PENGANTAR INVESTIGASI KLB KERACUNAN PANGAN BAHAYA BIOLOGIS
BAHAYA KIMIA
AMANKAN AMANKAN PANGAN PANGAN dan dan BEBASKAN BEBASKAN PRODUK PRODUK dari dari BAHAN BAHAN BERBAHAYA BERBAHAYA BAHAYA FISIK
BEBAS BAHAYA
Roy Sparringa dan Winiati P. Rahayu
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
i s a t n e s e r P a d Agen
an u l u h a d ; Pen r a s a d i g demiolo akit i p E ; n KLB peny da an g n a p t a akib LB K i s a g i t ; Inves dan e m s i n a ; Mektap KLB pro n a g n a P an Keracun Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
Keamanan pangan sangat kompleks FARM
CONSUMPTION
PRODUCTION
HANDLING
RETAIL
TRANSPORTATION Indonesian food EXPORT
FOOD SERVICE / CATERING
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
• Kasus-kasus penyakit akibat pangan? • KLB keracunan pangan? • Monitoring keamanan pangan? • Surveilan keamanan pangan? • Kajian pangan? Seberapa penting data ini? Apakah ada keterkaitannya? Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
ANALISIS RISIKO
Kajian Risiko
Manajemen Risiko
Landasan ilmiah
Landasan kebijakan
Komunikasi Risiko Pertukaran informasi dan opini yang interaktif dan terus menerus
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
ANALISIS RISIKO
PENGKAJIAN RISIKO
MANAJEMEN RISIKO
Landasan ilmiah
Landasan kebijakan
KOMUNIKASI RISIKO Pertukaran informasi dan opini yang interaktif dan terus menerus Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
Epidemiologi dasar dan KLB Keracunan Pangan
• • • •
Epidemiologi? Elemen epidemiologi? Studi deskriptif dan analitik? KLB Keracunan Pangan?
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
EPIDEMIOLOGY? The study of the distribution and determinants of health-related states in specified populations, and the application of this study to control health problems KEY WORDS • Study • Distribution • Determinants • Health-related states • Populations • Control Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
EPIDEMIOLOGY? Includes surveillance, observation, hypothesis testing, analytical research and experiment
• Study • Distribution • Determinants
Analysis by time, place and classes of persons affected (Descriptive epidemiology) When, Where, Who Causes or factors that are associated with increased risk or probability of disease (Analytical epidemiology) What, How, Why
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
EPIDEMIOLOGY?
Health-related states Populations Control
Whole spectrum of health-related events, including chronic diseases, environmental problems, behavior problems, infectious diseases and injuries. Dealing with group of people rather than with individual patients ULTIMATE GOAL Data that steers public health decision making and aids in developing and evaluating interventions to control and prevent health problems
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
The outbreak shall be followed up The study of the distribution and determinants of health-related states in specified populations, and the application of this study to control health problems
!
ULTIMATE GOAL Data that steers public health decision making and aids in developing and evaluating interventions to control and prevent health problems Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
Perbandingan antara: Dokter VS Epidemiolog Membuat diagnosis deferensial melalui uji diagnostik DOKTER
EPIDEMIOLOG
Membuat hipotesis umum mengenai hubungan paparan dengan penyakit melalui studi analitik seperti kohort (cohort study) atau studi kasus kontrol (case control study)
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
Epidemiolog dan Mikrobiolog harus bekerjasama
X √ Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
Bagaimana Kasus / KLB penyakit akibat pangan terjadi?
HOST Penyakit akibat pangan • INFEKSI • INTOKSIKASI • INTOKSIFIKASI
FOOD AGENT
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba
My name is TOM
FAT TOM
1.Food 2.Acidity 3.Temperature 4.Time 5.Oxygen 6.Moisture
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
KLB Penyakit Akibat Pangan 1. POINT SOURCE OUTBREAK KLB yang terjadi pada pesta perkawinan, perayaan, acara keluarga, sekolah dan acara sosial lainnya.
