ii
ANALISIS KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH (KPR) DENGAN AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT KANTOR CABANG PEMBANTU MAGELANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy)
DISUSUN OLEH DIMAS SETIA PRAYOGO NIM : 201-13-018
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH/EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016 ii
1
ANALISIS KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH (KPR) DENGAN AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT KANTOR CABANG PEMBANTU MAGELANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy)
DISUSUN OLEH DIMAS SETIA PRAYOGO NIM : 201-13-018
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH/EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016
iv
iv
v
v
vi
vi
vii
MOTTO
Kesabaran itu dapat menolong segala pekerjaan Dia yang tahu, tidak bicara. Dia yang bicara tidak tahu Tiada doa yang lebih indah selain doa tugas akhir ini cepat selesai Saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi dan saya menang
vii
viii
PERSEMBAHAN
Tugas akhir ini penulis persembahkan untuk : 1. Allah SWT. atas segala nikmat, rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir Ini. 2. Ibu dan Bapakku tersayang yang senantiasa memberikan doanya dan selalu memberikan dorongan motivasi dan perhatiannya. 3. Kakak perempuanku yang selalu menolongku ketika aku susah. 4. Saudara-saudaraku yang selalu memberi semangat untuk menyelesaikan tugas akhir ini. 5. Dosen-dosen dan para staf DIII Perbankan Syariah 6. Teman-teman seperjuangan DIII Perbankan Syariah Angkatan 2013 yang telah bersama berjuang selama ini. 7. Almamaterku IAIN Salatiga.
viii
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Murabahah ................................................................... 32
ix
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Jenis Dokumen Persyaratan ........................................................ 5
x
xi
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang tiada pernah terjaga baik malam maupun siang, curahan rahmat, karunia dan keberkahan terlimpahkan kepada hambanya yang selalu berfikir memohon ampunan serta syafa‟at dihari akhir. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zama terang benderang yakni agama Islam. Amin. Dalam penulisan Tugas Akhir ini banyak pihak yang telah membantu dan memberikan bimbingan, maka selayaknya peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga beserta wakil-wakilnya. 2. Bapak Dr. Anton Bawono M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. 3. Bapak Drs. Alfred L., M.Si selaku Ketua Jurusan D III Perbankan Syariah. 4. Bapak Faqih Nabhan, M.M selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan memberikan pengarahan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. 5. Ibu Sri EndahWidayati selaku Sub Branch Manager Bank Muamalat Kantor Cabang Pembantu Salatiga.
xi
xii
6. Seluruh dosen dan staf D III Perbankan Syariah IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu pengetahuan sebagai penulisan tugas akhir ini. 7. Ayah dan Ibu dan kakak perempuan ku yang selalu mendoakan saya agar menjadi manusia yang berguna, sabar, serta menjadi sosok yang selalu mengerti akan semua keadaan yang sedang terjadi, pengorbanan ayah dan ibu tidak pernah terhingga dan selalu memberikan yang terbaik bagi saya dengan segenap cinta dan kasih sayang, sehingga saya bisa menyelesaikan segala tugas dan tanggung jawab terhadap diri sendiri. 8. Keluarga besar H. Bambang Yahya yang selalu membantu dan memberi semangat kepada penulis agar dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan tepat waktu. 9. Sahabat, teman, saudara saya yang tercinta yang selalu memberi semangat untuk saya menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Dan selalu mengingatkan untuk tidak lupa dengan Tuhan yang Maha Esa walaupun sedang dalam keadaan susah maupun senang dan selalu mengingatkan untuk selalu beribadah dan berdoa agar diberi kemudahan dalam mengerjakan tugas akhir ini. 10. Teman-teman D III Perbankan Syariah angkatan 2013 11. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menyadari bahwa tidak ada sesuatu apapun yang sempurna kecuali Allah SWT oleh karena itu, dengan senang hati penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga Tugas xii
xiii
Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Salatiga, Agustus 2016 Penulis
Dimas Setia Prayogo
xiii
xiv
ABSTRAK Setia Prayogo, Dimas. 2016. Analisis Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah di Bank Mumalat Kantor Cabang Pembantu Magelang. Tugas Akhir. Jurusan D III Perbankan Syariah. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing Dr. Faqih Nabhan, M.M. Memiliki rumah sendiri adalah idaman semua orang, bahkan menjadi kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Dari hal tersebut, bank syariah menyediakan bentuk pembiayaan berupa Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan dan bebas dari bunga. Dalam memberikan pembiayaan Bank Muamalat menggunakan akad murabahah yang terdapat pada produk KPR iB Muamalat. Tujuan penelitian ini yang pertama adalah untuk mengetahui pelaksanaan pembiayaan KPR dengan akad murabahah di Bank Muamalat Kantor Cabang Pembantu Magelang yang terdapat pada produk iB Muamalat. Kedua, untuk mengetahui langkah penyelesaian jika terjadi pembiayaan bermasalah. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer dan sekunder didapat dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi, studi lapangan, dan dari literatur yang ada. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan pemberian pembiayaannya, bank berhak menerima atau menolak pembiayaan yang diajukan calon nasabah. Layak atau tidak layaknya calon nasabah untuk mendapatkan pembiayaan tersebut tergantung pada penilaian bank. Non litigasi dan litigasi merupakan langkah dalam menyelesaikan pembiayaan bermasalah di Bank Muamalat Cabang Pembantu Magelang.
Kata kunci :Pembiayaan KPR Murabahah, pembiayaan bermasalah.
xiv
Pelaksanaan,
penyelesaian
1
DAFTAR ISI HALAMAN COVER .................................................................................. i HALAMAN JUDUL................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN .................................................................... v HALAMAN MOTTO ................................................................................. vi HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................. vii KATA PENGANTAR ................................................................................ viii ABSTRAK .................................................................................................. xi DAFTAR ISI ............................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiv DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN A.Latar belakang ....................................................................... 1 B.Rumusan masalah .................................................................. 4 C.Tujuan .................................................................................... 5 D.Manfaat............................................................................ 5 1
1
E.Metode penelitian .................................................................. 6 F.Sistematika penulisan............................................................. 10 BAB II LANDASAN TEORI A.Telaah pustaka ....................................................................... 12 B.Kerangka teoritik ................................................................... 14 BAB III GAMBARAN OBJEK A.Gambaran umum Bank Muamalat ........................................ 33 B.Identitas perusahaan .............................................................. 36 C.Visi dan misi perusahaan ....................................................... 36 D.Budaya perusahaan................................................................ 37 E.Struktur organisasi Bank Muamalat Capem Magelang ......... 39 F.Produk dan layanan Bank Muamalat ..................................... 44 BAB IV ANALISIS DATA A.Pelaksanaan pembiayaan KPR iB Muamalat ........................ 53 B.Penyelesaian masalah terjadi pembiayaan macet .................. 64 BAB V PENUTUP A.Kesimpulan............................................................................ 68 B.Saran ...................................................................................... 69 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia di awali dari aspirasi masyarakat Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam untuk memiliki sebuah alternatif sistem perbankan yang Islami. Perkembangan perbankan di Indonesia terus mengalami kenaikan yang signifikan. Hal ini di tandai dengan berdirinya PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk di Hotel Wahid Jaya berdasarkan Akte Notaris Yudo Paripurno, S.H. dengan izin Menteri kehakiman Nomor C2.2413.T.01.01 Tanggal 21 Maret 1992/Berita Negara Republik Indonesia Tanggal 28 April 1992 Nomor 34, berdasarkan UU perbankan no.7 tahun 1992 dan PP RI tahun 1992 tentang bank berdasarkan prinsip bagi hasil yang kemudian dijabarkan dalam Surat Edaran BI No.25/4/BPPP. Mengacu pada hukum Islam dan pemahamannya tentang keharaman riba menjadikan lembaga keuangan syariah menjadi solusi yang selama ini ditunggu dalam mengelola keuangan umat. Suatu kondisi yang mencerminkan kemauan serta keinginan dan kesadaran umat untuk “berhijrah” dalam pengelolaan keuangan yang merupakan pangsa pasar strategis hal ini ditandai dengan berdirinya bank-bank konvensional yang membuka unit-unit pelayanan syariah atau mengkonversi sistem mereka kedalam syariah.
1
2
Para praktisi perbankan mengetahui bahwa perbankan syariah memiliki produk-produk yang cukup bervariatif jika dibandingkan dengan bank-bank konvensional yang produk mereka hanya berfokus kepada tabungan, deposito, penyaluran dana secara kredit, bank syariah memiliki produk yang beraneka ragam. Seperti mudharabah, musyarakah, ijarah dan lain-lain. Dalam menjalankan produk kredit kepemilikan rumah (KPR) bank syariah menggabungkan dan menggali skim-skim transaksi yang diperbolehkan dalam Islam dengan operasional perbankan konvensional. Adapun skim-skim yang banyak digunakan oleh perbankan syariah di Indonesia dalam menjalankan produk pembiayaan kredit kepemilikan rumah (KPR) adalah skim murabahah, istisna‟ dan ijarah, khususnya ijarah muntahiyah bi tamlik (IMBT). PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Kantor Cabang Pembantu Magelang merupakan salah satu bank syariah di Indonesia yang menjalankan konsep murabahah yaitu akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Bank Muamalat Kantor Cabang Pembantu Magelang memberikan pelayanan pembiayaan murabahah kepada nasabahnya yang berupa investasi, pembiayaan modal kerja, dan pembiayaan konsumtif. Salah satu pembiayaan konsumtif Bank Muamalat Kantor Cabang Pembantu Magelang adalah untuk kredit kepemilikan rumah (KPR) berupa pemilikan rumah, baik membuat sendiri atau bekas, 2
3
kavling atau renovasi rumah yang lebih adil. KPR iB Muamalat merupakan produk pembiayaan yang menggunakan akad murabahah di Bank Muamalat. Yang membedakan dari bank konvensional adalah selama masa pembiayaan, besarnya angsuran tetap dan tidak berubah sampai lunas. Hal ini yang dirasa sangat membantu untuk kebutuhan nasabah dan tidak memberatkan mereka. Bank Muamalat Kantor Cabang Pembantu Magelang memberikat pembiayaan dalam bentuk pembayaran secara kredit atau cicilan dan mempunyai beberapa sistem prosedur dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon penerima pembiayaan. Ba‟i al-murabahah adalah jual beli barang pada harga asal yang ditambah dengan keuntungan yang disepakati. Dalam transaksi ini, penjual harus memberitahukan kepada pembeli tentang harga pokok barang yang menjadi objek jual beli. Ba‟i al-murabahah dapat diterapkan pada pembiayaan secara pesanan. Penjual tidak akan melakukan pengadaan barang selama tidak ada pesanan dari calon pembeli (Ridwan, 2007 : 79). Dasar hukum jual beli terdapat pada surat An-Nisa ayat 29
yang artinya: “ Hai orang-orang yang beriman, jangan kamu memakan harta sesamamu dengan batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu
4
membunuh dirimu sendiri, sesungguhnya Allah Maha Penyanyang Kepadamu”
Tujuan dan maksud dengan adanya produk pembiayaan KPR iB Muamalat ini salah satunya yaitu memberikan pemahaman kepada calon nasabah atas fasilitas-fasilitas dan pelaksanaan pembiayaan KPR iB Muamalat yang menggunakan akad pembiayaan murabahah. Produk pembiayaan KPR iB Muamalat ini diharapkan akan menjadi salah satu produk pembiayaan konsumtif yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat sekaligus meningkatkan pertumbuhan Bank Muamalat secara signifikan. Dari tujuan dan pemaparan latar belakang diatas maka penulis mengambil judul Analisis Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah di Bank Muamalat Kantor Cabang Pembantu Magelang. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas maka penulis mengambil suatu poko permasalahan yaitu : 1. Bagaimana analisis pelaksanaan pembiayaan akad murabahah di dalam KPR pada Bank Muamalat Kantor Cabang Pembantu Magelang? 2. Bagaimanakah langkah penyelesaian jika terjadi pembiayaan bermasalah di Bank Muamalat Kantor Cabang Pembantu Magelang?
