ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN PEMILIKAN RUMAH SISTIM AKAD MURABAHAH, PEMBIAYAAN PEMILIKAN RUMAH SISTIM AKAD ISTISHNA DAN NON PERFORMING FINANCING TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH (Studi Pada Bank Tabungan Negara Syariah Periode Maret 2008- Juni 2016)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh : Azka Amany NIM. 1113081000104
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016
ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN PEMILIKAN RUMAH SISTIM AKAD MURABAHAH, PEMBIAYAAN PEMILIKAN RUMAH SISTIM AKAD ISTISHNA DAN NON PERFORMING FINANCING TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH (Studi Pada Bank Tabungan Negara Syariah Periode Maret 2008- Juni 2016)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh :
Azka Amany NIM : 1113081000104
Di Bawah Bimbingan
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYAHTULLAH JAKARTA 1436 H/2016 M
i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini tanggal 9 Agustus 2016 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas Mahasiswa : 1. 2. 3. 4.
Nama NIM Jurusan Judul Skripsi
: : : :
Azka Amany 1113081000104 Manajemen/ MIPS Analisis Pengaruh Pembiayaan Pemilikan Rumah Sistim Akad Murabahah, Pembiayaan Pemilikan Rumah Sistim Akad Istishna dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas (Studi Pada Bank Tabungan Negara Syariah Periode Maret 2008- Juni 2016)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melaksanakan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 9 Agustus 2016.
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI Hari ini, 23 September 2016 telah dilakukan Ujian Skripsi atas Mahasiswa: 1. 2. 3. 4.
Nama NIM Jurusan Judul Skripsi
: : : :
Azka Amany 1113081000104 Manajemen/ MIPS Analisis Pengaruh Pembiayaan Pemilikan Rumah Sistim Akad Murabahah, Pembiayaan Pemilikan Rumah Sistim Akad Istishna dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas (Studi Pada Bank Tabungan Negara Syariah Periode Maret 2008- Juni 2016).
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut diatas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 23 September 2016
iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Azka Amany
NIM
: 1113081000104
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis
Jurusan
: Manajemen/ MIPS
Dengan ini menyatakan bahwa : 1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan. 2. Tidak melakukan plagiat naskah orang lain. 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya. 4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data. 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini. Apabila dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melakukan pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikan Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP I.
IDENTITAS PRIBADI Nama
: Azka Amany
Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 19 April 1995
Alamat Rumah
: Kp. Rawa Indah RT.03/03 No. 155 Kelurahan
Pegangsaan Dua, Kecamatan Kelapa Gading, Kota Jakarta Utara, Provinsi DKI Jakarta.
II.
Ayah
: Drs. H. Amir Mahmud, M.Pd.I.
Ibu
: Hj. Suhanih. S.Pd.I.
Telepon
: 021 4483 4117/ 089 9668 9570
Email
:
[email protected]
PENDIDIKAN FORMAL 2000 – 2006
MI. Nur Attaqwa Kelapa Gading
2006 – 2009
MTs Darunnajah Ulujami
2009 – 2012
SMA Darunnajah Ulujami
2012 – 2014
Program Profesional TI Perbankan Syariah CCIT Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
2013 – 2016
Program Sarjana S1 Manajemen FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III.
PENDIDIKAN NON FORMAL Latihan Kader (LK) 1 HMI Komisariat Fakultas Ekonomi
2013
dan Bisnis (KAFEIS) Pelatihan Sharia Banking IV.
2015
PENGALAMAN ORGANISASI Ketua Muhadharah Darunnajah 2010/2011. Sekretaris Bagian Pengajaran OSDN 2011/2012. Anggota Dep. INFOKOM DEMA FEB 2014/2015.
v
ABSTRACT This study aimed to analyze the influence of independent variables, housing loans murabaha contract system, housing loans system istishna contract and nonperforming financing on profitability in the Baank Tabungan Negara (BTN) Syariah period March 2008 until June 2016. In this study found three independent variables that housing loans system murabaha, housing loans system istishna and non-performing financing. and one dependent variable is the level of profitability. This study using purposive sampling method for sample collection. Sample companies used were 34 financial data BTN Syariah period March 2008 to June 2016. The method of analysis used multiple regression analysis with the help of Eviews 9.0 program. These results indicate that our model fit for use because it has met the classical assumptions. Based Test coefficient of determination, that the magnitude of the predictive capability of the three independent variables on profitability amounted to 33.27%. Based on F test showed that the model fit for use because it has a value significantly less than 5% significance level. Based on t test showed that, housing loans system murabahah positive and significant impact on profitability, housing loans agreement istishna system and no significant negative effect on profitability and non-performing financing a significant negative effect on profitability.
Key Words:
Housing loans system murabaha, housing loans system istishna, non performing financing, profitability and BTN Syariah
vi
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari variabel independen yaitu pembiayaan pemilikan rumah sistim akad murabahah, pembiayaan pemilikan rumah sistim akad istishna dan non performing financing terhadap profitabilitas pada Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah periode Maret 2008- Juni 2016. Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel bebas (independent variable) yaitu pembiayaan pemilikan rumah sistim akad murabahah, pembiayaan pemilikan rumah sistim akad istishna dan non performing financing. dan 1 variabel terikat (dependent variable) yaitu tingkat profitabilitas. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling untuk pengambilan sampelnya. Sampel perusahaan yang digunakan adalah 34 data keuangan BTN Syariah periode Maret 2008 sampai Juni 2016. Metode analisis yang digunakan menggunakan analisis regresi berganda dengan menggunakan bantuan program Eviews 9.0. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa model penelitian ini layak digunakan karena telah memenuhi asumsi klasik. Berdasarkan Uji koefisien determinasi, bahwa besarnya kemampuan prediksi dari ketiga variabel independen terhadap profitabilitas sebesar 33,27%. Berdasarkan Uji F menunjukan bahwa model layak digunakan karena memiliki nilai signifikan yang kurang dari taraf nyata 5%. Berdasarkan Uji t menunjukan bahwa, pembiayaan pemilikan rumah sistim akad murabahah berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, pembiayaan pemilikan rumah sistim akad istishna berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas dan non performing financing berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas. Kata Kunci : KPR Murabahah, KPR Istishna, NPF, Profitabilitas, dan BTN Syariah
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanya bagi Allah yang telah menciptakan kita dalam keadaan mencintai agamanya dan berpegang pada syariat-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad yang telah berjihad untuk menyiarkan ajaran-ajaran Islam yang agung dalam akhlak beliau yang mulia, dan semoga kesejahteraaan dan rahmat senantiasa juga tercurah untuk keluarganya dan para sahabatnya terkasih yang senantiasa mengikuti petunjuknya, sehingga mereka beruntung dengan mendapat ridha dan pahala dari sisi Allah. Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada : 1. Kedua makhluk yang indah, penuh kasih cinta dan kasih saying, yang telah menjadi motivasi hidup buat anak-anaknya, mendidik anak-anaknya dengan penuh kesabaran, keihlasan, jujur dan setia untuk dapat memetik buah yang telah ditanam dan dirawatnya. Bapak tercinta, Drs. H. Amir Mahmud. M.Pd.I. dan Mamah tercinta, Hj. Suhanih. S.Pd.I. Semoga keridhoan keduanya bersama penulis. 2. Teruntuk Bani Amir, adik-adik tercinta, Akmal Fauzan, Aini Nabila Zahra dan Septia Alfira Azzahra, semoga kita dapat selalu menjadi anak yang membanggakan Bapak dan Mamah. 3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta jajarannya. 4. Bapak Dr. Herni Ali HT, SE, MM. sebagai Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktunya di tengah kesibukan untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini serta motivasinya yang begitu besar pada penulis. 5. Bapak Ade Ananto Terminanto, MM. sebagai Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya di tengah kesibukan untuk membimbing dan
viii
mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini serta motivasinya yang begitu besar pada penulis. 6. Ibu Titi Dewi Warnida, SE, M.Si. selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Ibu Ela Patriana, MM. selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 8. Bapak Sopyan, SE, MM. selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah mengarahkan dan memotivasi selama penulis menuntut ilmu di kampus ini. 9. Sahabat terbaikku, Nur Anisha yang telah banyak membantu penulis dari awal perkuliahan sampai sekarang, yang tidak pernah lelah memberi motivasi, semangat bimbingan dan serta masukan-masukan kepada penulis. 10. Seluruh Bapak/Ibu Dosen yang telah mencurahkan dan mengamalkan ilmu yang tak ternilai hingga penulis menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 11. Seluruh Staf Tata Usaha dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu dan penulis dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain. 12. Teman seperjuanganku selama di CCIT FTUI dan MIPS, terimakasih atas dukungan dan motivasi kalian. Semoga Allah SWT selalu memudahkan langkah kalian untuk menuju cita-cita dan tujuan. 13. Sahabat-sahabatku yang tergabung dalam Konjoy, Achmad Rinaldy, Khairul Anwar, Muhammad Khoirullah, Fahmi Fikri, Rahmat Hidayatulloh, Rizki Abdullah, Ahmad Samsudin atas motivasi dan dukungan kalian semua. 14. Sahabat-sahabat perjuanganku dalam MIPS, Teddy Azhari, Aryo Andrian, Aditya Putra, Afief Amrullah, Razi Nur, Rizki Ramadhan, Najwa, Laila, Angel, Sarah, Citra, Dika, Icha, Ayu Maulidini, Annisa Maudya dan sahabat lainnya atas motivasi dan dukungan kalian semua. 15. Kawan-kawan Himpunan Mahasiswa Islam, Komisariat Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan pengalaman berharga bagi penulis untuk selalu menjadi lebih baik lagi kedepannya.
ix
16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut berkontribusi dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, oleh karenanya kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Adapun segala kekurangan dan kesalahan pada skripsi ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak orang.
Jakarta, 23 September 2016
Azka Amany
x
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................................ ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................... iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................ v ABSTRACT ............................................................................................................. vi ABSTRAK ............................................................................................................ vii KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A.
Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B.
Perumusan Masalah ................................................................................ 15
C.
Tujuan Penelitian .................................................................................... 17
D.
Manfaat Penelitian .................................................................................. 17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 19 A.
Landasan Teori........................................................................................ 19 1. Pembiayaan Pemilikan Rumah ............................................................... 19 2. Pembiayaan ............................................................................................. 22 3. Pembiayaan Bermasalah ......................................................................... 32 4. Rasio Keuangan Bank ............................................................................. 35
B.
Keterkaitan Antar Variabel ..................................................................... 38 1. Pengaruh Pembiayaan Pemilikan Rumah Sistim Akad Murabahah terhadap Profitabilitas. ............................................................................ 38 2. Pengaruh Pembiayaan Pemilikan Rumah sistim Akad Istishna terhadap Profitabilitas. ........................................................................................... 39 3. Pengaruh Non Performing Financing Terhadap Profitabilitas. .............. 39
xi
C.
Penelitian Terdahulu ............................................................................... 40
D.
Kerangka Pemikiran................................................................................ 43
E.
Hipotesis ................................................................................................. 45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 47 A.
Ruang Lingkup Penelitian....................................................................... 47
B.
Metode Penentuan Sampel ...................................................................... 47
C.
Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 48
D.
Metode Analisis Data .............................................................................. 49
E.
Operasional Variabel Penelitian ............................................................. 54
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................... 57 A.
Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................... 57 1. Sejarah PT. Bank Tabungan Negara Syariah .......................................... 57 2. Visi dan Misi PT. Bank Tabungan Negara Syariah ................................ 59
B.
Analisis Deskriptif .................................................................................. 60
C.
Hasil dan Pembahasan ............................................................................ 62 1. Pengujian Dasar Asumsi Klasik.............................................................. 62 2. Analisis Regresi Linear ........................................................................... 68 3. Pengujian Hipotesis ................................................................................ 70
D.
Interprestasi ............................................................................................. 75 1. Pengaruh Pembiayaan Pemilikan Rumah Sistim Akad Murabahah terhadap Profitabilitas ............................................................................. 75 2. Pengaruh Pembiayaan Pemilikan Rumah Sistim Akad Istishna terhadap Profitabilitas ............................................................................................ 76 3. Pengaruh Non Performing Financing terhadap Profitabilitas ................ 76
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 78 A.
Kesimpulan ............................................................................................. 78
B.
Saran ....................................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 80 DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... 84
xii
DAFTAR TABEL No.
Keterangan
Halaman
Tabel 1.1: Perkembangan Jumlah Pembiayaan di Bank Tabungan Negara............ 7 Tabel 1.2: Penyaluran Pembiayaan Bank Tabungan Negara Syariah ..................... 8 Tabel 1.3: Rasio Keuangan di Bank Tabungan Negara .......................................... 9 Tabel 1.4: Perkembangan NPF Bank Tabungan Negara Syariah ......................... 11 Tabel 1.5: Ringkasan Research Gap ..................................................................... 14 Tabel 2.1: Penelitian Terdahulu ............................................................................ 40 Tabel 3.1: Operasional Variabel Penelitian .......................................................... 55 Tabel 4.1: Hasil Uji Statistik Deskriptif................................................................ 61 Tabel 4.2: Hasil Uji Multikolonieritas 1 ............................................................... 64 Tabel 4.3: Hasil Uji Multikolonieritas 2 ............................................................... 66 Tabel 4.4: Hasil Uji Autokorelasi ......................................................................... 66 Tabel 4.5: Hasil Uji Heteroskedastikitas ............................................................... 68 Tabel 4.6: Hasil Uji Regresi Linier ....................................................................... 69 Tabel 4.7: Hasil Uji Statistik t ............................................................................... 72
xiii
DAFTAR GAMBAR No.
Keterangan
Halaman
Gambar 1.1: Pembiayaan Properti. ......................................................................... 3 Gambar 2.1: Skema Pembiayaan Murabahah ....................................................... 26 Gambar 2.2: Skema Pembiayaan Istishna ............................................................. 30 Gambar 2.3: Kerangka Pemikiran ......................................................................... 44 Gambar 4.1: Hasil Uji Normalitas ........................................................................ 63
xiv
DAFTAR LAMPIRAN No.