2. PROTRACTED OUTBREAK KLB yang tersebar secara sporadis pada masyarakat atau suatu tempat. Misalnya air atau pangan yang tercemar pada suatu area atau pada suatu tempat, misalnya rumah makan, hotel, pabrik, rumah sakit dan asrama.
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
POINT SOURCE OUTBREAK
Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit akibat pangan (Foodborne disease outbreak) adalah kejadian dimana terdapat dua orang atau lebih yang menderita sakit dengan gejala-gejala yang sama atau hampir sama setelah mengkonsumsi suatu pangan dan berdasarkan analisis epidemiologi, pangan tersebut terbukti sebagai penyebabnya WHO Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
PROTRACTED OUTBREAK
Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit akibat pangan (Foodborne disease outbreak) adalah meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu WHO Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
KLB Penyakit Akibat Pangan?
Kasus-kasus sporadis Keracunan pangan
Protracted common source
A point source
- Tersebar dalam masyarakat (misal air, pangan) - Tersebar pada suatu tempat (rumah sakit, hotel, industri, asrama, dll).
(pesta, sekolah, pertemuan sosial, rumah tangga dll).
Sumber: - Pemberitahuan Wajib - Laporan rumah sakit - Surveilan laboratorium
Sumber: - Media massa - Masyarakat
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
KLB Penyakit Akibat Pangan? Bagaimana memutuskan telah terjadi KLB?
Statutory notification Hospital report Laboratories Melampaui
1
baseline jumlah kasus pada suatu SPORADIC CASES populasi dan dibandingkan dengan periode tertentu Sumber: Protracted common source • Pemberitahuan wajib • Laporan rumah sakit - dispersed in community Laboratorium (eg• food/water) dispersedsource in specific place (Protracted- common (eg hospital, food supplier) misalnya air dan pangan
2
FOOD POISONING
Common event (eg function, gathering, restaurant, household)
2 orang atau lebih menderita sakit setelah mengkonsusmsi pangan dan secara epidemiologi pangan tersebut terbukti sebagai penyebabnya. (A point source misalnya pesta, terkontaminasi yang tersebar perayaan, acara sosial dll) Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan dalam masyarakat/ Direktorat suatu tempat) Deputi III-Badan POM RI
BASIC THEORY
EPIDEMIOLOGY STUDY Controlled assignment
EXPERIMENTAL STUDIES
Community assignment
COMMUNITY COMMUNITY TRIAL TRIAL
Randomized Person assignment RANDOMIZED RANDOMIZED CLINICAL CLINICAL TRIAL TRIAL
Uncontrolled assignment
OBSERVATIONAL STUDIES
Descriptive study TIME TIME PLACE PLACE PERSON PERSON
Analytical study COHORT COHORT OR OR CASE-CONTROL CASE-CONTROL STUDIES STUDIES
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
KLB Keracunan Pangan? Statutory notification Hospital report Laboratories
Bagaimana cara melakukan investigasi? SPORADIC CASES
FOOD POISONING
Common event Protracted common source
(eg function, gathering, restaurant, household)
- dispersed in community (eg food/water) - dispersed in specific place (eg hospital, food supplier) Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
BASIC THEORY
EPIDEMIOLOGY STUDY Controlled assignment
EXPERIMENTAL STUDIES
Community assignment
COMMUNITY COMMUNITY TRIAL TRIAL
Randomized Person assignment RANDOMIZED RANDOMIZED CLINICAL CLINICAL TRIAL TRIAL
Uncontrolled assignment
OBSERVATIONAL STUDIES
Descriptive study TIME TIME PLACE PLACE PERSON PERSON
Analytical study COHORT COHORT OR OR CASE-CONTROL CASE-CONTROL STUDIES STUDIES
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
EPIDEMIOLOGY STUDY Controlled assignment
EXPERIMENTAL STUDIES
Community assignment
Randomized Person assignment When, where and who?
COMMUNITY TIME TIME TRIAL PLACE PLACE
PERSON PERSON
Uncontrolled assignment
OBSERVATIONAL STUDIES
Descriptive study
RANDOMIZED COHORT OR CLINICAL CASE-CONTROL TRIAL STUDIES
Analytical study
What, How and why?
