e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAPAT MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA A A Ayu Ratna Dewi1, I.B Surya Manuaba2,I G A. Agung Sri Asri 3 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail :
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatkan keaktifan belajar siswa melalui pendekatan saintifik berbasis model pembelajaran inkuiri, dan (2) meningkatkan penguasaan kompotensi pengetahuan IPA melalui pendekatan saintifik berbasis model pembelajaran inkuiri. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subjek penelitian siswa kelas IVB SD Negeri 7 Pedungan yang berjumlah 49 siswa. Tindakan dilaksanakan 2 siklus, siklus I dan siklus II terdiri atas 3 pertemuan. Setiap siklus dilakukan 4 tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode observasi dan metode tes. Data keaktifan siswa dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi, sedangkan penguasaan kompetensi pengetahuan IPA dikumpulkan dengan menggunakan tes pilihan ganda biasa. Kedua data ini dianalisis dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan metode analisis deskriptip kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan persentase nilai rata-rata keaktifan pada siklus I dari 75,29% dengan kategori cukup aktif dan pada siklus II menjadi 85,66%dengan kategori aktif. Sedangkan untuk hasil penguasaan kompetensi pengetahuan IPA pada siklus I mencapai 74,72% dengan kategori sedang. Sedangkan pada siklus II, persentase ratarata hasil penguasaan kompetensi pengetahuan IPA siswa mencapai 88,20% dengan kategori tinggi. Jadi dapat disimpulkan bahwa Penerapan Pendekatan Saintifik Berbasis Model Pembelajaran Inkuiri Dapat Meningkatkan Keaktifan dan Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPA Siswa Kelas IVB SD Negeri 7 Pedungan. Kata Kunci : saintifik, model inkuiri, keaktifan, kompetensi pengetahuan IPA Abstract This research aiming to (1) increase students learning activeness trough scientific approach based on inquiry learning model in to (2) increase competency in sciensi based on inquiry learning model.This research is class action researth (PTK) with 49 student of class IVB SD Negeri 7 Pedungan as the subject. The action is held in 2 cycle. Cycle I consist of 3 meetings and cycle II consists of 3 meetings, each cycle done in 4 steps which is planning, implementation, observation and reflection. Research data collection is done by observesion sheet and test method. Student Activeness data is collected using observation sheet and science compotenscy mastery is collected using multiple choice test. Both of the data area analyzedusing method and quantitative descriptive analysis. Research result showing average value percentage of activeness in cycle I start from 75,29% with meet activeness category and cycle II into 85,66% with active category. While the result of science competency mastery in cycle I start from 74,72% with moderate category and cycle II reach 88,20% with high category. So can be concluded that implementation of scientific approach based on inquiry learning model increasing activeness and science competency class IVB SD Negeri 7 Pedungan. Keyword :Scientific approach, inquiry learning model, activeness, science competency mastery
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi perannya di masa yang akan datang. Pendidikan tidak hanya mencangkup pengembangan intelektual saja, akan tetapi lebih ditekankan pada proses pembinaan kepribadian siswa secara menyeluruh. Implementasi dari proses pendidikan dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran. Pendidikan adalah unsur utama mengembangkan Indonesia seutuhnya. Oleh karenanya, pengelolaan pendidikan harus berorientasi kepada bagaimana menciptakan perubahan yang lebih baik (Kurniasih, 2014 :1). Kurikulum sebagai suatu rancangan pendidikan merupakan penentu pelaksanaan dan hasil pendidikan. Pemerintah melalui kementrian pendidikan dan kebudayaan pada kurikulum 2013 mengimplementasi kurikulum baru sebagai penyempurnaan kurikulum sebelumnya yakni kurikukulum 2013. dimana kurikulum 2013 SD menggunakan pembelajaran tematik integratif. Pembelajaran tematik integratif merupakan pembelajaran yang memadukan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran kedalam berbagai tema. Dengan adanya perpaduan mata pelajaran, siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Pembelajaran tematik integratif tersebut dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak pada informasi dari guru. Pendekatan ini perlu dilakukan untuk dapat mengembangkan kemampuan peserta didik untuk belajar mandiri dan berpikir kreatif. Dalam proses pembelajaran dalam kurikulum 2013, guru dituntut untuk dapat memperoleh pembelajaran yang inovatif dan berpariasi sehingga dapat meningkatkan keaktifan dan penguasaan kopetensi pengetahuan siswa. Sesuai dengan kurikulum 2013 dalam kegiatan pembelajaran di sekolah dasar pendekatan