Keterangan
Halaman
Lampiran 1: Data Penelitian.................................................................................. 84 Lampiran 2: Deskriptif Statistik ............................................................................ 85 Lampiran 3: Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................... 85 Lampiran 4: Analisis Regresi ................................................................................ 86
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu ukuran dari kemajuan suatu negara dapat dilihat dari kemajuan perekonominya. Sementara itu, yang menjadi salah satu faktor dari kemajuan ekonomi adalah dunia bisnis. Adapun permasalahan yang sering dihadapi oleh perusahaan sebagai pelaku bisnis yang bergerak dalam bidang usaha apapun tidak terlepas dari kebutuhan akan dana (modal) untuk membiayai usahanya. Sampai dengan saat ini, perbankan memiliki peranan penting bagi perekonomian Indonesia. Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan (Kasmir, 2011:13). Eksistensi perbankan syariah di Indonesia secara yuridis mulai diatur dalam undang-undang No.7 Tahun 1992 tentang perbankan dimana sistem bagi hasil mulai diakomodasi. Inilah pelopor awalnya kemunculan bank yang berdasarkan prinsip syariah di Indonesia. Namun dengan berbagai kelemahan dan kekurangan dalam undang-undang tersebut, pada tahun 1998 disahkan UU No.10 Tahun 1998 tentang revisi UU sebelumnya. Menurut Undang‐Undang No. 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sebagai suatu lembaga keuangan, bank mempunyai kegiataan baik funding maupun financing atau menghimpun dan menyalurkan dana. Kemudian, pada tahun 2008 undang-
1
undang tentang perbankan syariah kembali di revisi, yaitu dengan disahkannya UU No.21 Tahun 2008 sebagai penyempurna UU sebelumnya. Jadi, sebagai lembaga perantara (intermediary), bank berperan menjadi perantara antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana. Melalui bank kelebihan dana-dana tersebut dapat disalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan dan memberikan manfaat kepada kedua belah pihak. (Zainul, 2006:46). Jenis-jenis bank memiliki beberapa jenis, yaitu berdasarkan fungsinya, berdasarkan kepemilikannya dan berdasarkan operasional. Jenis bank berdasarkan kegiatan operasionalnya dibedakan menjadi dua, yaitu bank konvensional dan bank syariah. Sebagai lembaga perantara (intermediary), bank syariah harus mengelolah dananya secara optimal dengan mengalokassikan dana yang dihimpun ke beberapa jenis aktiva produktif salah satunya adalah pembiayaan. Dalam kegiatannya, pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank syariah dalam menyalurkan dana yang berhasil dihimpunya dari pihak yang kelebihan dana kepada pihak yang kekurangan dana. Untuk itu bank syariah dalam menyalurkan pembiayaannya harus berdasarkan dua prinsip perbankan syariah yang mendasar (Imam, 2014:3). Pertama, prinsip keadilan, yaitu pembiayaan harus saling menguntungkan baik bagi pihak pengguna dana maupun pihak penyedia dana. Kedua, prinsip kepercayaan, yang merupakan landasan dalam menentukan persetujuan pembiayaan yang akan diberikan. Menurut statistik perbankan syariah, sektor properti menjadi salah satu sektor pembiayaan terbesar perbankan syariah dengan pertumbuhan mencapai
2
13,3%. Pembiayaan ke sektor properti meningkat Rp.8,1 triliun atau 70,2% year on year (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah pada tahun 2012. Seperti yang terdapat pada gambar 1.1 berikut ini :
Gambar 1.1: Pembiayaan Properti.
(Sumber : Laporan Bank Indonesia 2012) Alokasi penyaluran pembiayaan terjadi baik dalam bentuk pembiayaan sektor-sektor seperti sektor usaha, produksi dan sektor properti. Pada tahun 2012 sektor properti pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah tercatat meningkat Rp.8,1 triliun, pertumbuhan tersebut ditopang oleh ekspansi pembiayaan kepemilikan rumah yang mencapai Rp.6,8 triliun atau 83,9% dan sisanya oleh pembiayaan kepada developer real estat sebesar Rp1,1 triliun atau 13,5% serta pembiayaan konstruksi sebesar Rp 2 miliar atau 2,4% dari sektor pembiayaan properti. Kebijakan pembatasan loan to value kredit kepemilikan rumah diperkirakan turut mendukung pertumbuhan tersebut, mengingat ekspansi pembiayaan properti BUS dan UUS yang dalam periode laporan banyak dialokasikan pada tipe rumah diatas 70 m2 dan atau pengembangan rumah non sederhana.
3
Kebutuhan akan tempat tinggal merupakan kebutuhan pokok oleh manusia dalam kehidupannya. Rumah adalah surga bagi keluarga, selain itu rumah juga dapat berfungsi sebagai tempat berkumpul dan berkomunikasi bagi setiap anggota keluarga yang satu dengan yang lain. Kemampuan dan kecukupan akan ekonomi bagi setiap keluarga merupakan hal yang perlu dipertimbangkan dalam membangun sebuah rumah/hunian, jika mereka mempunyai cukup atau lebih uang maka mereka bisa membeli rumah secara tunai atau lunas. Mayoritas masyarakat saat ini membeli rumah dengan cara diangsur atau dicicil karena tidak sedikit masyarakat yang mampu membeli rumah secara tunai. Sebagai lembaga perantara dalam menghimpun dan mengalokasikan dana dari dan ke masyarakat. Bank memiliki pendapatan dan keuntungan yang sering disebut margin. Pembiayaan pemilikan rumah termasuk dalam satu jenis pembiayaan konsumtif, dimana pembiayaan konsumtif merupakan pembiayaan yang digunakan untuk membiayai pembelian barang-barang atau jasa-jasa yang akan memberi kepuasan secara langsung terhadap kebutuhan manusia (konsumen), Kredit Pemilikan Rumah (KPR) merupakan kredit yang diajukan debitur/ konsumen kepada pihak bank dimana kredit tersebut akan dipergunakan untuk membangun, merenovasi, membeli atau memperluas tanah dengan cara pembayaran angsuran setiap bulan sesuai dengan waktu tertentu yang telah disepakati kedua belah pihak dan dengan tujuan untuk konsumsi pribadi, keluarga atau rumah tangga.
4
Kebutuhan kepemilikan rumah yang meringankan masyarakat tentu saja memberikan peluang tersendiri kepada bank sebagai penyedia dana (funding). Sesuai dengan prinsip utama dari suatu bank yang telah diuraikan sebelumnya dimana bank merupakan lembaga penghimpun dan penyaluran dana. Dana yang telah dihimpun dari berbagai sumber, akan dialokasikan kepada usahausaha yang berpotensi menghasilkan keuntungan (produktif) sehingga bank akan memperoleh keuntungan. Salah satu usaha untuk memperoleh keuntungan bagi bank adalah memberikan pembiayaan, dalam hal ini memberi pembiayaan kredit kepemilikan rumah. Diharapkan dengan adanya kredit kepemilikan rumah ini, keinginan kedua belah pihak akan terpenuhi dimana masyarakat dapat memilih rumah dengan cara dicicil/ diangsur yang disesuaikan dengan kemampuan finansial mereka. Pihak bank juga akan mendapatkan keuntungan margin/ bagi hasil atas pembiayaan tersebut. Dalam menjalankan pembiayaan kredit kepemilikan rumah (KPR), bank syari’ah memadukan dan menggali skim-skim transaksi yang dibolehkan dalam Islam dengan operasional kredit kepemilikan rumah (KPR) perbankan konvensional. Adapun skim yang banyak digunakan oleh perbankan syari’ah di Indonesia dalam menjalankan produk pembiayaan kredit kepemilikan rumah (KPR) adalah skim murabahah, istishna’ dan ijarah. Pembiayaan dengan menggunakan akad murabahah merupakan salah satu produk bank yang dapat memberikan keuntungan pada Bank Syariah. Akad Murabahah biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan usaha (modal kerja dan investasi, pengadaan barang seperti mesin, peralatan dan lain-
5
lain) maupun kebutuhan pribadi (misalnya pembelian kendaraan bermotor, pembelian rumah, dan lain-lain). Sedangkan pembiayaan dengan akad Istishna merupakan akad penjualan antara almustashni (pembeli) dan al-shani (produsen) yang juga bertindak sebagai penjual. Berdasarkan akad tersebut, pembeli memberi tugas kepada produsen untuk membuat atau mengadakan almashnu (barang pesanan) sesuai spesifikasi yang diisyaratkan pembeli dan menjualnya dengan harga yang disepakati. Pembiayaan istishna disajikan sebesar tagihan termin kepada pembeli akhir dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, merupakan bank yang fokus pada pembiayaan perumahan kepada masyarakat dan saat ini juga juga sudah memiliki strategic business unit (SBU) dengan prinsip syariah. PT. Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah menawarkan produk pembiayaan perumahaman dengan skema akad murabahah dan akad istishna. Selama masa pembiayaan dengan skema akad murabahah dan akad istishna, besarnya angsuran tetap dan tidak berubah sampai lunas, Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah diberikan pembiayaan dalam bentuk pembayaran secara kredit/ cicilan dan mempunyai beberapa sistem, prosedur dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon penerima pembiayaan. Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah sejak didirikan pada 15 Desember 2004 dan mulai beroperasi pada tanggal 14 februari 2005 hingga sampai sekarang mengalami kinerja yang mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan penghargaan yang diterima Bank Tabungan Negara (BTN)
6
Syariah, yaitu 4th Best Overall Performance Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah oleh Infobank dan MRI pada 4 Juni 2015 serta Brand KPR oleh Infobank pada 26 Maret 2015. Perkembangan pembiayaan perumahan di Bank Tabungan Negara (BTN) yang terjadi peningkatan setiap tahunnya seperti dari 2015 terhadap 2014 yang meningkat sampai 22,8% year on year (y.o.y). Perkembangan tersebut dapat terlihat pada tabel 1.1 yang mengalami peningkatan setiap tahunnya dari tahun 2011 sampai 2015. Tabel 1.1: Perkembangan Jumlah Pembiayaan di Bank Tabungan Negara
Tahun Jenis Kredit
2011
2012
2013
(dalam miliyar rupiah) y.o.y. (2015 2014 2015 terhadap 2014) 34.029 41.812 22,8%
Kredit 18.789 28.041 33.955 Perumahan KPR Subsidi 5.896 4.213 6.506 7.960 12.771 KPR Non- 5.340 12.479 14.286 12.629 13.404 Subsidi Kredit 1.540 2.659 2.500 2.416 2.418 Perumahan Lainnya Kredit 6.013 8.690 10.663 11.023 13.219 Konstruksi Kredit Non- 6.384 9.679 10.338 7.569 9.434 Perumahan Kredit 900 1.809 2.389 2.564 4.268 Konsumer Kredit 5.484 7.870 7.949 5.005 5.166 Komersial Total Kredit 25.173 37.720 44.293 41.598 51.246 (Sumber : Laporan Bank Tabungan Negara Tahun 2015)
60,43% 6,13% 0,08%
19,92% 24,64% 66,47% 3,22% 23,19%
Tabel 1.1 terlihat perkembangan pembiayaan pada pembiayaan pemilikan rumah di Bank Tabungan Negara (BTN) yang mengalami peningkatan secara signifikan year on year (y.o.y). pada tahun 2011 terdapat Rp.18,789 miliyar pembiayaan pemilikan rumah, pada tahun 2012 meningkat
7
menjadi Rp.28.04 miliyar pembiayaan pemilikan rumah, pada tahun 2013 meningkat menjadi Rp.33.955 miliyar pembiayaan pemilikan rumah, pada tahun 2014 meningkat menjadi Rp.34.029 miliyar pembiayaan pemilikan rumah, pada tahun 2015 meningkat menjadi Rp.41.812 miliyar pembiayaan pemilikan rumah. Jadi data mengungkapkan perkembangan pembiayaan pemilikan rumah di Bank Tabungan Negara (BTN) yang terjadi peningkatan setiap tahunnya seperti dari 2015 terhadap 2014 yang meningkat sampai 22,8% year on year (y.o.y). Pembiayaan yang disalurkan pada periode laporan tercatat meningkat Rp. 1.579.122 atau 85% year on year (y.o.y). Pertumbuhan pembiayaan tersebut ditopang dari pembiayaan murabahah yang mencapai 59,1% atau Rp. 6.634.592. dan pembiayaan isitishna mencapai 0,5% atau Rp.563.720 dari keseluruhan pembiayaan yang disalurkan sebesar Rp.11.223.646. Seperti tabel di bawah ini : Tabel 1.2: Penyaluran Pembiayaan Bank Tabungan Negara Syariah
(dalam jutaan rupiah) Pembiayaan 2015 2014 Piutang Murabahah 6.634.592 5.177.394 Pembiayaan Mudharabah 1.243.282 1.579.366 Pembiayaan Musyarakah 2.510.012 2.143.268 Piutang Istishna 563.720 428.780 Pinjaman Qardh 272.040 315.716 Total 11.223.646 9.644.524 Berdasarkan tabel 1.2, pembiayaan terbesar proporsinya yang disalurkan Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah adalah pembiayaan dengan akad murabahah yaitu sebesar 59% di banding dengan pembiayaan lainnya seperti pembiayaan mudharabah, musyarakah, istishna dan pinjaman rahn. Proporsi
8
tersebut menunjukan bahwa pembiayaan murabahah akan sangat menentukan perkembangan Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah dan berpengaruh terhadap keuangan Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah, salah satunya terhadap profitabilitas Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah. Pencapaian profitabilitas bank syariah dalam hal ini Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah perlu mengelola aset dengan baik agar memperoleh keuntungan yang maksimal. Komponen penyusunan aset terbesar pada Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah adalah pembiayaan yang didominasi oleh pembiayaan jual beli rumah dengan akad murabahah dan akad istishna. Serta risiko yang hadapi dalam penyaluran pembiayaan perumahan yang dilakukan Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah dan dampaknya terhadap profitabilitas Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah. Keuntungan yang diperoleh oleh bank bisa ditentukan oleh berapa banyak pembiayaan yang disalurkan. Dengan harapan semakin banyak pembiayaan yang disalurkan semakin meningkat pula profitabilitas bank syariah yang tercermin dari meningkatnya laba. Dimana keuntungan dapat dilihat dari tingkat profitabilitas bank dapat diukur menggunakan rasio keuangan.