5
C. Tujuan Penelitian Setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia dengan sebuah perencanaan kerja sudah dapat dipastikan memiliki tujuan sebagai citacita kegiatan tersebut, termasuk dalam penelitian tugas akhir. Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut : a. Untuk mengetahui pelaksanaan kredit kepemilikan rumah (KPR) dengan akad murabahah pada Bank Muamalat Kantor Cabang Pembantu Magelang. b. Untuk mengetahui langkah penyelesaian jika terjadi pembiayan bermasalah. D. Manfaat Penulisan Manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah : a. Bagi penulis 1. Untuk menambah wawasan dan mengetahui tentang perbankan syariah di indonesia terutama tentang kredit pemilikan rumah (KPR) dengan akad pembiayaan murabahah. 2. Untuk melengkapi dan syarat kelulusan DIII Perbankan Syariah. b. Bagi IAIN Salatiga 1. Dapat menambah referensi penulis yang akan datang dan memberikan kontribusi praktis mengenai operasional Bank Muamalat terutama mengenai kredit pemilikan rumah dengan akad pembiayaan murabahah.
6
2. meningkatkan kerjasama antara lembaga IAIN Salatiga dengan lembaga keuangan tersebut. c. Bagi Bank Muamalat Capem Magelang 1. Membantu memasarkan produk-produk Bank
Muamalat
Capem Magelang. 2. Hasil ini dapat dijadikan oleh Bank Syariah lain sebagai studi perbandingan dan upaya mengembangkan produknya. 3. Untuk menambah jaringan kerjasama dengan pihak lain seperti IAIN Salatiga. E. Metode Penelitian Metodologi dalam tugas akhir ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Jenis penelitian Dalam penelitian tugas akhir ini, penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah tata cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif. Yaitu apa yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan dan perilaku nyata. Yang diteliti dan dipelajari adalah objek penelitian yang utuh, sepanjang hal tersebut mengenai manusia atau sejarah kehidupan manusia. Peneliti menggunakan data yang kualitatif untuk mengetahui bagaimana kualitas pelayanan yang diberikan bank syariah kepada para nasabah.
7
2. Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di Bank Muamalat Kantor Cabang Pembantu Magelang Jl. Jend A Yani No. 02A. 3. Sumber Data a. Data primer Data primer adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber asli. Dalam hal ini, maka proses pengumpulan datanya perlu dilakukan dengan memperhatikan siapa sumber utama yang akan dijadikan objek penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari Bank Muamalat Kantor Cabang Pembantu Magelang. Data primer penelitian ini juga didapat dari hasil wawancara langsung dengan Ibu Marsela Tusinta selaku Marketing Financing, Ibu Ayu Destya selaku Marketing Funding, dan Bapak Luxman Haris selaku Customer Service Bank Muamalat Kantor Cabang Pembantu Magelang. b. Data sekunder Data Sekunder adalah data yang mencakup buku-buku, hasil penelitian dan seterusnya. Atau data yang mendukung pembahasan. Yaitu data yang digunakan untuk melengkapi data pokok perolehan dari keperpustakaan Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang, yang berisi mengenai sejarah dan perkembangan
Bank
Muamalat,
jenis-jenis
produk
yang
8
ditawarkan, visi misi perusahaan, struktur organisasi dan pelayan pembiayaan. Sumber lain, data sekunder adalah sumber-sumber yang menjadi bahan penunjang dan melengkapi dalam suatu analisis, selanjutnya data ini disebut juga data tidak langsung. Dalam hal ini penulis melakukan penelitian dengan cara mengkaji literaturliteratur yang relevan yang berkaitan dengan objek penelitian. 4. Metode pengumpulan data a. Wawancara Soehartono (2006:67), wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada responden oleh peneliti atau pewawancara dan jawabanjawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam. Dalam wawancara ini penulis mengajukan pertanyaan secara langsung oleh salah satu karyawan di Bank Muamalat Capem Magelang untuk menjawab rumusan masalah yang telah dibuat. Teknik wawancara (interview) adalah teknik pencarian informasi atau data mendalam yang diajukan kepada responden informan dalam bentuk pertanyan setelah teknik angket dalam bentuk pertanyaan lisan, Hikmat (2001:79).
9
b. Observasi Observasi atau pengamatan adalah setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran, dalam arti sempit pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan panca indera yang tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan, Soehartono (2002:69). Penulis secara langsung melakukan observasi selama kegiatan magang di Bank Muamalat Kantor Cabang Pembantu Magelang. c. Dokumentasi Teknik dokumentasi yaitu penelusuran dan perolehan data yang diperlukan melalui data yang telah tersedia. Biasanya berupa data statistik, agenda kegiatan, produk keputusan atau kebijakan, sejarah, dan hal lainnya yang berkaitan dengan penelitian. Kelebihan teknik dokumentasi ini adalah karena tersedia, siap pakai serta hemat biaya dan tenaga kerja, Meleong (1996:91). Menurut (Sugiyono, 2013:240) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk gambar, tulisan atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah
kehidupan
(life
histories),
biografi,
peraturan,
kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk
10
karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung film dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. F. Sitematika Penulisan Merujuk pada semua tulisan dan metode yang digunakan serta dalam rangka memudahkan tugas akhir, maka pembahasan dibagi menjadi 5 (lima) bab yang disusun sebagai berikut: BAB I
: Pendahuluan Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, serta sistematika penelitian.
BAB II
: Landasan Teori Pada bab ini menjelaskan telaah pustaka dan kerangka teori. Telaah pustaka mencakup beberapa judul penelitian yang hampir sama dengan judul penelitian yang akan penulis teliti.
BAB III
: Gambaran Obyek Pada bab ini menjelaskan tentang gambaran umum Bank Muamalat Kantor Cabang Pembantu Magelang berupa informasi mengenai sejarah berdirinya perusahaan, identitas perusahaan, visi dan misi perusahaan, budaya
11
perusahaan, struktur organisasi dan deskripsi jabatan (Job Description). BAB IV
: Hasil Penelitian Dan Pembahasan Pada bab ini berisi tentang hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan permasalahan yakni mengenai kredit pemilikan rumah dengan akad pembiayaan murabahah, analisa kelayakan pembiayaan dan langkah yang
diambil
dalam
menghadapi
resiko
terjadinya
pembiayaan bermasalah. BAB V
: Penutup Bab kelima merupakan bab penutup yang memuat kesimpulan dari semua pembahasan dan sekaligus jawaban dari permasalahan yang dikaji dan saran yang ditujukan untuk peneliti selanjutnya.
12
BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka Penelitian mengenai Kredit Pemilikan Rumah (KPR) belum banyak ditemui, maka dengan ini penulis mengabungkan beberapa teori dari buku ekonomi dan literatur ekonomi syariah sebagai acuan penulisan tugas akhir ini. Menurut Yeni Puspitasari dalam tugas akhirnya yang berjudul “Penerapan Prinsip Murabahah dalam pembiayaan Kepemilikan Rumah Syariah di Bank Mandiri Syariah Cabang Solo” menyatakan bahwa bank syariah bukan sekedar lembaga keuangan yang bersifat sosial, namun bank syariah juga sebagai bisnis dalam rangka memperbaiki perekonomian perekonomian umat. Sesuai dengan hal tersebut maka dana yang dikumpulkan dari masyarakat harus disalurkan dalam bentuk pinjaman kepada masyarakat yang mebutuhkan. Menurut Innayah dalam tugas akhirnya yang berjudul “Mekanisme Pembiayaan KPR Non Subsidi Pada Bank BTN Cabang Solo” pembiayaan KPR digolongkan menjadi dua yaitu pembiayaan KPR perorangan. Yang dimaksud dengan pembiayaan KPR perorangan adalah pembiayaan akan kepemilikan
rumah
yang
dilakukan
nasabah
secara
perorangan.
