e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
PENERAPAN METODE SQ3R UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI KETERAMPILAN MEMBACA PADA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IVA Ni Putu Desiana Sri Padmi Widya Dewi1, I Ketut Adnyana Putra2, I Gusti Ayu Agung Sri Asri 3 1,2,3Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected] ,
[email protected] ,
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kompetensi keterampilan membaca pada bahasa Indonesia kelas IV A dengan penerapan metode survey, question, read, recite and review di SDN 2 Ubung Tahun Ajaran 2015/2016. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV A SDN 2 Ubung tahun ajaran 2015/2016 sebanyak 40 0rang, terdiri dari 19 orang perempuan dan 21 laki-laki. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode observasi dan tes. Data yang didapatkan selanjutnya dianalisis dengan metode analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan presentase rata-rata kompetensi keterampilan membaca pada bahasa Indonesia siswa kelas IV A sebesar 11,65% dari 69,98% pada siklus I menjadi 81,63% pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan metode survey, question, read, recite and review dapat meningkatkan kompetensi keterampilan membaca pada bahasa Indonesia siswa kelas IV A. Oleh karena itu, disarankan kepada guru kelas IV A di SDN 2 Ubung agar mempertimbangkan metode survey, question, read, recite and review sebagai salah satu alternatif dalam membelajarkan siswa. Kata kunci : metode survey, question, read, recite and review, kompetensi keterampilan membaca
Abstract This study aims to determine the increase reading skill at the Indonesian language of the fourth grade students with implementation survey, question, read, recite and review method of SDN 2 Ubung in academic year 2015/2016. This study is the classroom action research carried out by two cycles. The subjects of the study were the fourth grade students of SDN 2 Ubung in academic year 2015/2016. The total numbers of the fourth grade students were 40 students, consisted of 19 females and 21 males. To collect the data needed by the researcher for present investigation, there were two research instrument in conducting the research, those were : observation and test. The data established will analyze with the descriptive analysis method. The result of data analysis showed the increasing scores of the cycle I 11,65 become 69,98% and the cycle II 81,63%. The finding clearly showed that the subjects under study in reading skill were developed significantly from session to session. Based on the result of this study, it could be conclude that the implementation of survey, 1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
question, read,recite, and review method could make developing the reading skill at the Indonesian language of SDN 2 Ubung in academic year 2015/2016. So that, the researcher suggested to use survey, question, read, recite and review method in learning Indonesian language especially in the teaching reading skill. Keyword : survey, question, read, recite and review method, competence of reading skill
PENDAHULUAN Masalah pendidikan yang paling dirasakan saat ini adalah mengenai mutu pendidikan. Berbagai upaya perbaikan dalam pendidikan terus dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan. Pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Menurut Teguh (2014: 22) pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesandaran penuh terhadap hubungan – hubungan dan tugas – tugas sosial mereka. Pendidikan berperan untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kesiapan untuk menghadapi kemajuan yang semakin berkurang. Bidang pendidikan memang menjadi tumpuan harapan bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDA) agar mereka memiliki kemampuan berpikir secara kritis, logis, sistematis, kreatif, akurat, dan cermat, sehingga mampu menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan secara mandiri dan percaya diri. Periode pendidikan sekolah dasar ini adalah selama 6 tahun. Di akhir masa pendidikan dasar, para siswa diharuskan mengikuti dan lulus dari Ujian Nasional (UN). Kelulusan UN menjadi syarat untuk dapat melanjutkan pendidikannya ke tingkat selanjutnya (SMP/MTs). Sekolah Dasar (SD) merupakan lembaga formal penyelenggara pendidikan yang berada di bawah Kementrian Pendidikan Nasional yang mengembangkan misi dasar dalam memberikan kontribusi untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Melalui kegiatan pembelajaran, siswa SD yang
