e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014)
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE MELALUI KEGIATAN BERMAIN BALOK ISTIMEWA UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF Ni Putu Ayu Puriani1, Desak Putu Parmiti2, I Nyoman Wirya3 13
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini 2 Jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui peningkatan perkembangan kognitif anak melalui menerapkan model pembelajaran picture and picture setelah melakukan kegiatan bermain balok istimewa pada anak kelompok A Semester II di TK Kumara Satya Dharma Singaraja Tahun Ajaran 2013/2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian ini adalah anak kelompok A semester II tahun pelajaran 2013/2014 di TK Kumara Satya Dharma Singaraja yang berjumlah 15 orang anak, terdiri dari 10 orang anak perempuan dan 5 orang anak laki-laki. Data mengenai perkembangan kognitif dalam mengenal bilangan melalui bermain balok istimewa pada anak dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi dengan instrumen berupa format lembar observasi. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan metode analisis statistik kuantitatif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan kognitif dalam mengenal bilangan dengan penerapan model pembelajaran picture and picture melalui kegiatan bermain balok istimewa. Dari siklus I rata-rata persentase kemampuan kognitif dalam bermain balok istimewa adalah 72% dengan kriteria sedang, sedangkan pada siklus II rata-rata persentase kemampuan kognitif dalam bermain balok istimewa menjadi 87% dengan kriteria tinggi. Jadi peningkatan kemampuan kognitif dalam kegiatan bermain balok istimewa adalah sebesar 15%. Kata Kunci: model pembelajaran picture and picture, bermain balok istimewa, perkembangan kognitif Abstract This study aimed to determine the increase in cognitive development of children through applying learning model picture and picture after playing the beam special activities for children in group A Semester II Kumara Satya Dharma Singaraja kindergarten school year 2013/2014 . This research is an action research conducted in two cycles. The subjects were children in group A the second semester of academic year 2013/2014 in kindergarten Kumara Satya Dharma Singaraja totaling 15 children, consisting of 10 girls and 5 boys . Data on cognitive development in recognizing numbers by playing a special block in children using observations collected with instruments such as observation sheet format. The data have been obtained and analyzed by using descriptive statistical analysis and quantitative statistical analysis methods. The results of the data analysis showed that an increase in cognitive ability in recognizing numbers with the application of learning models picture and picture special beam through play activities. Of the first cycle of the average percentage of cognitive abilities in playing special beam was 72 % with moderate criteria , while the second cycle of the average percentage of cognitive abilities play a special beam to 87 % with a high criteria . So the improvement of cognitive ability in activities play a special beam is at 15 %. Keywords : learning model picture and picture , play a special beam , cognitive development
PENDAHULUAN Pendidikan di Indonesia adalah seluruh pendidikan, baik secara terstruktur maupun tidak terstuktur. Pendidikan di Indonesia diatur melalui Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional yang terbagi ke dalam tiga jalur utama yaitu formal, nonformal, dan informal, serta pendidikan juga dapat dibagi menjadi empat jenjang, yaitu pendidikan anak usia dini, pendidikan sekolah dasar, menengah, dan tinggi. Dalam PERMENDIKNAS 58 (2009) dituliskan, pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar kea rah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya piker, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Menurut Bredecamp (dalam Masitoh, 2007) menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini mencakup berbagai program yang melayani anak dari lahir sampai dengan delapan tahun yang dirancang untuk meningkatkan perkembangan intelektual, social, emosi, bahasa, dan fisik anak. Mengacu pada Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 1 Butir 14 tentang sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut menurut Wijana (2008). Pendidikan anak usia dini khususnya Taman Kanak-kanak pada dasarnya adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek perkembangan anak. Dalam