Pembiayaan KPR kolektif adalah pembiayaan atas kepemilikan rumah yang dilakkan nasabah secara kolektif. 12
13
Pada skripsi yang berjudul “Implementasi Akad Murabahah dalam Pembiayaan Pemilikan Rumah Bersubsidi Secara Syariah di Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Surakarta”, yang dibuat oleh Abdul
Aziz
Hermawanto (2009),
bagaimana implementasi
akad
murabahah, problematika-problematika dan solusi problematika dalam pembiayaan pemilikan rumah bersubsidi secara syariah di Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Surakarta. Menurut Taftazani (2004) dalam penelitiannya di Bank Syariah Mandiri Cabang Klaten yang berjudul “ Sistem dan Mekanisme Pembiayaan Murabahah dalam Prespektif Sistem Ekonomi Islam”. Berkesimpulan bahwa bank syariah menggunakan pembiayaan dengan prinsip jual-beli yang memperoleh keuntungan sesuai dengan yang disepakati dan harus ada akad yaitu pengikat atau perjanjian. Menurut Mia Septiana Zaeni (2009) dalam Penelitiannya di Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo yang berjudul “Prinsip Kehati-hatian dalam Pemberian Pembiayaan Murabahah pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo”. Mengambil kesimpulan bahwa dalam pemberian pembiayaan murabahah, pihak Bank Muamalat Indonesia menerapkan prinsip kehati-hatian melalui: pertama, adalah adanya pengawasan secara preventif dan pengawasan secara represif. Pengawasan terhadap pembiayaan murabah dengan tujuan konsumtif biasanya hanya diterapkan prinsip pengawasan secara preventif yaitu melalui analisa yang mendalam terhadap 5C, yaitu watak, modal, kemampuan dalam hal pelunasan
14
pembiayaan, kondisi ekonomi dari usaha yang digunakan sebagai sumber pelunasan dan terakhir adanya jaminan yang diberikan nasabah benarbenar akan melunasi pembiayaan. Adiwarman A. Karim dalam bukunya yang berjudul “ Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer”. Murabahah dibedakan menjadi dua, yaitu murabahah financing dan bai‟ bitsaman ajil financing. Bank Muamalat pun mengambil istilah ini untuk nama produk pembiayaannya. Produk pembiayaan murabahah didefinisikan sebagai kredit modal kerja yang dapat terus bergulir. Bila seseorang mengambil produk ini, ia hanya membayar cicilan keuntungannya setiap bulan dan baru membayar harga beli bank pada saat pelunasan, sedangkan produk pembiayaan bai‟ bitsaman ajil untuk membedakan kegunaannya didefinisikan sebagai kredit investasi yang cicilan keuntungan dan cicilan harga beli banknya harus dibayar setiap bulan. Jadi penelitian yang saat ini diambil oleh penulis mengenai “ Analisis Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan Akad Pembiayaan Murabahah di Bank Muamalat Kantor Cabang Pembantu Magelang”. Belum pernah ada yang meneliti sebelumnya. B. Kerangka Teoritik 1. Seputar Akad a. Pengertian akad
15
Akad
menurut
bahasa
berarti
perikatan,
perjanjian
(Burhanuddin Susanto, 2008 :223). Sedangkan secara terminologi, pengertian akad adalah suatu perikatan yang ditetapkan dengan ijab qabul berdasarkan ketentuan syara‟ yang menimbulkan akibat hukum terhadap proyeknya. b. Jenis-jenis akad Dalam bukunya yang berjudul “Bank Syariah Teoritik, Praktik, Kritik”, Ahmad Dahlan (2012), mengklasifikasikan akad menjadi tiga macam yaitu : 1) „Aqd al-musammah Yaitu akad bernama, atau akad yang diatur secara khusus dalam fiqh dan diberi nama tertentu. 2) „Aqd ghair al-musammah Yaitu akad yang tidak mendapat pengaturan khusus dalam ketentuan fiqh dan tidak diberi nama tertentu karena akad tersebut dibuat sesuai dengan kebutuhan para pihak sendiri dalam rangka memenuhi hajat dan kepentingan bermuamalah. 3) Al „aqd al-murakabah Al „aqd al-murakabah atau akad bertingkat atau hibryd contract. Praktik „aqd al-murakabah berbeda dengan tawaran dua akad untuk satu transaksi yang dilarang oleh fiqh. „aqd almurakabah dalam dunia perbankan banyak dipraktikkan pada produk murabahah.
16
c. Tujuan akad Tujuan akad yaitu : 1) Tamlik, contohnya jual-beli. 2) Perkongsian atau kerja sama antara beberapa pihak, contohnya syrkah dan musyarakah. 3) Taitsiq, yaitu memperkokoh kepercayaan, contohnya rahn (gadai syariah) dan kafalah. 4) Menyerahkan atau mewakilkan kekuasaan, contohnya wakalah atau wasiat. 5) Mengadakan pemeliharaan, contohnya wadiah (titipan). d. Syarat-syarat akad Dalam pelaksanaanya, suatu akad harus memenuhi syaratsyarat yang bertujuan untuk menentukan sah atau tidaknya sebuah jual beli atau transaksi. Apabila tidak memenuhi syarat, maka suatu akad menjadi batal. Berikut syarat-syarat agar suatu jual beli atau transaksi menjadi sah 1) Adanya suatu akad atau perjanjian Merupakan isi dan tujuan dari perjanjian. Dalam hal ini harus ada persesuaian kehendak antara kedua belah pihak berupa ijab atau penyerahan dan qabul yaitu menerima atau kesediaan. Tidak adanya suatu unsur paksaan diantara kedua belah pihak. 2) Adanya ijab qabul
17
Syarat ijab qabul menurut syara” : a) Beriring-iringan antara ijab dan qabul b) Sesuai antara ijab dan qabul c) Tidak berta‟liq d) Tidak dibatasi oleh waktu. 3) Objek transaksi Objek transaksi suatu perjanjian harus memenuhi syaratsyarat: a) Barang apa saja yang dihalalkan. b) Merupakan barang milik sendiri, jika barang merupakan milik orang lain maka harus dengan persetujuan atau izin pemiliknya. c) Barang yang ada manfaatnya. d) Barang harus diserahkan. e) Tidak
ada
unsur
penipuan
terhadap
barang
yang
ditransaksikan. 4) Subjek Transaksi a) Dilakukan oleh orang yang sudah dewasa (baligh) b) Sehat akal dan mental c) Dilakukan atas kehendak sendiri, tidak ada unsur paksaan. d) Boleh menggunakan hartanya. 2. Pembiayaan a. Pengertian pembiayaan
18
Pembiayaan merupakan istilah yang dipergunakan dalam bank syariah, sebagaimana dalam bank konvensional disebut dengan kredit (lending). Dalam kredit keuntungan berbasis pada bunga (interest based), sedangkan dalam pembiayaan berbasis pada keuntungan riil yang dikehendaki (margin) ataupun bagi hasil (profit sharing), (Dahlan,2012 :162). Pembiayaan adalah penyedian uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan
itu,
berdasarkan
persetujuan
atau
kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan dengan imbalan atau bagi hasil (Kasmir, 2004: 73). Sedangkan pengertian kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Yang menjadi perbedaan antara kredit yang diberikan oleh bank konvensional dengan pembiayaan yang diberikan oleh bank berdasarkan prinsip syariah adalah terletak pada keuntungan yang diharapkan.
Bagi
bank
berdasarkan
prinsip
konvensional
keuntungan yang diperoleh melalui bunga, sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah berupa imbalan atau bagi hasil. b. Jenis pembiayaan
19
1) Berdasarkan sifat tujuannya Menurut Antonio, M.S (2001 :160), berdasarkan sifat tujuannya, pembiayaan dibagi menjadi dua, yaitu : a) Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas yaitu peningkatan usaha, baik produksi, perdagangan maupun investasi. b) Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang dipakai atau digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan memenuhi kebutuhan. 2) Berdasarkan segi kegunaannya a) Pembiayaan investasi Adalah pembiayaan yang digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek atau pabrik baru dimana masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lama, kegunaan pembiayaan ini sebagai bentuk investasi. b) Pembiayaan modal kerja Pembiayaan
yang
digunakan
untuk
keperluan
meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Misalnya kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan atau membayar gaji karyawan. 3) Berdasarkan jangka waktu
20
a) Pembiayaan jangka pendek Pembiayaan jangka pendek atau short term ini merupakan pembiayaan yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun. b) Pembiayaan jangka menengah atau intermediate Pembiayaan ini merupakan pembiayaan yang memiliki jangka watu satu tahun sampai tiga tahun dan biasanya digunakan untuk modal kerja. c) Long term atau pembiayaan jangka panjang Pembiayaan yang masa pengembaliannya paling panjang yaitu diatas tiga tahun dan lima tahun, biasa diperuntukkan sebagai investasi. 4) Berdasarkan segi jaminan a) Pembiayaan dengan jaminan Pembiayaan ini merupakan pembiayaan yang diberikan dengan menggunakan jaminan. Jaminan tersebut bisa berbentuk barang berwujud dan barang tidak berwujud. b) Pembiayaan tanpa jaminan Pembiayaan ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas si calon peminjam selama berhubungan dengan bank yang bersangkutan. Menurut Antonio, M.S (2001:171-174), pembiayaan dalam perbankan syariah mencakup beberapa macam sebagai berikut :
21
a) Al-murabahah, yaitu adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati bersama. b) Bai‟ as-salam (in front payment sale), yaitu pembelian barang yang diserahkan dikemudian hari, sedangkan pembayaran dimuka. c) Bai‟ al-istishna, yaitu kontrak penjualam anatara pembeli dan pembuat barang, dalam kontrak ini pembuat barang menerima pesanan dari pembeli. Pembuat barang kemudian berusaha melalui orang lain untuk membuat atau membeli barang menurut spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya. Kebalikan dari bai‟ as-salam. d) Al-mudharabah, yaitu kerjasama antara dua belah pihak dimana pihak pertama berperan sebagai penyandang dana (shahibul mal) sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola (mudharib). Keuntungan sesuai dengan akad yang dipersetujui bersama. e) Musyarakah, yaitu akad kerjasama antara dua belah pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan kerugian akan ditanggung bersama sesuai akan dan persetujuan bersama. f) Ijarah, yaitu akad sewa menyewa. Bank-bank syariah lebih banyak melaksanakan al ijarah al-muntahia bi-tamlik (IMBT),
22
dimana akan diakhiri dengan perpindahan kepemilikan dari pihak bank kepada nasabah dengan cara hibah maupun janji untuk melakukan jual beli di masa akhir sewa menyewa. c. Unsur-unsur pembiayaan Adapun unsur-unsur pembiayaan yang terkandung dalam pemberin suatu fasilitas pembiayaan adalh sebagai berikut (Kasmir,2001: 75-76) : 1) Antara si pemberi dan penerima pembiayaan harus ada kesepakatan.
Kesepakatan
ini
dituangkan
dalam
suatu
perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing. 2) Kepercayaan Yaitu suatu keyakinan pemberian pembiayaan (bank) bahwa pembiayaan yang diberikan oleh bank berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima kembal di masa tertentu di masa datang. 3) Jangka waktu Penentuan jangka waktu didasarkan pada kemampuan nasabah dalam mengangsur cicilan dari harga barang yang akan dibeli. Serta jangka waktu perjanjian akan berpengaruh pada mark-up price atau profit margin yang akan diambil oleh bank.
23
4) Setiap pembiayaan yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengambilan pembiayaan yang telah disepakati. 5) Resiko faktor nasabah tidak mau membayar pembiayaannya atau kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar pembiayaannya, padahal mampu dan resiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak sengaja. Semakin panjang waktu suatu pembiayaan semakin besar resikonya tertagih begutupun sebaliknya. 6) Balas jasa Balas jasa atas kredit pada bank konvensional dalam bentuk bunga, biaya provisi dan komisi serta biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank. Sedangkan bagi bank syariah atas pembiayaan yang diberikan balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil. d. Prinsip-prinsip pembiayaan Ada beberapa pinsip yang digunakan dalam melakukan analisis pembiayaan yang dapat dilakukan oleh lembaga keuangan. Menurut, Kasmir (2003 :93-94), prinsip pemberian pembiayaan itu meliputi prinsip analisis 5C dan analisis 7P serta menggunakan studi kelayakan usaha. Prinsip-prinsip tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
24
1) Analisis 5C a) Character Merupakan sifat atau watak seseorang atau calon debitur. Tujuannya untuk memberikan keyakinan kepada lembaga keuangan bahwa sifat dan watak dari orang yang akan diberi pembiayaan benar-benar dapat dipercaya. Hal ini dapat dilihat dari latar belakang pekerjaan maupun pribadi dari calon nasabah. b) Capacity Merupakan analis untuk mengetahui calon nasabah dengan kemampuannya membayar pembiayaan atau mengelola usaha dan kemampuannya mencari laba. c) Capital Adalah analisis yang bertujuan untuk mengetahui sumbersumber pembiayaan yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang dibiayai oleh lembaga keuangan. d) Collateral Meruapakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik mapun non fisik. Nilai jaminan hendaknya melebihi nilai pembiayaan yang diberikan, maka jaminan yang dititipkan dapat mengendalikan resiko pembiayaan bermasalah. e) Condition
25
Dalam
memberikan
pembiayaan
hendaknya
mempertimbangkan kondisi ekonomi dan politik yang ada dan prediksi untuk dimasa yang akan datang sesuai sektor masing-masing. 2) Analisis 7P a) Personality Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya, yang meliputi sikap, emosi, tingkah lakuserta tindakan nasabah dalam menghadapi masalah dan penyelesaiannya. b) Purpose Untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil pembiayaan termasuk jenis pembiayaan yang diinginkan nasabah, apakah untuk produktif atu konumtif. c) Party Mengklasifikasikan nasabah dalam klasifikasi tertentu atau golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. d) Prospect Yaitu menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak. Hal ini sangat penting sebagai acuan dalam pemberian pembiayaan mengingat jika suatu fasilitas pembiayaan diberikan tanpa adanya suatu
26
prospek yang baik maka bisa mengakibatkan kerugian bagi pihak bank. e) Payment Merupakan
ukuran
bagaimana
cara
nasabah
mengembalikan pembiayaan yang telah diambi atau sumber dari mana saja dana untuk pengembaliaan pembiayaan diperolehnya. f) Profitability Sebagai analisa bagaimana nasabah dalam mencari laba. Analisis ini diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau mengalami peningkatan disetiap waktunya. g) Protection Tujuannya adalah bagaimana pembiayaan yang disalurkan oleh lembaga keuangan melalui perlindungan berupa jaminan barang atau jasa. Sebelum fasilitas pembiayaan diberikan maka lembaga keuangan harus merasa yakin bahwa pembiayaan yang dibeikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut dapat diperoleh dari hasil penilaian pembiayan dengan prinsip analisis untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabah dan usaha yang akan dibiayai. e. Tujuan pembiayaan Pembiayaan merupakan sumber pendapatan bagi bank syariah. Tujuan pembiayaan yang dilakukan bank syariah terkait
27
dengan stake holder. Diantara stake holder tersebut adalah pemilik, pegawai, masyarakat, pemerintah dan lembaga keuangan lainnya. Secara rinci tujuan harus dijabarkan sejak awal, hal ini bertujuan agar pendekatan logis terhadap akad yang dikaji dapat dicapai. Berikut beberapa tujuan pembiayaan secara umum : 1) Pembiayaan dapat meningkatkan daya guna dari modal atau uang. Para penabung menyimpan uangnya di lembaga keuangan. Uang
tersebut
kegunaannya
dalam
oleh
persentase
lembaga
tertentu
keuangan.
ditingkatkan
Para
pengusaha
menikmati pembiayaan dari bank untuk memperluas atau memperlebar usahanya. 2) Pembiayaan meningkatkan daya guna suatu barang. Produsen dengan bantuan pembiayaan dapat memproduksi bahan jadi sehingga utility dari bahan tersebut meningkat. 3) Pembiayaan meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang Pembiayaan yang disalurkan melalui rekening-rekening koran, pengusaha menciptakan pertambahan pertambahan uang giral dan sejenisnya seperti cheque, bilyet giro, wesel dan lain sebagainya. 4) Pembiayaan menambahkan gairah usaha masyarakat Manusia adalah makhluk yang selalu melakukan kegiatan ekonomi yaitu selalu berusaha memenuhi kebutuhannya.
28
Kegiatan usaha sesuai dengan dinamikanya akan selalu meningkat. Akan tetapi, peningkatan usaha tidaklah selalu diimbangi dengan peningkatan kemampuan. 3. Murabahah a. Pengertian murabahah Murabahah
didefinisikan
oleh
para
fuqaha
sebagai
penjualan barang seharga biaya atau harga pokok (cost)barang tersebut ditambah mark-up atau margin keuntungan yang disepakati. Karakteristik murabahah adalah bahwa penjual harus memberi tahu pembeli menegnai harga pembeliaan produk dan menyatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan pada biaya (cost) tersebut (Wiroso, 2005 :13). Menurut Muhammad (2000 :22), murabahah adalah menjual dengan harga asal ditambah dengan margin keuntungan yang telah disepakati bersama. Dalam daftar istilah buku himpunan fatwa DSN (Dewan Syariah Nasional) dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan murabahah adalah menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba. Sedangkan dalam PSAK 59 tentang Akutansi Perbankan Syariah paragraf 52 dijelaskan bahwa murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga
29
perolehah dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. b. Syarat murabahah Dalam pembiayaan murabahah dibutuhkan beberapa syarat, antara lain : 1) Mengetahui harga pertama (harga pembelian) 2) Mengetahui besarnya keuntungan 3) Modal hendaknya berupa komoditas yang memiliki kesamaan sejenis, seperti benda-benda yang ditukar, ditimbang dan dihitung. 4) Bebas dari riba 5) Transaksi pertama haruslah sah secara syara‟. c. Ketentuan pembiayaan murabahah Dalam melaksanakan transaksi murabahah, ketentuan atau aturan yang diberikan yaitu dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional dan Ketentuan Bank Indonesiayang tercantum dalam Peraturan Bank Indonesia maupun Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia. Ketentuan mengenai murabahah sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang murabahah yaitu sebagai berikut : 1) Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba.
30
2) Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syariat Islam. 3) Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati. 4) Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba. 5) Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian,
misalnya
jika
pembelian
dilakukan
secara
berhutang. 6) Bank kemudian mejual barang tersebut kepada nasabah sesuai dengan harga beli ditambah dengan keuntungan. 7) Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut sesuai dengan jangka waktu tertentu yang disepakati. 8) Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akadtersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah. 9) Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang secara prinsip menjadi milik bank. d. Fatwa murabahah 1) Fatwa Dewan Syariah Nasional No : 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang murabahah
31
2) Fatwa Dewan Syariah Nasional No : 10/DSN-MUI/IV/2000 tentang wakalah 3) Fatwa Dewan Syariah Nasional No : 13/DSN-MUI/IX/2000 tentang uang muka dalam murabahah 4) Fatwa Dewan Syariah Nasional No : 16/DSN-MUI/ IX/2000 tentang diskon dalam murabahah 5) Fatwa Dewan Syariah Nasional No :23/DSN-MUI/III/2002 tentang potongan pelunasan dalam murabahah 6) Fatwa Dewan Syariah Nasional No : 45/DSN-MUI/II/2005 tentang potongan tagihan murabahah 7) Fatwa Dewan Syariah Nasional no :47/DSN-MUI/ II/2005 tentang penyelesaian piutang murabahah bagi nasabah yang tidak mapu mebayar 8) Fatwa Dewan Syariah Nasional No : 48?DSN-MUI/II/2005 tentang penjadwalan kembali tagihan murabahah 9) Fatwa Dewan Syariah Nasional No : 49/DSN-MUI/II/2005 tentang konversi akad murabahah (Muhammad, 2014:48).
32
e. Skema proses murabahah
1. negosiasi dan persyaratan
Bank
Nasabah
2. akad jual beli 5. terima barang dan dokumen
3. pembelian
4. pengiriman
Suplier penjual
Gambar 2.1 Skema proses murabahah
BAB III OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan Bank syariah adalah bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sesuai dengan Undang-undang no. 10 tahun 2008 tentang perbankan syariah bahwa perbankan syariah merupakan segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses melaksanakan kegiatan usahanya. Bank
Syariah
adalah
Bank
yang
menjalankan
kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sesuai dengan UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan, Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah antara lain pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan keuntungan (murabahah) atau pembiayaan barang modal 33
34
berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijaroh wa iqtina). Sejarah berdirinya Bank Muamalat Kantor Cabang Pembantu Magelang tidak terlepas dari sejarah berdirinya Bank Muamalat Indonesia pertama kali berdiri di Indonesia. Bank muamalat merupakan bank syariah pertama di Indonesia yang berdiri pada tanggal 1 November tahun 1991 bertepatan dengan 24 Rabiuts Tsani 1412 H. Pendirinya digagas oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia, serta pengusaha muslim dengan dukungan Pemerintah Republik Indonesia. Modal awal diperoleh dari sejumlah pribadi dan pengusaha muslim dengan nominal sebesar Rp 84 miliar. Tambahan modal awal diperoleh dari masyarakat, sehingga jumlahnya menjadi sebesar Rp 106 miliar. Acara pengumpulan modal dilakukan di Istana Presien Bogor, Jawa Barat. Bank Muamalat mulai beroperasi pada tanggal 1 Mei Tahun 1992 atau 27 syawal 1412 H. Sejak beroperasi, Bank Muamalat telah menjadi pelopor bisnis keuangan syariah lainnya seperti: 1. Asuransi syariah pertama (Asuransi Takaful); 2. Pemberian bantuan teknis dan bantuan modal kepada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS); 3. Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil dan Menengah (PINBUK) yang kemudian mendirikan lebih dari 3.000 Baitul Maal wat Tamwil (BMT); 4. Beraliansi dengan Perum Pegadaian dalam pendirian pegadaian syariah;
35
a. Mendirikan
Muamalat
Institute
(MI)
untuk
pengembangan,
peningkatan, dan penyebarluasan pengetahuan mengenai lembaga keuangan syariah; b. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK); c. Baitulmaal Muamalat (BMM) sebagai kepanjangan tangan Bank Muamalat untuk pengumpulan dan penyaluran zakat, Inak, Sedekah (ZIS), serta dana tanggungjawab sosial perusahaan Bank Muamalat melalui program pengembangan usaha mikro (Annual Report Bank Muamalat 2014). Kesuksesan Bank Muamalat ditandai dengan pembukaan kantor cabang, kantor cabang pembantu dan kantor kas di seluruh wilayah Indonesia. Salah satu kantor cabang yang telah didirikan adalah Kantor Bank Muamalat Cabang Semarang. Atas pertimbangan untuk memperluas jaringan dan menyiarkan dakwah Islam, Bank Muamalat Kantor Cabang Semarang memeperluas Jaringannya dengan membuka kantor cabang pembantu di Magelang. Magelang berada dalam dua wilayah yaitu Kabupaten Magelang dan Kota Magelang. Bank Muamalat kantor cabang pembantu magelang berada di kota Magelang. Bank Muamalat Kantor Cabang Pembantu Magelang dibuka pada tanggal 21 Maret 2005. Operasional kerja Bank Muamalat Kantor Cabang Pembantu Magelang
pertama kali berada di Jl. Daha No. 5
Magelang yang berjalan kurang lebih 4 tahun. Kemudian pada bulan
36
Oktober 2009, berpindah tempat di Jl. Jendral Ahmad Yani No. 02A Magelang.