berada pada tahap operasional konkrit sudah semestinya dibekali dengan ilmu pengetahuan dasar dan keterampilan dasar guna mengembangkan pengetahuan dan keterampilan pada jenjang pendidikan selanjutnya. Kegiatan pembelajaran di kelas tidak terlepas dari aktivitas siswa untuk belajar. Guru merupakan salah satu tenaga kependidikan yang mempunyai tugas berat dan mempunyai tanggung jawab kemanusiaan besar yang berkaitan dengan proses pendidikan generasi bangsa menuju keberhasilan di sekolah. Tuntutan pembelajaran ditujukan kepada semua muatan materi salah satu muatan materi yang diajarkan adalah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia mempunyai peran penting dalam pengembangan berbagai ilmu, dan memajukan daya pikir manusia. Pendidikan bahasa Indonesia secara resmi telah diajarkan dari sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi, pendidikan bahasa Indonesia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kurikulum pendidikan nasional. Membudayakan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sebaikanya dimulai dari sejak dini yaitu siswa SD dengan jalan meningkatkan kemampuan membaca pemahaman agar dapat memahami semua muatan khususnya muatan materi bahasa Indonesia. Dalam pembelajaran kurikulum 2013, muatan materi menjadi tematik integratif yaitu muatan materi dengan menggunakan tema dalam berbagai muatan materi. Muatan materi bahasa Indonesia tergabung dengan muatan materi lain dalam sebuah tema. Pada umumnya bahasa Indonesia di SD dianggap muatan materi yang sangat 2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
membosankan. Sedangkan pembelajaran yang berpusat pada siswa yang diterapkan kurikulum saat ini belum berjalan secara maksimal maka dari itu dengan melihat kondisi pembelajaran saat ini khususnya pada muatan materi bahasa Indonesia, guru bertanggung jawab dengan mengupayakan strategi ataupun metode pembelajaran yang cukup relevan agar muatan materi bahasa Indonesia menjadi menarik dan menyenangkan. Muatan materi bahasa Indonesia diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan yang ada dalam dirinya. Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan melalui metode wawancara dengan kepala sekolah SDN 2 Ubung pada tanggal 25 November 2015, kemudian dilanjutkan dengan mewawancarai guru kelas IVA pada tanggal 27 November 2015 dan mengadakan observasi pada tanggal 30 November 2015 di kelas IVA dengan jumlah siswa adalah 40 orang yang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan, terdapat permasalahan pada muatan materi bahasa Indonesia pada tahun pelajaran 2015/2016, guru masih menggunakan metode ceramah dan penugasan dalam proses pembelajaran. Hal ini dilakukan karena terbatasnya pengetahuan guru tentang pembelajaran inovatif, sehingga proses pembelajaran di kelas tidak berlangsung optimal sesuai dengan harapan. Hasil belajar bahasa Indonesia siswa dikatakan tuntas bila memenuhi KKM. Namun kenyataan yang peneliti temui di lapangan, nilai siswa kelas IVA belum semuanya tuntas karena nilai bahasa Indonesia siswa di kelas tersebut masih di bawah nilai KKM (75), hal tersebut akibat kurang cermatnya siswa saat mengikuti proses pembelajaran. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan suatu situasi pembelajaran yang aktif dimana seorang guru dapat menciptakan suasana yang sedemikian rupa sehingga siswa
aktif bertanya, mempertanyakan dan juga mengemukakan gagasannya. Menurut (Saddhono, 2012: 3) bahasa memiliki empat aspek keterampilan berbahasa yang mencakup keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Pada penelitian ini difokuskan pada keterampilan membaca saja. Dengan demikian tampak jelas bahwa betapa pentingnya belajar bahasa lisan dan tulis untuk menunjang kemampuan berbahasa anak. Dan salah satunya keterampilan penting berbahasa yang harus dikuasai anak adalah membaca. Tanpa memiliki keterampilan membaca yang memadai sejak dini, anak akan mengalami kesulitan belajar untuk kemudian hari. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan melalui media kata-kata atau bahasa tertulis (Tarigan, 1979: 7). Kegiatan membaca itu sangat penting dalam memperoleh informasi, karena dengan membaca orang akan mendapatkan berbagai macam pengetahuan. Bahkan sering diantara kita mendengar ungkapan yang mengatakan bahwa membaca merupakan jembatan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya. Keterampilan membaca menjadi dasar utama tidak saja bagi pembelajaran bahasa itu sendiri tetapi juga untuk mata pelajaran lainnya. Melalui membaca, siswa akan memperoleh pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan daya nalar, sosial, emosionalnya. Membaca sangat dipengaruhi oleh kualitas lingkungan, baik lingkungan di rumah maupun lingkungan di sekolah. Siswa hanya sekedar membaca tanpa memahami isi bacaan dan kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama metode belajar. Banyak metode membaca yang ditawarkan oleh ilmuwan, salah satunya metode yang dipergunakan yakni metode survey, questioan, read, recite and review (SQ3R).