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
Descriptive study
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
ANALYTICAL STUDY
PERBANDINGAN Cohort vs Case-control studies COHORT STUDIES
CASE-CONTROL STUDIES
Studi populasi yang mengkaji dari penyebab yang dicurigai ke akibatnya (Forward)
Mengkaji dari akibat ke penyebab yang dicurigai (Backward)
Studi populasi yang dipilih sesuai dengan paparannya tanpa memperhatikan penyakit yang diakibatkan (outcome)
Responden dipilih berdasarkan penyakit (case) dan tanpa penyakit (control).
Hubungan antara paparan dan akibatnya dihitung melalui risiko relatif dari paparannya
Hubungan antara paparan dan akibatnya dihitung melalu odds ratio
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
ANALYTICAL STUDY
KEUNTUNGAN Cohort vs Case-control studies
COHORT STUDIES 1. Mengkaji beberapa dampak (multiple outcome) dari satu paparan. 2. Menghitung langsung insiden suatu penyakit dari setiap kelompok paparan. 3. Cocok untuk investigasi KLB kecil dari populasi yang jelas
CASE-CONTROL STUDIES 1. Mengkaji beberapa paparan untuk satu dampak (single outcome). 2. Membutuhkan kelompok kasus yang lebih sedikit, lebih cepat dan murah. 3. Cocok untuk investigasi KLB yang besar
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
ANALYTICAL STUDY
KERUGIAN Cohort vs Case-control studies COHORT STUDIES 1. Mahal dan butuh lebih banyak waktu dan sumber daya. 2. Jika penyakitnya langka membutuhkan jumlah subyek yang lebih besar.
CASE-CONTROL STUDIES 1. Tidak cocok untuk kajian paparan penyakit yang langka 2. Harus hati-hati dalam penentuan kelompok kontrol 3. Ketidakpastiannya (uncertainty) lebih besar
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
METODE SURVEILAN PENYAKIT AKIBAT PANGAN 1. Pemberitahuan wajib (Notification) 2. Laporan rumah sakit 3. Surveilan laboratorium 4. Surveilan sentinel 5. Investigasi KLB keracunan pangan 6. Studi masyarakat (Community study)
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
TUJUAN INVESTIGASI KLB KERACUNAN PANGAN UM UM
Memberikan dukungan upaya penanggulangan keracunan serta mendapat informasi epidemiologi
1. Mengidentifikasi kasus dan menanggulangi korban S
FIK I S PE
2. 3. 4. 5. 6.
Mengidentifikasi pangan berisiko tinggi. Mengidentifikasi faktor risiko terjadinya KLB. Menarik produk pangan yang telah terkontaminasi. Menghentikan penyebarluasan penyakit. Membuat rekomendasi agar terhindar dari KLB serupa di masa yang akan datang. PENGOBATAN DAN PENCEGAHAN Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
ELEMEN DARI INVESTIGASI KLB
1. Penelitian 2. Pelatihan 3. Surveilan (providing information for action)
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
Investigasi KLB Keracunan Pangan Serangkaian kegiatan sistematis terhadap KLB Keracunan Pangan untuk mengungkap penyebab, sumber dan cara pencemaran serta distribusi KLB menurut variabel tempat, orang dan waktu Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
Bagaimana Tahapan Investigasi dan Penanggulangan KLB Keracunan Pangan yang Seharusnya? 1. Mengidentifikasi terjadinya KLB Keracunan Pangan 2. Menetapkan formulasi hipotesis awal 3. Merencanakan investigasi 4. Melaksanakan investigasi dan mengkonfirmasi hipotesis 5. Menganalisis dan menginterpretasi data 6. Menentukan faktor-faktor yang berkontribusi 7. Mengidentifikasi dan melaksanakan penanggulangan serta pencegahan keracunan 8. Menghitung dampak ekonomi 9. Membuat laporan Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