yang digunakan adalah pendekatan saintifik. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang masuk ke dalam pembelajaran tematik integratif dalam kurikulum 2013. Pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompotensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. (Susanto 2013 : 165) menyatakan bahwa terdapat beberapa alasan digolongkan sehingga perlunya IPA diajarkan disekolah dasar yakni : (a) Bahwa IPA berkaidah bagi suatu bangsa, sebab IPA merupakan dasar teknologi yang sering disebut-sebut sebagai tulang punggung pembangunan, (b) Bila diajarkan IPA menurut cara yang tepat, maka IPA merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis, (c) Bila IPA diajarkan melalui percobaanpercobaan yang dilakukan sendiri oleh anak, maka IPA tidak merupakan mata pelajaran yang bersifat hapalan belaka, dan (d) mata pelajaran ini mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.Jadi pembeljaran IPA adalah Suatu proses untuk mengukur kemampuan siswa setelah mendapat perlakuan yang dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar untuk mencari dan mengolah informasi dalam ilmu pengetahuan alam, sehingga hasil belajar IPA yang di harapkan kepada siswa dapar tercapai. IPA merupakan Ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen. Berdasarkan hasil wawancara di lapangan, menyatakan bahwa keaktifan dan penguasaan kompetensi pengetahuan IPA siswa kelas IVB pada muatan materi IPA masih rendah. Rendahnya keaktifan siswa ini akan berpengaruh pada rendahnya penguasaan kompetensi 2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
pengetahuan IPA siswa kelas IVB di SD Negeri 7 Pedungan dimana dari seluruh siswa yang berjumlah 49 siswa, siswa yang tergolong tuntas berjumlah 25 siswa (51,02%) dan siswa yang tergolong tidak tuntas berjumlah 24 siswa (48,97%). Peserta didik yang dikatakan tidak tuntas merupakan peserta didik yang memperoleh penguasaan kompetensi pengetahuan IPA di bawah nilai KKM yang telah ditetapkan pihak sekolah, yakni 75. Tidak tuntasnya penguasaan kompetensi pengetahuan IPA ini dikarenakan kurang optimalnya siswa dalam menyelesaikan soal atau suatu permasalahan yang ditemukan dalam pembelajaran, ini disebabkan oleh faktor ketersediaan sarana dan prasarana yang digunakan sebagai media belum maksimal. Sehingga upaya yang dilakukan yaitu untuk meningkatkan penguasaan kompotensi pengetahuan IPA dan kekatifan siswa dengan menerapkan pendekatan saintifik berbasis model pembelajaran inkuiri. Proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan saitifik menekannkan pada pentingnya kolaborasi dan kerja sama diantara peserta didik dalam menyelesaikan sikap permasalahan dimana dalam proses pembelajarannya dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri. Model pembelajaran Inkuiri merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri dengan penuh percaya diri. Oleh karena di pembelajaran inkuiri guru harus merancang kegiatan yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan penemuan di dalam pengajaran materi yang diajarkan. Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri yaitu (1) Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, (2) Keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran ; dan (3) Mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri . Pembelajaran inkuiri dirancang untuk mengajak siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah ke dalam waktu yang relefan singkat. Penerapan model pembelajaran inkuiri ini selain untuk meningkatkan