3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
(Abidin, 2012: 107) mengatakan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, and Review) sangat tepat digunakan sebagai metode membaca bahan bacaan. Jadi, metode SQ3R merupakan suatu metode pembelajaran yang sangat baik untuk kepentingan membaca secara intensif dan relasional. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka pada penelitian ini menerapkan metode SQ3R dalam muatan materi bahasa Indonesia dengan melaksanakan penelitian yang berjudul “Penerapan Metode Survey, Question, Read, Recite, and Review Untuk Meningkatkan Kompetensi Keterampilan Membaca Pada Bahasa Indonesia Siswa Kelas IVA SDN 2 Ubung Tahun Ajaran 2015/2016”. Penelitian ini di dukung oleh (Santika, 2012: 2) yang menyatakan metode SQ3R dapat memberikan gambaran umum tentang bahan yang dipelajari, siswa mampu menumbuhkan pertanyaan dari judul/subjudul bab, siswa membaca secara aktif untuk mencari jawaban dari pertanyaan, siswa mencari jawabanjawaban dari pertanyaan yang telah tersusun tanpa menggunakan buku melatih daya ingatnya dan dilakukan peninjauan ulang atas seluruh pertanyaan dari jawaban sehingga diperoleh sebuah kesimpulan yang singkat, tetapi dapat menggambarkan seluruh jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan. Sedangkan penelitian yang mendukung menurut (Padmini, 2012) mengatakan bahwa membaca merupakan suatu kegiatan awal untuk mendapatkan pemahaman lebih lanjut dari isi bacaannya, sehingga pembaca dapat mencari makna isi bacaan. Keterampilan membaca merupakan salah satu komponen keterampilan berbahasa yang sangat penting untuk diajarkan sejak dini. Miftahul Huda (2013) metode SQ3R adalah salah satu teknik membaca untuk memahami isi bacaan yang menggunakan langkah – langkah secara sistematis dalam pelaksanannya. Langkah – langkah yang harus ditempuh dalam penerapan teknik SQ3R ini adalah sebagai berikut (Dalman, 2013: 191) : S Survey (Tinjau) ialah langkah membaca untuk mendapatkan gambaran
keseluruhan yang terkandung di dalam bahan yang dibaca. 2) Q – Question ( Pertanyaan) ialah langkah yang memerlukan pembaca mengutamakan suatu ciri atau soal setelah mendapati teks tersebut berkaitan dengan keperluan tugasnya. 3) R – Read (Membaca) adalah kegiatan selanjutnya yang dilakukan setelah melewati tahap survei dan muncul beberapa pertanyaan yang diharapkan adalah akan mendapatkan jawaban di bacaan yang dihadapi, langkah berikutnya adalah membaca. 4) R – Recite (Ucapkan) adalah kegiatan menjawab pertanyaan – pertanyaan bagian itu atau menyebutkan hal – hal penting dari bab itu. Pada kesempatan ini dapat digunakan untuk membuat catatan seperlunya. 5) R – Review (Ulasan) adalah kegiatan mengulangi kembali setelah membaca teks tersebut. Setiap metode pembelajaran memiliki keunggulan dan kelemahan masing – masing. Metode SQ3R juga memiliki keunggulan dan kelemahan, adapun keunggulannya yaitu metode SQ3R merupakan gabungan dari teknik – teknik membaca, penerapan metode SQ3R melalui tahapan – tahapan tertentu, metode SQ3R dapat memperkirakan isi bacaan sedangkan kelemahan strategi SQ3R yaitu pada kegiatan membaca siswa harus mengikuti langkah – langkah yang telah ditentukan, biasanya siswa enggan mengikuti langkah – langkah tersebut. Pada hakikatnya kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak (Mulyasa, 2013). Mulyasa (2013) juga menyebutkan bahwa kompetensi merupakan penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Keterampilan merupakan tingkat keahlian seseorang dalam suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu. Untuk itu, kompetensi keterampilan yang harus dikuasai peserta didik perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai, sebagai wujud hasil belajar peserta didik yang mengacu pada pengalaman belajar langsung. Secara sederhana, yang dimaksud dengan 4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