Dimana
rasio
untuk
mengukur
kemampuan
perusahaan
menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang dimilikinya menggunakan rasio Return On Asset (ROA). Berikut perkembangan rasio keuangan pada bank Bank Tabungan Negara (BTN). Tabel 1.3: Rasio Keuangan di Bank Tabungan Negara
Rasio Keuangan Return On Asset
2011
2012
2013
2014
2015
2,03%
1,94%
1,79%
1,14%
1,61%
9
(Sumber : Laporan Keuangan Bank Tabungan Negara (BTN) Tahun 2015) Berdasarkan Tabel 1.3 perkembangan rasio Return On Asset (ROA) Bank Tabungan Negara (BTN) yang berfluktuatif. Pada tahun 2015 ROA BTN Syariah sebesar 1,61%, meningkat dari tahun 2014 sebesar 1,14%. Namun menurun dibanding tahun 2011-2013 sebesar 2,03%, 1,94%, 1,79%. Secara teori, peningkatan jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Syariah akan meningkatkan tingkat profitabilitas nya karena semakin banyak jumlah pembiayaan yang disalurkan margin (keuntungan bank) akan semakin banyak. Namun peningkatan jumlah pembiayaan BTN Syariah setiap tahun tidak diikuti oleh tingkat profitabilitas BTN Syariah yang meningkat pula terlihat pada tabel 1.1. Pada tahun 2013 nilai presentase sebesar 1,79% nilai ini menurun dibanding dengan tahun 2012 yang sebesar 1,94%. Hal ini tidak berbanding lurus dengan jumlah pembiayaan yang telah dikeluarkan Bank Tabungan Negara (BTN) yang mengalami peningkatan setiap tahunnya terlihat pada tabel 1.1. Sebagai salah satu entitas bisnis keuangan yang mempunyai fungsi intermediasi, bank syariah dihadapkan dengan berbagai risiko. Salah satu risiko yang dihadapi bank syariah atas penyaluran pembiayaan yaitu pembiayaan non lancar mulai dari kurang lancar hingga macet yang dialami oleh nasabah atau disebut dengan Non Performing Financing (Djamil, 2012:66). Dimana hal ini juga akan mempengaruhi kinerja bank syariah. Oleh karena itu, pihak perbankan syariah diharuskan untuk selalu menjaga keseimbangan antara
10
pengelolaan risiko yang dihadapi dengan layanan yang diberikan kepada masyarakat. Pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing) adalah salah satu keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti yang telah diperjanjikan. Pembiayaan di bank syariah dapat mengalami masalah walaupun telah dilakukan berbagai analisis secara seksama (Kuncoro, 2002:462). Berikut perkembangan Non Performing Financing (NPF) pada Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah : Tabel 1.4: Perkembangan NPF Bank Tabungan Negara Syariah
Non Performing Financing
2011
Non Performing Financing 3,42%
2012
2013
2014
2015
2,38%
1,16%
2,06%
1,66%
Tabel 1.4 terlihat perkembangan Non Performing Financing pada Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah. Pada tahun 2015 nilai presentasenya sebesar 1,66%, presentase ini mengalami penurunan dibanding dengan tahun 2014 yang presentasenya mencapai 2,06%. Nilai presentase pada tahun 2013 sebesar 1,16%, nilai ini mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2014 sebesar 2,38%. Dapat disimpulkan bahwa nilai presentase Non Performing Financing mengalami fluktuatif setiap tahunnya. Hal ini tidak berbanding lurus dengan jumlah pembiayaan yang dikeluarkan Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah yang mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pembiayaan bermasalah merupakan rasio keuangan yang menunjukan total pembiayaan bermasalah dalam suatu bank syariah. Tingkat pembiayaan bermasalah yang tinggi pada suatu bank syariah menunjukan kualitas suatu bank yang tidak sehat. Faktor lain yang perlu mendapatkan perhatian khusus
11
dalam menilai tingkat kesehatan bank adalah profitabilitas. Profitabilitas merupakan suatu angka yang menunjukan kemampuan suatu entitas usaha untuk menghasilkan laba (Fauzan, 2012:2). Sementara itu, pengelolaan pembiayaan jual beli yang merupakan salah satu komponen penyusun aset terbesar pada perbankan syariah akan menghasilkan pendapatan berupa margin. Dengan diperolehnya pendapatan margin tersebut, maka akan mempengaruhi besarnya laba yang di peroleh bank syariah. Serta pada akhirnya mampu mempengaruhi peningkatan laba bank syariah (Yesi Oktriani, 2011:4). Sufyan Bariqi (2015:86) penelitian ini mengukur pengaruh pembiayaan jual beli, pembiayaan bagi hasil dan rasio non performing financing (NPF) terhadap profitabilitas. Hasil pengujian parsial menunjukan bahwa pembiayaan jual beli berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas bank umum syariah serta NPF tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank umum syariah. Dengan demikian, kenaikan pembiayaan dengan akad jual beli dapat mempengaruhi profitabilitas bank umum syariah serta kenaikan NPF tidak akan meningkatkan atau menurunkan profitabilitas bank umum syariah. Zaim Nur Arif dan Imron Mawardi (2014:14) penelitian ini mengukur pengaruh pembiayaan murabahah terhadap laba melalui variabel intervening pembiayaan bermasalah. Hasil pengujian parsial menunjukan bahwa pembiayaan murabahah memiliki pengaruh positif terhadap laba bank syariah, Sedangkan pembiayaan bermasalah tidak memiliki pengaruh positif terhadap
12
laba bank. Dengan demikian, setiap kenaikan jumlah pembiayaan bermasalah sebesar satu-satuan maka tidak akan meningkatkan atau menurunkan nilai laba. Anne Wambui Karanja (2013:55) penelitian ini mengukur pengaruh dari mortgage financing and profitability of commercial bamks in Kenya. Hasil parsial menunjukan bahwa ada hubungan yang positif antara pembiayaan perumahan dan profitabilitas bank komersil di Kenya. Dengan demikian setiap pembiayaan perumahan yang dilakukan bank komersil di Kenya dapat meningkatkan profitabilitas bank komersil di Kenya. Widyawati Ibrahim (2014:58) penelitian ini mengukur pengaruh pembiayaan hunian syariah terhadap profitabilitas PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Hasil pengujian parsial menunjukan bahwa pembiayaan hunian syariah mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap peningkatan laba Bank Muamalat Cabang Gorontalo. Hal ini dikarenakan semakin banyak pembiayaan yang dilakukan PT Bank Muamalat maka laba Bank akan meningkat seiring dengan pembiayaan yang meningkat. Berbagai penelitian terdahulu yang terkait dengan pengaruh variabel independen terhadap dependen, yang hasilnya juga menimbulkan inkonsistensi hasil penelitian. Oleh karena itu, untuk lebih jelas, secara ringkas research gap antara hasil penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 1.5 berikut ini :
13
Tabel 1.5: Ringkasan Research Gap
No
Hubungan Variabel
Hasil Penelitian
Pembiayaan murabahah berpengaruh positif signifikan terhadap laba Bank Umum Syariah Pembiayaan pemilikan rumah Pembiayaan dengan akad sistim akad murabahah berpengaruh 1 murabahah negatif signifikan terhadap terhadap return on asset profitabilitas Pembiayaan pemilikan rumah berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas Pembiayaan perumahan dan profitabilitas berpengaruh positif signifikan pada Bank Komersil di Kenya Pembiayaan Pembiayaan hunian syariah pemilikan rumah berpengaruh positif 2 sistim akad signifikan terhadap istishna terhadap peningkatan laba Bank profitabilitas Muamalat Pembiayaan dengan akad jual beli (istishna) berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas Non Performing Financing (NPF) berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas. Non performing Pembiayaan bermasalah 3 financing terhadap berpengaruh negatif dan profitabilitas signifikan terhadap profitabilitas Pembiayaan bermasalah tidak berpengaruh terhadap profitabilitas (Sumber : Data Penelitian Sebelumnya)
Peneliti Zaim Nur Afif dan Imron Mawardi (2014) Reinissa (2015)
Samuel Kariuki Wachira (2014)
Anne Wambui Karanja (2013)
Widyawati Ibrahim (2014)
Sufyan (2015)
Bariqi
Aulia Fuad R dan Ridha Rochmanika (2015) Mahmudah Maftuhatul (2015) Yuyun Agustina (2014)
Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang akan diteliti adalah variabelvariabel para peneliti terdahulu yang hasilnya tidak konsisten dan dipilih
14
berdasar pada adanya research gap dan adanya suatu pengembangan model dari penelitian terdahulu. Berdasarkan dari hasil-hasil penelitian dan data-data diatas yang memberikan hasil yang berbeda atas penelitian yang satu dengan yang lainnya (research gap) dan adanya fenomena bisnis, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dan mendalam, maka penelitian ini mengangkat judul “Analisis Pengaruh Pembiayaan Pemilikan Rumah Sistim Akad Murabahah, Analisis Pengaruh Pembiayaan Pemilikan Rumah Sistim Akad Istishna dan Non Performing Financing Terhadap Profitabilitas (Studi Pada Bank Tabungan Negara Syariah Periode Maret 2008- Juni 2016)”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan pengamatan yang dilakukan menunjukkan bahwa tampak adanya permasalahan yaitu adanya perbedaan hasil penelitian terdahulu yang tersaji pada Tabel research gap, seperti perbedaan hasil penelitian terdahulu terkait pengaruh pembiayaan pemilikan rumah dengan akad murabahah terhadap Profitabilitas. Zaim Nur Arif dan Imron Mawardi (2014:15) menemukan bahwa pembiayaan murabahah mempunyai pengaruh positif signifikan profitabilitas, yang didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Samuel Kariuki Wachira (2014:37), Anne Wambui Karanja (2013:56). Namun dalam penelitian lainnya memberikan hasil yang berbeda yaitu penelitian yang dilakukan Aries Wahyu Ekanto (2013:2) menyatakan bahwa pembiayaan
15
dengan akad murabahah mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas penelitian yang dilakukan oleh Reinissa (2015:16). Berdasarkan pada permasalahan diatas yang bersumber pada hasil-hasil penelitian-penelitian sebelumnya (research gap) dan fenomena bisnis yang ada pada Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah (2008-2016) maka masalah penelitian (research problem) yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Profitabilitas dipengaruhi oleh pembiayaan pemilikan rumah sistim akad murabahah, pembiayaan pemilikan rumah sistim akad istishna dan non performing financing Pada Bank Tabungan Negara Syariah Periode Maret 2008 – Juni 2016”. Berdasarkan pada problem statement dan research problem di atas, maka pertanyaan penelitian (research question) dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh pembiayaan pemilikan rumah sistim akad murabahah secara parsial terhadap tingkat profitabilitas pada Bank Tabungan Negara Syariah ? 2. Apakah terdapat pengaruh pembiayaan pemilikan rumah sistim akad istishna secara parsial terhadap tingkat profitabilitas pada Bank Tabungan Negara Syariah ? 3. Apakah terdapat pengaruh non performing financing secara parsial terhadap tingkat profitabilitas pada Bank Tabungan Negara Syariah ?
16
4. Apakah terdapat pengaruh pembiayaan pemilikan rumah sistim akad murabahah, pembiayaan pemilikan rumah sistim akad istishna dan non performing financing secara simultan terhadap tingkat profitabilitas pada Bank Tabungan Negara Syariah ? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menganalisa pengaruh pembiayaan pemilikan rumah sistim akad murabahah secara parsial terhadap tingkat profitabilitas pada Bank Tabungan Negara Syariah. 2. Menganalisa pengaruh pembiayaan pemilikan rumah sistim akad istishna secara parsial terhadap tingkat profitabilitas pada Bank Tabungan Negara Syariah. 3. Menganalisa pengaruh non performing financing secara parsial terhadap tingkat profitabilitas pada Bank Tabungan Negara Syariah. 4. Menganalisa pengaruh pembiayaan pemilikan rumah sistim akad murabahah, pembiayaan pemilikan rumah sistim akad istishna dan non performing financing secara simultan terhadap tingkat profitabilitas pada Bank Tabungan Negara Syariah. D. Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, sebagai berikut :
17
1. Bagi Penulis Penelitian ini menjadi salah satu sarana bagi penulis yang di mana sangat berguna untuk menambah wawasan serta pengetahuan penulis tentang praktek manajemen perbankan syariah khususnya tentang masalah yang berkaitan dengan profitabilitas, pembiayaan pemilikan rumah dan non performing financing.
2. Bagi Perbankan Penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk membantu pihak manajemen bank terhadap pengaruh pembiayaan dalam meningkatkan profitabilitas sebagai pengukuran keberhasilan operasional bank. 3. Bagi Akademis Penelitian ini akan menambah kepusatakaan di bidang manajemen perbankan syariah dan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan pengetahuan tentang pembiayaan pada perbankan syariah terhadap profitabilitas dan non performing financing. Penelian ini dapat dijadikan referensi untuk peneliti selanjutnya.
18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1.
Pembiayaan Pemilikan Rumah Kata kredit berasal dari bahasa Romawi “credere” yang artinya percaya. Sedangkan kredit menurut UUP 1967 pasal 1C adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain dalam hal mana pihak meminjam berkewajiban melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan. Arti kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai perjanjian yang telah disepakati. (Melayu, 2002:87). Kredit memiliki dua unsur pihak, yaitu kreditur (Bank) dan debitur (Nasabah) yang melakukan hubungan kerja sama yang saling menguntungkan. Di dalam perkreditan terdapat unsur-unsur yang harus ada, yaitu: kepercayaan, persetujuan, penyerahan barang, jasa atau uang, jangka waktu, unsur resiko dan unsur keuntungan (bunga). Pemberian kredit tanpa analisis terlebih dahulu akan menyebabkan kerugian pada pihak bank (Kashmir, 2003:101). Kredit Pemilikan Rumah (KPR) merupakan salah produk yang ditawarkan bank kepada masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan tempat tinggal atau hunian. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah suatu fasilitas
19
kredit yang diberikan oleh perbankan kepada para nasabah perorangan yang akan membeli atau memperbaiki rumah. Dalam Islam, pembiayaan untuk membantu masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan akan rumah pun bisa menjadi prioritas dalam mewujudkan keadilan. Sehingga target pasarnya pun tidak hanya orangorang yang memenuhi kriteria bank. Tidak hanya orang yang mampu saja yang berhak mendapatkan pinjaman, tetapi juga masyarakat yang tidak mampu pun berhak untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan. Di Indonesia, saat ini dikenal ada 2 jenis KPR: (http://www.bi.go.id) a. KPR Subsidi, yaitu suatu kredit yang diperuntukan kepada masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah dalam rangka memenuhi kebutuhan perumahan atau perbaikan rumah yang telah dimiliki. Bentuk subsidi
yang diberikan
berupa :Subsidi
meringankan kredit dan subsidi menambah dan pembangunan atau perbaikan rumah. Kredit subsidi ini diatur tersendiri oleh Pemerintah, sehingga tidak setiap masyarakat yang mengajukan kredit dapat diberikan fasilitas ini. Secara umum batasan yang ditetapkan oleh Pemerintah dalam memberikan subsidi adalah penghasilan pemohon dan maksimum kredit yang diberikan. b. KPR Non Subsidi, yaitu suatu KPR yang diperuntukan bagi seluruh masyarakat. Ketentuan KPR ditetapkan oleh bank, sehingga penentuan besarnya kredit maupun suku bunga dilakukan sesuai kebijakan bank yang bersangkutan.
20
Keuntungan dari KPR Syariah adalah: 1) Nasabah tidak harus menyediakan dana secara tunai untuk membeli rumah. Nasabah cukup menyediakan uang muka. 2) Karena KPR memiliki jangka waktu yang panjang, angsuran yang dibayar dapat diiringi dengan ekspektasi peningkatan penghasilan. 3) Skim pembiayaan adalah jual beli (Murabahah), adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh Bank dan Nasabah (fixed margin) Cicilan tetap dan meringankan selama jangka waktu, serta tidak ada unsur spekulatif bebas pinalti untuk pelunasan sebelum jatuh tempo. KPR Syariah adalah pembiayaan yang digunakan untuk pembelian rumah secara kredit. KPR Syariah umum menggunakan akad murabahah sebagai skema transaksinya, yaitu perjanjian jual beli antara bank dan nasabah, dimana bank membeli rumah yang diperlukan nasabah dan kemudian menjualnya kepada nasabah sebesar harga beli ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati oleh bank dan nasabah. Yang kini telah banyak dikembangkan oleh lembaga intermediasi keuangan yang berbasis syari’ah. KPR syariah memiliki berbagai kelebihan dibanding dengan KPR konvensional. Sistem yang digunakan oleh Syariah Islam jauh lebih unggul dan lebih aman, bebas riba serta tidak ada pihak yang dirugikan. Perbedaan pokok antara KPR konvensional dengan syariah terletak pada akadnya. Pada bank konvensional, kontrak KPR didasarkan pada
21
suku bunga tertentu yang sifatnya bisa fluktuatif, sedangkan KPR Syariah bisa dilakukan dengan beberapa pilihan akad alternatif sesuai dengan kebutuhan nasabah, di antaranya KPR iB Jual Beli (skema murabahah), KPR iB sewa (skema ijarah), KPR iB Sewa Beli (skema Ijarah Muntahia Bittamlik-IMBT), dan KPR iB Kepemilikan Bertahap (skema musyarakah mutanaqisah). Harga jual rumah ditetapkan di awal ketika nasabah menandatangani perjanjian pembiayaan jual beli rumah, dengan angsuran tetap hingga jatuh tempo pembiayaan. Dengan adanya kepastian jumlah angsuran bulanan yang harus dibayar sampai masa angsuran selesai, nasabah tidak akan dipusingkan dengan masalah naik/turunnya angsuran ketika suku bunga bergejolak. Nasabah juga diuntungkan ketika ingin melunasi angsuran sebelum masa kontrak berakhir, karena bank syariah tidak akan mengenakan pinalti. 2.
Pembiayaan Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank yaitu pemberian fasilitas dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit (Antonio, 2001:160). Dalam penyaluran dana yang terkumpul pada Perbankan Syariah, Istilah Pembiayaan (Financing) lebih umum digunakan. Penggunaan istilah pembiayaan ditunjukan untuk mendefinisikan kegiataan perbankan syariah dalam hal: penyediaan dana atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berupa: (Sukrianto, 2011:3).