mengembangkan aspek perkembangan anak didik di TK diperlukan dukungan berbagai fasilitas, sarana dan prasarana, seperti media/alat peraga, ruang kelas, ruang bermain, program-program yang memadai serta suasana pendidikan di TK yang benar-benar dapat berjalan dengan sebaik-baiknya. Aspek perkembangan yang akan diteliti adalah aspek perkembangan kognitif. Dalam pedoman pembelajaran bidang pengembangan kognitif di Taman Kanakkanak (2007) disebutkan bahwa pengembangan kognitif adalah suatu proses berfikir berupa kemampuan untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan sesuatu. Dapat juga dimaknai sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah atau untuk menciptakan karya yang dihadapi dalam suatu kebudayaan. Salah satu aspek dalam pengembangan kognitif ini yang dapat dikembangkan adalah melalui bermain sambil belajar. Menurut wijana (2008) manfaat bermain pada aspek perkembangan kognitif anak dimulai dari mengenal nama-nama benda yang ada di sekitarnya, mengetahui sifat-sifat dari benda, melihat adanya persamaan/perbedaan tertentu (ukuran, bentuk, atau warna), sampai kepada asal mula, kegunaan/manfaat, serta menciptakan kreasi-kreasi menggunakan benda-benda tersebut. Salah satu permainan yang dapat mengembangkan perkembangan kognitif pada anak yaitu bermain balok istimewa. Permainan balok istimewa ini sangat bermanfaat untuk mengenalkan baik gambar, warna, angka, huruf sesuai dengan tema guru yang akan diterapkan. Dengan bermain balok istimewa anak tidak akan bosan, karena balok ini dilengkapi dengan kartu yang berisikan gambar, angka, warna, huruf sehingga anak bisa memainkannya tidak dengan bentuk gambar yang monoton. Tanpa adanya media/sumber belajar yang mendukung, perkembangan anak akan sulit untuk ditingkatkan. Sumber belajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar anak. pemanfaattannya oleh guru secara tepat akan sangat
membantu dalam pengembangan berbagai aspek perkembangan anak. Penggunaan alat permainan sebagai sumber belajar dapat memotivasi anak untuk melakukan kegiatan yang jelas dan menggunakan semua panca indranya secara aktif. Menurut hasil observasi di TK Kumara Satya Dharma Singaraja, aspek perkembangan anak melalui proses pembelajaran yaitu aspek perkembangan kognitif dalam konsep matematika, baik kemampuan mengenal bilangan dan mengelompokkan gambar dan warna, anak masih binggung. Dari hasil observasi, 2 orang anak sudah mampu mengenal bilangan dan mengklasifikasikan benda berdasarkan jenis, gambar, dan warna. Sehingga 2 orang anak dikatakan mampu dan dapat dinyatakan memperoleh (***), 5 orang anak cukup mampu dan masih dalam bantuan guru, dapat dinyakan memperoleh (**), dan 8 orang anak kurang mampu, dinyatakan memperoleh (*). Dilihat dari permasalahan yang ada, itu dikarenakan kurangnya media dan sumber belajar yang digunakan oleh guru untuk menunjang pembelajaran. Kurangnya media dan sumber belajar ini lebih disebabkan oleh minimnya kreativitas guru dalam membuat media dan sumber belajar yang menunjang proses pembelajaran yang bermanfaat bagi perkembangan kognitif anak. diakui oleh guru di TK Kumara Satya Dharma Singaraja, bahwa sampai saat ini para guru belum menemukan media yang tepat membantu anak dalam pengenalan konsep matematika baik mengurutkan atau mengelompokkan. Guru kurang memberikan media yang bervariasi dan juga masih membuat kegiatan belajar menjadi bosan, sehingga perkembangan kognitif anak tidak berkembang dengan baik. Salah satu aspek yang mendukung dalam perkembangan kognitif ini adalah bermain balok istimewa di TK diharapkan tidak hanya berkaitan dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan mental,social dan emosional, serta motorik halus anak. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya, bermain balok istimewa di TK dilakukan secara menarik dan bervariasi. Dengan bermain balok istimewa akan