kompetensi keterampilan adalah tingkat keahlian atau kemampuan seseorang dalam penguasaan suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu yang dapat menunjang keberhasilan belajar. Untuk mengetahui apakah kompetensi keterampilan yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi. Selain itu, dengan dilakukannya evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan feedback atau tindak lanjut, atau bahkan cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan keterampilan. Dengan demikian, penilaian kompetensi keterampilan siswa mencakup segala hal yang dipelajari di sekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa. Dalam muatan materi Bahasa Indonesia terdiri atas empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan mendengarkan, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Pada penelitian ini yang akan diteliti hanya keterampilan membaca. Menurut (Dalman, 2013: 5) menyatakan, Membaca merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif yang berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan”. Membaca merupakan proses berpikir untuk memahami isi teks yang dibaca. Oleh sebab itu, membaca bukan hanya sekedar melihat kumpulan huruf yang telah membentuk kata, kelompok kata, kalimat, paragraf dan wacana saja, tetapi lebih dari itu bahwa membaca merupakan kegiatan memahami dan menginterpretasikan lambang/tanda/tulisan yang bermakna sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat diterima oleh pembaca. Menurut Tarigan (2008), membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Dalam hal ini, membaca adalah suatu usaha untuk
menelusuri makna yang ada dalam tulisan. Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa “membaca adalah proses perubahan bentuk lambang/tanda/tulisan menjadi wujud bunyi yang bermakna”. Menurut Dalman (2013: 63) “terdapat dua jenis keterampilan membaca, yaitu membaca nyaring dan membaca senyap (dalam hati)”. Membaca Nyaring adalah kegiatan membaca dengan mengeluarkan suara atau kegiatan melafalkan lambanglambang bunyi bahasa dengan suara yang cukup keras. Membaca nyaring bertujuan agar seseorang mampu mempergunakan ucapan yang tepat, membaca dengan jelas dan tidak terbatabata, membaca dengan tidak terusmenerus melihat pada bahan bacaan, membaca dengan menggunakan intonasi dan lagu yang tepat dan jelas. Membaca senyap atau dalam hati adalah membaca tidak bersuara, tanpa gerakan bibir, tanpa gerakan kepala, tanpa berbisik, memahami bahan bacaan yang dibaca secara diam atau dalam hati, kecepatan mata dalam membaca tiga kata per detik, menikmati bahan bacaan yang dibaca dalam hati, dan dapat menyesuaikan kecepatan membaca dengan tingkat kesukaran yang terdapat dalam bahan bacaan itu. Pada dasarnya, tujuan pembelajaran membaca dibagi atas dua tujuan utama, yaitu tujuan behavioral dan tujuan ekspresif. Nurhadi (2004) tujuan behavioral disebut dengan tujuan tertutup ataupun tujuan intruksional, sedangkan tujuan ekspresif disebut dengan tujuan terbuka. Tujuan behavioral diarahkan pada kegiatan-kegiatan membaca, yaitu pemahaman makna kata, keterampilanketerampilan studi, dan pemahaman terhadap teks bacaan. Tujuan ekspresif diarahkan pada kegiatan-kegiatan, yaitu membaca pengarahan diri sendiri, membaca penafsiran atau membaca interpretatif, dan membaca kreatif. Dalam pembelajaran membaca, belajar membaca harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Menurut (Arini, dkk. 2007: 1) menyatakan, Bahasa yang dalam bahasa 5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Inggrisnya disebut language berasal dari bahasa latin yang berarti lidah. Lidah merupakan alat ucap yang paling sering digunakan daripada alat ucap yang lain. Secara universal pengertian bahasa ialah suatu bentuk ungkapan yang bentuk dasarnya ujaran. Ujaran inilah yang membedakan manusia dari makhluk lainnya. Bahasa disebut sebagai alat komunikasi karena fungsi bahasa sebagai penyatu keluarga, masyarakat, dan bangsa dalam segala kegiatannya. Dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa lambang bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Pendidikan bahasa Indonesia secara resmi telah diajarkan dari sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi, pendidikan bahasa Indonesia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kurikulum pendidikan nasional. Bahasa Indonesia merupakan alat komunikasi yang menjadi salah satu ciri khas bangsa Indonesia dan digunakan sebagai bahasa Nasional. Hal ini yang merupakan salah satu sebab mengapa bahasa Indonesia harus diajarkan pada semua jenjang pendidikan terutama di sekolah dasar karena merupakan dasar dari semua pelajaran. Selain itu, bahasa merupakan modal terpenting yang harus dimiliki setiap manusia. Membudayakan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sebaikanya dimulai dari sejak dini yaitu siswa sekolah dasar dengan jalan meningkatkan kemampuan membaca pemahaman agar dapat memahami semua materi pembelajaran khususnya muatan materi bahasa Indonesia. Kompetensi keterampilan bahasa Indonesia di sekolah dasar adalah segenap perubahan tingkah laku yang terjadi pada siswa dalam bidang berbahasa sebagai hasil mengikuti proses pembelajaran bahasa Indonesia. Kompetensi keterampilan yang biasanya dinyatakan dengan skor yang diperoleh dari satu tes yang diadakan setelah selesai mengikuti proses pembelajaran.
PTK ini dilaksanakan di SDN 2 Ubung dengan Subjek penelitian melibatkan siswa kelas IVA SDN 2Ubung, dengan jumlah 40 orang yang terdiri dari 21 orang siswa laki-laki dan 19 orang siswa perempuan. Objek Penelitian ini adalah penerapan metode survey, question, read, recide, and review untuk meningkatkan kompetensi keterampilan membaca siswa kelas IVA SDN 2 Ubung tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dan upaya untuk memecahkannya dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari tindakan tersebut (Wina Sanjaya, 2013:149). Dalam penelitian ini menggunakan PTK Pola Kolaboratif, pola ini biasanya inisiatif untuk pelaksanaan PTK tidak dari guru, akan tetapi dari pihak luar yang berkeinginan untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran. Guru hanya berperan sebagai anggota tim peneliti, yang berfungsi melaksanakan tindakan seperti yang dirancang oleh tim peneliti. Dengan demikian guru tidak memiliki kesempatan yang luas untuk melakukan tindakan, sebab baik perencanaan maupun bagaimana mengimplementasikan tindakan tidak ditentukan oleh guru sendiri, melainkan oleh tim peneliti (Wina Sanjaya,2013:160). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara bersiklus. Banyaknya siklus yang dilaksanakan sangat tergantung pada tingkat ketercapaian kriteria keberhasilan. Setiap siklus terdiri dari empat kali pertemuan, pertemuan pertama, kedua dan ketiga melaksanakan kegiatan pembelajaran dan pertemuan keempat yaitu tes kompetensi keterampilan bahasa Indonesia. Adapun model yang dipilih dalam penelitian ini adalah model PTK menurut Kurt Lewin. Model ini adalah model yang mendasari model-model lainnya yang berangkat dari model action research. Wina (2013:154) menjelaskan bahwa ada
METODE
6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
empat hal yang harus dilakukan dalam proses penelitian tindakan yakni perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.. Dalam penelitian ini metode tes digunakan pada setiap akhir pembelajaran dengan menggunakan tes untuk mengetahui peningkatan kompetensi kererampilan membaca pada bahasa Indonesia melalui penerapan metode SQ3R. Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturanaturan yang sudah ditentukan (Arikunto,2013:67).
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini menggunakan dua teknik yaitu tes keterampilan membaca dengan membaca nyaring dan tes pemahaman isi bacaan dengan memberikan soal berupa esai. Soal – soal bentuk esai jumlahnya 5 – 10 butir soal dalam waktu kira – kira 90 menit. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa tes esai menuntut siswa untuk dapat mengingat – ingat dan mengenal kembali, terutama harus mempunyai daya kreativitas yang tinggi (Arikunto, 2013: 177). Sedangkan dalam membaca nyaring ada empat hal yang akan dinilai yaitu pelafalan, intonasi, kelancaran dan nada.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pada tahap pra siklus peneliti mendapatkan informasi masih banyak siswa yang hasil belajar muatan materi Bahasa Indonesia masih kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sebelum dilaksanakan penelitian tindakan pada siklus I, terlebih dahulu dicatat keadaan kelas untuk dapat dibandingkan dengan keadaan setelah dilaksanakan penelitian. Hal itu dilakukan untuk lebih menguatkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan. Rata-rata presentase kompetensi keterampilan membaca adalah 65,78 dan ketuntasan belajarnya hanya 15% . Dari data tersebut diketahui bahwa kompetensi keterampilan membaca pada bahasa Indonesia siswa sebesar 65,78%. Dengan melihat hasil tersebut maka tingkat hasil belajar siswa kelas IVA SDN 2 Ubung tergolong sedang. Hasil penelitian pada siklus I diperoleh Ratarata persentase kompetensi keterampilan membaca siswa adalah 69,98 dan ketuntasan belajarnya sebesar 47,5%. Dari data tersebut diketahui bahwa kompetensi keterampilan membaca pada bahasa Indonesia siswa sebesar 69,98%. Dengan melihat hasil tersebut maka tingkat hasil belajar siswa kelas IVA SDN 2 Dangin Ubung pada siklus I tergolong sedang. Dilihat dari dari hasil belajar siswa terhadap pelaksanaan tindakan pada siklus I, terlihat adanya berbagai kekurangan maupun kendala-kendala
yang muncul dalam proses pelaksanaannya baik yang dialami oleh guru, peneliti maupun siswa. Kendalakendala tersebut disebabkan oleh beberapa hal yaitu: 1) Secara umum proses pembelajaran belum berjalan secara optimal sesuai dengan rencana peneliti, hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan. Siswa masih terbiasa dengan pola belajar lama, hal ini menuntut siswa agar belajar beradaptasi dengan pola belajar baru. 2) Siswa masih belum bisa memberikan simpulan dari materi yang telah dipelajari. Berdasarkan refleksi terdapat berbagai kendala-kendala yang perlu didiskusikan oleh guru dan peneliti dalam kegiatan refleksi untuk dirumuskan solusi. Solusi yang dilakukan adalah sebagai berikut. 1) Sebelum melaksanakan tindakan pada siklus II siswa diberikan penjelasan tentang kegiatan atau proses pembelajaran yang akan diterapkan, agar siswa mengetahui dan memiliki kesiapan dalam melakukan kegiatan proses pembelajaran dengan penerapan metode SQ3R. 2)Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang untuk membuat kesimpulan dan memberikan bimbingan serta perhatian yang lebih kepada siswa aktif mengikuti pembelajaran di kelas. 3) Memberikan penghargaan berupa sanjungan atau tepuk tangan kepada siswa yang mampu
7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
mengikuti dan menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik. Hasil penelitian pada siklus II, diperoleh rata-rata persentase hasil belajar siswa adalah 81,55 dan ketuntasan belajarnya sebesar 80%,artinya dari data tersebut diketahui bahwa sebanyak 8 dari 40 siswa yang belum mencapai ketuntasan klasikal yang ditetapkan yaitu 80%. Dari hasil belajar bahasa Indonesia siswa sebesar 81,55%
maka tingkat hasil belajar siswa kelas IVA SDN 2 Ubung pada siklus II tergolong tinggi. Dengan demikian, hal-hal yang menjadi permasalahan pada siklus I dapat dipecahkan pada siklus II. Peningkatan kompetensi keterampilan membaca pada bahasa Indonesia siswa kelas IVA SDN 2 Ubung dari pra siklus sampai dengan siklus II dapat dilihat pada grafik sebagai berikut.