DEFINISI KASUS perlu ditetapkan 1. Informasi klinis tentang penyakit 2. Karakteristik orang yang sakit 3. Informasi tentang tempat 4. Spesifikasi waktu selama terjadinya KLB Kriteria klinis
• Possible / suspected case • Confirmed case Konfirmasi melalui verifikasi laboratorium Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
Tahapan kajian etiologis KLB Informasi klinis individu Distribusi gejala Inspeksi Sarana Produksi
Masa inkubasi Deskripsi epidemiologi (Tempat, orang, waktu) Kurva epidemi Analisis cohort / case-control Konfirmasi laboratorium
Faktor2 yang berkontribusi
Etiologi KLB diketahui Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
Distribusi gejala berasal informasi gabungan klinis individu
Diare Mual Pusing
Mual Muntah Panas Diare berdarah
• • • •
Menggigil Pusing Mual Diare
Diare 40 (100%) Mual 30 (75%) Muntah 25 (63%) Pusing 20 (50%)
• • • •
Mual Muntah Diare berlendir
Demam 15 (38%) Menggigil 10 (25%) Diare berdarah 4 (10%) Diare berlendir 2 (5%)
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
Diare berdarah Mual Pusing
Masa inkubasi = waktu antara konsumsi dan gejala pertama kali muncul
24 jam
72 jam
24 jam
18 jam
• Terpendek 18 jam • Terpanjang 72 jam • Median 24 jam Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
24 jam
Deskripsi epidemiologi
KASUS2 ORANG WAKTU
TEMPAT
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
Distribusi kasus berdasarkan jenis kelamin Jumlah yg mengkonsumsi
Jumlah Kasus
Meninggal
Attack rate (%)
CFR (%)
Pria
1500
50
0
3.3
0
Wanita
2500
125
1
5
8
Total
4000
175
1
4.4
5.7
Jenis kelamin
AR: Attack Rate = jumlah kasus / jumlah yang mengkonsumsi x 100 CFR: Case Fatality Rate = jumlah yang meninggal / jumlah kasus x 100
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
Distribusi kasus berdasarkan umur Golongan Jumlah yg umur mengkonsumsi
Jumlah Kasus
Meninggal
Attack rate (%)
CFR (%)
0-5 6-12 13-20 21-55 56+ Total AR: Attack Rate = jumlah kasus / jumlah yang mengkonsumsi x 100 CFR: Case Fatality Rate = jumlah yang meninggal / jumlah kasus x 100 Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
SPOT MAP Kantin 1
Dapur X Dapur Y
KANTOR A
KANTOR B
Kantin 2
KANTOR C
KANTOR D
KANTOR E
KETERANGAN Dapur X untuk Kantin 1 Dapur Y untuk Kantin 2 Staf Kantor A, B, C dilayani di Kantin 1 Staf Kantor D, E dilayani di Kantin 2
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
Jumlah kasus
KURVA EPIDEMI
Untuk mengetahui distribusi kasus sehingga sumber cemarannya diketahui, misalnya apakah common source atau person to person
Common source
Propagated source (person to person)
Continuous source Waktu Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
Bilamana menggunakan cohort atau case-control study ?
Semua yang terpapar baik sehat maupun sakit dapat diwawancarai (KLB kecil) Cohort study
Tidak semua yang terpapar dapat diwawancarai (KLB besar) Case control study
Kasus / sakit Sehat Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
CONTOH
Cohort study MAKAN (a)
PANGAN Σ
Sakit
TIDAK MAKAN (b) AR
Σ
Sakit
Nasi putih Ayam goreng Karedok Sambal goreng Kerupuk Air minum AR: Attack rate = Sakit / Σ terpapar RR: Relative risk = AR (a) / AR (b)
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
AR
RR
CONTOH
Case-control study Kasus (sakit)
PANGAN
Makan (a)
Tdk makan (b)
Kontrol (sehat) Makan (c)
Tdk makan (d)
Nasi putih Ayam goreng Karedok Sambal goreng Kerupuk Air minum OR: Odds ratio = ad / bc
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
OR
Uji hipotesis dengan uji laboratorium
Distribusi gejala? Gejala dominan pertama kali? Gejala spesifik?