B. Identitas Perusahaan Nama
: PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.
Bidang Usaha
: Perbankan Syariah
Berdiri
: 1 November 1991
Beroperasi
: 1 Mei 1992
Website
: www.bankmuamalat.co.id
Kantor Cabang Pembantu Magelang: Alamat
: Jl. Jend A Yani No. 02A Magelang
Tel
: 0293-313358
Fax
: 0293-314559
C. Visi dan Misi Perusahaan 1. Visi “The Best Islamic Bank and Top 10 Bank in Indonesia with Strong Regional Presence”. 2. Misi Membangun lembaga keuangan syariah yang unggul dan berkesinambungan dengan penekanan pada semangat kewirausahaan berdasarkan prinsip kehati-hatian, keunggulan sumber daya manusia yang Islami dan profesional serta orientasi investasi yang inovatif, untuk memaksimalkan nilai kepada seluruh pemangku kepentingan.
37
D. Budaya perusahaan Keberhasilan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh kemampuan sumber daya manusianya. Keunggulan produk atau jasa yang dijual, jaringan, da teknologi yang unggul guna mendukung operational excellence. Komponen trsebut bukanlah penentu yang
menjadi kunci keberhasilan
suatu bisnis. Faktor pendorong yang sesungguhnya terletak pada kekuatan visi dan misi serta nilai-nilai yang menjadi sumber inspirasi dan energi budaya kerja perusahaan (Laporan Tahunan Bank Muamalat 2013). Hal ini dibuktikan oleh Bank Muamalat yang memiliki visi menjadi “The Best Islamic Bank and Top 10 Bank in Indonesia with strong Regional Presence” dengan misi membagun lembaga keuangan syariah yang unggul dan berkesinambungan dengan penekanan pada semangat kewirausahaan berdasarkan prinsip kehati-hatian, keunggulan sumber daya manusia yang islami dan profesional serta orientasi investasi yang inovatif, untuk memaksimalkan nilai kepada seluruh pemangku kepentingan. Pencapaian visi dan misi tersebut sangat didukung oleh nilai-nilai yang tertanam dan ditubuhkankembangkan oleh individual serta positioning Perseroan sebagai lembaga keuangan syariah, sehingga harus digerakkan dengan sistem, akhlak, dan akidah sesuai prinsip syariah. Bank Muamalat menjunjung praktik kejujuran sejak awal rekrutmen, serta larangan menerima imbalan dalam betuk apapun dari para nasabah dan
38
mitra kerja. Selain itu Bank Muamalat juga sangat tegas dalam menyikapi risiko reputasi yang ditimbulkan karyawan akibat perilaku yang tidak sesuai dengan tatanan budaya, etika, dan hukum. Penilaian kinerja terhadap karyawan mengacu kepada scoreboard berdasarkan aspek-aspek finansial dan kepatuhan.Pengangkatan staff dan pejabat yang akan memangku jabatan harus elalui prosesi sumpah jabatan secara lisan dan tertulis tentang pernyataan tujuh perilaku sebagai pedoman perilaku (code of conduct) yang harus dipertanggungjawabkan dengan janji untuk: 1. Mentaati peraturan perundang-undangan dan ketentuan perusahaan Memegang teguh rahasia bank dan perusahaan 2. Tidak menerima hadiah dalam bentuk apapun terkait tugas dan jabatan 3. Menjunjung kehormatan karyawan dan perusahaan 4. Bekerja sesuai dengan prinsip syariah 5. Berpegang teguh pada akhlak islam dalam menjalani kehidupan seharihari 6. Bertanggung jawab terhadap kesalahan dan pelanggaran yang dilakukan Bank Muamalat, senantiasa menjunjung tinggi etika bisnis yang berorientasi kepada kemaslahatan, khususnya kepuasan nasabah dan segenap pemangku kepentingan.
39
E. Struktur Organisasi Bank Muamalat Kantor Cabang Pembantu Magelang
Banking Staff and Non Banking Staff Sub Branch Manager (SBM)
Back Office
Front Office
Teller
Customer service (CS)
Operational 1
Security
Operational 2
Office Boy
Marketing
Marketing Funding
Marketing Financing
Driver
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Bank Muamalat Kantor Cabang Pembantu Magelang 1. Keterangan SBM
: Sri Endah Widayati
Front Office
:
Customer Service
: Lukman Rahim Haris
40
Teller Back Office
: Bayu Silvia Rini :
Operational 1
: Muchtadin
Operational 2
: Muhammad Bachtiar Ripai
Marketing Marketing Funding
: : Ayu Dhestya Sari
Marketing Financing : Marselia Tusinta Security
: Muhammad Faqih
Office Boy
: Slamet
Driver
: Driver 1
: Rismianto
Driver 2
: Mansur
2. Deskripsi Jabatan (Job Description) a. Sub Branch Manager (SBM) 1) Mengkoordinasi dan menetapkan rencana kerja tahunan Bank Muamalat Kantor Cabang Pembantu Magelang agar sesuai dengan visi dan misi Bank Muamalat. 2) Mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan rencana kerja untuk memastikan tercapainya target Bank Muamalat Kantor Cabang Pembantu Magelang yang telah ditetapkan. 3) Mengkoordinasi seluruh sarana dan kegiatan untuk mencapai target yang telah ditetapkan da disepakati sejalan dengan visi dan misi.
41
4) Penanggung jawab Bank Muamalat Kantor Cabang Pembantu Magelang secara umum. 5) menetapkan
berbagai
kebijakan-kebijakan
dan
pengambilan
keputusan-keputusan demi kemajuan Bank Muamalat Kantor Cabang Pembantu Magelang. b. Customer Service (CS) 1) Memberikan penjelasan ke nasabah tentang produk, syarat dan tatacaranya secara langsung atau melalui telepon. 2) Melayani pembukaan rekening tabungan, giro dan deposito. 3) Melayani dan menyelesaikan keluhan nasabah dengan segera dan benar. 4) Melayani permintaan nasabah untuk pemblokiran rekening. 5) Menawarkan kepada nasabah produk atau jasa lain (cross selling) 6) Mengerjakan instruksi yang diminta atasan yang berkaitan dengan pekerjaannya. c. Teller 1) Menerima setor dan tarik tunai dan warkat. 2) Melayani SKN dan RTGS. 3) Mengamankan dan menyimpan uang tunai, surat berharga dan membuat laporan sesuai dengan bidangnya. 4) Menyusun daftar penerimaan dan pengeluaran uang tunai. 5) Melakukan pencocokan saldo dengan fisik uang dan saldo pada neraca harian.