Kompetensi Keterampilan Membaca
100,00% 81,63% 80,00%
65,78%
60,00%
80%
69,98% Kompetensi Keterampilan Membaca
47,50%
40,00% 20,00%
Ketuntasan Klasikal 15%
0,00% Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Gambar 4.1 DiagramPeningkatan Kompetensi Keterampilan Membaca Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV A SDN 2 Ubung Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II Berdasarkan temuan-temuan yang diuraikan sebelumnya, dalam penelitian ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan kompetensi keterampilan membaca pada bahasa Indonesia setelah diterapkannya metode survey, question, read, recite and review. Pada siklus I diperoleh rata-rata hasil belajar 69,98%, ketuntasan belajar 47,5%, dan tingkat hasil belajar sebesar yang tergolong sedang. Tingkat hasil belajar siswa tergolong sedang, disebabkan oleh beberapa hal yaitu: Secara umum proses pembelajaran belum berjalan secara optimal sesuai dengan rencana peneliti, hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan. Siswa masih terbiasa dengan pola belajar lama, hal ini menuntut siswa agar belajar beradaptasi dengan pola belajar baru dan siswa masih belum bisa memberikan simpulan dari materi yang telah dipelajari. Berdasarkan hasil pengamatan seperti yang dipaparkan di
atas, maka perlu dicarikan solusi dengan cara berkonsultasi dengan guru pengajar serta melakukan pendekatan dengan para siswa. Dengan cara ini diharapkan kendala-kendala yang ada dapat teratasi sehingga dapat menunjukkan hasil yang lebih baik sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah melibatkan seluruh siswa dalam proses pembelajaran dan penggunaan metode SQ3R lebih dioptimalkan. Pada siklus II diperoleh rata-rata hasil belajar siswa sebesar 81,63% dan ketuntasan belajar 80%, serta tingkat hasil belajar yang tergolong tinggi. Hal ini disebabkan siswa telah terbiasa dengan metode SQ3R, yaitu membangun pengetahuannya sendiri sertadapat menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Dengan demikian terjadi peningkatan dari pra siklus, siklus I dan siklus II, Peningkatan ini menunjukkan bahwa pembelajaran penerapan metode SQ3R dapat meningkatkan kompetensi 8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
keterampilan membaca siswa pada bahasa Indonesia siswa kelas IVA SDN 2 Ubung, peningkatan tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Miftahul Huda (2013) metode SQ3R adalah salah satu teknik membaca untuk memahami isi bacaan yang menggunakan langkah – langkah secara sistematis dalam pelaksanannya. Metode SQ3R merupakan suatu kaidah membaca yang memerlukan seseorang mempersoalkan kesesuaian maklumat yang terdapat dalam suatu bahan yang dibaca dengan tugasan yang perlu diselesaikan. Pada dasarnya, tujuan menggunakan teknik SQ3R ini untuk mempermudah pembaca memahami isi bacaan yang dibacanya.
pelajaran, berlatih mengerjakan tugastugas dan latihan guna meningkatkan kompetensi keterampilan khususnya muatan materi bahasa Indonesia. 2) Kepada calon guru SD disarankan untuk menerapkan metode SQ3R pada muatan materi bahasa Indonesia di kelas sebagai suatu alternatif metode pembelajaran dalam upaya meningkatkan kompetensi keterampilan siswa. 3) Kepada guru SD disarankan untuk menerapkan metode SQ3R pada muatan materi bahasa Indonesia di kelas sebagai suatu alternatif metode pembelajaran dalam upaya meningkatkan kompetensi keterampilan siswa. DAFTAR PUSTAKA Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: PT Refika Aditama.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disajikan, dapat disimpulkan penerapan metode survey, question, read, recite and review dapat meningkatkan kompetensi keterampilan membaca pada bahasa Indonesia siswa kelas IV A SDN 2 Ubung. Pada pelaksanaan tindakan siklus I diperoleh presentase rata-rata hasil belajar siswa 69,98% dengan kategori sedang dan ketuntasan secara klasikal pada pelaksanaan tindakan siklus I adalah 47,5%. Setelah dilaksanaan tindakan pada siklus II, diperoleh data kompetensi keterampilan membaca siswa yang meningkat 81,63% dengan kriteria tinggi dan ketuntasan secara klasikal meningkat pada siklus II menjadi 80%. Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan metode SQ3R yang dilakukan dengan benar, dapat meningkatkan kompetensi keterampilan membaca pada bahasa Indonesia siswa kelas IVA SDN 2 Ubung tahun ajaran 2015/2016. Berdasarkan simpulan di atas, dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut : 1) Kepada siswa, dalam mengikuti pembelajaran di kelas seharusnya lebih ditingkatkan dalam menemukan sendiri pengetahuan atau permasalahan yang disampaikan oleh guru yang berperan sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran, siswa harus lebih banyak membaca buku
Agung, A.A Gede. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Arini, dkk. 2007. Materi dan Metodelogi Dasar Bahasa Indonesia.Singaraja : UNDIKSHA. Dalman, H. 2010. Mata Kuliah: Membaca. Bandar Lampung: Universitas Muhammadiyah Lampung Press. Dalman, H. 2013. Keterampilan Membaca. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah. 1985. Buku Pedoman Penulisan Soal (Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional Tahun Ajaran 1985/1986. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Huda, Miftahul. 2013. Model – model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Mas
Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Santosa, Puji. 2008. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka. Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta : Kencana Prenanda Media Grup.
Padmini, Ida Ayu Putu. 2012. Peningkatan Kemampuan Memahami Isi Bacaan Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Penerapan SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, and Review) Siswa Kelas V SD No. 4 Panji Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi (tidak diterbitkan). Singaraja: Undiksha.
Suyanto. 1996. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yogyakarta: IKIP Yogyakarta. Tampubolon, D. P. 1990. Kemampuan Membaca: Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung: Angkasa.
Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Rosdakarya.
Tarigan, H. G. 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Mustakim. 1994. Membina Kemampuan Berbahasa Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Nurhadi. 2004. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca. Bandung: Sinar Baru Algessindo. Rahim,
-------.
1994. Membaca Bandung: Angkasa.
Ekspresif.
-------.
2008. Membaca. Angkasa.
Bandung:
Universitas Pendidikan Ganesha. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir. Singaraja: UNDIKSHA
Farida. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Rofi’uddin, Ahmad. 1999. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Jakarta: Depdikbud. Saddhono, Kundharu. 2012. Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Bandung: CV. Karya Putra Darwati. Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. Santika, Dian. 2012. Penerapan Metode Bermain dengan Media Kartu Huruf Berwarna Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pada Siswa Kelas I Semester II SD No. 1 Seririt. Skripsi (tidak diterbitkan). 10