22
a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk Mudharabah dan Musyarakah. b. Transaksi Jual beli dalam bentuk piutang Murabahah, salam, Istishna. c. Transaksi sewa menyewa dalam bentuk Ijarah atau sewa-beli dalam bentuk Ijarah Muntahia Bitamlik. d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk Qardh. e. Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk Ijarah untuk transaksi multijasa. Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Umum Syariah (BUS) serta/atau Unit Usaha Syariah (UUS) dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan/ujrah, tanpa imbalan atau bagi hasil. Pembiayaan adalah pendanaan yang diberikan oleh satu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang sudah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. (Veitzhal dan Arviyan, 2010: 681). Berdasarkan sifat penggunaannya, tujuan pembiayaan dibedakan menjadi dua hal: (Antonio, 2001:160). a. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk meningkatkan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, yang meliputi modal kerja yang terdiri dari komponen-komponen alat
23
likuid (cash financing), piutang dagang (receivable financing) dan persediaan (inventory financing); bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi. Maupun pembiayaan investasi untuk keperluan penambahan modal guna rehabilitasi, perluasaan usaha atau pendirian proyek baru. b. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumtif, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang mencakup kebutuhan primer atau kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer adalah kebutuhan pokok baik berupa barang (seperti: makanan, minuman, pakaian dan temapat tinggal), maupun jasa (seperti: pendidikan dan pengobatan). Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan tambahan yang secara kuantitatif atau kualitatif lebih tinggi/mewah dari kebutuhan primer seperti : kendaraan, pelayanan kesehatan, pariwisata, hiburan dan sebagainya. Berdasarkan
pengertian
diatas
dapat
disimpulkan
bahwa
pembiayaan bank syariah adalah semua pendanaan yang dilakukan oleh bank syariah kepada nasabahnya untuk mendukung investasi dalam menjalankan sebuah usaha dan mendapatkan keuntungan sesuai dengan fungsinya.
24
a.
Akad Murabahah Akad murabahah adalah perjanjian jual beli antara bank dan nasabah, yang mana bank syariah membeli barang yang diperlukan oleh nasabah dan kemudian menjualnya kepada nasabah yang bersangkutan sebesar harga perolehan ditambah dengan margin atau keuntungan yang disepakati antara bank syariah dan nasabah. (Ifham, 2010:532). Secara fikih, murabahah adalah akad jual beli atas barang tertentu, dengan penjual menyebutkan dengan jelas barang yang di perjual belikan, termasuk harga pembelian barang kepada pembeli kemudian ia mensyaratkan atasnya laba/ keuntungan dalam jumlah tertentu. Beberapa syarat akad murabahah yang harus dipenuhi : (Veithzal & Permata, 2008 : 145). 1) Harga awal haruslah jelas bagi pembeli ke-dua. 2) Keuntungan harus jelas karena keuntungan itu adalah bagian dari harga. 3) Harga awal harus termasuk harta yang memilki pendanaan, yaitu ia memilki harta yang serupa keadaannya seperti emas, perak atau gandum. 4) Harga awal hendaklah bukan merupakan kompensasi dari jenis yang sama yang termasuk harta riba, karena tambahan keuntungn pada kondisi itu menjadi riba.
25
5) Akad pertama haruslah sah. Jika akad pertama fasad maka tidak boleh dijual secara murabahah, karena murabahah adalah menjual dengan harga awal disertai dengan tambahan. Adapun jual-beli yang fasad, meskipun memberikan faedah kepemilikan setelah serah terima, hendaknya dinilai dengan nilai barang yang dijual itu atau yang semisalnya bukan berdasarkan harga.
Gambar 2.1: Skema Pembiayaan Murabahah
Dari gambar skema murabahah diatas dapat dijelaskan proses pembiayaan murabahah adalah sebagai berikut : 1) Negoisasi dan Persyaratan, pada tahap ini melakukan negoisasi dengan pihak bank yang berhubungan dengan spesifik produk yang diinginkan oleh nasabah, harga beli dan harga jual, jangka waktu pembayaran atau pelunasan, serta persyaratan-persyaratan lainnya yang harus dipenuhi oleh nasabah sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada bank syariah. 2) Bank membeli produk/ barang yang sudah disepakati dengan nasabah tersebut. Bank biasanya membeli ke supplier.
26
3) Akad jual beli, setelah Bank membeli produk sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan nasabah, maka selanjutnya Bank menjualnya kepada nasabah, disertai dengan pendatanganan akad jual beli antara bank dan nasabah, pada akad tersebut dijelaskan hal-hal yang berhubungan dengan jual-beli murabahah. Rukun dan syarat-syaratnya harus terpenuhi. 4) Supplier mengirim produk/barang yang dibeli oleh bank ke alamat nasabah, atau sesuai dengan akad perjanjian yang telah disepakati antara Bank dan nasabah sebelumnya. 5) Tanda terima barang dan dokumen, ketika barang sudah sampai ke alamat nasabah, maka nasabah harus menandatangani surat tanda terima barang, dan mengecek kembali kelengkapan dokumen-dokumen produk/barang tersebut. 6) Proses
selanjutnya
adalah
nasabah
membayar
harga
produk/barang yang dibelinya dari bank, biasanya pembayaran dilakukan secara angsuran/cicilan dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati sebelumnya. Landasan syariah atas akad murabahah bersumber dari ayatayat al-qur’an dan hadits beriku ini : 1) Al-Qur’an
27
“Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barangsiapa mendapatkan peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya terserah kepada Allah. Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya” (QS. Al-Baqarah : 275).
28
“Wahai orang-orang yang beriman janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka”(QS. An-Nisa :29). 2) Al-Hadits
“Rasulullah s.a.w. bersabda : ‘Sesungguhnya jual beli itu hanya boleh dilakukan atas dasar kerelaan (antara kedua belah pihak)’” (HR. Ibnu Majah dan Al-Baihaqi dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban).
“Nabi bersabda, ‘Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual.” (HR. Ibnu Majah dari Shuhaib). b. Akad Istishna Istishna’ berdasarkan makna Bahasa berarti ‘minta dibuatkan’. Sedangkan makna istilah fiqh adalah akad jual beli dimana shanni’
29
(produsen) ditugaskan untuk membuat suatu barang (pesanan) oleh mustshni’ (pemesan). Menurut jumhur ulama, Istishna sama dengan akad Salam, yaitu dari sisi objek pesannya, harus dibuat atau dipesan terlebih dahulu dengan ciri-ciri khusus. Perbedaannya hanya dalam pembayarannya yaitu, salam dibayar sebelum barang diterima, sedangkan istishna bisa diawal, ditengah atau diakhir pesanan. (Ifhaml, 2010:359) Akad istishna ini merupakan akad jual beli yang berbeda dengan murabahah yang penyerahan barangnya dilakukan diawal pada saat kontrak dilakukan, sementara pada akad istishna, penyerahan barang dilakukan pada akhir dilakukan pada akhir periode pembiayaan. Hal ini dikarenakan rumah yang dipesan belum dibangun. Sehingga pada saat kontrak, bentuk rumah beserta komponennya perlu disetujui dengan sangat rinci, agar dibangun sesuai harga yang disepakati. Akad istishna ini, sangat mungkin dilakukan apabila rumah yang akan dibangun masih berada dibawah wewenang developer. Skema berikut ini adalah suatu skema yang dapat menjelaskan suatu proses bagaimana akad istishna ini dilakukan.
Gambar 2.2: Skema Pembiayaan Istishna
30
Tahapan dari skema yang digambarkan diatas adalah sebagai berikut: 1) Konsumen melakukan identifikasi serta memilih lokasi tanah dan menentukan desain bangunan rumah yang diinginkan. 2) Bank melakukan pemesananan untuk membangun rumah kepada developer dengan cara melakukan pembayaran bertahap sampai rumah selesai dibangun. 3) Bank menjual jasa pembangunan rumah dengan mengambil keuntungan dari harga beli kepada developer. 4) Konsumen melakukan pemesanan untuk membangun rumah kepada bank dengan cara melakukan pembayaran bertahap sampai rumah selesai dibangun. Landasan syariah atas akad istishna bersumber dari ayat-ayat alqur’an dan hadits beriku ini : 1) Al-Qur’an
Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba (QS. Al-Baqarah : 275). Berdasarkan ayat ini dan lainnya para ulama’ menyatakan bahwa hukum asal setiap perniagaan adalah halal, kecuali yang nyata-nyata diharamkan dalam dalil yang kuat dan shahih.
31
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orangorang beriman”. (QS. Al-Baqarah : 278) 2) As Sunah
“Dari Anas RA bahwa Nabi SAW hendak menuliskan surat kepada raja non-Arab, lalu dikabarkan kepada beliau bahwa raja-raja non-Arab tidak sudi menerima surat yang tidak distempel. Maka beliau pun memesan agar ia dibuatkan cincin stempel dari bahan perak. Anas mengisahkan: seakan-akan sekarang ini aku dapat menyaksikan kemilau putih di tangan beliau“ (HR. Muslim). Perbuatan ini menjadi bukti nyata bahwa akad istishna adalah akad yang dibolehkan. 3.
Pembiayaan Bermasalah Pembiayaan bermasalah merupakan pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesenjangan dan atau karena
32
faktor eksternal dari luar kendali calon debitur, pembiayaan bermasalah dapat diukur dari kolektibilitasnya yaitu merupakan gambaran kondisi pembayaran pokok dan bunga pinjaman serta kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan (Siamat, 2004:174). Penilaian atau penggolongan suatu pembiayaan ke dalam tingkat kolektivitas pembiayaan tertentu didasarkan pada kriteria kuantitatif dan kualitatif. Kriteria penilaian kolektivitas secara kuantitatif didasarkan pada keadaan pembayaran oleh nasabah yang tercermin dalam catatan pembukuan bank, yaitu mencakup ketepatan pembayaran/angsuran pokok, dan kewajiban lainnya (Kuncoro, 2002:253). Penilaian tersebut berdasarkan data historis dari masing-masing rekening pinjaman. Kriteria penilaian kolektivitas secara kualitatif didasarkan pada prospek usaha debitur dan kondisi keuangan usaha debitur. Dalam menentukan penilaian terhadap usaha debitur yang dinilai adalah kemampuan debitur membayar kembali pinjaman dari hasil usahanya sesuai perjanjian kreditnya yang dapat dideteksi dari proyeksi cash flow usahanya (Kuncoro, 2002:253). a.
Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah Penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah adalah karena kesulitan-kesulitan keuangan yang dihadapi nasabah. Penyebab kesulitan keuangan perusahaan nasabah dapat kita bagi dalam faktor internal dan faktor eksternal (Arifin, 2005:206). 1) Faktor Internal
33
Faktor internal adalah faktor yang ada dalam perusahaan sendiri, dan faktor yang paling dominan adalah faktor manajerial.
Timbulnya
kesulitan-kesulitan
keuangan
perusahaan yang disebabkan oleh faktor manajerial dapat dilihat dari beberapa hal, seperti kelemahan dalam kebijakan pembelian dan penjualan, lemahnya pengawasan biaya dan pengeluaran, kebijakan utang piutang yang kurang tepat, penempatan yang berlebihan pada aktiva tetap, permodalan yang tidak cukup. 2) Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berada di luar kekuasaan manajemen perusahaan, seperti bencana alam, peperangan, perubahan dalam kondisi perekonomian dan perdagangan, perubahan-perubahan teknologi, dll. (Machmud, 2010:117) mengemukakan ada beberapa faktor penyebab pembiayaan bermasalah (non performing financing), yaitu : a) Kualitas Cash Flow Analisis cash flow yang tidak mendalam dan komprehensif, cenderung “over optimistic”, serta tidak tajam di dalam melakukan sensivitas sehingga dalam waktu singkat telah menjadi pembiayaan bermasalah (NPF). b) Kualitas Karakter Nasabah
34
Kurangnya fungsi pengawasan dan pemantauan nasabah oleh pejabat bank syariah terkait. Kondisi ini menciptakan peluang bagi nasabah untuk melakukan sejumlah moral hazard seperti penyimpangan penggunaan dana dan atau/kelebihan likuiditas. Salah satu penyebab lemahnya pengawasan dan pemantauan kredit adalah jumlah account yang dikelola oleh seorang account manager tergolong banyak (rata-rata 20 sampai 30 account). 4.
Rasio Keuangan Bank Rasio keuangan dihitung berdasarkan financial statement yang telah tersedia, yang terdiri dari a) balance sheet atau neraca, dan b) income statement atau laporan laba rugi. Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan tersebut, yaitu a) analisis trend (historical analysis), b) norma industri: kita harus membandingkan dengan industri sejenis. Perlu diperhatikan metode akuntansi yang digunakan oleh perusahaan lain, apakah sama dengan perusahaan kita (Rodoni & Ali, 2014:24). Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu bank, maka dapat dilihat laporan keuangan yang disajikan oleh suatu bank secara periodik. Laporan ini juga sekaligus menggambarkan kinerja bank selama periode tersebut. (Kasmir, 2012:310). Rasio keuangan adalah hasil perhitungan antara dua macam data keuangan bank, yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua
35
macam data keuangan bank, yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara kedua data keuangan tersebut yang pada umumnya dinyatakan secara numerik, baik dalam presentase atau kali. Hasil perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan bank pada periode tertentu, dan dapat dijadikan tolak ukur untuk menilai tingkat kesehatan bank selama periode keuangan tersebut (Riyadi, 2006:155). 1.
Rasio Profitabilitas. Profitabilitas
perusahaan
harus
dilihat
sebagai
faktor
pendorong dalam memantau aspek likuiditas dan solvabilitas. Dalam jangka panjang, perusahaan harus menghasilkan keuntungan yang cukup dari usahanya sehingga mampu membayar kewajibannya. Kerugian yang terus-menerus akan segera memperburuk aspek solvabilitas perusahaan dan apabila perusahaan akan memperluas usahanya, perusahaan
memerlukan
retained
earning
untuk
memenuhi kebutuhannya. Dalam jangka pendek, kerugian segera akan menurunkan likuiditas perusahaan. Lebih lanjut, profitabilitas perusahaan akan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mendapatkan pembiayaan dari luar. (Rodoni & Herni Ali, 2014:192) Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset, dan modal saham. Ada beberapa rasio yang sering dibicarakan, yaitu return on asset (ROA). (Mamduh & Abdul Halim, 2012:81).
36
Return On Total Asset (ROA), Rasio ini mengukur kemampuan
perusahaan
menghasilkan
laba
bersih
berdasarkan tingkat aset tertentu. ROA juga sering disebut juga sebagai ROI (Return On Investment). Rasio ini bisa dihitung sebagai berikut : ROA = 2.
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah Laba bersih suatu bank dipengaruhi oleh dua faktor yang tidak selalu muncul dalam kegiatan bisnis (Nurkhosidah, 2009:31), yaitu: 1) Faktor perubahan sistem akuntansi dan biaya restrukturisasi 2) Faktor lainnya yang terdiri dari faktorintern dan faktor ekstern. Faktor intern meliputi adanya perbedaan aset dan liability baik dari jangka waktu, volume maupun jumlah. Faktor ekstern meliputi pengaruh globalisasi yang mengakibatkan perubahan suku bunga dan nilai tukar rupiah Sedangkan menurut Pramuka (2010:12) profitabilitas/laba bank syariah dipengaruhi oleh dua faktor yang terdiri dari: 1) Volume Pembiayaan Volume pembiayaan merupakan jumlah pendanaan yang dikeluarkan oleh bank syariah untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan
penghimpunan
dana
selama pihak
waktu ketiga.
tertentu Variabel
dari
hasil
besarnya
37
pembiayaan ini diukur dengan rasio Financing to Deposit Ratio (FDR). 2) Resiko Pembiayaan Resiko pembiayaan merupakan resiko yang diakibatkan oleh ketidak mampuan nasabah untuk mengembalikan sejumlah pinjaman yang diberikan oleh bank syariah beserta imbalannya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Variabel resiko pembiayaan diukur dengan rasio Non Performing Financing (NPF). B. Keterkaitan Antar Variabel
1. Pengaruh Pembiayaan Pemilikan Rumah Sistim Akad Murabahah terhadap Profitabilitas. Pembiayaan dengan sistim akad murabahah yang disalurkan akan memberikan keuntungan dan pendapatan. Keuntungan dan pendapatan ini akan mempengaruhi profitabilitas bank. Semakin tinggi pembiayaan murabahah yang disalurkan maka bertambah tingkat profitabilitas. Sehingga dapat dikatakan pembiayaan pemilikan rumah sistim akad murabahah berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas yang didukun oleh penelitian Fauzan, Arfan dan Darwanis (2012:8) yang berpendapat bahwa risiko murabahah bepengaruh terhadap tingkat profitabilitas pada bank syariah Banda Aceh, Zaim Nur Arif dan Imron (2014:14) yang berpendapat bahwa pembiayaan murabahah berpengaruh positif terhadap laba bank umum syariah.
38
Dengan demikian, telaah pustaka yang diuraikan maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut : Hipotesis 1 : Diduga pembiayaan pemilikan rumah sistim akad murabahah berpengaruh positif terhadap profitabilitas 2.
Pengaruh Pembiayaan Pemilikan Rumah sistim Akad Istishna terhadap Profitabilitas. Jenis pembiayaan pemilikan rumah sistim akad istishna tidak terlalu popular dibanding dengan sistim akad murabahah meskipun demikian merujuk pada pendapatan yang akan diperoleh bank, yang didapatkan dari pengelolaan dana, pembiayaan jual beli ini merupakan pembiayaan yang berpotensi dalam mempengaruhi tingkat profitabilitas Bank. Teori ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sufyan Bariqi (2014:86) yang menyatakan bahwa Pembiayaan Jual Beli berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas ROA bank umum syariah. Dengan demikian, telaah pustaka yang diuraikan maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut : Hipotesis 2 : Diduga pembiayaan pemilikan rumah sistim akad istishna berpengaruh positif terhadap profitabilitas.
3. Pengaruh Non Performing Financing Terhadap Profitabilitas. Pembiayaan bermasalah pada bank syariah menggunakan Non Performing Financing (NPF) sebagai alat ukurnya. Menurut Popita (2013), NPF merupakan salah satu instrument penilaian kinerja sebuah Bank Syariah yang menjadi intreprestasi penilaian pada aktiva produktif,
39
khususnya dalam penilaian pembiayaan bermasalah. Jadi, besar kecilnya rasio NPF yang dimiliki suatu Bank Syariah dapat mempengaruhi profitabilitas. Hal ini didukung oleh penelitian Aulia Fuad dkk (2015) yang menyatakan bahwa non performing financing berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Dengan demikian, telaah pustaka yang diuraikan maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut : Hipotesis 3 : Diduga non performing financing berpengaruh terhadap profitabilitas. C. Penelitian Terdahulu Pada pembahasan mengenai penelitian ini, disajikan secara ringkas beberapa penelitian sebelumnya tentang pembiayaan akad murabahah, pembiayaan akad istishna, pembiayaan bermasalah dan profitabilitas. Adapun penelitian terdahulu sebagai berikut : Tabel 2.1: Penelitian Terdahulu
No 1
Penelti Reinissa (Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Mudharabah dan Musyarakah terhadap Profitabilitas Bank Syariah Mandiri)
Variabel Metode Perbedaan Peneliti Penelitian Penelitian Dependen : Regresi 1.Tidak Profitabilitas Berganda menggunakan Independen : variabel Pembiayaan Istishna, dan murabahah, Pembiayaan musyarakah bermasalah dan mudharabah
Hasil Penelitian Pembiayaan murabahah berpengaruh signifikan dan negatif terhadap profitabilitas ROA dan ROE
40
No 2
3
4
Penelti
Variabel Metode Perbedaan Peneliti Penelitian Penelitian Amri Dziki Dependen : Regresi 1. Tidak Fadholi Profitabilitas Berganda menggunakan (Pengaruh Independen : variabel Pembiayaan Pembiayaan Istishna, Murabahah, murabahah, Pembiayaan Mudharabah musyarakah Bermasalah dan dan Musyarakah mudharabah terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Periode 20112014) Sufyan Bariqi Dependen : Regresi 1. Tidak (Pengaruh Profitabilitas Berganda Menggunakan Pembiayaan Independen : Path Analysis Jual Beli, Pembiayaan 2. Tidak ada Pembiayaan Jual Beli, variabel Bagi Hasil Pembiayaan intervening dan Rasio Bagi Hasil, sebagai Non Dan Rasio mediasi Performing Non Financing Performing Terhadap Financing Profitabilitas Bank Umum Syariah)
Eric Kimuli Mwendwa (The Effect Of Mortgage Financing on Profitability Of Commercial Banks in Kenya)
Dependen : Regresi Profitability Sederhana Independen : Mortgage Financing
1. Tidak menggunakan metode Path Analysis 2. Tidak menggunakan variabel non performing financing
Hasil Penelitian Pembiayaan murabahah memberikan pengaruh signifikan terhadap tingkat Profitabilitas return on asset
1. Pembiayaan Jual Beli berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas ROA bank umum syariah 2. Pembiayaan Bermasalah (NPF) tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas ROA 1. Pembiayaan pemilikan rumah berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
41
No 5
6
7
Penelti
Variabel Metode Perbedaan Peneliti Penelitian Penelitian Zaim Nur Dependen : Analisis 1. Tidak Arif dan Laba Jalur menggunakan Imron Independen : variabel Mawardi Pembiayaan istishna (Pengaruh murabahah Pembiayaan Intervening : Murabahah Pembiayaan terhadap Laba Bermasalah Melalui Variabel Intervening Pembiayaan Bermasalah Bank Umum Syariah Periode 20092013) Widyawati Dependen : Regresi 1. Tidak Ibrahim Profitabilitas Sederhana menggunakan (Pengaruh Independen : metode Path Pembiayaan Pembiayaan Analysis Hunian Hunian 2. Tidak Syariah Syariah menggunakan Terhadap variabel non Profitabilitas performing PT. Bank financing Muamalat Indonesia 2014) Samuel Dependen : Regresi 1. Tidak Kariuki Profitability Sederhana menggunakan Wachira (The Independen : metode Path Effect Of Mortgage Analysis Mortgage Financing 2. Tidak Financing on menggunakan Profitability variabel non Of performing Microfinance financing Institutions in Kenya)
Hasil Penelitian 1. Pembiayaan murabahah berpengaruh positif signifikan terhadap laba Bank Umum Syariah 2. Pembiayaan bermasalah berpengaruh negatif signifikan terhadap laba Bank Umum Syariah
1. Pembiayaan pemilikan rumah berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas
Pembiayaan pemilikan rumah berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas.
42
No 8
9
Penelti Anne Wambui Karanja (Mortgage Financing and Profitability Of Commercial Banks In Kenya ) Yuyun Agustina (Pengaruh Pembiayaan Jual Beli, Pembiayaan Bagi Hasil dan Rasio Non Performing Financing Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah) (2014)
Variabel Metode Perbedaan Peneliti Penelitian Penelitian Dependen : Regresi 1. Tidak Profitability Sederhana menggunakan Independen : variabel non Mortgage performing Financing financing 2. Tidak menggunaka metode analisis jalur
Dependen : Regresi Profitabilitas Berganda Independen : Pembiayaan jual beli, pembiayaan bagi hasil dan rasio non performing financing
1. Tidak menggunakan metode path analysis
Hasil Penelitian Pembiayaan pemilikan rumah berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas.
Pembiayaan bermasalah (NPF) tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.
D. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran adalah model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seseorang menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah (Sekaran, 2014:114). Kerangka pemikiran membahas saling ketergantungan hubungan antar variabel yang dianggap perlu untuk melengkapi paradigman situasi dan kondisi yang sedang diteliti. Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel eksogen dan endogen. Variabel eksogen dalam penelitian ini adalah
43
pembiayaan pemilikan rumah sistim akad murabahah (X1), pembiayaan pemilikan rumah sistim akad istishna (X2) dan non performing financing (X3). Sedangkan variabel endogennya adalah profitabilitas ROA (Y). Kerangka pemikiran di dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Sumber Data :Bank Indonesia
Bank Tabungan Negara Syariah
Pembiayaan Pemilikan Rumah sistim Akad Istishna (X2)
Pembiayaan Pemilikan Rumah sistim Akad Murabahah (X1)
Non Performing Financing (X3)
Profitabilitas (Y)
Model Regresi Uji Asumsi Klasik Persamaan Regresi Berganda Uji hipotesis
Interpretasi
Kesimpulan dan Saran Gambar 2.3: Kerangka Pemikiran
44
E. Hipotesis Hipotesis bisa di definisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis diantara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat di uji (Sekaran, 2014:135). Hipotesis yang diajukan sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. H0:β1=0
: Diduga tidak terdapat pengaruh pembiayaan perumahan
sistim akad murabahah secara parsial terhadap tingkat profitabilitas. Ha:β1≠0
:
Diduga
terdapat
pengaruh
pengaruh
pembiayaan
perumahan sistim akad murabahah secara parsial terhadap tingkat profitabilitas. 2. H0:β2=0
: Diduga tidak terdapat pengaruh pembiayaan perumahan
sistim akad istishna secara parsial terhadap tingkat profitabilitas. Ha:β2≠0
:
Diduga
terdapat
pengaruh
pengaruh
pembiayaan
perumahan sistim akad istishna secara parsial terhadap tingkat profitabilitas. 3. H0:β3=0
: Diduga tidak terdapat pengaruh non performing financing
secara parsial terhadap tingkat profitabilitas. Ha:β3≠0
: Diduga terdapat pengaruh pengaruh non performing
financing secara parsial terhadap tingkat profitabilitas. 4. H0:β1= β2= β3=0
: Diduga tidak terdapat pengaruh pembiayaan
perumahan sistim akad murabahah, pembiayaan perumahan sistim akad
45
istishna dan non performing financing secara simultan terhadap tingkat profitabilitas. Ha:β1≠ β2≠ β3≠0
: Diduga terdapat pengaruh pengaruh positif
pembiayaan perumahan sistim akad murabahah, pembiayaan perumahan sistim akad istishna dan non performing financing secara simultan terhadap tingkat profitabilitas.
46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif karena penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pembiayaan pemilikan rumah sistim akad murabahah, pembiayaan pemilikan rumah sistim akad istishna, non performing financing terhadap Profitabilitas. Objek penelitian ini adalah Bank Syariah penyalur pembiayaan pemilikan rumah. Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel eksogen dan endogen. Variabel eksogen dalam penelitian ini adalah pembiayaan pemilikan rumah sistim akad murabahah (X1), pembiayaan pemilikan rumah sistim akad istishna (X2) dan non performing
financing
(X3)
Sedangkan
variabel
endogennya
adalah
profitabilitas ROA (Y). Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data runtun waktu (time series), semua data diambil dalam bentuk triwulan dalam kurun waktu pada bulan Maret 2008 sampai Juni 2016. B. Metode Penentuan Sampel Dalam penelitian ini metode penentuan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Noor, 2011:155). Adapun sampel yang digunakan dengan kriteria sebagai berikut : 1.
Laporan keuangan triwulan Bank Tabungan Negara Syariah dengan 9 tahun waktu pengamatan pada tahun 2008-2016.
2.
Data penyaluran pembiayaan pemilikan rumah pada tahun 2008-2016.
47
3.
Data tingkat rasio profitabilitas tahun 2008-2016.
4.
Data non performing financing tahun 2008-2016. Sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak
34 data meliputi 4 laporan keuangan dalam 9 tahun periode (Maret 2009-Juni 2016) pengamatan. C. Metode Pengumpulan Data 1.
Data Sekunder Data Sekunder (secondary data) yaitu data yang diperoleh/ dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan atau dipublikasikan oleh berbagai instansi lain. Data sekunder dalam penelitian ini merupakan laporan keuangan triwulan Bank Tabungan Negara Syariah dan data tersebut berasal dari situs bank. Dan jenis data yang diambil berdasarkan time series, menggunakan deretan waktu.
2.
Riset Kepustakaan Riset kepustakan yaitu melakukan studi kepustakaan dengan pengumpulan data yang dilengkapi dengan membaca dan mempelajari serta menganalisis literatur yang bersumber dari buku dan jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini. Terutama di lembaga pendidikan seperti Univesitas Indonesia, Universitas Islam Negeri, Universitas Islam Jakarta, dan sebagainya.
48
D. Metode Analisis Data 1.
Uji Asumsi Klasik Suatu model regresi dapat dikatakan sebagai model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik, baik itu multikolineritas, heteroskedastisistas dan autokorelasi. a.
Uji Normalitas Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak (Suliyanto 2011:67). Apabila sebaran data sudah berdistribusi normal, maka uji lanjut dengan menggunakan statistik parametrik bisa dilakukan. Sebaliknya, bila data tidak berdistribusi normal maka uji lanjut dengan menggunakan statistik parametrik tidak bisa dilakukan, tetapi menggunakan statistik non parametrik. Untuk menguji normalitas sebaran data bisa dilakukan dengan empat cara, yaitu ChiSquare, Lilifors dan Kormogorov Smirnov dan Skewness Kurtosis. Pada penelitian ini, Uji normalitas menggunakan jarque-bera yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen, variabel independen maupun keduanya berdistribusi normal atau tidak. Model yang baik adalah yang memiliki distribusi data yang normal. Pada penelitian ini untuk menguji normalitas dalam persamaan regresi adalah dengan dua cara:
49
1) Membandingkan statistik Jarque-Bera (JB) dengan nilai X2 tabel. Jika nilai JB ≤ X2 tabel maka nilai residual terstandarisasi dinyatakan berdistribusi normal. 2) Jika nilai probabilitas lebih besar dari nilai derajat kesalahan α = 0.05, maka penelitian ini tidak ada permasalahan normalitas atau dengan kata lain, data terdistribusi normal. b. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas merupakan hubungan linier antara variabel independen didalam regresi berganda. Ada beberapa metode untuk mendeteksi ada tidaknya masalah multikolinieritas dalam suatu model regresi berganda. Multikolinieritas bisa dideteksi dengan melihat kolerasi linier antara variabel independen di dalam regresi. Sebagai aturan yang kasar (rule of thumb), jika koefisien kolerasi cukup tinggi yaitu diatas 0,85 maka kita duga ada multikolinieritas dalam model. Sebaliknya jika koefisien kolerasi kurang dari 0,85 maka kita duga model tidak mengandung unsur multikolinieritas. Akan tetapi perlu kehati-hatian terutama pada data time series seringkali menunjukan kolerasi antar variabel independen cukup tinggi. Kolerasi tinggi ini terjadi karena data time series seringkali menunjukan unsur tren yaitu data bergerak naik dan turun secara bersamaan (Agus Widarjono, 2010:75.77).
50
c.
Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model regresi yang tidak sama (konstan). Sebaliknya, jika varian variabel pada model regresi memiliki nilai yang sama (konstan) maka disebut dengan homoskedastisitas. Yang diharapkan pada model regresi adalah
yang homoskedastisitas
(Suliyanto,
2011:95). Dalam
penelitian ini peneliti akan menggunakan uji park untuk menguji masalah heteroskedastisitas data. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas melalui Uji Park yaitu meregresi nilai logaritma dari kuadrat residual terhadap variabel independen. Apabila probabilitas signifikansi variabel independen lebih besar dari derajat kesalahan yaitu 5%, maka dalam model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas. Namun apabila probabilitas signifikansi kurang dari derajat kesalahan 5%, maka dalam model regresi ada indikasi terjadi heteroskedastisitas (Winarno, 2015:5.12). Dalam
penelitian
ini
deteksi
ada
atau
tidaknya
heterokedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan uji glejser. Uji glejser dilakukan dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika nilai signifikansi variabel independen diatas tingkat kepercayaan 5% maka model regresi dapat dikatakan tidak mengandung adanya heterokedastisitas. Sebaliknya, jika nilai
51
signifikansi variabel independen berada dibawah tingkat kepercayaan 5% maka, model regresi mengandung heterokedastisitas. d. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokerasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan penggangu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena “gangguan” pada individu/ kelompok yang sama pada periode berikutnya (Ghozali, 2013:107). 2.
Analisis Regresi Berganda Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat analisis regresi. Penggunaan regresi ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent maka penelitian ini menggunakan model Regresi Linier Berganda (Multiple Regression). Persamaan regresi linear berganda adalah sebagai berikut : 𝐑𝐎𝐀 = 𝛃𝟎 + 𝛃𝟏 𝐊𝐏𝐑𝐌𝐔𝐑 𝟏 + 𝛃𝟐 𝐊𝐏𝐑𝐈𝐒𝐓𝟐 + 𝛃𝟑 𝐍𝐏𝐅 + 𝛆𝟏
52
Keterangan : ROA
= Tingkat Profitabilitas
β0
= Konstanta
β1 β2 β3
= Koefisien regresi
KPRMUR = Pembiayaan pemilikan rumah sistim Akad Murabahah
3.
KPRIST
= Pembiayaan pemilikan rumah sistim Akad Istishna
NPF
= Non Performing Financing
ε
= Error
Pengujian Hipotesis a.
Uji Koefisien Determinasi (adjusted R Square) Koefisien determinasi digunakan untuk membuat presentase variasi variabel independen terhadap variabel dependen serta seberapa besar pengaruh dari faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian. Jika nilai koefisien determinasi adalah 1 berarti kuatnya kemampuan fluktuasi variabel dependen, sebaliknya jika nilainya mendekati angka 0, maka semakin rendah kemampuan fluktuasi variabel dependen (Ghozali, 2006:83). Nilai R2 makin mendekati 0 maka pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen makin kecil dan sebaliknya nilai R2 makin mendekati 1 maka pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen makin besar.
53
b. Uji Kelayakan Model (Uji F) Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah pemodelan yang dibangun memenuhi kriteria fit atau tidak. Jika F
hitung
>F
tabel,
maka
H0 ditolak dan jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima. Probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka hasilnya signifikan berarti terdapat pengaruh dari variabel independen secara bersama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013:98). c.
Uji Parsial dengan t-test Uji parsial (Uji t) pada dasarnya menunujukkan seberapa jauh pengaruh
satu
variabel
independen
secara
individu
dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka hasilnya signifikan berarti terdapat pengaruh dari variabel independen secara individu terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013:98-99). E. Operasional Variabel Penelitian Operasinalisasi variabel penelitian merupakan spesifikasi kegiatan peneliti dalam mengukur suatu variabel (Imam Rifky, 2014:50). Spesifikasi tersebut menunjukan pada dimensi-dimensi dan indikator-indikator dari variabel penelitian yang diperoleh melalui pengamatan dan penelitian terdahulu. Berikut ini adalah operasionalisasi variabel yang akan diteliti, yaitu:
54
Tabel 3.1: Operasional Variabel Penelitian
No
Variabel
Definisi Variabel
1
Pembiayaan pemilikan rumah sistim akad murabahah
2
Pembiayaan pemilikan rumah sistim akad istishna
Murabahah merupakan transaksi jual beli, di mana bank bertindak sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli. Murabahah sendiri merupakan penjualan sesuatu barang dengan harga asal dengan tambahan keuntungan sejumlah yang disepakati bersama. Dalam KPR dengan skim istishna ini. Bank memesan kepada developer, sebuah rumah yang sesuai kriteria nasabah. Pihak bank kemudian menjual rumah tersebut kepada nasabah secara angsuran, tetapi penyerahannya adalah pada waktu akhir periode pembayaran.
Skala Pengukuran Rasio
Rasio
Sumber Adiwarman A. Karim. 2006. Bank Islam; Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta
Adiwarman A. Karim. 2006. Bank Islam; Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta
55
No 3
4
Variabel Non performing financing
Definisi Variabel
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh bank syariah. Profitabilitas Rasio ini mengukur Return On Asset kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu.
Skala Pengukuran Rasio
Rasio
Sumber Mamduh dan Halim. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta. Mamduh dan Halim. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta.
56
BAB IV PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1.
Sejarah PT. Bank Tabungan Negara Syariah Berawal dari adanya perubahan peraturan perundang-undangan perbankan oleh pemerintah dari UU Perbankan No. 7 Tahun 1992 menjadi Perbankan No. 10 Tahun 1998, dunia perbankan nasional menjadi marak dengan boomingnya bank syariah. Persaingan dalam pasar perbankan pun kian ketat. Belum lagi dengan dikeluarkannya PBI No.4/1/PBI/2002 tentang perubahan kegiatan usaha bank umum konvensional menjadi bank umum berdasarkan prinsip syariah oleh bank umum konvensional, jumlah bank syariah pun bertambah dengan banyaknya UUS (Unit Usaha Syariah). Maka manajemen PT. Bank Tabungan Negara (Persero), melalui rapat komite pengarah tim implementasi restrukturasi Bank Tabungan Negara tanggal 12 Desember 2013, manajemen Bank Tabungan Negara menyusun rencana kerja dan perubahan anggaran dasar untuk membuka UUS agar dapat bersaing di pasar perbankan syariah. Untuk mengantisipasi adanya kecenderungan tersebut, maka PT Bank Tabungan Negara (Persero) pada Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 16 Januari 2004 dan perubahan Anggaran Dasar dengan akta No. 29 tanggal 27 Oktober 2004 oleh Emi Sulistyowati, SH Notaris di Jakarta yang ditandai dengan terbentuknya divisi syariah berdasarkan Ketetapan Direksi No.14/DIR/DSYA/2004. Pembentukan Unit Usaha Syariah ini
57
memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam memberikan penyedia pelayanan jasa keuangan Syariah yang unggul dalam pembiayaan perumahan yang pengelolaannya sesuai dengan prinsip syariah. Pembentukan Unit Usaha Syariah (UUS) ini juga untuk memperkokoh tekad ajaran Bank Tabungan Negara (BTN) untuk menjadikan kerja sebagai bagian dari ibadah yang tidak terpisah dengan ibadah-ibadah lainnya. Selanjutnya Bank Tabungan Negara Unit Usaha Syariah disebut “BTN Syariah” dengan motto “Maju dan Sejahtera Bersama”. Pada tanggal 15 Desember 2004, Bank Tabungan Negara menerima surat persetujuan dari BI, Surat No.6/1350/DPbs perihal persetujuan BI mengenai prinsip KCS (Kantor Cabang Syariah) Bank Tabungan Negara. Maka tanggal inilah yang diperingati secara resmi sebagai hari lahirnya Bank Tabungan Negara Syariah. Yang secara sinergi melalui persetujuan dari BI dan Direksi PT. Bank Tabungan Negara maka dibukalah KCS Jakarta pada tanggal 14 Februari 2005. Diikuti pada tanggal 25 Februari 2005 dengan dibukanya KCS Bandung kemudian pada tanggal 17 Maret 2005 dibuka KCS Surabaya yang secara berturut-turut tanggal 4 dan tanggal 11 April 2005 KCS Yogyakarta dan KCS Makassar dan pada bulan Desember 2005 dibukanya KCS Malang dan Solo. Pada tahun 2015, Bank Tabungan Negara Syariah telah mengoperasikan 22 kantor cabang syariah, 21 kantor cabang pembantu syariah dan 7 kantor kas syariah. Pada kantor-kantor cabang syariah tersebar dilokasi Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Makasar,
58
Malang, Solo, Medan, Batam, Tanggerang, Bogor, dan Bekasi. Seluruh kantor cabang syariah ini dapat beroperasi secara ontime-realtime berkat dukungan teknologi informasi yang cukup memadai. 2.
Visi dan Misi PT. Bank Tabungan Negara Syariah Visi dan Misi Bank Tabungan Negara Syariah sejalan dengan Visi Bank Tabungan Negara yang merupakan Strategic Business Unit dengan peran untuk meningkatkan pelayanan dan pangsa pasar sehingga Bank Tabungan Negara tumbuh dan berkembang di masa yang akan datang. Bank Tabungan Negara Syariah juga sebagai pelengkap dari bisnis perbankan di mana secara konvensional tidak dapat terlayani. a. Visi Bank Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah "Menjadi Strategic Business Unit BTN yang sehat dan terkemuka
dalam
penyediaan
jasa
keuangan
syariah
dan
mengutamakan kemaslahatan bersama." b. Misi Bank Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah 1) Mendukung pencapaian sasaran laba usaha BTN. 2) Memberikan pelayanan jasa keuangan Syariah yang unggul dalam pembiayaan perumahan dan produk serta jasa keuangan Syariah terkait sehingga dapat memberikan kepuasan bagi nasabah dan memperoleh pangsa pasar yang diharapkan. 3) Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip Syariah sehingga dapat meningkatkan ketahanan BTN dalam
59
menghadapi perubahan lingkungan usaha serta meningkatkan shareholders value. 4) Memberi keseimbangan dalam pemenuhan kepentingan segenap Stakeholders serta memberikan ketentraman pada karyawan dan nasabah. B. Analisis Deskriptif Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Tabungan Negara Syariah dengan tahun pengamatan penelitian, yaitu tahun 2008 sampai dengan tahun 2016. Data penelitian diambil dari masing-masing laporan keuangan yang di publikasikan oleh Bank Tabungan Negara Syariah tersebut. Bank Tabungan Negara Syariah tersebut akan dilihat laporan keuangan per triwulan Bank Tabungan Negara Syariah selama periode penelitian, yaitu 9 (sembilan) tahun. Data lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembiayaan pemilikan rumah sistim akad murabahah, pembiayaan pemilikan rumah sistim akad istishna, non performing financing, dan profitabilitas. Pembiayaan pemilikan rumah sistim akad murabahah, pembiayaan pemilikan rumah sistim akad istishna, non performing financing, profitabilitas pertriwulan diperoleh dari laporan keuangan Bank Tabungan Negara Syariah. Berikut ini adalah hasil dari uji deskriptif dari masing-masing variabel dalam penelitian ini:
60
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
Tabel 4.1: Hasil Uji Statistik Deskriptif ROA NPF KPRMU 1.039118 2.723235 2849398. 1.000000 2.320000 2163959. 2.410000 6.490000 7530442. 0.190000 0.410000 70219.00 0.618563 1.619724 2152423. 0.419416 0.572108 0.653889 2.015259 2.390178 2.170955
KPRIST 315532.0 196598.5 744496.0 10759.00 279015.9 0.264777 1.330500
Jarque-Bera Probability
2.370585 0.305657
2.381576 0.303982
3.396599 0.182994
4.345850 0.113844
Sum Sum Sq. Dev.
35.33000 12.62647
92.59000 86.57574
96879546 1.53E+14
10728087 2.57E+12
Observations
34
34
34
34
Sumber: Eviews 9 (data diolah) 2016. Statistik deskriptif di atas memberikan gambaran atau deskripsi suatu data. Dalam statistik deskriptif berisi tentang jumlah sampel yang diteliti, nilai range, minimum, maximum, mean, standar deviasi, variance. Berdasarkan tabel 4.1. nilai Observations menunjukkan banyaknya data yang digunakan dalam penelitian, yaitu sebanyak 34 data, yang merupakan jumlah sampel selama periode penelitian 2008 sampai dengan 2016. Tabel 4.1. di atas menunjukkan nilai rata–rata pembiayaan pemilikan rumah sistim akad murabahah sebesar 2.849.398. dengan standar deviasi sebesar 2.152.423. nilai minimum pembiayaan perumahan sistim akad murabahah sebesar 70.219 yang berada pada triwulan 4 tahun 2008 dan nilai maksimum sebesar 7.530.442 pada triwulan 2 tahun 2016. Variabel pembiayaan pemilikan rumah sistim akad istishna menunjukkan nilai rata–rata sebesar 315.532 dengan standar deviasi sebesar 2.152.423, nilai minimum pembiayaan pemilikan rumah sistim akad istishna sebesar 10.759 yang berada
61
pada triwulan 3 tahun 2008 dan nilai maksimum sebesar 744.496 pada triwulan 4 tahun 2014. Variabel non performing financing menunjukkan nilai rata–rata sebesar 2.723235 dengan standar deviasi sebesar 1.53815, nilai minimum non performing financing sebesar 0.410000 pada triwulan 4 tahun 2008 dan nilai maksimum sebesar 6.490000 pada triwulan 4 tahun 2010. Sedangkan variabel profitabilitas menunjukkan nilai rata–rata sebesar 1.039118 dengan standar deviasi sebesar 0.618563, nilai minimum profitabilitas return on asset sebesar 0.190000 pada triwulan 1 tahun 2009 dan nilai maksimum sebesar 2.410000 pada triwulan 4 tahun 2013. C. Hasil dan Pembahasan Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur, untuk menguji spesifikasi model dan kesesuaian teori-teori dengan kenyataan. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel 2013, dan Eviews 9.0. 1.
Pengujian Dasar Asumsi Klasik a. Hasil Uji Normalitas Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini menggunakan teknik Jarque-Berra. Pedoman yang digunakan adalah apabila nilai Jarque-Berra tidak signifikan (lebih kecil dari 2), maka data terdistribusi normal. Dan apabila probabilitas lebih besar dari 5% maka data terdistribusi normal (Winarno, 2015:5.43). Pengujian normalitas untuk variabel dependen non performing financing, dapat dilihat pada gambar 4.1, berikut ini :
62
12
Series: Residuals Sample 1 34 Observations 34
10
8
6
4
2
0 -1.00
-0.75
-0.50
-0.25
0.00
0.25
0.50
0.75
1.00
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
-5.22e-17 -0.116804 1.052448 -0.984759 0.467932 0.191771 2.582441
Jarque-Bera Probability
0.455402 0.796363
1.25
Gambar 4.1: Hasil Uji Normalitas
Sumber: Eviews 9 (data diolah) 2016. Gambar menunjukan bahwa setelah dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan fasilitas EViews maka semua variabel pada pengujian model ini menunjukan bahwa penelitian diatas berdistribusi normal atau dapat dikatakan bahwa persyaratan normalitas dapat dipenuhi. Hal ini dapat dilihat dari nilai J-B pada penelitian ini sebesar 0.455402 dengan probability 0.796363. Di mana probabilitas harus lebih besar dari α= 0,05. Oleh karena itu H1 diterima dan menunjukan bahwa penelitian tersebut berdistribusi normal, sehingga dapat dikatakan bahwa persyaratan normalitas dapat terpenuhi. b. Hasil Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2013;103).
63
Pada penelitian ini, ada atau tidaknya multikolinieritas dapat diketahui atau dilihat dari koefisien korelasi masing-masing variabel bebas. Jika koefisien kolerasi diantara masing-masing variabel bebas lebih
besar
dari
0,85
maka
terjadi
multikolinieritas
(Agus
Widarjono,2010:77). Multikolinieritas bisa dideteksi dengan melihat kolerasi linier antara variabel independen di dalam regresi. Sebagai aturan yang kasar (rule of thumb), jika koefisien kolerasi cukup tinggi yaitu diatas 0,85 maka kita duga ada multikolinieritas dalam model. Sebaliknya jika koefisien kolerasi kurang dari 0,85 maka kita duga model tidak mengandung unsur multikolinieritas. Akan tetapi perlu diperhatikan terutama pada data time series seringkali menunjukan kolerasi antar variabel independen cukup tinggi. Kolerasi tinggi ini terjadi karena data time series seringkali menunjukan unsur tren yaitu data bergerak naik dan turun secara bersamaan (Agus Widarjono, 2010:77). Pengujian Multtikolonieritas dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini : Tabel 4.2: Hasil Uji Multikolonieritas 1
KPRMU
KPRIST
KPRMU 1.000000 0.858924 KPRIST 0.858924 1.000000 NPF -0.410932 -0.494347 Sumber: Eviews 9 (data diolah) 2016.
NPF -0.410932 -0.494347 1.000000
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa masih ada variabel yang berada di atas 0,85 yaitu variabel pembiayaan pemilikan rumah
64
sistim akad istishna sebesar 0,858924 yang masih berada di atas 0,85 yang artinya data mengandung multikolinearitas. Adanya multikolinearitas dalam suatu model merupakan hal yang sangat serius dan perlu segera dibenahi. Parameter yang terestimasi pada saat adanya multikolinearitas menjadi tidak reliable. Dengan demikian, pada saat kita hendak menginterpretasikan parameter tersebut analisisnya menjadi kurang atau tidak akurat. Akan tetapi, model yang mengandung multikolinearitas masih bermanfaat, jika model yang terestimasi digunakan untuk membuat suatu ramalan (forecast) saja, asalkan R2 masih cukup tinggi. Sebab untuk keperluan meramal, yang penting adalah menganalisis keseluruhan model dan tidak individual parameter (Nachrowi dan Hardius Usman, 2006). Dari tabel hasil analisis uji multikolinearitas dengan correlation matrix diatas terlihat bahwa koefisien korelasi ada yang diatas 0.8, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model terdapat masalah multikolinearitas. Meskipun terdapat multikolinearitas, tetapi tifak mempengaruhi model secara signifikan hasil akhir estimasi tetap menunjukan hasil yang cukup bagus (Agus Widarjono, 2005:111). Ada
beberapa
alternatif
dalam
menghadapi
masalah
multikolinearitas, salah satunya melakukan tranformasi salah satu atau beberapa variabel, termasuk misalnya dengan melakukan diferensi (Winarno :2015:5.8).
65
Tabel 4.3: Hasil Uji Multikolonieritas 2
D(KPRMU) D(KPRIST) D(KPRMU) 1.000000 -0.169172 D(KPRIST) -0.169172 1.000000 D(NPF) 0.240386 -0.035361 Sumber: Eviews 9 (data diolah) 2016.
D(NPF) 0.240386 -0.035361 1.000000
Berdasarkan tabel di atas setelah dilakukan diferensi dapat dilihat bahwa semua variabel masih ada yang berada di bawah 0,85. Sehingga dapat
disimpulkan
bahwa
model
tidak
terdapat
masalah
multikolinearitas. c. Hasil Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penggangu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi (Ghozali, 2013:107). Pengujian Autokorelasi untuk variabel dependen non performing financing dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini : Tabel 4.4: Hasil Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic Obs*R-squared
1.002961 2.272929
Prob. F(2,28) Prob. Chi-Square(2)
0.3796 0.3210
Sumber: Eviews 9 (data diolah) 2016. Pada tabel hasil output diatas menunjukan bahwa nilai Obs*R Squared LM mempunyai probabilitas sebesar 0.3210 dimana probabilitas lebih besar dari nilai α sebesar 0.05 atau 5%. Berarti
66
probabilitas tersebut memberikan putusan bahwa model ini telah terbebas dari permasalahan autokorelasi. d. Hasil Uji Heteroskedastisitas Autokorelasi adalah hubungan antara residual satu observasi dengan residual observasi lainnya. Autokorelasi lebih mudah timbul pada data yang bersifat runtun waktu, karena berdasarkan sifatnya data masa sekarang dipengaruhi oleh data pada masa sebelumnya (Winarno, 2015:5.29). Data yang baik adalah data yang homoskedastisitas. Homoskedastisitas adalah kesamaan varians dalam model regresi. Autokorelasi dapat diteksi dengan menggunakan Uji Breusch-Godfrey nama lain uji BG ini adalah Uji Langrange Multiplier (LM-test). Uji ini sangat berguna untuk mengidentifikasi masalah autokorelasi tidak hanya pada derajat pertama (first order) tetapi juga digunakan pada tingkat derajat. Uji autokerelasi juga bisa dilihat dari nilai probabilitas ChiSquare. Jika probabilitas Chi-Square lebih besar dari tingkat signifikan 5% maka tidak terdapat autokorelasi dan sebaliknya jika probabilitas Chi-Squared lebih kecil dari 5% maka terdapat autokorelasi. Apabila probabilitas signifikansi variabel independen lebih besar dari α = 5%, maka dalam model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas. Namun apabila probabilitas signifikansi kurang α = 5%, maka dalam model regresi ada indikasi terjadi heteroskedastisitas (Winarno, 2015:5.12).
67
Pengujian heteroskedastisitas untuk variabel dependen non performing financing dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini : Tabel 4.5: Hasil Uji Heteroskedastikitas
Heteroskedasticity Test: White F-statistic Obs*R-squared Scaled explained SS
1.236303 10.76982 6.634234
Prob. F(9,24) Prob. Chi-Square(9) Prob. Chi-Square(9)
0.3200 0.2918 0.6751
Sumber: Eviews 9 (data diolah) 2016. Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai probabilitas dari ChiSquare sebesar 0.2918 yang lebih besar dari nilai α sebesar 0.05, karena nilai probabilitas Chi-Square lebih besar dari α= 5% maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model ini tidak ada masalah heterokedastisitas.
2.
Analisis Regresi Linear Analisis regresi linear digunakan untuk mengtahui arah hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Persamaan regresi dapat dilihat berdasarkan output EViews 9.0 terhadap ketiga variabel independen yaitu Pembiayaan pemilikan rumah sistim akad murabahah, pembiayaan pemilikan rumah sistim akad istishna dan non performing financing dan variabel dependen yaitu profitabilitas. Hasil analisis regresi linear dapat dilihat pada tabel 4.6. berikut ini :
68
Tabel 4.6: Hasil Uji Regresi Linier
Dependent Variable: ROA Method: Least Squares Date: 09/27/16 Time: 14:50 Sample (adjusted): 2 34 Included observations: 33 after adjustments Variable
Coefficient
D(KPRMU) D(KPRIST) D(NPF) C
1.43E-06 2.41E-06 -0.228501 0.724231
R-squared 0.395236 Adjusted R-squared 0.332675 S.E. of regression 0.499591 Sum squared resid 7.238133 Log likelihood -21.79209 F-statistic 6.317541 Prob(F-statistic) 0.001975
Std. Error
t-Statistic
3.90E-07 3.652130 1.19E-06 2.027976 0.086427 -2.643878 0.123929 5.843909 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
Prob. 0.0010 0.0518 0.0131 0.0000 1.063333 0.611569 1.563157 1.744552 1.624191 1.512054
Sumber: Eviews 9 (data diolah) 2016. Dari hasil estimasi regresi diatas, variabel regresi ditunjukan oleh D(KPRMU), D(KPRIST), D(NPF). Berdasarkan tabel diatas dapat dirumuskan suatu persamaan regresi untuk mengetahui pengaruh pembiayaan pemilikan rumah sistim akad murabahah, pembiayaan pemilikan rumah sistim akad istishna dan non performing financing terhadap profitabilitas sebagai berikut : 𝐑𝐎𝐀 = 0.724231 + 0.00143 ∗ 𝐃(𝐊𝐏𝐑𝐌𝐔𝐑) + 0.00241 ∗ 𝐃(𝐊𝐏𝐑𝐈𝐒𝐓) − 0.228501 ∗ 𝐃(𝐍𝐏𝐅) + 𝛆𝟏
Berdasarkan regresi linear diatas, dapat dilihat bahwa nilai konstanta sebesar 0.724231 yang berarti jika pembiayaan pemilikan rumah sistim akad murabahah (X1), sistim akad istishna (X2) dan non performing financing (Y) bernilai nol atau konstan maka ROA (Z) nilainya 0.724231.
69
Apabila koefisien regresi pembiayaan pemilikan rumah sistim akad murabahah (X1) adalah 0,00143 yang menunjukan bahwa jika nilai pembiayaan pemilikan rumah sistim akad murabahah (X1) mengalami kenaikan sebesar Rp.1 (Satu Rupiah) maka akan menaikan profitabilitas sebesar 0,00143 dengan asumsi bahwa vaiabel lain bernilai konstan atau tetap. Apabila koefisien regresi pembiayaan pemilikan rumah sistim akad istishna (X2) adalah 0,00241 dengan probabilitas 0.0518 yang menunjukan bahwa jika nilai pembiayaan pemilikan rumah sistim akad istishna (X2) mengalami kenaikan sebesar Rp.1 (Satu Rupiah) maka tidak akan berpengaruh terhadap kenaikan probabilitas. Apabila koefisien regresi non performing financing (X3) adalah 0,228501 yang menunjukan bahwa jika nilai non performing financing (X3) mengalami kenaikan sebesar Rp.1 (Satu Rupiah) maka akan menurunkan profitabilitas sebesar 0,228501 dengan asumsi bahwa vaiabel lain bernilai konstan atau tetap. 3.
Pengujian Hipotesis a. Hasil Uji Koefisien Determinasi Nilai R2 (koefisien determinasi) dilakukan untuk melihat seberapa besar variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Nilai R2 berkisar antara 0 - 1. Nilai R2 makin mendekati 0 maka pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen makin kecil dan sebaliknya nilai R2 makin mendekati 1 maka pengaruh
70
semua variabel independen terhadap variabel dependen makin besar. Koefisien determinasi memiliki kelemahan, yaitu bias terhadap jumlah variabel
bebas
dan jumlah pengamatan dalam model akan
meningkatkan R2 meskipun variabel yang dimasukkan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya. Untuk mengurangi kelemahan tersebut maka digunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan, Adjusted R Square. Koefisien determinasi menjelaskan variasi pengaruh variabelvariabel bebas terhadap variabel terikat. Atau dapat pula dikatakan sebagai proporsi pengaruh seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai koefisien determinasi Nilai Adjusted R-Square diatas besarnya 0,332675 menunjukan bahwa proporsi pengaruh variabel D(KPRMUR), D(KPRIST) dan D(NPF) terhadap variabel ROA sebesar 33,27%. Artinya Pembiayaan pemilikan rumah sistim akad murabahah, pembiayaan pemilikan rumah sistim akad istishna dan non performing financing terhadap Profitabilitas memiliki proporsi pengaruh sebesar 33,27% sedangkan sisanya 66,73% (100%-33.27%) dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak ada didalam model regresi.
b. Hasil Uji Kelayakan Model (Uji F) Uji F digunakan untuk mengetahui kelayakan model, apakah pemodelan yang dibangun memenuhi kriteria fit atau tidak. Model
71
regresi dikatakan fit apabila tingkat probabilitas F-statistik lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai F hitung seperti pada tabel berikut ini : Hasil uji F dengan nilai prob. F (Statistic) sebesar 0,001975 lebih kecil dari tingkat signifikan 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi persamaan struktur 1 yang diestimasi layak (goodness of fit terpenuhi) digunakan untuk menjelaskan pengaruh Pembiayaan pemilikan rumah sistim akad murabahah, pembiayaan pemilikan rumah sistim akad istishna dan non performing financing terhadap Profitabilitas. c. Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t) Pengujian hipotesis secara parsial bertujuan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel eksogen secara parsial terhadap variabel endogen. Hasil hipotesis yang dalam pengujian ini adalah: Tabel 4.7: Hasil Uji Statistik t
Variabel
Uji Statistik t
t hitung Prob. KPRMUR 3,6521 0,0010 KPRIST 2,02797 0,0518 NPF -2,64387 0,0131 Sumber: data diolah Eviews 9 (2016).
t tabel α = 0,05 1,697 1,697 1,697
Dari tabel 4.7. diatas dapat disimpulkan bahwa : a) Pengaruh antara pembiayaan pemilikan rumah sistim akad murabahah dengan Profitabilitas Nilai t hitung sebesar 3,6521 yang lebih besar dari t tabel sebesar 1,697 dan secara statistic nilai prob sebesar
72
0,0010 lebih kecil dari 0,05 yang berati bahwa data berpengaruh sehingga hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara pembiayaan pemilikan rumah sitim akad murabahah terhadap profitabilitas diterima. Semakin tinggi pembiayaan pemilikan rumah sitim akad murabahah yang dikeluarkan bank syariah maka akan semakin banyak juga profit yang diterima dan profittabiltas bank syariah akan meningkat. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Zaim Nur Arif dan Imron (2014) yang menyatakan bahwa pembiayaan murabahah berpengaruh signifikan positif terhadap Profitabilitas. Dengan demikian Ha diterima dan H0 ditolak. b) Pengaruh antara pembiayaan pemilikan rumah sistim akad istishna dengan profitabilitas Nilai t hitung sebesar 2,0279 yang lebih besar dari t tabel sebesar 1,697 dan secara statistik nilai prob sebesar 0,0518 lebih besar dari 0,050 yang berati bahwa data tidak berpengaruh sehingga hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara pembiayaan pemilikan rumah sitim akad istishna terhadap profitabilitas ditolak. Hal ini dikarenakan dalam pembiayaan istishna ada yang disebut run off atau penurunan kewajiban istishna. Setiap bulan nasabah akan membayar kewajibannya kepada bank sampai
73
lunas sehingga kewajiban istishna nasabah akan menurun setiap bulannya sehingga tidak memiliki kewajiban lagi. Penurunan kewajiban istishna ini lebih besar dibandingkan dengan pembiayaan istishna yang baru dibentuk sehingga berdampak pada menurunnya profitabilitas. Hasil penelitian didukung oleh penelitian Yuyun Agustina (2014) yang menyatakan
bahwa
pembiayaan
jual
beli
tidak
mempengaruhi profitabilitas bank syariah. Dengan demikian Ha ditolak dan Ho diterima. c) Pengaruh antara non performing financing dengan profitabilitas Nilai t hitung sebesar -2,643878 yang lebih besar dari t tabel sebesar -1,697dan secara statistik nilai prob sebesar 0,0131 lebih kecil dari 0,050 yang berati bahwa data berpengaruh sehingga hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara non performing financing terhadap profitabilitas diterima. Pada dasarnya, pembiayaan bermasalah akan mempengaruhi laba. Adanya pembiayaan bermasalah yang cukup besar mengakibatkan hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan dari pembiayaan yang diberikan dan pada akhirnya akan menurunkan profitabilitas. (Rubby, 2013:52). Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Aulia Fuad dkk (2015) yang
74
menyatakan bahwa non performing financing berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas. Dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak D. Interprestasi 1.
Pengaruh Pembiayaan Pemilikan Rumah Sistim Akad Murabahah terhadap Profitabilitas Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembiayaan pemilikan rumah sistim akad murabahah berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas berdasarkan penelitian pada Bank Tabungan Negara Syariah dalam waktu penelitian 2008 sampai 2016 dengan nilai prob 0,0010 lebih kecil dari 0,05 sehingga hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara pembiayaan pemilikan rumah sistim akad murabahah terhadap profitabilitas diterima. Pembiayaan pemilikan rumah sistim akad murabahah yang tinggi mengakibatkan profitabilitas bank meningkat. Menurut Muhammad (2002:96), pembiayaan murabahah yang diberikan oleh pihak bank akan menghasilkan margin/ keuntungan bagi pihak bank. Kemudian keuntungan yang diperoleh pihak bank akan dihimpun beserta keuntungan pembiayaan-pembiayaan lainnya dalam pool dana pendapatan yang kemudian akan disalurkan menjadi aset perusahaan, investasi dan modal. Oleh karena itu, tidak pengaruh antara pembiayaan pemilikan rumah sistim akad murabahah terhadap profitabilitas. Hasil penelitian didukung oleh penelitian Zaim dan Imron (2014) yang menyatakan bahwa
75
pembiayaan
murabahah
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
profitabilitas. Dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak. 2.
Pengaruh Pembiayaan Pemilikan Rumah Sistim Akad Istishna terhadap Profitabilitas Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembiayaan pemilikan rumah sistim akad istishna berpengaruh tidak signifikan terhadap profitabilitas berdasarkan penelitian pada Bank Tabungan Negara Syariah dalam waktu penelitian 2008 sampai 2016 dengan nilai prob 0,0518 lebih besar dari 0,05 sehingga hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara pembiayaan pemilikan rumah sistim akad istishna terhadap profitabilitas ditolak. Hal ini dikarenakan dalam pembiayaan istishna ada yang disebut run off atau penurunan kewajiban istishna. Setiap bulan nasabah akan membayar kewajibannya kepada bank sampai lunas sehingga kewajiban istishna nasabah akan menurun setiap bulannya sehingga tidak memiliki kewajiban lagi. Penurunan kewajiban istishna ini lebih besar dibandingkan dengan pembiayaan istishna yang baru dibentuk sehingga berdampak pada menurunnya profitabilitas. Hasil penelitian didukung oleh penelitian Yuyun Agustina (2014) yang menyatakan bahwa pembiayaan jual beli tidak mempengaruhi profitabilitas bank syariah. Dengan demikian Ha ditolak dan Ho diterima.
3.
Pengaruh Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Berdasarkan hasil penelitian, variabel non performing financing berpengaruh signifikan terhadap terhadap profitabilitas. Hal ini berarti
76
setiap kenaikan non performing financing sebesar satu satuan maka akan meningkatkan atau menurunkan nilai profitabilitas dengan nilai prob 0,0131 lebih kecil dari 0,05. Sehingga hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara non performing financing terhadap profitabilitas diterima. Adanya pembiayaan bermasalah yang cukup besar mengakibatkan hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan dari pembiayaan yang diberikan dan pada akhirnya akan menurunkan profitabilitas. (Rubby, 2013:52). Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Aulia Fuad dkk (2015) yang menyatakan bahwa non performing financing berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa rasio non performing financing berpengaruh positif, kemungkinan yang terjadi adalah return dari penyaluran dana selain pembiayaan seperti penempatan pada bank lain, investasi surat berharga atau penyertaan mampu menutupi kerugian yang terjadi atas pembiayaan bermasalah, sehingga seolah-olah rasio non performing financing berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak.
77
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan oleh penulis, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pada hasil uji parsial (Uji t) menunjukan bahwa pada pembiayaan pemilikan rumah sistim akad murabahah berpengaruh positif signifikan secara parsial terhadap profitabilitas, pembiayaan pemilikan rumah sistim akad istishna tidak berpengaruh secara parsial terhadap profitabilitas dan non performing financing berpengaruh positif secara parsial terhadap profitabilitas. 2. Pada hasil uji simultan (Uji F) menunjukan bahwa variabel pembiayaan pemilikan rumah sistim akad murabahah, pembiayaan pemilikan rumah sistim akad istishna dan non performing financing berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas. B. Saran Saran untuk penelitian pendatang yaitu : 1. Bagi Pihak Bank Tabungan Negara Syariah Pengaruh yang timbul dari non performing financing terhadap profitabilitas nilai tersebut cukup besar sehingga Bank Tabungan Negara (BTN) syariah perlu meningkatkan kelayakan pembiayaan yang
78
lebih ketat serta monitoring yang lebih akurat untuk dapat mengurangi pengaruh yang timbul dari penyaluran pembiayaan tersebut. Nilai pengaruh yang timbul dari pembiayaan pemilikan rumah sistim akad istishna terhadap profitabilitas kurang memuaskan sehingga Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah juga harus lebih berinovasi dalam menyalurkan pembiayaan pemilikan rumah agar pembiayaan pemilikan rumah lebih menarik dan dapat meningkatkan profitabilitas bank syariah. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya. a. Variabel independen dalam penelitian ini hanya dapat menjelaskan 19,6% saja terhadap variabel dependen, sehingga untuk penelitian lebih lanjut dapat dilakukan dengan mengganti atau menambah variabel yang telah digunakan seperti ijarah, mudharabah, musyarakah, Dana Pihak Ketiga, FDR, sehingga variabel independen dapat menjelaskan secara keseluruhan. b. Memperluas penelitian dengan cara memperpanjang periode penelitian dengan menambah tahun penelitian dan objek penelitian juga memperbanyak jumlah sampel untuk penelitian yang akan datang. c. Penelitian ini juga dapat dikembangkan dengan memperluas model penelitian sebelumnya, menggunakan metode dan alat uji yang lebih lengkap dan akurat sehingga memperoleh kesimpulan yang lebih valid
79
DAFTAR PUSTAKA Amir, Machmud, dan Rumana. “Bank Syariah, Teori, Kebijakan dan Studi Empiris di Indonesia”. Erlangga. Jakarta. 2010. Antonio, Muhammad Syafi’i. “Bank Syariah dari Teori ke Praktik”. Gema Insani: Jakarta. 2001. Arifin, Zainul. “Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah”. Alvabet. Jakarta. 2002. Bank Indonesia. “UU No. 7 tahun 1992, tentang Perbankan”. Jakarta. 1992. ____________. “UU No. 10 tahun 1998. tentang perubahan terhadap UU No. 7 tahun 1992”. Jakarta. 1998. ____________. “UU No. 21 tahun 2008, tentang Perbankan Syariah”. Jakarta. 2008. Fahrul, Fauzan, Arfan M., dan Darwanis. “Pengaruh Tingkat Risiko Pembiayaan Musyarakah dan Pembiayaan Murabahah terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Syariah”. Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh. 2012. Fuad, Aulia dan Rochmanika, Ridha. “Pengaruh Pembiayaan Jual Beli, Pembiayaan Bagi Hasil dan Rasio Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia”. Jurnal Akuntasi FEB Universitas Brawijaya. Malang. 2015. Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS 23, Edisi 8”. Badan Penerbit UNDIP. Semarang. 2016. Hanafi, Mamduh dan Halim, Abdul. “Analisis Laporan Keuangan. Edisi ketiga”. Penerbit UPP STIM YKPN. Yogyakarta. 2012.
80
Karim, Adiwarman Azwar. “Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan Edisi 3”. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2008. Kasmir. “Manajemen Perbankan”. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2012. Kuncoro, Mudrajad. “Manajemen Perbankan: Teori dan Aplikasi”. BPFE. Yogyakarta. 2002. Lukman Dendawijya, “Manajemen Perbankan”. Ghalia Indah. Bogor. 2005. Malayu S.P, Hasibuan,. “Dasar-Dasar Perbankan”. Bumi Aksara. Jakarta. 2008. Muhammad. “Manajemen Bank Syariah”. UPP Sekolah Tinggi Manajemen YKPN. Yogyakarta. 2011. Noor, Juliansyah. “Metodologi Penelitian”. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. 2012. Nur Arif, Zaim dan Mawardi, Imron. “Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap Laba melalui Variabel Intervening Pembiayaan Bermasalah Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2009-2013”. JEST Vol.1 No.8. Surabaya. 2014. Oktriani, Yesi. “Pengaruh Pembiayaan Musyarakah, Mudharabah dan Murabahah terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.)”. Jurnal Akuntasi Univeristas Siliwangi. Tasikmalaya. 2011. Popita, Mares Suci Ana. “Analisis Penyebab Terjadinya Non Performing Financing Pada Bank Umum Syariah di Indonesia”. Jurnal Akuntasi Vol.2 No.4. Semarang. 2013. R, Reinisa D. P, “Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah dan Murabahah terhadap Profitabilitas Bank Syariah Mandiri Tbk”. Jurnal Ilmiah FEB Universitas Brawijaya. Malang. 2015.
81
Rivai, Veithzal dan Arifin, Arviyan. “Islamic Banking”. Bumi Aksara. Jakarta. 2010. Rivai, Veithzal, dan Veithzal, Andria Permata. “Islamic Financial Management”. Rajawali Pers. Jakarta. 2008 Riyadi, Selamet. “Banking Assets and Liability Management”. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. 2006. Rodoni, Ahmad dan Ali, Herni. “Manajemen Keuangan Modern”. Mitra Wacana Media. Jakarta. 2014. Sekaran, Uma. “Research Methods for business Edisi I and 2”. Salemba Empat. Jakarta. 2011. Sholihin, Ahmad Ifham. “Buku Pintar Ekonomi Syariah”. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2010. Siamat, Dahlan. “Manajemen Lembaga Keuangan”. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. 2004. Sukrianto. “Sharia Banking Financing Products”. CEP-CCIT FTUI. Depok. 2011. Suliyanto. “Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS”. Penerbit Andi, Yogyakarta. 2009. Pramuka, Bambang Agus, dan Adawiyah, Rabiyatul Wiwiek. “Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Umum Syariah”. Jurnal Binis dan Manajemen Vol.12 No.1. FE Unpad. Bandung. 2011. Wambui K, Anne. “Mortgage Financing And Profitability Of Commercial Banks In Kenya”. MBA Project, Kenyatta University. Kenya. 2013.
82
Widarjono, Agus. “Analisa Statistika Multivariat Terapan, Cetakan Pertama”. UPP STIM YKPN. Yogyakarta. 2010. Winarno, Wing Wahyu. “Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews, Edisi Keempat”. UPP STIM YKPN. Yogyakarta. 2015. Data Statistik Perkembangan Perbankan Syariah, data diakses pada 8 Mei 2016 dari http://www.bi.go.id/id/statistik/perbankan/syariah/Default.aspx Data
Bank
Tabungan
Negara,
di
akses
pada
15
Mei
2016
http://www.btn.co.id/Syariah/Home.
83
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1: Data Penelitian No
Kode
Tahun
ROA(%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
TR1 TR2 TR3 TR4 TR1 TR2 TR3 TR4 TR1 TR2 TR3 TR4 TR1 TR2 TR3 TR4 TR1 TR2 TR3 TR4 TR1 TR2 TR3 TR4 TR1 TR2 TR3 TR4 TR1 TR2 TR3 TR4 TR1 TR2
2008 2008 2008 2008 2009 2009 2009 2009 2010 2010 2010 2010 2011 2011 2011 2011 2012 2012 2012 2012 2013 2013 2013 2013 2014 2014 2014 2014 2015 2015 2015 2015 2016 2016
0.24 0.43 0.36 0.52 0.19 0.25 0.51 1.40 0.41 0.57 0.67 1.03 0.42 0.90 1.37 1.52 0.68 1.16 1.56 1.82 0.53 1.03 1.69 2.41 0.60 0.97 1.28 1.81 0.47 1.10 1.48 1.96 1.96 2.03
NPF(%)
0.79 0.62 0.44 0.41 4.92 4.38 3.69 3.35 6.49 5.79 5.32 4.90 4.75 4.17 3.76 3.42 3.20 2.88 2.68 2.38 1.47 1.36 1.26 1.16 2.38 2.26 2.17 2.06 1.93 1.83 1.77 1.66 1.62 1.32
84
KPRMU(Rp)
KPRIST(Rp)
451338.00 521127.00 642304.00 70219.00 755227.00 798448.00 883262.00 981386.00 1047883.00 1121466.00 1191410.00 1312613.00 1389141.00 1527463.00 1701108.00 1945167.00 2055316.00 2272602.00 2470864.00 2791724.00 2981652.00 3278746.00 3599534.00 3970180.00 4176819.00 4492966.00 4744673.00 5177394.00 5356711.00 6024354.00 6285527.00 6634592.00 6695888.00 7530442.00
21640.00 37500.00 10759.00 12108.00 21954.00 29770.00 43356.00 47486.00 52456.00 54384.00 57469.00 65486.00 77950.00 94191.00 107522.00 134332.00 171517.00 221680.00 292722.00 492163.00 581862.00 606571.00 632856.00 664083.00 681217.00 704903.00 723645.00 744496.00 488502.00 488502.00 563720.00 563720.00 709988.00 527577.00
Lampiran 2: Deskriptif Statistik Date: 09/25/16 Time: 19:16 Sample: 1 34 ROA
NPF
KPRMU
KPRIST
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
1.039118 1.000000 2.410000 0.190000 0.618563 0.419416 2.015259
2.723235 2.320000 6.490000 0.410000 1.619724 0.572108 2.390178
2849398. 2163959. 7530442. 70219.00 2152423. 0.653889 2.170955
315532.0 196598.5 744496.0 10759.00 279015.9 0.264777 1.330500
Jarque-Bera Probability
2.370585 0.305657
2.381576 0.303982
3.396599 0.182994
4.345850 0.113844
Sum Sum Sq. Dev.
35.33000 12.62647
92.59000 86.57574
96879546 1.53E+14
10728087 2.57E+12
Observations
34
34
34
34
Lampiran 3: Hasil Uji Asumsi Klasik A. Uji Normalitas 12
Series: Residuals Sample 1 34 Observations 34
10
8
6
4
2
0 -1.00
-0.75
-0.50
-0.25
0.00
0.25
0.50
0.75
1.00
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
-1.45e-16 -0.116804 1.052448 -0.984759 0.467932 0.191771 2.582441
Jarque-Bera Probability
0.455402 0.796363
1.25
85
B. Uji Multikolonieritas D(NPF) D(NPF) D(KPRMU) D(KPRIST)
1.000000 0.240386 -0.035361
D(KPRMU) D(KPRIST) 0.240386 1.000000 -0.169172
-0.035361 -0.169172 1.000000
C. Uji Autokorelasi Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic Obs*R-squared
1.002961 2.272929
Prob. F(2,28) Prob. Chi-Square(2)
0.3796 0.3210
Prob. F(9,24) Prob. Chi-Square(9) Prob. Chi-Square(9)
0.3200 0.2918 0.6751
D. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedasticity Test: White F-statistic Obs*R-squared Scaled explained SS
1.236303 10.76982 6.634234
Lampiran 4: Analisis Regresi Dependent Variable: ROA Method: Least Squares Date: 09/25/16 Time: 23:14 Sample (adjusted): 2 34 Included observations: 33 after adjustments Variable
Coefficient
C D(NPF) D(KPRMU) D(KPRIST)
0.724231 -0.228501 1.43E-06 2.41E-06
R-squared 0.395236 Adjusted R-squared 0.332675 S.E. of regression 0.499591 Sum squared resid 7.238133 Log likelihood -21.79209 F-statistic 6.317541 Prob(F-statistic) 0.001975
Std. Error
t-Statistic
0.123929 5.843909 0.086427 -2.643878 3.90E-07 3.652130 1.19E-06 2.027976 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
Prob. 0.0000 0.0131 0.0010 0.0518 1.063333 0.611569 1.563157 1.744552 1.624191 1.512054
86