42
6) Melakukan pembayaran dan penerimaan yang berhubungan dengan pembayaran biaya bank, biaya personalia dan umum melalui counter bank. 7) Melakukan pekerjaan lain sesuai ketentuan pekerjaan d. Back Office 1) Mengurus kepegawaian dan pemeliharaan kantor. 2) Melakukan instruksi pencairan deposito 3) Memeriksa setoran kliring 4) Rekruitmen karyawan. 5) Otorisasi data nasabah. 6) Melaksanakan transfer non tunai, kliring dan RTGS. 7) Membuat laporan bulanan. 8) Memberikan pelayanan yang baik kepada seluruh nasabah. 9) Bertanggungjawab dan memonitor aktivitas back office agar berjalan dengan baik e. Marketing 1) Mencari nasabah funding maupun lending 2) Membina hubungan saling menguntungkan antara pihak bank dengan nasabah, seperti: a) Mengidentifikasi kebutuhan nasabah b) Melakukan
komunikasi
yang
intensif
dan
membantu
memberikan solusi bagi nasabah yang berhubungan dengan produk/jasa
43
c) Bertindak
sebagai
komite
pembiayaan
dalam
upaya
pengambilan keputusan pembiayaan d) Melakukan monitoring, evaluasi, review terhadap kualitas porto folio pembiayaan yang telah diberikan dalam rangka pengamanan atas setiap pembiayaan yang telah diberikan e) Melayani, menerima tamu (calon nasabah atau nasabah) secara aktif memerlukan pelayanan jasa perbankan f) Menyusun strategi planning dan selaku marketing/solisitasi nasabah baik dalam rangka penghimpunan sumber dana maupun alokasi pemberian pembiayaan secara efektif dan terarah g) Berkewajiban
untuk
meningkatakan
mutu
pelayanan
perbankan terhadap nasabah maupun calon nasabah h) Berkewajiban
untuk
meningkatkan
pengetahuan
dan
ketrampilan untuk membantu kelancaran tugas sehari-hari f. Security 1) Membukakan pintu apabila ada nasabah yang datang 2) Menjaga keamanan dan tata tertib kantor 3) Pemeliharaan kantor dan pemeliharaan inventarisasi kantor serta perlengkapan/perbekalan kantor 4) Membantu dalam melayani nasabah g. OB (Office Boy) 1) Bertanggung jawab atas kebersihan kantor
44
2) Menyediakan minuman dan makanan bagi staf kantor 3) Pemeliharaan kantor dan pemeliharaan inventarisasi kantor serta perlengkapan/perbekalan kantor h. Driver 1) Mengantar jemput para kru dalam melaksanakan tugas 2) Menjaga agar kondisi kendaraan dinas kantor selalu dalm keadaan siaga F. Produk dan Layanan Bank Muamalat 1. Pendanaan a. Giro Muamalat 1) Giro Ultima Giro syariah dalam mata uang Rupiah dan US Dollar yang memudahkan semua jenis kebutuhan transaksi bisnis maupun transaksi keuangan personal nasabah. Giro ini diperuntukan perorangan dengan usia 18 tahun ke atas. 2) Giro Attijary Giro syariah dalam mata uang Rupiah dan US Dollar yang memudahkan dan membantu semua jenis kebutuhan transaksi bisnis perusahaan nasabah. Giro ini diperuntukan bagi institusi yang memiliki legalitas badan. b. Tabungan 1) Tabungan Muamalat
45
Tabungan dalam mata uang rupiah yang dapat digunakan untuk beragam jenis transaksi, memberikan akses yang mudah, serta manfaat yang luas. Tabungan muamalat kini hadir dengan dua pilihan kartu ATM/Debit yaitu kartu Shar-E Reguler dan Shar-E Gold. 2) Tabungan Muamalat Dollar Tabungan dalam denominasi valluta asing US Dollar (USD) dan Singapore Dollar (SGD) bertujuan untuk melayani kebutuhan transaksi dan investasi yang lebih beragam. 3) Tabungan Haji Arafah Tabungan haji dalam mata uang rupiah dan valuta asing US Dollar yang dikhususkan bagi nasabah masyarakat muslim Indonesia yang berencana menunaikan ibadah haji. 4) Tabungan Ib Muamalat Rencana Tabungan iB Muamalat rencana merupakan tabungan berjangka dalam mata uang rupiah, memiliki setoran rutin bulanan dan tidak bisa ditarik sebelum jangka waktu berakhir kecuali penutupan rekening serta pencairan dana hanya bisa dilakukan ke rekening sumber dana. Tabugan iB muamalat rencana membantu mewujudkan berbagai rencana nasabah 5) Tabungan Muamalat Umroh
46
Merupakan tabungan berencana dalam mata uang rupiah yang akan membantu nasabah mewujudkan impian untuk berangkat ibadah umroh. 6) Tabunganku Tabungan syariah dalam mata uang Rupiah yang sangat terjangkau bagi nasabah dari semua kalangan masyarakat. 7) Tabungan Ib Muamalat prima Tabungan Ib muamalata prima merupakan tabungan prioritas yang di desain bagi nasabah yang ingin mendapatkan bagi hasil maksimal dan kebebasan bertransaksi di jaringan ATM Bersama dan ATM Prima apabila saldo setelah penarikan ≥ 5 juta. c. Deposito 1) Deposito Mudharabah Deposito syariah dengan mata uang Rupiah dan US Dollar yang fleksibel dan memberikan hasil investasi yang optimal bagi nasabah. Deposito mudharabah diperuntukan bagi perorangan usia 18 tahun keatas dan institusi yang memiliki legalitas badan, dan dapat digumakan sebagai jaminan pembiayaan atau referensi Bank Muamalat. 2) Deposito Fulinves Deposito syariah dalam mata uang Rupiah dan US Dollar yang fleksibel dan memberikan hasil investasi yang optimal
47
serta perlindungan asuransi jiwa gratis bagi nasabah. Deposito Fulinves merupakan jenis investasi yang dikhususkan bagi nasabah perorangan dengan jangka waktu 6 dan 12 bulan. Deposito
Fulinves
dapat
diperpanjang secara
otomatis
(automatic roll over) dan dapat dipergunakan sebagai jaminan pembiayaan
di
Bank
Muamalat.
Deposito
Fulinves
diperuntukan bagi perorangan usia 18 tahun ke atas. 3) Dana Pensiun Muamalat Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Muamalat dapat diikuti oleh nasabah yang berusia minimal 18 tahun, atau sudah menikah, dengan pilihan usia pensiun dan iuran pensiun yang terjangkau, yaitu minimal Rp 20.000 per bulan dan pembayarannya dapat didebet secara otomatis dari rekening bank muamalat atau dapat ditransfer dari bank lain. 2. Pembiayaan a. KPR iB Muamalat KPR iB Muamalat adalah produk pembiayaan yang akan membantu nasabah untuk memiliki rumah tinggal, rumah susun, apartemen dan condotel termasuk renovasi dan pembangunan.. Pembiayaan ini juga dapat digunakan untuk pengalihan take over KPR dari bank lain, pembangunan, dan renovasi rumah tinggal. Diperuntukan bagi perorangan (WNI) cakap hukum yang berusia minimal 21 tahun atau maksimal 55 tahun untuk karyawan, dan 60
48
tahun untuk wiraswasta atau profesional pada saat jatuh tempo pembiayaan. Dua pilihan akad yaitu akad murabahah (jual-beli) atau musyarakah mutanaqishah (kerjasama sewa). Konsep: 1) Konsep untuk pembeliaan properti baru dan second (Ready Stock). a) Bank dapat membeli properti langsung dengan cara mengirimkan purchase order kepada developer. Pembayaran ke developer akan dilakukan setelah bank menjual properti yang telah dibeli dari developer kepada nasabah. b) Apabila dalam kondisi tertentu diperlukan adanya wakalah untuk membeli properti dari developer, maka akad wakalah dilakukan bersamaan dengan pemberian offering
letter
pembiayaan
kepada
nasabah.
Pembayaran ke developer akan dilakukan setelah bank menjual properti yang telah dibeli dari developer kepada nasabah. c) Setelah properti diserah terimakan maka kemudian nasabah membayar angsuran cicilan murabahah kepada bank sesuai dengan jangka waktu dan besar angsuran yang disepakati. 2) Konsep untuk pembelian properti baru indent
49
Untuk pembelian properti baru dengan skema pembeli indent dari developer yang telah terikat kerjasama dengan bank. Bank memberikan fasilitas pembiayaan dengan menggunakan akad murabahah. Untuk pembeliaan material bangunan dan tanah. Bank hanya dapat memberikan pembiayaan untuk rumah indent dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut: a) Fasilitas pembiayaan KPR IB tersebut merupakan fasilitas pertama bagi nasabah dari seluruh fasilitas yang diterima baik di bank yang sama ataupun bank lainnya. b) Adanya perjanjian kerjasama antara bank dengan developer yang paling kurang memuat kesanggupan developer
untuk menyelesaikan properti
sesuai
dengan yang diperjanjikan dengan nasabah. c) Adanya jaminan dari developer kepada bank bahwa developer akan menyelesaikan kewajiban kepada nasabah penerima fasilitas apabila properti tidak dapat diselesaikan dan tidak dapat diserahterimakan sesuai perjanjian. d) Pencairan fasilitas hanya dapat diselesaikan secara bertahap sesuai perkembangan pembangunan atau progres yang menjadi agunan.
50
3) Konsep untuk pembangunan properti Untuk penggunaan properti, bank hanya dapat membiayai pembelian material sesuai dengan spesifikasi rincian material untuk pembangunan properti diluar biaya tenaga kerja.
Pembelian material
yang diinginkan
untuk
pembangunan dapat diwakilkan kepada nasabah sesuai dengan spesifikasi rincian biaya. 4) Konsep untuk renovasi rumah Untuk penggunaan renovasi properti, bank hanya dapat membiayaai pembelian material sesuai dengan spesifikasi rincian meterial untuk renovasi properti diluar biaya tenaga kerja. Pembelian material yang digunakan renovasi dapat diwakilkan kepada nasabah sesuai dengan spesifikasi rincian biaya dijual kembali kepada nasabah. b. iB Muamalat Umroh Fasilitas bagi para nasabah dengan tujuan membiayai perjalanan ibadah umroh. Diperuntukan bagi perorangan (WNI) cakap hukum yang berusia minimal 21 tahun atau maksimal 55 tahun pada saat jatuh tempo pembiayaan dengan jangka waktu pembiayaan sampai dengan 36 bulan. c. iB Muamalat Koperasi Karyawan Pembiayaan yang diberikan kepada koperasi karyawan untuk disalurkan kepada para anggotanya (pegawai BUMN/PNS/Swasta)
51
dengan tujuan pembelian barang halal. Diperuntukan bagi para anggota koperasi karyawan secara berkelompok dengn penghasilan minimum Rp 1.000.000. d. iB Muamalat Multiguna Pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan nasabah dalam pembelian barang halal (selain tanah, bangunan, mobil dan emas) serta sewa jasa yang dibolehkan secara syariah (selain pembiayaan haji dan umroh). e. Dana Muamalat Pensiun iB Muamalat pensiun adalah fasilitas pembiayaan yang diberikan kepada pensiunan PNS dan BUMN untuk pembelian barang konsumtif yang halal (termasuk rumah tinggal dan kendaraan bermotor) atau sewa jasa halal (seperti keperluan pendidikan anak, umroh, wisata, dan lainnya) dengan ketentuan pembayaran manfaat pensiun wajib dialihkan melalui Bank Muamalat. 3. Jasa Layanan a. ATM Layanan ATM yang memudahkan nasabah melakukan penarikan tunai, pemindah bukuan antar rekening, pemeriksaan saldo, pembayaran zakat infaq sedekah (hanya pada ATM muamalat), dan tagihan telepon. Untuk penarikan tunai, kartu muamalat dapat diakses 8.888 ATM di seluruh Indonesia
52
terdiri atas mesin ATM Muamalat, ATM BCA/Prima dan ATM Bersama, yang bebas penarikan tunai. b. SalaMuamalat Merupakan jasa layanan phone banking 24 jam dan call center yang memberikan kemudahan bagi nasabah, setiap saat dimanapun nasabah berada untuk memperoleh informasi mengenai produk, saldo dan infomasi transaksi, tranfer antara rekening serta mengubah PIN. c. Pembayaran Zakat Infaq Sodaqoh (ZIS) d. Jasa yang memudahkan nasabah dalam membayar ZIS, baik ke lembaga pengelola ZIS Bank Muamalat maupun lembagalembaga ZIS lainnya yang bekerjasama dengan Bank Muamalat, Melalui phone banking dan ATM Muamalat diseluruh cabang Bank Muamalat. 4. Jasa-jasa lainnya Bank Muamalat juga menyediakan jasa-jasa perbankan lainnya kepada masyarakat luas, seperti transfer, collection, standing instruction, bank draft, referensi bank.
BAB IV ANALISIS DATA A. Pelaksanaan Akad Murabahah Pada Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Bank Muamalat Capem Magelang Di dalam Bank Muamat Capem Magelang salah satu pembiayaan yang menggunakan akad murabahah adalah produk KPR iB Muamalat. KPR iB Muamalat adalah salah satu produk pembiayaan dari Bank Muamalat yang dapat membantu nasabah untuk memiliki rumah idaman, baik ready stock atau second, apartemen, ruko, kios atau take-over dari bank lain. Disamping itu, KPR iB Muamalat ini juga dapat memberikan pembiayaan untuk rumah indent, pembangunan maupun renovasi rumah. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan di Bank Muamalat Kantor Cabang Pembantu Magelang pada hari kamis 21 januari 2016 dengan salah satu marketing financing maka penulis mendapatkan beberapa analisis data yang berupa : 1. Pelaksanaan pembiayaan KPR iB Muamalat Dalam melakukan pengajuan pembiayaan KPR iB Muamalat di Bank Muamalat Capem Magelang, calon nasabah harus memenuhi beberapa persyaratan yang sudah ditentukan oleh pihak Bank Muamalat, persyaratan tersebut antara lain meliputi : a. Usia produktif 1) Warga Negara Indonesia 2) Tidak cacat hukum 53
54
3) Minimal 21 tahun, jtuh tempo maksimal 55 tahun untuk pegawai dan 60 tahun untuk wiraswasta 4) Jika pegawai ketentuan pensiun 55 tahun jatuh tempo tidak melebihi umur pensiun instansi bersangkutan 5) Untuk pegawai instansi, umur saat pembiayaan jatuh tempo dapat melebihi maksimal jika menyerahkan bukti akan tetap bekerja di instansi yang sama atau ditempat lain dan bukti diverifikasi dengan kewenangan pemutusan ada pada pejabat pemegang kewenangan memutus pembiayaan sesuai unit kewenangan. b. Ketentuan pekerjaan sebagai berikut : 1) Fix income (pegawai) Sumber penghasilan single income a) Pegawai tetap di perusahaan saat ini, i)
Minimal kerja 1 tahun termasuk masa kerja sebelum pegawai tetap atau,
ii)
Jika diperusahaan sekarang belum ada 1 tahun, minimal pengalaman 1 tahun diperusahaan terakhir.
b) Pekerja kontrak i)
Minimal pengalaan kerja 2 tahun diperusahaan saat ini atau
ii)
Minimal 1 tahun diperusahaan saat ini, dengan pengalaman minimal 5 tahun di perusahaan terakhir
55
iii)
Minimal 6 bulan di perusahaan dengan pengalaman minimal 5 tahun di perusahaan terakhir.
Sumber pengembalian joint income a) Nasabah dan pasangan pegawai perushaan saat ini i)
Minimal 1 tahun termasuk masa kerja sebelum pegawai tetap
ii)
Minimal 1 tahun diperusahaan saat ini dengan pengalaman minimal 5 tahun di perusahaan terakhir.
b) Nasabah pegawai pasangan kontrak i)
Minimal pengalaman kerja 2 tahun diperusahaan saat ini
ii)
Minimal 1 tahun di perusahaan saat ini dengan pengalaman minimal 5 tahun di perusahaan terakhir
2) Wiraswasta atau profesional (non fix income) a) Kategori 1 i)
Perorangan dengan usaha berbentuk badan hukum
ii)
Memilki pengalaman dibidang usaha minimal 2 tahun berturut-turut (bukti izin usaha atau praktik, minimal SIUP)
iii)
Memiliki penghasilan yang dapat diverifikasi kebenarannya
iv)
Telah beroperasional secara menguntungkan
56
v)
Memiliki
historical cash flow
yang mampu
memenuhi kewajiban sewa atau angsuran. b) Kategori 2 i)
Perorangan usaha bentuk non badan hukum
ii)
Memilki
penghasilan
yang
dapat
diverifikasi
kebenarannya iii)
Telah beroperasi secara menguntungkan
iv)
Memiki historical cash flow yang mampu memnuhi kewajiban sewa atau angsuran.
c. Ketentuan penghasilan sebagai berikut : 1) Penghasilan pegawai a) Penghasilan pegawai yang diakui adalah gaji pokok diakui sebesar 100% b) Tunjangan yang bersifat i)
Tetap, yaitu tidak terkait dengan jabatan atau posisi atau lokasi kerja, diakui sebesar 100%
ii)
Tidak tetap, terkait dengan jabatan atau posisi atau lokasi(tunjangan jabatan atau istilah sejenis lainnya) atau terkait dengan lokasi kerja.
2) Penghasilan wiraswasta atau profesional Penghasilan wiraswasta atau profesional dapat diverifikasi kebenarannya, baik dari mutasi rekening keuangan usaha di
57
bank atau bank lain maupun dari pembukuan usaha atau catatan transaksi usaha calon nasabah. 3) Diperkenankan joint income penghasilan nasabah (sebagai pegawai atau wiraswasta) dengan penghasilan istri atau suami nasabah (sebagai pegawai atau wiraswasta) dengan ketentuan : a) Penghasilan istri atau suami nasabah Diakui 100%, jika payroll penghasilan istri dan suami nasabah dari perusahaannya setiap bulan distorkan ke rekening istri atau suami nasabah tersebut di bank. Atau jika payroll penghasilan istri atau suami nasabah tidak disetorkan ke rekening istri atau suami nasabah tersebut di bank, tetapi dapat dibuatkan standing instruction (minimal selama masa pembiayaan) untuk transfer ke rekening nasabah di bank. b) Penghasilan istri atau suami nasabah tersebut di atas harus dapat diverifikasi oleh bank dan tercermin dalam rekening tabungan atau giro. d. Bersedia membuak rekening tabungan di Bank Muamalat atas nama yang bersangkutan. e. Jenis dokumen yang dibutuhkan untuk pembiayaan KPR iB Muamalat pembelian antara lain
58
Tabel 4.1 Jenis dokumen persyaratan
No
Jenis Dokumen (Dokumen fotocopy setelah dicek dengan aslinya harus diberi stempel sesuai asli oleh Cabang Asli Formulir Aplikasi diisi lengkap dan benar
Syarat pengajuan Pegawai
Pekerja Profesi
Wiraswasta
√
√
√
Fotocopy KTP calon nasabah dan suami/istri Fotocopy Kartu Keluarga (KK) Fotocopy Surat Nikah Fotocopy Sertifikat tanah obyek agunan
√
√
√
√ √ √
√ √ √
√ √ √
6
IMB/IPMB/IPR/IPL? Ijin Pendahuluan Mendirikan Bangunan/Surat Ijin sejenis dari instansi setempat yang berwenang
√
√
√
7 8
PBB tahun terakhir Fotocopy Rekening Tabungan/Giro (R/K) Pribadi 3 bulan terakhir yang mencerminkan gaji/penghasilan
√ √
√ √
√ √
9
Laporan Keuangan Perusahaan (Neraca dan Atau L/R) dan/atau Fotocopy Bukti/Catatan transaksi bisnis a)
√
√
10
Asli slip gaji 3 bulan terakhir dan/atau Surat keterangan penghasilan yang sejenisnya b)
11 12
Fotocopy ijin-ijin praktik profesi Fotocopy Akte Pendirian Perusahaan beserta perubahan dan izin-izin usaha : TDP dan SIUP c)
√ √
√ √
13
Fotocopy NPWP Pribadi/SPT Pribadi d)
√
√
√
14
Asli surat keterangan kerja
√
1 2 3 4 5
√
59
Keterangan : 1) Bukti atau catatan transaksi bisnis hanya diminta apabila diperlukan oleh Anggota Komite ataupun Financing Risk Officer untuk mendukung Proses Analisa 2) Slip
gaji
dapat
digantikan
dokumen
sejenisnya
yang
menginformasikan seluruh komponen gaji dan tunjangan dan dapat diverifikasi 3) SIUP tidak berlaku bagi perusahaan yang dikecualikan sesuai dengan Keputusan Menteri Perdagangan yang berlaku. 4) NPWP pribadi hanya untuk pemohonan pembiayaan diatas Rp. 50 juta (kecuali ditentukan lain secara tertulis oleh Kantor Bank Indonesia setempat). Bagi calon nasabah yang tidak memiliki NPWP pribadi harus menyerahkan dokumen sebagai berikut, copy NPWP
perusahaan,
dan
Surat
pernyataan
bahwa
yang
bersangkutan bersedia menyerahkan NPWP pribadi jika suatu saat diminta oleh Bank. Apabila pembiayaan di atas Rp.100 juta wajib menyerahkan NPWP. Format surat pernyataan pada lampiran. 2. Penilaian Pembiayaan Murabahah KPR iB Muamalat a. Tujuan Dalam melakukan pembiayaan, nasabah harus menjelaskan tujuan nya secara jelas untuk apa pembiayaan tersebut. Apakah untuk pembiayaan kepemilikan rumah atau yang lainnya. b. Penilaian dengan prinsip 5 C dan 7 P
60
Untuk memberikan pembiayaan yang diajukan oleh calon nasabah, maka bank berhak mengetahui layak atau tidak layak seorang calon nasabah menerima pembiayaan tersebut. Penilaian tersebut dapat dilakukan dengan prinsip 5C dan 7 P. 1) Character Karakter calon nasabah harus diketahui oleh bank, yang dapat diperoleh dari tes wawancara seperti cara hidup, keadaan keluarga sosialnya dan lain sebagainya. Orang yang memilki karakter baik akan berusaha untuk membayar pembiayaannya dengan baik. 2) Capacity Untuk mengetahui kemampuan usaha dan kemampuan pengembalian pembiayaan, maka
bank dapat langsung
mengamati kegiatan usaha dan mengetahui kemampuan dalam pengambilan pembiayaan yang diberikan kepada nasabah. 3) Capital Mengetahui besar modal yang diajuka oleh nasabah dan berapa keuntungan yang akan diperoleh. 4) Condition Dapat diketahui dari hasil wawancara kondisi nasabah dan dapat melihat kegitan langsung dilapangan. 5) Collateral
61
Bank meminta jaminan dari nasabah agar nasabah tidak melanggar ketentuan-ketentuan yang telah disepakati. Sedangkan dengan prinsip 7 P 1) Personality Bank dapat menilai dari sisi kepribadiaannya apakah calon nasabah baik atau tidak. 2) Party Calon nasabah dibedakan dalam beberapa golongan. Golongan tersebut berdasarkan modal dan seberapa banyak nasabah. 3) Purpose Mengetahui tujuan nasabah dalam pengambilan pembiayaan. 4) Prospect Menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah akan menguntungkan atau tidak. 5) Payment Bank
berhak
mengetahui
bagaimana
cara
nasabah
mengembalikan pembiayaan dan dari mana sumber dana yang diperoleh untuk mengembalikan pembiayaannya. 6) Profitability Dapat diukur dari aliran dana nasabah dari periode ke periode apakah ada peningkatan atau tidak. 7) Protection
62
Tujuannya menjaga pembiayaan yang diberikan oleh bank melalui suatu perlindungan. c. Hubungan perbankan 1) BI cheking Pengecekan
dengan
cara
menanyakan
keadaan
atau
performance calon nasabah kepada bank atau lembaga keuangan terkait atau non bank yang ditunjuk oleh bagian marketing. Termasuk meneliti mutasi rekening koran, evaluasi atas rekening koran untuk memastikan bahwa omset dalam satu tahun telah sesuai. Bila BI cheking baik maka pembiayaan layak untuk dilanjutkan. 2) Bank cheking Untuk menilai apakah pembiayaan yang diberikan kepada calon nasabah layak atau tidak selain cara yang disampaikan diatas, salah satu cara yang lain adalah dengan bank cheking. Dilakukan secara personal antara sesama officer bank, baik dari bank yang sama maupun dari bank yang berbeda. Biasanya setia
officer
mempunyai
pengalaman
tersendiri
dalam
berhubungan dengan nasabah. 3. Keputusan pembiayaan Keputusan pembiayaan harus mempertimbangkan kelayakan suatu pembiayaan.
Kesesuaian
dengan
kebijakan,
keamanan pembiayaan dan prosedur pembiayaan.
mempetimbangkan
63
a. Rapat komite Usulan pembiayaan yang telah disiapkan dipresentasikan komite pembiayaan untuk mendapatkan persetujuan dari anggota komite pembiayaan sesuai dengan batasan kewenangan memutusnya. Lembaga komite yang terdiri dari Komisaris Direktur Utama, General Manger (GM), Account Officer (AO), dan petugas administrasi pembiayaan terhadap permohonan yang telah diajukan oleh calon nasabah yang nantinya menjadi bahan pertimbangan layak atau tidak layaknya disetuji. b. Sirkulasi Adalah proses pengambilan keputusan oleh para anggota komite pembiayaan tanpa melaui rapat komite melainkan dengan menyampaikan usulan pembiayaan beserta lampiran-lampirannya. 4. Perjanjian kontrak Setelah mendapatkan persetujuan, tahap selanjutnya adalah Surat Persetujuan Prinsip Pembiayaan yang berisikan : a. Jenis fasilitas pembiyaan b. Jumlah plafon fasilitas c. Jangka waktu pembiayaan d. Jaminan yang diberikan e. Persyaratan-persyaratan f. Penetapan batas waktu penawaran. Kemudian menyiapkan akad pembiayaan yang meliputi :
64
a. Akta notaris b. Akta dibawah tangan 5. Pencairan dana a. Penandatanganan akad pembiayan beserta jaminan b. Review terhadap kelengkapan dan kesempurnaan dokumendokumen yang dipersyaratkan c. Penerbitan memorandum droping pembiayaan d. Droping pembiayaan B. Langkah Penyelesaian Jika Terjadi Pembiayaan Macet Setiap pembiayaan pastilah memiliki resiko akan tidak kembali atau biasa disebut pembiayaan macet. Di dalam Bank Muamalat, upaya dalam menyelesaikan masalah pembiayaan macet ini pun dilakukang dengan beberapa cara, antara lain : 1. Langkah non litigasi Upaya penyelesaian ini dilakukan Bank Muamalat dengan tanpa melalui proses lembaga penyelesaian yang ada, yaitu : a. Penagihan secara tatap muka Penagihan melalui tatap mua dengan cara melakukan kunjungan langsung kepada nasabah, pemilik jaminan, dan pihak terkait. b. Penagihan melalui alat komunikasi Penagihan melalui alat komunikasi dengan cara menggunakan telepon seluler, telepon pesan singkat (short massaging, BBM,
65
WA, dan lain-lain) dan alat komunikasi lainnya kepada nasabah pemilik jaminan dan pihak terkait lainnya. c. Penagihan melalui korespondensi Penagihan melalui korespondensi dengan cara menyampaikan surat-surat kepada nasabah. Penagihan melalui korespondensi ini bertujuan antara lain untuk : 1) Memenuhi kepentingan administrasi Kelengkapan administratif berupa Surat Peringatan dan lainnya sangat dibutuhkan saat proses penanganan selanjutnya seperti identifikasi upaya yang telah dilakukan, hapus buku dan lainlain. 2) Menginformasikan nominal dan jatuh tempo pembayaran kewajiban nasabah. 3) Menginformasikan sanksi kepada nasabah. 2. Langkah Litigasi Upaya penyelesaian ini dilakukan oleh Bank Muamalat apabila langkah non litigasi tidak tercapai. a. Pengajuan gugatan Dilaksanakan apabila nasabah pembiayaan yang dihadapi sudah tidak ada harapan untuk diselesaikan secara tepat dan tuntas. Melalui penggunaan hak preferen Bank Muamalat sebagai pemegang hak tanggungan. Pelaksanaan dapat diajukan melalui pengadilan negeri atau lembaga penggantinya. Apabila dilakukan
66
melalui Pengadilan Negeri wajib memperhatikan prosedur hukum yang berlaku. Yang harus diperhatikan dalam proses ini adalah : 1) Pihak yang digugat, nasabah pembiayaan atau pihak yang terkait lainnya yang benar-benar tidak memiliki iktikad
baik
dan
tidak
memiliki
kemauan
menyelesaiakan kewajibannya sesuai ketentuan. 2) Yuridis hukum atau kewenangan pengadilan yang ada pada pengadilan negeri atau Basyarnas. b. Pengajuan pidana Pengaduan kepada nasabah yang melakukan tindak pidana yang menimbulkan kerugian pada pihak Bank Muamalat. Tujuannya lebih mengutamakan penekanan psikologis kepada pihak yang digugat agar mengakui kesalahannya. Dan selanjutnya mengembalikan apa yang seharusnya menjadi kewajibannya. c. Pengajuan eksekusi jaminan Pada dasarnya suatu keputusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum, mempunyai sikap mengikat dan wajib dilaksanakan bagi pihak yang bersangkutan. Karena jika keputusan ini tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya, maka pihak yang dirugikan dapat mengajukan pelaksanaan pengadilan tersebut. Untuk agunan berupa tanah, sertifikat hak atas tanah yang sudah diakta pembenaran hak tanggunan yang dipersamakan
67
dengan
suatu
putusan
pengadilan
dalam
sertifikat
hak
tanggungannya, pelaksanaan eksekusi wajib memperhatikan acuan hukum dan perundang undangan yang berlaku.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah dilakukan beberapa analisis melalui beberapa metode dapat diambil kesimpulkan : 1. Untuk memperoleh suatu pembiayaan dengan menggunakan akad murabahah yang disini merupakan produk KPR iB Muamalat maka calon nasabah harus melengkapi berbagai persyaratan yang sudah ditentukan oleh bank. Setelah berbagai persyaratan terkumpul, pihak Bank Muamalat lalu melakukan analisa
terhadap
pembiayaan
yang
diajukan.
Dengan
mengunakan prinsip 5 C dan 7 P. Apakah nasabah tersebut benar-benar layak untuk diberikan pembiayaan atau tidak. Analisis kelayakan pembiayaan ini sangatlah penting demi menimalisir terjadinya pembiayaan bermasalah. 2. Proses penyelesaian pembiayaan bermasalah atau pembiayaan bermasalah di Bank Mualamat Capem Magelang ada dua jalur yaitu jalur non litigasi dan jalur litigasi. Jalur non litigasi ditempuh dengan berbagai cara. Pertama, bertatap muka atau menemui nasabah secara langsung. Kedua, melalui alat komunikasi berupa (telepon seluler, short massaging, BBM, WA dan lain sebagainya). Ketiga, melalui korespondensi atau berupa surat-surat kepada nasabah terkait. Selain jalur non 68
69
litigasi selanjutnya adalah jalur litigasi. Melalui jalur litigasi ini Bank Muamalat dapat mengajukan gugatan, leporkan tindak pidana dan eksekusi jaminan. B. Saran 1. Dalam pemberian pembiayaan, Bank Muamalat Kantor Cabang Pembantu Magelang harus lebih berhati-hati dalam menyeleksi calon nasabah agar tidak terjadi pembiayaan bermasalah. 2. Pembiayaan yang sudah terealisasi harus mendapatkan porsi cukup dalam pembinaan dan pemantauan kepada nasabah. Sebab dengan pengontrolan kegiatan usaha dapat menjamin tercapainya tujuan pembiayaan
itu
sendiri.
Melalui
pembinaan,
nasabah
dapat
mengoptimalkan kemampuannya untuk memenuhi kewajibannya terhadap pihak bank.
DAFTAR PUSTAKA Adiwarman A. Karim. 2001. Ekonomi Islam, Suatu Kajian Kontemporer. Jakarta: Gema Insani Press. Ahmad, Dahlan. 2012. Bank Syariah Teoritik, Praktik, Kritik. Yogyakarta: Teras. Antonio, Muhammad Syafi‟i. 2001. Bank Syariah Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Press. Burhanuddin, Susanto. 2008. Hukum Perbankan Syariah di Indonesia. Yogyakarta: UII Press. Hikmat, Mahi. 2001. Metode Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu. Kasmir. 2001. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. Kasmir. 2003. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Kasmir. 2004. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Meleong, Lexy, J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Rosdakarya. Muhammad. 2000. Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah. Yogyakarta: UII Press. Ridwan, Muhammad. 2007. Kontruksi Bank Syariah Indonesia. Yogyakarta: Pustaka SM. Soehartono, Irawan. 2006. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Remaja Rosadakarya. Sugiyono. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Wiroso. 2005. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. Jakarta: PT. Grasindo. Bank Muamalat Indonesia. 2013. Laporan Tahunan Bank Muamalat Indonesia. Bank Muamalat Indonesia. 2014. Annual Report Bank Muamalat Indonesia. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah. Wawancara dengan Marsela Tusinta, Marketing Financing Bank Muamalat Cabang Pembantu Magelang pada tanggal 27/01/2016. Wawancara dengan Ayu Destya Sari, Marketing Funding Bank Muamalat Cabang Pembantu Magelang pada tanggal 28/01/2016.
Wawancara dengan Lukman Haris, Customer Service Bank Muamalat Cabang Pembantu Magelang pada tanggal 04/02/2016. Skripsi: Hermawanto, Abdul Aziz. 2009. “Implementasi Akad Murabahah dalam Pembiayaan Pemilikan Rumah Bersubsidi Secara Syariah di Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Surakarta. Inayah, Nur. 2009. Strategi Penanganan Pembiayaan Bermasalah Pada Bembiayaan Murabahah. Suyuti, 2012. Penanganan Pembiayaan Bermasalah Pada Murabahah di KJKS Binama Semarang. Situs Internet: www.bankmuamalat.co.id