meningkatkatkan minat belajar anak. Dilihat dari segi media tersebut masih baru diketahui anak, anak tidak akan bosan dengan bermain balok istimewa ini, karena gambar-gambar yang bisa di gunakan pada media balok ini bermacam-macam. Melalui bermain balok, ada beberapa model atau cara dalam proses belajar mengajar. Guru bisa menerapkan beberapa model atau metode yang tepat untuk menunjang proses belajar yang maksimal. Salah satu model pembelajaran yang dapat disarankan dari permasalahan yang ada serta melalui kegiatan bermain balok yakni model pembelajaran picture and picture. Suyatno (2009) mengemukakan bahwa picture and picture adalah sajian informasi kompetensi, sajian materi, perlihatkan gambar kegiatan berkaitan dengan materi, siswa (wakil) mengurutkan gambar sehingga sistematik, guru mengkonfirmasi urutan gambar tersebut, guru menanamkan konsep sesuai materi bahan ajar, penyimpulan, evaluasi, dan refleksi, maka dari itu dalam penerapan model pembelajaran picture and picture melalui kegiatan bermain balok istimewa dapat menunjang aspek perkembangan anak. Suprijono (dalam Sasadhara, 2012:3) menyatakan bahwa media gambar picture and picture adalah salah satu model pembelajaran aktif. Pada umumnya model pembelajaran aktif adalah untuk mengarahkan atensi (perhatian) peserta didik terhadap materi yang dipelajari. Dari pendapat diatas, dapat dinyatakan bahwa model pembelajaran picture and picture pada kegiatan bermain balok istimewa merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak, baik dalam mengenal bilangan, mengurutkan dan mengelompokkan benda berdasarkan jenis, bentuk, dan warna, maka dari itu dilakukan penelitian yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Picture And Picture Melalui Kegiatan Bermain Balok Istimewa untuk Meningkatkan Perkembangan Kognitif pada Anak TK Kelompok A Semester II di TK Kumara Satya Dharma Singaraja Tahun Ajaran 2013/2014.
ukuran
METODE Penelitian ini termasuk dalam Penelitian Tindakan Kelas. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas menurut Wardhani (2007) yang menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan terjemahan dari Classroom Action Research, yaitu satu Action Research yang dilakukan dikelas. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar anak menjadi meningkat. Menurut Kanca (2010) menyatakan bahwa Penelitian tindakan Kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat relektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara professional. Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang bersifat refleksi yang dilakukan dalam kelas untuk memecahkan permasalahan yang ada dalam kelas tersebut pada proses pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap (II) yang disesuaikan dengan kalender akademik sekolah tahun ajaran 2013/2014 pada anak kelompok A berjumlah 15 orang anak. Anak laki–laki berjumlah 5 orang dan anak perempuan berjumlah 10 orang. Penelitian ini bertempat di TK Kumara Satya Dharma Singaraja. Obyek dalam penelitian ini adalah kemampuan kognitif dalam mengenal mengenal bilangan pada anak TK Kumara Satya Dharma Singaraja. Berikut ini adalah kisi-kisi instrument perkembangan kognitif. Table 01 Kisi-kisi Instrumen untuk Mengambil Data Tentang Perkembangan Kognitif Variabel
Perkemba ngan Kognitif
Capaian Perkembangan
Indikator
1. Mengklasifika 1. Mengelompokkan sikan benda benda dengan berdasarkan berbagai cara yang warna, di ketahui anak. bentuk, missal: menurut gambar, dan bentuk, warna,
2.
3.
ukuran, jenis, dsb.
Membilang banyak benda 1-10
1. Menyebutkan urutan
Mengenal lambang bilangan
1. Menunjuk lambang bilangan 1-10. 2. Memasangkan/meng hubungkan lambang bilangan dengan benda-benda sampai 10.
benda/bilangan 110.
(Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58, 2010) Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus.Siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi dan refleksi. Perencanaan merupakan persiapan sebelum pelaksanaan tindakan dalam setiap siklus. Persiapan ini sebenarnya sudah dapat disebut tindakan juga tetapi masih diluar siklus pembelajaran. Rencana tindakan adalah sebagai berikut. Pertama, menyamakan persepsi dengan model pembelajaran dan media yang akan digunakan, kedua, menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH), ketiga, menyiapkan media yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran (balok istimewa), ke empat, mengatur posisi anak dalam melaksanakan kegiatan, ke lima menyiapkan instrumen penelitian. Pelaksanaan tindakan yang digunakan dalam implementasi model pembelajaran picture and picture dalam kegiatan bermain balok istimewa yaitu guru melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelompok A sesuai dengan RKH yang telah disusun. Dengan langkah-langkah pada tahapan persiapan penelitian sebelumnya. Pelaksanaan dilaksanakan sebagai berikut. Pertama, Guru menyiapkan media pembelajaran (balok istimewa), kedua, Guru menjelaskan media yang akan digunakan, ke tiga, Guru menginstruksikan siswa untuk membentuk kelompok dengan 1 kelompok terdiri dari 5orang, ke empat, Guru memberikan contoh kepada anak cara memainkannya, ke lima, Anak melakukan permainan balok istimewa dengan cara melakukan perintah dari guru sesuai dengan
indikator yang diterapkan guru. Memainkan balok ini dengan cara bergiliran antar teman sesama kelompok, ke enam, Guru mengamati masing–masing anak dalam kelompok, ke tujuh, Guru melakukan penilaian secara langsung dengan mengamati, melakukan Tanya jawab, dan ikut membimbing anak dalam permainan tersebut sampai anak paham dengan komponen–komponen yang ada pada media tersebut, ke delapan, Guru menyampaikan kegiatan esok hari. Tahap observasi dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan (pada pertemuan 1, 2, dan 3 dilakukan pengamatan pada anak didik saat pembelajaran berlangsung dan mencatat hal-hal yang muncul diluar perencanaan tindakan. Hasil pencatatan ini merupakan catatan kecil sebagai acuan dalam melaksanakan tindakan siklus II. Refleksi ini dilakukan untuk merenungkan dan mengkaji hasil tindakan pada siklus I mengenai model pembelajaran picture and picture melalui kegiatan bermain balok istimewa. Hasil renungan dan kajian tindakan siklus I ini, selanjutnya dipikirkan untuk dicari dan ditetapkan beberapa alternatif tindakan baru yang diduga lebih efektif untuk meningkatkan daya pikir anak. Alternatif tindakan ini akan ditetapkan menjadi tindakan baru pada rencana tindakan dalam penelitian tindakan kelas siklus II. Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel yaitu, variabel bebas (Independen) dan variabel terikat (dependen). Sugiyono (2013) menyatakan bahwa, variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat), sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang termasuk variabel bebas adalah model pembelajaran picture and picture dan bermain balok istimewa sedangkan yang termasuk variabel terikat adalah perkembangan kognitif. Penelitian ini menggunakan dua metode analisis data, yaitu metode analisis statistik deskriptif dan metode analisis deskriftif
kuantitatif. Metode analisis statistic deskriptif adalah cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menerapkan teknik dan rumus-rumus statistik deskriptif seperti frekuensi, grafik, angka rata-rata (Mean), median (Me), dan modus (Mo) untuk menggambarkan keadaan suatu objek tertentu sehingga diperoleh kesimpulan umum. Metode analisis deskriptif kuantitatif adalah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan atau persentase mengenai keadaan suatu objek yang diteliti sehingga diperoleh kesimpulan umum (Agung, 2010). Metode analisis deskriptif ini digunakan untuk menentukan tingkat tinggi rendahnya perkembangan kognitif anak Taman Kanakkanak yang dikonversikan ke dalam Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima. Tabel 02 Pedoman Konversi PAP Skala Lima tentang Tingkatan Perkembangan Kognitif Anak Kriteria Persentase Perkembangan Skor Kognitif Anak 90-100 Sangat tinggi 80-89 Tinggi 65-79 Sedang 55-64 Rendah 0-54 Sangat rendah Sumber (Agung, 2010) Kriteria keberhasilan pada penelitian ini adalah adanya peningkatan pada kemampuan kognitif dalam mengenal bilangan pada anak kelompok A TK Kumara Satya Dharma Singaraja. Penelitian ini dinyatakan berhasil jika terjadi perubahan positif skor rata-rata dari siklus I ke siklus berikutnya dan jika dikonversikan pada pedoman PAP skala lima tentang tingkat kemampuan kognitif dalam mengenal bilangan pada anak terjadi peningkatan. Apabila terjadi peningkatan skor rata-rata dari siklus berikutnya maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran picture and picture melalui kegiatan bermain balok istimewa mampu meningkatkan perkembangan kognitif pada
anak kelompok A TK Kumara Satya Dharma Singaraja.