Referensi
Masa inkubasi terpendek? Masa inkubasi terpanjang? Kisaran inkubasi? Median inkubasi?
Bandingkan gejala dan masa inkubasi pada kurva epidemi dengan referensi Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
KURVA EPIDEMI (point source outbreak) Jumlah kasus
KLB akhir
KLB awal
Waktu terpapar
waktu Periode KLB
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
KURVA EPIDEMI (protracted outbreak) Jumlah kasus KLB awal
KLB akhir
Perkiraan periode paparan Periode KLB Max incubation period*
*
Min incubation period* Lihat referensi Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
waktu
Jika ada beberapa agent yang diduga sebagai penyebab keracunan, kisaran masa inkubasi terpendek mungkin dapat membantu untuk menetapkan hipotesis
Waktu terpapar
REFERENSI
18 jam
KLB belum berakhir 60 jam
Agent
Min incubation
Tolak / terima
A B C
24 jam 12 jam 10 jam
X √ √
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
Jika ada beberapa agent yang diduga sebagai penyebab keracunan, kisaran masa inkubasi mungkin dapat membantu untuk menetapkan hipotesis
Waktu terpapar
REFERENSI
18 jam
42 jam
60 jam
Agent
Min incubation
Max incubation
Tolak / terima
A B C
24 jam 12 jam 10 jam
120 jam 72 jam 24 jam
X √ X
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
Uji Laboratorium TIPS PENTING 1. 2. 3. 4. 5.
Laboratorium harus mengetahui informasi epidemiologi sebelum analisis. Beberapa patogen yang mempunyai infective doses tinggi harus diuji secara kuantitatif, misalnya Bacillus cereus, Clostridium perfringens, dan Staphylococcus aureus. Jika S. aureus positif dan konsentrasi ≥105 per gram, maka perlu uji enterotoxin. Jika B. cereus positif dan konsentrasi ≥106 per gram serta gejala penderita pertama kali mual/muntah, maka perlu uji enterotoxin. Konfirmasi hasil laboratorium harus memperhatikan kriteria dalam Lampiran 1 Tabel 7 dan Tabel 6 untuk pestisida. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
Mekanisme dan Protap
• TUJUAN Memberikan mekanisme dan prosedur baku investigasi KLB keracunan pangan bagi petugas terkait secara terpadu. • KELUARAN YANG DIHARAPKAN Penyebab KLB diketahui termasuk sumber dan cara pencemaran serta distribusi KLB menurut variabel tempat, orang dan waktu Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
004 2 r e ob t k o 5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 28 Tahun 2004 Tentang
KEAMANAN, MUTU DAN GIZI PANGAN Pasal 25-28 KLB Keracunan Pangan Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
Draft Mekanisme dan Protap Penyelidikan KLB Keracunan Pangan
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI
PUSKESMAS
LABORATORIUM
DINKES KAB/KOTA
Balai POM
Keracunan
Lab lainnnya
Laporan lisan Konfirmasi Penyelidikan awal, penanggulangan korban, pengamanan sampel pangan, buat laporan awal
Laporan lisan KLB? Ya Bisa ditangani?
Tdk Stop Tdk Skenario 2 atau 3
Persiapan penyelidikan Penyelidikan lapangan Analisis dan interpretasi data Pengambilan sampel Laporan sementara
Hasil uji Analisis bahaya
Laporan akhir
Uji laboratorium
a r e t e K
a g n
a L ih b e nl
t? u j n
TERIMA KASIH
DIREKTORAT SURVEILAN DAN PENYULUHAN KEAMANAN PANGAN, BADAN POM RI Jl. Percetakan Negara 23, Jakarta Pusat Phone: 021 42878701, 42803516, 428 75738, 425 9624 Fax 021 42878701 Email:
[email protected] Balai Besar/Balai POM di seluruh Indonesia Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI