha yang diakui Indonesia hanya tiga, Perseroan Terbatas (PT) Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Koperasi. Dengan
demikian pilihan legalitas yang logis bagi BMT adalah koperasi, yaitu Koperasi Serba Usaha (KSU). KSU dipilih sebagai badan hukum karena dianggap mendekati jiwa BMT yang erat kaitannya dengan ekonomi rakyat yang didominasi oleh umat islam. Alasan lainnya karena KSU: a.
Dapat memberikan dasar legalitas simpan pinjam sebagai salah satu kegiatan usahanya.
b.
Mudah cara dan persyaratan pendiriannya.
c.
Batasan modal minimal yang disyaratkan mudah dijangkau oleh pendirinya.
d.
Bersifat terbuka. Badan hukum BMT Mandiri adalah badan hukum koperasi yaitu
NO. 251/BH/KPK II.I/180.4/IV/2002. Yang di syahkan pada tanggal 15 April 2002. 5.
Permodalan BMT Mandiri Getasan BMT Mandiri Getasan didirikan dengan modal awal Rp 25.000.000,(dua puluh lima juta) terdiri dari simpanan pokok anggota (simpok) sebesar Rp 12.500.000,- (dua belas juta lima ratus ribu) dan simpnan pokok khusus (simpoksus) sebesar Rp 12.500.000,- (dua belas juta lima ratus ribu). Jumlah anggota pendiri BMT kurang lebih 50 (lima puluh) orang.
6.
Lokasi BMT Mandiri Getasan BMT Mandiri Getasan terletak di jalan raya Kopeng – Salatiga Km 9 Desa Jampelan, Kecamatan Getasan. Dalam menetukan lokasi tersebut, ada beberapa pertimbangan, antara lain : a.
Lokasi teresebut dipandang strategis pada jalur lalu lintas jalan raya, sehingga mudah dijangkau dengan berbagai jenis alat transportasi dari berbagai arah.
b.
Terletak dipusat perdagangan dan kegiatan ekonomi, karena lokasinya dekat dengan pasar, sehingga mempermudah dalam mencari nasabah baru yang berasal dari pedagang kecil dan menengah.
c. 7.
Mempunyai fasilitas menunjang seperti listrik, telepon dan computer.
Struktur Organisasi BMT Mandiri Getasan
RAPAT ANGGOTA
PENGURUS
PENGAWAS
MANAJER UMUM
MANAJER PEMASARAN
KCP. GETASAN
KCP. JAMBU
LENDING
LENDING
FUNDING
FUNDING
FUNDING
FUNDING
TELLER
TELLER
Pengawas
: Ketua Anggota
: Bambang Feryantono, SE : Muhari, SAg Drs. Nur Budiarso
Pengurus
: Ketua
: Andi Setiawan S, Amd
Sekretaris
: Muhammad Muttaqin
Bendahara
: Ir. Muh. Fauzan
Manajer Umum
: Diah Munfa’ati, SE
Manajer Pemasaran
: M.N.Z. Arifin, SAg
KCP. Getasan
: Arief Nugroho, SH
Teller
: Evi Lestari
Lending
: Arief Nugroho, SH
Funding
: Sigit Dwi S A, Amd Heri Setiawan, Amd
KCP Jambu
: Abdul Khalim, Amd
Teller
: Sukamti
Lending
: Abdul Khalim, Amd
Funding
: Turkamun : Supriyadi
8.
Produk-Produk BMT Mandiri Getasan
a.
Produk simpanan dalam KJKS BMT Mandiri Getasan meliputi: 1) Wadi’ah Yad Dlomanah, Simpanan Wadi’ah Yad Dlomana yaitu titipan dana tanpa mengharapkan bagi hasil, lembaga dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan anggota dan lembaga dengan suka rela berhak memberikan bonus kepada penyimpan. 2) Mudharobah, Simpanan Mudharabah yaitu simpanan dimana penyimpan berhak mendapatkan bagi hasil dari keuntungan yang diperoleh lembaga sesuai nisbah (presentase pembagian) yang telah ditentukan. Dalam hal ini ada beberapa macam simpanan dengan nisbah yang berbeda sesuai dengan karakter masing-masing, yaitu: a)
Simpanan sukarela lancar (Sirela) Simpanan lancar, sistem penyetoran dan pengambilannya dapat dilakukan setiap saat. Penyetoran sirela dapat dilakukan melalui sistem jemput bola, yakni pengelola atau petugas akan mendatangi anggota yang hendak menitipkan dana. Jasa atau bagi hasil keuntungan dihitung atas dasar saldo rata-rata harian dan diberikan setiap bulan langsung menambah ke saldo sirela, dan diperhitungkan dengan nisbah 35 persen : 65 persen.
b) Simpanan Sukarela Berjangka (Si Suka)
Simpanan berjangka dengan sistem setoran dapat dilakukan setiap saat dan pengambilannya disesuaikan dengan tanggal valuta. Jenis simpanan Si Suka dapat digolongkan Si Suka 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 1 tahun. c)
Simpanan Siswa Pendidikan (Si Sidik) Simpanan yang dipersiapkan sebagai penunjang khusus untuk biaya pendidikan dan pengambilannya hanya bisa diambil pada saat tahun ajaran baru.
b.
Produk penyaluran dana/produk jasa layanan BMT Mandiri Getasan 1) Muharabah, Pembiayaan yang dilakukan untuk menambah modal usaha yang diperuntukan nasabah dan atas keuntungan yang diperoleh anggota (nasabah) yang disepakati pembagiannya antara nasabah dengan BMT Mandiri. Modal yang dimanfaatkan nasabah ini dikembalikan sesuai dengan jangka waktu yang disepakati di awal. 2) Musyarokah Pembiayaan yang dilakukan untuk membiayai sebagian modal yang diperuntukan anggota (nasabah), Dan nasabah akan membayar secara tangguh pada waktu yang telah disepakati diawal, dengan pembagian keuntungan yang telah disepakati bersama. 3) Ba’i Bitsaman Ajil,
Pembiayaan yang diberikan untuk pembelian suatu barang yang diperlukan anggota (nasabah), dan nasabah akan membayar harga barang tersebut dengan cara mengangsur ditambah dengan jumlah keuntungan yang diberikan kepada pihak BMT. 4) Murabahah Pembiayaan yang diberikan untuk pembelian suatu barang yang diperlukan anggota (nasabah), dan nasabah akan membayar secara tangguh pada waktu yang telah disepakati, dengan kesepakatan pembagian margin/keuntungan 5) Ijarah Menyewakan barang atau jasa kepada anggota (nasabah) dengan pembayaran angsuran atau ditangguhkan pada saat jatuh tempo. 6) Qordh Pembiayaan
yang
bertujuan
tolong-menolong
untuk
kepentingan sosial lembaga tidak mengambil keuntungan dari pembiayaan qordh, dan nasabah mengembalikan pembiayaan yang sudah diberikan oleh BMT. 7) Produk Baitul Maal/produk jasa layanan Produk KJKS BMT Mandiri Getasan yang lainnya yaitu produk Baitul Maal, yaitu BMT menerima dana titipan zakat, infaq, dan shadaqoh serta menjalankannya sesuai dengan ketentuan dan amanahnya.
B. Data diskriptif 1.
Data Nasabah Pembiayaan di BMT Mandiri Getasan Daftar nasabah pembiayaan di BMT Madiri Getasan per juli 2012 berjumlah 359 orang. Pembiayaan mudarabah dan musyarakah per juli 2012 belum ada sama sekali. Pembiayaan Ijarah per juli 2012 1 orang.
2.
Data Nasabah pembiayaan Qordh di BMT Mandiri Getasan Berikut adalah daftar nasabah penerima pembiayaan Qordh tahun 2008 s/d 2011 di BMT Mandiri Getasan: 1) Nama
: Priyadi
Alamat
: Ngagrong, Rt 08/05 `
Wates, Getasan.
Plafond
: Rp. 800.000,-
Penggunaan
: Usaha Dagang Kelontong
Realisasi
: 15 Desember 2008.
Jangka Waktu
: 12 bulan.
Kategori
: Macet.
2) Nama Alamat
: Samsudin : Deplongan, Rt 01/02 Wates, Getasan.
Plafond
: Rp. 1.000.000,-
Penggunaan
: Usaha Jual Stiker
Realisasi
: 15 Desember 2008.
Jangka Waktu
: 12 bulan.
Kategori
: Lancar.
3) Nama Alamat
: Supriyadi : Samirono, Rt 09/02 Samirono, Getasan.
Plafond
: Rp. 1.000.000,-
Penggunaan
: Usaha Sablon
Realisasi
: 06 Januari 2009.
Jangka Waktu
: 12 bulan.
Kategori
: Macet.
4) Nama Alamat
: Hadi Waluyo : Jampelan, Rt 01/02 Jampelan, Getasan.
Plafond
: Rp. 1.000.000,-
Penggunaan
: Usaha Ternak Kambing
Realisasi
: 06 Januari 2009.
Jangka Waktu
: 10 bulan.
Kategori
: Macet.
5) Nama Alamat
: Abdus Syakur : Jampelan, Rt 01/02
Jampelan, Getasan. Plafond
: Rp. 2.000.000,-
Pengunaan
: Usaha Ternak Kamabing
Realisasi
: 20 Januari 2009.
Jangka Waktu
: 10 bulan.
Kategori
: Lancar.
6) Nama Alamat
: Sardji : Jampelan, Rt 01/02 Jampelan, Getasan.
Plafond
: Rp. 1.000.000,-
Penggunaan
: Tambahan Modal Usaha Warung Makan
Realisasi
: 25 April 2011.
Jangka Waktu
: 12 bulan.
Kategori
: Lancar.
BAB IV ANALISIS
A. Prosedur Permohonan Pengajuan Pembiayaan Qordh di BMT Mandiri Getasan Prosedur permohonan pembiayaan qordh di BMT Mandiri Getasan hampir sama dengan pembiayaan lainnya. Yaitu nasabah harus memenuhi syarat-syarat yang di berikan dari BMT. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh nasabah calon pembiayaan sebagai berikut: 1. Bersedia menjadi anggota. 2. Amanah dan bertanggung jawab. 3. Nasabah mengisi surat permohonan pembiayaan dengan benar dan lengkap. 4. Menyiapkan syarat-syarat pembiayaan, (foto copy KTP suami istri yang masih berlaku, Kartu Keluarga (KK), dan syarat-syarat pendukung lainnya. 5. Tanpa sepengetahuan nasabah petugas akan mencari informasi tentang karakteristik dan kepribadian calon nasbah pembiayaan. 6. Pengajuan pembiayaan harus diketahui suami/istri/orang tua (bagi yang belum menikah).
7. Satu keluarga hanya diperbolehkan mengajukan satu permohonan pembiayaan. 8. Berkas yang sudah masuk tidak dapat diminta kembali. Menurut Arief Nugroho, untuk bisa mengajukan pembiayaan qordh calon pemohon
harus terlebih dahulu menjadi nasabah di BMT Mandiri
Getasan dengan membuka rekening tabungan, serta menyetorkan tabungan perdana minimum sebesar Rp. 25.000,- (dua puluh lima ribu rupiah) dan tabungan selanjutnya minimum sebesar Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah). (wawancara dengan staf pembiayaan, 23 Juni 2012) Formulir untuk menjadi nasabah BMT Mandiri Getasan, yang harus diisi oleh calon nasabah adalah blanko yang disediakan oleh BMT yang memuat data pribadi calon nasabah antara lain: nama, tempat tanggal lahir, alamat, alamat surat, agama, nomor telepon, nomor KTP atau identitas lain, pekerjaan. Secara lengkap syarat-syarat yang wajib dipenuhi calon nasabah untuk membuka tabungan pada BMT Mandiri Getasan adalah: 1. Membawa identitas berupa KTP. 2. Mengisi formulir aplikasi pembukaan rekening. 3. Setoran pertama Rp. 25.000,4. Setoran berikutnya minimum Rp. 5.000,5. Saldo minimum Rp. 10.000,6. Biaya administrasi penutupan rekening Rp. 5.000,Umumnya permohonan menjadi nasabah pada BMT Mandiri Getasan dikabulkan seluruhnya oleh BMT Mandiri Getasan. Setelah menjadi nasabah di
BMT Mandiri Getasan, nasabah dapat mengajukan permohonan mendapatkan qordh pada BMT Mandiri Getasan dengan mengisi formulir permohonan pengajuan pembiayaan dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh pihak BMT antara lain menyerahkan fotocopy KTP (yang masih berlaku), Kartu Keluarga (KK), Agunan dan atau referensi dari kepala dinas instansi yang terkait. Sedangkan syarat penyertaan identitas diri pemohon qordh adalah untuk menyesuaikan identitas pemohon qordh dengan nasabah BMT karena permohonan untuk mendapatkan qordh hanya dapat diajukan oleh nasabah BMT Mandiri Getasan untuk. dirinya sendiri dan tidak dapat diajukan untuk kepentingan orang lain. Selain diajukan sendiri, permohonan qordh dapat diajukan bersama-sama dengan nasabah lainnya dengan syarat seluruh pemohon merupakan nasabah BMT Mandiri Getasan dan jumlah qordh maksimal Rp. 2.000.000,- (wawancara dengan staf pembiayaan, 23 Juni 2012) B. Pelaksanaan Qord di BMT Mandiri Getasan Qordh pada BMT Mandiri Getasan mulai dikenal pada tahun 2002. Tetapi dalam pelaksanaannya mulai diterapkan pada tahun 2008. Secara umum, tidak ada badan khusus yang mengawasi pelaksanaan qordh di BMT Mandiri Getasan, namun secara internal, pelaksanaan qordh berada dibawah pembinaan oleh kepala bagian pemasaran. Setiap orang boleh mengajukan pembiayaan, namun tidak setiap orang dapat memperoleh pembiayaan qordh di BMT Mandiri Getasan, pembiayaan qordh diprioritaskan untuk usaha kecil yang kurang mampu secara ekonomi,
dan yang ingin mengembangkan usahanya, misalnya pedagang kelontong, penjual stiker, usaha sablon, dan usaha ternak kambing. (Hasil wawancara dengan Manajer Pemasaran) Qordh diajukan untuk jangka waktu 12 bulan, jika dalam pelaksanaannya nasabah tidak mampu membayar angsuran yang telah disepakati antara nasabah dengan pihak BMT sebelumnya, maka BMT akan memperpanjang jangka waktu pembayaran angsuran dengan memperkecil jumlah angsuran yang dibayar nasabah setiap bulannya, selain dari pada itu, jangka waktu qordh dapat kurang dari 12 bulan, yaitu 10 bulan, 6 dan 3 bulan atau tergantung dari kemampuan nasabah untuk mengembalikan qordh. Sumber dana qordh BMT Mandiri Getasan diambilkan dari modal BMT yang telah di sepakati bersama oleh para pengurus BMT, sehingga pembiayaan qordh diusahakan bisa kembali dan bisa memberikan kesempatan bagi seseorang yang ingin mengajukan pembiayaan qordh selanjutnya. Pembiayaan qordh yang dikabulkan oleh BMT Mandiri Getasan paling besar adalah Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah). Kebutuhan yang dikabulkan untuk mendapatkan qordh adalah untuk kepentingan produktif, namun tidak menutup kemungkinan untuk kebutuhan konsumtif asalkan untuk menunjang usaha nasabah agar lebih maju. Nasabah wajib menyebutkan kebutuhan penggunaan qordh yang dimohonkan pada saat mengajukan permohonan qordh dan tidak boleh menyebutkan penggunaan qordh kemudian, karena petugas surveyor akan melakukan penilaian mengenai penggunaan qordh oleh nasabah, sebelum qordh diserahkan. Sehingga apabila nasabah
menyebutkan penggunaan qordh setelah permohonan diajukan, maka kemungkinan permohonan qordh akan ditolak oleh BMT. Menurut Arifin, (Manajer Pemasaran BMT Mandiri Getasan) untuk mendapatkan qordh, jaminan nasabah adalah usaha nasabah itu sendiri. Misalnya, apabila pedagang kelontong mengajukan qordh, maka yang menjadi jaminannya adalah dagangan milik pedagang, selama qordh berlangsung tetap dapat digunakan untuk berusaha. Demikian pula bila qordh diajukan oleh peternak kambing, maka yang menjadi jaminan adalah kambing milik orang yang berternak kambing yang mengajukan qordh tersebut, yang bisa dijual selama qordh berlangsung. Proses penilaian pembiayaan oleh petugas BMT Mandiri Getasan untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam mendapatkan qordh secara umum meliputi 5C yaitu: (Caracter, Capacity, Capital, Condition dan Collateral), namun khusus untuk pembiayaan qardh, penilaian terhadap nasabah dilakukan secara sederhana melalui kunjungan ke rumah nasabah untuk menanyakan pada tetangga, ketua RT atau RW setempat dimana nasabah bertempat tinggal mengenai keadaan calon nasabah dalam kesehariannya khususnya tentang keadaaan ekonomi nasabah. Setelah melakukakan penelitian untuk mengetahui kemampuan nasabah untuk mengembalikan qordh, maka petugas akan menyusun laporan hasil survey dan bila manajer menandatangani hasil survey tersebut, maka pembiayan qordh yang diajukan oleh nasabah dikabulkan untuk dicairkan.
Nasabah yang permohonan qordh-nya dikabulkan dapat mencairkan qordh pada BMT Mandiri Getasan dalam jangka waktu 1 hari setelah pemberitahuan tentang dikabulkannya permohonan qordh diterima dari BMT Mandiri Getasan dengan memenuhi syarat, membawa bukti identitas diri serta menunjukkan buku tabungan dan membayar biaya administrasi pada bagian administrasi yang akan memperoses pencairan qordh. (wawancara dengan staf pembiayaan, 23 Juni 2012) Bentuk akad qordh sudah ditentukan oleh BMT Mandiri Getasan dalam bentuk blanko akad dan setelah nasabah mengisi blanko akad maka akad akan mengikat nasabah dan BMT Mandiri Getasan dalam hal penyaluran qordh yang mengatur mengenai besar dan jangka waktu pengembalian qordh oleh nasabah pada BMT serta penggunaan qordh oleh nasabah. Selain menanda tangani akad, nasabah juga wajib menanda tangani kwitansi tanda terima uang dari BMT Mandiri Getasan sebanyak 2 rangkap, 1 untuk BMT (yang dibubuhi materai) dan 1 untuk nasabah yang menerima qordh. Qordh dapat mulai dikembalikan oleh nasabah pada bulan selanjutnya dari tanggal pencairan qordh. Misalnya qordh cair pada tanggal 1 Januari 2011 dengan jangka waktu pengembalian 12 bulan atau sampai dengan 1 Januari 2012, maka nasabah dapat mulai mengembalikan qordh pada tanggal 1 Pebruari 2011 sampai tanggal 1 Januari 2012. Pembayaran qordh pada BMT Mandiri Getasan dilakukan di kantor BMT Mandiri Getasan yang terletak di Jalan Raya Kopeng-Salatiga Km 9.
pada hari Senin sampai sabtu dari jam 8.00 sampai jam 15.00, dengan mengisi slip penyetoran (deposit slip) yang telah disediakan oleh BMT. Nasabah wajib mengisi slip penyetoran dengan menulis qordh pada kolom yang masih kosong, untuk pembiayaan qordh, mengisi tanggal penyetoran, nama dan nomor pembiayaan selaku penyetor, jumlah setoran, serta menandatangani slip setoran. Batas pembayaran atau pengembalian qordh setiap bulannya yaitu 10 hari setelah waktu jatuh tempo. Misalnya qordh jatuh tempo tanggal 1 setiap bulannya, maka batas pengembalian tiap bulannya adalah tanggal11. Apabila nasabah membayar melebihi tanggal 11 maka nasabah sudah dikategorikan terlambat mengembalikan qordh pada BMT Mandiri Getasan. Apabila nasabah setelah 10 hari melewati batas masa jatuh tempo belum mengembalikan qordh, maka BMT akan mengirim seorang pegawai untuk melakukan kunjungan ke rumah nasabah. Petugas BMT yang ditunjuk tersebut akan mencaritahu tentang penyebab nasabah tidak dapat membayar angsuran qordh tepat waktu. Wewenang petugas terhadap nasabah adalah memberikan toleransi pada nasabah untuk membayar angsuran dan memberikan solusi agar nasabah dapat membayar angsuran tepat waktu. (wawancara dengan staf pembiayaan, 23 Juni 2012) C. Upaya BMT Mandiri Getasan Agar Nasabah Mengembalikan Pembiayaan Qordh Dalam prakteknya BMT Mandiri Getasan selama menyelenggarakan qordh tidak memberikan sanksi kepada nasabah apabila nasabah terlambat
membayar angsuran qordh. Nasabah yang telah diberi qordh oleh BMT Mandiri Getasan, merupakan nasabah yang memang dipilih oleh BMT dan benar-benar membutuhkan modal atau untuk mengembangkan usahanya. Setelah nasabah mencairkan qordh, BMT Mandiri Getasan tidak melakukan pengawasan terhadap nasabah karena qordh diberikan dengan prinsip saling percaya antara nasabah dan BMT, sehingga tanggung jawab sepenuhnya atas dana qordh berada pada nasabah. Penggunaan qordh oleh nasabah tidak diperiksa oleh BMT selama jangka waktu berlangsung, selain tidak melakukan pengawasan juga tidak memberi penyuluhan-penyuluhan atau saran-saran dalam penggunaan qordh yang seluruhnya diserahkan pada nasabah, kemudian baru akan melakukan bimbingan pada nasabah apabila nasabah tidak membayar angsuran, sejak angsuran pertama hingga angsuran yang ketiga. (wawancara dengan manajer pemasaran, 23 Juni 2012) Untuk nasabah yang tidak membayar atau terlambat membayar qordh pada BMT, maka BMT mengirimkan petugas untuk mendatangi nasabah yang pada prinsipnya mengingatkan nasabah bahwa jatuh tempo pembayaran angsuran qordh bulan tersebut sudah lewat, sehingga nasabah pada waktu dan tanggal yang telah ditentukan oleh BMT diharapkan datang memberikan penjelasan dan menjadwal pembayaran angsuran qordhnya pada BMT. (wawancara dengan manajer pemasaran, 4 Juli 2012) Dalam Membayar angsuran qordh, apabila nasabah belum dapat membayar angsuran karena baru dapat mengumpulkan uang Rp. 90.000,(sembilan puluh ribu rupiah) sedangkan angsuran per bulannya Rp. 100.000,- (
seratus ribu rupiah ), sehingga oleh BMT uang Rp. 90.000,- (sembilan puluh ribu rupiah) tersebut tetap diterima sebagai angsuran bulan yang terlambat sekarang namun nasabah harus membayar angsuran bulan berikutnya sebesar Rp. 110.000,- (seratus sepuluh ribu rupiah). (wawancara dengan manajer pemasaran, 4 Juli 2012) Jika nasabah mulai terlihat kurang mampu membayar angsuran qordh, BMT akan mengirim pegawai khusus untuk mencaritahu alasan atau sebabsebab nasabah tidak mampu membayar angsuran, serta untuk memberikan saran dan mencarikan solusi bagi nasabah mengenai kendala-kendala yang dihadapi dalam usahanya, dengan harapan nasabah mampu memperbaiki kinerjanya dan akhirnya akan mampu membayar angsuran qordh kepada BMT (wawancara dengan staf pembiayaan, 4 Juli 2012). Menegenai upaya yang dilakukan terhadap penerima pembiayaan qordh di BMT Mandiri Getasan, menurut Sardji (nasabah pembiayaan qordh) BMT benar-benar mempercayakan penggunaan qordh pada nasabah dan BMT tidak melakukan pengawasan apabila tidak mengalami kendala dalam pengembalian pembiayaan qordh tersebut. (wawancara dengan nasabah, 5 Juli 2012) Dalam hal nasabah yang tidak mampu mengembalikan qordh, menurut Arifin (Manajer Pemasar BMT Mandiri Getasan) setelah dilakukan analisa faktor-faktor penyebab nasabah tidak bisa mengembalikan qordh, dikarenakan kondisi usaha nasabah yang tidak berkembang, pembiayaan qordh tersebut dialihkan kedalam akad qordhul hasan, dimana nasabah tidak harus
mengembalikan pembiayaan qordh tersebut. Adapun pengalihan dari akad qordh menjadi qordhul hasan pada BMT Mandiri Getasan, didasarkan pada Al-Qur’an, Surat Al-Baqarah, Ayat, 280 :
šc
qßJ n=÷ès? óO çFZä. b Î)(óO à6 ©9 ׎öyz (#qè%£‰ |Á s? b r&ur 4;ouŽy£ ÷tB 4’n<Î)îotÏà oYsù ;ouŽô£ ã rèŒ šc
%x. b Î)ur
“Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka berilah tangguh sampai Dia berkelapangan. dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui”.(wawancara dengan manajer pemasaran, 4 Juli 2012)
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pelaksanaan qordh di BMT Mandiri Getasan, Qordh di BMT Mandiri Getasan dikenal pada tahun 2002, namun pelaksanaannya mulai diterapkan tahun 2008. Qordh diajukan untuk jangka waktu maksimal 12 bulan. Sumber dananya diambilkan dari modal, besarnya pembiayaan qordh yaitu Rp 2.000.000,BMT tidak memberikan sanksi apabila nasabah terlambat membayar angsuran qordh, apabila nasabah tidak mampu mengembalikan qordh, setelah dilakukan analisa faktor-faktor penyebab nasabah tidak bisa mengembalikan qordh, maka pembiayaan qordh tersebut dialihkan kedalam akad qordhul hasan, dimana nasabah tidak harus mengembalikan pembiayaan qordh tersebut. Pengalihan akad dari qordh menjadi qordhul hasan