penguasaan kompotensi pengetahuan IPA juga untuk meningkatkan kekatifan siswa. Keaktifan menurut Hamalik (2008 : 101) adalah suatu kegiatan atau aktifitas dimana siswa terlibat langsung atau berperan aktif di dalam suatu kegiatan pembelajaran. Keaktifan yang dimaksud disini penekannanya adalah pada siswa, sebab dengan adanya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan tercipta situasi belajar aktif. Belajar aktif sangat diperlukan oleh siswa untuk mendapatkan prestasi belajar yang maksimal. Kegiatan siswa dalam pembelajara IPA perlu di perhatikan oleh seorang guru yang merupakan bagian dari suatu penilaian dan refleksi terhadap pembelajaran yang disajikan. Keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran IPA dapat dilihat melalui: (1) Kesiapan menerima pembelajaran, (2) Aktif bertanya saat proses pembelajaran, (3) Keaktifan siswa mengemukan pendapat, (4) Adanya interaksi posotitif saat media disajikan, (5) Kerjasama dalam mengerjakan tugas kelompok, (6) Aktif mencari informasi dari sumber belajar yang ada, (7) Memberikan gagasan yang cemerlang, (8) Kemampuan mendengarkan pendapat kelompok lain, (9) kemampuan menjawab pertanyaan dari guru, (10) Kemampuan menjelaskan kembali materi yang dipelajari. Berdasarkan uraian diatas faktor yang pempengaruhi keaktifan belajar iswa adalah dari dalam diri siswa dan luar siswa. Faktor internal tersebut terdiri atas : Faktor fsikologis, sedangkan faktor external terdiri atas : faktor fsikologis, sedangkan faktor external terdiri atas faktor lingkungan (fisik dan sosial) dan faktor intrukmental. (kurikulum, sarana prasarana, guru, metode, dan media serta manejemen). Semua faktor tersebut harus diperhatihan oleh guru untuk meningkatkan keaktifan guna mendapatkan hail belajar yang maksimal. METODE Subjek penelitian adalah Siswa kelas IVB SD Negeri 7 Pedungan tahun pelajaran 2015/2016, dengan jumlah siswa sebanyak 49 orang, yakni 15 orang laki-laki dan 34 orang perempuan. subjek penelitian adalah Siswa kelas IVB SD Negeri 7 Pedungan tahun pelajaran 2015/2016. Objek penelitian ini adalah keaktifan dan 3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
penguasaan kompotensi pengetahuan IPA siswa kelas IVB SD Negeri 7 Pedungan setelah diterapkan pendekatan saintifik berbasis model pembelajaran inkuiri. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Menurut Agung (2010:3) PTK (Penelitian Tindakan Kelas) adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakantindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktek-pratek pembelajaran di kelas secara lebih professional. Penelitian tindakan kelas sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahapan –tahapan penelitian tindakan kelas, guru dapat menemukan solusi dari masalah-masalah yang timbul di kelasnya. Dengan melaksanakan tahapantahapan penelitian tindakan kelas guru dapat menemukan solusi dari permasalahpermasalahan yang dihadapinya oleh siswa dalam mengikuti pembelajaran yaitu, dengan menerapkan pendekatan saintifik berbasis model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan keaktifan dan penguasaan kompotensi pengetahuan IPA siswa kelas IVB SD Negeri 7 Pedungan. Pelaksanaan tindakan kelas dalam penelitian ini dilaksanakan dua siklus masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, tindakan, pengamatan/observasi dan refleksi. Pada akhir siklus diadakan tes penguasaan kompotensi pengetahuan IPA untuk mengetahui peningkatan penguasaan kompotensi pengetahuan IPA siswa. Gambar tahapan pada siklus pembelajaran
Gambar 1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2015:42) Pada tahapan perencanaan dilakukan beberapa kegiatan yaitu: a) Penelitian mensosialisasikan mengenai model pembelajaran inkuiri pada guru wali kelas IVB SD Negeri 7 Pedungan.b) Peneliti menganalisis kurikulum untuk menentukan kompotensi inti (KI), dan indikator yang harus dikuasai oleh siswa c) Peneliti menyusun sekenario pembelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan model pembelajaran inkuiri Tema “cita-citaku” dan subtema “Aku dan cita-citaku” d) Menyiapkan intrumen yang sesuai dengan materi pembelajaran berupa kisi-kisi penguasaan kompotensi pengetahuan IPA serta menyiapkan tes objektif pilihan ganda biasa.e) Menyiapkan media pembelajaran yang disesuaikan dengan materi IPA. Tahapan pelaksanaan pada siklus I berlangsung dalam 3 kali pertemuan, yang terdiri dari 2 kali pertemuan untuk proses pembelajaran dan 1 kali pertemuan untuk tes akhir siklus I. Pelaksanaan proses pembelajaran disesuaikan dengan RPP yang telah disusun sesuai dengan pendekatan saintifik. Dalam proses pembelajaran dilakukan kegiatan pembelajaran seperti yang telah direncanakan, yaitu kegiatan pembelajaran yang menggunakan pendekatan saitifik berbasis model pembelajaran inkuiri. Tes penguasaan 4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
kompotensi pengetahuan diberikan sesuai dengan kisi-kisi tes penguasaan kompotensi pengetahuan IPA yang telah disusun sebelumnya.Selama melaksanakan tindakan guru mitra melakukan observasi terhadap segala aktivitas pembelajaran dan membantu pelaksanaan pembelajaran untuk mendapatkan gambaran mengenai pengelolaan kelas dan kekurangan yang terjadi dalam proses pembelajaran yang intinya dapat digunakan sebagai pedoman untuk melakukan perbaikan pada proses pembelajaran berikutnya. Peneliti yang sekaligus sebagai pengajaran juga melaksanakan evaluasi terhadap hasil belajar siswa pada setiap pertemuan dan akhir pembelajaran dengan memberikan tes evaluasi hasil belajar kepada siswa untuk mengetahui keberasilan siswa dalam memahami materi pembelajaran.Dalam pengamatan atau selama proses pembelajaran dapat dicacat kelebihan dan kekurangan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung sebagai tahap refleksi untuk kegiatan selanjutnya. Kegiatan evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat penguasaan materi pembelajaran setelah penerapan dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri dan menganalisis penguasaan kompotensi pengetahuan IPA siswa secara individu pada setiap akhir pertemuan dengan tes akhir siklus I. Sedangkan pada tahap refleksi ini, dilakukan untuk merenungkan dan mengkaji tindakan. Pada siklus I ditemukan beberapa permasalahan yang menyebabkan penguasaan kompotensi pengetahuan IPA siswa menjadi rendah. Hasil refleksi dari kelemahan-kelemahan yang ditemukan pada pelaksanaan tindakan siklus I dijadikan pedoman perbaikan pada siklus II. Untuk mengatasi kelemahankelemahan yang ditemukan pada pelaksanaan pada siklus I dilakukan beberapa tindakan perbaikan sebagai berikut. (1) Dalam proses pembelajaran lebih ditingkatkan pemberian penguatan ketika siswa aktif bertanya, menjawab, serta mengemukan ide-idenya sehingga siswa termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran dengan baik. (2) Lebih ditingkatkan bimbingan kepada siswa saat mengerjakan sebuah percobaan selanjutnya. Pada pelaksanaan tindakan
pada siklus II, siswa akan ditugaskan untuk mengerjakan sebuah percobaan membuat stetoskop sederhana kemudian siswa diberikan penguatan dalam mengerjaka tugas yang diberikan sehingga siswa lebih termotivasi untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Perbaikan merupakan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran terutama meningkatkan penguasaan kompotensi pengetahuan IPA siswa. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data keaktifa siswa dan data pebguasaan kompotensi pengetahuan IPA. instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi yang sudah berisi indikator keaktifan belajar siswa. Lembar observasi keaktifan belajar siswa digunakan untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Sedangkan untuk penguasaan kompetensi pengetahuan IPA digunakan tes pilihan ganda biasa. Tes pilihan ganda biasa adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat. Tes pilihan ganda biasa yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat tes yang baik yaitu dengan menyusun kisi-kisi, memenuhi validitas isi (conten validity) sesuai dengan standar isi yang menunjukan sejauh mana suatu tes mampu mengukur secara tepat keadaan yang diukur. Pengujian validitas isi yang dilakukan dengan menelaah butir dilakukan dengan mencermati kesesuaian isi butir yang ditulis dengan perencanaan yang dituangkan dalam kisi-kisi. Kisi-kisi memiliki peran penting sebagai alat untuk memenuhi validitas isi. Dalam hal tertentu untuk tes yang telah disusun sesuai dengan kurikulum (materi dan tujuannya) agar memenuhi validitas isi, dapat pula dimintakan bantuan ahli bidang studi untuk menelaah apakah konsep materi yang diajukan telah memadai atau tidak sebagai sampel tes. Membelajaran merupakan upaya yang dilakukan oleh guru agar siswa belajar. Dalam pembelajaran, siswalah yang menjadi subjek dan pelaku kegiatan belajar. Agar siswa berperan sebagai pelaku dalam kegiatan belajar, maka guru hendaknya mengondisikan pembelajaran yang menuntut siswa aktif dalam melakukan kegiatan belajar. jadi, guru harus mengupayakan pembelajaran IPA 5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
yang mampu mengembangkan keaktifan belajar siswa yaitu dengan meningkatkan minat siswa, membangkitkan motivasi siswa, menginformasikan tujuan pembelajaran dengan jelas, serta menggunakan media yang menarik dalam pembelajaran.
Instrumen tes penguasaan kompetensi pengetahuan IPA yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif pilihan ganda biasa sebanyak 30 butir, yang disesuaikan dengan kisi-kisi tes penguasaan kompetensi pengetahuan IPA pada siklus I. Data-data keaktifan siswa disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi menghitung mean, median, modus dan grafik poligon. Hasil keaktifan pada siklus I menunjukan bahwa mean mencapai 75,29, median mencapai 74,73 dan modus mencapai 73,34 sehingga Mo = 73,36 < Md= 74,73 < M = 75,29 Jadi keaktifan belajar IPA siswa pada siklus I adalah 75,29% jika dikonversikan ke dalam tabel kriteria persentase keaktifan maka berada pada interval 65%-79% termasuk kedalam kriteria cukup aktif, menunjukkan kurva juling positif yang berarti sebagian besar skor pada siklus I cenderung rendah.Dengan demikian masih perlu ditingkatkan pada siklus II. Hasil keaktifan pada siklus II menunjukan bahwa mean mencapai 85,66 median mencapai 86,62 dan modus mencapai 86,64 sehingga Mo=86,64<Md=86,62<M=85,66 Jadi keaktifan belajar IPA siswa pada siklus I adalah 75,29% jika dikonversikan ke dalam tabel kriteria persentase keaktifan maka berada pada interval 80%-89% termasuk kedalam kriteria cukup aktif, yang menunjukkan kurva juling negatif yang berarti sebagian besar skor pada siklus II cenderung tinggi. Data-data siswa pada penguasaan kompotensi pengetahuan IPA disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, menghitung mean, media, modus dan grafik polygon. hasil penelitian pada siklus I menunjukan bahwa mean mencapai 74,72, Median mencapai: 74,18 dan modus mencapai:73,26 sehingga Mo = 73,26 < Md= 74,18 < M = 74,72 yang menunjukkan kurva juling positif yang berarti sebagian besar skor pada siklus I cenderung rendah. Dari hasil observasi yang ditemukan selama pelaksanaan siklus I terdapat beberapa kendala yang mengakibatkan penguasaan kompotensi pengetahuan IPA masih banyak yang belum mencapai kriteria keberasilan. Dengan demikian masih perlu ditingkatkan pada siklus II. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II disesuaikan dengan hasil refleksi
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitiain di SD Negeri 7 Pedungan yang peneliti laksanakan selama 2 siklus, menunjukan adanya peningkatan keaktifan dan penguasaan kompetensi pengetahuan IPA siswa dengan menerapkan pendekatan saintifik berbasis model pembelajaran inkuiri. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data keaktifan dan penguasaan kompotensi pengetahuan IPA siswa kelas IVB SD Negeri 7 Pedungan. Selanjutnya data yang dikumpulkan dianalisis dengan metode analisis statistki deskriptif dan metode analisis deskriptif kuantitatif. Agung (2005:94) menyatakan bahwa metode analisis statistik deskriptif adalah cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menerapkan rumusrumus statistik deskriptif seperti distributif frekuensi, grafik, angka, rata-rata (Mean), median (Me), dan modus (Mo) untuk menggambarkan keadaan objek/variable sehingga diperoleh kesimpulan umum. Sedangkan analisis deskriptif kuantitatif adalah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan atau persentase, mengenai suatu objek yang diteliti, sehingga diperoleh kesimpulan umum (Agung, 2012:67).Kegiatan penelitian ini dilakukan dari bulan Maret 2016. Berdasarkan pelaksanaan tindakan dalam proses pembelajaran IPA diperoleh hasil keaktifan dan penguasan kompetensi pengetahuan IPA siswa kelas IVB SD Negeri 7 Pedungan. Data mengenai keaktifan belajar siswa pada siklus I diperoleh melalui observasi pada setiap pemberian tindakan kecuali pada tes penguasan kompetensi pengetahuan IPA. Data penguasaan kompetensi pengetahuan IPA diperoleh dengan melakukan evaluasi terhadap hasil belajar IPA dengan memberikan tes kompetensi pengetahuan IPA pada siklus I pertemuan ketiga. 6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
pada siklus I. Untuk mengetahui permasalahan yang ditemukan pada siklus I dilakukan perbaikan tindakan selanjutnya diterapkan pada siklus II. Data-data siswa pada penguasaan kompotensi pengetahuan IPA disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, menghitung mean, media, modus dan grafik polygon. Hasil penelitian pada siklus II menunjukan mean mencapai 88,20; median mencapai 89,45, dan modus mencapai 89,55 sehingga Mo=89,55<Md=89,45<M=88,20 yang menunjukkan kurva juling negatif yang berarti sebagian besar skor pada siklus II cenderung tinggi. Dari uraian yang telah dipaparkan, pelaksanaan pada siklus II melalui pendekatan saintifik berbasis model pembelajaran inkuiri SD Negeri 7 pedungan sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan rencana. Peningkatan keaktifan belajar siswa pada pelaksanaan siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan dalam penelitian yaitu 80% dan penguasaan k ompetensi pengetahuan IPA yaitu 80%. Hal ini berarti bahwa penelitian ini berhasil meningkat keaktifan belajar siswa dan penguasaan kompotensi pengetahuan IPA siswa kelas IVB SD N 7 Pedungan. Dengan demikian penelitian ini dihentikan pada siklus II dan tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya.
penguasaan kompetensi pengetahuan IPA siswa pada siklus I menunjukan persentase rata-rata penguasaan kompotensi pengetahuan IPA yang diperoleh 74,72% bila dikonversikan ke dalam tabel kriteria persentase berada pada interval 65-79% kriteria “sedang”. Hasil tersebut belum memenuhi kriteria penguasaan kompetensi pengetahuan IPA siswa yang diharapkan. Pada siklus II terjadi peningkatan penguasaan kompetensi pengetahuan IPA siswa telah mencapai 88,20% bila dikonversikan ke dalam tabel kriteria persentase berada pada interval 80-89% kriteria “tinggi”. Hasil tersebut sudah memenuhi kriteria penguasaan kompetensi pengetahuan IPA siswa yang diharapkan. Selain keaktifan belajar siswa lebih meningkat dari sebelumnya, ini terlihat siswa sudah berani untuk bertanya, menjawab, mengemukan ide-ide serta mampu mengembangkan kemampuannya. Antusisan siswa meningkat selama mengikuti proses pembelajaran serta siswa sangat senang dan bersemangat dalam proses mengerjakan tugas-tugas yang telah diberikan. Hal ini dikarenakan dengan pemberian tugas untuk membuat sebuah percobaan seperti membuat tikar sederhana dari sumber daya alam hayati dan non hayati, membuat stetoskop sederhana dan membuat peluit dari daun pisang pemanfaatan sumber daya alam hayati mampu menciptakan suasana belajar lebih menyenangkan dari pada sebelumnya. Keunggulan diterapkannya pendekatan saintifik berbasis model pembelajaran inkuiri menurut Kemendidikbud (2014:19) Pendekatan saintifik sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang didalamnya terdapat kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi dan mengkomunikasikan. Pendekatan saintifik memberikan pengalaman belajar kepada siswa yang tidak bersifat hapalan, melainkan pengalaman belajar baik itu yang berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Hal ini dilakukan agar pembelajaran lebih bermakna dan mudah dipahami oleh siswa. Sedangkan model pembelajran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh
PEMBAHASAN Secara umum hasil penelitian yang telah dilakukan dalam dua siklus ini menunjukan bahwa sudah dikatakan berhasil dan sudah memenuhi kriteria yang diharapkan. Pada siklus I Data keaktifan belajar siswa dari 49 siswa baru 17 orang yang memenuhi kriteria aktif dengan persentase rata-rata keaktifan yang diperoleh yaitu 75,26%. Bila dikonversikan kedalam tabel kriteria persentese berada pada interval 65%-79% termasuk kedalam kriteria “cukup aktif”. Hasil tersebut belum memenuhi kriteria keaktifan belajar siswa yang diharapkan. Pada siklus II terjadi peningkatan keaktifan belajar siswa telah mencapai 85,66% dengan kriteria aktif. Dari data keaktifan siswa menunjukan 37 siswa dari 49 siswa memenuhi kriteria aktif sedangkan 12 siswa berada pada kriteria cukup aktif. Begitu pula halnya dengan 7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis logis,analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Peningkatan persentase keaktifan dan penguasaan kompetensi pengetahuan IPA dari siklus I dan siklus II karena terjadi beberapa kemajuan dalam pelaksanaannya. Siswa sudah mulai terbiasa dengan proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik berbasis model pembelajaran inkuiri, sehingga siswa lebih mudah memahami materi dengan selalu mengaitkan materi dengan kehidupan siswa. Selain keaktifan belajar siswa lebih meningkat dari sebelumnya, ini terlihat siswa sudah berani untuk bertanya, menjawab, mengemukan ide-ide serta mampu mengembangkan kemampuannya. Antusisan siswa meningkat selama mengikuti proses pembelajaran serta siswa sangat senang dan bersemangat dalam proses mengerjakan tugas-tugas yang telah diberikan. Hal ini dikarenakan dengan pemberian tugas untuk membuat sebuah percobaan seperti membuat tikar sederhana dari sumber daya alam hayati dan non hayati, membuat stetoskop sederhana dan membuat peluit dari daun pisang pemanfaatan sumber daya alam hayati mampu menciptakan suasana belajar lebih menyenangkan dari pada sebelumnya. Keberasilan dalam penelitian ini sesuai dengan kajian-kajian teori yang mendukung dalam pelaksanaan penelitian ini, Kemendidikbud (2014:19) Pendekatan saintifik sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang didalamnya terdapat kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi dan mengkomunikasikan. Pendekatan saintifik memberikan pengalaman belajar kepada siswa yang tidak bersifat hapalan, melainkan pengalaman belajar baik itu yang berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Hal ini dilakukan agar pembelajaran lebih bermakna dan mudah dipahami oleh siswa. Sedangkan model pembelajran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis logis,analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri” (Trianto, 2014). Hasil penelitian Putu Eddy Murdiana Putra menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran tematik berbantuan media audio visual terhadap keaktifan siswa dan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD Saraswati 3 Denpasar. Didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Ayu Umika Putri (2014) yang menjelaskan bahwa Pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 13 Dauh Puri Denpasar. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian tersebut, persentase nilai rata-rata keaktifan sebesar 17,91% dari 65,34% pada siklus I kriteria Cukup Aktif menjadi 83,25% kriteria aktif pada siklus II. Dan terjadi peningkatan persentase nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 14,83% dari 63,25% pada siklus I dengan kriteria sedang menjadi 78,08% pada siklus II dengan kriteria tinggi. Berdasarkan uraian tersebut dan peningkatan-peningkatan yang terjadi pada setiap siklus menunjukkan bahwa Penerapan Pendekatan Saintifik Berbasis Model Pembelajaran Inkuiri Dapat Meningkatkan Keaktifan Dan Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPA Siswa Kelas IVB SD Negeri 7 Pedungan. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan dapat ditarik simpulan sebagai berikut. Terdapat meningkatkan keaktifan dan penguasaan kompetensi pengetahuan IPA pada siswa kelas IVB SD Negeri 7 Pedungan. Hal ini dapat terlihat dari persentase nilai rata-rata keaktifan yang diperoleh. Pada siklus I, nilai rata-rata hasil keaktifan belajar siswa mencapai 75,29% atau berada pada kriteria “cukup aktif”.Sedangkan pada siklus II, persentase rata-rata hasil keaktifan belajar siswa mencapai 85,66% atau berada pada kriteria “aktif”. Dengan demikian, penerapan pendekatan saintifik 8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
berbasis model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa .Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan dapat ditarik simpulan bahwa terdapat meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan IPA siswa kelas IVB SD Negeri 7 Pedungan. Hal ini dapat terlihat pada persentase rata-rata nilai penguasaan kompetensi pengetahuan IPA siswa pada siklus I mencapai 74,72% atau pada kriteria “sedang”. Sedangkan pada siklus II, persentase rata-rata hasil penguasaan kompetensi pengetahuan IPA siswa mencapai 88,20% atau berada pada kriteria “tinggi”. Dengan demikian, penerapan pendekatan saintifik berbasis model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan keaktifan dan penguasaaan kompetensi pengetahuan IPA siswa. Dengan demikian, penerapan pendekatan saintifik berbasis model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan keaktifan dan penguasaan kompetensi pengetahuan IPA siswa kelas IVB SD Negeri 7 Pedungan.
kompotensi pengetahuan siswanya serta meningkatkan mutu pendidikan di SD. 3) Bagi Peneliti Lainnya bagi peneliti yang ingin menerapkan pendekatan saintifik berbasis model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran IPA diharapkan mencapai kendala-kendala yang ditemukan peneliti, sehingga dapat dihasilkan kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan penguasaan kompotensi pengetahuan siswa secara optimal. DAFTAR PUSTAKA Agung, A. A. Gede. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: IKIP Singaraja -------, 2012. Metode Penelitian pendidikan . Singaraja : Undiksha Singaraja -------, 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Singaraja : Undiksha Singaraja -------, 2014. Metodelogi penelitian Pendidikan. Singaraja : Undiksha Siangaraja : Aditya Media Publishing Alfatru, Nawawi.2010.Keaktifan Belajar. Tersedia pada http://nawawielfatru.blogspot.com/201 0/07/keaktifan-belajar.html. (diakses tanggal 27 November 2015). Arikunto, Suharsimi . 2003 Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan . Jakarta : Bumi Aksara -------, 2015. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi aksara -------, 2010, Penelitian Tindakan kelas . Jakarta : Bumi Aksara Amri, Sofan. 2010 Proses Pembelajaran. Jakarta : PT Prestasi Pustaka karya Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik kurikulum 2013.Yogyakarta : Gava media Eddy Murdiana Putra. 2015. Pengaruh Pembelajaran Tematik Berbantuan Media Audio visual Terhadap Keaktifan Siswa dan Hasil Belajar IPA Siswa SD Saraswati 3 Denpasar. Tesis (Tidak diterbitkan. Singaraja : Program Pascasarjana, Undiksha. Hamalik, Homar. 2008. Kurikulum dan pembelajaran . Jakarta : Bumi Aksara Heryanto, Nardan. 2007. Statistik Dasar. Cetakan ke – 15. Jakarta : Universitas Terbuka Kemendikbud. 2013. Permendikbud Nomor 103 Tentang Pembelajaran. Jakarta:
SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini, dapat diajukan saran-saran sebagai berikut.1) Bagi Guru berdasarkan temuan dilapangan selama tindakan, diharapkan kepada guru sekolah dasar untuk mencoba menerapkan pendekatan saintifik berbasis model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran IPA, karena melalui pendekatan saintifik berbasis model pembelajaran inkuiri siswa akan lebih termotivasi untuk belajar dan pengetahuan yang mereka peroleh akan lebih bermakna. selain itu, dapat menumbuhkan sifat kreativitas siswa dalam menyelesaikan tugas yang telah diberikan. Guru juga hendaknya bertindak sebagai fasilitator dan teman belajar selama proses pembelajaran, sehingga siswa merasa nyaman dan tidak merasa takut untuk mengajukan pertanyaan apabila siswa mengalami kesulitan dalam kegiatan pembelajaran. 2) Bagi Sekolah sekolah hendaknya dapat menyediakan fasilitas pembelajaran yang lengkap untuk menunjang proses pembelajaran agar dapat meningkatkan penguasaan 9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan -------, 2013. Permendikbud Nomor 81A Tentang Implementasi Kurikuluam. Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Permendikbud 2014. Peraturan Mentri Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta : kemendikbud Putri Umika. Ida Ayu Putu (2014) Implementasi Pembelajaran Kooferatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 13 Dauh Puri Denpasar (Skripsi tidak diterbitkan). Kosasih 2014. Stategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum: 2013. Bandung : Yrama Widya Kurniasih, Imas. 2014 Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013 Jakarta : Kata Pena Syah, Muhibbin. 2012. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Nurkancana. Wayan dan Sunartana. 1990. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha nasional Novalina Yanti, Ni Putu Ari 2012. implementasi pembelajaran Inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar dan Motivasi berprestasi siswa, dalam mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD No 3 Gulingan badung. (Sripsi Tidak diterbitkan). Sanjaya, Wina 2010 Penelitian Tindakan kelas. Jakarta: kencana Sani, Ridwan Sbdullah. 2013. Inovasi pembelajaran. Jakarta :Bumi Aksara Sudjana Nana. 2011. Penilaian hasil Proses belajar mengajar Bandung. PT Remaja Rosdakarya Sugiyono. 2010. Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta. Supardi Dr. 2015. Penilaian Autentik Pembelajaran Afektif, Kognitif, dan Psikomotor. Jakarta : Rajawali Pers Susanto, Ahmad. 2013 Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah dasar . Jakarta : Kencana perdana Media Group
Suwandi,Sarwiji.2010.Model Assesmen dalam Pembelajaran.Surakarta :Yuma Pustaka Trianto, 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual. Jakarta. Prenada Media Group Yudiari, Putu Ayu. Penerapan Model Pembelajaran (Somatic Auditory Visualition Intelektualy) Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA siswa kelas IV SD N 5 Kapal kabupaten badung. (Skripsi Tidak di Terbitkan). Paizaluddin, 2014. Penelitian Tindakan Kelas . Bandung :Alfabeta
10