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2013/2014 di TK Kumara Satya Dharma Singaraja. Subjek penelitian ini adalah anak kelompok A TK Kumara Satya Dharma Singaraja yang berjumlah 15 orang, terdiri dari 10 orang anak perempuan dan 5 orang anak laki-laki. Kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu dari 3 maret sampai 3 mei 2014. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dilaksanakan 15 kali pertemuan, pada tanggal 10 maret-12 april 2014 yang dilaksanakan 3 kali pertemuan dalam seminggu. Dalam siklus I terdiri dari 4minggu untuk pembelajaran dan seminggu untuk melakukan evaluasi siklus I, Siklus II dilaksanakan 15 kali pertemuan pada tanggal 14 april sampai dengan 3 mei 2014 yang dilaksanakan 4 kali dalam seminggu. 3minggu untuk dilaksanakan pembelajaran dan seminggu untuk evaluasi. Data yang dikumpulkan adalah kemampuan kognitif anak dalam bermain balok istimewa, selanjutnya data yang telah diperoleh tersebut dianalisis menggunakan model yang sudah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan penilaian pada masing-masing indikator dan hasil analisis statistik deskriptifsiklus I, di peroleh modus dilihat dari skor yang menunjukkan frekuensi tertinggi pada siklus I adalah 6,00, median merupakan skor yang membatasi 50% frekuensi distribusi bagian atas dan 50% frekuensi bagian bawah,maka terletak pada skor yang mengandung frekuensi kumulatif ½ N adalah 6,00, sedangkan mean yang merupakan hasil perhitungan rata-rata sebesar 6,47. Berdasarkan hasil tersebut, apabila data divisualisasikan kedalam bentuk grafik polygon maka akan tampak seperti gambar 1 sebagai berikut.
Mo 6,00 Me 6,00
M 6,47
Gambar 1. Grafik Polygon Hasil Perhitungan Data Siklus I Berdasarkan perhitungan dengan grafik polygon di atas terlihat Mo ≤ Me < M (6,00 ≤ 6,00 < 6,47), sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data-data perkembangan kognitif dalam kegiatan bermain balok pada siklus I merupakan kurve juling positif. Dengan demikian dapat diinterprestasikan bahwa skor perkembangan kognitif pada anak-anak TK kelompok A semester II tahun ajaran 2012/2013 di TK Kumara Satya Dharma Singaraja cenderung rendah. Selanjutnya menentukan kemampuan kognitif anak dapat dilihat dengan membandingkan rata-rata persen (M%) dengan PAP skala lima diperoleh nilai M% = 72 % yang di konversikan ke dalam PAP skala lima berada pada tingkat kemampuan kognitif dalam mengenal bilangan pada anak kelompok A di TK Kumara Satya Dharma Singaraja pada siklus I berada pada kriteria sedang. Maka penelitian tindakan kelas ini perlu di lanjutkan ke siklus II untuk peningkatan dan penyempurnaan selanjutnya. Dari hasil pengamatan dan temuan yang dilakukan selama siklus I terdapat beberapa masalah yang menyebabkan hasil kemampuan kognitif dalam mengenal bentuk anak berada pada kriteria sedang, sehingga masih perlu ditingkatkan pada siklus II. Kendala-kendala yang dihadapi peneliti saat penerapan siklus I adalah di awal pertemuan, anak masih telihat bingung
dengan media balok istimewa yang digunakan ketika mengurutkan bilangan ke dalam balok, memasangkan jumlah gambar pada kartu dengan lambang bilangan pada balok, keterbatasan di awal pertemuan, ketika melakukan kegiatan bermain balok, anak di kelompokkan pada area. 1 kelompok terdiri dari 5 orang. Ketika bermain bersamasama dengan kelompoknya, anak menjadi berebut ketika memainkannya sehingga proses dalam kegitan bermain balok istimewa tidak tercapai maksimal dan anak terlalu lama memainkan balok, untuk indikator 1, karena terlalu banyak kartu gambar. Berdasarkan kendala tersebut maka strategi yang dapat digunakan oleh guru adalah dengan menjelaskan kembali peratur atau Mensosialisasikan kembali media balok istimewa dengan menyampaikan kepada anak cara memainkannya secara berlahanlahan, mengurangi jumlah anak pada setiap kelompok, yakni 1 kelompok terdiri dari 3 orang dan mengurutkan anak dalam kelompok untuk bergiliran memainkannya agar anak tidak berebut kembali saat memainkannya, serta mengurangi jumlah gambar, agar anak tidak terlalu lama dalam mencari gambar ketika memainkannya. Siklus II dilaksanakan 15 kali pertemuan pada tanggal 14 april sampai dengan 3 mei 2014 yang dilaksanakan 4 kali dalam seminggu. 3minggu untuk dilaksanakan pembelajaran dan seminggu untuk evaluasi. Hasil dari refleksi siklus I dilanjutkan ke siklus II karena pada siklus I masih pada kategori sedang. Berdasarkan penilaian pada masing-masing indikator dan hasil analisis statistik deskriptif siklus II, di peroleh modus dilihat dari skor yang menunjukkanfrekuensi tertinggi pada siklus II adalah 11,00, median merupakan skor yangmembatasi 50% frekuensi distribusi bagianatas dan 50% frekuensi bagian bawah,maka terletak pada skor yang mengandungfrekuensi kumulatif ½ N adalah 11,00, sedangkan mean yang merupakan hasil perhitungan rata-rata sebesar 10,20. Berdasarkan hasil tersebut, apabila data divisualisasikan kedalam bentuk grafik polygon maka akan tampak seperti gambar 2 sebagai berikut.
4 3 2 1 0 8
9
10
M 10,40
11
Mo 11,00 Me 11,00
Gambar 2. Grafik Polygon Hasil Perhitungan Data Siklus II
Hal ini berarti Mo ≤ Me < M (11,00 ≤ 11,00 < 10,40), sehingga dapat disimpulkan bahwa data kemampuan kognitif anak pada siklus II merupakan kurva juling negatif, yang berarti sebagian besar skor cenderung tinggi. Selanjutnya menentukan kemampuan kognitif anak dapat dilihat dengan membandingkan rata-rata persen (M%) dengan PAP skala lima diperoleh nilai M% = 87,00 % yang di konversikan ke dalam PAP skala lima berada pada tingkat kemampuan kognitif dalam mengenal bilangan pada anak kelompok A di TK Kumara Satya Dharma Singaraja pada siklus II berada pada kriteria tinggi. Maka telah nampak adanya peningkatan pada kemampuan kognitif dalam mengenal bilangan pada bermain balok istimewa anak kelompok A di TK Kumara Satya Dharma Singaraja yang dapat di lihat pada kemampuan kognitif dalam mengenal bilangan yang diperoleh anak pada siklus I berada pada kriteria sedang meningkat menjadi kriteria tinggi yang meningkat sebesar 15 %. Proses pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II merupakan perbaikan dari pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. Melalui proses perbaikan pembelajaran dari siklus I ke siklus II telah tampak adanya peningkatan perkembangan kognitif dalam mengenal bilangan pada anak kelompok A semester II tahun pelajaran 2013/2014 di TK Kumara Satya Dharma Singaraja. Secara garis besar proses
pembelajaran telah berjalan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat, sehingga perkembangan kognitif dalam mengenal bilangan mengalami peningkatan. Siswa yang awalnya kurang aktif dan kurang tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran yaitu dalam melaksanakan kegiatan bermain balok istimewa, dengan model pembelajaran picture and picture menjadi lebih aktif dan sangat tertarik dengan kegiatan yang akan dilakukan.Dalam hal ini peran guru sangat penting dalam memberikan bimbingan pada anak apabila ada hal yang belum mereka pahami khususnya mengenai model pembelajaran picture and picture melalui kegiatan bermain balok istimewa guna meningkatkan kemampuan kognitif dalam mengenal bilangan. Kemampuan kognitif anak mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya peningkatan dari siklus I sebesar 