pada BMT
Mandiri Getasan didasarkan dalam Al-Qur’an, Surat Al-Baqarah, ayat, 280. B. Saran 1. Untuk selalu menawarkan kepada setiap nasabah baik nasabah penabung ataupun nasabah pembiayaan, dalam setiap penarikan tabungan atau pelunasan pembiayaan untuk membayar zakat, infaq, dan shadaqah, agar dana yang diperoleh nantinya bisa digunakan untuk membantu yang kurang mampu dalam ekonomi. 2. Apabila qordh tidak bisa dibayar atau dikembalikan oleh nasabah, sebaiknya BMT memberitahukan kepada nasabah dalam bentuk surat ataupun pemberitahuan secara lisan agar terdapat kepastian baik bagi BMT atau bagi nsabah bahwa pembiayaan qordh tersebut dialihkan ke dalam akad qordul hasan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Aiyub. 2004. Transaksi Ekonomi-Perspektif Hukum Perdata dan Hukum Islam. Jakarta: Kiswah. A. Karim, Adiwarman. 2001. Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer. Jakarta : Gema Insani. Anshori, Abdul, Ghafur. 2009. Perbankan Syariah di Indonesia. Yogyakarta : Gajah Mada University press. Antnio, Muhamad, Syafi’i. 2001. Bank Syari’ah Dari Teori Ke Praktek. Cetakan Pertama. Jakarta : Gema Insani Press. Arifin, zainul. 2006. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta : Alvabet. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Fajri, Em Zul. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta : Difa Publiser. Hadikusuma, Hilman. 1995. Metode Pembuatan Kertas Kerja Atau Skripsi Ilmu Hukum. Bandung : Mandar Maju. Kasmir. 2001. Manajemen Perbankan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Moleong, Lexy. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda Karya. Muhammad. 2000. Lembaga-lembaga keuangan Umat kontemporer. Yogyakarta : UII Press. __________ 2004. Manajemen Dana Bank Syariah, Yogyakarta : Ekonosia. __________ 2005. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta : UPP AMP YKPN. Mulyana, Deddy. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Mulyadi. 2001. Sistem Akutansi Edisi Ketiga. Jakarta : Salemba Empat. Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia.
Pasaribu, Chairuman. 1994. Hukum Perjanjian Dalam Islam, Jakarta : Sinar Grafika. Ridwan, Muhammad. 2004. Manajemen Baitul Maal wat Tamwil. Yogyakarta : UII Press. Sentosa, Andita Yuni. 2010. Pelaksanaan Pembiayaan Qordh pada Bank BRI Syariah Cabang Semarang.www.syariah/journal/blogspot.com/html. Tanggal: 25 Agustus 2012. Sudarsono, Heri. 2005. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi Edisi kedua. Yogyakarta : EKONISIA FE UII. Soerjono, Soekanto & Sri, Mamudji. 1998. Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat. Jakarta : Raja Grafindo. Singarimbun, Masri. 1987. Metode Penelitian Survai. Yogyakarta : LP3ES. Sutopo, H.B. 1988. Metodologi Penelitian Kualitatif Bagian II. Surakarta : UNS Press. Sumitro, Warkum. 2002. Asas-Asas Perbankan Islam Dan Lembaga-Lembaga Terkait. Jakarta : Rajawali Pers. Widodo, Hartanto. 1999. Panduan Praktis Operasional Baitul Maal. Bandung : Mizan, Zulkifli, Sunarto. 2003. Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah. Jakarta Zikrul Hakim.
DAFTAR WAWANCARA
1. M. N. Z. Arifin, S. Ag, selaku Manajer Pemasaran BMT Mandiri Getasan, wawancara mulai dari pelaksanaan qordh di BMT Mandiri Getasan, sampai dengan upaya yang dilkukan BMT agar nasbah mengembalikan qordh, pada tanggal 4 Juli 2012. 2. Arief Nugroho, SH, selaku Kepala Cabang Pembantu BMT Mandiri Getasan.
Wawancara
mengenai
prosedur
permohonan
pengajuan
pembiayaan qordh di BMT Mandiri Getasan, pada tanggal 23 Juni 2012. 3. Sardji, selaku nasabah penerima
pembiayaan qordh di BMT Mandiri
Getasan,. Wawancara mengenai proses pencairan, pembayaran, serta pengunaan dana qordh, pada tanggal 5 juli 2012.
DAFTAR PERTANYAAN
1.
Pertanyaan kepada Manajer Pemasaran BMT Mandiri Getasan.
· Apa tujuan BMT Mandiri mengeluarkan produk pembiayaa qordh? · Kapan qordh mulai di kenal dan diterapkan? · Apakah ada pengawas yang khusus menangani pembiayaan qordh dan siapa pembinanya? · Darimana sumber dana qordh BMT Mandiri Getasan? · Apakah setiap orang boleh mengajukan pembiayaan qordh, dan apakah akan diterima pengajuannya? · Untuk tujuan apa saja pemberian pembiayaan qordh akan diberikan? · Diperuntukan saiapa sajaj Pembiayaan qordh di BMT Mandiri Getasan? · Syarat-syarat apa saja yang harus dipenuhi oleh calon nasabah pembiayaan qordh? · Apa saja berkas yang harus disiapkan dan diisi oleh nasabah yang mengajukan pembiayaan qordh? · Berapa besar nominal pemberian pembiayaan qordh? · Berapa lama jangka waktu yang diberikan? · Apakah ada/harus memakai jaminan? · Berapa lama dari pengajuan sampai dengan realisasinya? · Apakah ada administrasi yang harus dibayar oleh nasabah pembiayaan qordh, apa saja? · Kapan nasabah mulai mengangsur? · Berapa hari batas waktu pembayaran? · Bagaimana jika nasbah terlambat membayar angsuran qordh? · Bagaimana jika nasabah tidak membayar qordh, dan apa yang akan dilakukan pihak BMT menghadapi nasabah tersebut? · Bagaimana upaya BMT Mandiri agar nasabah mengembalikan qordh, dan upaya apa yang dilakuakan jika nasabah tidak mampu mengembalikan qordh?
· Apakah ada sanksi jika nasabah tidak mampu mengembalikan pembiayaan qordh? · Alasan apa BMT
Mandiri mengalihkan akad pembiayaan qordh menjadi
qordhul hasan? · Apa dasar yang dipakai BMT mengenai pengalihan akad pembiayaan qordh menjadi qordhul hasan?
2. Pertanyaan kepada bagian pembiayaan BMT Mandiri Getasan · Bagaimana prosedur pembiayaan di BMT mandiri Getasan? · Bagaimana prosedur permohonan pembiayaan di BMT Mandiri Getasan? · Bagaimana prosedur permohonan pembiayaan qordh? · Syarat-syarat apa sajakah yang harus di penuhi oleh calon pembiayaan qordh? · Bagaimana untuk bisa mengajukan pembiayaan qordh? · Dimana nasabah membayar angsuran qordh? · Apakah ada perlakuan khusus kepada nasabah pembiayaan qordh? · Bagaimana penilaian terhadap nasabah yang mengajukan pembiayaan qordh? · Berkas apa saja yang disiapkan? · Berapa hari pembiayaan qordh setelah di setujui pihak BMT Mandiri Getasan sudah bisa dicairkan? · Kapan nasabah mulai mengangsur/mengembalikan?
3. Pertanyaan kepada nasabah pembiayaan qordh BMT Mandiri Getasan · Apa latar belakang atau alasan nasabah mengajukan qord di BMT Mandiri Getasan? · Apakah nasabah harus menyerahkan jaminan kepada pihak BMT? · Apakah ada biaya administrasi? · Dalam pelaksanaannya apakah nasabah di awasi dari pihak BMT? · Lunas, belum lunas atau tidak lunas ? · Apa saja manfaat dari pembiayaan qordh BMT Mandiri Getasan?