72% (sedang) dan pada siklus II menjadi 87% (tinggi) anak menjadi aktif dalam mengikuti kegiatan yang diberikan oleh guru seperti anak sudah mampu menghubungkan jumlah gambar dengan bilangan, mengurutkan gambar sesuai dengan jumlahnya melalui kegiatan bermain balok istimewa. Hal ini menunjukkan dengan penerapan model pembelajaran picture and picture melalui kegiatan bermain balok istimewa mampu meningkatkan kemampuan kognitif dalam mengenal bilangan pada anak usia dini. Adapun hasil analisis data statistik deskriptif tentang kemampuan kognitif anak pada siklus I dan siklus II akan di sajikan pada tabel . Tabel 03 Deskripsi kemampuan kognitif dalam mengenal bilangan pada anak kelompok A TK Kumara Satya Dharma Singaraja. Statistik Siklus I Siklus II Modus 6,00 11,00 Median 6,00 11,00 Mean 6,47 10,40 M (%) 72,00 % 87,00 %
Pembahasan hasil-hasil penelitian menyangkut pembahasan tentang peningkatan kemampuan kognitif dalam mengenal bilangan pada kelompok belajar siswa melalui model pembelajaran picture and picture melalui kegiatan bermain balok istimewa. Berdasarkan hasil statistik deskriptif dan analisis deskriptif kuantitatif terhadap peningkatan kemampuan kognitif dalam mengenal bilangan, gambar, dan warna dengan menerapkan model pembelajaran picture and picture melalui kegiatan bermain balok istimewa kelompok A di TK Kumara Satya Dharma Singaraja diperoleh rata-rata persentase kemampuan kognitif dalam mengenal bilangan anak pada siklus I sebesar 72%, dan rata-rata persentase hasil belajar kemampuan kognitif dalam mengenal bilangan anak pada siklus II sebesar 87%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan rata-rata persentase hasil belajar kemampuan kognitif dalam mengenal bilangan dari siklus I ke siklus II sebesar 15%. Walaupun telah terjadi peningkatan yang cukup besar namun penelitian ini tidak dapat dilanjutkan hingga pada pencapaian rata-rata persentasi 90-100% (sangat tinggi). Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan waktu, tenaga, dana dan pikiran dari pihak sekolah. Keterbatasan waktu itu sendiri diakibatkan padatnya hari libur sekolah serta jadwal kalender pendidikan di TK telah berada pada akhir semester atau akan menuju tahun pelajaran baru. Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran picture and picture berpengaruh positif terhadap kemampuan kognitif dalam mengenal bilangan. Hal ini terjadi dalam pembelajaran di kelas, siswa yang diberikan model pembelajaran picture and picture melalui bermain balok istimewa tentu menjadi lebih menyenangkan mengingat masa-masa di taman kanak-kanak adalah masa bermain, dan media permainan anak yang menarik, yang baru dilihat dan di mainkan oleh anak membuat semangat anak dalam bermain sambil belajar akan meningkat. Pembelajaran dengan model picture and picture juga mampu menumbuhkan rasa ketertarikan anak akan
pembelajaran. Karena melalui gambar yang menarik, akan akan suka dan melalui gambar membuat perhatian anak lebih fokus ketika proses pembelajaran berlangsung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada kemampuan kognitif dalam mengenal bilangan pada anak TK kelompok A di TK Kumara Satya Dharma Singaraja setelah diterapkan model pembelajaran picture and picture melalui kegiatan bermain balok istimewa. Berdasarkan hasil penelitian dan uraian tersebut maka ini berarti bahwa dengan penerapan model pembelajaran picture and picture melalui kegiatan bermain balok istimewa dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak kelompok A semester II tahun pelajaran 2013/2014 di TK Kumara Satya Dharma Singaraja. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa Penerapan Model Pembelajaran Picture and Picture melalui Kegiatan Bermain Balok Istimewa untuk Meningkatkan Perkembangan Kognitif pada Anak TK Kelompok A Semester II di TK Kumara Satya Dharma Singaraja Tahun Ajaran 2013/2014 terdapat peningkatan yang terjalin dari peningkatan rata-rata persentase kemampuan kognitif, yakni pada siklus I sebesar 72% menjadi sebesar 87% pada siklus II ini menunukkan adanya peningkatan rata-rata persentase kemampuan kognitif dalam kegiatan bermain balok istimewa pada anak dari siklus I ke siklus II sebesar 15% dan berada pada kategori tinggi. Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka disarankan kepada beberapa pihak diantaranya Kepada kepala sekolah disarankan mampu memberikan suatu informasi mengenai metode yang tepat digunakan dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran berlangsung secara efektif, efesie, dan invatif Kepada guru disarankan lebih kreatif dalam memilih atau membuat media dan menerapkan model pembelajaran yang
cocok untuk anak demi meningkatkan kemampuan kognitif melalui media-media dan proses belajar yang menarik, serta guru agar dapat mengoptimalkan kegiatan pembelajaran dalam bermain, karena dalam bermain anak lebih mudah tertarik dalam mengikuti pembelajaran. Seperti dalam bermain balok istimewa dengan menggunakan model pembelajran picture and picture, guru juga lebih kreatif dalam pemilihan gambar yang menarik dan beragam jenisnya agar anak menjadi lebih tertantang dalam mengerjakannya, sehingga mampu melatih kemampuan kognitif anak dalam mengenal bilangan. Dan terakhir kepada peneliti lain Berdasarkan penilitian ini maka telah diperoleh hasil peningkatan kemampuan kognitif dalam mengenal bilangan dari ratarata sedang menjadi tinggi. Adanya keterbatasan waktu, tenaga, dana, serta pikiran dari pihak sekolah sehingga penelitian ini tidak dapat dilanjutkan sampai memperoleh peningkatan sangat tinggi. Maka dari itu disarankan kepada peneliti lain agar dapat melanjutkan PTK dengan model pembelajaran picture and picture melalui bermain balok istimewa ini sehingga memperoleh hasil yang maksimal yaitu sangat tinggi. DAFTAR RUJUKAN Agung,
A.A. Gede. 2010. Pengantar Evaluasi pendidikan. Singaraja: FIP Undiksha.
Aqib, Zainal. 2013. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya. Kanca, I Nyoman. 2010. Metode Penelitian Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Singaraja: FOK Undiksha. Malini,
Ni Komang Sri, dkk. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Picture and Picture Melalui Media Gambar untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada Anak Taman Kanak-kanak.
Masitoh, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: Universitas Terbuka. Parwati, Ni Nyoman, dkk. 2013. Penerapan Pembelajaran Picture and Picture Berbantuan Media Kartu Angka Bergambar dapat Meningkatkan Perkembangan Kognitif. PERMENDIKNAS 58. 2009. Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Menteri Pendidikan Nasional. Sasadhara, Ajwala. 2012. Media Gambar Picutre and picture Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang. Jurnal penelitian program studi pendidikan Bahasa jepang. Surabaya: FBS. Universitas Negeri Surabaya. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Sujiono, Nurani Yuliani, dkk. 2005. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka. Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovativ. Jawa Timur: Masmedia Buana Pustaka. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003). Jakarta: Depdiknas. Wardhani, I G A K, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka. Widjana, Widarmi D, dkk. 2008. Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.